• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kelayakan usaha ternak kambing melalui penelitian aksi partisipatif (studi kasus : kelompok tani harapan mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kelayakan usaha ternak kambing melalui penelitian aksi partisipatif (studi kasus : kelompok tani harapan mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI

PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

(Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor,

Jawa Barat)

Oleh

ELEAZAR DODO S

H24103017

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANJEMEN

(2)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI

PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

(Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor,

Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Oleh

ELEAZAR DODO S

H24103017

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANJEMEN

(3)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI

PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

(Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor

Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Oleh

ELEAZAR DODO S

H24103017

Menyetujui,

Bogor, September 2007

Ir. Mimin Aminah, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

(4)

ABSTRAK

ELEAZAR DODO S. H24103017. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Melalui Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Jawa Barat). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.

Peluang usaha ternak kambing di kota Bogor, khususnya usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar, sangat terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan akan kambing di kota Bogor mencapai 12.635 ekor pada tahun 2006, sedangkan produksi kambing yang tercatat pada tahun 2006 hanya mencapai 1.356 ekor (Dinas Agribisnis, 2007).

Dengan banyaknya peternak kambing yang mencapai 76 kelompok, menunjukkan bahwa persaingan dalam industri peternakan kambing ini sangat ketat (Dinas Agribisnis, 2007). Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengembangan usaha pada kelompok agar dapat memunculkan keunggulan kompetitif dalam bersaing dengan para kompetitor. Sebelum pengembangan usaha diimplementasikan, terlebih dahulu perlu diadakan penelitian tentang apakah usaha yang akan dirintis tersebut layak diimplementasikan atau tidak, yaitu melalui penelitian aksi partisipatif.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan aspek non finansial perluasan kandang, menganalisis kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing tanpa menggunakan pakan tambahan berupa konsentrat, menganalisis kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar dengan menggunakan pakan tambahan berupa konsentrat, serta menganalisis tingkat kepekaan kelayakan finansial perluasan kandang ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara secara individu ataupun secara berkelompok dengan menggunakan teknik Focus Group Discusion (FGD). Data sekunder diperoleh dari studi literatur, seperti buku-buku, internet, dan bahan-bahan pelatihan

Hasil analisis non-finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan pada perluasan kandang tanpa menggunakan konsentrat, yaitu nilai p value koefisien teknis 0,000 (< 0,005). Sedangkan pada perluasan kandang dengan menggunakan konsentrat menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak untuk dijalankan, yaitu nilai p value koefisien teknis 0,147 (> 0,005). Hasil analisis finansial pada perluasan kandang tanpa menggunakan konsentrat menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, yaitu nilai NPV Rp 18.817.579,-, nilai PI 2.23, nilai IRR 41,6% dan nilai PBP 2,4 tahun. Pada perluasan kandang dengan menggunakan konsentrat dalam satu kali penjualan, usaha tidak layak untuk dijalankan, yaitu nilai NPV (Rp 17.897.667,-) nilai PI (0,12), nilai IRR (51,7%)

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan atas semua berkat yang diberikanNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Melalui Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Jawa Barat) yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan, arahan dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Nesti dan Pak Eko selaku tim dosen PAR yang banyak memberikan masukan dan kritikan selama penyusunan skripsi ini.

3. Erlin Yuliarti, STP, Msi dan Prof Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEa yang telah menjadi Dosen Penguji pada Ujian Sidang penulis.

4. Ir. Jono M Munandar, selaku Ketua Departemen Manajemen atas bantuan yang diberikan kepada penulis dan Erlin Yuliarti, STP, MSi selaku sekretaris Departemen Manajemen.

5. Pak Agus, Mas Yayan, dan Mas Anto selaku pihak CIFOR yang banyak memberikan pengarahan selama di lapangan dan sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

6. Buat keluargaku yang ada di Lampung Bapak, Mama, dan adikku Elis yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Buat Sri Rezeki Sianturi, kekasihku yang selalu setia menemani dan memberikan semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)

v

9. Teman-teman seperjuanganku di Manajemen 40 Dedi, Soni, Gala, Eko, Made, Hilman, Adit, Gema, Mia, Uci, Nela dan yang lainnya atas semua dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

10.Teman-teman kostku Jujung dan Sintesa yang selalu membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, September 2007

(7)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 06 Juni 1985 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bharada S. dan Anny Magdalena

Pada tahun 1990 penulis memulai studinya di TK. Baptis Elim Jakarta Barat dan lulus tahun 1991. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Baptis Elim Jakarta Barat dan lulus tahun 1997, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Immanuel Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMU Negeri 2 Bandar Lampung dan lulus tahun 2003.

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR……….. iv

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……….…… ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah………..….. 3

1.3. Tujuan Penelitian……… 4

1.4. Manfaat Penelitian……….. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA………..… 5

2.1. Analisis Kelayakan Usaha………... 5

2.1.1. Aspek Pemasaran……….. 5

2.1.2. Aspek Teknis dan Teknologi……….…....… 5

2.1.3. Aspek Manajemen……….… 6

2.1.4. Aspek Finansial……….… 7

2.2. Usaha Kecil dan Menengah ………... 8

2.3. Usaha Ternak Kambing……….…. 8

2.3.1. Pakan Ternak……….. 9

2.4. Penelitian Aksi Partisipatif………..… 9

2.4.1. Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif……... 9

2.4.2. Metode PAR……… 12

2.5. Penelitian Terdahulu……… 12

III. METODOLOGI PENELITIAN………. 15

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian………... 15

3.2. Tahapan Penelitian Aksi Partisipatif………... 16

3.3. Lokasi dan Waktu Peneltian……… 19

3.4. Jenis dan Sumber Data……… 19

3.5. Pengolahan dan Analisis Data………. 19

3.5.1. Analisis Pendapatan Usaha………. 21

3.5.2. Analisis Kriteria Investasi……… 21

3.5.3. Analisis Sensitivitas………. 24

(9)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 26

4.1. Proses Penelitian Aksi Partisipatif………….………. 26

4.2. Gambaran Umum Usaha...………... 29

4.2.1. Lokasi Usaha...……….… 29

4.2.2. Sejarah Usaha...……. 30

4.2.3. Karakteristik Responden... 31

4.3. Analisis Kelayakan Usaha...……….… 31

4.7.1. Aspek Pemasaran... 31

4.7.2. Aspek Teknis... 34

4.7.3. Aspek Manajemen... 42

4.7.4. Aspek Finansial... 45

KESIMPULAN DAN SARAN... 62

1. Kesimpulan... 62

2. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA………. 64

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1. Proses PAR usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar………...

67

2. Tingkat suku bunga deposito berjangka RP/US$ pada

31 juli 2007 (% per tahun).……… 70

3. Analisis regresi terhadap dua perlakuan pakan yang berbeda...

71

4. Rencana kebutuhan dana usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar (tanpa konsentrat) ………....

72

5. Rencana kebutuhan dana usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar (dengan konsentrat, 1x penjualan)………....

73

6. Rencana kebutuhan dana usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar (dengan konsentrat, 2x penjualan)………... 74

7. Permodalan dan rencana penerimaan usaha ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar (tanpa konsentrat)………... 75

8. Permodalan dan rencana penerimaan usaha ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar (dengan konsentrat, 1x penjualan)..

76

9. Permodalan dan rencana penerimaan usaha ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar (dengan konsentrat, 1x penjualan).. 77

10. Rekapitulasi cash flow biaya operasional usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar (tanpa konsentrat)…… 78

11. Rekapitulasi cash flow biaya operasional usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar

(dengan konsentrat, 1x penjualan)... 79

12. Rekapitulasi cash flow biaya operasional usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar

(dengan konsentrat, 2x penjualan)... 80

13. Perhitungan biaya penyusutan asset………... 81

14. Analisis cashflow usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar... 82

15. Analisis sensitivitas penurunan harga jual 6%... 83

16. Analisis sensitivitas penurunan harga jual 7%... 83

17. Analisis sensitivitas penurunan harga jual 8%... 83

(11)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI

PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

(Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor,

Jawa Barat)

Oleh

ELEAZAR DODO S

H24103017

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANJEMEN

(12)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI

PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

(Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor,

Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Oleh

ELEAZAR DODO S

H24103017

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANJEMEN

(13)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI

PENELITIAN AKSI PARTISIPATIF

(Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Bogor

Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir

untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Oleh

ELEAZAR DODO S

H24103017

Menyetujui,

Bogor, September 2007

Ir. Mimin Aminah, MM

Dosen Pembimbing

Mengetahui

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

(14)

ABSTRAK

ELEAZAR DODO S. H24103017. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Melalui Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Jawa Barat). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.

