• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham (Survey pada Perusahaan-Perusahaan yang Menerbitkan Obligasi Syariah dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham (Survey pada Perusahaan-Perusahaan yang Menerbitkan Obligasi Syariah dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1. PT Salim Ivomas Pratama Tbk. SIMP 1

2. PT Mayora Indah Tbk. MYOR 2

3. PT Indosat Tbk. ISAT 3

4. PT Berlian Laju Tanker Tbk. BLTA 4

5. PT Matahari Putra Prima Tbk. MPPA 5

6. PT Mitra Adiperkasa Tbk. MAPI 6

7. PT Summarecon Agung Tbk SMRA 7

8. PT Metroda Electronic Tbk MTDL 8

(2)

DAFTAR NILAI PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH

Nama Perusahaan Nama Sukuk

Nilai Penerbitan Obligasi Syariah

2011 2012 2013 PT Salim Ivomas

Pratama Tbk.

Sukuk Ijarah Salim Ivomas Pratama I 2009

0.070 0.692 0.060 PT Mayora Indah

Tbk.

Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008

0.095 0.085 0.043

PT Indosat Tbk.

Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007

0.021 0.020 0.024 Sukuk Ijarah Indosat IV

Tahun 2009 Seri A

0.010 0.011 0.012 Sukuk Ijarah Indosat IV

Tahun 2009 Seri B

0.010 0.010 0.012

PT Berlian Laju Tanker Tbk.

Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007

0.010 0.009 0.006 Sukuk Ijarah Berlian Laju

Tanker II Tahun 2009 Seri A

0.005 0.004 0.003

Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri B

0.005 0.004 0.003

PT Matahari Putra Prima Tbk.

Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri B

0.029 0.030 0.041 PT Mitra

Adiperkasa Tbk.

Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009 Seri B

0.014 0.010 0.009

PT Summarecon Agung Tbk.

Sukuk Ijarah I Summarecon Agung Tahun 2008

0.053 0.042 0.065 PT Metroda

Electronic Tbk.

Sukuk Ijarah Metroda Elektronics I Tahun 2008

(3)

DAFTAR RATING OBLIGASI SYARIAH

No. Nama Perusahaan Kode

Code

Rating 1 PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

- Sukuk Ijarah Salim

Ivomas Pratama I 2009 SIKSIMP01 AA- 2 PT Mayora Indah Tbk.

- Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008

SMKMYOR01 A+

3 PT Indosat Tbk.

- Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007

- Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri A

- Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri B

SIKISAT02 SIKISAT04A SIKISAT04B AA+ AA+ AA+ 4 PT Berlian Laju Tanker Tbk.

- Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007

- Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri A

- Sukuk Ijarah Berian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri B SIKBLTA01 SIKBLTA02A SIKBLTA02b A- A- A- 5 PT Matahari Putra Prima Tbk.

- Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri B

SIKMPPA01B A+

6 PT Mitra Adiperkasa Tbk.

- Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009 Seri B

SIKMAPI01B A+

7 PT Summarecon Agung Tbk. - Sukuk Ijarah I

Summarecon Agung Tahun 2008

SIKSMRA01 A-

8 PT Metroda Electronic Tbk. - Sukuk Ijarah Metroda

Elektronics I Tahun 2008

SIKMTDL01 BBB+

(4)

DAFTAR CUMULATIVE ABNORMAL RETURN

Nama Perusahaan

Cumulative Abnormal Return

2011 2012 2013

PT Salim Ivomas Pratama Tbk. 0,131 -0,104 -0,311

PT Mayora Indah Tbk. 0,064 0,253 0,309

PT Indosat Tbk. 0,281 0,001 -0,346

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 0,029 0,025 -0,129 PT Matahari Putra Prima Tbk. 0,020 0,113 0,696

PT Mitra Adiperkasa Tbk. 0,060 0,141 -0,163

PT Summarecon Agung Tbk. 0,110 0,431 0,016

(5)

DATA LAMPIRAN

HASIL PENGOLAHAN DATA

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

NilaiPenerbitanSukuk 36 .00 .69 .0492 .11413

RatingSukuk 36 11 16 13.67 1.773

CumulativeAbnormalReturn 36 -.35 .70 .0452 .22682

Valid N (listwise) 36

(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .22500667

Most Extreme Differences

Absolute .136

Positive .136

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .814

Asymp. Sig. (2-tailed) .522

a. Test distribution is Normal.

(7)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .242 .304 .796 .432

NilaiPenerbitanSukuk -.109 .344 -.055 -.317 .753 .994 1.006

RatingSukuk -.014 .022 -.110 -.633 .531 .994 1.006

(8)

Hasil Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.790

a. Predictors: (Constant), RatingSukuk, NilaiPenerbitanSukuk

b. Dependent Variable: CumulativeAbnormalReturn

Tabel F

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .029 2 .014 .267 .767b

Residual 1.772 33 .054

Total 1.801 35

a. Dependent Variable: CumulativeAbnormalReturn

b. Predictors: (Constant), RatingSukuk, NilaiPenerbitanSukuk

(9)

Hasil Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .242 .304 .796 .432

NilaiPenerbitanSukuk(X1) -.109 .344 -.055 -.317 .753

RatingSukuk(X2) -.014 .022 -.110 -.633 .531

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

AAOIFI, Sharia Standard. 2003. Standard No. 17: Sharia Standard for Investment Sukuk. Bahrain.

Abdul Wahid, Nazarudin, 2010, sukuk memahami & membedah obligasi pada perbankan syariah. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Adam, Nathif.J & Abdulkader Thomas. 2004. “Islamic Bond;Your Guide to issuing, Structuring and Inventing in Sukuk”. Euromoney Books. London.

Ahmad, Kamaruddin. 2004. Dasar-Dasar manajemen investasi portofolio. Rineka Cipta. Jakarta.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2011. Pasar Modal di Indonesia, Edisi Ketiga.Salemba Empat, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Universitas Diponegoro, Semarang.

Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dann Analisis Investasi. BBFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang. Edisi 4. Yogyakarta : BPFE.

Indrianto dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan manajemen Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta.Yogyakarta.

