• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP BACK PAIN MYOGENIK PADA ATLET BALAP SEPEDA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YUSUF AZIS NUGROHO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP BACK PAIN MYOGENIK PADA ATLET BALAP SEPEDA NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: YUSUF AZIS NUGROHO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE

TERHADAP BACK PAIN MYOGENIK PADA ATLET BALAP SEPEDA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: YUSUF AZIS NUGROHO

NIM: J 110060003

PROGRAM STUDI DIV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

(2)
(3)

3 ABSTRAK

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI, 2013

YUSUF AZIZ NUGROHO

“PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP BACK PAIN MYOGENIK PADA ATLET BALAP SEPEDA”

(Dibimbing oleh: Totok Budi S, SST.Ft., MPH dan Agus Widodo SST.Ft, M.Fis)

Bagian yang tidak lepas dari permasalahan pesepeda adalah permasalahan core stability, core stability sendiri adalah stabilitas kerja pada tulang belakang, pelvis, gluteus dan otot-otot abdominal. Bersepeda berkaitan dengan gangguan pada otot diagfragma, otot punggung belakang dan pelvis.

Core stability exercise adalah program dimana didalamnya memberikan bentuk latihan dengan adanya peregangan / stretching dan penguatan / strengthening pada bagian core antara pelvis dan vertebra.

penelitian ini menggunakan penelitian komparatif, dengan menggunakan pendekatan Quasi Eksperimental dan desain One group pre and post test groups desain. Di di klub OSB (Onthel Speed Boyolali), sampel berjumlah 24 orang diambil melalui metode Purposive sampling. Kedua kelompok sampel tersebut diukur derajat nyeri menggunakan Visual Descriptive Scale (VDS) kemudian dianalisa dengan uji statistik.

Uji normalitas Shapiro-Wilk untuk derajat nyeri dengan hasil p < 0,05 yang berarti distribusi data tidak normal,maka di uji Analisis data menggunakan Wilcoxon test. Dari hasil uji tersebut menunjukkan adanya hubungan penurunan nyeri pada klub sepeda di Boyolali setelah diberikan core stability exercise dengan p<0,05. Pada uji beda pengaruh mendapatkan hasil bahwa core stability

exercise benar-benar berpengaruh dibandingkan dengan kelompok control.

Diharapkan akan adanya penelitian selanjutnya dengan menambah jumlah variabel guna memperluas penelitian ini.

Kata kunci : core stability exercise, core stability, Nyeri myogenic,

(4)

4

Balap Sepeda sebetulnya sudah cukup lama dikenal di Indonesia, bahkan jauh sebelum Perang Dunia II sudah ada beberapa pembalap sepeda yang dibiayai oleh kaum pengusaha : seperti perusahaan Tropical, Triumph, Hima, Mansonia dan lain-lain. Mereka dapat dikategorikan sebagai pembalap sepeda profesional. Padahal waktu itu masih jaman penjajahan Belanda. Memang perkembangan balap sepeda di Indonesia terbilang cukup pesat (Soeroso, 2009).

Balap Sepeda termasuk cabang olahraga yang diperlombakan dalam PON ke II, Ikatan Sport Sepeda Indonesia atau disingkat ISSI baru didirikan tepat pada hari peringatan Kebangkitan Nasional pada tanggal 20 Mei 1956 di kota Semarang. Sebelum itu di tahun 1951, beberapa daerah sudah memiliki perkumpulan-perkumpulan Balap Sepeda, seperti : Yogyakarta, Solo, Surabaya, Semarang, Jakarta, Medan, Manado dan Bandung.

Bersepeda memang menjadi salah satu olahraga yang menyehatkan, hingga akhirnya masuk kedalam salah satu cabang olahraga dalam PON ke II, tetapi bersepeda juga memiliki resiko dalam melakukannya, baik oleh faktor dari luar berupa kecelakaan dalam bertanding maupun faktor dari dalam berupa fatique overuse maupun kesalahan dalam postur yang tidak sesuai dengan bentuk sepeda, perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang olahraga balap sepeda memberikan informasi bahwa bersepeda dengan posisi yang tidak ergonomis akan menimbulkan permasalahan-permasalahan berupa penurunan dalam pencapaian nilai maksimal atau bisa juga menyebabkan gangguan dalam bentuk postur hingga mengakibatkan rasa nyeri. untuk

(5)

5

menentukan ukuran frame biasanya dijadikan perhitungan kasar sebagai penentu ukuran frame sepeda anda. Tetapi tidak mutlak, karena untuk memastikan kecocokan sepeda anda harus diukur dari panjang kaki, panjang tangan dan panjang pungung si pengendara. Tentu akan sulit membuat sepeda yang benar benar pas dengan badan pengendara. Dengan pembagian ukuran frame sepeda dibawah ini, sedikitnya sudah mendekati kecocokan dari badan pengendara dengan sepedanya. Setidaknya frame sepeda akan lebih mendekati kenyamanan dibandingkan kesalahan dalam membeli sepeda yang terlalu kecil atau terlalu besar (Salma, 2011).

