• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TAWANGMANGU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TAWANGMANGU"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI TAWANGMANGU

Mata Kuliah : Strategi dan Metode Misi Pertumbuhan Gereja Masa Kuliah : Semester Ganjil 2016/2017

Nama Dosen : David Eko Setiawan, M.Th

Nama/Nim : Elisa/381614

Jenis Tugas : Paper “Problematika Pertumbuhan Gereja Masa Kini dan Solusinya”

KURANGNYA PENGINJILAN KEPADA SEKOLAH MINGGU”

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Penginjilan merupakan pusat dari setiap pembicaraan dalam pertumbuhan gereja atau kesehatan gereja. Gereja tidak akan benar-benar tidak dapat bertumbuh kecuali gereja membuktikan perhatian bersama untuk meneruskan pesannya kepada dunia. Tekanan dalam Kisah Para Rasul adalah pengaruh gereja dalam lingkaran yang selalu bertambah luas sampai keseluruh dunia merasakan dampaknya (Kis. 1:8). Dalam I Tesalonika 1:7-8 Paulus menyatakan kekaguman dan sukacitanya sebagaimana ia memberitahu gereja di Tesalonika bahwa iman mereka telah terkenal dan telah memberikan dampak yang lama terhadap orang-orang yang jauh dari tempat mereka, inilah pola alkitabiah. Perlu kita pahami ada beberapa hal tentang sifat penginjilan. Banyak pendeta dan pemimpin gereja sekarang dipersulit dengan ketegangan yang mereka rasakan dalam diri mereka sendiri dan jemaat mereka jika setiap kali ada pembahasan penginjilan.1

Dalam penginjilan “Ladang-ladang yang jauh senantiasa paling menarik” dan pada umumnya pengerja-pengerja Kristen (orang percaya) menganggap bahwa negeri-negeri asing dan orang-orang yang tidak beragama di negerinya sendiri merupakan ladang penginjilan yang luas di dunia. Memang ladang-ladang itu sangat memerlukan Injil dan pengerja di dalamnya juga sangat sedikit. Tetapi betapa jarangnya mereka yang sedang melakukan pelayanan Kristen

(2)

menyadari bahwa didalam dan melalui sekolah minggu dari gerejanya sendiri, mereka mempunyai kesempatan untuk mengabarkan Injil di seluruh dunia. Benar kalau anak sekolah minggu ada dibawah bimbingan guru sekolah minggu, namun demikian mereka dapat terhilang kalau tanpa pimpinan Kristus. Dan perlu diketahui bahwa sekolah minggu adalah generasi penerus gereja.2

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.2.1. Apakah pengertian Injil dan Penginjilan?

1.2.2. Mengapakah penginjilan dilakukan kepada anak Sekolah Minggu? 1.2.3. Bagaimanakah memberitakan Injil Kepada Sekolah Minggu?

1.2.4. Bagaimanakah cara melibatkan Sekolah Minggu dalam Penginjilan? 1.2.5. Apakah peran Penginjilan Sekolah Minggu terhadap Pertumbuhan

Gereja?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan Penulisan Paper ini adalah sebagai berikut: 1.3.1. Untuk menjelaskan pengertian Injil Dan Penginjilan. 1.3.2. Menjelaskan Guna Penginjilan kepada Sekolah Minggu. 1.3.3. Untuk menjelaskan Penginjilan kepada Sekolah Minggu.

1.3.4. Menjelaskan cara melibatkan Sekolah Minggu dalam Penginjilan. 1.3.5. Menjelaskan Peran penginjilan Sekolah Minggu terhadap

Pertumbuhan Gereja.

BAB II

(3)

Landasan Teori

Kita perlu ketahui bahwa tiga perempat dari jumlah anggota gereja sekarang, menjadi murid Sekolah Minggu dan kebanyakan dari seperempat bagian tersisa, terdiri dari mereka yang pernah mendapat pendidikan Sekolah Minggu pada masa anak-anak (mudanya). Karena itu tidak ada alasan lain daripada mencari anggota baru untuk gereja. Ladang yang teramat subur ini harus di beri perhatian penuh supaya memperoleh anggota gereja yang baru.

