• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN KADAR AIR DAN SUHU TANAH AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK PADA PERTANAMAN NANAS ( Ananas comosus ) PT GREAT GIANT PINEAPPLE (PT GGP) TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN KADAR AIR DAN SUHU TANAH AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK PADA PERTANAMAN NANAS ( Ananas comosus ) PT GREAT GIANT PINEAPPLE (PT GGP) TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERUBAHAN KADAR AIR DAN SUHU TANAH AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK PADA PERTANAMAN NANAS ( Ananas comosus )

PT GREAT GIANT PINEAPPLE (PT GGP) TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

Oleh

MEIFIMA ANETASIA

Nanas (Ananas comosus) membutuhkan air untuk pertumbuhannya yang maksimal. Salah satu upaya untuk mempertahankan kadar air dan suhu tanah saat musim kemarau yaitu dengan cara penambahan mulsa organik di atas permukaan tanah agar memperbaiki kondisi fisik tanah lapisan atas untuk menjaga temperatur (suhu), penguapan dan kadar air tanah, sehingga kadar air tanah dapat tersedia dan lebih hemat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mulsa organik terhadap perubahan kadar air dan suhu tanah pada pertanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple Terbanggi besar Lampung Tengah. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL), dengan perlakuan M0 = Tanpa mulsa, M1 = 25 t ha-1. M2 = 50 t ha-1. M3 = 75 t ha-1. M4 = 100 t ha-1. Mulsa organik yang digunakan pada penelitian ini adalah mulsa kulit singkong dengan kadar air 37,28%, bibit nanas yang digunakan adalah bibit Sucker Klon GP3.

Perlakuan M0 setelah hari ke-3 yaitu kadar air mencapai 20,83 % harus dilakukan irigasi. Sedangkan pada perlakuan M1 hari ke-3 kadar air mencapai 21,8 % harus dilakukan proses irigasi. Perlakuan M2 setelah dilakukan pengamatan pada hari ke-7 dengan kadar air sebesar 21,18%, sehingga harus dilakukan proses irigasi. Perlakuan M3 setelah dilakukan pengamatan pada hari ke-10 yaitu dengan kadar air tanah mencapai 22,4%, sehingga harus dilakukan proses irigasi, sedangkan M4 pada hari ke-10 kadar air menjadi 22,56 %, sehingga sudah harus dilakukan proses irigasi. Maka, penelitian ini yang mampu bertahan lebih lama dalam memenuhi kebutuhan air pada perlakuan M3 dan M4 yaitu dapat bertahan selama 10 hari.

(2)

PERUBAHAN KADAR AIR DAN SUHU TANAH AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK PADA PERTANAMAN NANAS ( Ananas comosus ) PT GREAT GIANT

PINEAPPLE (PT GGP) TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

(Skripsi)

Oleh

MEIFIMA ANETASIA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks/Uraian Halaman

1. Tata Letak Penelitian ... 13

2. Lahan Saat ditanam Bibit Nanas ... 42

3. Lahan Saat dilakukan Proses irigasi ... 42

4. Pengukuran Suhu Tanah diLokasi ... 42

5. Pengambilan Sampel Tanah Untuk Analisis Kadar Air ... 42

6. Pengambilan Kerapatan Isi menggunakan Ring-sample ... 43

7. Plot dengan Perlakuan Kontrol ... 43

8. Plot dengan Perlakuan M1 ... 43

9. Plot dengan Perlakuan M2 ... 43

10. Plot dengan Perlakuan M3 ... 44

(4)

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Teks/Uraian Halaman 1. Kadar Air Tanah pada lahan pertanaman nanas (Ananas comosus)

(5)
(6)

iii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Hasil Pengamatan ... 20

4.1.1. Kadar Air Tanah Dan Deplesi Lengas Tanah ... 20

4.1.2. Suhu Tanah ... 22

4.2 Pembahasan ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 29

5.1 Kesimpulan ... 29

5.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Antoni. 2009. Monitoring Kadar Air Tanah pada Olah dan Tanpa Olah Tanah Jenis PMK (padzolik merah kuning) dengan Berbagai Mulsa. www.satmingkal/nalitbang.com. diakses tanggal 1 Agustus 2012. Hal :132 -136

