• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi regresi logistik pada ekuitas merek produk minuman kemasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi regresi logistik pada ekuitas merek produk minuman kemasan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI REGRESI LOGISTIK PADA EKUITAS

MEREK PRODUK MINUMAN KEMASAN

BENNY IRAWAN

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

BENNY IRAWAN. Aplikasi Regresi Logistik Pada Ekuitas Merek Produk Minuman Kemasan. Dibimbing oleh BUNAWAN SUNARLIM dan I MADE SUMERTAJAYA.

Adanya persaingan yang ketat dalam industri consumer goods, membuat setiap perusahaan harus mencari strategi yang tepat agar dapat bertahan dan berkembang. Salah satu strategi pemasaran yang dapat diterapkan adalah dengan mengelola ekuitas mereknya (brand equity).

Brand equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.

(3)

T

T

i

i

d

d

a

a

k

k

a

a

d

d

a

a

y

y

a

a

n

n

g

g

m

m

u

u

d

d

a

a

h

h

d

d

i

i

d

d

u

u

n

n

i

i

a

a

,

,

t

t

e

e

t

t

a

a

p

p

i

i

t

t

a

a

k

k

a

a

d

d

a

a

y

y

a

a

n

n

g

g

t

t

a

a

k

k

m

m

u

u

n

n

g

g

k

k

i

i

n

n

(4)

APLIKASI REGRESI LOGISTIK PADA EKUITAS

MEREK PRODUK MINUMAN KEMASAN

Oleh :

Benny Irawan

G14102017

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi

: APLIKASI REGRESI LOGISTIK PADA EKUITAS

MEREK PRODUK MINUMAN KEMASAN

Nama

: Benny Irawan

NRP

: G14102017

Menyetujui :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Bunawan Sunarlim, MS Dr. Ir. I Made Sumertajaya, MS

NIP.130367088 NIP.132085916

Mengetahui :

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP. 131473999

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rangkasbitung, pada tanggal 14 Oktober 1984 dari pasangan Bapak H. Iwa Sugriwa, M.Si dan Ibu Hj Jubaedah, S.Pd. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara.

Pada tahun 1996 penulis menyelesaikan masa studinya di SD Negeri 1 Rangkasbitung, kemudian menyelesaikan pendidikan menengahnya di SLTP Negeri 4 Rangkasbitung. dan SMU Negeri 1 Rangkasbitung masing-masing pada tahun 1999 dan 2002. Dan pada tahun yang sama penulis diterima masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Statistika, Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(7)

PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohiim,

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada Rasulullah SAW. Dengan rahmat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Aplikasi Regresi Logistik Pada Ekuitas Merek Produk Minuman Dalam Kemasan” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Statistika. Ketertarikan penerapan analisis regresi logistik pada bidang marketing riset merupakan salah satu alasan penulis untuk melakukan penelitian ini.

Pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan karya ilmiah ini, diantaranya :

1. Bapak Ir. Bunawan Sunarlim, MS dan Dr.Ir. I Made Sumertajaya, MS selaku dosen pembimbing atas kesediaan dan kesabaran beliau membimbing penulis, Bapak Anang Kurnia M.Si. selaku komisi pendidikan, serta seluruh dosen dan staf Jurusan Statistika IPB yang telah membantu penulis dalam proses penulisan karya ilmiah ini.

2. Bapak Refrinal dan Pocari Sweat atas data dan informasi yang diberikan.

3. “Ayah dan Ibuku” tercinta, terimakasih atas tetes air mata doa dan tetesan keringat yang telah dicurahkan untuk mendidik dan menjadikanku seorang “manusia” serta saudara-saudaraku tersayang; Erwin Yudaswara S.Si dan Yully Indyastuti.

4. My Big Family di Rangkasbitung, BANTEN.

5. Honey ; thank u for being my dream and my inspiration.

6. My best friend ; Ajis dan Selvi (terima kasih atas cinta dan persahabatannya). 7. Ina (teman seperjuangan) and family ; makasih atas bantuannya.

8. Anggi, Agung (sang ketua bull gank), Heri, members of Bull gank; Eka, Uput, Jack, Niken, Ree ; makasih karena telah melalui banyak hal bersamaku.

9. Bayu, Anton + Tumaritis Camp, Exex + Mario Camp, Yusuf, Eci n de gank, Ida + anak2 NF, Wiwin, Yanti serta anak2 STK’39 lainnya ; makasih atas kebersamaan dan kenangan yang diberikan.

10. Abang-abang STK’37, STK’38; Mamay, Rio, Pipin, Asep, Deni (makasih atas saran dan pinjaman buku2nya), adik2 STK’40, STK’41.

11. Nidji, Ungu, Ada Band , Padi, Jikustik, Peterpan, Kerispatih (thanks 4ur music).

12. Serta segenap pihak yang tidak tertuliskan satu persatu yang telah mendukung hingga selesainya karya ilmiah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik, dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai pemicu untuk bisa berkarya lebih baik di masa mendatang.

Bogor, September 2006

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 1

TINJAUAN PUSTAKA Merek ... 1

Brand Equity ... 1

Brand Awareness ... 2

Brand Association ... 2

Brand Loyalty ... 3

OtherPropietary Brand Assets ... 3

Statistika Deskriptif ... 3

Uji Khi-Kuadrat ... 3

Model Regresi Logistik ... 3

BAHAN DAN METODE Bahan ... 5

Metode ... 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden ... 6

Brand Awareness ... 6

Minuman Kemasan Kaleng Yang Paling Sering Dikonsumsi ... 7

Brand Association ... 8

Brand Loyalty ... 9

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas ... 9

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Sebaran responden berdasarkan pengeluaran total per bulan ... 6

2 Merek yang paling diingat oleh responden ... 7

3 Merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi ... 7

4 Tabel uji Khi-Kuadrat merek yang paling diingat ... 7

5 Tabel uji Khi-Kuadrat merek kemasan kaleng yang paling dikonsumsi ... 8

6 Tabel uji Khi-Kuadrat kesan terhadap merek ... 8

7 Tabel brand association ... 9

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Konsep brand equity ... 2

2 Piramida brand awareness ... 2

3 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin ... 6

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Peubah yang digunakan dalam analisis tabulasi silang dan uji Khi-Kuadrat ... 13

2 Peubah yang digunakan dalam analisis regresi logistik ... 13

3 Tabulasi silang antara merek yang paling diingat dengan umur ... 14

4 Tabulasi silang antara merek yang paling diingat dengan jenis kelamin ... 14

5 Tabulasi silang antara merek yang paling diingat dengan pengeluaran total per bulan ... 14

6 Tabulasi silang, profil baris, dan profil kolom antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan merek yang paling diingat ... 15

7 Tabulasi silang antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan umur ... 15

8 Tabulasi silang antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan jenis kelamin ... 15

9 Tabulasi silang, profil baris, dan profil kolom antara merek yang paling sering dikonsumsi dengan pengeluaran total per bulan ... 16

10 Tabulasi silang, profil baris, dan profil kolom antara merek yang paling sering dikonsumsi dengan kesan terhadap merek tersebut ... 17

11 Tabulasi silang antara kesan terhadap suatu merek dengan umur ... 17

12 Tabulasi silang antara kesan terhadap suatu merek dengan jenis kelamin ... 18

13 Tabulasi silang antara kesan terhadap suatu merek dengan pengeluaran total per bulan .. 18

14 Tabulasi silang dan profil kolom antara merek yang paling sering dikonsumsi dengan kemungkinan membeli kembali merek yang sama (loyalitas) ... 18

15 Hasil analisis regresi logistik model penuh ... 19

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha di Indonesia berkembang sangat pesat selama 25 tahun terakhir. Hal ini didukung oleh jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sangat besar. Keadaan ini membuat permintaan akan "consumers goods" khususnya minuman kemasan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah dari perusahaan minuman kemasan pun bertambah dalam rangka mengisi peluang yang tumbuh di pasar. Dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru, membuat suasana persaingan menjadi semakin ketat. Perusahaan yang bisa bertahan di dalam persaingan adalah perusahaan yang bisa mengadopsi keinginan konsumen ke dalam produknya sehingga kepuasan kosumen terhadap suatu produk dapat terpuaskan.

