• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Sindroma Kecemasan terhadap Gejala-Gejala Dismenorea Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Sindroma Kecemasan terhadap Gejala-Gejala Dismenorea Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

CURRICULUM VITAE

Nama : Syekh Ahmad Arafat Husain

NIM : 120100360

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 20 Mei 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Prof. H.M.Yamin No. 292 Medan-Sumatera Utara

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat Email : arafathusain@rocketmail.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Yayasan Tawakkal 1998 – 2000

2. SD Mahatma Ghandi International School 2000 – 2006

3. SMP AL-Binaa 2006 – 2009

4. SMAN 1 Medan 2009 – 2012

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 – sekarang

Riwayat Organisasi :

1. Anggota Divisi Logistik SCOPH PEMA FK USU 2013-2014 2. Sekertaris Divisi Logistik SCOPH PEMA FK USU 2013-2014 3. Koordinator Dana dan Usaha PORSENI FK USU 2014

(2)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

“Tingkat Sindrom Kecemasan Terhadap Gejala-Gejala Dismenorea Primer pada

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”

Saya, Syekh Ahmad Arafat Husain, mahasiswa tingkat VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melaksanakan penelitian berjudul “Tingkat Sindrom Kecemasan Terhadap Gejala-Gejala Dismenorea Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat sindrom kecemasan terhadap gejala-gejala dismenorea primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Saudari untuk melakukan pengisian kuesioner. Setiap data yang didapatkan bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Partisipasi Saudari dalam penelitian ini bersifat bebas dan sukarela. Bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Saudari dapat mengisi lembaran persetujuan dan berpartisipasi dalam penelitian ini

Medan, 12 Juni 2015 Hormat saya,

(3)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tanga di bawah ini :

Nama :____________________________________________________________ Alamat :___________________________________________________________

telah mendapat penjelasan yang baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Tingkat Sindrom Kecemasan Terhadap Gejala-Gejala Dismenorea Primer pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara”.

Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk melakukan pengisian kuesioner. Saya bersedia berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian ini.

Medan,……….2015

Yang membuat pernyataan,

(4)

Lampiran 4

Identitas Responden

Nama :

Umur : Tahun

Riwayat Penyakit :

Riwayat Penggunaan obat :

Onset Menarche : Tahun

Lama Siklus Menstruasi : Hari

Apakah anda memiliki gejala berikut pada saat menstruasi?

Gejala Ya Tidak

Nyeri perut bawah atau pelvis yang dimulai dengan menstruasi dan berakhir selama 8-72 jam

Nyeri pinggang bawah

Nyeri paha di medial atau anterior Sakit kepala

Diare

Mual atau muntah

(5)

Lampiran 5

Generalized Anxiety Disorder Assessment 7

Selama 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda terganggu oleh

masalah-masalah berikut?

Tidak pernah

Beberapa hari

Lebih dari satu minggu

Hampir setiap hari

Merasa gelisah, cemas atau

amat tegang 0 1 2 3

Tidak mampu menghentikan atau mengendalikan rasa khawatir

0 1 2 3

Terlalu mengkhawatirkan

berbagai hal 0 1 2 3

Sulit untuk santai 0 1 2 3

Sangat gelisah sehingga sulit

untuk duduk diam 0 1 2 3

Menjadi mudah jengkel atau

lekas marah 0 1 2 3

Merasa takut seolah-olah sesuatu yang mengerikan mungkin terjadi

0 1 2 3

(6)

Lampiran 6

PENGOLAHAN DATA

Frequencies

Notes

Output Created 16-NOV-2015 20:44:12

Comments

Input Data C:\Users\arief_000\Documents\SPSS

arafat.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 100

Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid

data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Umur Onset

LamaSiklus D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

AnxietasKategori

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.05

Elapsed Time 00:00:00.19

[DataSet0] C:\Users\arief_000\Documents\SPSS arafat.sav

Statistics

Umur Onset LamaSiklus D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

AnxietasK

ategori

N Valid

100 100 100 10 0 10 0 10 0 10 0 10 0 10

0 100 100

(7)

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17 1 1.0 1.0 1.0

18 20 20.0 20.0 21.0

19 28 28.0 28.0 49.0

20 19 19.0 19.0 68.0

21 24 24.0 24.0 92.0

22 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Onset

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 10 4 4.0 4.0 4.0

11 13 13.0 13.0 17.0

12 34 34.0 34.0 51.0

13 25 25.0 25.0 76.0

14 16 16.0 16.0 92.0

15 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

LamaSiklus

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 25 2 2.0 2.0 2.0

27 3 3.0 3.0 5.0

28 57 57.0 57.0 62.0

29 12 12.0 12.0 74.0

30 11 11.0 11.0 85.0

31 8 8.0 8.0 93.0

33 3 3.0 3.0 96.0

35 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

(8)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 86 86.0 86.0 86.0

Tidak 14 14.0 14.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Nyeri pinggang bawah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 82 82.0 82.0 82.0

Tidak 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Nyeri paha di medial

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 22 22.0 22.0 22.0

Tidak 78 78.0 78.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sakit kepla

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 38 38.0 38.0 38.0

Tidak 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Diarea

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 14 14.0 14.0 14.0

Tidak 86 86.0 86.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

(9)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 30 30.0 30.0 30.0

Tidak 70 70.0 70.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Gejalanya terjadi 6-12 setelah menarce

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 46 46.0 46.0 46.0

Tidak 54 54.0 54.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

AnxietasKategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 30 30.0 30.0 30.0

Ringan 49 49.0 49.0 79.0

Sedang 16 16.0 16.0 95.0

Berat 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=Umur Onset LamaSiklus D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 AnxietasKategori

(10)

Frequencies

Notes

Output Created 16-NOV-2015 20:44:55

Comments

Input Data C:\Users\arief_000\Documents\SPSS

arafat.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 100

Missing Value

Handling

Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid

data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Umur Onset

LamaSiklus D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

AnxietasKategori

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.05

Elapsed Time 00:00:00.05

Statistics

Umur Onset Lama

Siklus D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

Anxietas

Kategori

N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

AnxietasKategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Normal 30 30.0 30.0 30.0

Ringan 49 49.0 49.0 79.0

Sedang 16 16.0 16.0 95.0

(11)

Total 100 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 BY AnxietasKategori /FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 16-NOV-2015 20:46:17 Comments

Input Data C:\Users\arief_000\Documents \SPSS arafat.sav

Active Dataset DataSet0 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in

Working Data File 100 Missing Value Handling Definition of Missing

User-defined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics for each table are

based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 BY AnxietasKategori /FORMAT=AVALUE TABLES /CELLS=COUNT TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.05

Elapsed Time 00:00:00.09

Dimensions

Requested 2

Cells Available 174734

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

D1 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D2 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D3 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D4 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D5 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

(12)

D7 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

Gejala Nyeri Perut Bawah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D1 Ya Count 23 44 15 4 86

% of Total 23.0% 44.0% 15.0% 4.0% 86.0%

Tidak Count 7 5 1 1 14

% of Total 7.0% 5.0% 1.0% 1.0% 14.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Gejala Nyeri Pinggang Bawah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D2 Ya Count 20 45 13 4 82