Jurusan Akuntansi,Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Pontjowinoto, Iwan P. 2003. “Prinsip Syariah di Pasar Modal: Pandangan Praktisi”. Modal Publications. Jakarta.

Safir, Senduk. 2004. Seri Perencanaan Keluarga: Mencari Penghasilan Tambahan. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.

---, 2012. Statistika untuk Metode Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Sutrisno, Budi, Salim HS. 2008. Hukum investasi di Indonesia. Rajawali pers.

Jakarta

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Jurnal dan Skripsi

(11)

Maftuh, Muhammad. 2010. “Pengaruh Harga Sukuk Negara Ritel, Tingkat Inflasi, BI Rate, dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah terhadap Tingkat Permintaan Sukuk Ritel SR 003”. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Skripsi.

Mujahid. 2010. ”Analisis Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham di BEI Periode 2002-2009”.Mercubuana. Skripsi.

Murdiati, Prita. 2007. “Dampak Pengumuman Bond Rating terhadap Perusahaan di Bursa Efek Jakarta.” Universitas Negeri Malang. Skripsi.

Septianingtyas. 2012. “Pengaruh Nilai dan Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan terhadap Return Saham”. Universitas Negeri Semarang. Skripsi.

Yunita. Ilsa. 2011. “Pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar modal Indonesia”. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Skripsi.

Peraturan:

Fatwa Dewan Syariah Nasional No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah.

FatwaDewanSyariahNasionalNo.08/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan musyarakah.

FatwaDewanSyariahNasionalNo.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No.06/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli istisna.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli salam. Fatwa Dewan Syariah Nasional No.04/DSN- MUI/IV/2000 tentang murabahah.

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kausal. Desain penelitian kausal merupakan desain penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menguji pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham.

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2005:73), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk).

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73).Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Purposive sampling, yaitu pemilihan sample atas dasar kesesuaian antara karakteristik sampel dengan kriteria perumusan masalah.

Pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(13)

c. Perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) dan belum jatuh tempo hingga tahun 2013.

Berdasarkan kriteria tersebut, sebanyak 8 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan dalam penelitian ini. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Daftar Sampel

No. Nama Perusahaan Tanggal

Listed

Kode

Code

1 PT Salim Ivomas Pratama Tbk. - Sukuk Ijarah Salim

Ivomas Pratama I 2009 02-12-2009 SIKSIMP01 2 PT Mayora Indah Tbk.

- Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008

06-06-2008 SMKMYOR01 3 PT Indosat Tbk.

- Sukuk Ijarah Indosat II Tahun 2007

- Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri A

- Sukuk Ijarah Indosat IV Tahun 2009 Seri B

30-05-2007 09-12-2009 09-12-2009 SIKISAT02 SIKISAT04A SIKISAT04B 4 PT Berlian Laju Tanker Tbk.

- Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007

- Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri A

- Sukuk Ijarah Berian Laju Tanker II Tahun 2009 Seri B 06-07-2007 29-05-2009 29-05-2009 SIKBLTA01 SIKBLTA02A SIKBLTA02b 5 PT Matahari Putra Prima Tbk.

- Sukuk Ijarah Matahari Putra Prima II Tahun 2009 Seri B

15-04-2009 SIKMPPA01B

6 PT Mitra Adiperkasa Tbk.

- Sukuk Ijarah Mitra Adiperkasa I Tahun 2009 Seri B

(14)

7 PT Summarecon Agung Tbk - Sukuk Ijarah I

Summarecon Agung Tahun 2008

26-06-2008 SIKSMRA01

8 PT Metroda Electronic Tbk

- Sukuk Ijarah Metroda Elektronics I Tahun 2008

07-07-2008 SIKMTDL01

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta media lain seperti internet. Data yang digunakan diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan audit yang dipublikasikan berupa neraca dan laporan laba rugi yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia dari jurnal ilmiah dan peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan topik permasalahan yang diteliti yaitu data tentang nilai penerbitan obligasi syariah, rating penerbitan obligasi syariah dan cumulative abnormal return saham.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 (tiga) variabel penelitian yaitu 2 (dua) variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen. Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas 1 (Independent Variable)

(15)

dinilai sebesar perbandingan nilai penerbitan obligasi syariah dengan total ekuitas perusahaan.

����������������= ���������� ������������

2. Variabel Bebas 2 (Independent Variable)

Variabel independen/bebas 2 (X2) adalah variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) yang dikonversikan ke dalam bentuk interval dari bentuk huruf yang dikeluarkan oleh PT. PEFINDO. Berikut adalah hasil konversi sebagai rating acuan untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini :

Table 3.2

Nilai Konversi Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)

Huruf Angka

AAA+ 20

AAA 19

AAA- 18

AA+ 17

AA 16

AA- 15

A+ 14

A 13

A- 12

BBB+ 11

BBB 10

BBB- 9

BB+ 8

BB 7

BB- 6

(16)

B 4

B- 3

CCC 2

D 1

Keterangan :

20 = rating obligasi tertinggi/ sangat baik.

2-19 = rating obligasi relative rendah/ buruk sampai relatif sangat baik. 1 = rating obligasi terendah.

3. Variabel Terikat (Dependent Variable).

Variabel dependen/terikat (Y) merupakan variabel yang disebabkan atau dipengaruhi oleh adanya variabel bebas/independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu cumulative abnormal return saham.

Tabel 3.3

Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dimensi

Operasional

Jenis Data

Indicator skala

Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) yang diwakili oleh tingkat sukuk equity ratio (X1) Informasi nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) yang diwakili oleh tingkat leverage (sukuk) ratio yang

ditunjukkan dengan sukuk equity ratio

Sekunder

SER = Total Sukuk Total Equity Rasio Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) Informasi variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) yang

Sekunder Nilai konversi dari bentuk huruf ke bentuk angka

(17)

(X2) dikonversikan kedalam bentuk ordinal dari bentuk huruf yang

dikeluarkan oleh PT. PEFINDO Cumulative

Abnormal Return Saham (Y)

Menggambarkan akumulasi

abnormal return sesudah dan sebelum

penerbitan

obligasi syariah (sukuk)

Sekunder Market Adjusted Model RTNi,t=Ri,t – E[Ri,t]

Rasio

3.5 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan juga merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu dengan melihat dan melakukan pencatatan data terhadap data pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan, yaitu mempelajari, memahami, mencermati, menelaah, mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada dan apa yang belum ada dalam bentuk jurnal-jurnal atau karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

(18)

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,2011:160). Ada 2 (dua) cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik atau dengan uji statistik.

a. Analisa Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun agar lebih tepat, metode lain yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Ada 2 (dua) dasar dalam pengambilan keputusannya, yaitu:

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

(19)

b. Analisis Statistik

Pengujian data yang akan peneliti lakukan adalah dengan menggunakan analisis statistik, yaitu uji staistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut:

a. jika angka signifikan > tarif signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal,

b. jika angka signifikan < tarif signifikan (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar terbebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi.