Adanya persaingan yang cukup tinggi dalam industri minuman kemasan membuat PT. Amerta Indah Otsuka (AIO) sebagai produsen dan pemasar Pocari Sweat harus dapat mengelola merek Pocari Sweat agar memiliki posisi yang kuat dalam benak konsumen. Maka dari itulah perlu suatu strategi yang tepat untuk dapat memenuhi selera konsumen, menjaga pasar yang ada dan meningkatkan penjualan supaya perusahaan dapat selalu bertahan dan berkembang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berskala nominal dan ordinal, dan hasil analisa yang digunakan dapat disajikan dalam tabulasi silang. Selain itu digunakan analisis regresi logistik untuk mengetahui hubungan peubah respon yang berupa data dikhotom dengan peubah bebas yang berupa data nominal.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

brand equity produk minuman kemasan dilihat dari segi brand awareness, brand association,

dan brand loyalty, serta melihat faktor-faktor yang berpengaruh dalam loyalitas berdasarkan tingkat kepuasan konsumen.

TINJAUAN PUSTAKA

Merek

Menurut Aaker (1997), merek diartikan sebagai nama atau simbol yang bersifat membedakan (sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor.

Menurut Rangkuti (2002), merek juga dapat dibagi dalam pengertian lainnya, seperti:

a. Nama Merek(Brand Name)

Nama merek merupakan bagian dari merek yang dapat diucapkan.

b. Tanda Merek(Brand Mark)

Tanda merek merupakan sebagian dari merek yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus.

c. Tanda Merek Dagang(Trade Mark) Tanda merek dagang merupakan merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda merek dagang ini melindungi penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek). d.Hak Cipta(Copyright)

Hak cipta merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.

Merek yang kuat merupakan suatu pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan, menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan, dan sangat membantu dalam strategi pemasaran.

Brand Equity

Menurut Durianto, dkk (2001), brand equity

adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek nama dan simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa, baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.

(13)

Gambar 1. Konsep Brand Equity (Aaker, 1997)

Brand Awareness

Aaker (1997) menjelaskan bahwa

pengertian brand awareness adalah

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.

Penjelasan mengenai brand awareness

dapat dijelaskan oleh piramida brand

awareness (Gambar 2) dari tingkatan terendah sampai tingkat tertinggi (Aaker, 1997) sebagai berikut:

a. Unaware of Brand

Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b. Brand Recognition

Tingkatan ini merupakan tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian. c. Brand Recall

Tingkatan ini merupakan pengingatan kembali konsumen terhadap merek yang didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.

d. Top of Mind

Tingkatan yang terdapat dalam merek yang paling banyak disebutkan pertama kali apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan.

Top of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unaware of Brand

Gambar 2. Piramida Brand Awareness (Aaker, 1997)

Merek yang mempunyai brand awarenes

tertinggi adalah merek yang mempunyai persentase terbesar pada tingkatan top of mind.

Brand Association

Aaker (1997), menjelaskan bahwa pengertian

brand association adalah segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu

Brand Equity

Brand Awareness

Brand Loyalty

Brand Association

Other Proprietary Brand Assets

Memberikan nilai kepada

pelanggan dengan memperkuat :

• Intepretasi / proses

informasi

• Rasa percaya diri dalam pembelian

• Pencapaian kepuasan

dari pelanggan

Memberikan nilai kepada perusahaan dengan memperkuat :

• Efisiensi dan efektivitas

program pemasaran

Brand loyalty

• Harga / laba

• Perluasan merek

• Peningkatan perdagangan

• Keuntungan kompetitif

(14)

tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai, sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.

Brand Loyalty

Menurut Rangkuti (2002), brand loyalty

adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila brand loyalty meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan pesaing dapat dikurangi. Hal ini sebagai suatu indikator dari

brand equity yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang, karena brand loyalty dapat diartikan sebagai penjualan di masa depan.

Other Proprietary Brand Assets

Aset-aset merek lainnya akan sangat bernilai jika aset-aset itu menghalangi dan mencegah para kompetitor menggerogoti loyalitas konsumen. Aset-aset merek lainnya seperti paten, cap dagang (trademark) dan saluran hubungan.

Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif adalah bidang statistika yang membicarakan cara atau metode bagaimana mengumpulkan dan menyajikan data sehingga bisa memberikan informasi (Mattjik dan Sumertajaya, 2002).

Proses analisis data pada dasarnya meliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi yang relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya mengarah kepada perlunya adanya penjelasan dan penafsiran. (Aunudin, 1989).

Uji Khi-Kuadrat

Uji kebaikan suai (khi kuadrat) digunakan untuk memutuskan dua variabel dalam suatu populasi saling bebas. Uji kebaikan suai antara frekuensi yang teramati dengan frekuensi harapan didasarkan pada besaran :

=

=

k i i i i

e

e

o

X

1 2

2

(

)

dengan

=

i

o

frekuensi teramati bagi sel ke-i

=

i

e

frekuensi harapan bagi sel ke-i Rumus umum untuk memperoleh frekuensi harapan adalah sebagai berikut :

n

n

n

E

ij

=

i. .j

Eij = frekuensi harapan pada baris ke-i dan kolom ke-j

ni. = total baris ke-i

n.j = total kolom ke-j

n = total amatan

Untuk tabel kontingensi dengan derajat bebas lebih dari satu, frekuensi sel minimum satu diperbolehkan apabila maksimal dua puluh persen dari sel-sel yang memiliki frekuensi harapan kurang dari lima. Apabila X2 memiliki derajat bebas kurang dari 30 dan frekuensi harapan minimum satu atau lebih, maka penggunaan

tabel-tabel X2 yang biasa umumnya memadai.

(Cochran, 1952, dalam Daniel, 1989).

Model Regresi Logistik

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) regresi logistik adalah metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah bebas berskala kategori atau kontinu.

Model regresi logistik biner merupakan model matematika yang dapat digunakan untuk memodelkan hubungan antara peubah bebas X dengan peubah respon Y yang bersifat biner. Peubah respon Y mengikuti sebaran Bernoulli dengan fungsi sebaran peluang:

f(Y=y) = πy (1-y)1-y

dengan y = 0 atau 1 dan π adalah peluang

terjadinya y = 1.

