• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Nilai Tekanan Darah dan Frekuensi Nadi antara Perokok dan Bukan Perokok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Nilai Tekanan Darah dan Frekuensi Nadi antara Perokok dan Bukan Perokok"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Heerashene Sithasivam

Tempat/ Tanggal Lahir : Penang, Malaysia/ 05 September 1991

Agama : Hindu

Alamat : Jl. Dr Mansur, Gg Sehat No.29, Medan, Sumatera Utara Orang Tua : - Ayah : Sithasivam A/L D.Maniam

: - Ibu : Komala A/P P.M. Subramanian

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Bagan Ajam (1998 – 2003) : 2. Sekolah Menengah Kebangsaan Dato Onn (2004 – 2008) : 3. MAHSA University College (2009 – 2010)

(2)

FREQUENCIES VARIABLES=riwayatmerokok lamamerokok jumlahbatang tekanandarah frekuensinadi

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] C:\Users\Acer\Desktop\my kti\spssheera.sav

Statistics

Riwayatmerokok Lamamerokok Jumlahbatang Tekanandarah Frekuensinadi

N Valid 46 46 46 46 46

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

riwayatmerokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid merokok 23 50.0 50.0 50.0

tidak merokok 23 50.0 50.0 100.0 Total 46 100.0 100.0

(3)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak merokok 23 50.0 50.0 50.0

1-2 tahun 7 15.2 15.2 65.2 >3 tahun 16 34.8 34.8 100.0 Total 46 100.0 100.0

jumlahbatang

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidak merokok 23 50.0 50.0 50.0

10-12 batang 10 21.7 21.7 71.7 >13 batang 13 28.3 28.3 100.0 Total 46 100.0 100.0

tekanandarah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rendah 4 8.7 8.7 8.7

(4)

frekuensinadi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Normal 42 91.3 91.3 91.3

Tinggi 4 8.7 8.7 100.0

(5)

CROSSTABS

/TABLES=riwayatmerokok lamamerokok jumlahbatang BY tekanandarah /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW COLUMN /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\Acer\Desktop\my kti\spssheera.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent riwayatmerokok * tekanandarah 46 100.0% 0 .0% 46 100.0% lamamerokok * tekanandarah 46 100.0% 0 .0% 46 100.0% jumlahbatang * tekanandarah 46 100.0% 0 .0% 46 100.0%

(6)

Crosstab

tekanandarah

Total Rendah Normal Tinggi

riwayatmerokok merokok Count 0 12 11 23 % within riwayatmerokok .0% 52.2% 47.8% 100.0% % within tekanandarah .0% 38.7% 100.0% 50.0% tidak merokok Count 4 19 0 23 % within riwayatmerokok 17.4% 82.6% .0% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 61.3% .0% 50.0%

Total Count 4 31 11 46

% within riwayatmerokok 8.7% 67.4% 23.9% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 16.581a 2 .000 Likelihood Ratio 22.389 2 .000 N of Valid Cases 46

(7)

lamamerokok * tekanandarah

Crosstab

tekanandarah

Total Rendah Normal Tinggi

lamamerokok tidak merokok Count 4 19 0 23 % within lamamerokok 17.4% 82.6% .0% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 61.3% .0% 50.0%

1-2 tahun Count 0 7 0 7

% within lamamerokok .0% 100.0% .0% 100.0% % within tekanandarah .0% 22.6% .0% 15.2% >3 tahun Count 0 5 11 16 % within lamamerokok .0% 31.3% 68.8% 100.0% % within tekanandarah .0% 16.1% 100.0% 34.8%

Total Count 4 31 11 46

% within lamamerokok 8.7% 67.4% 23.9% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

(8)

Likelihood Ratio 34.355 4 .000 N of Valid Cases 46

a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .61.

jumlahbatang * tekanandarah

Crosstab

tekanandarah

Total Rendah Normal Tinggi

jumlahbatang tidak merokok Count 4 19 0 23 % within jumlahbatang 17.4% 82.6% .0% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 61.3% .0% 50.0% 10-12 batang Count 0 5 5 10 % within jumlahbatang .0% 50.0% 50.0% 100.0% % within tekanandarah .0% 16.1% 45.5% 21.7% >13 batang Count 0 7 6 13 % within jumlahbatang .0% 53.8% 46.2% 100.0% % within tekanandarah .0% 22.6% 54.5% 28.3%

Total Count 4 31 11 46

(9)

Crosstab

tekanandarah

Total Rendah Normal Tinggi

jumlahbatang tidak merokok Count 4 19 0 23 % within jumlahbatang 17.4% 82.6% .0% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 61.3% .0% 50.0% 10-12 batang Count 0 5 5 10 % within jumlahbatang .0% 50.0% 50.0% 100.0% % within tekanandarah .0% 16.1% 45.5% 21.7% >13 batang Count 0 7 6 13 % within jumlahbatang .0% 53.8% 46.2% 100.0% % within tekanandarah .0% 22.6% 54.5% 28.3%

Total Count 4 31 11 46

% within jumlahbatang 8.7% 67.4% 23.9% 100.0% % within tekanandarah 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

(10)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 16.628a 4 .002 Likelihood Ratio 22.422 4 .000 N of Valid Cases 46

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .87.

CROSSTABS

/TABLES=riwayatmerokok lamamerokok jumlahbatang BY frekuensinadi /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT ROW COLUMN /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] C:\Users\Acer\Desktop\my kti\spssheera.sav

Case Processing Summary

Cases

(11)

riwayatmerokok * frekuensinadi

Crosstab

frekuensinadi

Total Normal Tinggi

riwayatmerokok merokok Count 19 4 23 % within riwayatmerokok 82.6% 17.4% 100.0% % within frekuensinadi 45.2% 100.0% 50.0% tidak merokok Count 23 0 23 % within riwayatmerokok 100.0% .0% 100.0% % within frekuensinadi 54.8% .0% 50.0%

Total Count 42 4 46

% within riwayatmerokok 91.3% 8.7% 100.0% % within frekuensinadi 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.381a 1 .036

Continuity Correctionb 2.464 1 .116 Likelihood Ratio 5.927 1 .015

Fisher's Exact Test .109 .054

N of Valid Cases 46

(12)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 4.381a 1 .036

Continuity Correctionb 2.464 1 .116 Likelihood Ratio 5.927 1 .015

Fisher's Exact Test .109 .054

N of Valid Cases 46

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00. b. Computed only for a 2x2 table

lamamerokok * frekuensinadi

Crosstab

frekuensinadi

Total Normal Tinggi

lamamerokok tidak merokok Count 23 0 23 % within lamamerokok 100.0% .0% 100.0% % within frekuensinadi 54.8% .0% 50.0%

1-2 tahun Count 7 0 7

% within lamamerokok 100.0% .0% 100.0% % within frekuensinadi 16.7% .0% 15.2%

>3 tahun Count 12 4 16

% within lamamerokok 75.0% 25.0% 100.0% % within frekuensinadi 28.6% 100.0% 34.8%

