• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PENYUSUNAN DATABASE HASIL PENELITIAN

TRICHOGRAMMA DI INDONESIA

MEILYANTO ARIEDHINATA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

ABSTRAK

MEILYANTO ARIEDHINATA. Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia. Dibimbing oleh DAMAYANTI BUCHORI.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan produktivitas pertanian demi mengimbangi pesatnya pertumbuhan penduduk di seluruh dunia. Pengendalian hayati sebagai suatu bentuk pengendalian hama dan penyakit tumbuhan di dunia pertanian di Indonesia memegang peranan penting. Keunggulan pengendalian hayati yang tidak menimbulkan efek samping yang negatif bagi manusia dan lingkungan mendorong manusia untuk mengembangkan dan meneliti lebih lanjut berbagai aspek pengendalian hayati tersebut. Salah satu bentuk pengendalian hayati yang saat ini banyak diteliti adalah penggunaan parasitoid telur Trichogrammatidae untuk mengendalikan serangga-serangga hama di pertanaman.

Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, diperlukan suatu sarana untuk mengumpulkan dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan di Indonesia tentang parasitoid telur tersebut untuk memudahkan dalam pencarian informasi. Karena itulah, Database Trichogramma ini dibuat untuk menjadi suatu pusat atau sarana informasi mengenai pengendalian hayati yang menggunakan parasitoid telur Trichogrammatidae serta penelitian-penelitian tentang parasitoid telur ini yang pernah dilakukan di Indonesia. Database ini disusun sedemikian rupa sehingga mempermudah akses dan penggunaannya serta mempermudah inventarisasi dan peng-update-an data.

Program Database Trichogramma ini memuat data tentang spesies-spesies genus Trichogramma dan genus Trichogrammatoidea yang pernah ditemukan atau diteliti di Indonesia, yaitu tentang morfologi, biologi, dan ekologinya. Database ini juga berisi informasi tentang deskripsi umum ordo Hymenoptera, famili Trichogrammatidae, sejarah pengendalian hayati di Indonesia dan teknik-teknik perbanyakan parasitoid telur Trichogramma di laboratorium. Selain itu, Database Trichogramma ini juga dilengkapi dengan kunci identifikasi serangga yang akan memudahkan penggunanya dalam melakukan identifikasi serangga hingga ke tingkat famili.

(3)

PENYUSUNAN DATABASE HASIL PENELITIAN

TRICHOGRAMMA DI INDONESIA

MEILYANTO ARIEDHINATA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia

Nama : Meilyanto Ariedhinata NIM : A06400066

Disetujui,

Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc Dosen Pembimbing

Diketahui,

Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc Ketua Departemen Proteksi Tanaman

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumenep pada tanggal 6 Mei 1982 dari ayah Ach. Arief S., St. dan ibu Liliek Suhartini. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pada tahun 2000 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Sumenep dan pada tahun yang sama diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian.

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia” ini telah dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc. selaku dosen pembimbing penelitian

yang telah memberikan bimbingan, saran, dan nasehatnya selama penyusunan database dan penulisan skripsi.

2. Ibu Efi Toding Tondok, SP. MSc. sebagai dosen penguji pada sidang tugas akhir penulis.

3. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di IPB.

4. Keluarga tercinta di Sumenep (Mama, Papa, Didien, dan Dienda) atas kasih sayang, dukungan, dan doanya.

5. Emma, yang telah memberikan perhatian dan dukungannya setiap saat. 6. Iwa, sahabat terbaik yang selalu membantu dan mendukung penulis.

7. Rekan-rekan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan database dan skripsi ini (Mas Bandung, Mbak Adha, Kak Hertab, Mbak Nita (alm), Mas Agus, Anggie, Pak Wen, Pak Andi, Yane, Koko, Okti, Mu’min, Mia, Mbak Atik, Mbak Diana, dan semua rekan-rekan yang lain, thanks for everything).

8. Teman-teman seperjuangan HPT 37 atas persahabatan yang tidak akan pernah terlupakan (Yuni, Susan, Baim, Diana, Deni, Tejo, Intan, Prama, Ayu, dan teman-teman yang lain, thanks for all your support guys…)

9. Semua yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga penyusunan Database Trichogramma dan skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan dunia pertanian yang berintegrasi dengan dunia teknologi di Indonesia.

Bogor, Mei 2006

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Microsoft FrontPage® 2002 ... 4

Famili Trichogrammatidae ... 5

Spesies-spesies Trichogrammatidae di Dunia ... 6

BAHAN DAN METODE ... 11

Waktu dan tempat ... 11

Metode ... 11

A. Pengumpulan data dan gambar ... 11

B. Digitalisasi dan konversi data ... 12

C. Penyusunan database dengan Microsoft FrontPage 2002 ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

Program Database Trichogramma di Indonesia ... 14

A. Input dan output program ... 14

B. Penggunaan database ... 15

Analisis Penelitian ... 19

A. Perancangan database dan permasalahannya ... 19

B. Analisis penelitian Trichogramma di Indonesia ... 20

C. Daftar isi Database Trichogramma ... 29

KESIMPULAN ... 31

SARAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Spesies-spesies Trichogrammatidae di beberapa negara ... 7

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Icon Database Trichogramma ... 15

2 Menu pada halaman utama database ... 16

3 Menu utama dan menu halaman yang ada di tiap halaman ... 16

4 Halaman gambar-gambar ... 17

5 Halaman kunci identifikasi ordo Hymenoptera ... 18

(10)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu, dunia pertanian pun kini dihadapkan

pada masalah produktivitas pertanian yang dituntut untuk mampu mengimbangi

pertambahan populasi penduduk dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

meningkatkan produktivitas pertanian, dan salah satunya adalah dengan

intensifikasi pertanian yang melibatkan aspek-aspek pengendalian hayati atau

biologi untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan hama

dan penyakit tanaman pada komoditi-komoditi pertanian. Saat ini banyak yang

sudah menyadari betapa perlunya pengendalian hayati diterapkan dalam aspek

pengendalian hama terpadu mengingat adanya dampak-dampak negatif yang

ditimbulkan oleh pengendalian hama terpadu secara kimiawi yang sudah lama

dikenal oleh manusia. Selain tidak menimbulkan dampak negatif seperti

pengendalian secara kimiawi, pengendalian hayati juga banyak memiliki

keunggulan dibandingkan metode-metode pengendalian hama terpadu lainnya

yaitu diantaranya pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya dan tidak

menyisakan residu-residu racun pada produk-produk pertanian seperti halnya

pengendalian dengan pestisida.

Salah satu bentuk dari pengendalian hayati yang saat ini mulai banyak

diteliti, dikembangkan, dan diterapkan baik di Indonesia maupun di luar negeri

adalah pelepasan parasitoid ke lahan pertanian untuk mengendalikan serangan

hama. Dari sekian banyak famili dan spesies serangga yang pernah ditemukan

manusia, famili Trichogrammatidae (ordo Hymenoptera) merupakan salah satu

famili serangga yang memiliki peranan penting dalam pengendalian hayati

dengan menggunakan parasitoid, karena famili Trichogrammatidae ini terdiri dari

spesies-spesies serangga yang digolongkan sebagai parasitoid telur karena

mampu memparasit telur-telur serangga inangnya yang umumnya merupakan

serangga hama pada tanaman. Kemampuan memparasit telur inilah yang

menjadikan famili Trichogrammatidae sebagai objek yang sangat menarik untuk

diteliti lebih lanjut sebagai salah satu komponen pengendalian hayati di

Indonesia.

Famili Trichogrammatidae terdiri dari 2 genus yaitu genus Trichogramma

(11)

PENYUSUNAN DATABASE HASIL PENELITIAN

TRICHOGRAMMA DI INDONESIA

MEILYANTO ARIEDHINATA

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(12)

ABSTRAK

MEILYANTO ARIEDHINATA. Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia. Dibimbing oleh DAMAYANTI BUCHORI.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan produktivitas pertanian demi mengimbangi pesatnya pertumbuhan penduduk di seluruh dunia. Pengendalian hayati sebagai suatu bentuk pengendalian hama dan penyakit tumbuhan di dunia pertanian di Indonesia memegang peranan penting. Keunggulan pengendalian hayati yang tidak menimbulkan efek samping yang negatif bagi manusia dan lingkungan mendorong manusia untuk mengembangkan dan meneliti lebih lanjut berbagai aspek pengendalian hayati tersebut. Salah satu bentuk pengendalian hayati yang saat ini banyak diteliti adalah penggunaan parasitoid telur Trichogrammatidae untuk mengendalikan serangga-serangga hama di pertanaman.

Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, diperlukan suatu sarana untuk mengumpulkan dan mempublikasikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan di Indonesia tentang parasitoid telur tersebut untuk memudahkan dalam pencarian informasi. Karena itulah, Database Trichogramma ini dibuat untuk menjadi suatu pusat atau sarana informasi mengenai pengendalian hayati yang menggunakan parasitoid telur Trichogrammatidae serta penelitian-penelitian tentang parasitoid telur ini yang pernah dilakukan di Indonesia. Database ini disusun sedemikian rupa sehingga mempermudah akses dan penggunaannya serta mempermudah inventarisasi dan peng-update-an data.

Program Database Trichogramma ini memuat data tentang spesies-spesies genus Trichogramma dan genus Trichogrammatoidea yang pernah ditemukan atau diteliti di Indonesia, yaitu tentang morfologi, biologi, dan ekologinya. Database ini juga berisi informasi tentang deskripsi umum ordo Hymenoptera, famili Trichogrammatidae, sejarah pengendalian hayati di Indonesia dan teknik-teknik perbanyakan parasitoid telur Trichogramma di laboratorium. Selain itu, Database Trichogramma ini juga dilengkapi dengan kunci identifikasi serangga yang akan memudahkan penggunanya dalam melakukan identifikasi serangga hingga ke tingkat famili.

Berdasarkan data yang terkumpul, di Indonesia telah ditemukan 7 spesies parasitoid telur dari genus Trichogramma (Trichogramma japonicum, T. pretiosum, T. flandersi, T. minutum, T. chilonis, T. australicum, dan T. chilotraeae) dan 6 spesies parasitoid telur dari genus Trichogrammatoidea

(13)

PENYUSUNAN DATABASE HASIL PENELITIAN

TRICHOGRAMMA DI INDONESIA

MEILYANTO ARIEDHINATA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Departemen Proteksi Tanaman

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(14)

Judul Skripsi : Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia

Nama : Meilyanto Ariedhinata NIM : A06400066

Disetujui,

Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc Dosen Pembimbing

Diketahui,

Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc Ketua Departemen Proteksi Tanaman

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumenep pada tanggal 6 Mei 1982 dari ayah Ach. Arief S., St. dan ibu Liliek Suhartini. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.

Pada tahun 2000 penulis lulus dari SMU Negeri 1 Sumenep dan pada tahun yang sama diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian.

(16)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., atas rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Penyusunan Database Hasil Penelitian Trichogramma di Indonesia” ini telah dapat diselesaikan.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc. selaku dosen pembimbing penelitian

yang telah memberikan bimbingan, saran, dan nasehatnya selama penyusunan database dan penulisan skripsi.

2. Ibu Efi Toding Tondok, SP. MSc. sebagai dosen penguji pada sidang tugas akhir penulis.

3. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di IPB.

4. Keluarga tercinta di Sumenep (Mama, Papa, Didien, dan Dienda) atas kasih sayang, dukungan, dan doanya.

5. Emma, yang telah memberikan perhatian dan dukungannya setiap saat. 6. Iwa, sahabat terbaik yang selalu membantu dan mendukung penulis.

7. Rekan-rekan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan database dan skripsi ini (Mas Bandung, Mbak Adha, Kak Hertab, Mbak Nita (alm), Mas Agus, Anggie, Pak Wen, Pak Andi, Yane, Koko, Okti, Mu’min, Mia, Mbak Atik, Mbak Diana, dan semua rekan-rekan yang lain, thanks for everything).

8. Teman-teman seperjuangan HPT 37 atas persahabatan yang tidak akan pernah terlupakan (Yuni, Susan, Baim, Diana, Deni, Tejo, Intan, Prama, Ayu, dan teman-teman yang lain, thanks for all your support guys…)

9. Semua yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga penyusunan Database Trichogramma dan skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan kontribusi yang berarti bagi kemajuan dunia pertanian yang berintegrasi dengan dunia teknologi di Indonesia.

Bogor, Mei 2006

(17)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

PENDAHULUAN ... 1

Latar belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Microsoft FrontPage® 2002 ... 4

Famili Trichogrammatidae ... 5

Spesies-spesies Trichogrammatidae di Dunia ... 6

BAHAN DAN METODE ... 11

Waktu dan tempat ... 11

Metode ... 11

A. Pengumpulan data dan gambar ... 11

B. Digitalisasi dan konversi data ... 12

C. Penyusunan database dengan Microsoft FrontPage 2002 ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

Program Database Trichogramma di Indonesia ... 14

A. Input dan output program ... 14

B. Penggunaan database ... 15

Analisis Penelitian ... 19

A. Perancangan database dan permasalahannya ... 19

B. Analisis penelitian Trichogramma di Indonesia ... 20

C. Daftar isi Database Trichogramma ... 29

KESIMPULAN ... 31

SARAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Spesies-spesies Trichogrammatidae di beberapa negara ... 7

(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Icon Database Trichogramma ... 15

2 Menu pada halaman utama database ... 16

3 Menu utama dan menu halaman yang ada di tiap halaman ... 16

4 Halaman gambar-gambar ... 17

5 Halaman kunci identifikasi ordo Hymenoptera ... 18

(20)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu, dunia pertanian pun kini dihadapkan

pada masalah produktivitas pertanian yang dituntut untuk mampu mengimbangi

pertambahan populasi penduduk dunia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

meningkatkan produktivitas pertanian, dan salah satunya adalah dengan

intensifikasi pertanian yang melibatkan aspek-aspek pengendalian hayati atau

biologi untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan akibat serangan hama

dan penyakit tanaman pada komoditi-komoditi pertanian. Saat ini banyak yang

sudah menyadari betapa perlunya pengendalian hayati diterapkan dalam aspek

pengendalian hama terpadu mengingat adanya dampak-dampak negatif yang

ditimbulkan oleh pengendalian hama terpadu secara kimiawi yang sudah lama

dikenal oleh manusia. Selain tidak menimbulkan dampak negatif seperti

pengendalian secara kimiawi, pengendalian hayati juga banyak memiliki

keunggulan dibandingkan metode-metode pengendalian hama terpadu lainnya

yaitu diantaranya pengendalian dapat berjalan dengan sendirinya dan tidak

menyisakan residu-residu racun pada produk-produk pertanian seperti halnya

pengendalian dengan pestisida.

Salah satu bentuk dari pengendalian hayati yang saat ini mulai banyak

diteliti, dikembangkan, dan diterapkan baik di Indonesia maupun di luar negeri

adalah pelepasan parasitoid ke lahan pertanian untuk mengendalikan serangan

hama. Dari sekian banyak famili dan spesies serangga yang pernah ditemukan

manusia, famili Trichogrammatidae (ordo Hymenoptera) merupakan salah satu

famili serangga yang memiliki peranan penting dalam pengendalian hayati

dengan menggunakan parasitoid, karena famili Trichogrammatidae ini terdiri dari

spesies-spesies serangga yang digolongkan sebagai parasitoid telur karena

mampu memparasit telur-telur serangga inangnya yang umumnya merupakan

serangga hama pada tanaman. Kemampuan memparasit telur inilah yang

menjadikan famili Trichogrammatidae sebagai objek yang sangat menarik untuk

diteliti lebih lanjut sebagai salah satu komponen pengendalian hayati di

Indonesia.

Famili Trichogrammatidae terdiri dari 2 genus yaitu genus Trichogramma

(21)

2

pengendali hayati, misalnya paper yang dipublikasikan oleh Hassan (1993) tentang mass rearing dan penggunaan parasitoid telur Trichogramma untuk mengendalikan hama Lepidoptera, dan penelitian yang dilakukan oleh Meilin

(1999) yang meneliti keragaman karakter morfologis dan genetika parasitoid telur

Trichogramma dan Trichogrammatoidea di daerah geografis yang berbeda di pulau Jawa, Indonesia. Beberapa spesies yang sudah banyak dikenal

diantaranya adalah Trichogramma japonicum dan Trichogramma pretiosum dari genus Trichogramma, serta Trichogrammatoidea cojuangcoi dan

Trichogrammatoidea armigera dari genus Trichogrammatoidea. Saat ini penelitian dan publikasi tentang genus Trichogramma lebih banyak dibandingkan genus Trichogrammmatoidea.

Untuk kebutuhan pembelajaran yang lebih praktis dan mudah, dibutuhkan

suatu sarana yang mampu menyajikan data-data hasil penelitian dan publikasi

tentang parasitoid-parasitoid famili Trichogrammatidae ini dalam suatu kumpulan

data (database). Dengan kecanggihan teknologi yang ada seperti sekarang ini, sudah banyak program-program aplikasi komputer multimedia yang bisa

digunakan untuk menyusun suatu database khusus yang berisikan data-data dan hasil penelitian tentang parasitoid ini untuk memudahkan inventarisasi data dan

sebagai sarana pembelajaran bagi mereka yang tertarik terhadap

serangga-serangga parasitoid dari famili Trichogrammatidae ini.