3.6.2.1 Uji Heteroskedastisitas

(20)

dengan residualnya SRESID (Studentized Residual). Uji yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisiitas.

Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi –Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemedian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi heteroskedasitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini akan di uji dengan melihat pola titik-titik pada grafik regresi.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

(21)

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakana uji Durbin Watson (DW test).

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Kriteria pengujian dengan uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

a) Jika DW < dL atau DW > 4-dL maka terdapat autokorelasi.

b) Jika dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan (inconclusive).

c) Jika dU < DW < 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui hubungan linear antara dua variabel atau lebih. Dimana satu variabel sebagai variabel terikat (dependen) dan yang lainnya sebagai variabel bebas (independen).

(22)

Y= a + bx1 + bx2 + e Keterangan :

Y = Variabel terikat (cumulative abnormal return saham)

a = Konstanta

b = koefisien arah regresi

x1 = Variabel bebas 1 (nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan)

x2 = Variabel bebas 2 (rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan)

e =Standard Error

3.6.4 Pengujian Hipotesis

3.6.4.1 Uji Statistik F (Uji Signifikan Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05 (α = 5%). Keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan).

Ini berarti bahwa secara simultan variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).

(23)

3.6.4.2 Uji Statisitk t (Uji Signifikan Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain itu konstan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0.05 (α = 5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan),

Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan).

Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.4.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(24)

koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus:

(25)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Singkat Objek Penelitian

Sumber data dalam penelitian ini adalah perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan- perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2011 - 2013 dan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) yang menjadi penelitian berjumlah 8 perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh struktur nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) pada perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2011 - 2013.

4.1.2 Statistik Deskriptif

Variabel-variabel dalam penelitian dimasukkan ke program SPSS dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berikut ini ditampilkan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

NilaiPenerbitanSukuk 36 .00 .69 .0492 .11413

RatingSukuk 36 11 16 13.67 1.773

CumulativeAbnormalReturn 36 -.35 .70 .0452 .22682

Valid N (listwise) 36

(26)

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Rata-rata nilai penerbitan sukuk adalah 0,69 dengan standar deviasi 0,11413, nilai maksimum 0,69, dan nilai minimum 0,00, maka dapat diindikasikan data bervariatif dan menyebar. 2. Rata-rata rating sukuk adalah 13,67 dengan standar deviasi

1,773, nilai maksimum 16, nilai minimum 11, maka dapat diindikasikan data bervariatif dan menyebar.

3. Rata-rata cumulative abnormal return adalah 0,0452 dengan standar deviasi 0,22682, nilai maksimum 0,70, nilai minimum -0,35, maka dapat diindikasikan data bervariatif dan menyebar.

4.1.3 Uji Asumsi Klasik

4.1.3.1 Uji Normalitas Data

(27)
(28)

Gambar 4.2. Grafik Histogram

Berdasarkan kedua gambar di atas, dapat dilihat bahwa data penelitian normal. Hal tersebut tergambar pada Gambar 4.1. dimana titik-titik yang menyebar mendekati garis diagonal. Demikian juga dengan data yang ditampilkan lewat histogram pada Gambar 4.2. yang menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi dinyatakan telah memenuhi asumsi normalitas.

(29)

signifikansi 0,522 atau > 0,05, sehingga data secara positif dapat dikategorikan normal.

Tabel 4.2. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation .22500667

Most Extreme Differences

Absolute .136

Positive .136

Negative -.116

Kolmogorov-Smirnov Z .814

Asymp. Sig. (2-tailed) .522

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

4.1.3.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Coefficient Factors (VIF) yang ditampilkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .242 .304 .796 .432

NilaiPenerbitanSukuk -.109 .344 -.055 -.317 .753 .994 1.006

RatingSukuk -.014 .022 -.110 -.633 .531 .994 1.006

(30)

Tabel 4.3. menunjukkan nilai VIF memiliki nilai < 10 yang berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel pada model regresi penelitian ini.

4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui ketidaksamaan nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan residualnya (SRESID). Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat dari Diagram Scatterplot yang ditunjukkan pada Gambar 4.3.

(31)

Titik-titik yang tersebar di atas maupun di bawah nilai 0 pada sumbu Y menunjukkan tidak terjadi heterokedastisitas pada penelitian ini.

4.1.3.4 Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis Durbin Watson (DW) test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan dU untuk k = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai dU hingga (4-dU), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :

1) Jika DW < dL atau DW > 4-dL maka terdapat autokorelasi. 2) Jika dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka status

autokorelasi tidak dapat dijelaskan (inconclusive).

3) Jika dU < DW < 4-dU maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).

Tabel 4.4. Durbin Watson yang terdapat pada lampiran 5 menunjukkan bahwa dengan n = 36, k = 2, maka akan diperoleh dL = 1,3537 dan dU = 1,5872 dan 4-dU = (4-1,5872) = 2,4128.

Tabel 4.4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.790

a. Predictors: (Constant), RatingSukuk, NilaiPenerbitanSukuk

(32)

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa DW test sebesar = 2,205, ini menyimpulkan bahwa data berada di dU < DW < 4-dU, maka data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

4.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh nilai dan rating penerbitan sukuk terhadap cumulative abnormal return yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.

1. Uji Simultan (Uji-F)

Sebelum melakukan pengujian untuk uji parsial dengan menggunakan uji t, maka akan dilakukan pengujian apakah semua variabel independen yang dimasukkan kedalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji-F dengan bantuan tabel F. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F.