Menarik perhatian pula bahwa meskipun 75% dari anggota gereja berasal dari Sekolah Minggu, 85% dari pengerja-pengerja gereja dan 95% dari semua pendeta dan utusan Injil, pernah menjadi murid sekolah minggu. Dengan demikian, bukan saja penyelamatan jiwa mereka sendiri dihasilkan, tetapi melalui kehidupan yang muda (anak-anak) ini, yang sudah diselamatkan dan berserah untuk pelayanan Tuhan, hampir semua kegiatan Kristen dilaksanakan. Jhon Wanamaker mengatakan: “Menyelamatkan seorang dewasa berarti menyelamatkan seorang saja; menyelamatkan seorang anak berarti menyelamatkan orang berlipat ganda.” Dan George W. Bailyjuga mengatakan: “Lebih sedikit waktu dam usaha yang diperlukan untuk memenangkan 20 orang anak bagi Kristus daripada memenangkan satu orang dewasa dan seorang anak yang dimenangkan pada umur 10 tahun, lebih berharga untuk pelayanan Kristen daripada banyak orang dewasa yang bertobat pada umur 50 tahun.” 3

BAB III

(4)

Pembahasan 3.1. Pengertian Injil dan Penginjilan

3.1.1. Apakah Injil itu?

Perlu kita ketahui tentang Injil yang menjadi dasar keselamatan bagi umat manusia. Dalam Injil Yesus Kristus, Rasul Paulus adalah contoh yang amat baik sebagai penginjil. Sewaktu ia memberitakan Injil – yang diutamakannya hanyalah inti yang penting saja, yaitu Yesus dan salib-Nya (1 Kor. 2:1-5). Di kemudian ia merasa perlu meringkas kembali Injil itu (1 Kor. 15:1-4). Rupanya orang-orang percaya di Korintus itu tidak berbeda dengan orang-orang zaman modern yang selalu ingin menambah-nambah dan mempersulitkan hal-hal yang seharusnya sederhana. Mereka suka mencampuri dasar iman dengan nasihat-nasihat, ajaran-ajaran dan tafsiran-tafsiran, sehingga Injil menjadi sulit dan kabur. Rasul Paulus perlu mengingatkan untuk kembali kepada Injil yang sebenarnya.4

Dalam Perjanjian Baru ada empat nat’s yang diperluas menggunakan kata “Injil” dan mendefinisikan isi berita Injil itu. Nats-nats itu adalah Kis. 10:36-43; 13:32-39; Rm. 1:1-7 dan 1 Kor. 15:1-8. Suatu penelaahan yang menyeluruh terhadap keempat nats itu akan membuka wawasan. Tetapi nats yang terakhir yang dibahas di sini mengenai “Injil”. Dalam 1 Kor. 15:1-8 Paulus menyatakan kembali berita Injil yang sebelumnya telah disampaikannya kepada orang-orang Korintus secara Pribadi. Pusat nats itu, ayat 3-5, dapat diringkas sebagai berikut: Aku memberikan kamu Injil itu, yaitu bahwa Kristus mati bagi dosa-dosa kita dan telah bangkit kembali. Inilah definisi Paulus mengenai berita Injil.

Dalam pernyataan Paulus ada empat konsep yang penting mengenai Injil yang harus dipahami seseorang sebelum ia sungguh-sungguh mengerti pernyataan itu. Keempat konsep itu ialah:

1. Dosa.

2. Kematian rohani atau keterpisahan dari Allah. 3. Penebusan oleh Allah.

4. Kebangkitan.

(5)

Keempat konsep inilah yang harus disajikan dan dijelaskan dalam penginjilan.5

3.1.2. Apakah Penginjilan itu?

Penginjilan adalah tugas kita sebagai orang-orang percaya yang sudah diselamatkan oleh Yesus Kristus. Menghasilkan orang-orang bertobat adalah tugas Allah. Kita tidak boleh keliru dalam berpikir bahwa tugas kita sebagai penginjil adalah untuk menghasilkan orang-orang yang bertobat. Hanya Allah yang dapat menyelamatkan seseorang. Paulus menegaskan hal ini ketika ia berkata, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan”. (1 Kor. 3:6-7).

Tetapi itu tidak berarti bahwa tugas penginjilan kita tidaklah penting. Malah sebaliknya tugas penginjilan itu mutlak perlu karena Allah yang memberikan tugas itu. Dipihak lain, tugas penginjilan kita tidak berarti karena tugas itu hanyalah membuka jalan bagi pekerjaan Allah yang memperbaharui, sesuatu yang hanya bisa dilkukan Allah.

