• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK

BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh I KETUT HERTA Skripsi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

(2)

ABSTRAK

PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK

BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH KABUPATEN LAMPUNG

TENGAH Oleh

I KETUT HERTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Fartlek dan latihan Jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sampel sebanyak 22 orang yang di ambil secara random. Teknik pengumpulan data menggunakan tes cooper. Analisis data menggunakan uji –t.

Hasil penelitian menunjukan bahwa :

1. Terdapat pengaruh fartlek terhadap peningkatan vo2 max (t hitung = 11,463 > t tabel = 2,22 atau nilai Sig. 0,000< 0,05).

2. Terdapat pengaruh jogging terhadap peningkatan vo2 max (t hitung = 8,303 > t tabel = 2,22 atau nilai Sig. 0,000 <0,05).

3. Latihan fartlek lebih baik dibandingkan dengan latihan jogging Kata Kunci : fartlek, jogging, vo2 max.

(3)

PERBEDAAN PENGARUH FARTLEK DAN JOGGING TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX TIM SEPAK

BOLA SMA NEGERI 1 KOTA GAJAH KABUPATEN LAMPUNG

TENGAH

Oleh

I KETUT HERTA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di seputih raman kabupaten lampung tengah provinsi lampung pada hari senin tanggal 5 juni 1994 dari

pasangan bapak made sutika dan ibu nyoman satri. Penulis adaah anak keempat dari empat bersaudara

Penulis menyelesaikan studi pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Rama Dewa Lampung Tengah pada tahun 2006, dilanjutkan ke tingkat sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Kota Gajah pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas SMA NEGERI 1 Kota Gajah pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Penjaskesrek Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, melalui jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP).

Selama penulis menempuh pendidikan dari mulai sekolah dasar hingga menjadi mahasiswa penulis juga sering mengikuti beberapa kejuaraan olahraga mulai dari tingkat Provinsi maupun Kabupaten seperti :

1. Juara 1 kompetisi Sepak Bola Liga MEDCO U-15 Zona Lampung 2. Juara 2 Open Turnamen Sepak Bola SMA Se- Kabupaten di Purbolinggo 3. Pemain terbaik Open Turnamen Sepak Bola SMA Se- Kabupaten di

Purbolinggo

4. Juara 2 sepak bola mini pada O2SN di Poncowati tahun 2008

5. Juara 2 turnamen Sepak Bola MKKS-SMA Se- Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2010

6. Juara 1 lempar cakram kegiatan hut RI Antar SMA Se kabupaten Lampung Tengah tahun 2010

Pada tahun 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di SD Negeri 1 Sumber Agung Kecamatan Negeri Ratu Kabupaten Pesisir Barat

(8)

MOTTO

“ mereka yang hanya memujaKU saja dan tidak memikirkan yang lainnya. AKU akan memeberikan segala apa yang mereka tidak punya dan KU

lindungi segala apa yang mereka miliki” (bhagawad gita, adiyaya 4 sloka 33)

“Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada ketakutanmu”

(9)

PERSEMBAHAN

Dengan segenap cinta kasih dan rahmat Tuhan, kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta terkasih dan tersayang I Made Sutika dan Ni Nyoman Satri yang senantiasa mendoakan, membimbing dan bersabar menantikan kelulusanku.

2. Kakak-kakak ku tersayang Ni Putu Linda Liana, Ni Made Leni Ana, dan I Komang Hariana

3. Sahabat-sahabat dan teman teman terbaikku

4. Almamater Tercinta yang ku banggakan serta khususnya mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2012 yang tak terlupakan

(10)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ya Tuhan waktu yang kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, kebersujud dihadapan Mu, Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awal perjuanganku Astungkara....Astungkara... Astungkara.... Swaha....

Skripsi dengan judul “Perbedaan Pengaruh Fartlek dan Jogging Terhadap Peningkatan VO2 Max Tim Sepak Bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Selama penulisan skripsi ini dan selama menjadi mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, penulis mendapatkan bimbingan, bantuan, dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

.

1. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Marta Dinata, M.pd selaku Pembahas yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta kepercayaan kepada penulis

5. Bapak Drs Frans Nurseto, M.Psi selaku Pembimbing pertama sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

6. Bapak Drs. Heru Sulistianta, S.pd. M.Or selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis 7. Bapak /Ibu Dosen dan karyawan Program Studi Penjaskes yang telah

memberikan pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi 8. Guru-guru dan Staf SMA Negeri 1 Kota Gajah, Lampung Tengah yang

(11)

9. Ayah dan Ibuku tersayang yang mengasuh, mendidik dan memberi semangat serta doa kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku

10. Kakak-kakak penulis Ni Putu Linda, Ni Made Leni dan I Komang Hariana yang senantiasa memberi semangat kepada penulis ssat menyelesaikan studi

11. Teman Teristimewaku Nindia Sartika Dewi yang selalu meluangkan waktu dan perhatiannya serta membantu suka maupun duka dan memberi semangat yang luar biasa saat penulis menjalani dan menyelesaikan studinya

12. Sahabat-sahabatku Nindia sartika Dewi, Komang Tri Herdiana, Putu Arista, Wayan Hevin dan Aseng, Terimakasih atas persahabatan, kekeluargaan, doa, motivasi serta kebersamaan kita selama lima tahun ini. Terimakasih skripsi ini kupersembahkan untu kalian

13. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuanganku M. Reza, Indianto, Khabib Ali, Andra AlJunaedi, Dwi Aprilianto, yang senantiasa memberikan warna disetiap kebersamaan, hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan bantuan dari kalian, terimakasih selalu menemani dalam setiap kesulitan dan selalu ada dalam suka maupun duka

14. Sahabat-sahabat dari UKM Sepak Bola Unila, Thia Gopar, Khabib, Andra, Dani, Ardi, Togar dan teman-teman lain nya kalian adalah obat penghiburku dalam keadaan terjatuh terimakasih semangat dan doa kalian selama penulis menyelesaikan studi ini

15. Sahabat-sahabat kecilku, Newi, Riyan, Nanok, Bajel, Pamor, Dek Kus. Kini giliranku untuk mengejar mimpi-mimpi yang kita rangkai bersama terimakasih sudah memberikan kenangan masa kecil yang penuh cerita dan kebersamaan yang melebihi keluarga