Hosmer dan Lemeshow (1989) menjelaskan bahwa model regresi logistik dengan E(Y=1|x) sebagai π(x) adalah:

)) ( exp( 1 )) ( exp( ) ( x g x g x + = π

Fungsi hubung yang sesuai untuk model regresi logistik biner adalah fungsi logit.

(15)

Transformasi logit sebagai fungsi dari π(x) adalah:

⎥⎦

⎢⎣

− = ) ( 1 ) ( ln ) ( x x x g π π

dimana komponen g(x) yang merupakan komponen sistematik tersebut, dapat dituliskan dalam fungsi linear dari peubah penjelas:

p X p X x

g( )=β01 1+...+β

Untuk peubah bebas bersifat kategorik,

maka diperlukan peubah boneka (dummy

variable) (Hosmer & Lemeshow, 1989). Secara umum, jika sebuah peubah skala nominal atau ordinal mempunyai k kemungkinan nilai, maka diperlukan k-1 peubah boneka. Misalnya, peubah bebas ke-j mempunyai kj level. Dju melambangkan kj-1

peubah boneka dan βju merupakan koefisien

peubah boneka dengan u = 1, 2, ..., kj-1.

Dengan demikian model logit dengan p peubah bebas dan peubah ke-j adalah diskret (Hosmer & Lemeshow, 1989), yaitu:

∑ = + + + + = j k

i juDju pXp X x g 1 ... 1 1 0 ) ( β β β β

Dalam pendugaan parameter digunakan

metode kemungkinan maksimum (maximum

likelihood) (Agresti, 1990). Dimana fungsi kemungkinan maksimum:

[

]

∏ = − − = n i i y i x i y i x L 1 1 ) ( 1 ) ( ) (β π π

βi diduga dengan memaksimumkan persamaan

diatas. Untuk memudahkan perhitungan, dilakukan pendekatan logaritma sehingga

fungsi log-likelihood sebagai berikut:

[

( )

]

ln )

L β

L =

= + − −

= n

i yi xi yi xi L

1( ln ( ) (1 )ln(1 ( )))

)

(β π π

Nilai dugaan βi dapat diperoleh dengan

membuat turunan pertama L(β) terhadap βi =

0, dengan i = 1, 2, 3,..., p.

Pengujian terhadap parameter-parameter model dilakukan sebagai upaya untuk

memeriksa kebaikan model. Uji kebaikan model merupakan suatu pemeriksaan apakah nilai yang diduga dengan peubah di dalam model lebih baik atau akurat dibandingkan dengan model tanpa peubah tersebut (Hosmer dan Lemeshow, 1989). Dengan kata lain diadakan pengujian hipotesis statistik dalam menentukan apakah peubah-peubah bebas dalam model mempunyai hubungan yang nyata dengan peubah responnya.

Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989), untuk mengetahui peran seluruh peubah penjelas di dalam model secara bersama-sama dapat digunakan uji nisbah kemungkinan yaitu uji-G berdasarkan hipotesis :

Ho : β1 = β2 = ...= βp = 0

H1 : paling sedikit ada satu βj≠ 0 (j =1, 2, .., p)

dan rumus yang digunakan adalah:

− = 1 0 ln 2 L L G dimana

L0 = nilai likelihood model penuh

L1 = nilai likelihood model reduksi

yang mengikuti sebaran X2dengan derajat bebas q adalah banyaknya peubah yang direduksi (Hosmer dan Lemeshow, 1989).

Sedangkan untuk uji nyata parameter secara parsial dapat digunakan Wald. Statistik

uji-Wald adalah :

) ˆ ( ˆ ˆ i E S i i W β β =

dengan hipotesis : Ho : βj = 0 vs H1 : βj≠ 0

rasio yang dihasilkan di bawah hipotesis Ho akan mengikuti sebaran normal baku (Hosmer dan Lemeshow, 1989).

Dalam kajian hubungan antar peubah kategorik dikenal adanya ukuran asosiasi atau ukuran kesetaraan antar peubah kategorik. Salah satu ukuran asosiasi yang dapat diperoleh melalui analisis regresi logistik adalah rasio odds. Odds diartikan sebagai rasio peluang kejadian sukses dengan kejadian tidak sukses dari peubah, ditulis

sebagai: i i π π − 1

Rasio odds diartikan sebagai perbandingan antara odds seseorang masuk ke kategori tertentu dibandingkan dengan odds seseorang tidak masuk dalam kategori tertentu. Secara matematis hal ini

dirumuskan dengan:

[

[

]

]

(16)

BAHAN DAN METODE

Bahan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari PT. Amerta Indah Otsuka (produsen dan pemasar Pocari Sweat) yang merupakan data hasil survei dari masyarakat Jatabek tahun 2005 yang

dilakukan oleh Frontier Marketing &

Research Consultant sebanyak 300 responden. Teknik penarikan contohnya dilakukan dengan menggunakan multistage sampling, diawali dengan penggerombolan berdasarkan kota (Jakarta, Tanggerang, Bekasi). Dari setiap gerombol tersebut dilakukan penggerombolan kembali berdasarkan wilayah kota dan kemudian dilakukan penarikan contoh secara

purposive.

Adapun peubah-peubah yang diamati adalah sebagai berikut :

• Demografi, diantaranya: X1 = Umur (tahun)

X2 = Jenis kelamin

X3 = Pengeluaran total keluarga

per bulan (juta)

• Penggunaan merek, diantaranya:

X4 = Merek minuman untuk seluruh

kemasan yang paling diingat

X5 = Merek minuman dalam kemasan

kaleng yang paling sering dikonsumsi X6 = Kesan terhadap suatu merek

X7 = Kemungkinan membeli kembali

merek yang sama (loyalitas)

• Tingkat kepuasan atribut, diantaranya: X8 = Rasa

X9 = Aroma

X10 = Komposisi / kandungan

X11 = Menghilangkan dahaga

X12 = Menyegarkan

X13 = Memulihkan stamina

X14 = Manfaatnya sesuai dengan yang

disampaikan (diiklankan) X15 = Tidak ada efek samping

X16 = Menambah tenaga

X17 = Menghilangkan dehidrasi

X18 = Untuk kesehatan

X19 = Dapat diminum kapan saja

X20 = Desain kemasan

X21 = Ketersediaan / mudah didapat

X22 = Bergengsi

X23 = Banyak diminum orang

X24 = Manfaat yang diterima dibanding

harga yang dibayar

X25 = Aroma yang diterima dibanding

harga yang dibayar

X26 = Rasa yang diterima dibanding harga

yang dibayar

X27 = Kepraktisan kemasan dibanding

harga yang dibayar

Peubah umur (X1) dibagi menjadi 4 kelompok

diantaranya : 15-20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, dan 41-50 tahun. Peubah rata-rata

pengeluaran total keluarga per bulan (X3)

merupakan rata-rata pengeluaran total per bulan keluarga responden termasuk semua yang tinggal menetap dalam satu rumah untuk keperluan sehari-hari tetapi tidak termasuk biaya cicilan rumah dan mobil. X3 dibagi menjadi 3 kelompok

diantaranya : Rp. 1.000.001- Rp. 1.800.000, Rp. 1.800.001- Rp. 3.000.000, serta lebih dari Rp. 3.000.000.

