• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPECIAL EVENT dan PRODUCT KNOWLEDGE (Studi Korelasional Event Pocari Sweat Conference Terhadap Product Knowledge Peserta Di Kota Medan) DWINA ASTRINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SPECIAL EVENT dan PRODUCT KNOWLEDGE (Studi Korelasional Event Pocari Sweat Conference Terhadap Product Knowledge Peserta Di Kota Medan) DWINA ASTRINA"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SPECIAL EVENT dan PRODUCT KNOWLEDGE

(Studi Korelasional Event “Pocari Sweat Conference” Terhadap Product Knowledge Peserta Di Kota Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

DWINA ASTRINA 090904029

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kekuasaan-Nya sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “Special Event dan Product Knowlwdge (Studi Korelasional Event Pocari Sweat Conference” Terhadap Product Knowledge Peserta di Kota Medan). Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana dari Departemen Ilmu Komunikasi.

Peneliti juga ingin menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, Syafruddin Sikumbang dan Deliana Lubis yang senantiasa memberikan kasih sayang sepanjang masa, dukungan dalam berbagai bentuk dan nasehat. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua saudara kandung peneliti kakak Devi Damayanti dan adik M.Fikhri Al Hakimi yang selalu memberikan dorongan dan semangat.

Peneliti juga menyadari banyak sekali peran pihak-pihak lainnya yang senantiasa memberikan kebaikan kepada peneliti berupa bimbingan, dukungan,bantuan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra Fatma Wardi Lubis, M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU,

2. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Dosen pembimbing peneliti Bapak HR. Danan Djaja,M.A yang telah meluangkan waktu untuk memberikan peneliti bimbingan selama menyusun skripsi ini.

4. Ibu Dra Dewi Kurniawati, M.Si, selaku dosen wali peneliti.

5. Semua dosen-dosen ilmu komunikasi FISIP USU yang senantiasa memberikan ilmu kepada peneliti.

6. Seluruh staff Departemen dan Laboraturium Ilmu Komunikasi Kak Maya, Kak Yovita, Kak Hanim, dan Kak Puan yang telah membantu segala sesuatu selama peneliti menjalankan pendidikan.

(3)

7. Sahabat-sahabat peneliti Wima, Ari, Dian, Syifa, Yoan, Dullah. Terima kasih untuk kebersamaan, motivasi dan dukungan .

8. Sahabat – sahabat peneliti para jofgi; Eka, Era, Cis dan Anas yang juga selalu memberikan dukungan kepada peneliti.

9. Persahabatan yang mulai terjalin di masa perkuliahan Dwi dan juga Nisa terima kasih untuk kebersamaan, berbagai dukungan dan saran.

10. Kak Siti yang telah senantiasa membantu dan memberikan arahan dan motivasi kepada peneliti

11. rekan-rekan di Radio Usukom atas kebersamaannya, waktu, kesempata dan pengalaman baru yang sangat berarti bagi peneliti.

12. Grup sapulidi dan English Club CEC buat kebersamaan pembelajarannya.

13. Seluruh Teman-teman Ilmu Komunikasi 2009.

14. Pihak PT.Amerta Indah Otsuka yang telah membentu peneliti dalam pengumpulan data dan berbagai informasi lainnya.

15. Kepada seluruh pihak yang tidak disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas setiap kebaikan, kepedulian dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, 28 Oktober 2013

(Dwina Astrina)

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Special Event dan Product Knowledge (Studi Korelasional Special Event “Pocari Sweat Conference” terhadap Product Knowledge Peserta di Kota Medan).

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Public Relations, Teori Special Event dan Teori Product Knowledge. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Teknik Analisis data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, analisisi tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus koefisien Relasi Tata Jenjang (Rank-Order) oleh Spearman dengan menggunakan program SPSS for Windows version 13.0 dan didukung dengan menggunakan skala Guliford.

Populasi pada penelitian ini berjumlah 220 peserta. Dari populasi tersebut, jumlah sampel diperoleh dengan menggunakan pendapat Arikunto dimana jika jumlah populasi berkisar 100 ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Peneliti mengambil persentase 20% dari jumlah populasi. Teknik penarikan sample dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dua cara yaitu Studi Kepustakaan dan Studi Lapangan dengan menyebarkan kuesioner (pertanyaan tertutup) sejumlah 46 pertanyaan.

Berdasarkan hasil penelitian terbukti “terdapat Hubungan yang rendah tapi pasti antara Special Event ”Pocari Sweat Conference” terhadap Product Knowledge Peserta di Kota Medan” dengan angka korelasi sebesar 0,337 dan nilai tabel signifikansi 0,25, dimana lebih kecil dari 0,05. Jadi, hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa hubungan kedua variabel adalah signifikan.

Kata kunci :

Public Relations. Special Event, Product Knowledge, Pocari Sweat Conference

(5)

ABSTRACT

The study entitled Special Event and Product Knowledge (Correlation Study About Effect Of Special Event “Pocari Sweat Conference” to The Partisipants’

Product Knowledge in Medan).

The theory used in this research is the Public Relations Theory, Special Event Theory and Product Knowledge Theory. The method used in this study is correlational aims to find a relationship between vriables with other variables. The data analysis technique used is the analysis of a single table, cross table analysis, and hypothesis through Rank-Order coefficient level formula by Spearman using SPSS version 13.0 and supported by using a Guilford scale.

The population is 220 participants. So, the number of samples obtained using the opinion of Arikunto that if the total population is around 100 to over the size of the sample could be taken 10% -15% or 20% -25%. In this study the number of sample obtained using 20% percentage of the total population. Sample withdrawal techniques in this study is purposive sampling. The collection data using questionnaires with 46 questions.

Based on the results of the study proved "there is a low but definite relationship between the Special Event "Pocari Sweat Conference" on Product Knowledge Participants in Medan" with the number of correlation of 0.337. The significance of the hypothesis results, derived significance table value of 0.25 which is smaller than 0.05, so The conclusion is the relationship between the two variables is significant

Key words :

Public Relations. Special Event, Product Knowledge, Pocari Sweat Conference

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori ... 7

2.1.1 Public Relations ... 7

2.1.1.1 Pengertian Public Relation ... 6

2.1.1.2 Fungsi Public Relations ... 9

2.1.1.3 Tujuan Public Relations ... 10

2.1.1.4 Tugas-Tugas Public Relations ... 12

2.1.1.5 Eksternal Public Relations ... 13

2.1.1.5.1 Jenis-jenis Publik Eksternal ... 14

2.1.2 Special Event ... 14

2.1.2.1 Pengertian Special Event ... 14

2.1.2.2 Fungsi Special Event ... 15

2.1.2.3 Bentuk-Bentuk Special Event ... 16

2.1.2.4 Elemen-Elemen Special Event ... 17

2.1.3 Product Knowledge ... 19

(7)

2.1.Kerangka Konsep ... 21

2.2 ModelTeoritis ... 22

2.3 Variabel Penelitian ... 22

2.4 Defenisi Operasioal ... 24

2.5 Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 26

3.1.1 Sejarah Perusahaan ... 26

3.1.2 Filosofi Penelitian ... 29

3.1.3 Logo Perusahaan ... 29

3.1.4 Visi Perusahaan ... 30

3.1.5 Misi Perusahaan ... 30

3.1.6 Struktur organisasi ... 30

3.1.7 Produk ... 31

3.2 Metode Penelitian ... 32

3.3 Populasi dan Sampel ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.5 Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengumpulan Data ... 36

4.1.1 Tahap awal ... 36

4.1.2 Pengumpulan Data ... 36

4.2 Teknik Pengolahan Data ... 36

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 37

4.3.1 Karakteristik Responden ... 38

4.3.2 Special Event “Pocari Sweat Conference” ... 42

4.3.2.1 Dimensi What ... 42

(8)

