KEHIDUPAN PETANI KEMENYAN DALAM MENJAGA
KEARIFAN LOKAL DI DESA PANDUMAAN
KECAMATAN POLLUNG KABUPATEN
HUMBANG HASUNDUTAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
Lamria Simamora
3103122035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i ABSTRAK
LAMRIA SIMAMORA, NIM 3103122035, “Kehidupan Petani Kemenyan dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan”, Jurusan Pendidikan Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan,2014, Skripsi.
Skripsi ini mendeskripsikan mengenai “Kehidupan Petani Kemenyan dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan”. Skripsi ini menjelaskan tentang hal-hal yang melatarbelakangi kehidupan petani kemenyan dalam menjaga kearifan lokal. Melihat bagaimana gambaran perjuangan petani kemenyan agar tetap eksis dan bertahan bertani kemenyan walau kehadiran perusahaan industri merusak dan mengganggu kemenyan sebagai kearifan lokal. Kemudian penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam hal ini yang menjadi informan adalah masyarakat desa Pandumaan yang bekerja sebagai petani kemenyan dan terlibat dalam mempertahankan kemenyan dari pihak industri maupun permerintahan. Sementara itu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal yang melatarbelakangi petani kemenyan menjaga kearifan lokal di Desa Pandumaan Kecamatan Pandumaan adalah dikarenakan (1) Kemenyan merupakan sumber kehidupan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup, (2) Merawat nilai-nilai kultural yang terkadung dalam pengelolaan kemenyan serta menjadi tanaman unggul yang menjadi kearifan lokal, (3) Kemenyan sebagai warisan budaya yang sudah dikelola sejak ratusan tahun, (4) Kemenyan merupakan tumbuhan endemik yang tidak dapat tumbuh disemua tempat.
Kehidupan petani kemenyan yang tetap mempertahan kearifan lokal kemenyan didukung oleh organisasi-organisai masyarakat adat yang ikut perpartisipasi dalam menjaga kearifan lokal kemenyan. Mekanisme dan srategi yang petani kemenyan lakukan yaitu demonstrasi dan mencoba menghentikan pihak perusahaan saat beroperasi di wilayah hutan kemenyan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan kasih karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kehidupan Petani Kemenyan dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa
Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hansundutan” ini dengan
baik. Skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di
Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya melibatkan berbagai pihak. Maka
penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya serta
dukungan kepada :
1. Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri
Medan,
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah
memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini,
3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu Puspitawati,
M.Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini,
4. Ibu Dra. Nurjannah M.Pd selaku Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasihat yang
iii
5. Bapak Bakhrul Khair Amal, M.Si sebagai dosen penguji sekaligus dosen
pembimbing akademik saya yang telah banyak memberikan saran dan
motivasi,
6. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si sebagai dosen penguji saya yang telah
memberikan bantuan dan tempat sharing dalam penyusunan karya ilmiah
ini,
7. Ibu Rosramadhana Nasution, M.Si selaku dosen penguji saya yang telah
meluangkan waktu dan masukan kepada saya agar penelitian ini dapat
berhasil dengan baik,
8. Ayahanda S. Simamora dan Ibunda N. Br. Siregar yang telah membimbing
penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi tidak
terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dan memperoleh gelar sarjana, semoga
Ayahanda dan Ibunda sehat selalu dan panjang umur. Kelak kami mampu
menjadi anak yang berguna dan kebanggaan bagi kita semua,
9. Kepada Abang, eda, kakak, adek dan keponakan yang mewarnai
masa-masa perkuliahan walaupun terpisah jarak dan waktu. Bersama kita saling
membantu dan berjuang mengangkat martabat keluarga. Terimakasih atas
segalanya Tuhan memberkati,
10. Sahabat terkasih Agustina M Simamora S.Pd terimakasih buat
kebersamaan kita kurang lebih 10 tahun semoga suka duka yang kita
hadapi selama ini menjadi bekal untuk mandiri dalam meraih kesuksesan
iv
11.Bapak B. Lumban batu, K. Sihite, P. Nainggolan dan teman saya Sondang
Nainggolan sebagai informan yang sudah panjang lebar berbincang
dengan penulis terkait dengan judul skripsi penulis, terimakasih untuk
waktu dan informasi yang sangat bermanfaat bagi penulis,
12.Semua teman Antropologi stambuk 2010 yang tidak bisa saya sebut satu
persatu, khususnya kepada Desy Girsang, Tiomahita Sinaga, Risnawati
Sembiring sebagai sahabat berbagi ilmu, tawa, sedih dan berjuang bersama
untuk menyelesaikan tugas akhir kita,
13.PPLT SMA N I Laguboti yang saling mengingatkan, berbagi cerita dan
informasi. Semoga kita semua cepat wisuda tanpa kurang satu apapun.