Arga, Anggi. 2010. Mulsa. http://anggi-arga.blogspot.com/2010/03/mulsa.html. diakses tanggal 1 Agustus 2012. Hal : 111- 113

Djojowasito,G., A. M. Ahmad, dan, S.K Wijaya. 2007. Pembuatan dan Uji Mulsa Organik Lembaran dari Bahan Baku Enceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms.) dan Pelepah Pisang (Musa paradisiaca L.). Jurnal Teknologi Pertanian, Vol, 8 No.2 (Agustus 2007) 110-118

Bartholomew, D.P., R.E. Paull, dan K.G. Rohrbach. 2003. The Pinapple. Jurnal University of Hawaii at Manoa Honolulu USA. HAL : 102-105

Gillespie ,T. J., C. J. Swanton, dan C.S. Wagner Riddle. 1992. The Effect of Organic Mulches on Soil Moisture and Crop Growt. Jurnal of Technology Evaluation And Development Subprogram Of S.W.E.E.P. May 1992. Hal : 56-58

Hakim, N. Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M. Nugroho, S.G. Diha, M.A. Hong, dan H.H Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung : Lampung. Hal : 50-53

Hamna, artiir. 2008. Buah Nanas. http://www.artiirhamna.com/2008/07/buah-nanas.html. diakses tanggal 14 oktober 2012. Hal : 102-107

Damanik, 2010. Pengaruh pemakaian mulsa jerami terhadap sifat-sifat fisik tanah. http://repository.ipb.ac.id/ Pengaruh pemakaian mulsa jerami terhadap sifat-sifat fisik tanah . diakses tanggal 21 oktober 2012. Hal : 36-40

(8)

26 Komariah, K. Ito., S. Masateru., T. A John., dan Afandi. 2008. Amendment of

Soil Physical and Biological Properties Using Rice Husk and Tapioca Wastes. Jurnal of Jpn. Soc. Soil Phys. No. 108, P. 81-90.

Krida, Prasetia. 2007. Produksi Nanas PT. GGP. https://krida85.wordpress.com/ page/62/. diakses tanggal 1 Agustus 2012. Hal: 16-20

Mawardi, Fauziati, dan R.S. Simatupang. 2004. Pengelolaan Lengas Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Cabai Di Lahan Rawa Lebak. http://balittra.litbang .deptan.go.id/prosiding06/ Document32.pdf. diakses 21 oktober 2012. Hal : 87-93

Mulumba, L.N dan Lal Rattan. 2008. Mulching effects on selected soil physical properties. Jurnal of Soil & Tillage Research 98 (2008). Hal : 106–111

Nurtafita, N. 2010. Suhu Tanah. http://nitanurtafita.blogspot.com/2011/10/suhu-tanah.html. diakses tanggal 31 Agustus 2012. Hal : 167-172

Ridha,risky. 2012. Penggunaan Mulsa Untuk Menekan Dampak Negatif Cekaman Kekeringan Pada Tanaman.

http://riskyridhaagriculture.blogspot.com/

2012_08_01_archive.html. diakses 21 oktober 2012. Hal : 32-40

Rocky. 2009. Suhu Udara Tanah. http://rocky16amelungi.wordpress.com/ 2009/09/14/suhu-udara-tanah/. diakses tanggal 14 Oktober 2012. Hal : 123-125

Rukmana, rahmat. 1996. Nanas Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. Hal : 25-28

Sunarjono, H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal : 13-16

Undang, K., F. Agus, A. Adimihardja, A. Dariah, 2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisinya. Balitbang Departemen Pertanian. Hal : 62-65

Wahyuni, H. 2011. Pengaruh Pemberian Mulsa terhadap Laju Evaporasi pada Alfisols Jatikerto, Malang. http://elibrary.ub.ac.id. diakses tanggal 2 agustus 2012

