• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KETIDAKPATUHAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME SERTA REKLAME ILEGAL DI KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP KETIDAKPATUHAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME SERTA REKLAME ILEGAL DI KABUPATEN PURBALINGGA - repository perpustakaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 pada

hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh

masyarakat Indonesia. Dewasa ini Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah

sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan disegala bidang, yang

merupakan realisasi dari rencana yang telah digariskan dalam program

pembangunan nasional (Prabawa Utama, 1991: 22).

Dalam melancarkan pelaksanaan pembangunan nasional yang lebih

merata ke seluruh wilayah Indonesia dalam program pembangunan nasional

ditetapkan bahwa pembangunan daerah perlu ditingkatkan. Pembangunan daerah

diarahkan untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung

jawab kepada daerah secara proporsional, sehingga pembangunan daerah

diarahkan sebagai dasar dari terciptanya pembangunan nasional, karena

masyarakat di daerah merupakan landasan atau basis dari kekuatan ekonomi,

politik, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan dan dapat menjamin

perkembangan pembangunan yang dilaksanakan bersamama-sama secara sektoral

dan regional. Dengan demikian pembangunan daerah adalah bagian integral dari

pembangunan nasional (Josef Riwu Kaho, 1997: 8).

Berlakunya produk hukum mengenai pemerintah daerah tersebut

(2)

besar dalam menetapkan APBD di era pelaksanaan desentralisasi.

Konsekuensinya pemerintah daerah harus dapat mengurus dan mengatur rumah

tangganya sendiri. Pelaksanaan tugas tersebut tidak semudah perkiraan karena

salah satunya perlu kemampuan ekonomi yaitu: pertama, adalah tentang

bagaimana pemerintahan daerah menghasilkan finansial untuk menjalankan

organisasi termasuk memberdayakan masyarakat, kedua, bagaimana pemerintah

daerah sesuai dengan fungsinya mengembangkan kemampuan ekonomi daerah

(Nugroho, 2000: 34).

Otonomi daerah mensyaratkan bahwa pembangunan daerah merupakan

tanggung jawab bagi pemerintah daerah. Pemberian hak otonomi daerah antara

lain dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan bagi pemerintah daerah agar

dapat menggali sumber-sumber keuangan daerah sendiri guna membiayai

pelaksanaan pembangunan serta memaksimalkan penerimaan daerahnya,

termasuk memaksimalkan PAD dan pajak daerah di daerah otonom bersangkutan.

Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah

tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (Mardiasmo, 2003: 8).

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib

kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

(3)

Pajak Daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pajak Provinsi, terdiri dari:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

d. Pajak Air Permukaan; dan

e. Pajak Rokok.

2. Pajak Kabupaten/Kota, terdiri dari:

a. Pajak Hotel;

b. Pajak Restoran;

c. Pajak Hiburan;

d. Pajak Reklame;

e. Pajak Penerangan Jalan;

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;

g. Pajak Parkir;

h. Pajak Air Tanah;

i. Pajak Sarang Burung Walet;

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Khusus untuk daerah yang setingkat dengan daerah provinsi, tetapi tidak

terbagi dalam daerah kabupaten/kota otonom, seperti Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, jenis Pajak yang dapat dipungut merupakan gabungan dari Pajak untuk

(4)

Pajak Reklame adalah sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang

berperan penting bagi anggaran daerah dan belanja daerah, pajak reklame

diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi kelangsungan pembangunan

daerah. Akan tetapi pemerintah masih mengalami kendala dalam meningkatkan

penerimaan dari pajak reklame seperti kurangnya kesadaran atau kepatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak atas penyelenggaraan reklame/merk usaha serta

kurangnya tenaga/pegawai yang menangani tentang pajak reklame. Oleh karena

itu perlu diadakan upaya dalam melakukan ke arah perbaikan dan peningkatan

pelayanan terhadap penerimaan pajak daerah. Salah satu upaya yang harus

dilakukan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah adalah lebih

mensosialisasikan pentingnya Pajak Reklame kepada masyarakat tentang

pentingnya pajak daerah khususnya reklame guna kepentingan umum atau

pembangunan daerah tersebut (Wawancara, Purwono Karsono: 14 Nopember

2012).

Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga sebagai salah satu daerah

yang juga menjalankan sistem pemerintahan layaknya daerah-daerah lain di

Provinsi Jawa Tengah, memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Wujud nyata dari kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Purbalingga yaitu dikeluarkannya produk-produk Legislatif

baik itu berupa aturan tertulis (Undang-undang) ataupun kebijakan-kebijakan

(5)

Adapun produk-produk Legislatif yang dikeluarkan/dibuat oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga yang berkaitan dengan reklame yaitu

Perda Nomor 05 Tahun 2007 tentang Pajak Reklame dan Surat Keputusan Bupati

Nomor 12 Tahun 2003 tentang Penunjukan Kawasan/Zona Reklame yang mana

kedua peraturan Perundang-undangan tersebut sudah diberlakukan/dijalankan

sebagai pedoman dalam berbagai hal yang ada kaitannya dengan

periklanan/reklame di wilayah pemerintahan Kabupaten Purbalingga dan tentunya

di tujukan untuk orang/badan usaha yang memasang reklame.

Dengan diberlakukannya Perda Nomor 05 Tahun 2007 tentang Pajak

Reklame dan Surat Keputusan Bupati Nomor 12 Tahun 2003 tentang Penunjukan

Kawasan/Zona Reklame yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten

Purbalingga yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya membayar pajak demi meningkatkan otonomi daerah serta pendapatan

daerah. Hal ini membuat para subyek pajak khususnya subyek pajak yang

menyelenggarakan reklame harus meningkatkan kedisiplinannya untuk mematuhi

aturan yang sudah dibuat oleh pejabat daerah tersebut.

Akan tetapi fakta di lapangan menunjukan masih sering dijumpai

reklame/iklan yang tidak memiliki izin resmi dari dinas yang berwenang yang

berada di tepi jalan di Kabupaten Purbalingga, hal ini tentunya perlu mendapat

perhatian khusus baik itu dari masyarakat atau dari para pejabat daerah

Purbalingga. Selain mengganggu pemandangan/keindahan kota, keberadaan

reklame-reklame ilegal ini tentunya juga mengurangi jumlah pendapatan daerah

(6)

menguntungkan bagi beberapa golongan masyarakat tertentu saja sehingga

menimbulkan ketidakadilan dalam penerapan tujuan kesejahteraan masyarakat

luas. Sehingga diperlukan tindakan nyata dari Pemerintah Daerah untuk

meminimalisir pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para subyek pajak

( Suara Merdeka, Terbit Hari Senin 11 Juni 2012).

Berikut ini adalah data reklame tidak berizin yang berada di Kabupaten

Purbalingga, hasil survey lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada hari Senin

tanggal 17 Desember 2012 :

Nama Iklan Alamat Jumlah

(lembar)

Keterangan

1. Purimas 3

2. Adi Suprianto, SH (DPRD)

3. Yamaha Mataram Sakti

4. Prodia Laboratorium Klinik

5. IRAMA MAS electronic

6. ANRISTI Agen Tiket Kereta Api

7. ABAH NDUT Ikan Bakar

8. PIONER P27

9. PERTIWI 3

10. Sewa Sopir Pribadi 11. Black List Sticker 12. Hatta Rajasa (PAN) 13. Mas Narno (Bupati Klaten) 14. Permata Finance

15. Nafi Computer

16. Arta Graha Advertising 17. Serayu Expo II

18. Diva Karaoke

19. Yamaha Lancar Langgeng 20. KSP Anugerah Purbalingga 21. NSC Finance

22. Smart Salon 23. Permata Finance 24. Sonic Advertising 25. Nafi Computer 26. USP Primkopabri

27. Yamaha Lancar Langgeng 28. Wisata Baturalam

29. Mie Ayam D’erte 30. DOUX Colection

Jln. Soekarno Hatta Jln. Soekarno Hatta Jln. Soekarno Hatta Jln. Soekarno Hatta Jln. Soekarno Hatta Jln. Soekarno Hatta Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Padamara Jln. Jend. Soedirman

(7)

