• Tidak ada hasil yang ditemukan

Event Organizer Studi Etnografi Tentang Penyelenggara Acara di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Event Organizer Studi Etnografi Tentang Penyelenggara Acara di Kota Medan"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

EVENT ORGANIZER

(Studi Etnografi Tentang Penyelenggara Acara Di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

Dalam Bidang Ilmu Antropologi

OLEH :

WAHYU TATA MUALIM 070905008

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan Oleh:

Nama : Wahyu Tata Mualim NIM : 070905008

Departemen : Antropologi

Judul : “EVENT ORGANIZERStudi Etnografi Tentang Penyelenggara Acara di Kota Medan

Medan, 24 April 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Drs. Zulkifli, MA Dr. Fikarwin Zuska

NIP. 196011011986011001 NIP. 19621220198903 1 005

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(3)

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORISINALITAS

EVENT ORGANIZER

(Studi Etnografi Tentang EO CSP Production Di Kota Medan)

S K R I P S I

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, April 2014 Penulis

(4)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul EVENT ORGANIZER (Studi Etnografi Tentang EO CSP Production di Kota Medan ) atas nama Wahyu Tata Mualim Nomor Induk Mahasiswa 070905008 Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 84 halaman, dengan 10 gambar dan 3 tabel.

Bisnis pertunjukan hiburan menjadi pilihan lainnya di tengah banyaknya permintaan akan hiburan untuk masyarakat. Ketika masyarakat haus akan hiburan seperti yang mereka lihat di televisi bisnis dunia pertunjukan pun semakin menggeliat. Ini merupakan bnetuk respons positif dari pengusaha untuk melihat pangsa pasar di dunia bisnis pertunjukan. Awal 2005 merupakan tonggak menggeliatnya bisnis ini saat banyak event organizer bermunculan.

CSP Production merupakan salah satu perusahaan yang didirikan dengan melihat potensi bisnis yang dihasilkan permintaan pertunjukkan hiburan. Hal ini disinyalir karena begitu menggeliatnya perkembangan dunia hiburan terutama musik di Kota Medan. Kemudian bisnis ini merambah ke cakupan yang lebih luas seperti acara keagamaan, pameran dan lainnya.

CSP production memiliki komitmen untuk menjaga kepuasan klien dengan memberikan kualitas pelayanan jasa maupun kualitas alat - alat yang disewakan. Dengan memegang prinsip tersebut CSP Production berhasil mengambil perhatian masyarakat yang menjadikan mereka pilihan pertama bagi orang - orang yang ingin mengadakan suatu acara.

(5)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat dan kasih karunia-Nyalah, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai manusia biasa tentunya tidak terlepas dari banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga penulisan skripsi ini masih belum bisa dikatakan sempurna, baik dalam penuturan kata ilmiah yang lazim maupun dalam penyajian data. Adapun penulisan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir dari seorang mahasiswa dalam mencapai gelar sarjana khususnya dalam bidang ilmu Antropologi, dan untuk penelitian ini berjudul “EVENT ORGANIZER”. (Studi Etnografi Tentang EO CSP Production di Kota Medan).

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Bapak Dr. Fikarwin Zuska, selaku Ketua Departemen Antropologi FISIP USU terima kasih atas ilmunya, dan Bapak Drs. Agustrisno, M.S.P, selaku Sekretaris Departemen Antropologi FISIP USU .

(6)

Terima kasih banyak atas waktu, ilmu dan nasehat serta saran-sarannya yang telah diberikan kepada penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Drs. Agustrisno, M.SP. selaku dosen penasehat akademik saya, yang telah begitu banyak membantu penulis baik dalam nasehat arahan dan waktu yang telah beliau luangkan untuk penulis dalam berbagi hal dalam urusan akademik. Terima kasih karena telah mendidik dan mengarahkan saya di dalam perkuliahan.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Bapak Drs. Nurman Achmad, S.Sos M.S. Sc, selaku ketua penguji proposal atas saran-saran dan masukannya sewaktu ujian proposal, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Kak Nur dan Kak Sofi selaku pegawai di Departemen Antropologi, terima kasih karena telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi.

(7)

vi Saya juga berterima kasih kepada adik saya yang sangat saya banggakan Feby Rizky Aprilia. Terima kasih juga untuk Bapak Yusmel Hidayat S. Si. yang telah memberi data Kependudukan masyarakat Besilam kepada saya.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. Penulisan dan penyusunan skripsi ini dilakukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam bidang Antropologi dari Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “EVENT ORGANIZER”Studi Etnografi Tentang Penyelenggara Acara CSP Production Di Kota Medan

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang dihadapi, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dalam menulis kepustakaan dan materi penulisan. Namun, berkat pertolongan Allah SWT yang memberikan ketabahan, kesabaran dan kekuatan sehingga kesulitan tersebut dapat dihadapi.

Sebagai penutup dari penulisan skripsi ini, dilampirkan pula daftar kepustakaan sebagai penunjang dalam penulisan termasuk juga sumber-sumber lainnya.

(9)

viii Medan, April 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i 

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii 

ABSTRAKSI ... iii 

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv 

KATA PENGANTAR ... vii 

DAFTAR ISI ... ix 

BAB IPENDAHULUAN ... 1 

1.1. Latar Belakang ... 1 

1.2. Perumusan Masalah ... 4 

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 4 

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 5 

1.4. Lokasi Penelitian ... 5 

1.6. Metode Penelitian ... 11 

1.6.1. Tipe Penelitian ... 11 

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data ... 11 

1.7. Analisis Data ... 15 

BAB II ... 16 

2.1. Sejarah singkat event organizer ... 16 

2.2. Event organizer di Indonesia ... 17 

2.3. Event organizer di Kota Medan ... 18 

2. 5. Geografis ... 23 

2. 6. Keadaan Penduduk ... 23 

2. 7. Data Administratif Kecamatan Medan Johor ... 24 

BAB III ... 25 

3. 1. Jenis Event Organizer ... 25 

3.1.1. One Stop Service ... 25 

3.1.2. Private Event Organizer ... 26 

3.1.3. Wedding Organizer ... 27 

3.1.4. Brand Activation ... 28 

3.1.5. Meeting, Incentive, Convention, Exhibition ... 29 

3.1.6. Indie organizer ... 30 

3.2.1. Marketing ... 31 

(11)

x

BAB IV ... 35 

4.1. Profil Singkat Citra Swara Pesona ... 35 

4.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 36 

4.2.1. Direktur ... 37 

4.2.2. Sekretaris ... 38 

4.2.3. Humas ... 38 

4.2.4. Production Manager ... 39 

4.2.5. Office Manager ... 39 

4.2.6. Finance Manager ... 40 

4.2.7. Show Director ... 40 

4.2.8. Design Departement ... 41 

4.2.9. Marketing ... 41 

4.2.10. Finance Staff ... 41 

4.2.11. Stage Manager ... 41 

4.2.12. Workshop Departement ... 42 

4.2.13. Crew ... 42 

4.3. Sistem Perekrutan Sumber Daya Manusia ... 42 

4.4 Peralatan Pendukung Produksi Acara ... 43 

4.4.1. Riging ... 43 

4.4.2. Sound System ... 44 

4.4.3. Lighting ... 46 

4.4.4. Power Supply Cabinet ... 47 

4.4.5. Genset ... 48 

4.4.6. Transportasi ... 49 

BAB VHUBUNGAN KERJASAMA CSP DENGAN KLIEN ... 51 

5.1. Interaksi Antara CSP Dengan Klien ... 51 

5.2. Bentuk Kerjasama ... 52 

5.2.1. Paket All In One ... 52 

5.2.2. Penyewaan Alat ... 53 

5.3. Pembayaran Upah Jasa ... 53 

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN ... 55 

6.1. Kesimpulan ... 55 

6.2. Saran ... 56 

(12)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul EVENT ORGANIZER (Studi Etnografi Tentang EO CSP Production di Kota Medan ) atas nama Wahyu Tata Mualim Nomor Induk Mahasiswa 070905008 Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 84 halaman, dengan 10 gambar dan 3 tabel.