Penginjilan dapat didefinisikan sebagai proses menjelaskan Injil kepada orang berdosa dan mengundangnya untuk percaya kepada Kristus. Ini merupakan suatu proses intruksional yang terutama terpusat pada intelek dan bukan pada emosi. Penginjilan bukanlah masalah cerita-cerita yang mengaharukan, taktik-taktik yang menakutkan, manipulasi ataupun bentuk-bentuk tekanan psikologis lainnya. Sebaliknya, penginjilan jelas-jelas terpusat pada intelek. Sebagai penginjil beban dan permohonan doa kita haruslah sama seperti yang diucapkan Paulus dalam Kolose 4:3-4.6

Penginjilan adalah panggilan untuk menghantar dan mendampingi seseorang unuk mengalami kesempatan dan keasadaran berbalik kepada Allah, serta mengarahkan kehidupannya kembali kepada Allah dan hidup dalam Kasih-Nya. Penginjilan adalah undangan untuk mengalami perdamaian dengan Allah

5Ronald W.Leigh., 1988. Melayani Dengan Efektif. (Jakarta: BPK Gunung Mulia), hlm. 57-58

(6)

dan karena itu tidak boleh dilakukan dengan ancaman dan paksaan dalam bentuk apapun, juga tidak dengan iming-iming tertentu.7

3.1.3. Ajaran Alkitab Tentang Penginjilan. 3.1.3.1. Penginjilan dalam Perjanjian Lama.

Menurut Alkitab, Allah adalah sumber, dasar, dan dinamika bagi penginjilan. Dalam penyataan diri-Nya, penginjilan, penciptaan, janji berkat serta mandat penginjilan merupakan wujud pernyataan diri Allah di dalam sejarah penyelamatan-Nya atas umat manusia. Telah ditekankan bahwa penginjilan itu berasal dari Allah. Firman Tuhan dalam Kej.1:1 menjelaskan tentang Allah yang menyatakan diri sebagai Pencipta. Sebagai Pencipta, Allah adalah berdaulat, di mana oleh kedaulatan-Nya Ia telah menciptakan segala sesuatu serta menopang penciptaan-Nya dengan “janji berkat-Nya” (Kej. 1:28; 2:3). Kuasa yang sama ini ada pada TUHAN Yesus, yang oleh-Nya Ia menopang rencana keselamatan-Nya bagi umat manusia melalui panggilan (Yoh. 1:1-3; Kol. 1:15-17; Mat. 28:19-20). Hal yang perlu ditegaskan di sini ialah bahwa Allah yang menyatakan diri dalam penciptaan alam semesta adalah Allah yang berdaulat, di mana kuasa-Nya yang dasyat (yang terbukti dalam penciptaan) adalah dasar bagi penginjilan.

Dalam kejadian 1:28 adalah “mandat Misi” yang diberikan oleh Allah kepada manusia dan umat-Nya melalui Adam. Mandat misi dapat disebut juga penginjilan. Sasaran utama dari mandat misi/penginjilan ialah agar umat Allah menikmati shalom dari Allah sementara mereka memenuhi, menguasai dan menaklukkan bumi ciptaan Allah. Sifat dari mandat misi/penginjilan itu adalah wajib, karena status Umat Allah di hadapan Allah diteguhkan oleh-Nya dengan “janji berkat”. Berdasarkan janji berkat inilah maka Allah memberikan mandat misi/penginjilan sebagai bagian dari rencana Allah untuk mengaruniakan shalom bagi umat-Nya serta seluruh ciptaan-Nya.

Inti dari berita Perjanjian Lama ialah bahwa Allah yang berjanji untuk memberkati manusia (umat-Nya), tetap melaksanakan janji-Nya sekalipun dosa telah menguasai manusia di mana manusia secara total rusak oleh dosa dan tidak

(7)

berdaya menyelamatkan dirinya. Allah melaksanakan rencana-Nya dengan memberikan “janji Keselamatan” (Kej. 3:15) dan terus menyelamatkan dan mengeuhkan janji berkat-Nya kepada umat-Nya, serta menjadikan umat-Nya “berkat bagi dunia” (kej. 12:1-3). Penyataan dan pernyataan Allah dalam Kejadian 1:1, 28, 3:15 adalah dasar bagi penginjilan dalam Perjanjian Lama dengan fokus yang jelas.8

