• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Pemilih Masyarakat Batak Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perilaku Pemilih Masyarakat Batak Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 (Studi Kasus Di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

DATA DIRI RESPONDEN

Nama :

Alamat :

Petunjuk :

Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai menurut anda.

(2)

KUESIONER

Petunjuk :

Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai menurut anda.

1. Apakah anda tahu kapan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan?

1 Tahu

2 Tidak tahu

2. Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara 2013 diadakan?

1 Tahu

2 Tidak tahu

3. Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013, apakah anda mengikuti masa

kampanye?

1 Ya

2 Tidak

4. Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?

1 Kampanye terbuka (di lapangan terbuka, pawai, konvoi)

2 Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan calon gubernur atau utusan partai politik)

3 Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa)

4 Pembagian bantuan (sembako, pembangunan sarana umum)

(3)

5. Sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 berlangsung, apakah anda

pernah datang ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk

memeriksa bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?

1 Pernah dan terdaftar

2 Pernah dan tidak terdaftar

3 Tidak pernah (diantar ke rumah)

6. Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara 2013 lalu?

1 Memilih

2 Tidak memilih

7. Apakah anda yakin bahwa Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 lalu

berlangsung jujur dan adil?

1 Yakin

2 Tidak yakin

3 Tidak tahu

8. Jika anda memilih calon gubernur, sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

2013 berlangsung. Apakah anda mengetahui sosok calon gubernur yang anda

pilih?

1 Yakin

(4)

9. Jika anda mengetahui nama calon gubernur yang anda pilih, dari manakah anda

memperoleh informasi tentang calon gubernur tersebut?

1 Media cetak (koran, majalah, dll.)

2 Media elektronik (TV, radio)

3 Baliho, poster, spanduk

4 Kerabat (teman atau saudara)

5 Lain-lain

10. Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang agama yang sama

dengan agama anda?

1 Ya

2 Tidak

3 Sama saja

11. Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang kesamaan suku

dengan anda?

1 Ya

2 Tidak

3 Sama saja

12. Apa alasan anda memilih calon gubernur tersebut?

1 Figur calon

2 Pemberian/santunan (sembako, pembangunan jalan, rumah ibadah, dll.)

3 Program kerja (janji-janji)

4 Bersih (tidak terlibat korupsi)

5 Ikut-ikutan

6 Berpengalaman

(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Agung Wibawanto, 2005. Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat, Yogyakarta : Pembaharuan

Firmanzah, 2007. Marketing politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

Gosnel, Harold F. 1934. Voting. Dalam Edwin R.A. Seligman. and Alvin Johnson (ed), Encyclopedia of Social Science. New York : The MacMillan Co

Husnaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara

Joko J. Prihatmoko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1998. Metode Penelitian Sosial, Jakarta : LP3ES

Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Muhammad Asfar, 2006. Pemilih, Perilaku Memilih, Jakarta : Pustaka Eureka

Ramlan Surbakti, 1997. Partai, Pemilih dan Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sugiyono, Prof. Dr., 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta

Undang – undang :

(6)

Jurnal :

Muhammad Bawono, 2008, Persepsi dan Perilaku Pemilih terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004 di Kabupaten Nganjuk, Nomor 8, Volume 8.

Soedaryanti, 2008, Analisis tentang Perilaku Pemilih pada Pilkada tahun 2005 di Surakarta, Volume 4, Nomor 2 (199 – 214)

Internet :

http://febasfi.blogspot.com/2012/12/perilaku-pemilih-dalam-pemilu.html, Diakses Tanggal 2 Januari 2014

http://books.google.co.id/books?id=Kl4FsMndlXUC&pg=PA37&lpg=PA37&dq=jur nal+tentang+perilaku+pemilih&source=bl&ots=fuWk11QIYH&sig=kXxG84i Oha1AFJIf11uXPdLIIGc&hl=en&sa=X&ei=6G09U-OWA46Yrgeh-YGQC w&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20tentang%20perilaku%20pemilih&f= false, Diakses Tanggal 4 Januari 2014

(7)

BAB III

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Setelah dilakukan penelitian di lapangan dengan cara penyebaran

kuesioner/angket maupun dengan cara membagikan kuesioner kepada responden,

maka diperoleh berbagai data mengenai keadaan responden serta jawaban-jawaban

dari beberapa pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner/angket. Bab ini akan

membahas data-data yang diperoleh selama menjalankan penelitian di Kecamatan

Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara.

III.1. Penyajian Data Sampel

Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas

responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan

gambaran tentang keadaan diri dari para responden.

III.1.1 Umur Responden

Umur dalam keterkaitannya dengan pemilu biasanya adalah sebagai tolak

ukur seseorang itu dapat memberikan suaranya sebagai bentuk untuk menyuarakan

aspirasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pemilih adalah mereka yang telah

berusia 17 – 21 tahun, telah memiliki hak suara dan tercantum dalam daftar pemilih

(8)

maupun pemilihan presiden.21 Tabulasi umur responden dapat dilihat pada tabel 3.1

di bawah ini.

Tabel 3.1 Umur Responden

Umur (tahun) Jumlah Responden

17 – 25 33

26 – 35 22

36 – 45 17

46 – 55 15

56 – 65 10

Diatas 65 3

Total 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang

terbanyak adalah umur 17 – 25 tahun yaitu sebanyak 33 orang. Untuk responden

yang berusia 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 22 orang. Untuk responden yang berusia

36 – 45 tahun yaitu sebanyak 17 orang. Untuk responden yang berusia 46 – 55 tahun

yaitu sebanyak 15 orang. Untuk responden yang berusia 56 – 65 tahun yaitu

sebanyak 10 orang. Dan responden yang berusia diatas 65 tahun ada sebanyak 3

orang. Hal ini menunjukkan bahwa para responden terbanyak adalah yang masih

berusia 17–25 tahun.

21

(9)

III.1.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku

seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat menjadi

pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu Penyajian data responden

berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini:

Tabel 3.2 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Responden

Perempuan

Laki-laki

44

56

Total 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah

laki–laki yaitu sebanyak 56 orang dibanding dengan perempuan yang berjumlah 44

orang. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk di Kecamatan Rantau Selatan lebih

banyak laki-laki dari pada perempuan.

III.1.3 Pendidikan Responden

Pendidikan seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan

kemampuan seseorang. Penyajian data responden berdasarkan pendidikan adalah

(10)

Tabel 3.3 Pendidikan Responden

Pendidikan Jumlah Responden

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

D3

S1

-

6

13

45

21

15

Total 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang

terbanyak adalah dari kelompok responden yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak

45 orang, lalu D3 yaitu sebanyak 21 orang, yang berpendidikan S1 yaitu sebanyak

15 orang dan yang hanya tamatan SD yaitu sebanyak 6 orang. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan para responden dominannya adalah tamatan SMA.

III.1.4 Agama Responden

Agama merupakan keyakinan yang dianut seseorang dan bagaimana cara

mereka beribadah terhadap percaya yang mereka yakini. Berikut ini adalah penyajian

(11)

Tabel 3.4 Agama Responden

No. Agama Jumlah Responden

1 Islam 53

2 Kristen Protestan 29

3 Katolik 18

4 Hindu -

5 Budha

Jumlah 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang

terbanyak adalah beragama islam yaitu sebanyak 53 orang, dan Kristen Protestan

yaitu sebanyak 29 orang sementara beragama katolik sebanyak 18 orang, dan tidak

ada yang menganut agama budha dan hindu. Hal ini menunjukkan bahwa para

responden yang merupakan penduduk Kecamatan Rantau Selatan dominannya

beragama islam.