Peluang usaha ternak kambing di kota Bogor, khususnya usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar, sangat terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan akan kambing di kota Bogor mencapai 12.635 ekor pada tahun 2006, sedangkan produksi kambing yang tercatat pada tahun 2006 hanya mencapai 1.356 ekor (Dinas Agribisnis, 2007).

Dengan banyaknya peternak kambing yang mencapai 76 kelompok, menunjukkan bahwa persaingan dalam industri peternakan kambing ini sangat ketat (Dinas Agribisnis, 2007). Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pengembangan usaha pada kelompok agar dapat memunculkan keunggulan kompetitif dalam bersaing dengan para kompetitor. Sebelum pengembangan usaha diimplementasikan, terlebih dahulu perlu diadakan penelitian tentang apakah usaha yang akan dirintis tersebut layak diimplementasikan atau tidak, yaitu melalui penelitian aksi partisipatif.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan aspek non finansial perluasan kandang, menganalisis kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing tanpa menggunakan pakan tambahan berupa konsentrat, menganalisis kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar dengan menggunakan pakan tambahan berupa konsentrat, serta menganalisis tingkat kepekaan kelayakan finansial perluasan kandang ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar.

Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara secara individu ataupun secara berkelompok dengan menggunakan teknik Focus Group Discusion (FGD). Data sekunder diperoleh dari studi literatur, seperti buku-buku, internet, dan bahan-bahan pelatihan

Hasil analisis non-finansial menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan pada perluasan kandang tanpa menggunakan konsentrat, yaitu nilai p value koefisien teknis 0,000 (< 0,005). Sedangkan pada perluasan kandang dengan menggunakan konsentrat menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak untuk dijalankan, yaitu nilai p value koefisien teknis 0,147 (> 0,005). Hasil analisis finansial pada perluasan kandang tanpa menggunakan konsentrat menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan, yaitu nilai NPV Rp 18.817.579,-, nilai PI 2.23, nilai IRR 41,6% dan nilai PBP 2,4 tahun. Pada perluasan kandang dengan menggunakan konsentrat dalam satu kali penjualan, usaha tidak layak untuk dijalankan, yaitu nilai NPV (Rp 17.897.667,-) nilai PI (0,12), nilai IRR (51,7%)

(15)

iv

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Tuhan atas semua berkat yang diberikanNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Kelayakan Usaha Ternak Kambing Melalui Penelitian Aksi Partisipatif (Studi Kasus : Kelompok Tani Harapan Mekar, Situgede, Bogor Barat, Jawa Barat) yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan, arahan dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Nesti dan Pak Eko selaku tim dosen PAR yang banyak memberikan masukan dan kritikan selama penyusunan skripsi ini.

3. Erlin Yuliarti, STP, Msi dan Prof Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEa yang telah menjadi Dosen Penguji pada Ujian Sidang penulis.

4. Ir. Jono M Munandar, selaku Ketua Departemen Manajemen atas bantuan yang diberikan kepada penulis dan Erlin Yuliarti, STP, MSi selaku sekretaris Departemen Manajemen.

5. Pak Agus, Mas Yayan, dan Mas Anto selaku pihak CIFOR yang banyak memberikan pengarahan selama di lapangan dan sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini.

6. Buat keluargaku yang ada di Lampung Bapak, Mama, dan adikku Elis yang selalu mendukung dan memberikan semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Buat Sri Rezeki Sianturi, kekasihku yang selalu setia menemani dan memberikan semangat serta doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

(16)

v

9. Teman-teman seperjuanganku di Manajemen 40 Dedi, Soni, Gala, Eko, Made, Hilman, Adit, Gema, Mia, Uci, Nela dan yang lainnya atas semua dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

10.Teman-teman kostku Jujung dan Sintesa yang selalu membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, September 2007

(17)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 06 Juni 1985 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, pasangan Bharada S. dan Anny Magdalena

Pada tahun 1990 penulis memulai studinya di TK. Baptis Elim Jakarta Barat dan lulus tahun 1991. Penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar di SD Baptis Elim Jakarta Barat dan lulus tahun 1997, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTP Immanuel Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMU Negeri 2 Bandar Lampung dan lulus tahun 2003.

(18)

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR……….. iv

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……….…… ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

I. PENDAHULUAN……… 1

1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah………..….. 3

1.3. Tujuan Penelitian……… 4

1.4. Manfaat Penelitian……….. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA………..… 5

2.1. Analisis Kelayakan Usaha………... 5

2.1.1. Aspek Pemasaran……….. 5

2.1.2. Aspek Teknis dan Teknologi……….…....… 5

2.1.3. Aspek Manajemen……….… 6

2.1.4. Aspek Finansial……….… 7

2.2. Usaha Kecil dan Menengah ………... 8

2.3. Usaha Ternak Kambing……….…. 8

2.3.1. Pakan Ternak……….. 9

2.4. Penelitian Aksi Partisipatif………..… 9

2.4.1. Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif……... 9

2.4.2. Metode PAR……… 12

2.5. Penelitian Terdahulu……… 12

III. METODOLOGI PENELITIAN………. 15

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian………... 15

3.2. Tahapan Penelitian Aksi Partisipatif………... 16

3.3. Lokasi dan Waktu Peneltian……… 19

3.4. Jenis dan Sumber Data……… 19

3.5. Pengolahan dan Analisis Data………. 19

3.5.1. Analisis Pendapatan Usaha………. 21

3.5.2. Analisis Kriteria Investasi……… 21

3.5.3. Analisis Sensitivitas………. 24

(19)

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 26

4.1. Proses Penelitian Aksi Partisipatif………….………. 26

4.2. Gambaran Umum Usaha...………... 29

4.2.1. Lokasi Usaha...……….… 29

4.2.2. Sejarah Usaha...……. 30

4.2.3. Karakteristik Responden... 31

4.3. Analisis Kelayakan Usaha...……….… 31

4.7.1. Aspek Pemasaran... 31

4.7.2. Aspek Teknis... 34

4.7.3. Aspek Manajemen... 42

4.7.4. Aspek Finansial... 45

KESIMPULAN DAN SARAN... 62

1. Kesimpulan... 62

2. Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA………. 64

(20)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman

1. Proses PAR usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar………...

67

2. Tingkat suku bunga deposito berjangka RP/US$ pada

31 juli 2007 (% per tahun).……… 70

3. Analisis regresi terhadap dua perlakuan pakan yang berbeda...

71

4. Rencana kebutuhan dana usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar (tanpa konsentrat) ………....

72

5. Rencana kebutuhan dana usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar (dengan konsentrat, 1x penjualan)………....

73

6. Rencana kebutuhan dana usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar (dengan konsentrat, 2x penjualan)………... 74

7. Permodalan dan rencana penerimaan usaha ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar (tanpa konsentrat)………... 75

8. Permodalan dan rencana penerimaan usaha ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar (dengan konsentrat, 1x penjualan)..