Bagian yang tidak lepas dari permasalahan pesepeda adalah permasalahan core stability, core stability sendiri adalah stabilitas kerja pada tulang belakang, pelvis, gluteus dan otot-otot abdominal. Bersepeda berkaitan dengan gangguan pada otot diagfragma, otot punggung belakang dan pelvis, pada saat kaki dalam posisi fleksi secara tidak langsung akan menciptakan tekanan pada daerah abdominal pada seorang pesepeda, dan hal ini tentunya akan menjadikan tekanan tersebut mengganggu pola pernafasan dikarenakan oleh berat tekanan dalam abdominal. Gangguan pada vertebra sendiri terjadi pada masalah beban tumpu yang berubah menjadi lebih ke anterior dan membukanya space intravertebra posterior lebih lebar (Coy, 2012).

Nyeri punggung menurut Clarsen dkk (2010) meupakan penyakit yang sering di alami oleh pembalap sepeda, dalam penelitiannya 45% pembalap sepeda profesional mengalami gangguan nyeri punggung bawah dan 20% mengurangi aktivitas bersepeda untuk memulihkan kondisi nyeri punggung

(6)

6

bawahnya. Bersepeda memang sangat erat berhubungan dengan posisi menekuk tulang belakang (flexed spinal position) dengan tujuan agar dapat melihat jarak depan dengan pandangan lebih luas agar sebanding dengan kecepatan yang dikeluarkan dan juga membantu dalam peningkatan sistem aerodinamis dengan tujuan menurunkan beban hambatan. Tetapi konsekuensi yang biasanya muncul dalam posisi ini adalah posisi lumbal menjadi cenderung kifosis dimana akan menyebabkan nyeri punggung bawah mekanik pada akhirnya, nyeri punggung juga bisa disebabkan oleh ukuran sepeda yang tidak pas, ukuran sepeda yang tidak pas dapat menyebabkan cepatnya muncul rasa capek, pengendalian sepeda yang susah, dan pada akhirnya akan mempengaruhi kecepatan yang dihasilkan (Marsden et al., 2010).

Fisioterapi sebagai salah satu bagian kesehatan dimana didalam kesehatan mempunyai andil penting dalam membantu penanganan permasalahan tersebut, baik dengan terapi preventif sekalipun. Core stability exercise adalah program dimana didalamnya memberikan bentuk latihan dengan adanya peregangan (stretching) dan penguatan (strengthening) pada bagian core antara pelvis dan vertebra, core stability sangat diperlukan pada pembalap sepeda karena pada dasarnya bahwa pembalap sepeda mengalami posisi statis yang lama dengan membungkuk yang pada akhirnya akan mempengaruhi posisi core (Hall, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Marsden dkk (2010) Lower back pain in cyclists: A review of epidemiology, pathomechanics and risk factors.

(7)

7

Menemukan bahwa bersepeda berpeluang menciptakan munculnya Low Back Pain. Penelitian oleh Salai (1999) Effect of changing the saddle angle on the incidence of low back pain in recreational bicyclists menyatakan bahwa posisi ergonomis tubuh yang dihasilkan oleh ukuran sepeda yang tidak sesuai menyebabkan munculnya Low Back Pain.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh pemberian core stability exercise terhadap penurunan nyeri back pain myogenik pada anggota klub balap sepeda.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh pemberian core stability terhadap nyeri back pain myogenik pada klub OSB (Onthel Speed Boyolali).

3. Landasan Teori 1. Balap Sepeda

a. Definisi Balap Sepeda

Balap sepeda adalah sebuah cabang olahraga yang berkembang dari sebuah aksi mobilisasi manusia dengan mengendarai sepeda, berkembangnya kebutuhan akan fungsi akhirnya mempengaruhi desain dan model sepeda, berbagai macam model sepeda dari sepeda pos, sepeda untuk tentara dan sepeda untuk polisi kota pun berstruktur dan berbentuk rangka yang berbeda-beda sesuai kebutuhan.

