ANALISIS PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Hedwiq Katerina
NIM: 102114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
ANALISIS PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh: Hedwiq Katerina
NIM: 102114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
“Yang Anda pikirkan, menentukan yang Anda lakukan.
Dan yang Anda lakukan, menentukan yang Anda hasilkan.
Maka ukuran dan kualitas dari pikiran Anda,menentukan ukuran dan kualitas
hasil dari pekerjaan Anda.”
If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done. Success is a journey, not a destination.
Tak ada rahasia untuk manggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan. (Mario Teguh)
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Kedua orang tuaku dan adekku yang kusayangi
Kakek dan nenekku (alm) yang tercinta
Anter L Sigiro yang selalu memberi semangat
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUSAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
x
D. Penerapan Metode Balanced Scorecard pada Lembaga
Pendidikan ... 14
1. Perubahan konsep metode Balanced Scorecard ... 14
2. Perspektif Metode Balanced Scorecard untuk Lembaga Pendidikan ... 16
J. Sistem Penilaian Kinerja yang telah digunakan... 44
K. Struktur Organisasi ... 45
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Menterjemahkan Visi dan Misi Sekolah ke dalam Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard ... 46
1. Perspektif Pelanggan ... 46
2. Perspektif Keuangan ... 49
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 50
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 50
B. Analisa dan Pembahasan Data yang dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja Sekolah berdasarkan Empat Perspektif ... 55
1. Perspektif Pelanggan ... 55
2. Perspektif Keuangan ... 65
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 71
xi
C. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Empat
Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard ... 90
1. Perspektif Pelanggan ... 90
2. Perspektif Keuangan ... 92
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 94
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 95
D. Penilaian Kinerja secara Keseluruhan ... 97
BAB VI PENUTUP ... 99
A. Kesimpulan ... 99
B. Keterbatasan Penelitian ... 100
C. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 102
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Sekunder Prespektif Proses Bisnis Internal ... 32
Tabel 2. Data Sekunder Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 33
Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer ... 33
Tabel 4. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 34
Tabel 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah untuk masing-masing Perspektif ... 35
Tabel 6. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan ... 36
Tabel 7. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 37
Tabel 8. Perkembangan Jumlah Siswa SMK Penerbangan SPAN ... 40
Tabel 9. Program Magang SMK Penerbangan SPAN ... 41
Tabel 10. Ukuran Strategik Perspektif Pelanggan ... 47
Tabel 11. Ukuran Kinerja Perspektif Keuangan ... 49
Tabel 12. Ukuran Kinerja Proses Bisnis Internal ... 52
Tabel 13. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 51
Tabel 14. Statistik Reabilitas ... 56
Tabel 15. Keputusan Analisis Validitas ………... ... 56
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal Terhadap Tiga Tujuan Strategik yang diukur ... 58
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar ... 59
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Fasilitas yang Memadai ... 60
xiii
Tabel 20. Perhitungan Total Biaya Administrasi Non Program ... 65
Tabel 21. Perhitungan Total Biaya Program ... 65
Tabel 22. Perhitungan Rasio Biaya Operasional Terhadap Total Biaya Program ... 66
Tabel 23. Perhitungan Total Pendapatan Donasi ... 66
Tabel 24. Perhitungan Rasio Biaya Program ke Pendapatan Donasi ... 67
Tabel 25. Perhitungan Biaya Rata-rata per Siswa ... 67
Tabel 26. Data sekunder Prespektif Proses Bisnis Internal ... 71
Tabel 27. Statistik Reabilitas ... 77
Tabel 28. Keputusan Analisis Validitas ……….. ... 77
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan Terhadap Empat Tujuan Strategik yang diukur ... 79
Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja ... 80
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kemampuan Guru dan Karyawan ... 81
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Penciptaan Iklim dan Budaya Kerja ... 82
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kesejahteraan Guru dan Karyawan ... 83
Tabel 34. Data sekunder Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 84
Tabel 35. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan 90 Tabel 36. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Pelanggan ... 91
Tabel 37. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 92
Tabel 38. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN menurut Perspektif Keuangan ... 93
xiv
Tabel 40. Penilaian Ukuran Strategik dalam Perspektif Pembelajaran
dan Pertumbuhan ... 95
Tabel 41. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN menurut
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 96
Tabel 42. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 97
Tabel 43. Penilaian Kinerja SMK Penerbangan SPAN secara Keseluruhan dan menurut Empat Perspektif dalam
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I. Balanced Scorecard untuk Organisasi Nirlaba ... 15
Gambar II. Kerangka Konsep “Balanced Scorecard” dalam Konteks Sekolah 24
Gambar III. Struktur Organisasi SMK Penerbangan SPAN Padang
Tahun Ajaran 2012/2013 ... 45
xvi ABSTRAK
ANALISIS PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD
(Studi Kasus di SMK Penerbangan SPAN Padang)
Hedwiq Katerina NIM: 102114008 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Saat ini, penilaian kinerja di lembaga pendidikan masih lebih fokus pada bisnis internal dan jangka pendek. Penelitian ini membahas tentang penilaian kinerja lembaga pendidikan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard. Penelitian ini penting karena metode ini dapat menilai jangka pendek dan jangka panjang, kuantitatif dan kualitatif, dan keuangan dan non-keuangan.
Penelitian ini merupakan studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan metode dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive dan convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio dan statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1). perspektif pelanggan, kinerja sekolah adalah baik (rata-rata 4 dari 5); (2). kinerja keuangan, kinerja sekolah adalah baik (skor 4 dari 5); (3). Proses bisnis internal, kinerja sekolah adalah baik (skor 4 dari 5); (4). perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, kinerja sekolah adalah baik (rata-rata 4 dari 5). Dari pengukuran empat perspektif, kinerja SMK Penerbangan SPAN adalah baik.
xvii ABSTRACT
PERFORMANCE EVALUATION ANALYSIS OF EDUCATIONAL INSTITUTIONS USING BALANCED SCORECARD METHOD
(A Case Study At The Flight Vocational School SPAN, In Padang)
Hedwiq Katerina NIM: 102114008 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
Nowadays, performance evaluation in educational institution is still more focused on internal business and short-term orientation. This research discuses about performance evaluation of educational institution using Balanced Scorecard as a method. The research is important because the method can evaluate short-term and long-term, quantitative and qualitative, as well as financial and non-financial management performance.
The research is a case study. The data were obtained using questionnaire, interviews, and documentation methods. The sampling techniques used were purposive and convenience sampling. The data analysis techniques used were ratio analysis and descriptive statistics.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan fasilitas publik dan kebutuhan utama masyarakat
dilaksanakan oleh organisasi sektor publik. Sektor publik berhubungan
dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada publik.