3.1.3.2. Penginjilan dalam Perjanjian Baru

Kata Injil dalam Perjanjian Baru diterjemahkan dari kata Yunani Euangelizo (upah, berita kemenangan). Pada konteks Yunani asli istilah tersebut istilah kemiliteran. Dan ada beberapa istilah lainnya: Euangelizo (mengabarkan Injil atau kabar baik), Kerusso (berkhotbah/memproklamasikan), Didasko (mengajar), Martureo (bersaksi). Dari istilah-istilah yang ada terlihat bahwa penginjilan menekankan kepada kegiatan atau tugas yang berhubungan dengan pewartaan atau penyebaran isi Kabar Baik dari Allah, bahwa: “Yesus Kristus adalah Juruselamat dunia yang datang ke dunia untuk menggenapkan janji Allah guna membebakan umat-Nya dari dosa mereka” (band. Kej. 3:15; Gal. 4:4; Mat. 1:21; Yes. 53; Ibr. 9:15-16; Kis. 4:2). Hal lain yang dutegaskan di sini, yang juga menjadi berita Perjanjian Baru ialah bahwa umat Tuhan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugas penginjilan karena hak istimewa yang telah diberikan oleh Allah yaitu untuk menjadi berkat kepada dunia (Kej. 12:1-3; Gal. 3:29).

Apabila umat Tuhan orang Percaya menyadari akan tanggung jawab mulia ini dan melakukannya denga setia, maka mereka membuktikan diri sebagai milik Allah serta menjadi alat berkat bagi dunia. Dengan demikian, setiap orang Percaya menginjil adalah alat shalom Allah bagi orang berdosa sekaligus menikmati shalom itu. Orang Percaya dapat meneladani sikap dari Rasul Paulus yang menekankan bahwa pengnjilan baginya begitu penting (I Kor. 9:16) karena menyangkut keselamatan orang lain (Rm. 1:14-17).9

3.2. Penginjilan Di Sekolah Minggu

8Dr.Y. Tomatala., 1988. Penginjilan Masa Kini Jilid 2 (Malang: Gandum Mas). hlm. 11-18.

(8)

Dalam usaha kita melalui Sekolah Minggu, untuk mencapai orang-orang yang terhilang, prinsip-prinsip komunikasi yang baik tidak dapat diabaikan. Apabila kita membuat rencana dengan sitematis, lebih pandai dalam mengajar serta mempunyai hubungan yang lebih baik antara pengajar dan pelajar hingga pelajaran kita lebih efektif, maka dunia disekitar kita akan merasakan pengaruh kesaksian kita.10

Anak-anak Sekolah Minggu perlu bimbingan/pimpinan pengajar/gurunya untuk membawa mereka kepada Yesus Kristus. Berikut adalah prinsip-prinsip yang harus dikemukakan pengajar dalam memakai kesempatan dengan efektif untuk memimpin Sekolah Minggu kepada Yesus:

1. Terangkanlah dengan jelas dan sederhana apa artinya datang kepada Kristus untuk menerima keselamatan. Sekali-kali jangan menggunakan muslihat apapun juga untuk hal ini berkatalah terus terang. Perkenankanlah Roh Kudus membimbing saudara untuk menerangkan dengan singkat apa sebenarnya arti “datang kepada Kristus”.

2. Undangan saudara tertuju kepada masing-masing pribadi sekolah minggu. Berdoa dengan anak sekolah minggu secara pribadi sangat penting. Cari tempat tersendiri, menyediakan waktu berduaan dengan anak itu. Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan anak sekolah minggu tersebut harus dijawab hati-hati dan dengan teliti. Dalam kebaktian-kebaktian besar, yang diselenggarakan khusus untuk anak-anak, sekelompok orang dewasa dapat melayani dengan efektif sekali selama anak-anak itu berdoa secara pribadi.

3. Pakailah Alkitab. Sekolah minggu pun memerlukan kuasa Alkitab yang dapat menerangkan cara dan alasan bagi keputusan mereka untuk menerima Kristus. Meskipun ayat-ayat ini mungkin disebut sementara jam sekolah minggu, namun pada saat mengambil keputusan anak itu perlu “melihatnya sendiri” di dalam Alkitab. Mungkin tindakan yang bijaksana

(9)

adalah meminta anak sekolah minggu itu membaca ayat-ayat itu dengan nayaring di hadapan orang yang telah berdoa bersama dia.

4. Tuntunlah emosi anak itu. Satu alasan bagi adanya anak-anak yang tidak berkembang di dalam Kristus ialah sebab mereka hanya mempunyai pengalaman yang emosionil ketika menerima Kristus. Tanggung jawab yang penting bagi seorang pengajar yakni membantu anak sekolah minggu itu untuk memperolah seluruh pribadinya yakni pikiran, kehendak dan perasaannya.