Pengertian balap sepeda adalah sebuah perlombaan untuk mencapai tujuan batas akhir finish dalam waktu secepat-cepatnya dengan

(8)

8

mengenggunakan sepeda. Balap sepeda sendiri terdiri dari berbagai macam jenis, ada balap sepeda marathon, tour de france, sepeda gunung, trail, dan speed (Soeroso, 2009).

b. Frame pada sepeda balap

Ukuran yang tepat dan pas harus menjadi pertimbangan yang utama pada pemilihan sepeda. Pada akhirnya sepeda sebagus dan semahal apapun tidak akan sesuai dengan si pengendara jika terlalu besar atau terlalu kecil, pengkuran antara frame dan ukuran tubuh menjadi penting pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran frame sepeda yang pas agar nyaman dalam bersepeda. Frame terlalu besar atau terlalu kecil sangat tidak nyaman untuk dikendarai sehari -hari kecuali untuk kepentingan khusus misal freestyle, trial atau olahraga ekstrim. Variabel yang digunakan dalam pengukuran frame adalah tinggi badan dan inseam atau pangkal paha ke tanah.

c. Permasalahan kesehatan pada pembalap sepeda Permasalahan pada pembalap sepeda antara lain : 1) Overuse Injuries

Permasalahan overuse injuries adalah dikarenakan pemakaian secara berlebihan dalam pemakaian, tenaga yang dikeluarkan melebihi periode kerja normal dari otot menjadikan kelelahan metabolisme dan bahkan terkadang hal ini menyebabkan adanya laserasio dari otot, menurut Hutson dalam penelitiannya Cycling Injuries – Treatment and prevention (2010) membagi nyeri kedalam 4 tingakatan yaitu a) Grade 1 dimana nyeri dirasakan setelah

(9)

9

melakukan latihan, b) Grade 2 rasa nyeri dirasakan sebelum dan sesudah latihan, c) Grade 3 rasa nyeri dirasakan hingga satu hari setelah latihan dan d) Grade 4 rasa nyeri hampir dirasakan setiap hari.

2) Nyeri Leher

Nyeri leher pada pembalap sepeda sering kali terjadi, rasa nyeri pada leher bagian belakang menciptakan gangguan sakit kepala, rasa pusing dan menyebabkan adanya gangguan sensasi bagian lengan dan tangan pada atlit balap sepeda. Nyeri leher pada pembalap sepeda biasanya dikarenakan faktor terlalu lama mengekstensikan leher untuk melihat medan yang akan dilewati, mempertahankan posisi dalam waktu lama tentunya akan mengakibatkan rasa lelah, kurangnya suplai aliran darah dan nutrisi sehingga akan menyebabkan spasme otot, penjepitan ini akan berakibat adanya penurunan suplai oksigen dan darah kedalam otak, sehingga akan menyebabkan munculnya sakit kepala (Aspuld, 2009).

3) Nyeri Punggung bawah

Nyeri punggung menurut Clarsen dkk (2010) meupakan penyakit yang sering di alami oleh pembalap sepeda, dalam penelitiannya 45% pembalap sepeda profesional mengalami gangguan nyeri punggung bawah dan 20% mengurangi aktivitas bersepeda untuk memulihkan kondisi nyeri punggung bawahnya. Bersepeda memang sangat erat berhubungan dengan posisi menekuk tulang belakang (flexed spinal position) hingga sudut lebih dari 140° dengan tujuan agar dapat melihat jarak depan dengan pandangan lebih luas agar sebanding dengan kecepatan yang dikeluarkan dan juga membantu

(10)

10

dalam peningkatan sistem aerodinamis dengan tujuan menurunkan beban hambatan. Tetapi konsekuensi yang biasanya muncul dalam posisi ini adalah posisi lumbal menjadi cenderung kifosis dimana akan menyebabkan nyeri punggung bawah myogenik pada akhirnya (Marsden et al., 2010).

d. Patofisiologi nyeri punggung bawah

Pada kondisi nyeri punggung bawah pada pembalap sepeda umumnya otot ekstensor punggung bawah lebih lemah dibanding otot fleksor, sehingga tidak kuat mengangkat beban. Otot sendiri sebenarnya tidak jelas sebagai sumber nyeri, tetapi muscle spindles jelas diinervasi sistem saraf simpatis. Dengan hiperaktifitas kronik, muscle spindles mengalami spasme sehingga mengalami nyeri tekan. Perlengketan otot yang tidak sempurna akan melepaskan pancaran rangsangan saraf berbahaya yang mengakibatkan nyeri sehingga menghambat aktivitas otot (Soedomo, 2001).