III.1.5 Pekerjaan Responden

Pekerjaan merupakan kegiatan sehari–hari yang dilakukan manusia. Berikut

ini adalah penyajian data responden berdasarkan agama yaitu terlihat pada Tabel 3.5

(12)

Tabel 3.5 Pekerjaan Responden

No. Pekerjaan Jumlah Responden

1 Petani 48

2 Pelajar / Mahasiswa 11

3 PNS/TNI/POLRI 28

4 Wiraswasta 13

Jumlah 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang

terbanyak adalah petani yaitu sebanyak 48 orang, pelajar dan mahasiswa yaitu

sebanyak 11 orang, untuk yang pekerjaan PNS/TNI/POLRI ada sebanyak 28 orang

orang dan yang memiliki pekerjaan wiraswasta yaitu berjumlah 18 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa para responden didominasi oleh para petani yang menunjukkan

bahwa sebagian besar pekerjaan penduduk Kecamatan Rantau Selatan adalah petani.

III.2 Analisis Data

Analisis data merupakan penyajian dan analisis dari daftar angket atau

kuesioner yang disampaikan oleh penulis kepada responden yang menjadi sampel

penelitian dan skripsi ini. Penjelasan dalam analisis data ditujukan untuk

memudahkan penyajian data agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Adapun kuesioner yang disampaikan penulis kepada responden yang menjadi

sampel dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan

perilaku pemilih masyarakat batak dalam pemilihan Sumbernur Sumatera Utara

(13)

Untuk kemudahan penyajian data untuk dianalisis berdasarkan kuesioner

yang ditujukan kepada responden acak yang berjumlah 100 orang dari 13.476

pemilih yang merupakan suku batak di Kecamatan Rantau Selatan, maka penulis

mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam tabel dengan bentuk

data hasil jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan. Adapun tabel-tabel

data yang telah disusun tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Pertanyaan Nomor 1

Apakah anda tahu kapan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Tahu 92

2 Tidak tahu 8

Total 100

Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 92 orang

responden mengetahui kapan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013

berlangsung. Dalam pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan tepatnya dalam rentang waktu

bulan. Dari wawancara langsung beserta pertanyaan tersebut penulis dapat

menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan. Jadi jawaban responden bukan hanya

terkesan asal-asalan dalam menentukan pilihan jawabannya. Karena Pemilihan

(14)

Tabel 3.7 Pertanyaan Nomor 2

Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera

Utara 2013 diadakan?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Tahu 71

2 Tidak tahu 29

Total 100

Berdasarkan tabel 3.7 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 71 orang

responden atau mayoritas responden mengetahui kapan tepatnya masa kampanye

pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan. Sedangkan beberapa

responden lainnya tidak mengetahui kapan masa kampanye pada Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara 2013diadakan. Dalam pertanyaan ini penulis melakukan

wawancara tentang kapan masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013

diadakan tepatnya dalam rentang waktu bulan. Dengan pertanyaan dan wawancara

tersebut penulis dapat menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan

tepatnya masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan.

Kemungkinan besar responden yang tidak mengetahui tepatnya kapan Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan adalah tergolong pemilih yang kurang atau

tidak antusias dengan pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.

Karena opsi mengetahui tidak menentukan bahwa responden yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini diharuskan untuk mengikuti kegiatan kampanye terbuka. Yang

dalam kenyataannya penjabaran kampanye tersebut luas dan tidak terbatas dalam

(15)

Tabel 3.8 Pertanyaan Nomor 3

Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013, apakah anda mengikuti masa

kampanye?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Ya 17

2 Tidak 83

Total 100

Berdasarkan tabel 3.8 diatas dapat diketahui bahwa ada 83 orang responden

tidak mengikuti kegiatan kampanye pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.

sebelumnya penulis menjelaskan jenis-jenis kegiatan yang termasuk kegiatan

kampanye politik. Disamping itu juga ada sebagian responden yang mengikuti

kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh partai politik atau calon gubernur

dari partai politik tertentu pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.

Kebanyakan alasan responden untuk tidak mengikuti kegiatan kampanye adalah

disebabkan oleh faktor pekerjaan. Masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai

petani tidak memiliki waktu luang untuk menyempatkan diri untuk mengikuti

kegiatan kampanye. Dalam hal ini kategori kampanye yang diasumsikan oleh

responden adalah kategori kampanye terbuka yang sering diberitakan di media

(16)

Tabel 3.9 Pertanyaan Nomor 4

Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Kampanye terbuka (di lapangan terbuka, pawai,

konvoi) 18

2 Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan

cagub dan cawagub atau utusan partai politik) 4

3 Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa) 1

4 Pembagian bantuan (sembako, pembangunan

sarana umum) 4

5 Tidak mengikuti kegiatan kampanye 73

Total 100

Berdasarkan tabel 3.9 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 18 orang yang

menyatakan kegiatan kampanye yang paling banyak diikuti oleh responden yang

mengikuti masa kampanye pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 adalah

kegiatan kampanye terbuka yang meliputi kampanye di lapangan-lapangan, pawai

atau konvoi yang dilakukan oleh peserta Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.

Dalam pertanyaan ini penulis menjelaskan lebih rinci tentang kegiatan kampanye

yang termasuk dalam opsi jawaban yang disediakan dalam kuesioner yang

disampaikan oleh penulis. Dan untuk opsi jawaban baru yang tidak termasuk dalam

opsi yang disediakan oleh penulis, disediakan pilihan jawaban yang bersifat terbuka

guna mendalami pengetahuan responden tentang jenis kampanye yang termasuk

dalam kategori kampanye politik dalam Pemilihan Umum.

(17)

politik atau calon gubernur yang diusung oleh partai politik tertentu juga termasuk

kategori yang diikuti oleh sebagian responden dalam penelitian ini.

Dan dalam opsi jawaban kunjungan pribadi yang meliputi pertemuan atau

pembicaraan langsung yang dilakukan oleh calon gubernur yang bersangkutan atau

salah satu utusan partai politik yang ikut dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

2013. Penjabaran dalam hal ini adalah salah satu calon gubernur atau utusan partai

yang bersangkutan melakukan ajakan secara indoktrinisasi kepada responden yang

diharapkan menjatuhkan pilihan kepada calon gubernur tertentu. Adapun pertemuan

atau pembicaraan yang bersangkutan dengan pilihan jawaban ini adalah hal-hal yang

menyangkut dengan cara menarik simpati responden untuk menjatuhkan pilihan

politiknya kepada calon gubernur atau partai politik tertentu yang mengikuti

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.

