• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kandungan Logam Berat Pb Pada Tanaman Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kandungan Logam Berat Pb Pada Tanaman Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 2. Hasil Rataan Analisis Logam Berat Pb pada Tanaman Kol dan Tanaman Tomat

Sampel Ulangan (ppm) Total Rataan

I II III

T1C1J1 6,50 6,50 5,57 18,57 6,19

T1C2J1 5,10 4,63 3,70 13,43 4,48

T1C1J2 5,10 3,70 5,57 14,37 4,79

T1C2J2 4,63 3,70 3,24 11,57 3,86

T2C1J1 4,17 3,70 4,17 12,04 4,01

T2C2J1 2,31 3,24 3,70 9,25 3,08

T2C1J2 2,31 3,29 3,70 9,30 3,10

T2C2J2 1,84 2,63 2,31 6,78 2,26

Total 31,96 31,39 31,96 95,31 31,77

Rataan 4,00 3,92 4,00 11,91 3,97

Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam Logam Berat Pb pada Tanaman Kol dan Tanaman Tomat

SK db JK KT Fhit F0,05 F0,01 Ket

Ulangan 2 630,91 315,45 633,31 3,74 6,52 ** Perlakuan 7 31,02 4,43 8,90 2,76 4,28 **

T 1 17,63 17,63 35,39 4,60 8,86 **

C 1 7,32 7,32 14,69 4,60 8,86 **

J 1 5,29 5,29 10,62 4,60 8,86 **

T*C 1 0,29 0,29 0,06 4,60 8,86 tn

T*J 1 0,03 0,03 0,06 4,60 8,86 tn

C*J 1 0,28 0,28 0,57 4,60 8,86 tn

T*C*J 1 0,18 0,18 0,36 4,60 8,86 tn

Galat 14 6,97 0,50

(2)

Lampiran 4. Lokasi Pengambilan Sampel

NO Lokasi Sampel Titik Koordinat Jenis Sampel Bujur Lintang

(3)
(4)
(5)
(6)

Lampiran 7. Foto Lahan pengambilan sampel

1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Buah Tanaman Tomat dan Daun Tanaman Kol

(7)

2. Pencucian

(8)

3. Preparasi

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T.S. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya, Jakarta. Alloway, B.J. 1990. The Origin Of Heavy Metal In Soil. In (Second Edition) Heavy

Metal In Soil. Balckie Academic & Profesional, Glasgow, U.K. P: 38-57.

Astawan, M. 2005. Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Pencemarannya. Buletin Teknologi Pasca Panen Pertanian 1(3):16-27.

Ayu, C.C. 2002. Mempelajari Kadar Mineral dan Logam Berat pada Komoditi Sayuran Segar di beberapa Pasar di Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). 2009. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Nomor HK.00.06.1.52.4011 Badan Pusat Statistik Tanah Karo. 2015. Statistik Daerah Kabupaten Karo 2015. Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat

dalam Pangan. SNI 7387:2009

Barchia, M.F. 2009. Logam Berat

Charlena, 2004. Pencemaran Logam Berat Timbal(Pb) dan Cadmium (Cd) pada Sayur-sayuran. Falsafah Sains. Disertasi. Program Pascasarjana S3 IPB. Bogor.

Connel, D.W. 1995. Bioakumulasi Senyawa Xenobiotik. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemarannya: hubungan dengan Toksiologi Senyawa Logam Berat. Universitas Indonesia Press. Jakarta. 179 hal.

Eka, W., Evi, N., dan Nurmaini. 2015. Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Sayuran Selada dan Kol yang di jual di Pasar Kampung Lalang Medan Berdasarkan Jarak Lokasi Berdagang dengan Jalan Raya Tahun 2015. Skripsi. Fakutas Kesehatan Masyarakat. USU. Medan.

(10)

Hutagalung, H. P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat. Puslitbang Oseanologi. Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. LON (Lembaga Oceanografi indonesia) LIPI. Jakarta.

Hutagalung, H.P., dan Jalaluddin. 1982. Pengamatan Pendahuluan Kadar Pb dan Cd dalam Air dan Biota di Estuaria Muara Angke. Aseanologi di Indonesia, No. 15: Jakarta: LON (Lembaga Oceanografi Indonesia) LIPI.

Janouskova, M., D. Pavlikova and M. Vosatka. 2005. Potential Controbution of Arbuscular Mycorrhiza to Cadmium Immobilization in Soil. Chemosphere 65: 1959-1965.

Malhotra, S.S. and A.A. Khan. 1989. Biochemical and Physiological Impacts of Major Pollutans. In Treshow M. (eds.) Air Pollution and Plant Live. John Wiley and Sons Ltd. New York. Pp. 113-157.

Marbun, N.B., 2010. Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Makanan Jajanan Berdasarkan Lama Waktu Jajanan yang Dijual di Pinggir Jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun 2009. Skripsi. Departemen Kesehatan Lingkungan FKM. USU. Medan

Mukono. 2002. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya.

Novem.2010. Pengaruh Timbal (Pb) terhadap Kondisi Daun Mahoni Swietenia macrophylla King. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang

Olivares, E. 2003. The Effect of Lead on Phytochemistry of Tithonia diversifolio: Exposed to Roadside Automotive Pollution or Grown in Pots of Pb Suplemented Soil. Brazilian Journal Plant Physiology 15(3): 149-158.

Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta. Pasaribu, I. H.. 2004. Kadar Timbal (Pb) pada Beberapa Tanaman Sayuran Sebelum

dan Sesudah Dimasak di Kota Medan dan Berastagi Tahun 2004. Skripsi. Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU. Medan

Priyanto, B dan Prayitno J, 2007. Fitoremidiasi Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran Khususnya Logam Berat.http://ltl.bppt.tripod.com /sublab/lfloral.html.

Rohilan, I. 1992. Keadaan Sifat Fisika dan Kimia Perairan di Pantai Zona Industri Krakatau Steel Cilegon. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(11)

raya Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi. Skripsi. JOM (Jurnal Online Mahasiswa) FMIPA 1(2): 1-9

Siregar, E. B. M. 2005. Pencemaran Udara, Respon Tanaman dan Pengaruhnya pada Manusia. Skripsi. Fakultas Pertanian. USU. Medan

Smith, J. 1981. Air Pollution and Forest Ecosystem.Springer-Verlag. New York. Subowo, Mulyadi, Widodo, S., dan Asep N.1999. Status dan Penyebaran Pb, Cd, dan

Pestisida pada Lahan Sawah Intensifikasi di Pinggir Jalan Raya. Prosiding. Bidang Kimia dan Bioteknologi Tanah, Puslittanak, Bogor.

Sudarmadji, J., Mukono dan I. P. Corie. 2008. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2 (2): 129-142.

Sugiama. 2008. Metode Penelitian , Bandung : Alfabeta.

Widaningrum, M. 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian 1(3):1-8.

Widowati, W., Sastiono, A dan R. Jusuf. 2008. Efek Toksik Logam, Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Andi Offset. Yogyakarta.