Bisnis pertunjukan hiburan menjadi pilihan lainnya di tengah banyaknya permintaan akan hiburan untuk masyarakat. Ketika masyarakat haus akan hiburan seperti yang mereka lihat di televisi bisnis dunia pertunjukan pun semakin menggeliat. Ini merupakan bnetuk respons positif dari pengusaha untuk melihat pangsa pasar di dunia bisnis pertunjukan. Awal 2005 merupakan tonggak menggeliatnya bisnis ini saat banyak event organizer bermunculan.

CSP Production merupakan salah satu perusahaan yang didirikan dengan melihat potensi bisnis yang dihasilkan permintaan pertunjukkan hiburan. Hal ini disinyalir karena begitu menggeliatnya perkembangan dunia hiburan terutama musik di Kota Medan. Kemudian bisnis ini merambah ke cakupan yang lebih luas seperti acara keagamaan, pameran dan lainnya.

CSP production memiliki komitmen untuk menjaga kepuasan klien dengan memberikan kualitas pelayanan jasa maupun kualitas alat - alat yang disewakan. Dengan memegang prinsip tersebut CSP Production berhasil mengambil perhatian masyarakat yang menjadikan mereka pilihan pertama bagi orang - orang yang ingin mengadakan suatu acara.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kegiatan bersosialisasi, secara langsung maupun tidak langsung selalu melibatkan orang lain. Berangkat dari hal tersebut manusia membentuk kelompok-kelompok dan organisasi tertentu, guna melakukan aktivitas yang mereka sepakati. Setiap kelompok membutuhkan pengelolaan yang baik demi kelangsungan kelompok itu sendiri.

Kelompok individu yang membutuhkan pengelolaan yang baik, salah satu bentuk kelompok tersebut adalah event organizer, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai penyelenggara kegiatan. Kegiatan yang diselenggarakan terdiri dari beragam bentuk dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan, baik itu bagi penyelenggara maupun yang menghadirinya. Keuntungan ini tidak harus bersifat materil namun juga bersifat non materil.

Event organizer terdiri dari 2 kata dalam bahasa Inggris, yaitu event yang berarti acara dan organizer yang berarti pengatur. Secara harfiah pengertian event organizer ini adalah sekumpulan oang yang mengatur acara. Akan tetapi jika diperdalam lagi pada aktivitas yang dilakukan akan menjadi sangat rumit karena pengaturan tersebut mencakup banyak orang dalam pengerjaannya.

(14)

deadline, target, scheduling, pressure dan teamwork solidity. Peran event organizer melaksanakan penyelenggaraan sebuah event berdasarkan pedoman kerja dan konsep event

1

tersebut dan mengelolanya secara profesional.

Event organizer merupakan bentuk kerja tentang teamwork

2

. Tidak ada ceritanya sebuah event bisa berjalan dengan satu orang individu. Event organizer terdiri dari banyak divisi dan bagian kerja yang memiliki permasalahan kompleks dan membutuhkan penanganan cepat dalam waktu bersamaan untuk tujuan yang sama.

Berkaitan dengan banyaknya kegiatan dalam kehidupan saat ini yang membutuhkan penyelenggaraan pihak eksternal (luar) dan juga kompleksitas hidup yang semakin meningkat menyebabkan event organizer tumbuh dan berkembang. Dalam kehidupan pola kerja event organizer sudah lama dipraktikkan sejak adanya dimulai dari pada pesta - pesta adat, panitia pesta itu tersendiri sudah memulai membagi tugas masing masing ke dalam beberapa bagian sehingga akan mendukung suksesnya suatu acara tersebut.

Secara historis event organizer di Indonesia mulai populer sekitar tahun

1990an dan semakin populer lagi pada tahun 1998 pasca era krisis3 dimana begitu banyak tenaga kerja yang keluar dari perusahaan tempatnya bekerja dengan berbagai alasan dan memulai untuk mencari alternatif sumber penghasilan yang

1

Kata event dan acara memiliki arti yang sama, yaitu menyelenggarakan kegiatan. Dalam

penulisan ini kedua kata, yaitu event dan acara akan dipergunakan secara bergantian untuk

menjelaskan mengenai penyelenggaraan kegiatan yang menjadi fokus penelitian ini. 2

(15)

lain seperti event organizer, hal ini dikarenakan pasca krisis ekonomi 1998 para pencari kerja dan tenaga kerja yang ada berusaha untuk keluar dari pekerjaan yang bersifat secara fisik dengan menggantikannya dengan pekerjaan yang bersifat ide atau gagasan.

Tahapan perkembangan event organizer di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk industri kreatif yang mencari dan membutuhkan tenaga-tenaga muda yang memiliki ide kreatif dalam menggagas sebentuk acara. Bekerja di dunia event organizer adalah merupakan suatu hal penjualan jasa, karena itu eksekusi event adalah etalase, tempat memajang barang dagangan jasa agar dilirik orang kemudian orang tersebut membeli.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis event organizer seperti entertain organizer yang menyelenggarakan kegiatan hiburan terutama musik, wedding organizer yang menyelenggarakan pernikahan bagi beberapa orang, private event organizer yang menyelenggarakan kegiatan yang bersifat pribadi, brand activation yang secara spesifik membantu klien mempromosikan produk, dan M.I.C.E. (meeting, incentive, convention, exhibition).

Di Kota Medan, event organizer muncul pertama kali pada akhir 1999. Pada waktu itu event organizer Anak Medan Production mulai menancapkan kukunya di dunia bisnis dan hiburan di Kota Medan, walaupun pada saat yang bersamaan terdapat juga beberapa event organizer lainnya namun memiliki keterbatasan bidang acara yang ditangani.

(16)

nilai kreatifitas yang tinggi pada masa yang akan datang. Seiring perjalanan waktu menyusul kemudian munculnya event organizer lainnya seperti Procomm, X-7 Organizer, Srigala Bisnis dan CSP yang bergerak di berbagai bidang jasa.

1.2. Perumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk melihat keberadaan event organizer di Kota Medan dan cara yang digunakan agar menarik minat klien dalam hal ini warga Kota Medan sendiri. Rumusan masalah memerlukan adanya pembatasan masalah agar penelitian ini tidak meluas kepada hal-hal yang tidak berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Pembahasan dilakukan dengan cara memasukkan suatu informasi maupun data yang didapat di lapangan maupun studi kepustakaan yang memiliki kaitan dengan masalah ini. Dari rumusan tersebut akan dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.Bagaimana deskripsi tentang event organizer ? 2.Bagaimana cara kerja event organizer ?

3.Apa saja jenis dan contoh event organizer di Kota Medan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian merupakan aspek penting dalam suatu penelitian, manfaat penelitian merupakan hasil yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung yang nantinya dari penelitian yang akan dilakukan.

(17)

Tujuan Penelitian adalah hasil akhir yang akan diperoleh dalam penelitian ini, tujuan penelitian penting untuk diketahui agar penelitian yang nantinya akan dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan awal, sehingga pemahaman terhadap tujuan perlu ditekankan agar penelitian sesuai dengan maksud awal penelitian.

Adapun tujuan penelitian adalah:

Menggambarkan cara kerja dan prosedur dasar event organizer dalam memberikan solusi pada calon klien

Menggambarkan potensi kreatifitas yang dimiliki oleh event organizer

Memberikan pemahaman sebagai rujukan dalam bidang antopologi dan

kaitannya dengan event organizer.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Secara garis besar terdapat dua manfaat yang hendak dicapai, adapun manfaat bagi peneliti adalah mengembangkan pemahaman mengenai pola kerja dan prosedur yang diterapkan event organizer. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat bagi penulis sebagai salah satu usaha untuk mengapresiasi ilmu antropologi dalam konteks perkembangan dunia kreatif.