5. Terangkanlah apa yang terjadi. Pengajar yang bijaksana akan menolong anak sekolah inggu itu mengerti bahwa Allah tidak akan memungkiri janji-Nya, dan bahwa kedudukannya di hadapan Allah adalah aman dalam persekutuannya yang tetap dengan Juru Selamat. Bila seorang anak tidak berasal dari keluarga Kristen, maka pertolongan khusus harus diberikan, supaya anak itu tidak kehilangan apa yang telah diperolehnya akibat sikap acuh tak acuh dari orangtuanya yang belum diselamatkan.11

3.2.1. Pentingnya Penginjilan di Sekolah Minggu

Sekolah minggu adalah alat penginjilan yang terbesar bagi gereja. Masa anak-anak adalah waktu yang terbaik untuk bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Anak-anak merupakan bagian terbesar keanggotaan sekolah minggu. Kehadiran mereka memberikan sekolah minggu suatu kesempatan penginjilan yang terindah. Hati mereka belum dikeraskan oleh dosa dan belum terikat oleh kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Hati mereka mudah dicapai. Inilah waktunya bagi Allah untuk menyelamatkan hidup mereka. Mereka masih menghadapi kehidupan yang selanjutnya. Suatu jiwa yang diselamatkan pada masa mudanya dapat berbuat lebih banyak daripada suatu jiwa yang diselamatkan pada waktu ia telah mendekati akhir hidupnya. Jhon Wanamaker pernah berkata: “Menyelamatkan seorang dewasa berarti menyelamatkan seorang saja; menyelamatkan seorang anak berarti menyelamatkan orang berlipat ganda.” Jika kita perhatikan berapa banyak anak-anak yang tidak tahu kemana pergi (nonton

(10)

bioskop dsb) setiap minggu daripada yang datang ke sekolah minggu. Ini merupakan suatu kelompok yang amat besar untuk kita mencari calon-calon anggota sekolah minggu dan gereja. Ini merupakan ladang penginjilan yang belum tercapai, hanya menanti usaha yang tegas dan tertentu dari pihak gereja (orang percaya “jemaat”, pengerja-pengerja dan pemimpin Sekolah Minggu).

Adalah perlu ditekankan pentingnya penginjilan oleh karena para pemimpin, pengerja (gereja) dan orang-orang percaya begitu sering melupakannya. Di karenakan sibuk dengan hal yang lainnya yang dituntut dalam penyelenggaraan Sekolah Minggu. Tanpa penginjilan sebuah Sekolah Minggu hanya menjadi mesin saja dan mati.

Memperluas batas-batas Sekolah Minggu atau memperbesar jumlah yang menghadiri kelas-kelas sekolah minggu tidak berarti hal itu harus melanggar daerah sekolah-sekolah minggu yang lain. Itu hanya berarti bahwa tiap sekolah minggu harus mengerjakan ladangnya sendiri supaya memberikan hasil yang terbaik.12

3.2.2. Memperluas Sekolah Minggu Untuk Menginjili

Ada banyak orang yang memandang dengan rasa kurang senang kepada mereka yang berjuang untuk menambah jumlah anggota sekolah minggu. Mereka berkata bahwa orang-orang itu hanya ingin memperbanyak persembahan saja. Mereka menganggap usaha itu tidak patut dalam meningkatkan jumlah kehadiran di sekolah minggu.

Dalam Roma 10:13 Paulus mengemukakan suatu asas penting mengenai keselamatan, “Karena tiap-tiap orang yang menyeru nama Tuhan, akan selamat”. Ia melanjutkan dalam ayat berikutnya (14-15) dengan empat pertanyaan “bagaimanakah” tentang Injil. Ini berarti bahwa mereka harus dibawa ke tempat di mana mereka dapat duduk mendengarkan tentang Injil agar timbul iman dalam hatinya serta dapat mencapai dan menjamah Kristus untuk memperoleh keselamatan. Disini kita mempunyai dasar Alkitab untuk pernyataan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk memberitakan Injil dalam Sekolah Minggu

(11)

ialah memperbanyak jumlah orang yang menghadiri sekolah minggu. Dengan dijalankan membawa lebih banyak orang ke dalam sekolah-sekolah minggu, akan ada kesempatan yang lebih besar untuk melayani mereka yang memerlukan Kristus sebagai juruselamat. Sementara mereka menghadiri sekolah minggu, mendengarkan pengajaran Firman Allah, dan mendengar undangan untuk menerima Kristus dan pasti menimbulkan beberapa akibat tertentu dalam hatinya mereka yang mendengarnya, penginjilan adalah akibat yang wajar dari hal tersebut.

