• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menurut Hubungannya dengan Jumlah Produksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menurut Hubungannya dengan Jumlah Produksi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis

Analisis Biaya

Biaya--Volume

Volume--Laba

Laba /

/

Cost

Cost--Volume

Volume--Profit (CVP

Profit (CVP)

Elty Sarvia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri

Universitas Kristen Maranatha Bandung

Outline

• Definisi

• Klasifikasi Biaya

• Pendekatan dalam analisa titik Impas • Pengaruh pajak penghasilan thd analisis CVP. • Keputusan berdasarkan analisis CVP. • Analisis sensitivitas

• Penerapan analisis CVP pada produsen multiproduk

LT Sarvia/2012 2

Defined:

3 LT Sarvia/2012

Break-Even Point (BEP)

Diperlukan untuk mengetahui hubungan antara volume produksi,

l j l Oleh karena itu analisa

volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya bauk yang bersifar tetap maupun variabel, dan

laba atau rugi.

Oleh karena itu analisa titik impas ini sering disebut sebagai “cost-volume-profit analysis”

4 LT Sarvia/2012

Break-Even Point (BEP)

Merupakan salah satu cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada volume produksi atau

volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan atau

tid k d it k i tidak menderita kerugian.

Dengan diketahuinya titik impas tersebut dapatlah direncanakan tingkat-tingkat volume

produksi atau volume penjualan yang akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yang bersangkutan. Agar terhindar dari kerugian perusahaan harus dapat mengusahakan jumlah

KLASIFIKASI

 

BIAYA

Biaya Tetap (Fixed Cost), adalah unsur periode yang besarnya tetap, selama suatu periode waktu tertentu (misal bulan atau tahun), tanpa dipengaruhi oleh perubahan

(b k t dikit ) j l h d k dib t d

Menurut Hubungannya dengan Jumlah Produksi

(banyak atau sedikitnya) jumlah produk yang dibuat dan

dijual. Biaya

(2)

KLASIFIKASI

 

BIAYA

Biaya Berubah(Variabel Cost),adalah unsur biaya yang besarnya berubah-rubah sebanding dengan perubahan jumlah produk yang dibuat dan dijual, selama suatu periode waktu tertentu (misal bulan atau tahun).

LT Sarvia/2012 7 7

LT Sarvia/2009

Biaya Berubah

(Variabel Cost)

Biaya

Variabel Cost

Contoh : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

upah perangsang pekerja langsung.

Jumlah Produk

8

LT Sarvia/2009 LT Sarvia/2012 8

KLASIFIKASI BIAYA

Biaya Semi Berubah(Semi Variabel Cost), yaitu unsur

biaya yang besarnya berubah-rubah , tetapi tidak

sebanding dengan perubahan jumlah produk yang dibuat dan dijual, selama suatu periode waktu tertentu.

Bi Biaya

Jumlah Produk

Semi Variabel Cost

Contoh : Biaya perawatan mesin produksi, biaya listrik.

9 LT Sarvia/2012

Pendekatan

Pendekatan dalam

dalam analisa

analisa titik

titik Impas

Impas

1. Pendekatan Matematis 2. Pendekatan grafis

10 LT Sarvia/2012

1. Pendekatan Matematis

a. Pendekatan Sederhana

Laba Operasi = Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel

BEP ÆLaba = 0

11 LT Sarvia/2012

2. Pendekatan Matematis

b. Pendekatan Contribution Margin (CM)

CM/# = Harga jual/# ‐Biaya variable/#

LT Sarvia/2012 12

( )

/# var /# arg /# #

iabel Biaya Jual a H

Tetap Biaya CM

Tetap Biaya BEP

− =

(3)

Pendekatan Matematis

c. Pendekatan Marginal Income Ratio (MIR)

Ratio

Marginal Income Ratio = ratio pendapatan marjinal dengan hasil penjualan disebut juga profit-volume ratio

LT Sarvia/2012

13

Perusahaan “Valeri” beroperasi dengan biaya tetap keseluruhan Rp. 120 juta. Biaya variabelnya diketahui sebesar 60% dari penjualan. Hasil keseluruhan penjualan pada kapasitas penuh adalah Rp. 500 juta. Perusahaan hanya memproduksi satu macam barang dan harga jualnya adalah Rp. 500 perunit. Berapa unit yg harus dijual agar perusahaan BEP?