1.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah bagian penting dalam suatu prses penelitian. Penelitian ini dilakukan nantinya pada beberapa event organizer yang terdapat di Kota Medan, dengan dasar pemilihan lokasi penelitian, yaitu :

(18)

event organizer memiliki brand image yang kuat

tersebar pada beberapa lokasi yang terdapat di Kota Medan

Berdasarkan dasar pemilihan lokasi penelitian tersebut, dari beberapa event organizer yang tersebar di Kota Medan, penulis memilih CSP Production yang berada di Kecamatan Medan Johor. CSP Production beralamat di Jalan Karya Kasih No. 52 Titi Kuning Kecamatan Medan Johor, Medan.

1.5. Tinjauan Pustaka

(19)

1. Konsepsi Kebudayaan

Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, rasa dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar (Koentjaraningrat, 1980:193). Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah kegiatan berbudaya, karena jumlah tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakannya dengan belajar (yaitu naluri, refleks atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi, maupun tindakan (membabi buta), sangat terbatas. Bahkan berbagai tindakan yang merupakan naluri (makan, minum, berjalan) juga telah banyak dirombak oleh manusia sendiri, sehingga menjadi tindakan kebudayaan (Koentjaraningrat, 1996:72-73).

Dari defenisi kebudayaan di atas, event organizer dapat dikatakan sebagai hasil karya manusia, dalam usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Malinowski (Sairin, 2002) kebutuhan hidup manusia dibagi 3 kategori besar, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Kebutuhan biologis berupa makan, minum, seks, tidur dan pengeluaran cairan dari tubuh. Kebutuhan sosial terkait dengan pertemanan, berkeluarga dan bertetangga. Sedangkan kebutuhan psikologis berupa keinginan untuk diterima di lingkungan, rasa aman dan keselamatan, serta rasa harga diri dan pengakuan dari orang lain.

(20)

memberikan gambaran detail mengenai masyarakat, secara lengkap hal ini dijelaskan oleh Peacock (1989:7) sebagai :

“Culture, then, is a name anthropologists give to take-for-granted but powerfully influential understandings and codes that are learned and shared by members of a group … A major mission and contribution of anthropology has long been, and continues to be, to enhance our awareness of the power and reality of culture in our existence.”

2. Gaya Hidup

Salah satu faktor utama yang mendorong munculnya gaya hidup adalah pola konsumsi pola konsumsi masyarakat perkotaan telah menjadi barang-barang arau pun jasa sebagai identitas mereka, barang dan jasa dikonsumsi bukan karena kebutuhan mereka melainkan hanya sebatas memenuhi keinginan dan petunjuk identitas sosial mereka (Chaney, 1996). Pola konsumsi seperti ini telah merubah nilai suatu produk yang awalnya memiliki nilai fungsional menjadi nilai simbolis. Perubahan nilai-nilai suatu barang dan jasa ini kemudian memunculkan gaya hidup masyarakat perkotaan. Permintaan jasa event organizer yang semakin meningtkat memperlihatkan gaya hidup masyarakat yang lebih memikirkan pertimbangan praktis, dengan menjadi klien dari event organizer tersebut.

Banyak defenisi yang disodorkan mengenai gaya hidup. Gaya hidup adalah frame of reference yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Pada prinsipnya, gaya hidup adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Gaya hirup dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang (Chaney, 1996:53-55).

(21)

Etnografi organisasi dalam konteks penelitian ini bertujuan untuk melihat event organizer bergerak sebagai unit organisatoris yang berhubungan antara pihak event organizer dan pihak klien dalam menjalankan suatu penyelenggaraan acara.

Mengutip Ybema (2012:3) yang mengatakan bahwa etnografi organisasi adalah :

Ethnographers can seek to discover ‘how things are really done’ or ‘what really happened’ in a particular organizational situation, in an ontologically realist fashion, seeing themselves as objective observers and sense makers. Or they can proceed from the perspective that social realities are intersubjectively constructed, seeing themselves as co-constructors and co-interpreters of the meaning(s) of organizational events along with situational members, reflecting on their own roles in shaping those interpretations.

“Etnografer dapat berusaha untuk menemukan 'bagaimana hal tersebut benar-benar dilakukan' atau apa yang sebenarnya terjadi dalam situasi organisasi tertentu, dalam ontologis realis fashion, melihat diri mereka sebagai pengamat obyektif dan pembuat rasa. Atau mereka dapat melanjutkan dari perspektif bahwa realitas sosial intersubjektif dibangun, melihat diri mereka sebagai co-konstruktor dan co-penafsir makna-makna dari peristiwa organisasi bersama dengan anggota situasional, merefleksikan peran mereka sendiri dalam membentuk mereka interpretasi.”

Secara lebih lanjut, Ybema (2012:6) juga menyatakan bahwa dalam konteks etnografi organisasi terdapat dua penting, yakni : sensivitas terhadap agenda yang terdapat dalam organisasi dan juga sebagai hubungan antara aktor dan konteks.

(22)

Sensitivity to hidden dimensions of organizational life. In drawing close to subjects and situations, organizational ethnographers can potentially make explicit often overlooked, tacitly known and/or concealed dimensions of meaning฀making, among them emotional and political aspects. In noting the relative power of organizational actors, their interests and their strategies, ethnographies can have a direct, critical, even shocking quality, laying bare otherwise hidden and even harsh social realities and exposing the entanglements of culture with power.

Sensitivitas terhadap dimensi tersembunyi kehidupan organisasi. Dalam menggambar dekat dengan subyek dan situasi, etnografer organisasi berpotensi dapat membuat eksplisit sering diabaikan, secara diam-diam dikenal dan / atau tersembunyi dimensi makna keputusan, di antaranya aspek emosional dan politik. Dalam mencatat kekuatan relatif dari aktor organisasi, kepentingan dan strategi mereka, etnografi dapat memiliki langsung, kritis, kualitas yang lebih mengejutkan, meletakkan realitas sosial telanjang dinyatakan tersembunyi dan bahkan keras dan mengekspos keterlibatan budaya dengan kekuasaan.

Sedangkan dalam bentuk hubungan antara aktor dan konteks, Ybema (2012:6) menyatakan bahwa :

“organizational ethnography can contribute to current structure-agency debates in the social sciences that continue to carve up organizational studies (Reed 2006), as it combines an orientation toward subjective experience and individual agency with sensitivity to the broader social settings and the historical and institutional dynamics in which these are embedded.”

(23)

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Dimana peneliti akan mendeskripsikan data yang diperoleh dengan terjun langsung di dalam sistem kerja event organizer secara deskriptif.

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data, peneliti akan melakukan penelitian lapangan sebagai suatu upaya untuk memperoleh data primer. Data primer diperoleh melalui serangkaian metode etngrafi yang mencakup observasi partisipasi atau pengamatan disertai dengan keterlibatan langsung dan wawancara. Penelitian dari berbagai sumber kepustakaan juga diperlukan untuk memperoleh data sekunder.

Metode etnografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk kerja lapangan dengan pendekatan observasi partisipasi sebagai jalan untuk mendapatkan data lapangan yang valid, seperti diungkapkan Van Maanen (1996:263-265) sebagai berikut :

“When used as a method, ethnography typically refers to fieldwork (alternatively, participant-observation) conducted by a single investigator who 'lives with and lives like' those who are studied, usually for a year or more.”

“Ketika digunakan sebagai sebuah metode, etnografi biasanya mengacu pada kerja lapangan (alternatif, peserta observasi) yang dilakukan oleh penyidik tunggal yang tinggal bersama dan hidup seperti' mereka yang dipelajari, biasanya selama satu tahun atau lebih.”

(24)

Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan cara penelitian lapangan guna mengetahui situasi pada objek penelitian. Menurut penulis data yang diperoleh dari hasil wawancara tidak akan mencukupi untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi, oleh karena itu diperlukan suatu aktivitas secara langsung dalam suatu objek penelitian. Pengamatan dan aktivitas langsung akan dilakukan pada setiap kegiatan atau peristiwa yang dianggap perlu atau berhubungan dengan tujuan penelitian.