Adapun bidang-bidang yang termasuk dalam golongan sektor publik antara
lain: bidang kesehatan, keamanan, transportasi umum, dan pendidikan. Selain
pemerintah, swasta juga ikut serta mengelola bidang-bidang sektor publik.
Pada umumnya organisasi sektor publik merupakan organisasi yang tidak
menempatkan profitabilitas sebagai tujuan utama organisasi. Fokus utama
organisasi-organisasi penyedia layanan publik ini adalah tercapainya tujuan
untuk melayani masyarakat dan kepuasan pengguna barang atau jasa publik.
Tingkat ketercapaian tujuan suatu organisasi dapat diketahui melalui
pengukuran kinerja.
“Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam
Menurut Roberton (2002), “Pengukuran kinerja (performance
measurement) merupakan suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi
atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa,
kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada
pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan
dibandingkan dengan maksud yang diinginkan, dan efektifitas tindakan dalam
mencapai tujuan “ (Mahsun, 2006).
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengukuran kinerja adalah
metode balanced scorecard. Ide tentang balanced scorecrad pertama kali
dipublikasikan dalam artikel Robert S. Kaplan dan David P. Norton di
Harvard Bunisess Review tahun 1992 dalam sebuah artikel berjudul
“Balanced Scorecard-Measure that Drive Performance”. Metode balanced
scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan visi,
misi, dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional
(Hansen dan Mowen, 2003 dalam Imelda, 2004).
Pada mulanya metode balanced scorecard digunakan untuk mengukur
kinerja organisasi profit. Karena kemampuannya untuk mengakomodasi
ukuran kinerja keuangan maupun non-keuangan, kini banyak organisasi
sektor publik menerapkan metode balanced scorecard untuk mengukur
mencakup 4 (empat) perspektif, yaitu: perspektif keuangan (financial
perspective), perspektif pelanggan (customer perspective), perspektif bisnis
internal (internal business process perspective), dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan (learning and growth perspective).
SMK Penerbangan SPAN padang merupakan salah satu sekolah
menengah kejuruan yang terdapat di Kota Padang dan beralamat di Jalan Raya
Bypass Km 15 Padang (Sumatera Barat), sebagai wujud dari komitmennya
untuk menjadi institusi pendidikan yang berkualitas dan memberikan layanan
terbaik kepada para stakeholders, SMK Penerbangan SPAN Padang terus
berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja manajemen
sekolah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kinerja sekolah secara
menyeluruh, meliputi informasi kinerja keuangan maupun non-keuangan.
Balanced scorecard dapat menjadi pendekatan pengukuran kinerja yang
digunakan untuk menyediakan gambaran kinerja secara komprehensif. Empat
perspektif yang ditawarkan Grayson (2004) dapat mengakomodasikan
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja SMK Penerbangan SPAN Padang apabila diukur dengan
menggunakan metode balanced scorecard?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kinerja sekolah berdasarkan
empat perspektif yang ada, yaitu: perspektif pelanggan (customer
perspective), perspektif keuangan (financial perspective), perspektif proses
bisnis internal (internal business process perspective), serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak sekolah
Hasil penelitian ini dapat menyediakan alternatif metode pengukuran
kinerja SMK Penerbangan SPAN Padang.
2. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenal
3. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk memperoleh
pengalaman dan pengetahuan dari dunia nyata khususnya mengenai
pengukuran kinerja organisasi sektor publik dan balanced scorecard.
E. Sistematika Penulisan:
Sistematika penulisan yang diterapkan adalah:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai pedoman
dalam mengolah dan menganalisa data serta hasil penelitian
terdahulu.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan
sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini membahas profil SMK Penerbangan SPAN Padang:
sejarah, visi, misi, dan strategi SMK Penerbangan SPAN Padang,
BAB V : Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini meliputi diskripsi data, analisa data, serta hasil penelitian
dan interpretasi.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,
keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik
untuk pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur
pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission
accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa
ataupun suatu proses (Yuwono, 2002). Sementara itu, menurut Fahmi
(2006: 63), “Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan
visi”. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah suatu
bentuk prestasi pencapaian perusahaan dalam kegiatan operasional di
berbagai aspek sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Definisi-definisi pengukuran kinerja yang telah dikemukakan
tersebut menggambarkan dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan
pengukuran kinerja yaitu sebuah proses kegiatan penilaian terhadap
kinerja dengan variabel tertentu yang sesuai dengan faktor-faktor yang
membentuk kinerja tersebut untuk melihat apakah tujuan dari lembaga
B. Organisasi Sektor Publik
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik
Organisasi sektor publik adalah organisasi yang berhubungan
dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa kepada
publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang
diatur dengan hukum. Cakupan organisasi sektor publik antara satu
negara dengan negara yang lain sering tidak sama, dan bahkan sering
berubah-ubah, tergantung pada kejadian historis dan suasana politik
yang berkembang.
“Khusus untuk Negara Indonesia, yang termasuk sektor publik
antara lain meliputi: pemerintahan pusat, pemerintahan daerah,
perusahaan dimana pemerintah memiliki saham (BUMN dan BUMD),
organisasi bidang pendidikan, kesehatan, dan organisasi massa
(Mahsun 2006:13)”.
2. Area Organisasi Sektor Publik
Area organisasi sektor publik memiliki beberapa batasan daerah,
antara lain meliputi:
a. Penyelenggaraan layanan atau pengadaan barang kebutuhan umum
b. Bukan konsumsi individual
c. Pemerintah ikut mengendalikan dengan saham atau sejumlah
regulasi yang mengikat
3. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik
Pengukuran kinerja sektor publik digunakan untuk menilai prestasi
manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Pengukuran kinerja
sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer
dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik.
Organisasi sektor publik terdiri dari unit-unit yang saling terkait
dan memiliki fungsi yang sama yaitu melayani masyarakat. Oleh
karena itu, organisasi ini harus dapat menterjemahkan misinya ke
dalam strategi, tujuan, ukuran, serta target yang ingin dicapai, sehingga
misi organisasi dapat tercapai (Imelda, 2004).
Dengan demikian, melalui pengukuran kinerja, dasar pengambilan
keputusan yang masuk akal dapat dikembangkan dan
C. Konsep Metode Balanced Scorecard
1. Pengertian Metode Balanced Scorecard
Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Balanced dan
Scorecard. Adapun beberapa pengertian Balanced Scorecard menurut
beberapa ahli:
a. Menurut Kaplan dan Norton (1996) Balanced Scorecard terdiri
dari 2 kata, yaitu:
Scorecard: Yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil
kinerja seseorang yang nantinya digunakan untuk membandingkan
dengan hasil kinerja yang sesungguhnya.