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Tanaman nanas (Ananas comosus) adalah buah tropis ketiga yang paling penting dalam produksi dunia setelah pisang dan jeruk. Tujuh puluh persen dari nanas yang diproduksi di dunia ini dikonsumsi sebagai buah segar. Produksi nanas di seluruh dunia telah dikembangkan sejak tahun 1500-an awal ketika nanas pertama kali dibawa ke Eropa dan kemudian didistribusikan ke seluruh daerah tropis di dunia. Perdagangan internasional didominasi oleh beberapa perusahaan multinasional yang telah mengembangkan infrastruktur untuk proses dan pemasaran nanas. Varietas yang paling terkenal di dunia perdagangan adalah Cayenne Lisse ('Halus Cayenne'), yang diperkenalkan ke Eropa dari Guyana Perancis. Selain itu permintaan nanas meningkat di seluruh dunia untuk produk buah kaleng menjadi daya tarik dalam pengembangan industri nanas kaleng di Indonesia (Bartholomew et al., 2003)

(10)

2 (5%). Tahun lalu, nilai ekspor GGP mencapai US$ 107.135.529. Sekarang, GGP sudah hadir di 50 negara. Selain itu, GGP juga merupakan produsen yang daerah penanamannya terbesar di dunia (Krida, 2007).

PT. Great giant pineapple (GGP) merupakan perusahaan yang memiliki lahan yang kering. Kebutuhan air untuk pertanaman nanas di PT.GGP dicukupi melalui curah hujan serta air irigasi, adapun sumber air yang digunakan untuk irigasi yaitu berasal dari lebung dan sumur. Pada saat musim hujan, peranan air irigasi tidak begitu terlihat karena kebutuhan air dapat dipenuhi oleh air hujan.

Air merupakan faktor yang sangat penting untuk keberhasilan budidaya tanaman. Tumbuhan dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik dipengaruhi oleh ketersediaan air. Tumbuhan membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya. Air yang dibutuhkan oleh tumbuhan dapat berasal dari alam berupa air hujan dan air tanah. Tetapi seringkali tumbuhan mengalami kekurangan air karena kurangnya air tersedia disekitar tumbuhan tersebut, sehingga diperlukan suatu penambahan air (Antoni, 2009)

Pada saat musim kemarau tanaman membutuhkan aplikasi irigasi intensif, namun pemberian air irigasi secara tepat waktu dan efisien juga berpengaruh terhadap besarnya biaya yang dikontribusikan oleh pihak perusahaan PT. GGP, sehingga manajemen irigasi perlu dikelola secara baik. Salah satu cara untuk mengatasi kekeringan adalah dengan cara pemberian mulsa, karena mulsa dapat

menghambat laju evaporasi, terkendalinya laju evapotranspirasi diharapkan dapat menjaga lengas tanah atau kadar air tanah sehingga dapat mendukung

(11)

3 (Anwarudinsyah et al., 1993; Rizal dan Hariastuti, 2001, dalam Mawardi et al., 2004).

Komariah et al. (2008), mengatakan bahwa aplikasi mulsa pada permukaan tanah memberikan peluang untuk memanfaatkan berbagai limbah bahan organik

tanaman yang banyak manfaat, terutama hubungannya dengan tanah dan air. Kemampuan mulsa dalam meminimalkan avaporasi juga membantu untuk menjaga suhu tanah. Mulsa organik dapat bertindak sebagai bahan isolasi untuk lapisan tanah, karena dapat menurunkan suhu tanah pada saat suhu udara tinggi dan menghangatkan tanah selama suhu udara rendah.

Mulsa adalah material penutup permukaan tanah yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah,meningkatkan infiltrasi air, serta menekan

(12)

4

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mulsa organik terhadap perubahan kadar air dan suhu tanah pada pertanaman nanas di PT. Great Giant Pineapple Terbanggi besar Lampung Tengah.

1.3 Kerangka Pemikiran

Irigasi adalah suatu usaha manusia untuk menambah kekurangan air dari pasokan hujan untuk pertumbuhan tanaman yang optimum. Perananan irigasi dalam meningkatkan dan menstabilkan produksi pertanian tidak hanya bersandar pada produktifitas saja tetapi pada kemampuannya untuk meningkatkan faktor- faktor pertumbuhan lainnya yang berhubungan dengan input produksi. Irigasi

mengurangi resiko kegagalan panen karena kekeringan. Salah satu langkah yang ditempuh untuk menekan laju penurunan produksi musim kemarau adalah dilakukannya proses irigasi, namun kendala yang sangat terlihat sekali dengan dilakukannya irigasi yaitu besarnya biaya yang harus dikeluarkan, oleh karena itu digunakan bahan organik (mulsa) sebagai penutup tanah untuk menghemat

kebutuhan air, tanpa harus mengeluarkan biaya yang tinggi.