16. Kepada teman-teman angkatan 2012 Penjaskesrek, terimakasih kebersamaan, kekompakan dan kekeluargaan yang kita jalani selama kurang dan lebih tiga tahun ini, banyak hal yang didapat dan banyak pelajaran yang bisa diambil selama menjalani masa studi bersama kalian 17. Teman-teman KKN Sd Negeri 1 Sumber Agung Kec. Negeri Ratu Pesisir

Barat, Soraya, Rini Rahma, Novika, Gia Anggun W, Lisa Arfina, Cici, Wulan, Fera. Yang telah menjadi bagian dari keluarga selama dua bulan saat belajar mengajar KKN dan PPL terimakasih atas kenangan, kebersamaan, doa selama menjalani studi di Universitas Lampung. Dan untuk murid ku tersayang Erik, Wulan Dari, Kadek Gita, Komang Pety dan Rangga yang ikut memberikan doa dan semangat selama menjalani pembuatan skripsi ini

18. Bapak Peratin Desa Negeri Ratu Ngambur, Bapak Hermansyah dan ibuk Pertin serta anak anaknya Wulan, Yola, Keyla yang memberi semangat saat membuat skripsi ini.

19. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(12)

Semoga Tuhan selalu memberikan balasan yang lebih besar untuk Bapak, Ibu, dan Teman-teman semuanya. Hanya ucapan terimaksih dan doa yang bisa penulis berikan. Kritik dan saran selalu terbuka untuk menjadi ksempurnaan di masa yang akan datang. Semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung , 02 Maret 2016 Penulis,

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 3 C. Pembatasan Masalah ... 4 D. Rumusan Masalah ... 4 E. Tujuan Penelitian ... 5 F. Manfaat Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Latihan ... 6

B. Latihan Fartlek ... 8

C. Latihan Jogging ... 13

D. Pengertian Vo2 Max ... 15

E. Kerangka Berpikir ... 22

F. Hipotesis Penelitian ... 24

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Desain Penelitian ... 25

B. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 26

C. Populasi Penelitian ... 26

D. Sampel Penelitian ... 26

E. Variabel Penelitian ... 27

F. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ... 27

G. Prosedur Penelitian ... 28

H. Teknik Analisis Data ... 30

(14)

xiii

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 35

1. Deskripsi Data ... 35

2. Uji Prasyarat ... 38

B. Pengujian Hipotesis ... 41

C. Pembahasan ... 46

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai Standar Vo2max Pria ... 17

Tabel 2. Jadwal Program Latihan Kelompok Jogging dan fartlek ... 35

Tabel 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 36

Tabel 4. Uji Normalitas Data Dengan Kolmogorov-Smirnov ... 39

Tabel 5. Uji Homogenitas ... 40

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Pengaruh ... 41

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Variasi Latihan Fartlek ... 13

Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 25

Gambar 3. Disain Penelitian Vo2 Max ... 26

Gambar 4. Diagram Batang Fartlek ... 37

Gambar 5. Diagram Batang Jogging ... 37

Gambar 6. Perbandingan Hasil Tes Awal ... 38

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas ... 54

Lampiran 2. Surat Balasan Dari Tempat Penelitian ... 55

Lampiran 3. Perbandingan Perlakuan ... 56

Lampiran 4. Data Penelitian ... 57

Lampiran 5. Perhitungan Standar Deviasi ... 58

Lampiran 6. Uji Normalitas ... 59

Lampiran 7. Homogenitas ... 60

Lampiran 8. Hipotesa 1 ... 61

Lampiran 9. Hipotesa 2 ... 62

Lampiran 10. Hipotesa 3 ... 63

Lampiran 11. Tabel Uji T ... 64

Lampiran 12. Program Latihan ... 65

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga sangat bermanfaat untuk kesehatan secara umum, karena dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperlambat kemunduran status kebugaran seseorang akibat penuaan, penyakit, dan lingkungan. Olahraga yang teratur, dapat meningkatkan fungsi dari jantung, pernafasan, dan otot. Olahraga apapun jenisnya tak lepas dari kebutuhan akan kesegaran jasmani yang baik. Salah satu unsur dari kesegaran jasmani adalah daya tahan.Daya tahan adalah kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta latihan untuk mengambil oksigen kemudian mendistribusikannya ke jaringan yang aktif untuk digunakan pada pada proses metabolisme tubuh. Pada dasarnya ada dua macam ketahanan, yaitu aerobik dan anerobik. Ketahanan aerobik mendominasi olahraga yang menuntut energi untuk waktu yang lama dan tidak menimbulkan hutang oksigen, contoh: dayung, sepakbola. Sedangkan ketahanan anerobik terdapat pada olahraga yang menggunakan energi yang banyak dalam waktu yang singkat yang menimbulkan hutang oksigen, contoh: lari sprint, angkat besi

(19)

2

Pengukuran ketahanan daya tahan dapat dilakukan dengan mengukur nilai komsumsi oksigen maksimal Vo2 Max adalah jumlah terbanyak oksigen yang dapat digunakan dalam suatu latihan yang maksimal, menggunakan seluruh tubuh, dan diukur pada ketinggian yang setara dengan permukaan air laut.Nilai Vo2 Max dapat dipengaruhi oleh genetik, jenis kelamin, usia, dan aktifitas (latihan). Sebelum usia pubertas, anak laki-laki dan perempuan memiliki nilai Vo2 Max yang tidak jauh berbeda, tapi setelah itu anak perempuan jauh tertinggal. Rata-rata remaja perempuan memiliki nilai Vo2 Max antara 15 hingga 25% lebih kecil dari remaja pria, walaupun terdapat pendapat lain yang menunjukkan perbedaan 20-37%.

Dalam dunia olahraga daya tahan memiliki peran yang sangat penting pada setiap cabang olahraga gerak. Sepak bola merupakan olahraga yang paling dominan dalam penggunaan kekuatan daya tahan. Banyak tim sepak bola memiliki tingkat daya tahan ( vo2 max) yang rendah. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurang terprogramnya sistem latihan yang baik, minimnya kejuaraan yang dilaksanakan, latihan yang kurang tepat dalam meningkatkan daya tahan ( vo2 max ).

Keunggulan seorang atlet terletak pada kemampuan menyediakan oksigen sesuai keperluannya. Atlet yang kebugarannya baik mempunyai nilai vo2 max yang lebih tinggi dan dapat melakukan aktifitas lebih kuat daripada atlet yang memiliki daya tahan yang rendah, sehingga unsur vo2 max dalam olahraga adalah salah satu faktor yang menentukan.

