• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN REGULARITAS SIKLUS MENSTRUASI

PADA MAHASISWI S-1 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Oleh:

ARRIDHA HUTAMI PUTRI 070100072

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN SINDROM PRAMENSTRUASI DENGAN REGULARITAS SIKLUS MENSTRUASI

PADA MAHASISWI S-1 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

ARRIDHA HUTAMI PUTRI NIM : 070100072

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Nama : Arridha Hutami Putri

Nim : 070100072

ABSTRAK Pembimbing

( dr. Johny Marpaung, Sp.OG ) NIP: 19710224 200801 1 007

Penguji I

( dr. Hayu Lestari Haryono, Sp.OG ) NIP: 19800114 200312 2002

Medan, Desember 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP. 19540220 198011 1 001

Penguji II

(4)

ABSTRAK

Sindrom pramenstruasi terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi. Gangguan aktivitas paling tinggi terjadi di rumah lalu di masyarakat, sekolah dan terakhir di kantor. Ketidakseimbangan regulasi hormon menjadi faktor yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan merupakan salah satu faktor penyebab sindrom pramenstruasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan guna mencari tahu adakah hubungan sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus.

Metode penelitian ini adalah analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada mahasiswi Fakultas Keperawatan USU. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada 80 orang sampel yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% mahasiswi mengalami sindrom pramenstruasi, 80% mengalami siklus menstruasi regular, dan 20% mengalami siklus irregular. Dari analisa data dengan uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara sindrom pramenstruasi dengan siklus menstruasi pada wanita usia reproduksi terutama mahasiswi (p=0,001 < p=0,05).

(5)

ABSTRACT

Premenstrual syndrome occurred in 75-80% of female at reproductive age among the world. The highest incidence of activity disturbance happened in household, followed by social environment, school and the last is in the office. The imbalance of hormonal regulation becomes an influence factor of menstrual cycle, and also a leading cause of premenstrual syndrome. Therefore, this study is done by mean to acquire the information whether there is any relation between premenstrual syndrome with menstrual cycle regularity.

The method of this study is analytic approach with cross sectional design, which done to the female college students in Nursery Faculty of North Sumatera University. The data gathered by doing an interview directly to 80 persons of samples selected by using stratified random sampling method. Data analysis was performed by using SPSS program.

The result of this study shows that 60% of the female students experience premenstrual syndrome, 80% had a regular menstrual cycle, and 20% had an irregular cycle.based on the analysis using chi square, it has derived that there is a significant relation statistically between premenstrual syndrome and menstrual cycle regularity in female at reproductive age, especially college student (p=0,001 < p=0,05).

Keywords: premenstrual syndrome, menstrual cycle regularity, female

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di progran studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. Kepada dosen pembimbing penulisan penelitian ini, dr. Johny Marpaung, Sp.OG, yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari awal penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan di lapangan hingga selesainya laporan hasil penelitian ini.

3. Kepada dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang telah mengizinkan peneliti malakukan

penelitian di Fakultas Keperawatan.

4. Kepada dr. Zulfikar Lubis, Sp.PK, dr. Yahwardiah Siregar, Ph.D, dan dr. Hayu Lestari Haryono, Sp.OG selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang membangun untuk penelitian ini.

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Bintang Y.M. Sinaga, Sp.P yang telah menjadi dosen penasihat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

(7)

adik-adik penulis, M. Furqon Syahputra dan M. Septian. Terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk setiap cinta kasih dan dukungan di setiap langkah yang telah dipilih penulis. Bapak yang telah mengajarkan arti tanggung jawab

dan Ibu yang mengajarkan tentang kasih sayang serta ketegaran.

7. Kepada keluarga besar H. MA. Suwarno dan saudara-saudara penulis yang turut memberi motivasi dan dukungan bagi penulis dalam menjalankan aktivitas akademis

8. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh teman-teman penulis, khususnya Hanum, Fitri, Nanda, Ismail, Inal, Hasbi, Iqbal, Isra, Ririn, Dina, Evi, Anggi, Takdir dan teman-teman lainnya yang turut memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis untuk merampungkan penelitian ini.

9. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materil dalam proses penelitian dan penyusunan karya tulis ini.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru dalam area kompetensi KIPDI-3 juga telah memotivasi penulis untuk melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini.

Medan, November 2010

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ….……….……….. i

ABSTRAK ………...……… ii

ABSTRACT ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ………... ix

DAFTAR GAMBAR ………... x

DAFTAR LAMPIRAN ………... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ……….. 1

1.1. Latar Belakang ………...…………... 1

1.2. Rumusan Masalah ……….……...………. 2

1.3. Tujuan Penelitian ……….…………... 2

1.3.1. Tujuan Umum ………... 2

1.3.2. Tujuan Khusus ………... 2

1.4. Manfaat Penelitian ……….... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ……….………… 4

2.1. Menstruasi ……… 4

2.1.1. Definisi Menstruasi, Siklus dan Periode Menstruasi …. 4 2.1.2. Fisiologi Siklus Menstruasi ……… 5

2.1.3. Regulasi Neuroendokrin saat Menstruasi ……….. 8

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menstruasi ……….... 9

2.3. Sindrom Pramenstruasi …..……….……….. 11

2.3.1. Definisi Sindrom Pramenstruasi ...………. 11

2.3.2. Faktor Risiko Sindrom Pramenstruasi ………... 12

(9)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL …. 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ……….... 16

3.2. Definisi Operasional ……….……….... 16

3.2.1. Sindrom Pramenstruasi …..……….... 16

3.2.2. Regularitas Siklus Menstruasi ……….……….….. 18

3.3. Hipotesis ……… 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ………..…….……… 19

4.1. Jenis Penelitian ………….……….…………..…. 19

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ……..……….……… 19

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 19

4.3.1. Populasi Penelitian …….……….... 19

4.3.2. Sampel Penelitian ………... 20

4.3.3. Besar Sampel Penelitian ………. 18

4.4. Metode Pengumpulan Data ……….. 21

4.4.1. Data Primer ………...………... 21

4.4.2. Data Sekunder ……… 22

4.4.3. Validitas dan Reliabilitas ………... 22

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………. 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 24

5.1. Hasil Penelitian ………. 24

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ……… 24

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ……… 25

5.1.2.1. Usia ………... 25

5.1.2.2. Stambuk ……… 26

5.1.2.3. Regularitas Siklus Menstruasi ……….. 26

5.1.2.4. Sindrom Pramenstruasi ………. 27

5.1.3. Deskripsi Gejala-gejala Sindrom Pramenstruasi …….... 27

(10)

5.1.4.1. Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan

Regularitas Siklus Menstruasi ……….. 29

5.2. Pembahasan ……….. 30

5.2.1. Karakteristik Responden ………... 30

5.2.2. Gejala-gejala Sindrom Pramenstruasi ……….... 31

5.2.3. Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi ………... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ………... 34

6.1. Kesimpulan ……… 34

6.2. Saran ………. 34

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Tabel 2 x 2 : menunjukkan hasil pengamatan

pada studi cross sectional ………... 23 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Usia ………. 26

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan

Stambuk ……….. 26

Tabel 5.3 Distribusi Frekue nsi Regularitas Siklus

Menstruasi ………... 27

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Mahasiswi yang Mengalami

PMS ………... 27

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Gejala-gajala Sindrom

Pramenstruasi ……….. 28

Table 5.6 Tabulasi Silang sindrom Pramenstruasi dengan

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Perubahan Selama Siklus Menstruasi ……….. 5 Gambar 2.2 Gambaran Siklus Menstruasi pada Saluran

Reproduksi ………... 7

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan

LAMPIRAN 3 Lembar Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian Setelah Penjelasan (Informed Consent)

LAMPIRAN 4 Pertanyaan Kriteria Inklusi Eksklusi Sampel LAMPIRAN 5 Chart Sindrom Pramenstruasi

LAMPIRAN 6 Ethical Clearance

LAMPIRAN 7 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 8 Data Induk

(14)

ABSTRAK

Sindrom pramenstruasi terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi. Gangguan aktivitas paling tinggi terjadi di rumah lalu di masyarakat, sekolah dan terakhir di kantor. Ketidakseimbangan regulasi hormon menjadi faktor yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan merupakan salah satu faktor penyebab sindrom pramenstruasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan guna mencari tahu adakah hubungan sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus.