% of Total 20.0% 45.0% 13.0% 4.0% 82.0%

Tidak Count 10 4 3 1 18

% of Total 10.0% 4.0% 3.0% 1.0% 18.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Gejala Nyeri Paha Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D3 Ya Count 5 15 1 1 22

% of Total 5.0% 15.0% 1.0% 1.0% 22.0%

Tidak Count 25 34 15 4 78

% of Total 25.0% 34.0% 15.0% 4.0% 78.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Gejala Sakit Kepala Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

(13)

Normal Ringan Sedang Berat

D4 Ya Count 5 24 6 3 38

% of

Total 5.0% 24.0% 6.0% 3.0% 38.0%

Tidak Count 25 25 10 2 62

% of

Total 25.0% 25.0% 10.0% 2.0% 62.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of

Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Gejala Diarea Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D5 Ya Count 2 10 0 2 14

% of Total 2.0% 10.0% 0.0% 2.0% 14.0%

Tidak Count 28 39 16 3 86

% of Total 28.0% 39.0% 16.0% 3.0% 86.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Gejala Mual Atau Muntah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D6 Ya Count 5 14 7 4 30

% of Total 5.0% 14.0% 7.0% 4.0% 30.0%

Tidak Count 25 35 9 1 70

% of Total 25.0% 35.0% 9.0% 1.0% 70.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Gejala Dismenorea Terjadi 6-12 Bulan Setelah Onset Menarce Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D7 Ya Count 5 27 13 1 46

% of Total 5.0% 27.0% 13.0% 1.0% 46.0%

(14)

% of Total 25.0% 22.0% 3.0% 4.0% 54.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

CROSSTABS

/TABLES=D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 BY AnxietasKategori /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Notes

Output Created 16-NOV-2015 20:47:51

Comments

Input Data C:\Users\arief_000\Documents\SPSS

arafat.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 100

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified

range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 BY

AnxietasKategori

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.03

Elapsed Time 00:00:00.25

Dimensions Requested 2

(15)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

D1 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D2 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D3 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D4 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D5 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D6 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D7 * AnxietasKategori 100 100.0% 0 0.0% 100 100.0%

D1 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D1 Ya Count 23 44 15 4 86

% of Total 23.0% 44.0% 15.0% 4.0% 86.0%

Tidak Count 7 5 1 1 14

% of Total 7.0% 5.0% 1.0% 1.0% 14.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3.705a 3 .295

Likelihood Ratio 3.616 3 .306

Linear-by-Linear Association 1.478 1 .224

N of Valid Cases 100

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

(16)

D2 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D2 Ya Count 20 45 13 4 82

% of Total 20.0% 45.0% 13.0% 4.0% 82.0%

Tidak Count 10 4 3 1 18

% of Total 10.0% 4.0% 3.0% 1.0% 18.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 8.011a 3 .046

Likelihood Ratio 7.933 3 .047

Linear-by-Linear Association 1.866 1 .172

N of Valid Cases 100

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .90.

D3 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D3 Ya Count 5 15 1 1 22

% of Total 5.0% 15.0% 1.0% 1.0% 22.0%

Tidak Count 25 34 15 4 78

% of Total 25.0% 34.0% 15.0% 4.0% 78.0%

(17)

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 4.940a 3 .176

Likelihood Ratio 5.498 3 .139

Linear-by-Linear Association .110 1 .740

N of Valid Cases 100

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1.10.

D4 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D4 Ya Count 5 24 6 3 38

% of Total 5.0% 24.0% 6.0% 3.0% 38.0%

Tidak Count 25 25 10 2 62

% of Total 25.0% 25.0% 10.0% 2.0% 62.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 9.331a 3 .025

Likelihood Ratio 9.971 3 .019

Linear-by-Linear Association 4.633 1 .031

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1.90.

D5 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D5 Ya Count 2 10 0 2 14

% of Total 2.0% 10.0% 0.0% 2.0% 14.0%

(18)

% of Total 28.0% 39.0% 16.0% 3.0% 86.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 8.423a 3 .038

Likelihood Ratio 9.978 3 .019

Linear-by-Linear Association .818 1 .366

N of Valid Cases 100

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is .70.

D6 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

D6 Ya Count 5 14 7 4 30

% of Total 5.0% 14.0% 7.0% 4.0% 30.0%

Tidak Count 25 35 9 1 70

% of Total 25.0% 35.0% 9.0% 1.0% 70.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 9.980a 3 .019

Likelihood Ratio 9.575 3 .023

Linear-by-Linear Association 8.982 1 .003

N of Valid Cases 100

a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 1.50.

D7 * AnxietasKategori

Crosstab

AnxietasKategori

Total Normal Ringan Sedang Berat

(19)

% of

Total 5.0% 27.0% 13.0% 1.0% 46.0%

Tidak Count 25 22 3 4 54

% of

Total 25.0% 22.0% 3.0% 4.0% 54.0%

Total Count 30 49 16 5 100

% of

Total 30.0% 49.0% 16.0% 5.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 21.390a 3 .000

Likelihood Ratio 23.091 3 .000

Linear-by-Linear Association 8.486 1 .004

N of Valid Cases 100

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

count is 2.30.

DATASET ACTIVATE DataSet0.

(20)

Lampiran 7

Nama Umur Onset Lama

Siklus D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Axietas

Axietas Kategori 1 22 10 28 1 1 2 2 2 2 2 0 1 1 1 0 1 0 4 1

2 21 11 28 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 0 5 2

3 21 13 28 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 10 3

4 19 12 28 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1

5 17 13 28 2 2 2 2 2 2 2 1 0 1 0 0 1 1 4 1

6 19 13 30 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 4 1

7 18 12 30 2 2 2 2 2 2 2 0 1 0 0 0 0 0 1 1

8 19 13 29 2 1 2 1 1 2 2 3 3 0 3 3 3 0 15 4

9 19 13 30 1 1 2 2 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 2

10 19 12 29 1 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 0 2 3 12 3

11 18 10 31 1 1 2 2 2 2 2 0 1 1 1 1 1 0 5 2

12 19 11 29 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 0 1 1 5 2

13 19 13 28 1 2 2 2 2 2 2 1 0 1 0 0 1 1 4 1

14 18 15 28 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 0 8 2

15 19 11 28 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 9 2

16 19 12 25 1 1 2 2 2 2 2 0 0 1 0 0 1 0 2 1

17 18 13 35 1 1 2 2 2 1 2 0 0 1 1 1 0 0 3 1

18 19 12 30 1 1 2 2 2 2 2 1 0 0 1 0 1 1 4 1

19 18 14 28 1 1 2 2 2 2 2 0 0 0 1 1 1 1 4 1

20 19 13 27 1 1 1 2 2 2 2 0 0 1 1 1 1 1 5 2

21 20 13 28 1 1 2 1 2 2 2 0 1 1 1 1 0 1 5 2

22 18 12 28 1 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 1 2 10 3

23 18 15 28 1 1 1 2 1 1 2 1 0 0 1 1 2 1 6 2

24 18 12 28 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 2 2 1 11 3

25 18 12 28 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 0 1 3 3 10 3

26 20 10 28 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 8 2

27 21 14 28 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 1 0 1 1 8 2

28 20 14 28 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 9 2

29 20 13 28 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 3 13 3

30 21 12 28 1 2 2 2 2 2 2 1 1 0 1 1 0 1 5 2

31 22 14 35 1 1 2 1 2 1 2 1 0 1 0 0 0 2 4 1

32 21 12 31 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 0 3 1 8 2

33 22 11 28 2 1 1 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 2

34 21 14 28 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 11 3

35 20 13 31 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 2 2 11 3

36 21 14 30 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 7 2

37 21 13 28 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 0 0 5 2

(21)