Merek minuman seluruh kemasan yang paling

diingat (X4) adalah seluruh merek minuman

dalam kemasan gelas, botol plastik, botol kaca, kaleng, ataupun karton. Sementara itu, kesan terhadap suatu merek (X6) di kelompokkan ke

dalam beberapa kategori diantaranya : 1. Harga terjangkau

2. Mudah didapat dimana-mana

3. Rasanya enak

4. Menyegarkan

5. Tidak menimbulkan efek samping 6. Baik untuk kesehatan

7. Mengganti cairan tubuh

Peluang membeli kembali (X7) adalah

seberapa besar kemungkinan responden untuk tetap mengkonsumsi minuman dalam kemasan kaleng merek yang sama di masa mendatang. Peubah X7 dikelompokkan menjadi dua kategori

yaitu :

0 = kemungkinan kecil (tidak loyal) 1 = kemungkinan besar (loyal)

Sedangkan untuk peubah X8 – X27 merupakan

atribut pada produk minuman kemasan kaleng yang ditanyakan tingkat kepuasannya yang dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu :

0 = tidak puas

1 = puas

Metode

Secara umum metodologi penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis statistika deskriptif untuk

mengetahui karakteristik responden dengan

melibatkan peubah umur (X1), jenis

(17)

kelamin (X2), dan pengeluaran total

keluarga per bulan (X3).

2. Analisis statistika deskriptif dengan

melibatkan peubah merek minuman untuk seluruh kemasan yang paling diingat (X4) untuk menganalisa brand

awareness serta merek minuman kaleng yang paling sering dikonsumsi (X5).

3. Uji Khi-Kuadrat dan tabulasi silang

antara peubah merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi

(X5) dengan peubah merek minuman

yang paling diingat (X4), dan

pengeluaran total keluarga per bulan (X3).

4. Uji Khi-Kuadrat dan tabulasi silang

dengan melibatkan peubah merek minuman kemasan kaleng yang paling

sering dikonsumsi (X5) dan kesan

terhadap suatu merek (X6) untuk

menganalisa brand association.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui asosiasi dari suatu merek yang akan membentuk brand image dan mengetahui persepsi konsumen terhadap keseluruhan atribut yang melekat pada merek tersebut.

5. Uji Khi-Kuadrat dan tabulasi silang

dengan melibatkan peubah merek minuman kemasan kaleng yang paling

sering dikonsumsi (X5) dan

kemungkinan membeli merek yang sama (X7) untuk menganalisa brand

loyalty.

6. Analisis regresi logistik dengan

melibatkan peubah X7 sebagai peubah

tak bebas dengan X8 – X27 sebagai

peubah bebasnya. Analisis ini digunakan untuk menerangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam loyalitas berdasarkan kepuasan yang dialami selama mengkonsumsi minuman tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Responden

Dari total 300 responden, 51% diantaranya berjenis kelamin wanita dan sisanya sebesar 49% berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan untuk usia responden, sebagian besar didominasi oleh responden dengan kelompok umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 43.7%,

kemudian diikuti oleh kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 29%. Untuk kelompok umur 15-20 tahun terdapat 18%, sedangkan 9.3% lainnya berusia 41-50 tahun.

Pria 49% Wanita

51%

Gambar 3 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin 18 43.7 29 9.3 0 10 20 30 40 50

15-20 21-30 31-40 41-50

Gambar 4 Sebaran responden berdasarkan usia

Sehubungan dengan pengeluaran responden, pada Tabel 1 terlihat persentase pengeluaran total per bulan responden didominasi oleh golongan responden yang mempunyai total pengeluaran per bulan sebesar Rp.1.800.001-Rp.3.000.000 serta Rp.1.000.0001-Rp.1.800.000 yaitu sebesar 37% dan 36.7%. Sedangkan 26.3% sisanya mempunyai pengeluaran total per bulan lebih dari Rp.3.000.000.

Tabel 1 Sebaran responden berdasarkan pengeluaran total per bulan

Total Pengeluaran (per bulan)

Frekuensi Persen

Rp.1.000.001-Rp.1.800.000 Rp.1.800.001-Rp.3.000.000 Lebih dari Rp.3.000.000

110 111 79 36.7 37.0 26.3

Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Peran kesadaran merek dalam ekuitas merek tergantung pada tingkat pencapaian kesadaran di benak konsumen, dan dikatakan sempurna bila

(18)

keseluruhan konsumen menempatkan merek tersebut dalam puncak pikirannya sebagai suatu produk tertentu.

Diantara bermacam-macam merek

minuman kemasan, ada empat merek minuman kemasan yang paling diingat responden dibandingkan dengan merek-merek lainnya. Sebagian besar responden (45.3%) menempatkan merek Coca-cola sebagai merek yang paling diingat (top of mind). Diikuti oleh merek Pocari Sweat, Fanta, dan Sprite dengan persentase masing-masing 26.7%, 12.3% dan 9.7%.

Tabel 2 Merek yang paling diingat oleh responden

Merek Frekuensi Persen

Coca-cola Sprite Pocari Sweat F&N Fanta Pepsi Blue Green Sands Calpico YOU.C1000 A&W 7-Up Fruit Tea Extra Joss Ultra Aqua Bear Brand Root Beer Frutang 136 29 80 1 37 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 45.3 9.7 26.7 0.3 12.3 0.7 0.7 0.3 0.3 0.3 0.3 0.7 0.3 0.3 0.7 0.3 0.3 0.3

Total 300 100

Minuman Kemasan Kaleng Yang Paling Sering Dikonsumsi

Hasil studi juga mengungkap merek minuman kemasan kaleng yang biasa dikonsumsi oleh responden beraneka macam seiring dengan banyaknya merek minuman kemasan yang beredar di Indonesia. Dari keseluruhan merek minuman, Pocari Sweat merupakan merek minuman kaleng yang paling banyak dikonsumsi responden (36.7%), diikuti merek Fanta dan Coca-cola yaitu sebesar 23% dan 17.7%. Sementara itu sebesar 8.7% responden menyatakan paling sering mengkonsumsi Sprite. Untuk sebaran merek lainnya disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Merek yang paling sering dikonsumsi

Merek Frekuensi Persen

Coca-cola Sprite Pocari Sweat Fanta Pepsi Blue Green Sand Calpico Mirinda Lipton Ice Tea A&W

Fruit Tea Extra Joss Ena’o Bear Brand Cap Kaki Tiga Lasegar

Go Go Rasa Jeruk

53 26 110 69 6 6 3 1 2 2 9 4 1 2 4 1 1 17.7 8.7 36.7 23.0 2.0 2.0 1.0 0.3 0.7 0.7 3.0 1.3 0.3 0.7 1.3 0.3 0.3

Total 300 100

Peran kesadaran merek pula dapat mempengaruhi seorang konsumen dalam pemilihan merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsinya. Hal ini terlihat pada Tabel 4, berdasarkan uji Khi-Kuadrat yang menghasilkan X2 sebesar 74.292 dengan nilai-p 0.000, yang mengindikasikan bahwa kesadaran merek atau merek yang paling diingat mempunyai hubungan kuat dengan merek minuman kaleng yang paling sering dikonsumsi. Sementara itu untuk peubah umur, jenis kelamin, dan pengeluaran total per bulan yang memiliki nilai-p lebih dari 0.10, tidak berasosiasi dengan peubah merek yang paling diingat.