Gambar 4.4. Menentukan Nilai � Tabel dengan Microsoft Excel (df1=2, df=33)

(33)

Tabel 4.5 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .029 2 .014 .267 .767b

Residual 1.772 33 .054

Total 1.801 35

a. Dependent Variable: CumulativeAbnormalReturn

b. Predictors: (Constant), RatingSukuk, NilaiPenerbitanSukuk

Tabel 4.5. menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar 0.267 < F tabel 3,28 dengan taraf signifikansi sebesar 0,767 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cumulative abnormal return.

2. Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Gambar 4.5. Menentukan Nilai � Tabel dengan Microsoft Excel (df=33)

(34)

Tabel 4.6. Uji Parsial (Uji-t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .242 .304 .796 .432

NilaiPenerbitanSukuk(X1) -.109 .344 -.055 -.317 .753

RatingSukuk(X2) -.014 .022 -.110 -.633 .531

Hasil t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel yang terdapat pada lampiran 5, untuk kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n – 3 = 33, maka diperoleh t tabel = 2,03451 (terdapat pada lampiran 5). Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

Ho (Hipotesis Nol) : µ = 0 (tidak ada pengaruh) Ha (Hipotesis Alternatif) : µ≠ 0 (ada pengaruh)

Berdasarkan hasil Tabel 4.6., uji hipotesis yang telah dilakukan, terlihat model regresi penelitian adalah sebagai berikut:

Ŷ = 0,242 – 0,109X1 – 0,014X2 + e

Secara parsial, pengaruh masing-masing variabel independen dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) mempunyai t hitung = -0,317 < t tabel 2,03451 dan memiliki nilai signifikansi = 0,753 > α = 5% maka dapat disimpulkan Nilai Penerbitan Obligasi

(35)

b. Rating Obligasi Syariah (Sukuk) mempunyai t hitung = -0,633 < t tabel= 2,03451 dan memiliki nilai signifikansi = 0,531 > α = 5%,

maka dapat disimpulkan bahwa Rating Obligasi Syariah (Sukuk) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Cumulative Abnormal Return.

3. Koefisien Determinasi

Dalam suatu penelitian, untuk mengetahui seberapa luas variabel independen tersebut menerangkan perubahan variabel dependen, dapat dilihat melalui koefisien determinasi (R2) pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7. Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

.016 .267 2 33 .767

(36)

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan melalui berbagai pengujian diatas, dapat diinterpretasikan bahwa pengaruh variabel independen dan dependen adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk)

Pengujian terhadap variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukkan nilai penerbitan tidak berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal retun saham, hal ini di buktikan oleh t hitung < t tabel (-0,317 <

2,0345) dan nilai signifikansi uji statistik untuk variabel ini sebesar sig > α (0,753 > 0,05). Berdasarkan hal ini, maka dapat dinyatakan bahwa variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel cumulative abnormal return saham perusahaan.

2. Pengaruh Rating Penerbitan Obligassi Syariah (sukuk)

Pengujian terhadap variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukkan rating penerbitan tidak berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal retun saham, hal ini di buktikan oleh t hitung < t tabel

(37)

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ilsa Yunita yang menyatakan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh positif terhadap cumulative abnormal return saham.

Disisi lain, koefisien variabel X2, rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) bernilai negative atau tidak berpengaruh signifikan, yaitu sebesar -0,014. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Etika Karyani dan Adler H. Manurung (2006) yang menyatakan bahwa bond rating tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham baik sebelum maupun sesudah pengumuman bond rating tersebut.

Untuk kasus penelitin yang dilakukan peneliti saat ini, arah hubungan negatif antara nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham perusahaan sebagai hasil penelitian ini dapat

terjadi karena harga saham perusahaan yang mengalamai penurunan cumulative abnormal return tersebut mendominasi perusahaan lainnya. Oleh karena itu,

secara agregat pengaruhnya akan negatif. Selain itu, rendahnya kemampuan variabel independen, yaitu nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan dalam menjelaskan cumulative abnormal return saham sebagai variabel dependen ini dapat juga dikarenakan masih begitu banyak faktor eksternal dan internal perusahaan lainnya yang turut berpengaruh terhadap nilai cumulative abnormal return saham harian perusahaan.

(38)
(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah Nilai dan Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) memiliki pengaruh terhadap Cumulative Abnormal Return pada Perusahaan – Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Penelitian ini menggunakan 8 sampel perusahaan yang listing selama tahun 2011-2013.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (sukuk) terhadap Cumulative Abnormal Return Saham.

Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukkan t hitung = -0,317 < t tabel 2,03451 dan memiliki nilai signifikansi = 0,753 > α = 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap variabel cumulative abnormal return saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak memiliki kandungan informasi yang cukup dan cenderung tidak dijadikan pertimbangan utama oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi.

(40)

Hasil yang diperoleh dari uji t untuk variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) menunjukkan t hitung = -0,633 < t tabel = 2,03451 dan memiliki nilai signifikansi = 0,531 > α = 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap variabel cumulative abnormal return saham. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak memiliki kandungan informasi yang cukup terhadap keputusan yang diambil investor. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak mampu mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

3. Hasil uji F menunjukkan F hitung adalah sebesar 0.267 < F tabel 3,28 dengan taraf signifikansi sebesar 0,767 > 0.05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Namun demikian, bukan berarti informasi nilai

(41)

5.2 Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas populasi yang digunakan dan memperpanjang periode pengamatan dalam penelitiannya agar diperoleh data yang lebih lengkap terkait dengan penelitian ini.

(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoristis

2.1.1 Definisi Investasi

Ada banyak pendapat yang dikemukakan oleh berbagai pihak terhadap investasi. Menurut Kamaruddin Ahmad (2004:11), investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Sementara itu menurut Salim HS dan Budi Sutrisno (2008:31), investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.

Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, maka dilakukan perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi pada proyek yang tidak menguntungkan. Menurut Tandelilin (2001:4), alasan melakukan investasi adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. b. Mengurangi resikoinflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak.