Contoh

Contoh 1 :

1 :

Diketahui :

Biaya Tetap = Rp. 120 juta Total Penjualan = Rp. 500 juta

Biaya variabel = Rp. 60 % x 500 juta = Rp. 300 juta Harga jual = Rp. 500/#

Jumlah # = Rp.500 juta/Rp. 500 perunit = 1 juta #

14 LT Sarvia/2012

1. Pendekatan Matematis

a. Pendekatan Sederhana

Laba Operasi = Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel

BEP ÆLaba = 0 LT Sarvia/2012

Pembahasan

b. Pendekatan Contribution Margin (CM)

j t LT Sarvia/2012

juta

c. Pendekatan Marginal Income Ratio (MIR)

( )

Diketahui bahwa titik impas tercapai pada tingkat penjualan

( )

Pembahasan Bukti Perhitungan BEP

Hasil Penjualan = 600.000 x Rp. 500 = Rp. 300 juta

Dikurangi : Biaya Variabel : 60%xRp. 300 juta = Rp. 180 juta

Laba Kotor = Rp. 120 juta

Dikurangi : Biaya Tetap = Rp. 120 juta

(4)

Pembahasan Bukti Perhitungan BEP

Hasil Penjualan = 700.000 x Rp. 500 = Rp. 350 juta

Laba baru dapat direalisir pada tingkat penjualan diatas Rp. 300 juta (diatas 600.000 unit). Misal penjualan adalah 700.000 unit (Rp.350 juta) maka :

j p p j

Dikurangi : Biaya Variabel : 60%xRp. 350 juta = Rp. 210 juta

Laba Kotor = Rp. 140 juta

Dikurangi : Biaya Tetap = Rp. 120 juta

Laba Operasi = Rp. 20 juta

19 LT Sarvia/2012

Pembahasan Bukti Perhitungan BEP

Hasil Penjualan = 400.000 x Rp. 500 = Rp. 200 juta

Rugi akan terjadi bila penjualan tidak mencapai Rp. 300 juta atau tidak mencapai 600.000 unit. Misalnya penjualan hanya mencapai 400.000 unit (Rp. 200 juta), maka :

j p p j

Dikurangi : Biaya Variabel : 60%xRp. 200 juta = Rp. 120 juta

Laba Kotor = Rp. 80 juta

Dikurangi : Biaya Tetap = Rp. 120 juta

Laba Operasi = Rp. - 40 juta

20 LT Sarvia/2012

2. Pendekatan grafis

21 LT Sarvia/2012

2. Pendekatan grafis (Lanjutan soal PT.Valeri)

Diketahui :

Biaya Tetap = Rp. 120 juta Total Penjualan = Rp. 500 juta

Biaya variabel = Rp. 60 % x 500 juta = Rp. 300 juta Harga jual = Rp. 500/#

Jumlah # = Rp.500 juta/Rp. 500 perunit = 1 juta # BEP

Volume Produksi/

Biaya variabel

Biaya Tetap Biaya Total Pendapatan Lapa/Rugi Penjualan

100,000 30,000,000

120,000,000

150,000,000 50,000,000

-100,000,000

400,000 120,000,000 240,000,000 200,000,000 -40,000,000

600,000 180,000,000 300,000,000 300,000,000 0

700,000 210,000,000 330,000,000 350,000,000 20,000,000

1,000,000 300,000,000 420,000,000 500,000,000 80,000,000

22 LT Sarvia/2012

2. Pendekatan grafis (Lanjutan soal PT.Valeri)

23 LT Sarvia/2012

Contoh 2 :

(Target Laba Operasi)

Berapa unit yang harus dijual oleh Perusahaan

“Valeri” untuk mendapatkan laba operasi sebesar

Rp. 200.000.000?

