SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF
DI PT. BANK BNI
Oleh :
RC. ESTI NURSUMARYANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
RC. Esti Nursumaryanti, 2005: Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI. Dibawah bimbingan Musa Hubeis dan Marimin
Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya dome stik, termasuk di dalamnya UKM dalam corporate plan PT. Bank BNI merupakan salah satu
Strategic Business Unit (SBU) yang dikembangkan, disamping sektor-sektor bisnis lainnya, dengan target melakukan penyeimbangan kredit produktif, sehingga komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Untuk itu dibentuk organisasi Unit Kredit Produktif Terpusat yang merupakan layanan kredit produktif dalam suatu wilayah operasi secara sentral yang biasa disebut Sentra Kredit Kecil (SKC), yang perjalanan operasionalnya timbul permasalahan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, agar pencapaian target terpenuhi dan mutu kredit yang diberikan baik
Tujuan kajian adalah mengevaluasi dan mengidentifikasi sistem pengajuan kredit berbasis website, serta mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan metode kerja berupa observasi lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, serta perancangan sistem deskritif dan kualitatif. Observasi lapangan yang dilakukan meliputi aspek organisasi, sumber daya manusia (SDM), yang terlibat langsung dalam permasalahan, aspek teknis meliputi software, hardware dan jaringan terkait dengan permasalahan di SI Kredit Produktif Terpusat (SIKPT).
Dari kajian didapatkan, bahwa dalam perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna, dilakukan pendekatan otomasi internal rating dalam pengelolaan resiko kredit dan dikembangkan dalam basis website. Komponen SIKPT dikembangankan dengan komponen-komponen yang terdiri dari operating system Linux Suse version 7.2, Web Server Application Apache version 1.3, Application Tool PHP version 4.06 dan database MySQL version 3.23.39. Pengembangan SIKPT adalah menghemat waktu dan biaya, di sisi lain ditemukan kelemahan sistem yang tergantung pada pihak ketiga, yaitu masalah komunikasi. Bila komunikasi terhenti, maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SIKPT.
SIKPT merupakan sistem sentral database yang berlokasi di kantor pusat, sedangkan Unit Kredit Produktif Terpusat berlokasi di sentra-sentra kredit sebagai terminal remote dan didukung oleh cabang-cabang sebagai unit pemasar.
Sejalan dengan perkembangan, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas hardware dan software, tetapi diikuti beberapa alternatif solusi bersifat replacement, upgrading dan atau fine tunning terhadap keseluruhan komponen sistem, antara lain peningkatan kapasitas server, web server fine tuning, application fine tuning dan database fine tuning.
Untuk menghindari kegagala n sistem operasi dan layanan SIKPT, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency atau DRC), antara lain cadangan
The Study and Model Development of Information System for Productive Loan Proposal Application
At PT. BanK BNI RC. Esti Nursumaryanti
The commercial banking segment continues to grow in line with the Government’s effort in driving national economic growth through small and medium – scale enterprise (SME) development. Realizing the more importance of SME banking segment in Indonesia, the commercial strategic business Unit (SBU) has refocused on the market segment since 2004, such as through the enhancement of the products and services and loans processing streamline. In this case, it is necessary to build centralized productive loan unit organization which express the productive loan service in an operational area centrally, called as small business loan centre. In the operational performance appears problem and need improvement, to perfect the system, in order to reach the target and make more good quality loan.
This study goal is to identify and to evaluate website based approval loan system and to develop Information System model SME proposal. Working method like field observation, collecting secondary and primary data, and descriptive qualitative design system are answer of this problem. From this study we will know that system design to fulfill customer need is done by approaching internal rating automation risk loan handling and developed in website based. User increment also causes the problems, mainly in software and hardware capacity and this study we will find some alternative solutions such as replacement solution, upgrading solution and or fine-tuned solution to whole components system such as server capacity up grading, web server fine tuning, application fine tuning and data base fine tuning.
The goal of centralized productive loan Information System development is to save the cost and time. An the other side, there are some lacks in this system which are depend on the third party, that is communication problem. If communication is stopped, the operation will be disturbed and branch office and small business loan unit can not access to the centralized productive loan information. To avoid system operation and productive loan information systems experience failure, it is necessary to prepare emergency procedure (DRC), such as stand by server and emergency communication line if there are some disturbances so branch office centralized productive loan and regional office could access to information system in the head office.
SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF
DI PT. BANK BNI
RC. ESTI NURSUMARYANTI
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Laporan akhir : Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI
Nama Mahasiswa : RC. Esti Nursumaryanti Nomor Pokok : F. 052020105
Program Studi : Industri Kecil Menengah
Menyetujui, November 2005
Komisi Pembimbing :
Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc Ketua Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah
Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA Prof.Dr.Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, MSc.
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul
KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL
SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar dimanapun juga.
Segala data dan informasi yang saya sajikan adalah benar adanya.
Bogor, 2005 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan akhir dengan judul “Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank
BNI” untuk memenuhi persyaratan akademik bagi mahasiswa peserta program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Institut Pertanian Bogor.
Dalam proses penyelesaian Laporan Akhir ini, penulis banyak bantuan dari berbagai pihak dan dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc, sebagai komisi pembimbing dalam rangka pembuatan proposal dan penyusunan Laporan akhir.
2. Para staff PT. Bank BNI khususnya Divisi Teknologi Infomrasi, Divisi Usaha Kecil dan Sentra Kredit Kecil Melawai yang memberikan saran dan masukan serta data mengenai permasalahan yang diinvestigasi samapi dengan selesainay Laporan akhir ini.
3. Keluarga tercinta penulis yaitu Ahmad Gunandar (suami) dan Daffa Pradiptya yang telah memberikan semangat dan dorongan moral untuk menyelesaikan studi hingga tesis ini selesai.
Selanjutnya kami berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak akademik untuk menambah wawasan terhadap sistem informasi sentral kredit produktif sebagai masukan dan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh pembaca sebagai bahan diskusi perihal permasalahan sistem informasi perbankan.
Jakarta, November 2005
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Agustus 1968 di Jakarta, anak ke satu dari dua bersaudara pasangan bapak Salim Nurhadiyanto dan Sri Sumarni.
Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar di SD Negeri Situ Gintung II Pagi Jakarta Selatan lulus tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Jayapura lulus tahun 1984, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 48 Jakarta Timur lulus tahun 1987, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Jurusan Informatika Manajemen lulus tahun 1992 di Jakarta.
Tahun 1992 penulis bekerja di PT. Waenibe Wood Industry sebagai Staff Sentra Data selama 2 tahun, selanjutnya pada tahun 1994 pindah bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, di Divisi Pengedalian Keuangan dan tahun 1997 pindah ke Divisi Teknologi Informasi hingga sekarang.
Sejak November 2002 penulis mendapat kesempatan belajar untuk melanjutkan Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF
DI PT. BANK BNI
Oleh :
RC. ESTI NURSUMARYANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
RC. Esti Nursumaryanti, 2005: Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI. Dibawah bimbingan Musa Hubeis dan Marimin
Sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya dome stik, termasuk di dalamnya UKM dalam corporate plan PT. Bank BNI merupakan salah satu
Strategic Business Unit (SBU) yang dikembangkan, disamping sektor-sektor bisnis lainnya, dengan target melakukan penyeimbangan kredit produktif, sehingga komposisi kredit Bank BNI tidak terkonsentrasi pada usaha korporasi. Untuk itu dibentuk organisasi Unit Kredit Produktif Terpusat yang merupakan layanan kredit produktif dalam suatu wilayah operasi secara sentral yang biasa disebut Sentra Kredit Kecil (SKC), yang perjalanan operasionalnya timbul permasalahan, sehingga perlu dilakukan penyempurnaan, agar pencapaian target terpenuhi dan mutu kredit yang diberikan baik
Tujuan kajian adalah mengevaluasi dan mengidentifikasi sistem pengajuan kredit berbasis website, serta mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM. Untuk menjawab hal tersebut, digunakan metode kerja berupa observasi lapangan, pengumpulan data primer dan sekunder, serta perancangan sistem deskritif dan kualitatif. Observasi lapangan yang dilakukan meliputi aspek organisasi, sumber daya manusia (SDM), yang terlibat langsung dalam permasalahan, aspek teknis meliputi software, hardware dan jaringan terkait dengan permasalahan di SI Kredit Produktif Terpusat (SIKPT).