39 18 12 29 1 1 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 2

40 19 12 28 1 1 2 1 2 1 1 1 0 1 0 1 2 1 6 2

41 18 12 33 1 1 2 2 2 2 1 1 0 0 2 1 2 1 7 2

42 20 11 29 1 1 1 2 1 1 2 1 0 0 0 0 0 0 1 1

43 21 12 28 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 0 6 2

44 21 15 28 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 12 3

45 20 14 28 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 3 2 3 15 4

46 22 11 28 1 1 2 1 2 2 2 0 0 0 0 0 1 0 1 1

47 22 12 31 1 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 3 15 4

48 20 13 30 1 1 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 2

49 21 13 28 1 2 2 2 2 2 2 1 0 0 0 0 2 0 3 1

50 19 13 28 1 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 0 3 1 10 3

51 19 11 27 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 1 3 2 1 11 3

52 21 14 28 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 5 2

53 20 15 28 1 1 2 1 2 1 2 1 0 1 0 0 1 0 3 1

54 21 12 28 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 1 0 4 1

55 21 12 30 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 8 2

56 21 14 28 1 1 2 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 0 5 2

57 19 12 29 1 2 1 2 1 2 1 0 0 1 0 0 1 1 3 1

58 19 12 28 1 1 1 2 2 1 2 0 2 1 1 0 0 1 5 2

59 20 14 28 1 1 2 1 2 2 1 1 0 1 0 0 1 0 3 1

60 19 13 29 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 8 2

61 19 13 30 2 1 1 2 2 2 1 1 1 3 1 0 1 1 8 2

62 19 12 29 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 9 2

63 18 10 31 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 3 3 3 13 3

64 19 11 29 1 1 1 2 2 2 1 1 1 0 1 1 0 1 5 2

65 19 13 28 1 1 2 2 2 2 2 1 0 1 0 0 0 2 4 1

66 18 15 28 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 0 3 1 8 2

67 19 11 28 1 1 2 1 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 2

68 19 12 25 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 11 3

69 18 13 35 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 0 2 2 11 3

70 19 12 30 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 7 2

71 18 14 28 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 5 2

72 19 13 27 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 0 2 0 6 2

73 20 13 28 1 2 2 1 1 1 2 1 1 0 1 1 1 0 5 2

74 18 12 28 1 1 2 1 2 2 2 1 0 1 0 1 2 1 6 2

75 18 15 28 1 1 1 2 2 1 2 1 0 0 2 1 2 1 7 2

76 22 14 35 1 1 2 1 2 2 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1

77 21 12 31 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 0 6 2

78 22 11 28 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 12 3

79 21 14 28 1 1 2 2 2 1 1 1 2 3 1 3 2 3 15 4

80 20 13 31 1 1 1 2 2 2 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1

(22)

Keterangan :

DISMENOREA :

D1 : Gejala Nyeri Perut Bawah D2 : Gejala Nyeri Pinggang Bawah D3 : Gejala Nyeri Paha

D4 : Gejala Sakit Kepala D5 : Gejala Diere

D6 : Gejala Mual dan Muntah

D7 : Gejala Tersebut Terjadi Dalam 6-12 Bulan Setelah Menarche Pada dismenorea 1 = Ya 2 = Tidak

TINGKAT SINDROME KECEMASAN

A1 : Merasa gelisah, cemas atau amat tegang

A2 : Tidak mampu menghentikan atau mengendalikan rasa khawatir A3 : Terlalu mengkhawatirkan berbagai hal

A4 : Sulit untuk santai

A5 : Sangat gelisah sehingga sulit untuk duduk diam A6 : Menjadi mudah jengkel atau lekas marah

82 21 13 28 1 1 2 2 2 2 1 1 1 0 1 1 1 0 5 2

83 20 12 28 1 1 1 2 2 2 2 1 0 0 0 0 2 0 3 1

84 18 12 29 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 9 2

85 19 12 28 2 2 2 2 2 2 2 0 1 0 0 1 0 1 3 1

86 18 12 33 2 2 2 2 2 2 2 0 1 1 1 0 0 0 3 1

87 20 11 29 2 2 2 2 2 2 2 0 0 1 0 1 1 1 4 1

88 21 12 28 2 1 2 1 1 2 2 0 0 1 1 1 1 1 5 2

89 21 15 28 1 1 2 2 1 2 1 0 1 1 1 1 1 0 5 2

90 20 14 28 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 0 1 1 6 2

91 19 12 28 1 1 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 2 0 9 2

92 18 12 33 1 1 2 1 2 1 1 0 0 1 1 2 1 1 6 2

93 20 11 29 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 0 10 3

94 21 12 28 1 1 2 1 1 2 2 1 1 0 1 3 3 0 9 2

95 21 15 28 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 9 2

96 20 14 28 1 1 2 2 2 2 2 1 0 1 1 0 0 1 4 1

97 22 11 28 1 1 2 2 2 1 2 0 0 1 1 0 0 0 2 1

98 19 12 31 1 1 2 2 2 2 2 0 0 0 1 1 0 0 2 1

99 20 13 30 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 0 0 1 0 4 1

(23)

A7 : Merasa takut seolah-olah sesuatu yang mengerikan mungkin terjadi

Pada Sindroma Kecemasan 0 = Tidak Pernah 1 = Beberapa Hari 2 = Lebih Dari 1 Minggu 3 = Hampir Setiap Hari

(24)
(25)
(26)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi., 2006. IlmuKebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Anurogo., 2006. Segala Sesuatu tentang NyeriHaid.

Avaible Online : www.pewarta_kabar indonesia.blogspot.com (Accesedon 4 April 2015).

Baradero E., 2002. Biostatistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Badziad A., 2003. Endokrinologi Ginekologi. Jakarta. Media Asculapius Calis., 2009. Dysmenorrhea.

Avaible Online :www.emedicine.medscape.com/(Accesedon 4 April 2015)

Colemon., 2000. Persoalan Kewanitaan dari A sampai Z. Jakarta. Arcan.

Durand V., Barlow D., 2006. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Edmunson L.D ., 2006. Dysmenorrehea.

Avaible Online :www.emedicine.com (Accesedon 4 April 2015)

Hawari D., 2000.Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta. Gaya baru

Kaplan H., Sadock B., Grebb J., 2010. Kaplan-Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Gangguan Kecemasan. Tanggerang; Binapura Aksara

Manuaba I.B.G., 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. Arcan

Marcel, A.V. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics 18th edition: Adolesence. Philadelphia: Sanders Elseviers

(27)

Meriani T., 2004. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Siswi Kelas 1 tentang Dismenorea (Studi kasus di SMPN 2 dan MTs Asysyafi’iyah Kayen).

Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nevid J., Rathus S., Greene B., 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta. Erlangga

Prihatanti R., 2010. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Polokarto Sukoharjo.

Surakarta. Universitas Sebelas Maret

Proctor.,Farquhan C., 2006. Diagnosis and Management of Dysmennorhea. BMT

Saputri M., 2011. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Dismenorea Pada Siswi SMKN 1 Karanganyar. Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Schorge, J.V, et al. 2008. Williams Gynecology Reproductive Endocrinology. USA. Mc graw Hill

Semiun Y., 2006. Kesehatan Mental 1. Jakarta. Kanisius

Stuart G.W., Sundeen S.J., 1998. Keperawatan Jiwa.Jakarta. EGC

(28)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep bagi penelitian ini adalah :

Skema 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Mahasiswi Fakultas Kedokteran merupakan semua mahasiswi yang aktif kuliah di FK USU sampai tahun 2015.

3.2.1. Onset Menarche

Definisi : Onset Menarche adalah waktu dimana seorang wanita mengalami menstruasi pertamanya.

Alat Ukur : Kuesioner

Cara Ukur : Memberikan kuesioner kepada mahasiswi FK USU. Mahasiswi lalu mengisi kuesioner sesuai dengan kapan pertama kali mahasiswi tersebut mengalami menstruasi Hasil Ukur : Tahun onset menarche

Skala Pengukuran : ratio

3.2.2. Siklus Menstruasi

Definisi : Siklus menstruasi adalah lamanya waktu seorang mahasiwi dari hari pertama haid hingga haid berikunya.

Alat Ukur : Kuesioner

Cara Ukur : Memberikan kuesioner kepada mahasiswi FK USU. Mahasiswi lalu mengisi kuesioner sesuai dengan berapa hari lama siklus menstruasi mahasiswi tersebut.

Hasil Ukur : Lama siklus menstruasi Skala Pengukuran : ratio

Tingkat Kecemasan pada mahasiswi FK USU

Gambaran gejala dismenorea primer pada

(29)

3.2.3. Tingkat Kecemasan

Definisi : Sindrom kecemasan merupakan keadaan tidak nyaman yang dirasakan secara subjektif pada mahasiswi FK USU Alat Ukur : Kuesioner GAD-7

Cara Ukur : Memberikan kuesioner GAD-7 kepada mahasiswi FK USU. Mahasiswi lalu mengisi kuesioner dan hasilnya dihitung dengan penilaian 0-3 sebagai respon terhadap tidak pernah, beberapa hari, lebih dari separuh waktu yang dimaksud, dan hampir setiap hari. Lalu hasilnya dijumlahkan.

Hasil Ukur : Normal: 0-4 Ringan: 5-9 Sedang: 10-14 Berat: 15-21 Skala Pengukuran : Ordinal

3.2.4. Gejala Dismenorea Primer

Definisi : Gejala dismenorea primer merupakan kumpulan gejala nyeri subjektif yang dirasakan saat menstruasi menurut Edmundson pada mahasiswi FK USU

Alat Ukur : Kuesioner Edmundson.

Cara Ukur : Memberikan kuesioner kepada mahasiswi FK USU. Mahasiswi lalu mengisi kuesioner apakah terdapat gejala berupa nyeri perut bawah, nyeri paha, nyeri pinggang bawah, diare, mual dan muntah pada saat menstruasi. Dan mahasiswi menjawab pertanyaan “YA” atau “TIDAK”. Hasil Ukur :  Terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche (menstruasi

pertama).

Nyeri perut bawah atau pelvis (lower abdominal/pelvic pain) dimulai dengan menstruasi dan berakhir selama 8-72 jam.

Low back pain (nyeri pinggang bawah).  Nyeri paha di medial atau anterior.  Sakit kepala

 Diare

(30)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran tingkat sindrom kecemasan terhadap gejala-gejala dismenorea primer pada mahasiswi FK USU.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 di FK USU dari bulan Maret 2015 higga bulan Desember 2015.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU.

4.3.2 Sampel Penelitian

a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi :

1. Mahasiswi FK USU yang berumur dibawah 22 tahun b. Kriteria Eksklusi :

1. Mahasiswi yang menderita gangguan organic yang dapat mempengaruhi menstruasi

2. Mahasiswi yang menderita gangguan gastrointestinal pimer, nyeri pinggang bawah primer, nyeri kepala primer.

3. Mahasiswi yang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat mempengaruhi menstuasi dan rasa nyeri

4. Mahasiswi yang menderita gangguan psikotik

(31)

Adapun besar sampel dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

n = Besar Sampel

Zα = Tingkat kemaknaan, α ditetapkan (1,96)

P = Proporsi kecemasan yang ditetapkan dari penelitian sebelumnya (0,48) (Prihatanti, 2010).

Q = 1-P ; 1-0,48 = 0,52

d = Tingkat ketetapan absolut yang diinginkan. Ditetapkan (0,1)

Dari hasil yang telah didapatkan menggunakan rumus di atas, maka sampel yang didapatkan adalah sebanyak 96 mahasiswi. Mahasiswi yang akan menjadi sampel ditentukan dengan teknik simple random sampling.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

4.4.1 Jenis Data

Jenis data adalah data primer, data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi.

4.4.2 Cara Pengumpulan Data

(32)

4.5 Metode Analisis Data

Data penelitian dianalisis dengan bantuan komputerisasi dengan proses sebagai berikut :

a. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa keepatan dan kelengkapan data b. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapan kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer.

c. Entry

Data yang telah diklarifikasi kemudian dimasukan ke program komputer untuk diolah

d. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukuan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data

e. Saving

(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner Edmundson dan Kuesioner GAD-7 pada 100 orang mahasiswa FK USU. Sampel penelitian diperoleh dari pengambilan populasi yang berjumlah 500 remaja putri secara simple random sampling yang sebelumnya telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil pengisian kuesioner dianalisis, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut :

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Dr.Mansyur No.5, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Medan, Indonesia. Bagian depan FK USU adalah Jl. Dr. Mansur, bagian belakang berbatasan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, bagian kanan berbatasan dengan Jl. Universitas, dan bagian kiri berbatasan dengan Fakultas Psikologi USU. FK USU dibuka pertama kali pada tanggal 20 Agustus 1952 dan hingga saat ini telah melakukan banyak pembenahan dari seluruh komponen yang ada, baik peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana seluruh kegiatan yang ada di FK USU, maupun pembangunan sarana dan prasarana dalam upaya mendukung proses belajar mengajar yang dilakukan secara berkesinambungan

(34)

5.1.2 Karakteristik Responden

[image:34.595.86.538.189.305.2]

Di bawah ini akan dijelaskan distribusi dari onset menstruasi, lama siklus menstruasi, gejala-gejala dismenorea primer, dan tingkat dari responden.

Tabel 5.1. Onset Menarche pada Mahasiswi FK USU

Onset n Persen

10 4 4.0

11 13 13.0

12 34 34.0

13 25 25.0

14 16 16.0

15 8 8.0

Total 100 100.0

[image:34.595.85.537.377.521.2]

Pada tabel 5.1. dapat dilihat bahwa onset menarche pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi pada usia 12 tahun, yaitu sebanyak 34 orang (34%).