Total Count 42 4 46

(13)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 8.214a 2 .016 Likelihood Ratio 9.186 2 .010 N of Valid Cases 46

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .61.

jumlahbatang * frekuensinadi

Crosstab

frekuensinadi

Total Normal Tinggi

jumlahbatang tidak merokok Count 23 0 23 % within jumlahbatang 100.0% .0% 100.0% % within frekuensinadi 54.8% .0% 50.0%

10-12 batang Count 7 3 10

% within jumlahbatang 70.0% 30.0% 100.0% % within frekuensinadi 16.7% 75.0% 21.7% >13 batang Count 12 1 13 % within jumlahbatang 92.3% 7.7% 100.0% % within frekuensinadi 28.6% 25.0% 28.3%

Total Count 42 4 46

(14)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 7.924a 2 .019 Likelihood Ratio 7.912 2 .019 N of Valid Cases 46

(15)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ... Umur : ... Alamat : ... Mahasiswa FK USU stambuk : ...

Telah mendapat informasi yang jelas tentang tujuan, prosedur dan manfaat penelitian ”PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI

NADI ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK” yang dilakukan oleh

Heerashene Sithasivam, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Oleh karena itu, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya bersedia berpartisipasi untuk menjadi peserta penelitian tersebut. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan seperlunya.

Medan, ...2014

Peneliti, Responden,

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., J., Pradono, K, Rahman, C.W Warren, N R Jones, S, Asma, and J. Lee, 2006. Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia. Diunduh dar

Anonim, Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, Jakarta: Depkes RI

Bowman T, Gaziano M, Buring J.E, Sesso H. A prospective study of cigarette smoking and risk of incident hypertension. Journal of the American College of Cardiology. 2007;50:21.

Bustan MN. Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta; 2000.

Clearing the smoke :

assessing the science base for tobacco harm reduction. Washington, D.C., National Academies Press.

Cordry, H.V., 2001. Tobacco: a reference handbook. Santa Barbara, California : ABC-CLIO.

Corwin, E.J., 2000. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan Brahman U. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dahlan MS. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Seri 1. Jakarta : PT Arkans ; 2004.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008, Jakarta :Departemen Kesehatan Republik Indonesia. dr. Aiman Husaini, 2006. Buku Tobat Merokok : Bab 1 Sejarah Rokok.

Terjemahan Sari Narulita, Lc (CV Kuwais Media Kreasindo) : Penerbit

Pustaka II Man. Diunduh dari:

Hans, Siswono, Suradi, 2003 RokokMerusakSistemEnzimParu. Diunduh dar

(17)

Koop, C.E., 2004. Health Consequences of Smoking Cardiovascular Disease: Report of the Surgeon General. USA : Diane Publishing.

Drug Use and Abuse. 6th ed.

Belmont, CA : Cengage Learning.

Moini, J., 2010. Cardiopulmonary Pharmacology for Respiratory Care. London, UK : Jones &Barlett Learning, 159.

Mu’tadin, 2002. Remaja dan Rokok. Diunduh dari:

Nasution, Indri Kemala. 2007. Perilaku Merokok Pada Remaja. Makalah Universitas Sumatera Utara (USU Medan). Tidak diterbitkan.

Rosto, E., 2009. Pathophysiology Made Incredibly Easy. 4th ed. Ambler, PA: Lippincott Williams & Wilkins, 2 : 29-40.

Saareks, V., 2000. Nicotine-Induced Changes in Eicosanoid Synthesis in Man, Effects of smoking Cessation, Nicotine Substitution, Pyridoxine and Nicotinic Acid. University of Tampere, Finland : 25-26

Sastroasmoro S, Ismael S, 2008. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Silverthorn DU. Human Physiology : an integrated approach. 4th ed. San Francisco : Pearson Education ; 2009. p.273, 376-92

Sitepoe, Mangku. Usaha mencegah bahaya merokok. Jakarta: Gramedia; 2000. Soamole, Iqbal. 2004. Hubungan antara sikap terhadap merokok dengan

Kebiasaan Merokok Pada Remaja. Skripsi Universitas Negeri Semarang. Tidak diterbitkan.

Sofyan Hardianto, 2013. Sejarah Rokok di Indonesia. Diunduh dar

Triyanti. 2006 :Kebiasaan Merokok. Diunduh dar

Suheni, Yuliana. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun keatas di badan RS daerah Cepu. Semarang: Jurnal UNS; 2007

(18)

Whelton, dkk., 2001. Risk Factors Congestive Heart Failure in US Men and

Women. American Medical Association. Available

from:

WHO. Risk Factor Blood Presure. World Health Organization; 2007, Available

from:

WHO Report on the Global Tobacco Epidemic, 2008: Geneva : World Health Organization. Available from:

(19)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok dalam kalangan mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variable Independen Variable Dependen

Skema : 3.1.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional a. Definisi :

1. Kebiasaan merokok = Merokok >10 batang perhari yang sejak paling sedikit enam bulan lalu.

2. Tekanan darah = Tekanan yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah (mmHg).

3. Frekuensi nadi = Jumlah pulsasi nadi arteri radialis yang teraba dalam satu menit (kali/menit)

b. Alat ukur : Sfigmomanometer, stetoskop dan stopwatch. c. Cara ukur :

1. Tekanan Darah

i. Mahasiswa dalam posisi duduk. Perokok

Bukan Perokok

(20)

ii. Sfigmomanometer diletakkan atas meja sejajar dengan jantung mahasiswa.

iii. Manset sfigmomanometer diiikatkan pada lengan atas kiri, sekitar dua jari di atas lipatan siku.

iv. Kemudian stetoskop diletakkan atas arteri brakialis.

v. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan di dalam sfigmomanometer dinaikkan dengan cara memompa sampai denyut nadi tidak terdengar lagi.

vi. Ambil bacaan tekanan yang terdapat pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada sfigmomanometer. Tekanan ini disebut tekanan sistolik.

vii. Tekanan di dalam sfigmomanometer kemudian diturunkan di mana suara denyut nadi akan semakin melemah dan akhirnya menghilang. Kembali lihat bacaan tekanan dalam sfigmomanometer dan ini disebut tekanan diastolik.

2. Frekuensi Nadi

i. Mahasiswa dalam posisi duduk.

ii. Meraba arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari II, III dan IV dan menentukan frekuensi nadi.

d. Hasil ukur :

1. Tekanan darah-diambil bacaan sistolik dan diastolik di dalam sfigmomanometer (mm/Hg).

2. Frekuensi nadi-dikira frekuensinya dalam masa satu menit (kali/menit).

e. Skala ukur :

1. Variable independen = perokok Skala nominal 2. Variable dependen = tekanan darah

= frekuensi nadi

3.3. Hipotesis

Ada perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok.