Dari kajian didapatkan, bahwa dalam perancangan sistem untuk memenuhi kebutuhan pengguna, dilakukan pendekatan otomasi internal rating dalam pengelolaan resiko kredit dan dikembangkan dalam basis website. Komponen SIKPT dikembangankan dengan komponen-komponen yang terdiri dari operating system Linux Suse version 7.2, Web Server Application Apache version 1.3, Application Tool PHP version 4.06 dan database MySQL version 3.23.39. Pengembangan SIKPT adalah menghemat waktu dan biaya, di sisi lain ditemukan kelemahan sistem yang tergantung pada pihak ketiga, yaitu masalah komunikasi. Bila komunikasi terhenti, maka operasional terganggu dan cabang maupun unit kredit produktif tidak bisa akses ke SIKPT.
SIKPT merupakan sistem sentral database yang berlokasi di kantor pusat, sedangkan Unit Kredit Produktif Terpusat berlokasi di sentra-sentra kredit sebagai terminal remote dan didukung oleh cabang-cabang sebagai unit pemasar.
Sejalan dengan perkembangan, pertumbuhan pengguna ternyata menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas hardware dan software, tetapi diikuti beberapa alternatif solusi bersifat replacement, upgrading dan atau fine tunning terhadap keseluruhan komponen sistem, antara lain peningkatan kapasitas server, web server fine tuning, application fine tuning dan database fine tuning.
Untuk menghindari kegagala n sistem operasi dan layanan SIKPT, perlu disiapkan prosedur darurat (disaster recovery contingency atau DRC), antara lain cadangan
The Study and Model Development of Information System for Productive Loan Proposal Application
At PT. BanK BNI RC. Esti Nursumaryanti
The commercial banking segment continues to grow in line with the Government’s effort in driving national economic growth through small and medium – scale enterprise (SME) development. Realizing the more importance of SME banking segment in Indonesia, the commercial strategic business Unit (SBU) has refocused on the market segment since 2004, such as through the enhancement of the products and services and loans processing streamline. In this case, it is necessary to build centralized productive loan unit organization which express the productive loan service in an operational area centrally, called as small business loan centre. In the operational performance appears problem and need improvement, to perfect the system, in order to reach the target and make more good quality loan.
This study goal is to identify and to evaluate website based approval loan system and to develop Information System model SME proposal. Working method like field observation, collecting secondary and primary data, and descriptive qualitative design system are answer of this problem. From this study we will know that system design to fulfill customer need is done by approaching internal rating automation risk loan handling and developed in website based. User increment also causes the problems, mainly in software and hardware capacity and this study we will find some alternative solutions such as replacement solution, upgrading solution and or fine-tuned solution to whole components system such as server capacity up grading, web server fine tuning, application fine tuning and data base fine tuning.
The goal of centralized productive loan Information System development is to save the cost and time. An the other side, there are some lacks in this system which are depend on the third party, that is communication problem. If communication is stopped, the operation will be disturbed and branch office and small business loan unit can not access to the centralized productive loan information. To avoid system operation and productive loan information systems experience failure, it is necessary to prepare emergency procedure (DRC), such as stand by server and emergency communication line if there are some disturbances so branch office centralized productive loan and regional office could access to information system in the head office.
SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF
DI PT. BANK BNI
RC. ESTI NURSUMARYANTI
Laporan Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Laporan akhir : Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank BNI
Nama Mahasiswa : RC. Esti Nursumaryanti Nomor Pokok : F. 052020105
Program Studi : Industri Kecil Menengah
Menyetujui, November 2005
Komisi Pembimbing :
Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc Ketua Anggota
Mengetahui,
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Industri Kecil Menengah
Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA Prof.Dr.Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, MSc.
Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir yang berjudul
KAJIAN DAN PENGEMBANGAN MODEL
SISTEM INFORMASI PENGAJUAN KREDIT PRODUKTIF DI PT. BANK BNI
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan arahan komisi pembimbing yang belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar dimanapun juga.
Segala data dan informasi yang saya sajikan adalah benar adanya.
Bogor, 2005 Yang membuat pernyataan,
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT bahwa atas karuniaNya penulis dapat menyelesaikan dengan baik Laporan akhir dengan judul “Kajian dan Pengembangan Model Sistem Informasi Pengajuan Kredit Produktif UKM di PT. Bank
BNI” untuk memenuhi persyaratan akademik bagi mahasiswa peserta program Magister Profesional Industri Kecil Menengah Institut Pertanian Bogor.
Dalam proses penyelesaian Laporan Akhir ini, penulis banyak bantuan dari berbagai pihak dan dengan rasa hormat penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ir.H.Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Prof.Dr.Ir. Marimin, M.Sc, sebagai komisi pembimbing dalam rangka pembuatan proposal dan penyusunan Laporan akhir.
2. Para staff PT. Bank BNI khususnya Divisi Teknologi Infomrasi, Divisi Usaha Kecil dan Sentra Kredit Kecil Melawai yang memberikan saran dan masukan serta data mengenai permasalahan yang diinvestigasi samapi dengan selesainay Laporan akhir ini.
3. Keluarga tercinta penulis yaitu Ahmad Gunandar (suami) dan Daffa Pradiptya yang telah memberikan semangat dan dorongan moral untuk menyelesaikan studi hingga tesis ini selesai.
Selanjutnya kami berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak akademik untuk menambah wawasan terhadap sistem informasi sentral kredit produktif sebagai masukan dan diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh pembaca sebagai bahan diskusi perihal permasalahan sistem informasi perbankan.
Jakarta, November 2005
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 11 Agustus 1968 di Jakarta, anak ke satu dari dua bersaudara pasangan bapak Salim Nurhadiyanto dan Sri Sumarni.
Pendidikan yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar di SD Negeri Situ Gintung II Pagi Jakarta Selatan lulus tahun 1981, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri I Jayapura lulus tahun 1984, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 48 Jakarta Timur lulus tahun 1987, Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Jurusan Informatika Manajemen lulus tahun 1992 di Jakarta.
Tahun 1992 penulis bekerja di PT. Waenibe Wood Industry sebagai Staff Sentra Data selama 2 tahun, selanjutnya pada tahun 1994 pindah bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, di Divisi Pengedalian Keuangan dan tahun 1997 pindah ke Divisi Teknologi Informasi hingga sekarang.
