• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis penilaian kinerja lembaga pendidikan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard : studi kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis penilaian kinerja lembaga pendidikan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard : studi kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang - USD Repository"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

Studi Kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Hedwiq Katerina

NIM: 102114008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

Studi Kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Hedwiq Katerina

NIM: 102114008

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

“Yang Anda pikirkan, menentukan yang Anda lakukan.

Dan yang Anda lakukan, menentukan yang Anda hasilkan.

Maka ukuran dan kualitas dari pikiran Anda,menentukan ukuran dan kualitas

hasil dari pekerjaan Anda.”

If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done. Success is a journey, not a destination.

Tak ada rahasia untuk manggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan. (Mario Teguh)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua orang tuaku dan adekku yang kusayangi

Kakek dan nenekku (alm) yang tercinta

Anter L Sigiro yang selalu memberi semangat

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

ix

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUSAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

(11)

x

D. Penerapan Metode Balanced Scorecard pada Lembaga

Pendidikan ... 14

1. Perubahan konsep metode Balanced Scorecard ... 14

2. Perspektif Metode Balanced Scorecard untuk Lembaga Pendidikan ... 16

J. Sistem Penilaian Kinerja yang telah digunakan... 44

K. Struktur Organisasi ... 45

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Menterjemahkan Visi dan Misi Sekolah ke dalam Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard ... 46

1. Perspektif Pelanggan ... 46

2. Perspektif Keuangan ... 49

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 50

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 50

B. Analisa dan Pembahasan Data yang dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja Sekolah berdasarkan Empat Perspektif ... 55

1. Perspektif Pelanggan ... 55

2. Perspektif Keuangan ... 65

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 71

(12)

xi

C. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Empat

Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard ... 90

1. Perspektif Pelanggan ... 90

2. Perspektif Keuangan ... 92

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 94

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 95

D. Penilaian Kinerja secara Keseluruhan ... 97

BAB VI PENUTUP ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Keterbatasan Penelitian ... 100

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Sekunder Prespektif Proses Bisnis Internal ... 32

Tabel 2. Data Sekunder Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 33

Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer ... 33

Tabel 4. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 34

Tabel 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah untuk masing-masing Perspektif ... 35

Tabel 6. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan ... 36

Tabel 7. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 37

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Siswa SMK Penerbangan SPAN ... 40

Tabel 9. Program Magang SMK Penerbangan SPAN ... 41

Tabel 10. Ukuran Strategik Perspektif Pelanggan ... 47

Tabel 11. Ukuran Kinerja Perspektif Keuangan ... 49

Tabel 12. Ukuran Kinerja Proses Bisnis Internal ... 52

Tabel 13. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 51

Tabel 14. Statistik Reabilitas ... 56

Tabel 15. Keputusan Analisis Validitas ………... ... 56

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal Terhadap Tiga Tujuan Strategik yang diukur ... 58

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar ... 59

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Fasilitas yang Memadai ... 60

(14)

xiii

Tabel 20. Perhitungan Total Biaya Administrasi Non Program ... 65

Tabel 21. Perhitungan Total Biaya Program ... 65

Tabel 22. Perhitungan Rasio Biaya Operasional Terhadap Total Biaya Program ... 66

Tabel 23. Perhitungan Total Pendapatan Donasi ... 66

Tabel 24. Perhitungan Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi ... 67

Tabel 25. Perhitungan Biaya Rata-rata per Siswa ... 67

Tabel 26. Data sekunder Prespektif Proses Bisnis Internal ... 71

Tabel 27. Statistik Reabilitas ... 77

Tabel 28. Keputusan Analisis Validitas ……….. ... 77

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan Terhadap Empat Tujuan Strategik yang diukur ... 79

Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja ... 80

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kemampuan Guru dan Karyawan ... 81

Tabel 32. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Penciptaan Iklim dan Budaya Kerja ... 82

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Karyawan ... 83

Tabel 34. Data sekunder Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 84

Tabel 35. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan 90 Tabel 36. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Pelanggan ... 91

Tabel 37. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 92

Tabel 38. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN menurut Perspektif Keuangan ... 93

(15)

xiv

Tabel 40. Penilaian Ukuran Strategik dalam Perspektif Pembelajaran

dan Pertumbuhan ... 95

Tabel 41. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN menurut

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 96

Tabel 42. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 97

Tabel 43. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN secara Keseluruhan dan menurut Empat Perspektif dalam

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I. Balanced Scorecard untuk Organisasi Nirlaba ... 15

Gambar II. Kerangka Konsep “Balanced Scorecard” dalam Konteks Sekolah 24

Gambar III. Struktur Organisasi SMK Penerbangan SPAN Padang

Tahun Ajaran 2012/2013 ... 45

(17)

xvi ABSTRAK

ANALISIS PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

(Studi Kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang)

Hedwiq Katerina NIM: 102114008 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Saat ini, penilaian kinerja di lembaga pendidikan masih lebih fokus pada bisnis internal dan jangka pendek. Penelitian ini membahas tentang penilaian kinerja lembaga pendidikan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Penelitian ini penting karena metode ini dapat menilai jangka pendek dan jangka panjang, kuantitatif dan kualitatif, dan keuangan dan non-keuangan.

Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive dan convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio dan statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). perspektif pelanggan, kinerja sekolah adalah baik (rata-rata 4 dari 5); (2). kinerja keuangan, kinerja sekolah adalah baik (skor 4 dari 5); (3). Proses bisnis internal, kinerja sekolah adalah baik (skor 4 dari 5); (4). perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja sekolah adalah baik (rata-rata 4 dari 5). Dari pengukuran empat perspektif, kinerja SMK Penerbangan SPAN adalah baik.

(18)

xvii ABSTRACT

PERFORMANCE EVALUATION ANALYSIS OF EDUCATIONAL INSTITUTIONS USING BALANCED SCORECARD METHOD

(A Case Study At The Flight Vocational School SPAN, In Padang)

Hedwiq Katerina NIM: 102114008 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

Nowadays, performance evaluation in educational institution is still more focused on internal business and short-term orientation. This research discuses about performance evaluation of educational institution using Balanced Scorecard as a method. The research is important because the method can evaluate short-term and long-term, quantitative and qualitative, as well as financial and non-financial management performance.

The research is a case study. The data were obtained using questionnaire, interviews, and documentation methods. The sampling techniques used were purposive and convenience sampling. The data analysis techniques used were ratio analysis and descriptive statistics.

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan fasilitas publik dan kebutuhan utama masyarakat

dilaksanakan oleh organisasi sektor publik. Sektor publik berhubungan

dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik.

Adapun bidang-bidang yang termasuk dalam golongan sektor publik antara

lain: bidang kesehatan, keamanan, transportasi umum, dan pendidikan. Selain

pemerintah, swasta juga ikut serta mengelola bidang-bidang sektor publik.