(21)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan

cross sectional.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok dalam kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011.

4.3.2. Sampel

Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki karakteristik (kriteria inklusi dan eksklusi) sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa perokok yang merokok >10 batang perhari yang sejak paling sedikit enam bulan lalu.

2. Mahasiswa bersedia diikut sertakan dalam penelitian. b. Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa yang mempunyai riwayat penyakit jantung, hipertensi dan asma.

4.3.3 Teknik Pemilihan Sampel

(22)

Rumus Perhitungan Sampel :

n1 = n2 = 2 [( Zα + Zβ )s

α = kesalahan tipe I = 0,05 Tingkat kepercayaan 95% zα = nilai baku normal = 1,96

] 2 (X1-X2)

Keterangan :

n1 = jumlah subjek perokok n2 = jumlah subjek bukan perokok

β = kesalahan tipe II = 0,2 Power (kekuatan penelitian) 80% zβ = 0,842

s = simpang baku kedua kelompok, dari penelitian sebelumnya=25,8 (Sentosa, S. et al, 2004)

x1-x2= perbedaan klinis yang diinginkan (15) n1 =n2 = 2 [(1,96 = 0,842)25,8]2

15 n1 = n2 = 46

4.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diambil dari setiap mahasiswa angkatan 2011 yang merokok dan tidak merokok di Universitas Sumatera Utara. Kemudian dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi nadi dan seterusnya dibandingkan hasil antara mahasiswa merokok dengan tidak merokok.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Semua data yang telah dikumpulkan, dicatat, dikelompokkan kemudian diolah dengan menggunakan program Statistic Package for Social Science

(23)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dari tanggal 02 November 2014 sampai tanggal 15 Disember 2014 di Universitas Sumatera Utara dengan total sampel sejumlah 46 orang.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruang kuliah semester 7 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Dr. Mansyur No.5 Medan, Indonesia. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal 20 Agustus 1952 oleh yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang administrasi, ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi dan mushola.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2011 yang merokok dan tidak merokok. Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 46 responden yang memiliki kriteria inklusi yaitu mahasiswa perokok yang merokok lebih daripada 10 batang rokok perhari yang sejak paling sedikit enam bulan yang lalu dan kriteria eksklusi yaitu mahasiswa yang mempunyai riwayat penyakit jantung, hipertensi dan asma. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mau diikutsertakan dalam penelitian dan bersedia dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi nadinya yang dilakukan dalam posisi duduk.

(24)

Tabel 5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase

(%) Riwayat Merokok

1 Merokok 23 50,0

2 Tidak Merokok 23 50,0

Total 46 100,0

Lama Merokok

1 Tidak merokok 23 50,0

2 1-2 tahun 7 15,2

3 >3 tahun 16 34,8

Total 46 100,0

Jumlah Batang Rokok /Hari

1 2

Tidak merokok 10-12 batang

23 10

50,0 21,7

3 >13 batang 13 28,3

Total 46 100,0

(25)

5.1.3 Hasil Analisis Data

Hasil analisis data perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2011 dapat dilihat dibawah ini.

5.1.3.1 Tekanan Darah

Tabel 5.1.3.1.1 Hasil Analisis Data Responden Perokok dan Bukan Perokok Berdasarkan Tekanan Darah

No Variabel Tekanan Darah Jumlah p-value

Rendah Normal Tinggi

n % n % n % n %

Riwayat Merokok

1 Merokok 0 0 12 26,1 11 23,9 23 50,0 0,000

2 Tidak Merokok 4 8,7 19 41,3 0 0 23 50,0

Total 4 8,7 31 67,4 11 23,9 46 100

Lama Merokok

1 Tidak Merokok 4 8,7 19 41,3 0 0 23 50,0

2 1 – 2 tahun 0 0 7 15,2 0 0 7 15,2 0,000

3 >3 tahun 0 0 5 10,9 11 23,9 16 34,8

Total 4 8,7 31 67,4 11 23,9 46 100

Jumlah Batang Rokok / Hari

1 Tidak Merokok 4 8,7 19 41,3 0 0 23 50,0

2 10 – 12 batang 0 0 5 10,9 5 10,9 10 21,7 0,002

3 >13 batang 0 0 7 15,2 6 13,0 13 28,3

Total 4 8,7 31 67,4 11 23,9 46 100

(26)

darah yang normal. Hasil uji hipotesis Pearson Chi Square didapati nilai P-value sebesar 0,000.

Tekanan darah mahasiswa berdasarkan lama merokok diperoleh hasil dari 7 orang (15,2%) mahasiswa yang merokok satu hingga dua tahun seluruhnya memiliki tekanan darah yang normal. Sementara, dari 16 (34,8%) orang mahasiswa yang merokok lebih dari tiga tahun, 5 orang (10,9%) memiliki tekanan darah yang normal dan 11 orang (23,9) lagi memiliki tekanan darah yang tinggi. Hasil uji hipotesis Pearson Chi Square didapati nilai P-value sebesar 0,000.

(27)

5.1.3.2 Frekuensi Nadi

Tabel 5.1.3.2.1 Hasil Analisis Data Responden Perokok dan Bukan Perokok Berdasarkan Frekuensi Nadi

No Variabel Frekuensi Nadi Jumlah p-value

Rendah Normal Tinggi

n % n % n % n %

Riwayat Merokok

1 Merokok 0 0 19 41,3 4 8,7 23 50,0 0,036

2 Tidak Merokok 0 0 23 50,0 0 0 23 50,0

Total 0 0 42 91,3 4 8,7 46 100

Lama Merokok

1 Tidak Merokok 0 0 23 50,0 0 0 23 50,0

2 1 – 2 tahun 0 0 7 15,2 0 0 7 15,2 0,016

3 >3 tahun 0 0 12 26,1 4 8,7 16 34,8

Total 0 0 42 91,3 4 8,7 46 100

Jumlah Batang Rokok / Hari

1 Tidak Merokok 0 0 23 50,0 0 0 23 50,0

2 10 – 12 batang 0 0 7 15,2 3 6,5 10 21,7 0,019 3 >13 batang 0 0 12 26,1 1 2,2 13 28,3

Total 0 0 42 91,3 4 8,7 46 100

Dari tabel 5.1.3.2.1 hasil analisis data frekuensi nadi mahasiswa yang merokok dan tidak merokok berdasarkan riwayat merokok diperoleh hasil dari 23 orang mahasiswa yang merokok sebanyak 19 orang (41,3%) frekuensi nadi normal dan sebanyak 4 orang (8,7%) frekuensi nadi yang tinggi. Sementara, dari 23 orang mahasiswa yang tidak merokok seluruhnya memiliki frekuensi nadi normal (50%). Hasil uji hipotesis Pearson Chi Square didapati nilai P-value sebesar 0,036.