76

9. Permodalan dan rencana penerimaan usaha ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar (dengan konsentrat, 1x penjualan).. 77

10. Rekapitulasi cash flow biaya operasional usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar (tanpa konsentrat)…… 78

11. Rekapitulasi cash flow biaya operasional usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar

(dengan konsentrat, 1x penjualan)... 79

12. Rekapitulasi cash flow biaya operasional usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar

(dengan konsentrat, 2x penjualan)... 80

13. Perhitungan biaya penyusutan asset………... 81

14. Analisis cashflow usaha ternak kambing Kelompok Tani

Harapan Mekar... 82

15. Analisis sensitivitas penurunan harga jual 6%... 83

16. Analisis sensitivitas penurunan harga jual 7%... 83

17. Analisis sensitivitas penurunan harga jual 8%... 83

(21)

xi

19. Perhitungan profit margin (tanpa konsentrat, semi-komersial)...

84

20. Perhitungan profit margin (dengan konsentrat, 1x penjualan,

komersial)... 85

21. Perhitungan profit margin (dengan konsentrat, 1x penjualan,

semi-komersial)... 85

22. Perhitungan profit margin (dengan konsentrat, 2x penjualan,

komersial)... 86

23. Perhitungan profit margin (dengan konsentrat, 2x penjualan,

(22)

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian………... 15 2. Proses berulang-ulang penelitian aksi partisipatif……….. 16 3. Tahapan penelitian aksi partisipatif……….. 20 4. Saluran pemasaran usaha ternak kambing kelompok tani harapan

mekar……….. 33

5. Tahap-tahap proses produksi……… 35

6. Layout kandang ternak sebelum diperluas………. 35

7. Layout kandang ternak setelah diperluas………... 36

(23)

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Struktur dan bagan organisasi………. 7 2. Profil responden………. 32 3. Proyeksi kebutuhan alat dan bahan baku usaha ternak kambing

kelompok tani harapan mekar……… 41

4. Proyeksi kebutuhan dana usaha ternak kambing kelompok tani

harapan mekar……… 47

5. Rincian biaya tetap usaha ternak kambing kelompok tani harapan

mekar………... 49 6. Rincian biaya variabel usaha ternak kambing kelompok tani

harapan mekar……… 50

7. Nilai kriteria investasi usaha ternak kambing kelompok tani

harapan mekar... 55 8. Hasil analisis sensitivitas penurunan harga jual usaha ternak

(24)

I. PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Krisis ekonomi berkepanjangan yang diikuti dengan bangkrutnya sebagian besar

usaha skala besar telah menggugah kesadaran para pengambil kebijakan, politisi, peneliti,

akademisi, pengamat, dan berbagai kalangan masyarakat lainnya terhadap arti penting

perekonomian rakyat atau usaha kecil dan menengah (UKM) dalam perekonomian

nasional. Menurut Partomo dan Soedjono (2004), pada masa krisis yang berkepanjangan,

UKM dapat bertahan dan mempunyai potensi untuk berkembang. Dalam Kajian

Stabilitas Keuangan 1 (2004) juga disebutkan bahwa UKM terbukti lebih tahan dalam

menghadapi krisis dibandingkan dengan usaha besar.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan UKM di

berbagai bidang. Salah satu sektor UKM yang berkembang di Indonesia adalah

berasal dari sektor pertanian. Peternakan sebagai salah satu subsektor pertanian

memainkan peranan penting dalam pembangunan sektor pertanian dan perekonomian

Indonesia. Peranan sub sektor peternakan dalam bidang pertanian cukup besar dan

menempati posisi kedua terbesar setelah tanaman bahan makanan.

(

http://www.bapedajabar.go.id

).

Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang akrab dengan sistem usaha

tani di pedesaan. Hal ini dikarenakan, ukuran tubuhnya tidak terlalu besar,

perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak per kelahiran sering lebih

dari satu ekor, jarak antarkelahiran pendek, dan pertumbuhannya cepat. Selain itu,

kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi agroekosistem suatu

tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling buruk, kambing masih dapat bertahan

hidup (Sarwono, 2002).

(25)

2

yang dilaporkan pada tahun 2001 – 2005 adalah berturut-turut sebesar 548.451 ekor,

562.845 ekor, 574.258 ekor, 590.827 ekor, dan 606.384 ekor (

http://www.bps.go.id

).

Perkembangan populasi kambing Jawa Barat tahun 2001 sampai dengan 2006

berturut-turut sebanyak 922.633 ekor, 878.043 ekor, 930.066 ekor, 1.144.102 ekor,

999.267 ekor, dan 1.148.547 ekor. Bila dikaitkan dengan kapasitas tampung yang

dimiliki Jawa Barat untuk pengembangan domba dan kambing masih dapat

menampung sebanyak 8.718.685 ekor sehingga sangat besar peluangnya untuk terus

dikembangkan (

http://www.disnak.jabar.go.id

).

Peluang usaha ternak kambing di kota Bogor, khususnya usaha ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar, sangat terbuka lebar. Hal ini dapat dilihat

dari kebutuhan akan kambing di kota Bogor mencapai 12.635 ekor pada tahun 2006,

sedangkan produksi kambing yang tercatat pada tahun 2006 hanya mencapai 1.356

ekor (Dinas Agribisnis, 2007).

Dengan banyaknya peternak kambing yang mencapai 76 kelompok,

menunjukkan bahwa persaingan dalam industri peternakan kambing ini sangat ketat

(Dinas Agribisnis, 2007). Oleh karena itu diperlukan suatu strategi pengembangan

usaha pada kelompok agar dapat memunculkan keunggulan kompetitif dalam

bersaing dengan para kompetitor.

Sebelum pengembangan usaha diimplementasikan, terlebih dahulu perlu

diadakan penelitian tentang apakah usaha yang akan dirintis tersebut layak

diimplementasikan atau tidak. Untuk itulah penulis bersama-sama kelompok

menyusun suatu analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha ini dilakukan

terhadap aspek finansial dan aspek non finansial, meliputi aspek pasar, teknis, dan

manajemen yang saling terkait satu sama lainnya dalam menentukan keberhasilan

usaha yang akan dijalankan.

(26)

3

yang ada dan mencari solusi untuk meyelesaikan masalah tersebut. Dengan begitu,

maka usaha ternak kambing pada Kelompok Tani Harapan Mekar ini diharapkan

dapat lebih berkembang.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Formulasi Strategi Usaha

Ternak Kambing Melalui Pendekatan Participatory Action Research (PAR) di

Kelompok tani Harapan Mekar, Desa Situgede, Bogor oleh Laksana Bayu Utama.

Dari hasil penelitian Formulasi Strategi Usaha Ternak Kambing Melalui Pendekatan

Participatory Action Research (PAR) tersebut didapat bahwa strategi terbaik untuk

pengembangan usaha Kelompok Tani Harapan Mekar adalah strategi perluasan

kandang. Oleh karena itu untuk mengukur tingkat kelayakan usaha baik dari aspek

finansial maupun non-finansial, diperlukan suatu analisis kelayakan usaha terhadap

strategi perluasan kandang tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perumusan masalah yang diteliti,

adalah:

1.

Apakah kelayakan aspek non finansial perluasan kandang ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar dapat diimplementasikan?

2.

Apakah kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing Kelompok

Tani Harapan Mekar tanpa menggunakan pakan tambahan berupa konsentrat

dapat diimplementasikan?

3.

Apakah kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing Kelompok

Tani Harapan Mekar dengan menggunakan pakan tambahan berupa konsentrat

dapat diimplementasikan?

4.

Apakah tingkat kepekaan kelayakan finansial perluasan kandang ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar dapat diimplementasikan?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(27)

4

2.

Menganalisis kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar tanpa menggunakan pakan tambahan berupa

konsentrat

3.

Menganalisis kelayakan aspek finansial perluasan kandang ternak kambing

Kelompok Tani Harapan Mekar dengan menggunakan pakan tambahan berupa

konsentrat

4.

Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan finansial perluasan kandang ternak

kambing Kelompok Tani Harapan Mekar

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1.

Bagi masyarakat, sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi usaha dan menjadi

pedoman dalam merencanakan usaha yang akan dilakukan diwaktu mendatang

2.

Sebagai bahan informasi baik bagi masyarakat sekitar dan juga bagi pihak-pihak

yang ingin menekuni usaha ternak kambing

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Kelayakan Usaha

Suatu bisnis atau usaha merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan dalam rangka memperbaiki standar dan kualitas hidupnya (Umar, 1997). Menurut Umar dalam Nasir (2002), secara umum studi kelayakan usaha adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu usaha, yang biasanya merupakan usaha investasi untuk dilaksanakan. Maksud layak (atau tidaknya) disini adalah prakiraan bahwa usaha akan dapat (atau tidak dapat) menghasilkan keuntungan yang layak bila sudah dioperasionalkan. Husnan dan Suwarsono dalam Solehan (2002) mengemukakan bahwa studi kelayakan proyek atau usaha adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek atau usaha dilaksanakan dengan berhasil.

Menurut Umar (1997), secara umum terdapat beberapa aspek persiapan perencanaan suatu usaha yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan antara lain: (1) Aspek pemasaran, (2) Aspek teknis dan teknologi, (3) Aspek sumber daya manusia, (4) Aspek Manajemen, dan (5) Aspek Finansial.