Tabel 4 Tabel Uji Khi-Kuadrat Merek Yang Paling Diingat

Merek db

Khi-Kuadrat

Nilai-p

Umur 12 16.458 0.171

Jenis Kelamin 4 1.776 0.777

Pengeluaran total per bulan

8 11.598 0.170

Merek yang paling sering dikonsumsi

12 74.292 0.000

Tabulasi silang pada Lampiran 6, menunjukkan bahwa secara umum responden mengkonsumsi merek minuman yang sama dengan merek minuman yang paling diingatnya. Ini bisa dilihat dari persentase terbesar pada profil

(19)

kolom untuk responden yang menyebutkan Coca-cola sebagai merek yang paling diingat (top of mind), mempunyai persentase terbesar megkonsumsi merek yang sama yaitu Coca-cola sebesar 32.4%. Untuk responden yang menyebutkan merek Pocari Sweat sebagai merek yang paling diingatnya, mempunyai persentase terbesar mengkonsumsi merek yang sama yaitu Pocari Sweat sebesar 61.3%. Hal yang sama bisa dilihat untuk merek Fanta. Sedangkan hasil yang berbeda ditunjukkan oleh responden yang menyebutkan merek minuman selain ketiga merek diatas sebagai merek yang paling diingatnya. Responden tersebut justru memilih merek Pocari Sweat untuk dikonsumsi dibandingkan merek lainnya. Tabulasi silang antara peubah merek yang paling diingat dengan peubah umur, jenis kelamin, dan pengeluaran total per bulan disajikan pada Lampiran 3, 4, dan 5.

Tabel 5 Tabel Uji Khi-Kuadrat Merek Yang Paling Sering Dikonsumsi

Merek db

Khi-Kuadrat

Nilai-p

Umur 12 13.601 0.327

Jenis Kelamin 4 3.948 0.413

Pengeluaran total per bulan

8 25.878 0.001

Kemungkinan membeli kembali (loyalitas)

4 17.729 0.001

Selain itu terungkap pula peubah demografi khususnya pengeluaran total keluarga per bulan mempunyai hubungan yang kuat dengan peubah merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi. Hal ini bisa dilihat dari uji Khi-Kuadrat pada Tabel 5 yang

menghasilkan X2 sebesar 25.878 dengan

nilai-p 0.001. Sedangkan untuk peubah demografi lainnya seperti umur dan jenis kelamin tidak berasosiasi dengan peubah merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi. Tabulasi silang antara peubah merek minuman kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan peubah umur dan jenis kelamin disajikan pada Lampiran 7 dan Lampiran 8.

Profil baris tabulasi silang antara peubah merek yang paling sering dikonsumsi dengan peubah pengeluaran total per bulan pada

Lampiran 9, memperlihatkan bahwa untuk responden yang mengkonsumsi Coca-cola mempunyai persentase yang relatif sama besar untuk semua kategori pengeluaran per bulan yaitu sebesar 30.2%, 34%, dan 35.8%. Ini mengindikasikan bahwa responden yang mengkonsumsi Coca-cola berasal dari semua kategori pengeluaran. Untuk merek Sprite, persentase terbesar berasal dari kategori Rp.1.000.001-Rp.1.800.000 yaitu sebesar 69.2%. Artinya untuk yang mengkonsumsi Sprite sebagian besar berasal dari responden dengan pengeluaran total per bulan Rp.1.000.001-Rp.1.800.000. Sedangkan untuk merek Pocari Sweat memiliki persentase yang relatif sama besar pada kategori pengeluaran Rp.1.000.001 – Rp.1.800.000 dan Rp.1.800.001 – Rp.3.000.000 yaitu sebesar 35.5% dan 37.3%. Hal yang sama terjadi untuk merek Fanta dengan persentase 43.5% dan 39.1%. Ini mencerminkan bahwa segmen untuk Pocari Sweat dan Fanta adalah responden dengan pengeluaran total per bulannya sebesar Rp.1.000.001 – Rp.1.800.000 dan Rp.1.800.001 – Rp.3.000.000. Sementara itu segmentasi untuk merek lainnya, persentase terbesar berasal dari responden dengan pengeluaran total per bulan sebesar Rp.1.800.001– Rp.3.000.000 yaitu 52.4%.

Asosiasi Merek (Brand Association)

Uji Khi-Kuadrat pada Tabel 6 menunjukkan bahwa peubah merek yang paling sering dikonsumsi berasosiasi dengan peubah kesan terhadap suatu merek pada taraf nyata 10%. Nilai

X2yang dihasilkan sebesar 122.584dengan nilai-p 0.000. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara kedua peubah kategori tersebut pada taraf nyata 10%.

Tabel 6 Tabel Uji Khi-Kuadrat Kesan Terhadap Merek

Merek db

Khi-Kuadrat

Nilai-p

Umur 18 24.855 0.129

Jenis Kelamin 6 10.513 0.413

Pengeluaran total per bulan

12 8.473 0.747

Merek yang paling sering dikonsumsi

24 122.584 0.000

Sementara itu untuk peubah umur, jenis kelamin, dan pengeluaran total per bulan tidak

(20)

berasosiasi dengan peubah kesan terhadap merek karena memiliki nilai-p lebih dari 0.10. Tabulasi silang antara peubah kesan terhadap merek dengan peubah umur, jenis kelamin, dan pengeluaran total per bulan disajikan pada Lampiran 11, 12, dan 13.

Selanjutnya dari peubah yang nyata, akan diperoleh informasi mengenai kesan yang melekat pada berbagai merek minuman, sehingga dapat dirangkai dan membentuk citra dari suatu merek atau brand image.

Berdasarkan hasil tabulasi silang pada Lampiran 10, profil baris antara peubah merek yang paling sering dikonsumsi dengan peubah kesan terhadap suatu merek menunjukkan bahwa dari responden yang memberi kesan harga yang terjangkau, ada 27.5% (11 dari seluruhnya 40 responden) yang menyatakan merek Pocari Sweat dan Fanta. Kemudian dari responden yang memberi kesan kemudahan dalam membeli ada sekitar 40.4% (23 dari 57 responden) yang menyatakan merek Fanta. Sedangkan untuk yang memberi kesan rasa yang enak, persentase terbesar diperoleh Coca-cola dan merek lain sebesar 28.1% (18 dari 64 responden) dan 29.7% (19 dari 64 responden). Sementara itu dari responden yang memberi kesan menyegarkan, tidak menimbulkan efek samping, baik untuk kesehatan, serta sebagai pengganti cairan tubuh diperoleh merek Pocari Sweat yaitu dengan persentase masing-masing sebesar 60% (27 dari 45 responden), 37.5% (9 dari 24 responden), 54.1% (20 dari 37 responden), dan 93.9% (31 dari 33 responden).