Metode penelitian ini adalah analitik dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada mahasiswi Fakultas Keperawatan USU. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada 80 orang sampel yang dipilih dengan metode stratified random sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% mahasiswi mengalami sindrom pramenstruasi, 80% mengalami siklus menstruasi regular, dan 20% mengalami siklus irregular. Dari analisa data dengan uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara sindrom pramenstruasi dengan siklus menstruasi pada wanita usia reproduksi terutama mahasiswi (p=0,001 < p=0,05).

(15)

ABSTRACT

Premenstrual syndrome occurred in 75-80% of female at reproductive age among the world. The highest incidence of activity disturbance happened in household, followed by social environment, school and the last is in the office. The imbalance of hormonal regulation becomes an influence factor of menstrual cycle, and also a leading cause of premenstrual syndrome. Therefore, this study is done by mean to acquire the information whether there is any relation between premenstrual syndrome with menstrual cycle regularity.

The method of this study is analytic approach with cross sectional design, which done to the female college students in Nursery Faculty of North Sumatera University. The data gathered by doing an interview directly to 80 persons of samples selected by using stratified random sampling method. Data analysis was performed by using SPSS program.

The result of this study shows that 60% of the female students experience premenstrual syndrome, 80% had a regular menstrual cycle, and 20% had an irregular cycle.based on the analysis using chi square, it has derived that there is a significant relation statistically between premenstrual syndrome and menstrual cycle regularity in female at reproductive age, especially college student (p=0,001 < p=0,05).

Keywords: premenstrual syndrome, menstrual cycle regularity, female

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.3. Latar Belakang

Sindrom pramenstruasi (Premenstrual Syndrome, PMS) ditandai oleh gejala fisik dan psikologis yang khas serta perubahan tingkah laku yang mengganggu hubungan interpersonal dan kualitas hidup wanita. Dengan perhitungan kasar, sindrom ini terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi. Karena tidak ada pemeriksaan pasti, diagnosis dibuat berdasarkan gejala harian yang tidak disebabkan penyakit lain. Penyebab PMS masih belum pasti tetapi sangat berhubungan dengan respon tubuh terhadap fluktuasi hormon selama siklus menstruasi (Zaafrane, 2007). Berdasarkan European Medicines Agency (2009), 5-8% wanita dengan sindrom PMS dapat menjadi Premenstrual Disphoric Disorder (PDD), yang berarti mengalami gangguan jiwa dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan studi PMS yang meneliti pada berbagai 14 kultur di 10 negara ditemukan prevalensi tinggi di negara-negara barat (71-73%) dan jauh lebih rendah di negara-negara non-barat (23-34%) (WHO, 2007). Sedangkan prevalensi

PMS menurut Dean (2006) pada orang barat, yaitu sebanyak 85%. Di Egypt prevalensi PMS mencapai 69,9% (El-Defrawi, 1990) dan di Saudi Arabia mencapai 96,6% (Rasheed, 2003).

Berdasarkan penelitian Hylan (1999), 80% dari 1045 wanita di United

Kingdom dengan gejala PMS berhubungan dengan siklus menstruasi. Studi ini

(17)

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis (Rosenblatt, 2007). Menurut Franco (1999), sindrom pramenstruasi berhubungan ataupun dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan gaya

hidup. Kemungkinan besar etiologi sindrom pramenstruasi berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon (estrogen dan progesteron) selama siklus menstruasi (Department of Health and Human Services, 2007).

Oleh karena itu, saya ingin melakukan penelitian ini untuk mencari hubungan (dua arah) sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus menstruasi pada mahasiswi USU, khususnya bagi mahasiswi pendidikan S-1 di Fakultas Keperawatan stambuk 2007-2009.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diberikan rumusan masalah yaitu: apakah terdapat hubungan antara sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus menstruasi?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Dari penelitian ini, dapat diketahui bagaimana hubungan sindrom

pramenstruasi dengan siklus menstruasi pada wanita usia reproduksi terutama mahasiswi.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persentase sindrom pramenstruasi pada mahasiswi fakultas keperawatan.

2. Mengetahui persentase siklus menstruasi teratur dan tidak teratur pada mahasiswi fakultas keperawatan.

(18)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan khususnya mengenai sindrom

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Menstruasi

2.1.1. Definisi Menstruasi, Siklus dan Periode Menstruasi

Menurut Rosenblatt (2007), menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan pada uterus yaitu endometrium bersama dengan darah. Menstruasi diperkirakan terjadi setiap bulan selama masa reproduksi, dimulai saat pubertas (menarche) dan berakhir saat menopause kecuali selama kehamilan. Sebagai seorang perempuan, pubertas merupakan tanda alat reproduksi wanita muda mulai bekerja.

Kelenjar pituitari di otak mulai memproduksi hormon yang menghasilkan sinyal kepada sel telur untuk berfungsi. Interaksi antara hormon estrogen dan progesteron menyebabkan endometrium pada uterus menggumpal dan menebal untuk mengkapasitasi pembuahan. Tetapi jika tidak dibuahi, terjadilah menstruasi. Menstruasi bukanlah penyakit, tetapi dapat terjadi masalah-masalah menstruasi termasuk perubahan lama siklus, aliran, warna atau konsistensi darah, dan sindrom pramenstruasi (Rowland,

2001).

Siklus menstruasi dimulai pada hari pertama terjadi perdarahan, yang dihitung sebagai hari pertama dan berakhir sebelum periode menstruasi berikutnya. Lamanya siklus normal pada wanita 21 sampai 35 hari, dan

hanya sekitar 10-15% wanita mempunyai siklus selama 28 hari. Sedangkan pada remaja lama siklus normal, 21 sampai 45 hari (National Institutes of

Health). Berdasarkan Epigee Woman’s Health, siklus menstruasi dikatakan

tidak teratur (metroragia), jika terjadi kurang dari 21 hari (polimenore), lebih dari 35 hari (oligomenore).

(20)

mengalami 500 periode sepanjang hidupnya. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 12,8 tahun bagi perempuan Kaukasia dan 12,4 tahun bagi perempuan Afrika-Amerika. Jika periode menstruasi terjadi selama lebih dari

enam hari disebut menoragia dan jika kurang dari dua hari disebut brakimenore (Rosenblatt, 2007).

2.1.2. Fisiologi Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi diregulasi oleh hormon. Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH), yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis, mencetuskan ovulasi dan menstimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Estrogen dan progesteron akan menstimulus uterus dan kelenjar payudara agar kompeten untuk memungkinkan terjadinya pembuahan (Rosenblatt, 2007).

Siklus menstruasi terdiri atas tiga fase yaitu: fase folikular (sebelum telur dilepaskan), fase ovulasi (pelepasan sel telur) dan fase luteal (setelah sel telur dilepaskan) (Rosenblatt, 2007). Menurut Wiknjosastro (2006), siklus menstruasi terdiri atas tiga fase, yaitu fase menstruasi, proliferasi dan sekresi. Menstruasi sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ovulasi, jika proses ovulasi terarur maka siklus teratur (Pitkin, 2003).

