• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN AUDIVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA SMA WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN AUDIVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA SMA WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI

KARIER BERBANTUAN AUDIVISUAL UNTUK

MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA SMA

WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh:

AHMAD NAFI

0105513069

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

i

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Pengembangan Model Layanan Informasi Karier

Memanfaatkan Audiovisual Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA

Wira Usaha Bandungan Kabupaten Ungaran” karya,

Nama : Ahmad Nafi’

NIM : 0105513069

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016

Semarang,

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. H. Ahmad Slamet, M. Si Dr. Awalya, M. Pd.,Kons NIP.196105241986011001 NIP. 196011101987102001

Penguji I, Penguji II

Prof. Mungin Eddy W, M. Pd.,Kons Dr. Djuniadi, M. T NIP. 195211201977031002 NIP.19630281990021001

Penguji III,

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan hal-hal berikut.

1. Karya tulis saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister, dan/atau Doktor) baik

di Universitas Negeri Semarang maupun di Perguruan Tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya

sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan

masukan Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah

ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan

jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan

nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,

maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai

dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.

Semarang, 2015

Yang membuat pernyataan,

Ahmad Nafi’

(4)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Memiliki Bakat Tidaklah Cukup Jika Tanpa Adanya Tujuan dan Tindakan” (Ahmad Nafi’)

PERSEMBAHAN

Untuk :

(5)

iv

ABSTRAK

Nafi’, Ahmad. 2016, “Pengembangan Model Layanan Informasi Karier Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kabupaten Semarang”. Tesis.

Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons., dan Pembimbing II Dr. Djuniadi, M.T.

Kata Kunci: layanan informasi karier, audiovisual, kematangan karier.

Perkembangan potensi atau karier seseorang tidak akan terwujud dengan maksimal apabila tidak mendapatkan informasi dengan baik dan tepat. Hal ini dapat diperoleh apabila seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang karier yang sesuai dengan dirinya, sehingga dapat mengarahkan potensi yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan layanan informasi karier, mendeskripsikan tingkat kematangan karier siswa, menghasilkan model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode research and development dengan langkah penelitian yaitu (1) potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi desain (5) revisi desain (6) ujicoba produk. Model ini di validasi oleh dua validator ahli dan tiga validator praktisi.

Hasil penelitian dan pengembangan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu (1) layanan informasi karier sudah dilaksanakan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang dengan melewati tiga tahapan, namun dalam pelaksanaannya hanya menggunakan ceramah, tanya jawab dan fokus pada informasi pekerjaan secara umum, (2) tingkat kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan kab. Semarang dari hasil studi pendahuluan pada kelas X yang berjumlah 75 siswa dengan kategori tinggi sebanyak 11 siswa atau 14,6%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau 49,3%, kategori kurang sebanyak 25 siswa atau 33,3% dan kategori rendah sebanyak 2 siswa atau 2,6%, (3) model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang terdiri dari tujuh komponen yaitu: rasional, visi dan misi, tujuan, isi layanan informasi, dukungan sistem layanan informasi, tahap pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. (4) model layanan informasi karier berbantuan audiovisual terbukti efektif untuk meningkatkan kematangan karier siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan kematangan karier siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, yaitu sebesar selisih skor 14,4 %. Selain itu, uji statistik T Test juga menunjukan t hitung > t tabel yaitu 10,088 > 2,056. Peningkatan kematangan karier berdasarkan uji N-gain

(6)

v

ABSTRACT

Nafi, Ahmad, 2016. “Development of Model Career information services assisted by Audiovisual to improve Career Maturity student of SMA Wira Usaha Bandungan, Semarang Regency". Thesis. Guidance and Counseling. Postgraduate Program. State University Of Semarang. Supervisor I, Prof. Dr. DYP Sugiharto, M. Pd, Kons. Supervisor II, Dr. Djuniadi, M.T.

Keywords: career information service, audiovisual, career maturity

The development of the potential person's career will not be realized to the maximum if it does not obtain the information properly and appropriately. It can be retrieved if someone has a good understanding of a career to suit herself, so they can direct their potential ability. The purpose of this study is to describe the implementation of career information service, described the level of maturity of the student's career, producing the model assisted career information services to improve the audiovisual career maturity of students, knowing the level of effectiveness of model-assisted career information services to improve the audiovisual career maturity on high school student Wira Usaha Bandungan Semarang Regency.