(12)

BAHAN DAN METODE Kondisi Umum Wilayah Penelitian

Secara geografis daerah Kabupaten Karo terletak antara 02 050’ s/d 03 019’ LU dan 97 055’ s/d 98 038’ BT. Kabupaten Karo memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 yang terdiri dari pemukiman penduduk 174,22 km2 dan lahan pertanian 1.953,03 km2. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut dan mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17°C.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan Kabupaten Karo yaitu Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan Tiga Panah. Analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2016. Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian skala 1 : 50000, sampel daun kol dan buah tanaman tomat, serta bahan – bahan kimia yang mendukung untuk analisis laboratorium.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System), amplop coklat sebagai tempat sampel, spidol untuk memberi nama

(13)

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei untuk pengambilan sampel dan perlakuan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 3 faktor perlakuan yaitu 2 jenis tanaman, 2 perlakuan pencucian dan 2 jarak dari jalan raya. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga jumlah perlakuan sebanyak 24 sampel:

Faktor I : Jenis tanaman T1 : Daun Kol

T2 : Kulit buah tomat

Faktor II : Pencucian C1 : Tanpa di cuci

C2 : Cuci dengan air mengalir

Faktor III : Jarak dari jalan raya J1 : Jarak 5 m dari jalan raya

J2 : Jarak 10 m dari jalan raya

Sehingga didapat kombinasi perlakuan sebagai berikut T1C1J1 T1C1J2 T1C2J1 T1C2J2

(14)

Model linear yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, sebagai berikut :

Yijkl = µ + ρi + Tj + Ck + Jl + (TC)jk + (TJ)jl + (CJ)kl + (TCJ)jkl+ Σijk

Dimana :

Yijk = Nilai pengamatan pada setiap satuan percobaan yang terletak pada ulangan pada faktor I taraf ke-j, faktor II taraf ke-k dan faktor III taraf ke-l.

µ = Nilai rata-rata dari nilai Yijkl. Ρi = Ulangan ke-i

Tj = Pengaruh faktor jenis tanaman taraf ke-j

Ck = Pengaruh faktor pencucian taraf ke-k

Jl = Pengaruh faktor jarak taraf ke-l

(TC)jk = Pengaruh interaksi faktor jenis tanaman taraf ke-j dan faktor pencucian

taraf ke-k

(TJ)jl = Pengaruh interaksi faktor jenis tanaman taraf ke-j dan faktor jarak taraf

ke-l

(CJ)kl = Pengaruh interaksi faktor pencucian taraf ke-k dan faktor jarak taraf

ke-l

(TCJ)jkl = Pengaruh interaksi faktor jenis tanaman taraf ke-j, faktor pencucian

taraf ke-k dan faktor jarak taraf ke-l

Σijkl = Pengaruh galat dari satuan percobaan yang terletak pada ulangan ke-i,

(15)

Selanjutnya data dianalisis dengan Analysis of Varience (ANOVA), untuk setiap parameter yang nyata dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

- Tahap Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terlebih dahulu dilakukan konsultasi dengan komisi pembimbing, penyusunan usulan penelitian, studi literatur, pengadaan peta, pengadaan peralatan, dan penyusunan rencana kerja yang berguna untuk mempermudah pekerjaan secara sistematis sehingga didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

- Pengamatan Lapangan

Pekerjaan dimulai dengan survei pendahuluan, yaitu dengan mengadakan orientasi lapangan penelitian untuk mengetahui kondisi lapangan. Setelah survei pendahuluan, dilanjutkan dengan pelaksanaan survei utama dengan tujuan utamanya adalah pengambilan contoh daun kol dan buah tomat.

- Pengambilan Sampel

(16)

sementara sampel daun kol diambil dari 2 helai daun dari pinggir daun krop terluar tanaman kol.

Perlakuan pencucian dilakukan dengan cara sampel daun tanaman kol dan sampel buah tanaman tomat dengan perlakuan pencucian, dicuci pada air mengalir lalu diusap sebanyak 5 kali agar kadar Pb pada sampel tersebut dapat berkurang.

Jarak dari jalan raya ditentukan dengan cara sampel daun tanaman kol dan sampel buah tanaman tomat berdasarkan perlakuan jarak 5 meter dan 10 meter dengan menggunakan meteran yang diukur dari pinggir jalan raya.

Setelah diperoleh sampel daun dan buah maka diambil 2 helai daun untuk setiap contoh daun kol dan 5 buah untuk sampel kulit buah tomat, kemudian dianalisis logam beratnya. Selama kegiatan pengambilan contoh tanaman tersebut dilakukan juga pengamatan dan pencatatan keadaan lingkungan areal penelitian.

- Analisis Laboratorium

Sampel tanaman yang diambil dari daerah penelitian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kandungan logam berat dalam kulit buah tomat dan daun kol.

Sebagai dasar untuk mengetahui kandungan logam berat dalam tanaman di areal tersebut, dilakukan analisis laboratorium yaitu logam berat Pb dengan menggunakan metode ekstraksi HNO3 dan HClO4, dan diukur dengan AAS.

- Pengolahan Data

(17)

- Parameter Penelitian

Pengukuran kandungan logam berat Pb pada daun tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat dengan menggunakan metode ekstraksi HNO3 dan HClO4 dan diukur

(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil pengambilan sampel yang telah dilakukan pada beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Empat, Kabanjahe, dan Tiga Panah di Kabupaten Karo maka diperoleh hasil kadar logam berat Pb pada daun tanaman kol dan buah tanaman tomat.

Hasil sidik ragam seperti pada Lampiran 3 memperlihatkan bahwa perlakuan jenis tanaman, perlakuan pencucian dan perlakuan jarak dari jalan raya berpengaruh nyata, sedangkan interaksi antara perlakuan jenis tanaman dan perlakuan pencucian tidak berpengaruh nyata. Interaksi antara perlakuan jenis tanaman tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan jarak dari jalan raya dan perlakuan pencucian tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan jarak dari jalan raya serta interaksi antara jarak dari perlakuan jenis tanaman, perlakuan pencucian dan perlakuan jarak dari jalan raya tidak berpengaruh nyata.

Hasil uji beda rataan logam berat Pb berdasarkan perlakuan jenis tanaman, perlakuan pencucian dan perlakuan jarak dari jalan raya disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb berdasarkan Perlakuan Jenis Tanaman, Perlakuan Pencucian dan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya

Jarak

Pencucian Jenis Tanaman

Kol (T1) Tomat (T2)

5 meter (J1)

Tidak dicuci (C1) 6,19 ppm 4,01 ppm

Dicuci (C2) 4,48 ppm 3,08 ppm

10 meter (J2)

Tidak dicuci (C1) 4,79 ppm 3,10 ppm

Dicuci (C2) 3,86 ppm 2,26 ppm

Rataan 4,83 ppm 3,11 ppm

(19)

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa perlakuan T1C1J1 dan T2C1J1

mempunyai nilai kadar logam berat Pb yang paling tertinggi yaitu 5,10 ppm. Sementara yang paling rendah terdapat pada perlakuan T1C2J2 dan T2C2J2

Hasil uji beda rataan logam berat Pb pada daun tanaman kol berdasarkan perlakuan pencucian dan perlakuan jarak dari jalan raya disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol berdasarkan

Perlakuan Pencucian dan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya

Pencucian Jarak dari jalan raya Rataan

5 meter 10 meter

Tidak dicuci 6,19 ppm 4,79 ppm 5,49 ppm a

Dicuci 4,48 ppm 3,86 ppm 4,17ppm b

Rataan 5,33 ppm a 4,325 ppm b

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb pada daun tanaman kol yang tidak dicuci di air mengalir yang diambil dari jarak 5 meter dan 10 meter pada pinggir jalan (T1C1J1 dan T1C1J2)

berbeda nyata dengan taraf (T1C2J1 dan T1C2J2). Dari hasil uji beda rataan pada Tabel

5 diketahui bahwa kandungan logam berat Pb pada tanaman kol dengan perlakuan pencucian yang diambil pada jarak 5 meter dari pinggir jalan raya (T1C1J1 dan

T1C2J1) berbeda nyata dengan taraf (T1C1J2 dan T1C2J2).