(28)

memiliki frekuensi nadi normal. Sementara, dari 16 orang (34,8%) mahasiswa yang merokok lebih dari tiga tahun, 12 orang (26,1%) memiliki frekuensi nadi normal dan 4 orang (8,7%) lagi memiliki frekuensi nadi yang tinggi. Hasil uji hipotesis Pearson Chi Square didapati nilai P-value sebesar 0,016.

Frekuensi nadi mahasiswa berdasarkan jumlah batang rokok perhari diperoleh hasil dari 10 orang (21,7%) mahasiswa yang merokok 10-12 batang perhari, 7 orang (15,2%) memiliki frekuensi nadi yang normal dan 3 orang (6,5%) lagi memiliki frekuensi nadi yang tinggi. Sementara, dari 13 orang (28,3%) mahasiswa yang merokok lebih dari 13 batang perhari, 12 orang (26,1%) memiliki frekuensi nadi yang normal dan 1 orang (2,2%) lagi memiliki frekuensi nadi yang tinggi. Hasil uji hipotesis Pearson Chi Square didapati nilai P-value sebesar 0,019.

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ini, berdasarkan karakteristik responden diperoleh kelompok yang merokok dengan lama merokok lebih dari tiga tahun merupakan terbesar yaitu sebanyak 16 orang (34,8%) mahasiswa. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya bahwa hampir 70% perokok di Indonesia mulai merokok setelah mereka berumur 18 tahun. Banyaknya perokok pemula di kalangan remaja mungkin karena mereka belum mampu menimbang bahaya merokok bagi kesehatan dan dampak adiktif yang ditimbulkan nikotin. Sebagian besar perokok berusia muda, yakni 44% perokok usia 10-19 tahun dan 37% usia 20-29 tahun.16

Di samping itu, berdasarkan jumlah batang rokok perhari, kelompok yang terbesar adalah kelompok yang merokok lebih dari 13 batang rokok perhari yaitu sebanyak 13 orang (28,3%) mahasiswa. Berdasarkan kategori menurut kebiasaan merokok, keadaan ini termasuk ke dalam kategori perokok berat. Hal ini disebabkan, nikotin yang terdapat dalam rokok merupakan zat atau bahan senyawa yang bersifat adiktif dan dapat mengakibatkan ketergantungan.2

(29)

mahasiswa yang merokok. Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang terkandung di dalam tembakau dapat merusak lapisan dalam dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan terjadi penumpukan plak (arterosklerosis). Hal ini terutama disebabkan nikotin dapat merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta peran karbon monoksida yang terkandung di dalam rokok dapat menggantikan oksigen dalam darah dan memaksa jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.28

Berdasarkan lama merokok, kelompok yang merokok lebih dari tiga tahun yaitu sebanyak 11 orang (23,9%) mahasiswa, seluruhnya memiliki tekanan darah tinggi. Semakin lama seseorang memiliki kebiasaan merokok, maka semakin tinggi kemungkinan menderita hipertensi.25 Dampak rokok memang akan terasa setelah 10-20 tahun pasca penggunaan. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia mulai merokok, semakin sulit untuk berhenti merokok, maka semakin lama seseorang akan memiliki kebiasaan merokok. Hal ini menyebabkan semakin besar pula resiko untuk menderita hipertensi.4

Kelompok terbesar yang memiliki tekanan darah tinggi berdasarkan jumlah batang rokok perhari adalah kelompok yang merokok lebih dari 13 batang rokok perhari yaitu sebanyak 6 orang (13%) mahasiswa. Dalam penelitian Cohort prospektif oleh Bowman, 2007 di Brigmans and Women’s Hospital, Massachussets terhadap 28.236 subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14 batang rokok per hari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang per hari. Subyek lalu diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang per hari.3

Uji statistik Chi Square pada penelitian ini diperoleh nilai (p-value <0,05), hal ini menunjukkan ada perbedaan nilai yang signifikan antara riwayat merokok, lama merokok dan jumlah batang rokok perhari dengan tekanan darah.

(30)

dalam darah menyebabkan peningkatan saturasi karboksihemoglobin dalam darah yang dapat menurunkan saturasi oksihemoglobin. Hal ini menyebabkan, transpor oksigen ke jaringan berkurang, sehingga menyebabkan tubuh melakukan kompensasi dengan meningkatkan frekuensi nadi agar suplai oksigen ke jaringan tetap terpenuhi.8

Selain itu, berdasarkan lama merokok pula, kelompok yang memiliki frekuensi nadi tinggi adalah kelompok yang merokok lebih dari tiga tahun yaitu sebanyak 4 orang (8,7%) mahasiswa. Salah satu mekanisme yang menjelaskan efek rokok terhadap peningkatan frekuensi nadi adalah peningkatan konsentrasi nikotin dalam darah. Nikotin akan masuk ke dalam tubuh ketika merokok tembakau. Nikotin merupakan salah satu substansi agonis asetilkolin (ACh), namun dalam jangka waktu yang lama nikotin akan bertindak seperti substansi antagonis. Tingginya kadar nikotin dalam otak dapat menimbulkan kerusakan otak dan adiksi serta dapat merangsang sistem saraf autonom sehingga mempengaruhi fungsi sistem saraf autonomy. Nikotin juga akan merangsang pelepasan katekolamin sehingga akan merangsang saraf simpatis, yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan frekuensi nadi.21

Kelompok yang memiliki frekuensi nadi tinggi, berdasarkan jumlah batang rokok perhari adalah kelompok yang merokok lebih dari 10 batang rokok yaitu sebanyak 4 orang (8,7%) mahasiswa. Maka pada perokok yang menghisap lebih dari 10 batang per hari akan merasakan dampak lebih cepat dibanding dengan perokok yang hanya menghisap kurang dari 10 batang per hari. Rokok juga mempunyai dose-response effect, dimana semakin muda usia merokok, akan semakin besar pula pengaruhnya karena akan semakin banyak toksin yang menumpuk di dalam tubuhnya sehingga pada kurun waktu yang lama, dosis racun akan mencapai titik toksin sehingga kelihatan gejala yang ditimbulkannya.22

(31)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Tekanan darah yang tinggi dijumpai pada kelompok mahasiswa yang merokok sebesar 23,9%.