Jika dirancangkan suatu cara untuk menambah jumlah yang menghadiri suatu sekolah minggu setempat, tentu saja akan mengakibatkan bertambahnya ladang untuk penginjilan dan bertambahnya jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus. Jika orang-orang tak dapat datang dalam kebaktian sekolah minggu dimana mereka mendengar Injil, maka kita harus membawa Injil itu kepada mereka.13

3.3. Cara melibatkan Sekolah Minggu dalam Penginjilan

Hati yang telah dipenuhi kasih Allah akan tergerak untuk berbuat sesuatu bagi orang yang sakit, yang menderita, yang lapar, yang kesepian, yang tanpa harapan. Demikian halnya dengan hati anak Sekolah Minggu yang telah menerima Yesus Kristus. Karena itu kita perlu menyiapkan wadah untuk menyalurkan kasih itu melalui:

1. Menolong Sekolah Minggu untuk bersaksi. Kita dapat memikirkan suatu proyek di mana Sekolah Minggu bisa diikut sertakan secara langsung. Misalnya mengunjungi pos P.I di desa, mengunjungi teman di Rumah Sakit, mengunjungi Panti Asuhan dan lain-lainnya.

2. Memperluas pengertian mengenai pelayanan Misi/Penginjilan. Sekolah Minggu dapat belajar mengenai pelayanan misi/penginjilan melalui cerita-cerita Alkitab. Mereka mendengar bagaimana Tuhan Yesus memanggil Murid-murid-Nya, dan bagaimana Paulus dipanggil. Guru dapat bercerita bahwa sampai saat ini Tuhan Yesus masih memanggil orang-orang untuk

(12)

melayani Dia di ladang-Nya. Panggilan itu dapat dimengerti, antara lain, melalui cerita William Carey atau John Sung. Mereka melihat bahwa orang yang dipanggil adalah orang biasa yang mempunyai pergumulan, persoalan dan sewaktu-waktu juga masih jatuh oleh dosa. Tuhan Yesus mengampuni dan ingin memakai siapa saja yang setia pada Tuhan. Sekolah Minggu juga dapat diperkenalkan pada misi/penginjilan melalui cerita tentang anak-anak Sekolah Minggu yang terlibat dalam pelayanan misi penginjilan pada abad-abad yang lampau. Misalnya: tentang kepergian John Williams untuk penginjilan di kepulauan Pasifik Selatan, yang kemudian melibatkan anak-anak Inggris dalam misi/penginjilan di kepulauan Pasifik Selatan itu.

3. Memperkenalkan daerah pelayanan dan pelayanannya. Di Indonesia masih cukup banyak daerah dan suku yang belum atau baru di Injili. Guru bisa mencari informasi tentang daerah serta suku-suku tersebut, kemudian memperkenalkan daerah pelayanan itu kepada anak-anak Sekolah Minggu. Guru juga harus memperkenalkan pelayan atau utusan Injil di daerah itu. Untuk dia kita dapat menjalin kontak, antara lain melalui surat-dengan pelayan di daerah itu.

4. Memberi pengertian mengenai persiapan pelayanan misi/penginjillan kepada sekolah minggu. Anak sekolah minggu perlu ditolong untuk mengetahui bahwa pekerjaan Tuhan sangat luas mencakup seluruh dunia. Banyak suku dan bangsa yang harus di capai. Hal itu membutuhkan berbagai keterampilan, karena misi/penginjilan sedunia dapat dilakukan dengan berbagai cara:

 Sebagai ahli bahasa untuk menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa

suku.

 Sebagai guru untuk mengajar bahasa.

 Sebagai ahli radio untuk pelayanan Injil lewat udara.

 Sebagai ahli pertanian untuk membangun daerah yang masih

terbelakang.