(20)

3

Latihan yang di pergunakan sebagai penelitian adalah fartlek dan jogging. Latihan yang tepat hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Menurut Sukadiyanto (2010: 21) prinsip-prinsip latihan tersebut meliputi: (1) kesiapan, (2) individual, (3) adaptasi, (4) beban berlebih, (5) progresif, (6) spesifik, (7) variasi, (8) pemanasan dan pendinginan, (9) latihan jangka panjang, (10) prinsip berkebalikan, (11) tidak berlebihan, dan (12) sistematik.

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tim Sepak Bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Tempat penelitian yaitu di Lapangan Sepak Bola Kota Gajah. Tujuanya melakukan fartlek dan jogging adalah untuk meningkatkan Vo2 max antara lain dapat diketahui dengan tes Cooper dengan lari 2,4 Km.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui perbedaan pengaruh fartlek dan jogging terhadap peningkatan Vo2 max.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifkasi masalah sebagai berikut:

1. VO2 Max merupakan unsur utama dalam olahraga khususnya sepak bola.

2. Kurang terprogramnya latihan yang baik dalam peningkatan vo2 max. 3. Minimnya kejuaraan sepak bola yang dilaksanakan sehingga membuat

(21)

4

4. Latihan yang dilakukan oleh tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah tidak begitu efektif dalam peningkatan vo2 max

5. Tingkat vo2 max (daya tahan) tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah dapat dianggap lemah, hal tersebut terlihat dari penerapan sistem program latihan yang dilaksanakan.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya kemampuan, tenaga, biaya dan waktu, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh fartlek dan jogging terhadap peningkatan vo2 max.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Apakah ada pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah ? 2. Apakah ada pengaruh latihan jogging terhadap peningkatan vo2 max tim

sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah ? 3. Apakah latihan fartlek lebih baik dibandingkan dengan latihan jogging

dalam peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah ?

(22)

5

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh fartlek terhadap peningkatan vo2 max.

2. Untuk mengetahui pengaruh jogging terhadap peningkatan vo2 max

3. Untuk mengetahui kelompok manakah yang memiliki rata-rata vo2 max lebih tinggi di antara kelompok yang diberi perlakuan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran di bidang kesehatan

kepada khalayak umum bahwa begitu besarnya manfaat olahraga dalam hal ini latihan terhadap kesehatan, diantaranya menjaga vo2 max.

2. Dapat memberikan tanggapan yang positif terutama kepada siswa yang memilih latihan dan tentang manfaat yang bisa didapat dari kedua latihan tersebut.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Latihan

Istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Indonesia yaitu latih. Menurut Iriyanto (2002: 11-12) bahwa latihan adalah proses pelatihan yang dilaksanakan secara teratur, terencana, menggunakan pola dan sistem tertentu, metodis serta berulang seperti gerakan yang semula sukar dilakukan, kurang koordinatif menjadi semakin mudah dan otomatis, sehingga gerak menjadi efesien dan itu harus dilakukan berulang kali.

Pengertian latihan yang berasal dari kata latih adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam penyempurnaan geraknya. Latihan dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu sesi latihan atau satu sesi tatap muka, dan pada umumnya berisikan (1) pembukaan/pengantar latihan, (2) pemanasan (warming up), (3) latihan inti, (4) latihan tambahan (suplemen), (5) cooling down/penutup. Latihan yang dimaksudkan adalah materi dan bentuk latihan yang ada latihan inti dan latihan tambahan (suplemen).

(24)

7

Pengertian latihan yang berasal dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Dengan demikian pengertian latihan yang berasal dari kata trining dapat disimpulkan sebagai suatu proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, menggunakan metode, dan aturan pelaksanaan dengan pendekatan ilmiah, memakai prinsip pendidikan yang terencana dan teratur, sehingga tujuan latihan dapat tercapai tepat pada waktunya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas utama dalam latihan adalah menggali, menyusun, dan mengembangkan konsep berlatih melatih dengan memadukan antara pengalaman praktis dan pendekatan keilmuwan, sehingga proses berlatih melatih dapat berlangsung tepat, cepat, efektif, dan efisien.

Menurut Sukadiyanto (2010: 11) proses latihan tersebut selalu bercirikan antara lain:

a) Suatu proses untuk mencapai tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu (pentahapan), serta memerlukan perencanaan yang tepat dan cermat.

b) Proses latihan harus teratur dan bersifat progresif. Teratur maksudnya latihan harus dilakukan secara ajeg, maju, dan berkelanjutan.

(25)

8

Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi latihan diberikan dari yang mudah ke yang sukar.

c) Pada setiap satu kali tatap muka harus memiliki tujuan dan sasaran. d) Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar

pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relatif permanen. e) Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang

direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan, kompleksitas gerak, dan penekanan pada sasaran latihan.

B. Latihan Fartlek 1. Pengertian fartlek

Fartlek atau speed play yang diciptakan oleh Gosta Halmer adalah suatu sistem pelatihan endurance, yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan, atau memelihara kondisi tubuh seseorang (Harsono, 1988: 155). Latihan Fartlek merupakan Variasi dari latihan interval. Latihannya dilakukan dengan lari sprint pendek, speed play, naik turun bukit, dan berbagai variasi berlari. Berlatih naik turun bukit bagus efeknya terhadap :

1. Pengembangan keterampilan tehnik, 2. Kekuatan ,

3. Daya tahan

(26)

9

Dengan latihan fartlek dalam pengembangan keterampilan dapat meningkatkan Penguasaan keterampilan tehnik karena sangat ditentukan oleh tingkat kondisi fisik yang dimiliki,dengan kata lain bahwa tanpa kondisi fisik yang baik tidak mungkin tehnik dapat ditingkatkan serta latihan ini juga dapat berpengaruh terhadap kesiapan mental. Fartlek merupakan salah satu bentuk latihan yang sangat baik untuk mengembangkan daya tahan hampir pada semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan dan Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan ini berasal dari Swedia yang berarti “speed play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintangan dengan lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya. Fartlek diciptakan oleh Gosta Holmer dari Swedia dan disebut juga speed play dalam yunyun dkk (2008:3.10),yaitu suatu sistem latihan endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan, atau memelihara kondisi fisik seseorang. Fartlek atau speed play biasanya dilakukan dialam terbuka yang diawali dengan lari lambat-lambat dan kemudian diselingi lari cepat jarak pendek (sprint). Selanjutnya diteruskan dengan jogging dan lari jarak menengah dengan tempo sedang, diselingi dengan jogging dan sprint begitu seterusnya. Dengan demikian tempo lari berubah-ubah sesuai dengan kemampuan kondisi fisik yang bersangkutan.