The methods of this research is research and development (R&D) with step of research is (1) Potencial and problem, (2) Data collection, (3) Design of product, (4) Design of Validation, (5) revision of design (6) Product Testing. This Model have been validated by two people of expert judgement and three people of teacher.

(7)

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan

anugrahNya, di tengah segala hambatan, penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Penulisan tesis yang berjudul “Pengembangan Model Layanan Informasi Karier

Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA

Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang” ini, diajukan dalam rangka memenuhi

sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas

Negeri Semarang.

Penyusunan tesis ini tidak luput dari partisipasi dan dukungan dari

berbagai pihak. Ucapan terimakasih yang paling utama peneliti tujukan kepada

Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons dan Dr. Djuniadi, M.T., kedua Dosen

Pembimbing sekaligus penguji, yang senantiasa menyempatkan waktu dijadwal

kesibukan beliau untuk memotivasi dan membimbing peneliti. Untuk selanjutnya

melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan pada penulis menyelesaikan studi di

Uiversitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Achmad Slamet, M. Si., Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M. Pd., Kons., Koordinator Program Studi

Bimbingan dan Konseling sekaligus penguji utama, yang memberikan

layanan yang baik sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

4. Dr. Awalya, M. Pd., Kons sekretaris Program Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang sekaligus penguji, yang telah memberikan layanan yang

baik sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

5. Kepala sekolah, guru, dan staf SMA Wira Usaha Bandungan Kab.

Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti melaksanakan

(8)

vii

6. Keluarga tercinta bapak, ibu dan kakak serta teman-teman sejawat yang

telah memberikan dukungan baik lahir maupun batin.

Keterbatasan yang ada pada penulis menyebabkan penulisan tesis ini

mungkin masih jauh dari sempurna. Sebagai upaya untuk penyempurnaan, saran

dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menambah

daya manfaat tesis ini.

Terimakasih.

Semarang, 2016

(9)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9

1.3 Cakupan Masalah ... 9

1.4 Rumusan Masalah ... 10

1.5 Tujuan Penelitian ... 10

1.6 Manfaat Penelitian ... 11

1.7 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 12

1.8 Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.2 Kerangka Teoretis ... 19

2.2.1 Kematangan Karier ... 19

(10)

ix

2.2.1.2Aspek-aspek dalam Kematangan Karier ... 21

2.2.2 Teori Hoallad ... 23

2.2.2.1 Pengertian Teori Karier Holland ... 23

2.2.2.2 Tipe Kepribadian ... .... 24

2.2.2.3 Perpaduan Tipe-tipe Kepribadian ... ... 30

2.2.3 Pengertian Layanan Informasi ... 31

2.2.3.1 Tujuan Layanan Informasi ... 32

2.2.3.2 Komponen Layanan Informasi ... 34

2.2.3.3 Jenis – jenis Informasi ... 35

2.2.3.4 Operasional Layanan Informasi ... ... 36

2.2.4 Bimbingan Karier ... 38

2.2.4.1 Pengertian Bimbingan Karier ... 38

2.2.4.2 Prinsip Bimbingan karier ... 41

2.2.4.3 Tujuan Bimbingan karier ... .. 42

2.2.5 Layanan Informasi Karier ... 44

2.2.5.1 Pengertian layanan Informasi karier ... 44

2.2.5.2 Tujuan Layanan Informasi Karier ... ... 46

2.2.6 Audiovisual... ... 46

2.2.6.1 Pengertian Audiovisual ... . 47

2.2.6.2 Manfaat Media ... .... .. 49

2.2.7 Model Informasi Karier memanfaatkan Audiovisual untuk Meningkatkan kematangan Karier Siswa ... 49

2.3 Kerangka Berpikir ... ... 51

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 54

3.1.1 Langkah Pertama (Potensi dan Masalah) ... ... 56

3.1.2 Langkah Kedua (Pengumpulan Data)... .... 57

3.1.3 Langkah Ketiga (Desain Produk) ... .. 57

3.1.4 Langkah Keempat (Validasi Desain) ... .. 58

3.1.5 Langkah Kelima (Revisi Desain) ... ... 58

3.1.6 Langkah Keenam (Uji Coba Produk) ... 59

3.2 Uji Coba Produk ... 61

3.2.1 Desain Uji Coba ... .... 61

3.2.2 Subjek Penelitian ... ... 61

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 62

3.3.1 Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual ... 62

3.3.2 Kematangan Karier ... .... 62

3.4 Lokasi Penelitian ... 63

(11)