(13)

Memahami tugas Misi/penginjilan yang masih terus berlangsung, mendorong anak Sekolah Minggu untuk belajar lebih tekun, sehingga kelak menjadi tenaga ahli dalam bidang tertentu, sebagai persiapan pelayanan. Mungkin di antara anak sekolah minggu yang kita layani saat ini ada yang terpanggil untuk memasuki salah satu suku atau bangsa sebagai utusan Injil di kemudian hari.14

3.4. Peran Penginjilan Sekolah Minggu Dalam Pertumbuhan Gereja

Pertumbuhan gereja adalah kenaikan yang seimbang baik dalam kuantitas, kualitas dan kompleksitas organisasi sebuah gereja lokal. Gereja akan terus bertumbuh jika Gereja melaksanakan tugas gereja (Penginjilan). Sebuah gereja lokal untuk bisa bertumbuh haruslah melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus. Gereja bersifat manusiawi dan bisa bersalah, maka ada tempat untuk bertumbuh. Allahlah yang memberikan pertumbuhan itu (1 Kor. 3:7). 15

Setiap sekolah minggu di setiap Gereja harus berkembang dan bertumbuh. Sekolah minggu adalah organisasi yang sangat penting dalam menjangkau orang yang sesat bagi Kristus. Dan dalam mengembangkan mereka agar menjadi seperti Dia. Perkembangan sekolah minggu bukan tujuan akhir. Walaupun itu sangatlah penting untuk menjangkau lebih banyak orang bagi Allah, jumlah yang terjangkau pada suatu hari minggu atau sepanjang tahun tidak menjadi patokan bagi berhasilnya pekerjaan kita bagi Allah. Hasil yang lebih luas harus diusahakan, seperti perubahan hidup, pertumbuhan Kristen dan Gereja yang berhasil memenuhi Amanat Agung Yesus Kristus di dalam dunia (Penginjilan). Tujuan penginjilan sekolah minggu adalah untuk menjangkau orang yang belum mengenal Kristus. Orang dari segala golongan umur, dari segala latar belakang kebudayaan, dan dari segala tingkatan ekonomi harus menjadi perhatian sekolah minngu. Tidak ada seorang pun yang tidak penting di mata Allah, dan setiap orang memerlukan Kristus dan pelayanan gereja. 16

14Ruth Laufer & Anni Dyck., 1998. Pedoman Pelayanan Anak (Surabaya: Bahtera Grafika). hlm. 35-35.

15 Michael Griffiths., 1995.Gereja Dan anggilannya Dewasa Ini (Jakarta: BPK Gunung Mulia). hlm. 73

16 Harry M. Piland., 1984. Perkembangan Gereja dan Penginjilan Melalui Sekolah Minggu

(14)

Sekolah minggu merupakan alat pokok untuk menjangkau orang. Sekolah minggu bukan hanya suatu program dimensi tunggal “mengajar Alkitab” saja. Sekolah minggu bukan hanya merupakan suatu organisasi yang berkumpul satu jam pada hari minggu pagi. Jika kita memahami, mengerti dan menggunakannya dengan benar, sekolah minggu adalah organisasi gereja yang berfungsi untuk menjangkau orang dalam nama Yesus Kristus, mendaftarkan mereka dalam kelas Alkitab, bersaksi (menginjil) kepada mereka tentang injil Tuhan Yesus Kristus, dan memimpin mereka kepada hubungan yang benar dengan gereja. Pada tahun-tahun perkembangan dan pertumbuhan yang pesat di antara umat Baptis di Amerika, gereja-gereja menyadari dan menggunakan sekolah minggu sebagai strategi pokok untuk menjangkau orang yang belum mengenal Kristus. Gereja yang bertumbuh pada generasi sekarang ini juga mengikuti program dan pola yang sama.

Sebagai contoh, Gereja Baptis Phonix Utara di kotaPhonix, yang hadir sekolah minggu tidak lebih dari 400 orang pada tigabelas tahun yang lalu. Gereja mengalami kemunduran baik dalam Finansial maupun semangat dan pengaruh yang mundur. Tetapi sekarang, setiap minggu lebih dari 3.000 orang dan setiap tahun membaptis beratus-ratus orang. Richard Jackson sebagai pendeta gereja itu mengatakan : “Kami mengembangkan gereja ini melalui Sekolah Minggu. Kami menggunakan Sekolah Minggu untuk bersaksi (menginjil) kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus, membangun semangat yang besar dalam persekutuan, kunjungan untuk penjangkauan keluar, serta memuridkan mereka yang sudah dimenangkan”.17

BAB IV Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab III tentang problematika pertumbuhan gereja masa kini dan solusinya, yang penulis

(15)

mengambil problemnya tentang “Gereja yang kurang memperhatikan penginjilan di Sekolah Minggu”. Maka dapat di uraikan kesimpulannya.