(27)

10

Dalam latihan itu sipelaku dapat menentukan sendiri intensitas dan lamanya latihan sesuai dengan kemampuannya.

2. Objektif Latihan Fartlek

1) Meningkatkan dan menguatkan daya tahan kardiovaskular.

2) Membina daya tahan dan meningkatkan kekuatan otot serta meningkatkan cara untuk melakukan aktivitas pada tahap yang tinggi. 3) Meningkatkan cara bekerja atau berlari di tahap yang lebih tinggi

dalam jangka masa yang lama.

4) Meningkatkan cara untuk menghindarkan kelesuan serta menghilangkan kebosanan latihan.

5) Memberi kesempatan pada tubuh badan beristirahat sebelum menjalankan aktivitas yang lain.

6) Meningkatkan cara untuk pulih dengan cepat dari aktivitas yang berat. 7) Dapat meningkatkan cara penggunaan tenaga yang tinggi.

3. Prinsip – Prinsip Latihan Fartlek

1) Jangan berlari sehingga tidak berupaya. Peserta tidak digalakkan berlari sehingga terlalu penat.

2) Jangan beristirahat sehingga pulih 100% atau tidak boleh beristirahat pasif tetapi hendaklah beristirahat aktif seperti belari perlahan – lahan atau berjalan.

(28)

11

3) Aktivitas yang dirancang hendaklah berkaitan dengan aktivitas meregang otot, aktivitas berintensitas tinggi dan aktivitas yang boleh menaikkan tekanan darah.

4) Latihan fartlek adalah latihan aerobik yaitu kebolehan seseorang melakukan sesuatu pergerakan fisik berterusan tanpa cepat lelah. 5) Latihan hendaklah progresif dan dijalankan pada satu jangka masa

atau masa yang melibatkan sebahagian besar otot – otot badan.

4. Kelebihan Latihan Fartlek

a) Latihan ini dapat memenuhi keperluan dari segi intensitas ulangan, lanjutan dan istirahat

b) Perubahan dan masa berlari akan melambatkan kelelahan

c) Objektif untuk daya tahan kardiovaskular tercapai dalam masa yang singkat

d) Tempat latihan kesukaan mereka agar tidak menjenuhkan e) Membina lebih banyak daya tahan dan kekuatan

f) Mengutamakan lari berkelompok dalam latihan, dengan ini peserta tidak merasa cepat lelah

5. Kelemahan Latihan Fartlek

a) Tenaga yang berlebihan untuk latihan fartlek yaitu berlari dalam keadaan bebas dan tekanan yang rendah tidak dapat menentukan prestasi peserta. Sebaiknya latihan itu mesti berkaitan dengan

(29)

12

kesesuaian pertandingan yaitu jarak mesti ditentukan, berterusan dan kecepatanya mesti selaras.

b) Susah untuk mendapatkan tempat yang sesuai untuk menjalani latihan c) Lari berkumpul ini ada membawa kebaikan dan keburukkan. Tetapi

lebih banyak keburukkan kepada peserta yang telah lama menjalani latihan ini kerana beliau terpaksa berlari bersama – sama peserta baru yang tiada pengalaman.

6. Variasi Latihan Fartlek

Peneliti dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan. Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmes) :

1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit 2. Kecepatan yang konstan dan cukup tinggi 3. Jalan cepat (istirahat aktif)

4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprint)

5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat 6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi, lari cepat selama 1 menit

(30)

13

Gambar 1. Variasi Latihan Fartlek

Sumber: Suherman. 2007. Latihan fartlek .-http//sporttraining. wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 agustus 20015

C. Latihan Jogging 1. Pengertian Jogging

Menurut Dr George Sheehan mendefinisikan jogging sebagai kegiatan berlari lebih lambat dari 6 mph (10 menit per mil kecepatan). Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cenderung cara lari – lari kecil.

Istilah jogging sering digunakan dalam sastra inggris untuk menjelaskan gerakakan cepat pendek, baik disengaja atau tidak disengaja (Henderson.2002.). Jogging adalah bentuk olahraga berlari atau berjalan pada keadaan lambat atau santai yang bertujuan unutk meningkatkan kebugaran.

Dari Pemaparan di atas, mulai tentang pengertian olahraga maupun pengertian jogging dapat disimpulkan bahwa jogging adalah suatu kegiatan atau usaha untuk mendorong dan mengembangkan kekuatan

(31)

14

jasmani maupun rohani melalui gerak berlari yang kecepatannya lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).

2. Manfaat Latihan Olahraga Jogging

Melakukan Jogging secara teratur memberikan manfaat bagus buat kondisi fisik dan kesehatan lainnya. Jogging juga memberikan kesenangan secara fisik dan mental. Jogging memberikan keuntungan tetap bagi keseluruhan kesehatan setelah dilakukan, Efek – Efek dari Jogging adalah membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan pernafasan.

3. Cara Melakukan Latihan Jogging

Jogging adalah salah satu cara terbaik dan terhemat untuk membakar lemak. Jogging dapat dilakukan dimana saja asalkan membawa sepatu kets jogging. Biasanya latihan jogging dilakukan di stadion yang ada tempat berlari, biasanya juga di jalan mengelilingi desa atau kota.

Pemanasan (peregangan otot) dulu selama 5 menit namun jangan terlalu berat. Lakukan peregangan terutama pada otot betis dan paha. Jangan lupa untuk melakukan peregangan pada urat-urat di lutut. Seringkali bagian tubuh itu merupakan tempat yang paling banyak mengalami cedera. Untuk pemanasan, bisa memulai dengan berjalan, berlari lambat kemudian semakin cepat perlahan-lahan. Jangan lupa untuk melakukan peregangan kembali setelah selesai berlari.

(32)

15

Saat mulai, berjogginglah selama 10 menit non stop. Jangan sebentar-bentar berhenti kecuali bila dalam kasus khusus nafas sesak atau kepala terasa pusing. Selama berjogging, pertahankan nafas yang konsisten. Bisa saja bernafas seiring langkah. Aturan terpenting saat memulai suatu olahraga adalah jangan memaksa tubuh terlalu berat, rileks tapi tetap berstamina dan ditingkatkan secara bertahap.