Tabel 7 Tabel Brand Associations

Merek Image

Coca-cola o Rasanya enak

Fanta o Harga terjangkau

o Mudah didapat

Pocari Sweat

o Harga terjangkau

o Menyegarkan

o Tidak menimbulkan efek samping

o Baik untuk kesehatan

o Mengganti cairan tubuh

Lain o Rasa yang enak

Loyalitas Merek (Brand Loyalty)

Berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan minuman kemasan, hasil analisis menyajikan pula uji Khi-Kuadrat pada Tabel 5 antara peubah merek minuman kemasan

kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan peubah kemungkinan membeli kembali merek yang sama (loyalitas) yang digunakan untuk

menganalisa brand loyalty. Uji tersebut

menghasilkan nilai X2 sebesar 17.729 dengan nilai-p 0.001, yang mengindikasikan bahwa kedua peubah tersebut mempunyai hubungan. Selanjutnya dari profil kolom pada tabulasi silang antara peubah merek yang paling sering dikonsumsi dengan peubah kemungkinan membeli kembali merek yang sama (loyalitas) pada Lampiran 14 memperlihatkan untuk merek yang mempunyai loyalitas besar (loyal), persentase terbesar diperoleh merek Pocari Sweat yaitu sebesar 43.6%, kemudian diikuti merek Fanta dan Coca-cola dengan persentase masing-masing sebesar 19.1% dan 16%. Sementara itu untuk merek lainnya disajikan pada Lampiran 14.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemungkinan Membeli Kembali Merek Yang Sama (Loyalitas)

Pembentukan model penuh untuk menerangkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecenderungan pemilihan merek minuman kemasan yang sama (loyalitas) berdasarkan kepuasan yang dialami setelah mengkonsumsi, melibatkan dua puluh peubah penjelas yang menghasilkan statistik-G sebesar 94.034 dan nilai-p sebesar 0.000, sehingga dapat disimpulkan bahwa sedikitnya ada satu βj yang tidak sama dengan nol diantara dua puluh peubah penjelas tersebut pada taraf nyata 10%.

Dengan menggunakan metode stepwise

diperoleh enam peubah yang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pada taraf uji 10%, diantaranya peubah komposisi (X10), menghilangkan dahaga (X11), memulihkan

stamina (X13), bergengsi (X22), banyak diminum

orang (X23), dan kepraktisan kemasan dibanding

harga yang dibayar (X27). Sedangkan peubah

penjelas lainnya tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap loyalitas pada taraf nyata yang sama, sehingga selanjutnya peubah-peubah tersebut direduksi dari model penuh.

Model reduksi yang diperoleh dengan menghilangkan peubah-peubah yang tidak signifikan dari model penuh menghasilkan statistik-G sebesar 88.207 dengan nilai-p 0.000 dan uji secara parsial yang menghasilkan nilai-p yang kurang dari 0.10 untuk semua peubah pada model reduksi, sehingga model ini dapat diterima secara statistika.

(21)

Nilai uji statistik-G yang digunakan untuk membandingkan model penuh (Lampiran 15) dan model reduksi (Lampiran 16) adalah :

G = -2 ((-124.597) – (-121.684)) = 5.826 Disebabkan nilai G diatas lebih kecil dari

X20.1(14) = 21.064, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model reduksi sama baiknya dengan model penuh.

Tabel 8 Nilai rasio odds model reduksi SK 90% Peubah penjelas Dugaan Rasio Odds Lower Upper Komposisi (X10)

3.621 1.714 7.649

Menghilangkan dahaga (X11)

.099 .012 .850

Memulihkan stamina (X13)

5.530 3.071 9.959

Bergengsi (X22)

2.264 1.288 3.981

Banyak diminum orang (X23)

2.603 1.304 5.196

Kepraktisan kemasan dibandingkan harga yang dibayar (X27)

2.538 1.067 6.035

Hasil regresi logistik pada Tabel 8 menunjukkan nilai dugaan rasio odds yang diperoleh untuk peubah komposisi adalah 3.621, artinya kecenderungan untuk loyal pada kondisi puas sebesar 3.621 kali dibanding yang tidak puas dengan selang kepercayaan 90% antara 1.714 dan 7.649. Selang diatas mempunyai arti bahwa dengan keyakinan 90%, nilai rasio odds untuk peubah komposisi akan berada pada selang tersebut.

Batas atas dan batas bawah pada selang kepercayaan rasio odds pada peubah komposisi berada di atas nilai satu, hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya satu satuan peubah komposisi maka peluang konsumen akan membeli kembali merek yang sama (loyal) akan semakin meningkat.

Sedangkan nilai untuk peubah memulihkan stamina mempunyai nilai dugaan rasio odds 5.530 artinya kecenderungan untuk loyal pada kondisi puas sebesar 5.530 kali dibanding yang tidak puas dengan selang kepercayaan

90% antara 3.071 dan 9.959, yang berarti bahwa kita yakin 90% nilai rasio odds untuk peubah diatas akan berada pada selang diatas.

Demikian halnya dengan image suatu produk yang diwakili oleh peubah bergengsi dan banyak diminum orang yang mempunyai dugaan rasio odds masing-masing sebesar 2.264 dan 2.603. Artinya kecenderungan untuk loyal pada kondisi puas untuk kedua peubah diatas sebesar 2.264 dan 2.603 kali dibanding yang tidak puas. Sementara itu untuk peubah kepraktisan kemasan dibanding harga yang dibayar mempunyai dugaan rasio odds sebesar 2.538 yang berarti kecenderungan untuk loyal pada kondisi puas sebesar 2.538 kali dibanding yang tidak puas dengan batas bawah selang kepercayaan 90% yaitu 1.067 dan batas atas bernilai 6.035.

Berbeda dengan kelima peubah di atas, dugaan rasio odds dari peubah menghilangkan dahaga adalah 0.099, dengan selang kepercayaan 90% antara 0.012 dan 0.85. Nilai ini mendekati nilai nol dan tidak mencakup nilai satu pada selang kepercayaannya. Artinya kecenderungan untuk loyal pada kondisi puas sebesar 0.099 kali dibanding yang tidak puas, atau dengan kata lain konsumen yang merasa puas pada merek minuman yang dapat menghilangkan dahaga, cenderung untuk tidak loyal atau memiliki kemungkinan yang kecil untuk kembali membeli merek yang sama.

Hasil di atas tidak sesuai dengan yang diharapkan, artinya secara teori konsumen yang merasa puas terhadap merek minuman yang dapat menghilangkan dahaga harusnya memiliki kemungkinan yang besar untuk membeli kembali merek yang sama atau cenderung untuk loyal. Hal ini terjadi karena menghilangkan dahaga merupakan fungsi mutlak yang harus dimiliki oleh seluruh merek minuman, namun bukan merupakan penentu utama seseorang membeli kembali merek yang sama.

KESIMPULAN

Hasil analisis brand equity pada elemen brand awareness didominasi oleh merek Coca-cola (45.3%). Sedangkan untuk elemen brand loyalty

dimiliki merek Pocari Sweat (43.6%).

Sementara itu pada elemen brand associations

untuk merek Coca-cola adalah rasa yang enak (28.1%). Brand associations untuk merek Fanta adalah harga yang terjangkau (27.5%) dan mudah didapat (40.41%). Sedangkan brand associations

(22)

untuk Pocari Sweat adalah harga yang terjangkau (27.5%), paling menyegarkan (60%), tidak menimbulkan efek samping (37.5%), baik untuk kesehatan (54.1%), dan dapat mengganti cairan tubuh (93.9%).

Umur dan jenis kelamin tidak berasosiasi dengan peubah merek yang paling diingat, merek yang paling sering dikonsumsi, dan kesan terhadap merek.

Sementara itu, melalui analisis regresi logistik diperoleh faktor-faktor yang memberikan pengaruh terhadap loyalitas adalah kepuasan terhadap komposisi, menghilangkan dahaga, memulihkan stamina, bergengsi, banyak diminum orang, dan kepraktisan kemasan dibanding harga yang dibayar.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D. 1997. Manajemen Ekuitas Merek: Memanfaatkan Nilai Dari Suatu Merek. Mitra Utama, Jakarta.