Sejak November 2002 penulis mendapat kesempatan belajar untuk melanjutkan Studi Magister Profesional Industri Kecil Menengah, Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
DAFTAR TABEL……… i
DAFTAR LAMPIRAN……… ii
DAFTAR GAMBAR……… iii
I. PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Masalah………. 1
B. Tujuan Kajian………. 7
C. Ruang Lingkup………... 7
II. ANALISIS MASALAH ……… 8
A. Prinsip Analisis………. 8
1. Kredit Produktif ………... 8
2. Komponen sistem Informasi………. 10
3. Sistem Informasi Manajemen………... 12
B. Metode Kerja ……….. 14
1. Pengumpulan Data ………... 14
2. Pengolahan dan Analisis Data……….. 15
III. PROSES BISNIS SI KREDIT PRODUKTIF……… 18
A. Manajemen Kredit Produktif UKM ……… 18
B. Sistem Informasi Kredit Produktif………... 19
C. Pengisian Formulir Permohonan Pinjaman……….. 20
D. Sub Sistem Verifikasi ……….. 22
E. Sub sistem Kalkulasi……… 23
IV. RANCANGAN SI KREDIT PRODUKTIF……… 25
A. Analisis sistem ……… 25
C. Entity Relationship diagram………. 35 D. Kamus Elemen Data ……… 47 E. Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan Jaringan ... 53 F. Sumber Daya Manusia……….. 63 G. Desain User Interface………... 64 H. Implikasi Manajemen………... 75
KESIMPULAN DAN SARAN ……… 89
1. Kesimpulan……… 89
2. Saran………... 90
i
No. Teks Halaman
iii DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Skema dasa sistem informasi……… 3 2. Keuntungan otomasi proses kredit produktif UKM……….. 6 3. Permohonan kredit produktif……… 22 4. Verifikasi data permohonan pinjaman……….. 22 5. Alur proses kalkulasi………. 24 6. Struktur organisasi SKC……… 27 7. Waktu rataan yang diperlukan proses kredit produktif……… 28 8. Flowchart SIKPT………... 29 18. Struktur desain pembentukan CCR………... 44 19. ERD Realisasi Pinjaman………... 45
20. ERD Kewenangan………. 46
21. Konsep logika cache HTML………. 57 22. Konfigurasi jaringan tes……… 60
23. Menu login SBC……… 65
24. Menu Utama SIKPT……….. 66
iii
28. Menu maintenance Modul………. 70 29. Menu parameter Modul………. 71
30. Menu report………... 72
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1 Aktivitas di setiap tahap proses kredit beserta
Penanggungjawabnya………...
94
2. Formulir di setiap tahap proses penanggung jawabnya………….... 95 3. Konfigurasi SI Pengajuan kredit produktif………... 96
4. Kuesioner……….. 97
A. Latar Belakang Masalah
Bank BNI saat ini merupakan salah satu bank yang terbesar di Indonesia, baik dari segi dana yang dihimpun, aset maupun perolehan labanya. Sebagai salah satu bank peserta rekapitalisasi secara konsisten dan berkesinambungan telah melakukan berbagai program perbaikan hingga mampu menunjukkan perkembangan kinerja yang semakin membaik. Prestasi tersebut dapat dilihat dari kemampuan Bank BNI, bukan hanya mampu menekan kerugian selama tiga tahun berturut-turut, tetapi juga mampu membukukan laba Rp. 295 miliar pada akhir tahun 2000, Rp. 1,7 Trilyun pada akhir 2001, Rp. 2,5 Trilyun pada akhir 2002 dan Rp 3,136 Trilyun pada akhir tahun 2004.
2
memfokuskan pemberian kredit pada sektor-sektor yang berorientasi ekspor dan berbasiskan sumber daya domestik, termasuk di dalamnya UKM.
Dengan menyadari bahwa di masa- masa mendatang persaingan bisnis akan semakin ketat, terutama dengan semakin agresifnya bank-bank dalam mengembangkan sayap bisnisnya, maka perlu dilakukan strategi bisnis, antara lain mengembangkan sistem permohonan kredit berbasis Website. Upaya mengembangkan sistem permohonan kredit berbasis Website didasarkan akan adanya suatu proses transaksinya cepat, memberikan akses yang lebih lebar dan luas kepada petugas bank untuk melaya ni nasabah. Jenis layanan ini akan merupakan paradigma baru yang menggabungkan praktek-praktek usaha perbankan tradisional dan perbankan modern yang sarat dengan penggunaan teknologi informasi (TI) baru.
1. Input (masukan) terdiri dari unsur-unsur yang digunakan dalam pemasukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut.
2. Processing (pemrosesan) merupakan kegiatan proses transformasi yang mengkonversikan input menjadi output.
3. Output (luaran) terdiri dari unsur-unsur hasil proses pengolahan sistem yang dikehendaki.
Gambar 1. Skema dasar SI
Berdasarkan fungsinya, SI mempunyai tiga peran utama (O’Brien, 1999) yaitu :
1. Mendukung kegiatan bisnis operasional (Support of business operations). 2. Mendukung manajemen dalam mengambil keputusan (Support of management
decision making).
3. Mendukung keunggulan strategi (Support of strategy advantage)
Proses keputusan kredit di Bank BNI, dimulai dari permohonan kredit hingga keputusan kredit, dilakukan oleh Unit Sentra Kredit Krecil (SKC). Proses transfer data ke cabang untuk aplikasi kredit yang telah disetujui dan permintaan data dari cabang untuk monitoring data nasabah yang setiap saat diperlukan adalah
MASUKAN PEMROSESAN LUARAN
4
proses real time. Oleh karena itu, pengembangan SI SKC berbasis Website
merupakan keunggulan strategis bagi Bank BNI dan merupakan langkah maju bagi Bank BNI, dikarenakan nasabah-nasabah ritel lebih menuntut pelayanan yang lebih khusus dibandingkan nasabah- nasabah korporat. Dengan adanya modul Small Business Center (SBC) dan Small Business Sales (SBS) tersebut, diharapkan
service level untuk pelayanan pinjaman akan bertambah baik, seiring dengan adanya pengembangan sistem yang telah ada. Pada dasarnya, modul SBS adalah
Modul Relation Officer (MRO) yang dipisahkan dari modul kredit analis sesuai dengan pemisahan organisasi bisnis.
Pengembangan modul SBC lebih diupayakan pada pembentukan pusat-pusat pelayanan pada beberapa cabang-cabang pelayanan, yang secara makro merupakan perbaikan modul aplikasi bisnis dalam pola konfigurasi Teknologi Bank BNI yang terbaru, yaitu konfigurasi new delivery channel strategy yang berbasis pada sistem sentralisasi back office. Aplikasi ini dikembangkan dengan menggunakan User Interface berbasis grafik, dengan client yang menjalankan aplikasi ini melalui sistem operasi berbasis WEB (PT. Bank BNI, 2003).
Hal ini didasarkan pada kondisi berikut :
1. Letak lokasi Unit SKC dengan cabang-cabang cukup jauh dan menyebar, telah menghambat kelancaran melakukan input data permohonan kredit nasabah secara cepat dan akurat, yang berdampak pada lambatnya memutus kredit. 2. Otomatisasi Sistem Informasi SKC, seperti disajikan dalam Gambar 2, saat ini
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pada kajian ini sebagai berikut :
1. Langkah- langkah apakah yang diperlukan untuk mengotomasikan sistem yang ada dari awal proses skoring sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan Kredit dan Perjanjian kredit atau Surat Penolakan Kredit pada Bank BNI ? 2. Apakah dasar pembentukan dari sistem pengajuan kredit berbasis website untuk
pengajuan kredit UKM ?
3. Bagaimana model pengembangan SI pengajuan kredit produktif untuk UKM dapat meningkatkan pelayanan pada PT. Bank BNI ?
6
Proses keputusan kredit tidak lagi menjadi keputusan tertutup
Keputusan exception haruslah dengan alasan yang tepat (didukung bukti kuat) dan sedapat mungkin dihindari
Ketentuan keputusan telah standar untuk seluruh proses.
Penilaian tidak bergantung pada opini individu analis.
Dapat dilakukan pembuatan database dari aplikasi yang lengkap
Laporan rutin dapat dengan mudah digeneralisasi dari database.