Tabel 5.2. Lama Siklus Menstruasi

Lama Siklus n Persen

25 2 2.0

27 3 3.0

28 57 57.0

29 12 12.0

30 11 11.0

31 8 8.0

33 3 3.0

35 4 4.0

Total 100 100.0

Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa lama siklus menstruasi pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi selama 28 hari, yaitu sebanyak 57 orang (57%

Tabel 5.3 Tingkat Sindroma Kecemasan Tingkat Sindroma

Kecemasan

N Persen

Normal 30 30.0

Ringan 49 49.0

Sedang 16 16.0

Berat 5 5.0

Total 100 100.0

[image:34.595.89.537.593.696.2]
(35)
[image:35.595.90.536.192.275.2]

diikuti oleh mahasiswi tanpa kecemasan, sebanyak 30 orang (30%), dan paling sedikit tingkat kecemasan berat , sebanyak 5 orang (5%).

Tabel 5.4. Gejala Nyeri Perut Bawah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Nyeri perut bawah atau pelvis

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

n % n % N % n %

Ya 23 76.6 44 89.8 15 93.7 4 80.0

Tidak 7 23.4 5 10.2 1 6.3 1 20.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

Pada tabel 5.4 diatas yang melihat gejala Nyeri perut bawah atau pelvis menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan sedang sebanyak 15 mahasiswi (93.7%).

Tabel 5.5. Gejala Nyeri Pinggang Bawah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Nyeri pinggang bawah

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

n % n % N % n %

Ya 20 66.6 45 91.8 13 81.2 4 80.0

Tidak 10 33.4 4 8.2 3 18.8 1 20.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

[image:35.595.84.540.582.671.2]

Pada tabel 5.5. diatas yang melihat gejala nyeri pinggang bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan ringan sebanyak 45 mahasiswi (91.8%).

Tabel 5.6. Gejala Nyeri Paha Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Nyeri paha di medial atau

anterior

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

n % n % n % n %

Ya 5 16.6 15 30.6 1 6.3 1 20.0

Tidak 25 83.4 34 69.4 15 93.7 4 80.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

(36)
[image:36.595.86.537.131.217.2]

Tabel 5.7. Gejala Sakit Kepala Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Sakit kepala

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

n % n % n % n %

Ya 5 16.6 24 48.9 6 37.5 3 60.0

Tidak 25 83.4 25 51.1 10 62.5 2 40.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

[image:36.595.83.541.324.412.2]

Pada tabel 5.7. diatas yang melihat gejala Sakit kepala bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 3 mahasiswi (60%).

Tabel 5.8. Gejala Diarea Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Diare

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

N % N % n % n %

Ya 2 6.6 10 20.4 0 0 2 40.0

Tidak 28 93.4 39 79.6 16 100.0 3 60.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

Pada tabel 5.8. diatas yang melihat gejala Diare bawah menurut tingkat sindroma kecemasan ditemukan bahwa gejala terbanyak ditemukan pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 2 mahasiswi (40%).

Tabel 5.9. Gejala Mual Atau Muntah Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Mual atau muntah

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

N % N % n % n %

Ya 5 16.6 14 28.5 7 43.7 4 80.0

Tidak 25 83.4 35 71.5 9 56.3 1 20.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

(37)

Tabel 5.10 Gejala Dismenorea Terjadi 6-12 Bulan Setelah Onset Menarce Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan

Dismenorea 6-12 bulan setelah onset menarce

Tingkat Sindroma Kecemasan

Normal Ringan Sedang Berat

N % N % n % n %

Ya 25 83.3 27 55.1 13 81.2 1 20.0

Tidak 5 16.7 22 44.9 3 18.8 4 80.0

Total 30 100 49 100 16 100 5 100

[image:37.595.88.536.150.237.2]
(38)

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara tahun 2015 diperoleh data melalui pengumpulan kuesioner yang disebar ke seluruh mahasiswi FK USU. Data tersebut dijadikan dasar dalam melakukan pembahasan dan dijabarkan sebagai berikut.

Pada tabel 5.1 ini dapat dilihat bahwa onset menarche pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi pada usia 12 tahun, yaitu sebanyak 34 orang (34%), kemudian diikuti oleh usia 13 tahun sebanyak 25 orang (25%), dan paling sedikit dijumpai pada usia 10 tahun sebanyak 4 orang (4%). Hal ini sesuai dengan pendapat Marcel (2007) yang menyatakan bahwa median onset dari menstruasi adalah 12 tahun, dengan rentang 9-16 tahun. Menurut Schorge (2008) menarche merupakan tanda dari pubertas yang terjadi karena aktivitas kadar gonadotropin yang menstimulasi produksi estradiol.

Pada tabel 5.2. dapat dilihat bahwa lama siklus menstruasi pada mahasiswi FK USU paling banyak terjadi selama 28 hari, yaitu sebanyak 57 orang (57%), diikuti selama 29 hari, sebanyak 12 orang (12%), dan paling sedikit selama 25 hari sebanyak 2 orang (2%). Hal ini sesuai dengan pendapat Schorge (2008) yang menyatakan bahwa rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari dengan rentang 7 hari kurang dan lebihnya, dengan lama haid 4±2 hari. Siklus menstruasi memiliki interval yang berbeda pada wanita dan pada individu wanita dalam usia yang berbeda.

Pada tabel 5.3. dapat dilihat bahwa tingkat sindroma kecemasan pada mahasiswi FK USU paling banyak adalah kecemasan ringan, yaitu sebanyak 49 orang (49%), diikuti oleh mahasiswi tanpa kecemasan, sebanyak 30 orang (30%), dan paling sedikit kecemasan berat , sebanyak 5 orang (5%). Hal ini sesuai dengan penelitian Khuluq(2014) yang menyatakan bahwa tingkatan kecemasan terbanyak adalah kecemasan ringan. Menurut penelitian tersebut tingkat kecemasan ditentukan olet trait anxiety. Trait anxiety adalah kecenderungan level kecemasan yang merupakan bagian dari kepribadian seseorang. Jika seseorang memiliki trait anxiety yang tinggi maka tingkat kecemasannya semakin tinggi pula, begitu juga sebaliknya. Trait anxiety merupakan hasil belajar dalam jangka waktu yang sangat lama. Faktor keluarga dan lingkungan terdekat sangat mempengaruhi level trait anxiety seseorang.

(39)

bawah (89.8%), dan gejala dismenorea terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche (55.1%%). Pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan sedang memiliki gejala terbanyak berupa nyeri perut bawah (93.7%), nyeri pinggang bawah (81.2%) dan gejala dismenorea terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche (81.2%). Sedangkan Pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat memiliki gejala terbanyak berupa nyeri perut (80%), nyeri pinggang bawah (80%), sakit kepala (80%), dan mual muntah (80%).

Menurut Saputri (2011) pengaruh kecemasan terhadap dismenorea dapat terjadi karena kecemasan melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Nyeri menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi atau pelepasan hormon corticotropic releasing hormone (CRH) menstimulasi sekresi adrenocorticotropic hormone (ACTH) yang akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut menyebabkan sekresi FSH dan LH terhambat sehingga sintesis dan pelepasan progesterone terganggu. Kadar progesterone yang rendah meningkatkan sintesis prostaglandin sehingga terjadi peningkatan aktivasi PGF yang menyebabkan dismenore.