Balanced: Menunjukkan bahwa kinerja personil atau karyawan
diukur secara seimbang dan dipandang dari 2 aspek, yaitu
keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang,
dan dari segi intern maupun ekstern.
b. Menurut Yuwono, dkk (2003)
Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen,
pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat, dan
komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer
tentang kinerja bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang
unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan
c. Menurut Mulyadi (2005)
Balanced Scorecard adalah alat manajemen pada saat ini yang
digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam
melipatgandakan kinerja keuangannya. Dari beberapa pengertian di
atas dapat ditarik kesimpulan bahwa balanced scorecard
merupakan alat ukur manajemen yang mampu
mengimplementasikan tujuan strategi organisasi melalui 4
perspektif dasarnya (pelanggan, keuangan, proses bisnis internal,
dan pembelajaran dan pertumbuhan), dengan tujuan meningkatkan
performa organisasi dalam jangka panjang.
2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard
Keunggulan metode balanced scorecard menurut Mulyadi (2001:
18):
a. Komprehensif
Balanced scorecard menekankan pengukuran kinerja tidak
hanya aspek kuantitatif saja, tetapi juga aspek kualitatif.
Keempat perspektif menyediakan keseimbangan
antara pengukuran eksternal seperti laba, sedangkan pada
b. Koheren
Balanced scorecard mengharuskan personil untuk menentukan
hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran yang
dihasilkan dalam setiap perencanaan. Setiap sasaran yang
ditetapkan dalam perspektif keuangan harus mempunyai
hubungan kausal dengan sasaran keuangan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
c. Seimbang
Keseimbangan sasaran yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan penting untuk menghasilkan kinerja keuangan
yang berjangka panjang.
d. Terukur
Keterukuran sasaran yang dihasilkan oleh sistem perencanaan
menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran yang dihasilkan
oleh sistem tersebut. Balanced scorecard mengukur
sasaran-sasaran yang sulit untuk diukur. Sasaran pada perspektif
pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan
pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah untuk
diukur, namun dalam balanced scorecard sasaran ketiga
3. Balanced Scorecard sebagai Alat Perencanaan Strategik
Dalam perkembangan selanjutnya, metode balanced scorecard
tidak hanya digunakan sebagai sistem ukuran kinerja, tetapi juga
digunakan sebagai suatu sistem manajemen, karena pengembangan
sistem pengukuran sekaligus dapat digunakan sebagai sarana, yang
pada hakekatnya menyangkut suatu sistem manajemen, khususnya
manajemen strategik. Metode balanced scorecard dapat digunakan
sebagai sarana untuk:
a. Menjelaskan dan menterjemahkan visi dan startegi
b. Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategi dan
ukuran
c. Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif
strategi
d. Melancarkan umpan balik dan penyempurnaan strategi (Indrajit
D. Penerapan Metode Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan
1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard
Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi
sektor publik. Menurut Imelda, untuk dapat memenuhi kebutuhan
organisasi sektor publik yang berbeda organisasi bisnis, maka sebelum
digunakan perlu ada beberapa perubahan dalam konsep metode
balanced scorecard. Perubahan ini antara lain:
a. Perubahan framework, dimana yang menjadi drive dalam balanced
scorecard untuk sektor publik adalah misi untuk melayani
masyarakat
b. Perubahan posisi antara perspektif pelanggan dan perspektif
keuangan
c. Perspektif pelanggan menjadi perspektif pelanggan dan
stakeholders
d. Perubahan perspektif learning and growth menjadi employess and
organization capacity ( Imelda, 2004)
Menurut Niven, seperti dikutip oleh Indrajit dan Djokopranoto
(2006: 135), bentuk penyesuaian terpenting adalah pada perspektif
pelanggan yang menjadi urutan pertama, karena sangat berhubungan
Berikut adalah gambaran penerapan matode balanced scorecard pada
organsasi nirlaba:
Gambar 1: Balanced Scorecard untuk organisasi nirlaba (Indrajit dan
Djokopranoto 2006: 135).
MISI
PERSPEKTIF
KEUANGAN
PERSPEKTIF
PROSES BISNIS
INTERNAL PERSPEKTIF
PELANGGAN
STRATEGI
PERSPEKTIF
PEMBELAJARAN &
2. Perspektif Metode Balanced Scorecard untuk Lembaga Pendidikan
Misi organisasi sektor publik adalah melayani dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dari misi ini dapat diformulasikan kedalam
strategi-strategi yang akan dilakukan. Strategi ini kemudian
diterjemahkan dalam empat perspektif:
a. Perspektif pelanggan
Perspektif pelanggan menggambarkan pelayanan yang
berkualitas bagi masyarakat. Perspektif ini merupakan indikator
bagaimana pelanggan melihat organisasi dan sebaliknya juga,
bagaimana organisasi memandang mereka.
Dalam lembaga pendidikan, pelanggan disini, yaitu pelanggan
internal. Yang termasuk pelanggan internal adalah siswa-siswi
yang terdaftar dalam lembaga pendidikan tersebut. Stakeholders
dari lembaga pendidikan ini antara lain: orang tua murid, komite
sekolah, tokoh-tokoh masyarakat, pengawas, aparat dinas
pendidikan, alumni, unsur profesi, dan pengusaha (Usman 2006:
364).
Indikator yang dapat digunakan untuk menilai perspektif ini
adalah tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui
survei pelanggan, serta sikap dan perilaku pelanggan yang dapat
b. Perspektif keuangan
Perspektif keuangan menggambarkan pemberian pelayanan
yang efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang
penyedia sumber daya dan ketercapaian target keuangan
sebagaimana rencana organisasi. Semua organisasi laba menerima
dana dari bermacam-macam sumber untuk membiayai pelaksanaan
misinya. Jika organisasi terus menerus mampu mengumpulkan
dana yang melebihi atau mampu menutupi pembiayaan, maka
usaha tersebut akan berhasil. Kecukupan dana tidak hanya
tergantung pada banyaknya dana yang dapat dikumpulkan, tetapi
juga pada kemampuan mengelola dana tersebut (Indrajit dan
Djokopranoto 2006: 170).
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perspektif ini
adalah rasio keuangan, yaitu suatu teknik analisis untuk
mengetahui dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan
keuangan lain secara individu atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut. Indikator penilaian yang sering digunakan adalah rasio
kinerja operasi, rasio posisi keuangan, nilai organisasi, dan tertib
keuangan. Selain itu juga dapat digunakan data primer yang
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif ini menggambarkan proses-proses yang penting bagi
organisasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Perspektif ini mencakup indikator produktivitas, kualitas, waktu
penyerahan, dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan untuk
menentukan apakah proses telah mengalami peningkatan, sejajar
dengan benchmark, dan atau telah mencapai target dan sasaran
(Mahsun 2006: 171).
Tahapan proses internal ini meliputi: proses inovasi
(indentifikasi kebutuhan pasar penciptaan produk baru), proses
operasi (pembuatan dan penjualan atau penyarahan produk), dan
proses pembelian pelayanan purna jual (Indrajit dan Djokopranoto
2006: 192).
