DATA DIRI RESPONDEN
Nama :
Alamat :
Petunjuk :
Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
KUESIONER
Petunjuk :
Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
1. Apakah anda tahu kapan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan?
1 Tahu
2 Tidak tahu
2. Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera
Utara 2013 diadakan?
1 Tahu
2 Tidak tahu
3. Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013, apakah anda mengikuti masa
kampanye?
1 Ya
2 Tidak
4. Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?
1 Kampanye terbuka (di lapangan terbuka, pawai, konvoi)
2 Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan calon gubernur atau utusan partai politik)
3 Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa)
4 Pembagian bantuan (sembako, pembangunan sarana umum)
5. Sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 berlangsung, apakah anda
pernah datang ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk
memeriksa bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?
1 Pernah dan terdaftar
2 Pernah dan tidak terdaftar
3 Tidak pernah (diantar ke rumah)
6. Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilihan Gubernur Sumatera
Utara 2013 lalu?
1 Memilih
2 Tidak memilih
7. Apakah anda yakin bahwa Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 lalu
berlangsung jujur dan adil?
1 Yakin
2 Tidak yakin
3 Tidak tahu
8. Jika anda memilih calon gubernur, sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
2013 berlangsung. Apakah anda mengetahui sosok calon gubernur yang anda
pilih?
1 Yakin
9. Jika anda mengetahui nama calon gubernur yang anda pilih, dari manakah anda
memperoleh informasi tentang calon gubernur tersebut?
1 Media cetak (koran, majalah, dll.)
2 Media elektronik (TV, radio)
3 Baliho, poster, spanduk
4 Kerabat (teman atau saudara)
5 Lain-lain
10. Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang agama yang sama
dengan agama anda?
1 Ya
2 Tidak
3 Sama saja
11. Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang kesamaan suku
dengan anda?
1 Ya
2 Tidak
3 Sama saja
12. Apa alasan anda memilih calon gubernur tersebut?
1 Figur calon
2 Pemberian/santunan (sembako, pembangunan jalan, rumah ibadah, dll.)
3 Program kerja (janji-janji)
4 Bersih (tidak terlibat korupsi)
5 Ikut-ikutan
6 Berpengalaman
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Agung Wibawanto, 2005. Menangkan Hati dan Pikiran Rakyat, Yogyakarta : Pembaharuan
Firmanzah, 2007. Marketing politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
Gosnel, Harold F. 1934. Voting. Dalam Edwin R.A. Seligman. and Alvin Johnson (ed), Encyclopedia of Social Science. New York : The MacMillan Co
Husnaini Usman & Purnomo Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Joko J. Prihatmoko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1998. Metode Penelitian Sosial, Jakarta : LP3ES
Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Muhammad Asfar, 2006. Pemilih, Perilaku Memilih, Jakarta : Pustaka Eureka
Ramlan Surbakti, 1997. Partai, Pemilih dan Demokrasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sugiyono, Prof. Dr., 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta
Undang – undang :
Jurnal :
Muhammad Bawono, 2008, Persepsi dan Perilaku Pemilih terhadap Partisipasi Politik dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004 di Kabupaten Nganjuk, Nomor 8, Volume 8.
Soedaryanti, 2008, Analisis tentang Perilaku Pemilih pada Pilkada tahun 2005 di Surakarta, Volume 4, Nomor 2 (199 – 214)
Internet :
http://febasfi.blogspot.com/2012/12/perilaku-pemilih-dalam-pemilu.html, Diakses Tanggal 2 Januari 2014
http://books.google.co.id/books?id=Kl4FsMndlXUC&pg=PA37&lpg=PA37&dq=jur nal+tentang+perilaku+pemilih&source=bl&ots=fuWk11QIYH&sig=kXxG84i Oha1AFJIf11uXPdLIIGc&hl=en&sa=X&ei=6G09U-OWA46Yrgeh-YGQC w&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20tentang%20perilaku%20pemilih&f= false, Diakses Tanggal 4 Januari 2014
BAB III
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Setelah dilakukan penelitian di lapangan dengan cara penyebaran
kuesioner/angket maupun dengan cara membagikan kuesioner kepada responden,
maka diperoleh berbagai data mengenai keadaan responden serta jawaban-jawaban
dari beberapa pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner/angket. Bab ini akan
membahas data-data yang diperoleh selama menjalankan penelitian di Kecamatan
Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara.
III.1. Penyajian Data Sampel
Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas
responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan
gambaran tentang keadaan diri dari para responden.
III.1.1 Umur Responden
Umur dalam keterkaitannya dengan pemilu biasanya adalah sebagai tolak
ukur seseorang itu dapat memberikan suaranya sebagai bentuk untuk menyuarakan
aspirasi. Sedangkan yang dimaksud dengan pemilih adalah mereka yang telah
berusia 17 – 21 tahun, telah memiliki hak suara dan tercantum dalam daftar pemilih
maupun pemilihan presiden.21 Tabulasi umur responden dapat dilihat pada tabel 3.1
di bawah ini.
Tabel 3.1 Umur Responden
Umur (tahun) Jumlah Responden
17 – 25 33
26 – 35 22
36 – 45 17
46 – 55 15
56 – 65 10
Diatas 65 3
Total 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang
terbanyak adalah umur 17 – 25 tahun yaitu sebanyak 33 orang. Untuk responden
yang berusia 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 22 orang. Untuk responden yang berusia
36 – 45 tahun yaitu sebanyak 17 orang. Untuk responden yang berusia 46 – 55 tahun
yaitu sebanyak 15 orang. Untuk responden yang berusia 56 – 65 tahun yaitu
sebanyak 10 orang. Dan responden yang berusia diatas 65 tahun ada sebanyak 3
orang. Hal ini menunjukkan bahwa para responden terbanyak adalah yang masih
berusia 17–25 tahun.
21
III.1.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku
seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat menjadi
pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu Penyajian data responden
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Responden
Perempuan
Laki-laki
44
56
Total 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah
laki–laki yaitu sebanyak 56 orang dibanding dengan perempuan yang berjumlah 44
orang. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk di Kecamatan Rantau Selatan lebih
banyak laki-laki dari pada perempuan.
III.1.3 Pendidikan Responden
Pendidikan seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan
kemampuan seseorang. Penyajian data responden berdasarkan pendidikan adalah
Tabel 3.3 Pendidikan Responden
Pendidikan Jumlah Responden
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
D3
S1
-
6
13
45
21
15
Total 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang
terbanyak adalah dari kelompok responden yang berpendidikan SMA yaitu sebanyak
45 orang, lalu D3 yaitu sebanyak 21 orang, yang berpendidikan S1 yaitu sebanyak
15 orang dan yang hanya tamatan SD yaitu sebanyak 6 orang. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan para responden dominannya adalah tamatan SMA.
III.1.4 Agama Responden
Agama merupakan keyakinan yang dianut seseorang dan bagaimana cara
mereka beribadah terhadap percaya yang mereka yakini. Berikut ini adalah penyajian
Tabel 3.4 Agama Responden
No. Agama Jumlah Responden
1 Islam 53
2 Kristen Protestan 29
3 Katolik 18
4 Hindu -
5 Budha
Jumlah 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 3.4 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang
terbanyak adalah beragama islam yaitu sebanyak 53 orang, dan Kristen Protestan
yaitu sebanyak 29 orang sementara beragama katolik sebanyak 18 orang, dan tidak
ada yang menganut agama budha dan hindu. Hal ini menunjukkan bahwa para
responden yang merupakan penduduk Kecamatan Rantau Selatan dominannya
beragama islam.