Metode yang dipakai adalah observasi yang dapat membantu untuk memahami lingkungan dan menilai keadaan yang terlihat maupun keadaan yang tersirat dengan memperhatikan kenyataan atau realitas lapangan yang mana dalam observasi jenis ini peneliti tidak hanya sebatas melakukan pengamatan, tetapi juga ikut serta dalam kehidupan sehari-hari objek dimana penelitian ini akan dilakukan, hal ini tidak terlalu sulit bagi peneliti dikarenakan peneliti sedang terlibat

langsung sebagai salah seorang stage crew

4

sebuah event organizer indie.

Observasi partisipasi merupakan bentuk dari kerja lapangan untuk mendapatkan informasi yang mendukung jalannya suatu penelitian. Observasi diharapkan dapat berjalan dengan baik karena telah dilakukan pra-penelitian sebelumnya. Walaupun demikian peneliti akan berusaha untuk berfikir objektif mengenai apa yang dilihat maupun dirasakan sehingga data yang diperoleh adalah benar dan sesuai dengan keadaan sebenarnya di lapangan.

Observasi secara non-partisipasi dan partisipasi merupakan bentuk dari kerja lapangan untuk mendapatkan informasi yang mendukung jalannya suatu

(25)

penelitian. Kutipan dari Emerson (1995:1-2) memberi penekanan terhadap kerja lapangan seorang etnografer sebagai :

“Ethnographers are committed to going out and getting close to the activities and everyday experiences of other people. "Getting close" minimally requires physical and social proximity to the daily rounds of people's lives and activities; the field researcher must be able to take up positions in the midst of the key sites and scenes of other's lives in order to observe and understand them.” “Etnografer berkomitmen untuk pergi keluar dan semakin dekat dengan kegiatan dan pengalaman sehari-hari orang lain. "Semakin dekat" minimal membutuhkan kedekatan fisik dan sosial untuk putaran harian kehidupan masyarakat dan kegiatan; peneliti lapangan harus mampu mengambil posisi di tengah-tengah tempat (informan) kunci dan adegan kehidupan lain dalam rangka untuk mengamati dan memahami mereka.”

Observasi diharapkan dapat berjalan dengan baik oleh karena sebelumnya telah dilakukan pra-penelitian. Walaupun demikian peneliti akan berusaha berfikir secara objektif sehingga data yang diperoleh dilapangan adalah benar dan sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Perlengkapan pada saat melakukan kegiatan penelitian ini adalah kamera untuk menggambarkan hal-hal yang penting yang dianggap mendukung penelitian, adanya kamera dapat memudahkan peneliti untuk menggambarkan keadaan dari objek dari tempat penelitian berlangsung.

(26)

Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam (depth interview) kepada beberapa informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Informan disini adalah pihak-pihat terkait yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan event organizer, dimana yang berpotensi menjadi informan pangkal adalah orang yang pertama kali peneliti temui dalam melakukan penelitian awal, informan kunci adalah orang yang dianggap memiliki keterkaitan langsung dan memiliki pengetahuan yang dalam tentang hal yang diteliti, dalam hal ini event organizer dan. Satu lagi yang dijadikan informan adalah informan biasa, yaitu yang mereka yang memiliki keterkaitan dengan event organizer.

Wawancara mendalam ini dilakukan dengan mendatangi orang-orang dianggap mempunyai dan memiliki pengetahuan yang luas dan lengkap mengenai event organizer, hal ini perlu dilakukan karena pengetahuan mengenai event organizer tersebut memberikan sumbangan yang berarti dalam memahami makna dan merupakan bagian penting dalam penelitian yang akan dilakukan.

Teknik wawancara juga dilakukan dengan cara komunikasi verbal atau langsung dengan para informan dengan berpedoman pada interview guide yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mendapatkan data konkrit yang lebih rinci dan mendalam. Perlengkapan yang digunakan pada saat wawancara adalah catatan tertulis untuk mencatat bagian-bagian yang penting dari hasil wawancara dan tape recoder, yang digunakan untuk merekam proses wawancara dalam rangka antisipasi terhadap keabsahan data yang diperoleh ketika melakukan.

Data Sekunder

(27)

suatu penelitian. Data sekunder berupa sumber-sumber atau referensi tertulis yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, data sekunder dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan sebagai teknik pengumpul data selanjutnya, yang dimaksudkan sebagai suatu sarana pendukung untuk mencari dan mengumpulkan data dari beberapa buku dan hasil penelitian para ahli lain yang berhubungan dengan masalah penelitian guna lebih menambah pengertian dan wawasan peneliti demi kesempurnaan akhir penelitian ini.

1.7. Analisis Data

Pada penelitian ini penulis berusaha untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data ini diperlakukan sebagaimana adanya, tanpa dikurangi, ditambahi ataupun diubah, sehingga tidak akan mempengaruhi keaslian data-data tersebut. Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan hasil wawancara.

(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah singkat event organizer

Ide event organizer berawal dari kebiasaan orang menyelenggarakan suatu kegiatan, dalam prosesnya dikerjakan oleh sekelompok orang yang memiliki satu visi yang sama untuk mensukseskan kegiatan tersebut. Dalam kehidupan, manusia sudah lama mempraktikkan ide event organizing dengan penyelenggaraan pesta-pesta adat, dimana penyelenggara masing-masing membagi tugas ke dalam beberapa bagian sehingga mendukung suksesnya penyelenggaraan pesta adat tersebut. Hal tersebut lebih didasari oleh semangat kebersamaan yang mempersatukan.

Dari sebuah ide tersebut, orang – orang membentuk kelompok untuk melakukan aktivitas yang telah disepakati. Setiap kelompok membutuhkan pengelolaan dan aturan – aturan yang baik demi keberlangsungan kelompok itu sendiri. Event organizer adalah wujud kelompok yang tidak hanya memiliki struktur yang sistematis tetapi mengharuskan kesungguhan serta kekompakan kerja.

(29)

2.2. Event organizer di Indonesia

Krisis moneter pada tahun 1998 di Indonesia menyebabkan banyak terjadi PHK dan jumlah pengangguran semakin signifikan. Pasca era krisis tersebut orang-orang mulai untuk mencari pilihan lain untuk bekerja, dari bekerja yang sifatnya hanya mengandalkan fisik ke pekerjaan yang bersifat ide atau gagasan. Perkembangan event organizer di Indonesia merupakan bentuk dari industri kreatif yang membutuhkan tenaga-tenaga muda yang memiliki ide kreatif dalam menggagas sebuah acara. Di Indonesia terdapat banyak jenis event organizer yang menawarkan berbagai produk ide atau gagasan, hal tersebut menunjukkan bahwa di satu sisi event organizer memiliki prospek bisnis yang cerah sementara itu disisi lain orang – orang semakin membutuhkan jasa penyelenggara acara di tengah kesibukan mereka.

Perkembangan event organizer tidak bisa lepas dari kebutuhan orang – orang akan pihak penyelenggara eksternal yang menjanjikan suatu penyelenggaraan acara yang diatur secara profesional dan tidak merepotkan, tentu saja dengan mengeluarkan biaya ongkos jasa. Hal tersebut jelas sangat menggiurkan dari segi bisnis bagi para pelaku bisnis organizer, untuk itu mereka perlu mencari tenaga – tenaga yang terampil untuk dijadikan sebagai pekerja sehingga dapat mendukung berjalannya roda bisnis yang digeluti.

(30)

organizer Java Musikindo masih merajai dunia bisnis hiburan, bahkan gaungnya telah terdengar di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Australia.