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan
semua anggota organisasi. Perspektif ini memuat indikator
mengenai seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau
bagaimana hal ini dapat memberikan konstribusi bagi keberhasilan
di masa depan.
Dalam perspektif pertumbuhan, ada tiga kategori prinsip yang
penting, yaitu kapabilitas karyawan, kapabilitas sistem informasi,
serta kapabilitas motivasi, pemberdayaan, dan penyelarasan. Hasil
karyawan lama dan atau yang sudah berpengalaman (retensi
tinggi). Hal ini akan terjadi apabila kepuasan karyawan tinggi
karena hal ini akan memberikan motivasi yang tinggi pula bagi
karyawan. Kepuasan akan timbul apabila memiliki kompetensi
serta didukung oleh infrastruktur dibidang teknologi yang
dibutuhkan, suasana dan kondisi kerja (Indrajit dan Djokopranoto
2006: 220).
E. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang penerapan metode balanced scorecard untuk
lembaga pendidikan pernah dilakukan sebelumnya. Pada tahun 2000,
Sutherland mengungkapkan bahwa Rossier School of Education di
Universitas California Utara telah menerapkan metode balanced
scorecard. Kemudian tahun 2003, Cullen, Joyce, Hassall dan Broadsent
juga telah melakukan penelitian tentang metode ini dan menyimpulkan
bahwa metode balanced scorecard dapat digunakan dalam institusi
pendidikan untuk memperbaiki manajemen dan memonitor kinerja
(Demitrius dan Patricia, 2005).
Grayson (2004) juga mengungkapkan hal senada. Ia berpendapat
bahwa strategi manajemen merupakan hal yang paling penting bagi sebuah
organisasi, dan metode balanced scorecard merupakan metode yang baik
untuk mengelola suatu organisasi, khususnya dalam “Oack Knoll Private
Pada tahun 2005, Demitrius dan Patricia juga melakukan penelitian
tentang hal ini. Mereka mengungkapkan bahwa metode balanced
scorecard bisa diaplikasikan dalam sektor pendidikan, walaupun masih
sedikit penelitian tentang hal ini. Untuk mengaplikasikan metode balanced
scorecard ini dalam sektor pendidikan, perlu dipahami adanya perbedaaan
antara sektor bisnis dan sektor pendidikan. Pada sektor bisnis, perspektif
keuangan menjadi lagging indicator, sedangkan dalam sektor pendidikan
yang menjadi lagging indicator yaitu student learning result. Unsur-unsur
yang merupakan leading indicator dalam sektor pendidikan menurut
Demetria dan patricia adalah:
1. Student learning results
Pengukuran ini didasarkan pada berbagai macam metode pembelajaran
yang digunakan. Student learning results menggambarkan misi umum
organisasi, pengembangan tujuan, dan sekaligus juga menunjukkan
taksiran mutu pembelajaran siswa.
2. Student and stakeholder focused results
Kepuasan siswa dan stakeholder diukur melalui program pendidikan
dan perencanaan jasa atau pelayanan, penyerahan, interaksi, dan
transaksi yang nampak dalam perkembangan dan pembelajaran siswa
serta tindakan siswa dan stakeholder di masa yang akan datang.
3. Budgetary, financial, and market results
Pengukuran dilakukan dengan memperhitungkan besarnya
biaya per SKS, pengalokasian sumber daya dari sektor lain untuk
tujuan pendidikan, serta beasiswa.
4. Faculty and staff results
Meliputi tingkat inovasi dan perencanaan; kelengkapan kursus atau
program pendidikan; pelajaran, peningkatan kinerja
kegiatan/pekerjaan; tingkat pelatihan, kerja sama dan teamwork; saling
berbagai (sharing) pengetahuan dan pengalaman antar fungsi kerja,
unit dan lokasi kerja, perbaikan tenaga kerja; kepuasan dan
ketidakpuasan.
5. Organizational effectiveness results
Unsur ini meliputi pengukuran kinerja operasi internal pokok, antara
lain kapasitas untuk meningkatkan kinerja siswa, perkembangan siswa,
iklim pendidikan, indikator respon atas kebutuhan siswa dan
stakeholder, kinerja pemasok dan rekan kerja (partner), ukuran pokok
atau indikator keberhasilan strategi organisasi dn implementasi.
6. Governance and social responsibility results
Unsur ini menyangkat perhitungan fiskal, meliputi internal dan
eksternal; ukuran atau indictor budaya etik dan kepercayaan
stakeholder atas pemerintah/kepemimpinan organisasi; peraturan dan
Pada tahun 2003, Jony Oktavian juga pernah melakukan penelitian
tentang Kristen Satya Wacana (FE-SWCU). Dalam penelitian ini Jony
menemukan adanya beberapa faktor yang menunjang penerapan metode
balanced scorecard, dan beberapa faktor yang menghambat penerapan
metode ini. Faktor yang menunjang antara lain (1) adanya kualitas kinerja
pengajar yang bagus. (2) arus globalisasi mendorong timbulnya kebutuhan
metode balanced scorecard sebagai sistem manajemen strategik sumber
daya keuangan dan non keuangan untuk mengimplementasikan metode
balanced scorecard. Faktor-faktor yang menghambat penerapan metode
balanced scorecard antara lain: (1) FE-SWCU merupakan bagian dari
unversitas, jadi setiap keputusan yang besar harus dikonsultasikan dengan
pihak universitas terlebih dahulu; (2) adanya beberapa orang dalam
fakultas yang berasumsi bahwa metode balanced scorecard adalah “old
wine in the new batlle”, dan (3) tidak ada jaminan bahwa dengan
menerapkan metode balanced scorecard, FE-SWCU akan mengalami
Menurut Rusmini (2005), langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
sekolah dalam mengimplementasikan metode balanced scorecard adalah:
a. Mengenal secara pasti kehendak dan kebutuhan stakeholder, orang tua,
dan pihak internal lembaga pendidikan, karena strategi, visi, dan misi
lembaga harus selaras dengan kehendak dan kebutuhan pelanggan.
b. Melakukan analisis mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman lembaga pendidikan. Hal ini penting untuk menghasilkan
strategi yang sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan.
c. Menyusun strategi berdasarkan analisa kelemahan, kekuatan, peluang,
dan ancaman. Strategi ini kemudian dijabarkan dalam empat perspektif
kerangka metode balanced scorecard, untuk mencapai misi lembaga.
d. Menghubungkan komponen strategi yang ada melalui pendekatan
“Cause and Effect”, untuk mengetahui faktor pemicu keberhasilan
strategi.
e. Menyusun indikator pengukuran bagi strategi yang dipilih, untuk
memantapkan dan merealisasikan strategi.
f. Membina hubungan kerja sama dan komitmen yang sungguh-sungguh
Berikut adalah rerangka penerapan metode balanced scorecard dalam
konteks sekolah:
Gambar 2: Kerangka konsep “balanced scorecard” dalam konteks sekolah.