x

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrument ... 69

3.6.1 Uji Validiatas ... .... 70

3.7.4 Uji Peningkatan Kematangan karier ... .. 74

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 75

4.1.1Kondisi Objektif Pelaksanaan Layanan Informasi Karir di SMA Wira Usaha ... 75

4.1.1.1 Keterlaksanaan Layanan Informasi Karier ... 76

4.1.1.2 Tujuan Layanan Informasi Karier ... 77

4.1.1.3 Komponen Layanan Informasi Karir ... 79

4.1.1.4 Perencanaan Layanan Informasi Karir ... 80

4.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Informasi Karir ... 80

4.1.1.6 Evaluasi dan Tindak Lanjut ... 83

4.1.1.7 Faktor Penunjang dan Penghambat ... 84

4.1.2 Kondisi Objektif Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha ... 86

4.1.3 Model Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA ... 90

4.1.3.1 Desain Model Hipotetik ... 90

4.1.3.2Uji Kelayakan Model Hipotetik ... 94

4.1.3.2.1 Strategi Uji Kelayakan ... 95

(12)

xi

4.1.4 Hasil Uji Efektivitas Model .... ... 117

4.1.4.1 Peningkatan Indikator Perencanaan Karier ... 121

4.1.4.2 Peningkatan Indikator Eksplorasi karier ... 123

4.1.4.3 Peningkatan Indikator Pengetahuan tentang membuat Keputusan Karier ... 124

4.1.4.4 Peningkatan Indikator Pengetahuan (Informasi) Dunia Kerja ... 125

4.1.4.5 Peningkatan Indikator Pengetahuan tentang Kelompok Pekerjaan yang disukai ... 126

4.1.4.6 Peningkatan Indikator Realisme Keputusan Karier ... 127

4.1.4.7 Peningkatan Indikator Orientasi Karier ... 128

4.1.4.8 Uji T-test ... ... 129

4.1.4.9 Uji Normalitas Gain... .. 130

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 131

BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ... 141

5.2Implikasi ... 143

5.3Saran ... 144

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Gaya Kesenangan Pribadi Lingkungan Okupasional Holland ... 29

Tabel 3.1 Bentuk Instrumen Kualitatif Dan Kuantitatif ... 64

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Layanan Informasi ... 65

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Layanan Informasi ... 67

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Kematangan Karier ... 68

Tabel 3.5 Kategori Jawaban Skala Informasi Karier ... 69

Tabel 3.6 Desain Eksperimen ... 73

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Gain... ... 74

Tabel 4.1 Kondisi Awal Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha ... 87

Tabel 4.2 Perbandingan Model Faktual SMA Wira Usaha Dengan Desain Model Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual ... 93

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pakar 1 ... 95

Tabel 4.4 Hasil Validasi Pakar 2 ... 96

Tabel 4.5 Hasil Validasi Praktisi ... 97

Tabel 4.6 Hasil Observasi Pertemuan Pertama ... 103

Tabel 4.7 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Dua ... 105

Tabel 4.8 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Tiga ... 107

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Empat ... 109

Tabel 4.10 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Lima ... 111

Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Enam ... 113

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Tujuh ... 115

Tabel 4.13 Perolehan Skor Total Evaluasi Awal Dan Evaluasi Akhir Tingkat Kematangan Karir Siswa ... 117