2.3. Event organizer di Kota Medan

Kota Medan termasuk dalah salah satu dari lima kota metropolitan di Indonesia. Dengan masyarakat yang heterogen dan kompleks menjadikan setiap orang berkompetisi dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan menjalankan bisnis, bisnis hiburan adalah contoh bisnis yang tengah meroket saat ini. Hal ini selaras dengan kebutuhan masyarakat kota Medan akan hiburan yang berkualitas dan berkelas. Masyarakat kota Medan tidak ragu untuk mengeluarkan sebagian uangnya untuk menyaksikan sebuah pertunjukan yang dapat menghibur mereka.

(31)

Lahirnya event organizer di Kota Medan seperti diungkapkan oleh bang Ilham, salah satu pelaku musik indie yang menjadi informan bagi penulis dengan pertanyaan sejak kapan E.O. masuk di Kota Medan? Bang Ilham menjawab:

“persisnya e.o. ini muncul di Kota Medan saat pergerakan band – band indie begitu massive pada tahun 2000an, mereka memerlukan panggung untuk menunjukkan karya seninya. Siapa lagi yang mau menampung mereka kalo bukan mereka sendiri, ya mereka buatlah e.o. dari kelompok mereka juga”

Kemudian Rio sebagai salah satu personel band indie, mengungkapkan keberadaan kelompok – kelompok musik indie di Kota Medan:

“kelompok – kelompok macam gitu memang ada, niatnya murni untuk memajukan musik indie di Kota Medan. Taulah kalau mau menembus pasar nasional itu sangat susah dan butuh banyak modal. Karena itu kelompok – kelompok itu membuat e.o. yang orang – orangnya ya mereka juga untuk menampung band – band indie Medan”

Akan tetapi seiring berjalannya waktu masyarakat menginginkan lebih dari itu, mereka juga ingin menyaksikan hiburan yang berkelas seperti terlihat di banyak acara televisi. Pelaku bisnis hiburan pun menyambut baik keinginan tersebut, tak hanya bisnis pertunjukan seni yang ditawarkan, bahkan hal – hal seperti pernikahan dan properti pun termasuk dalam salah satu produknya. Event organizer di kota Medan dapat dikategorikan dalam beberapa jenis berdasarkan produk jasa yang ditawarkan seperti pertunjukan hiburan, jasa promosi, dan jasa lain yang ditawarkan maupun diinginkan.

Bang Ilham memberikan jawabannya ketika saya bertanya tentang perkembangan e.o. di Kota Medan:

(32)

Banyaknya event organizer di Kota Medan tersebar di beberapa penjuru kota, penulis mencari dan kemudian membaginya ke dalam tabel berikut:

2. 4. Sejarah Kota Medan

Kota Medan sebagai suatu kota memiliki proses perjalanan sejarah yang panjang, hal itu dibuktikan dengan berkembangnya kota yang bernama Kota Medan ini menjadi kota metropolitan. Kota Medan lahir pada 1 Juli 1590, saat ini Kota Medan telah mencapai usia 422 tahun.

Jika dilihat dari dimensi histori yang panjang Kota Medan berawal dari didirikannya Kampung Medan Putri oleh Guru Patimpus. Guru Patimpus adalah seorang Putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang puteri dari Datuk Pulo Brayan.

(33)

Gambar 1.Monumen Guru Patimpus di persimpangan jalan Gatot Subroto, Medan

(Sumber : Julvandri Sitanggang)

Sebagai kota yang awalnya memposisikan sebagai jalur perdagangan, Medan terletak di dekat sungai deli dan babura. Kebijakan Sultan Deli pada saat itu yang mengembangkan perkebunan tembakau mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai pusat perdagangan sejak masa lalu.

(34)

Klumpang pada tahun 1874, sehingga mencapai 22 perusahaan perkebunan pada tahun1875.

Dikarenakan kegiatan perdagangan yang sudah sangat luas dan berkembang, Nienhuys memindahkan kantornya dari Labuhan ke Kampung Medan Puteri yang pada saat ini dikenal dengan kawasan Jalan Gaharu menjadi semakin ramai dan selanjutnya berkembang dengan nama yang dikenal sebagai Kota Medan. Proses pemindahan tersebut menjadikan perkembangan cikal bakal Kota Medan seperti saat ini.

Selanjutnya penulis menampilkan gambar dari bukti peninggalan sejarah Kesultanan Deli di Kota Medan, yaitu: Istana Maimun dan Mesjid Raya Al-Maksum.

(35)

(Gambar 3. Mesjid Raya AL Maksum) (Sumber : Penulis)

2. 5. Geografis

Letak koordinat Kota Medan adalah 3°30' – 3°43' lintang utara dan 98°35' – 98°44' bujur timur. Permukaan tanahnya cenderung mrirng ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut.

Secara administratif Kota Medan berbatasan dengan selat Malaka di sebelah utara, di sebelah barat, selatan dan timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota Medan dikelilingi oleh beberapa kota satelit di sekitarnya seperti Kota Binjai, Deli Tua, Lubuk Pakam dan Tebing Tinggi.

Luas Kota Medan saat ini 265,10 km² adalah 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan kata lain luas Kota Medan lebih kecil dibandingkan Kota/Kabupaten lainnya.

2. 6. Keadaan Penduduk

(36)

Melayu, Batak Toba, Batak Simalungun, Karo, Mandailing, Pak-pak, Angkola, Jawa, Aceh, Tionghoa, dan India (Tamil, Sikh) .

Berdasarkan pada data statistik tahun 2010, penduduk Kota Medan diperkirakan mencapai 2.097.610 jiwa. Jumlah tersebut merupakan jumlah penduduk tetap Kota Medan, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan berjumlah 500.000 jiwa.

2. 7. Data Administratif Kecamatan Medan Johor

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 16,96km². Kecamatan Medan Johor berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, Kecamatan Medan Amplas di sebelah Timur dan Kecamatan Medan Selayang di sebelah barat.

Kecamatan Medan Johor dihuni oleh 125.456 jiwa terdiri dari 61.867 jiwa laki - laki serta 63.589 jiwa perempuan. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kelurahan Kwala Bekala yaitu sebanyak 32.951, sedangkan jumlah penduduk paling kecil di Kelurahan Kedai Durian yaitu sebanyak 6.691 jiwa.

Jika dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka Kelurahan Titi Kuning merupakan kelurahan terpadat yaitu dengan 11.709 jiwa tiap km².

(37)

BAB III

EVENT ORGANIZER

3. 1. Jenis Event Organizer

Sebelum penulis memaparkan penjelasan tentang jenis – jenis event organizer yang diperoleh dari pengetahuan informan yang memang bergelut di bidangnya, terlebih dahulu penulis menampilkan gambar mengenai event organizer yang ada.

(Gambar 4. Jenis – jenis event organizer)

3.1.1. One Stop Service

Jenis event organizer ini menawarkan jasa penyelenggaraan acara yang kompleks atau biasa disebut dengan istilah multievent. Disebut demikian karena event organizer jenis ini memegang kendali atas suatu peyelenggaraan yang terdiri dari beberapa acara di satu lokasi. Dengan begitu event organizer jenis ini memerlukan crew yang banyak untuk mendukung kegiatan yang diselenggarakan.

(38)

“Kita gak akan cuma menghandle satu kerjaan dalam satu waktu dan tempat. Biasanya konsep acaranya seperti festival, ada banyak acara di dalamnya. Konsep tersebut sering datangnya dari klien, atau kadang dari kami juga. Apapun itu ya kami selalu siap ”.

Dari pemaparan informan di atas dapat dijelaskan bahwa jasa one stop agency atau multievent ini cenderung mengerjakan kontrak kerja acara yang berbentuk festival. Hal ini memerlukan pembiayaan yang besar dari pemilik modal di samping dana sponsorat. Dan hanya sedikit pelaku bisnis ini yang bisa atau mau mengerjakannya.

Davi kembali menambahkan hal mengenai kontrak kerja yang biasanya dikerjakan:

“Biasanya kita ambil job dari instansi – instansi pemerintahan atau dari swasta lah. Selain dari itu kami kurang berani, ya jelaslah, disini kan kita juga menimbang untung-rugi”.