D. Pengertian VO2 Max

VO2 max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. Karena vo2 max ini dapat membatasi kapasitas kardiorespirasi seseorang, maka vo2 max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan. Menurut Thoden (dalam

Sukarman, 1992), yang dimaksud dengan vo2 max adalah: Daya tahan

aerobik maksimal menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan. Ukurannya disebut

vo2 max. VO2 Max adalah pengambilan oksigen (oxygen intake) selama upaya maksimal, dan menurut Costill, (dalam Maglischo, 1982), bahwa kapasitas kerja fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktuyang lama

dapat diukur dari konsumsi oksigen maksimalnya (vo2 max atau maximal

(33)

16

VO2 Max merefleksikan keadaan paru, kardiovaskuler, dan hematologik dalam pengantaran oksigen, serta mekanisme oksidatif dari otot yang melakukan aktivitas. Selama menit-menit pertama latihan, konsumsi oksigen meningkat hingga akhirnya tercapai keadaan steady state di mana konsumsi oksigen sesuai dengan kebutuhan latihan. Bersamaan dengan keadaan steady state ini terjadi pula adaptasi ventilasi paru, denyut jantung, dan cardiac output. Keadaan dimana konsumsi oksigen telah mencapai nilai maksimal tanpa bisa naik lagi meski dengan penambahan intensitas latihan inilah yang disebut vo2 max. Konsumsi oksigen lalu turun secara bertahap bersamaan dengan penghentian latihan karena kebutuhan oksigen pun berkurang.

Secara teori, nilai vo2 max dibatasi oleh cardiac output, kemampuan sistem respirasi untuk mengantarkan oksigen ke darah, atau kemampuan otot untuk menggunakan oksigen. Dengan begitu, vo2 max pun menjadi batasan kemampuan , dan oleh sebab itu dianggap sebagai parameter terbaik untuk mengukur kemampuan (atau kardiorespirasi) seseorang. VO2 Max merupakan nilai tertinggi dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan, serta merupakan refleksi dari unsur kardiorespirasi dan hematologik dari pengantaran oksigen dan mekanisme oksidatif otot. Seseorang dengan tingkat kebugaran yang baik memiliki nilai vo2 max lebih tinggi dan dapat melakukan aktivitas lebih kuat dibanding mereka yang memiliki kebugaran yang rendah.Bagi seorang atlet, semakin tinggi faktor endurance yang diperlukan dalam cabangnya, semakin tinggi pula angka vo2 max yang harus dimiliknya.

(34)

17

1. Satuan

vo2 max dinyatakan sebagai volume total oksigen yang digunakan per menit (ml/menit). Semakin banyak massa otot seseorang, semakin banyak pula oksigen (ml/menit) yang digunakan selama latihan maksimal. Untuk menyesuaikan perbedaan ukuran tubuh dan massa otot, vo2 max dapat dinyatakan sebagai jumlah maksimum oksigen dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan (ml/kg/menit). Satuan ini yang akan dipergunakan dalam pembahasan selanjutnya.

Tabel 1. Nilai standar vo2 max pada pria

Umur Sangat rendah Rendah Sedang Baik Sangat baik Superior 13-19 <35,0 35,0-38,3 38,4-45,1 45,2-50,9 51,0-55,9 >55,9 20-29 <33,0 33,0-36,4 36,5-42,4 42,5-46,4 46,5-52,4 >52,4 30-39 <31,5 31,5-35,4 35,5-40,9 41,0-44,9 45,0-49,4 >49,4 40-49 <30,2 30,2-33,5 33,6-38,9 39,0-43,7 43,8-48,0 >48,0 50-59 <26,1 26,1-30,9 31,0-35,7 35,8-40,9 41,0-45,3 >45,3 60+ <20,5 20,5-26,0 26,1-32,2 32,3-36,4 36,5-44,2 >44

Sumber: Suhendra. 2008. Standar vo2 max pria. http//human.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 agustus 2015.

Tabel di atas menunjukan nilai standar vo2 max pada pria yang terbagi menjadi 6 kelompok umur. Penelitian ini masuk dalam umur 13-19 tahun yang terbagi dalam 6 kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, baik, sangat baik dan superior. satuan yang digunakan yaitu ml/kg/menit.

(35)

18

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi vo2 max a. Genetik

Manusia mewarisi banyak faktor yang mempengaruhi kebugaran , termasuk sistem pernafasan dan peredaran, dan sistem otot. Atlet yang memiliki kapasitas vital paru dan ukuran jantung yang lebih besar, volume darah dan kadar haemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan atlet lain, cenderung memiliki kebugaran atau nilai vo2 max yang lebih bagus. 25 hingga 40% perbedaan nilai vo2 max dipengaruhi oleh genetik.

b. Usia

Penelitian cross-sectional dan longitudinal nilai vo2 max pada anak usia 8-16 tahun yang tidak dilatih menunjukkan kenaikan progresif dan linier dari puncak kemampuan , sehubungan dengan umur kronologis pada anak perempuan dan laki-laki. vo2 max anak laki-laki menjadi lebih tinggi mulai umur 10 tahun,walau ada yang berpendapat latihan ketahanan tidak terpengaruh pada kemampuan sebelum usia 11 tahun. Puncak nilai vo2 max dicapai kurang lebih pada usia 18-20 tahun pada kedua jenis kelamin.

Secara umum, kemampuan turun perlahan setelah usia 25 tahun. Penelitian dari Jackson AS et al. menemukan bahwa penurunan rata-rata vo2 max per tahun adalah 0.46 ml/kg/menit untuk pria (1.2%) dan 0.54 ml/kg/menit untuk wanita (1.7%).Terjadi penurunan 8 hingga 10% per dekade untuk individu yang tidak aktif, tanpa

(36)

19

memperhitungkan tingkat kebugaran awal mereka. Bagi yang memutuskan untuk tetap aktif dapat menghentikan setengah penurunan tersebut (4 hingga 5% per dekade), dan yang terlibat dalam latihan fitness dapat menghentikan setengahnya lagi (2,5% per dekade). Penurunan ini terjadi karena beberapa hal, termasuk reduksi denyut jantung maksimal dan isi sekuncup jantung maksimal.