Salah satu program komputer yang dapat digunakan untuk menyusun

data-data yang berisi tulisan, gambar, animasi, suara, bahkan file video dengan

desain interface yang sangat menarik adalah Microsoft® Front Page® 2002. Dengan program ini kita bisa menciptakan suatu database khusus untuk menginventaris data-data penting yang kita miliki dan mendesain tampilannya

sehingga dapat dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat siapa saja yang

(22)

3

Tujuan

Menciptakan suatu database khusus yang bersifat interaktif dengan pemakainya yang berisikan data-data hasil penelitian tentang

parasitoid-parasitoid dari famili Trichogrammatidae di Indonesia. Selain itu, dengan desain

tampilan grafis yang dibuat semenarik mungkin akan memudahkan proses

pembelajaran menggunakan teknologi multimedia serta mempermudah

(23)

TINJAUAN PUSTAKA

Microsoft® FrontPage® 2003

Microsoft® FrontPage® 2003 adalah suatu program aplikasi komputer

multimedia yang merupakan software hasil pengembangan perusahaan raksasa Microsoft Corporation yang bergerak dalam bidang riset dan pengembangan

software komputer. Program Microsoft® FrontPage® 2003 ini bisa digunakan setelah meng-install paket software Microsoft® Office 2003 yang berisikan program-program komputer yang salah satunya adalah program Microsoft®

FrontPage® 2003 ini. Program Microsoft® FrontPage® mempunyai beberapa versi

software antara lain FrontPage® 97, FrontPage® 2000, FrontPage® XP dan yang terbaru adalah FrontPage® 2003.

Microsoft® FrontPage® 2003 sering digunakan oleh para pengguna

komputer multimedia untuk merancang sebuah website dan mempublikasikannya melalui internet. Namun berdasarkan definisi yang diberikan oleh Microsoft,

kegunaan utama program ini adalah untuk membuat webpage(s) yaitu halaman-halaman yang berisikan teks, gambar, animasi, video, dan file suara yang dapat

disusun sedemikian rupa sehingga halaman yang satu dengan halaman yang

lain terhubung melalui link-link yang ada sehingga tercipta suatu web (jaringan) (Razaq, 2005). Karena itulah program ini tidak hanya digunakan untuk membuat

suatu website untuk internet, tapi juga bisa digunakan untuk menciptakan suatu

database dalam bentuk web yang bekerja secara offline (tidak terhubung ke internet) dan bisa dikemas dalam bentuk CD-ROM.

Kelebihan program Microsoft® FrontPage® 2003 ini dibandingkan dengan

program-program lain yang ditujukan untuk penyusunan database (misalnya Microsoft® Office Access) adalah kita lebih leluasa untuk menyalurkan kreatifitas

kita untuk menciptakan suatu database dengan tampilan grafis semenarik mungkin. Produk multimedia yang dihasilkan nantinya akan bersifat interaktif

dengan pemakainya dengan desain interface yang menarik namun tetap mampu menyajikan suatu database yang lengkap dan mudah untuk di-up date sebagai sumber informasi yang up to date. Database yang dihasilkan dengan menggunakan program ini juga mudah untuk digunakan oleh siapa saja bahkan

oleh orang yang baru mengenal komputer sekalipun. Selain mudah digunakan,

keunggulan lainnya adalah kemudahan untuk dipublikasikan, baik itu

(24)

5

internet karena format file database ini sudah dalam bentuk HTML (Hyper Text Markup Language) yang sudah siap untuk di-up load ke internet.

Famili Trichogrammmatidae

Famili Trichogrammatidae merupakan salah satu famili penting dari

serangga-serangga yang tergolong ke dalam ordo Hymenoptera. Famili

Trichogrammatidae ini terdiri dari 2 genus yaitu genus Trichogramma dan genus

Trichogrammatoidea yang anggotanya merupakan serangga-serangga parasitoid telur yang mempunyai ukuran tubuh 0.3-1.0 mm. Serangga-serangga parasitoid

dari kedua genus tersebut termasuk serangga polifag dan dapat menyerang 10

ordo, diantaranya termasuk Lepidoptera, Coleoptera, Diptera, dan Hymenoptera

(Smith, 1996). Famili Trichogrammatidae juga terbagi ke dalam 2 subfamili yaitu

Trichogrammatinae dan Oligosetinae. Subfamili Trichogrammatinae dibagi lagi ke

dalam 2 kelompok yaitu Trichogrammatini (16 genera) dan Paracentrobini (3

genera), sedangkan subfamili Oligosetinae terbagi menjadi kelompok

Chaetostrichini (4 genera) dan Oligositini (5 genera) (Viggiani 1971 dalam Meilin 1999).

Famili Trichogrammatidae dapat dikenali dengan mudah dengan melihat

tarsi mereka yang beruas tiga. Kecuali itu, metasoma secara melebar menempel

dengan mesosoma, dan fragma yang kedua menonjol jauh di dalamnya.

Antenanya pendek dengan tujuh atau lebih sedikit ruas dan sayap depan

seringkali memiliki rambut duri yang tersusun dalam baris-baris (Borror, et al.

1996).

Serangga-serangga dari famili Trichogrammatidae, terutama dari genus

Trichogramma, diketahui menyerang telur-telur dari ordo Lepidoptera seperti ngengat dan kupu-kupu, serta beberapa ordo lainnya yang menjadi hama di

pertanaman. Serangga yang ukurannya hampir mikroskopik ini mempunyai

peranan yang sangat penting dalam mencegah kerusakan tanaman-tanaman

pertanian karena serangga ini membunuh serangga inangnya yang menjadi

hama pada tanaman pertanian sebelum hama tersebut menimbulkan kerusakan

pada tanaman pertanian. Serangga betina dari famili Trichogrammatidae ini

meletakkan telurnya di dalam telur serangga inangnya yang ada di lapang, dan

selama pertumbuhan larvanya, telur serangga inangnya yang telah terparasit

akan berubah warna menjadi hitam. Pada pembiakan di laboratorium, tiap

(25)

6

hidupnya. (Knutson 2002). Singkatnya daur hidup serangga ini yang hanya

berkisar antara 8-10 hari menjadi faktor utama mengapa serangga-serangga

Trichogramma mampu berkembang biak dengan sangat cepat. Selain itu,

serangga ini juga tidak berbahaya bagi manusia, tumbuhan, dan hewan lain.

Trichogramma dan Trichogrammatoidea sangat sulit diklasifikasikan karena perbedaan morfologi yang sangat kecil, memiliki sebaran yang luas, dan

strain yang bervariasi (Kalshoven 1981). Genus Trichogramma memiliki morfologi sebagai berikut: seta fringe pada sayap lebih pendek, funikel dua ruas

pada betina, gada antena jantan tidak beruas, ada venasi RS1 pada sayap

depan, dan genitalia jantan memiliki ‘dorsal gonobase expansion’. Serdangkan

morfologi genus Trichogrammatoidea adalah sebagai berikut: seta fringe pada sayap lebih panjang, funikel dua ruas pada jantan dan betina, antena jantan

terdiri dari tiga ruas, tidak ada vein track RS1 pada sayap depan, dan genitalia jantan tanpa ‘dorsal gonobase expansion’ (Meilin 1999).

Spesies-spesies Trichogrammatidae di Dunia

Jumlah spesies dari famili Trichogrammatidae dilaporkan bervariasi antar

negara dan penyebarannya sangat luas. Alba (1988) melaporkan bahwa empat

spesies Trichogramma dan enam spesies Trichogrammatoidea merupakan spesies parasitoid telur yang efektif dan banyak digunakan dalam pengendalian

hayati serangga hama di Filipina. Pinto et al., (1989) di dalam Meilin (1999) melaporkan terdapat kira-kira 130 spesies Trichogramma di dunia. Sedangkan di Indonesia menurut Buchori et al., (2000) di Indonesia sejauh ini ada 13 spesies parasitoid Trichogrammatidae yang pernah diteliti, diantaranya T. japonicum, Trichogrammatoidea cojuangcoi, Trichogrammatoidea armigera, T. minutum, T. flandersi dan T. chilonis.

Pinto & Stouthamer (1994) melaporkan bahwa dari 145 spesies

Trichogramma yang diakui, 114 spesies telah dideskripsikan. Beberapa spesies

Trichogramma bahkan telah dibiakkan secara komersial, misalnya T. pretiosum

Riley, T. platneri Nagakarti, T. minutum Riley, Trichogrammatoidea armigera

Nagaraja, T. ostriniae Pan & Chen, dan T. brassicae Bezd. (Losey & Calvin 1995; Vasquez et al. 1997).

