• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI DESA BANYUURIP

KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI Tri Yudhi Hantoko, Sugihartiningsih,

STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 02 RW 32 Kadipiro, Banjarsari, Surakarta nice_anieze85@yahoo.com

ning71@yahoo.com Abstract

Background. The problem of malnutrition among children under five is now found in many developing countries, including Indonesia, is currently estimated to half the 100 million people of Indonesia or malnourished, but realized that nutritional factors can determine the quality of the nation. From the results of the preliminary survey the nutritional status nutritional status of children aged 3-5 years in Early Childhood Education (ECD) Banyuurip Village District Klego Boyolali when seen through nutritional status in terms of WHO-NCHS anthropometric assessment on the status of children get 70% normal and 30 % child malnutrition status.

Objective. To determine the relationship between maternal education level with the nutritional status of children aged 3-5 years in Early Childhood Education (ECD) Banyuurip Village District Klego Boyolali.

Research Methods. This study used a descriptive quantitative research study with the method of correlation with cross-sectional research design to obtain the relationship between the level of education Mother with child nutritional status aged 3-5 years. Sempel data from as many as 30 children. The variables studied were the level of maternal education and child nutritional status, and analyzed with a computer program SPSS.

Results. The results of research show that there is a relationship between the level of maternal education with children's nutritional status (p = 0.026). Level of closeness of the relationship between the two variables were moderate (p = 0.406) and berbading him straight. The higher the mother's education, the better the nutritional status of children aged 3-5 years who study in Early Childhood Education (ECD) correlation coefficient ( with a significance or probability (p) of 0.026. P value <0.05 means that significant testing (H0 is rejected, Ha is accepted).

Conclusion. There is a relationship between the level of maternal education and nutritional status of children. The higher the education the higher the mother's nutritional status.

Keywords: child nutritional status, mother's education level

PENDAHULUAN

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan zat gizi untuk pemeliharaan kebutuhan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan. Pertumbuhan fisik, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsier,2009 ).

Masalah gizi kurang pada balita saat ini banyak dijumpai di Negara berkembang, termasuk di Indonesia (Almatsier, 2009). Salah satu dari empat masalah gizi utama yang ada di Indonesia adalah kekurangan energi protein (Supariasa, 2002).

Saat ini diperkirakan setengah rakyat Indonesia atau 100 juta mengalami kekurangan gizi, padahal disadari faktor gizi akan bisa menentukan kualitas bangsa. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dari 484.389 orang anak yang menderita gizi buruk adalah 15.500 atau 3,2% dan gizi kurang

(2)

sebesar 164.692 atau sekitar 34,7%. Menurut Balitbangkes (2010) pada tahun 2010 telah terjadi peningkatan jumlah khasus gizi kurang di beberapa Provinsi dan yang tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 22,3% sedangkan di Provinsi Jawa Tengah prevalensi gizi kurang sebesar 2,4%.

Pendidikan ibu yang rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak menyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Memberikan gambaran bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, menunjukkan semakin tingginya status gizi balita tersebut (Almatsier, 2009).

Dari hasil survei pendahuluan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa

Banyuurip Kecamatn Klego Kabupaten Boyolali didapatkan bahwa tingkat pendidikan ibu sangat beragam, sebagian besar tingkat pendidikan ibu adalah lulusan SMP dan SMA. Demikian juga status gizi anak usia 3-5 tahun di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali apabila dilihat melalui status gizi yang ditinjau dari penilaian antropometri WHO-NCHS didapatkan 70% anak berstatus gizi normal dan 30% anak berstatus gizi kurang.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “hubungan tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia 3-5 tahun di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali”. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kuantitatif dengan metode korelasi dengan desain penelitian cross sectional untuk memperoleh hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi anak usia3-5 tahun. Metode korelasi yaitu metode untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan dua perubahan atau lebih yang digambarkan oleh besarnya koefisien korelasi. Populasi yang digunakan yaitu anak usia 3-5 tahun di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali sejumlah 30 populasi. Instrument penelitian yang digunakan adalah : Timbangan injak atau seca, dan buku induk kelas.

Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 3-5 tahun yang belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupatn Boyolali dengan metode pengambilan sampel, total sampling dengan jumlah sebanyak 30 sampel/responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Univariat

a. Tingkat Pendidikan Ibu

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan

Ibu Frekuensi Prosentase

SMP 4 13,3%

SMA 23 76,7%

PT 3 10,0%

Total 30 100,0%

Diketahui bahwa sebagian besar responden tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 23 ibu (76,7%).

b. Status Gizi Anak

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak

Status Gizi

Anak Frekuensi Prosentase Sangat Kurus Kurus Normal 5 6 19 16,7% 20,0% 63,3% Total 30 100,0%

Diketahui bahwa sebagian besar responden status gizi anak normal yaitu sebanyak 19 anak (63,3%).

c. Jenis Kelamin Anak

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Jenis Kelamin Anak Frekuensi Prosentase Laki-laki Perempuan 13 17 43,3% 56,7% Total 30 100,0%

Diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin anak perempuan yaitu sebanyak 17 anak (56,7%).

(3)

d. Pekerjaan Ibu

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu

Pekerjaan Ibu Frekuensi Prosentase Swasta Petani PNS 23 4 3 76,7% 13,3% 10,0% Total 30 100,0%

Diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan ibu swasta yaitu sebanyak 23 ibu (76,7%).

e. Umur Ibu

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Umur Ibu Umur Ibu Frekuensi Prosentase

20 – 29 thn 5 16,7%

30 – 39 thn 16 53,3%

 9 30,0%

Total 30 100,0%

Diketahui bahwa sebagian besar umur ibu 30-39 yaitu sebanyak 16 ibu (53,3%).

f. Umur Anak

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Umur Anak

UmurAnak Frekuensi Prosentase

3 tahun 5 16,7%

4 tahun 11 36,7%

5 tahun 14 46,7%

Total 30 100,0%

Diketahui bahwa sebagian besar umur anak 5 tahun yaitu sebanyak 14 anak (46,7%).

Uji Normalitas

Tabel 4.7 Hasil PenghitunganUji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Status gizi anak 0.357 30 0 0.736 30 0,026

Pendidikan Ibu 0.387 30 0 0.707 30 0,026

Hasil analisa data uji normalitas dengan nilai Sig dari Shapiro-Wilk variabel status gizi anak dengan nilai 0.000, untuk variabel pendidikan ibu Sig dari Shapiro-Wilk <0.05. Hasil penghitungan uji

normalitas dapat disimpulkan bahwa sebaran data pada variabel tingkat pendidikan ibu dan status gizi anak yaitu data tidak terdistribusi normal.

Analisa Bivariat

a. Distribusi Silang Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Gizi Anak

Tabel 4.8 Distribusi Silang Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Gizi Anak

Pendidikan Ibu

Status Gizi Anak

Total Sangat

Kurus Kurus Normal

SMP 2 (6,7%) 2 (6,7%) 0 (0,0%) 4 (13,3%) SMA 3 (10,0%) 3 (10,0%) 17 (56,7%) 23 (76,7%) PT 0 (0,0%) 1 (3,3%) 2 (6,7%) 3 (10,0%) Total 5 (16,7%) 6 (20,0%) 19 (63,3%) 30 (100,0%)

b. Analisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Gizi Anak Tabel 4.9 Analisis Hubungan antara

Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Gizi Anak

Koefisien Korelasi () Signifikansi (p) Keterangan 0,406 0,026 Pengujian Signifikan Hasil perhitungan analisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan status gizi anak. Hubungan kedua variabel memiliki koefisien korelasi () sebesar 0,406 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,026. Nilai p < 0,05 berarti bahwa pengujian signifikan (H0 ditolak, Ha diterima). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan status gizi anak usia 3–5 tahun yang belajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali.