4.3.2.2 Dimensi Who ... 44

4.3.2.4 Dimensi When ... 50

4.3.2.3 Dimensi Where ... 47

4.3.2.5 Dimensi Why ... 51

4.3.2.6 Dimensi How ... 53

4.3.3 Product Knowledge ... 55

4.3.3.1 Pengetahuan Atribut Produk ... 56

4.3.3.2 Pengetahuan Manfaat Produk ... 67

4.3.3.3 Kepuasan Terhadap Produk ... 69

4.4 Analisis Tabel Silang ... 70

4.4.1 Uji Silang Pocari Sweat Conference dengan Keyakinan Pola Hidup ... 70

4.4.2 Uji Silang Pemahaman Produk dengan Pengetahuan Manfaat Pocari Sweat ... 72

4.4.3 Uji Silang Pemahaman Produk dengan Kategori Produk ... 73

4.4.4 Uji Silang Jalinan Hubungan dengan Pengetahuan Terhadap Produsen Pocari Sweat ... 45

4.4.5 Uji Silang Pemahaman Produk dengan Pengetahuan Jenis Kemasan ... 75

4.5 Uji Hipotesis ... 77

4.6 Pembahasan ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 81

5.2.1 Saran dari Responden Penelitian ... 81

5.2.2 Saran dalam Kaitan Akademis ... 82

5.2.3 Saran dalam Kaitan Praktis ... 82

(9)

DAFTAR REFERENSI ... 83

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Sertifikat PT.Amerta Indah Otsuka 28

3.2 Logo Perusahaan 29

3.3 Struktur Organisasi 31

3.4 Kemasan Pocari Sweat 32

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Penghargaan Top Brand Award kategori minuman isotonik 5

4.1 Jenis kelamin 38

4.2 Usia 38

4.3 Pendidikan 39

4.4 Pekerjaan 40

4.5 Pendapatan 41

4.6 Frekuensi mengikuti event 41

4.7 Kesesuaian topik kegiatan dengan pekerjaan 42 4.8 Topik kegiatan “Pocari Sweat Conference 2013” 43

4.9 Ketepatan format acara 43

4.10 Pemilihan Tema 44

4.11 Kredibilitas Spokes Person 44

4.12 Kesesuaian pembawa acara 45

4.13 Pembawa acara interaktif 46

4.14 Kesesuaian peserta dengan tema acara 46 4.15 Pengalaman panitia pelaksana event 47

4.16 Pemilihan lokasi event 47

4.17 Lokasi event 48

4.18 Kenyamanan ruangan 49

4.19 Kelengkapan fasilitas 49

4.20 Pemilihan waktu penyelenggaraan event 50

(11)

4.21 Ketepatan waktu event 50

4.22 Durasi Pelaksanaan event 51

4.23 Hubungan yang Dibangun dari event 51

4.24 Pocari Sweat Conference Sebagai Bentuk Komitmen

Perusahaan 52

4.25 Pemahaman mengenai Pocari Sweat

setelah mengikuti Pocari Sweat Conference 53

4.26 Persiapan event 53

4.27 Sarana Dan Prasarana event 54

4.28 Dekorasi Ruangan event 54

4.29 Rangkaian event 55

4.30 Pengetahuan mengenai produk Pocari Sweat 56 4.31 Pengetahuan mengenai produsen Pocari Sweat 56 4.32 Pengetahuan terhadap kategori Pocari Sweat 57 4.33 Pengetahuan mengenai harga Pocari Sweat 58 4.34 Pengetahuan mengenai jenis kemasan Pocari Sweat 58 4.35 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan sachet 59 4.36 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan sachet

ukuran 15 gram 59

4.37 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan PET 60 4.38 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan PET

ukuran 350 ml 61

4.39 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan PET

ukuran 500 ml 61 4.40 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan PET

ukuran 2 L 62

4.41 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan Aseptic 62

(12)

4.42 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan Aseptic

ukuran 350 ml 63

4.43 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan Aseptic

ukuran 500 ml 64

4.44 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan Aseptic

ukuran 900 ml 64

4.45 Pengetahuan mengenai Pocari Sweat kemasan kaleng 65 4.46 Pengetahuan Pocari Sweat kemasan kaleng ukuran 330 ml 66 4.47 Pengetahuan mengenai peringkat Pocari Sweat kategori

minuman isotonik 66 4.48 Pengetahuan manfaat Pocari Sweat untuk penderita DBD 67 4.49 Kesegaran mengkonsumsi Pocari Sweat 68 4.50 Pola hidup sehat dengan mengkonsumsi Pocari Sweat 68 4.51 Harga produk pocari sweat sesuai dengan kualitas produk 69 4.52 Jenis kemasan dalam pembelian 69 4.53 Uji silang Pocari Swaet Conference dengan keyakinan

pola hidup 70

4.54 Descriptive Statistics 71

4.55 Levene's Test of Equality of Error Variances(a) 71 4.56 Uji silang antara pemahaman produk dengan pengetahuan

manfaat Pocari Sweat 72

4.57 Descriptive Statistics 72

4.58 Levene's Test of Equality of Error Variances(a) 72 4.59 Uji silang pemahaman produk dengan kategori produk 73 4.60 Descriptive Statistics 73 4.61 Levene's Test of Equality of Error Variances(a) 73

4.62 Uji silang hubungan yang terjalin dengan pengetahuan produsen

Pocari Sweat 74

(13)

4.63 Descriptive Statistics 74 4.64 Levene's Test of Equality of Error Variances(a) 75

4.65 Uji silang antara Pemahaman Produk dengan Pengetahuan

Jenis Kemasan 75

4.66 Descriptive Statistics 76

4.67 Levene's Test of Equality of Error Variances(a) 76 4.68 Uji korelasional special event “Pocari Sweat Confrence”

dengan product knowledge 77

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Era globalisasi mendorong adanya perubahan-perubahan yang berlangsung begitu cepat baik di bidang ekonomi, sosial maupun budaya. Lebih lanjut, perubahan tersebut telah mempengaruhi kebutuhan dan kepentingan-manusia sebagai konsumen-menjadi semakin kompleks. Berbagai produk diciptakan guna menunjang dan mempermudah aktivitas manusia. Sehingga kompetisi produk pun terus meningkat. Sebuah perusahaan tidak akan mampu mendapatkan keunggulan kompetitif jika strategi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen dan menawarkan produknya sama seperti perusahaan lain. Perusahaan yang dapat mempertahakan produknya adalah perusahaan yang dapat menyediakan nilai superior bagi pelanggan dan menemukan cara yang efektif untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan. Di zaman yang sarat kompetisi ini, pemasaran tidak cukup hanya dengan menggunakan strategi model konvensional yang sering dikenal dengan bauran 4P (product, price, place, promotion) karena untuk mendapatkan perhatian khalayak bukanlah tugas yang mudah. Produsen harus menyusun strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan Strategi yang diperlukan lebih dari sekedar mengembangkan dan membuat harga, namun menciptakan kerjasama berdasarkan hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak yang terkait dan melakukan komunikasi dengan khalayaknya. Kegiatan membina hubungan tersebut men bagiaadin dari fungsi Public Relations.

Public Relations dalam arus globalisasi merupakan satu bagian yang menentukan kelangsungan hidup suatu organisasi secara positif. Public Relations.

Dalam menjalankan kegiatannya, public relations harus mengidentifikasikan publik yang menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan. Secara garis besar, terdapat dua publik yaitu publik internal dan publik eksternal. Hubungan dengan publik ini harus dibina dengan baik karena amempunyai perananan penting terhadap keberlangsungan perusahaan. Publik yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah publik eksternal.

(15)

Salah satu alat komunikasi Public Relations yang dapat digunakan untuk menjalin komunikasi dengan pihak eksternal adalah special event. Special event dipandang sebagai media komunikasi yang cukup penting, karena melalui special event, Public Relations dapat memberikan informasi secara langsung yang telah dipersiapkan dengan matang dan dikemas secara menarik. Selain itu special event juga mampu meningkatkan pengetahuan (knowledge), kesadaran (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure), serta menarik simpati atau empati dari konsumen sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah.