c. Jenis Kelamin

Kemampuan wanita sekitar 20% lebih rendah dari pria pada usia yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan hormonal yang menyebabkan wanita memiliki konsentrasi hemoglobin lebih rendah dan lemak tubuh lebih besar. Wanita juga memiliki massa otot lebih kecil daripada pria. Mulai umur 10 tahun, vo2 max anak laki-laki menjadi lebih tinggi 12% dari anak perempuan. Pada umur 12 tahun, perbedaannya menjadi 20%, dan pada umur 16 tahun vo2 max anak laki-laki 37% lebih tinggi dibanding anak perempuan.

d. Latihan

Latihan fisik dapat meningkatkan nilai vo2 max. Latihan fisik yang efektif bersifat endurance (ketahanan) dan meliputi durasi, frekuensi, dan intensitas tertentu. Namun begitu, vo2 max ini tidak terpaku pada nilai tertentu, tetapi dapat berubah sesuai tingkat dan intensitas aktivitas fisik. Contohnya, bed-rest lama dapat menurunkan vo2 max antara 15%-25%, sementara latihan fisik intens yang teratur dapat menaikkan

(37)

20

vo2 max dengan nilai yang hampir serupa.Bentuk latihan seorang atlet dapat mempengaruhi nilai vo2 max –nya.

3. Faktor-faktor yang menentukan vo2 max a. Sistem Pernafasan

Pada saat melakukan aktivitas fisik yang intens, terjadi peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot yang sedang bekerja. Kebutuhan oksigen ini didapat dari ventilasi dan pertukaran oksigen dalam paru-paru. Ventilasi merupakan proses mekanik untuk memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam paru. Proses ini berlanjut dengan pertukaran oksigen dalam alveoli paru dengan cara difusi. Oksigen yang terdifusi masuk dalam kapiler paru untuk selanjutnya diedarkan melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Untuk dapat memasok kebutuhan oksigen yang adekuat, dibutuhkan paru-paru yang berfungsi dengan baik, termasuk juga kapiler dan pembuluh pulmonalnya.3 Pada seorang atlet yang terlatih dengan baik, konsumsi oksigen dan ventilasi paru total meningkat sekitar 20 kali pada saat ia melakukan latihan dengan intensitas maksimal.

b. Sistem Kardiovaskuler

Respon kardiovaskuler yang paling utama terhadap aktivitas fisik adalah peningkatan cardiac output. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan isi sekuncup jantung maupun heart rate yang dapat mencapai sekitar 95% dari tingkat maksimalnya. Karena pemakaian

(38)

21

oksigen oleh tubuh tidak dapat lebih dari kecepatan sistem kardiovaskuler menghantarkan oksigen ke jaringan, maka dapat dikatakan bahwa sistem kardiovaskuler dapat membatasi nilai vo2 max. c. Sel darah merah (Hemoglobin)

Karena dalam darah oksigen berikatan dengan hemoglobin, maka kadar oksigen dalam darah juga ditentukan oleh kadar hemoglobin yang tersedia. Jika kadar hemoglobin berada di bawah normal, misalnya pada anemia, maka jumlah oksigen dalam darah juga lebih rendah. Sebaliknya, bila kadarhemoglobin lebih tinggi dari normal, seperti pada keadaan polisitemia, maka kadar oksigen dalam darah akan meningkat. Hal ini juga bisa terjadi sebagai respon adaptasi pada orang-orang yang hidup di tempat tinggi. Kadar hemoglobin rupanya juga dipengaruhi oleh hormon androgen melalui peningkatan pembentukan sel darah merah. Laki-laki memiliki kadar hemoglobin sekitar 1-2 gr per 100 ml lebih tinggi dibanding wanita.

d. Pengukuran vo2 max

Untuk mengukur vo2 max, ada beberapa tes yang lazim digunakan. Tes ini haruslah dapat diukur dan mudah dilaksanakan, serta tidak membutuhkan ketrampilan khusus untuk melakukannya. Tes fartlek dan jogging adalah dua cara yang paling sering digunakan untuk menghasilkan beban kerja.

(39)

22

E. Kerangka Berpikir

Sebagai contoh latihan adalah lari, senam, fartlek, jogging, bersepeda, renang, dan jalan cepat. Latihan dapat memberikan manfaat secara psikologis dan fisiologis (kebugaran) berupa kebugaran jantung dan paru, kekuatan otot, daya tahan otot, dan komposisi tubuh.

Penelitian ini mempunyai kerangka berpikir yaitu perbedaan pengaruh fartlek dan jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Terdapat tiga variabel yaitu latihan fartlek dan jogging sebagai variabel bebas dan vo2 max sebagai variabel terikat.

A. Fartlek

Berdasarkan kajian pustaka dan menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa fartlek adalah suatu latihan yang bermain dengan kecepatan (speed play) yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan (vo2 max). Fartlek diciptakan oleh Gosta Holmes.

Pada umumnya latihan fartlek digunakan pada semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Fartlek sebaiknya dilakukan pada tempat yang memiliki pemandangan indah sedidkit rintangan dengan lintasan yang berbeda.

Latihan fartlek mempunyai kelebihan yaitu : meningkatkan daya tahan (vo2 max), latihan yang tidak membosankan karena saat latihan memilih pemandangan yang indah, latihan dilakukan berkelompok sehingga saat

(40)

23

latihan tidak merasa cepat lelah. Adapun kekurangan latihan fartlek yaitu, sulit untuk memilih tempat latihan yang sesuai dengan keinginan, latihan biasanya dilakukan berkelompok sehingga adanya perbedaan antara pelari yang sudah terlatih dan yang belum terlatih.

B. Jogging

Berdasarkan kesimpulan yang terdapat dalam kajian pustaka dan menurut parah ahli jogging adalah suatu kegiatan berlari pada suatu landasan datar yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dalam hal ini jogging juga bisa digunakan untuk meningkatkan daya tahan (vo2 max). Latihan jogging banyak digunakan pada semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Karena dalam pelaksanaannya sangat sederhana namun manfaatnya banyak yaitu, memperlacar perdearan darah, meningkatkan daya tahan, membantu menyingkirkan masalah pencernaan, menghilangkan stres dan banyak lagi.

Adapun kelemahan latihan ini yaitu, pergerakan otot yang dilaukan secara berulang sehingga mengakibatkan adanya otot yang cidera.

C. VO2 Max

VO2 Max adalah kemampuan paru-paru dalam mengkonsumsi jumlah

maksimal oksigen dalam tubuh saat melakukan aktifitas fisik yang lama. VO2 Max merupakan indikator terbaik dari ketahanan karena vo2 max merupakan unsur utama pada semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan.