Karakteristik hubungan yang meliputi tingkat keeratan dan arah hubungan ditentukan berdasarkan koefisien korelasi (). Korelasi bernilai 0,406 menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan kedua variabel masih

(4)

dalam kategori sedang atau cukup. Korelasi bertanda positif menunjukkan bahwa arah hubungan sebanding, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin baik kategori status gizi anak.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa

sebagian besar tingkat pekerjaan ibu anak

yang belajar di Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan Klego

Kabupaten

Boyolali

adalah

Swasta

(76,7%). Pekerjaan orang tua terutama ibu

sangat penting, karena pola asuh dari

seorang ibu sangat mempengaruhi status

gizi seorang anak. Ibu yang bekerja

dirumah alokasi waktunya lebih baik dari

pada ibu yang bekerja di luar rumah, karena

semakin pendek waktu asuh kepada anak,

maka semakin sedikit waktu ibu mengasuh

dan memberikan hal terbaik kepada anak.

Tingkat pendidikan dari orang tua juga

sangat mempengaruhi status gizi, dimana

makin tinggi tingkat pendidikan orang tua,

makin baik pula status gizi anaknya, karena

orang tua terutama ibu berperan juga dalam

pola asuh (Soekirman,2005).

Hasil penelitian menujukan bahwa

sebagian besar tingkat umur ibu anak yang

belajar di Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali adalah umur 30-39

tahun

(53,3%).

Bertambahnya

umur

seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek psikis dan psikologis (mental).

Pertumbuhan fisik secara garis besar ada

empat kategori perubahan, yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya

ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri-ciri-ciri baru.Ini

terjadi akibat pematangan fungsi organ.

Pada aspek psikologis dan mental taraf

berfikir seseorang semakin matang dan

dewasa (Notoatmodjo,S. 2010).

Hasil penelitian menujukan bahwa

sebagian besar tingkat pendidikan ibu anak

yang belajar di Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan Klego

Kabupaten Boyolali adalah SMA (76,7%).

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bab IV,

SMA merupakan jenjang pendidikan

tingkat menengah, lanjutan dari pendidikan

dasar dan sebelum pendidikan tinggi.

Karena sudah merupakan lanjutan dari

pendidikan dasar, maka orang yang

menempuh pendidikan formal hingga lulus

SMA dapat dikatakan memiliki tingkat

pendidikan yang sudah cukup baik.

Pengertian Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran

agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian

diri,

keperibadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan

yang di perlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan negara (UU Nomor 20 Tahun

2003).

Hasil penelitian menunjukan bahwa

status gizi anak usia 3-5 tahun di Pendidikn

Anak Usia Dini (PAUD) Desa Banyuurip

Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali

sebagian besar tergolong baik (63,3%).

Status gizi yang baik menunjukan bahwa

kecukupan gizi baik dan terhindar dari

kekurangan gizi. Gangguan gizi pada bayi

dan anak usia dibawah lima tahun (balita)

adalah tidak sesuainya jumlah zat gizi yang

mereka peroleh dari makanan dengan

kebutuhan tubuh mereka. Secara tidak

langsung status gizi diperhitungkan oleh

ketahanan pangan di keluarga, Pola

pengasuhan

anak,

serta

pelayanan

kesehatan dan kesehatan lingkungan.

Kondisi faktor-faktor tersebut umumnya

terpenuhi dengan baik sehingga mendukung

baiknya status gizi anak.

Hasil penelitan menunjukan bahwa

ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu

dengan status gizi anak (p=0,026). Tingkat

keeratan hubungan kedua variable tersebut

termasuk sedang (p=0,406) dan arahnya

berbading lurus. Semakin tinggi pendidikan

ibu semakin baik status gizi anak usia 3-5

tahun yang belajar di Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan

Klego Kabupaten Boyolali.