Pada umumnya organisasi sektor publik merupakan organisasi yang tidak

menempatkan profitabilitas sebagai tujuan utama organisasi. Fokus utama

organisasi-organisasi penyedia layanan publik ini adalah tercapainya tujuan

untuk melayani masyarakat dan kepuasan pengguna barang atau jasa publik.

Tingkat ketercapaian tujuan suatu organisasi dapat diketahui melalui

pengukuran kinerja.

“Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam

(20)

Menurut Roberton (2002), “Pengukuran kinerja (performance

measurement) merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap

tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi

atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa,

kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada

pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan

dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan efektifitas tindakan dalam

mencapai tujuan “ (Mahsun, 2006).

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengukuran kinerja adalah

metode balanced scorecard. Ide tentang balanced scorecrad pertama kali

dipublikasikan dalam artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di

Harvard Bunisess Review tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul

Balanced Scorecard-Measure that Drive Performance”. Metode balanced

scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi,

misi, dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional

(Hansen dan Mowen, 2003 dalam Imelda, 2004).

Pada mulanya metode balanced scorecard digunakan untuk mengukur

kinerja organisasi profit. Karena kemampuannya untuk mengakomodasi

ukuran kinerja keuangan maupun non-keuangan, kini banyak organisasi

sektor publik menerapkan metode balanced scorecard untuk mengukur

(21)

mencakup 4 (empat) perspektif, yaitu: perspektif keuangan (financial

perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif bisnis

internal (internal business process perspective), dan perspektif pembelajaran

dan pertumbuhan (learning and growth perspective).

SMK Penerbangan SPAN padang merupakan salah satu sekolah

menengah kejuruan yang terdapat di Kota Padang dan beralamat di Jalan Raya

Bypass Km 15 Padang (Sumatera Barat), sebagai wujud dari komitmennya

untuk menjadi institusi pendidikan yang berkualitas dan memberikan layanan

terbaik kepada para stakeholders, SMK Penerbangan SPAN Padang terus

berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja manajemen

sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja sekolah secara

menyeluruh, meliputi informasi kinerja keuangan maupun non-keuangan.

Balanced scorecard dapat menjadi pendekatan pengukuran kinerja yang

digunakan untuk menyediakan gambaran kinerja secara komprehensif. Empat

perspektif yang ditawarkan Grayson (2004) dapat mengakomodasikan

(22)

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja SMK Penerbangan SPAN Padang apabila diukur dengan

menggunakan metode balanced scorecard?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja sekolah berdasarkan

empat perspektif yang ada, yaitu: perspektif pelanggan (customer

perspective), perspektif keuangan (financial perspective), perspektif proses

bisnis internal (internal business process perspective), serta perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian ini dapat menyediakan alternatif metode pengukuran

kinerja SMK Penerbangan SPAN Padang.

2. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenal

(23)

3. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk memperoleh

pengalaman dan pengetahuan dari dunia nyata khususnya mengenai

pengukuran kinerja organisasi sektor publik dan balanced scorecard.

E. Sistematika Penulisan:

Sistematika penulisan yang diterapkan adalah:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai pedoman

dalam mengolah dan menganalisa data serta hasil penelitian

terdahulu.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan

sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini membahas profil SMK Penerbangan SPAN Padang:

sejarah, visi, misi, dan strategi SMK Penerbangan SPAN Padang,

(24)

BAB V : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini meliputi diskripsi data, analisa data, serta hasil penelitian

dan interpretasi.

BAB VI : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,

keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik

untuk pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun

(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur

pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission

accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa

ataupun suatu proses (Yuwono, 2002). Sementara itu, menurut Fahmi

(2006: 63), “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan

visi”. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah suatu

bentuk prestasi pencapaian perusahaan dalam kegiatan operasional di

berbagai aspek sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Definisi-definisi pengukuran kinerja yang telah dikemukakan

tersebut menggambarkan dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan

pengukuran kinerja yaitu sebuah proses kegiatan penilaian terhadap

kinerja dengan variabel tertentu yang sesuai dengan faktor-faktor yang

membentuk kinerja tersebut untuk melihat apakah tujuan dari lembaga

(26)

B. Organisasi Sektor Publik

1. Pengertian Organisasi Sektor Publik

Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan

dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada

publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang

diatur dengan hukum. Cakupan organisasi sektor publik antara satu

negara dengan negara yang lain sering tidak sama, dan bahkan sering

berubah-ubah, tergantung pada kejadian historis dan suasana politik

yang berkembang.

“Khusus untuk Negara Indonesia, yang termasuk sektor publik

antara lain meliputi: pemerintahan pusat, pemerintahan daerah,

perusahaan dimana pemerintah memiliki saham (BUMN dan BUMD),

organisasi bidang pendidikan, kesehatan, dan organisasi massa

(Mahsun 2006:13)”.

2. Area Organisasi Sektor Publik

Area organisasi sektor publik memiliki beberapa batasan daerah,

antara lain meliputi:

a. Penyelenggaraan layanan atau pengadaan barang kebutuhan umum

b. Bukan konsumsi individual

c. Pemerintah ikut mengendalikan dengan saham atau sejumlah

regulasi yang mengikat

(27)

3. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

Pengukuran kinerja sektor publik digunakan untuk menilai prestasi

manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Pengukuran kinerja

sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer

dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik.

Organisasi sektor publik terdiri dari unit-unit yang saling terkait

dan memiliki fungsi yang sama yaitu melayani masyarakat. Oleh

karena itu, organisasi ini harus dapat menterjemahkan misinya ke

dalam strategi, tujuan, ukuran, serta target yang ingin dicapai, sehingga

misi organisasi dapat tercapai (Imelda, 2004).

Dengan demikian, melalui pengukuran kinerja, dasar pengambilan

keputusan yang masuk akal dapat dikembangkan dan

(28)

C. Konsep Metode Balanced Scorecard

1. Pengertian Metode Balanced Scorecard

Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan

Scorecard. Adapun beberapa pengertian Balanced Scorecard menurut

beberapa ahli:

a. Menurut Kaplan dan Norton (1996) Balanced Scorecard terdiri

dari 2 kata, yaitu:

Scorecard: Yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil

kinerja seseorang yang nantinya digunakan untuk membandingkan

dengan hasil kinerja yang sesungguhnya.

Balanced: Menunjukkan bahwa kinerja personil atau karyawan

diukur secara seimbang dan dipandang dari 2 aspek, yaitu

keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,

dan dari segi intern maupun ekstern.

b. Menurut Yuwono, dkk (2003)

Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen,

pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan

komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer

tentang kinerja bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang

unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,

perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan

(29)

c. Menurut Mulyadi (2005)

Balanced Scorecard adalah alat manajemen pada saat ini yang

digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam

melipatgandakan kinerja keuangannya. Dari beberapa pengertian di

atas dapat ditarik kesimpulan bahwa balanced scorecard

merupakan alat ukur manajemen yang mampu

mengimplementasikan tujuan strategi organisasi melalui 4

perspektif dasarnya (pelanggan, keuangan, proses bisnis internal,

dan pembelajaran dan pertumbuhan), dengan tujuan meningkatkan

performa organisasi dalam jangka panjang.