Gabungan dari kerangka konsep BSC oleh Niven (2003) dan Anne Storey (2002),
dalam Rusmini, 2005.
3. tinjauan kepuasan dan sikap
4. kualitas kurikulum program belajar siswa
5. nilai tambah
Misi Sekolah
Perspektifpembelajaran dan pertumbuhan :
1. Mengadakan sistem dan proses perkembangan staf
25
BAB III
METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus yaitu pengumpulan data dengan
beberapa elemen dan kemudian masing-masing elemen teliti, kesimpulan
yang di tarik hanya berlaku untuk elemen-elemen yang diselidiki saja.
Penelitian ini dilakukan pada SMK Penerbangan SPAN Padang dengan
data elemen-elemen yang menjadi tolak ukur dalam pengukuran kinerja
dengan konsep balanced scorecard.
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Penerbangan SPAN Padang
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Febuari – Maret 2014
C. Subjek dan objek penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah :
a. Kepala Sekolah SMK Penerbangan SPAN Padang
b. Guru dan Karyawan SMK Penerbangan SPAN Padang
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah data yang dibutuhkan dalam
pengukuran keempat perspektif dalam metode balanced scorecard,
antara lain adalah laporan keuangan tahun 2012 dan 2013, kuesioner
untuk menilai kepuasan pelanggan, guru dan karyawan serta
wawancara terhadap Kepala Sekolah dan data arsip sekolah.
D. Data yang dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
1. Gambaran umum sekolah, antara lain: sejarah sekolah, visi, dan misi
sekolah
2. Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja berdasarkan empat
perspektif dalam metode balanced scorecard, antara lain:
a. Perspektif pelanggan:
Hasil kuesioner tentang kepuasan pelanggan
b. Perspektif keuangan:
Laporan keuangan untuk periode tahun 2012 dan 2013
c. Perspektif proses bisnis internal:
1) Hasil wawancara kepada Kepala Sekolah
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan:
1) Hasil kuesioner tentang kepuasan guru dan karyawan SMK
Penerbangan SPAN Padang
2) Data dokumentasi sekolah
E. Populasi dan sampel
Populasi dari penelitian ini adalah pelanggan SMK Penerbangan
SPAN. Berdasarkan populasi tersebut peneliti menggunakan metode
sampel secara non probabilitas atau pemilihan non random, yaitu:
convenience sampling atau pengambilan sampel secara nyaman
merupakan teknik pengambilan sampel secara bebas sekehendak peneliti
dan Purposive Sampling atau pengambilan sampel bertujuan dilakukan
dengan pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria
tertentu.
Teknik ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan
internal, yaitu siswa-siswi SMK Pernerbangan SPAN. Kriteria yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah: Siswa-siswi tersebut adalah
siswa-siswi kelas XI dan XII tahun ajaran 2013/2014, dengan
pertimbangan bahwa siswa dan siswi tersebut sudah beberapa tahun
bersekolah di SMK Penerbangan SPAN Padang dan sudah cukup usia
memberikan pendapat atas kuesioner yang berhubungan dengan ruang
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan:
1. Wawancara: diperoleh secara langsung melalui Kepala Sekolah SMK
Penerbangan SPAN Padang.
2. Dokumentasi: diperoleh melalui data yang dimiliki oleh SMK
Penerbangan SPAN Padang.
3. Kuesioner :
Kuesioner ditujukan kepada:
a. Guru dan karyawan SMK Penerbangan SPAN
b. Siswa-siswi SMK Penerbangan SPAN kelas XI dan XII tahun
ajaran 2013/2014
G. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana penerapan metode
balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja SMK Penerbangan
SPAN, maka analisis yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui visi dan misi sekolah.
2. Menterjemahkan visi dan misi sekolah ke dalam empat perspektif
3. Mengumpulkan, Menganalisis, dan Membahas Data yang diperoleh
Dalam Pengukuran Kinerja Sekolah Berdasarkan Empat Perspektif:
a. Perspektif Pelanggan
Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh
melalui kuesioner, yang ditujukan kepada siswa dan siswi SMK
Penerbangan SPAN Padang. Skala yang digunakan untuk
kuesioner adalah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk
mengukur respon subyek ke dalam 5 poin skala dengan interval
yang sama. Pada pertanyaan kuesioner yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar yang berkualitas di kutip dari skripsi
Agnes Eni Suharyanti. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total
skor yang diperoleh masing-masing responden.
b. Perspektif Keuangan
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari
data arsip sekolah yaitu laporan keuangan sekolah periode tahun
2012 dan 2013. Dari laporan keuangan ini kemudian akan dianalisa
dengan menggunakan rasio kinerja operasi. Rasio kinerja operasi
menunjukkan tingkat operasionalisasi lembaga selama periode
Rasio ini menggambarkan seberapa baik suatu kegiatan yang
dilakukan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Rasio biaya operasional terhadap total biaya program
Rasio ini menggambarkan berapa besar perbandingan
antara biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak terkait
langsung dengan misi lembaga dengan biaya yang terkait
langsung dengan program lembaga. Rasio yang besar
menunjukkan bahwa yayasan membutuhkan banyak biaya
administrasi dalam menjalankan programnya. Sebaliknya rasio
yang lebih kecil dari tahun ke tahun menunjukkan lembaga
yang makin efisien. Rasio ini diperoleh dengan rumus:
( total biaya administrasi non program : total biaya program)x
100%
a.1. Total biaya administrasi non program =
(Biaya manajemen umum + Biaya pencarian dana)
a.2. Total biaya program =
2) Rasio biaya program ke pendapatan donasi
Rasio ini diperoleh dengan rumus:
(Biaya program : Jumlah sumbangan)
Apabila hasil perhitungan rasio menunjukkan nilai lebih dari
satu berarti lembaga memiliki sumber dana lain untuk
membiayai programnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
bahwa kinerja lembaga semakin baik karena biaya program
lembaga tidak ditentukan oleh besar kecilnya pendapatan dari
donasi.
3) Biaya rata-rata per siswa
Biaya seluruh anggaran pengeluaran sekolah per tahun
dibagi jumlah seluruh siswa. Ukuran ini menunjukkan tingkat
efisiensi pengelolaan sekolah.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder:
1) Data primer
Data primer di peroleh dari hasil wawancara langsung kepada
2) Data Sekunder
Data diperoleh dari arsip yang dimiliki oleh sekolah. Data
tersebut antara lain meliputi informasi sebagai berikut:
Tabel 1. Data Sekunder Prespektif Proses Bisnis Internal
Indikator
Pengadaan program ekstrakurikuler baru Pengadaan try-out bersama
Pengadaan lomba antar sekolah Program promosi sekolah Program magang
Jumlah siswa
Rasio guru per siswa
Nilai rata-rata kelulusan (NEM) Presentase kelulusan UAN Jumlah ruang kelas
Presentase lulusan diterima disekolah favorit
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder:
1) Data primer
Data yang dibutuhkan adalah kuesioner tentang kepuasan guru
dan karyawan. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor
yang diperoleh masing-masing responden.
2) Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk pengukuran kinerja
sekolah menurut perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Tabel 2. Data Sekunder Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Indikator Tahun Ajaran 2011/2012 2012/2013
Retensi Karyawan dan Guru:
Masa kerja rata-rata guru dan karyawan
Jumlah guru dan karyawan yang pension
Jumlah guru dan karyawan baru Jumlah guru dan karyawan yang pindah kerja
Produktivitas karyawan:
Jumlah guru atau karyawan yang melanjutkan studi
Jumlah guru yang telah sertifikasi Tingkat kehadiran (absensi) guru dan karyawan
Kompetensi Guru dan Karyawan:
Rasio guru berpendidikan S1 Rasio guru dan siswa
Rata-rata pelatihan guru dan karyawan
4. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik:
a. Data primer
Penilaian data primer yang bersumber dari responden dilaksanakan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat puas 5 Sangat baik
Puas 4 Baik
Netral 3 Sedang Kurang puas 2 Kurang baik
b. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan
periode tahun 2012 dan 2013. Penilaian ukuran strategik perspektif
keuangan ditentukan berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 4. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan:
No. Ukuran strategik Kriteria Skor Penilaian Kinerja 2. Rasio biaya program
ke pendapatan donasi
5. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja masing-masing Perspektif
a. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Pelanggan, Proses Bisnis
Internal, dan Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam pengukuran kinerja, ditentukan rentang nilai yang
dapat digunakan untuk memberikan penilaian kinerja dari
ukuran strategi. Penentuan rentang nilai (range) ditentukan
berdasarkan rata-rata skor akhir yang diperoleh masing-masing
perspektif. Karena penilaian skor yang didapat merupakan
angka desimal, maka penentuan nilainya pun dalam bentuk
Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja tersebut dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah untuk masing-masing Perspektif
Rentang Nilai Skor Akhir Kriteria Penilaian Kinerja 1,0 – 1,8 1 Buruk
1,9 – 2,6 2 Kurang 2,7 – 3,4 3 Sedang 3,5 – 4,2 4 Baik 4,3 – 5,0 5 Sangat baik
Penentuan rentang nilai untuk rata-rata skor dianggap sudah
memasuki ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila
sudah melebihi 0,8. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan
rentang penilaian kinerja masing-masing ukuran strategik
antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik) dibagi 5, yaitu kriteria
penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik dan sangat
b. Kriteria penilaian kinerja perspektif keuangan
Kinerja sekolah dilihat dari perspektif keuangan dinilai
berdasarkan kriteria berikut ini:
Tabel 6. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
No. Ukuran strategik Kriteria Skor Penilaian Kinerja 2. Rasio biaya program
ke pendapatan
6. Penentuan Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan
Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif
maka terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat
digunakan sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat
dari empat perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang
penilaian kinerja masing-masing perspektif antara 1 (buruk) sampai 5
(sangat baik) dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang
baik, sedang, baik, dan sangat baik.
Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal,
maka penentuan nilai pun dalam bentuk batas bawah dan batas atas.
Penentuan rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke
Rentang nilai dan kriteria penilaian kinerja yang ditetapkan
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 7. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan Rentang nilai Kriteria Penilaian Kinerja
1,0 – 1,8 Buruk 1,9 – 2,6 Kurang baik 2,7 – 3,4 Sedang 3,5 – 4,2 Baik 4,3 – 5,0 Sangat baik
7. Melakukan Penarikan Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan analisa atas data penelitian yang telah
dilaksanakan pada tahap sebelumnya, peneliti dapat menarik
kesimpulan atas kinerja sekolah dengan menggunakan empat
perspektif dalam metode balanced scorecard. Kesimpulan ini
diungkapkan secara deskriptif. Dalam bagian ini juga diungkapkan
keterbatasan serta saran bagi sekolah, berdasarkan penelitian yang
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Sekolah Menengah kejuruan SPAN ( Penerbangan Angkasa
Nasional)
SMK Penerbangan Angkasa Nasional (S.P.A.N) Padang
merupakan lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan oleh
Yayasan Pengembangan Pembangunan Nasional (YPPN) Sumbar, yang
didirikan oleh Bapak Drs. H. Lamizar Yoena, SH, MH pada tanggal 19
mei 2001. Niat untuk mendirikan SMK Penerbangan (SPAN) Padang ini
disambut baik oleh komandan Pangkalan TNI-AU Padang yang saat itu
dijabat oleh bapak Letkol (Pnb) Hermansyah dan dilanjutkan dengan
Letkol (Pnb) Ras Rendro Bowo S, dengan beberapa kali rangkaian
pertemuan untuk menyampaikan Visi dan Persepsi guna menghadirkan
pendidikan Penerbangan di kota padang.
Sejalan dengan perputaran waktu, maka terlihatlah perkembangan
SMK Penerbangan Angkasa Nasional (S.P.A.N) Padang yang telah
mengalami banyak perbaikan baik sarana dan prasarana, yang disesuaikan
dengan kondisi tuntutan pendidikan kejuruan dan sekaligus melaksanakan
perubahankurikulum terjadwal dan terencana. Lulusan taruna/I SMK
Penerbangan-S.P.A.N Padang dapat dikatakan telah siap untuk diterjunkan
di masyarakat. Dalam hal ini SMK Penerbangan - S.P.A.N Padang telah
mempersiapkan jauh sebelumnya para lulusannya untuk menerpa
maskapai penerbangan guna memperoleh pengetahuan praktis dan wawasan
yang lebih luas sehingga nantinya akan diperoleh tenaga teknisi
pemeliharaan/perawatan pesawat terbang yang lebih profesional maupun
sebagai calon pramugara/i serta pilot untuk maskapai penerbangan sipil. Sejak
SMK Penerbangan – SPAN Padang berdiri hingga saat ini telah mengalami
beberapa kali pergantian pemimpin, dikarenakan konsekuensi peralihan tugas
sebagai pejabat di lingkungan SPAN Padang.