31. Sambal Special Kang Taman 32. Yamaha Mataram Sakti

Jln. Jend. Soedirman Jln. S. Parman

4 1

Banner Banner

Jumlah 327 Banner

Sumber: Penelitian/Survey Lapangan

Data di atas diperoleh melalui Penelitian/Survey lapangan yang mana

penelitian tersebut dilakukan di beberapa jalan yang berada di Kabupaten

Purbalingga. Dari 5 jalan saja sudah dapat ditemukan 32 pelaku usaha yang

memasang reklame/iklan tidak berizin resmi dan masing-masing dengan jumlah

yang berbeda-beda. Jumlah reklame ilegal terbanyak berada di Jalan Raya

Bojong, kemudian Jalan Padamara menempati peringkat ke dua dengan jumlah

reklame ilegalnya, jumlah reklame ilegal peringkat ke tiga berada di Jalan

Soekarno Hatta.

Dari ke lima jalan tersebut diperoleh 327 lembar banner yang

pemasangannya tidak sesuai dengan Undang-undang tentang reklame, adapun

kesalahan dari pelaku usaha yang disebutkan di tabel yaitu mereka memasang

banner yang tidak memiliki izin dari dinas terkait, letak/posisi pemasangan banner

tersebut tidak benar, kemudian banner-banner tersebut ada yang sudah habis masa

berlaku izinnya. Ukuran banner-banner tersebut bermacam-macam, dari yang

berukuran kecil, sedang, sampai yang berukuran besar. Jumlah terbanyak yaitu

banner yang berukuran kecil yaitu PIONER P27 dan PERTIWI 3 sebanyak 200

(8)

yaitu bibit/banih jagung. Banner-banner tersebut diletakkan pada posisi yang salah yang

mana banner-banner tersebut menempel di pohon.

Sebagai perbandingan dari data yang diperoleh berdasarkan survey

lapangan tersebut di atas, maka berikut ini akan ditampilkan data yang diperoleh

dari Satuan Polisi Pamong Praja berupa data reklame yang sudah ditertibkan oleh

Satuan Polisi Pamong Praja.

Nama Iklan Alamat Jumlah

(lembar)

Keterangan

Kamis, 21/10/2010

1. Daya Tour Plat

2. Ayam Goreng

3. ND/PLP-BK

4. Astra Motor FIF 5. Daya Tour Plat 6. Kaisar

7. Bank BTN

8. Lumpia Semarang

9. Istana Motor 10. Griya Abdi Lancar 11. Simpati

12. Kartu AS

Selasa, 26/10/2010

1. Kompo Motor

2. Griya Abadi Kencana 3. Flexy

4. Penjual Bakso

Rabu, 12/01/2011

1. Dunia Furniture

2. Yamaha

3. Seven Salon

4. Yamaha

5. Honda

6. Simpati

7. Honda

8. Seven Salon

9. Yamaha

Jln. Piere Tendean Jln. Piere Tendean Jln. Piere Tendean Jln. Piere Tendean Jln. Piere Tendean Jln. Piere Tendean Jln. A. Yani Jln. A. Yani Jln. A. Yani Jln. A. Yani Jln. A. Yani Jln. A. Yani

Jln. MT. Haryono Jln. MT. Haryono Jln. MT. Haryono Jln. MT. Haryono

Jln. MT. Haryono Jln. MT. Haryono Jln. MT. Haryono Jln. A. Yani Jln. A. Yani Jln. A. Yani

Jln. Jend. Soedirman Jln. Jend. Soedirman Jln. Jend. Soedirman

(9)

Kamis, 13/01/2011 1. Seven Salon 2. Navi Computer 3. Simpati 4. Seven Salon

Kamis, 17/02/2011 1. Djarum 2. Unomild 3. Sampurna 4. Telkomsel 5. Sejati 6. IM3

7. Roods Classic

8. Dangdut Owabong

9. XL 10. Sampurna 11. Djarum 12. Sejati 13. Sejati 14. Sampurna 15. Telkomsel 16. XL

17. SCO Elyasles 18. Djarum

19. Moreno Rent Car 20. IM3

21. IRAMA MAS

22. PRIMAGAMA

23. Sejati

24. IRAMA MAS

25. Yamaha

26. Sejati

27. Bebek Goreng Slamet 28. Nafi Computer 29. Kartu As 30. Sejati

31. Mataram Sakti 32. Sampurna 33. XL

Jln. Pucung Rambak Jln. Pucung Rambak Jln. D. I. Panjaitan Jln. D. I. Panjaitan

Bojongsari Bojongsari Bojongsari Bojongsari Bojongsari Bojongsari Bojongsari Bojongsari Bojongsari Mrebet Mrebet Karanganyar Padamara Padamara Padamara Padamara Padamara Padamara Padamara Padamara