Serta untuk pilihan jawaban pembagian bantuan yang meliputi bantuan

sembako, pembangunan sarana publik di daerah penelitian, dan lain-lain.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh penjelasan tentang

bantuan yang diberikan oleh salah satu calon anggota pasangan calon tertentu adalah

berupa sumbangan untuk pembangunan rumah ibadah, pembangunan jalan-jalan, dan

ada juga bantuan yang bersifat pribadi. Hal tersebut adalah beberapa contoh dimana

(18)

Tabel 3.10 Pertanyaan Nomor 5

Sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 berlangsung, apakah anda

pernah datang ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk

memeriksa bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Pernah dan terdaftar 37

2 Pernah dan tidak terdaftar 3

3 Tidak pernah (diantar ke rumah) 60

Total 100

Berdasarkan tabel 3.10 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 60 orang

reponden yang kartu DPT-nya diantarkan oleh petugas ke rumah responden, dan

responden yang memeriksa DPT ke instansi terkait juga tergolong tinggi. Sedangkan

pemilih yang namanya tidak terdaftar dalam DPT tidak termasuk dalam sampel

penelitian. Beberapa TPS tertentu untuk permasalahan DPT kebanyakan diantarkan

oleh petugas ke tempat tinggal pemilih, karena menurut perangkat desa hal tersebut

lebih efisien ketika terjadi permasalahan DPT seperti nama tidak terdaftar sebgai

pemilih tetap atau nama yang terdaftar sebagai pemilih tetap adalah anggota keluarga

yang sudah meninggal. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang memeriksakan

DPT ke kantor kepala desa, atau PPK. Hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat

yang kartu pemilihnya tidak diantarkan ke tempat tinggal mereka. Partisipasi politik

masyarakat di Desa Pagar Jati tergolong tinggi karena banyak masyarakat yang

khawatir kehilangan hak menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Gubernur

(19)

Tabel 3.11 Pertanyaan Nomor 6

Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

2013 lalu?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Memilih 100

2 Tidak memilih 0

Total 100

Berdasarkan tabel 3.11 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 100 orang

responden yang menjadi sampel penelitian menggunakan hak pilih dalam Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara 2013. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis,

responden yang dijadikan sampel dalam penelitian semuanya ikut memilih dan

datang ke TPS.

Tabel 3.12 Pertanyaan Nomor 7

Apakah anda yakin bahwa Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 lalu

berlangsung jujur dan adil?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Yakin 44

2 Tidak yakin 19

3 Tidak tahu 37

Total 100

Berdasarkan Tabel 3.12 diatas dapat disimpulkan responden dalam penelitian

ini ada 44 orang responden yang yakin dengan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur

(20)

penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil beranggapan dengan adanya lembaga

pemantau proses pemilihan umum yang bukan berasal dari oeganisasi pemerintah.

Dimana lembaga pemantau pemilu tersebut mengawasi prosedur pemilihan umum,

dan bahkan menyediakan program Quick Count atau program penghitungan cepat

yang ditampilkan di media eketronik seperti televisi atau radio pemerintah setempat.

Lembaga penghitungan cepat tersebut terlebih lagi menjamin perbedaan hasil

penghitungan suara dengan programnya dibandingkan dengan hasil penghitungan

suara KPU hanya menghasilkan angka nominal yang berbeda saja, namun partai apa

yang berada pada peringkat yang ditampilkan oleh program penghitungan sudah

dapat dipastikan. Jadi kesimpulannya peran media elektronik membentuk

masyarakat Kecamatan Rantau Selatan bahwa Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

2013 berlangsung jujur dan adil karena campur tangan pihak ketiga yang bersifat

independen atau tidak memihak sisi manapun. Sedangkan responden yang menjawab

tidak tahu beranggapan bahwa Pemilu di Indonesia masih sama saja dengan

pemilu-pemilu masa pemerintahan Soeharto atau pada masa Orde Baru meskipun namun

turut campur pihak ketiga dianggap tidak membantu karena hasil akhir tetap

(21)

Tabel 3.13 Pertanyaan Nomor 8

Jika anda memilih calon gubernur, sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

2013 berlangsung. Apakah anda mengetahui sosok calon gubernur yang anda pilih?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Tahu 81

2 Tidak Tahu 19

Total 100

Berdasarkan tabel 3.13 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 81 orang

responden yang menyatakan mengetahui lebih dulu sosok calon gubernur yang

mereka pilih sebelum hari pemilihan diadakan. Jadi kebanyakan responden sudah

menentukan pilihan jauh sebelum hari pemilihan diadakan. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh sosialisasi politik yang dilakukan oleh salah satu calon gubernur

yang mereka pilih, atau dari media-media lain. Kebanyakan pemilih mengetahui dan

masih mengingat sosok calon gubernur yang mereka pilih dalam Pemilihan

Gubernur Sumatera Utara 2013. Karena pemilih tersebut benar-benar sudah

menentukan pilihan politiknya. Namun masih terdapat juga pemilih yang tidak

mengetahui siapa calon gubernur yang dipilihnya dalam Pemilihan Gubernur

Sumatera Utara 2013. Hal tersebut disebabkan oleh kebanyakan pemilih seperti ini

ikut-ikutan memilih calon gubernur yang sebenarnya bukan calon gubernur yang

(22)

Tabel 3.14 Pertanyaan Nomor 9

Jika anda mengetahui nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang anda

pilih, dari manakah anda memperoleh informasi tentang pasanagan calon gubernur

tersebut?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Media cetak (koran, majalah, dll.) 10

2 Media elektronik (TV, radio) 4

3 Baliho, poster, spanduk 45

4 Kerabat (teman atau saudara) 35

5 Lain-lain 6

Total 100

Berdasarkan Tabel 3.14 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 45 orang

responden yang menyatakan kalau media kampanye yang paling banyak terdapat di

Kecamatan Rantau Selatan adalah dalam bentuk baliho, poster, spanduk. Media

tersebut adalah alasan kebanyakan responden menjatuhkan pilihan kepada calon

gubernur dan calon wakil gubernur tertentu selain informasi yang diperoleh dari

kerabat responden. Dari pengamatan penulis, media yang paling banyak

mempengaruhi pilihan politik masyarakat Kecamatan Rantau Selatan adalah media

baliho, poster, dan spanduk. Karena media seperti inilah yang paling banyak

(23)

Tabel 3.15 Pertanyaan Nomor 10

Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang agama yang sama

dengan agama anda?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Ya 61

2 Tidak 9

3 Sama saja 30

Total 100

Berdasarkan Tabel 3.15 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 61 orang

responden yang menganggap calon gubernur yang akan memimpin Sumatera Utara

melatarbelakangi Agama. Mayoritas pemilih dalam penelitian ini adalah beragama

Islam. Dari tabel diatas kebanyakan responden menjatuhkan pilihan politiknya

berdasarkan kesamaan aliran kepercayaan.

Tabel 3.16 Pertanyaan Nomor 11

Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang kesamaan suku

dengan anda?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Ya 33

2 Tidak 16

3 Sama saja 51

(24)

Berdasarkan Tabel 3.16 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 51 orang

responden memilih opsi jawaban sama saja untuk calon gubernur yang

berlatarbelakang kesukuan yang sama dengan responden. Namun tidak sedikit

jawaban responden yang memilih jawaban ya, dimana maksud responden calon

gubernur berlatar belakang suku batak layak duduk menjadi gubernur. Dan

responden lainnya mengatakan tidak untuk alasan tertentu karena seseorang itu

terpilih sebagai gubernur bukan karena sukunya tapi karena kinerja dan realisasi

janji-janji saat kampanye kepada masyarakat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan

bahwa kebanyakan pemilih berlatar belakang etnis Batak menganggap calon

gubernur yang dipilihnya tidak harus berasal dari suku Batak.

Tabel 3.17 Pertanyaan Nomor 12

Apa alasan anda memilih calon gubernur tersebut?