(40)
(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, kesimpulan yang diperoleh adalah :

a. Onset menarce pada mahasiswi FK USU terbanyak adalah pada usia 12 tahun (34%)

b. Lama siklus menstruasi pada mahasiswi FK USU terbanyak selama 28 hari (57%)

c. Tingkat kecemasan mahasiswi FK USU terbanyak adalah tingkat kecemasan ringan (49%).

d. Gejala dismenorea terbanyak pada mahasiswi tanpa kecemasan adalah nyeri perut bawah atau pelvik (76.6%).

e. Gejala dismenorea terbanyak pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan ringan adalah nyeri pinggang bawah(91.8%).

f. Gejala dismenorea terbanyak pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan sedang adalah nyeri perut bawah atau pelvik(81.8%).

g. Gejala dismenorea terbanyak pada mahasiswi dengan tingkat kecemasan berat adalah nyeri perut bawah atau pelvik, nyeri pinggang bawah, dan mual muntah(80%).

6.2. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

a. Bagi mahasiswi , diharapkan lebih mengantisipasi dan mewaspadai terjadinya kecemasan dengan cara mendekatkan diri kepada tuhan, olahraga yang teratur dan juga menjaga diri dari hal-hal negatif untuk kemudian berupaya menghindari dan mengatasi kecemasan tersebut agar dapat mengurangi kejadian dismenorea pada mahasiswi.

(42)

dan mewaspadai terjadinya kecemasan pada mahasiswi serta memberi dukungan pada mahasiswi ketika menghadapi kecemasan sehingga dapat mengurangi kejadian dismenorea.

c. Bagi tenaga kesehatan, agar memberikan informasi pada mahasiswi berkaitan dengan masalah premenstrual syndrome dismenorea.

(43)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan

2.1.1 Definisi

Cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani untuk bersikap dan bertindak secara rasional sesuai dengan yang seharusnya. Seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Wiramihardja, 2007). Kecemasan (anxiety) adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi (Nevid, 2005).

Kecemasan adalah suatu keadaan tegang yang berhubungan dengan ketakutan, kekhawatiran, perasaan-perasaan bersalah, perasaan tidak aman dan kebutuhan akan kepastian. Kecemasan pada dasarnya merupakan sebuah respons terhadap apa yang terjadi atau antisipatif, namun faktor dinamik yang dapat mempercepat kecemasan tidak disadari (Semiun, 2006c).

2.1.2 Epidemiologi

Gangguan kecemasan umum adalah suatu kondisi yang sering ditemukan; tetapi, dengan kriteria ketat dari DSM-III-R dan DSM-IV, gangguan kecemasan umum sekarang mungkin lebih jarang ditemukan dibandingkan jika digunakan kriteria DSM-III.Perkiraan yang diterima untuk pravalensi gangguan kecemasan umum satu terentang dari 2 sampai 8 persen. Gangguan kecemasan umum kemungkinan merupakan gangguan yang paling sering ditemukandengan gangguan mental penyerta, biasanya gangguan kecemasan atau gangguan mood lainnya. Kemungkinan 50 persen pasien dengan gangguan kecemasan umum memiliki gangguan mental lainnya (Kaplan, 2010).

(44)

dokter spesialis paru, atau dokter spesialis gastroenterology, untuk mencari pengobatan atas komponen spesifik gangguan (Kaplan, 2010).

2.1.3 Penyebab

a. Kontribusi biologis

Daerah otak yang paling sering berhubungan dengan kecemasan adalah sistem limbik, yang bertindak sebagai mediator antara batang otak dan korteks.Batang otak yang lebih primitif memonitor dan merasakan perubahan dalam fungsi-fungsi jasmaniah kemudian menyalurkan sinyal-sinyal bahasa potensial ini ke proses-proses kortikal yang lebih tinggi melalui sistem limbik (Durand, 2007). b. Kontribusi psikologis

Sense Of Control (perasaan mampu mengontrol) sejak dini yang tinggi pada

seseorang merupakan faktor psikologis yang sangat rentan mengakibatkan kecemasan (Durand, 2007).

c. Kontribusi sosial

Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan stress dapat memicu kerentanan terhadap kecemasan. Misalnya masalah di sekolah, tekanan sosial untuk selalu menjadi juara kelas, kematian orang yang dicintai, dan lain sebagainya (Durand, 2007).

2.1.4 Manfaat

Kecemasan juga dibutuhkan dalam hidup ini, tanpa ada sedikit kecemasan yang sesuai dengan kenyataan, individu mungkin tidak akan memperhatikan peristiwa-peristiwa akan datang yang sangat penting bagi perlindungan dirinya. Tetapi kecemasan yang tidak wajar akan memberatkan individu dan menyebabkan kelumpuhan dalam memberikan keputusan dan melakukan tindakan-tindakan (Semiun, 2006b; Durand, 2007)

2.1.5 Diagnosis

A. Gambaran Klinis

Menurut Nevid (2005), seseorang yang mengalami kecemasan akan menampakkan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Ciri fisik dari kecemasan

(45)

sering buang air kecil, terdapat gangguan sakit perut atau mual, muka memerah, leher atau punggung terasa kaku, merasa sensitif atau mudah marah.

b. Ciri perilaku dari kecemasan

Seseorang yang mengalami kecemasan biasanya akan menunjukkan perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, ataupun perilaku terguncang.

c. Ciri kognitif dari kecemasan

Khawatir tentang sesuatu bahkan terhadap hal-hal sepele, perasaan terganggu terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, sangat waspada, khawatir akan ditinggal sendiri, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, ketakutan akan ketidakmampuan menghadapi masalah, berpikir tentang hal-hal yang mengganggu secara berulang-ulang.

B. Tingkat Kecemasan

Menurut Stuart (1998), tingkat kecemasan dibagi menjadi :

a. Kecemasan ringan : berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

Kecemasan dapat memotivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

b. Kecemasan sedang : memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.

c. Kecemasan berat : kecemasan yang sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

(46)

kendali, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian.

C. Generalised Anxiety Disorder Assessment 7

Generalised Anxiety Disorder Assessment 7 (GAD 7) merupakan kuesioner

yang diisi sendiri oleh pasien sebagai alat penyaring dan pengukuran keparahan gangguan kecemasan menyeluruh. GAD 7 memiliki 7 pertanyaan yang menanyakan perasaan pasien selama 2 minggu sebelumnya mengenai hal berikut, yaitu merasa gelisah, cemas atau amat tegang, tidak mampu menghentikan atau mengendalikan rasa khawatir, terlalu mengkhawatirkan berbagai hal, sulit untuk santai, sangat gelisah sehingga sulit untuk duduk diam, menjadi mudah jengkel atau lekas marah, merasa takut seolah-olah sesuatu yang mengerikan mungkin terjadi.(Spitzer RL, 2006)

GAD 7 dihitung dengan memberikan skor 0,1,2 dan 3 pada katagori jawaban “tidak sama sekali”, ”beberapa hari”, “lebih dari separuh waktu”, ”hampir setiap hari”, dan

menabahkan nilai tersebut pada tujuh pertanyaan.(Spitzer RL, 2006). Nilai 5, 10, dan 15 diambil sebagai nilai potong kecemasan ringan, sedang dan berat. Saat digunakan sebagai alat penyaring, penilaian lanjutan disarankan untuk dilakukan apabila nilai lebih besar dari 10.Dengan menggunakan nilai ambang 10, GAD7 memiliki sensitivitas 89% dan spesifisitas 82% untuk gangguan cemas menyeluruh (Spitzer RL, 2006).