2. Nilai frekuensi nadi tinggi dijumpai pada kelompok yang merokok sebesar 8,7%.

3. Hasil penelitian berdasarkan analisis Uji Chi-Square menunjukkan ada perbedaan yang signifikan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara kelompok mahasiswa merokok dan tidak merokok di Fakultas Kedokteran USU Angkatan 2011.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara mahasiswa merokok dengan tidak merokok di FK USU angkatan 2011, maka dapat disarankan hal-hal berikut :

1. Kepada perokok, agar berhenti merokok, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan.

2. Jika masih merokok, agar memilih tempat khusus untuk perokok. 3. Agar dilakukan penelitian lanjutan tentang jenis rokok dan cara hisap

(32)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Rokok

Kebiasaan merokok ditemukan oleh Christopher Columbus pada saat beliau menemukan benua Amerika pada tahun 1518. Kebiasaan merokok merupakan hal yang lazim dilakukan di benua tersebut. Perjalanan Columbus tersebut ke benua Amerika bersama dengan para pelaut Sepanyol sehingga kebiasaan merokok secara otomatis menular kepada para pelaut Sepanyol dalam setiap perjalanan mereka di laut tengah maupun dalam perjalanan mereka ke Eropa Selatan. Eropa Utara baru mengenal rokok pada tahun 1850, yakni pada saat tentera Inggris pulang dari peperangan yang dikenal dengan nama ‘Crimean War’ dengan membawa rokok dalam genggaman mereka. Kebiasaan merokok di Amerika Serikat bisa dibilang masih baru, yakni baru menyebar pada tahun 1865 sedangkan Eropa telah lama mengenalnya.

Kebiasaan merokok semakin meningkat pada masa itu diakibatkan oleh persepsi yang salah bahwa menghisap daun tembakau merupakan salah satu bentuk pengobatan dengan tumbuhan dan dedaunan. Maka tak heran pada masa itu, para tabib dan dokter memerintahkan pasiennya untuk merokok yang dipercaya dapat mengobati penyakit yang mereka derita.

Munculnya kebiasaan merokok di negara-negara Arab dan Islam pada akhir abad 10 Hijriah. Kebiasaan ini mereka kenal dari orang Yahudi dan Nasrani yang datang ke negara mereka. Masyarakat Mesir baru mengenal rokok sekitar tahun 1601 atau 1603. Orang pertama yang memperkenalkannya adalah Ahmad bin Abdullah Al-Kharijy.10

(33)

yang berada di Eropa. Anehnya, walaupun orang-orang Belanda dan Eropa menyukai cerutu dan rokok putih (Tembakau Virginia), namun kedua jenis rokok ini tidak begitu diminati oleh mayoritas orang Jawa.

Pada zaman itu cerutu hanya beredar dan dimiliki oleh orang-orang Belanda dan juga keluarga keraton. Cerutu juga dijadikan sebagai simbol status bangsawan oleh orang-orang Belanda, Eropa dan keluarga keraton. Dikabarkan juga para aristokrat Melayu di zaman itu juga sudah menggemari rokok (cerutu). Demikian juga dengan bangsawan Aceh dan para sultas di Banten. Utusan-utusan VOC yang berkunjung ke Mataram (1622-1623) mengisahkan sultan Agung juga merokok (cerutu) saat menyambut tamu-tamunya. Sementara rakyat pribumi, lebih menyukai rokok dengan bumbu lokal (uwur, klembak, menyan dan belakangan dicampur cengkeh), yang akhirnya berkembang menjadi rokok kretek pada saat ini.24

2.2. Jenis-jenis Rokok

Rokok dengan kandungan tar yang lebih rendah dan rokok filter

mempunyai risiko efek yang lebih rendah dibanding dengan rokok tanpa filter dan kandungan tar yang lebih tinggi. Jenis rokok dapat dibagi berdasarkan bahan pembungkus, proses pembuatan, kandungan dan penggunaan filter.12

Berikut ini adalah jenis-jenis rokok berdasarkan bahan pembungkusnya :

1.

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.

2.

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren. 3. Cigarette

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

4.

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

Berdasarkan proses pembuatannya dibagi sebagai berikut :

(34)

Rokok yang proses pembuatannya dengan cara

2. (SKM)

Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Pembagian rokok berdasarkan penggunaanpula adalah :

1.

Rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat

2. (RNF)

Rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

2.3. Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok

Beberapa zat yang terkandung dalam rokok adalah karbon monoksida, tar, nikotin, hidrogen sianida, fenol, nitrous oxide, asam format, hidrogen sulfida, akrolein, asetol, formaldehid, piridin, metillkorida, metanol, butane, propylene glycol, turpentine, timah, benzene dan arsenik.

Tiga zat yang berbahaya dalam rokok adalah : 1. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau dan merupakan asap buangan mobil. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang lebih kuat berbanding oksigen, sehingga setiap hemoglobin mengangkut karbon monoksida di samping oksigen. Sel tubuh yang kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan kadar oksigen melalui kompensasi pembuluh darah dengan spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis.14

2. Tar

(35)

3. Nikotin

Nikotin dapat menghambat aktivitas silia pada paru dan memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan ketagihan. Hal inilah yang menyebabkan seseorang menjadi sulit untuk berhenti merokok. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon adrenalin yang memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan untuk beristirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi dan terjadilah hipertensi. Efek lain adalah merangsang aglutinasi dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat karbon monoksida yang berasal dari rokok.5

2.4. Prevalensi, Jenis dan Kategori Perokok

[image:35.595.116.514.460.670.2]

Konsumsi produk tembakau di Indonesia yang tinggi dan terus meningkat di kalangan masyarakat mengancam kesehatan dan kualitas sumber daya manusia. Angka prevalensi perokok di Indonesia merupakan ketiga tertinggi di dunia sesudah Cina dan India.29

Gambar 2.4.1 10 Negara Perokok Terbesar Di Dunia

(36)
[image:36.595.123.500.155.356.2]

Prevalensi merokok laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan. Prevalensi merokok laki-laki meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 2.4.2 Prevalensi perokok berumur ≥15 tahun di Indonesia pada tahun 1995, 2001, 2004, 2007, 2010 dan 2011

(37)
[image:37.595.114.512.111.390.2]

Gambar 2.4.3 Prevalensi perokok remaja berumur 15-19 tahun di Indonesia pada tahun 1995, 2001, 2004, 2007 dan 2010

Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Tahun 1995 dan 2004, Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2007 dan 2010

[image:37.595.110.510.641.727.2]

Pada tahun 2006, Indonesia melakukan Global Health Professional Survey (GHPS) dengan menggunakan mahasiswa kedokteran tahun ketiga sebagai responden dalam survei. Hampir setengah (48,4%) dari mahasiswa kedokteran pernah merokok.

Tabel 4.1.1. Prevalensi Mahasiswa Kedokteran Merokok Di Indonesia Pada Tahun 2006

Pernah merokok (%) Perokok aktif (%)

Laki-Laki 70,2 21,1

Perempuan 35,4 2,3

Total 48,4 9,3

(38)

Terdapat dua jenis perokok yaitu : 1. Perokok Aktif

Perokok aktif merupakan orang yang langsung mengkonsumsi rokok. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita jumpai orang yang merokok di sekitar kita, baik di kantor, di pasar, tempat umum lainnya atau bahkan di kalangan rumah tangga kita sendiri. Perokok aktif dapat mengalami gejala seperti pembentukan lendir yang berlebihan pada saluran napas, batuk, iritasi paru-paru, nyeri dada dan rasa tidak nyaman di dada. Bila perokok aktif mengalami nyeri dada, hal tersebut bisa dijadikan indikator bahwa perokoknya terkena penyakit jantung.