Jenis-jenis investasi menurut Senduk (2004:24) yang tersedia di pasaran yaitu:

(43)

c. Saham d. Properti

e. Barang-barang koleksi f. Emas

g. Mata uang asing h. Obligasi

2.1.2 Obligasi Syariah

2.1.2.1 Pengertian Obligasi Syariah

Obligasi Syariah di dunia internasional dikenal dengan Sukuk. Sukuk berasal dari bahasa Arab “sak” (tunggal) dan “sukuk” (jamak) yang memilliki arti mirip dengan sertifikat atau note. Sukuk merupakan bukti (claim) kepemilikan (Nathif, 2004:54). Sebuah sakk atau sukuk mewakili kepentingan (interest), baik penuh ataupun proporsional dalam sebuah ataukumpulan aset. Ketentuan yang mengatur tentang penerbitan sukuk, terutama dari sisi syariah telah ditetapkan oleh Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), yaitu Sharia Standard

No. 17 – Investment Sukuk. AAOIFI sendiri mendefinisikan sukuk sebagai sertifikat bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau kegiatan investasi tertentu.

(44)

pemegang Obligasi Syariah berupa bagihasil/margin/fee, serta membayar

kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.

Menurut Undang-Undang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), “Surat berharga yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing”.

Definisi obligasi syariah (sukuk) menurut Pontjowinoto (2003) adalah “suatu kontrak perjanjian tertulis yang bersifat jangka panjang untuk membayar kembali pada waktu tertentu seluruh kewajiban yang timbul akibat pembiayaan untuk kegiatan tertentu menurut syarat dan ketentuan tertentu serta membayar sejumlah manfaat secara periodik menurut akad”.

Dari pengertian di atas, jelas bahwa hal yang harus dihindari dari penerbitan obligasi syariah adalah bunga (riba/interest) yang diharamkan oleh ajaran Islam.

2.1.2.2 Karakteristik Obligasi Syariah

Obigasi Syariah mempunyai beberapa karakteristik :

(45)

2. Dalam sistem pengawasannya selain diawasi oleh pihak wali amanat maka mekanisme obligasi syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (di bawah Majelis Ulama Indonesia) sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan obligasi tersebut. Dengan adanya sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan perlindungan kepada investor obligasi syariah diharapkan bisa lebih terjamin.

3. Jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur non halal. Sebuah obligasi dapat disebut sebagai obligasi syariah (sukuk) apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Akad yang digunakan dalam penerbitan obligasi syariah tersebut dapat berupa mudharabah/qiradh, musyarakah, murabahah, salam, istishna’, dan ijarah.

2. Jenis usaha yang dilakukan oleh emiten tidak boleh bertentangan dengan syariah.

3. Pendapatan investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi syariah harus bersih dari unsur non halal.

4. Pendapatan yang diperoleh pemegang obligasi syariah sesuai akad yang digunakan.

(46)

6. Pengawasan aspek syariah dilakukan Dewan Pengawas Syariah atau Tim Ahli Syariah yang ditunjuk oleh Dewan Syariah Nasional MUI, sejak proses emisi obligasi syariah.

2.1.2.3 Jenis-Jenis Obligasi Syariah

Merujuk pada fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Obligasi Syariah, akad yang dapat digunakan dalam penerbitan Obligasi Syariah antara lain:

1. Akad Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian kerjasama usaha antara dua pihak dengan pihak pertama menyediakan modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Obligasi Syariah Mudharabah disebutkan bahwa Obligasi Syariah Mudharabah adalah Obligasi Syariah yang berdasarkan akad mudharabah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No.7/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mudharabah.

2. Akad Musyarakah

(47)

tentang pembiayaan musyarakah disebutkan bahwa pembiayaan musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, yang masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

3. Akad Ijarah

Ijarah adalah sebuah kontrak yang didasarkan pada adanya pihak yang membeli dan menyewa peralatan yang dibutuhkan klien dengan uang sewa tertentu. Pemegang Surat Berharga Ijarah sebagai pemilik yang bertanggungjawab penuh untuk segala sesuatu yang terjadi pada milik mereka. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah disebutkan bahwa Obligasi Syariah Ijarah adalah Obligasi Syariah berdasarkan akad ijarah yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Ditambah dengan memperhatikan substansi FatwaDewan Syariah Nasional MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah.

4. Akad Istisna

(48)

pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni) dan penjual (pembuat, shani).

5. Akad Salam

Salama dalah penjualan suatu komoditi, yang telah ditentukan kualitas dan kuantitasnya yang akan diberikan kepada pembeli pada waktu yang telah ditentukan di masa depan pada harga sekarang. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang jual beli salam disebutkan bahwa jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu disebut dengan salam. 6. Akad Murabahah

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.04/DSN- MUI/IV/2000 tentang murabahah disebutkan bahwa pihak pertama membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama pihak pertama sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Kemudian nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

2.1.3 Nilai Penerbitan Obligasi Syariah

(49)

dana Rp 500 Milyar maka denganjumlah sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya.

2.1.4 Rating Penerbitan Obligasi Syariah

Dalam investasi, baik saham, reksadana, maupun obligasi, perubahan rating terutama rating suatu negara bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah investasi, maka investor perlu mengetahuinya. Rating adalah suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu negara atau perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya. Terstandarisasi artinya rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan atau negara lain sehingga dapat dibedakan siapa yang mempunyai kemampuan lebih baik, siapa yang kurang. Rating dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat dan biasanya untuk menjadi perusahaan pemeringkat harus mendapat izin resmi dari pemerintah (Pefindo).

Peringkat obligasi adalah opini tentang kelayakan kredit dari penerbit obligasi berdasarkan faktor-faktor risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan bukan merupakan sebuah rekomendasi untuk membeli, menjual, atau mempertahankan suatu obligasi. Opini ini berfokus pada kapasitas dan kemauan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajibannya secara tepat waktu.

(50)

usaha serupa yaitu Fitch Rating Indonesia dan ICRA (Indonesia Credit Rating Agency).