Ketika ada aktivitas pekerjaan maka kedua faktor di atas akan menimbulkan hipoksia dan ischemic dalam sel otot yang akhirnya mengakibatkan penurunan pH lokal dan keluarnya substansi-substansi yang dapat menstimulasi aktivitas nociceptor otot dan dorsal horn medulla spinalis. Aktivitas nociceptor ini akan menimbulkan spasme, allodynia, hiperasthesia, dan mekanik hiperalghesia baik lokal maupun rujukan yang merupakan tanda khas miofasial sindrom (Subiyono, 2008).

Posisi membungkuk dengan hip dalam posisi fleksi meningkatkan tekanan abdominal pada pembalap sepeda, tekanan abdominal menjadikan kontraksi pernafasan berpindah pada otot-otot perut. Posisi membungkuk

(11)

11

dalam posisi yang lama akan mempengaruhi bentuk dari cuva / lengkung vertebra yang berakibat munculnya peluang untuk terjadi gangguan keseimbangan postural dan permasalah nyeri punggung belakang karena kontraksi statik (Alacid et al, 2011).

e. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala nyeri punggung bawah adalah penurunan kekuatan otot yang berlangsung secara tiba-tiba. Penurunan ini secara klinis sangat berkaitan dengan trigger point dalam otot tersebut. Ketika trigger point berhasil dinonaktifkan maka kekuatan otot secara instan akan kembali putih. Penurunan kekuatan yang khas ini diduga akibat inhibisi komponen motorik yang reversible dan berasal dari level medulla spinalis (Hall, 2010).

f. Anatomi pada anggota klub balap sepeda

Permasalahan dari posisi pesepeda adalah penekanan pada anterior disck vertebra, pembebanan pada discus vertebra berpindah ke anterior hal ini akan membuka pada space disck pada bagian posterior dan akhirnya akan membuka peluang penguluran ligamen intervertebra dan pada akhirnya menjadi salah satu pemicu munculnya nyeri punggung bawah. Penekanan pada lumbal dengan posisi vertebra secara fleksi akan mengakibatkan pula pada perubahan posisi pelvic, perubahan posisi pelvic akan menyebabkan komponen keseimbangan axis tubuh menjadi berubah dan pada akhirnya akan mengurangi keefisienan dalam meningkatkan kestabilan dan kecepatan (Hall, 2011).

(12)

12 a.Definisi core stability exercise

Core stability exercise adalah program dimana didalamnya memberikan bentuk latihan dengan adanya peregangan / stretching dan penguatan / strengthening pada bagian core antara pelvis dan vertebra, core stability sangat diperlukan pada pembalap sepeda karena pada dasarnya bahwa pembalap sepeda mengalami posisi statis yang lama dengan membungkuk yang pada akhirnya akan mempengaruhi posisi keseimbangan (Roth, 2010).

4. Metode Penelitian

Jenis penelitian adalah survei / observasional, dengan metode analitik case, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan antara faktor-faktor resiko dan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat dengan mengumpulkan dua kelompok sampel untuk dikorelasikan, dengan pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel dengan berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan terhadap elemen populasi target yang yang disesuaikan dengan tujuan penelitian dengan jumlah sampel tertentu tanpa pengambilan secara acak.

5. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nyeri Low Back Pain pada pesepeda di klub OSB (Onthel Speed Boyolali) di Boyolali. Penurunan nyeri Low Back

(13)

13

Pain Myogenik diukur menggunakan VDS, dengan hasil dalam penjaringan sampelyang memenuhi kriteria sebanyak 24 sampel.

6. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisa dan perhitungan uji statistik, dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:

Ada pengaruh core stability exercise terhadap penurunan nyeri Low Back Pain Myogenik pada club sepeda klub OSB (Onthel Speed Boyolali).

7. Saran

Memberikan penjelasan bahwa memakai sepeda dengan ukuran frame yang tepat dapat mengurangi terjadinya nyeri punggung, sedangkan dalam hasil penelitian yang lebih baik terhadap permasalahan kesehatan pada penggunaan sepeda baik fungsional secara umum maupun permasalahan nyeri pada khusunya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden dan memperpanjang waktu penelitian atau menambah variabel-variabel penunjang. Hal lain yang berperan penting dalam kemajuan suatu penelitian adalah kerjasama baik secara komunikasi maupun penerapan ilmu antara fisioterapis satu dengan fisioterapis lainnya dan fisioterapis dengan pasien.

(14)

14

Alacid Fernando, José M. Muyor, Pedro A. López-Miñarro. 2011. Spinal Postureof Thoracic And Lumbar Spine And Pelvic Tilt In Highly Trained Cyclists. Department of Physical Education, Faculty of Education, University of Almería, Spain Department of Physical Education, Faculty of Education, University of Murcia, Spain Department of Physical Activity and Sports, Faculty of Sport Sciences, University of Murcia, Spain. ©Journal of Sports Science and Medicine (2011) 10, 355-361http://www.jssm.org.