Gambar 2.2 Gambaran Siklus Menstruasi pada Saluran Reproduksi Sumber: The

(21)

Fase folikular dimulai pada hari pertama menstruasi. Pada awal fase ini, endometrium tebal dan kaya akan cairan serta nutrisi yang didesain untuk nutrisi bagi embrio. Jika tidak ada telur yang dibuahi, level estrogen dan

progesteron rendah. Sehingga lapisan atas uterus yaitu endometrium luruh dan terjadilah perdarahan menstruasi (Rosenblatt, 2007). Menurut American

Congress of Obstetricians and Gynecologists (2010), lama siklus menstruasi

normal 21-35 hari, biasanya 28 hari. Siklus menetap dan teratur pada usia 18-40 tahun. Rata-rata kehilangan darah 18-40-50 ml, dimana 70% hilang pada 48 jam pertama dan kontraksi terkuat di 24-48 jam pertama.

Pada saat yang sama, kelenjar hipofisis meningkatkan sedikit produksi FSH. Hormon ini kemudian menstimulasi pertumbuhan 3-30 folikel, tiap folikel berisi sebuah telur. Akhir fase, biasanya hanya satu folikel yang berkembang, disebut folikel de Graaf. Folikel ini kemudian segera memproduksi estrogen dan estrogen yang menekan produksi FSH. Sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yakni LH (Rosenblatt, 2007).

Folikel de Graaf yang matang banyak mengandung estrogen dan menyebabkan endometrium tumbuh dan berproliferasi. Pada beberapa referensi ini disebut fase proliferasi. Fase folikular sampai proliferasi

berlangsung selama 13-14 hari dan merupakan fase terlama. Fase ini menjadi pendek saat mendekati menopause. Fase ini berakhir tepat saat LH meningkat tiba-tiba (Rosenblatt, 2007).

Fase ovulasi dimulai ketika folikel de Graaf menjadi lebih matang,

(22)

pada semua siklus. Disini, endometrium terus berproliferasi membentuk lekukan-lekukan (Wiknjosastro, 2006).

Gambar 2.1 Perubahan selama Siklus Menstruasi Sumber: Rosenblatt, Peter L, 2007. Menstrual Cycle

Fase ovulasi biasanya berlangsung selama 16-32 jam, berakhir setelah pelepasan ovum. Sekitar 12-14 jam sesudahnya, terjadi lonjakan produksi

LH yang dapat diukur dari urin. Pengukuran ini sekaligus dapat menentukan apakah seorang wanita sedang masa subur. Telur dapat dibuahi hanya sampai 12 jam setelah pelepasan. Pembuahan lebih baik jika sperma ada di saluran reproduksi sebelum ovum dilepaskan (Wiknjosastro, 2006).

(23)

masuk ke uterus. Selain itu terjadi peningkatan suhu tubuh selama fase ini dan menetap sampai periode menstruasi dimulai. Kadar estrogen pada fase ini, menjadi tinggi untuk menstimulasi endometrium agar menebal.

Peningkatan kadar kedua hormon tersebut mendilatasikan duktus-duktus kelenjar susu. Sehingga payudara menjadi bengkak dan nyeri tekan (Rosenblatt, 2007).

2.1.3. Regulasi Neuroendokrin saat Menstruasi

Aktifitas saraf menyebabkan pelepasan GnRH (gonadotropin releasing

hormone) dengan cara pulsatil terutama terjadi di dalam mediobasal

hipotalamus khususnya di nukleus arkuatus. Banyak pusat saraf dalam sistem limbik otak menghantarkan sinyal ke nuleus arkuatus untuk modifikasi intensitas GnRH dan frekuensi pulsasi. Hipotalamus menyekresikan GnRH secara pulsatil selama beberapa menit yang terjadi setiap satu sampai tiga jam. Pelepasan GnRH secara pulsatil menyebabkan pengeluaran LH dan FSH secara pulsatil juga (Guyton, 2006).

Rangkaian peristiwa akan diawali oleh sekresi FSH dan LH yang menyebabkan produki estrogen dan progesteron dari ovarium dengan akibat perubahan fisiologi uterus. Estrogen dan progesteron juga mempengaruhi

produksi GnRH spesifik sebagai mekanisme umpan balik yang mengatur kadar hormone gonadotropik (Rosenblatt, 2007).

Estrogen menghambat hipotalamus dan hipofisis anterior melalui umpan baik negatif. Terhadap hipotalamus, estrogen bekerja secara langsung

menghambat sekresi GnRH akibatnya pengeluaran FSH dan LH yang dipicu oleh GnRH menjadi tertekan, tetapi efek primernya terhadap hipofisis anterior yakni menurunkan kepekaan sel penghasil gonadotropin, terutama penghasil FSH (Guyton, 2006). Estrogen memiliki efek yang sangat kuat dalam proses umpan balik negatif ini, bila terdapat pogesteron maka efek penghambatan akan berlipat ganda.

(24)

tinggi pada saat puncak sekresi estrogen pada akhir fase folikel merangsang sekresi LH dan menimbulkan lonjakan LH. Konsentrasi estrogen plasma yang tinggi bekerja langsung pada hipotalamus untuk meningkatkan frekuensi denyut

sekresi GnRH, sehingga meningkatkan sekresi LH dan FSH. Kadar tersebut juga bekerja langsung pada hipofisis anterior untuk secara spesifik meningkatkan kepekaan sel penghasil LH terhadap GnRH. Efek yang terakhir merupakan penyebab lonjakan sekresi LH yang jauh lebih besar daipada sekresi FSH pada pertengahan siklus (Sherwood, 1997).

LH berfungsi memicu perkembangan korpus luteum dan merangsang korpus luteum untuk mengeluarkan hormon steroid, terutama progesteron. Estrogen konsentrasi tinggi merangsang sekresi LH, progesteron yang mendominasi fase luteal, dengan kuat menghambat sekresi FSH dan LH. Proses inhibisi progesteron ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan folikel baru sehingga sistem reproduksi dapat dipersiapkan untuk menunjang ovum yang baru dilepaskan. Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum akan mengalami regresi yang akhirnya akan menyebabkan penurunan harmon steroid secara tajam, mengakibatkan lenyapnya efek inhibisi dari hormon FSH dan LH sehingga sekresi kedua hormon ini meningkat. Di bawah pengaruh kedua hormon ini, sekelompok folikel baru kembali mengalami proses pematangan

(Sherwood, 1997; Guyton, 2006).

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi

Produksi FSH dan LH berada di bawah pengaruh releasing hormone

(25)

Gambar 2.3 Dasar-dasar Biologi Menstruasi Sumber: Norwitz, Errol R., Schorge, John O., 2001. Basic Biologic of

Menstruation

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi menurut Wolfenden (2010) :

a. Ketidakseimbangan Hormon

Menstruasi iregular dapat disebabkan terlalu banyak atau sedikit

hormon, yang dapat disebabkan oleh masalah tiroid, sindrom polikistik ovarium, obat-obatan, perimenopause, sakit, gaya hidup, olah raga berlebihan, dan stres.

b. Stres

Beban pikiran sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk periode menstruasi. Kondisi pikiran yang tidak stabil dapat menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol. Hal ini berefek pada estrogen, progesteron dan menurunkan produksi

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) sehingga menghambat terjadinya ovulasi

atau menstruasi. c. Penyakit

(26)

d. Perubahan rutinitas

Perubahan rutinitas dalam hidup dapat berpengaruh pada kondisi

fisik. Misalnya, mereka yang harus berganti jam kerja dari pagi menjadi malam. Hal ini biasa terjadi hingga tubuh menyesuaikan dengan pola atau rutinitas baru.

e. Gaya hidup dan berat badan

Pilihan gaya hidup termasuk pola makan, mengkonsumsi alkohol, atau pemakai narkoba mempengaruhi metabolisme progesteron dan estrogen. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan rokok serta kelebihan dan kekurangan berat badan juga berpengaruh pada kadar hormonal di tubuh. Pada kasus tertentu bahkan dapat menghentikan menstruasi (amenorrhea) karena hipotalamus tidak dapat melepaskan GnRH. Masalah ini biasa terjadi pada wanita yang sangat sibuk dan atlet.