Gambar 2. Keuntungan otomatisasi proses kredit produktif UKM Ketersediaaan database
memungkink an adanya data statistik yang dapat digunakan untuk
membuat ketentuan baru di masa yang akan datang
B. Tujuan Kajian
1. Mengevaluasi pengembangan sistem pengajuan kredit berbasis Website yang mampu meningkatkan pelayanan terhadap nasabah bank BNI, khususnya UKM. 2. Mengidentifikasi masalah dalam pengembangan sistem informasi pengajuan
kredit yang ada dan yang akan dikembangkan. 3. Mengembangkan model SI pengajuan kredit UKM.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada kredit produktif meliputi : 1. Permohonan Pinjaman
2. Sistem Verifikasi
3. Sistem Kalkulasi (Credit Scoring)
II. ANALISIS MASALAH
A. PRINSIP ANALISIS 1. Kredit Produktif
Pengertian kredit menurut undang- undang (UU) no. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi seluruh hutangnya dalam/setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Sedangkan menurut undang-undang (UU) perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank denga n pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2000).
menghasilkan barang dan jasa. Kredit tersebut dapat berupa Kredit Investasi (KI) maupun Kredit Modal Kerja (KMK).
KI merupakan kredit jangka menengah atau panjang untuk membiayai pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi proyek, atau pendirian proyek baru. KMK merupakan kredit jangka pendek untuk membiayai kebutuhan modal kerja usaha atau proyek (Teguh,1996).
Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah kredit produktif yang diproses secara runtun (PT. Bank BNI, 1998) meliputi : a. Pengumpulan data, merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh petugas
Analis Kredit Produktif SKC untuk memperoleh informasi mengenai kinerja calon nasabah yang mengajukan kredit produktif. Dalam hal ini ada dua cara untuk memperoleh informasi, yaitu mengisi formulir permohonan dan wawancara. Selanjutnya dari hasil pengisian formulir dan wawancara petugas analis memasukan data tersebut ke dalam formulir aplikasi yang ada di dalam sistem.
b. Verifikasi dan atau Site Visit, Verifikasi dilakukan dalam rangka untuk mengecek kebenaran data, informasi dari dokumen yang disampaikan calon nasabah yang dilakukan petugas berwenang dengan memeriksa kebenaran isian data dari hasil printout, dan selain itu verfikasi langsung melalui telepon dan atau kunjungan langsung ke nasabah atau pihak ketiga.
10
persetujuan(approval) dalam bentuk angka tertentu (kuantitatif) dan hasil akhir sistem menghitung total skor (nilai tertentu) yang menggambarkan tentang kelayakan calon nasabah. Hasil total skor ini digunakan untuk memutus apakah permohonan tersebut dapat disetujui atau ditolak.
d. Dokumentasi kredit. Bila permohonan kredit disetujui, maka sistem akan menyiapkan secara otomatis dokumentasi kredit seperti Surat Keputusan Kredit, Perjanjian Kredit, Skedul angsuran, Surat Pengantar Penutupan Asuransi Jiwa dan Surat Pengantar Pengikatan ke Notaris.
e. Pemantauan Kredit. Bila kredit telah direalisir, maka pemantauan kredit dan nasabah kredit dilakukan sepenuhnya oleh unit-unit SKC.
f. Penyelamat Kredit . Fungsi ini mencegah kemungkinan timbulnya kerugian lebih lanjut atas suatu kredit yang tidak lancar melalui pengelolaan hubungan dengan nasabah.
2. Komponen Sistem Informasi
Komponen S I (O’Brien, 1999) yang digunakan terdiri dari sumber daya perangkat keras (hardware resources), sumber daya data (data resources), sumber daya manusia (people resource), sumber daya perangkat lunak (software resource) dan sumber daya jaringan (network resource).
Komponen utama S I secara rinci adalah sebagai berikut: a. Sumber daya Manusia :
1) System analyst
2) Programmer
3) Operator Komputer 4) Pengguna (end user) b. Perangkat Keras
Perangkat keras terdiri dari atas mesin komputer yang digunakan untuk melakukan aktivitas sistem informasi, antara lain Central Processing Unit
(CPU), unit masukan/keluaran dan unit penyimpan file, printer dan sebagai contoh Personal Computer, Komputer mini, Mainframe, media penyimpanan data (diskette, pita dan data cartridge) dan kertas (O’Brien, 1999).
c. Perangkat Lunak
Perangkat lunak dapat dibagi atas tiga jenis (O’Brien 1999) antara lain: 1) Perangkat lunak sistem sebagai contoh sistem operasi, sistem
komunikasi dan sistem utilities
2) Perangkat lunak bahasa programmer, antara lain bahasa C++, Visual Basic, Oracles, PHP, bahasa mesin dan bahasa assembler.
3) Perangkat lunak yang bersifat umum, antara lain pengolah angka (spreadsheet), pengolah kata (word procesing) dan sebagainya .
4. Sumber daya Data
12
yaitu yaitu dari level terendah, data elemen dan level tertinggi (file) dan
database. (O’Brien 1999). 5. Sumber daya Jaringan
Sumber daya jaringan meliputi media komunikasi, antara lain
twisted-pair wire, coaxial cable, fiber optic cable, microwave system dan komunikasi sistem satelit, sedangkan dukungan jaringan meliputi modem,
internetwork processors dan communications control software (O’Brien 1999).
3. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, ma najemen dari fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan komputer (hardware maupun software), prosedur, tata kerja, manajemen, model dan data base. Terminologi sistem di dalam sistem informasi (SI) digunakan untuk menjelaskan keterkaitan sekumpulan komponen yang terdiri dari :
a. Input (masukan) terdiri dari unsur - unsur yang digunakan dalam pemasukan ke dalam sistem untuk diproses lebih lanjut.
b. Processing (pemrosesan) merupakan kegiatan proses transformasi yang mengkonversikan input menjadi output.
Berdasarkan fungsinya, SI mempunyai tiga peran utama yaitu : 1. Mendukung kegiatan bisnis opersional (Support of business operations). 2. Mendukung manajemen dalam mengambil keputusan (Support of
management decision making).
3. Mendukung keunggulan strategi (Support of strategy advantage) B. Metode kerja
Metode kerja yang digunakan dalam penyelesaian tugas di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. adalah :
1. Pengumpulan data : a. Observasi di lapangan
b. Pengumpulan data primer melalui wawancara (Lampiran 4) dan tanya jawab dengan seluruh karyawan kantor layanan kredit PT. Bank BNI yang terlibat dalam pemrosesan aplikasi kredit dengan menggunakan perangkat SI pengambilan keputusan kredit. Data dikumpulkan dengan cara pemilihan secara acak terhadap responden karyawan kantor layanan kredit sejumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner. Di dalam kuesioner yang diberikan disajikan beberapa pertanyaan untuk mengukur keandalan SI .
14
2. Pengolahan dan Analisis Data
Metode yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah : a. Identifikasi Sistem
1) Penelitian dari aspek teknis yang berhubungan dengan software dan
hardware.
2) Penelitian dari aspek sistem manajemen kredit produktif b. Evaluasi Sistem
Dalam kajian pengembangan SI kredit produktif, dilakukan analisis deskriptif dengan tahapan investigasi yang me nghasilkan suatu laporan kelayakan sistem yang dapat menguraikan secara rinci apa, mengapa dan bagaimana sistem informasi kredit produktif dibangun, sehingga proses kredit lebih cepat, akurat dan terkendali, agar dapat memberikan pelayanan terhadap nasabah lebih baik.
c. Pengembangan Model Sistem
Pendekatan pengembangan SI yang diperlukan adalah
1) System Development Life Cycle (SDLC), pendekatan tahapan kerjanya yang berurutan secara teratur dan dilakukan secara top-down meliputi lima tahapan berikut :
4) Mengidentifikasi kendala-kendala sistem 5) Membuat studi kelayakan
6) Mempersiapkan usulan penelitian sistem 7) Menyetujui atau menolak penelitian 8) Menetapkan mekanisme pengendalian b. Tahap Analisis
Tujuan analisis adalah penelitian atas sistem yang telah ada. Di dalam menganalisa dilakukan pengumpulan informasi dan menelaah dokumentasi. Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram arus data dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data.
c. Tahap rancangan (Desain)
Dalam tahap ini ditentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem, dengan tahapan sebagai berikut:
1) Menyiapakan rancangan sistem dalam bentuk diagram arus data. 2) Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi, yaitu meneliti
konfigurasi peralatan komputer yang cocok bagi aplikasi system, agar dalam pemrosesan dapat lebih baik.