Saat ini telah banyak penelitian-penelitian tentang Trichogrammatidae

dilakukan di seluruh penjuru dunia. Peneliti-peneliti dari negara-negara seperti

(26)

7

memberikan kontribusi di bidang penelitian tentang parasitoid telur

Trichogrammatidae ini (Egg Parasitoid News, Vol 15, 2003). Dari data-data

penelitian tersebut, disusun sebuah tabel yang memuat tentang kemunculan

spesies-spesies parasitoid telur di beberapa negara di dunia. Berikut adalah

tabel yang menunjukkan keberadaan Trichogrammatidae yang telah ditemukan

di beberapa negara yang dihimpun dari Egg Parasitoid News volume 13 -16 yang

diambil dari website http://www.bba.de/eggpara/eggp.htm yang merupakan

website resmi yang menyediakan artikel-artikel dari Egg Parasitoid News.

Tabel 1 Spesies-spesies Trichogrammatidae di beberapa negara

Negara /

Pelapor Spesies Tanaman Inang Serangga Inang

Argentina

Botto, E.N.

T. columbiensis Spodoptera frugiperda

T. nerudai Hutan cemara Rhyacionia buoliana

T. rojasi alfalfa Colias lesbia,

Rachiplusia nu

Kedelai Anticarsia gemnmatalis,

Rachiplusia nu

Tomat Noctuidae, Tuta absoluta

T.pretiosum Alfalfa Colias lesbia,

Rachiplusia nu

Kapas Alabama argillacea,

Heliothis spp.

Kedelai Anticarsia gemnmatalis,

Rachiplusia nu

Tomat Noctuidae, Tuta absoluta

Trichogramma sp.

(telythocous race) Hutan cemara

Sitotroga cerealella

(egg-traps)

Trichogrammatoidea

bactrae Tomat Tuta absoluta

Australia

M. Begum

Trichogramma

carvarae Buah-buahan Epiphyas postvittana

Brazil

Parra, J.R.P.,

Zucchi, R.A.

T. acacioi Phaseolus vulgaris Noctuidae

Eucalyptus spp. Psorocampa denticulata

(27)

8

Lavras, MG,

Carvalho, G.A. T. atopovirilia Jagung Helicoverpa zea

Parra, J.R.P.,

Zucchi, R.A.

T. atopovirilia Manihot esculenta Erinnyis ello

Zea mays Helicoverpa zea

Zea mays Spodoptera frugiperda

T. atropos

T. bruni

Eucalyptus spp. Melanophia sp.

Clitoria

fairchildiana Urbanus acawoios

Lavras, MG,

Carvalho, G.A. T. demoraesi Singkong Erinnyis ello

Parra, J.R.P.,

Zucchi, R.A.

T. demoraesi Manihot esculenta Erinnyis ello

Eucalyptus spp. Glena bipennaria

T. dissimilis Saccharum spp. Diatraea saccharalis

T. distinctum Saccharum spp. Diatraea saccharalis

T. galloi Saccharum spp. Diatraea saccharalis

T. jalmirezi Saccharum spp. Diatraea saccharalis

T. manicobai Manihot esculenta,

Hevea brasiliensis Erinnyis ello

T. marandobai Manihot esculenta Erinnyis ello

T. maxacalii Eucalyptus spp. Euselasia spp.

Lavras, MG,

Carvalho, G.A.

T. pretiosum Singkong Erinnyis ello

T. pretiosum Passiflora spp. Agraulis vanillae Pisum sativum Agrotis sp.

Gossypium sp. Alabama argillacea

Hirsitum gossipium Anticarsia gemmatalis

Glycine max Chrysopa sp.

Zea mays Chrysoperla sp

Asclepias

curassavica Danaus erippus

Saccharum spp. &

Oryza sativa Diatraea saccharalis

Passiflora spp. Dione juno juno

Citrus spp. Ecdytolopha aurantiana

Manihot esculenta

(28)

9

Zea mays &

Lycopersicum

sculentum

Helicoverpa zea

Gossypium sp. Heliothis virescens

Lycopersicum esculentum Neoleucinodes elegantalis Brassica oleraceae Zea mays Persea americana Plutella xylostella, Spodoptera frugiperda, Stenoma catenifer Lycopersicum

esculentum Tuta absoluta

T. rojasi Glycine max Anticarsia gemmatalis

Hohmann, C. L. Trichogramma pretisoum

Parsimmon dan

alpukat Hypocala andremona, Stenoma catenifer Trichogramma bruni Trichogrammatoidea annulata Egypt El Heneidy, A.H.

T. brassicae Kapas Pink Bollworm

T. embryophagum Kapas Pink Bollworm

Trichogramma

evanescens

Kapas Pink Bollworm

Tebu, kurma,

zaitun, dan maize Lepidoptera

Trichogrammatoidea

bactrae Kapas Pink Bollworm

India

Usha Rani, P.

Trichogramma

chilonis

Tebu, tomat,

kapas, jeruk, dan

maize

Lepidoptera, Chilo spp.,

Heliothis armigera,

Trichogramma

japonicum Lepidoptera

Trichogramma

brasiliensis Lepidoptera

T. pretiosum Lepidoptera

New Zealand

Stevens, P. Trichogrammatoidea

bactrae

Kiwi, alpukat,

anggur, apel

Epiphyas postvittana,

(29)

10

Trichogramma

funiculatum (Tortricidae)

South Africa

Riley T. pretiosum Apel dan jeruk Tortrix capensana

Nagaraja Trichogrammatoidea

cryptophlebiae

Jeruk, alpukat,

persik, lengkeng,

dan macadamia

Cryptophlebia leucotreta

Girault Trichogrammatoidea

lutea

Tomat, bunga

matahari, jeruk,

gandum, dan

maize

Helicoverpa armigera

Uruguay

C. Basso,

B. Pintureau

G. Grille

T. distinctum Tebu Diatraea saccharalis

T. exiguum Kebun anggur,

apel, dan pear

Argyrotaenia sphaleropa,

Bonagota cranaodes

T. galloi Tebu Diatraea saccharalis

T. pretiosum Tebu dan padi Diatraea saccharalis

Jagung Heliothis zea

Kebun anggur Argyrotaenia sphaleropa

Kapas Alabama argillacea

(30)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Pelaksanaan penelitian untuk tugas akhir ini dilaksanakan di

Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi

Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan April 2005

sampai dengan Januari 2006.

Metode

A. Pengumpulan data dan gambar

Data-data tentang spesies-spesies famili Trichogrammatidae beserta

gambar-gambarnya yang digunakan dalam penyusunan database ini menggunakan data-data inventaris parasitoid Trichogrammmatidae yang ada di

Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi

Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Data-data tersebut

merupakan data-data hasil penelitian yang pernah dilakukan di Laboratorium

Bioekologi Parasitoid dan Predator tersebut. Selain itu, data pelengkap juga

diperoleh dari penelusuran publikasi hasil penelitian melalui internet, buku-buku

yang relevan, CD-ROM, serta jurnal-jurnal yang membahas tentang spesies

famili Trichogrammatidae yang pernah ditemukan atau diteliti. Data-data yang

ada kemudian dikumpulkan dan diinventaris ulang.

B. Digitalisasi dan konversi data

Digitalisasi adalah proses mengkonversi suatu data (gambar) ke dalam

format digital yang terbaca oleh perangkat komputer. Data gambar yang perlu

melalui proses digitalisasi terlebih dahulu sebelum digunakan dalam database

adalah gambar-gambar yang diperoleh dari buku dan jurnal. Gambar-gambar

tersebut dikonversi ke dalam format digital melalui proses scanning dengan menggunakan scanner sehingga didapatkan gambar dalam format file JPEG. Selanjutnya file gambar dalam bentuk JPEG ini beserta file-file gambar yang lain

yang diperoleh dari CD-ROM dan internet di-edit lagi menggunakan program Adobe Photoshop 7.0 untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik dengan

mengatur kontras, warna, ukuran, dan pencahayaan gambar-gambar tadi.

(31)

12

Selanjutnya data-data yang berupa teks dikonversi ke dalam format

HTML. Format HTML adalah format baku halaman yang digunakan dalam program Microsoft® Front Page® 2003. Data-data yang telah terkumpul diketik

dan disusun ulang dengan menggunakan program Microsoft® Front Page® 2003

dan di-save ke dalam format file HTM atau HTML. Tiap file HTML diberikan penamaan yang memudahkan untuk mengetahui data apa yang ada di halaman

tersebut untuk memudahkan navigasi dalam proses webbing.

