• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PARASIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1 PARASIT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA DI SD NEGERI 01 SIMBARWARINGIN KECAMATAN TRIMURJO

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Tanjung Karang

OLEH :

LILY ZAMALIA SEPTIANA 12340101

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan pembukaan UUD Republik Indonesia tahun 1945 yang ditandai olehpenduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki perilaku sehat, serta kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya (UU RI No.36 Tahun 2009).

Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial tidak hanya bebas dari penyakit, sedangkan sakit adalah suatu keadaan badan dimana fungsinya terganggu sehingga tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Manusia adalah makhluk yang rentan terhadap penyakit. Karena lemahnya pertahanan tubuh maka penyakit akan mudah masuk kedalam tubuh. Faktor penyebab penyakit pada manusia adalah faktor pola hidup (pola makan, minum, olahraga, istirahat, dll), faktor keturunan dan faktor mikroorganisme (virus, jamur, bakteri dan parasit).

Lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang didukung oleh fasilitas-fasilitas kesehatan lingkungan di masyarakat, seperti tersedianya jamban keluarga, MCK (tempat mandi, cuci dan kakus), air bersih, makanan yang bergizi,

(3)

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, kuratif dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan. Perkembangan ini tertuang ke dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) pada tahun 1982 yang selanjutnya disebutkan ke dalam GBHN 1988 sebagai tatanan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan (UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009).

Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada penduduk Indonesia, salah satunya adalah cacing perut yang ditularkan melalui tanah. Prevalensi kecacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi. Prevalensi Ascaris lumbricoides masih cukup tinggi sekitar 60-90%, sedangkan Trichuris trichiura berkisar 30-90% dan cacing tambang berkisar 30-50% (Supali, 2008).

Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena prevalensi kecacingan tersebut di Indonesia masih tinggi terutama kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah atau yang disebut Soil Transmitted Helminths. Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichura) (Depkes RI, 2006).

(4)

jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya (Tjandra, 2010).

Banyak dampak yang dapat ditimbulkan akibat infeksi cacing. Cacingan mempengaruhi pemasukan (intake), pencernaan (digestif), penyerapan (absorbsi), dan metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing dapat menimbulkan kerugian zat gizi berupa kalori dan protein serta kehilangan darah (anemia). Selain dapat menghambat perkembangan fisik, kecerdasan dan produktifitas kerja, dapat menurunkan ketahanan tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2006).

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agus Setia Budi tahun 2008 pada siswa SDN 02 Keteguhan Teluk Betung Barat didapatkan 4,11% telur Ascaris lumbricoides dan 2,74% Trichuris trichiura. Pada penelitian Helda Jayanti di SDN 04 Kelapa Tujuh Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara didapatkan 68,75% telur Ascaris lumbricoides dan 12,5% Trichuris trichiura.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan penyakit cacingan lebih banyak menyerang pada anak - anak sekolah dasar / MI dikarenakan aktifitas mereka yang lebih banyak berhubungan dengan tanah.

(5)

rendah, sanitasi yang buruk, kondisi sosial ekonomi yang rendah serta kepadatan penduduk.

Anak-anak yang jauh dari pantauan orangtuanya dapat menyebabkan penularan secara terus menerus karena hal tersebut sudah menjadi kebiasaan mereka. Keadaan ini juga didukung oleh ekonomi penduduk yang rendah, banyak terdapat rumah penduduk yang berlantai tanah sehingga memungkinkan terinfeksi nematoda usus yang ditularkan melalui tanah.

(6)

Sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian tentang infeksi kecacingan pada siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, maka untuk menegakkan diagnosis pasti adanya infeksi kecacingan terutama Soil Transmitted Helminths diperlukan pemeriksaan laboratorium dari bahan pemeriksaan feses.

Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis ingin melakukan penelitian tentang “Gambaran Infeksi Soil Transmitted Helminths Pada Siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat telur Soil Transmitted Helminths pada feses siswa SDN

01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah? 2. Berapa persentase infeksi telur Soil Transmitted Helminths pada feses

siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Parasitologi. Penelitian ini dibatasi pada pemeriksaan feses menggunakan metode langsung dengan ditemukannya telur cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Cacing tambang pada siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

1.4 Tujuan Penelitian

(7)

1. Mengetahui adanya telur Soil Transmitted Helminths pada feses siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah

2. Mengetahui persentase infeksi telur Soil Transmitted Helminths pada feses siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi kepada masyarakat melalui puskesmas setempat mengenai infeksi kecacingan terutama pada siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

2. Memberikan informasi kepada orang tua dan sekolah untuk memperhatikan kebersihan siswa SDN 01 Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah.

Referensi

Dokumen terkait

Kata demi kata yang dijelaskan pada definisi operasional di atas, maka ruang lingkup pembahasan skripsi ini meliputi persepsi pemustaka terhadap koleksi

dari segi jarak, waktu dan frekuensi pengiriman. Jika sebuah stasiun kerja yang lokasi nya berjauhan dengan lokasi stasiun kerja lainnya, maka dapat menyebabkan waktu

Panel DPR Dukung Warjiyo sebagai Gubernur BI Pertumbuhan PDB AS Sebesar 2,9% pada 4Q17.. Indonesia

Овај посао је од изузетне важности за Поље „Б”, јер ми „отварамо” угаљ, па се може рећи да ће, што се производње угља тиче, следећа зима овде

Ada yang mengatakan jilbab dalam konteks perempuan Muslimah Indonesia dianggap tidak cukup berdampak untuk melindungi diri dari laki-laki sebagaimana di Mesir 5 , sehingga

bahwa dalarn rangka peleksanaan ketentuan PasaJ 126 Undang-Undang Nornor 15 'Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum yang mewajibkan Pemerintah Daerah

Dalam interaksi belajar mengajar, guru dan peserta didik harus aktif. Untuk menciptakan interaksi belajar mengajar yang efektif, setidaknya guru harus menguasai dan

Berbeda dengan input material utama, alternatif 1 mempengaruhi jumlah input material pendukung yang akan digunakan karena terjadi penghematan penggunaan bahan kimia untuk