Gambar 1. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol berdasarkan Perlakuan Pencucian

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

1 2 3 4

T1C1J1 T1C2J1 T1C1J2 T1C2J2

Tidak dicuci

(20)

Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat bahwa kadar logam berat Pb tertinggi terdapat pada perlakuan yang tidak dicuci yaitu 6,19 ppm. Sementara kadar logam berat Pb terendah terdapat pada perlakuan yang dicuci yaitu 3,86 ppm.

Gambar 2. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol berdasarkan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya

Berdasarkan Gambar diatas dapat dilihat bahwa kadar logam berat Pb tertinggi terdapat pada perlakuan jarak 5 meter dari pinggir jalan raya yaitu 6,19 ppm. Sementara kadar logam berat Pb terendah terdapat pada perlakuan 10 meter dari pinggir jalan raya yaitu 3,86 ppm.

Tabel 6. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb pada Buah Tanaman Tomat berdasarkan Perlakuan Pencucian dan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya Jenis tanaman Jarak dari jalan raya Rataan

5 meter 10 meter

Tidak dicuci 4,01 ppm 3,10 ppm 3,55 ppm a

Dicuci 3,08 ppm 2,26 ppm 2,67 ppm b

Rataan 3,54 ppm a 2,68 ppm b

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata (5%) menurut uji DMRT

Dari hasil uji beda rataan pada Tabel 6 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb pada buah tanaman tomat yang tidak dicuci di air mengalir yang diambil dari jarak 5 meter dan 10 meter pada pinggir jalan (T2C1J1 dan T2C1J2)

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00

1 2 3 4

T1C1J1 T1C1J2 T1C2J1 T1C2J2

(21)

berbeda nyata dengan taraf (T2C2J1 dan T2C2J2). Dari hasil uji beda rataan pada Tabel

6 diketahui bahwa kandungan logam berat Pb pada buah tanaman tomat dengan perlakuan pencucian yang diambil pada jarak 5 meter dari pinggir jalan raya (T2C1J1

dan T2C2J1) berbeda nyata dengan taraf (T2C1J2 dan T2C2J2).

Gambar 3. Histogram Nilai Rataan Logam Berat Pb pada Buah Tanaman Tomat berdasarkan Perlakuan Pencucian

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa perlakuan tidak dicuci mengandung logam Pb yang tinggi yaitu 4,01 ppm sementara yang terendah terdapat pada perlakuan dicuci yaitu 2,26 ppm.

Gambar 4. Histogram Nilai Rataan Logam Berat Pb pada Buah Tanaman Tomat berdasarkan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

1 2 3 4

T2C1J1 T2C2J1 T2C1J2 T2C2J2

Tidak dicuci Dicuci 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

1 2 3 4

T2C1J1 T2C2J1 T2C1J2 T2C2J2

Jarak 5 m Jarak 10 m ppm

T2C1J1 T2C1J2 T2C2J1 T2C2J2

(22)

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa perlakuan 5 meter dari pinggir jalan raya mengandung logam Pb yang tertinggi yaitu 4,01 ppm sementara yang terendah terdapat pada perlakuan 10 meter dari pinggir jalan raya yaitu 2,26 ppm.

Pembahasan

Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa nilai rataan analisis logam berat Pb pada tanaman kol berdasarkan perlakuan pencucian dan perlakuan jarak dari jalan raya mengalami penurunan setelah dilakukan pencucian. Berdasarkan hasil yang diperoleh sampel yang telah diambil mengalami penurunan pada saat dilakukan pencucian. Pasaribu (2004) yang menyatakan menurunnya kadar timbal (Pb) dalam sayuran yang telah dicuci disebabkan pada saat pencucian yang dilakukan dengan air mengalir dengan daya semprot tinggi menyebabkan terlepasnya timbal (Pb) jerapan yang terdapat pada permukaan sayuran sedangkan timbal (Pb) serapan masih tetap ada dalam sayuran. Timbal (Pb) serapan memiliki ukuran partikel yang lebih kecil daripada timbal (Pb) jerapan. Semakin kecil ukuran partikelnya maka semakin mudah untuk meresap ke dalam sayuran dan semakin sulit terlepas bila hanya dilakukan pencucian.

(23)

buangan kendaraan bermotor yang akan terbang ke udara, sebagian akan menempel pada tanaman sayur yang berada di pinggir jalan raya dan sebagian lagi dengan adanya angin dan hujan akan mengakibatkan debu tersebut jatuh ke permukaan tanah dan jalan raya. Senyawa timbal yang menempel pada tanaman semakin lama akan teradsorbsi masuk ke dalam daun, sedangkan yang jatuh ke tanah akan diserap oleh tumbuhan melewati akar dan akan disebarkan keseluruh bagian dari tanaman tersebut.

Berdasarkan Tabel 5 pada daun tanaman kol yang tidak dicuci yang ditanam 5 meter dari jalan raya kadar timbal sekitar 6,19 ppm sementara pada jarak 10 meter 4,79 ppm. Pada buah tanaman tomat yang tidak dicuci yang ditanam 5 meter dari jalan raya kadar timbal sekitar 4,01 ppm sementara pada jarak 10 meter 3,10 ppm. Tingginya kadar Pb dapat dipengaruhi oleh penggunaan pupuk, pestisida maupun jarak dari jalan raya. Darmono (2001) yang menyatakan bahwa sumber kontaminasi logam dalam tanah pertanian berasal dari: (1) Jumlah logam yang ada pada batuan tempat tanah terbentuk, (2) Jumlah pupuk yang diberikan, (3) Berasal dari berbagai kegiatan seperti pertambangan, industri dan transportasi yang sering ditemukan dalam air, tanah dan udara, (4) Jumlah yang terambil pada proses panen ataupun merembes ke dalam tanah yang lebih dalam.

(24)

tinggi daripada kadar timbal pada sayuran kol. Hal ini bisa disebabkan oleh sayuran selada memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada sayuran kol. Permukaan daun selada yang lebih bergelombang dan bertekstur kasar juga lebih memungkinkan timbal menempel pada sayuran selada.

Logam berat pada buah tanaman tomat cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daun tanaman kol. Hal disebabkan karena permukaan kulit tanaman tomat yang lebih licin sementara daun tanaman kol cenderung lebih bergelombang dan sedikit kasar. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Erdayanti dkk. (2015) yang menyatakan bahwa pada sampel sayur kangkung memiliki daun yang licin sehingga untuk menyerap partikulat logam timbal yang terdapat di udara juga akan lebih sedikit dibandingkan dengan sayur bayam yang memiliki permukaan daun yang lebih kasar.