Pengertian ini berarti kesamaan paham dan pemikiran antara pihak produsen dan konsumen. Special event merupakan suatu kegiatan Public Relations dalam upaya memuaskan minat banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan, yang secara sadar direncanakan dan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special event) yang dipilih dalam jangka waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya tentu dapat mempengaruhi opini publik terhadap perusahaan penyelenggara acara tersebut.

Keberhasilan sebuah event tergantung pada kesesuaian antara merek, event dan pasar sasaran, karena pada dasarnya event diselenggarakan untuk menciptakan suasana hati yang santai dan bahagia, dan pada saat itulah orang- orang lebih mudah untuk menerima pesan persuasi yang disampaikan oleh pemilik merek. Menurut Stuart (1988), semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan perilaku (behavior) (Cangara, 2000:147).

Kini perusahaan-perusahaan semakin aktif mengadakan event untuk menarik perhatian khalayak sasarannya. Sebenarnya special event sudah lama diterapkan dalam dunia bisnis. Sejak 170 tahun yang lalu, special events telah dilakukan oleh PT.Barnum (Phineas Taylor Barnum) untuk membesarkan namanya dan keuntungan. Sejak saat itu, praktisi Public Relations menggunakan dan mengembangkan konsep (special event) tersebut.

(16)

Di Indonesia, salah satu perusahaan yang memiliki event rutin untuk menjalin komunikasi secara langsung dengan khalayaknya ialah PT.Amerta Indah Otsuka. Perusahaan ini mulai berproduksi pada Februari 1991 dan hingga kini telah memproduksi dua jenis produk, yaitu minuman isotonik, Pocari Sweat dan makanan berbentuk bar, Soyjoy.

Pada 1989 hingga 2005, Pocari Sweat yang diproduksi oleh PT Amerta Indah Otsuka menjadi penguasa pasar minuman isotonik di Indonesia. Kemudian sejak tahun 2006 mulai bermunculan produk-produk pesaing baru seperti mizone, vita zone dan lain sebagainya. Namun Presdir PT Amerta Indah Otsuka, Yoshihiro Bando, terkait maraknya pesaing di pasar minuman isotonik tetap optimis akan kualitas produk mereka. “Kami punya bukti ilmiah, Pocari Sweat merupakan trust brand, bukan taste brand.” tegas Bando (http://swa.co.id/listed- articles/kompetior-tidak-goyang-eksistensi-pocari-sweat).

Banyak konsumen tidak memahami secara utuh produk yang akan mereka gunakan. Padahal salah satu faktor yang ikut menentukan keputusan pembelian adalah pemahaman mengenai pengetahuan produk (product knowledge).

Pengetahuan adalah faktor penentu dari perilaku konsumen. Namun ada beberapa produsen yang justru memandang bahwa konsumen tidak perlu memahami product knowledge secara utuh.

Cowley dan Andrew (2003:445) menyatakan “lower knowledge consumers (LKCs), on the other hand, have little generalized product category knowledge”.

Pendapat ini menjelaskan bahwa rendahnya pengetahuan konsumen terhadap suatu produk di satu sisi menunjukkan rendahnya pemahaman konsumen terhadap kategori produk. Mitchell dan Dacin (1996) dalam Cowley dan Andrew (2003:444) menyatakan “previous research indicates that higher knowledge consumers (HKCs) have extensive generalized knowledge about a product category, including the brands and model available in the market, the attributes of different models and how the attributes affect performance.” Pendapat ini menjelaskan bahwa konsumen yang memiliki product knowledge tinggi maka konsumen tersebut memiliki kemampuan untuk menggeneralisasikan kategori

(17)

produk, termasuk merek dan model di pasar, berbagai atribut dalam model yang lain dan bagaimana atribut tersebut mempengaruhi performa produk tersebut.

Jika konsumen tidak memiliki informasi yang cukup maka perusahaan harus memberikan kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan informasi yang sesuai. Selain itu, terkadang terjadi ketidakakuratan informasi yang didapat oleh konsumen karena tipu daya media. Melalui special event, perusahaan dapat mengklarifikasi kepada konsumen. Konsumen adalah pihak yang menikmati secara langsung dari manfaat serta kualitas setiap barang produksi. Jadi setiap kekurangan dan kelebihan akan selalu dirasakan oleh konsumen. Bagi konsumen, dengan mengetahui kebutuhan dan masalah merupakan faktor terpenting dan sebagai tahapan awal untuk melakukan pembelian. Dengan adanya keinginan untuk mengenali kebutuhan dan masalah tersebut, konsumen akan mempunyai dorongan untuk mencari informasi. Ketersediaan informasi mengenai produk memudahkan konsumen dalam menetukan keinginan terhadap produk yang akan digunakan. Khalayak yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang dalam terhadap produk akan menerapkan suatu aturan yang terintegrasi, yang dibangun melalui pengalaman sebelumnya. Pengetahuan konsumen yang positif mengenai produk menjadi keuntungan bagi perusahaan karena pengetahuan mampu bertahan lama, sehingga sikap konsumen terhadap produk juga akan terus berlanjut sampai masa depan.

Demikian menurut produsen Pocari Sweat, yang terpenting ialah ialah bagaimana mensosialisasikan konsep produk daripada menjual produk. Dengan demikian konsumen akan mengerti keunggulan Pocari Sweat dan penjualan akan meningkat nantinya. Oleh karena itu, PT.Amerta Indah Otsuka memilih menjalankan konsep event dimana perusahaan dapat memberikan informasi secara langsung kepada konsumennya. Event ini rutin diselenggarkan setiap tahun oleh perusahaan ini, yaitu Tausiyah Ramadhan (TR) pada saat bulan ramadhan di berbagai institusi dan seminar Pocari Sweat Conference. Pocari Sweat Conference merupakan acara tahunan yang diadakan oleh PT. Amerta Indah Otsuka sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk berbagi informasi seputar kesehatan dan produk (product knowledge) kepada konsumen. Oleh karena itu,

(18)

Pocari Sweat Conference sebagai perwujudan nyata dari semboyan perusahaan

“people creating product for better health worldwide” dan juga bentuk ucapan terima kasih kepada para peserta yang telah loyal terhadap produk Pocari Sweat.

Kegiatan ini bersifat edukatif dengan berbagi pengetahuan kepada para peserta.

Pocari Sweat Conference dilaksanakan di berbagai kota di Indonesia. Di kota Medan, event ini sudah dilakukan sebanyak 8 kali sampai tahun 2013 ini. Tema yang diangkat setiap tahunnya berbeda-beda,seperti: 'Living Active & Balance' (2011) dan ’The Secret Of Ion’ (2012) dan untuk tema pada tahun ini adalah

‘Pentingnya Kecukupan Nutrisi dan Cairan Tubuh Pada Anak’.

(http://www.aio.co.id/index.php/id/pressrelease/detail/).Penerapan strategi yang tepat oleh PT.Amerta Indah Otsuka, menjadikan perusahaan ini mendapatkan

berbagai penghargaan dan prestasi, salah satunya adalah selama lima tahun berturut-turut berada pada posisi pertama di Top Brand Award kategori munuman isotonik.

Tabel 1.1 Penghargaan Top Brand Award Kategori Minuman Isotonik

Sumber : http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-result/

Peneliti memilih untuk meneliti Pocari Sweat Conference, sebagai salah satu bentuk special event yang selama 8 tahun berturut-turut masih dilaksanakan

Tahun Top Brand Index

2009 49,6 %

2010 59,4%

2011 48,8 %

2012 50,1 %

2013 52,5 %

(19)

di kota Medan. Karena tentunya suatu event yang berhasil akan memberikan pengalaman yang berkesan pada setiap khalayak yang terlibat di dalamnya.

Sedikit banyaknya,melalui event ini perusahaan mampu menigkatkan product knowledge persta yang ikutserta di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “sejauhmana pengaruh kegiatan Pocari Sweat Conference terhadap product knowledge peserta”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan special event “Pocari Sweat Conference” yang dilakukan oleh PT.Amerta Indah Otsuka cabang Medan.