2.3. Sindrom Pramenstruasi

2.3.1. Definisi Sindrom Pramenstruasi

Sindrom pramenstruasi (Premenstrual Syndrome, PMS atau

premenstrual tension, PMT) merupakan kumpulan gejala fisik dan mental

yang khas, yang berhubungan dengan siklus menstruasi (National Women’s

Health Information Center, 2008). Gejala biasanya dimulai dari satu atau dua

minggu sebelum periode menstruasi dan berakhir setelah menstruasi berhenti

atau beberapa hari setelahnya.

(27)

bukan menjadi penyebab PMS, tetapi memperburuk PMS (Department of

Health and Human Services, 2007).

2.3.2. Faktor Risiko Sindrom Pramenstruasi

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS menurut Abraham (2010) adalah sebagai berikut:

a. Wanita yang pernah melahirkan. PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

b. Status perkawinan. Wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum.

c. Usia. PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun.

d. Stres. Faktor stres memperberat gangguan PMS tetapi bukan menjadi penyebabnya.

e. Diet. Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS.

f. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6),

vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.

g. Kegiatan fisik. Kurang berolahraga dan aktivitas fisik

menyebabkan semakin beratnya PMS.

Faktor risiko lain yang dapat mempengaruhi gejala PMS adalah mengkonsumsi kopi berlebihan, mengalami depresi atau memiliki riwayat keluarga yang mengalami PMS.

2.3.3. Gejala Sindrom Pramenstruasi

(28)

kumpulan gejala yang sering terjadi menurut Department of Health and

Human Services di USA (2007), berdasarkan chart PMS Symptoms Tracker:

a. Berjerawat

b. Payudara bengkak dan nyeri tekan c. Merasa lelah tanpa sebab

d. Mempunyai masalah tidur

e. Kelainan perut (kram, nyeri, merasa penuh atau kembung) f. Badan atau ekstremitas membengkak

g. Konstipasi atau diare

h. Nyeri kepala atau nyeri punggung

i. Perubahan selera makan atau selera makan tinggi j. Nyeri pada sendi atau otot (akibat muscle spasm) k. Susah konsentrasi atau susah mengingat

l. Ketegangan, mudah marah, perubahan mood atau ingin menangis m. Cemas, gelisah, panik atau depresi

Gejala bervariasi pada setiap wanita. Gejala-gejala lain menurut Storck (2008) dapat berupa kenaikan berat badan, nausea, kurang koordinasi, kurang toleransi terhadap suara dan cahaya, kebingungan, mudah memusuhi orang atau agresif, paranoid, mudah merasa bersalah dan takut, keinginan seksual

tidak ada, dan kurang percaya diri.

Tipe dan gejala PMS, menurut Abraham (2010) :

a. PMT tipe A (anxiety): ditandai dengan adanya rasa cemas, perasaan labil atau mudah berubah, sensitif dan rasa tegang. Gejala

(29)

b. PMT tipe H (hyperhidration): ditandai pembengkakan, perut kembung, nyeri pada payudara dan peningkatan berat badan. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di

luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan serta membatasi minum sehari-hari.

c. PMT tipe C (craving): ditandai dengan rasa lapar serta ingin mengkonsumsi makanan yang manis (biasanya coklat) dan berkarbohidrat (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang kadang-kadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, diet tinggi garam, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

d. PMT tipe D (depretion): ditandai rasa depresi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur dan pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata (verbalisasi). Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari

selururh tipe PMS benar-benar murni tipe D. PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.

(30)

40%, dan PMS tipe D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan (Abraham, 2010).

Kriteria diagnosis menurut American College of Obstetricians and

Gynecologist (ACOG), jika perempuan mengalami minimal satu gejala psikis

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan judul penelitian terlampir, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Bebas Variabel Tergantung

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun definisi operasional dari penelitian ini dijabarkan di bawah ini.

3.2.1. Sindrom Pramenstruasi

• Defenisi operasionil: mahasiswi mengalami lebih dari satu gejala fisik disertai salah satu gejala psikis, yang terjadi pada:

- Fase luteal yaitu dua minggu sebelum periode menstruasi (setelah fase

ovulasi) dan berakhir setelah hari terakhir menstruasi atau menstruasi hari keempat.

- Dua siklus berturut-turut (American College of Obstetricians and Gynecologist).

Gejala-gejala fisik berdasarkan Department of Health and Human Services di USA (2007) termasuk:

- Berjerawat

- Payudara bengkak dan nyeri tekan Sindrom Pramenstruasi pada

Mahasiswi FKep USU

(32)

- Kelainan perut (kram, nyeri, merasa penuh atau kembung) - Badan atau ekstremitas membengkak

- Konstipasi atau diare

- Nyeri kepala atau nyeri punggung

- Nyeri pada sendi atau otot (akibat muscle spasm) Gejala-gejala psikis termasuk berikut:

- Merasa lelah tanpa sebab - Mempunyai masalah tidur

- Perubahan selera makan atau keinginan makan tinggi - Susah konsentrasi atau kebingungan

- Ketegangan, perubahan mood, mudah marah atau ingin menangis - Cemas, gelisah, panik atau depresi

Gejala-gejala lain termasuk berikut: - Kenaikan berat badan

- Nausea

- Kurang toleransi terhadap suara dan cahaya - Mudah memusuhi orang atau agresif,

- Paranoid (mudah merasa bersalah dan takut) - Kehilangan keinginan seksual

Cara ukur: mengisi chart PMS Symptoms dengan lengkap / sesuai dengan yang dibutuhkan.

Alat ukur: chart PMS Symptoms Tracker yang sudah direvisi ke dalam bahasa Indonesia.

• Hasil ukur:

- Sindrom PMS (+): jika gejala-gejala yang tertera pada chart ditandai dan terjadi pada fase luteal selama dua siklus berturut-turut.

- Sindrom PMS (-): jika gejala tersebut di atas tidak terjadi pada fase luteal, gejala fisik ditandai kurang dari dua maupun gejala psikis tidak ditandai, dan mengalami lima gejala psikis.

(33)

3.2.2. Regularitas siklus menstruasi

• Defenisi operasionil: keteraturan siklus menstruasi.

• Cara ukur: menghitung interval tanggal dari hari pertama menstruasi hingga hari sebelum hari pertama menstruasi berikutnya dimulai.

Alat ukur: chart PMS Symptoms Tracker yang sudah direvisi ke dalam bahasa Indonesia.

• Hasil ukur:

- Siklus regular / teratur: siklus menstruasi terjadi selama 21-35 hari dan periode menstruasi 3-7 hari.

- Siklus irregular / tidak teratur: siklus menstruasi terjadi selama kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari dan atau periode menstruasi kurang dari 3 hari atau lebih dari 7 hari.

• Skala pengukuran: skala nominal.

3.3. Hipotesis

(34)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Agar tujuan penelitian ini tercapai, desain penelitian yang digunakan adalah studi cross-sectional dengan uji hipotesis dua arah dan jenis penelitian adalah analitik (Ghazali, 2010). Peneliti mengidentifikasi regularitas siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas Keperawatan terhadap terjadinya sindrom pramenstruasi yang dialami oleh sebagian mahasiswi. Pengukuran variabel independen (sindrom PMS) dan variabel dependen (regularitas siklus menstruasi) diukur pada saat yang sama.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan dan dilaksanakan terhitung mulai bulan Juni sampai September 2010. Lokasi ini dipilih dengan alasan fakultas tersebut memiliki cukup banyak mahasiswi yang dapat dijadikan penelitian, baik yang mengalami PMS maupun tidak. Fakultas tersebut juga merupakan tempat yang dapat memudahkan

pelaksanaan penelitian.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

(35)

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan metode Stratified

Random Sampling dan melakukan uji kriteria (inklusi atau eksklusi). Metode

Stratified Random Sampling berarti sampel dipilih secara acak pada setiap

strata. Strata yang digunakan dalam penelitian ini adalah strata stambuk dengan memilih beberapa sampel yang jumlahnya dihitung berdasarkan besar perkiraan total sampel. Penggunaan metode ini dilakukan dengan pertimbangan agar sampel yang terkumpul terbebas dari variasi untuk setiap strata (Sastroasmoro, 2010).