2.1.6 Pencegahan

Menurut Hawari (2008), kecemasan dapat dicegah dengan :

a. Makan makanan yang baik dan halal secara tidak berlebihan dan mengandung gizi seimbang.

b. Tidur secukupnya, 7-8 jam semalam.

c. Olahraga, untuk meningkatkan kekebalan fisik dan mental, minimal dengan jalan kaki, lari pagi atau senam.

(47)

f. Pengaturan waktu dalam kehidupan sehari-hari (manajemen waktu yang baik dan kedisiplinan diri).

g. Rekreasi.

h. Mengatur keuangan dengan baik. i. Kasih sayang dan motivasi.

2.2 Dismenorea

2.2.1 Definisi

Dismenorea adalah rasa nyeri uteri saat menstruasi. Perasaan nyeri pada waktu menstruasi dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari. Dismenorea merupakan salah satu gejala fisik dari sekian gejala sindrom premenstruasi. Dismenorea dibagi menjadi dua bentuk yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder (Manuaba, 1999).

Dismenorea primer (primary dysmenorrhea) yaitu nyeri menstruasi yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin. Dismenorea primer tidak dikaitkan dengan patologi pelvis dan bisa timbul tanpa penyakit organik. Dismenorea primer umumnya terjadi pada tahun-tahun pertama setelah menstruasi pertama atau menarche, biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche (menstruasipertama) segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan.Intensitas dismenorea bisa berkurang setelah hamil atau pada umur sekitar 30 tahun. Istilah dismenorea berat sering dipakai jika nyeri menstruasi disertai mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala, dan (terkadang) pingsan (Manuaba, 1999; Anurogo, 2008).

Dismenorea sekunder (secondary dysmenorrhea) yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan kelainan anatomis yang jelas.Kelainan anatomis ini kemungkinan adalah menstruasi disertai infeksi, endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, polip serviks, pemakai IUD atau AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).Kondisi dismenorea sekunder paling sering dialami oleh wanita berusia 30-45 tahun. Untuk dapat menegakkan penyebab dismenorea perlu konsultasi dengan dokter ahli kandungan sehingga dapat memberikan pengobatan secara tepat (Manuaba,1999).

2.2.2 Klasifikasi

a. Dismenorea primer

(48)

1. Terjadi dalam 6-12 bulan setelah menarche (menstruasi pertama).

2. Nyeri perut bawah atau pelvis (lower abdominal/pelvic pain) dimulai dengan menstruasi dan berakhir selama 8-72 jam.

3. Low back pain (nyeri pinggang bawah). 4. Nyeri paha di medial atau anterior. 5. Sakit kepala

6. Diare

7. Nausea (mual) atau vomiting (muntah).

Karakteristik dismenorea primer menurut Badziad (2003): 1. Sering ditemukan pada usia muda.

2. Nyeri sering timbul segera setelah mulai timbul menstruasi teratur.

3. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala.

4. Nyeri menstruasi timbul mendahului menstruasi dan meningkat pada hari pertama atau kedua menstruasi.

5. Jarang ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis. Cepat memberikan respons terhadap pengobatan medikamentosa.

b. Dismenorea sekunder

Menurut Edmundson (2006) dismenorea sekunder memiliki ciri khas sebagai berikut:

1. Terjadi pada usia 20-an atau 30-an, setelah siklus menstruasi yang relatif tidak nyeri di masa lalu.

2. Infertilitas.

3. Darah menstruasi yang banyak (heavy menstrual flow) atau perdarahan yang tidak teratur.

4. Dyspareunia (sensasi nyeri saat berhubungan seks). 5. Vaginal discharge.

6. Nyeri perut bawah atau pelvis selama waktu selain menstruasi.

7. Nyeri yang tidak berkurang dengan terapi nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs).

(49)

1. Lebih sering ditemukan pada usia tua dan setelah dua tahun mengalami siklus menstruasi teratur.

2. Nyeri dimulai saat menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi.

3. Sering ditemukan kelainan ginekologis.

4. Pengobatannya seringkali memerlukan tindakan operatif.

2.2.3 Faktor Risiko

Edmundson (2006) mengkalsifikasikan 15 faktor risiko pada dismenorea primer dan sekunder dengan rincian sebagai berikut :

a. Faktor risiko dismenorea primer:

1. Usia saat menstruasi pertama <12 tahun 2. Nulliparity (belum pernah melahirkan anak)

3. Menstruasi memanjang (heavy or prolonged menstrual flow) 4. Merokok

5. Gangguan kejiwaan 6. Riwayat keluarga positif 7. Kegemukan

b. Faktor risiko dismenorea sekunder : 1. Endometriosis

2. Adenomyosis

3. Leiomyomata (fibroid) 4. Intrauterine Device (IUD) 5. Pelvic inflammatory disease

6. Kanker endometrium (endometrical carcinoma) 7. Kista ovarium (ovarium cyst)

8. Congenital pelvic malformations 9. Cervical stenosis

(50)

Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya sindrom premenstruasi khususnya dismenorea adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan system pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Sindrom premenstrual ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalamsiklus menstruasi, dapat disebabkan karena menurunnya hormon estrogen dan progesteron. Kemungkinan lain, berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sehingga dismenorea telah dihubungkan dengan faktor tingkah laku dan psikologis. Meskipun faktor-faktor ini belum diterima sepenuhnya sebagai kausatif, namun dapat dipertimbangkan jika pengobatan secara medis gagal (Calis, 2009).

2.2.5 Patofisiologi

Ada beberapa faktor yang dikaitkan dengan dismenorea primer yaitu prostaglandin uterin yang tinggi, aktivitas uteri abnormal, dan faktor emosi/psikologis. Wanita dengan dismenorea mempunyai prostaglandin 4 kali lebih tinggi dari wanita tanpa dismenorea. Dismenorea primer bisa timbul pada hari pertama atau kedua dari menstruasi. Nyerinya bersifat kolik atau kram dan dirasakan pada abdomen bawah (Baradero, 2005).

Selama menstruasi, sel-sel endometrium yang terkelupas (sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin, yang menyebabkan iskemia uterus melalui kontraksi

miometrium dan vasokontriksi. Peningkatan kadar prostaglandin telah terbukti ditemukan pada cairan menstruasi (menstrual fluid) pada wanita dengan dismenorea berat (severe dysmenorrhea). Kadar ini memang meningkat terutama selama dua hari pertama menstruasi

(Anurogo, 2008).