2.1.1. Aspek Pemasaran

Menurut Umar (1997), pemasaran adalah kegiatan usaha yang bertujuan untuk menjual barang/jasa yang diproduksi ke pasar. Analisis kelayakan aspek ini yang utama adalah:

a. Penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasarnya.

b. Kajian untuk mengetahui konsumen potensial, seperti perihal sikap, perilaku, serta keputusan mereka atas produk.

c. Menentukan strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan dilaksanakan.

2.1.2. Aspek Teknis dan Teknologi

(29)

6

dalam aspek teknis adalah lokasi proyek, skala operasi, kriteria pemilihan mesin dan perlengkapan, proses produksi dan layout pabrik, dan ketepatan jenis teknologi (Husnan dan Suwarsono dalam Solehan, 2002). Menurut Ibrahim dalam Solehan (2002), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek teknis dan teknologi adalah lokasi usaha yang direncanakan, sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, serta jenis dan jumlah investasi yang diperlukan disamping membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek.

2.1.3. Aspek Manajemen

Menurut Rangkuti (2005), keterangan yang jelas dan terperinci mengenai kondisi manajemen sangat penting di dalam rencana bisnis. Untuk itu kita perlu menjelaskan struktur organisasi serta siapa saja yang terlibat dalam bisnis tersebut, berikut kualifikasi mereka. Penjelasan secara mendetail dalam aspek manajemen ini setidaknya meliputi strutur organisasi, penjelasan mengenai keahlian dan jumlah pekerjaan yang dipekerjakan, penjelasan mengenai sistem penggajian dan bonus serta tunjangan lain untuk kesejahteraan karyawan, dan alokasi pekerjaan.

Menurut Husnan dan Suwarsono dalam Solehan (2002), hal-hal yang dipelajari dalam menyusun rencana tentang pengelolaan operasi proyek/usaha ini, yaitu bentuk badan usaha, jenis pekerjaan yang diperlukan, persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan, struktur organisasi, dan pencarian tenaga kerja.

a. Struktur Organisasi

(30)
[image:30.612.167.506.93.305.2]

7

Tabel 1. Struktur dan Bagan Organisasi

Struktur Organisasi Bagan Organisasi

1. Organisasi Lini

2. Organisasi Lini dan Staf

3. Organisasi Fungsional

4. Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional

5. Organisasi Komite

Berbentuk segitiga vertikal atau horizontal

Berbentuk kerucut vertikal atau horizontal

Berbentuk setengah lingkaran atau lingkaran

Berbentuk oval atau lonjong telur

Sumber:Hasibuan, 2003

b. Deskripsi Pekerjaan

Menurut Hasibuan (2003), deskripsi atau uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.

2.1.4. Aspek Finansial

(31)

8

2.2. Usaha Kecil dan Menengah

Menurut Partomo dan Soejoedono (2004), pengertian tentang usaha kecil menengah (UKM) tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan negara tersebut. Mengenai pengertian atau definisi usaha kecil ternyata sangat bervariasi, di satu negara berlainan dengan negara lainnya. Dalam definisi tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusan/kelompok perusahaan tersebut (range of the member of employees) misalnya usaha kecil di United Kingdom adalah suatu usaha bila jumlah karyawannya antara 1-200 orang; di Jepang antara 1-300 orang; di USA antara 1-500 orang.

Dengan berkembangnya perekonomian nasional, maka pada tahun 1991 Departemen Perindustrian RI melakukan penyesuaian rumusan pengelompokkan industri, yaitu industri kecil dan kerajinan didefinisikan sebagai kelompok perusahaan yang dimiliki penduduk Indonesia dengan jumlah aset kurang dari Rp. 600 juta di luar nilai tanah dan bangunan yang digunakannya. Sedangkan Bank Indonesia menentukan batas tertinggi dari investasi, di luar tanah dan bangunan sebesar Rp. 600 juta bagi pengertian industri kecil. Sedangkan INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih Rp. 200 juta sampai maksimal Rp. 10 miliar (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) (Partomo dan Soejoedono, 2004).

2.3. Usaha Ternak Kambing

Menurut Sarwono (2003), nilai ekonomi, sosial, dan budaya beternak kambing sangat nyata. Besarnya nilai sumber daya bagi pendapatan keluarga petani bisa mencapai 14-25% dari total pendapatan keluarga. Bagi petani kecil atau buruh yang memiliki tanah garapan, ternak kambing menempati fungsi yang cukup penting terutama sebagai tabungan yang dapat dijual sewaktu-waktu bila membutuhkan uang. Dengan demikian, ternak ini cocok dikembangkan di daerah pedesaan dengan pemilikan lahan yang relatif sempit.

(32)

9

daripada daging kerbau ataupun daging sapid an seratnya lebih halus sehingga relatif lebih disukai masyarakat. Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang dipelihara oleh masyarakat, karena memiliki berbagai keunggulan, antara lain (Sosroamidjojo dalam Kusumawardhani, 2004) :

a. Sebagai tabungan, sewaktu-waktu mudah dijual jika perlu,

b. lekas berkembang biak, karena beranak lebih dari satu ekor dalam satu kalimelahirkan dan dalam setahun dapat dua kali beranak,

c. modal yang diperlukan relatif kecil

d. kandang dan pemeliharaannya relatif sederhana, serta relatif tidak membutuhkan tempat dan tenaga yang besar.

2.3.1. Pakan Ternak

Menurut Sarwono (2002), jumlah pakan hijauan yang diberikan pada kambing dewasa adalah 10% dari bobot badannya. Sedangkan jumlah konsentrat yang diberikan adalah sebanyak 3% bobot badan. (Sitorus dkk., 1998).

2.4. Penelitian Aksi Partisipatif

Penelitian aksi partisipatif (Participatory Action Research atau PAR) lebih merupakan pendekatan para aktivist, yang bekerja untuk memperkuat komunitas lokal, atau yang diwakilinya, untuk memanipulasi struktur kekuasaan yang lebih tinggi (Bahan Pelatihan “Leadership Program for IPB Student”, Vila Parenca, Bogor,13-16 Februari 2007).

2.4.1. Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif

(33)

10

Enam Belas Prinsip Penelitian Aksi Partisipatif:

1. Penelitian aksi partisipatif adalah sebuah pendekatan untuk memperbaiki praktek sosial dengan jalan merubahnya dan belajar dari konsekuensi perubahan tersebut.

2. Penelitian aksi partisipatif bergantung kepada partisipasi nyata yang dilakukan melalui sebuah tahapan berkesinambungan dari perencanaan, aksi (implementasi rencana), pengamatan (secara sistematis), refleksi dan kemudian menyusun rencana kembali dan seterusnya memutari lingkaran siklus kembali.

3. Penelitian aksi partisipatif adalah suatu bentuk kerjasama (kolaborasi). 4. Penelitian aksi partisipatif membangun komunitas yang memiliki sikap

kritis-diri dari orang-orang yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam proses penelitian yang meliputi perencanaan, aksi pengamatan dan refleksi.

5. Penelitian aksi partisipatif adalah sebuah proses belajar yang sistematis, dimana orang-orang bertindak secara terarah dengan tetap terbuka terhadap datangnya kejutan dan tanggap terhadap berbagai kesempatan. 6. Penelitian aksi partisipatif melibatkan orang-orang dalam membangun

teori mengenai kebiasaan sendiri. Proses ini mendorong untuk memiliki sifat ingin tahu dan memahami hubungan antara situasi, aksi dan konsekuensi dalam kehidupan mereka sendiri.

7. Penelitian aksi partisipatif mengharuskan orang-orang menempatkan praktek, ide-ide dan asumsi mengenai institusi untuk diuji dengan mengumpulkan bukti yang meyakinkan sebagai bahan pembenaran. 8. Penelitian aksi partisipatif tidak hanya meliputi kegiatan membuat

catatan yang mendeskripsikan apa yang terjadi se-akurat mungkin, tetapi juga mengumpulkan dan menganalisis sejumlah keputusan/penilaian, reaksi dan sikap terhadap apa yang terjadi.

(34)

11

belajar: (a) mengenai praktek itu sendiri (bagaimana praktek individu dan kolektif dibangun) dan (b) mengenai peoses mempelajari suatu praktek (bagaimana kegiatan penelitian aksi berjalan).