(13)

5 Mulsa adalah komponen penting dalam sistem pertanian berkelanjutan. Pada awal sejarahnya, sistem mulsa banyak digunakan petani untuk mengurangi gulma yang tumbuh di antara baris jalur pertanaman. Cara ini kini banyak diterapkan di sistem pertanaman. Mulsa organik adalah sisa tanaman yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untukmelindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, menjaga kelembaban, struktur, dan kesuburan tanah (Gillespie et al., 1992) Unsur fisik tanah yang sangat dipengaruhi oleh bahan mulsa ialah suhu tanah. Suhu tanah ini sangat bergantung pada proses pertukaran panas antara tanah dengan lingkungannya. Proses ini terjadi akibat adanya radiasi matahari dan pengaliran panas ke dalam tanah melalui proses konduksi. Mulsa sisa tanaman dapat memperbaiki kesuburan, struktur, dan cadangan air tanah. Mulsa juga menghalangi pertumbuhan gulma, dan menjaga suhu tanah agar tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Perubahan suhu tanah terjadi karena perubahan radian energi yang mencapai tanah. Adanya mulsa akan menyebabkan panas yang mengalir ke dalam tanah lebih sedikit dibanding tanpa mulsa.

Teknologi pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanam tidak kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang didalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman (Mulumba et al., 2008)

(14)

6 tinggi dosis mulsa yang diaplikasikan ke permukaan tanah maka kelembaban tanah dan suhu tanah dapat dipertahankan keadaannya. Perlakuan pemulsaan memiliki kelembaban tanah yang meningkat seiring dengan bertambahnya dosis

pemulsaan dari 4, 8 dan 12 ton ha¯¹. Perlakuan pemulsaaan 12 ton ha¯¹ memiliki kelembaban tanah lebih tinggi.

1.3 Hipotesis

Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut:

1. Tanah yang diberi perlakuan mulsa akan mengakibatkan kadar air tanah tinggi dan suhu tanahnya rendah, sedangkan tanah yang tidak diberi mulsa kadar air tanahnya akan rendah dan suhu tanahnya tinggi.

(15)

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nanas (Ananas comosus)

(16)

8 pertumbuhan tanaman nanas, karena sangat menentukan kualitas buah , jika intensitas sinar matahari kurang maka pertumbuhan tanaman nanas akan

terhambat, buah kecil,dan kualitas menurun, namun sebaliknya nanas juga tidak dapat terlalu banyak terkena sinar matahari dikarenakan dapat mengakibatkan luka terbakar pada buah yang hampir masak ( Sunarjono, 2004 )

Tanaman nanas sebenarnya tidak bersifat musiman, tetapi dapat berbunga setiap saat. Namun, ada kecenderungan suhu yang dingin, terutama suhu malam, dapat memacu pembungaan tanaman nanas. Buah Buah nanas merupakan buah majemuk yang disebut sinkarpik atau coenocarpium. Di atas buah tumbuh daun-daun pendek yang tersusun seperti pilin yang disebut mahkota (crown). Akar tanaman berakar serabut dan mengandung cukup banyak air. Akar nanas dangkal dan tersebar luas. Kegunaan nanas matang enak dimakan segar dan rasanya manis, tetapi ada pula yang rasanya manis asam. Buah matang terasa gatal di

tenggorokan karena kandungan asam oksalat yang tinggi (Hamna, 2008)

2.2 Mulsa organik

Mulsa organik meliputi semua bahan sisa pertanian. Mulsa adalah komponen penting dalam sistem pertanian berkelanjutan. Mulsa berguna untukmelindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, mengurangi akibat kerugian erosi tanah, meningkatkan infiltrasi air, dan penurunan kehilangan air tanah oleh evaporasi (Gillespie et al., 1992)

(17)