(41)

24

Untuk meningkatkan vo2 max dapat dilakukan dengan berbagai macam latihan, diantaranya yaitu fartlek dan jogging.

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan kerangka pikir dalam penelitian ini. Peneliti menarik kesimpulan kerangka berpikir yaitu perbedaan pengaruh fartlek dan jogging terhadap peningkatan vo2 max, dan kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka pikir penelitian

F. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian yang diajukan berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan adalah:

1. Ada pengaruh Fartlek terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabpaten Lampung Tengah.

2. Ada pengaruh Jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabpaten Lampung Tengah.

3. Latihan fartlek lebih baik dibandingkan dengan latihan jogging terhadap peningkatan vo2 max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

Latihan Fartlek

Latihan Jogging

Peningkatan VO2 Max tim sepak bola

SMA Negeri 1 Kota Gajah

Kabupaten Lampung Tengah

(42)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. MetodePenelitian

Metode penelitian ini adalah eksperimen. 2. Desain penelitian

Desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah “ pre-Test And Post – test Group desain “ Secara skematis dapat digambarka sebagai berikut :

Gambar 2. Desain penelitian vo2max

R

Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

X 1.1 T1 X2.1

(43)

26

Keterangan : R : Random

X1.1 : Pre tes/ vo2max kelompok jogging X1.2 : Pre tes/ vo2max kelompok fartlek T1 :Perlakuan kelompok jogging

T2 :Perlakuan kelompok fartlek

X2.1 : Post Tes/ vo2max kelompok jogging X2.2: Post Tes/ vo2max kelompok fartlek

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu berlangsung sebanyak 16 kali pertemuan dan dimulai dari tanggal 18 Januari- 20 Maret.

C. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Tim Sepak Bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 22 orang.

D. Sampel

Menurut Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika kita meneliti seluruh dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian populasi.

(44)

27

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah fartlek dan jogging.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Vo2max.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode tes sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes ini meliputi tes pengukuran Vo2max.

b. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2005 :101). Untuk dapat mengumpulkan data dengan teliti, maka diperlukan instrumen penelitian. Instrumen yang baik adalah instumen valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid (dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur), sedang instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan tes pengukuran Vo2max yaitu menggunakan tes Cooper lari 2,4 Km yaitu salah satu bentuk tes lapangan untuk mengukur tingkat kebugaran jasmani dan

(45)

28

tingkat daya tahan ( vo2max )seseorang. Peserta tes harus berlari secepat-cepatnya menempuh jarak 2.4 Km. Lintasan Tes 2.4Km usahakan berstruktur datar tidak bergelombang, tidak licin, tudak terlalu banyak belokan tajam.Waktu tempuh yang dicapai oleh peserta tes dicatat dalam satuan menit dua angka dibelakang koma. Waktu tersebut digunakan untuk memprediksi tingkat vo2max siswa dengan cara mengkonfirmasikan dengan table tingkat vo2max milik Cooper.

Untuk mengukur hasil Vo2max sarana dan prasarana yang digunakan antara lain :

1. Stopwacth 2. Peluit

3. Lintasan lari 400 m 4. Nomor dada

Pelaksanaan Tes : Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum tes. Setiap peserta memakai nomor dada. Peserta berbaris dibelakang garis start dan mendengarkan aba-aba berlari dengan meniup peluit. Saat peluit berbunyi stopwacth berjalan dan apa bila peserta sudah melakukan 6 putaran stopwacth berhenti dan akan dicatat hasil waktunya.

G. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data dalam penelitian merupakan faktor penting karena berhubungan langsung dengan data yang akan digunakan dalam penelitian, maka dalam pengumpulan data peneliti melakukan langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(46)

29

1. Test Awal (Pre Test)

Tes awal atau pre-test yaitu tes yang pertama kali dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk menyamakan beban latihan dari masing - masing subyek, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil yang dicapai setelah diberikan treatment atau perlakuan dalam 16 kali pertemuan.Tes awal dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2016. Sebelum melakukan tes awal sampel dibagi terlebih dahulu menjadi dua kelompok, yaitu kelompok fartlek dan kelompok jogging dengan cara pembagian ganjil genap.

2. Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan (treatment) pada eksperimen ini dilaksanakan 16 kali pertemuan, dikarenakan itu dianggap sudah cukup memberikan perubahan, sehingga peneliti mencoba mengambil tes akhir setelah latihan yang dilaksanakan selama 16 kali pertemuan sesuai dengan batas waktu minimal latihan menurut (Bompa, 1994). Latihan ini dimulai pukul 15.00 WIB sampai selesai, latihan dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat, kelompok ekperimen I diberi latihan fartlek dan kelompok eksperimen II diberi latihan jogging.

a. Pemanasan (Warming Up)

Latihan pemanasan (Warming Up) diberikan kepada pemain selama 15 menit, latihan ini sangat penting karena latihan ini dilakukan untuk menaikkan suhu tubuh dan menghindari resiko terjadinya cidera otot dan sendi-sendi pada peserta. Latihan yang merupakan kegiatan

(47)

30

pemanasan dalam penelitian ini meliputi: stretching, Senam untuk kelentukan, pelemasan, penguatan yang meliputi otot leher, dada, lengan, pinggang, dan pemanasan yang dilakukan lebih dikhususkan pada cabang olahraga yang akan dipelajari yaitu lari.

b. Latihan Inti

Latihan inti dilakukan oleh peserta untuk dibandingkan pada nantinya, yaitu dua bentuk latihan fartlek dan latihan jogging.

3. Test Akhir (Post Test)

Tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan yang dilakukan pada tes awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh tiap-tiap peserta tes dari masing-masing kelompok setelah melaksanakan latihan. Tes akhir dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016. Hasil tes akhir dicatat untuk mengetahui pengaruh dari kedua bentuk latihan tersebut dan mana yang lebih baik hasilnya.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan uji t sampel berkorelasi. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan homogenitas data. Keputusan menerima atau menolak hipotesis pada taraf signifikansi 5 %, untuk menganalisis data digunakan bantuan komputer program SPSS 20.0 for Windows Evaluation Version.