3) Memilih konfigurasi terbaik. d. Tahap Penerapan
16
konfigurasi, menyiapkan aplikasi dan database serta sosialiasi kepada pengguna
e. Tahap Pengguna
Kegiatan dalam tahap ini adalah memantau jalannya sistem selama beberapa waktu yang telah ditetapkan dan mengevaluasi hasil penelitian sistem memenuhi kriteria kinerja (business requirement)
f. Pemeliharaan sistem
Tahapan yang melakukan pemeliharaan sistem dilakukan dengan alasan memperbaiki kesalahan, menjaga kemutakhiran dan meningkatkan sistem
2) Disain Sistem
Disain sistem dibagi menjadi dua , yaitu :
a. Disain SI secara umum (global) yang menggambarkan garis besar dari seluruh disain, yang digunakan dengan melalui modelling atau pembuatan model dengan menggambarkan struktur file-file dan
database, prosedur proses dan struktur jaringan.
Dari pengolahan dan analisa data saat ini, diharapkan dapat dikembangan SI kredit produktif UKM berbasis web site merupakan penyempurnaan sistem otomatisasi yang telah ada.
III. PROSES BISNIS SIKPT
A. Manajemen Kredit Produktif UKM
Penyelenggaraan perkreditan akan berjalan dengan baik, bila memiliki landasan
kebijakan yang dapat dijadikan pegangan sebagai panduan bagi pelakunya. Kebijakan
kredit memiliki beberapa faktor yang menentukan untuk dijadikan bahan pertimbangan
pembuatan kebijakan tersebut. Bila dipandang dari luar, kebijakan kredit ini sangat
menentukan terciptanya mutu bisnis perkreditan yang berjalan, maka dari itu
dibutuhkan kesinambungan informasi yang akan dio lah, baik yang datangnya dari
dalam maupun luar.
Mutu kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian sebagai berikut (Bank
Indonesia, 2005):
1. Prospek usaha, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
berikut:
a. Potensi pertumbuhan usaha.
b. Kondisi pasar dan posisi debiutr dalam persaingan.
c. Kualitas manajemen dan permasalah tenaga kerja.
d. Dukungan dari grup atau afiliasi.
e. Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara lingkungan
hidup.
2. Kinerja debitur, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen sebagai
a. Perolehan laba
b. Struktur permodalan
c. Arus kas
d. Sensitivitas terhadap risiko pasar
3. Kemampuan bayar, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Ketepatan pembayaran pokok dan bunga
b. Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur
c. Kelengkapan dokumentasi kredit
d. Kepatuhan terhadap perjanjian kredit
e. Kesesuaian penggunaan dana
f. Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.
Pelaksanaan proses bisnis kredit itu sendiri memiliki beberapa fase-fase yang
merupakan hasil penurunan dari kebijakan yang yang telah disebutkan. Untuk
melakukan setiap fase yang ada, dibutuhkan kecermatan dan ketajaman untuk dapat
mengolah informasi- informasi yang didapat, sehingga hasil yang dicapai dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan sebelum terjadi
penyimpangan. Dari fase- fase yang ada (Lampiran 1) terbagi menjadi tiga bagian,
antara lain :
1. Analisa
Analisa merupakan fase tahap awal yang merupakan kegiatan untuk
20
terjadi beberapa kegiatan analisa yang informasi- informasinya didapat dari
debiturnya dan disekitarnya yang didapat dari debitur itu sendiri ataupun
lingkungan- lingkungan disekitarnya. Jika terjadi kesalahan untuk menentukan
keputusan pada fase ini, maka seterusnya akan terjadi kesalahan pada fase- fase
selanjutnya.
2. Pemantauan
Fase ini merupakan kegiatan untuk melakukan peninjauan terhadap debitur
yang telah mendapatkan fasilitas kredit yang diinginkan. Disini dibutuhk an peran
aktif bagi analis kreditnya, karena pada masa ini debitur harus selalu dipantau
seluruh kondisinya yang berkaitan dengan debitur dan bisnisnya.
3. Penyelamatan
Kegiatan yang tidak selalu berjalan dengan mulus merupakan suatu kendala
yang harus dihadapi oleh kreditur. Pada kondisi ini, kreditur harus dapat dengan
cepat untuk mengambil keputusan agar kerugian yang dialami tidak terlalu banyak.
B. SIKPT
SIKPT merupakan sistem otomasi yang memproses keputusan kredit poduktif.
Sistem ini melibatkan beberapa unit, antara lain SKC, Cabang, Wilayah dan Divisi
Usaha Kecil. Secara keseluruhan, proses keputusan kredit pada SI Sistem Kredit
Produktif Terpusat, terdapat tiga bagian proses kewenangan yang terpisah antara Unit
Kredit Produktif Terpusat, Cabang dan Wilayah (Lampiran 2 - 3). Cabang sebagai front
selanjutnya di verifikasi untuk memenuhi kebenaran data dan tugas lain cabang
melakukan pembukaan rekening pinjaman bagi permohonan kredit yang telah disetujui
(direalisasi kreditnya) proses ini dilakukan masih manual.
Unit Kredit Produktif Terpusat (UKPT) memproses kredit melalui subsistem input
permohonan pinjaman, sub sistem verfikasi, sub sistem kalkulasi (credit scoring) dan
sub sistem persetujuan kredit (approval).
Bila permohonan pinjaman uang akan diputus oleh unit kredit produktif terpusat
melampaui kewenangannya atau kurang memenuhi syarat akan tetapi dapat
dipertimbangkan untuk ditindak lanjuti, maka kewenangannya dapat diteruskan ke
wilayah untuk diotorisasi melalui formulir persetujuan khusus (exception).
C. Pengisian Formulir Permohonan Pinjaman
Aplikasi permohonan pinjaman yang telah diisi oleh nasabah diperiksa oleh
petugas pemasaran Cabang untuk diverifikasi kebenaran data, selanjutnya petugas
pemasaran mengisi check list ketentuan persyaratan, serta check list kelengkapan
kelayakan dan isian ini dilampirkan pada dokumen permohonan pinjaman untuk
diteruskan ke UKPT (Lampiran 6 – 16). Di bawah ini disajikan alur permohonan
22
D. Sub sistem Verifikasi
Sub sistem ini merupakan kegiatan di UKPT, dengan proses sebagai berikut:
1. Formulir permohonan pinjaman yang telah dianggap lengkap selanjutnya di input
oleh RO ke dalam sistem kredit produktif.
2. Untuk kelnegkapan petugas RO melakukan kunjungan ke lokasi permohonan
kredit (site visit), hasil kunjungan di input ke dalam sistem untuk kelengkapan
data. diinput ke dalam SI Kredit Produktif Petugas Pemasaran
Cabang/Hub
Petugas Unit Kredit Produktif Terpusat
Gambar 3. Permohonan kredit produktif
Permohonan Pinjaman
Data Hasil Site Visit
Input Data Permohonan Pinjaman dan data Site Visit
Selesai
E. Sub Sistem Kalkulasi
Dalam sub sistem ini, input dari verifikasi data permoho nan pinjaman maupun
hasil site visit dilanjutkan ke proses kalkulasi untuk menghasilkan suatu angka atau skor
tertentu yang dapat mencerminkan layak atau tidak layak permohonan pinjaman untuk
disetujui atau ditolak oleh manajemen, hasil dari kalkulasi meliputi:
1. Permohonan pinjaman disetujui, sistem mengirim data Surat Keputusan Kredit,
Perjanjian Kredit ke Cabang/Hub dan besarnya pinjaman yang disetujui oleh unit
kredit produktif terpusat.