9 tanah, sedangkan perannya yang tidak langsung adalah memperbaiki struktur tanah. Penggunaan mulsa umumnya dilakukan di daerah-daerah yang sering mengalami kekeringan dan rentan terhadap pertumbuhan gulma. Pilihan bahan-bahan untuk mulsa tergantung pada bahan-bahan-bahan-bahan yang tersedia setempat

(Djojowasito et al., 2007)

Pertanian lahan kering yang banyak dilakukan saat ini memiliki beberapa kendala, salah satunya adalah lengas tanah yang rendah akibat adanya evaporasi (penguapan) yang tinggi. Evaporasi adalah proses yang bila tidak dikendalikan bisa menyebabkan kehilangan air cukup besar pada daerah pertanian beririgasi atau tidak beririgasi, sehingga dengan memanfaatkan mulsa diatas permukaan tanah maka akan membantu mempertahankan lengas tanah (Wahyuni, 2011). Bahan mulsa organik dapat diperoleh tidak hanya dari sisa tanaman pasca panen saja, tetapi juga dari limbah industri pertanian. Misalnya, kulit singkong, ampas tebu singkong , dan limbah yang dihasilkan dalam industri tapioka selama proses produksi tapioka, selain itu penerapan mulsa organik di daerah tropis dikenal untuk meningkatkan iklim mikro tanah (Komariah et al., 2008)

(18)

10

2.3 Kadar Air dan Suhu Tanah

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat

memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air

tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. (Hakim et al., 1986).

(19)

11 besar dan suhu minimum lebih rendah, serta bagaimana perbedaan ekstrim ini dapat dikurangi bila kelembaban tanah nya dirubah ( Undang et al., 2006) Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas perlu dilakukan lebih intensif (lebih sering) dari pada interval kedalaman yang lebih dalam, karena fluktuasi suhu tanah lebih besar dan perubahan suhu yang berlangsung lebih cepat pada lapisan atas tanah tersebut. Dengan pertimbangan ini World Meteorogical Organization (WMO) merekomendasikan pengukuran tanah pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10 dan 20 cm dilakukan tiga kali sehari, sedangkan yang 50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada sore hari ( Nurtafita, 2010 )

Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Suhu tanah merupakan hasil dari

keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel, mineral, dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Suhu tanah dapat diukur dengan

(20)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lahan pertanaman Nanas (Ananas comosus) di PT Great Giant Pineapple Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Pada bulan September sampai dengan Oktober 2012 Analisis suhu tanah dilakukan di lahan pertanaman nanas (Ananas comosus) PT GGP. Analisis kadar air volumetri dilakukan di Laboratorium PT. GGP Terbanggi Besar Lampung Tengah.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mulsa kulit singkong dengan kadar air 37,28 % untuk aplikasi di lapangan, dan sampel tanah untuk analisis dilaboratorium.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu timbangan, palu, mistar, plastik, kertas label, spidol, sekop, ring sample, cangkul, soiltech, alat tulis, serta alat-alat laboratorium untuk analisis.

3.3 Metode Penelitian

(21)

13 perlakuan yang diberikan adalah :

1. m0 : Tanpa mulsa kulit singkong

2. m1 : Mulsa kulit singkong 25 ton/ha

3. m2 : Mulsa kulit singkong 50 ton/ha

4. m3 : Mulsa kulit singkong 75 ton/ha

5. m4 : Mulsa kulit singkong 100 ton/ha

Gambar. 1 Tata Letak Penelitian

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan lahan dan pembuatan petak percobaan

Penelitian ini dilakukan pada lahan Nanas (Ananas comusus) PT.GGP. Persiapan lahan meliputi kegiatan pengolahan tanah dan pembuatan petak satuan percobaan. Pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan menggunakan traktor, sehingga tanah menjadi gembur. Setelah itu tanah diratakan menggunakan rotary. Lahan

M m2u3 M m3u3 M m4u4 M m1u3 M m0u3

M m2u2

M m0u1 M m1u1 M m2u1 M m4u1 M m3u1

M m4u2

M m0u2 M m2u2 M m1u2

(22)

14 dibagi menjadi 20 petak percobaan sesuai dengan perlakuan, dan ukuran tiap petaknya 3,5 m x 2,5 m dengan jarak antar petak yaitu 0,5 m.