2. Penelitian ini untuk menjelaskan sejauhmana pengaruh kegiatan Pocari Sweat Conference terhadap product knowledge peserta.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini ditujukan untuk memperkaya khasanah peneliti dan pembaca mengenai special event sebagai salah satu strategi Public Relations.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya bahan penelitian dan menjadi sumber bacaan yang bermanfaat khususnya bagi mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi.

3. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi pihak Pocari Sweat cabang Medan dalam mengadakan special event sebagai salah satu strategi Public Relations yang berfokus pada product knowledge konsumen.

(20)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori

Teori harus dipahami oleh setiap peneliti karena dengan teori peneliti mampu memahami, menjelaskan, dan memprediksi suatu fenomena atau masalah yang sedang diteliti. Itulah sebabnya teori harus dapat diuji. Suwardi Lubis menjelaskan bahwa kerangka teori menggambarkan dari mana spermasalahan riset berasal atau teori yang mana yang tepat dikaitkan dengan permasalahan tersebut. Dalam kerangka teori diuraikan tentang pengaliran jalan pikiran menurut kerangka logis atau menurut “logical construct” (Lubis, 1998:109). Adapun teori- teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Public Relations, Special Event, dan Product Knowledge.

2.1.1 Public Relations

2.1.1.1 Pengertian Public Relations

Glenn Griswold dan Denny Grisworld dalam buku “Your Public Relations”

menjelaskan bahwa Public Relations telah ada seiring dengan adanya peradaban manusia, namun pada waktu itu, kegiatan tersebut belum dikenal dengan istilah Public Relations. Titik puncak dari perkembangan Public Relations terjadi pada tahun 1906, ketika Ivy Ledbetter Lee melihat suatu keadaan yang mencemaskan terhadap sektor industri di Amerika Serikat dan adanya pemogokan besar- besaran yang dilancarkan oleh serikat buruh (Djaja, 2011:2).

Melalui pengamatan dan penelitian yang dilakukannya, Ivy Ledbetter Lee menemukan penyebab pemicu permasalahan tersebut. Pertama, pemogokan yang dilakukan buruh disebabkan oleh pihak atasan. Kedua, pihak perusahaan terlampau menutup diri bagi pelaksanaan kegiatan perkantoran tanpa memperhatikan keadaan nasib buruh. Berdasarkan keadaan tersebut, Ivy L.Lee memberikan gagasan dimana dalam kegiatan Public Relations, masyarakat luas tidak boleh diabaikan dari kegiatan manajemen suatu perusahaan dan ketika memberikan informasi kepada masyarakat luas haruslah objektif. Sehingga

(21)

masyarakat luas dapat mempercayai dan menilai kegiatan perusahaan tersebut secara positif (Djaja, 2011:6). Akhirnya Ivy Ledbetter berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serrikat tersebut. Ivy Ledbetter yang menjadi perintis sekaligus pelopor Public Relations, diangkat sebagai The Father of Public Relations.

Keberadaan Public Relations telah menjadi faktor penentu yang mempengaruhi seluruh perilaku publik untuk menerima serta mengenal jasa, produk, atau gagasan dari sebuah lembaga, instansi atapun perusahaan.

Pelaksanaan Public Relations harus mempunyai integrasi dan dedikasi yang mencakup kepada hal (Djaja, 2011:10) :

1. Public Relations dalam kegiatannya harus mengabdi kepada kepentingan serta kebutuhan publik.

2. Pelaksanaan Public Relations harus memberikan informasi dengan dilandasi sikap yang terbuka dan jujur, dengan tidak merugikan perusahaan secara finansial.

Bertram R.canfield & Frazier Moore mendefenisikan bahwa “Public Relations is a social philosophy of management expressed in policies, which throught two ways communicatios with its public strives to secure mutual understanding and goodwill.” (Public Relations merupakan falsafah sosial dari manajemen yang dinyatakan dengan kebijaksanaan dan mempraktekkan melalui komunikasi timbal-balik dengan publik berusaha untuk menjamin adanya saling pengertian dan kerja sama) (Djaja, 2011:215).

Banyak ditemui berbagai defenisi mengenai Public Relations. Bahkan pada tahun 1960, sudah muncul tidak kurang dari 2000 defenisi yang tercatat. Oleh karena itu, pada bulan Mei 1960, anggota IPRA (International Public Relations Association) sepakat memberikan defenisi mengenai Public Relations sebagai berikut :

“Public Relations is a distinctive management function which helps establish and maintain mutual lines of communications, understanding, acceptance and cooperations between an organisation and its public;

involves the management of problems or issues; helps managemant to keep informed or and responsive to public opinion; defines and emphasies the responsibility of management to serve the public interest;

helps management keep abrease of effectively utilies change, serving as an early warning system to help anticipate trends, and uses research and sound and ethical communication technique as its principle tools”.

(Rumanti, 2002:12)

(22)

Jadi, Public Relations merupakan fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, dengan memberikan informasi mengenai aktivitas perusahaan, produk perusahaan, dan lain-lain untuk menciptakan pendapat umum yang baik dan menjamin adanya saling pengertian. Salah satu alat komunikasi Public Relations yan digunakan untuk menyebarkan informasi tersebut ialah special event.

2.1.1.2 Fungsi Public Relations

Fungsi Public Relations pada dasarnya adalah untuk menjalin komunikasi dan membina hubungan yang baik dengan pihak yang berkepentingan di dalam atau di luar suatu instansi. Fungsi dari Public Relations tentunya berkaitan erat dengan kegiatan Public Relations. Karena melalui kegiatan Public Relations itu dapat secara langsung diketahui mengenai fungsi-fungsi Public Relations, baik kegiatannya dalam bentuk eksternal maupun internal.

Fungsi Public Relations menurut Bertram R. Canfiled dalam bukunya

“Public Relations Priciples And Problems”, fungsi Public Relations harus mencakup kepada 3 hal yaitu (Djaja, 2011:19) :

1. It should serve the public’s interest (mengabdi kepada kepentingan publik) 2. Maintain good communication (memelihara komunikasi yang baik)

3. And stress good morals and manners (menitikberatkan kepada moral dan tingkah laku yang baik).

Scott M.Cutlip dan Allen H.Center dalam buku mereka “Effective Public Relations” menjelaskan kegiatan Public Relations yang bersifat internal, yaitu mengadakan analisis terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah maupun sedang berjalan serta mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perencanaan kebijaksanaan baru (Djaja, 2011:18).

Mengenai fungsi dari kegiatan Public Relations yang berbentuk eksternal, Public Relations secara garis besar harus dapat mengubah pendapat publik di luar suatu instansi atau perusahaan sekaligus dapat mempengaruhi publik untuk

(23)

mendukung kebijaksanaan mengenai hal-hal tertentu. Sehingga pada tahap selanjutnya akan terbentuk suatu pendapat publik yang “favourable” terhadap badan atau perusahaan yang diwakili oleh Public Relations itu. Istilah “favorable”

tersebut mempunyai arti bahwa kegiatan itu dilakukan untuk memperoleh keuntungan bersama diantara publik yang berkepentingan.

2.1.1.3 Tujuan Public Relations

Menurut Jefkins (1995: 56-57) terdapat beberapa tujuan kegiatan public relations di suatu perusahaan, antara lain:

a. Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya

kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan.

b. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.

c. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru

d. Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayak sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.

e. Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.

f. Untuk meyakinkan khalayak bahwasannya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.

g. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (takeover) dari pihak-pihak lain.

h. Untuk menciptakan identitas perusahaan baru.

i. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai mengenai aktifitas-aktifitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan atau organisasinya dalam kehidupan sehari-hari

j. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.

(24)

k. Untuk memastikan bahwasannya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, UU dan kebijakan pemerintah yang merugikan.

l. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

Ada juga tujuan- tujuan dari Public Relations yang terbagi berdasarkan publik sasarannya, yaitu publik internal dan publik eksternal.