2. Perokok Pasif

Polusi udara yang ditimbulkan oleh asap rokok yang dihembuskan oleh perokok disebut asap rokok lingkungan (ARL) (environmental tobacco smoke, EST). Mereka yang hisap EST disebut perokok pasif (second hand smoker) yaitu orang-orang yang tidak merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari lingkungannya. Perokok pasif memiliki resiko yang cukup tinggi untuk mendapat penyakit jantung koroner, serta gangguan pernafasan.1

Kategori perokok dibagi tiga mengikut kebiasaan merokok yaitu :

1. Perokok ringan, bila jumlah rokok yang dihisap antara 1-6 batang/hari. 2. Perokok sedang, bila jumlah rokok yang dihisap antara 7-12

batang/hari.

3. Perokok berat, bila jumlah rokok yang dihisap lebih dari 12 batang/hari.12

2.5. Bahaya Merokok

(39)

1. Penyakit Kardiovaskular

Merokok adalah salah satu faktor risiko utama untuk hipertensi dan serangan jantung. Hipertensi merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi terus-menerus. Ketika tekanan darah terus di atas 120/80, jantung akan semakin mengalami kesulitan untuk memompa darah dengan efektif dan setelah waktu yang lama, resiko berkembangnya penyakit jantung meningkat. Hipertensi dapat menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme, termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertrofi ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik dan meningkatkan resiko terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia. Hipertensi memiliki resiko relatif sebesar 1,4 (P=0,001) untuk terjadinya gagal jantung.27 Rokok menimbulkan aterosklerosis. Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak di arteri. Lemak dan plak ini akan memblok aliran darah dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang akan mengurangkan pasokan oksigen dan darah ke jantung. Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan berlebihan dapat menyebabkan angina. Jika satu arteri atau lebih tersumbat, serangan jantung bisa terjadi. Semakin lama seseorang merokok, semakin besar kesempatannya mengembangkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung. Risiko penyakit jantung akan turun secara otomatis apabila seseorang perokok berhenti merokok.13

2. Stroke

(40)

menyebabkan kerusakan sel otak. Sementara stroke iskemik terjadi akibat pembuluh darah yang tersumbat. Karbon monoksida akan meningkatkan viskositas darah dan nikotin akan meningkatkan kadar kolesterol darah. Maka, terjadilah oklusi atau pembentukan plak di pembuluh darah. Diameter pembuluh darah mengecil dan perfusi darah ke otak menurun dan seterusnya oksigen ke jaringan otak berkurang. Akhirnya terjadi iskemik jaringan.5

3. Kanker

Mekanisme pembentukan kanker merupakan proses multi tahap. Zat karsinogenik yang terkandung dalam rokok akan melalui tiga tahap yaitu inisiasi, promosi dan progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen dalam DNA sel dan dipicu oleh inisiator seperti zat karsinogenik. Pada tahap ini, sel masih mirip dengan sel normal. Promosi merupakan suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi karena klon yang tidak stabil dan mengalami inisiasi, dipaksa untuk berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akhirnya berkembang menjadi tumor ganas. Initiated cells dipicu oleh promoter

secara berulang, terjadi perubahan informasi genetik, sintesis DNA dan replikasi meningkat. Hormon sering menjadi promoter yang merangsang pertumbuhan sel ganas. Misalnya, estrogen dapat merangsang pertumbuhan kanker pada payudara. Progresi adalah suatu tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan terhadap gen. Selama stadium ini, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor menginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darahnya sendiri atau masuk melalui pembuluh darah dan bermetastase ke bagian tubuh lain.18

4. Penyakit paru

(41)

Akan tetapi, pada paru seorang perokok, silianya bergerak dengan lambat dan sukar untuk mengeliminasi bahan toksik. Seorang perokok tidak bisa batuk, bersin atau menelan dengan efisien untuk mengeliminasi toksik, maka toksik tersebut akan terperangkap di dalam paru. Maka terjadilah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit paru tersebut biasanya terdiri atas dua kondisi yang menyebabkan pernapasan lebih sulit yaitu emfisema dan bronkitis kronis. Pada emfisema, alveoli dalam paru akan kehilangan elastisitas dan memburuk sedangkan pada bronkitis kronis, lapisan pada bronkus dan bronkiol akan membengkak dan menganggu saluran pernapasan.15

2.6. Anatomi Jantung

[image:41.595.121.498.422.697.2]

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di rongga dada di bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan.

(42)

Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah jantung dan mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke seluruh tubuh.

Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru. Ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh.

Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium dan lapisan paling dalam yang terdiri dari jaringan endotel disebut endokardium.7

2.7. Patofisiologi Terjadinya Gangguan Fungsi Kardiovaskular Akibat Kebiasaan Merokok

Merokok sangat berkaitan dengan penyakit jantung dan peningkatan tekanan darah. Kebanyakan orang hanya mengaitkan rokok dengan masalah pernafasan dan kanker paru. Sementara, sekitar 30% kematian akibat penyakit jantung di Amerika berhubungan langsung dengan rokok. Hal ini disebabkan karena rokok merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Orang yang merokok sebungkus sehari memiliki resiko dua kali lipat terkena serangan jantung dibandingkan bukan perokok. Perempuan perokok yang juga menggunakan pil kontrasepsi juga memiliki resiko terkena serangan jantung, stroke atau penyakit vaskular perifer berlipat-lipat dibandingkan perempuan bukan perokok.13

(43)

pembuluh-pembuluh darah yang amat kecil yang ada di dalam paru-paru, kemudian dialirkan ke seluruh tubuh oleh aliran darah. Hanya dalam hitungan detik nikotin sudah mencapai otak. Otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin). Hormon ini akan bereaksi menyempitkan pembuluh darah maka akan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Jika pemompaan jantung cukup kuat dan penyempitan pembuluh darah di otak akibat reaksi epinefrin juga cukup kuat, maka pembuluh darah di otak akan pecah. Ini yang akan menyebabkan stoke.