III.1.5 Pekerjaan Responden
Pekerjaan merupakan kegiatan sehari–hari yang dilakukan manusia. Berikut
ini adalah penyajian data responden berdasarkan agama yaitu terlihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Pekerjaan Responden
No. Pekerjaan Jumlah Responden
1 Petani 48
2 Pelajar / Mahasiswa 11
3 PNS/TNI/POLRI 28
4 Wiraswasta 13
Jumlah 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan Tabel 3.5 menunjukkan data bahwa jumlah responden yang
terbanyak adalah petani yaitu sebanyak 48 orang, pelajar dan mahasiswa yaitu
sebanyak 11 orang, untuk yang pekerjaan PNS/TNI/POLRI ada sebanyak 28 orang
orang dan yang memiliki pekerjaan wiraswasta yaitu berjumlah 18 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa para responden didominasi oleh para petani yang menunjukkan
bahwa sebagian besar pekerjaan penduduk Kecamatan Rantau Selatan adalah petani.
III.2 Analisis Data
Analisis data merupakan penyajian dan analisis dari daftar angket atau
kuesioner yang disampaikan oleh penulis kepada responden yang menjadi sampel
penelitian dan skripsi ini. Penjelasan dalam analisis data ditujukan untuk
memudahkan penyajian data agar dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.
Adapun kuesioner yang disampaikan penulis kepada responden yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan
perilaku pemilih masyarakat batak dalam pemilihan Sumbernur Sumatera Utara
Untuk kemudahan penyajian data untuk dianalisis berdasarkan kuesioner
yang ditujukan kepada responden acak yang berjumlah 100 orang dari 13.476
pemilih yang merupakan suku batak di Kecamatan Rantau Selatan, maka penulis
mengklasifikasikan pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam tabel dengan bentuk
data hasil jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan. Adapun tabel-tabel
data yang telah disusun tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Pertanyaan Nomor 1
Apakah anda tahu kapan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Tahu 92
2 Tidak tahu 8
Total 100
Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 92 orang
responden mengetahui kapan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013
berlangsung. Dalam pertanyaan ini penulis melakukan wawancara tentang kapan
Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan tepatnya dalam rentang waktu
bulan. Dari wawancara langsung beserta pertanyaan tersebut penulis dapat
menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan tepatnya Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan. Jadi jawaban responden bukan hanya
terkesan asal-asalan dalam menentukan pilihan jawabannya. Karena Pemilihan
Tabel 3.7 Pertanyaan Nomor 2
Apakah anda mengetahui kapan masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera
Utara 2013 diadakan?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Tahu 71
2 Tidak tahu 29
Total 100
Berdasarkan tabel 3.7 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 71 orang
responden atau mayoritas responden mengetahui kapan tepatnya masa kampanye
pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan. Sedangkan beberapa
responden lainnya tidak mengetahui kapan masa kampanye pada Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara 2013diadakan. Dalam pertanyaan ini penulis melakukan
wawancara tentang kapan masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013
diadakan tepatnya dalam rentang waktu bulan. Dengan pertanyaan dan wawancara
tersebut penulis dapat menentukan bahwa responden benar-benar mengetahui kapan
tepatnya masa kampanye Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan.
Kemungkinan besar responden yang tidak mengetahui tepatnya kapan Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara 2013 diadakan adalah tergolong pemilih yang kurang atau
tidak antusias dengan pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.
Karena opsi mengetahui tidak menentukan bahwa responden yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini diharuskan untuk mengikuti kegiatan kampanye terbuka. Yang
dalam kenyataannya penjabaran kampanye tersebut luas dan tidak terbatas dalam
Tabel 3.8 Pertanyaan Nomor 3
Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013, apakah anda mengikuti masa
kampanye?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Ya 17
2 Tidak 83
Total 100
Berdasarkan tabel 3.8 diatas dapat diketahui bahwa ada 83 orang responden
tidak mengikuti kegiatan kampanye pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.
sebelumnya penulis menjelaskan jenis-jenis kegiatan yang termasuk kegiatan
kampanye politik. Disamping itu juga ada sebagian responden yang mengikuti
kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh partai politik atau calon gubernur
dari partai politik tertentu pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.
Kebanyakan alasan responden untuk tidak mengikuti kegiatan kampanye adalah
disebabkan oleh faktor pekerjaan. Masyarakat yang kebanyakan berprofesi sebagai
petani tidak memiliki waktu luang untuk menyempatkan diri untuk mengikuti
kegiatan kampanye. Dalam hal ini kategori kampanye yang diasumsikan oleh
responden adalah kategori kampanye terbuka yang sering diberitakan di media
Tabel 3.9 Pertanyaan Nomor 4
Kegiatan kampanye seperti apa yang anda ikuti?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Kampanye terbuka (di lapangan terbuka, pawai,
konvoi) 18
2 Kunjungan pribadi (berbicara langsung dengan
cagub dan cawagub atau utusan partai politik) 4
3 Diskusi tidak resmi (di warung, kelompok doa) 1
4 Pembagian bantuan (sembako, pembangunan
sarana umum) 4
5 Tidak mengikuti kegiatan kampanye 73
Total 100
Berdasarkan tabel 3.9 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 18 orang yang
menyatakan kegiatan kampanye yang paling banyak diikuti oleh responden yang
mengikuti masa kampanye pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 adalah
kegiatan kampanye terbuka yang meliputi kampanye di lapangan-lapangan, pawai
atau konvoi yang dilakukan oleh peserta Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.
Dalam pertanyaan ini penulis menjelaskan lebih rinci tentang kegiatan kampanye
yang termasuk dalam opsi jawaban yang disediakan dalam kuesioner yang
disampaikan oleh penulis. Dan untuk opsi jawaban baru yang tidak termasuk dalam
opsi yang disediakan oleh penulis, disediakan pilihan jawaban yang bersifat terbuka
guna mendalami pengetahuan responden tentang jenis kampanye yang termasuk
dalam kategori kampanye politik dalam Pemilihan Umum.
politik atau calon gubernur yang diusung oleh partai politik tertentu juga termasuk
kategori yang diikuti oleh sebagian responden dalam penelitian ini.
Dan dalam opsi jawaban kunjungan pribadi yang meliputi pertemuan atau
pembicaraan langsung yang dilakukan oleh calon gubernur yang bersangkutan atau
salah satu utusan partai politik yang ikut dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
2013. Penjabaran dalam hal ini adalah salah satu calon gubernur atau utusan partai
yang bersangkutan melakukan ajakan secara indoktrinisasi kepada responden yang
diharapkan menjatuhkan pilihan kepada calon gubernur tertentu. Adapun pertemuan
atau pembicaraan yang bersangkutan dengan pilihan jawaban ini adalah hal-hal yang
menyangkut dengan cara menarik simpati responden untuk menjatuhkan pilihan
politiknya kepada calon gubernur atau partai politik tertentu yang mengikuti
Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.