C. Penyusunan database dengan Microsoft® Front Page® 2003

Setelah semua file teks dikonversi ke dalam halaman HTML yang kompatibel dengan program Microsoft® Front Page® 2003 serta file-file gambar

juga sudah dikonversi kedalam format JPEG, Bitmap, atau GIF, maka langkah

selanjutnya adalah penyusunan database. Database ini terdiri dari halaman-halaman, yang untuk selanjutnya akan disebut webpage(s), yang disusun dengan menggunakan hyperlinks untuk menghubungkan halaman yang satu dengan halaman yang lain sehingga terciptalah suatu rangkaian halaman

(webpages).

Hyperlinks sebenarnya merupakan mekanisasi yang cukup sederhana.

Hyperlinks adalah rangkaian penghubung (link) pada suatu webpages yang menghubungkan antara halaman yang satu dengan yang lain, sehingga saat

mengklik suatu link pada suatu halaman maka window akan membawa kita ke halaman lain berdasarakan struktur hyperlinks yang disusun. Hyperlinks bisa dibuat dengan beberapa cara. Salah satunya adalah membuat single hyperlinks. Single hyperlinks ini hanya menampilkan satu hubungan (link) ke halaman yang lain. Kelemahannya adalah kita harus menspesifikasi secara langsung halaman

yang akan dituju jika hyperlinks tersebut diklik. Untuk mempermudah pembuatan

hyperlinks pada webpages yang mempunyai halaman yang cukup banyak seperti pada database ini maka penyusunan hyperlinks dilakukan melalui menu

navigation. Tiap halaman dalam format HTML yang sudah dikonversi tadi, diberi

page banner yaitu teks yang fungsinya sebagai judul tiap halaman. Selanjutnya pada menu navigation, antara halaman yang satu dengan halaman yang lain dihubungkan berdasarkan identitas page banner sehingga terbentuk struktur

(32)

13

level-nya adalah link “Ordo Hymenoptera”, “Famili Trichogrammatidae”, “Genus

Trichogramma”, dan “Genus Trichogrammatoidea”. Sedangkan yang menjadi

child level-nya adalah halaman masing-masing spesies dari genus-genus tersebut.

Setelah proses pembangunan navigation structure selesai, maka sebenarnya webpagesdatabase ini telah selesai dan bisa dipergunakan. Namun untuk menambah daya tarik database ini, semua halaman diedit kembali dengan mengubah background halaman serta ditambah gambar-gambar yang relevan,

animasi, suara, themes, dan lain-lain.

Themes adalah suatu desain halaman yang bisa diterapkan pada satu halaman atau seluruh halaman sekaligus pada suatu webpages yang sudah tersedia di dalam program Front Page® 2003. Themes digunakan untuk mengatur

background halaman, gambar yang tertampil pada page banner, icon yang digunakan untuk membuat hyperlinks, dan lain-lain. Penerapan themes yang bisa diterapkan pada semua halaman sekaligus yang ada dalam struktur

webpages, memudahkan untuk mendesain seperti apakah tampilan database ini secara keseluruhan. Selain background dan tampilan grafis lainnya, file audio juga ditambahkan di tiap-tiap halaman. File audio yang bisa di-support oleh Front Page® 2002 ini adalah dalam format midi, wav, MP3, dan AIF. Dengan

ditambahkannya file audio ke tiap halaman, maka saat pengguna database ini membuka suatu halaman, explorer akan secara otomatis memainkan audio yang kita sisipkan sehingga akan menambah kenyamanan penggunaan database ini.

Langkah selanjutnya adalah file-file gambar yang relevan ditambahkan

pada masing-masing halaman. Gambar-gambar spesies-spesies

Trichogrammatidae yang dikumpulkan di-insert ke masing-masing halaman spesies untuk menambah informasi visual tentang morfologi masing-masing

spesies. Selanjutnya, database yang sudah selesai dan siap digunakan ini disimpan dalam bentuk CD untuk mempermudah penggunaan dan

(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program Database Trichogramma di Indonesia

A. Input dan output program

Hasil dari penyusunan database tentang parasitoid telur Trichogramma di

Indonesia berupa sebuah website yang selanjutnya diberi nama Database Trichogramma. Database Trichogramma dapat diakses oleh para pemakainya

melalui CD yang memuat database tersebut atau juga dapat diakses melalui

internet setelah Database Trichogramma tersebut di-upload ke sebuah server. Dengan adanya kemudahan dalam pengaksesan Database Trichogramma ini

maka database ini mampu memberikan hasil yang optimal dalam menyajikan

data dan informasi tentang hasil penelitian Trichogramma di Indonesia.

Database Trichogramma akan ditampilkan melalui program Internet

Explorer yang umumnya selalu ada dalam setiap perangkat komputer yang

sistem operasinya menggunakan Windows, baik itu jika diakses melalui CD

ataupun melalui internet. Meskipun ada beberapa program lainnya yang juga

mampu menampilkan website database ini seperti Mozilla Firefox, Opera, dan

lain-lain, namun tampilan Database Trichogramma akan lebih optimal jika

ditampilkan dengan program Internet Explorer. Selain itu, diperlukan juga

penginstalan Microsoft Office 2003 secara full installation agar semua link,

komponen dan font yang ada di dalam database ini tertampil dengan sempurna. Untuk perangkat komputer yang telah dilengkapi program Microsoft Office 2003

ini, maka tidak perlu melakukan penginstalan program tersebut.

Database Trichogramma akan menampilkan data sesuai dengan input

pemakainya. Untuk menggunakan database ini, pemakai tinggal mengklik link-link yang ada di dalam database. Selanjutnya Database Trichogramma akan menampilkan halaman, gambar, ataupun video yang ada di dalam database

berdasarkan input dari pemakai tersebut.

Beberapa data yang bisa didapat dari Database Trichogramma antara

lain deskripsi umum, morfologi, biologi, dan ekologi tentang ordo Hymenoptera,

famili Trichogrammatidae, dan dua genus penting anggota famili

Trichogrammatidae yang merupakan parasitoid telur yaitu genus Trichogramma

dan genus Trichogrammatoidea. Selain data tentang parasitoid tersebut, database ini juga dilengkapi dengan kunci identifikasi untuk ordo Hymenoptera

(34)

15

identifikasi. Database ini juga berisi informasi tentang sejarah pengendalian

hayati yang telah dilakukan di Indonesia dengan menggunakan parasitoid telur,

serta teknik-teknik perbanyakan parasitoid telur Trichogrammatidae di

laboratorium yang akan digunakan untuk pelepasan di lapang.

B. Penggunaan database

Database Trichogramma dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan

pemakainya dalam mencari informasi tentang parasitoid Trichogramma yang

diinginkan. Dalam bentuk CD, database ini dapat digunakan oleh siapa saja yang

mampu menjalankan perangkat komputer dan cukup mudah karena tidak

memerlukan proses penginstalasian seperti layaknya program-program lainnya.

Setelah CD Database Trichogramma dimasukkan ke dalam CD-ROM perangkat

komputer, pemakai tinggal mengklik icon ‘Database Trichogramma’ yang ada di

dalam CD (Gambar 1) dan database siap untuk digunakan. Database ini juga

[image:34.612.132.518.400.569.2]

dapat dijalankan tanpa menggunakan CD dengan cara meng-copy keseluruhan isi CD ke dalam harddisk perangkat komputer sehingga database dapat dijalankan langsung pada perangkat komputer.

Gambar 1. Icon ‘ Database Trichogramma’

Untuk menjalankan database atau mencari informasi yang diinginkan

pada Database Trichogramma, klik menu-menu (links) yang ada pada halaman utama ataupun pada halaman-halaman lainnya (Gambar 2). Menu utama

database akan tertampil di bagian kiri setiap halaman sehingga memudahkan

(35)

16

yang diinginkan (Gambar 3). Selain menu utama, tiap halaman juga mempunyai

[image:35.612.145.495.133.368.2]

menu sendiri yang tertampil di bagian atas halaman tersebut (Gambar 3).

Gambar 2. Menu pada halaman utama database

[image:35.612.146.511.409.647.2]
(36)

17

Database ini juga berisi gambar-gambar tentang parasitoid dan inangnya

yang disusun dalam satu halaman khusus yaitu halaman gambar-gambar dan

dapat diakses langsung dari menu utama (Gambar 4). Gambar-gambar yang

tertampil pada halaman tersebut masih berukuran kecil (thumbnail). Untuk melihat gambar yang diinginkan dalam ukuran yang lebih besar, klik gambar

tersebut. Dan untuk kembali ke halaman sebelumnya, klik tombol ‘back’ yang ada

[image:36.612.166.516.222.473.2]

pada panel navigasi Internet Explorer di bagian atas.