Asplund. 2009. Neck Pain In Cyclists Can Be Prevented With Good Posture &Technique. Exercise For Neck Pain Works, Study Shows | Main Natural Treatments for Headaches and Neck Pain. Diakses pada 28 juli 2012.

Bachsin, Rudy. 2010. Menentukan Ukuran Frame Sepeda Untuk Tubuh Anda. Dikutip dari Sumber: www.ebicycle.com, www.sharetheroad.org. di akses 27 Agustus 2012.

Clarsen, Benjanim, et al. (2010). Overuse Injuries in Professional Road Cyclists. American Journal of Sports Medicine vol23, (6) 451-234. Clinical Biomechanics, 16 (1) 28-37.

Coy Dannenberg. 2012. Predictors Of Injury Among 2000 Cyclists In A Recreational Long-Distance Bicycle Tour: American Journal of Sports Medicine 24, 747-53. Cycle across Maryland.

Hall, Timothy. 2011. Is Reduced Range Of Movement In The Lumbar Spine correlated With Non Specific Chronic Lower Back Pain Inroad Cyclists?. Submitted in partial fulfilment of BSc (Hons) Physiotherapy. Sheffield Hallam University Faculty of Health and Wellbeing.

Hutson, Warren. 2010. Cycling Injuries – Treatment And Prevention. www.sportex.net. ‘Sports Massagein Cycling’- Article in sport EX health issue 14. Manchester Metropolitan University.

Marsden, Mandy And Schwellnus, Martin. 2010. Lower Back Pain In Cyclists:A Review Of Epidemiology, Pathomechanics And Risk Factors. InternationalSportsMedJournal, 11 (1), 216-225.

Roth, Trist Wisbey. 2010. The Importance of Core Strength In Cycling. Masters Sports Physiotherapy (AIS/UC). Past Australian Cycling Team/Olympic Physiotherapist.

(15)

15

Saedomo. 2002. Low back pain (LBP): physical therapy approach, Klinik Remautologi, temas de reumatologia clínica - vol. 2 – no 1 - março/2001.

Salai. 1999. Clinical Diagnostic Approach To Low Back Pain In Athletes. Int J SportsMed ;1(4): [about 13 p]. Available from:http://www.ismj.com.

Salma, Eca. 2011. Tidak Nyaman Ketika Bersepeda Jarak Jauh, Inilah Penyebabnya. Media berita sepeda Indonesia. www.zonasepeda.com. di akses pada 28 Juli 2012.

Soeroso. 2009. Sejarah Sepeda Indonesia. Media berita sepeda Indonesia. www.zonasepeda.com. di akses pada 28 Juli 2012.

Vitriana. 2001. Aspek anatomi dan biomekanik tulang lumbosakral dalam hubungannya dengan nyeri pinggang. Smf rehabilitasi medic fk unpad/rsup dr.hasan sadikinfk ui/rsupn dr.cipto mangunkusumo.

Referensi

Dokumen terkait

Penyidik, Penuntut Umum, atau Hakim untuk keperluan proses peradilan dapat mengambil minuta akta dan/atau surat surat yang dilekatkan pada minuta akta atau

Tesis yang berjudul “ PERUBAHAN NILAI-NILAI TENUN LURIK DI KECAMATAN CAWAS, KEBUPATEN KLATEN (Studi Kasus di Desa Tlingsing dan Desa Mlese)” ini adalah karya penelitian

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Chaer (1993: 130-131) jika seseorang tidak dapat berpikir dengan baik dan tidak dapat berbahasa dengan baik, maka konsep yang

Muhammadiyah Surakarta, 2012.53 Halaman. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling penting dan utama. Dalam pemakaiannya, bahasa dibedakan menjadi dua macam yaitu bahasa

Hal ini dapat menjadi masukan atau saran bagi pihak Rumah Makan Carita agar dapat meningkatkan dan memperbaiki kinerja dari ketiga atribut tersebut karena sebagian besar

Pengukuran kinerja dengan menggunakan IT Balanced Scorecard yang terdiri dari empat perspektif, yaitu perspektif kontribusi perusahaan, perspektif orientasi pengguna, perspektif

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menunjukan jangkauan layanan fasilitas kesehatan yang ada di kota Surakarta berdasarkan jarak antar titik

Untuk mengetahui perbedaan kinerja antara sistem Ad1Sys 2.94 dengan Ad1Sys Online dan tingkat kepuasan penggunanya terhadap sistem Ad1Sys Online, maka dilakukan penelitian ini..