1. Tujuan berdasarkan kegiatan internal Public Relations

Tujuan Public Relations berdasarkan kegiatan internal mencakup beberapa hal,yaitu (Djaja, 2011:22) :

1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini publik terhadap perusahaan.

Penilaian ini penting dilakukan agar seorang Public Relations dapat melakukan tindakan yang tepat dalam mempengaruhi opini publik. Karena untuk mendapatkan opini positif dari publik sesuai dengan harapan perusahaan bukanlah hal yang mudah.

2. Mengadakan suatu analisis dan perbaikan terhadap kebijakan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.

Analisis dan perbaikan merupakan evaluasi yang dilakukan seorang Public Relations untuk mengetahui dampak dari kebijakan tersebut.

3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai perkembangan perusahaan tersebut.

4. Merencanakan penyusunan suatu kegiatan staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal.

(25)

Seorang pimpinan dalam menjalankan tujuan dari kegiatan internal Public Relations sebaiknya memperlakukan tiap publik karyawan dengan sikap yang sama tanpa membedakan jabatan serta pendidikannya.

2. Tujuan berdasarkan kegiatan eksternal Public Relations

Tujuan dari Public Relations yang bersifat eksternal ialah untuk mendapatkan dukungan dari publik. Pengertian dukungan publik di sini dibatasi kepada pengertian (Djaja, 2011:25) :

a. Memperluas langganan atau pemasaran.

b. Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang berguna bagi publik dalam artian luas.

c. Mencari dan mengembangkan modal.

d. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas, guna mendapatkan opini publik yang positif.

Tujuan eksternal Public Relations harus dapat menyelenggarakan komunikasi yang efektif yang bersifat informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan dari publik ataupun juga merubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator.

Dapat disimpulkan bahwa Public Relations lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Jika fungsi Public Relations dilaksanakan dengan baik, hal ini menjadi alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya.

2.1.1.4 Tugas-Tugas Public Relations

Adapun tugas-tugas utama dari petugas Public Relations dapat diperinci antara lain:

a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personalnya.

(26)

b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, maupun kepntingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen untuk ditanggapi dan ditijaklanjuti.

c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting berikut berbagai teknik untuk mengatasinya.

d. Menyediakan berbagai informasi bagi khalayak, perihal kebijakan organisasi,

e. kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu.

f. pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak (Anggoro, 2000:110)

2.1.1.5 Eksternal Public Relations

Dalam menjalankan kegiatannya, Public Relations harus mengidentifikasi publik yang menjadi sasaran pelaksanaan kegiatan. Secara garis besar, terdapat dua publik yaitu publik internal dan publik eksternal.

External Public Relations adalah salah satu bentuk kegiatan Public Relations yang ditujukan kepada publik yang berada di luar perusahaan atau instansi. Semua komunikasi dengan publik eksternal hendaknya dilakukan perusahaan secara informatif dan persuasif. Informasi hendaknya diberikan secara jujur, teliti, sempurna, dan berdasarkan fakta sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilaksanakan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik), sehingga timbul rasa tertarik akan pesan yang disodorkan kepadanya.

Dengan cara penyajian yang bijaksana akan timbul keinginan publik untuk menyesuaikan dirinya dengan pesan tersebut, yang kemudian disusul dengan menerima pesan tersebut. Dari pesan yang diterima, mereka mengambil sikap atau menerima pesan tersebut.

Sesuai dengan sifatnya, dalam masyarakat modern tidak akan ada kemungkinan bagi seorang insan atau suatu badan bisa hidup menyendiri.

(27)

Masing-masing akan saling membu Bagi suatu perusahaan, hubungan dengan publik di luar perusahaannya merupakan suatu keharusan yang mutlak.tuhkan satu sama lain.

Oleh karena itu, demi membina hubungan yang baik dengan pihak eksternal Public Relations PT.Amerta Indah Otsuka mengadakan kegiatan yaitu Pocari Sweat Conference dimana kegiatan ini tidak hanya akan menginformasikan mengenai produk mereka, tetapi juga seputar kesehatan yang sesuai dengan tema acara.

2.1.1.5.1 Jenis-jenis Publik Eksternal

Effendy (2002:152) membagi khalayak sasaran dalam sebuah perusahaan menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Hubungan dengan masyarakat sekitar (community relations), yaitu hubungan organisasi dengan masyarakat yang berada di sekitar kompleks organisasi.

2. Hubungan dengan pemerintah (government relations), yaitu hubungan organisasi dengan pemerintah misalnya kotamadya atau kabupaten. Tujuan hubungan ini adalah agar terciptanya good will sehingga dapat tercipta kerja sama yang baik antara organisasi dengan pemerintah setempat.

3. Hubungan dengan pers (media relations), yaitu hubungan perusahaan dengan awak media, misalnya para pemimpin surat kabar,majalah, penulis-penulis feature, pemimpin radio/televisi dan sebagainya.

4. Hubungan dengan pelanggan (customer relations), yaitu hubungan perusahaan dengan pelanggannya.

Dalam penelitian ini, publik eksternal yang menjadi sasaran penelitian adalah para pelanggan (customer relaions) Pocari Sweat dari berbagai profesi yang diundang pada acara Pocari Sweat Conference tahun 2013.

4.1.2 Special Event

2.1.2.1 Pengertian Special Event

Special event merupakan suatu kegiatan Public Relations dalam upaya memuaskan minat banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan; mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi kesenangan penonton. Pengertian special event menurut kalangan pakar komunikasi yang dihimpun dari berbagai sumber, sebagai berikut (Ruslan, 2001:226):

(28)

“A special events is an event of which usually produce to gain favourable attention in media for your client,your company or your product. It may also be designed to convey a specific message about your company…”

(acara khusus adalah sebuah acara yang biasanya dilaksanakan untuk mendapatkan perhatian media untuk klien anda, perusahaan atau produk anda. Acara tersebut juga dapat dirancang untuk menyampaikan pesan spesifik mengenai perusahaan anda…)

Selanjutnya, pengertian special events menurut istilah yaitu (Ruslan, 2001:227) :

a. Special, atau spesial berarti sesuatu yang istimewa, pengecualian (khas), dan tidak umum.

b. Event, sesuatu kejadian penting atau peristiwa khusus, baik yang terjadi secara internal, lokal, maupun nasional, bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa (event) secara internasional.

Secara garis besar, special events merupakan suatu kegiatan Public Relations yang dirancang secara khusus dan mampu menarik perhatian dalam upaya memuaskan banyak orang untuk ikut serta di dalamnya. Serta special event memberikan kesempatan kepada peserta untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), kesadaran (awareness), upaya pemenuhan selera (pleasure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan saling pengertian bagi kedua belah pihak.

2.1.2.2 Fungsi Special Events

Fungsi dari special events tersebut terbagai atas dua yaitu (Ruslan, 2001:228) :

1. Untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka) dan mendapatkan hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program kerja atau acara-acara yang sengaja dirancang dan dikaitkan dengan event (peristiwa khusus) dalam kegiatan dan program kerja kehumasan tertentu.

2. Sebagai media komunikasi dan sekaligus untuk mendapatkan publikasi, dan pada akhirnya media massa atau publik sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan, pengetahuan, pengertian yang mendalam dan diharapkan dari acara khusus tersebut dapat menciptakan citra positif terhadap perusahaan/lembaga atau produk yang diwakilinya.