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa konsentrasi timbal pada jarak 5 meter lebih tinggi dibandingkan dengan jarak 10 meter. Hal ini terjadi karena tanaman pada jarak 5 meter lebih dekat dengan bahan pencemar. Hal ini didukung oleh Sanra dkk. (2015) yang menyatakan bahwa ada perbedaan konsentrasi timbal pada setiap jenis sampel. Perbedaan ini terjadi karena jarak sampel dengan sumber pencemar. Semakin dekat jarak sampel dengan sumber pencemar, maka sampel akan tercemar lebih besar. Sebaliknya, semakin jauh jarak sampel dari sumber pencemar, semakin rendah konsentrasi cemaran timbal yang terukur. Hal ini juga dibuktikan dengan konsentrasi timbal yang terdapat pada kontrol, konsentrasi timbalnya jauh lebih rendah dari sampel.

(25)

pada sampel dipengaruhi oleh asap dari kendaraan bermotor dari jalan raya. Hal ini didukung oleh Siregar (2005) yang menyatakan semakin tinggi tingkat pencemaran akan menyebabkan semakin tinggi kadar timbal (Pb) dalam sayuran. Jumlah timbal (Pb) di udara dipengaruhi oleh volume atau kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan daerah industri, percepatan mesin dan arah angin.

Tingginya kadar Pb pada tanaman yang berada di pinggir jalan raya dapat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah kendaraan yang melintas di jalan. Semakin banyak jumlah kendaraan yang melintas maka akan semakin besar PbO yang

dilepaskan melalui asap gas kendaraan bermotor. Hal ini didukung oleh Marbun (2010) yang menyatakan meningkatnya konsentrasi timbal di udara yang

berasal dari hasil pembakaran bahan bakar bensin dalam berbagai senyawa Pb terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO. Senyawa Pb halogen terbentuk selama pembakaran, karena dalam bensin yang sering ditambahkan cairan anti ketuk yang terdiridari 62% TEL, 18% etilendiklorida dan 2% bahan-bahan lainnya. Senyawa yang berperan sebagai zat anti ketuk adalah timbal oksida. Pada proses pembakaran mesin, senyawa PbO dilepaskan dalam bentuk partikel melalui asap gas buang kendaraan bermotor. Sebagian diantaranya akan membentuk partikulat di udara bebas dengan unsur-unsur lain, sedangkan sebagian lainnya akan menempel dan diabsorbsi oleh tanaman tomat yang berada di sepanjang jalan raya.

(26)

tentang batas aman logam berat Pb pada tanaman sayuran sehingga kadar logam berat pada daun tanaman kol dapat dikatakan berbahaya bagi tubuh manusia.

Tingginya konsentrasi logam Pb pada daun tanaman kol maupun buah tanaman tomat dapat juga disebabkan oleh kandungan logam Pb pada tanah juga lebih tinggi. Hal ini dikarenakan oleh logam Pb didalam tanah diserap oleh akar

tanaman lalu masuk melalui jaringan tanaman. Hal ini didukung oleh Alloway (1995) yang menyatakan bahwa logam berat Pb terserap oleh akar tanaman

apabila logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya. Tanah akan didominasi oleh kation Pb, sehingga menyebabkan kation-kation lain ketersediaannya berkurang dalam kompleks serapan akar. Kation Pb yang terserap oleh akar masuk kedalam tanaman akan menjadi inhibitor pembentukan enzim kemudian akan menghambat proses metabolisme tanaman, yang meliputi proses respirasi yang nantinya akan menghasilkan ATP yang digunakan untuk fotosintesis, kemudian hasil fotosintesis akan digunakan dan diedarkan untuk pembelahan sel (tinggi, jumlah dan biomassa) serta reproduksi akan terganggu. Apabila ini dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan menurunnya kualitas pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu.

(27)
(28)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kadar logam berat Pb bervariasi akibat perlakuan jenis tanaman, perlakuan pencucian dan perlakuan jarak dari jalan raya.

2. Rata-rata kadar logam berat pada tanaman kol sebelum dicuci adalah 6,19 ppm pada jarak 5 m dan 4,79 ppm pada jarak 10 m dari jalan raya.

3. Rata-rata logam berat pada tanaman kol setelah dicuci adalah 4,48 ppm pada jarak 5 m dan 3,86 ppm pada jarak 10 m lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tomat setelah dicuci yaitu 3,08 ppm pada jarak 5 m dan 2,26 ppm pada jarak 10 m dari jalan raya.

Saran

(29)

TINJAUAN PUSTAKA Logam Berat dalam Tanaman

Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3 dan logam dengan berat molekul tinggi, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup (Subowo dkk., 1999).

Logam berat itu dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:

1. Logam berat esensial: yakni logam dalam jumlah tertentu yang sangat dibutuhkan oleh organisme. Dalam jumlah yang berlebihan, logam tersebut bisa menimbulkan efek toksik. Contohnya adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya.

2. Logam berat tidak esensial; yakni logam yang keberadaannya masih belum diketahui manfaatnya bahkan bersifat toksik, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain-lain (Widowati dkk., 2008).

Logam yang mempunyai sifat toksik yang tinggi yaitu Hg, Cd, Pb, As, Cu dan Zn. Logam yang mempunyai sifat toksik menengah yaitu Cr, Ni, dan Co. Logam yang mempunyai sifat toksik yang rendah yaitu Mn dan Fe (Connel, 1995). Menurut Darmono (2001) urutan toksisitas logam terhadap manusia yang mengkomsumsi ikan adalah Hg2+> Cd2+> Ag2+> Ni2+> Pb2+> As2+> Cr2+> Sn2+> Zn2+.

Sumber kontaminasi logam dalam tanah pertanian berasal dari: (1) Jumlah logam yang ada pada batuan tempat tanah terbentuk, (2) Jumlah pupuk yang diberikan, (3) Berasal dari berbagai kegiatan seperti pertambangan, industri dan transportasi yang sering ditemukan dalam air, tanah dan udara, (4) Jumlah yang

(30)

Pada tanaman logam berat dapat masuk ke dalam jaringan melalui akar dan stomata (Alloway, 1990). Pada dasarnya logam berat seperti Fe, Mn, Cu, Ni dan Zn merupakan unsur essensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil Namun dalam konsentrasi tinggi dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Logam Pb dan Cd bukan unsur essensial bagi tanaman. Logam Pb dan Cd bersifat toksik yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman Janouskova dkk. (2005). Rendahnya pertumbuhan tanaman akibat logam berat disebabkan karena adanya penurunan kandungan klorofil tanaman (Olivares, 2003).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencemaran mengakibatkan menurunnya pertumbuhan dan produksi tanaman serta diikuti dengan gejala yang tampak (visible symptoms). Kerusakan tanaman karena pencemaran berawal pada tingkat biokimia (gangguan proses fotosintesis, respirasi, serta biosintesis protein dan lemak), selanjutnya tingkat ultrastruktural (disorganisasi sel membran), kemudian tingkat sel (dinding sel, mesofil, pecahnya inti sel) dan diakhiri dengan terlihatnya gejala pada jaringan daun seperti klorosis dan nekrosis (Malhotra and Khan, 1984).