Gambar 4. Halaman gambar-gambar

Pemakai database juga dapat menggunakan kunci identifikasi ordo

Hymenoptera yang ada dalam database ini untuk mengidentifikasi serangga ordo

Hymenoptera hingga tingkat famili (Gambar 5). Kunci identifikasi ini cukup mudah

digunakan dan sangat membantu identifikasi karena juga dilengkapi

gambar-gambar sesuai dengan ciri identifikasi yang ada (Gambar 6). Penggunaannya

sama dengan kunci identifikasi pada umumnya. Setelah mencocokkan dengan

ciri identifikasi yang ada,klik link nomor ciri identifikasi atau link gambar yang berwarna biru untuk melanjutkan identifikasi ke ciri yang berikutnya. Kunci

identifikasi ordo Hymenoptera juga dapat diakses melalui menu utama yang ada

(37)
[image:37.612.145.495.79.332.2]

18

Gambar 5. Halaman kunci identifikasi ordo Hymenoptera

[image:37.612.146.495.369.625.2]
(38)

19

Analisis Penelitian

A. Perancangan database dan permasalahannnya

Ada beberapa kendala yang dihadapi penyusun saat melakukan

perancangan Database Trichogramma ini. Kendala awal yang dihadapi adalah

pemilihan program untuk pembuatan database. Banyak program-program yang

bisa digunakan dalam membuat sebuah database, diantaranya adalah Microsoft

Access, Microsoft® FrontPage®, Visual Basic, Macromedia DreamWeaver, dan

lain-lain. Masing-masing program memiliki kelebihan dan kekurangan.

Digunakannya Microsoft® FrontPage® dalam pembuatan Database

Trichogramma ini karena program tersebut relatif mudah untuk digunakan

bahkan oleh pemula sekalipun, sehingga diharapkan database ini nantinya akan

terus di-update dengan data baru yang valid sehingga mampu menyajikan informasi yang aktual. Kekurangan dari program ini adalah kemampuannya yang

masih terbatas dalam menyajikan tampilan visual. Penyusun juga mengalami

kesulitan-kesulitan tersebut dalam penyusunan database sehingga diperlukan

ketelitian dalam melakukan perancangan tampilan visual dari database tersebut.

Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan program Microsoft®

FrontPage® yang terbaru yaitu Microsoft® FrontPage® 2003 yang dilengkapi

dengan fitur yang lebih lengkap dari program versi sebelumnya untuk

memaksimalkan tampilan visual website yang disusun dengan menggunakan program ini.

Kendala utama yang dihadapi dalam penyusunan database ini adalah

kurangnya data yang spesifik tentang morfologi, biologi, dan ekologi tiap-tiap

spesies parasitoid telur Trichogramma yang ada di Indonesia. Data yang didapat

kebanyakan merupakan deskripsi umum dari famili Trichogrammatidae dan

sebagian besar data tersebut merupakan data hasil penelitian yang ada di

Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi

Tanaman, Institut Pertanian Bogor. Selain karena sedikit sekali perbedaan yang

bisa dibahas antara tiap-tiap spesies dari kedua genus Trichogramma dan

Trichogrammatoidea, penyusun juga menemui kesulitan dalam melakukan pencarian di internet tentang spesies-spesies dari famili Trichogrammatidae yang

pernah diteliti di Indonesia karena sedikit sekali data yang bisa diambil dari

internet serta belum adanya suatu media atau kumpulan data yang khusus

(39)

20

untuk merancang suatu database khusus yang berisi kumpulan data tentang

parasitoid telur Trichogramma di Indonesia.

Karena kurangnya data yang spesifik itulah maka penyusun merancang

database ini melalui pendekatan yang lebih umum tentang parasitoid telur dari

famili Trichogrammatidae sehingga tetap dapat memberikan informasi yang jelas

dan dapat menjadi sumber pembelajaran mengenai sejarah dan peran parasitoid

telur Trichogramma dalam pengendalian hayati di Indonesia. Dengan menggabungkan antara penelitian dan teknologi, diharapkan database ini

mampu menjadi media yang efektif dalam mempublikasikan hasil-hasil penelitian

khususnya tentang famili Trichogrammatidae serta menjadi motivator bagi para

peneliti lainnya untuk lebih aktif dan kreatif dalam mempublikasikan hasil-hasil

penelitiannya agar dapat berguna khususnya bagi kemajuan dunia pertanian di

Indonesia.

B. Analisis penelitian Trichogramma di Indonesia

Menurut Kalshoven (1981), penggunaan parasitoid dalam mengendalikan

hama pada pertanaman di Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak dekade

ke-III abad yang lalu. Dan setelah perang dunia ke-II, pengendalian hayati yang

tadinya hanya diaplikasikan untuk pertanaman kelapa rakyat, mulai

dikembangkan untuk mengendalikan hama pada pertanaman lainnya seperti

tanaman di perkebunan dan tanaman hortikultura. Sejak saat itulah mulai banyak

penelitian yang dikembangkan di Indonesia untuk meneliti tentang

parasitoid-parasitoid yang mempunyai potensi dalam mengendalikan serangga hama dari

berbagai aspek. Namun data tentang hasil penelitian tersebut tersebar di

berbagai jurnal, media-media penerbitan lainnya, serta laporan-laporan penelitian

yang tidak terpublikasi. Jika ada upaya untuk mencari dan mengumpulkan data

penelitian tentang parasitoid di Indonesia sejak abad lalu itu, maka hal tersebut

nantinya akan memudahkan para peneliti-peneliti berikutnya untuk melanjutkan

penelitian-penelitian sebelumnya ataupun memulai penelitian baru tentang

aspek-aspek yang belum pernah diteliti sebelumnya.

Selain berisi informasi tentang spesies-spesies yang ada di Indonesia

beserta hasil penelitiannya, database ini juga memuat data tentang teknik-teknik

(40)

21

Teknik-teknik perbanyakan Trichogramma yang telah dikembangkan dan banyak digunakan saat ini adalah teknik perbanyakan dengan inang pengganti dan

teknik perbanyakan dengan pakan dan telur buatan. Pada teknik perbanyakan

dengan inang pengganti, inang yang biasanya digunakan untuk memperbanyak

Trichogramma di laboratorium adalah Corcyra cephalonica yang merupakan hama pada beras di tempat penyimpanan. Pemilihan C. cephalonica sebagai inang pengganti dalam perbanyakan Trichogramma karena serangga ini mudah didapat dan mudah dibiakkan dengan bahan-bahan yang telah tersedia di

Indonesia. Sedangkan pembiakan Trichogramma dengan pakan dan telur buatan relatif lebih jarang dilakukan pada perbanyakan massal di laboratorium karena

proses dan bahan-bahan yang digunakan lebih banyak dan relatif sulit

dibandingkan perbanyakan dengan menggunakan telur C. cephalonica. Bahan-bahan yang digunakan dalam telur dan pakan buatan antara lain hemolimfa

serangga-serangga Lepidoptera, larutan susu skim, larutan garam

Neissenheimer, dan antibiotik (Nurindah).

Data lainnya yang ada di database ini adalah deskripsi umum dan ciri

serangga-serangga dari ordo Hymenoptera, famili Trichogrammatidae, genus

Trichogramma, dan genus Trichogrammatoidea.

Ordo Hymenoptera merupakan kelompok serangga yang memiliki arti

penting dalam hubungannya dengan manusia karena tingginya keanekaragaman

spesies dan morfologinya. Peranan kelompok ini yang sebagian besar

merupakan predator, parasitoid, bahkan sebagai hama itu sendiri menjadi faktor

yang menarik untuk diteliti dan dipelajari lebih lanjut. Pada database ini disajikan

deskripsi umum tentang ordo Hymenoptera, yaitu dari aspek ekologi dan

morfologi, taksonomi, fakta-fakta yang ada tentang serangga-serangga anggota

ordo ini, serta kunci identifikasi ordo Hymenoptera hingga tingkat famili. Kunci

identifikasi merupakan panduan yang sangat penting dalam mengidentifikasi

suatu serangga untuk menentukan kelompok dari serangga tersebut.

Famili Trichogrammatidae merupakan kelompok serangga anggota ordo

Hymenoptera yang unik karena memiliki ciri khusus yaitu tarsinya yang berjumlah

3 ruas yang berbeda dengan famili-famili lainnya anggota ordo ini yang

umumnya tarsinya memiliki 5 ruas. Serangga anggota dari famili

Trichogrammatidae ini umumnya merupakan parasitoid telur dari ordo

Lepidoptera serta beberapa hama dari ordo lainnya. Di Indonesia, famili

(41)

22

hama penggerek di pertanaman tebu dan padi sawah. Dua genus penting dari

famili yang saat ini banyak diteliti dan dipelajari adalah genus Trichogramma dan genus Trichogrammatoidea. Taksonomi kedua genus tersebut sebagian besar didasarkan pada genitalia jantan. Selain genitalia jantan, ciri pada sayap depan

dan antena jantan juga merupakan ciri yang menentukan jenis spesiesnya.