2.1.2.3 Bentuk – Bentuk Special Events

(29)

Dalam menyusun rencana program kerja Public Relations, dimulai dengan menentukan suatu daftar acara tahunan tertentu (regular of yearly event) yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa khusus (special events) yang akan terjadi berulang-ulang di sepanjang pergantian tahun dan secara periodik, serta konstan. Bentuk special events yang telah dikenal sebagai berikut (Ruslan, 2001:229) :

a. Festival

Dengan adanya festival ataupun kontes dapat memfasilitasi minat masyarakat, menggerakkan persaingan serta meningkatkan hasrat untuk berprestasi.

b. Parade

Selain sebagai ajang untuk berkomunikasi dengan publik, parade juga berperan untuk meningkatkan perasaan bangga dan percaya diri publiknya karena melalui parade peserta dapat berpenampilan sesuai keinginannya.

c. Fair

Sebagai sarana komunikasi yang membuat publik tetap menjadi ingat dan mengerti tentang apa yang ingin ditampilkan pada acara fair tersebut.

d. Seminar

Seminar ini biasanya ditentukan tema, materi, peserta, hari dan tempat.

Dengan menyelenggarakan seminar maka pihak manajemen dapat melakukan komunikasi dengan unsur-unsur penting masyarakat guna mendengarkan berbagai pandangan dan mempertimbangkan kebijaksanaan serta program usaha.

e. Open house

Peristiwa khusus yang diselenggarakan secara besar-besaran dalam berbagai hubungan perusahaan. Berbagai publik diundang untuk menghadiri peristiwa tersebut.

Bentuk special event “Pocari Sweat Conference adalah seminar.

Beberapa faktor-faktor pendukung keberhasilan dalam pelaksanaan special events adalah (Ruslan, 2001:232) :

(30)

1. Penyusunan jadwal, mulai dari persiapan, pelaksanaan atau kegiatan dari special events itu sendiri, dukungan dana (budget), fasilitas, personel (manajemen), dan evaluasi.

2. Personel yang terkait, bagaimana (how) kesiapan dari pengisi tim acara atau penuntut acara (master of ceremony). Siapa (who) pengunjung yang hadir, dan apakah terdiri dari para pembeli undangan, pejabat tinggi, atau eksekutif, masyarakat umum yang tanpa melalui undangan resmi atau hanya dengan melalui pengumuman tertentu. Pihak sponsor, rekanan, atau business relations dari lembaga atau instansi tertentu yang diikutsertakan untuk kerja sama. Kalangan donatur, dermawan, dan perorangan yang disesuaikan dengan apa, mengapa, dan bagaimana (What, Why, dan How) dari tujuan, maksud, dan tema dari special events itu diselanggarakan oleh pihak humas.

3. Tujuan dari special event adalah :

a. Pengenalan (awareness) mendapat dukungan publik atau media pers, dan meningkatkan pengetahuan (knowledge) terhadap lembaga/perusahaan dan produk, yaitu yang ingin ditampilkan.

b.Proses publikasi melalui komunikasi timbal balik, yang pada akhirnya memperoleh publisitas yang positif.

c. Memperlihatkan itikad baik dari lembaga, yaitu produk yang diwakilinya dan sekaligus memberikan kesan atau citra positif terhadap masyarakat sebagai public sasarannya.

d.Upaya mempertahankan penerimaan masyarakat.

e. Memperoleh rekanan atau pelanggan baru melalui acara spesial events yang dirancang secara menarik, inovatif dan kreatif.

2.1.2.3 Elemen - Elemen Special Events

Sebuah event harus dipersiapkan secara matang demi tercapainya tujuan dan sukses dalam pelaksanaannya. Perencanaan yang matang dan terpadu tersebut menyangkut enam elemen yaitu 5 W (What,who,when,where,why) 1H, yaitu :

1. What – what is the event product that you are developing and presenting ? Yaitu berhubungan dengan bentuk event yang dipilih, topik acara dan format acara.

(31)

2. Who – who the stake holder will be for the events ?

Yaitu berhubungan dengan khalayak sasaran, pengisi acara, siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab.

3. When – when the events is being held ?

Yaitu meliputi hal-hal yang berhubungan dengan waktu penyelenggaraan, pemilihan waktu dan alasannya, serta ketetapan jadwal.

4. Where – where the event will be held

Yaitu berhubungan dengan lokasi penyelenggaraan special event dan fasilitas pendukung.

5. Why – why we must hold the events ?

Yaitu meliputi tujuan dan maksud penyelenggaraan special events.

6. How – how owuld a communication plan work ? would give you measurable and countable results i.e. how much and how many

Yaitu bagaimana suatu rencana kerja komunikasi akan memberikan hasil yang terukur dan dapat dihitung.

(http://ejournalwacana.com/pdf/aprjuni%2012/Special%20Event%20ardhoy o.pdf)

Special event memiliki peran yang cukup penting dalam aktivitas Public Relations untuk proses publikasi sehingga menciptakan citra positif perusahaan adalah dengan melakukan komunikasi dua arah timbal balik melaui program Public Relations yang digunakan untuk memberikan informasi secara langsung (tatap muka) yang dapat dikemas dalam suatu media Public Relations, baik untuk mewakili perusahaan maupun tentang pengenalan dan pengetahuan produk kepada publik sasarannya. Special events dapat membangkitkan minat seseorang, produk atau organisasi dengan memfokuskan pada sebuah peristiwa dan juga aktifitas yang dirancang untuk memungkinkan organisasi bisa mendegar dan berinteraksi dengan publiknya. Special events juga merupakan media publisitas yang efektif karena dapat membantu memasarkan perusahaan atau produk, bersifat menghibur dengan cahaya, warna, gerak serta liputan media massa.

Perusahaan harus merancang suatu special events dengan baik dan kreatif, agar setiap tahunnya ajang tersebut selalu dinanti oleh khalayak dan banyak pihak

(32)

yang ingin berpartisipasi di dalamnya. Itulah salah satu indikator sebuah special events dikatakan sukses.

2.1.3 Product Knowledge

2.1.3.1 Pengertian Product Knowledge

Defenisi produk menurut Philip Kotler adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapat perhatian, pemakaian yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ia meliputi benda fisik, jasa orang, tempat, organisasi dan gagasan (Angipora, 2002:151). Konsumen memiliki tingkatan pengetahuan produk (level of product knowledge) yang berbeda-beda yang digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian suatu produk.

Pengetahuan merupakan informasi–informasi yang disimpan di dalam ingatan manusia. Pengetahuan atau knowledge menurut Drucker (1988), sebagai informasi yang mengubah sesuatu atau seseorang, hal itu terjadi ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak, atau ketika informasi tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang berbeda atau tindakan yang lebih efektif dari tindakan sebelumnya. Sehingga ada juga pendapat yang mengartikan knowledge sebagai actionable information atau informasi yang dapat ditindaklanjuti dan digunakan sebagai dasar untuk bertindak, untuk mengambil keputusan dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu (Tobing, 2007:16-17). Proses transformasi informasi menjadi knowledge menurut Davenport dan Prusak (1966) melalui empat tahapan, yaitu (Tobing, 2007:18) : a. Comparisson : membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situai-

situasi yang lain yang telah diketahui

b. Consequences : menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan

c. Connections : menemukan hubungan-hubungan bagian-bagian kecil dari informasi dengan hal-hal lainnya

d. Conversations : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain terkait informasi tersebut.

(33)

Jadi product knowledge atau pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk, yang meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk. Peter dan Olson (1999) menyebutkan bahwa konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda. Pengetahuan ini meliputi kelas produk (product class), bentuk produk (product form), merek (brand), model/fitur.

Pengetahuan produk (product knowledge) bisa didapat dari produk itu sendiri,dari pengalaman penggunaan produk, media yang digunakan untuk mempublikasikan produk tersebut serta interaksi dengan penjual maupun konsumen lainnya. Peter dan Olson (1999) membagi tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk,pengetahuan, tentang manfaat produk, dan pengetahuan tentang kepuasaan yang diberikan produk bagi konsumen (Sumarwan. 2003:122-125).

1. Pengetahuan atribut produk.

Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Seorang konsumen memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyebutkan karakteristik atau atribut dari produk-produk tersebut. Hal ini disebabkan konsumen memiliki pengetahuan yang berbeda mengenai produk tersebut.