2. Apabila tidak memenuhi kelayakan akan tetapi dapat dipertimbangkan untuk
ditindaklanjut, maka sistem menyediakan fasilitas persetujuan khusus untuk
diotorisasi oleh kewenangan yang lebih tinggi, misalnya oleh pemimpin unit kredit
produktif atau pemimpin wilayah apakah disetujui atau ditolak.
3. Di dalam pesetujuan khusus, kepada pemimpin unit kredit produktif terpusat atau
pemimpin wilayah diwajibkan untuk mengisi form (input teks) usulan pendapat
setuju atau tidak setuju.
4. Apabila tidak memenuhi syarat, sistem mengirim data ke cabang untuk
menerbitkan surat tolakan kepada calo n debitur (pemohon).
5. Menerbitkan laporan- laporan meliputi laporan permohonan pinjaman yang
diterima, laporan permohonan pinjaman yang ditolak, laporan permohonan
pinjaman persetujuan khusus.
6. Laporan permohonan pinjaman persetujuan khusus yang ditolak
24
Input Data PP
dan Site Visit Usulan
menyokong Kalkulasi
Input Pendapat
Option Exeption Krim Surat
Tolakan Ke Cabang
Decision/ approval
Kirim data SKK, PK Ke Cabang Selesai
Selesai
A. Analisis sistem
Kredit produktif untuk UKM merupakan salah satu komponen usaha
yang cukup potensial, dalam rangka peningkatan aktivitas bisnis ritel banking
Bank BNI. Salah satu kebijakan strategi perusahaan untuk meningkatkan
mutu produk yang dipasarkan dengan sistem otomasi pemberian kredit
produktif melalui suatu SBC dalam suatu daerah pemasaran. Hal tersebut
diharapkan dapat meningkatkan pemasaran, meningkatkan mutu pemberian
kredit dan pemantauannya, menyelaraskan antara kewenangan dan
tanggungjawab setiap fungsi, mengurangi biaya operasional, mempercepat
proses dan pemberian kredit, serta monitoring.
Dalam manajemen perkreditan untuk nasabah, ada aspek yang perlu
diperhatikan, yaitu pemberian layanan yang baik dan aktif dalam mencari
pasar, dan pengelolaan nasabah yang meliputi proses analisa kredit,
persetujuan kredit, pemantauan nasabah, penyelamatan kredit, pengendalian
kredit dan pengelolaan kebijakan, serta prosedur kredit.
SIKPT diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna,
yaitu :
1. Informasi aspek operasional yang meliputi informasi tentang mudah
26
proses pemberian kredit dari pelayan depan (front end services) sampai
dengan proses penyelesaian (back office).
2. Informasi aspek teknologi, meliputi software, hardware dan jaringan
(network) yang digunakan, pengembangan arah teknologi ke depan (global
arsitektur teknologi informasi) yang dapat menunjang bisnis perbankan.
Sejalan dengan perkembangannya, pertumbuhan pengguna ternyata
menimbulkan permasalahan, terutama dalam kapasitas.
3. Informasi aspek pelaporan (report), meliputi informasi kebutuhan
pengguna (end-user) dan customer tentang laporan manajemen
perkreditan.
Manajemen pemberian kredit merupakan tatacara pengelolaan nasabah
kredit produktif UKM yang diperoses secara runtun (PT. Bank BNI, 1998), yaitu:
1. Pengumpulan data
2. Verifikasi dan atau Site Visit
3. Analisa kredit (termasuk di dalamnya credit scoring dan menggunakan rating
internal)
4. Keputusan kredit
5. Pembukuan rekening dan pencairan
Secara rinci, Gambar 7 memberikan penjelasan tentang waktu rataan yang
diperlukan untuk proses kredit produktif UKM saat ini di Bank BNI, yaitu 3 – 17
Dalam menangani proses kredit produktif UKM, Bank BNI memiliki
struktur organisasi SBC yang mengelola aktivitas proses kredit proses kredit
produktif UKM (Gambar 6).
Gambar 6. Struktur organisasi SBC
Kontrol Intern
Penyelia Kredit Khusus Penyelia
Adm. Kredit Penyelia
Field Officer Penyelia
Kredit
Pemimpin
28
30
Sebagai gambaran model sistem dengan menggunakan diagram alur
data dari SIKPT dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Diagram konteks sistem SBC
Secara rinci dari konteks diagram tersebut, baik alur proses dari
pemasukkan data, proses kalkulasi, penyimpanan data dan keluaran pada SIKPT,
dapat dilihat dalam Gambar 10 - 13.
Gambar 10. Diagram 0 tingkat 1 SIKPT
32
Gambar 11. Diagram 1 tingkat 2 SIKPT
Gambar 12. Diagram 2 tingkat 2 SIKPT Data Persetujuan Khusus
34
Gambar 13. Diagram 3 tingkat 2 SIKPT
C. Entity Relationship Diagram
Pengembangan sistem ini dirancang dengan memanfaatkan basis data
yang dapat mendukung aplikasi kredit konsumtif dengan data secara terpusat
dan berhubungan dengan database cabang-cabang secara online atau batch.
Basis data yang terdiri dari file, record data dan elemen data disusun
dalam diagram data relasional (Entity Relationship Diagram atau ERD) yaitu
dari satu ke satu atau banyak dan sebaliknya dari banyak ke satu, serta selain
itu berfungsi menerima (input), mengolah, menyimpan dan luaran (output).
ERD berikut mengikuti standar Whitten (2000).
1. Sub sistem verifikasi data
Dalam sub sistem ini ada beberapa entitas yang saling berhubungan,
antara lain Cabang melakukan input data calon debitur atas dasar form
aplikasi permohonan pinjaman, sedangkan Kredit Produktif terpusat
melakukan verifikasi data pemohon, chek list data dan pembukaan
36
2. Sub sistem kalkulasi
Sub sistem kalkulasi (Credit Scoring menggunakan Internal Rating)
memiliki beberapa entries yang saling berhubungan di dalam Kredit
Produktif Terpusat dengan Cabang dan data nasabah yang telah diverifikasi
selanjutnya diproses untuk kalkulasi dan jika memenuhi syarat sistem akan
menerima, apabila tidak memenuhi syarat dapat dilakukan persetujuan
khusus (exception), ke semua entitas yang mempunyai relasi dan setiap
entitas dikontrol oleh unit-unit terkait yang berwenang tercermin dalam
Gambar 15. PEMOHON
CHWSK-LIST
NASABAH
ANGSURAN PINJAMAN
Mempunyai
Mempunyai
Mempunyai Dilakukan
Menjadi
Gambar 14. Verifikasi ERD
VERIFIKASI TUNGGAKAN
Beberapa kelebihan metode rating internal dibanding pendekatan
standar, antara lain :
a. Lebih risk sensitive terhadap hal- hal yang memacu adanya risiko kredit
dan economic loss pada portfolio bank. Dengan pendekatan standar
bobot-bobot risiko hanya dikelompokkan atas lima besaran (0%, 20%, 50%,
100% dan 150%). Pendekatan standar bobot-bobot risiko sudah
ditentukan oleh lembaga eksternal.