2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard

Keunggulan metode balanced scorecard menurut Mulyadi (2001:

18):

a. Komprehensif

Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak

hanya aspek kuantitatif saja, tetapi juga aspek kualitatif.

Keempat perspektif menyediakan keseimbangan

antara pengukuran eksternal seperti laba, sedangkan pada

(30)

b. Koheren

Balanced scorecard mengharuskan personil untuk menentukan

hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran yang

dihasilkan dalam setiap perencanaan. Setiap sasaran yang

ditetapkan dalam perspektif keuangan harus mempunyai

hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

c. Seimbang

Keseimbangan sasaran yang dihasilkan oleh sistem

perencanaan penting untuk menghasilkan kinerja keuangan

yang berjangka panjang.

d. Terukur

Keterukuran sasaran yang dihasilkan oleh sistem perencanaan

menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran yang dihasilkan

oleh sistem tersebut. Balanced scorecard mengukur

sasaran-sasaran yang sulit untuk diukur. Sasaran pada perspektif

pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan

pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah untuk

diukur, namun dalam balanced scorecard sasaran ketiga

(31)

3. Balanced Scorecard sebagai Alat Perencanaan Strategik

Dalam perkembangan selanjutnya, metode balanced scorecard

tidak hanya digunakan sebagai sistem ukuran kinerja, tetapi juga

digunakan sebagai suatu sistem manajemen, karena pengembangan

sistem pengukuran sekaligus dapat digunakan sebagai sarana, yang

pada hakekatnya menyangkut suatu sistem manajemen, khususnya

manajemen strategik. Metode balanced scorecard dapat digunakan

sebagai sarana untuk:

a. Menjelaskan dan menterjemahkan visi dan startegi

b. Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategi dan

ukuran

c. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif

strategi

d. Melancarkan umpan balik dan penyempurnaan strategi (Indrajit

(32)

D. Penerapan Metode Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan

1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard

Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi

sektor publik. Menurut Imelda, untuk dapat memenuhi kebutuhan

organisasi sektor publik yang berbeda organisasi bisnis, maka sebelum

digunakan perlu ada beberapa perubahan dalam konsep metode

balanced scorecard. Perubahan ini antara lain:

a. Perubahan framework, dimana yang menjadi drive dalam balanced

scorecard untuk sektor publik adalah misi untuk melayani

masyarakat

b. Perubahan posisi antara perspektif pelanggan dan perspektif

keuangan

c. Perspektif pelanggan menjadi perspektif pelanggan dan

stakeholders

d. Perubahan perspektif learning and growth menjadi employess and

organization capacity ( Imelda, 2004)

Menurut Niven, seperti dikutip oleh Indrajit dan Djokopranoto

(2006: 135), bentuk penyesuaian terpenting adalah pada perspektif

pelanggan yang menjadi urutan pertama, karena sangat berhubungan

(33)

Berikut adalah gambaran penerapan matode balanced scorecard pada

organsasi nirlaba:

Gambar 1: Balanced Scorecard untuk organisasi nirlaba (Indrajit dan

Djokopranoto 2006: 135).

MISI

PERSPEKTIF

KEUANGAN

PERSPEKTIF

PROSES BISNIS

INTERNAL PERSPEKTIF

PELANGGAN

STRATEGI

PERSPEKTIF

PEMBELAJARAN &

(34)

2. Perspektif Metode Balanced Scorecard untuk Lembaga Pendidikan

Misi organisasi sektor publik adalah melayani dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dari misi ini dapat diformulasikan kedalam

strategi-strategi yang akan dilakukan. Strategi ini kemudian

diterjemahkan dalam empat perspektif:

a. Perspektif pelanggan

Perspektif pelanggan menggambarkan pelayanan yang

berkualitas bagi masyarakat. Perspektif ini merupakan indikator

bagaimana pelanggan melihat organisasi dan sebaliknya juga,

bagaimana organisasi memandang mereka.

Dalam lembaga pendidikan, pelanggan disini, yaitu pelanggan

internal. Yang termasuk pelanggan internal adalah siswa-siswi

yang terdaftar dalam lembaga pendidikan tersebut. Stakeholders

dari lembaga pendidikan ini antara lain: orang tua murid, komite

sekolah, tokoh-tokoh masyarakat, pengawas, aparat dinas

pendidikan, alumni, unsur profesi, dan pengusaha (Usman 2006:

364).

Indikator yang dapat digunakan untuk menilai perspektif ini

adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui

survei pelanggan, serta sikap dan perilaku pelanggan yang dapat

(35)

b. Perspektif keuangan

Perspektif keuangan menggambarkan pemberian pelayanan

yang efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang

penyedia sumber daya dan ketercapaian target keuangan

sebagaimana rencana organisasi. Semua organisasi laba menerima

dana dari bermacam-macam sumber untuk membiayai pelaksanaan

misinya. Jika organisasi terus menerus mampu mengumpulkan

dana yang melebihi atau mampu menutupi pembiayaan, maka

usaha tersebut akan berhasil. Kecukupan dana tidak hanya

tergantung pada banyaknya dana yang dapat dikumpulkan, tetapi

juga pada kemampuan mengelola dana tersebut (Indrajit dan

Djokopranoto 2006: 170).

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perspektif ini

adalah rasio keuangan, yaitu suatu teknik analisis untuk

mengetahui dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan

keuangan lain secara individu atau kombinasi dari kedua laporan

tersebut. Indikator penilaian yang sering digunakan adalah rasio

kinerja operasi, rasio posisi keuangan, nilai organisasi, dan tertib

keuangan. Selain itu juga dapat digunakan data primer yang

(36)

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini menggambarkan proses-proses yang penting bagi

organisasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kualitas, waktu

penyerahan, dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan untuk

menentukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar

dengan benchmark, dan atau telah mencapai target dan sasaran

(Mahsun 2006: 171).

Tahapan proses internal ini meliputi: proses inovasi

(indentifikasi kebutuhan pasar penciptaan produk baru), proses

operasi (pembuatan dan penjualan atau penyarahan produk), dan

proses pembelian pelayanan purna jual (Indrajit dan Djokopranoto

2006: 192).

d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan

semua anggota organisasi. Perspektif ini memuat indikator

mengenai seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau

bagaimana hal ini dapat memberikan konstribusi bagi keberhasilan

di masa depan.

Dalam perspektif pertumbuhan, ada tiga kategori prinsip yang

penting, yaitu kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi,

serta kapabilitas motivasi, pemberdayaan, dan penyelarasan. Hasil

(37)

karyawan lama dan atau yang sudah berpengalaman (retensi

tinggi). Hal ini akan terjadi apabila kepuasan karyawan tinggi

karena hal ini akan memberikan motivasi yang tinggi pula bagi

karyawan. Kepuasan akan timbul apabila memiliki kompetensi

serta didukung oleh infrastruktur dibidang teknologi yang

dibutuhkan, suasana dan kondisi kerja (Indrajit dan Djokopranoto

2006: 220).

E. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang penerapan metode balanced scorecard untuk

lembaga pendidikan pernah dilakukan sebelumnya. Pada tahun 2000,

Sutherland mengungkapkan bahwa Rossier School of Education di

Universitas California Utara telah menerapkan metode balanced

scorecard. Kemudian tahun 2003, Cullen, Joyce, Hassall dan Broadsent

juga telah melakukan penelitian tentang metode ini dan menyimpulkan

bahwa metode balanced scorecard dapat digunakan dalam institusi

pendidikan untuk memperbaiki manajemen dan memonitor kinerja

(Demitrius dan Patricia, 2005).

Grayson (2004) juga mengungkapkan hal senada. Ia berpendapat

bahwa strategi manajemen merupakan hal yang paling penting bagi sebuah

organisasi, dan metode balanced scorecard merupakan metode yang baik

untuk mengelola suatu organisasi, khususnya dalam “Oack Knoll Private

(38)

Pada tahun 2005, Demitrius dan Patricia juga melakukan penelitian

tentang hal ini. Mereka mengungkapkan bahwa metode balanced

scorecard bisa diaplikasikan dalam sektor pendidikan, walaupun masih

sedikit penelitian tentang hal ini. Untuk mengaplikasikan metode balanced

scorecard ini dalam sektor pendidikan, perlu dipahami adanya perbedaaan

antara sektor bisnis dan sektor pendidikan. Pada sektor bisnis, perspektif

keuangan menjadi lagging indicator, sedangkan dalam sektor pendidikan

yang menjadi lagging indicator yaitu student learning result. Unsur-unsur

yang merupakan leading indicator dalam sektor pendidikan menurut

Demetria dan patricia adalah:

1. Student learning results

Pengukuran ini didasarkan pada berbagai macam metode pembelajaran

yang digunakan. Student learning results menggambarkan misi umum

organisasi, pengembangan tujuan, dan sekaligus juga menunjukkan

taksiran mutu pembelajaran siswa.

2. Student and stakeholder focused results

Kepuasan siswa dan stakeholder diukur melalui program pendidikan

dan perencanaan jasa atau pelayanan, penyerahan, interaksi, dan

transaksi yang nampak dalam perkembangan dan pembelajaran siswa

serta tindakan siswa dan stakeholder di masa yang akan datang.

3. Budgetary, financial, and market results

Pengukuran dilakukan dengan memperhitungkan besarnya

(39)

biaya per SKS, pengalokasian sumber daya dari sektor lain untuk

tujuan pendidikan, serta beasiswa.

4. Faculty and staff results

Meliputi tingkat inovasi dan perencanaan; kelengkapan kursus atau

program pendidikan; pelajaran, peningkatan kinerja

kegiatan/pekerjaan; tingkat pelatihan, kerja sama dan teamwork; saling

berbagai (sharing) pengetahuan dan pengalaman antar fungsi kerja,

unit dan lokasi kerja, perbaikan tenaga kerja; kepuasan dan

ketidakpuasan.

5. Organizational effectiveness results

Unsur ini meliputi pengukuran kinerja operasi internal pokok, antara

lain kapasitas untuk meningkatkan kinerja siswa, perkembangan siswa,

iklim pendidikan, indikator respon atas kebutuhan siswa dan

stakeholder, kinerja pemasok dan rekan kerja (partner), ukuran pokok

atau indikator keberhasilan strategi organisasi dn implementasi.

6. Governance and social responsibility results

Unsur ini menyangkat perhitungan fiskal, meliputi internal dan

eksternal; ukuran atau indictor budaya etik dan kepercayaan

stakeholder atas pemerintah/kepemimpinan organisasi; peraturan dan

(40)

Pada tahun 2003, Jony Oktavian juga pernah melakukan penelitian

tentang Kristen Satya Wacana (FE-SWCU). Dalam penelitian ini Jony

menemukan adanya beberapa faktor yang menunjang penerapan metode

balanced scorecard, dan beberapa faktor yang menghambat penerapan

metode ini. Faktor yang menunjang antara lain (1) adanya kualitas kinerja

pengajar yang bagus. (2) arus globalisasi mendorong timbulnya kebutuhan

metode balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik sumber

daya keuangan dan non keuangan untuk mengimplementasikan metode

balanced scorecard. Faktor-faktor yang menghambat penerapan metode

balanced scorecard antara lain: (1) FE-SWCU merupakan bagian dari

unversitas, jadi setiap keputusan yang besar harus dikonsultasikan dengan

pihak universitas terlebih dahulu; (2) adanya beberapa orang dalam

fakultas yang berasumsi bahwa metode balanced scorecard adalah “old

wine in the new batlle”, dan (3) tidak ada jaminan bahwa dengan

menerapkan metode balanced scorecard, FE-SWCU akan mengalami

(41)

Menurut Rusmini (2005), langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh

sekolah dalam mengimplementasikan metode balanced scorecard adalah:

a. Mengenal secara pasti kehendak dan kebutuhan stakeholder, orang tua,

dan pihak internal lembaga pendidikan, karena strategi, visi, dan misi

lembaga harus selaras dengan kehendak dan kebutuhan pelanggan.

b. Melakukan analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman lembaga pendidikan. Hal ini penting untuk menghasilkan

strategi yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan.

c. Menyusun strategi berdasarkan analisa kelemahan, kekuatan, peluang,

dan ancaman. Strategi ini kemudian dijabarkan dalam empat perspektif

kerangka metode balanced scorecard, untuk mencapai misi lembaga.

d. Menghubungkan komponen strategi yang ada melalui pendekatan

Cause and Effect”, untuk mengetahui faktor pemicu keberhasilan

strategi.

e. Menyusun indikator pengukuran bagi strategi yang dipilih, untuk

memantapkan dan merealisasikan strategi.

f. Membina hubungan kerja sama dan komitmen yang sungguh-sungguh

(42)

Berikut adalah rerangka penerapan metode balanced scorecard dalam

konteks sekolah:

Gambar 2: Kerangka konsep “balanced scorecard” dalam konteks sekolah.

Gabungan dari kerangka konsep BSC oleh Niven (2003) dan Anne Storey (2002),

dalam Rusmini, 2005.

3. tinjauan kepuasan dan sikap

4. kualitas kurikulum program belajar siswa

5. nilai tambah

Misi Sekolah

Perspektifpembelajaran dan pertumbuhan :

1. Mengadakan sistem dan proses perkembangan staf

(43)

25

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus yaitu pengumpulan data dengan

beberapa elemen dan kemudian masing-masing elemen teliti, kesimpulan

yang di tarik hanya berlaku untuk elemen-elemen yang diselidiki saja.