(48)

31

1. Uji Normalitas

Teknik yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji normalitas Kolmogorov Smirnov (Sudjana, 2005: 466). Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Langkah sebelum melakukan pengujian hipotesis lebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data dengan uji normalitas yaitu menggunakan Uji lillieferors (Sudjana,2005:466). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2, ..., Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ... Zn

Dengan menggunakan rumus: Zi = ̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rerata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk tiap bilangan baku ini akan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung peluang F (zi) = P (z zi)

c. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, ... Zn yang lebih atau sama dengan

zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka :

S (zi) =

Hitung selisih F (zi) – S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya d. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar L0 .

e. Kriteria pengujian adalah jika Lhitung Ltabel, maka variabel tersebut

berdistribusi normal, sedangkan jika Lhitung Ltabel maka variabel

(49)

32

2. Uji Homogenitas Varians

Pengujian homogenitas variansi menggunakan adalah uji Levene Test (Sudjana, 2005: 261). Pengujian dilakukan terhadap dua kelompok perlakuan eksperimen. Uji Levene Test didapat dari hasil perhitungan spss versi 20. Hasil dari Levene Test tersebut adalah untuk menguji apakah kedua kelompok perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi, maka data tersebut dalam kategori statistik parametrik dengan demikian persyaratan untuk penggunaan analisis statistik para metrik sudah dipenuhi.

Menurut Sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

Terkecil Varians

Terbesar Varians

F

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus Dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varians terkecil)

Taraf signifikan 0.05 maka dicari pada tabel F. Dengan kriteria pengujian : Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen

F hitung ≤ F tabel berarti homogen

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila F

(50)

33

hitung (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari latihan yang diberikan. Uji Hipotesis dilakukan dengan menguji pengaruh atau uji perpasangan dengan menggunakan paired t-test dan uji beda dengan independent t-test, dengan bantuan SPSS versi 20.0.

Berikut rumus t-test yang digunakan : 1) Rumus Polled Varian

t hitung =

2 1 2 1 1 1 n n x S X X gab  

2

)

1

(

)

1

(

2 1 2 2 2 2 1 1

n

n

S

x

n

S

x

n

S

gab Keterangan :

X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A 2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B 1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A 2

(51)

34 2) Separated Varian t hitung =

                  1 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X Keterangan :

X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A 2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B 1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A 2

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B

I. Program Latihan

Program fartlek dan jogging dilakukan dengna frekuensi 3x/minggu. Dilaksanakan selama 6 minggu, dimulai dari 18 Januari - 25 Maret 2016. Intensitas latihan berkisar antara 65% - 85% denyut jantung maksimal. Durasi latihan selama antara 20 - 60 menit. Berikut ini jadwal latihan dari kedua kelompok perlakuan:

Tabel 2. Jadwal Program Latihan Kelompok Fartlek dan Jogging

Hari Jam Kelompok

Senin, Rabu, Jum’at 15.00-15.40 WIB Fartlek Senin, Rabu, Jum’at 15.00-15.40 WIB Jogging

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya , maka hasil penelitian dari perbedaan pengaruh kelompok fartlek dan jogging terhadap peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat pengaruh fartlek terhadap peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

2. Terdapat pengaruh jogging terhadap peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

3. Kelompok fartlek lebih baik dibandingkan kelompok jogging dalam memberikan peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

(53)

50

1. Dalam rangka meningkatkan vo2max sangat efektif dilakukan dengan metode fartlek.

2. Untuk meningkatkan vo2max efektif juga diterapkan metode jogging

3. Dalam rangka meningkatkan vo2max ternyata fartlek lebih baik di bandingkan dengan jogging untuk memberikan peningkatan vo2max tim sepak bola SMA Negeri 1 Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah.

4. Perlu dilaksanakan penelitian yang lebih lanjut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih khusus dalam dunia olahraga.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

Almy, MA dan Sukadiayanto. 2014. Perbedaan Pengaruh Circuit Training dan

Fartlek Training Terhadap Peningkatan VO2max dan Indeks Massa Tubuh.

Yogyakarta: Jurnal Keolahragaan. Vol 2. Nomer 1.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Sagung Seto.

Bompa, T.O. 1994. Theory and Methodology of Training, Third edition, Toronto, Ontorio

Djumijar, M. 2004.Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT Raja Grafindo Pesada.

Harsono. 1998. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: CV Tambak Kusuma.

Henderson. Joe, 2002. Cara Terbaik Olahraga Lari. Jakarta: PT RajaGrafindo Perseda.

Irianto. 2002. Dasar Kepelatihan.Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Ngeri Yogyakarta.

Maglischo, Ernest W., 1982, Swimming Faster: A Comprehensive Guide to the Science of Swimming, Mayfield Publishing Company, USA.

Samsudin, latihan fartlek meningkatkan daya tahan tubuh. http: //iimzizah. wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 agustus 2015

Samsudin. 2006. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SD/MI. Prenada Media Group, Jakarta.

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

(55)

52

Suhendra. 2008. Standar vo2 max pria. http//human.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 agustus 2015.

Suherman. 2007. Latihan fartlek. http//sporttrainng.wordpress.com. Diakses pada tanggal 25 agustus 20015

Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: CV Lubuk Agung.

Gambar

Gambar 1. Variasi Latihan Fartlek
Tabel 1. Nilai standar vo2 max pada pria
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian
Gambar 2. Desain penelitian vo2max
+2

Referensi

Dokumen terkait

Otsini jelas terlihat bahwa aliran udara pada sayap atas lcbih cepat dari pada aliran udara dt ba\\ah sayap Pada aliran udara yang cepat maka tekanan yang

Dari peserta yang telah lulus evaluasi harga dan telah memenuhi persyaratan kualifikasi dan pembuktian kualifikasi dinyatakan memenuhi syarat evaluasi kualifikasi, diusulkan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan status gizi anak usia 3–5 tahun yang belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa

Daerah Irigasi di Sumatera Barat yang pembangunannya dilaksanakan secara bertahap dimana Tahap I (6.764 Ha) sudah selesai dan sisanya Tahap II seluas 6.840 Ha.Tujuan dari

Pada uji aktivitas katalitik dengan reaksi esterifikasi asam lemak bebas (ALB), konversi ALB paling besar dan waktu reaksi paling cepat dihasilkan oleh katalis

Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugas- tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan agar siswa menjadi patuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan bumbu penyedap Royco terhadap keputusan pembelian konsumen ibu rumah tangga pada Kelurahan

Pengingkaran anak diatur dalam undang-undang untuk menjawab problematika rumah tangga jika salah satu pasangan berbuat zina atau melahirkan anak bukan dari benih