Khususnya buat teman yang selalu ada saat saya butuh Windha A Sinaga,
Novia Evalen Pasaribu, dan Wellry Pohan. Kalian sahabat sekaligus
saudaraku bersama kita meraih mimpi.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat yang baik.
Medan, Juni 2014
Peneliti
v DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Pembatasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Tinjauan Pustaka... 8
2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 8
2.2 Kerangka Konseptual ... 10
2.2.1 Petani Kemenyan ... 10
2.2.2 Kearifan Lokal ... 12
vi
2.3.1 Adaptasi ... 14
2.3.2 Survive... 15
2.3.3 Konflik ... 16
2.4 Kerangka Berfikir ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Jenis Penelitian ... 21
3.2 Objek dan Subjek Penelitian ... 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 22
3.3.1 Observasi ... 22
3.3.2 Wawancara ... 23
3.3.3 Dokumentasi ... 23
3.4 Teknik Analisa Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 25
4.1.1 Kondisi Geografis Pandumaan Kecamatan Pollung ... 25
4.1.2 Keadaan Sosial ... 27
4.1.3 Kependudukan ... 30
4.1.4 Wilayah ... 32
4.1.5 Sarana dan Prasarana ... 34
4.2 Kemenyan ... 35
vii
4.2.2 Sistem Pengelolaan dan Pemasaran Kemenyan... 37
4.3 Kemenyan Dalam Kearifan Lokal ... 44
4.3.1 Sejarah atau Mitos Tentang Kemenyan... 44
4.3.2 Kemenyan Sebagai Sumber Mata Pencaharian ... 47
4.3.3 Nilai Kultural Kemenyan ... 51
4.4 Peran Petani Kemenyan Dalam Menjaga Kearifan Lokal ... 59
4.4.1 Kerusakan Kearifikan Lokal ... 59
4.4.2 Dampak Kerusakan Kearifan Lokal ... 62
4.4.3 Mekanisme Mempertahankan dan Menjaga Kearifan Lokal ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1 Kesimpulan... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN 1. Pedoman wawancara ... 71
2. Data Informan ... 72
3. Peta Lokasi Penelitian ... 74
DAFTAR TABEL
1. Jumlah Penduduk Desa Pandumaan ... 31
ix
DAFTAR GAMBAR
1. Lokasi Pemukiman Desa Pandumaan ... 27
2. Jalan Menuju Desa Pandumaan ... 34
3. Getah Kemenyan ... 36
4. Alat Yang Digunakan Petani Pemenyan ... 38
5. Petani Kemenyan Saat Manige ... 40
6. Getah Kualitas Mata dan Tahir... 42
7. Pentani Kemenyan Saat di Hutan ... 47
8. Pohon Kemenyan yang Masih Muda dan Getah Kemenyan... 50
9. Peneliti Dengan K. Lumban Batu ... 54
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sumber daya alam merupakan kekayaan alam yang berada di bumi dan
dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Keberhasilan
dalam mengelola sumber daya alam tersebut adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat dibidang sosial ekonomi. Ketersediaan
sumber daya alam di bumi dimanfaatkan oleh para petani dan dikelola dengan
baik sehingga mampu membentuk sendi-sendi kehidupan yang mapan.
Para petani memanfaatkan kekayaan alam dan berusaha untuk menjaga
serta melestarikannya agar mampu memenuhi kebutuhan hidup. Kemenyan adalah
salah satu kekayaan alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Pandumaan
Sipituhuta. Kemenyan ini dimanfaatkan dan dikelola dengan baik serta memiliki
nilai jual. Sehingga keberhasilan dalam mengelola sumber daya alam ini mampu
memenuhi kebutuhan hidup para petani.
Pohon kemenyan merupakan salah satu pohon yang perlu dilestarikan dan
dibudidayakan karena pohon tersebut tidak selalu dapat ditanam dengan baik
dalam setiap tempat atau daerah. Tumbuhan seperti ini biasanya disebut dengan
tumbuhan endemik. Endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat
(biota). Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di
suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Pohon kemenyan
2
Pohon kemenyan dapat ditanam dan menghasilkan getah yang baik jika
ada tanaman pelindung atau pohon alam lainnya. Sehingga pohon kemenyan ini
biasanya tumbuh di hutan dan jauh dari tempat pemukiman. Pada umumnya orang
batak menyebutnya „tombak haminjon‟ yang artinya hutan kemenyan.