Penelitian ini dilakukan pada SMK Penerbangan SPAN Padang dengan

data elemen-elemen yang menjadi tolak ukur dalam pengukuran kinerja

dengan konsep balanced scorecard.

B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Penerbangan SPAN Padang

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari – Maret 2014

C. Subjek dan objek penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah :

a. Kepala Sekolah SMK Penerbangan SPAN Padang

b. Guru dan Karyawan SMK Penerbangan SPAN Padang

(44)

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah data yang dibutuhkan dalam

pengukuran keempat perspektif dalam metode balanced scorecard,

antara lain adalah laporan keuangan tahun 2012 dan 2013, kuesioner

untuk menilai kepuasan pelanggan, guru dan karyawan serta

wawancara terhadap Kepala Sekolah dan data arsip sekolah.

D. Data yang dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Gambaran umum sekolah, antara lain: sejarah sekolah, visi, dan misi

sekolah

2. Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja berdasarkan empat

perspektif dalam metode balanced scorecard, antara lain:

a. Perspektif pelanggan:

Hasil kuesioner tentang kepuasan pelanggan

b. Perspektif keuangan:

Laporan keuangan untuk periode tahun 2012 dan 2013

c. Perspektif proses bisnis internal:

1) Hasil wawancara kepada Kepala Sekolah

(45)

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:

1) Hasil kuesioner tentang kepuasan guru dan karyawan SMK

Penerbangan SPAN Padang

2) Data dokumentasi sekolah

E. Populasi dan sampel

Populasi dari penelitian ini adalah pelanggan SMK Penerbangan

SPAN. Berdasarkan populasi tersebut peneliti menggunakan metode

sampel secara non probabilitas atau pemilihan non random, yaitu:

convenience sampling atau pengambilan sampel secara nyaman

merupakan teknik pengambilan sampel secara bebas sekehendak peneliti

dan Purposive Sampling atau pengambilan sampel bertujuan dilakukan

dengan pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria

tertentu.

Teknik ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan

internal, yaitu siswa-siswi SMK Pernerbangan SPAN. Kriteria yang

digunakan dalam pengambilan sampel adalah: Siswa-siswi tersebut adalah

siswa-siswi kelas XI dan XII tahun ajaran 2013/2014, dengan

pertimbangan bahwa siswa dan siswi tersebut sudah beberapa tahun

bersekolah di SMK Penerbangan SPAN Padang dan sudah cukup usia

memberikan pendapat atas kuesioner yang berhubungan dengan ruang

(46)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan:

1. Wawancara: diperoleh secara langsung melalui Kepala Sekolah SMK

Penerbangan SPAN Padang.

2. Dokumentasi: diperoleh melalui data yang dimiliki oleh SMK

Penerbangan SPAN Padang.

3. Kuesioner :

Kuesioner ditujukan kepada:

a. Guru dan karyawan SMK Penerbangan SPAN

b. Siswa-siswi SMK Penerbangan SPAN kelas XI dan XII tahun

ajaran 2013/2014

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana penerapan metode

balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja SMK Penerbangan

SPAN, maka analisis yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui visi dan misi sekolah.

2. Menterjemahkan visi dan misi sekolah ke dalam empat perspektif

(47)

3. Mengumpulkan, Menganalisis, dan Membahas Data yang diperoleh

Dalam Pengukuran Kinerja Sekolah Berdasarkan Empat Perspektif:

a. Perspektif Pelanggan

Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh

melalui kuesioner, yang ditujukan kepada siswa dan siswi SMK

Penerbangan SPAN Padang. Skala yang digunakan untuk

kuesioner adalah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk

mengukur respon subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval

yang sama. Pada pertanyaan kuesioner yang berkaitan dengan

proses belajar mengajar yang berkualitas di kutip dari skripsi

Agnes Eni Suharyanti. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total

skor yang diperoleh masing-masing responden.

b. Perspektif Keuangan

Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari

data arsip sekolah yaitu laporan keuangan sekolah periode tahun

2012 dan 2013. Dari laporan keuangan ini kemudian akan dianalisa

dengan menggunakan rasio kinerja operasi. Rasio kinerja operasi

menunjukkan tingkat operasionalisasi lembaga selama periode

(48)

Rasio ini menggambarkan seberapa baik suatu kegiatan yang

dilakukan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Rasio biaya operasional terhadap total biaya program

Rasio ini menggambarkan berapa besar perbandingan

antara biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak terkait

langsung dengan misi lembaga dengan biaya yang terkait

langsung dengan program lembaga. Rasio yang besar

menunjukkan bahwa yayasan membutuhkan banyak biaya

administrasi dalam menjalankan programnya. Sebaliknya rasio

yang lebih kecil dari tahun ke tahun menunjukkan lembaga

yang makin efisien. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

( total biaya administrasi non program : total biaya program)x

100%

a.1. Total biaya administrasi non program =

(Biaya manajemen umum + Biaya pencarian dana)

a.2. Total biaya program =

(49)

2) Rasio biaya program ke pendapatan donasi

Rasio ini diperoleh dengan rumus:

(Biaya program : Jumlah sumbangan)

Apabila hasil perhitungan rasio menunjukkan nilai lebih dari

satu berarti lembaga memiliki sumber dana lain untuk

membiayai programnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan

bahwa kinerja lembaga semakin baik karena biaya program

lembaga tidak ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan dari

donasi.

3) Biaya rata-rata per siswa

Biaya seluruh anggaran pengeluaran sekolah per tahun

dibagi jumlah seluruh siswa. Ukuran ini menunjukkan tingkat

efisiensi pengelolaan sekolah.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder:

1) Data primer

Data primer di peroleh dari hasil wawancara langsung kepada

(50)

2) Data Sekunder

Data diperoleh dari arsip yang dimiliki oleh sekolah. Data

tersebut antara lain meliputi informasi sebagai berikut:

Tabel 1. Data Sekunder Prespektif Proses Bisnis Internal

Indikator

Pengadaan program ekstrakurikuler baru Pengadaan try-out bersama

Pengadaan lomba antar sekolah Program promosi sekolah Program magang

Jumlah siswa

Rasio guru per siswa

Nilai rata-rata kelulusan (NEM) Presentase kelulusan UAN Jumlah ruang kelas

Presentase lulusan diterima disekolah favorit

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder:

1) Data primer

Data yang dibutuhkan adalah kuesioner tentang kepuasan guru

dan karyawan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor

yang diperoleh masing-masing responden.