No. Jawaban Responden Jumlah

1 Figur calon 35

2 Pemberian/santunan (sembako, pembangunan

jalan, rumah ibadah, dll.) 6

3 Program kerja (janji-janji) 26

4 Bersih (tidak terlibat korupsi) 9

5 Ikut-ikutan 18

6 Berpengalaman 4

7 Lain-lain 2

(25)

Berdasarkan Tabel 3.17 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 35 orang

responden yang memilih berdasarkan figur calon gubernur yang diusung oleh partai

politik tersebut. Lalu opsi jawaban karena alasan bersih atau tidak terlibat korupsi

sangat bertolakbelakang dengan opsi jawaban yang pertama, karena tidak mungkin

alasan jawaban ini dihubungkan dengan opsi pertama jika salah satu calon gubernur

tersebut dijadikan alasan responden memilih jawaban pertama. Karena partai

pengusung calon gubernur tersebut tidak pernah atau belum pernah duduk sebagai

gubernur. Disamping itu responden yang memilih jawaban hanya sekedar ikut-ikutan

juga tergolong banyak. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kesadaran politik

responden sebagai pemilih yang rendah. Disamping itu ada juga yang alasan karena

partai politik atau calon gubernur yang bersih dari korupsi merupakan alasan

beberapa responden pemilih untuk menjatuhkan pilihan politiknya. Lalu alasan

pemilih yang ikut-ikutan disebabkan oleh faktor disuruh orangtua atau ikut dengan

pilihan teman, suami/pasangan, dll. Contohnya jika seorang ayah dalam satu

keluarga memilih satu partai politik tertentu atau calon gubernur tertentu,

kemungkinan besar istri dan atau anaknya memilih calon gubernur yang sama

dengan ayahnya. Hal ini sering terjadi di daerah pemilihan yang memiliki tingkat

pendidikan pemilih yang rendah.

Melalui media elektronik atau media cetak usulan program atau janji-janji

atau visi dan misi calon gubernur juga mempengaruhi masyarakat di Kecamatan

Rantau Selatan dalam menjatuhkan pilihannya. Visi dan misi partai politik atau calon

gubernur tersebut dinilai responden sebagai salah satu gambaran yang

mengaspirasikan keluhan rakyat terhadap pemerintah ketika calon gubernur tersebut

(26)

Pembangunan sarana masyarakat seperti tempat ibadah, jalan, dan lain-lain

juga termasuk alasan sebagian kecil responden pemilih yang menilai calon gubernur

tersebut pantas untuk duduk di sebagai gubernur. Pemilih seperti ini menilai bahwa

daerah domisilinya minim akan pembangunan sarana atau prasarana publik. Jadi hal

tersebut dapat dijadikan alasan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan politik kepada

calon gubernurtersebut.

Beberapa responden pemilih menganggap partai politik yang memenangkan

kursi di Pemilu sebelumnya dan terbukti bersih atau berpengalaman untuk mewakili

masyarakat di pemerintahan yang akan datang juga. Pemilih seperti ini lebih

mengarah kepada pilihan politik kepartaian, karena calon gubernur yang diusung

oleh partai politik tersebut pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 belum

tentu sama dengan sebelumnya. Maka pemilih tersebut lebih percaya pada partai

politiknya tanpa mempertimbangkan siapa calon gubernur yang diusung oleh partai

(27)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada BAB III, maka

dapat ditarik kesimpulan, yaitu :

1. Berdasarkan kuesioner yang telah dijawab oleh responden diketahui bahwa

faktor yang mempengaruhi masyarakat batak di Kecamatan Rantau Selatan

dalam memilih pada saat Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 adalah :

a. Faktor kesamaan agama

b. Faktor ikut pilihan orangtua/kerabat/teman

c. Faktor figur calon gubernur

d. Faktor kesukuan

2. Kesadaran politik masyarakat batak di Kecamatan Rantau Selatan tentang

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 tergolong tinggi. Hal tersebut

dapat dilihat dari jumlah pemilih yang mengikuti atau datang ke TPS

Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.

3. Dalam menjatuhkan pilihan politiknya, masyarakat batak di Kecamatan

Rantau Selatan menggunakan pendekatan sosiologis. Dimana masyarakat

Batak menjatuhkan pilihan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013

disebabkan oleh faktor perilaku sosial para calon gubernur seperti dengan

pembangunan sarana masyarakat seperti tempat ibadah, jalan, dan lain-lain.

4. Dalam menjatuhkan pilihan politik, pemilih di Kecamatan Rantau Selatan

(28)

menggunakan pendekatan pada calon gubernur dengan cara mencaritahu

bagaiman figur dari calon gubernur tersebut.

5. Sosialisasi politik mempengaruhi masyarakat batak di Kecamatan Rantau

Selatan dalam menjatuhkan pilihan politiknya.

IV.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuan, maka ada beberapa saran yang

ingin peneliti berikan, yaitu :

a. Hendaknya dari pihak pemerintah daerah Kecamatan Rantau Selatan

memberikan pendidikan politik yang sehat tentang pemilu kepada masyarakat

agar masyarakat lebih memahami hak-haknya dan pentingnya menggunakan

hak-hak politiknya untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih baik.

b. Hendaknya calon kandidat peserta pemilu dan partai yang mengusungnya

meningkatkan informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat di daerah

seperti Kecamatan Rantau Selatan tentang program kerja dari calon gubernur.

c. Agar membuat suatu sistem informasi tentang pentingnya partisipasi dalam

pemilu/pilkada yang sehat sampai pada masyarakat yang pengetahuannya

sangat minim. Hal ini membutuhkan sosialisasi yang cukup dan peran serta

semua komponen penyelanggaraan Pilkada tidak hanya KPUD tapi juga

(29)

BAB II

DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN

II.1 Kondisi Geografis

Kecamatan Rantau Selatan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten

Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km2 dengan

jumlah penduduk sebesar 57.948 jiwa. Kecamatan Rantau Selatan mempunyai

ketinggian lebih kurang 43 meter dari permukaan laut. Kecamatan Rantau Selatan

memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rantau Utara

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hulu

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hulu

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rantau Utara

Berikut ini adalah luas dari masing–masing desa dan kelurahan yang terdapat

di Kecamatan Rantau Selatan, yaitu :

Tabel 2.1 Luas Desa dan Kelurahan di Kecamatan Rantau Selatan

No. Desa / Kelurahan Luas (km2)

1 Lobu Sona 9,38

2 Sidorejo 1,13

3 Sigambal 6,06

4 Danobale 4,71

5 Perdamean 6,32

6 Ujung Bandar 6,55

7 Bakaran Batu 10,09

8 Urung Kompas 11,05

9 Sioldengan 9,03

Jumlah 64,32

(30)

II.2 Struktur Organisasi Kecamatan Rantau Selatan

Kecamatan Rantau Selatan dibentuk pada tahun 1993. Dan sejak itu

kecamatan ini sudah dipimpin oleh 7 orang camat. Berikut ini adalah nama camat

yang pernah memimpin Kecamatan Rantau Selatan seperti tertera pada tabel 2.2 di

bawah ini.