3.4.2 Penanaman dan Aplikasi Mulsa Organik

Tanaman nanas (Ananas comosus) yang sudah berumur ± 1 bulan, dipindahkan ke lahan yang sudah diolah. Setelah itu aplikasikan mulsa organik pada lahan dengan cara ditabur secara merata sesuai dengan perlakuan dan petak percobaan yang telah dibuat.

3.4.3 Pengamatan Kadar Air Tanah

Pengamatan kadar air tanah merupakan kegiatan yang sangat penting karena membantu untuk mengetahui selisih antara air yang diberikan kepada tanaman dengan air yang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan kadar air volumetri yaitu mengambil sampel tanah utuh secara acak di pertanaman nanas menggunakan ring sampel pada kedalaman 0-10 cm, setelah itu contoh tanah ditimbang beserta ring sampel tersebut ( bobot tanah basah+ ring = x gram). Bobot ring sebelumnya harus sudah diketahui (y gram). Contoh tanah tersebut di oven pada suhu 105 ° C selama 24 jam. Oven dimatikan dan sampel tanah dimasukan kedalam desikator, tunggu hingga dingin dan timbang (bobot tanah kering+ring = z gram). Hitung bobot kering tanah (gram) = z-y, selanjutnya menentukan volume tanah dalam ring dengan mengukur tinggi ring (t),

(23)

15

Pengamatan kadar air dilakukan setiap hari selama 3 minggu.

3.4.4 Pengukuran Suhu Tanah

Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah yaitu Soiltech. Pengukuran suhu dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan siang hari setiap kali pengamatan selama 3 minggu.

3.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan metode Time Series. Sedangkan pengamatan pada hari ke-10 dan hari terahir untuk kadar air tanah dan suhu tanah dilakukan analisis statistik menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), setelah itu dilakukan uji lanjut menggunakan uji BNT.

3.6 Variabel Pengamatan

Adapun variabel pengamatan pada penelitian ini adalah Varabel utama adalah :

1. Kadar air tanah ( Volumetri ) 2. Suhu tanah ( Soiltech)

(24)

PERUBAHAN KADAR AIR DAN SUHU TANAH AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK PADA PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus)

PT GREAT GIANT PINEAPPLE (PT GGP) TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

Oleh

MEIFIMA ANETASIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(25)

Judul Skripsi : PERUBAHAN KADAR AIR DAN SUHU TANAH AKIBAT PEMBERIAN MULSA ORGANIK PADA PERTANAMAN NANAS (Ananas comosus) PT GREAT GIANT

PINEAPPLE (PT GGP) TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

Nama Mahasiswa : Meifima anetasia Nomor Pokok Mahasiswa : 0814013168

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Afandi, M.P. Ir. Hery Novpriansyah, M.Si

NIP 196611031988031003 196611151990101001

2. Ketua Jurusan Agroteknologi

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P.

(26)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Afandi, M.P. ………

Sekretaris : Ir. Hery Novpriansyah, M.Si ...

Penguji : Prof. Dr.Ir. KES Manik, M.S ………

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Prof. Dr. Ir Wan Abbas Zakaria, M.S.

NIP. 19610826 198702 1 001

(27)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 13 Mei 1989, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Anispari, S.E dan Ibu Emiyati, S,Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak (TK) Aisiyah Kotabumi Kabupaten Lampung Utara pada tahun 1995, pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Tanjung Aman Kotabumi Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2001. Pada tahun 2004, Penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SLTP Negeri 02 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, sedangkan pendidikan menengah atas di selesaikan di SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2007. Pada tahun 2008 Penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

Pada bulan Juli hingga Agustus 2011, Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di PT GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR LAMPUNG

(28)

Kupersembahkan karya ini :

Untuk setiap tarikan nafas kasih sayang MamaKu tercinta, yang tak pernah

putus dalam setiap sujudnya mendo’akanku siang dan malam untuk

menanti keberhasilanku.

Untuk setiap tetes keringat kerja keras PapaKU tersayang, dukungan moral

dan spiritual yang tak pernah henti, untuk setiap rupiah yang ia

keluarkan semata-mata hanya ingin melihatku mempunyai pendidikan

yang lebih tinggi darinya.