2) Data sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan untuk pengukuran kinerja

sekolah menurut perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

(51)

Tabel 2. Data Sekunder Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Indikator Tahun Ajaran 2011/2012 2012/2013

Retensi Karyawan dan Guru:

Masa kerja rata-rata guru dan karyawan

Jumlah guru dan karyawan yang pension

Jumlah guru dan karyawan baru Jumlah guru dan karyawan yang pindah kerja

Produktivitas karyawan:

Jumlah guru atau karyawan yang melanjutkan studi

Jumlah guru yang telah sertifikasi Tingkat kehadiran (absensi) guru dan karyawan

Kompetensi Guru dan Karyawan:

Rasio guru berpendidikan S1 Rasio guru dan siswa

Rata-rata pelatihan guru dan karyawan

4. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik:

a. Data primer

Penilaian data primer yang bersumber dari responden dilaksanakan

berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat puas 5 Sangat baik

Puas 4 Baik

Netral 3 Sedang Kurang puas 2 Kurang baik

(52)

b. Data sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan

periode tahun 2012 dan 2013. Penilaian ukuran strategik perspektif

keuangan ditentukan berdasarkan kriteria berikut:

Tabel 4. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan:

No. Ukuran strategik Kriteria Skor Penilaian Kinerja 2. Rasio biaya program

ke pendapatan donasi

5. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja masing-masing Perspektif

a. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan, Proses Bisnis

Internal, dan Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam pengukuran kinerja, ditentukan rentang nilai yang

dapat digunakan untuk memberikan penilaian kinerja dari

ukuran strategi. Penentuan rentang nilai (range) ditentukan

berdasarkan rata-rata skor akhir yang diperoleh masing-masing

perspektif. Karena penilaian skor yang didapat merupakan

angka desimal, maka penentuan nilainya pun dalam bentuk

(53)

Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja tersebut dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah untuk masing-masing Perspektif

Rentang Nilai Skor Akhir Kriteria Penilaian Kinerja 1,0 – 1,8 1 Buruk

1,9 – 2,6 2 Kurang 2,7 – 3,4 3 Sedang 3,5 – 4,2 4 Baik 4,3 – 5,0 5 Sangat baik

Penentuan rentang nilai untuk rata-rata skor dianggap sudah

memasuki ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila

sudah melebihi 0,8. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan

rentang penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik

antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik) dibagi 5, yaitu kriteria

penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik dan sangat

(54)

b. Kriteria penilaian kinerja perspektif keuangan

Kinerja sekolah dilihat dari perspektif keuangan dinilai

berdasarkan kriteria berikut ini:

Tabel 6. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

No. Ukuran strategik Kriteria Skor Penilaian Kinerja 2. Rasio biaya program

ke pendapatan

6. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan

Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif

maka terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat

digunakan sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat

dari empat perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang

penilaian kinerja masing-masing perspektif antara 1 (buruk) sampai 5

(sangat baik) dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang

baik, sedang, baik, dan sangat baik.

Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal,

maka penentuan nilai pun dalam bentuk batas bawah dan batas atas.

Penentuan rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke

(55)

Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja yang ditetapkan

tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan Rentang nilai Kriteria Penilaian Kinerja

1,0 – 1,8 Buruk 1,9 – 2,6 Kurang baik 2,7 – 3,4 Sedang 3,5 – 4,2 Baik 4,3 – 5,0 Sangat baik

7. Melakukan Penarikan Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan analisa atas data penelitian yang telah

dilaksanakan pada tahap sebelumnya, peneliti dapat menarik

kesimpulan atas kinerja sekolah dengan menggunakan empat

perspektif dalam metode balanced scorecard. Kesimpulan ini

diungkapkan secara deskriptif. Dalam bagian ini juga diungkapkan

keterbatasan serta saran bagi sekolah, berdasarkan penelitian yang

(56)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Sekolah Menengah kejuruan SPAN ( Penerbangan Angkasa

Nasional)

SMK Penerbangan Angkasa Nasional (S.P.A.N) Padang

merupakan lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan oleh

Yayasan Pengembangan Pembangunan Nasional (YPPN) Sumbar, yang

didirikan oleh Bapak Drs. H. Lamizar Yoena, SH, MH pada tanggal 19

mei 2001. Niat untuk mendirikan SMK Penerbangan (SPAN) Padang ini

disambut baik oleh komandan Pangkalan TNI-AU Padang yang saat itu

dijabat oleh bapak Letkol (Pnb) Hermansyah dan dilanjutkan dengan

Letkol (Pnb) Ras Rendro Bowo S, dengan beberapa kali rangkaian

pertemuan untuk menyampaikan Visi dan Persepsi guna menghadirkan

pendidikan Penerbangan di kota padang.

Sejalan dengan perputaran waktu, maka terlihatlah perkembangan

SMK Penerbangan Angkasa Nasional (S.P.A.N) Padang yang telah

mengalami banyak perbaikan baik sarana dan prasarana, yang disesuaikan

dengan kondisi tuntutan pendidikan kejuruan dan sekaligus melaksanakan

perubahankurikulum terjadwal dan terencana. Lulusan taruna/I SMK

Penerbangan-S.P.A.N Padang dapat dikatakan telah siap untuk diterjunkan

di masyarakat. Dalam hal ini SMK Penerbangan - S.P.A.N Padang telah

mempersiapkan jauh sebelumnya para lulusannya untuk menerpa

(57)

maskapai penerbangan guna memperoleh pengetahuan praktis dan wawasan

yang lebih luas sehingga nantinya akan diperoleh tenaga teknisi

pemeliharaan/perawatan pesawat terbang yang lebih profesional maupun

sebagai calon pramugara/i serta pilot untuk maskapai penerbangan sipil. Sejak

SMK Penerbangan – SPAN Padang berdiri hingga saat ini telah mengalami

beberapa kali pergantian pemimpin, dikarenakan konsekuensi peralihan tugas

sebagai pejabat di lingkungan SPAN Padang.

Kepala sekolah yang pertama adalah Kapten (lek) Handoko Ivan

Haryanto (Kadisops) Lanud Padang, dan kepala sekolah sekarang adalah

Drs.Disman Simanihuruk dan dibantu oleh para wakil kepala sekolah, guru,

instruktur, dan staf tata usaha, sedangkan untuk praktek di sekolah, SPAN

Padang juga telah punya pesawat grand comander hibah dari TNI – AD, enjin

pesawat udara dan alat praktek lainnya yang dapat dilihat langsung disekolah,

sekalipun keberadaannya belum maksimal, mudah-mudahan secara bertahap

(58)

B. Lokasi

SMK PENERBANGAN – S.P.A.N Padang terletak di Jalan Raya Bypass

KM. 15 Padang Sumatera Barat dengan nomor telepon (0751) – 4485800.

C. Kesiswaan

Jumlah siswa yang bersekolah di SMK Penerbangan SPAN Padang terus

mengalami perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun. Berikut

adalah tabel perkembangan siswa tahun ajaran 2009/2010 sampai dengan

tahun ajaran 2012/2013:

Tabel 8. Perkembangan Jumlah Siswa SMK Penerbangan SPAN

Tahun Ajaran Jumlah siswa

2009/2010 56 2010/2011 62 2011/2012 90 2012/2013 147

D. Guru dan Karyawan

Sampai dengan tahun ajaran 2012/2013 ini jumlah guru SMK Penerbangan

SPAN adalah 30 orang, dengan karyawan berjumlah 3 orang.