Kedua genus tersebut dianggap cukup potensial peranannya dalam

pengendalian hayati serangga hama di Indonesia karena memiliki ciri-ciri sebagai

parasitoid yang efektif, diantaranya adalah spesifik terhadap inang tertentu

sehingga dapat dengan efektif mengendalikan serangga hama sasaran, serta

mempunyai siklus hidup yang pendek sehingga parasitoid-parasitoid dari kedua

genus tersebut mampu memarasit dan berkoloni dengan cepat jika dilepas pada

pertanaman.

Berdasarkan penelusuran pustaka, hingga saat ini tercatat ada 7 spesies

dari genus Trichogramma dan 6 spesies dari genus Trichogrammatoidea yang merupakan kelompok parasitoid telur dari famili Trichogrammatidae yang pernah

diteliti di Indonesia. Spesies-spesies dari kedua genus tersebut ditemukan

memarasit inang-inang pada tanaman yang berbeda-beda.

Spesies-spesies dari genus Trichogramma yang pernah diteliti di Indonesia adalah:

1. Trichogramma flandersi

Inang: Plutella xylostella 2. Trichogramma pretiosum 3. Trichogramma japonicum

Inang: Scirpophaga incertulas, Tryporyza nivella, Chillo auricilius,

Scirpophaga innotata.

Tanaman inang: padi dan tebu.

4. Trichogramma chilonis

Inang: Helicoverpa armigera

Tanaman inang: kedelai dan bawang.

5. Trichogramma australicum

(42)

23

6. Trichogramma chilotraeae

Inang: H. armigera, C. suppresalis, Ostrinia furnacalis, C. infuscatellus,

C. saccariphagus, Etiella zinckenella. Tanaman inang: jagung dan tebu

7. Trichogramma minutum

Inang: Heliothis spp., Agrius convolvuli

Tanaman inang: tembakau, ubi jalar, kedelai.

Spesies-spesies dari genus Trichogrammatoidea yang pernah diteliti di Indonesia adalah:

1. Trichogrammatoidea cojuangcoi

Inang: P. xylostella, Acrocercops cramella, S. incertulas, Thosea sinensis. Tanaman inang: kol, kakao, padi, dan kelapa.

2. Trichogrammatoidea bactrae-bactrae

Inang: S. litura, Etiella spp., H. armigera, Chrysodeixis chalsites, P. xylostella. Tanaman inang: kedelai dan kubis.

3. Trichogrammatoidea armigera

Inang: H. armigera, P. xylostella, C. binotalis, E. zinckenella, S. incertulas. Tanaman inang: kubis, kapas, tomat, dan brassicaceae.

4. Trichogrammatoidea guamensis

Inang: H. armigera

Tanaman inang: jagung.

5. Trichogrammatoidea nana

Inang: C. saccariphagus, C. infuscatellus, Tetramoera schistaceana

Tanaman inang: tebu.

6. Trichogrammatoidea thoseae

Inang: Setora nitens, Setothoseae asigna, Darna trima. Tanaman inang: kelapa sawit.

Berdasarkan data hasil penelitian yang dimasukkan ke dalam Database

Trichogramma ini, penyusun membuat sebuah tabel analisis tentang

aspek-aspek penting dari tiap penelitian terhadap Trichogrammatidae yang pernah

dilakukan di Indonesia beserta judul penelitian dan nama-nama penelitiannya.

Tabel tersebut dapat dilihat di halaman lampiran tabel. Analisis aspek-aspek

penelitian tersebut sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana penelitian

tentang famili Trichogrammatidae di Indonesia, serta untuk mengetahui

(43)

24

topik-topik penelitian apa saja yang perlu dilakukan selanjutnya untuk lebih

mengenal potensi parasitoid telur Trichogrammatidae ini sebagai agen

pengendali hayati di negara kita.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa ada 10 topik penelitian tentang

Trichogrammatidae yang bertujuan untuk mengeksplorasi suatu daerah atau

ekosistem untuk menemukan spesies-spesies Trichogrammatidae yang muncul

di daerah tersebut. Eksplorasi merupakan aspek yang sangat penting

peranannya dalam memaksimalkan potensi parasitoid telur di Indonesia sebagai

agen pengendali hayati. Dengan dilakukannya penelitian tentang eksplorasi

parasitoid telur di Indonesia maka diharapkan akan ditemukan spesies-spesies

baru yang akan menambah keragaman spesies parasitoid di Indonesia.

Saat ini di Indonesia sudah tercatat ada 13 spesies famili

Trichogrammatidae yang pernah diteliti, yaitu 7 spesies dari genus

Trichogramma dan 6 spesies dari genus Trichogrammatidae. Sebagai perbandingan, menurut Pinto & Stouthamer (1994) ada 114 spesies

Trichogrammatidae di seluruh dunia yang telah dideskripsikan. Dengan luasnya

wilayah negara kita serta beraneka ragam ekosistem yang ada, maka masih

banyak kemungkinan akan ditemukannya spesies-spesies baru

Trichogrammatidae di Indonesia jika eksplorasi terus dilakukan, tidak hanya

eksplorasi berdasarkan daerah saja, eksplorasi berdasarkan habitat atau

ekosistem pun perlu dilakukan untuk menemukan spesies baru ataupun habitat

baru dari suatu spesies tertentu.

Aspek yang paling banyak diteliti dari hasil penelitian-peneltian yang

dikumpulkan di dalam Database Trichogramma ini adalah aspek biologi dari

parasitoid telur yang diteliti. Lebih dari 70% penelitian yang telah dilakukan

meneliti tentang aspek biologi spesies-spesies Trichogrammatidae. Penelitian

tentang aspek biologi memang sangat penting dilakukan. Aspek-aspek biologi

penting seperti keperidian, lama hidup, serta jumlah telur yang diletakkan oleh

parasitoid telur merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi

kemampuan dan tingkat parasitisasi inang oleh parasitoid telur. Penelitian yang

lebih mendalam tentang aspek-aspek biologi ini akan sangat membantu untuk

menemukan spesies-spesies parasitoid telur yang paling efektif dalam

mengendalikan hama tertentu di lahan pertanian dan juga bermanfaat bagi

(44)

25

Salah satu penelitian yang menarik dan sangat bermanfaat dalam

perbanyakan massal parasitoid di laboratorium adalah penelitian Yasmin (2002)

tentang neraca kehidupan Trichogrammatoidea armigera pada beberapa suhu yang berbeda di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh suhu terhadap perkembangan populasi Trichogrammatoidea armigera

di laboratorium. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lama hidup

semakin pendek dengan meningkatnya suhu pemeliharaan. Keperidian yang

tinggi serta lama generasi yang optimum didapat pada suhu 27 oC, sedangkan

biologi dan perkembangan populasi parasitoid menunjukkan hasil yang baik pada

suhu 25 oC. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan produksi dari parasitoid dalam pemeliharaannya di laboratorium.

Selain aspek biologi, aspek ekologi seperti iklim, topografi, dan

kelimpahan inang dan pakan di lapang juga merupakan aspek yang perlu untuk

diketahui untuk menambah ilmu tentang parasitoid telur famili Trichogrammatidae

ini. Ada beberapa penelitian tentang Trichogrammatidae di Indonesia yang

memfokuskan tujuan penelitiannnya untuk mempelajari ekologi dari parasitoid

telur ini. Salah satu penelitian yang cukup menarik yang meneliti aspek ekologi

parasitoid telur adalah penelitian tentang peranan parasitoid telur penggerek

batang padi pada lahan padi yang diberikan aplikasi insektisida kimia di daerah

Indramayu. Hasil analisis data penelitian ini menunjukkan bahwa parasitoid telur

Trichogramma japonicum memiliki total parasitisasi 53,39% pada perlakuan kontrol, namun parasitisasinya menurun drastis pada perlakuan dengan

insektisida karbofuran yaitu 19,38% dan total parasitisasi 39,92% pada perlakuan

lahan dengan insektisida dimehipo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah

peranan parasitoid telur cenderung dipengaruhi oleh perlakuan insektisida kimia,

namun kehilangan hasil cenderung tidak dipengaruhi oleh perlakuan insektisida

kimia.

Dibandingkan dengan aspek biologi dan ekologi, aspek morfologi

parasitoid telur merupakan topik penelitian yang paling sedikit dilakukan di

Indonesia. Tercatat hanya ada 7 penelitian yang meneliti tentang morfologi

parasitoid telur Trichogrammatidae di Indonesia. Padahal menurut penelitian

Christy (2005), keberhasilan parasitisasi di lapangan erat kaitannya dengan

karakter morfologi, khususnya rentang sayap parasitoid. Karena itulah penelitian

(45)

26

serta implikasinya terhadap kemampuan parasitisasi di lapang sangat penting

dilakukan untuk menunjang kesuksesan pengendalian hayati.