Selain itu, nikotin juga merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan beracun pada dosis tinggi. Zat yang terdapat dalam tembakau ini sangat adiktif dan mempengaruhi otak dan sistem saraf. Efek jangka panjang penggunaan nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mendapatkan tingkat kepuasan yang lebih.11

(44)

Berdasarkan hasil penelitian Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa satu di antara tiga penderita hipertensi adalah perokok. Menderita penyakit hipertensi saja sudah dapat menghantarkan jaringan tubuh kita pada resiko penyakit yang lebih tinggi terhadap serangan jantung atau stroke. Apalagi jika penderita hipertensi tersebut seorang yang perokok, maka resiko untuk mendapatkan penyakit kardiovaskular menjadi 2-3 kali lipat besar kemungkinannya. Penderita juga akan lebih beresiko 3-5 kali lebih besar untuk meninggal akibat serangan jantung atau gagal jantung dibandingkan dengan yang tidak merokok. Di samping itu, kemungkinan untuk meninggal karena stroke meningkat lebih dari dua kali lipat.9

Efek merokok dan hipertensi terhadap pembuluh darah misalnya berdampak pada kekentalan darah dan kelenturan arteri. Merokok mengakibatkan komponen-komponen dalam darah cenderung lebih kental. Perokok dengan tekanan darah normal resiko darah cenderung lebih kental sama dengan perokok dengan hipertensi. Ini akan berdampak pada aliran darah dan akan merusak dinding arteri.

(45)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebiasaan merokok merupakan kebiasaan yang merugikan. Banyaknya penjualan rokok yang bebas berakibat banyak anak-anak sudah merokok bahkan sudah kecanduan rokok. Fenomena rokok terhadap mahasiswa kedokteran mungkin jarang kita dengar karena mereka merupakan kaum intelektual yang lebih mengetahui tentang kesehatan dan efek negatif rokok pada tubuh. Namun ada yang memiliki kebiasaan merokok.17

Ogawa, mendefinisikan kebiasaan merokok sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari setengah bungkus rokok per hari, dengan tambahan adanya distress yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara berulang-ulang. Kebiasaan merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak bisa kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk dari merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan bagi perokok sendiri tapi juga bagi orang di sekitarnya.26 Diketahui ada faktor internal dan faktor eksternal yang berpengaruh pada kebiasaan merokok mahasiswa kedokteran. Faktor internal berupa rasa ingin tahu, mendapatkan rasa percaya diri, mengurangi rasa cemas, mengurangi rasa bosan, kebiasaan dan mendapatkan relaksasi. Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan keluarga, faktor lingkungan tempat tinggal, lingkungan sosial, ketersediaan dana dan lingkungan kampus. Perilaku merokok berawal dari coba-coba yang timbul karena faktor teman sebaya tetapi karena tingkat stres mereka saat ujian dan masalah masalah kampus yang lain, merokok sudah menjadi kebutuhan mereka.23

(46)

hamper semua bagian tubuh bisa rusak oleh rokok. Hal ini karena di dalam satu batang rokok mengandung 4.000 senyawa kimia yang 40 diantaranya termasuk racun (toksik) atau karsinogenik.14

Salah satu kandungan dalam rokok, nikotin, menginduksi pelepasan katekolamin dari kelenjar adrenal. Melalui mekanisme inilah rokok mengubah fungsi sistem kardiovaskular dengan meningkatkan denyut jantung, resistensi vaskular, volume sekuncup, tekanan darah, curah jantung dan kontraksi miokard. Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat dan meningkatkan tekanan darah sedangkan karbon monoksida mengambil oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung.

Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus. Nikotin juga bias mempercepat penyumbatan arteri yang bisa disebabkan oleh penumpukkan lemak. Hal ini akan menimbulkan terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan arterosklerosis.19

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok dalam kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

(47)

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Mengetahui fungsi kardiovaskular pada mahasiswa dengan kebiasaan merokok.

b. Mengetahui fungsi kardiovaskular pada mahasiswa tanpa kebiasaan merokok.

c. Mengetahui perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat : a. Menambah pengetahuan atau informasi tentang pengaruh yang dapat

ditimbulkan oleh kebiasaan merokok terhadap fungsi kardiovaskular. b. Memberi pemahaman atau motivasi kepada masyarakat tentang

(48)

ABSTRAK

Merokok merupakan masalah kesehatan yang tinggi prevalensinya di negara berkembang dan maju terutama di Indonesia. Salah satu faktor yang mengganggu fungsi kardiovaskular adalah merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok dalam kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-probability sampling. Sampel penelitian berjumlah sebanyak 46 orang mahasiswa. Nilai rata-rata tekanan darah dan frekuensi nadi perokok adalah 121/76 mmHg dan 94 kali/menit sedangkan untuk bukan perokok adalah 106/68 mmHg dan 86 kali/menit. Analisis ini menunjukkan merokok menyebabkan hipertensi dengan memacu kerja jantung lebih keras untuk memompa darah. Hasil analisis data terhadap tekanan darah berdasarkan riwayat merokok dan lama merokok P-value 0,000, sedangkan berdasarkan jumlah batang rokok perhari P-value 0,002. Sedangkan hasil analisis data terhadap frekuensi nadi berdasarkan riwayat merokok P-value 0,036, lama merokok 0,016 manakala jumlah batang rokok perhari 0,019. Penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok.

(49)

ABSTRACT

Smoking is one of the health problems with high prevalence in developed and developing countries especially in Indonesia. One of the factors that interfere with cardiovascular functions is smoking. The purpose of this study is to determine the differences in blood pressure and pulse rate values between smokers and nonsmokers among the 2011 batch medical faculty students of North Sumatra University. This research is descriptive analytic with cross sectional approach. Samples were selected using non-probability sampling technique. The average blood pressure and pulse rate of smokers are 121/76 mmHg and 94 times/min while for nonsmokers are 106/68 mmHg and 86 times/min. This analysis shows smoking causes hypertension by stimulating the heart to pump blood harder. Data analysis on blood pressure based on history of smoking and smoking duration, the P-value is 0,000 whereas based on number of cigarettes the P-value is 0,002. While data analysis on pulse rate based on history of smoking the P-value is 0,036, smoking duration is 0,016 whereas number of cigarettes is 0,019. Study shows there is a significant difference in blood pressure and the pulse rate values between smokers and nonsmokers.

(50)

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI NADI

ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK

Oleh :

HEERASHENE SITHASIVAM

110100453

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(51)

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH DAN FREKUENSI NADI

ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh :

HEERASHENE SITHASIVAM

110100453

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(52)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Perbedaan Nilai Tekanan Darah dan Frekuensi Nadi antara Perokok dan Bukan Perokok

Nama : Heerashene Sithasivam NIM : 110100453

Pembimbing Penguji I

dr. Eka Roina Megawati, M.Kes

dr. Emil Azlin, Sp.A(K) NIP : 197812232003122002 NIP : 140355822

NIP : 196605241992031002

dr. Lokot Donna Lubis, MKed(PA), SpPA NIP : 197410092003122001

Medan, 29 Agustus 2016 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(53)

ABSTRAK

Merokok merupakan masalah kesehatan yang tinggi prevalensinya di negara berkembang dan maju terutama di Indonesia. Salah satu faktor yang mengganggu fungsi kardiovaskular adalah merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok dalam kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non-probability sampling. Sampel penelitian berjumlah sebanyak 46 orang mahasiswa. Nilai rata-rata tekanan darah dan frekuensi nadi perokok adalah 121/76 mmHg dan 94 kali/menit sedangkan untuk bukan perokok adalah 106/68 mmHg dan 86 kali/menit. Analisis ini menunjukkan merokok menyebabkan hipertensi dengan memacu kerja jantung lebih keras untuk memompa darah. Hasil analisis data terhadap tekanan darah berdasarkan riwayat merokok dan lama merokok P-value 0,000, sedangkan berdasarkan jumlah batang rokok perhari P-value 0,002. Sedangkan hasil analisis data terhadap frekuensi nadi berdasarkan riwayat merokok P-value 0,036, lama merokok 0,016 manakala jumlah batang rokok perhari 0,019. Penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan nilai tekanan darah dan frekuensi nadi antara perokok dan bukan perokok.