E. Jurusan / Program Keahlian:

a. Airframe dan Power Plant Maintenance (Motor dan Rangka Pesawat

Udara).

(59)

F. Program Magang

Tabel 9. Berikut adalah Program Magang SMK Penerbangan SPAN

(60)

Tabel 9. Berikut adalah program magang SMK Penerbangan SPAN (lanjutan)

GMF (Garuda

Maintenance Facility)

3 2 4 Mei/Juni 2-3 bulan PT. Dirgantara Indonesia

Pusdik peenerbad Semarang

4. Studi banding keluar negeri

3 5 Desember 1 minggu

G. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan SMK Penerbangan SPAN

Di sekolah : pelajaran teori 75% dan praktek 25%

Di luar sekolah : praktek dilaksanakan 75% dan teori 25%

Pelaksanaan praktek (magang) yang telah terlaksana:

1. Semester II praktek di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) atau

tempat sesuai situasi.

2. Semester III di Skadron Teknik 21/SENA di Pondok Cabe Jakarta atau

tempat lain sesuai situasi.

3. Semester IV Praktek di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI)

Curug Tanggerang Jakarta atau Garuda Internasional Training Center

(GITC) Jakarta , atau tempat lain yang sesuai.

4. Semester V tingkat III praktek di Garuda maintenance Facility (GMF)

(61)

H. Keadaan Sekolah

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, sekolah memiliki

berbagai fasilitas utama. Fasilitas tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pergedungan : total luas bangunan 700m²

2. Jumlah kelas : 5 kelas

3. Ruang perpustakaan : 1 ruang

4. Ruang praktek : 3 ruang

5. Ruang keterampilan : 1 ruang

6. Ruang kepala sekolah : 1 ruang

7. Ruang guru : 1 ruang

8. Ruang aula : 1 ruang

9. Ruang gudang : 1 ruang

10.Ruang toilet : 4 ruang

(62)

I. Visi dan Misi SMK Penerbangan SPAN

Visi SMK penerbangan SPAN:

Terwujudnya SDM yang berkualitas dibidang penerbangan dan

kedirgantaraan. Untuk mencapai visi tersebut, perlu di lakukan suatu misi

yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.

Misi SMK Penerbangan SPAN dirumuskan sebagai berikut:

1. Menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja terdidik dan terampil di

bidang penerbangan dan kedirgantaraan.

2. Melaksanakan diklat khusus untuk pengembangan jiwa kewirausahaan

dibidang penerbangan dan kedirgantaraan.

J. Sistem Penilaian Kinerja yang telah digunakan

Supervisi Penilaian Kinerja Guru, yaitu bantuan dalam pengembangan

situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Tujuannya

adalah meningkatkan mutu kinerja guru, meningkatkan keefektifan kurikulum

sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik, meningkatkan keefektifan

dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan

dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan

siswa, meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam

mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal, serta meningkatkan

kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan

tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang

(63)

K. Struktur Organisasi

Struktur organisasi SMK Penerbangan SPAN Padang

(64)

46

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Menterjemahkan visi dan misi sekolah ke dalam empat perspektif dalam

metode balanced scorecard

Visi dan misi sekolah dapat diterjemahkan ke dalam tiap perspektif

dalam metode balanced scorecard sebagai berikut:

1. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan menggambarkan pelayanan yang berkualitas bagi

masyarakat. Perspektif ini merupakan indikator bagaimana pelanggan

melihat organisasi dan sebaliknya juga, bagaimana organisasi

memandang pelanggan. Penilaian dalam perspektif ini akan

memberikan gambaran bagaimana kinerja sekolah secara keseluruhan

(65)

Ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan

perspektif pelanggan dapat dilihat dalam tabel berikut:

(66)
(67)

2. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan menggambarkan pemberian pelayanan yang

efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia sumber

daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana rencana organisasi.

Ukuran strategik yang digunakan untuk menilai kinerja SMK Penerbangan

SPAN dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 11. Ukuran Kinerja Perspektif Keuangan Aspek Tema-tema

Strategik

Tujuan-tujuan Strategik

Ukuran-ukuran Strategik

KEUANGAN

Laporan Keuangan

Kemandirian keuangan

Peningkatan kemandirian keuangan

Rasio biaya operasional terhadap total dan biaya program

(68)

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif ini menilai segala kegiatan dalam kaitan dengan tujuan

sekolah. Penilaian ini akan menggambarkan tingkat pencapaian tujuan

keseluruhan sekolah.

Tabel 12. Ukuran Kinerja Proses Bisnis Internal

Indikator

Pengadaan program ekstrakurikuler baru Pengadaan try-out bersama

Pengadaan lomba antar sekolah

Program promosi sekolah Program magang

Jumlah guru Jumlah siswa

Rasio guru per siswa

Nilai rata-rata kelulusan (NEM) Prosentase kelulusan UAN Jumlah ruang kelas

Presentase lulusan diterima disekolah favorit

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan semua

anggota organisasi. Perspektif ini memuat indikator mengenai seberapa

jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat

(69)

yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan dapat dilihat dalam tabel berikut:

(70)
(71)

Penterjemahan visi dan misi ke dalam sasaran-sasaran strategik dapat

digambarkan melalui skema hubungan sebab akibat berdasarkan empat

perspektif dalam metode balanced scorecard, sehingga dapat diketahui

dengan lebih jelas keterkaitan antara sasaran strategik yang satu dengan

sasaran strategik yang lain. Skema hubungan sebab akibat ini dapat dilihat

dalam gambar 4 berikut ini:

Visi:

Terwujudnya SDM yang berkualitas dibidang penerbangan dan

kedirgantaraan. Untuk mencapai visi tersebut, perlu di lakukan suatu misi

yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.

Misi:

1. Menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja terdidik dan terampil di

bidang penerbangan dan kedirgantaraan.

2. Melaksanakan diklat khusus untuk pengembangan jiwa kewirausahaan

(72)

Strategi

Gambar 4: Rantai hubungan sebab akibat metode Balanced Scorecard Pelanggan

Peningkatan kualitas siswa

Fasilitas yang lengkap dan memadai

Menjalin relasi yang baik dengan pelanggan &

budaya kerja yang sehat

Pengembangan

(73)

B. Analisa dan Pembahasan Data yang dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja

Sekolah berdasarkan Empat Perspektif.

1. Perspektif Pelanggan

Tujuan strategik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi

empat hal, yaitu pembelajaran yang berkualitas, fasilitas yang memadai,

dan peningkatan pelayanan jasa.

Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja SMK Penerbangan

SPAN berdasarkan perspektif pelanggan adalah data primer yang

diperoleh dari hasil kuesioner yang ditujukan kepada siswa-siswi SMK

Penerbangan SPAN. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui

kepuasan masing-masing kelompok responden terhadap kinerja sekolah.

Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh

masing-masing responden.

a. Kepuasan siswa

Untuk menilai kepuasan siswa, peneliti telah menyebarkan

kuesioner ke sejumlah siswa, dan diperoleh responden sebanyak 102

siswa. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal ini dapat

disusun tabel distribusi frekuensi untuk menilai kepuasan umum

pelanggan internal dan kepuasan pelanggan internal terhadap strategi

(74)

Dari hasil output menunjukkan bahwa ada dua tanda bintang (**

correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed), ini berarti ada

korelasi yang signifikan. Dua bintang menunjukkan tingkat

signifikannya adalah 1 % (0,01).

Tabel (r) untuk signifikansi = 0.01

Dengan derajat kebebasan (dk= n –2 = 102 -2 = 100) sehingga di dapat

tabel (r) = 0,254.

Tabel 14. Statistik Reabilitas

Cronbach's Alpha N of Items

0,754 11

Tabel 15. Keputusan Analisis Validitas

ITEM N = 102

Hitung (r) Tabel (r) = 0,254 Signifikansi = 0,01 ; dk-n-2

Keputusan

1 0,680 0,254 Valid

2 0,693 0,254 Valid

3 0,693 0,254 Valid

4 0,625 0,254 Valid

5 0,532 0,254 Valid

6 0,589 0,254 Valid

7 0,661 0,254 Valid

8 0,653 0,254 Valid

9 0,546 0,254 Valid

(75)

Keterangan:

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti reliabel.

Responden yang diperoleh sebanyak 102 responden. Untuk

mengetahui tingkat validitas dapat di lihat dari Corrected Item-Total

Correlation yang merupakan korelasi antara skor total item (nilai r

hitung) dibandingkan dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari

nilai r tabel maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan

distribusi untuk signifikan = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n

-2= 102 – 2= 100) sehingga di dapat r tabel = 0,254.

1) Kepuasan umum

Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 10) = 50

Skor minimum yang mungkin diperoleh = ( 1 x 5) = 5

Rentang nilai = ( 50 - 5) = 45

Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah

(76)

Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Tiga Tujuan Strategik yang di ukur

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

38 – 45 15 0,147 Sangat Puas 31 – 37 46 0,451 Puas 24 – 30 28 0,274 Netral 17 – 23 11 0,108 Kurang Puas 10 – 16 2 0,020 Tidak Puas Jumlah 102 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa 14,7%

siswa merasa sangat puas, 45% siswa merasa puas, 27,4% siswa

bersikap netral, 10,8% siswa merasa kurang puas, dan 2% siswa

merasa tidak puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa

rata-rata siswa merasa puas terhadap proses belajara mengajar, fasilitas

yang memadai, pelayanan jasa sekolah, dan pengembangan kualitas

siswa yang telah diselenggarakan oleh SMK Penerbangan SPAN.

2) Kepuasan pelanggan internal terhadap proses belajar mengajar Strategi

ini diukur dengan menggunakan lima ukuran srategik, yaitu

pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, penggunaan

buku-buku acuan sesuai perkembangan zaman, mendidik siswa mejadi

manusia yang berkepribadian dan disiplin, serta melatih siswa untuk

(77)

Nilai maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 6 ) = 30

Nilai minimim yang mungkin diperoleh = ( 1 x 6 ) = 6

Rentang nilai = (30 – 6 ) = 24

Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A2.

Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

26 – 30 31 0,304 Sangat Puas 21 – 25 37 0,363 Puas 16 – 20 23 0,225 Netral 11 – 15 6 0,059 Kurang Puas 06 – 10 5 0,049 Tidak Puas Jumlah 102 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa 30,4%

siswa meras sangat puas, 36,3% siswa merasa puas, 22,5% siswa

bersikap netral, 6% siswa merasa kurang puas, dan 5% siswa merasa

tidak puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata

siswa merasa puas terhadap proses belajar yang telah diselenggarakan

(78)

3) Kepuasan pelanggan internal terhadap fasilitas yang memadai

Strategi ini diukur dengan menggunakan satu metode yaitu lingkungan

dan fasilitas yang menunjang.

Nilai maksimum yang mungkin akan diperoleh = (5 x 1) = 5

Nilai minimum yang mungkin akan diperoleh = (1 x 1 ) = 1

Rentang nilai = (5 - 1 ) = 4

Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah

diurutkan dapat dilihat di lampiran_A3.

Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Fasilitas yang Memadai

Kelas Interval

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa 19,6%

siswa merasa sangat puas, 32,4% siswa merasa puas, 14,7% siswa

bersikap netral, 21,6% siswa merasa kurang puas, dan 11,7% siswa

merasa tidak puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa

rata-rata siswa masih merasa kurang puas terhadap fasilitas yang

(79)

diperoleh oleh pihak sekolah, diketahui bahwa fasilitas masih kurang

lengkap dikarenakan luas bangunan yang belum memadai, tetapi

pertengahan tahun 2014 SMK Penerbangan SPAN akan pindah ke

bangunan baru yang akan selesai dibangun pada pertengahan tahun

2014.

4) Kepuasan pelanggan internal terhadap pelayanan jasa sekolah

Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu kualitas

pelayanan terhadap siswa dan kualitas sistem pelayanan adminsitrasi.

Nilai maksimum yang mungkin diperoleh = ( 5 x 3 ) = 15

Nilai minimum yang mungkin diperoleh = ( 1 x 3 ) = 3

Rentang nilai = (15 - 3 ) = 12

Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah

Gambar

Tabel 41. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN menurut
Gambar IV. Rantai hubungan sebab akibat metode Balanced Scorecard .......     54
Gambar 1: Balanced Scorecard untuk organisasi nirlaba (Indrajit dan
Gambar 2: Kerangka konsep “balanced scorecard” dalam konteks sekolah.
+7

Referensi

Dokumen terkait

And simultaneousy LDR, LAR, IPR, NPL, APB,IRR, PDN, BOPO, and FBIR that reprensented liquidity risk,credit risk, market risk, and operasional risk partially

Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara singkat adalah sbb: Air panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan ke Steam receiving header,

Program proyek akhir arsitektur ini yang berjudul “ Rumah Retret Kristen

Tentu beralasan jika etika sekretaris pada saat melaksanakan tugasnya memiliki peran yang sangat penting untuk dapat diaplikasikan ketika sekretaris harus membina

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan komposisi bahan dan tingkat konsentrasi minyak atsiri pada produk lilin aromaterapi, jenis aroma

Ketiga prinsip ini menurut penulis sedikit banyak adalah perpaduan antara konsep negara Islam yang pernah dipraktekkan oleh Nabi dan juga bisa dikatakan sebagai jawaban

Tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis aktivitas komunikasi pemasaran Balikpapan TV dalam menarik minat pengiklan; 2) Menganalisis hambatan yang dihadapi

Dari berbagai fakta tersebut di atas, para ahli saat ini berpendapat bahwa kolonisasi mikrobiota saluran cerna di masa awal kehidupan anak akan sangat menentukan pembentukan