Agresti, Alan. 1990. Categiorical Data Analysis. John Wiley and sons, New York.

Aunudin. 1989. Analisis Data. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Daniel, W. W. 1989. Statistika Non Parametrik Terapan. Terjemahan Alex Trikantjono W. PT. Gramedia, Jakarta.

Durianto, D., dkk. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas Dan Perilau Merek. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hosmer, D. W. & S. Lemeshow. 1989.

Applied Logistic Regression. New York : John Wiley and Sons Inc.

Mattjik,A.A. dan Sumertajaya, I.M. 2002.

Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Rangkuti, F. 2002. The Power of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek Plus Analisis Kasus Dengan SPSS. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(23)
(24)

Lampiran 1 Peubah yang digunakan dalam analisis tabulasi silang dan uji Khi-Kuadrat

Peubah Kategori

X1 Umur (tahun) 15-20 tahun

21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun

X2 Jenis kelamin Laki-laki

Wanita X3 Rata-rata total pengeluaran per bulan

(juta)

Rp.1000.001-Rp.1.800.000 Rp.1.800.001-Rp.3.000.000 Diatas Rp.3.000.000 X4 Merek minuman yang paling diingat Coca-cola

Pocari Sweat Fanta Lainnya X5 Merek minuman kemasan kaleng

yang paling sering dikonsumsi

Coca-cola Sprite Pocari Sweat Fanta Lainnya

X6 Kesan terhadap suatu merek Harga terjangkau

Mudah didapat dimana-mana Rasanya enak

Menyegarkan

Tidak menimbulkan efek samping Baik untuk kesehatan

Mengganti cairan tubuh

Lampiran 2 Peubah yang digunakan dalam analisis regresi logistik

Peubah Kategori

Peubah bebas

X7 Kemungkinan membeli kembali 0 = kecil (tidak loyal) 1 = besar (loyal) X8 Rasa

X9 Aroma

X10 Komposisi / kandungan X11 Menghilangkan dahaga X12 Menyegarkan

X13 Memulihkan stamina

X14 Manfaatnya sesuai dengan yang disampaikan (diiklankan) X15 Tidak ada efek samping

X16 Menambah tenaga X17 Menghilangkan dehidrasi X18 Untuk kesehatan

X19 Dapat diminum kapan saja X20 Desain kemasan

X21 Ketersediaan / mudah didapat X22 Bergengsi

X23 Banyak diminum orang

X24 Manfaat yang diterima dibanding harga yang dibayar X25 Aroma yang diterima dibanding harga yang dibayar X26 Rasa yang diterima dibanding harga yang dibayar Peubah

tak bebas

X27 Kepraktisan kemasan dibanding harga yang dibayar

0 = tidak puas 1 = puas

(25)

Lampiran 3 Tabulasi silang antara merek yang paling diingat dengan umur

Umur Merek Yang

Paling Diingat 15-20 21-30 31-40 41-50 Total

Coca Cola 25 62 41 8 136

Sprite 3 14 10 2 29

Pocari Sweat 11 37 19 13 80

Fanta 9 12 11 5 37

Lain 6 6 6 0 18

Total 54 131 87 28 300

Lampiran 4 Tabulasi silang, antara merek yang paling diingat dengan jenis kelamin Jenis Kelamin

Merek Yang

Paling Diingat Laki-laki Wanita Total

Coca Cola 71 65 136

Sprite 14 15 29

Pocari Sweat 39 41 80

Fanta 15 22 37

Lain 8 10 18

Total 147 153 300

Lampiran 5 Tabulasi silang antara yang paling diingat dengan pengeluaran total per bulan Pengeluaran Total per Bulan

Merek Yang Paling Diingat

Rp 1.000.001- Rp 1.800.000

Rp 1.800.001- Rp 3.000.000

Lebih dari Rp 3.000.000

Total

Coca Cola 51 47 38 136

Sprite 17 10 2 29

Pocari Sweat 24 30 26 80

Fanta 12 16 9 37

Lain 6 8 4 18

Total 110 111 79 300

(26)

Lampiran 6 Tabulasi silang, profil baris, dan profil kolom antara merek kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan merek yang paling diingat

Merek Yang Paling Diingat Merek Yang Paling

Sering Dikonsumsi Coca-cola Pocari Sweat Fanta Lain Total

44 5 1 3 53

0.830 0.094 0.019 0.057 0.324 0.063 0.027 0.064 Coca-cola

0.147 0.017 0.003 0.010 0.177

11 5 1 9 26

0.423 0.192 0.038 0.346 0.081 0.063 0.027 0.191 Sprite

0.037 0.017 0.003 0.030 0.087

36 49 9 16 110

0.327 0.445 0.082 0.145 0.265 0.613 0.243 0.340 Pocari Sweat

0.120 0.163 0.030 0.053 0.367

28 15 17 9 69

0.406 0.217 0.246 0.130 0.206 0.188 0.459 0.191 Fanta

0.093 0.050 0.057 0.30

0.230

17 6 9 10 42

0.405 0.143 0.214 0.238 0.125 0.075 0.243 0.213 Lain

0.057 0.020 0.030 0.033 0.140

136 80 37 47

Total

0.453 0.267 0.123 0.157 300

Lampiran 7 Tabulasi silang antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan umur

Umur Merek Yang Paling

Sering Dikonsumsi 15-20 21-30 31-40 41-50 Total

Coca Cola 9 24 16 4 53

Sprite 5 11 7 3 26

Pocari Sweat 15 51 34 10 110

Fanta 12 24 25 8 69

Lain 13 21 5 3 42

Total 54 131 87 28 300

Lampiran 8 Tabulasi silang antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan jenis kelamin

Jenis Kelamin Merek Yang Paling

Sering Dikonsumsi Laki-laki Wanita Total

Coca Cola 27 26 53

Sprite 10 16 26

Pocari Sweat 60 50 110

Fanta 29 40 69

Lain 21 21 42

Total 147 153 300

(27)

Lampiran 9 Tabulasi silang, profil baris, dan profil kolom antara merek yang paling sering dikonsumsi dengan pengeluaran total per bulan

Pengeluaran Total per Bulan Merek Yang Paling

Sering Dikonsumsi Rp.1000.001-Rp.1.800.000

Rp.1.800.001-Rp.3.000.000

Lebih dari Rp.3.000.000

Total

16 18 19 53

0.302 0.340 0.358 0.145 0.162 0.241 Coca-cola

0.053 0.060 0.063 0.177

18 3 5 26

0.692 0.115 0.192 0.164 0.027 0.063 Sprite

0.060 0.010 0.017 0.087

39 41 30 110

0.355 0.373 0.273 0.355 0.369 0.380 Pocari Sweat

0.130 0.137 0.100 0.367

30 27 12 69

0.435 0.391 0.174 0.273 0.243 0.152 Fanta

0.100 0.090 0.040 0.230

7 22 13 42

0.167 0.524 0.310 0.064 0.198 0.165 Lain

0.023 0.073 0.043 0.140 110 111 79 Total

0.367 0.370 0.263 300

(28)