Tabel 2.2 Camat Rantau Selatan

No. Nama Camat Periode Jabatan

1. Drs. Alimuthir 1993 sampai 1995

2. Drs. Mahludin Lubis 1995 sampai 1997

3. Drs. Rahman Harahap 1997 sampai 1999

4. Drs. Mhd. Kahfi Tambunan 1999 sampai 2005

5. H. Habibuddin, AP 2005 sampai 2009

6. Syahrul Harahap, S.Sos 2009 sampai 2013

7. Drs. H. Ikramsyah Putra Nasution 2013 sampai sekarang Sumber : Data Kantor Kecamatan Rantau Selatan

Dalam menjalankan pemerintahannya camat dibantu oleh orang-orang yang

menduduki posisi di kecamatan yang tertera dalam sebuah struktur organisasi.

Berikut ini adalah struktur organisasi dari Kecamatan Rantau Selatan, yaitu seperti

(31)

34

STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN RANTAU SELATAN

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kecamatan Rantau Selatan

Sumber : Data Kantor Camat Rantau Selatan

Universitas

Sumatera

(32)

II.3 Jumlah Penduduk

II.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduknya adalah 57.948 jiwa, yang terdiri dari 29.392 jiwa

laki-laki dan 28.580 jiwa perempuan.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Rantau Selatan

No. Desa / Kelurahan

Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan

1 Lobu Sona 1.193 831 2.024

2 Sidorejo 2.169 2.222 4.391

3 Sigambal 2.832 2.775 5.607

4 Danobale 2.181 2.130 4.311

5 Perdamean 4.192 4.164 8.356

6 Ujung Bandar 3.073 2.277 5.350

7 Bakaran Batu 5.825 5.858 11.683

8 Urung Kompas 3.528 3.816 7.344

9 Sioldengan 4.375 4.507 8.882

Jumlah 29.392 28.580 57.948

Sumber : Data BPS Kabupaten Labuhan Batu

II.3.2 Berdasarkan Agama / Kepercayaan

Jika dilihat dari segi agama maka ada 4 agama yang dianut oleh penduduk

Kecamatan Rantau Selatan yaitu islam, kristen protestan, katolik, dan hindu, dan

untuk agama budha tidak ada masyarakat Kecamatan Rantau Selatan yang

(33)

Tabel 2.4 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan Rantau Selatan

No. Desa / Kelurahan

Agama (%) Islam Kristen

Protestan

Kristen

Katholik Hindu Budha

1 Lobu Sona 68 23 7 2 -

2 Sidorejo 75 17 8 - -

3 Sigambal 65 24 7 4 -

4 Danobale 80 15 5 - -

5 Perdamean 67 25 5 3 -

6 Ujung Bandar 63 29 5 3 -

7 Bakaran Batu 68 21 8 3 -

8 Urung Kompas 77 19 4 - -

9 Sioldengan 70 25 5 - -

Jumlah 70,33 22 6 1,67 0

Sumber : Data BPS Kabupaten Labuhan Batu

Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kecamatan Rantau

Selatan banyak menganut agama Islam yaitu sebanyak 70,33%, sementara untuk

agama Kristen Protestan sebesar 22% dan untuk agama Kristen Katolik sebesar 6%

dan yang lainnya ada yang menganut agama hindu sebesar 1,67%. Dan tidak ada

yang menganut agama budha.

II.4 Mata Pencaharian

Sesuai dengan kondisi sumber daya alam pada umumnya sumber mata

pencaharian masyarakat adalah sebagai petani, disamping itu ada juga yang lain

(34)

di luar pekerjaan tersebut. Pada tabel 2.5 di bawah ini akan disajikan distribusi

penduduk berdasarkan mata pencaharian.

Tabel 2.5 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan Rantau Selatan

No. Desa / Kelurahan

Mata Pencaharian (%) Petani Industri /

Wiraswasta

PNS/TNI/

Polri Lainnya

1 Lobu Sona 62,45 3,32 2,24 32

2 Sidorejo 57,92 4,19 1,91 35,99

3 Sigambal 54,01 2,54 2,13 41,33

4 Danobale 68,34 4,05 0,09 27,52

5 Perdamean 73,49 4,93 1,02 20,56

6 Ujung Bandar 59,06 0,17 4,18 36,6

7 Bakaran Batu 84,62 6,36 6,21 2,81

8 Urung Kompas 56,01 3,98 1,98 38,03

9 Sioldengan 63,90 3,09 2,42 30,59

Jumlah 64,42 3,63 2,46 29,49

Sumber: Data BPS Kabupaten Labuhan Batu

Dari data pada tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa memang sebagian besar

penduduk dari masyarakat adalah sebagai Petani yaitu mencapai 64,42%, dan yang

lainnya ada sebesar 29,49%, sumber mata pencaharian lainnya yaitu peternak,

karyawan swasta, buruh dan lain – lain. Sementara itu yang menjadi Pegawai Negeri

Sipil (termasuk TNI/POLRI) sebanyak 3,63% dan Industri/Wiraswasta 2,46%.

II.5 Status Pendidikan

(35)

daerah tersebut. Penduduk Kecamatan Rantau Selatan termasuk berpendidikan,

dimana sebagian besar penduduknya sudah bersekolah walaupun masih terdapat

penduduk yang tidak berekolah. Untuk lebih jelasnya tentang tingkat pendidikan

penduduk di Kecamatan Rantau Selatan dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini.

Tabel 2.6 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan Di Kecamatan Rantau Selatan

No. Desa / Kelurahan

Status Pendidikan (%)

Sekolah Tidak Sekolah

1 Lobu Sona 95,85 4,15

2 Sidorejo 96,72 3,28

3 Sigambal 96,8 3,2

4 Danobale 96,81 3,19

5 Perdamean 96,64 5,56

6 Ujung Bandar 96,53 3,47

7 Bakaran Batu 97 3

8 Urung Kompas 97,1 2,9

9 Sioldengan 97,5 2,5

Jumlah 96,77 3,23

Sumber: Data BPS Kabupaten Labuhan Batu

Dari tabel 2.6 diatas diketahui bahwa ada sebesar 96,77% penduduk dari

Kecamatan Rantau Selatan yang bersekolah atau mengecap pendidikan, sementara

(36)

II.6 Deskripsi Responden II.6.1 Jenis Kelamin Responden

Syarat mengikuti pemilu adalah jika seseorang itu sudah berusia 17 tahun

atau sudah menikah walaupun belum berusia 17 tahun. Penduduk Kecamatan Rantau

Selatan yang memenuhi kriteria sebagai pemilih pada pemilu adalah sebanyak

45.100 jiwa. Yang apabila dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dari keseluruhan

responden, maka akan diperoleh data seperti yang tertera pada tabel 2.7 di bawah ini.

Tabel 2.7 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Laki – Laki 23.461 52,02

2 Perempuan 21.639 47,98

Jumlah 45.100 100

Sumber : Data BPS Kabupaten Labuhan Batu

II.6.2 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih

Berikut ini adalah jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih di 9

desa/kelurahan di Kecamatan Rantau Selatan sesuai dengan data yang ada pada DPT.