Untuk Kedua adik- adik ku Marisa Yunita, dan Muhammad Idola Hartas yang

selalu memberikan kebahagian, canda dan tawa, dalam suka maupun

duka,

Dan..

Untuk

“Hermansyah, S,Pd.,

yang selalu megajarkanku arti kehidupan dan

membuat ku menjadi Wanita yang lebih dewasa, terimakasih tuk

dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga . . .

(29)

“ Allahumma yasir walaa tu’assir, allahumma laa sahla illa maa

ja’altahu sahlan wa anta taj alul hazna idzaa syi’ta sahlaa” Artinya: ya allah

mudahkanlah jangan persulit. ya allah tiada yang mudah selain yang kau

mudahkan dan engkau jadikan kesusahan itu mudah jika engkau

menghendakinya menjadi mudah. . .

Motto:

“ Hidup adalah Perjuangan, ketika kita mengatakan untuk

sukses maka berjuanglah untuk meraihnya,

“Nothing imposibble” karena sukses

(30)

SANWACANA

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala, atas rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Mulsa Organik Terhadap Perubahan Kadar Air Tanah Dan Suhu Tanah Pada Pertanaman Nanas ( Ananas comosus ) Di PT GGP Terbanggi Besar Lampung Tengah”. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Afandi, M.P., selaku Pembimbing I, atas bimbingan, motivasi, saran dan fasilitas yang telah diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai;

2. Bapak Ir. Heri Novpriansyah, M.S., selaku Pembimbing II, atas bimbingan, motivasi, saran, dan nasihat selama penelitian dan penulisan skripsi;

3. Bapak Prof. Dr.Ir. KES Manik, M.S., selaku Penguji, atas saran dan bimbingan yang diberikan dalam penulisan skripsi;

4. Ibu Dr. Ir. Tumiar Katarina. B. Manik, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik, atas bimbingan yang diberikan;

(31)

6. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

7. Keluarga Besar PT Great Giant Pineapple yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian hingga selesai; 8. Papa, Mama,Ica, Ido,Kakek Nenek ku dan semua keluarga besarku yang

selalu mendoakan kelancaran dan kesuksesan Penulis, memberi semangat, dukungan, dan kasih sayang;

9. Hermansyah, S,Pd., yang selalu setia mendampingi, memberikan semangat, kasih sayang, motivasi serta dukungan kepada penulis;

10. Seluruh dosen Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang telah memasilitasi transfer ilmu pengetahuan;

11. Keluarga Besar Agroteknologi 2008 dan Teman- teman seperjuangan: Ali, Een, Vina, Inggit, Maya, selama penulis melakukan penelitian dan penulisan skripsi;

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala melimpahkan rahmat atas bantuan yang telah diberikan kepada Penulis dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis,

(32)

29 V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaplikasian mulsa kulit singkong mengakibatkan kadar air tanah tinggi dan suhu tanahnya rendah, sedangkan tanah yang tidak diberikan mulsa kulit singkong mengakibatkan kadar air tanahnya rendah dan suhu tanahnya tinggi. 2. Pengaplikasian mulsa kulit singkong berdosis 100 t h-1 (M4) kadar air tanahnya

tinggi dan suhu tanahnya rendah, sedangkan mulsa kulit singkong berdosis 0 t h-1 , 25 t h-1 , 50 t h-1 dan 75 t h-1 mengakibatkan kadar air tanahnya rendah dan suhu tanahnya tinggi.

5.2. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillaahirobbil aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta ala yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat- Nya kepada

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta'ala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang berkat rahmat dan hidayah -Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta‟ala atas rahmat dan karunia-Nya penulis memiliki kekuatan, kemauan dan kemudahan sehingga

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta ‘ala karena atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

Symphilid dikatakan sebagai hama tanaman jika keberadaannya di sekitar tanaman tidak didukung dengan kandungan bahan organik tanah yang tinggi, sehingga symphilid

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala atas seluruh Rahmat beserta Hidayah-Nya, sehingga penulis bersama para pembimbing dapat mencurahkan cipta,