Sampel yang telah diambil kemudian diuji menggunakan kriteria-kriteria berikut :

Kriteria inklusi:

1. Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan USU stambuk 2007-2009 jalur A. 2. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani informed

consent dan mengisi lembar chart PMS.

Kriteria Ekslusi:

1. Mahasiswi yang sedang hamil atau menyusui.

2. Mahasiswi yang sedang atau secara teratur menggunakan obat-obatan

steroid, hormonal maupun obat anti-depresi.

3. Menderita penyakit keganasan atau kelainan pada saluran reproduksi seperti fibroid, kista, endometriosis, sindrom polikistik ovarium, infeksi pada saluran reproduksi maupun kelainan genetik lainnya.

4. Pernah menjalani operasi pengangkatan rahim, tuba fallopi atau saluran reproduksi lainnya.

4.3.3. Besar Sampel Penelitian

(36)

N . Z21-α/2 . p. (1-p)

(N-1) d2 + [ Z21-α/2. (1-p)]

Keterangan:

n = Besar sampel minimum

= Nilai distribusi normal baku pada α tertentu (1,960)

N = Jumlah populasi (186)

p = Harga proporsi di populasi (0,05)

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (0,1)

Pada penelitian ini, ditetapkan nilai α sebesar 0,05 sehingga untuk uji hipotesis dua arah diperoleh nilai sebesar 1,96. Nilai β yang digunakan

adalah 0,05 atau dengan kata lain besarnya kekuatan (power) dalam penelitian ini adalah 95% (Tumbelaka, 2010). Jumlah sampel minimal yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 75 orang. Teknik pengambilan data menggunakan teknik stratified random sampling dan

didistribusikan merata pada mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan USU berdasarkan stambuk sebagai berikut:

1. Mahasiswi S-1 FKep. USU stambuk 2007 (57 orang) Besar sampel : 57 / 186 × 75 = 23 orang

2. Mahasiswi S-1 Fkep. USU stambuk 2008 (65 orang) Besar sampel: 65 / 186 × 75 = 26 orang

3. Mahasiswi S-1 Fkep. USU stambuk 2009 (64 orang) Besar sampel: 64 / 186 × 75 = 26 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan peneliti, yaitu berupa

chart yang berisi gejala-gejala PMS dimana sampel penelitian hanya mengisi

(37)

siklus menstruasi diukur dengan menghitung interval tanggal dari menstruasi hari pertama hingga hari terakhir sebelum menstruasi bulan berikutnya.

4.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang didapatkan peneliti dari pihak fakultas yaitu dari bagian administratif fakultas keperawatan USU mengenai jumlah populasi mahasiswi stambuk 2007 – 2009.

4.4.3 Kevaliditasan dan Kereliabilitasan

Kevaliditasan dan kereliabilitasan dalam alat ukur pengambilan data didapat dengan merujuk kepada kriteria diagnosis sindrom pramenstruasi menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) dan menurut Department of Health and Human Services di USA (2007). Dimana gejala-gejalanya ditentukan berdasarkan pengisian chart PMS Symptoms

Tracker yang sudah diterjamahkan ke dalam bahasa Indonesia dan disepakati

oleh peneliti bersama dosen pembimbing.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang didapat diolah dengan cara mengidentifikasi

chart PMS Tracker. Subjek dipilih secara acak dan mengisi kolom pada chart

berdasarkan gejala yang dialami kemudian dikumpulkan. Setelah itu dilakukan perhitungan dan analisis data apakah sindrom PMS berhubungan dengan siklus menstruasi. Analisis data menggunakan program Statistic Package for Social

Science (SPSS) dan data disajikan dalam bentuk tabel 2x2. Kemudian data

(38)

Tabel 4.1 Tabel 2 x 2 : menunjukkan hasil pengamatan pada studi cross sectional

SIKLUS MENS SIKLUS MENS

REGULER IRREGULER JUMLAH

SINDROM PMS (+) A B A+B

(39)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran USU berdiri tahun 1999 berdasarkan Surat Keputusan DIKTI Nomor. 02/Dikti/Kep/1999. Sebelum program ini dibuka dilakukan lokakarya pada tanggal 8-10 Maret 1999 dengan topik tentang Persiapan Penyelenggaraan Program Pendidikan Ners Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Lokakarya ini melibatkan berbagai pihak terkait yaitu: Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, Organisasi Profesi Perawat (PPNI), RSUD dr. Pirngadi, RSUP H. Adam Malik, RS Jiwa Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Medan, dan beberapa Sarjana Keperawatan yang ada di instansi negeri dan swasta.

Di tahun-tahun awal pendiriannya, pusat kegiatan perkantoran dan perkulihan dilaksanakan di Gedung Gizi milik Fakultas Kedokteran USU. Sekarang PSIK telah resmi berdiri sendiri sebagai Fakultas Keperawatan

bertempat di Jalan Prof. Maas No.3 Kampus USU Medan 20155 dibawah pimpinan dekan dr. Dedi Ardinata, M.Kes.

Pelaksanaan Program Pendidikan Sarjana Keperawatan di FKep USU ada dua, yaitu. Reguler dan Ekstensi. Lama kuliah terjadwal untuk program

(40)

Visi Fkep adalah menjadikan FKep sebagai pusat pengembangan pendidikan keperawatan terbaik di wilayah regional sumatera dan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di tataran global. Misi

didirikannya FKep adalah:

- Menyediakan pendidikan keperawatan yang berkualitas melalui kegiatan pembelajaran dan aktivitas akademik bermutu.

- Menyediakan lingkungan belajar yang inovatif untuk penelaahan ilmiah keilmuan keperawatan sehingga menghasilkan lulusan yang mampu menjadi agen perubahan di lingkungan kerjanya.

- Mengembangkan kemitraan yang mengakomodasi penyediaan sarana belajar klinis dan lapangan yang kondusif bagi pembentukan praktisi keperawatan yang profesional dan mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

- Mendukung pelaksanaan pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan dalam berbagai konteks budaya melalui kegiatan-kegiatan penelitian-penelitian di bidang Ilmu Keperawatan

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan pada 80 orang responden yang merupakan

mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan USU stambuk 2007-2009 jalur A. Karakteristik yang diamati terhadap responden adalah stambuk, usia, regularitas siklus menstruasi, dan sindrom pramenstruasi.

5.1.2.1. Usia

(41)

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Frekuensi Persentase

18 3 3,8 %

19 29 36,3%

20 25 31,3%

21 20 25,0%

22 3 3,8%

Total 80 100%

5.1.2.2. Stambuk

Berdasarkan karakteristik stambuk, dari tabel 5.2 diperoleh hasil penelitian dengan distribusi kelompok stambuk 2007 adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 24 orang (30%).

Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk Frekuensi Persentase

2007 24 30%

2008 30 37,5%

2009 26 32,5%

Total 80 100%

5.1.2.3. Regularitas Siklus

(42)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Regularitas Siklus Menstruasi

Regularitas (hari) Frekuensi Persentase

Irregular 16 20%

Regular 64 80%

Total 80 100%

5.1.2.4. Sindrom Pramenstruasi

Dari keseluruhan mahasiswi yang memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan analisis diagnosis berdasarkan alat ukur diperoleh mahasiswi yang mengalami sindrom pramenstruasi lebih dominan. Distribusi frekuensi mahasiswi dengan sindrom pramenstruasi adalah sebanyak 48 orang (60%), sedangkan mahasiswi yang tidak

mengalami sindrom sebanyak 32 orang (40%).