Hutagalung (1991) menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat toksisitas logam berat antara lain suhu, salinitas, pH, dan kesadahan. Penurunan pH dan salinitas perairan menyebabkan toksisitas logam berat semakin besar. Peningkatan suhu menyebabkan toksisitas logam berat meningkat, sedangkan kesadahan yang tinggi dapat mengurangi toksisitas logam berat karena logam berat dalam air dengan kesadahan tinggi membentuk senyawa kompleks yang mengendap dalam air.

(31)
[image:31.595.117.527.206.433.2]

toksik tinggi yang terdiri atas unsur-unsur merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Bersifat toksik sedang terdiri dari unsur-unsur kromium (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co), serta yang bersifat toksik rendah terdiri atas unsur mangan (Mn) dan besi (Fe).

Tabel 1. Standar Legislasi Batas Aman untuk Logam Berat pada Sayur

Sumber Timbal

(Pb)

Cadmium (Cd) Tembaga (Cu) West-german Federal Health

Agency

0,8 mg/kg 0,1 mg/kg Belum ditentukan Regulation and Recommendation

for Heavy Metals by the Food and Drugs Act

2,0 ppm Belum ditentukan batasnya (dalam

penelitian)

20 ppm

Regulation and Recommendation for Heavy Metals & South Africa

1,0 ppm Belum ditentukan 20 ppm Regulation and Recommendation

for Heavy Metals in Canada

2,0 ppm Belum ditentukan 50 ppm Regulation and Recommendation

for Heavy Metals in Australia

2,0 ppm Belum ditentukan 30 ppm

Recommendation for Heavy Metals in New Zealand

2,5 ppm 1 ppm 50 ppm

Sumber : (Ayu, 2002). Timbal (Pb)

(32)

dan bersifat karsinogenik dapat menyebabkan mutasi, terurai dalam jangka waktu yang lama dan tokisisitasnya yang tidak berubah (Novem, 2010).

Sudarmaji dkk. (2008) mengatakan bahwa secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001-0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb. Penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1-1,0 μg/kg berat kering. Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (galena), PbCO3 (cerusite)

dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata galena merupakan sumber utama Pb yang berasal

dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70% kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran Zn dan Cu.

Logam Pb secara alami banyak ditemukan dan tersebar luas pada bebatuan dan lapisan kerak bumi. Di perairan Pb ditemukan dalam bentuk Pb2+, PbOH+, PbHCO3,

PbSO4 dan PbCO+ (Perkins, 1977 dalam Rohilan, 1992). Pb2+ di perairan bersifat

[image:32.595.113.510.627.759.2]

stabil dan lebih mendominasi dibandingkan dengan Pb4+. Masuknya Pb ke dalam perairan melalui proses pengendapan yang berasal dari aktivitas di darat seperti industri, rumah tangga, erosi, jatuhan partikel-partikel dari sisa proses pembakaran yang mengandung tetraetil Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam, dan buangan sisa industri baterai (Palar, 2004).

Tabel 2. Kisaran Logam Berat Sebagai Pencemar dalam Tanah dan Tanaman. Unsur Kisaran Kadar Logam Berat (ppm)

Tanah Tanaman

As 0,1-40 0,1-5

B 2-100 30-75

F 30-300 2-20

Cd 0,1-7 0,2-0,8

Mn 100-4000 15-200

(33)

Sumber : Soepardi (1983 dalam Barchia, 2009)

Logam Pb sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman yaitu daun, batang, akar dan umbi-umbian (bawang merah). Smith (1981) juga menerangkan gejala akibat pencemaran logam berat adalah: klorosis, nekrosis, pada ujung dan sisi daun serta busuk daun yang lebih awal. Logam Pb dalam bentuk anorganik dan organik memiliki toksitas yang sama pada manusia misalnya pada bentuk organik seperti tetraetil-timbal dan tetrametil timbal (TEL dan TML). Logam Pb dalam tubuh dapat menghambat aktivitas kerja enzim. Namun yang paling berbahaya adalah toksitas Pb yang disebabkan oleh gangguan absorbsi kalsium (Ca). Hal ini menyebabkan terjadinya penarikan deposit Pb dari tulang tersebut (Darmono, 2001).

Logam Pb merupakan logam berat yang sangat beracun dapat dideteksi secara praktis pada seluruh benda mati di lingkungan dan seluruh sistem biologis. Sumber utama Pb adalah makanan dan minuman. Komponen ini beracun terhadap seluruh aspek kehidupan. Logam Pb dapat mempengaruhi kerja sistem saraf, hemetologic, hemetotoxic dan mempengaruhi kerja ginjal. Rekomendasi dari WHO, logam berat Pb dapat ditoleransi dalam seminggu dengan takaran 50 mg/kg berat badan untuk dewasa dan 25 mg/kg berat badan untuk bayi dan anak-anak. Mobilitas timbal di tanah dan tumbuhan cenderung lambat dengan kadar normalnya pada tumbuhan berkisar 0,5- 3 ppm (Palar, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar Pb dalam tanaman yaitu jangka waktu tanaman kontak dengan timbal, kadar Pb dalam tanah, morfologi dan fisiologi tanaman, umur tanaman dan faktor yang mempengaruhi areal seperti banyaknya tanaman penutup serta jenis tanaman di sekeliling tanaman tersebut. Dua jalan

Cu 2-100 4-15

(34)

masuknya Pb ke dalam tanaman yaitu, melalui akar dan daun. Logam Pb setelah masuk ke sistem tanaman akan diikat oleh membran-membran sel, mitokondria dan kloroplas. Bahkan pencemaran dapat menyebabkan terjadinya kerusakan fisik. Kerusakan tersembunyi dapat berupa penurunan kemampuan tanaman dalam menyerap air, pertumbuhan yang lambat atau pembukaan stomata yang tidak sempurna (Hutagalung dan Jalaluddin, 1982).

Logam Pb diserap oleh tanaman pada saat kandungan bahan organik dan kondisi kesuburan tanah rendah, selain itu komposisi dan pH tanah, serta Kapasitas Tukar Kation (KTK) juga mempengaruhi perpindahan Pb dari tanah ke tanaman. Logam berat Pb pada keadaan ini akan terlepas dari ikatan tanah berupa ion yang bergerak bebas kemudian diserap oleh tanaman melalui pertukaran ion. Logam berat Pb terserap oleh akar tanaman apabila logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya. Hal ini akan mengakibatkan tanah akan didominasi oleh kation Pb, sehingga menyebabkan kation-kation lain ketersediaannya berkurang dalam kompleks serapan akar. Kation Pb yang terserap oleh akar masuk kedalam tanaman akan menjadi inhibitor pembentukan enzim kemudian akan menghambat proses metabolisme tanaman, yang meliputi proses respirasi yang nantinya akan menghasilkan ATP yang digunakan untuk fotosintesis, kemudian hasil fotosintesis akan digunakan dan diedarkan untuk pembelahan sel (tinggi, jumlah dan biomassa) serta reproduksi akan terganggu. Apabila ini dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan menurunnya kualitas pertumbuhan tanaman padi dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu (Alloway, 1995).