Tabel 4.14 Peningkatan Indikator Perencanaan Karier ... 121

Tabel 4.15 Peningkatan Indikator Eksplorasi Karier ... 123

Tabel 4.16 Peningkatan Indikator Pengetahuan Membuat Keputusan Karier 124

Tabel 4.17 Peningkatan Indikator Pengetahuan Informasi Dunia Kerja ... 125

Tabel 4.18 Peningkatan Indikator Pengetahuan Kelompok Kerja Yang Disukai ... 126

Tabel 4.19 Peningkatan Indikator Realisme Keputusan Karier ... 127

Tabel 4.20 Peningkatan Indikator Orientasi Karier ... 128

Tabel 4.21 Uji Normalitas ... 129

Tabel 4.22 Uji Beda T-Test ... 130

Tabel 4.23 Peningkatan kematangan Karier Siswa N-gain ... ... 131

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 53

Gambar 3.1 Langkah-Langkah (R&D) ... 60

Gambar 4.1 Model Faktual ... ... 86

Gambar 4.2 Kondisi Awal Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha ... 88

Gambar 4.3 Desain Model Hipotetik Layanan Informasi Karier ... 92

Gambar 4.4 Model Hipotetik Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual ... 98

Gambar 4.5 Grafik Perolehan Total Evaluasi Awal Dan Akhir Tingkat Kematangan Karier Siswa ... 118

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan Karier Uji Coba ... 150

Lampiran 2 Skala Kematangan Karier Uji Coba ... 152

Lampiran 3 Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 156

Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan KarierPenelitian ... 160

Lampiran 5 Skala Kematangan Karier ... 162

Lampiran 6 Tabulasi Hasil Pre-Test Skala Kematangan Karier ... 166

Lampiran 7 Tabulasi Hasil Post-Test Skala Kematangan Karier ... 170

Lampiran 8 Hasil Uji N-gain ... 174

Lampiran 9 Pedoman Observasi ... 175

Lampiran 10 Pedoman Wawancara ... 176

Lampiran 11 Lembar Validasi Ahli ... 177

Lampiran 12 Lembar Validasi Praktisi ... 180

Lampiran 13 Model Hipotetik ... 182

Lampiran 14 Model Final... 208

Lampiran 15 Daftar Hadir Layanan ... 236

Lampiran 16 Laiseg ... 237

Lampiran 17 Dokumentasi ... 238

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab satu disajikan secara sistematis tentang latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, spesifikasi penelitian, serta asumsi dan keterbatasan penelitian

1.1Latar Belakang Masalah

Individu yang memasuki dunia pendidikan, dituntut untuk melakukan cara

belajar yang berbeda dan lebih baik daripada cara belajar di tingkatan sekolah

sebelumnya. Peserta didik diharapkan untuk belajar lebih mandiri. Pernyataan

tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang termuat dalam UU No 20 tahun

2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Tujuan pendidikan tersebut menunjukkan karakter peserta didik yang

diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Perkembangan potensi peserta didik ini

tercermin dari bagaimana dia memahami akan karier apa yang sesuai dengan

(17)

2

Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik harus

didukung oleh staf/guru yang kompeten dalam bidang tersebut. Keberadaan

konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu

kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,

widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6).

Sebagai konselor dan untuk menjadi konselor profesional, kita dituntut untuk

memiliki dan memenuhi kompetensi konselor secara utuh, seperti yang tercantum

pada rincian kompetensi konselor (ABKIN).

Sosok utuh kompetensi profesional konselor terdiri dari beberapa

kompetensi, antara lain adalah: memahami secara mendalam konseli yang hendak

dilayanai, menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan,

menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling dan mengembangkan

pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan. (ABKIN, 2007:142).

Kompetensi profesional konselor dapat digunakan sebagai dasar profesi

konselor dalam melaksanakan tugasnya sebagai konselor, akan tetapi tidak semua

kompetensi yang dijadikan dasar konselor dapat dikuasai oleh konselor itu sendiri.