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Mahasiswi yang Mengalami PMS

PMS Frekuensi Persentase

Negatif 32 40%

Positif 48 60%

Total 80 100%

5.1.3. Deskripsi Gejala-gejala Sindrom Pramenstruasi

Pada penelitian ini terdapat 15 gejala utama yang perlu dinilai untuk mendapatkan hasil ukur, dimana setiap mahasiswi mengalami gejala-gejala yang bervariasi baik gejala fisik maupun psikis. Berikut distribusi frekuensi

(43)

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Gejala-gajala Sindrom Pramenstruasi

Gejala-gejala PMS Positif Negatif

Freku

Payudara bengkak dan nyeri tekan

39 48,8% 41 51,3%

Kelainan perut (kram, nyeri, merasa penuh atau kembung)

57 71,3% 23 28,8% Nyeri pada sendi atau otot (akibat

muscle spasm)

5 6,3% 75 93,5%

Merasa lelah tanpa sebab 25 31,3% 55 68,8% Mempunyai masalah tidur 13 16,3% 67 83,8%

Perubahan selera makan atau keinginan makan tinggi

46 57,5% 34 42,5%

Susah konsentrasi atau kebingungan

29 36,3% 51 63,8%

Perubahan mood, mudah marah atau ingin menangis

59 73,8% 21 26,3%

Cemas, gelisah, panik 26 32,5% 54 67,5%

Depresi 4 5% 76 95%

Total 80 100% 80 100%

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar responden mengalami gejala berupa perubahan mood, mudah marah atau ingin

(44)

merasa penuh atau kembung) yaitu sebanyak 71,3% (57 orang), dan perubahan selera makan atau keinginan makan tinggi yaitu sebanyak 46 orang (57,5%).

Sedangkan gejala yang paling sedikit terjadi adalah badan atau ekstremitas membengkak yang terjadi pada dua orang (2,5%). Selain itu gejala yang termasuk sangat jarang terjadi adalah diare yaitu sebanyak tiga orang (3,8%), konstipasi yaitu sebanyak tiga orang (3,8%), dan depresi yaitu sebanyak empat orang (5%).

5.1.4. Analisis Statistik

5.1.4.1. Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi

Berdasarkan tabulasi silang sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus menstruasi diperoleh kelompok responden terbanyak adalah yang mengalami sindrom pramenstruasi dengan siklus menstruasi regular dan kelompok responden yang tidak mengalami sindrom pramenstruasi dengan siklus irregular yaitu sebanyak 32 orang. Kelompok responden yang paling sedikit adalah yang tidak mengalami sindrom pramenstruasi dengan siklus irregular, yaitu

sebanyak satu orang.

Tabel 5.6 Tabulasi Silang sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi

Regularitas Regular Irregular Total

(45)

Hasil analisis hubungan variabel sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus menstruasi diperoleh nilai chi square hitung dengan derajat kebebasan (df)=1 sebesar 10,110 (p=0,001 < p=0,05).

Nilai chi square hitung ini lebih besar dibanding chi square tabel sebesar 7,779. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik diantara kedua variabel tersebut.

5.2. Pembahasan

5.2.1. Krakteristik Responden

Dari hasil penelitian ini diperoleh data yang menunjukkan adanya variasi karakteristik responden yaitu berdasarkan usia, stambuk, regularitas siklus menstuasi, dan sindrom pramenstruasi.

Berdasarkan tabel 5.1. dapat dilihat bahwa kelompok responden terbanyak berada pada kelompok usia 19 tahun yaitu sebanyak 29 orang (29,5%) dan terendah berusia 22 tahun yaitu tiga orang (3,8%). Kelompok usia 19 tahun merupakan usia reproduktif bagi wanita, menurut Hart (2000), usia pubertas adalah 9,5-16 tahun dimana produksi hormon belum seimbang dan sangat mempengaruhi menstruasi. Oleh karena itu peneliti memilih

mahasiswi dimana usia terbanyak adalah 19 tahun.

Dari hasil penelitian ini, responden yang paling sedikit adalah stambuk 2007 yaitu sebanyak 24 orang (30%). Menurut asumsi peneliti, hal ini mungkin disebabkan stambuk peneliti sama dengan responden, sehingga

banyak yang tidak bersedia untuk mengisi chart. Sementara karakteristik responden berdasarkan stambuk, didapatkan hasil lebih banyak pada stambuk 2008 sebanyak 30 orang (37,5%) dan stambuk 2009 sebanyak 26 orang (32,5%) . Hal ini mungkin karena responden memiliki stambuk lebih rendah dari peneliti sehingga lebih banyak yang bersedia mengisi chart.

(46)

menyatakan bahwa siklus menetap dan teratur pada usia 18-40 tahun. Hal ini disebabkan minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi regulasi produksi hormon terkait pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi. Sehingga

mahasiswi yang mengalami yang mengalami siklus irregular terjadi pada sebagian kecil responden.

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh jumlah mahasiswi dengan siklus irregular adalah sebanyak 16 orang saja (20%). Menurut Wolfenden (2010), faktor yang paling berpengaruh dalam regularitas adalah ketidakseimbangan hormon. Dan terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan pengaturan hormon terganggu, beberapa diantaranya stress, penyakit, perubahan rutinitas, gaya hidup dan berat badan. Selain itu juga terdapat faktor lainnya yang berpengaruh menurut Norwitz (2001), yaitu: cahaya, bau-bauan dan hal-hal psikologik. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi termasuk ras, usia menarche ibu, status nutrisi, lemak tubuh, teman dekat dan iklim.

Dari 80 orang mahasiswi dalam penelitian ini, diperoleh mahasiswi yang mengalami sindrom pramenstruasi lebih dominan yaitu sebanyak 48 orang (60%), sedangkan mahasiswi yang tidak mengalami sindrom sebanyak 32 orang (40%). Hasil penelitian ini sejalan dengan Zaafrane (2007), bahwa sindrom ini terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi. Begitu

juga berdasarkan hasil penelitian Dean (2006) prevalensi PMS pada orang barat, yaitu sebesar 85%. Asumsi peneliti sendiri sulit mendiagnosis PMS dari alat ukur yang objektif karena diagnosis PMS hanya berdasarkan gejala-gejala yang dialami wanita selama waktu tertentu. Tetapi jika

membandingkan dengan hasil penelitian lainnya didapatkan angka kejadian yang tidak jauh beda.

5.2.2. Gejala-gejala Sindrom Pramenstruasi

(47)

Tingkat gejala paling banyak yang ditemui peneliti terhadap responden sesuai dengan teori.

Hal ini diperkuat oleh dr. Guy E. Abraham (2010), ahli kandungan dan

kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA, AS, yang menyatakan bahwa gejala gangguan PMS tipe A yaitu dialami oleh 80% wanita dengan sindrom pramenstruasi, tipe H sekitar 60%, dan PMS C 40%. Dimana perasaan labil termasuk ke dalam tipe A, kelainan perut termasuk tipe H, dan keinginan makan termasuk tipe C.

5.2.3. Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi

Analisis statistik hubungan variabel sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus dilakukan melalui uji chi square. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kejadian sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus menstruasi pada mahasiswi (p=0,001 < p=0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan terdapat hubungan yang bermakna secara statistik diantara kedua variabel tersebut.

Menurut Department of Health and Human Services (2007), penyebab

munculnya sindrom pramenstruasi memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain mengatakan penyebab sindrom ini adalah hormon estrogen yang berlebihan. Para peneliti

melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel.

(48)

sindrom pramenstruasi berhubungan ataupun dapat berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan gaya hidup.

Dalam penelitian ini didapati data bahwa ada hubungan sindrom

(49)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Dari analisa data dengan uji Chi Square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara sindrom pramenstruasi dengan siklus menstruasi pada wanita usia reproduksi terutama mahasiswi (p=0,001 < p=0,05).

2. Dari 80 orang mahasiswi Fakultas Keperawatan USU stambuk 2007, 2008, dan 2009 yang sudah diteliti, diketahui 48 responden (60%) menderita sindrom pramenstruasi.