Tabel 2.8 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Lobu Sona

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

(37)

Tabel 2.9 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Sidorejo

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan

Tabel 2.10 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Sigambal

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

(38)

Tabel 2.11 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Danobale

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan

Tabel 2.12 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Perdamean

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

(39)

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan

Tabel 2.13 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Ujung Bandar

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

(40)

Tabel 2.14 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Bakaran Batu

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

(41)

Tabel 2.15 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Urung Kompas

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

1

Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan

Tabel 2.16 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Sioldengan

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

(42)

No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih

Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan

II.6.3 Jumlah Pemilih Masyarakat Batak yang Menggunakan Hak Pilih

Diketahui bahwa besar persentase suku batak di Kecamatan Rantau Selatan

adalah 59,66% seperti tertera pada tabel 1.1. Maka perhitungan untuk menentukan

banyaknya masyarakat batak yang menggunakan hak pilihnya di tiap desa/kelurahan

(43)

Maka sesuai dengan perhitungan di atas, didapat jumlah pemilih masyarakat

batak yang menggunakan hak pilihnya. Secara lengkap tertera pada tabel 2.17

berikut ini.

Tabel 2.17 Jumlah Pemilih Masyarakat Batak yang Menggunakan Hak Pilih

No Nama

Kelurahan/Desa Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilik

1 Lobu Sona 318 jiwa

2 Sidorejo 1081 jiwa

3 Sigambal 1112 jiwa

4 Danobale 1206 jiwa

5 Perdamean 1949 jiwa

6 Ujung Bandar 1413 jiwa

7 Bakaran Batu 2762 jiwa

8 Urung Kompas 1677 jiwa

9 Sioldengan 1958 jiwa

(44)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut serta dalam proses

pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para

pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, para politisi atau pejabat publik sebagai

wakil rakyat akan berbuat maksimal sesuai dengan aspirasi masyarakat. Hal inilah

yang menjadi dasar diberlakukannya pemilihan umum secara langsung di Indonesia.

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, pemilihan

kepala daerah (bupati, walikota, gubernur) dipilih langsung oleh rakyat. Sebelumnya

pemilihan gubernur dan wakil gubernur dipilih melalui Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD). Melalui pemilihan secara langsung, gubernur harus dapat

mempertanggungjawabkan secara langsung kepada rakyat. Pemilihan umum

gubernur dan wakil gubernur secara langsung lebih accountable dibandingkan

dengan sistem pemilihan umum sebelumnya. Pada system pemilihan umum gubernur

dan wakil gubernur sekarang ini rakyat tidak harus menitipkan suaranya melalui

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, tetapi rakyat rakyat dapat menentukan pilihannya

berdasarkan kriteria yang jelas dan transparan.

Pilkada langsung berarti mengembalikan “hak-hak dasar’ masyarakat di

daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen politik

(45)

masyarakat di daerah untuk menentukan sendiri pemimpin mereka, serta menentukan

sendiri segala bentuk kebijaksanaan yang menyangkut harkat hidup rakyat daerah.1

Dari uraian diatas penulis menyadari betapa pentingnya peran Pemilihan

Kepala Daerah sebagai sarana aspirasi politik dan partisipasi politik masyarakat.

Berbicara tentang Pemilihan Kepala Daerah tentu tidak lepas dari perilaku pemilih

itu sendiri, hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih perilaku pemilih sebagai

tema dalam penelitian ini.

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara merupakan salah satu

perwujudan pelaksanaan UU No. 32 tahun 2004. Hal ini sejalan dengan prinsip

utama demokrasi dimana setiap orang memiliki hak untuk menyuarakan aspirasi

politiknya yaitu memilih secara langsung kepala daerahnya. Sebagai provinsi dengan

jumlah penduduk terbanyak di Pulau Sumatera, pelaksanaan dan hasil dari Pemilihan

Umum Kepala Daerah Sumatera Utara selalu menyedot perhatian masyarakat

Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai 13.000.000 jiwa,

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara merupakan sebuah momen politik

penting yang terjadi di Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Demografi penduduk

Sumatera Utara yang heterogen juga menjadi salah satu alasan kenapa Pemilihan

Umum Kepala Daerah Sumatera Utara menarik untuk diteliti.

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara diikuti oleh 5 (lima)

pasangan calon Gubernur dan Wakil gubernur. Adapun kelima pasangan tersebut

adalah pasangan calon dengan nomor urut 1, H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM –

Ir. H. Soekirman. Pasangan calon dengan nomor urut 2 yaitu Drs. Effendi M.S.

Simbolon-Drs. Djumiran Abdi. Pasangan calon dengan nomor urut 3, Dr. H.

1

(46)

Chairuman Harahap, SH, MH–H. Fadly Nurzal, S.Ag. Pasangan calon dengan nomor

urut 4, Drs. H. Amry Tambunan–Dr. Rustam Effendy Nainggolan. Dan yang terakhir

pasangan calon dengan nomor urut 5 yaitu H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry

Nuradi.

Dari pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara, pasangan

Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T.

Erry Nuradi yang juga merupakan incumbent berhasil memenangkan suara terbanyak

dengan perolehan suara sebesar 1.604.337 atau 33% dari total suara sah. Kemudian

pada urutan kedua diduduki pasangan calon Drs. Effendi M.S. Simbolon-Drs.

Djumiran Abdi dengan perolehan suara 1.183.187 atau 24,34% dari total suara sah.

Pada urutan ketiga adalah pasangan calon H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM–Ir.

H. Soekirman dengan perolehan suara sebanyak 1.027.433 atau 21,13% dari total

suara sah. Selanjutnya, pasangan Drs. H. Amry Tambunan–Dr. Rustam Effendy

Nainggolan memperoleh suara sebanyak 594.414 atau 12,23% dari total suara sah.

Dan yang terakhir pasangan calon Dr. H. Chairuman Harahap, SH, MH–H. Fadly

Nurzal, S.Ag dengan perolehan suara sebanyak 452.096 atau 9,30% dari total suara

sah.

Kabupaten Labuhan Batu adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi

Sumatera Utara. Ibu kota kabupaten ini terletak di Rantau Parapat. Kabupaten ini

terdiri dari 9 (Sembilan) kecamatan, Rantau Selatan adalah satunya. Rantau Selatan

merupakan kecamatan dengan mayoritas penduduk suku Batak. Dari keseluruhan

(47)

Batak. Pada tabel 1.1 berikut ini adalah persentase penduduk berdasarkan suku di

Kecamatan Rantau Selatan.

Tabel 1.1 Persentase Penduduk Berdasarkan Suku Di Kecamatan Rantau Selatan

No. Suku Bangsa Persentase (%)

1 Melayu 1,82

2 Batak 59,66

3 Minang 0,6

4 Jawa 34,18

5 Aceh 0,16

6 Lainnya 3,58

Sumber : BPS Kabupaten Labuhan Batu

Sebagai salah satu Kecamatan yang berada dalam wilayah administratif

Provinsi Sumatera Utara, maka Kecamatan Rantau Selatan ikut melaksanakan

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013. Dalam pelaksanaan

Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara di Kecamatan Rantau Selatan, ada

sebuah fenomena yang menarik untuk dicermati, yaitu kemenangan pasangan calon

H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry Nuradi. Dimana pasangan calon H. Gatot

Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry Nuradi yang tidak berafiliasi secara langsung

dengan suku Batak justru berhasil memenangkan perolehan suara terbanyak di

Kecamatan Rantau Selatan yang notabene mayoritas penduduknya bersuku Batak.