Serta untuk pilihan jawaban pembagian bantuan yang meliputi bantuan
sembako, pembangunan sarana publik di daerah penelitian, dan lain-lain.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis diperoleh penjelasan tentang
bantuan yang diberikan oleh salah satu calon anggota pasangan calon tertentu adalah
berupa sumbangan untuk pembangunan rumah ibadah, pembangunan jalan-jalan, dan
ada juga bantuan yang bersifat pribadi. Hal tersebut adalah beberapa contoh dimana
Tabel 3.10 Pertanyaan Nomor 5
Sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 berlangsung, apakah anda
pernah datang ke Kantor Kepala Desa, Ketua RT, atau tempat lainnya untuk
memeriksa bahwa nama anda tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT)?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Pernah dan terdaftar 37
2 Pernah dan tidak terdaftar 3
3 Tidak pernah (diantar ke rumah) 60
Total 100
Berdasarkan tabel 3.10 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 60 orang
reponden yang kartu DPT-nya diantarkan oleh petugas ke rumah responden, dan
responden yang memeriksa DPT ke instansi terkait juga tergolong tinggi. Sedangkan
pemilih yang namanya tidak terdaftar dalam DPT tidak termasuk dalam sampel
penelitian. Beberapa TPS tertentu untuk permasalahan DPT kebanyakan diantarkan
oleh petugas ke tempat tinggal pemilih, karena menurut perangkat desa hal tersebut
lebih efisien ketika terjadi permasalahan DPT seperti nama tidak terdaftar sebgai
pemilih tetap atau nama yang terdaftar sebagai pemilih tetap adalah anggota keluarga
yang sudah meninggal. Namun tidak sedikit juga masyarakat yang memeriksakan
DPT ke kantor kepala desa, atau PPK. Hal tersebut dikarenakan sebagian masyarakat
yang kartu pemilihnya tidak diantarkan ke tempat tinggal mereka. Partisipasi politik
masyarakat di Desa Pagar Jati tergolong tinggi karena banyak masyarakat yang
khawatir kehilangan hak menggunakan hak pilih dalam Pemilihan Gubernur
Tabel 3.11 Pertanyaan Nomor 6
Apakah anda memilih atau tidak memilih pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
2013 lalu?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Memilih 100
2 Tidak memilih 0
Total 100
Berdasarkan tabel 3.11 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 100 orang
responden yang menjadi sampel penelitian menggunakan hak pilih dalam Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara 2013. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis,
responden yang dijadikan sampel dalam penelitian semuanya ikut memilih dan
datang ke TPS.
Tabel 3.12 Pertanyaan Nomor 7
Apakah anda yakin bahwa Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 lalu
berlangsung jujur dan adil?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Yakin 44
2 Tidak yakin 19
3 Tidak tahu 37
Total 100
Berdasarkan Tabel 3.12 diatas dapat disimpulkan responden dalam penelitian
ini ada 44 orang responden yang yakin dengan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil beranggapan dengan adanya lembaga
pemantau proses pemilihan umum yang bukan berasal dari oeganisasi pemerintah.
Dimana lembaga pemantau pemilu tersebut mengawasi prosedur pemilihan umum,
dan bahkan menyediakan program Quick Count atau program penghitungan cepat
yang ditampilkan di media eketronik seperti televisi atau radio pemerintah setempat.
Lembaga penghitungan cepat tersebut terlebih lagi menjamin perbedaan hasil
penghitungan suara dengan programnya dibandingkan dengan hasil penghitungan
suara KPU hanya menghasilkan angka nominal yang berbeda saja, namun partai apa
yang berada pada peringkat yang ditampilkan oleh program penghitungan sudah
dapat dipastikan. Jadi kesimpulannya peran media elektronik membentuk
masyarakat Kecamatan Rantau Selatan bahwa Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
2013 berlangsung jujur dan adil karena campur tangan pihak ketiga yang bersifat
independen atau tidak memihak sisi manapun. Sedangkan responden yang menjawab
tidak tahu beranggapan bahwa Pemilu di Indonesia masih sama saja dengan
pemilu-pemilu masa pemerintahan Soeharto atau pada masa Orde Baru meskipun namun
turut campur pihak ketiga dianggap tidak membantu karena hasil akhir tetap
Tabel 3.13 Pertanyaan Nomor 8
Jika anda memilih calon gubernur, sebelum Pemilihan Gubernur Sumatera Utara
2013 berlangsung. Apakah anda mengetahui sosok calon gubernur yang anda pilih?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Tahu 81
2 Tidak Tahu 19
Total 100
Berdasarkan tabel 3.13 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 81 orang
responden yang menyatakan mengetahui lebih dulu sosok calon gubernur yang
mereka pilih sebelum hari pemilihan diadakan. Jadi kebanyakan responden sudah
menentukan pilihan jauh sebelum hari pemilihan diadakan. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh sosialisasi politik yang dilakukan oleh salah satu calon gubernur
yang mereka pilih, atau dari media-media lain. Kebanyakan pemilih mengetahui dan
masih mengingat sosok calon gubernur yang mereka pilih dalam Pemilihan
Gubernur Sumatera Utara 2013. Karena pemilih tersebut benar-benar sudah
menentukan pilihan politiknya. Namun masih terdapat juga pemilih yang tidak
mengetahui siapa calon gubernur yang dipilihnya dalam Pemilihan Gubernur
Sumatera Utara 2013. Hal tersebut disebabkan oleh kebanyakan pemilih seperti ini
ikut-ikutan memilih calon gubernur yang sebenarnya bukan calon gubernur yang
Tabel 3.14 Pertanyaan Nomor 9
Jika anda mengetahui nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang anda
pilih, dari manakah anda memperoleh informasi tentang pasanagan calon gubernur
tersebut?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Media cetak (koran, majalah, dll.) 10
2 Media elektronik (TV, radio) 4
3 Baliho, poster, spanduk 45
4 Kerabat (teman atau saudara) 35
5 Lain-lain 6
Total 100
Berdasarkan Tabel 3.14 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 45 orang
responden yang menyatakan kalau media kampanye yang paling banyak terdapat di
Kecamatan Rantau Selatan adalah dalam bentuk baliho, poster, spanduk. Media
tersebut adalah alasan kebanyakan responden menjatuhkan pilihan kepada calon
gubernur dan calon wakil gubernur tertentu selain informasi yang diperoleh dari
kerabat responden. Dari pengamatan penulis, media yang paling banyak
mempengaruhi pilihan politik masyarakat Kecamatan Rantau Selatan adalah media
baliho, poster, dan spanduk. Karena media seperti inilah yang paling banyak
Tabel 3.15 Pertanyaan Nomor 10
Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang agama yang sama
dengan agama anda?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Ya 61
2 Tidak 9
3 Sama saja 30
Total 100
Berdasarkan Tabel 3.15 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 61 orang
responden yang menganggap calon gubernur yang akan memimpin Sumatera Utara
melatarbelakangi Agama. Mayoritas pemilih dalam penelitian ini adalah beragama
Islam. Dari tabel diatas kebanyakan responden menjatuhkan pilihan politiknya
berdasarkan kesamaan aliran kepercayaan.
Tabel 3.16 Pertanyaan Nomor 11
Apakah anda menyukai calon gubernur yang berlatarbelakang kesamaan suku
dengan anda?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Ya 33
2 Tidak 16
3 Sama saja 51
Berdasarkan Tabel 3.16 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 51 orang
responden memilih opsi jawaban sama saja untuk calon gubernur yang
berlatarbelakang kesukuan yang sama dengan responden. Namun tidak sedikit
jawaban responden yang memilih jawaban ya, dimana maksud responden calon
gubernur berlatar belakang suku batak layak duduk menjadi gubernur. Dan
responden lainnya mengatakan tidak untuk alasan tertentu karena seseorang itu
terpilih sebagai gubernur bukan karena sukunya tapi karena kinerja dan realisasi
janji-janji saat kampanye kepada masyarakat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa kebanyakan pemilih berlatar belakang etnis Batak menganggap calon
gubernur yang dipilihnya tidak harus berasal dari suku Batak.
Tabel 3.17 Pertanyaan Nomor 12
Apa alasan anda memilih calon gubernur tersebut?