3. Persentase mahasiswi yang mengalami siklus menstruasi reguler adalah 80% (64 orang) sedangkan persentase mahasiswi dengan siklus irregular adalah 20% (16 orang).

4. Gejala sindrom pramenstruasi yang paling banyak terjadi pada mahasiswi adalah perubahan mood yaitu sebanyak 73,8% (59 orang), kelainan perut yaitu sebanyak 71,3% (57 orang), dan perubahan selera makan atau keinginan makan tinggi yaitu sebanyak 46 orang (57,5%).

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini diantaranya:

1. Perlu dilaksanakan penelitian yang lebih jauh mengenai hubungan sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus pada wanita usia reproduksi dengan

(50)

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapakan agar lebih baik dalam melakukan penilaian terhadap gejala-gejala yang dialami responden, serta mengkaji variable-variabel lain yang mungkin akan mempengaruhi hasil penelitian.

3. Mengingat banyaknya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi regularitas siklus dan banyak yang menjadi faktor risiko terjadinya sindrom pramenstruasi, perlu dilaksanakan lebih banyak penelitian guna mengidentifikasi lebih jauh faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi.

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Antai, B., Udezi, W., Ekanem, A., Okon, J., Umoiyoho, U., 2004. Premenstrual Syndrome: Prevalence In Students Of The University Of Calabar. Nigeria:

Afr. J. Biomed Res.: 45 -50.

Balaha, Magdy H., Amr, Mostafa Abd., Al Mogghannum, Mohammed S., Al Muhaidab, Nouria S., 2010. The phenomenology of premenstrual syndrome in female medical students: a cross sectional study. Saudi Arabia: The Pan

Afr. Medical J.: 1937-8688. Available from:

Bertone-Johnson, Elizabeth R., Hankinson, Susan E., Johnson, Susan R., Manson, JoAnn E., 2009. Timing Of Alcohol Use And The Incidence Of Premenstrual Syndrome And Probable Premenstrual Dysphoric Disorder.

Massachusetts: J. Womens Health 18 (12): 1945-1953. Available from: [Accesed 7 April 2010].

Dahlan, Sopiyudin M., 2008. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian

Bidang Kedokterandan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.

Dean, BB., Borenstein, JE., Knight, K., Yonkers, K., 2006. Evaluating the criteria used for identification of PMS. J Womens Health 15 (5): 546-55.

Department of Health and Human Services, 2007. Premenstrual Syndrome. U.S.A.: The American College of Obstetricians and Gynecologists.

(52)

Department of Health and Human Services, 2009. Menstruatoin and The

Menstrual Cycle. U.S.A.: The American College of Obstetricians and

Gynecologists. Available from:

El –Defrawi, MH., Lotfi, G., Mahfouz, R., 1990. Late luteal phase dysphoric disorder, Do we need another psychiatric category?. Egypt. J. Psychiatry: 205-212.

Franco, MR., Malacara, JM., 1999. Association of physical and emotional symptoms with the menstrual cycle and life-style. Mexico: J. Reprod. Med. 38 (6): 448-54.

Ghazali, Muhamad V., 2010. Studi Cross-Setional. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed.3 Cet.2.

Jakarta: SagungSeto: 112-126.

Guyton, C. A., Hall, J. E., 2006. Textbook of Medical Physiology: Female

Physiology Before Pregnancy and Female Hormones. 11th ed. 1011-1022

Hylan, TR., Sundell, K., Judge, R., 1999. The impact of premenstrual

symptomatology on functioning and treatment-seeking behavior: Experience for the United States. U.S.A.: J Womens Health Gend Based Med: 1043-522.

Norwitz, Errol R., Schorge, John O., 2001. Obstetrics And Gynaecology at a

Glance. USA: Blackwell Science.

(53)

Pitkin, J., Peattie, A., Magowan, B., 2003. Obstetrics And Gynaecology: An

Illustrated Colour Text. London: Churchill Livingstone.

Rapkin, Andrea, 2003. A review of treatment of premenstrual syndrome & premenstrual dysphoric disorder. USA:

Rasheed, P., Al-Sowielem, LS., 2003. Prevalence and predictors of premenstrual syndrome among college-aged women in Saudi Arabia. Ann Saudi Med.:381.

Reid, Robert L., 2009. Premenstrual Syndrome. Canada: Endotext. Available from: April 2010].

Rosenblatt, Peter L, 2007. Menstrual Cycle. The Merck Manual. Available from:

2010].

Rowland, B., 2001. Menstruation. Encyclopedia of Alternative Medicine. Available from:

Maret 2010].

Sastroasmoro, S., 2010. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed.3 Cet.2. Jakarta: SagungSeto: 78-90.

Sastroasmoro, S., Gatot, D., Kadri, N., 2010. Usulan Penelitian. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis Ed.3 Cet.2. Jakarta: SagungSeto: 29-56.

(54)

Storck, Susan, 2008. Premenstrual Syndrome, A.D.A.M., Inc. Available from: 1 April 2010].

The

Menstrual Cycle. Washington: The American College of Obstetricians and

Gynecologists. Available from:

April 2010].

Tumbelaka, A.R., Riono, P., Wirjodiarjo, M., Pudjiastuti, P., dan Firman, K., 2010. Pemilihan Uji Hipotesis. Dalam: Sadstroasmoro, S., 2010.

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Ed.3 Cet.2. Jakarta: Sagung Seto: 292 -

294.

Wahyuni, Arlinda S., 2007. Statistika Kedokteran Disertai Aplikasi dengan SPSS. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.

Wiknjosastro, Hanifa, 2006. Ilmu Kebidanan. Ed.3 Cet.8. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Wolfenden, Elizabeth M., 2010. Causes of Irregular Menstrual Bleeding. Available from:

Yang, Min, et al., 2009. Association between Sexual Drive Dysfunction and

Premenstrual Symptoms. Newyork: The American College of Obstetricians

and Gynecologists. Available from:

(55)

Premenstrual Syndrome. Paris: J. Gynecol. Obstet. Biol. Reprod.36 (7): 642-52.

_______________, 2010. Macam-macam Gangguan Menstruasi. Jakarta: Lenteraimpian. Available from:

_______________, 2010. Fakultas Ilmu Keperawatan. Medan: USU. Available from

Azwar, 2009. Sejarah Fakultas Keperawatan USU. Medan: USU. Available from:

(56)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ARRIDHA HUTAMI PUTRI

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 05 Februari 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Pembangunan (USU) Gg. Nurul Hidayah No.22, Medan

No. Telp/Hp : 085270000616

Orang tua : Drs.H. HAMDANI

Dra. AFNIZAR Riwayat Pendidikan :

1. SD N Impress Tebingtinggi 1994 - 2000 2. SLTP N 01 Tebingtinggi 2000 - 2003

3. SMA N 01 Tebingtinggi 2003 - 2006 Riwayat Pelatihan :

1. MOP HMI FK USU 2007 2. LK 1 HMI Cabang Medan 2008 Riwayat Organisasi :

1. PEMA USU 2007 - 2008 2. HMI FK USU 2007 – 2009

(57)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN

Saya Arridha Hutami Putri, mahasiswi program S-1 pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “ Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan USU “ yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sindrom pramenstruasi dengan regularitas siklus menstruasi pada mahasiswi.

Saya butuh mengikutsertakan saudari dalam penelitian ini secara sukarela, tanpa paksaan dan tanpa sanksi apapun. Saya mengharapkan partisipasi dan kerja sama saudari untuk mengisi chart sesuai dengan kejadian sebenar-benarnya.

Informasi yang diberikan akan digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini. Kerahasiaan data saudara/i akan dijamin sepenuhnya walaupun hasil penelitian dipublikasikan.

Jika selama menjalankan penelitian ini terdapat keluhan atau butuh informasi, silahkan saudari menghubungi saya, Putri (HP: 08527000616 / 085762882823).