Lampiran 10 Tabulasi silang, profil baris, dan profil kolom antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan kesan terhadap merek tersebut

Merek Yang Paling Sering Dikonsumsi

Kesan

Coca-cola

Sprite Pocari

Sweat Fanta Lain Total

9 3 11 11 6 40

0.225 0.075 0.275 0.275 0.150 0.170 0.115 0.100 0.159 0.143 Harga terjangkau

0.030 0.010 0.037 0.037 0.020 0.133

11 10 7 23 6 57

0.193 0.175 0.123 0.404 0.105 0.208 0.385 0.064 0.333 0.143 Mudah didapat

dimana-mana

0.037 0.033 0.023 0.077 0.020 0.190

18 7 5 15 19 64

0.281 0.109 0.078 0.234 0.297 0.340 0.269 0.045 0.217 0.452 Rasanya enak

0.060 0.023 0.017 0.05 0.063 0.213

4 5 27 4 5 45

0.089 0.111 0.600 0.089 0.111 0.075 0.192 0.245 0.058 0.119 Menyegarkan

0.013 0.017 0.090 0.013 0.017 0.150

5 1 9 6 3 24

0.208 0.042 0.375 0.250 0.125 0.094 0.038 0.082 0.087 0.071 Tidak menimbulkan efek

samping

0.017 0.003 0.030 0.020 0.010 0.080

6 0 20 8 3 37

0.162 0.000 0.541 0.216 0.081 0.113 0.000 0.182 0.116 0.071 Baik untuk kesehatan

0.020 0.000 0.067 0.267 0.010 0.123

0 0 31 2 0 33

0.000 0.000 0.939 0.061 0.000 0.000 0.000 0.282 0.029 0.000 Mengganti cairan tubuh

0.000 0.000 0.103 0.007 0.000 0.110

53 26 110 69 42 300

Total

0.177 0.087 0.367 0.230 0.140

Lampiran 11 Tabulasi silang antara kesan terhadap suatu merek dengan umur

Umur Kesan

15-20 21-30 31-40 41-50 Total

Harga terjangkau 10 18 10 2 40

Mudah didapat

dimana-mana 6 22 22 7 57

Rasanya enak 16 29 15 4 64

Dapat menghilangkan

haus/menyegarkan 6 18 18 3 45

Tidak menimbulkan efek

samping 7 10 4 3 24

Baik untuk kesehatan 7 16 7 7 37

Mengganti cairan tubuh 2 18 11 2 33

Total 54 131 87 28 300

(29)

Lampiran 12 Tabulasi silang antara kesan terhadap suatu merek dengan jenis kelamin Jenis Kelamin

Kesan

Laki-laki Wanita Total

Harga terjangkau 24 16 40

Mudah didapat

dimana-mana 28 29 57

Rasanya enak 22 42 64

Dapat menghilangkan

haus/menyegarkan 25 20 45

Tidak menimbulkan efek

samping 15 9 24

Baik untuk kesehatan 16 21 37 Mengganti cairan tubuh 17 16 33

Total 147 153 300

Lampiran 13. Tabulasi silang antara kesan terhadap suatu merek dengan pengeluaran total per bulan

Pengeluaran Total per Bulan Kesan Rp 1.000.001-

Rp 1.800.000

Rp 1.800.001- Rp 3.000.000

Lebih dari Rp 3.000.000

Total

Harga terjangkau 14 15 11 40

Mudah didapat

dimana-mana 28 18 11 57

Rasanya enak 20 24 20 64

Dapat menghilangkan

haus/menyegarkan 16 18 11 45

Tidak menimbulkan efek

samping 9 9 6 24

Baik untuk kesehatan 15 14 8 37

Mengganti cairan tubuh 8 13 12 33

Total 110 111 79 300

Lampiran 14 Tabulasi silang dan profil kolom antara merek minuman kemasan kaleng yang paling sering dikonsumsi dengan kemungkinan membeli kembali (loyalitas)

Kemungkinan Membeli Kembali (Loyalitas) Merek Yang

Paling Sering

Dikonsumsi Kecil (tidak loyal) Besar (loyal)

Total

17 36 53

Coca-cola

0.227 0.160 0.177

8 18 26

Sprite

0.107 0.080 0.087

12 98 110

Pocari Sweat

0.160 0.436 0.367

26 43 69

Fanta

0.347 0.191 0.230

12 30 42

Lain

0.160 0.133 0.140

75 225 Total

0.250 0.750 300

(30)

Lampiran 15 Hasil analisis regresi logistik model penuh

Peubah B Wald Nilai-P

X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 Constant -.079 -.073 1.244 -2.051 .697 1.393 .170 -.463 .350 .647 -.472 .202 -.011 .218 .813 .865 -.061 -.011 -.763 1.373 -1.320 .012 .018 5.378 2.028 .901 7.120 .105 .758 .549 2.088 .822 .063 .001 .141 5.233 3.501 .010 .000 .890 4.606 .661 .914 .893 .020 .154 .343 .008 .746 .384 .459 .148 .365 .801 .979 .707 .022 .061 .920 .983 .345 .032 .416 Statistik-G Nilai-P Log-likelihood

= 94.034 = 0.000 = -121.684

Lampiran 16 Hasil regresi logistik model tereduksi dengan metode stepwise

SK 90%

Peubah B S.E. Wald Nilai-P Rasio

Odds Lower Upper

X11 X12 X14 X23 X24 X28 Constant 1.287 -2.308 1.710 .817 .957 .931 -.803 .455 1.304 .358 .343 .420 .527 1.256 8.013 3.131 22.873 5.677 5.183 3.129 .409 .005 .077 .000 .017 .023 .077 .523 3.621 .099 5.530 2.264 2.603 2.538 .448 1.714 .012 3.071 1.288 1.304 1.067 7.649 .850 9.959 3.981 5.196 6.035 Statistik-G Nilai-P Log-likelihood

= 88.207 = 0.000 = -124.597

Gambar

Gambar 1. Konsep Brand Equity (Aaker, 1997)
tabel X2 yang
Gambar 4  Sebaran  responden berdasarkan usia
Tabel  2  Merek   yang   paling  diingat  oleh responden
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya , maka hasil penelitian dari perbedaan pengaruh kelompok fartlek dan jogging terhadap

Hasil penelitian menggunakan uji statistik uji chi square menunjukkan bahwa hasil p = 0,006 (< 0,05) ini berarti terdapat hubungan antara paparan debu dengan

Karena nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel (57,779>2,397) atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 5% (0,000<0,050), maka hipotesis H0 ditolak dan

Bennet menyebut fenomena yang diperluas ini dengan sebutan transition shock, suatu konsekuensi alamiah yang disebabkan ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan

Pada aspek afektif, untuk masing-masing model pembelajaran (LC7E-BBL, LC7E, dan konvensional) diperoleh hasil bahwa siswa dengan SE tinggi mempunyai aspek afektif

Menurut Zeller (1994) persyaratan nilai jaminan dapat menghalangi UMKM dalam mengajukan kredit. Selain itu, periode pelunasan pinjamam tidak diamati sebagai variabel

Permasalahan yang ada adalah bagaimana pengelola embung bisa mendatangkan pengunjung lebih banyak, tantangan lain bagi pengelola adalah menjadikan desa wisata yang dapat menjadi

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, berusaha mendeskripsikan atau menggambarkan bagaimana