3.1.2. Private Event Organizer

(39)

diketahui oleh pihak event organizer dan klien meliputi kontrak kerja dan dokumentasi.

Dengan jasa yang ditawarkan tersebut pihak private event organizer mematok harga yang lumayan mahal. Oleh sebab itu penikmat jasa private event organizer ini kebanyakan berasal dari kalangan yang tingkat ekonominya tinggi.

David Salim sebagai salah satu informan penulis memaparkan pengetahuannya tentang private event organizer sewaktu menghadiri acara Medan Deathfest II:

“Itu cocoknya untuk orang – orang kaya atau orang – orang yang gak mau acaranya diketahui banyak orang. Kedengarannya agak sok ya, tapi memang ada juga orang yang gitu kalau buat acaraHarganyapun sebandinglah sama kerjaannya. Dulu pun aku mau buat yang kayak gitu pertamanya, tapi selain penikmat jasanya terbatas akupun sibuk ngeband. ”

Dari keterangan David Salim di atas kepada penulis mengenai private event organizer. Private event organizer merupakan jenis event organizer yang mengkhususkan untuk melayani kerjasama penyelenggaraan acara yang memiliki batasan – batasan dalam kontraknya.

3.1.3. Wedding Organizer

(40)

perlu susah mendirikan sebuah C.V. bahkan perorangan pun dapat mendirikan bisnis ini.

Sherly, salah satu informan yang pernah bekerja sama dengan wedding organizer mengungkapkan apa dan bagaimana wedding organizer itu kepada penulis:

“Dulu pernah pakai jasa WO di acara resepsi pernikahan kakak di Jakarta, dari yang aku lihat mereka sangat kaya ide di bidang satu ini dan saya akui mereka sangat profesional dalam mengerjakan segala hal . WO menawarkan paket yang lengkap mulai dari perencanaan hingga layout set pelaminan pun mereka tangani. Jasa seperti ini sangat jarang dijual.”

Wedding organizer menawarkan jasa mulai dari perencanaan, ide, set layout, busana pengantin, make up hingga dokumentasi. Pilihan ada pada klien untuk memakai jasa apa saja yang diperlukan.

Tidak semua orang berkeinginan menggunakan jasa wedding organizer karena beberapa hal seperti biaya, kebiasaan dan efisiensi. Hanya beberapa orang di kalangan tertentu yang tertarik memakai jasa wedding organizer ini, oleh sebab itu untuk menjalankan roda usaha agar tetap berputar dalam kesehariannya di luar job yang diterima wedding organizer mengandalakan photo studio.

3.1.4. Brand Activation

(41)

ide – ide agar bagaimana promosi yang dilakukan begitu menarik sehingga melekat di ingatan masyarakat.

Bram, salah seorang informan memaparkan pengetahuannya tentang brand activation kepada penulis:

“Brand activation seperti sebuah production house yang biasa buat film, bedanya disini kami buat iklan, intinya bagaimana iklan itu cathcy dan menarik minat masyarakat. Biasanya iklan – iklan rokok dan produk rumah tangga gitu yang sering. Selain iklan kadang brand – brang itu minta dibuatkan acara untuk promosi produk mereka.”

Iklan yang sudah dibuat akan dipromosikan melalui media cetak, elektronik maupun media sosial. Tidak hanya berupa iklan, acara promosi seperti acara launching sebuah produk terbaru adalah keahlian dari brand activation. Brand activation biasanya diisi oleh sekumpulan orang yang memiliki kemampuan di bidang multimedia.

3.1.5. Meeting, Incentive, Convention, Exhibition

(42)

Hendy, yang merupakan salah seorang informan mengatakan pada penulis: “Jenis ini memang nampak gak nampak, hampir kayak kepanitiaan biasa soalnya kebanyakan dari internal yang punya acara. Memang sih kalo orang mau buat acara ya terbantu juga dengan adanya M.I.C.E.”

Konsep MICE pada penyelenggaraan sebuah pameran sangat mirip dengan apa yang ditawarkan one stop service organizer, oleh karena itu banyak orang tidak menyadari bahwa kedua jenis organizer tersebut berbeda.

3.1.6. Indie organizer

Indie organizer adalah jenis yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Terbentuk dari kelompok – kelompok yang memiliki kesamaan visi. Indie organizer tidak memiliki struktur yang rumit seperti perusahaan. Sebagai contoh yang paling banyak ditemukan adalah komunitas – komunitas dari berbagai aliran musik. Untuk menyelenggarakan sebuah acara komunitas – komunitas tersebut membentuk susunan kepanitiaan untuk posisi – posisi yang diperlukan. Semua crew berasal dari kelompok masing – masing.

Indie organizer tidak berorientasi pada keuntungan materi, karena mereka terbentuk oleh semangat dari apa yang mereka geluti. Dalam contoh di atas, mereka hanya memiliki satu tujuan yaitu eksistensi musik itu sendiri.

Alfian, salah seorang informan memaparkan pengetahuannya mengenai indie organizer kepada penulis:

(43)

Dari pemaparan Alfian di atas mengenai indie organizer dapat disimpulkan bahwa pembentukan indie organizer bukan bertujuan untuk mendatangkan keuntungan dan bahkan mereka tidak mencari dana dari pihak luar seperti sponsor.

3.2. Bagian – Bagian Umum Dalam Event Organizer

Dalam sebuah perusahaan event organizer struktunya umumnya hampir sama dengan perusahaan lainnya. Secara umum bagian – bagian itu adalah bagian marketing, bagian administratif, bagian keuangan dan bagian teknis.

3.2.1. Marketing

Tugas utama dari bagian marketing adalah mencari klien. Marketing mencari dan menawarkan kepada calon klien dengan tujuan calon klien setuju untuk bekerja sama dengan event organizer tempatnya bekerja.

3.2.2. Administrasi

(44)

3.2.3. Keuangan

Bagian keuangan memiliki peranan vital dalam penyelenggaan acara. Seluruh uang masuk dan uang keluar dikendalikan oleh bagian keuangan. Pertanggungjawaban atas keuntungan juga menjadi beban bagian keuangan.

3.2.4. Teknis

Bagian teknis adalah yang bertugas dalan menjalankan suatu acara. Biasanya disebut dengan crew. Crew bertanggung jawab atas dimulainya suatu acara hingga acara selesai.

3.3. Media

Event organizer membutuhkan media sebagai sentuhan akhir dari penyelenggaraan suatu acara. Hal tersebut bertujuan agar acara atau produk yang ditawarkan dapat dilihat dan kemudian diingat. Berikut penulis menjelaskan media – media yang digunakan untuk mempromosikan sesuatu.

3.3.1. Poster

(45)

(Gambar 5. Poster event JKT 48 di Medan)

3.3.2. Bilboard

(46)

tetapi biaya yang diperlukan cukup mahal untuk memakai sarana promosi tersebut dalam satu jangka waktu.

3.3.3. Media Cetak

Media ini adalah salah satu media yang digemari karena efisien. Dengan pertimbangan semua orang memiliki akses untuk membaca media cetak, banyak yang mempromosikan sesuatu di koran ataupun majalah.

3.3.4. Media Elektronik

(47)

BAB IV

CITRA SWARA PESONA PRODUCTION

4.1.Profil Singkat Citra Swara Pesona

Event organizer Citra Swara Pesona didrikan pada tanggal 12 Juli 2004 oleh Bapak Yusmel Hidayat S.Si. Citra Swara Pesona bertujuan untuk mengorganisir kegiatan - kegiatan hiburan seperti konser, festival, pameran, launching, seminar dan lainnya. Perusahaan ini didirikan mengingat masih langkanya kegiatan - kegiatan tersebut ditangani secara profesional di Kota Medan. Oleh karena itu Bapak Yusmel Hidayat mendirikan Citra Swara Pesona yang terletak di Jalan Karya Kasih No. 52 Titi Kuning, Medan.