10.Penelitian aksi partisipatif adalah sebuah proses politik, karena melibatkan orang-orang dalam membuat perubahan yang akan mempengaruhi pihak lain. Karena alasan itu, terkadang muncul resistensi (penolakan) terhadap perubahan, baik itu oleh partisipan maupun pihak lain.

11.Penelitian aksi partisipatif menyangkut analisis kritis atau situasi yang terstruktur (proyek, program, sistem).

12.Penelitian aksi partisipatif dimulai dengan hal kecil dengan melakukan perubahan-perubahan skala kecil yang dapat dikelola dan dikendalikan oleh individu, dan kemudian mengarah pada pola-pola yang lebih luas. 13.Penelitian aksi partisipatif dimulai dengan siklus kecil perencanaan, aksi,

pengamatan dan refleksi yang dapat membantu menjelaskan isu-isu, ide-ide dan asumsi dengan lebih jelas sehingga terlibat untuk mengajukan pertanyaan yang lebih memiliki kekuatan seiring dengan berjalannya kegiatan.

14.Penelitian aksi partisipatif dimulai dengan kelompok kecil pihak-pihak yang berkolaborasi tetapi dengan memperluas komunitas peneliti aksi partisipatif, sehingga secara bertahap mengikutsertakan lebih banyak pihak yang terlibat dan yang mendapat dampak dari kegiatan yang dilakukan.

15.Penelitian aksi partisipatif memperbolahkan dan mengharuskan partisipan membuat catatan dari perubahan yang dicapai mengenai perubahan aktivitas dan praktek, bahasa dan wacana, hubungan sosial dan bentuk organisasi.

(35)

12

2.4.2. Metode PAR

Metode PAR yang digunakan dalam penelitian adalah teknik-teknik Participatory Rural Appraisal (PRA). Menurut Djohani (1996), teknik-teknik PRA adalah alat-alat untuk melakukan kajian (keadaan) desa. Teknik-teknik PRA yang digunakan adalah :

1. Teknik Penelusuran Sejarah Desa, adalah suatu teknik yang mengkaji suatu keadaan dari waktu ke waktu (waktu tidak dibatasi). Jenis informasi yang dibutuhkan adalah informasi umum, asal-usul desa, perkembangan masyarakat termasuk pertanian.

2. Teknik Jadwal Sehari, adalah teknik yang mengkaji suatu keadaan dari waktu ke waktu dalam satu hari. Jenis informasi yang dibutuhkan adalah pola kegiatan keluarga terutama keluarga petani.

3. Teknik Pembuatan Bagan Alur, adalah teknik untuk mengkaji suatu sistem tertentu. Jenis informasinya adalah alur produksi pertanian dan pemasaran hasil atau sistem pengelolaan air di desa.

4. Teknik Kajian Mata Pencaharian, adalah teknik untuk mengkaji mata pencaharian desa yang diurutkan berdasar yang paling utama/banyak dilakukan masyarakat. Jenis informasinya adalah mata pencaharian utama masyarakat, dan potensi pengembangan usaha.

5. Teknik Pembuatan Bagan Urutan, adalah teknik serba guna untuk mengurutkan berbagai hal yang akan diprioritaskan. Jenis informasinya adalah pilihan teknologi dan tanaman baru, pilihan prioritas masalah atau prioritas kegiatan.

6. Teknik Wawancara Keluarga Petani. Teknik ini biasanya tidak dilakukan untuk wawancara dalam kelompok. Jenis informasinya meliputi pendapatan, sumber daya yang dimiliki, dan sebagainya.

2.5. Penelitian Terdahulu

(36)

13

model usaha penggemukan kambing. Hasil pendugaan fungsi Cobb-Douglas menunjukkan bahwa proses produksi usaha penggemukan kambing kacang dengan menggunakan ransum percobaan perlakuan R1 berada pada tahap kenaikan hasil dengan laju yang berkurang (decreasing return to scale). Hasil analisis kelayakan finansial pada model I mempunyai NPV Rp 81.553,10,- dengan IRR 39%, sedangkan penggemukan model II mempunyai NPV Rp 2.558.407,- dengan IRR tak hingga. Pengujian model I dan model II tersebut menunjukkan kedua model layak secara finansial. Hasil analisis kepekaan menunjukkan bahwa model I sangat peka terhadap perubahan harga jual kambing dan kenaikan harga konsentrat dibanding model II. Sedang model II peka terhadap penurunan harga jual kambing, namun tetap layak dilaksanakan. Ratnawati (2002) melakukan penelitian tentang kajian kelayakan finansial pengembangan usaha peternakan sapi dan kambing perah di pesantren Darul Fallah, Ciampea, Bogor. Hasil analisis pada keragaan usaha Peternakan Darul Falah menunjukkan dua hal penting dalam teknis produksi. Pertama, pengelolaan sapi perah dijadikan satu dengan kambing perah sehingga tidak ada perincian biaya yang timbul dari masing-masing usaha. Kedua, produktifitas ternak masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata jumlah produksi per hari sapi perah 7-9 liter dan kambing perah 0,75-1,5 liter. Hasil analisis pada pasar menunjukkan bahwa susu sapi dan kambing memiliki prospek pasar yang bagus. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial, rencana perluasan skala usaha sapi perah layak diusahakan pada tingkat diskonto 13% dan usaha menjadi tidak layak ketika tingkat diskontonya 18%. Sedangkan pada usaha ternak kambing perah layak diusahakan pada baik pada tingkat diskonto 13% maupun 18%. Hasil analisis sensitifitas pada kenaikan harga pakan 30%, kenaikan harga ternak sebesar 20%, dan penurunan harga jual susu sebesar 15% membuat usaha ternak sapi perah tidak layak. Sedangkan pada pengembangan usaha kambing perah tidak layak untuk dilakukan hanya ketika terjadi penurunan harga susu sebesar 15% pada tingkat diskonto 18%.

(37)

14

menganalisis tingkat pendapatan dan aliran kas usaha ternak kambing perah dengan dua metode penanganan anak kambing yang berbeda, yaitu memelihara semua anak yang lahir selama pengusahaan ternak, dan menjual semua anak kambing yang lahir selama pemeliharaan ternak kambing perah. Nilai NPV dari pengusahaan ternak yang memelihara semua anak yang dihasilkan pada tingkat diskonto 16 % adalah Rp 560.151.929,-. Sedangkan NPV pada tingkat diskonto 20 % adalah Rp 414.872.987,-. Nilai IRR pada pengusahaan adalah sebesar 39 %. Net B/C yang dihasilkan pada tingkat bunga 16% dan 20 % adalah 1,59 dan 1,45. Lalu, nilai NPV pada pengusahaan dengan menjual semua anak adalah Rp 277.500.080,- pada tingkat diskonto 16 % dan Rp 204.620.206,- pada tingkat diskonto 20 %. Nilai IRR adalah 37 %, dan nilai nett B/C pada tingkat bunga 16 dan 20 % adalah 1,35 dan 1,27.

(38)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

[image:38.612.159.474.336.602.2]

Melalui pembelajaran secara partisipatif ditemukan suatu masalah dimana untuk beberapa tahun ke depan maka kapasitas kandang yang ada sekarang pada kelompok tidak mencukupi untuk menampung jumlah kambing pada beberapa tahun ke depan tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pembelajaran mengenai penyusunan suatu analisis kelayakan usaha. Tujuan dari analisis kelayakan usaha ini adalah untuk mengetahui apakah perluasan kandang ini layak dijalankan atau tidak. Apabila layak maka perluasan kandang dilanjutkan dan apabila tidak maka dibutuhkan kembali proses identifikasi masalah utama untuk menemukan masalah apa yang paling utama untuk dibuat suatu analisis kelayakan usaha (Gambar 1).

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Perluasan Kandang

Usaha Ternak Kambing • Gambaran Usaha

• Visi, Misi dan Tujuan

• Perumusan Masalah

Analisis Kelayakan Usaha

Tidak Layak Layak

(39)

16

3.2. Tahapan Penelitian Aksi Partisipatif

Secara umum proses Penelitian Aksi Partisipatif merupakan proses yang terjadi berulang-ulang yang didalamnya terjadi proses-proses seperti perencanaan, aksi dan refleksi (Gambar 2). Proses ini dimulai dengan pengamatan untuk mengidentifikasikan dari masalah-masalah yang ada. Hasil pengamatan kemudian diangkat sebagai faktor yang penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan, diikuti dengan tindakan/aksi nyata untuk mencapai tujuan, lalu dilakukan refleksi/evaluasi kembali untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam perencanaan dan aksi selanjutnya sampai terjadinya suatu perubahan di masa mendatang. Proses tersebut terjadi secara berulang-ulang.