No. Jawaban Responden Jumlah
1 Figur calon 35
2 Pemberian/santunan (sembako, pembangunan
jalan, rumah ibadah, dll.) 6
3 Program kerja (janji-janji) 26
4 Bersih (tidak terlibat korupsi) 9
5 Ikut-ikutan 18
6 Berpengalaman 4
7 Lain-lain 2
Berdasarkan Tabel 3.17 diatas dapat disimpulkan bahwa ada 35 orang
responden yang memilih berdasarkan figur calon gubernur yang diusung oleh partai
politik tersebut. Lalu opsi jawaban karena alasan bersih atau tidak terlibat korupsi
sangat bertolakbelakang dengan opsi jawaban yang pertama, karena tidak mungkin
alasan jawaban ini dihubungkan dengan opsi pertama jika salah satu calon gubernur
tersebut dijadikan alasan responden memilih jawaban pertama. Karena partai
pengusung calon gubernur tersebut tidak pernah atau belum pernah duduk sebagai
gubernur. Disamping itu responden yang memilih jawaban hanya sekedar ikut-ikutan
juga tergolong banyak. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kesadaran politik
responden sebagai pemilih yang rendah. Disamping itu ada juga yang alasan karena
partai politik atau calon gubernur yang bersih dari korupsi merupakan alasan
beberapa responden pemilih untuk menjatuhkan pilihan politiknya. Lalu alasan
pemilih yang ikut-ikutan disebabkan oleh faktor disuruh orangtua atau ikut dengan
pilihan teman, suami/pasangan, dll. Contohnya jika seorang ayah dalam satu
keluarga memilih satu partai politik tertentu atau calon gubernur tertentu,
kemungkinan besar istri dan atau anaknya memilih calon gubernur yang sama
dengan ayahnya. Hal ini sering terjadi di daerah pemilihan yang memiliki tingkat
pendidikan pemilih yang rendah.
Melalui media elektronik atau media cetak usulan program atau janji-janji
atau visi dan misi calon gubernur juga mempengaruhi masyarakat di Kecamatan
Rantau Selatan dalam menjatuhkan pilihannya. Visi dan misi partai politik atau calon
gubernur tersebut dinilai responden sebagai salah satu gambaran yang
mengaspirasikan keluhan rakyat terhadap pemerintah ketika calon gubernur tersebut
Pembangunan sarana masyarakat seperti tempat ibadah, jalan, dan lain-lain
juga termasuk alasan sebagian kecil responden pemilih yang menilai calon gubernur
tersebut pantas untuk duduk di sebagai gubernur. Pemilih seperti ini menilai bahwa
daerah domisilinya minim akan pembangunan sarana atau prasarana publik. Jadi hal
tersebut dapat dijadikan alasan pemilih tersebut menjatuhkan pilihan politik kepada
calon gubernurtersebut.
Beberapa responden pemilih menganggap partai politik yang memenangkan
kursi di Pemilu sebelumnya dan terbukti bersih atau berpengalaman untuk mewakili
masyarakat di pemerintahan yang akan datang juga. Pemilih seperti ini lebih
mengarah kepada pilihan politik kepartaian, karena calon gubernur yang diusung
oleh partai politik tersebut pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 belum
tentu sama dengan sebelumnya. Maka pemilih tersebut lebih percaya pada partai
politiknya tanpa mempertimbangkan siapa calon gubernur yang diusung oleh partai
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada BAB III, maka
dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Berdasarkan kuesioner yang telah dijawab oleh responden diketahui bahwa
faktor yang mempengaruhi masyarakat batak di Kecamatan Rantau Selatan
dalam memilih pada saat Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 adalah :
a. Faktor kesamaan agama
b. Faktor ikut pilihan orangtua/kerabat/teman
c. Faktor figur calon gubernur
d. Faktor kesukuan
2. Kesadaran politik masyarakat batak di Kecamatan Rantau Selatan tentang
Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 tergolong tinggi. Hal tersebut
dapat dilihat dari jumlah pemilih yang mengikuti atau datang ke TPS
Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013.
3. Dalam menjatuhkan pilihan politiknya, masyarakat batak di Kecamatan
Rantau Selatan menggunakan pendekatan sosiologis. Dimana masyarakat
Batak menjatuhkan pilihan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013
disebabkan oleh faktor perilaku sosial para calon gubernur seperti dengan
pembangunan sarana masyarakat seperti tempat ibadah, jalan, dan lain-lain.
4. Dalam menjatuhkan pilihan politik, pemilih di Kecamatan Rantau Selatan
menggunakan pendekatan pada calon gubernur dengan cara mencaritahu
bagaiman figur dari calon gubernur tersebut.
5. Sosialisasi politik mempengaruhi masyarakat batak di Kecamatan Rantau
Selatan dalam menjatuhkan pilihan politiknya.
IV.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuan, maka ada beberapa saran yang
ingin peneliti berikan, yaitu :
a. Hendaknya dari pihak pemerintah daerah Kecamatan Rantau Selatan
memberikan pendidikan politik yang sehat tentang pemilu kepada masyarakat
agar masyarakat lebih memahami hak-haknya dan pentingnya menggunakan
hak-hak politiknya untuk mewujudkan masa depan bangsa yang lebih baik.
b. Hendaknya calon kandidat peserta pemilu dan partai yang mengusungnya
meningkatkan informasi kepada masyarakat khususnya masyarakat di daerah
seperti Kecamatan Rantau Selatan tentang program kerja dari calon gubernur.
c. Agar membuat suatu sistem informasi tentang pentingnya partisipasi dalam
pemilu/pilkada yang sehat sampai pada masyarakat yang pengetahuannya
sangat minim. Hal ini membutuhkan sosialisasi yang cukup dan peran serta
semua komponen penyelanggaraan Pilkada tidak hanya KPUD tapi juga
BAB II
DESKRIPSI KECAMATAN RANTAU SELATAN
II.1 Kondisi Geografis
Kecamatan Rantau Selatan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya adalah 64,32 km2 dengan
jumlah penduduk sebesar 57.948 jiwa. Kecamatan Rantau Selatan mempunyai
ketinggian lebih kurang 43 meter dari permukaan laut. Kecamatan Rantau Selatan
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rantau Utara
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hulu
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bilah Hulu
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rantau Utara
Berikut ini adalah luas dari masing–masing desa dan kelurahan yang terdapat
di Kecamatan Rantau Selatan, yaitu :
Tabel 2.1 Luas Desa dan Kelurahan di Kecamatan Rantau Selatan
No. Desa / Kelurahan Luas (km2)
1 Lobu Sona 9,38
2 Sidorejo 1,13
3 Sigambal 6,06
4 Danobale 4,71
5 Perdamean 6,32
6 Ujung Bandar 6,55
7 Bakaran Batu 10,09
8 Urung Kompas 11,05
9 Sioldengan 9,03
Jumlah 64,32
II.2 Struktur Organisasi Kecamatan Rantau Selatan
Kecamatan Rantau Selatan dibentuk pada tahun 1993. Dan sejak itu
kecamatan ini sudah dipimpin oleh 7 orang camat. Berikut ini adalah nama camat
yang pernah memimpin Kecamatan Rantau Selatan seperti tertera pada tabel 2.2 di
bawah ini.