Target Laba Operasi = Penjualan – Biaya Tetap – Biaya Variabel

LT Sarvia/2012 24

Target Laba Operasi = Penjualan Biaya Tetap Biaya Variabel 200.000.000 = 500x – 120.000.000 – 300x

-200x = - 320.000.000 X = 1.600.000 #

(5)

Pengaruh

 

Pajak

 

Penghasilan

 

Terhadap

Analisis

 

CVP

Target Laba Operasi = Pendapatan – B.Tetap – B.Variabel

Maka 

Target Laba Bersih = (Target Laba Operasi) – (Target Laba Operasi x Tingkat Pajak)

Target Laba Bersih = (Target Laba Operasi) ( 1- Tingkat Pajak) Target Laba Bersih (Target Laba Operasi) ( 1- Tingkat Pajak)

LT Sarvia/2012 25

(

)

(

TingkatPajak

)

Bersih

(Target Laba Operasi dan Pajak Pendapatan)

Perusahaan “Valeri” hendak mengetahui berapa unit yang harus terjual untuk mendapatkan laba bersih sebesar Rp. 200.000.000? Dengan asumsi tingkat pajaknya 40 %

(1 ) Pendapa BTetap BVar

LT Sarvia/2012 26

Perusahaan harus menjual 2.266.667 # untuk mencapat Target Laba Operasi sebesar Rp.200.000.000 dengan tingkat pajak 40 %.

TingkatPajak

Margin of Safety ( Batas Keamanan)

adalah selisih antara volume penjualan yang

dibudgetkan atau tingkat penjualan tertentu dengan volume penjualan pada titik impas

%

LT Sarvia/2012 27

%

Contoh

Margin of Safety

%

Artinya bahwa volume penjualan perusahaan yang bersangkutan tidak boleh turun lebih sari 40% dari penjualan yang dibudgetkan atau 66.67% dari volume penjualan pada titik impas, agar supaya tidak menderita rugi.

LT Sarvia/2012 28

500 . juta Rp

Margin of Safety ( Batas Keamanan)

MS >>> lebih disukai karena Margin of safety memberikan informasi kepada pihak manajemen berapa besarnya penurunan volume penjualan yang dapat diterima supaya perusahaan tidak menderita rugi.

Analisis Sensitivitas

(6)

Menjawab Pertanyaan

• Berapa laba operasi jika unit terjual 5 %

lebih rendah dibandingkan prediksi awal?

• Berapa laba operasi jika variabel perunit

meningkat sebesar 10 %?

meningkat sebesar 10 %?

Analisis

 

Sensitivitas

Harga Jual Rp. 500/#

Target Laba Operasi

Biaya Tetap Biaya Variabel/# 0 100,000,000 200,000,000 300,000,000 120,000,000 300 300,000,000 550,000,000 800,000,000 1,050,000,000

120,000,000 10 % 330 352,941,176 647,058,824 941,176,471 1,235,294,118

120 000 000 30 % 429 845 070 423 1 549 295 775 2 253 521 127 2 957 746 479

Jumlah Unit yg harus terjual =

Laba = Jumlah unit harus terjual x harga jual = 1.100.000 x Rp.500/# = Rp.550.000.000

#

120,000,000 30 % 429 845,070,423 1,549,295,775 2,253,521,127 2,957,746,479

150,000,000 300 375,000,000 625,000,000 875,000,000 1,125,000,000

150,000,000 10 % 330 441,176,471 735,294,118 1,029,411,765 1,323,529,412

150,000,000 30 % 429 1,056,338,028 1,760,563,380 2,464,788,732 3,169,014,085

BEP untuk lebih dari Satu Jenis Produk

Perusahaan “Roti” memproduksi dan menjual dua jenis produk yaitu produk A dan Produk B. Data kedua produk tersebut adalah :

Produk A Produk B

Produksi/Penjualan 2.000 # 3.000 #

Biaya Variabel Rp. 500.000 Rp. 1.900.000

Biaya Tetap Rp. 250.000 Rp. 550.000

Harga jual/# Rp. 500 Rp. 1.000

Total Penjualan Rp. 1.000.000 Rp. 3.000.000

LT Sarvia/2012 33

BEP untuk lebih dari Satu Jenis Produk

Untuk menghitung BEP Total perlu terlebih dahulu dihitung biaya tetap total, biaya variabel total, dan hasil penjualan total.

Total Biaya Tetap = Rp. 250.000 + Rp. 550.000 = Rp. 800.000

Total Biaya Variabel = Rp. 500.000 + Rp. 1.900.000 = Rp. 2.400.000

Total Penjualan = Rp. 1.000.000 + Rp. 3.000.000 = Rp. 4.000.000

LT Sarvia/2012

34

BEP untuk lebih dari Satu Jenis Produk

000

BEP total tersebut berbeda dengan BEP untuk masing-masing produk.