Padahal jika dilihat dari seluruh pasangan calon yang ada, terdapat beberapa

pasangan calon yang berasal dari suku Batak. Hal inilah yang menurut penulis

(48)

Dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun

2013 di Kecamatan Rantau Selatan, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang

ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum adalah 45.100 jiwa. Dari keseluruhan DPT

tersebut, hanya 22.588 orang yang menggunakan hak pilihnya, sedangkan 22.512

orang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah

Sumatera Utara Tahun 2013 di Kecamatan Rantau Selatan. Adapun pasangan calon

gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara terbanyak adalah pasangan

calon dengan nomor urut 5 yaitu H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry Nuradi

yang memperoleh 8.037 suara. Selanjutnya pasangan calon dengan nomor urut 1

yaitu H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM–Ir. H. Soekirman berada di urutan kedua

dengan perolehan suara sebanyak 6.734 suara. Selanjutnya di urutan ketiga

terbanyak adalah pasangan calon dengan nomor urut 3 yaitu pasangan calon Dr. H.

Chairuman Harahap, SH, MH–H. Fadly Nurzal, S.Ag. dengan perolehan suara

sebanyak 4.195 suara. Kemudian diikuti oleh pasangan dengan nomor urut 2 yaitu

pasangan calon Drs. Effendi M.S. Simbolon- Drs. Djumiran Abdi dengan perolehan

2.112 suara dan yang terakhir adalah pasangan dengan nomor urut 4 yaitu pasangan

calon Drs. H. Amry Tambunan–Dr. Rustam Effendy Nainggolan dengan perolehan

1.178 suara.

Adapun fenomena yang terjadi di Kecamatan Rantau Selatan adalah bentuk

dari pola pemberian suara dalam pemilihan umum. Selanjutnya, pola pemberian

suara dalam pemilihan umum dapat dianalisis dengan pendekatan perilaku pemilih.

Perilaku pemilih menurut Surbakti adalah: “Aktivitas pemberian suara oleh individu

(49)

secara langsung-pen. Bila voters memutuskan untuk memilih (to vote) maka voters

akan memilih atau mendukung kandidat tertentu”.2

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk

meneliti bagaimana perilaku pemilih masyarakat suku Batak di Kecamatan Rantau

Selatan. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Perilaku Pemilih Masyarakat Batak Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 (Studi Kasus: Perilaku Pemilih Masyarakat Batak Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 di Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu).”

I.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa

masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan

perlu untuk diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang

menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau

dicari pemecahannya. Atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan

pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan

diteliti didasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah.

Dari latar belakang penelitian tersebut, maka yang jadi rumusan masalah

adalah: “Bagaimana perilaku pemilih masyarakat Batak di Kecamatan Rantau

Selatan Kabupaten Labuhan Batu dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013?”

(50)

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu adalah untuk mengetahui faktor-faktor

apa saja yang paling mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Batak di

Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Pada Pemilihan Gubernur

Sumatera Utara 2013.

I.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan penulis

dalam meneliti fenomena politik yang terjadi, sehingga menambah

pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

b. Secara teoritis hasil penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat menambah

khazanah kepustakaan politik di Indonesia khususnya Sumatera Utara.

c. Sebagai rujukan bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP USU.

I.5 Kerangka Teori

Bagian ini merupakan unsur yang paling penting di dalam penelitian, karena

pada bagian ini penelitian mencoba menjelaskan fenomena yang sedang diamati

dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan penelitiannya. Teori menurut

Masri Singaribun dan Sofian Efendi dalam Buku Metode Penelitian Sosial

mengatakan, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan

preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara

merumuskan hubungan antar konsep.3

(51)

I.5.1 Partisipasi Politik

Tingkat partisispasi politik adalah faktor yang menentukan apakah pemilu

ataupun Pilkada yang berlangsung berhasil atau tidak, semakin tinggi tingkat

partisipasi pemilih, maka tingkat keberhasilan pemilu ataupun Pilkada semakin

tinggi.

Dalam analisa Modern, partisipasi politik merupakan suatu masalah yang

penting dan banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan negara-negara

berkembang. Pada awalnya studi mengenai pertisipasi politik hanya memfokuskan

diri pada partai politik sebagai pelaku utama, akan tetapi dengan berkembangnya

demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin berpartisipasi

dalam bidang politik khususnya dalam hal pengambilan keputusan-keputusan

mengenai kebijakan umum.4

Secara umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan

seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik.

Herbert McClosky berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-

kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian

dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam

proses pembentukan kebijakan umum.5

Berikut ini dikemukakan sejumlah “rambu-rambu” partisipasi politik:6

1. Partisipasi politik berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara

biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam yang berupa sikap dan

4

Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 367 5

Ibid. hal 367 6

(52)

orientasi. Karena sikap dan orientasi tidak selalu termanifestasikan dalam

perilakunya.

2. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mempengaruhi perilaku selaku pembuat

dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan

umum, dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan politik yang

dibuat pemerintah.

3. Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi

pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.

4. Kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secara langsung yaitu

mempengaruhi pemerintah dengan menggunakan perantara yang dapat

meyakinkan pemerintah.

5. Mempengaruhi pemerintah melalui prosedur yang wajar dan tanpa kekerasan

seperti ikut memilih dalam pemilu, mengajukan petisi, bertatap muka, dan

menulis surat atau dengan prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan,

demonstrasi, mogok, kudeta, revolusi, dll.

Di negara-negara demokrasi umumnya dianggap bahwa lebih banyak

partisipasi masyarakat, lebih baik. Dalam alam pikiran ini, tingginya tingkat

partisipasi menunjukkan bahwa warga mengikuti dan memahami masalah politik dan

ingin melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan itu, tingginya tingkat partisipasi juga

menunjukan bahwa rezim yang sedang berkuasa memiliki keabsahan yang tinggi.

Dan sebaliknya, rendahnya partisipasi politik di suatu Negara dianggap kurang baik

karena menunjukkan rendahnya perhatian warga terhadap masalah politik, selain itu

(53)

Partisispasi sebagai suatu bentuk kegiatan dibedakan atas dua bagian, yaitu:7

1. Partisipasi aktif, yaitu kegiatan yang berorientasi pada output dan input

politik. Yang termasuk dalam partisipasi aktif adalah, mengajukan usul

mengenai suatu kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan

perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih

pemimpin pemerintah.

2. Partisipasi pasif, yaitu kegiatan hanya berorentasi pada output politik. Pada

masyarakat yang termasuk kedalam jenis partisipasi ini hanya menuruti

segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa

mengajukan kritik dan usulan perbaikan.

Kemudian terdapat masyarakat yang tidak termasuk kedalam kedua kategori

ini, yaitu masyarakat yang menganggap telah terjadinya penyimpangan

sistem politik dari apa yang telah mereka cita-citakan. Kelompok tersebut

disebut apatis (golput).

Kategori partisipasi politik menurut Milbrath adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan Gladiator meliputi:

a. Memegang jabatan publik atau partai

b. Menjadi calon penjabat

c. Menghimpun dana politik

d. Menjadi anggota aktif suatu partai

e. Menyisihkan waktu untuk kampanye politik.

2. Kegiatan transisi meliputi:

a. Mengikuti rapat atau pawai politik

7

(54)

b. Memberi dukungan partai atau calon

c. Jumpa pejabat publik atau pemimpin politik.

3. Kegiatan menoton meliputi:

a. Memakai symbol/identitas partai/organisasi politik

b. Mengajak orang untuk memilih

c. Menyelenggarakan diskusi politik

d. Member suara.

4. Kegiatan apatis/masa bodoh.

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik seseorang adalah:

1. Kesadaran politik, yaitu kesadaran akan hak kewajibannya sebagai

warga negara.

2. Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang tersebut

terhadap pemimpin.

Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe partisipasi politik yaitu:8

1. Partisipasi politik aktif jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang

tinggi.

2. Partisipasi politik apatis jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik

yang rendah.

3. Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan

kepercayaan politiknya rendah.

(55)

I.5.2 Perilaku Pemilih

Pemilihan diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para

konsestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian

memberikan suaranya kepada konsentan yang bersangkutan.9 Dinyatakan sebagai

pemilih dalam Pilkada yaitu mereka yang telah terdaftar sebagai peserta pemilih oleh

petugas pendata peserta pemilih.

Pemilih dalam hal ini dapat berupa konsituen maupun masyarakat pada

umumnya. Konsituen adalah kelompok masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu

ideologi tertentu yang kemudian termanifestasikan dalam insitusi politik seperti

partai politik dan seorang pemimpin.10

Perilaku pemilih dapat ditujukan dalam memberikan suara dan menentukan

siapa yang akan dipilih menjadi Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam

Pilkada secara langsung. Pemberian suara atau votting secara umum dapat diartikan

sebagai; “Sebagai sebuah proses dimana seorang anggota dalam suatu kelompok

seorang pejabat maupun keputusan yang diambil”.11

Pemberian suara dalam Pilkada secara langsung diwujudkan dengan

memberikan suara pada pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

yang didukungnya atau ditujukan dengan perilaku masyarakat dalam memilih

pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

Perilaku pemilih menurut Surbakti adalah: “Aktivitas pemberian suara oleh

individu yang berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih

atau tidak memilih (to vote or not to vote) didalam suatu pemilihan umum (Pilkada)

9

Firmanzah, 2007. Marketing politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, hal 102 10 Ibid. hal 105

(56)

secara langsung-pen. Bila voters memutuskan untuk memilih (to vote) maka voters

akan memilih atau mendukung kandidat tertentu”.12

Keputusan untuk memberikan dukungan dan suara tidak akan terjadi apabila

tidak terdapat loyalitas pemilih yang cukup tinggi kepada calon pemimpin

jagoannya. Begitu juga sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau

mereka menganggap bahwa sebuah partai atau calon pemimpin tidak loyal serta

tidak konsisten dengan janji dan harapan yang telah mereka berikan.

Perilaku pemilih juga sarat dan idelogy antara pemilih dengan partai politik

atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan membawa ideologi yang saling

berinteraksi. Selama periode kampanye pemilu, muncul kristalisasi dan

pengelompokan antara ideologi yang dibawa kontestan. Masyarakat akan

mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang memiliki ideologi sama dibawa

dengan yang mereka anut sekaligus juga menjauhkan diri dari ideologi yang

berseberangan dengan mereka.

Perilaku pemilih dapat dianalisis dengan tiga pendekatan yaitu:13

1) Pendekatan Sosiologis

Pendekatan sosiologi sebenarnya berasal dari Eropa, kemudian di Amerika

dan pendidikan Eropa. David Denver, ketika menggunakan pendekatan ini untuk

menjelaskan perilaku memilih masyarakat Inggris, menyebut model ini sebagai

social determinism approach.

Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan

pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan

12

(57)

dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial (seperti

pekerjaan, pendidikan dan sebagainya) dan karakteristik atau latar belakang sosiologi

(seperti agama, wilayah, jenis kelamin, umur, dan sebagainya) merupakan faktor

penting dalam menentukan pilihan politik. Pendek kata, pengelompokkan sosial

seperti umur (tua-muda); jenis kelamin; (laki-perempuan); agama dan semacamnya

dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk

pengelompokkan informal seperti keluarga, pertemanan, ataupun

kelompok-kelompok kecil lainnya, merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami

perilaku politik seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai

peranan besar dalam membentuk sikap, persepsi dan orientsasi seseorang.

2) Pendekatan Psikologis

Pendekatan sosiologis berkembang di Amerika Serikat berasal dari Eropa

Barat, pendekatan Psikologis merupakan fenomena Amerika Serikat melalui Survey

Research Centre di Unversitas Michigan. Oleh karena itu, pendekatan ini juga

disebut sebagai Mazhab Michigan. Oleh karena itu, pendekatan ini adalah Angust

Campbell.

Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi

terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku pemilih. Variabel-

variabel itu tidak dapat dihubungkan dengan perilaku memilih kalau ada proses

sosialisasi. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini sosialisasilah sebenarnya yang

menentukan perilaku memilih (politik) seseorang.

Penganut pendekatan ini menjelaskan sikap seseorang sebagai refleksi dari

(58)

mempengaruhi perilaku politik seseorang. Oleh karena itu, pendekatan psikologis

menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional

pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu – isu dan orientasi terhadap kandidat.

3) Pendekatan Rasional

Penggunaan pendekatan rasional dalam menjelaskan perilaku pemilih oleh

ilmuwan politik sebenarnya diadaptasikan dari ilmu ekonomi. Mereka melihat

adanya analogi antara pasar (ekonomi) dan perilaku memilih (politik). Apabila

secara ekonomi masyarakat dapat bertindak secara rasional, yaitu menekan ongkos

sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, maka dalam

perilaku politik pun maka masyrakat akan dapat bertindak secara rasional, yakni

memberikan suara ke OPP yang dianggap mendatangkan keuntungan yang sebesar –

besarnya dan menekan kerugian.

I.5.2.1 Orientasi Pemilih

1. Orientasi Policy –Problem Solving

Ketika memilih seorang kontestan dari kacamata “Policy-Problem-Solving” yang

terpenting bagi mereka adalah sejauh mana kontestan mampu menawarkan program

kerja atau solusi bagi suatu permasalahan yang ada. Pemilih akan cenderung secara

objektif memilih partai politik atau kontestan yang memiliki kepekaan terhadap

masalah nasional (daerah) dan kejelasan-kejelasan program kerja partai-partai politik

atau kontestan pemilu yang arah kebijakannya tidak jelas cenderung tidak dipilih.14

Gambar

Tabel 3.3 Pendidikan Responden
Tabel 3.5 Pekerjaan Responden
Tabel 3.6 Pertanyaan Nomor 1
Tabel 3.7 Pertanyaan Nomor 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang didapat dari perhitungan harga jual normal dengan menggunakan metode Full Costing adalah disetujuinya pesanan Hotel Sahira untuk pembuatan brosur dengan biaya

[r]

[r]

PPPPTK Bahasa sebagai lembaga yang berada dalam naungan Depdiknas mempunyai visi yaitu terwujudnya PPPPTK Bahasa sebagai lembaga pengembangan dan pemberdayaan PPPPTK Bahasa

This GRI-certified training program will introduce you to the elements of a good sustainability report and prepare you to co-ordinate the sustainability reporting process using the

Dalam rangka meningkatkan kemampuan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (SIMLITABMAS) di perguruan tinggi dalam unggah dan

Ciri khas Perangkat Lunak pengolah kata secara umum adalah mengolah mulai dari karakter, kata, kalimat, yang akhirnya membentuk suatu paragraf, sekumpulan paragraf membentuk

individu dalam perekonomian, 3) Berfungsi sebagai yang mengatur pembagian.. hasil dari produksi pada seluruh masyarakat agar dapat berjalan sesuai dengan. harapan,