Tabel 2.2 Camat Rantau Selatan
No. Nama Camat Periode Jabatan
1. Drs. Alimuthir 1993 sampai 1995
2. Drs. Mahludin Lubis 1995 sampai 1997
3. Drs. Rahman Harahap 1997 sampai 1999
4. Drs. Mhd. Kahfi Tambunan 1999 sampai 2005
5. H. Habibuddin, AP 2005 sampai 2009
6. Syahrul Harahap, S.Sos 2009 sampai 2013
7. Drs. H. Ikramsyah Putra Nasution 2013 sampai sekarang Sumber : Data Kantor Kecamatan Rantau Selatan
Dalam menjalankan pemerintahannya camat dibantu oleh orang-orang yang
menduduki posisi di kecamatan yang tertera dalam sebuah struktur organisasi.
Berikut ini adalah struktur organisasi dari Kecamatan Rantau Selatan, yaitu seperti
34
STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN RANTAU SELATAN
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kecamatan Rantau Selatan
Sumber : Data Kantor Camat Rantau Selatan
Universitas
Sumatera
II.3 Jumlah Penduduk
II.3.1 Berdasarkan Jenis Kelamin
Jumlah penduduknya adalah 57.948 jiwa, yang terdiri dari 29.392 jiwa
laki-laki dan 28.580 jiwa perempuan.
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Rantau Selatan
No. Desa / Kelurahan
Jenis Kelamin Jumlah
Penduduk (Jiwa) Laki-laki Perempuan
1 Lobu Sona 1.193 831 2.024
2 Sidorejo 2.169 2.222 4.391
3 Sigambal 2.832 2.775 5.607
4 Danobale 2.181 2.130 4.311
5 Perdamean 4.192 4.164 8.356
6 Ujung Bandar 3.073 2.277 5.350
7 Bakaran Batu 5.825 5.858 11.683
8 Urung Kompas 3.528 3.816 7.344
9 Sioldengan 4.375 4.507 8.882
Jumlah 29.392 28.580 57.948
Sumber : Data BPS Kabupaten Labuhan Batu
II.3.2 Berdasarkan Agama / Kepercayaan
Jika dilihat dari segi agama maka ada 4 agama yang dianut oleh penduduk
Kecamatan Rantau Selatan yaitu islam, kristen protestan, katolik, dan hindu, dan
untuk agama budha tidak ada masyarakat Kecamatan Rantau Selatan yang
Tabel 2.4 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan Rantau Selatan
No. Desa / Kelurahan
Agama (%) Islam Kristen
Protestan
Kristen
Katholik Hindu Budha
1 Lobu Sona 68 23 7 2 -
2 Sidorejo 75 17 8 - -
3 Sigambal 65 24 7 4 -
4 Danobale 80 15 5 - -
5 Perdamean 67 25 5 3 -
6 Ujung Bandar 63 29 5 3 -
7 Bakaran Batu 68 21 8 3 -
8 Urung Kompas 77 19 4 - -
9 Sioldengan 70 25 5 - -
Jumlah 70,33 22 6 1,67 0
Sumber : Data BPS Kabupaten Labuhan Batu
Dari tabel 2.4 diatas dapat dilihat bahwa masyarakat Kecamatan Rantau
Selatan banyak menganut agama Islam yaitu sebanyak 70,33%, sementara untuk
agama Kristen Protestan sebesar 22% dan untuk agama Kristen Katolik sebesar 6%
dan yang lainnya ada yang menganut agama hindu sebesar 1,67%. Dan tidak ada
yang menganut agama budha.
II.4 Mata Pencaharian
Sesuai dengan kondisi sumber daya alam pada umumnya sumber mata
pencaharian masyarakat adalah sebagai petani, disamping itu ada juga yang lain
di luar pekerjaan tersebut. Pada tabel 2.5 di bawah ini akan disajikan distribusi
penduduk berdasarkan mata pencaharian.
Tabel 2.5 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kecamatan Rantau Selatan
No. Desa / Kelurahan
Mata Pencaharian (%) Petani Industri /
Wiraswasta
PNS/TNI/
Polri Lainnya
1 Lobu Sona 62,45 3,32 2,24 32
2 Sidorejo 57,92 4,19 1,91 35,99
3 Sigambal 54,01 2,54 2,13 41,33
4 Danobale 68,34 4,05 0,09 27,52
5 Perdamean 73,49 4,93 1,02 20,56
6 Ujung Bandar 59,06 0,17 4,18 36,6
7 Bakaran Batu 84,62 6,36 6,21 2,81
8 Urung Kompas 56,01 3,98 1,98 38,03
9 Sioldengan 63,90 3,09 2,42 30,59
Jumlah 64,42 3,63 2,46 29,49
Sumber: Data BPS Kabupaten Labuhan Batu
Dari data pada tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa memang sebagian besar
penduduk dari masyarakat adalah sebagai Petani yaitu mencapai 64,42%, dan yang
lainnya ada sebesar 29,49%, sumber mata pencaharian lainnya yaitu peternak,
karyawan swasta, buruh dan lain – lain. Sementara itu yang menjadi Pegawai Negeri
Sipil (termasuk TNI/POLRI) sebanyak 3,63% dan Industri/Wiraswasta 2,46%.
II.5 Status Pendidikan
daerah tersebut. Penduduk Kecamatan Rantau Selatan termasuk berpendidikan,
dimana sebagian besar penduduknya sudah bersekolah walaupun masih terdapat
penduduk yang tidak berekolah. Untuk lebih jelasnya tentang tingkat pendidikan
penduduk di Kecamatan Rantau Selatan dapat dilihat pada tabel 2.6 di bawah ini.
Tabel 2.6 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan Di Kecamatan Rantau Selatan
No. Desa / Kelurahan
Status Pendidikan (%)
Sekolah Tidak Sekolah
1 Lobu Sona 95,85 4,15
2 Sidorejo 96,72 3,28
3 Sigambal 96,8 3,2
4 Danobale 96,81 3,19
5 Perdamean 96,64 5,56
6 Ujung Bandar 96,53 3,47
7 Bakaran Batu 97 3
8 Urung Kompas 97,1 2,9
9 Sioldengan 97,5 2,5
Jumlah 96,77 3,23
Sumber: Data BPS Kabupaten Labuhan Batu
Dari tabel 2.6 diatas diketahui bahwa ada sebesar 96,77% penduduk dari
Kecamatan Rantau Selatan yang bersekolah atau mengecap pendidikan, sementara
II.6 Deskripsi Responden II.6.1 Jenis Kelamin Responden
Syarat mengikuti pemilu adalah jika seseorang itu sudah berusia 17 tahun
atau sudah menikah walaupun belum berusia 17 tahun. Penduduk Kecamatan Rantau
Selatan yang memenuhi kriteria sebagai pemilih pada pemilu adalah sebanyak
45.100 jiwa. Yang apabila dikategorikan berdasarkan jenis kelamin dari keseluruhan
responden, maka akan diperoleh data seperti yang tertera pada tabel 2.7 di bawah ini.
Tabel 2.7 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Laki – Laki 23.461 52,02
2 Perempuan 21.639 47,98
Jumlah 45.100 100
Sumber : Data BPS Kabupaten Labuhan Batu
II.6.2 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih
Berikut ini adalah jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih di 9
desa/kelurahan di Kecamatan Rantau Selatan sesuai dengan data yang ada pada DPT.