KALKULASI
EXCEPTION PEMOHON
PARAMETER
38
b. Memberikan kerangka yang mendorong bank untuk terus meningkatkan
pelaksanaan manajemen risiko internalnya. Dengan menggunakan
pendekatan internal capital charge dalam penghitungan risiko (Basel II),
relatif lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan standar, sehingga ada
upaya bank untuk meningkatkan terus mutu aktivanya.
c. Bagian integral dari informasi manajemen tentang struktur mutu portfolio
pinjaman
d. Sebagai dasar dari kebijakan bank dalam membentuk loss reserve dan
provisions
e. Informasi untuk risk based pricing decision dan profitability analysis
f. Sebagai basis untuk alokasi economic capital.
Selain beberapa kelebihan di atas sebenarnya ada kelebihan lain yang
tidak mungkin diperoleh, bila mengadopsi pendekatan standar, yaitu rating
tersebut dapat digunakan sebagai sarana (tool) dalam proses persetujuan
kredit.
Kelemahan dari metode internal ini adalah membutuhkan
infrastruktur yang lumayan tinggi, mulai dari sistem dan teknologi, SDM,
database, dan biaya yang relatif lebih besar dibandingkan metode standar,
sehingga hanya beberapa bank yang mampu mengadopsi sistem rating ini.
Internal rating system yang baku, terstandar dan terintegrasi secara
komprehensif, paling tidak bertujuan agar :
b. Dapat digunakan sebagai monitoring risiko pada level portfolio sehingga
menjadi lebih efektif.
c. Dapat mengembangkan strategi pricing atas dasar tingkat risiko yang
dihadapi debitur.
d. Sebagai basis untuk perhitungan alokasi economic capital
Internal rating system yang dikembangkan terdiri atas 2 besaran
rating, yaitu Customer Risk Rating (CRR) dan Customer Credit Rating
(CCR), dimana CCR dinyatakan sebagai rating akhir atau Final Rating.
a. CRR
CRR merupakan suatu alat untuk mengukur seberapa besar tingkat
kemungkinan (likelihood) suatu nasabah akan gagal (default) dalam
memenuhi kewajibannya kepada Bank berdasarkan kewajiban first-way
out nya. Implikasi adanya CRR tersebut adalah adanya pengelolaan
risiko yang lebih efektif di tingkat portfolio dengan melakukan
monitoring atas dasar distribusi risiko setiap golongan rating. CRR ini
disusun atas dasar penilaian atas 4 (empat) komponen (peubah) utama
(Lampiran 5), yaitu:
1) Industry rating ( rating industri secara tersendiri )
2) Kondisi bisnis
3) Manajemen
40
Empat komponen utama tersebut dihitung berdasarkan kinerja debitur/
calon debitur, peubah pengukur, pembobotan, dan nilai standard score
yang menghasilkan 10 tingkatan risiko dari minimum risk (rating 1)
sampai dengan expected loss (rating 10), dimana untuk kriteria
investment grade adalah rating 1 sampai dengan 5, rating 6 dan 7 adalah
hati-hati, dan 8,9,10 adalah kriteria non performing loan (Gambar 16)
Rating Tingkat Risiko
Gambar 16. 10 Tingkatan risiko
Berdasarkan empat komponen utama penilaian di atas terhadap
debitur/calon debitur, maka diperoleh rating awal sebelum penyesuaian.
Rating ini masih harus disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus yang
mempengaruhi kemampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya
kepada Bank. Kondisi-kondisi khusus yang dimaksud adalah kondisi
yang secara khusus diperkirakan akan mempengaruhi kemampuan
membayar debitur, baik kondisi di luar kriteria yang telah dinilai
maupun kewajiban pada off balance sheet, misalnya pemogokan,
permasalahan permasalahan hukum, force major, dan sebagainya.
Setelah disesuaikan dengan kondisi-kondisi khusus maka dihasilkan
rating awal. Untuk existing customer, rating awal ini masih harus
disesuaikan dengan riwayat pembayarannya, sehingga diperoleh rating
akhir. Rating akhir ini yang kemudian disebut CRR. Jika dikaitkan
dengan credit risk management, maka CRR berguna dalam pengukuran
tingkat kemungkinan suatu debitur akan default. Semakin besar rating
CRR berarti tingkat kemungkinan nasabah tersebut akan default semakin
42
Tabel 1. Detail criteria CRR
Kategori Subkategori Kriteria Rating Industri 10%
Tingkat Permintaan Kualitas Produk/Jasa Pemasaran Konsentrasi Pelanggan Kondisi Bisnis 35% Tingkat Persaingan
Kondisi Lokasi Usaha Teknik/Produksi Kondisi Mesin & Peralatan
Penilaian Supply Pengalaman Tingkat Pendidikan Manajemen Integritas/Reputasi Manajemen 35% Struktur/sistem
Succesion Planning
Kualitas Informasi Keuangan Umum Hubungan dengan Bank Likuiditas Current Ratio
Leverage DER
Keuangan 20 % EBITDA/total Debt Cash Flow EBITDA/Interest Profitability EAT/Sales
Growth Sales Growth
Tabel 1. Detail Kriteria CRR
b. CCR
CCR merupakan suatu ukuran yang menyatakan tingkat risiko kerugian
(probability of loss) yang akan dihadapi oleh Bank dalam hal nasabah
gagal memenuhi kewajibannya (in the event of default). Tingkat risiko
kerugian dimaksud telah memperhitungkan jaminan sebagai unsur
pembayaran kembali (recovery rate). Nilai CRR yang telah disesuaikan
dengan kondisi jaminan akan menentukan nilai CCR, dengan
prinsip-prinsip berikut :
2) Kondisi jaminan tetap dinilai berdasarkan pemenuhan jaminan
terhadap persyaratan minimal jaminan, baik terhadap fasilitas Cash
Loan (CL) maupun Non Cash Loan (NCL).
3) Masing- masing nasabah akan mempunyai persyaratan minimal
jaminan sendiri (tidak selalu CEV control 50% dan Total CEV
100%), sesuai dengan jenis fasilitasnya.
4) Kondisi jaminan diperingkat berdasarkan seberapa besar
penyimpangan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal
jaminan untuk masing- masing debitur. Nilai Rating Jaminan (RJ)
antara 1-10. Nilai RJ ditentukan dengan melihat seberapa besar
penyimpangan pemenuhan jaminan terhadap persyaratan minimal
jaminan untuk masing- masing debitur.
CCR ini mengukur tingkat risiko kerugian Bank terhadap kemampuan
nasabah dalam membayar atau memenuhi kewajibannya kepada Bank
berdasarkan kemampuan first-way out dan second-way out. Penilaian
atas first-way out dan second-way out tersebut tetap menghasilkan 10
tingkatan risiko dalam CCR yang kriterianya sama dengan CRR, yaitu
3. Sub sistem realisasi pinjaman
Dalam sub sistem realisasi pinjaman ada beberapa entitas yang saling
berhubungan antara Kredit Produktif Terpusat dengan Cabang dan nasabah
yang telah disetujui permohonan kredit, analis menyiapkan SKK/PK dan
pembukaan rekening pinjaman yang selanjutnya proses tanda tangan dan
realisasi pinjaman.
PEMOHON NASABAH PINJAMAN
PERJANJIAN
PINJAMAN BARU
46
4. Subsistem Kewenangan
Dalam sub sistem kewenangan, ada beberapa entitas yang saling
berhubungan antara Petugas dengan group, dimana setiap petugas dapat
akses kemenu yang telah diatur (setup) sesuai dengan kelompok
kewena ngannya dengan terminal yang telah ditetapkan.
PETUGAS TERMINAL
GROUP
MENU
PRINTER Penunjukkan
Kewenangan
Mempunyai Bagian
Penampilan
D. Kamus Elemen data
Untuk memudahkan analisa digunakan data dictionary (kamus
elemen data) yang berisi jenis dan format dalam database.