Dari sosok utuh kompetensi profesional konselor ini, ada salah satu kompetensi

yang dituntut secara nyata dalam kinerjanya di sekolah, yaitu kompetensi

“menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling”, yaitu memahami konsep

bimbingan dan konseling, memahami bidang-bidang garapan bimbingan dan

konseling, menguasai pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik bimbingan dan

(18)

3

Kekurangan konselor dalam melaksanakan kompetensi di atas maka akan

menyebabkan pada hasil kinerja konselor itu sendiri, dan akan berdampak juga

pada siswa. Kekurangan ini tercermin pada Guru bimbingan dan konseling SMA

Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, yang mengakui bahwasanya konselor

disana kurang mampu melaksanakan kompetesi yang ada pada poin “menguasai

landasan teoritik bimbingan dan konseling” dimana dalam poin ini penguasaan

tentang teknologi bimbingan konseling juga diperlukan. Penggunaan teknologi

sangat penting sebagai penunjang pemberian layanan seperti a) mengenali

berbagai media dalam bimbingan dan konseling, b) mengembangkan alat media

bimbingan dan konseling, dan c) menggunakan media dalam layanan bimbingan

dan konseling.

Penggunaan media sebagai penunjang untuk memberikan layanan

profesional dan untuk meningkatkan profesionalan konselor, sebenarnya sudah

dipahami oleh konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, akan

tetapi konselor merasa kesulitan untuk mengembangkan atau membuat media

terlebih dengan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan aplikasi

komputer. Konselor juga beralasan bahwasanya membuat media yang

berhubungan dengan elektronik terlalu susah, menyita waktu dan kurang mampu

dalam mengoprasikan aplikasi dalam membuat media tersebut.

Setelah melakukan wawancara dengan konselor di SMA Wira Usaha

Bandungan Kab. Semarang, kemudian peneliti melakukan observasi langsung,

untuk mengumpulkan data mengenai bagaimana proses layanan informasi di

(19)

4

monoton seperti ceramah, tanya jawab, kurang memanfaatkan sarana yang ada

(hanya LKS dan papan tulis), peserta didik pasif, kurang partisipan dari siswa dan

siswa terkesan menyepelekan materi yang diberikan oleh konselor dengan sibuk

sendiri dengan temannya.

Konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, ini menyadari

bahwasanya layanan informasi yang kurang maksimal dan kurang melibatkan

media ini, akan berakibat pada kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa

dalam menerima dan mengembangkan isi materi yang disampaikan. Padahal

layanan yang diberikan konselor kepada siswa adalah modal utama bagi siswa

dalam menjalani kehidupanya. Dengan informasi yang tepat maka siswa akan

terbantu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan masa mendatang. Jadi,

bagaimana jika siswa tidak paham dengan informasi bimbingan dan konseling?

Pada akhirnya, siswa tidak dapat memanfaatkan informasi yang diberikan

konselor tersebut dalam kehidupanya. Sehingga akan berakibat tidak tercapainya

perkembangan siswa secara optimal. Dan siswa akan mengalami kendala dalam

kehidupanya baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.

Media dalam dunia pendidikan lebih dikenal sebagai alat bantu mengajar

guru. Dengan menggunakan media, materi pembelajaran yang disampaikan lebih

dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa daripada hanya verbalitas. Sadiman,

dkk. (2009:6) menjelaskan bahwasanya media itu berasal dari bahasa latin dan

merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara

atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

(20)

5

media adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Heinich dkk. (dalam Arsyad, 2009:4) menyatakan bahwa istilah medium

diartikan sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan

penerima. Aqib (2014:50) menyebutkan bahwa media merupakan perantara,

pengantar. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan

merangsang terjadinya proses belajar pada penerima. Aqib (2014:52) juga

menjelaskan tentang jenis media yang yang dapat digunakan yaitu media grafis

(simbol visual), media audio (radio dan alat perekam) dan audiovisual (dibantu

proyektor, LCD) yang dapat menampilkan bentuk film atau animasi yang sering

di sebut sebagai multimedia.

Jadi, televisi, film, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,

bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu

membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau

mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pembelajaran.

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran

merupakan alat bantu komunikasi antara guru dan siswa dalam menyampaikan

pesan/informasi/materi pengajaran kepada siswa. Dalam konteks ini peneliti

menggunakan media audiovisual sebagai perantara dalam memberikan

pesan/informasi/materi pengajaran kepada siswa. Arsyad (2009:30) menjelaskan

bahwa audiovisual merupakan media untuk menyampaikan materi dengan

(21)

pesan-6

pesan audio dan visual. Akan tetapi media belajar mempunyai makna lebih luas

daripada audiovisual.