Tabel 2.8 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Lobu Sona
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Tabel 2.9 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Sidorejo
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan
Tabel 2.10 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Sigambal
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Tabel 2.11 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Danobale
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan
Tabel 2.12 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Perdamean
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan
Tabel 2.13 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Ujung Bandar
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Tabel 2.14 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Bakaran Batu
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Tabel 2.15 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Urung Kompas
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
1
Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan
Tabel 2.16 Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Di Desa/Kelurahan Sioldengan
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
No TPS Jumlah Pemilih Yang Menggunakan Hak Pilih
Sumber : Data KPU Kecamatan Rantau Selatan
II.6.3 Jumlah Pemilih Masyarakat Batak yang Menggunakan Hak Pilih
Diketahui bahwa besar persentase suku batak di Kecamatan Rantau Selatan
adalah 59,66% seperti tertera pada tabel 1.1. Maka perhitungan untuk menentukan
banyaknya masyarakat batak yang menggunakan hak pilihnya di tiap desa/kelurahan
Maka sesuai dengan perhitungan di atas, didapat jumlah pemilih masyarakat
batak yang menggunakan hak pilihnya. Secara lengkap tertera pada tabel 2.17
berikut ini.
Tabel 2.17 Jumlah Pemilih Masyarakat Batak yang Menggunakan Hak Pilih
No Nama
Kelurahan/Desa Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilik
1 Lobu Sona 318 jiwa
2 Sidorejo 1081 jiwa
3 Sigambal 1112 jiwa
4 Danobale 1206 jiwa
5 Perdamean 1949 jiwa
6 Ujung Bandar 1413 jiwa
7 Bakaran Batu 2762 jiwa
8 Urung Kompas 1677 jiwa
9 Sioldengan 1958 jiwa
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Prinsip dasar demokrasi adalah setiap orang dapat ikut serta dalam proses
pembuatan keputusan politik. Dalam suatu sistem politik yang demokratis para
pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, para politisi atau pejabat publik sebagai
wakil rakyat akan berbuat maksimal sesuai dengan aspirasi masyarakat. Hal inilah
yang menjadi dasar diberlakukannya pemilihan umum secara langsung di Indonesia.
Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah, pemilihan
kepala daerah (bupati, walikota, gubernur) dipilih langsung oleh rakyat. Sebelumnya
pemilihan gubernur dan wakil gubernur dipilih melalui Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Melalui pemilihan secara langsung, gubernur harus dapat
mempertanggungjawabkan secara langsung kepada rakyat. Pemilihan umum
gubernur dan wakil gubernur secara langsung lebih accountable dibandingkan
dengan sistem pemilihan umum sebelumnya. Pada system pemilihan umum gubernur
dan wakil gubernur sekarang ini rakyat tidak harus menitipkan suaranya melalui
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, tetapi rakyat rakyat dapat menentukan pilihannya
berdasarkan kriteria yang jelas dan transparan.
Pilkada langsung berarti mengembalikan “hak-hak dasar’ masyarakat di
daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen politik
masyarakat di daerah untuk menentukan sendiri pemimpin mereka, serta menentukan
sendiri segala bentuk kebijaksanaan yang menyangkut harkat hidup rakyat daerah.1
Dari uraian diatas penulis menyadari betapa pentingnya peran Pemilihan
Kepala Daerah sebagai sarana aspirasi politik dan partisipasi politik masyarakat.
Berbicara tentang Pemilihan Kepala Daerah tentu tidak lepas dari perilaku pemilih
itu sendiri, hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih perilaku pemilih sebagai
tema dalam penelitian ini.
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara merupakan salah satu
perwujudan pelaksanaan UU No. 32 tahun 2004. Hal ini sejalan dengan prinsip
utama demokrasi dimana setiap orang memiliki hak untuk menyuarakan aspirasi
politiknya yaitu memilih secara langsung kepala daerahnya. Sebagai provinsi dengan
jumlah penduduk terbanyak di Pulau Sumatera, pelaksanaan dan hasil dari Pemilihan
Umum Kepala Daerah Sumatera Utara selalu menyedot perhatian masyarakat
Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang hampir mencapai 13.000.000 jiwa,
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara merupakan sebuah momen politik
penting yang terjadi di Indonesia, khususnya Pulau Sumatera. Demografi penduduk
Sumatera Utara yang heterogen juga menjadi salah satu alasan kenapa Pemilihan
Umum Kepala Daerah Sumatera Utara menarik untuk diteliti.
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara diikuti oleh 5 (lima)
pasangan calon Gubernur dan Wakil gubernur. Adapun kelima pasangan tersebut
adalah pasangan calon dengan nomor urut 1, H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM –
Ir. H. Soekirman. Pasangan calon dengan nomor urut 2 yaitu Drs. Effendi M.S.
Simbolon-Drs. Djumiran Abdi. Pasangan calon dengan nomor urut 3, Dr. H.
1
Chairuman Harahap, SH, MH–H. Fadly Nurzal, S.Ag. Pasangan calon dengan nomor
urut 4, Drs. H. Amry Tambunan–Dr. Rustam Effendy Nainggolan. Dan yang terakhir
pasangan calon dengan nomor urut 5 yaitu H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry
Nuradi.
Dari pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara, pasangan
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T.
Erry Nuradi yang juga merupakan incumbent berhasil memenangkan suara terbanyak
dengan perolehan suara sebesar 1.604.337 atau 33% dari total suara sah. Kemudian
pada urutan kedua diduduki pasangan calon Drs. Effendi M.S. Simbolon-Drs.
Djumiran Abdi dengan perolehan suara 1.183.187 atau 24,34% dari total suara sah.
Pada urutan ketiga adalah pasangan calon H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM–Ir.
H. Soekirman dengan perolehan suara sebanyak 1.027.433 atau 21,13% dari total
suara sah. Selanjutnya, pasangan Drs. H. Amry Tambunan–Dr. Rustam Effendy
Nainggolan memperoleh suara sebanyak 594.414 atau 12,23% dari total suara sah.
Dan yang terakhir pasangan calon Dr. H. Chairuman Harahap, SH, MH–H. Fadly
Nurzal, S.Ag dengan perolehan suara sebanyak 452.096 atau 9,30% dari total suara
sah.
Kabupaten Labuhan Batu adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi
Sumatera Utara. Ibu kota kabupaten ini terletak di Rantau Parapat. Kabupaten ini
terdiri dari 9 (Sembilan) kecamatan, Rantau Selatan adalah satunya. Rantau Selatan
merupakan kecamatan dengan mayoritas penduduk suku Batak. Dari keseluruhan
Batak. Pada tabel 1.1 berikut ini adalah persentase penduduk berdasarkan suku di
Kecamatan Rantau Selatan.
Tabel 1.1 Persentase Penduduk Berdasarkan Suku Di Kecamatan Rantau Selatan
No. Suku Bangsa Persentase (%)
1 Melayu 1,82
2 Batak 59,66
3 Minang 0,6
4 Jawa 34,18
5 Aceh 0,16
6 Lainnya 3,58
Sumber : BPS Kabupaten Labuhan Batu
Sebagai salah satu Kecamatan yang berada dalam wilayah administratif
Provinsi Sumatera Utara, maka Kecamatan Rantau Selatan ikut melaksanakan
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun 2013. Dalam pelaksanaan
Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara di Kecamatan Rantau Selatan, ada
sebuah fenomena yang menarik untuk dicermati, yaitu kemenangan pasangan calon
H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry Nuradi. Dimana pasangan calon H. Gatot
Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry Nuradi yang tidak berafiliasi secara langsung
dengan suku Batak justru berhasil memenangkan perolehan suara terbanyak di
Kecamatan Rantau Selatan yang notabene mayoritas penduduknya bersuku Batak.