(54)

ABSTRACT

Smoking is one of the health problems with high prevalence in developed and developing countries especially in Indonesia. One of the factors that interfere with cardiovascular functions is smoking. The purpose of this study is to determine the differences in blood pressure and pulse rate values between smokers and nonsmokers among the 2011 batch medical faculty students of North Sumatra University. This research is descriptive analytic with cross sectional approach. Samples were selected using non-probability sampling technique. The average blood pressure and pulse rate of smokers are 121/76 mmHg and 94 times/min while for nonsmokers are 106/68 mmHg and 86 times/min. This analysis shows smoking causes hypertension by stimulating the heart to pump blood harder. Data analysis on blood pressure based on history of smoking and smoking duration, the P-value is 0,000 whereas based on number of cigarettes the P-value is 0,002. While data analysis on pulse rate based on history of smoking the P-value is 0,036, smoking duration is 0,016 whereas number of cigarettes is 0,019. Study shows there is a significant difference in blood pressure and the pulse rate values between smokers and nonsmokers.

(55)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya kepada Tuhan yang Maha Esa dan Maha Kuasa yang membolehkan saya menyiapkan hasil penelitian ini pada waktu yang ditetapkan. Berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan.

Untuk itu, perkenankanlah saya mengucapkan ribuan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinggi kepada :

1. dr. Eka Roina Megawati, M.Kes selaku dosen pembimbing yang banyak menolong saya mengkoreksi dan memperbaiki kesalahan saya, serta memberi dorongan dan juga masukan yang sangat membantu saya sehingga dapat saya menyiapkan hasil penelitian ini.

2. Dosen penguji, dr. Emil Azlin,,SpA(K) dan dr Lokot Donna Lubis MKed(PA),SpPA yang telah mengkoreksi kesalahan saya dan memberi masukan penting yang perlu saya tambahkan dalam penelitian ini.

3. Seterusnya rakan perjuangan saya Hilferia dan Diyanah Rosi, turut banyak membantu dari segi memberi pendapat, dorongan dan rujukan yang bermanfaat dalam proses penyiapan penelitian ini.

4. Kedua ibubapa saya S. Komala dan M. Sithasivam, serta adik saya Oviyenessh yang telah memberikan dorongan dan semangat sehinggakan saya dapat menyiapkan penelitian ini.

5. Saya juga ingin mengambil kesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada rakan saya yang lain Shusheelan dan Karthigesan yang telah memberi sokongan moral untuk saya.

Akhirnya kepada semua orang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang membantu saya dengan memberikan sokongan dan dorongan secara langsung dan tidak langsung. Semoga semua orang yang membantu saya mendapat imbalan dari Tuhan. Semoga segala jenis bantuan menjadi bermanfaat dan akan tercapai tujuan saya. Sekian, terima kasih.

Penulis,

(56)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SKEMA ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.3.1 Tujuan Umum ... 2

1.3.2 Tujuan Khusus ... 2

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Rokok ... 4

2.2 Jenis-jenis Rokok ... 5

2.3 Zat-zat yang Terkandung Dalam Rokok ... 6

2.4 Prevalensi, Jenis dan Kategori Perokok ... 7

2.5 Bahaya Merokok ... 10

2.6 Anatomi Jantung ... 13

2.7 Patofisiologi Terjadinya Gangguan Fungsi Kardiovaskular Akibat kebiasaan Merokok ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 17

3.2 Definisi Operasional ... 17

3.3 Hipotesis ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 19

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

4.3 Populasi dan Sampel ... 19

4.3.1 Populasi ... 19

4.3.2 Sampel ... 19

4.3.3 Teknik Pemilihan Sampel ... 19

(57)

4.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 21

5.1.3 Hasil Analisis Data ... 23

5.1.3.1 Tekanan Darah ... 23

5.1.3.2 Frekuensi Nadi ... 25

5.2 Pembahasan... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

(58)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul

4.1.1

Halaman

Prevalensi Mahasiswa Kedokteran Merokok di

Indonesia pada Tahun 2006... 9 5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden ... 22 5.1.3.1.1 Hasil Analisis Data Responden Perokok dan Bukan

Perokok Berdasarkan Tekanan Darah ... 23 5.1.3.2.1 Hasil Analisis Data Responden Perokok dan Bukan

(59)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul

2.4.1

Halaman

10 Negara Perokok Terbesar di Dunia………... 7 2.4.2 Prevalensi perokok berumur ≥ 15 tahun di

Indonesia pada tahun 1995, 2001, 2004, 2007, 2010

dan 2011... 8 2.4.3 Prevalensi perokok remaja berumur 15-19 tahun di

Indonesia pada tahun 1995, 2001, 2004, 2007 dan

(60)

DAFTAR SKEMA

Skema Judul

3.1.1.

Halaman

(61)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Lampiran 3 : Surat Ethical Clearance Lampiran 4 : Data Induk

Gambar

Tabel 5.1.2.1 Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 5.1.3.1.1 Hasil Analisis Data Responden Perokok dan Bukan Perokok
Tabel 5.1.3.2.1 Hasil Analisis Data Responden Perokok dan Bukan Perokok
Gambar 2.4.1 10 Negara Perokok Terbesar Di Dunia
+4

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Menunjuk Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja (Satker) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) dan Program Pengembangan Sistem

argue the societal cultures influence leadership both in theorization and practice, this project aims to provide cultural analyses of school leadership practices within

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penyusun Laporan Akuntabilitas

Universitas Negeri

Pada kondisi awal (pH 5) dari Gambar 3 tidak terbentuk ion klorida, karena adanya penambahan OH - untuk mengatur pH larutan agar menjadi 5 dan belum adanya PCP yang

a) Dengan dilakukannya konfigurasi, semua akses ke aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan kebutuhan internal pemerintah Provinsi Gorontalo tidak

Tidak ada perbedaan yang bermakna antara nilai sigma ( c r ) Hammett dari gugus hidroksi ( -OH ) pada posisi para yang diperoleh dari hasil penelitian (ampisilin

mysql.server File script yang dapat Anda gunakan di sistem Unix untuk memulai dan mengakhiri server MySQL secara otomatis.. mysql_install_db File script yang membuat