Suatu rating terdiri dari 2 (dua) bagian Rating dan Outlook. Rating adalah kemampuan membayar hutang sedangkan Outlook adalah pandangan dari perusahaan pemeringkat apakah Rating akan naik, turun atau tetap pada periode penilaian berikutnya. Rating sendiri terdiri dari 2 (dua) yaitu 3 (tiga) huruf yang disertai dengan tanda atau angka tergantung perusahaan pemeringkat. Sebagai contoh urutan dari yang paling tinggi hingga paling rendah secara umum adalah sebagai berikut

• Investment Grade 1. AAA atau Aaa

2. AA+, AA dan AA- atau Aa1, Aa2 dan Aa3 3. A+, A, dan A- atau A1, A2 dan A3

4. BBB+, BBB dan BBB- atau Baa1, Baa2 dan Baa3

• Non Investment Grade (junk Bond) dengan rating di bawah BBB atau Baa

- BB+, BB dan BB- atau Ba1, Ba2, dan Ba3 - B+, B dan B- atau B1, B2 dan B3

- CCC+, CCC dan CCC- atau Caa1, Caa2, dan Caa3 - CC+, CC dan CC- atau Ca11, Ca2 dan Ca3

- C+, C dan C- atau C1, C2 dan C3 - Default

(51)

- AAA adalah Efek hutang yang berisiko investasi paling rendah dan berkemampuan paling baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan.

- AA adalah Efek hutang yang berisiko investasi sangat rendah dan berkemampuan sangat baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan dan tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan.

- A adalah Efek hutang yang berisiko investasi rendah dan berkemampuan baik untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, dan hanya sedikit dipengaruhi oleh perubahan keadaan yang merugikan.

- BBB adalah Efek hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan berkemampuan cukup baik dalam membayar bunga dan pokok utang dart seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, meskipun kemampuannya tersebut cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan.

- BB adalah Efek hutang yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan pokok utang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun berisiko investasi cukup tinggi, dan sangat peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan.

(52)

- CCC adalah Efek hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya.

- D adalah Efek hutang yang macet atau perusahaan yang sudah berhenti berusaha.

2.1.5 Saham

2.1.5.1 Pengertian Saham

Saham sebagai salah satu instrumen investasi yang memiliki potensi tingkat keuntungan dan kerugian yang cukup besar. Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Besarnya kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:159). Saham terbagi atas 2 (dua) jenis yaitu :

a. Saham Biasa

(53)

perusahaan baik, mereka mendapat dividen yang dibagikan kepada pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa memliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan ikut menentukan kebijakan perusahaan. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa akan membagi sisa aset perusahaan setelah dikurangi dengan kewajiban perusahaan terhadap pihak ketiga dan bagian pemegang saham preferen. Karakteristik saham biasa :

1) Hak suara pemegang saham, dapat memilih dewan komisaris. 2) Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru. 3) Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan s

b. Saham Preferen

(54)

saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar.

Nilai suatu saham dilihat dari fungsinya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: 1) Par Value (Nilai Nominal)

Nilai nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Par Value disebut juga stated value atau face value.

2) Base Price (Harga Dasar)

Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham. Harga dasar suatu saham dipergunakan dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham baru merupakan harga perdananya. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksi emiten.

3) Market Price (Harga Pasar)

Market Price (Harga Pasar) merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupnya (closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.

2.1.5.2 Cumulative Abnormal Return

(55)

tidak normal”. Dengan demikian return tidak normal dapat dicari dari selisih return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi, sebagai berikut: RTNi,t= Ri,t – E[Ri,t]

Keterangan :

RTNi,t = return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t

Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t

E[Ri,t] = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode peristiwa ke-t

Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relative terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (Pi,t – Pi,t-1)/Pi,t-1. Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Model yang digunakan untuk menghitung return ekspektasi saham dalam penelitian ini adalah : 1. Market Adjusted Model

Model ini beranggapan bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. Return indeks pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(56)

2. Mean Adjusted Model

Model ini beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi :

�[��,�] = �2

ΣRi, j J = t1

Keterangan :

E[Ri,j] = return ekspektasi sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t

Ri,j = return realisasi sekuritas ke-I pada periode peristiwa ke-t

T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 - t2

3. Market Model

Dilakukan dengan dua tahapan, yaitu :

1. Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode ekspektasi.

2. Menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.

Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan :

��,� =��+�� − ���+��,�

Keterangan :

Ri,j = return realisasi

(57)

�� = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-I

Rmj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j ��,� = kesalahan residu sekuritas ke-I pada periode

estimasi ke-j

Abnormal Return = Actual return – Normal Return

Cumulated Abnormal Return (CAR) adalah selisih antara return realisasi masing saham dengan return ekspektasi masing-masingsaham. CAR merupakan akumulasi abnormal return saham selama periode peristiwa untuk masing-masing saham.

2.2 Signalling Theory

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat sangat diperlukan oleh investor pasar modal sebagai analisis untuk mengambil keputusan.

Signaling theory yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengarah

(58)

sebaliknya pertanda yang negatif dapat membuat investor beralih kepada investee lainnya yang lebih menguntungkan.

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Peneliti meninjau beberapa penelitian terdahulu dengan tujuan untuk memberitahu pembaca hasil penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaporkan dan menghubungkan suatu penelitian dengan dialog yang lebih luas tentang suatu topik dalam pustaka, serta untuk mengisi kekurangan dan memperluas penelitian sebelumnya. Berikut ini penelitian sebelumnya yang digunakan peneliti sebagai bahan rujukan penelitian.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. Prita Murdiati

(2007)

Dampak

Pengumuman Bond Rating terhadap Perusahaan di Bursa Efek Jakarta

Variabel Independen : Rating penerbitan obligasi

Variabel Dependen : return saham

Pengumuman bond rating tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, baik sebelum maupun sesudah pengumuman bond rating tersebut. 2. Ilsa Yunita

(2011)

Pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar modal indonesia

Variabel Independen : Total nilai penerbitan obligasi syariah, trading volume activity

Variabel Dependen : Reaksi Pasar

(59)

sukuk belum bisa memberikan informasi baik (good news) terhadap para investor. 3. Ocke Saputro

Listyadi (2010) Pengaruh Pendapatan Sukuk Mudharabah Terhadap Laba Usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk

Variabel Independen : Pendapatan sukuk mudharabah

Variabel dependen : Laba usaha

Dengan melihat analisa laporan

keuangan sebelum dan sesudah tahun

penerbitan sukuk mudharabah PT Adhi Karya, maka dapat dikatakan bahwa sukuk mudharabah tersebut belum menjadi hal utama dalam peningkatan usaha, hal ini

dikarenakan perseroan memang bergerak dibidang jasa konstruksi sehingga penerbitan sukuk mudharabah ini hanya sebagai usaha kecil untuk refinancing dan pemenuhan modal kerja perseroan. Dengan kata lain dana yang dihasilkan dari sukuk mudharabah Adhi tahun 2007 ini tidak berpengaruh secara signifikan dalam peningkatan permodalan bagi perseroan. 4. Mujahid

(2010) Analisis Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham di BEI Periode 2002-2009

Variabel Independen : Nilai dan rating

penerbitan obligasi syariah

Variabel Dependen : Cumulative abnormal return

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) baik secara simultan maupun parsial tidak berpengaruh

(60)

return. 5. Muhammad

Maftuh (2010)

Pengaruh Harga Sukuk Negara Ritel, Tingkat Inflasi, BI Rate, dan Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah

terhadap Tingkat Permintaan Sukuk Ritel SR 003

Variabel Independen : Harga sukuk negara ritel, tingkat inflasi, BI rate dan tingkat bagi hasil deposito

Variabel Dependen : Volume Permintaan

Harga sukuk Negara ritel berpengaruh negative dan signifikan terhadap permintaan sukuk ritel SR 003. Tingkat inflasi, BI rate dan tingkat bagi hasil deposito mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk ritel SR 003. 6. Septianingtyas

(2012)

Pengaruh Nilai dan Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan terhadap Return Saham

Variabel Independen : Nilai penerbitan obligasi syariah dan rating obligasi syariah Variabel Dependen : Return Saham

Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh terhadap return saham. Apabila nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) suatu perusahaan tinggi maka return saham yang di dapat juga akan tinggi. Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh terhadap return saham. Apabila rating

penerbitan obligasi syariah (sukuk) suatu perusahaan tinggi maka return saham yang didapat juga akan tinggi. Nilai dan Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) secara simultan berpengaruh terhadap return saham.

(61)

positif dan signifikan terhadap return saham.

Sumber: Data Penelitian Terdahulu

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dirancang untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu mengenai pengaruh penerbitan obligasi syariah terhadap cumulative abnormal return saham pada perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian digambarkan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Menurut Jogiyanto (2003:410) reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga. Return saham diasumsikan mengalami perubahan ketika ada informasi baru dan diserap oleh pasar. Salah satu informasi tersebut adalah pengumuman bond rating dan nilai penerbitan.

Ilsa Yunita (2011) menyatakan penerbitan obligasi syariah (sukuk) akan berdampak pada semakin tersedianya jumlah dana yang dapat digunakan

Y : Cumulative Abnormal

Return

Saham

X1 : Nilai Penerbitan Obligasi

Syariah (sukuk) H1

H2 X2 : Rating penerbitan

obligasi syariah (sukuk)

(62)

perusahaan untuk menjalankan kegiatan investasi dan operasionalnya. Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan maka hal ini berdampak positif terhadap cumulative abnormal return saham.

Apabila para pemodal menggunakan informasi yang berupa bond rating dalam kegiatannya, maka publikasi pengumuman bond rating akan memberi dampak berupa return saham, apabila dibandingkan dengan hari di luar pengumuman. Dalam memutuskan untuk membeli saham, para investor perlu melakukan suatu analisis saham, sehingga akan diketahui risiko dan return yang akan diterima (Jogiyanto,2003:89). Investor pada umumnya menyukai saham dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Pada prinsipnya, semakin rendah rating, berarti semakin tinggi risiko gagal bayar dan berarti semakin rendah pula imbal hasil (return) yang diharapkan oleh investor. Semakin tinggi rating, berarti semakin rendah risiko gagal bayar dan berarti semakin tinggi pula imbal hasil (return) yang diharapkan oleh investor.

Septianingtyas (2012) menyatakan bahwa rating penerbitan obligasi syariah dan cumulative abnormal return memiliki hubungan yang positif, karena cumulative abnormal return diperoleh dengan cara mengakumulasi return saham yang terjadi.

(63)

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Nilai penerbitan obligasi syariah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cumulative abnormal return saham.

H2 : Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cumulative abnormal return saham.

(64)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu elemen penting dan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu Negara. Salah satu ciri negara industri maju maupun negara industri baru adalah adanya pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik. Sejak satu dekade terakhir, perkembangan industri keuangan syariah menjadi pusat perhatian dunia. Pertumbuhan pesat terjadi pada industri perbankan, asuransi, dan pasar modal serta lembaga keuangan lainnya dengan prinsip syariah. Ekonomi keuangan syariah khususnya industri pasar modal, memiliki peluang dan tantangan tersendiri, di satu sisi konsep keuangannya didasarkan pada ajaran agama tertentu, maka dituntut untuk dapat menjelaskan manfaat dan memberikan argumentasi dan rasionalitas atas keberadaan konsep tersebut, di sisi lain, dituntut untuk membuktikan bahwa konsep tersebut memiliki kelayakan seperti perilaku ekonomi umumnya dan kesetaraan dengan konsep keuangan konvensional, bahkan menunjukkan keunggulan konsep tersebut.

(65)

Pasar sukuk muncul pertama kali di bursa saham Malaysia dan terus berkembang pesat di Asia, Timur Tengah, dan Eropa. Di pasar modal Indonesia, pasca dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), maka obligasi syariah semakin dikenal. Tidak hanya pemerintah yang mengeluarkan produk tersebut sebagai salah satu alternatif pembiayaan negara, tetapi perusahaan nasional atau korporasi pun juga ikut menerbitkan produk yang sama untuk pembiayaan perusahaan.