Pendidikan

yang

tinggi

akan

mendukung

luasnya

wawasan

dan

pengetahuan ibu dan baiknya kemampuan

(5)

dalam menerima suatu informasi dan

memahami sesuatu. Hal ini akan berdampak

positif pada baik pengetahuan khusunya

tentang gizi dan kesehatan anak. Ibu dengan

pengetahuan yang baik akan dapat menjaga

gizi anaknya. Pada akhirnya faktor

pendidikan

akan

berpengaruh

positif

terhadap status gizi anak. Kesehatan pangan

di keluarga, pola pengasuhan anak, serta

pelayanan

kesehatan

dan

kesehatan

lingkungan merupakan faktor-faktor yang

secara tidak langsung mempengaruhi status

gizi anak. Faktor-faktor tersebut sangat

terkait dengan dengan tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan keterampilan terhadap

kemungkinan makin baik tingkat ketahanan

pangan

keluarga,

makin

baik

pola

pengasuhan

anak

makin

banyak

memanfaatkan

pelayanan

yang

ada.

Ketahanan pangan keluarga juga terkait

dengan ketersedian pangan, harga pangan,

dan daya beli keluarga, serta pengetahuan

tentang gizi dan kesehatan (Wahyono,

2010).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan pada ibu dengan anak usia 3–5

tahun yang belajar di Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD) Desa Banyuurip Kecamatan

Klego Kabupaten Boyolali, dapat diambil

beberapa simpulan sebagai berikut:

1.

Pendidikan ibu sebagian besar adalah

SMA.

2.

Status gizi anak sebagian besar adalah

normal.

3.

Ada hubungan antara tingkat pendidikan

ibu dengan status gizi anak.

Saran

Berdasarkan penelitian diharapkan

orang

tua

lebih

memperhatikan

dan

meningkatkan pengetahuan tentang gizi

anak dengan cara mencari informasi dan

bisa didapat dari pengalaman yang lain.

Bagi

penelitian

selanjutnya

diharapkan ada penelitian berikutnya

tentang

status

gizi

dengan

menggunakanvariabel yang berbeda tidak

hanya meneliti tingkat pendidikan dengan

status gizi misalnya, seperti hubungan

tingkat pendapatan ekonomi keluarga

dengan status gizi anak, atau hubungan pola

asuh anak terhadap status gizi anak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2. Balitbangkes. 2010. Hubungan Pelayanan kesehatan dan Status Gizi Anak. Jakarta: Putaka Gramedia

3. Menurut Beaton dan Bengoa. 1973 citt Astuti, R.K. 2011. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Anak Usia Sekolah di SDN Godong 1 Polokarto, Sukoharjo. UMS. Skripsi 4. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta.

5. Soekirman. 2005. Ilmu Gizi dan Aplikasinya

untuk Keluarga dan

Masyarakat.Yogyakarta: Direktorat

JenderalPendidikan Tinggi

DepartemenPendidikan Nasional.

6. Supariasa, I. D. N. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Cetakan 2.

7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: Media Wacana Press. 8. Wahyono. 2010. Gizi Reproduksi.

Gambar

Tabel  4.6  Distribusi  Frekuensi  Umur  Anak

Referensi

Dokumen terkait

Kedua hal di atas, struktur penafsiran serta detil yang diberikan menunjukkan bahwa tema dalam penafsiran Qut}b, selain kewajiban dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya,

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia juga mengalami peningkatan, pada skor dasar memperoleh rata-rata nilai hasil belajar sebesar 48,38 dengan

polen dan inti sel telur harus sehat dan subur, polen juga harus mempunyai daya tumbuh atau kecepatan tumbuh tabung polen yang tinggi (Darjanto dan Satifah, 1990). Faktor luar

Untuk mendapatkan vektor prioritas, setiap baris dari kolum untuk peminatan akan rata-rata kan dan vektor prioritas alternative untuk sub-kriteria sertifikasi didapatkan seperti

Bakery merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam pembuatan berbagai jenis bread atau roti.. Breat atau roti merupakan

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hanafiah (2014) bahwa pemberian pupuk bio-slurry dengan waktu yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

Dengan demikian hipotesis keenam yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan pada Bank Umum

Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan maka tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian eksplanatori karena dalam penelitian ini peneliti akan