(35)

pada bahan bakar kendaraan bermotor menyebabkan terjadi pembakaran bahan tambahan (aditif) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor yang menghasilkan emisi Pb inorganik. Logam Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses didalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya. Logam Pb yang keluar dari knalpot akan keluar ke lingkungan dan mencemari lingkungan. Lingkungan yang

dapat tercemari dapat berupa udara, air, tanah, makanan dan lain-lain (Marbun, 2010).

Menurunnya kadar Pb dalam sayuran yang telah dicuci disebabkan pada saat pencucian yang dilakukan dengan air mengalir dengan daya semprot tinggi menyebabkan terlepasnya timbal (Pb) jerapan yang terdapat pada permukaan sayuran sedangkan Pb serapan masih tetap ada dalam sayuran. Pb serapan memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dari Pb jerapan. Semakin kecil ukuran partikelnya maka semakin mudah untuk meresap ke dalam sayuran dan semakin sulit terlepas bila hanya dilakukan pencucian (Pasaribu, 2004).

Luas permukaan sayuran juga mempengaruhi kadar timbal jerapan yang menempel pada sayuran. Pada sayuran selada kadar timbalnya lebih tinggi daripada kadar timbal pada sayuran kol. Hal ini disebabkan oleh sayuran selada memiliki luas permukaan yang lebih lebar daripada sayuran kol. Permukaan daun selada yang lebih bergelombang dan bertekstur kasar juga lebih memungkinkan timbal menempel pada sayuran selada daripada permukaan sayuran kol yang licin dan tidak bergelombang (Eka dkk., 2015).

(36)

seperti timbal ke dalam tubuh makhuk hidup. Logam berat yang masuk ke dalam tubuh manusia akan melakukan interaksi dengan enzim, protein, DNA serta metabolisme lainnya. Adanya jumlah logam berat yang berlebih dalam tubuh akan berpengaruh buruk terhadap tubuh. Pada tubuh manusia logam timbal dapat bersenyawa dengan enzim aktif menjadi tidak aktif sehingga sintesis butiran darah manusia (Hb) dapat dihambat akibatnya dapat menimbulkan penyakit anemia (Widaningrum, 2007).

Logam berat yang masuk ke dalam tanaman akan berikatan dengan unsur hara lain dan mengalami immobilisasi ke bagian tanaman tertentu dan tidak dapat diedarkan ke seluruh tanaman karena telah mengalami proses detoksifikasi (penimbunan pada organ tertentu) sehingga tanaman masih dapat tumbuh dan unsur hara yang diperlukan tanaman masih mampu untuk mensuplai pertumbuhan tanaman meskipun tercemar logam berat Pb. Salah satu unsur hara yang dapat dijadikan

contoh dalam proses KTK (Kapasitas Tukar Kation) adalah unsur hara K (Priyanto dan Prayitno, 2007).

(37)

melewati akar dan akan disebarkan keseluruh bagian dari tanaman tersebut (Erdayanti dkk., 2015).

Perbedaan konsentrasi timbal pada setiap jenis sampel. Perbedaan ini terjadi karena jarak sampel dengan sumber pencemar. Semakin dekat jarak sampel dengan sumber pencemar, maka sampel akan tercemar lebih besar. Sebaliknya, semakin jauh jarak sampel dari sumber pencemar, semakin rendah konsentrasi cemaran timbal yang terukur (Sanra dkk., 2015). Semakin tinggi tingkat pencemaran akan menyebabkan semakin tinggi kadar timbal (Pb) dalam sayuran. Jumlah timbal (Pb) di udara dipengaruhi oleh volume atau kepadatan lalu lintas, jarak dari jalan raya dan daerah industri, percepatan mesin dan arah angin (Siregar, 2005).

Pada sampel sayur kangkung kandungan logam timbal berada di bawah limit deteksi alat SSA yaitu sebesar 0,024 ppm sehingga konsentrasi logam timbal pada sampel tidak terdeteksi. Ini dikarenakan masa panen dari sayur kangkung lebih cepat dibandingkan sayur bayam, selain itu permukaan dari daun sayuran itu juga berbeda. Sayur kangkung memiliki daun yang licin sehingga untuk menyerap partikulat logam timbal yang terdapat di udara juga akan lebih sedikit dibandingkan

[image:37.595.112.516.596.741.2]

dengan sayur bayam yang memiliki permukaan daun yang lebih kasar (Erdayanti dkk., 2015).

Tabel 3. Batas Kritis Logam Berat dalam Tanah, Air dan Tanaman Logam

berat

Kisaran Kadar Logam Berat (ppm)

Tanah Air Tanaman

Pb 100 0,03 50

Cd 0,50 0,05-0,10 5-30

Co 10 0,4-0,6 15-30

Cr 2,5 0,5-0,1 5-30

Ni 50 0,2-0,5 5-30

Cu 60-125 2-3 20-100

Mn 1500 - -

(38)

Sumber: Ministry of State for Population and Enviromental of Indonesia and Dalhosie, University Canada (1992)

Metode Penelitian Survei

Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).

Tujuan survei ini adalah menganalisis tanah dan tanaman, menganalisis logam berat dan memetakan lokasi pengambilan sampel tanaman berdasarkan metode purposive sampling dan mengolah data dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial (Sugiama, 2008).

Menurut Sugiama (2008) penelitian survei dilakukan dengan tujuan: 1. Data yang dikumpulkan dapat dihitung lebih cepat.

2. Cakupan lebih besar. 3. Mengurangi biaya.

Menurut Sugiama (2008) cara menentukan tipe survei yaitu : 1. Deskriptif, menggunakan pertanyaan

Bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

2. Analisis, mengunakan Hipotesis.

(39)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sayuran merupakan sumber pangan yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang secara langsung berperan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, higienitas dan keamanan sayuran yang dikonsumsi menjadi sangat penting agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Namun banyak jenis sayuran yang beredar di masyarakat tidak terjamin keamanannya karena diduga telah terkontaminasi logam-logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), atau merkuri (Hg) (Astawan, 2005).

Timbal (Pb) sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang, akar dan umbi-umbian (bawang merah). Perpindahan Pb dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah. Menurut (Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), 2009) batas maksimum kadar Pb untuk buah olahan dan sayur olahan yang dapat dikonsumsi yaitu 0,5 ppm. Konsentrasi Pb yang tinggi (100-1000 mg/ kg) akan dapat mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesis dan pertumbuhan. Tanaman dapat menyerap Pb pada saat kondisi kesuburan dan kandungan bahan organik tanah rendah. Pada keadaan ini Pb akan terlepas dari ikatan tanah berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah (Charlena, 2004).

(40)

Eka dkk. (2015) pada kol yang dijual dengan jarak lokasi 0 meter dari jalan raya dan dilakukan tindakan pencucian, kadar timbal berkurang dari 0,57 mg/kg menjadi 0,39 mg/kg; jarak 5 meter dari jalan raya kadar timbal berkurang dari 0,46 mg/kg menjadi 0,35 mg/kg, sedangkan jarak 20 meter dan 25 meter dari jalan raya, persentase penurunan tidak dapat dihitung karena kadar timbal pada kol sebelum dan sesudah pencucian hasilnya di bawah batas nilai uji yaitu <0,02 mg/kg.