2. Pengetahuan manfaat produk

Dalam mengambil keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, satu hal yang menjadi pertimbangan seorang konsumen adalah manfaat yang dirasakan konsumen setelah membeli atau mengkonsumsi produk tersebut. Ada dua jenis manfaat dari mengkonsumsi suatu produk, manfaat fungsional dan manfaat psikososial. Manfaat fungsional adalah manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis, sedangkan manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen

(34)

Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan oleh suatu produk juga tentu akan mempengaruhi keputusan pembelian.

Cowley dan Andrew (2003:445) menyatakan “lower knowledge consumers (LKCs), on the other hand, have little generalized product category knowledge”.

Pendapat ini menjelaskan bahwa rendahnya pengetahuan konsumen terhadap suatu produk di satu sisi menunjukkan rendahnya pemahaman konsumen terhadap kategori produk. Mitchell dan Dacin (1996) dalam Cowley dan Andrew (2003:444) menyatakan “previous research indicates that higher knowledge consumers (HKCs) have extensive generalized knowledge about a product category, including the brands and model available in the market, the attributes of different models and how the attributes affect performance.” Pendapat ini menjelaskan bahwa konsumen yang memiliki product knowledge tinggi maka konsumen tersebut memiliki kemampuan untuk menggeneralisasikan kategori produk, termasuk merek dan model di pasar, berbagai atribut dalam model yang lain dan bagaimana atribut tersebut mempengaruhi performa produk tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa product knowledge merupakan ukuran luas sempitnya pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.

2.2 Kerangka Konsep

Objek kajian dipahami dan ditata berdasarkan konsep-konsep. Setiap objek dan setiap hubungan antar-objek mempunyai nama dan nama itulah yang disebut konsep. Konsep adalah suatu makna yang berada di alam pikiran atau di dunia kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan atau kata-kata. Dengan demikian, konsep bukanlah objek gejalanya itu sendiri, konsep adalah suatu hasil pemaknaan di dalam intelektual manusia yang memang merujuk ke gejala nyata. Berdasarkan konsep-konsep itu peneliti dapat menata hasil pengamatannya ke dalam suatu tata kepahaman yang menggambarkan dunia realitas sebagaimana yang dirasa, dialami dan diamati (Suyanto dan Sutinah, 2010: 47). Adapun kerangka konsep yang dikemukakan dalam penelitian adalah : 1. Variabel bebas atau independent variable (x)

(35)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 2005: 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pocari Sweat Conference.

2. Variabel terikat atau dependent variable (y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2005: 12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah product knowledge peserta.

2.3 Model Teoritis

Variable-variabel yang dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut :

2.4 Variabel Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu :

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Indikator

Variabel Bebas (x)

Pocari Sweat Conference 1. What

2. Who

- Topik Pocari Sweat Conference - Format acara Pocari Sweat

Conference

- Pengisi acara - Khalayak sasaran - Panitia acara Variabel Bebas (x)

Pocari Sweat Conference

Variabel Terikat (Y) Product Knowledge

(36)

3. When

4. Where

5. Why

6. How

- Waktu penyelenggaraan acara - Durasi acara

- Lokasi penyelenggaraan - Fasilitas pendukung

- Alasan penyelengaraan - Tujuan penyelenggaraan - Persiapan acara

- Sarana dan prasarana

Variabel Terikat (Y) Product Knowledge Peserta

1. Pengetahuan atribut produk

- Kelas Produk - Harga Produk

- Desain (Jenis kemasan)

2. Pengetahuan Manfaat produk

3. Pengetahuan kepuasan produk

- Manfaat berdasarkan fungsi produk

- Manfaat berdasarkan persepsi konsumen

- kepuasan yang dirasakan

konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk

2.5 Defenisi Operasional

Definisi variabel operasional merupakan suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel. Definisi operasional merupakan suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan

(37)

menggunakan variabel yang sama. Definisi variabel operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas (X) Pocari Sweat Conference, terdiri dari :

1. What – what is the event product that you are developing and presenting Yaitu berhubungan dengan topik acara, format acara, dana yang disediakan dan kesan yang ingin ditampilkan.

2. Who – who the stake holder will be for the events ?

Yaitu berhubungan dengan khalayak sasaran, pengisi acara, siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab.

3. Where – where the event will be held

Yaitu berhubungan dengan lokasi penyelenggaraan special event dan fasilitas pendukung.

4. When – when the events is being held ?

Yaitu meliputi hal-hal yang berhubungan dnegan waktu penyelenggaraan, pemilihan waktu dan alasannya, serta ketetapan jadwal.

5. Why – why we must hold the events ?

Yaitu meliputi tujuan dan maksud penyelenggaraan special events.

6. How – how owuld a communication plan work ? would give you measurable and countable results i.e. how much and how many

Yaitu bagaimana suatu rencana kerja komunikasi akan memberikan hasil yang terukur dan dapat dihitung.

b. Variabel Terikat (Y) Product Knowledge 1. Pengetahuan atribut produk

Seorang konsumen/pelanggan akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau cirri atau atribut produk tersebut. Seperti ukuran, harga, kualitas dan lain sebagainy.

2. Pengetahuan manfaat produk

Ada 2 (dua) jenis manfaat yang dirasakan konsumen/pelanggan setelah mengkonsumsi produk :

a. Manfaat berdasarkan funsgi produk

Manfaat yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi produk tersebut.

(38)

b. Manfaat berdasarkan persepsi konsumen

Manfaat yang dirasakan konsumen berdasarkan aspek psikologis (perasaan, emosi, dan mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

c. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk bagi konsumen

2.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau terkaan mengenai hubungan antara dua variable atu lebih. Kemudian dugaan atau terkaan tersebut perlu dibuktikan kebenaran hipotesis lewat cara menguji hipotesis dengan data di lapangan.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pocari sweat conference terhadap product knowledge peserta

Ha : Terdapat pengaruh antara pocari sweat conference terhadap product knowledge peserta

(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Sejarah PT.Amerta Indah Otsuka

PT.Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka Pharmaceutical Co.Ltd, yaitu sebuah perusahaan farmasi yang terkenal di Jepang dan bergerak di bidang bisnis minuman isotonik. PT.Amerta Indah Otsuka merupakan sebuah perusahaan yang memasarkan produk minuman Pocari Sweat di Indonesia. Saat ini, selain memproduksi minuman isotonik bermerek Pocari Sweat, PT.Amerta Indah Otsuka juga memproduksi makanan ringan berbentuk bar yang terbuat dari tepung kedelai dan buah-buahan asli dengan merek Soyjoy.

Perusahaan ini mempunyai komitmen yang tinggi untuk mendukung kesehatan masyarakat di Indonesia dengan menghasilkan produk-produk inovatif guna menyumbangkan solusi yang berkaitan dengan kesehatan melalui sudut pandang yang unik serta pengembangan ilmu pengetahuan terkini.

Pocari Sweat mulai masuk ke pasar Indonesia pada tahun 1990. Pertama kali masuk ke Indonesia, produk yang dipasarkan hanya berujumlah 30.000 kaleng dalam setahun. Pada tahun 1991, Otsuka Pharmaceutical CO,Ltd mendirikan PT.Amerta Indah Otsuka dengan membuka pabrik di Lawang (Malang, Jawa Timur) yang memproduksi Pocari Sweat yang dipimpin oleh Yoshishiro Bando, selaku presiden direkturnya. Awal mula didirikan, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 7 juta kaleng per bulan. Sebelum dipasarkan oleh PT.Amerta Indah Otsuka, Penjualan Pocari Sweat dilakukan di bawah kendali PT.Otsuka Indonesia, merupakan perusahaan patungan di bidang farmasi dengan Otsuka Pharmaceutical Co,LTd Jepang. Selama berada di bawah kendali PT. Otsuka Indonesia, distribusi Pocari Sweat disatukan dengan distribusi produk farmasi (obat-obatan). Hal ini yang menyebabkan fokus distribusi produk tidak berjalan dengan baik. Akhirnya diputuskan pemasaran dan distribusi Pocari Sweat sepenuhnya diserahkan ke PT.Amerta Indah Otsuka.