35 LT Sarvia/2012

000

BEP untuk lebih dari Satu Jenis Produk

BEP total tersebut berbeda dengan BEP untuk masing-masing produk. BEP masing-masing-masing-masing produk adalah :

1 ) ( Pr

= BiayaBiayaVariabelTetap

Rp

LT Sarvia/2012 36

(7)

BEP untuk lebih dari Satu Jenis Produk

Besarnya hasil penjualan untuk masing-masing produk pada titik impas tersebut didasarkan pada sales mix antara produk A dan B.

LT Sarvia/2012 37

Dampak Perubahan Harga dan Biaya terhadap Analisis Break Even

1. Kenaikan Harga Jual

Apabila harga jual naik misalnya 25 %, maka formula break even adalah sbb: Contoh

Harga Jual/# = Rp. 10.000 Biaya Var/# = Rp. 5.000 Biaya Tetap = Rp.100.000

67 LT Sarvia/2012

Dampak Perubahan Harga dan Biaya terhadap Analisis Break Even (2)

2. Biaya Variabel naik 10%

Contoh

Harga Jual/# = Rp. 10.000 Biaya Var/# = Rp. 5.000 Biaya Tetap = Rp.100.000

222 LT Sarvia/2012

Dampak Perubahan Harga dan Biaya terhadap Analisis Break Even (3)

3. Biaya Tetap naik 20 % Contoh

Harga Jual/# = Rp. 10.000 Biaya Var/# = Rp. 5.000 Biaya Tetap = Rp.100.000

%) LT Sarvia/2012

Dampak Perubahan Harga dan Biaya terhadap Analisis Break Even (4)

4. Harga Jual naik 10 %, mengakibatkan volume barang yang dijual turun 15%

Contoh

Harga Jual/# = Rp. 10.000 Biaya Var/# = Rp. 5.000 Biaya Tetap = Rp.100.000 Biaya Tetap Rp.100.000

18

Suatu perusahaan industri mencatat data‐data biaya sebagai berikut :

Unsur Biaya Biaya Tetap (Rp/periode)

Biaya Berubah Satuan (Rp/satuan)

Biaya Bhn lgsg 15.000

Biaya pekerja lgsg 15 000 000 7 500 Biaya pekerja lgsg 15.000.000 7.500 Biaya Pabrikasi Tak Langsung 30.000.000 2.500 Biaya Pemasaran 10.000.000 5.000 Biaya Administrasi 25.000.000

a) Tentukanlah rumus-rumus biayanya dan gambarkanlah kurva biayanya.

b) Tentukanlah jumlah produk untuk mencapai titik impas, bila diketahui Harga Jual produk adalah Rp.85.000/# .

(8)

Thank u

Thank u

Thank u

Thank u …………

…………

Referensi

Dokumen terkait

Pemekaran daerah sebenarnya adalah peluang bagi setiap etnik di Papua untuk merespon realitas akulturasi dan perubahan sosial yang terjadi.Peluang terbentuknya

pemilikan manajerial (X2) apabila bank yang bersangkutan memiliki saham yang dikuasai oleh manajemen atau tidak, kepemilikan institu- sional (X3) merupakan porsi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh Return On Investment (ROI) dan Debt to Equity Ratio

Arus kas bebas berbeda dengan laba bersih, diantaranya yaitu : (1) semua biaya (expense) non kas ditambahkan kembali ke laba bersih untuk mendapatkan aliran kas dari operasi,

Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang mendapat izin untuk usaha pemanfaatan hutan, maka Perum perhutani wajib bekerjasama dengan koperasi masyarakat setempat

Komitmen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya terhadap berbagai bidang pengembangan sangat tinggi. Berbagai kebijakan telah dirumuskan untuk menjadi

Upaya rehabilitasi lahan untuk mengatasi kemerosotan produktivitas sumberdaya lahan (vegetasi, tanah dan air) dan mencegah kerusakan fungsi DAS harus dilakukan dengan metode yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimasi metode analisis kadar campuran amoksisilin dan kalium klavulanat dengan menggunakan spektrofotometri derivatif dengan metode