Spesies-spesies parasitoid telur Trichogrammatidae yang paling banyak

diteliti adalah Trichogrammatoidea cojuangcoi, Trichogrammatoidea armigera,

Trichogramma japonicum, dan Trichogramma pretiosum. Sedangkan penelitian spesies-spesies lainnya seperti Trichogramma chilonis, Trichogramma flandersi, Trichogramma australicum, Trichogramma chilotraeae, Trichogramma minutum, Trichogrammatoidea bactrae-bactrae, Trichogrammatoidea guamensis, Trichogrammatoidea nana, dan Trichogrammatoidea thoseae hanya terbatas pada aspek eksplorasi dan biologi.

Dari genus Trichogrammatoidea, spesies Trichogrammatoidea armigera

adalah spesies yang paling banyak diteliti. Tercatat ada 6 penelitian yang

membahas tentang aspek biologi dan ekologi spesies ini, 2 penelitian tentang

aspek eksplorasi, dan 1 penelitian tentang aspek morfologinya. Banyaknya

peneliti yang mempelajari spesies ini mungkin karena spesies ini diketahui

mampu memparasit telur-telur hama penting seperti Helicoverpa armigera, Plutella xylostella, Scirpophaga incertulas, Crocidolomia binotalis, dan Etiella zinckenella. Penelitian terbaru tentang parasitoid ini adalah tentang pengaruh ketiadaan inang terhadap tanggap reproduksi Trichogrammatoidea armigera dan implikasinya terhadap penerimaan inang (Rohmani 2002). Pada penelitian ini,

perlakuan ketiadaan inang terhadap T. armigera selama 3 jam menyebabkan peningkatan jumlah telur dalam ovari yang semula 20,5 butir menjadi 37,0 butir,

namun setelah 12 jam tanpa inang jumlah telur menurun menjadi 26,5 butir.

Jumlah telur yang mampu diletakkan pada hari pertama juga meningkat selama 3

jam pertama tanpa inang dan menurun setelah 12 jam tidak menemukan inang.

Pemberian inang dapat meningkatkan produksi telur T. armigera sampai perlakuan 3 jam tanpa inang, dan pada perlakuan 12 jam dan 24 jam tanpa

inang, jumlah telur yang mampu diletakkan lebih sedikit dibanding dengan jumlah

telur setelah perlakuan (Rohmani 2002).

Pada genus Trichogramma, spesies yang paling banyak diteliti adalah

Trichogramma japonicum. Aspek biologi merupakan aspek yang paling banyak diteliti dari spesies ini. Ada 5 penelitian yang membahas tentang aspek biologi T. japonicum. Aspek-aspek lain yang pernah diteliti adalah ekologi (3 penelitian) dan aspek morfologi serta eksplorasi (1 penelitian). Salah satu penelitian yang

(46)

27

yang dilakukan oleh Handayani et al. yaitu tentang prospek pengendalian hama penggerek batang padi (Scirpophaga sp.) dengan menggunakan parasitoid telur spesies T. Japonicum ini. Metode yang digunakan dalam kajian pemanfaatan parasitoid telur ini adalah dengan pelepasan parasitoid secara besar-besaran

(inundasi) di lokasi pengujian, sedangkan di lokasi pembanding tidak dilakukan

pelepasan parasitoid telur. Jumlah parasitoid telur yang dilepas sekitar 250.000

ekor untuk setiap hektar dan pelepasan dilakukan secara bertahap dimulai sejak

tahap persemaian. Kajian dilaksanakan dengan uji T-test dengan beberapa

ulangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa pelepasan parasitoid tersebut dapat

menekan intensitas serangan penggerek batang padi karena pertanaman padi di

lokasi pembanding mengalami puso pada saat tanaman berumur 5 minggu

setelah tanam akibat serangan penggerek batang padi. Sedangkan di lokasi

pengkajian, serangan penggerek pada umur yang sama sebesar 4,03%. Hasil

pengamatan pada kelompok telur penggerek batang padi dari tanaman padi

umut 5 minggu setelah tanam ditemukan tiga jenis parasitoid yaitu Telenomus

spp, Tetrastichus spp, dan Trichogramma japonicum. Dari ketiga jenis tersebut T. japonicum yang mempunyai peranan dalam menurunkan intensitas serangan penggerek batang. Rata-rata populasi Trichogramma japonicum di lokasi pengkajian lebih tinggi apabila dibandingkan di lokasi pembanding yaitu 7,8

ekor/kelompok telur di lokasi pengkajian dan 0,6 ekor/kelompok di lokasi

pembanding.

Data aspek-aspek penelitian tiap spesies parasitoid telur

Trichogrammatidae yang ada di Indonesia dapat dilihat pada tabel 2. Dari tabel

tersebut dapat dilihat bahwa data beberapa spesies parasitoid telur yang ada di

Indonesia hanya didapat dari penelitian tentang eksplorasi, namun belum ada

penelitian lanjutan yang mengkaji lebih jauh aspek-aspek penting lainnya untuk

(47)
[image:47.612.127.512.128.699.2]

28

Tabel 2 Aspek-aspek penelitian dari tiap-tiap spesies Trichogrammatidae yang

pernah diteliti di Indonesia

Spesies Aspek yang telah diteliti Jumlah penelitian

Trichogrammatoidea cojuangcoi Biologi Morfologi Eksplorasi Ekologi 4 2 4 1 Trichogrammatoidea bactrae-bactrae Biologi Ekologi Eksplorasi 2 1 1

Trichogrammatoidea armigera Biologi Ekologi Eksplorasi Morfologi 6 6 2 1 Trichogrammatoidea guamensis Eksplorasi 1

Trichogrammatoidea nana Biologi 1

Trichogrammatoidea thoseae Eksplorasi 1

T. chilonis Biologi

Ekologi

Ekplorasi

1

1

1

T. japonicum Biologi

Ekologi Morfologi Eksplorasi 5 3 1 1

T. pretiosum Biologi

Ekologi

Morfologi

3

3

1

T. flandersi Eksplorasi

Biologi

1

1

T. australicum Eksplorasi 1

T. chilotraeae Eksplorasi 1

(48)

29

Dari analisis hasil penelitian tadi, masih diperlukan

penelitian-penelitian lebih lanjut pada aspek-aspek yang masih kurang dibicarakan dalam

penelitian-penelitian tentang Trichogrammatidae di Indonesia, seperti kegiatan

eksplorasi dan penelitian tentang karakter morfologi dan biologi parasitoid telur

Trichogrammatidae, terutama untuk spesies-spesies yang masih belum banyak

dibicarakan. Selain itu, diperlukan juga publikasi hasil penelitian yang lebih baik

sehingga kemajuan penelitian tentang parasitoid telur Trichogrammatidae di

Indonesia bisa lebih ditingkatkan untuk mengoptimalkan pengendalian hayati

serangga hama di Indonesia.

C. Daftar isi Database Trichogramma

Berikut adalah daftar isi (index) data yang ada di dalam program Database Trichogramma:

Menu utama:

• Ordo Hymenoptera

o Ekologi dan Morfologi

o Taksonomi

o Fakta-fakta Hymenoptera

• Famili Trichogrammatidae

o Taksonomi dan Morfologi

o Bioekologi

o Famili Trichogrammatidae sebagai agen

Gambar

Tabel 1  Spesies-spesies Trichogrammatidae di beberapa negara
Gambar 1. Icon ‘ Database Trichogramma’
Gambar 2. Menu pada halaman utama database
Gambar 4. Halaman gambar-gambar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini diartikan bahwa peubah bebas dalam hal ini gaji dan kedisiplinan secara bersama- sama menjelaskan peubah prestasi kerja sebesar 54,4 %, sedangkan sisanya 45,6 %

Dengan memanfaatkan Java Media Frameworkstm , dan menerapkannya dalam pembuatan aplikasi dengan program grafis dari Netbeans 5.5 untuk membuat tampilan dari aplikasi ini. File-file

Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki nilai EVA yang lebih baik dibandingkan dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa.Dari hasil perhitungan dan analisis data yang

Momentum yang sangat tepat bagi umat Hindu untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Sangkara/Dewa pelindung tumbuh-tumbuhan pelaksanaan upacara Tumpek Wariga sekaligus

Pseudomonas cepacia S2 mampu menggunakan ABS sebagai sumber karbon utama dan dapat tumbuh pada kondisi asam, sehingga biakan tersebut berpotensi untuk dapat

Dari hasil penelitian ini didapat bahwa pengamanan pesan melalui metode vigenere cipher dengan penggunaan kunci secara berlapis dapat meminimalisir kelemahan yang

Dalam penetapan biaya pendidikan yang dibebankan ke mahasiswa, Politeknik Indonusa Surakarta belum dapat menetapkan Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga mahasiswa