[image:39.612.157.502.304.407.2]

saat ini masa mendatang pengamatan refleksi refleksi

Gambar 2. Proses Berulang-ulang Penelitian Aksi Partisipatif

Berikut merupakan tahapan penelitian aksi partisipatif di lapangan yang didalamnya terdapat proses-proses yang disebutkan di atas. Tahapan-tahapan tersebut (Gambar 3), yaitu:

3.2.1. Sosialisasi dan Identifikasi Potensi a. Sosialisasi

Tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memberitahukan maksud kedatangan mahasiswa datang ke desa. Selain itu tujuan dari kegiatan ini adalah membangun hubungan yang baik antara mahasiswa dan masyarakat, sehingga adanya suatu kepercayaan dari masyarakat kepada mahasiswa. Dengan begitu proses penelitian aksi partisipatif ini dapat berjalan dengan baik. Metode atau teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik Focus Group Discussion (FGD).

perenc

an

aan

perenc

an

aan

aksi

(40)

17

b. Identifikasi Potensi

Tujuan dari proses identifikasi potensi ini adalah untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang terdapat di desa dan usaha apa yang paling memiliki potensi untuk nantinya dikembangkan. Metode yang digunakan adalah teknik wawancara baik secara individu maupun secara berkelompok.

3.2.2. Pemilihan Kelompok Tani

Tujuan dari proses ini adalah untuk memilih salah satu usaha yang dianggap paling berpotensi untuk dikembangkan nantinya. Dalam proses ini maka didapati bahwa usaha yang dipilih adalah usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar. Proses pemilihan ini dilakukan melalui diskusi dengan tim fasilitator dan juga dengan adanya arahan dari para dosen pembimbing di lapangan.

3.2.3. Kesepakatan dengan Kelompok Tani

Tujuan dari proses ini adalah unutk membuat kesepakatan antara mahasiswa dan Kelompok Tani Harapan Mekar bahwa usahanya terpilih untuk proses PAR ini. Selain itu, proses ini bertujuan untuk menyamakan jadwal untuk pertemuan berikutnya dalam proses pendampingan atau fasilitasi. Teknik yang digunakan adalah teknik FGD.

3.2.4. Identifikasi Masalah a. Visi, Misi, dan Tujuan

(41)

18

b. Gambaran Kegiatan Usaha

Dari kegiatan ini dapat dilihat bagaimana usaha ternak kambing ini selama ini dijalankan. Tujuan dilakukannya kegiatan ini agar mahasiswa dan masyarakat/petani dapat belajar secara bersama-sama apakah usahanya selama ini sudah baik atau masih memiliki kekurangan. Metode atau teknik-teknik yang digunakan adalah teknik sejarah usaha dan teknik analisis waktu pola aktivitas harian.

Teknik sejarah usaha digunakan untuk dapat mengetahui kapan usaha itu berdiri, bagaimana perkembangan keuangan perusahaan selama ini dan apa saja kendala-kendala usaha selama ini. Sedangkan teknik analisis waktu pola aktivitas harian digunakan untuk mengetahui berapa waktu yang digunakan oleh petani untuk dia bertani dan beternak kambing.

c. Perumusan masalah

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para masyarakat/petani dapat mengetahui secara pasti satu persatu masalah yang ada dalam usahanya, dan juga sebagai bahan untuk menyusun suatu rencana usaha ke depan.

Metode atau teknik yang digunakan untuk merumuskan masalah ini adalah teknik pohon masalah dimana dengan teknik ini dapat bersama-sama belajar mengurutkan masalah dari yang paling kelihatan sampai akar-akar permasalahan yang tidak kelihatan. Teknik ini digunakan untuk memprioritaskan masalah dari yang paling besar sampai paling kecil.

3.2.5. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan guna keperluan analisis kelayakan usaha. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara baik secara individu maupun secara berkelompok dengan teknik FGD.

3.2.6. Analisis Kelayakan Usaha

(42)

19

proses pengembangan lebih lanjut. Selain itu, hal ini berguna untuk menarik investor mau mendanai usaha ternak kambing pada Kelompok Tani Harapan Mekar tersebut. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik wawancara secara individu maupun kelompok.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Harapan Mekar. Kelompok Tani Harapan Mekar terletak di Kelurahan Situgede, Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat. Waktu penelitian lapangan adalah Maret – Juni 2007.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara secara individu ataupun secara berkelompok dengan menggunakan teknik FGD dengan ketua kelompok tani dan beberapa anggota kelompok tani, dan data sekunder diperoleh dari studi literatur, seperti buku-buku, internet, bahan-bahan pelatihan, dan lain-lain.

3.5. Pengolahan dan Analisis Data

(43)

20

Gambar 3. Tahapan Penelitian Aksi Partisipatif Pemilihan Kelompok

Sosialisasi dan Identifikasi Potensi Desa

Visi, Misi dan Tujuan Gambaran Kondisi Usaha Perumusan Masalah Identifikasi Masalah Usaha

Analisis Kelayakan

Layak Tidak Layak

Perluasan Kandang dilanjutkan

Aspek Pemasaran Aspek Teknis Aspek Aspek Finansial

Kesepakatan dengan Kelompok

Perluasan Kandang

[image:43.612.91.538.73.657.2]
(44)

21

3.5.1. Analisis Pendapatan Usaha

Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha dalam kurun waktu satu tahun.

a. Analisis Pendapatan (Keuntungan Satu Tahun)

Analisis Pendapatan bertujuan mengetahui besar keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan (Hernanto dalam Efayanti, 2006).

Rumus :

Penerimaan = TRTC

TR = Total Revenue atau penerimaan total TC = Total Cost atau biaya total

Kriteria :

Bila nilai TR > TC : usaha menguntungkan Bila nilai TR < TC : usaha rugi

b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)

Analisis ini digunakan untuk menguji sejauhmana hasil yang diperoleh dari usaha tertentu selama satu tahun (Hernanto dalam Efayanti, 2006).

Rumus :

TR R/C = TC

Kriteria :

Bila nilai R/C > 1 : usaha menguntungkan Bila nilai R/C < 1 : usaha rugi.

3.5.2. Analisis kriteria Investasi a. Net Present Value

(45)

22

Rumus :

=

+

=

n

t

t t t

i

C

B

NPV

1

(

1

)

dimana :

NPV = Nilai bersih sekarang

Bt = Manfaat pada tahun ke-t

Ct = Biaya pada tahun ke-t

i = Tingkat diskonto (%)

n = Umur usaha (tahun)

Kriteria :

1. NPV > 0, maka usaha layak dan dapat dilaksanakan

2. NPV = 0, maka usaha tidak untung dan tidak rugi, terserah kepada penilaian subjektif pengambil keputusan.

3. NPV < 0, maka usaha tidak layak, karena manfaat lebih kecil dari biaya dan lebih baik tidak dilaksanakan.

b. Profitability Index

Pemakaian metode profitability index (PI) ini adalah dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan dating dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah dilaksanakan. Jadi, PI dapat dihitung dengan membansingkan antara PV kas masuk dengan PV kas keluar (Umar, 1997).

Rumus:

PV Kas Masuk

PI =

PV Kas Keluar

Kriteria:

(46)

23

c. Internal Rate of Return

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal (Umar, 1997).

Rumus :

(

1 2

)

2

1 1

1

i

i

NPV

NPV

NPV

i

IRR

+

=

dimana :

IRR = Tingkat internal hasil (%)

NPV1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif NPV2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif i1 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif i2 = Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif

Kriteria :

Investasi layak jika IRR lebih besar dari tingkat diskonto yang ditentukan dan sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat diskonto yang berlaku maka investasi tidak layak.

d. Payback Period

Payback Period adalah suatu periode yang dilakukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (cash flow), dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu (Umar, 1997).