Kepala sekolah yang pertama adalah Kapten (lek) Handoko Ivan
Haryanto (Kadisops) Lanud Padang, dan kepala sekolah sekarang adalah
Drs.Disman Simanihuruk dan dibantu oleh para wakil kepala sekolah, guru,
instruktur, dan staf tata usaha, sedangkan untuk praktek di sekolah, SPAN
Padang juga telah punya pesawat grand comander hibah dari TNI – AD, enjin
pesawat udara dan alat praktek lainnya yang dapat dilihat langsung disekolah,
sekalipun keberadaannya belum maksimal, mudah-mudahan secara bertahap
B. Lokasi
SMK PENERBANGAN – S.P.A.N Padang terletak di Jalan Raya Bypass
KM. 15 Padang Sumatera Barat dengan nomor telepon (0751) – 4485800.
C. Kesiswaan
Jumlah siswa yang bersekolah di SMK Penerbangan SPAN Padang terus
mengalami perkembangan yang menggembirakan dari tahun ke tahun. Berikut
adalah tabel perkembangan siswa tahun ajaran 2009/2010 sampai dengan
tahun ajaran 2012/2013:
Tabel 8. Perkembangan Jumlah Siswa SMK Penerbangan SPAN
Tahun Ajaran Jumlah siswa
2009/2010 56 2010/2011 62 2011/2012 90 2012/2013 147
D. Guru dan Karyawan
Sampai dengan tahun ajaran 2012/2013 ini jumlah guru SMK Penerbangan
SPAN adalah 30 orang, dengan karyawan berjumlah 3 orang.
E. Jurusan / Program Keahlian:
a. Airframe dan Power Plant Maintenance (Motor dan Rangka Pesawat
Udara).
F. Program Magang
Tabel 9. Berikut adalah Program Magang SMK Penerbangan SPAN
Tabel 9. Berikut adalah program magang SMK Penerbangan SPAN (lanjutan)
GMF (Garuda
Maintenance Facility)
3 2 4 Mei/Juni 2-3 bulan PT. Dirgantara Indonesia
Pusdik peenerbad Semarang
4. Studi banding keluar negeri
3 5 Desember 1 minggu
G. Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan SMK Penerbangan SPAN
Di sekolah : pelajaran teori 75% dan praktek 25%
Di luar sekolah : praktek dilaksanakan 75% dan teori 25%
Pelaksanaan praktek (magang) yang telah terlaksana:
1. Semester II praktek di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) atau
tempat sesuai situasi.
2. Semester III di Skadron Teknik 21/SENA di Pondok Cabe Jakarta atau
tempat lain sesuai situasi.
3. Semester IV Praktek di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI)
Curug Tanggerang Jakarta atau Garuda Internasional Training Center
(GITC) Jakarta , atau tempat lain yang sesuai.
4. Semester V tingkat III praktek di Garuda maintenance Facility (GMF)
H. Keadaan Sekolah
Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar, sekolah memiliki
berbagai fasilitas utama. Fasilitas tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Pergedungan : total luas bangunan 700m²
2. Jumlah kelas : 5 kelas
3. Ruang perpustakaan : 1 ruang
4. Ruang praktek : 3 ruang
5. Ruang keterampilan : 1 ruang
6. Ruang kepala sekolah : 1 ruang
7. Ruang guru : 1 ruang
8. Ruang aula : 1 ruang
9. Ruang gudang : 1 ruang
10.Ruang toilet : 4 ruang
I. Visi dan Misi SMK Penerbangan SPAN
Visi SMK penerbangan SPAN:
Terwujudnya SDM yang berkualitas dibidang penerbangan dan
kedirgantaraan. Untuk mencapai visi tersebut, perlu di lakukan suatu misi
yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Misi SMK Penerbangan SPAN dirumuskan sebagai berikut:
1. Menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja terdidik dan terampil di
bidang penerbangan dan kedirgantaraan.
2. Melaksanakan diklat khusus untuk pengembangan jiwa kewirausahaan
dibidang penerbangan dan kedirgantaraan.
J. Sistem Penilaian Kinerja yang telah digunakan
Supervisi Penilaian Kinerja Guru, yaitu bantuan dalam pengembangan
situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Tujuannya
adalah meningkatkan mutu kinerja guru, meningkatkan keefektifan kurikulum
sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik, meningkatkan keefektifan
dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan
siswa, meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam
mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal, serta meningkatkan
kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan
tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
K. Struktur Organisasi
Struktur organisasi SMK Penerbangan SPAN Padang
46
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Menterjemahkan visi dan misi sekolah ke dalam empat perspektif dalam
metode balanced scorecard
Visi dan misi sekolah dapat diterjemahkan ke dalam tiap perspektif
dalam metode balanced scorecard sebagai berikut:
1. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan menggambarkan pelayanan yang berkualitas bagi
masyarakat. Perspektif ini merupakan indikator bagaimana pelanggan
melihat organisasi dan sebaliknya juga, bagaimana organisasi
memandang pelanggan. Penilaian dalam perspektif ini akan
memberikan gambaran bagaimana kinerja sekolah secara keseluruhan
Ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja sekolah berdasarkan
perspektif pelanggan dapat dilihat dalam tabel berikut:
2. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan menggambarkan pemberian pelayanan yang
efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia sumber
daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana rencana organisasi.
Ukuran strategik yang digunakan untuk menilai kinerja SMK Penerbangan
SPAN dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 11. Ukuran Kinerja Perspektif Keuangan Aspek Tema-tema
Strategik
Tujuan-tujuan Strategik
Ukuran-ukuran Strategik
KEUANGAN
Laporan Keuangan
Kemandirian keuangan
Peningkatan kemandirian keuangan
Rasio biaya operasional terhadap total dan biaya program
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif ini menilai segala kegiatan dalam kaitan dengan tujuan
sekolah. Penilaian ini akan menggambarkan tingkat pencapaian tujuan
keseluruhan sekolah.
Tabel 12. Ukuran Kinerja Proses Bisnis Internal
Indikator
Pengadaan program ekstrakurikuler baru Pengadaan try-out bersama
Pengadaan lomba antar sekolah
Program promosi sekolah Program magang
Jumlah guru Jumlah siswa
Rasio guru per siswa
Nilai rata-rata kelulusan (NEM) Prosentase kelulusan UAN Jumlah ruang kelas
Presentase lulusan diterima disekolah favorit
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan semua
anggota organisasi. Perspektif ini memuat indikator mengenai seberapa
jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat
yang digunakan untuk mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan dapat dilihat dalam tabel berikut:
Penterjemahan visi dan misi ke dalam sasaran-sasaran strategik dapat
digambarkan melalui skema hubungan sebab akibat berdasarkan empat
perspektif dalam metode balanced scorecard, sehingga dapat diketahui
dengan lebih jelas keterkaitan antara sasaran strategik yang satu dengan
sasaran strategik yang lain. Skema hubungan sebab akibat ini dapat dilihat
dalam gambar 4 berikut ini:
Visi:
Terwujudnya SDM yang berkualitas dibidang penerbangan dan
kedirgantaraan. Untuk mencapai visi tersebut, perlu di lakukan suatu misi
yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Misi:
1. Menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja terdidik dan terampil di
bidang penerbangan dan kedirgantaraan.