Jln. Jend. Soedirman Jln. S. Parman Jln. S. Parman Jln. S. Parman Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bojong Jln. Raya Bukateja Jln. Raya Bukateja Jln. Raya Bukateja

2 2 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 3 1 3 1 3 3 4 2 1 1 1 1 1 Banner Banner Banner Banner Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Spanduk Banner Banner Umbul2 Banner Banner Umbul2 Banner Banner Spanduk Spanduk Umbul2 Spanduk Spanduk

Jumlah 13lokasi 90

(10)

Data di atas menunjukkan bahwa terdapat kesamaan antara data yang

diperoleh berdasarkan survey dengan data yang diperoleh dari Satuan Polisi

Pamong Praja Purbalingga. Adapun kesamaan-kesamaan antara data hasil survey

dengan data yang diperoleh dari Satuan Polisi Pamong Praja yaitu dari segi pelaku

usaha ataupun lokasi-lokasi penempatan reklame ilegal tersebut. Meskipun ada

perbedaan jenis-jenis reklame yang diperoleh dari Satuan Polisi Pamong Praja

yaitu lebih beragam jenisnya, yaitu terdiri dari Banner, spanduk, umbul-umbul,

layur, pamphlet, dan tenda.

Reklame-reklame yang ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja di

atas adalah banner yang tidak berizin maupun yang sudah habis masa barlaku

izinnya, spanduk melintang di jalan, reklame yang ditempelkan di pohon maupun

di tiang listrik. Data yang ditampilkan di atas hanya sebagian kecil saja karena

banyak yang tidak dicatat oleh Satuan Polisi Pamong Praja sehingga fakta tentang

pelanggaran reklame sebenarnya lebih banyak dari pada data yang ada di atas.

Data hasil survey lapangan dengan data dari Satuan Polisi Pamong Praja

menunjukkan angka pelanggaran yang cukup tinggi. Menurut Bapak Rizki yang

mewakili Satuan Polisi Pamong Praja yang diwawancarai oleh peneliti

menerangkan bahwa setiap tahun jumlah reklame ilegal selalu meningkat

jumlahnya sehingga hal ini sangat berpotensi terhadap berkurangnya jumlah

pendapatan daerah khususnya dari sektor pajak reklame itu sendiri. Padahal, pajak

reklame merupakan salah satu jenis pajak daerah dan memiliki andil yang cukup

(11)

Berikut adalah data realisasi pendapatan dari sektor pajak daerah sejak

tahun anggaran 2009 sampai dengan tahun anggaran 2011:

PAJAK DAERAH 2009

(RP)

2010

(RP)

2011

(RP)

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan jalan

58.950.500 225.219.300 1.967.038.093 365.628.920 7.306.170.235

158.240.000 260.870.800 2.194.895.411 406.742.653 7.941.596.514

207.995.000 896.654.752 2.454.998.181 423.387.125 9.005.040.289

Sumber Data : DPPKAD Kabupaten Purbalingga

Dari data di atas terdapat satu jenis pajak yang menarik dari semua pajak

yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga, yaitu pajak reklame. Pada

Tabel di atas terlihat bahwa Pajak Reklame merupakan pajak daerah terbesar

ketiga setelah pajak penerangan jalan dan pajak hiburan. Walaupun jumlah

penerimaan pajak reklame cenderung meningkat namun kontribusi pajak reklame

terhadap pajak daerah berfluktuatif. Penerimaan pajak reklame tertinggi terjadi

pada tahun anggaran 2011. Sedangkan penerimaan pajak reklame terkecil terjadi

pada tahun anggaran 2009.