Kabupaten Karo memiliki luas wilayah 2.127,25 km2 yang terdiri dari pemukiman penduduk 174,22 km2 dan lahan pertanian 1.953,03 km2. Kabupaten ini berlokasi di dataran tinggi Karo, Bukit Barisan Sumatera Utara. Wilayah Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi dengan ketinggian antara 600 sampai 1.400 meter di atas permukaan laut dan mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai 17°C (BPS, 2015).

Daerah dengan potensi untuk tanaman hortikultura ada di Kecamatan Simpang Empat, Berastagi, Kabanjahe, Tigapanah, Merek, Barusjahe, Naman Teran, Dolat Rayat, dan Merdeka. Subsektor hortikultura Kabupaten Karo yang diusahakan oleh masyarakat karo berupa tanaman sayuran dan buah-buahan seperti: tomat, kol, kentang, petsai, cabe, buncis, wortel, daun bawang, arcis, jeruk, markisa, alpokat dan pisang (BPS, 2015).

(41)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb di daun tanaman kol dan buah pada tanaman tomat di beberapa Kecamatan Kabupaten Karo. Hipotesis Penelitian

1. Bagian tanaman yang berbeda maka berbeda kadar logam berat Pb nya.

2. Semakin jauh jarak dari jalan raya maka semakin rendah kadar Pb yang terdapat pada tanaman.

3. Pencucian bagian tanaman akan menurunkan kandungan Pb pada bagian tanaman tersebut.

Kegunaan Penelitian

(42)

ABSTRACT

CHYNTIA ARKESTI PASARIBU: Heavy metals Pb in Tomato and Cabbage Plants in several subdistricts of Karo Regency "guided by SARIFUDDIN and POSMA MARBUN.

The purpose of the research to know the content of heavy metals Pb in leaves of cabbage plants and fruits of tomatoes plants in several subdistricts of Karo Regency. This research was carried out in three subdistricts of Karo namely Simpang Empat, district Kabanjahe and district Tigapanah. Plant analysis was conducted in the laboratory of Oil Palm Research Centre (PPKS), Medan. This research was held from April until May 2016 using Randomized Block Design (RAK) factorial with three replicates. The first factor is the type of plants with two degrees of treatment are: cabbage leaves and fruit skins of tomatoes, the second factor is the washing with two levels of treatment: without washing and washed with running water and the third factor is the distance from the highway with two levels of treatment: 5m distance from the highway and a distance of 10 m from the highway. The parameters observed is the measurement of the content of heavy metals Pb on plant leaves and fruit peels cabbage tomato plants.

The results of this research showed that the average value of the heavy metals analysis Pb on plant cabbage and fruit skins tomato plants has decreased at a time when done washing from a distance of 5 metres or 10 metres. In plants with a treatment not washed cabbage has decreased approximately 5 meters is 6.19 ppm be 4.79 ppm at a distance of 10 meters. On treatment of washing at a distance of 5 meters from the highway, namely 4.48 ppm decline into 3.86 ppm at a distance of 10 meters. On the skin of the fruit of the tomato plant at the treatment experienced a decline not washed at a distance of 5 meters from the edge of the highway, namely 4.01 ppm be 3.10 ppm at a distance of 10 metres. While on treatment are washed at a distance of 5 meters from the highway, namely 3.08 ppm be 2.26 ppm at a distance of 10 meters. The interaction between these three factors of treatment consists of 2 degrees of treatment has no effect against the real content of heavy metals Pb in leaves of cabbage and fruit skins plant tomato plants.

(43)

ABSTRAK

CHYNTIA ARKESTI PASARIBU: “Kandungan Logam Berat Pb pada Tanaman Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo” dibawah bimbingan SARIFUDDIN dan POSMA MARBUN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb di daun tanaman kol dan buah pada tanaman tomat di beberapa Kecamatan Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan di tiga Kecamatan Kabupaten Karo yaitu Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan Tiga Panah. Analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2016 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama jenis tanaman dengan dua taraf perlakuan yaitu: daun kol dan kulit buah tomat, faktor kedua pencucian dengan dua taraf perlakuan yaitu: tanpa dicuci dan dicuci dengan air mengalir serta faktor ketiga jarak dari jalan raya dengan dua taraf perlakuan yaitu: jarak 5 m dari jalan raya dan jarak 10 m dari jalan raya. Parameter yang diamati adalah pengukuran kandungan logam berat Pb pada daun tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rataan analisis logam berat Pb pada tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat mengalami penurunan pada saat dilakukan pencucian dari jarak 5 meter maupun 10 meter. Pada tanaman kol dengan perlakuan tidak dicuci mengalami penurunan pada jarak 5 meter yaitu 6,19 ppm menjadi 4,79 ppm pada jarak 10 meter. Pada perlakuan dicuci pada jarak 5 meter dari jalan raya yaitu 4,48 ppm mengalami penurunan menjadi 3,86 ppm pada jarak 10 meter. Pada kulit buah tanaman tomat pada perlakuan tidak dicuci mengalami penurunan pada jarak 5 meter dari pinggir jalan raya yaitu 4,01 ppm menjadi 3,10 ppm pada jarak 10 meter sementara pada perlakuan dicuci pada jarak 5 meter dari jalan raya yaitu 3,08 ppm menjadi 2,26 ppm pada jarak 10 meter. Interaksi antara ketiga faktor perlakuan yang terdiri dari 2 taraf perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam berat Pb didalam daun tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat.

(44)

KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb PADA TANAMAN KOL DAN TOMAT DI BEBERAPA KECAMATAN KABUPATEN KARO

SKRIPSI OLEH :

CHYNTIA ARKESTI PASARIBU 120301048

ILMU TANAH

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(45)

KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb PADA TANAMAN KOL DAN TOMAT DI BEBERAPA KECAMATAN KABUPATEN KARO

SKRIPSI

OLEH :

CHYNTIA ARKESTI PASARIBU 120301048

ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(46)

Judul Penelitian : Kandungan Logam Berat Pb Pada Tanaman Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo

Nama : Chyntia Arkesti Pasaribu

NIM : 120301048

Program Studi : Agroekoteknologi Minat Studi : Ilmu Tanah

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Dr. Ir. Sarifuddin, M.P) (Ir. Posma Marbun, M.P NIP. 196509031993031014 NIP. 196707121993032002

(47)

ABSTRACT

CHYNTIA ARKESTI PASARIBU: Heavy metals Pb in Tomato and Cabbage Plants in several subdistricts of Karo Regency "guided by SARIFUDDIN and POSMA MARBUN.

The purpose of the research to know the content of heavy metals Pb in leaves of cabbage plants and fruits of tomatoes plants in several subdistricts of Karo Regency. This research was carried out in three subdistricts of Karo namely Simpang Empat, district Kabanjahe and district Tigapanah. Plant analysis was conducted in the laboratory of Oil Palm Research Centre (PPKS), Medan. This research was held from April until May 2016 using Randomized Block Design (RAK) factorial with three replicates. The first factor is the type of plants with two degrees of treatment are: cabbage leaves and fruit skins of tomatoes, the second factor is the washing with two levels of treatment: without washing and washed with running water and the third factor is the distance from the highway with two levels of treatment: 5m distance from the highway and a distance of 10 m from the highway. The parameters observed is the measurement of the content of heavy metals Pb on plant leaves and fruit peels cabbage tomato plants.