Konselor dituntut aktif, kreatif dan inovatif dalam memberikan informasi

kepada klien, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman oleh klien ketika

mendapatkan informasi dari konselor. Informasi karier sangat penting bagi klien

dalam kehidupanya, karena menyangkut masa depan. Menurut Glaize dan Myrick

(1984: 168) bahwa siswa yang diberi informasi karier (studi lanjut maupun

pekerjaan) secara lengkap, mereka melihat dunia karier yang lebih realistis dan

semakin berusaha untuk mengembangkan kariernya.. Layanan informasi adalah

pemberian bantuan informasi untuk membantu siswa membuat pilihan-pilihan

mengenai pendidikan, karir dan tujuan tertentu. Layanan ini memberikan siswa

untuk memilih apa yang ingin dipilih dalam pendidikan dan pekerjaan supaya

memiliki pilihan yang jelas dalam mencapai tujuan.

Inovasi terhadap layanan informasi tentang karier dengan menggunakan

media audiovisual yang diberikan kepada siswa SMA diharapkan dapat

mempermudah konselor dalam memberikan informasi karier dan mempermudah

klien dalam menerima dan memahami informasi tersebut dengan maksimal.

Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses layanan.

Masa SMA masuk pada fase remaja, yang dijelaskan oleh Suherman

(2013:72) istilah remaja (adolense) diartikan sebagai sesuatu yang “tumbuh” atau

“tumbuh menjadi dewasa”, secara luas mencakup proses kematangan mental,

emosional, sosial dan fisik. Ini berarti usia remaja (12-20 tahun, WHO) seseorang

(22)

7

Perkembangan karier remaja terjadi pada saat siswa (berusia 15-24 tahun)

yang secara tingkat pendidikan berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tahap

perkembangan karir remaja pada tahap ini berada pada tahap ekplorasi di mana

individu pada tahap ini melakukan penelaahan diri (self examination), mencoba

membagi berbagai peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau

vocasional baik di sekolah, pada waktu senggang maupun melalui sitem magang.

Atau dapat dikatakan bahwa individu pada tahap memiliki berbagai alternatif

jabatan tetapi belum ada pilihan yang mengikat. Hal ini menunjukkan individu

masih mempunyai pilihan-pilihan jabatan lain sesuai dengan keadaan dirinya.

Lebih lanjut sesauai dengan keadaan nyata di SMA Wira Usaha

Bandungan Kab. Semarang, yang menunjukan bahwasanya pemahaman tentang

karier di SMA tersebut masih kurang, banyak siswa yang masih bingung dengan

keputusan karier masa depanya, dan diperparah lagi dengan kurang maksimalnya

informasi karier yang diberikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Athiyah

(2014) di SMAN 1 Paguyangan menunjukkan bahwa aspek kematangan karir

siswa masih belum menyenangkan, yaitu 15 % ada pada kriteria rendah dan 75 %

ada pada kriteria sedang. Meskipun ada yang memiliki tingkat kematangan karir

tinggi tetapi prosentasenya kecil yaitu hanya 10%. Faktor yang menjadi penyebab

diantaranya dari dalam diri pribadi dan dari luar dirinya.

Nathan & Hill (2012:45) mengatakan banyak permasalahan dalam

pengambilan keputusan karier, seperti: 1) tekanan dari pihak ketiga untuk

mengikuti arah karier tertentu 2) konflik antara dua bagian yang berbeda diri

(23)

8

mengambil keputusan 5) konflik antara kebutuhan karier dan personal 6) takut

sukses dan dibarengi takut gagal. Pendapat tersebut sesuai juga dengan Suherman

(2013:83) dimana masalah karier remaja dikatakan bermasalah ketika remaja

tersebut tidak mencapai kematangan karier sesuai dengan tahap dan tugas

perkembanganya, seperti a) tidak mampunya merencanakan karier dengan baik, b)

malas melakukan eksplorasi karier, c) kurang atau tidak memadainya pengetahuan

tentang membuat keputusan karier, d) tidak memiliki pengetahuan tentang

informasi dunia kerja e) kurang memadainya pengetahuan tentang kelompok

pekerjaan yang disukai f) tidak mencapai realisme keputusan karier.