(40)

Berikut ini merupakan prolog sejarah panjang yang dialami PT.Amerta Indah Otsuka (http://www.aio.co.id/index.php/id/journey) :

• Tahun 1989

Pocari Sweat kemasan kaleng diluncurkan melalui PT.Otsuka Indonesia.

• Tahun 1990

Penetapan kontrak pengemasan (peralatan pabrik) dilakukan dengan PT.Otsuka Indonesia.

• Tahun 1997

PT.Amerta Indah Otsuka berdiri pada bulan Februari 1997.

• Tahun 2001

Peluncuran Pocari Sweat kemasan sachet 15 gram.

• Tahun 2004

Di awal tahun ini, PT.Amerta Indah Otsuka memulai langkah baru dengan melakukan proses produksi di pabrik sendiri yang berlokasi di Sukabumi, Jawa Barat.

• Tahun 2006

Di pertengahan tahun ini, peluncuran Pocari Sweat kemasan PET 500ml.

• Tahun 2007

Pada Oktober 2007, peluncuran kemasan Pocari Sweat kemasan PET 350ml.

• Tahun 2008

Pada Februari 2008, kantor baru PT.Amerta Indah Otsuka di Sukabumi dan line produksi Pocari Sweat kemasan PET resmi dibuka.

• Tahun 2009

Peluncuran Pocari Sweat kemasan PET 2L.

• Tahun 2010

PT.Amerta Indah Otsuka diresmikan pada bulan Mei 2010.

Setelah beroperasi selama 13 tahun (1991-2004), pabrik yang berada di daerah Lawang dipindahkan ke daerah Sukabumi. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya produksi dan transportasi serta memberikan kemudahan penyediaan bahan baku. Sejak dipindahkan ke Sukabumi, pabrik mampu

(41)

memproduksi Pocari Sweat dua kali lipat, yaitu menjadi 14 juta kaleng per bulan.

Produk Pocari Sweat terus berkembang. Dengan terus berkembangnya pasar Pocari Sweat, PT.Amerta Indah Otsuka berinisiatif untuk mengembangkan pasarnya ke Sumatera Utara dengan mendirikan kantor cabang di Medan pada bulan September 2004 yang bertempat di jalan Krakatau. Kantor ini dioperasikan untuk memasarkan dan mendistribusikan Pocari Sweat di wilayah kota Medan.

PT.Amerta Indah Otsuka berkomitmen untuk memberikan yang terbaik pada konsumen dan masyarakat. Komitmen ini diwujudkan dengan kegiatan operasional yang menjunjung tinggi kualitas dan standar internasional yang telah diakui dunia. Komitmen dan kerja keras PT.Amerta Indah Otsuka telah diakui berbagai pihak melalui berbagai sertifikat, diantaranya adalah sebagai berikut :

Sertifikat Best Brand 2012 Sertifikat ISO 9001 : 2008

Sertifikat ICSA 2012 Top Brand Award 2012 Gambar 3.1 Sertifikat PT.Amerta Indah Otsuka Sumber : http://www.aio.co.id/index.php/id/certificates 3.1.1.1 Filosofi Perusahaan

Filosofi dari perusahaan Otsuka adalah Otsuka-people creating new products for better health worldwide. Filosofi ini memiliki arti “seluruh anggota Otsuka menciptakan produk-produk baru untuk kesehatan yang lebih baik di seluruh dunia” (http://www.aio.co.id/index.php/id/aboutus).

(42)

3.1.1.2 Logo Perusahaan

Gambar 3.2 Logo Perusahaan

Sumber : http://www.aio.co.id/index.php/id/aboutus

Logo ini diperkenalkan Otsuka Pharmaceutical telah dalam rangka untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat di seluruh dunia.

Diciptakan sebagai representasi simbolis yang mewakili falsafah perusahaan Otsuka Pharmaceutical, logo baru ini mencerminkan dedikasi menyeluruh Otsuka dalam meraih sebuah hubungan simbiotik dengan komunitas lokal dan dengan alam, juga berkontribusi dalam mencapai kehidupan yang sehat

dan makmur bagi masyarakat seluruh dunia (http://www.aio.co.id/index.php/id/aboutus).Berikut makna dari logo perusahaan tersebut :

1. Pharmaceutical mengadopsi huruf huruf 'O' dari inisial nama perusahaan sebagai motifnya.

2. Mewakili langit, motif 'O' besar di atas berwarna gradasi biru khas Otsuka menandakan keterbukaan, kebebasan, kecerdasan, dan masa depan.

3. Motif 'O' kecil berwarna merah khas Otsuka mewakili pusat energi Otsuka Pharmaceutical, yang merupakan sumber dari prinsip-prinsip di atas.

4. Disusun secara berimbang dengan 2 motif tersebut, nama Otsuka ditulis menggunakan huruf yang jelas dan mudah dibaca.

5. Logo ini menyampaikan komitmen penuh semangat dari Otsuka Pharmaceutical pada kebahagiaan umat manusia melalui kesehatan yang baik.

3.1.1.3.1 Visi Perusahaan

(43)

Adapun visi dari PT.Amerta Indah Otsuka adalah "to be a Brilliant Company by giving the most reliable contribution to consumers & societies”

(Menjadi perusahaan yang brilian, dengan memberikan kontribusi yang signifikan dan terpercaya bagi konsumen serta masyarakat) (http://www.aio.co.id/index.php/id/vm).

3.1.1.3.2 Misi Perusahaan

Berikut lima misi dari perusahaan PT.Amerta Indah Otsuka :

1. To develop and maintain high quality employees in order to ensure high quality product (Mengembangkan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi)

2. To ensure the needs and walfare of consumers and society as the main priority (Menjadikan kebutuhan dan kesejahteraan konsumen dan masyarakat sebagai prioritas utama)

3. To catch the oppurtunities in order to create new market for distributed high quality products to more consumer (Menangkap peluang di semua aspek secara tepat dan inovatif untuk kesejahteraan dan kepuasan konsumen serta perkembangan perusahaan)

4. To develop and maintain mutual relationship with business partner (Mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan rekan bisnis)

5. To become a trustable company (Menjadi perusahaan yang terpercaya) Sumber : http://www.aio.co.id/index.php/id/vm

3.1.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang baik harus mampu berfungsi sebagai alat pengatur maupun pengawas usaha pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan sehingga usaha-usaha yang dilakukan dapat berjalan secara efisien dan efektif.

Struktur organisasi yang disusun dengan baik dan jelas akan membantu melaksanakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan tegas antara suatu bagian dengan bagian lainnya, baik pada tingkat manajemen atas, menengah, maupun tingkat bawah. Suatu perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan sifat dan jenis usahanya. Pada gambar berikut ini kita akan dapat melihat bentuk struktur organisasi PT.Amerta Indah Otsuka cabang Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi faktor internal dan eksternal terhadap kelompok pengrajin kopi pada Gapoktan Gunung Kelir dalam menentukan strategi pengembangan agroindustri kopi, terlebih

Dari sabda Buddha di atas semakin jelas bagaimana seharusnya umat Buddha benar-benar menjalani kehidupan ini. Umat Buddha harus mempraktikkan ajaran tidak menghina

[r]

Tanah pasir yang menggunakan perkuatan geogrid dengan variasi lebar pondasi dan variasi jarak lapis pertama geogrid ke pondasi, mempunyai daya dukung yang

Untuk mencapai tujuan itu, kedua sekolah tersebut juga telah men- sosialisasikan pendidikan karakter kepada orang tua siswa dengan cara memberikan penyuluhan kepada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi penumpang terhadap hasil pemeliharaan oleh UPTD Terminal dan pelayanan fasilitas fisik Terminal.. Metode penelitian yang

[r]

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: (1) semua guru SD yang mengajar di kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) Khususnya di Pulau Bangka dapat meningkatkan kemampuan