1. Kamus Elemen data Informasi Calon Debitur
Tabel 2. Kamus Elemen data Informasi Calon Debitur
Column Name Data Type Length nDebiturId Int 10 cNamaDebitur varchar 50 cNPWP varchar 20 cPekerjaan varchar 40
nUmur Int 3
cJenisKelamin char 1
cAgama Char 1
cAlamatRumah Varchar 200 cTempatLahir varchar 20
dTglLahir date 0000-00-00 cNamaPasangan Varchar 40
cNamaPrsh varchar 40 cAlamat Kantor varchar 200 cTelpKantor varchar 15 cSektorUsaha char 3 cSubsektor varchar 60 nOmzet decimal 14,2 dBerdiri date 0000-00-00 nJumlahSDM int 4
nStatus int 1
cPendidikanFormal char 1 cJnsUsaha char 1 cTelpRumah varchar 15 cUserId varchar 15
dLastUpdate datetime 0000-00-00 00:00:00 cHobby varchar 30 cKeterangan varchar 60 cTempatUsaha varchar 100 cUserIdSCA varchar 15 cJnsPAK char 1
dTglInput date 0000-00-00 cUser NPP varchar 5
48
Lanjutan Tabel 2.
Column Name Data Type Length cNote Text
cCetakTolakan char 3 cLastTracking varchar 20
cHitKU char 3
cHitKP char 3
cHitBP char 3
Lanjutan Tabel 2
Column Name Data Type Length cResponsibleAP varchar 10 cFlagAnalisa varchar 10 cNoteExcCA Text
cNoteExsSCA Text
cOKPemSBC int 1 cUserIdCA Varchar 15 cKdSbc varchar 10 cUserIdSRO varchar 15 cOKWklSBC varchar 6 nCountRev int 10 nCashProsPenjtmp decimal 5,2 nPeriodeKreditPenjTmp int 2 nCashProsPembTmp decimal 5,2 nPeriodeKreditPembTmp int 2 cUseridPem varchar 15 cUserIdROP varchar 7 cUserIdCAP varchar 7 cUserIdAPP varchar 7 cSubSektorIRS varchar 4 cSubSektorIRS48 varchar 4 cUserIdSROP varchar 7 cUserIdSAPP varchar 7 nStatusJam int 2 nFlagAddJam int 1 nFlagBackRO int 2 cUserIdWKL1 varchar 7 cUserIdWKL2 varchar 7 cUserIdWKL1P varchar 7 cUserIdWKL2P varchar 7 cUserIdPemP varchar 7 cNamaAlias varchar 20 CNamaGadis varchar 30 cNoKTP varchar 30 cNoPaspor varchar 10 cStatusGelar varchar 4 cKetStatusGelar varchar 50 cKodeDati2 varchar 4 cKodeDati2Usaha varchar 4 cKecamatan varchar 20 cKelurahan varchar 20 cKodePos varchar 5 cNegaraDomDebitur varchar 20 cTempatAkte varchar 30 cNoAkteAwal varchar 15
cTglAkteAwal date 0000-00-00 cNoAkteAkhir varchar 15
50
2. Kamus elemen data Internal Rating Sistem
Tabel 2. Kamus elemen data Internal Rating Sistem
Column Name Data Type Length nDebiturId int 10
cKode char 2
nNoPertanyaan int 3 nJawaban int 3 cKeterangan Text
nJawabanRO int 3 cKeteranganRO Text
nSequence bigint 4
dLastUpdateRO date 0000-00-00 dLastUpdateCA date 0000-00-00
3. Kamus elemen data Scoring
Tabel 3. Kamus elemen Data Scoring
Column Name Data Type Length nDebiturId int 10 cKdSektor char 3 cJnsScoring Char 2 nItem Scoring Char 3 cPertanyaanId tinyint 2 nSeqJwb tinyint 1
nBobot int 3
cItemOrder tinyint 3
nWeight int 3
dLastUpdateCA date 0000-00-00
4. Kamus elemen data CRR
Tabel 4. Kamus elemen data CRR
Lanjutan Tabel 4
Column Name Data Type Length cKdRest Char 3 cRest text
nTbunga int 5
nTPokok int 5
nCRR int 3
nTotCevCtr decimal 12,2 nTotCev decimal 12,2 nTotCevJamCtrl decimal 12,2 nTotCevJam decimal 12,2 nRjAkhir int 3
nCCR int 3
cHasilRating varchar 20 cPenyesuaianRja text
nSequence int 4
dLastUpdate date 0000-00-00 nCR decimal 5,2 cTujuanAnalisa Text
cEvaFasilitas text
cHal Text
CFlagCov char
5. Kamus Elemen data Appraisal Plotting
Tabel 5. Kamus elemen data appraisal plotting
Column Name Data Type Length
nSeqJam int 5
nSequence int 5 cNoSuratPlot varchar 50
dTglSurat date 0000-00-00 dTglPlot date 0000-00-00 cObyekPlot Text
52
Lanjutan Tabel 5
Column Name Data Type Length nLuasTanah decimal 12,2 nLuasBgn decimal 12,2 cAlamat varchar 50 cDesa varchar 40 cKecamatan varchar 50 cKabupaten varchar 50 cPropinsi varchar 50 cSaran Text
cPetugasPlot varchar 40
6. Kamus Elemen data Appraisal BATJ
Tabel 6. Kamus elemen data appraisal BATJ
Column Name Data Type Length
nSeqJam int 10
nSequence int 3 cNoBATJ varchar 30 cHariTaksasi varchar 15
dTglTaksasi date 0000-00-00 cTempatTaksasi varchar 40
cPetugas1 varchar 40 cJbtPetugas1 varchar 40 cPetugas2 varchar 40 cJbtPetugas2 varchar 40 cKondisi Text
E. Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan Jaringan
Untuk mendukung jalannya operasional suatu sistem informasi, perlu
didukung oleh perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan
jaringan (network) yang handal, kesesuaian relasi antara perangkat lunak,
perangkat keras dan jaringan haruslah sesuai, sehingga jalannya sistem
dapat dilakukan secara optimal dan efisien, pengembangan SIKPT terdiri
dari:
1. Operating System : Linux Suse version 7.2
2. Web Server Application : Apache version 1.3
3. Application Tool : PHP version 4.06
4. Database : MySQL version 3.23.39
Sedangkan perangkat yang digunakan adalah PC (intel base) server dengan
spesifikasi sebagai berikut,
1. HP Proliant ML 530
2. Processor Intel XEON 1.0 GHz (133 MHz)
3. RAM 512 MB
4. Backup device (DAT)
5. 8 hard disk @ 18 Gb (Raid 1)
6. 10/100 Mbps ethernet card
54
beberapa alternatif solusi yang bersifat replacement, upgrading, dan/atau
fine tunning terhadap keseluruhan komponen system, yaitu :
1. Peningkatan kapasitas server (hardware issues)
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam hal server upgrade adalah :
a. Penambahan jumlah processor
Processing time akan meningkat sejalan dengan penambahan
jumlah processor. Ilustrasi dari penambahan ini adalah dari sistem
eksisting dengan Single Processor (misal 1 GHz) menjadi sistem
server Quad Processor (misal : 4 x @ 1GHz).
b. Penambahan kapasitas RAM
Hal ini akan mempengaruhi kinerja web server, dan apabila sistem
database server adalah terpisah, maka peningkatan kapasitas RAM
akan berpengaruh nyata, apabila jumlah volume database dalam
sistem tersebut adalah lebih kecil atau maksimal sama dengan
kapasitas RAM yang disediakan untuk swap database. Sebagai
ilustrasi, apabila volume database adalah 512 Mb, maka dalam
kondisi eksisting RAM adalah 256 Mb, maka peningkatan RAM
menjadi 1 Gb akan berpengaruh secara nyata terhadap processing
time, tetapi bila eksisting RAM adalah 1 Gb maka peningkatan