Peneliti menawarkan suatu model layanan informasi memanfaatkan

audiovisual sebagai model yang digunakan untuk memberikan informasi tentang

karier, dengan menggunakan alternatif teori karier yang ada sehingga kematangan

karier siswa SMA dapat dipahami dengan baik. Suherman (2013:80) menjelaskan

bahwa kematangan karier remaja (career maturity) didefinisikan sebagai

kesesuaian antara prilaku karier individu dengan prilaku karier yang diharapakan

pada usia tertentu di setiap tahap. Dan definisi kedua adalah dimana kesiapan para

remaja membuat pilihan dan keputusan karier secara tepat.

Berdasarkan paparan permasalahan yang terjadi di SMA Wira Usaha

Bandungan Kab. Semarang, dan manfaat dari penggunaan media (audiovisual)

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terfokus pada

pengembangan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual yang

bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier siswa kelas

(24)

9

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi bebrapa

masalah sebagai berikut:

a. Pemanfaatan layanan informasi karier memanfaatkan aduiovisual belum

terlaksana di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, layanan

informasi yang dilakukan masih bersifat konvensional.

b. Layanan informasi karier yang diberikan di SMA Wira Usaha Bandungan

Kab. Semarang selama ini tidak memanfaatkan sarana prasana teknologi yang

ada, (membuat media audiovisual, memanfaatkan LCD dan mesin komputer).

c. Materi layanan yang diberikan masih monoton terkait dengan pekerjaan dan

menggunakan media seperti brosur tentang rekrutment

perusahaan-perusahaan tertentu.

d. Layanan informasi selama ini sudah melewati tahapan-tahapan baku, akan

tetapi kegiatan yang dilakukan belum sesuai dengan konsep ideal, sehingga

efektivitas layanan tidak tercapai.

e. Kurangnya perhatian terhadap teori karier sebagai pemecahan masalah karier,

sehingga tingkat pemahaman siswa tentang kematangan karier kurang

maksimal.

1.3Cakupan Masalah

Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan model layanan informasi

karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa

(25)

10

menggunakan media audiovisual sebagai alat bantu untuk memudahkan

pemahaman tentang kematangan karier, dan menggunakan teori karier sebagai

teori alternatif pilihan karier.

1.4Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan model layanan

informasi memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier

siswa, yaitu:

a. Bagaimana kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di SMA ?

b. Bagaimana kondisi objektif kematangan karier siswa di SMA?

c. Bagaimana model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk

meningkatkan kematangan karir siswa SMA?

d. Bagaimana keefektifan model layanan informasi karier memanfaatkan

audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk:

a. Mendeskripsikan kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di

SMA.

b. Mendeskripsikan kondisi objektif kematangan karier siswa SMA.

c. Menghasilkan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual

(26)

11

d. Mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier

memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa

SMA.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian informasi

pengetahuan dan pengembangan wawasan keilmuan kepada berbagai pihak dalam

dunia bimbingan dan konseling, secara khusus dalam layanan informasi karier

memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA.

Dan diharapkan ada penelitian lanjutan.

1.6.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak berikut:

a. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling memiliki wawasan/ pengetahuan/ ilmu

baru tentang layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk

meningkatkan kematangan karir siswa SMA.

b. Sekolah

Apabila hasil pelaksanaan layanan informasi karier memanfaatkan

(27)

12

ini dan dapat memberikan kesempatan, dukungan dan fasilitas untuk bimbingan

dan konseling.

c. Peneliti

Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam

bidang penelitian, mendapatkan pemahaman serta mampu menerapkan teori

tentang layanan bimbingan dan konseling yang memanfaatkan media audiovisual,

tidak hanya pada ranah teori, akan tetapi pada tahap internalisasi dan

pengembangannya.

d. Peneliti selanjutnya

Dapat dimanfaatkan untuk reverensi dalam perencanaan dan penelitian

selanjutnya, serta dapat diuji efektivitasnya kembali dilatar tempat dan waktu

yang berbeda.