Penginjilan sangat penting, karena itu merupakan salah satu prinsip untuk gereja dapat bertumbuh baik secara kuantitas, kualitas dan organis. Penginjilan juga merupakan tugas gereja. Karena itu adalah Amanat Agung Tuhan Yesus untuk umat-Nya. Gereja harus benar-benar menyadari tugasnya.

Penginjilan tidak hanya berbicara tentang ke luar negara saja atau lain sebagainya. Tapi kita harus juga perlu memperhatikan yang di dalam gereja itu sendiri. Sekolah Minggu harus kita jadikan Ladang penginjilan. Karena dengan menginjil kepada anak sekolah minggu itu berarti kita mempersiapkan banyak generasi yang akan meneruskan tugas gereja. Melalui anak sekolah minggu gereja dapat bertumbuh dan berkembang seperti yang kita lihat pada Bab III. merancangkan suatu cara untuk menambah jumlah yang menghadiri suatu sekolah minggu setempat, tentu saja akan mengakibatkan bertambahnya ladang untuk penginjilan dan bertambahnya jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus dan gereja pun akan mengalami pertumbuhan. Dengan hanya melakukan penginjilan kepada sekolah minggu tidaklah cukup untuk gereja bertumbuh tetapi juga kita mengajarkan mereka kebenaran Firman Allah, mempersiapkan dan melibatkan mereka dalam penginjilan kepada orang yang belum mengenal Kristus. Penginjilan kepada sekolah minggu sangat penting dan memperluaskan jumlah anggota, memuridkan, melibatkan anak sekolah minggu dalam penginjilan maka gereja lokal pasti akan bertumbuh.

Daftar Pustaka

(16)

Dressellhaus, Richard L.. 2010.Penginjilan di Sekolah Minggu. Malang: Gandum Mas.

Heath, W. Stanley. Penginjilan Dan Pelayanan Pribadi. Surabaya: Yakin, 1966. Griffiths, Michael., 1995.Gereja Dan anggilannya Dewasa Ini. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Leigh, Ronald W., 1988.Melayani Dengan Efektif. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Piland, Harry M., 1984.Perkembangan Gereja Dan Penginjilan Melalui Sekolah

Minggu. Bandung: Lembaga Literatur Baptis.

Ron Jenson & Jim Stevens.,1996.Dinamika Pertumbuhan GerejaMalang: Gandum Mas.

Riggs, Ralph W., 1950.Sekolah Minggu Yang Berhasil, Malang: Gereja Sidang-sidang Jemaat Allah.

Ruth Laufer & Anni Dyck.,1998.Pedoman Pelayanan Anak. Surabaya: Bahtera Grafika.

Referensi

Dokumen terkait

Teologia ethis adalah Theologia yang injili yang membawa kembali semangat pascal, dan Theologia ethis dapat kita dengar dari beberapa tokoh yang ada di Belanda, yang

Namun dalam kitab Hosea terdapat ungkapan nubuatan yang dikutip dalam secara langsung maupun tidak langsung dalam perjanjian baru yang berkaitan dengan Yesus Kristus

Penginjilan adalah pelaksanan tanggungjawab umat Allah memberitakan Injil Yesus Kristus dalam kuasa Roh Kudus yang ditujukan kepada orang-orang berdosa dan

Alasannya, karena doktrin pengudusan merupakan doktrin yang sering menimbulkan kebingungan di antara teolog anugerah radikal dan teolog ortodoks, dalam hal ini ialah teolog Reformed.7

Orang Kristen harus melihat bahwa komponen-komponen yang menyusun sebuah musik memiliki kesatuan dengan ciptaan Tuhan, maka dengan perspektif tersebut akan membuat orang Kristen

Dalam hal ini, kerinduan transhumanis mengenai dunia tanpa penderitaan ialah kerinduan yang juga dapat dilihat dalam eskatologi drama penebusan.318 Walau keduanya tidak sepakat dengan

12 mengutamakan firman Tuhan saja yang menjadi acuan dalam mengenal Allah dan hanya firman Tuhan yang dapat mengubahkan hati dan kehidupan manusia.45 Dalam tulisan-tulisannya, Calvin

Dalam Perjanjian Lama Ul 6:20-25; Mzm 78:1-7; dan lain-lain kita membaca, bahwa kepada orangtua ditugaskan untuk memberikan pengajaran tentang “perbuatan-perbuatan Allah yang besar”..