2. Melaksanakan diklat khusus untuk pengembangan jiwa kewirausahaan
Strategi
Gambar 4: Rantai hubungan sebab akibat metode Balanced Scorecard Pelanggan
Peningkatan kualitas siswa
Fasilitas yang lengkap dan memadai
Menjalin relasi yang baik dengan pelanggan &
budaya kerja yang sehat
Pengembangan
B. Analisa dan Pembahasan Data yang dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja
Sekolah berdasarkan Empat Perspektif.
1. Perspektif Pelanggan
Tujuan strategik yang ingin dicapai dalam perspektif ini meliputi
empat hal, yaitu pembelajaran yang berkualitas, fasilitas yang memadai,
dan peningkatan pelayanan jasa.
Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja SMK Penerbangan
SPAN berdasarkan perspektif pelanggan adalah data primer yang
diperoleh dari hasil kuesioner yang ditujukan kepada siswa-siswi SMK
Penerbangan SPAN. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui
kepuasan masing-masing kelompok responden terhadap kinerja sekolah.
Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh
masing-masing responden.
a. Kepuasan siswa
Untuk menilai kepuasan siswa, peneliti telah menyebarkan
kuesioner ke sejumlah siswa, dan diperoleh responden sebanyak 102
siswa. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan internal ini dapat
disusun tabel distribusi frekuensi untuk menilai kepuasan umum
pelanggan internal dan kepuasan pelanggan internal terhadap strategi
Dari hasil output menunjukkan bahwa ada dua tanda bintang (**
correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed), ini berarti ada
korelasi yang signifikan. Dua bintang menunjukkan tingkat
signifikannya adalah 1 % (0,01).
Tabel (r) untuk signifikansi = 0.01
Dengan derajat kebebasan (dk= n –2 = 102 -2 = 100) sehingga di dapat
tabel (r) = 0,254.
Tabel 14. Statistik Reabilitas
Cronbach's Alpha N of Items
0,754 11
Tabel 15. Keputusan Analisis Validitas
ITEM N = 102
Hitung (r) Tabel (r) = 0,254 Signifikansi = 0,01 ; dk-n-2
Keputusan
1 0,680 0,254 Valid
2 0,693 0,254 Valid
3 0,693 0,254 Valid
4 0,625 0,254 Valid
5 0,532 0,254 Valid
6 0,589 0,254 Valid
7 0,661 0,254 Valid
8 0,653 0,254 Valid
9 0,546 0,254 Valid
Keterangan:
Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid pasti reliabel.
Responden yang diperoleh sebanyak 102 responden. Untuk
mengetahui tingkat validitas dapat di lihat dari Corrected Item-Total
Correlation yang merupakan korelasi antara skor total item (nilai r
hitung) dibandingkan dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari
nilai r tabel maka item tersebut adalah valid dengan menggunakan
distribusi untuk signifikan = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk = n
-2= 102 – 2= 100) sehingga di dapat r tabel = 0,254.
1) Kepuasan umum
Skor maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 10) = 50
Skor minimum yang mungkin diperoleh = ( 1 x 5) = 5
Rentang nilai = ( 50 - 5) = 45
Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Tiga Tujuan Strategik yang di ukur
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
38 – 45 15 0,147 Sangat Puas 31 – 37 46 0,451 Puas 24 – 30 28 0,274 Netral 17 – 23 11 0,108 Kurang Puas 10 – 16 2 0,020 Tidak Puas Jumlah 102 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa 14,7%
siswa merasa sangat puas, 45% siswa merasa puas, 27,4% siswa
bersikap netral, 10,8% siswa merasa kurang puas, dan 2% siswa
merasa tidak puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
rata-rata siswa merasa puas terhadap proses belajara mengajar, fasilitas
yang memadai, pelayanan jasa sekolah, dan pengembangan kualitas
siswa yang telah diselenggarakan oleh SMK Penerbangan SPAN.
2) Kepuasan pelanggan internal terhadap proses belajar mengajar Strategi
ini diukur dengan menggunakan lima ukuran srategik, yaitu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, penggunaan
buku-buku acuan sesuai perkembangan zaman, mendidik siswa mejadi
manusia yang berkepribadian dan disiplin, serta melatih siswa untuk
Nilai maksimum yang mungkin diperoleh = (5 x 6 ) = 30
Nilai minimim yang mungkin diperoleh = ( 1 x 6 ) = 6
Rentang nilai = (30 – 6 ) = 24
Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A2.
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Proses Belajar Mengajar
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
26 – 30 31 0,304 Sangat Puas 21 – 25 37 0,363 Puas 16 – 20 23 0,225 Netral 11 – 15 6 0,059 Kurang Puas 06 – 10 5 0,049 Tidak Puas Jumlah 102 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa 30,4%
siswa meras sangat puas, 36,3% siswa merasa puas, 22,5% siswa
bersikap netral, 6% siswa merasa kurang puas, dan 5% siswa merasa
tidak puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata
siswa merasa puas terhadap proses belajar yang telah diselenggarakan
3) Kepuasan pelanggan internal terhadap fasilitas yang memadai
Strategi ini diukur dengan menggunakan satu metode yaitu lingkungan
dan fasilitas yang menunjang.
Nilai maksimum yang mungkin akan diperoleh = (5 x 1) = 5
Nilai minimum yang mungkin akan diperoleh = (1 x 1 ) = 1
Rentang nilai = (5 - 1 ) = 4
Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah
diurutkan dapat dilihat di lampiran_A3.
Berdasarkan data hasil kuesioner di atas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Fasilitas yang Memadai
Kelas Interval
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas diketahui bahwa 19,6%
siswa merasa sangat puas, 32,4% siswa merasa puas, 14,7% siswa
bersikap netral, 21,6% siswa merasa kurang puas, dan 11,7% siswa
merasa tidak puas. Dari data tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa
rata-rata siswa masih merasa kurang puas terhadap fasilitas yang
diperoleh oleh pihak sekolah, diketahui bahwa fasilitas masih kurang
lengkap dikarenakan luas bangunan yang belum memadai, tetapi
pertengahan tahun 2014 SMK Penerbangan SPAN akan pindah ke
bangunan baru yang akan selesai dibangun pada pertengahan tahun
2014.
4) Kepuasan pelanggan internal terhadap pelayanan jasa sekolah
Strategi ini diukur dengan menggunakan dua ukuran, yaitu kualitas
pelayanan terhadap siswa dan kualitas sistem pelayanan adminsitrasi.
Nilai maksimum yang mungkin diperoleh = ( 5 x 3 ) = 15
Nilai minimum yang mungkin diperoleh = ( 1 x 3 ) = 3
Rentang nilai = (15 - 3 ) = 12
Tabulasi data dan total nilai masing-masing responden setelah