Rumus :

Nilai Investasi

PBP

= x 1 tahun

Kas Masuk Bersih

Kriteria :

(47)

24

3.5.3. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kembali suatu analisis agar dapat dilihat pengaruh-pengaruh yang terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger dan Asler dalam Solehan, 2002). Analisis sensitivitas mencoba melihat kembali realitas analisis suatu proyek yang didasarkan pada kenyataan bahwa proyeksi atau rencana suatu proyek sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur ketidakpastian mengenai apa yang terjadi. Di bidang pertanian, ada 4 macam analisis sensitivitas yang perlu diperhatikan, yaitu harga, keterlambatan pelaksanaan, biaya yang terlalu besar, dan hasil.

3.6. Asumsi-Asumsi Penelitian

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Umur dari usaha adalah 5 tahun didasarkan pada umur teknis dari kandang ternak

b. Tingkat inflasi yang digunakan adalah 6% per tahun, yaitu berdasarkan ramalan tingkat inflasi Bank Indonesia (http://www.keuangan-pribadi.com). Besarnya penerimaan dan seluruh biaya akan meningkat

setiap tahunnya sebesar tingkat inflasi.

c. Harga bakalan adalah Rp 19.000,-/kg (http:\www.pikiran-rakyat.com). d. Harga jual kambing untuk perluasan kandang dengan satu kali penjualan

adalah Rp 25.000,-/kg, yaitu perkiraan harga pada tahun mendatang berdasarkan pada peningkatan harga pada tahun terakhir. Harga jual kambing pada dua tahun terakhir adalah Rp 20.000,- dan Rp 22.500,- per kg.

e. Bakalan yang digunakan adalah bakalan dengan usia antara 4-6 bulan dengan bobot rata-rata 12 kg.

(48)

25

g. Tingkat kematian kambing setiap tahunnya adalah 1,67%. Nilai ini didapat dari perbandingan antara jumlah kambing yang mati (1 ekor) dan jumlah ternak kambing (60 ekor) pada kelompok selama 2 tahun usaha berjalan. h. Konsentrat yang diberikan untuk perluasan kandang dengan menggunakan

pakan konsentrat adalah 0,525 kg per harinya, yaitu 3% dari bobot rata-rata kambing selama penggemukan (Sitorus dkk., 1997). Lama penggemukan adalah 8 bulan. Harga hijauan dan konsentrat adalah Rp Rp 350,-, dan Rp 1250,-/kg, yaitu berdasarkan harga yang terdapat pada laboratorium industri makanan ternak, Fakultas Peternakan, IPB.

i. Investasi awal dilakukan pada tahun ke-0 sebelum usaha berproduksi, berupa lahan, kandang ternak dan perlengkapan-perlengkapan usaha seperti cangkul, garpu, sabit, keranjang, lampu.

j. Pinjaman dilakukan pada tahun ke-0 dengan pembayaran mulai tahun ke-1 selama 5 tahun pembayaran, dengan perbandingan antara modal sendiri dan pinjaman adalah 35% untuk modal sendiri dan 65% untuk pinjaman k. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 6,25%, yaitu suku bunga

(49)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Proses Penelitian Aksi Partisipatif

Hal pertama yang perlu dilakukan ketika kita telah turun di lokasi

penelitian (desa) adalah mensosialisasikan maksud dan tujuan kita datang ke

desa secara jelas kepada para aparat dan masyarakat dari desa yang

bersangkutan, contohnya kepada kepala desa dan aparat-aparat lain yang

berkepentingan di desa. Tujuan dari proses sosialisasi ini adalah agar

kedatangan kita dapat diterima dengan baik oleh masyarakat desa sehingga

proses penelitian/pendampingan pun dapat dilakukan (Gambar 4).

Kendala-kendala yang ditemui dalam proses ini adalah terkadang sulit untuk

membangun sebuah trust dalam diri masyarakat kepada peneliti. Pembelajaran

yang dapat diperoleh adalah ternyata tidak mudah untuk berkomunikasi

dengan masyarakat dan juga perlu adanya lebih kekreatifan dalam hal

berkomunikasi terutama untuk membangun trust yang baik dalam diri

masyarakat. Strategi yang dilakukan adalah perlu lebih banyak lagi melatih

cara berkomunikasi kita terutama untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

Setelah kita membangun suatu hubungan yang baik dalam

masyarakat barulah kita dapat memulai mengidentifikasi potensi-potensi

apakah yang terdapat di dalam desa Situgede meliputi sumber daya alam,

sumber daya manusia dan usaha-usaha yang sedang berkembang. Proses ini

dilakukan dengan wawancara dengan para pihak-pihak yang terkait seperti

ketua kelompok tani atau aparat-aparat desa yang ada. Kendala yang dihadapi

dalam proses ini adalah sulitnya mendapatkan fakta-fakta atau data-data yang

akurat dikarenakan data yang diperoleh dari pendapat masyarakat lebih

bersifat subjektif dan perkiraan. Pembelajaran yang diperoleh adalah

mahasiswa perlu kembali belajar untuk mengggali informasi umum tentang

potensi ekonomi desa

Proses selanjutnya setelah proses sosialisasi dan identifikasi potensi

adalah memilih salah satu UKM ataupun kelompok yang dianggap paling

berpotensi untuk didampingi. Hal ini tentunya tidak lepas dari arahan

(50)

27

yang ada untuk menentukan pilihan dan juga alternatif pilihan yang ada relatif

sedikit untuk dipilih. Pembelajaran yang diperoleh adalah mahasiswa harus

cermat dalam memilih kelompok mana yang nantinya akan didampingi atau

diberdayakan. Tentunya hal ini sangat diperlukan pendapat dari tim fasilitator

dan juga bimbingan dari dosen pembimbing selama di lapangan atau di desa.

Setelah mengidentifikasi potensi yang ada dan memilih salah satu

Kelompok Tani yang ada barulah kita membuat suatu kesepakatan dengan

ketua dan para anggota kelompok bahwa usaha dari kelompok tersebut akan

didampingi. Setelah adanya kesepakatan dari kelompok untuk didampinginya

usaha dari kelompok tersebut, maka selanjutnya dapat dibuat suatu jadwal

kegiatan atau pertemuan secara bersama-sama selama dua atau tiga bulan guna

adanya pendampingan tersebut. Kendala yang dihadapi dalam proses ini

adalah sulitnya untuk mengumpulkan beberapa anggota kelompok yang

cenderung pasif atau kurang menanggapi program ini dengan baik dan juga

sulitnya menyamakan jadwal antara mahasiswa dan anggota kelompok yang

ada. Hal ini dirasakan juga pada awalnya dalam Kelompok Tani Harapan

Mekar. Hal tersebut oleh karena kelompok cenderung berpendapat bahwa

sesuatu kegiatan tidak berguna jika tidak ada sesuatu materi yang didapat.

Pembelajaran yang diperoleh adalah mahasiswa belajar untuk membangun

komunikasi yang baik dengan petani, sehingga didapatinya kesepakatan untuk

proses pendampingan lebih lanjut terhadap usaha tersebut dan mengatur

jadwal pertemuan berikutnya.

Setelah menentukan jadwal pertemuan hal selanjutnya yang perlu

dilakukan menanyakan apa yang menjadi visi, misi, dan tujuan dari usaha

yang dilakukan oleh kelompok tersebut atau apa yang menjadi harapan ke

depan dari usaha yang dilakukannya selama ini. Kendala yang didapati dalam

membangun suatu harapan ini terutama dalam usaha ternak kambing dalam

Kelompok Tani Harapan Mekar adalah usaha ini dianggap sebagai usaha

sampingan dari usaha utama, yaitu bertani, sehingga apa yang diperoleh saat

ini dari usaha ternak kambing tersebut sudah dianggap cukup. Strategi yang

dilakukan untuk menghadapi sikap tersebut adalah mencoba membawa

(51)

28

(Benchmarking) kepada usaha peternakan yang sudah besar dan mapan, yaitu pada Ternak Domba Sehat Dompet Duafa Republika, Cinagara, Sukabumi.

Hal ini dilakukan untuk dapat membangun suatu keinginan agar usahanya

dapat menjadi lebih besar dan menyadarkan bahwa ternyata usaha ternak

kambing tersebut memiliki prospek yang baik ke depannya.