Hutan kemenyan ini memerlukan beberapa proses yang cukup lama untuk
dapat menghasilkan getah yang baik. Dimulai dari waktu yang lama, juga kerja
keras yang cukup menguras tenaga dan melelahkan agar dapat menghasilkan
getah kemenyan yang baik dan maksimal. Pohon ini dominan ditemui di Desa
Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan. Desa
Pandumaan merupakan salah satu desa yang bisa disebut sebagai daerah wisata
agro.
Hutan kemenyan atau “tombak haminjon” merupakan tanaman unggulan
di Desa Pandumaan dan merupakan mata pencaharian utama masyarakat desa
tersebut. Hal ini disebabkan popuasi pohon kemenyan yang cukup luas dan
berkualitas baik khususnya di desa Pandumaan Sipituhuta.
Berdasarkan survey awal penelitian, pohon kemenyan dikenal oleh
masyarakat pembuka Desa Pandumaan yaitu leluhur mereka. Leluhur mereka
telah lama mengenal tanaman kemenyan yang dulu masih digunakan untuk
ilmu-ilmu spiritual dan menurut sejarah tanaman kemenyan ini adalah seorang perawan
yang pergi lari kehutan karena dipaksa menikah oleh orangtuanya.
Selain itu, pohon kemenyan tidak pada semua wilayah dapat ditanaman
dan mampu menghasilkan kualitas yang baik. Masyarakat Desa Pandumaan
3
menghasilkan kemenyan yang baik. Kearifan lokal ini sudah begitu melekat untuk
masyarakat Desa Pandumaan. Sehingga pohon ini perlu dilestarikan dan
dibudidayakan bukan hanya untuk kelangsungan hidup sehari-hari dibidang
ekonomi. Tetapi, juga untuk menjaga dan menghormati titipan nenek moyang
dalam kelestarian kearifan lokal tersebut.
Pohon kemenyan dikelola secara turun temurun dari satu generasi
diwariskan ke generasi berikutnya hingga saat ini. Pewarisan atau pengalih tangan
hak dilakukan secara hukum adat atau kebiasaan yang berlangsung secara terus
menerus. Pengukuhan kepemilikan dan pemetaan kawasan hutan kemenyan
biasanya ditentukan berdasarkan hukum adat. Tidak ada seorang warga yang
berani menjual kawasan atau lahan yang mereka miliki pada pihak lain di luar
komunitas masyarakat Pandumaan.
Namun, sebagian dari masyarakat adat Desa Pandumaan mudah tergoda
dengan iming-iming pihak swasta. Masyarakat Pandumaan yang memiliki
penghasilan yang cukup dari hasil panen kemenyan namun tergiur akan
iming-iming dari pihak swasta yang ingin mendirikan kawasan industri di daerah
tersebut.
Perusahaan industri berfungsi sebagai perusahaan pulp dan rayon menjadi
produksi pulp (bubur kertas). Pihak perusahaan melakukan perluasan areal
penanaman hutan tanaman insdustri. Demi kepentingan perusahaan, hutan
kemenyan yang masuk dalam areal konsesi perusahaan ditebangi dan diganti
4
Aktifitas perusahaan tersebut tidak berpihak pada keadilan yang
seharusnya ditepati pada saat perjanjian atau iming-iming yang dijanjikan.
Perusakan dan penenbangan ratusan hektar hutan kemenyan milik masyarakat,
merupakan kesenjangan sosial yang dapat memicu konflik dalam lingkungan
sosial masyarakat. Kehadiran perusahan tersebut tidak diharapkan oleh
masyarakat karena dianggap merusak mata pencaharian dan lingkungan sosial
budaya.
Keunggulan dan keunikan pohon kemenyan menjadi alasan petani
kemenyan untuk tetap mempertahankan warisan budaya tersebut. Kearifan lokal
ini harus tetap dijaga dan dipertahankan karena menjaga pohon kemenyan sama
halnya dengan menghormati warisan nenek moyang. Berbagai tuntutan para
petani kemenyan disampaikan, seperti pernyataan hutan adat bukanlah hutan
negara. Upaya untuk memahami kehidupan petani kemenyan dalam
mempertahankan kearifan lokal tersebut perlu dilakukan melalui proses penelitian
selanjutnya.
Bedasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, membuat
peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Kehidupan Petani
Kemenyan dalam Menjaga Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kec. Pollung
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Kehidupan petani kemenyan menghormati warisan nenek moyang sebagai
kearifan lokal.
2. Proteksi atau perlindungan yang dilakukan petani kemenyan dalam menjaga
kearifan lokal.
3. Peran pemerintah dalam perlindungan pemenuhan hak ulayat tanah ataupun
hutan adat.
4. Mekanisme atau cara para petani kemenyan dalam mempertahakan atau
melestarian kemenyan sebagai kearifan lokal.
5. Pergeseran nilai-nilai tradisional dan kaitannya dengan pembangunan
perusahaan.
1.3Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu adanya
pembatasan masalah, yaitu: “Kehidupan Petani Kemenyan dalam
Mempertahankan Kearifan Lokal di Desa Pandumaan Kec. Pollung Kab.
Humbang Hasundutan”. Peneliti melihat bahwa mempertahankan kemenyan
merupakan wujud dan ekspresi petani atas keberadaan pohon kemenyan yang
mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Pohon kemenyan tetap
dijaga dan dipertahankan agar tetap arif karena dianggap memiliki nilai-nilai dan
6
1.4 Rumusan Masalah
1. Apa proteksi atau perlindungan yang dilakukan petani kemenyan dalam
menjaga kearifan lokal?
2. Apa faktor penyebab rusaknya kearifan lokal?
3. Apa mekanisme para petani kemenyan dalam mempertahankan pohon
kemenyan?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proteksi atau perlidungan yang diberikan petani kemenyan
dalam menjaga kearifan lokal.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab terganggunya kearifan lokal bagi
kehidupan petani kemenyan.
3. Untuk mengetahui mekanisme para petani kemenyan dalam mempertahankan
pohon kemenyan.
1.6Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas kehidupan petani kemenyan dalam menjaga
kearifan lokal Pandumaan, Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang
Hasundutan.
2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pemerintah untuk memanfaatkan
7
memperbaiki dan melestarikan nilai-nilai kultural masyarakat dan kebijakan
pemerintah dalam pemberian izin terhadap perusahaan industri.
3. Bagi penulis hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Bagong Suyanto dan J. Dwi Narwoko.2007 Sosiologi Teks Pengantar & Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta
Damsar & Indrayani. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Prenada Media Group: Jakarta
George Ritzer, Douglas J. Goodman.2007.TEORI SOSIOLOGI MODERN. Yogyakarta. Predana Media Group
Koentjaraningrat, dkk. 2003. Kamus Istilah Antropologi. Jakarta : Progres Keraf, A. S. 2002. Etika Lingkungan Penerbit Kompas. Jakarta
Moleong, Lexy J.2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
_______________2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nader, L & Todd, H.F, The Disputing Process Law in Ten Societies,Columbia University Press, New York, 1978
Rahyono, F.X. 2009.Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widyasastra.
Ranjabar, Jacobus. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta Soekanto, Soerjono 2001. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D) Bandung: Alfabeta
Zeitlin M Irving. 1995 Memahami Kembali Sosiologi. Gajah Mada University Press
Skripsi dan Tesis
Sitompul, Manuari. 2011. Kajian Pengelolaan Hutan Kemenyan (Styrax Sp) di Kab. Humbahas, Prov Sumatera Utara) Tesis
Sitepu, Lonaria. 2012. Pola Adaptasi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Bencana Alam Gunung Sinabung. Skripsi diterbitkan. Medan FISIP Universitas Sumatera Utara.(http://repository .usu.ac.idhandle1 2345678931455, diakses tanggal 29 Januari 2014 pukul 13.20 WIB )
Sumber Lain pandumaan-sipituhuta-tersangka/ diakses tanggal 4 Februari 2014
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7268 diakses tanggal 17 Februari 2014
www.acedemia.edu/5434128/Jurnal diakses tanggal 7 Februari 2014 Pukul 20.00 WIB
http://sendyakalaning.blogspot.com/2011/02/herbert-spencer-survival-of-fittest.html
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/hidupdikota_avin.pdf, diakses tanggal 25 Juni 2014 Pukul 15.40
http://gbtstoptl.blogspot.com/2011/08ekspansi.pt.toba.pulp.lestari.indorayon.html
Gobyah, I Ketut. 2003. Berpijak Pada Kearifan Lokal. www.balipos.co.id