1.7Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.7.1 Pengembangan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model layanan

informasi karir memanfaatkan audiovisual dengan spesifikasi penelitianya untuk

meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier. Kematangan karier di sini

dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang karier siswa SMA karena

aspek-aspek pemahaman tentang karier siswa dapat dipenuhi seperti pemahaman

tentang perencanaan karier, eksplorasi karier, pengetahuan tentang membuat

keputusan karier, pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang

kelompok pekerjaan, realisme keputusan karier dan orientasi karier. Selain itu,

(28)

13

media pemberian informasi karier. Sehingga memudahkan peserta layanan dalam

memahami materi layanan.

Untuk dapat membedakan layanan informasi karier yang dikembangkan

ini dengan layanan informasi karir pada umumnya, maka diperlukan spesifikasi

tersendiri. Spesifikasi model layanan informasi karir ini terletak pada keseluruhan

proses layanan informasi karir menggunakan media audiovisual, dan isi materi

juga menggunakan teori karier (Holland) sebagai teori alternatif dalam pemberian

materi tentang informasi karier sehingga siswa dapat mengimplementasikan

nilai-nilai dari teori Holland untuk kematangan karier siswa.

1.7.2 Implementasi Model

Model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual ini secara

spesifik akan diimplementasikan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang.

1.8Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Pengembangan

1.8.1 Asumsi Pengembangan

Asumsi pengembangan model layanan informasi memanfaatkan

audiovisual adalah sebagai berikut:

a. Guru bimbingan dan konseling mampu melaksanakan layanan informasi

karier memanfaatkan audiovisual.

b. Mutu layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik dan profesional.

c. Siswa mampu memahami masalah-masalah karier yang muncul sesuai tahap

(29)

14

1.8.2KeterbatasanPenelitian

a. Pengembangan model ini hanya terbatas pada layanan informasi karir untuk

meningkatkan kematangan karier siswa. Sehingga tidak tepat untuk

digeneralisasikan bagi peningkatan kompetensi lain dari siswa di luar

nilai-nilai kematangan karier.

b. Pengembangan model layanan informasi karir memanfaatkan audiovisual

untuk meningkatkan kematangan karier siswa, hanya terbatas untuk

sekolah/tempat dengan siswa SMA dan sekolah yang mempunyai sarana

prasarana yang cukup memadai.

c. Penyusunan model ini belum dapat digeneralisasikan secara luas, dikarenakan

hanya sampai uji coba terbatas pada siswa kelas X SMA Wira Usaha

Bandungan Kab. Semarang, belum sampai pada uji coba untuk kawasan yang

Referensi

Dokumen terkait

lJ.Ela5i manaiswa UT, terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang baru masuk dengan yang telah lulus progr<IIJ D II c1a13m; jarak. rlDah, waktu

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah: 1) Menentukan lokasi penelitian. 2) Studi pendahuluan untuk mendapatkan permasalahan yang dapat diangkat dalam

Menurut Lusia Kus Anna (2012: www.kompas.com), saat ini sebagian besar guru belum menerapkan e-learning berbasis kemajuan teknologi informasi untuk menunjang

Perusahaan sebaiknya tidak perlu khawatir jika ingin menerbitkan lembar saham baru, karena jika dilihat dari hasil penelitian yang diperoleh, yaitu tidak ada perbedaan

Khususnya Orang Tua. Memberikan himbauan atau pemberitahuan kepada orang tua yang mempunyai anak remaja agar selalu mengawasi anaknya. Hal ini berguna agar masyarakat

Skripsi ini juga membahas bagaimana peranan sumber– sumber visual potografi sebagai alat propaganda dan sumber informasi dalam situasi pasca kemerdekaan demi mempertahankan

Pemberian jumlah asupan makanan dan suntikan insulin harus seimbang untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada rentang normal sesuai dengan kondisi fisiologis

Sebagian besar dari dana pensiun saat ini tidak investor di bidang infrastruktur. Ada beberapa rintangan penting yang harus diatasi sebelum infrastruktur menjadi