The results of this research showed that the average value of the heavy metals analysis Pb on plant cabbage and fruit skins tomato plants has decreased at a time when done washing from a distance of 5 metres or 10 metres. In plants with a treatment not washed cabbage has decreased approximately 5 meters is 6.19 ppm be 4.79 ppm at a distance of 10 meters. On treatment of washing at a distance of 5 meters from the highway, namely 4.48 ppm decline into 3.86 ppm at a distance of 10 meters. On the skin of the fruit of the tomato plant at the treatment experienced a decline not washed at a distance of 5 meters from the edge of the highway, namely 4.01 ppm be 3.10 ppm at a distance of 10 metres. While on treatment are washed at a distance of 5 meters from the highway, namely 3.08 ppm be 2.26 ppm at a distance of 10 meters. The interaction between these three factors of treatment consists of 2 degrees of treatment has no effect against the real content of heavy metals Pb in leaves of cabbage and fruit skins plant tomato plants.

(48)

ABSTRAK

CHYNTIA ARKESTI PASARIBU: “Kandungan Logam Berat Pb pada Tanaman Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo” dibawah bimbingan SARIFUDDIN dan POSMA MARBUN.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb di daun tanaman kol dan buah pada tanaman tomat di beberapa Kecamatan Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan di tiga Kecamatan Kabupaten Karo yaitu Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kabanjahe dan Kecamatan Tiga Panah. Analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2016 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan tiga ulangan. Faktor pertama jenis tanaman dengan dua taraf perlakuan yaitu: daun kol dan kulit buah tomat, faktor kedua pencucian dengan dua taraf perlakuan yaitu: tanpa dicuci dan dicuci dengan air mengalir serta faktor ketiga jarak dari jalan raya dengan dua taraf perlakuan yaitu: jarak 5 m dari jalan raya dan jarak 10 m dari jalan raya. Parameter yang diamati adalah pengukuran kandungan logam berat Pb pada daun tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rataan analisis logam berat Pb pada tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat mengalami penurunan pada saat dilakukan pencucian dari jarak 5 meter maupun 10 meter. Pada tanaman kol dengan perlakuan tidak dicuci mengalami penurunan pada jarak 5 meter yaitu 6,19 ppm menjadi 4,79 ppm pada jarak 10 meter. Pada perlakuan dicuci pada jarak 5 meter dari jalan raya yaitu 4,48 ppm mengalami penurunan menjadi 3,86 ppm pada jarak 10 meter. Pada kulit buah tanaman tomat pada perlakuan tidak dicuci mengalami penurunan pada jarak 5 meter dari pinggir jalan raya yaitu 4,01 ppm menjadi 3,10 ppm pada jarak 10 meter sementara pada perlakuan dicuci pada jarak 5 meter dari jalan raya yaitu 3,08 ppm menjadi 2,26 ppm pada jarak 10 meter. Interaksi antara ketiga faktor perlakuan yang terdiri dari 2 taraf perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan logam berat Pb didalam daun tanaman kol dan kulit buah tanaman tomat.

(49)

RIWAYAT HIDUP

Chyntia Arkesti Pasaribu lahir pada tanggal 01 Oktober 1994 di Garoga. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak P.Pasaribu, S.E dan Ibu T.Herlyanta Lumbangaol, SPd.

Tahun 2006 lulus dari SDN 011 Pekanbaru, tahun 2009 dari SMPN 2 Pekanbaru, tahun 2012 lulus dari SMAN 2 Pekanbaru dan pada tahun yang samalulus ujian Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada program studi Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam Panitia Paskah Agroekoteknologi FP USU pada tahun 2015, Panitia Natal Agroekoteknologi FP USU pada tahun 2015.

(50)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah “Kandungan Logam Berat Pb Pada Tanaman Kol dan Tomat di Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Ir. Sarifuddin, M.P. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Posma Marbun,

(51)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2016

(52)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 3

Kegunaan Penulisan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Logam Berat dalam Tanaman ... 4

Pb (Timbal) ... 6

Metode Penelitian Survei ... 13

BAHAN DAN METODE Kondisi Umum Wilayah Penelitian ... 15

Tempat dan Waktu ... 15

Bahan dan Alat ... 15

Metode Penelitian ... 16

Pelaksanaan Penelitian ... 18

Tahap Persiapan ... 18

Pengamatan Lapangan ... 18

Pengambilan Sampel ... 18

Analisis Laboratorium ... 19

Pengolahan Data ... 19

Parameter Penelitian ... ... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... ... 20

Pembahasan ... ... 22

(53)

Saran ... ... 28

DAFTAR PUSTAKA

(54)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Standar Legislasi Batas Aman untuk Logam Berat pada Sayur ... 6 2. Kisaran Logam Berat Sebagai Pencemar dalam Tanah dan Tanaman ... 8 3. Batas Kritis Logam Berat dalam Tanah, Air dan Tanaman ... 13 4. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb berdasarkan Perlakuan Jenis Tanaman, Perlakuan Pencucian dan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya ... 21 5. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol berdasarkan

(55)

DAFTAR GRAFIK

No. Hal.

1. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol berdasarkan Perlakuan Pencucian ... 22 2. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol

berdasarkan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya ... 23 3. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Buah Tanaman Tomat

berdasarkan Perlakuan Pencucian ... 24 4. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Buah Tanaman Tomat

(56)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Hasil Analisis Laboratorium PPKS ... 35

2. Hasil Rataan Analisis Logam Berat Pb... 36

3. Hasil Sidik Ragam Logam Berat Pb ... 36

4. Lokasi Pengambilan Sampel ... 37

5. Peta Administrasi Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo ... 38

6. Peta Tutupan Lahan Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo ... 39

7. Peta Titik Sampel Beberapa Kecamatan Kabupaten Karo ... 40

Gambar

Tabel 4. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb berdasarkan Perlakuan Jenis Tanaman, Perlakuan Pencucian dan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya Jarak
Tabel 5. Nilai Rataan Analisis Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol berdasarkan Perlakuan Pencucian dan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya
Gambar 2. Histogram Nilai Rataan Kadar Logam Berat Pb pada Daun Tanaman Kol  berdasarkan Perlakuan Jarak dari Jalan Raya
Gambar 3. Histogram Nilai  Rataan Logam Berat Pb  pada Buah  Tanaman Tomat        berdasarkan Perlakuan Pencucian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang ditawarkan yaitu pelatihan bersama mitra untuk membuat bahan pewarna dari temulawak yang kemudian dianyam menjadi berbagai bentuk kerajinan rotan

13 Proses analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai. sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah

Berdasarkan grafik 2 diperoleh bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada materi lompat jauh sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar yang cukup

[r]

A prior knowledge of the higher-order semantic groupings of prompts allows test takers to prepare more efficiently by target- ing their preparation efforts at learning

[r]

Berdasarkan hasil uji coba dan analisa yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa sistem informasi ini dapat menampilkan informasi mengenai tempat ibadah secara lengkap

[r]