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan partisipasi, kerja sama dan kesediaan waktu saudari sekalian, saya ucapkan banyak terima kasih.

Peneliti,

(58)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Umur :

Alamat :

setelah mendapatkan penjelasan dan keterangan dari penelitian berikut,

Judul Penelitian : Hubungan Sindrom Pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan USU

Nama Peneliti : Arridha Hutami Putri

Nim : 070100072

Institusi : Fakultas Kedokteran USU

maka dengan penuh kesadaran dan secara sukarela menyatakan bersedia berpartisipasi dengan jujur pada penelitian ini untuk menjadi subjek penelitian.

Medan, ………

( ______________________ )

(59)

LAMPIRAN 4

Pertanyaan Kriteria Inklusi Eksklusi Sampel

1. Apakah anda sedang dalam masa kehamilan atau menyusui? Ya / Tidak*

2. Apakah anda sedang menggunakan obat-obatan steroid, hormonal atau obat anti nyeri haid secara regular dalam jangka panjang?

Ya / Tidak*

3. Apakah anda sedang menggunakan obat-obatan anti-depresi (seperti:

Tricyclic antidepressant, Lithium, Benzodiazepin, Barbiturat, dll) secara

teratur?

Ya / Tidak*

4. Apakah anda menderita penyakit keganasan atau kelainan pada saluran reproduksi (seperti fibroid, kista, endometriosis, sindrom polikistik ovarium,

infeksi pada saluran reproduksi) maupun kelainan genetik lainnya? Ya / Tidak*

5. Apakah anda pernah menjalani operasi pengangkatan rahim, tuba fallopi atau saluran reproduksi lainnya?

Pernah / Tidak pernah*

(60)
(61)
(62)

10 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 1 0

11 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 2 1 1

12 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 0 1

13 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 3 1 1

14 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2 2 1 1

15 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 3 5 1 0

16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 4 0 1

17 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 2 0 1

18 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 4 0 1

19 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 3 5 1 0

20 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 4 0 1

21 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 3 2 1 1

22 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 4 3 1 1

23 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 3 5 1 0

24 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0

25 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 3 5 1 0

26 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 2 1 1

Keterangan :

G1 : Berjerawat

G2 : Payudara bengkak dan nyeri tekan

G3 : Kelainan perut (kram, nyeri, merasa penuh atau kembung)

G4 : Badan atau ekstremitas membengkak

G5 : Konstipasi

G6 : Diare

G7 : Nyeri kepala atau nyeri punggung

G8 : Nyeri pada sendi atau otot

(63)

G10 : Mempunyai masalah tidur

G11 : Perubahan selera makan atau keinginan makan tinggi

G12 : Susah konsentrasi atau kebingungan

G13 : Perubahan mood, mudah marah atau ingin menangis

G14 : Cemas

G15 : Depresi

SGF : Skor gejala fisik

SGP : Skor gejala psikis

KGF : Kategori gejala fisik

KGP : Kategori gejala psikis

SP : Skor premenstrual syndrome

KP : Kategori premenstrual syndrome

(64)

A06 21 2007 28 6 5 1 1 1

A07 21 2007 32 5 5 1 1 1

A08 20 2007 32 5 5 1 1 1

A09 21 2007 30 7 7 1 1 1

A10 22 2007 20 9 8 0 0 0

A11 21 2007 35 6 6 1 1 1

A12 21 2007 36 4 4 0 1 1

A13 21 2007 29 6 6 1 1 1

A14 21 2007 25 7 7 1 1 1

A15 20 2007 33 6 6 1 1 1

A16 22 2007 35 6 6 1 1 1

A17 22 2007 33 6 6 1 1 1

A18 21 2007 33 4 5 1 1 1

A19 21 2007 28 5 5 1 1 1

A20 21 2007 28 4 5 1 1 1

A21 21 2007 29 4 7 1 1 1

A22 21 2007 30 6 6 1 1 1

A23 21 2007 28 7 7 1 1 1

A24 21 2007 36 7 7 0 1 1

B01 21 2008 28 9 9 1 0 0

B02 20 2008 30 5 5 1 1 1

B03 20 2008 35 5 5 1 1 1

B04 20 2008 30 4 4 1 1 1

B05 20 2008 35 5 5 1 1 1

(65)

B07 19 2008 37 7 7 0 1 1

B08 20 2008 28 7 7 1 1 1

B09 20 2008 28 5 5 1 1 1

B10 20 2008 28 6 6 1 1 1

B11 20 2008 26 7 7 1 1 1

B12 20 2008 25 3 3 1 1 1

B13 20 2008 30 8 8 1 0 0

B14 20 2008 41 5 5 0 1 1

B15 20 2008 34 7 7 1 1 1

B16 20 2008 34 5 5 1 1 1

B17 20 2008 27 6 7 1 1 1

B18 20 2008 31 6 6 1 1 1

B19 20 2008 27 3 3 1 1 1

B20 19 2008 26 3 4 1 1 1

B21 20 2008 27 5 4 1 1 1

B22 19 2008 27 5 6 1 1 1

B23 20 2008 25 5 5 1 1 1

B24 20 2008 31 7 7 1 1 1

B25 20 2008 35 5 5 1 1 1

B26 19 2008 32 7 7 1 1 1

B27 19 2008 35 9 9 1 0 0

B28 19 2008 33 7 7 1 1 1

B29 20 2008 29 5 5 1 1 1

B30 20 2008 25 5 6 1 1 1

(66)

C02 19 2009 35 4 4 1 1 1

C03 19 2009 31 5 5 1 1 1

C04 19 2009 32 7 7 1 1 1

C05 19 2009 21 4 4 1 1 1

C06 19 2009 32 5 5 1 1 1

C07 18 2009 29 6 6 1 1 1

C08 19 2009 29 2 2 1 0 0

C09 19 2009 42 6 7 0 1 1

C10 18 2009 32 7 7 1 1 1

C11 19 2009 36 7 7 0 1 1

C12 19 2009 29 7 7 1 1 1

C13 19 2009 29 5 5 1 1 1

C14 19 2009 35 5 7 1 1 1

C15 19 2009 28 4 4 1 1 1

C16 19 2009 35 4 4 1 1 1

C17 18 2009 29 5 7 1 1 1

C18 19 2009 29 4 4 1 1 1

C19 19 2009 23 4 4 1 1 1

C20 19 2009 43 4 4 0 1 1

C21 19 2009 40 11 8 0 0 0

C22 19 2009 27 7 7 1 1 1

C23 19 2009 30 7 7 1 1 1

C24 19 2009 29 6 6 1 1 1

C25 19 2009 30 5 5 1 1 1

(67)

LAMPIRAN 9

OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN Distribusi Karakteristik Responden

Statistics

Usia Stambuk

Kategori

Regularitas Mens Kategori PMS

N Valid 80 80 80 80

Missing 0 0 0 0

a. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

b. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk

Stambuk

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Gambar 2.2 Gambaran Siklus Menstruasi pada Saluran Reproduksi Sumber: The American Congress of Obstetricians and Gynecologists, 2010
Tabel 4.1 Tabel 2 x 2 : menunjukkan hasil pengamatan pada studi cross sectional
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Regularitas Siklus Menstruasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

berpendapat  Memberi instruksi kepada siswa untuk belajar dan bekerjasama secara optimal didalam kelompok masing-masing mempelajari pelajaran TIK sub pokok materi

Mimikri yang dilakukan oleh Minke dan Nyai Ontosoroh tidak selamanya. berjalan

Dengan bertujuan meletakkan kembali tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945, maka

Bagi mahasiswa yang sudah menikah harus tetap fokus pada tujuan menyelesaikan perkuliahan tanpa harus mengorbankan keluarga, juga harus memanagement atau

Selain menghindari penyemprotan insektisida pada awal pertumbuhan tanaman dengan menanam varietas tahan wereng kapas, komponen PHT lain seperti sistem tanam tumpangsari