Pada tahun 2005 Citra Swara Pesona disahkan dengan akte tanggal 20 September 2005 di depan Notaris John Langsung, SH, MEN. KEH. NO.C - 155. HT.O3.O2-Th. 1998 dan Pejabat pembuat Akta Tanah (PPAT) Kotamadya Medan dengan SK. MENTERI NEGARA AGRARIA.

(48)

4.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Sebagai sebuah perusahaan pada umumnya Citra Swara Pesona memiliki struktur organisasi karena dengan struktur organisasi kita dapat mengetahui fungsi dari masing - masing bagian dalam menjalankan aktivitas dalam perusahaan. Struktur organisasi yang baik haruslah fleksibel dan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Fleksibel berarti jika perusahaan melakukan perluasan atau perubahan usaha tidak terlalu berpengaruh terhadap struktur perusahaan yang sudah ada sebelumnya. Struktur organisasi adalah suatu pola dan kelompok pekerjaan dalam suatu organisasi, yang mendasari perilaku individual dan keluarga (Gibson 2002).

Di dalam struktur organisasi sebuah perusahaan ditetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap individu yang terlibat dalam pencapaian tujuan perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan lebih mudah untuk mengetahui perilaku setiap individu dan mengukur keberhasilan tiap individu dalam menjalankan tugasnya.

(49)

(Gambar 6. Struktur Organisasi CSP Productrion)

Dari struktur di atas penulis akan menjabarkan tugas dan wewenang tiap individu yang terlibat dalam struktur organisasi Citra Swara Pesona:

4.2.1. Direktur

Tugas dan wewenang direktur adalah:

 Mewakili perusahaan saat tindakan di luar kantor Yusmel Hidayat

MANAGER MANAGER OFFICE

MARKETING SHOW

DIRECTOR DESIGN DEPT.

(50)

 Memimpin operasi perusahaan kedalam

 Mempertanggung jawabkan kemajuan perusahaan  Mengawasi cara kerja perusahaan

 Berkewajiban memeberikan respons atas segala pertanyaan tentang hal terkait baik secara lisan maupun tulisan

 Berhak mengangkat seseorang atau beberapa orang sebagai kuasa untuk mewakili perusahaan dengan tertulis dengan memberi kuasa - kuasa tertentu.

4.2.2. Sekretaris

Tugas dan wewenang sekretaris adalah:

 Membantu pimpinan dalam hal koresponden

 Menerima semua surat untuk perusahaan yang masuk

 Mengagendakan surat - surat yang masuk dan memeberitahukannya kepada bagian yang berwenang

 Mengurus surat - surat yang akan keluar  Melayani tamu - tamu pimpinan

 Membuat catatan - catatan pada tiap rapat yang diselenggarakan perusahaan.

4.2.3. Humas

Tugas bagian Humas adalah sebagai berikut:

(51)

 Menciptakan kesatuan dalam perusahaan sebagai landasan terciptanya kerjasama yang baik antar bagian

 Memberikan penerangan secara objektif tentang segala kegiatan yang dilakukan perusahaan

 Mempererat hubungan kerjasama dengan pihak luar baik itu perusahaan lain maupun instansi yang terkait dengan penyelenggaraan suatu acara.

4.2.4. Production Manager

Tugas dan wewenang production manager adalah sebagai berikut:

 Bertanggung jawab atas seluruh proses produksi sebelum dan setelah project

 Mengkoordinir crew yang menjadi bawahannya

 Memberikan tugas - tugas kepada crew yang menjadi bawahannya  Membuat konsep produksi setiap pelaksanaan project

 Bertanggung jawab terhadap proses loading in (barang masuk) dan loading out (barang keluar)

 Bertugas membeli bahan baku yang diperlukan untuk produksi dan mengatur pelaksanaan kerjanya.

4.2.5. Office Manager

(52)

 Mengkoordinir kegiatan perusahaan

 Melaporkan data serta kegiatan tiap - tiap bagian dalam perusahaan  Menjamin suasana kerja yang nyaman

 Mengambil alih tugas bawahan ketika sedang berhalangan melaksanakannya

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 4.2.6. Finance Manager

Tugas dan wewenang finance manager adalah sebagai berikut:

 Membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan keuangan perusahaan

 Mengevaluasi tiap pengeluaran sehubungan dengan efisiensi  Mengesahkan laporan dan mempertanggung jawabkan keuangan

perusahaan

 Menyetujui dan menandatangani pengeluaran dalam bentuk cek dan lainnya.

4.2.7. Show Director

Tugas dan wewenang show director adalah sebagai berikut:  Bertanggung jawab atas jalannya sebuah project

 Bertanggung jawab atas seluruh crew dalam suatu project  Membuat rancangan kerja project

(53)

4.2.8. Design Departement

Tugas dan wewenang bagian design departement adalah sebagai berikut:  Membuat desain sesuai dengan kebutuhan perusahaan

 Membuat desain yang diperlukan dalam proses pengerjaan sebuah project.

4.2.9. Marketing

Tugas dan wewenang bagian marketing adalah sebagai berikut:  Bertanggung jawab untuk mencari klien untuk perusahaan  Mempererat hubungan kerjasama dengan klien

 Mengawasi proses produksi sehingga hasil yang dicapai dapat memenuhi keinginan klien.

4.2.10. Finance Staff

Tugas bagian finance staff adalah:

 Membantu kepala bagian keuangan dalam menangani keuangan perusahaan

4.2.11. Stage Manager

Tugas dan wewenang bagian stage manager adalah sebagai berikut:  Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan di depan maupun di

belakang panggung

(54)

4.2.12. Workshop Departement

Tugas bagian workshop departement adalah:

 Melaksanakan proses produksi yang dibebankan oleh pimpinan

4.2.13. Crew

Tugas crew adalah:

 Menjalankan semua tugas yang diberikan atasan kepadanya

4.3. Sistem Perekrutan Sumber Daya Manusia

Sebuah perusahaan memerlukan karyawan demi berjalannya roda kegiatan usaha. Demikian pula dengan event organizer Citra Swara Pesona yang memerlukan staff dan crew untuk menjalankan kegiatan usahanya. Citra Swara Pesona diisi oleh individu - individu yang kreatif, terampil, dan memiliki semangat kerja tinggi. Ketiga hal tersebut menjadi syarat mutlak karena Citra Swara Pesona bergerak di bisnis pertunjukan yang menuntut inovasi dan sesuatu yang baru yang berbeda dengan perusahaan lain yang bergerak di bisnis yang sama.

(55)

psikotes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya kreativitas dari pelamar kerja.

4.4 Peralatan Pendukung Produksi Acara

Citra Swara Pesona sebagai event organizer profesional tidak hanya memiliki crew yang kreatif dan inovatif, disamping itu beberapa alat pendukung produksi suatu acara sangat penting perannya. Untuk menghasilkan suatu acara yang baik dan berkelas diperlukan alat – alat pendukung yang baik pula dari segi kualitas. Memiliki alat yang lengkap dan berkualitas adalah syarat agar konsumen tertarik untuk mempercayakan suatu acara kepada event organizer tersebut.

4.4.1. Riging

(56)

(Gambar 7. Riging yang telah dipasang untuk set panggung)

4.4.2. Sound System

(57)

(Gambar 8. Mixer 48 chaannels sebagai pengendali semua input suara)

Mixer adalah perangkat pengendali semua input suara yang digunakan di atas panggung. Setelah itu semua suara yang masuk tersebut dialihkan ke speaker. Mixer seperti gambar di atas adalah tipe 48 channels yang berarti memiliki kemampuan untuk menampung 48 input suara.

(58)

4.4.3. Lighting

Lighting adalah seperangkat alat pencahayaan yang digunakan di panggung dalam sebuah acara. Lighting tidak hanya digunakan sebagai penerangan panggung, tetapi juga untuk menambah nilai estetika panggung acara.