Bila dilihat dari kontribusinya bagi Pajak Daerah, Pajak Reklame sebagai

salah satu sumber Pendapatan Daerah yang berpotensi dan dapat dilakukan

pemungutan secara efisien, efektif, dan ekonomis sehingga dapat lebih berperan

dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Purbalingga.

Pemasukan dari pajak reklame didapat dari nilai sewa reklame yang dipasang

dengan tarif sewa reklame berdasarkan dari lokasi pemasangan reklame, lamanya

pemasangan reklame, dan jenis ukuran reklame. Pihak-pihak yang menggunakan

(12)

lembaga keuangan, transportasi, komunikasi dan pihak pemerintah (Marihot P.

Siahaan dan Ahmad Sofyan, 2005: 45).

Pajak Reklame adalah pungutan yang dikenakan terhadap

penyelenggaraan reklame. Pajak Reklame dikenakan dengan alasan bahwa

reklame dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan

suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca

dan/atau didengar dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh

Pemerintah (Marihot P. Siahaan, 2005: 30).

Pembayaran pajak reklame terutang dilunasi dalam jangka waktu yang

ditentukan dalam peraturan daerah. Selanjutnya, apabila masih belum dilunasi

maka akan ditagih dengan surat paksa yang bisa menyebabkan penyitaan dan

pelelangan. Apabila dilakukan penyitaan dan pelelangan barang milik wajib pajak

yang disita pemerintah kabupaten/kota diberi hak mendahulu untuk tagihan

barang-barang wajib pajak.

Selain itu, banyak pelaku-pelaku usaha yang memasang papan

reklame/iklan tidak berizin resmi yang menyalahi prosedur yaitu tanpa membayar

pajak sehingga hal ini berpengaruh terhadap pendapatan daerah. Berdasarkan

uraian di atas penulis merasa tertarik ingin mengetahui kebijakan Pemerintah

Daerah Kabupaten Purbalingga terhadap wajib pajak dalam melunasi pajak

reklame. Oleh karena itu penulis memilih judul :“Kebijakan Pemerintah Daerah Terhadap Ketidakpatuhan Pembayaran Pajak Reklame Serta Reklame

(13)

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimanakah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga terhadap

ketidakpatuhan pembayaran pajak reklame yang terjadi di Kabupaten

Purbalingga ?

2. Bagaimanakah kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga terhadap

adanya reklame ilegal di Kabupaten Purbalingga ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah terhadap ketidakpatuhan

pembayaran pajak reklame yang terjadi di Kabupaten Purbalingga.

2. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah terhadap adanya reklame

ilegal di Kabupaten Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya

dibidang hukum pajak.

b. Sebagai informasi dan pencerahan bagi civitas akademik Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan masyarakat pada umumnya,

bahwa kesadaran masyarakat dalam membayar pajak reklame sangat

(14)

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia pada umumnya,

khususnya para pengusaha yang memasang reklame/iklan.

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang Hukum Pajak

terutama dalam masalah yang berkaitan dengan masalah pembayaran pajak

Gambar

Tabel di atas terlihat bahwa Pajak Reklame merupakan pajak daerah terbesar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini melakukan kegiatan pengambilan data dengan melakukan observasi langsung ke SMK Negeri Kare dan melakukan wawancara kepada pegawai yang terkait dalam

Strategi penetrasi pasar adalah suatu strategi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Pati untuk meningkatkan pengembangan budidaya bawang merah dengan menggunakan

Instrumen perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, LKPD, materi pembelajaran, dan media pembelajaran, serta instrumen pengumpulan data berupa lembar validasi, soal

partial least square untuk melihat faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi derajat kesejahteraan di Provinsi Sulawesi Selatan.. Kata kunci: Derajat Kesejahteraan,

Penelitian Sunarsih dkk menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ke - biasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria, penggunaan obat nyamuk ba- kar

10.6 Produk berbahaya hasil penguraian tidak ada informasi yang tersedia BAGIAN 11: Informasi Toksikologi 11.1 Informasi tentang efek toksikologis. Toksisitas akut

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan teoretis dari penelitian ini menganalisis untuk mengungkapkan citra kehidupan kaum marginal, khususnya dalam

Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya perangkat IPA terpadu tema minuman kemasan yang memiliki kriteria kelayakan teoritis, kelayakan empiris dan hasil belajar