Di Indonesia, perusahaan yang pertama kali menerbitkan obligasi syariah yaitu PT. INDOSAT Tbk. Kepeloporan Indosat dalam pasar obligasi syariah dimulai pada tahun 2002 lalu, dengan penerbitan obligasi mudharabah senilai Rp 175 milyar. Sebagai salah satu bentuk pendanaan untuk memenuhi kebutuhan investasi, dan telah dilunasi oleh perusahaan pada tahun 2007. Dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah ijarah I pada tahun 2005 senilai Rp 285 milyar dan penerbitan obligasi syariah ijarah II pada tahun 2007 senilai Rp 400 milyar.

(66)

Kelebihan permintaan obligasi syariah (sukuk) global yang cukup besar ini menjadi sinyal prospek obligasi syariah (sukuk) sebagai alternative sumber pembiayaan untuk membiayai pembangunan dalam negeri, khususnya pembangunan infrastruktur. Sejak pertama kali diterbitkan tahun 2002, sampai saat ini secara kumulatif terdapat 64 penerbitan sukuk korporasi oleh emiten dengan total emisi Rp11,9 triliun. Dari jumlah tersebut, per 3 Maret 2013 ada 35 sukuk yang masih outstanding, dengan Rp7,26 triliun sukuk korporasi.

Sukuk negara juga mencatat perkembangan yang sangat pesat. Hingga periode 3 Maret 2014, sudah diterbitkan 43 sukuk negara dengan total nilai Rp139,97 triliun. Bahkan sejak kali pertama sukuk diterbitkan tahun 2002, sampai saat ini secara kumulatif terdapat 64 penerbitan sukuk korporasi oleh emiten dengan total emisi Rp11,9 triliun. Dari jumlah tersebut, per 3 Maret 2013 ada 35 sukuk yang masih outstanding, dengan Rp7,26 triliun sukuk korporasi.

(67)

Sedangkan Mujahid (2010) dengan hasil peneliannya yang menunjukkan bahwa nilai dan rating obligasi syariah (sukuk) secara parsial maupun simultan tidak berpengaruh terhadap cumulative abnormal retun saham.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta adanya ketidaksamaan hasil penelitian, peneliti ingin meneliti kembali pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal retrun saham. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilkukan oleh Mujahid (2010). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Mujahid (2010) adalah periode tahun penelitian yaitu tahun 2011-2013.

Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan cumulative abnormal return saham sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen yang diambil

oleh peneliti yaitu nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan peneliti dan membuat skripsi dengan judul : “Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Perusahaan Terhadap Cumulative Abnormal Return Saham (Survey pada Perusahaan – Perusahaan Yang Menerbitkan Obligasi Syariah Dan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(68)

2. Apakah terdapat pengaruh rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham.

3. Apakah terdapat pengaruh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) oleh perusahaan terhadap cumulative abnormal return saham.

2. Untuk mengetahui pengaruh rating obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return saham.

3. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh dari penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan yang diwakili oleh total nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan rating peneribitan obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar modal yang ditunjukkan melalui tingkat cumulative abnormal return saham.

1.4 Manfaat Penelitian

(69)

2. Bagi praktisi, menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi para investor dan pelaku pasar yang lain dalam memilih instrument investasi di pasar modal.

(70)

ABSTRAK

PENGARUH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) PERUSAHAAN TERHADAP CUMULATIVE ABNORMAL

RETURN SAHAM

(Survey pada Perusahaan-Perusahaan yang Menerbitkan Obligasi Syariah dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

Salah satu instrumen yang diperdagangkan di pasar modal adalah obligasi syariah (sukuk). Investasi sukuk merupakan salah satu investasi yang diminati oleh pemodal. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sukuk yang diterbitkan emiten terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah seluruh populasi. Untuk mengetahui apakah nilai dan rating obligasi syariah mempengaruhi cumulative abnormal return secara signifikan. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari IDX dan icamel. Berdasarkan kriteria purposive sampling diperoleh sampel sebanyak 12 sukuk.

(71)

ABSTRACT

INFLUENCE OF ISLAMIC BONDS ISSUANCE (SUKUK) CORPORATE TO CUMULATIVE ABNORMAL

STOCK RETURNS

(Survey Of Enterprises Issuing Islamic Bonds and Listed on the Stock Exchange Indonesia Year 2011-2013)

One of the instruments traded in the capital market are Islamic bonds (sukuk). Investment sukuk is one of the preferred investment by the investor. The population in this study were all issued sukuk issuers listed in the Indonesia Stock Exchange 2011-2013. In this study, the sample used is the entire population. To determine whether the value and rating Islamic bonds affect the cumulative abnormal return significantly. This study uses secondary data drawn from IDX and icamel. Based on the criteria purposive sampling obtained a sample of 12 sukuk.

Partially derived hypotheses as follows: (1) values issuance of islamic bonds do not affect significant to cumulative abnormal return, it can be seen from the significant value (0.753) > 0.05, and the value of t (-0.317) < t table (2.03451 ). (2) rating issuance of islamic bonds do not affect significant to cumulative abnormal return, it can be seen from the significant value (0.531) > 0.05, and t value (-0.633) < t table (1.43). While simultaneously obtained results F count (0.267) < F table (3.28) and the significance level (0.767 >0.05). This shows that together variable value and rating issuance of Islamic bonds in this study did not have a significant effect to cumulative abnormal return.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai duga heritabilitas tinggi pada karakter cabang produktif per tanaman dan polong per tanaman didukung oleh kemajuan genetik rata-rata serta koefisien variasi

Selain itu, diberitakan bahwa Musyârakah Mutanâqishah menjadi produk yang paling banyak diminati dalam pembiayaan kepemilikan rumah dari pada akad yang lainnya,

Dengan adanya pendapat para ahli diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk material dan non material yang

Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga yang berkaitan dengan reklame yaitu.. Perda Nomor 05 Tahun 2007 tentang Pajak Reklame dan Surat

Several studies have reported auditory N2 reduction or absence in schizophrenia, and the single study reporting the visual N2 in schizophrenia also found a reduction, despite

Pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan Quantum Teaching merupakan suatu proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan

Belum terdapat pengaturan mengenai berapa besar jumlah saham yang akan diinvestasikan supaya kepemilikan saham BUMN di sektor strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak

Pengujian hipotesis secara parsial ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham (HS) , dan Return On Investment (ROI) terhadap