Proses selanjutnya mencari informasi mengenai gambaran kegiatan

usaha dari Kelompok Tani Harapan Mekar. Dari kegiatan ini kita dapat

melihat bagaimana usaha ternak kambing ini selama ini dijalankan. Tujuan

dilakukannya kegiatan ini agar peneliti dan masyarakat/petani dapat belajar

secara bersama-sama, apakah usahanya selama ini sudah baik atau masih

memiliki kekurangan. Kendala yang dihadapi sama dengan proses sebelumnya

dimana para anggota cenderung pasif selama proses fasilitasi. Pembelajaran

yang diperoleh adalah mahasiswa belajar tentang teknis budidaya kambing

dan memperoleh sharing teori dengan pengalaman anggota kelompok yang

sangat berharga.

Setelah mengetahui apa yang diharapkan oleh masyarakat/petani dan

mengetahui bagaimana gambaran usahanya selama ini, maka yang selanjutnya

dilakukan adalah secara bersama-sama merumuskan masalah tersebut.

Kendala yang dihadapi adalah sama dengan proses kegiatan sebelumnya, yaitu

usaha ini dianggap sebagai usaha sampingan sehingga merasa nyaman dengan

usahanya selama ini dan merasa tidak memiliki kekurangan atau masalah

dalam menjalankan usahanya. Strategi yang dilakukan juga sama yaitu dengan

melakukan studi banding terhadap peternakan yang lebih besar sehingga

disadari masih memiliki kekurangan dan masalah-masalah dalam usahanya

selama ini. Pembelajaran yang diperoleh adalah mahasiswa belajar

memfasilitasi dan merumuskan masalah utama yang harus diselesaikan

bersama-sama dengan kelompok.

Sebelum menganalisis kelayakan usaha tentunya dibutuhkan

beberapa data-data yang relevan mengenai usaha. Untuk itu diperlukan proses

pengumpulan data. Proses pengumpulan data ini dilakukan dengan

menggunakan teknik wawancara baik secara individu maupun secara

(52)

29

adalah sulitnya menyamakan waktu antara ketua kelompok dan juga kepada

anggota-anggota kelompok yang ada akibat kesibukannya di sawah untuk

bertani. Oleh karena itu untuk mengatasinya selama di lapangan lebih banyak

proses wawancara dilakukan secara individu dibandingkan secara

berkelompok. Pembelajaran yang diperoleh dalam proses ini adalah

mahasiswa belajar untuk melakukan wawancara ataupun FGD untuk

memperoleh data guna keperluan analisis kelayakan.

Proses terakhir dalam penelitian ini adalah secara bersama-sama

dengan masyarakat menyusun suatu analisis kelayakan usaha untuk dapat

mengukur kelayakan atau tidak layaknya usaha yang didampingi untuk proses

pengembangan lebih lanjut. Selain itu, hal ini berguna untuk menarik investor

mau mendanai usaha ternak kambing pada Kelompok Tani Harapan Mekar

tersebut. Akan tetapi ada beberapa analisis yang dilakukan individu oleh

peneliti seperti analisis kelayakan finansial. Walaupun demikian hasil dari

pengolahan yang ada akan diberitahukan kepada petani, sehingga dapat juga

menjadi bahan perbaikan untuk menjalankan usaha ternak kambing Kelompok

Tani Harapan Mekar. Secara lebih jelas proses dari penelitian aksi pertisipatif

ini dapat dilihat dalam Lampiran 1.

4.2. Gambaran Umum Usaha 4.2.1. Lokasi Usaha

Usaha ternak kambing Kelompok Tani Harapan Mekar ini

didirikan di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.

Lokasi ini dipilih kerena kondisi sumber daya alam di wilayah Situgede

mendukung kelompok untuk melakukan usaha ternak kambing.

a. Letak dan Batas-batas Kelurahan

Usaha Ternak Kambing Kelompok Tani Harapan Mekar ini

terletak pada Batas wilayah Kelurahan Situgede di sebelah utara adalah

Kecamatan Kemang, sebelah selatan adalah Desa Balumbang Jaya,

sebelah barat adalah Desa Cikarawang, dan sebelah timur adalah

(53)

30

Jarak dari Kelurahan ke Ibukota Kecamatan adalah 4 km yang

dapat ditempuh dalam waktu 15 menit, sedangkan jarak dari Kelurahan ke

Ibukota Kota Bogor adalah 8 km yang dapat ditempuh dalam waktu 30

menit, dan jarak dari Kelurahan ke ibukota Propinsi adalah 250 km.

Kondisi jalan yang menghubungkan Kelurahan dengan Kecamatan lain

maupun dengan Ibukota Kota Bogor cukup baik. Alat transportasi yang

dapat digunakan berupa kendaraan roda empat baik berupa mobil, mini

bus maupun truk, dan kendaraan roda dua. Kendaraan umum roda empat

yang melintas di Kelurahan Situgede setiap hari dan menghubungkan

Kelurahan dengan pusat Kota Bogor adalah Angkutan Perkotaan (angkot)

dengan biaya Rp. 2.000,00. Dengan melihat jarak, kondisi jalan, alat dan

biaya transportasi, akses untuk ke luar dari Kelurahan menuju pusat Kota

Bogor dan akses informasi termasuk mudah dijangkau.

b. Keadaan Geografis

Topografi Kelurahan Situgede didominasi oleh dataran yaitu

seluas 232,47 ha. Letak ketinggian Kelurahan dari permukaan laut adalah

250 m dpl. Kondisi lahan tergolong subur dan hampir tidak ada erosi pada

lahan. Curah hujan rata-rata 3219-4671 mm/tahun dan suhu rata-rata

24,9-25,8ºC.

Luas Kelurahan Situgede adalah 232,47 ha. Berdasarkan

pengalokasiannya, lahan tersebut digunakan untuk bermacam kepentingan

yang sebagian besar atau bahkan hampir setengahnya (45,31 %) digunakan

untuk persawahan (Monografi Desa Situgede tahun 2004 dalam Herdiansyah,

2005).

4.2.2. Sejarah Usaha

Penelusuran sejarah usaha dalam penelitian aksi partisipatif ini

dilakukan dalam rangka untuk mengetahui latar belakang pembentukan

usaha ternak kambing, perubahan-perubahan yang terjadi selama usaha

berjalan, kegiatan apa yang telah dan belum dilakukan kelompok dalam

menjalankan usaha ternak dan permasalahan yang terjadi selama kegiatan

(54)

31

Dari hasil teknik penelusuran sejarah usaha dalam diskusi anggota

kelompok diperoleh bahwa berdirinya usaha ternak kambing pada

Kelompok Tani Harapan Mekar ini diawali oleh adanya pemberian hibah

oleh pemerintah kepada kelompok berupa empat ekor sapi seharga Rp

12.800.000,- juta pada tahun 2003. Karena ketidakjelasan dalam proses

pengelolaan yang ada di lapangan, maka bukan keuntungan yang didapat

melainkan kerugian Rp 9.600.000,-. Jumlah sapi yang ada tinggal dua ekor.

Berdasarkan pengalaman tersebut maka ketua kelompok

mengambil keputusan

Gambar

Tabel 1. Struktur dan Bagan Organisasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2. Proses Berulang-ulang Penelitian Aksi Partisipatif
Gambaran Kondisi Usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Hubungan Antara Karakteristik Sosio-Demografi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Penggunaan Antibiotika Tanpa Resep Di Kalangan Masyarakat Desa

Tahap untuk merencanakan pekerjaan infrastruktur gas mulai dari pengkajian kelayakan pekerjaan secara teknis, finansial, lingkungan, penyelidikan geologi

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa penulis disini melakukan penelitian tentang etika bisnis islam di kalangan pedagang pasar manaqib di

Tim khusus telah dibentuk langsung oleh Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terdiri dari 7 (tujuh) sub tim yaitu pejabat struktural, jabatan

Beribu manfaat tentang informasi dan teknologi di bidang pendidikan dan kebudayaan bisa didapatkan oleh masyarakat melalui kanal-kanal di laman http://kemdikbud.go.id sesuai dengan

Kedua hal inilah (fenomena empiris dan research gap) yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian ini untuk mengenalisis data penelitian yang menggabungkan aspek

Salah satu keunikan dari Country Cafe dimana seorang pemilik cafe yaitu bapak Ardhi Country sudah cukup lama terjun di industri musik dan sudah ternama di Kota Medan dan

Pemilihan cerita rayat Deleng Pertektekken ini berasal dari Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan merupakan sastra lisan masyarakat Karo.Dalam