Padahal jika dilihat dari seluruh pasangan calon yang ada, terdapat beberapa
pasangan calon yang berasal dari suku Batak. Hal inilah yang menurut penulis
Dalam pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara Tahun
2013 di Kecamatan Rantau Selatan, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang
ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum adalah 45.100 jiwa. Dari keseluruhan DPT
tersebut, hanya 22.588 orang yang menggunakan hak pilihnya, sedangkan 22.512
orang tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah
Sumatera Utara Tahun 2013 di Kecamatan Rantau Selatan. Adapun pasangan calon
gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara terbanyak adalah pasangan
calon dengan nomor urut 5 yaitu H. Gatot Pujo Nugroho, ST–Ir. H. T. Erry Nuradi
yang memperoleh 8.037 suara. Selanjutnya pasangan calon dengan nomor urut 1
yaitu H. Gus Irawan Pasaribu, SE Ak, MM–Ir. H. Soekirman berada di urutan kedua
dengan perolehan suara sebanyak 6.734 suara. Selanjutnya di urutan ketiga
terbanyak adalah pasangan calon dengan nomor urut 3 yaitu pasangan calon Dr. H.
Chairuman Harahap, SH, MH–H. Fadly Nurzal, S.Ag. dengan perolehan suara
sebanyak 4.195 suara. Kemudian diikuti oleh pasangan dengan nomor urut 2 yaitu
pasangan calon Drs. Effendi M.S. Simbolon- Drs. Djumiran Abdi dengan perolehan
2.112 suara dan yang terakhir adalah pasangan dengan nomor urut 4 yaitu pasangan
calon Drs. H. Amry Tambunan–Dr. Rustam Effendy Nainggolan dengan perolehan
1.178 suara.
Adapun fenomena yang terjadi di Kecamatan Rantau Selatan adalah bentuk
dari pola pemberian suara dalam pemilihan umum. Selanjutnya, pola pemberian
suara dalam pemilihan umum dapat dianalisis dengan pendekatan perilaku pemilih.
Perilaku pemilih menurut Surbakti adalah: “Aktivitas pemberian suara oleh individu
secara langsung-pen. Bila voters memutuskan untuk memilih (to vote) maka voters
akan memilih atau mendukung kandidat tertentu”.2
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti bagaimana perilaku pemilih masyarakat suku Batak di Kecamatan Rantau
Selatan. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Perilaku Pemilih Masyarakat Batak Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 (Studi Kasus: Perilaku Pemilih Masyarakat Batak Pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013 di Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu).”
I.2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa
masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan
perlu untuk diteliti. Perumusan masalah juga merupakan suatu usaha yang
menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau
dicari pemecahannya. Atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan
pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan
diteliti didasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
Dari latar belakang penelitian tersebut, maka yang jadi rumusan masalah
adalah: “Bagaimana perilaku pemilih masyarakat Batak di Kecamatan Rantau
Selatan Kabupaten Labuhan Batu dalam Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2013?”
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu adalah untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang paling mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Batak di
Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu Pada Pemilihan Gubernur
Sumatera Utara 2013.
I.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan penulis
dalam meneliti fenomena politik yang terjadi, sehingga menambah
pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
b. Secara teoritis hasil penelitian ini sekiranya dapat bermanfaat menambah
khazanah kepustakaan politik di Indonesia khususnya Sumatera Utara.
c. Sebagai rujukan bagi mahasiswa Departemen Ilmu Politik FISIP USU.
I.5 Kerangka Teori
Bagian ini merupakan unsur yang paling penting di dalam penelitian, karena
pada bagian ini penelitian mencoba menjelaskan fenomena yang sedang diamati
dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan penelitiannya. Teori menurut
Masri Singaribun dan Sofian Efendi dalam Buku Metode Penelitian Sosial
mengatakan, teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, definisi dan
preposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep.3
I.5.1 Partisipasi Politik
Tingkat partisispasi politik adalah faktor yang menentukan apakah pemilu
ataupun Pilkada yang berlangsung berhasil atau tidak, semakin tinggi tingkat
partisipasi pemilih, maka tingkat keberhasilan pemilu ataupun Pilkada semakin
tinggi.
Dalam analisa Modern, partisipasi politik merupakan suatu masalah yang
penting dan banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan negara-negara
berkembang. Pada awalnya studi mengenai pertisipasi politik hanya memfokuskan
diri pada partai politik sebagai pelaku utama, akan tetapi dengan berkembangnya
demokrasi, banyak muncul kelompok masyarakat yang juga ingin berpartisipasi
dalam bidang politik khususnya dalam hal pengambilan keputusan-keputusan
mengenai kebijakan umum.4
Secara umum dapat dikatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik.
Herbert McClosky berpendapat bahwa partisipasi politik adalah kegiatan-
kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian
dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam
proses pembentukan kebijakan umum.5
Berikut ini dikemukakan sejumlah “rambu-rambu” partisipasi politik:6
1. Partisipasi politik berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara
biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam yang berupa sikap dan
4
Miriam Budiardjo, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, hal 367 5
Ibid. hal 367 6
orientasi. Karena sikap dan orientasi tidak selalu termanifestasikan dalam
perilakunya.
2. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mempengaruhi perilaku selaku pembuat
dan pelaksana keputusan politik. Seperti mengajukan alternative kebijakan
umum, dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan politik yang
dibuat pemerintah.
3. Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi
pemerintah termasuk dalam konsep partisipasi politik.
4. Kegiatan mempengaruhi kebijakan pemerintah secara langsung yaitu
mempengaruhi pemerintah dengan menggunakan perantara yang dapat
meyakinkan pemerintah.
5. Mempengaruhi pemerintah melalui prosedur yang wajar dan tanpa kekerasan
seperti ikut memilih dalam pemilu, mengajukan petisi, bertatap muka, dan
menulis surat atau dengan prosedur yang tidak wajar seperti kekerasan,
demonstrasi, mogok, kudeta, revolusi, dll.
Di negara-negara demokrasi umumnya dianggap bahwa lebih banyak
partisipasi masyarakat, lebih baik. Dalam alam pikiran ini, tingginya tingkat
partisipasi menunjukkan bahwa warga mengikuti dan memahami masalah politik dan
ingin melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan itu, tingginya tingkat partisipasi juga
menunjukan bahwa rezim yang sedang berkuasa memiliki keabsahan yang tinggi.
Dan sebaliknya, rendahnya partisipasi politik di suatu Negara dianggap kurang baik
karena menunjukkan rendahnya perhatian warga terhadap masalah politik, selain itu
Partisispasi sebagai suatu bentuk kegiatan dibedakan atas dua bagian, yaitu:7
1. Partisipasi aktif, yaitu kegiatan yang berorientasi pada output dan input
politik. Yang termasuk dalam partisipasi aktif adalah, mengajukan usul
mengenai suatu kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan
perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak dan memilih
pemimpin pemerintah.
2. Partisipasi pasif, yaitu kegiatan hanya berorentasi pada output politik. Pada
masyarakat yang termasuk kedalam jenis partisipasi ini hanya menuruti
segala kebijakan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa
mengajukan kritik dan usulan perbaikan.
Kemudian terdapat masyarakat yang tidak termasuk kedalam kedua kategori
ini, yaitu masyarakat yang menganggap telah terjadinya penyimpangan
sistem politik dari apa yang telah mereka cita-citakan. Kelompok tersebut
disebut apatis (golput).
Kategori partisipasi politik menurut Milbrath adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Gladiator meliputi:
a. Memegang jabatan publik atau partai
b. Menjadi calon penjabat
c. Menghimpun dana politik
d. Menjadi anggota aktif suatu partai
e. Menyisihkan waktu untuk kampanye politik.