(Gambar 10. Set lampu par )

(59)

(Gambar 11. Laser light menghasilkan cahaya laser)

4.4.4. Power Supply Cabinet

Untuk mendukung seluruh sound system diperlukan juga pengaturan daya listrik yang terpadu. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diatur yang disusun secara rapi dengan tujuan agar operator tidak bingung menjalankan tugasnya. Susunan kabinet tersebut mengaliri arus listrik dari sumber listrik.

(60)

(Gambar 12. Kabinet power supply)

4.4.5. Genset

(61)

Pengadaan genset pun dapat meminimalisir pengeluaran yang dibutuhkan untuk membiayai tagihan listrik ke PLN. Karena untuk ukuran satu mesin genset dapat digunakan untuk beberapa tahun.

(Gambar 12. Genset 1000 watt)

4.4.6. Transportasi

(62)
(63)

BAB V

HUBUNGAN KERJASAMA CSP DENGAN KLIEN

Dalam kegiatan berusaha setiap orang akan melakukan interaksi dengan orang lain. Begitu juga dalam bisnis, demi kelancaran bisnis yang dijalankan seseorang akan melakukan interaksi dengan orang lain yang bisa saja menjadi rekan bisnis, konsumen ataupun investor.

Dalam bisnis pertunjukan seperti yang dijalankan Citra Swara Pesona adanya interaksi dengan masyarakat memiliki peran yang vital. Dengan interaksi pihak Citra Swara Pesona dapat memberitahu kepada masyarakat luas tentang keberadaan bisnis mereka. Hal ini dapat mempromosikan Citra Swara Pesona ke orang – orang yang berarti pangsa pasar pun telah didapat. Peran bagian humas sangat penting untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas tenteng keberadaan Citra Swara Pesona. Sedangkan bagian marketing berperan untuk mendatangi klien maupun calon klien yang ingin menggunakn jasa Citra Swara Pesona. Dengan kata lain peningkatan penjualan jasa bergantung pada pihak marketing.

5.1. Interaksi Antara CSP Dengan Klien

(64)

marketing menjelaskan kepada klien tentang apa saja kelebihan yang dimilki Citra Swara Pesona baik itu dari profesionalisme kerja hingga kelengkapan alat – alat yang dimilki.

Mobilitas pihak marketing untuk mempromosikan event organizer Citra Swara Pesona dapat mendongkrak pamor event organizer tempatnya bekerja. Cara ini sering disebut dengan sistem jemput bola yang tidak mengharuskan klien mendatangi pihak organizer akan tetapi dengan mengutus bagian marketing untuk mendatangi klien. Baik itu sebelum kesepakatan terjadi maupun setelah terjadi kesepakatan.

5.2. Bentuk Kerjasama

Ada dua bentuk kerjasama yang ditawarkan oleh Citra Swara Pesona kepada klien, yaitu penawaran paket all in one atau dalam bentuk penyewaan alat.

5.2.1. Paket All In One

Dalam bentuk kerjasama ini pihak Citra Swara Pesona menawarkan untuk mengorganisir keseluruhan acara dimulai dari tahap persiapan hingga acara tersebut selesai. Tahap persiapan meliputi pemilihan ide dan konsep acara yang ditawarkan pihak event organizer kepada klien. Klien dapat memilih sendiri konsep yang ditawarkan sesuai dengan keinginan.

(65)

klien dapat melaukan nego harga dengan pihak event organizer, terlebih jika klien tersebut sudah mengenal pemilik event organizer.

5.2.2. Penyewaan Alat

Medan dikenal dengan banyaknya perkumpulan musik indie yang berasal dari beberapa genre musik. Dari perkumpulan tersebut terus berkembang dan menjadi event organizer indie. Indie berarti belum termasuk event organizer yang profesional yang salah satu syaratnya adalah memiliki alat – alat dan perlengkapan lainnya secara mandiri.

Oleh karena itu Citra Swara Pesona berinisiatif untuk memfasilitasi kelompok – kelompok indie tersebut agar tetap berkarya. Dengan cara penyewaan alat – alat dan perlengkapan lainnya dengan biaya yang lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keselarasan hubungan antara Citra Swara Pesona dengan kelompok – kelompok indie. Walaupun dengan status profesionalisme yang berbeda kedua belah pihak tetap dapat bekerja sama.

5.3. Pembayaran Upah Jasa

(66)

(Gambar 14. Diagram sistem pembayaran antara klien dengan CSP)

(67)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran sangat penting dalam akhir suatu penelitian, kesimpulan memberikan suatu jawaban atas beragam pertanyaan yang menjadi tujuan penelitian, sedangkan saran memuat masukan yang dapat mendukung keberlanjutan dari fenomena.

6.1. Kesimpulan

Bisnis pertunjukan semakin menjanjikan karena semakin tingginya permintaan, tak bisa dipungkiri bahwa globalisasi juga berpengaruh dalam merubah masyarakat dari masyarakat biasa yang cenderung cuek menjadi masyarakat yang selalu ingin tahu. Penyebaran informasi juga mendorong permintaan masyarakat tentang hiburan. Media yang sekarang telah beragam, pilihan akses informasi tersedia di banyak tempat seperti televisi, radio, dan internet.

(68)

6.2. Saran

Saran dalam akhir penelitian ini memberikan masukan mengenai bisnis event organizer yang dilakukan CSP Production di Kota Medan. Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

 Perlunya pengetahuan yang luas untuk memahami bisnis dunia pertunjukan

(69)

Daftar Pustaka

Chaney, Davis. 1996. Life Style. Yogyakarta: Jala Sutra.

Emerson, Fretz, dan Linda L Shaw. 1995. Writing Ethnography Fieldnotes. Chicago and London: The University of Chicago Press.

Koentjaraningrat. 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru Koentjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi I, Jakarta: Rineka Cipta.

Maanen, J. Van. 1996. Ethnography. Dalam A. Kuper and J. Kuper (Eds) The Social Science Encyclopedia, 2nd ed., pages 263-265. London: Routledge. Peacock, James L. 1986. The Anthropological Lens; Harsh Light, Soft Focus.

Cambridge: Cambridge University Press.

Ybema, Sierk, Yanow Dvora dan Merlijn van Hulst. Practicing Organizational Ethnography. The Practice of Qualitative Organizational Research: Core

Methods and Current Challenges Gillian Symon and Catherine Cassell, eds. London: Sage (2012). Part II: Core Methods of Qualitative Inquiry in

(70)

Sumber lainnya :

http://anakmedan.co.id

http://www.bandungberisik.com

http://www.srigalabisnis.com

http://id.wikipedia.org/wiki/event_organizer

http://multievent.blogspot.com/2011/05/bisnis_menggiurkan_event_organizer

http://www.godinc.store

Gambar

Gambar 1.Monumen Guru Patimpus di persimpangan jalan Gatot Subroto, Medan (Sumber : Julvandri Sitanggang)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan komersil lagu dan musik karya pencipta lain oleh pengisi acara pada kegiatan yang dikelola event organizer

Bintang Mandiri In7 Wedding Organizer & Decorationkewajiban pihak pengguna jasa untuk menyelesaikannya.Apabila terjadi ketidaksepahaman pada pelaksanaan perjanjian mengenai

Dari uji hipotesis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa event marketing Rumah Cantik Citra efektif dalam meningkatkan brand equity Citra di kalangan pengunjung RCC Medan

Dari penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang strategi promosi dengan judul Strategi Promosi Event Organizer Khawani-ka Indonesia

a) Hasil penelitian ini akan bermanfaat di dalam memberikan pengetahuan tentang kontruksi dan hubungan hokum antara Event Organizer di dalam kegiatan komersial dan promosi

Berdasarkan hasil analisis, dihasikan 6 faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan venue pameran oleh Event Organizer di Kota Bandung, yaitu (1) Kapasitas Venue dan

Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa semakin atribut produk mampu memberikan variasinya dengan baik, maka respon emosi dalam menggunakan jasa event organizer

Special event memiliki peran yang cukup penting dalam aktivitas Public Relations untuk proses publikasi sehingga menciptakan citra positif perusahaan adalah dengan