2. Kegiatan transisi meliputi:
a. Mengikuti rapat atau pawai politik
7
b. Memberi dukungan partai atau calon
c. Jumpa pejabat publik atau pemimpin politik.
3. Kegiatan menoton meliputi:
a. Memakai symbol/identitas partai/organisasi politik
b. Mengajak orang untuk memilih
c. Menyelenggarakan diskusi politik
d. Member suara.
4. Kegiatan apatis/masa bodoh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi politik seseorang adalah:
1. Kesadaran politik, yaitu kesadaran akan hak kewajibannya sebagai
warga negara.
2. Kepercayaan politik, yaitu sikap dan kepercayaan orang tersebut
terhadap pemimpin.
Berdasarkan dua faktor tersebut, terdapat empat tipe partisipasi politik yaitu:8
1. Partisipasi politik aktif jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik yang
tinggi.
2. Partisipasi politik apatis jika memiliki kesadaran dan kepercayaan politik
yang rendah.
3. Partisipasi politik pasif jika memiliki kesadaran politik tinggi, sedangkan
kepercayaan politiknya rendah.
I.5.2 Perilaku Pemilih
Pemilihan diartikan sebagai semua pihak yang menjadi tujuan utama para
konsestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mendukung dan kemudian
memberikan suaranya kepada konsentan yang bersangkutan.9 Dinyatakan sebagai
pemilih dalam Pilkada yaitu mereka yang telah terdaftar sebagai peserta pemilih oleh
petugas pendata peserta pemilih.
Pemilih dalam hal ini dapat berupa konsituen maupun masyarakat pada
umumnya. Konsituen adalah kelompok masyarakat yang merasa diwakili oleh suatu
ideologi tertentu yang kemudian termanifestasikan dalam insitusi politik seperti
partai politik dan seorang pemimpin.10
Perilaku pemilih dapat ditujukan dalam memberikan suara dan menentukan
siapa yang akan dipilih menjadi Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam
Pilkada secara langsung. Pemberian suara atau votting secara umum dapat diartikan
sebagai; “Sebagai sebuah proses dimana seorang anggota dalam suatu kelompok
seorang pejabat maupun keputusan yang diambil”.11
Pemberian suara dalam Pilkada secara langsung diwujudkan dengan
memberikan suara pada pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang didukungnya atau ditujukan dengan perilaku masyarakat dalam memilih
pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Perilaku pemilih menurut Surbakti adalah: “Aktivitas pemberian suara oleh
individu yang berkaitan erat dengan kegiatan pengambilan keputusan untuk memilih
atau tidak memilih (to vote or not to vote) didalam suatu pemilihan umum (Pilkada)
9
Firmanzah, 2007. Marketing politik, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, hal 102 10 Ibid. hal 105
secara langsung-pen. Bila voters memutuskan untuk memilih (to vote) maka voters
akan memilih atau mendukung kandidat tertentu”.12
Keputusan untuk memberikan dukungan dan suara tidak akan terjadi apabila
tidak terdapat loyalitas pemilih yang cukup tinggi kepada calon pemimpin
jagoannya. Begitu juga sebaliknya, pemilih tidak akan memberikan suaranya kalau
mereka menganggap bahwa sebuah partai atau calon pemimpin tidak loyal serta
tidak konsisten dengan janji dan harapan yang telah mereka berikan.
Perilaku pemilih juga sarat dan idelogy antara pemilih dengan partai politik
atau kontestan pemilu. Masing-masing kontestan membawa ideologi yang saling
berinteraksi. Selama periode kampanye pemilu, muncul kristalisasi dan
pengelompokan antara ideologi yang dibawa kontestan. Masyarakat akan
mengelompokkan dirinya kepada kontestan yang memiliki ideologi sama dibawa
dengan yang mereka anut sekaligus juga menjauhkan diri dari ideologi yang
berseberangan dengan mereka.
Perilaku pemilih dapat dianalisis dengan tiga pendekatan yaitu:13
1) Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologi sebenarnya berasal dari Eropa, kemudian di Amerika
dan pendidikan Eropa. David Denver, ketika menggunakan pendekatan ini untuk
menjelaskan perilaku memilih masyarakat Inggris, menyebut model ini sebagai
social determinism approach.
Pendekatan ini pada dasarnya menjelaskan bahwa karakteristik sosial dan
pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
12
dalam menentukan perilaku pemilih seseorang. Karakteristik sosial (seperti
pekerjaan, pendidikan dan sebagainya) dan karakteristik atau latar belakang sosiologi
(seperti agama, wilayah, jenis kelamin, umur, dan sebagainya) merupakan faktor
penting dalam menentukan pilihan politik. Pendek kata, pengelompokkan sosial
seperti umur (tua-muda); jenis kelamin; (laki-perempuan); agama dan semacamnya
dianggap mempunyai peranan yang cukup menentukan dalam membentuk
pengelompokkan informal seperti keluarga, pertemanan, ataupun
kelompok-kelompok kecil lainnya, merupakan sesuatu yang sangat vital dalam memahami
perilaku politik seseorang, karena kelompok-kelompok inilah yang mempunyai
peranan besar dalam membentuk sikap, persepsi dan orientsasi seseorang.
2) Pendekatan Psikologis
Pendekatan sosiologis berkembang di Amerika Serikat berasal dari Eropa
Barat, pendekatan Psikologis merupakan fenomena Amerika Serikat melalui Survey
Research Centre di Unversitas Michigan. Oleh karena itu, pendekatan ini juga
disebut sebagai Mazhab Michigan. Oleh karena itu, pendekatan ini adalah Angust
Campbell.
Pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi
terutama konsep sosialisasi dan sikap untuk menjelaskan perilaku pemilih. Variabel-
variabel itu tidak dapat dihubungkan dengan perilaku memilih kalau ada proses
sosialisasi. Oleh karena itu, menurut pendekatan ini sosialisasilah sebenarnya yang
menentukan perilaku memilih (politik) seseorang.
Penganut pendekatan ini menjelaskan sikap seseorang sebagai refleksi dari
mempengaruhi perilaku politik seseorang. Oleh karena itu, pendekatan psikologis
menekankan pada tiga aspek psikologis sebagai kajian utama yaitu ikatan emosional
pada suatu partai politik, orientasi terhadap isu – isu dan orientasi terhadap kandidat.
3) Pendekatan Rasional
Penggunaan pendekatan rasional dalam menjelaskan perilaku pemilih oleh
ilmuwan politik sebenarnya diadaptasikan dari ilmu ekonomi. Mereka melihat
adanya analogi antara pasar (ekonomi) dan perilaku memilih (politik). Apabila
secara ekonomi masyarakat dapat bertindak secara rasional, yaitu menekan ongkos
sekecil-kecilnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya, maka dalam
perilaku politik pun maka masyrakat akan dapat bertindak secara rasional, yakni
memberikan suara ke OPP yang dianggap mendatangkan keuntungan yang sebesar –
besarnya dan menekan kerugian.
I.5.2.1 Orientasi Pemilih
1. Orientasi Policy –Problem Solving
Ketika memilih seorang kontestan dari kacamata “Policy-Problem-Solving” yang
terpenting bagi mereka adalah sejauh mana kontestan mampu menawarkan program
kerja atau solusi bagi suatu permasalahan yang ada. Pemilih akan cenderung secara
objektif memilih partai politik atau kontestan yang memiliki kepekaan terhadap
masalah nasional (daerah) dan kejelasan-kejelasan program kerja partai-partai politik
atau kontestan pemilu yang arah kebijakannya tidak jelas cenderung tidak dipilih.14