2.2.6 Pencegahan

a. Diet rendah lemak (Proctor, 2006).

b. Menghentikan kebiasaan merokok (Anurogo, 2008).

c. Aktifitas fisik atau olahraga dapat mengurangi nyeri menstruasi dengan memperbaiki aliran darah dan pelepasan endorphin (Anurogo, 2008).

d. Akupuntur (Anurogo, 2008).

2.2.7 Prognosis

(51)

a. Prognosis untuk dismenorea primer baik sekali dengan NSAIDs.

b. Prognosis untuk dismenorea sekunder bervariasi tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya (underlying disease process).

2.2.8 Komplikasi

Anurogo (2008) menyatakan bahwa komplikasi dismenorea adalah :

a. Jika diagnosis dismenorea sekunder diabaikan maka patologi yang mendasari (underlying pathology) dapat memicu kematian.

b. Isolasi sosial dan atau depresi.

2.3 Hubungan Kecemasan Dengan Dismenorea

Pada tiap siklus menstruasi, Follicle stimulating hormone (FSH) dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium. Umumnya satu folikel, kadang-kadang juga lebih dari satu berkembang menjadi follikel de graff serta menghasilkan estrogen. Estrogen menekan produksi FSH sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yakni luteinizing Hormone (LH). Produksi FSH dan LH di bawah pengaruh Releasing Hormone (RH) yang disalurkan dari hipothalamus ke hipofisis.

Penyaluran RHini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipothalamus.Selain itu juga dipengaruhi oleh pengaruh dari luar seperti cahaya, bau-bauan dan hal-hal psikologis seperti stressor psikososial dan kecemasan. Penyaluran RH yang normal dan berjalan baik mengakibatkan produksi FSH dan LH akan baik pula sehingga folikel de graff makin matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium yaitu menyebabkan endometrium tumbuh dan berploriferasi atau yang disebut masa ploriferasi.

(52)

yang berkeluk-keluk di endometrium. Sesudah itu terjadi degenerasi, perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik disebut menstruasi.

Selama menstruasi, sel-sel endometrium akan terkelupas. Sel-sel endometrium yang terkelupas tersebut (sloughing endometrial cells) melepaskan prostaglandin sehingga menyebabkan iskemia uterus melalui kontraksi miometrium dan vasokontriksi sehingga terjadilah dismenorea.Kadar prostaglandin meningkat terutama selama dua hari pertama menstruasi. Bila terpapar pengaruh dari luar seperti cahaya, bau-bauan dan hal-hal psikologis tersebut maka mengakibatkan penyaluran RH berjalan secara tidak normal sehingga mengakibatkan produksi FSH dan LH abnormal dan berdampak pada proses ovulasi sehingga terjadi perubahan pola menstruasi. Bila frekuensi menstruasi meningkat, produksi prostaglandin semakin tinggi dan akan meningkatkan kejadian dismenorea. Prostaglandin uterin yang tinggi, aktivitas uteri abnormal, dan faktor emosi/psikologis seperti kecemasan dapat meningkatkan kejadian dismenorea (Affandi, 2006; Anurogo, 2008; Baradero, 2005).

Berdasarkan konsep tersebut, kecemasan diduga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya dismenorea. Gejala dismenorea dapat diatasi jika kecemasan dan kekhawatiran terhadap signifikansi gejala dijelaskan secara adekuat. Pada dismenorea, faktor pendidikan dan psikis sangat berpengaruh, nyeri dapat dibangkitkan atau diperberat oleh keadaan psikis penderita (Heriani, 2009).

Pengaruh kecemasan terhadap dismenorea dapat terjadi karena kecemasan melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai sistem yang besar peranannya dalam reproduksi wanita. Nyeri menstruasi ini melibatkan mekanisme regulasi intergratif yang mempengaruhi proses biokimia dan seluler seluruh tubuh termasuk otak dan psikologis. Pengaruh otak dalam reaksi hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium yang meliputi multiefek dan mekanisme kontrol umpan balik. Pada keadaan stres terjadi aktivasi atau pelepasan hormon corticotropic releasing hormone (CRH) menstimulasi sekresi ACTH yang akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal.hormon-hormon tersebut menyebabkan sekresi FSH dan LH terhambat sehingga sintesis dan pelepasan progesterone terganggu. Kadar progesterone yang rendah meningkatkan sintesis prostaglandin sehingga terjadi peningkatan aktivasi PGF yang menyebabkan dismenore (Saputri,2011).

(53)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, hal itu memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan samar-samar, sering kali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Seseorang yang cemas mungkin juga merasa gelisah seperti yang dinyatakan oleh ketidakmampuan untuk duduk atau berdiri lama.

Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung bervariasi dari orang ke orang (Kaplan, 2010).

Di Amerika Serikat, terdapat 40 juta orang yang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun hingga lanjut usia (National Institute of Mental Health, 2010). Sedangkan prevalensi gangguan kecemasan di Indonesia berkisar pada 6-7% dari populasi umum. Prevalensi kelompok perempuan lebih tinggi dibandingkan kelompok laki-laki (Suwarni, 2009; Ibrahim dalam Hidayati, 2008).

(54)

Karena tingginya insidensi gangguan mental komorbid pada pasien dengan gangguan kecemasan umum, perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah sukar untuk diperkirakan. Namun beberapa data menyatakan bahwa peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan kecemasan yang menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Sebanyak 25 % pasien akan mengalami gangguan panikdan depresi berat (Kaplan, 2010).

Selain menyebabkan gangguan diatas kecemasan juga dapat menyebabkan gangguan pada saat menstruasi, terutama dismenorea. Faktor kejiwaan pada gadis-gadis yang emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses menstruasi, mudah timbul dismenorea (Simanjuntak, 2009). Terdapat hubungan antara kecemasan dengan kejadian dismenorae pada wanita yang bekerja di rumah sakit swasta dan pusat kesehatan di Iran pada tahun 2010 dan 2011.

Menurut model biopsikososial gejala-gejala menstruasi tidak hanya dihasilkan oleh faktor biologis seperti hormonal dan gaya hidup, namun juga dipengaruhi faktor psikologi dan sosial seperti sikap terhadap menstruasi, kecemasan, depresi dan hubungan dengan teman, keluarga, rekan, dan kondisi psikososial dari lingkungan pekerjaan (Kordi, 2013).

Dismenorea atau nyeri menstruasi mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda datang ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan. Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan sering kali rasa mual maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri menstruasi demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Simanjuntak, 2009).

Studi longitudinal dari Swedia melaporkan dismenorea terjadi pada 90% wanita yg kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun. Angka kejadian dismenorea

Gambar

Tabel 5.1. Onset Menarche pada Mahasiswi FK USU
Tabel 5.6. Gejala Nyeri Paha Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan
Tabel 5.8. Gejala Diarea Menurut Tingkat Sindroma Kecemasan
Tabel 5.10 Gejala Dismenorea Terjadi 6-12 Bulan Setelah Onset Menarce Menurut

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan perkembangan neurodevelopmental pada bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif

Pada dasarnya proses penyulingan minyak cengkeh yang bahan bakunya berasal dari bunga maupun gagang bunga dan daun cengkeh adalah sama.. Namun, karena yang dianggap lebih

Hukum slip adalah publikasi resmi undang-undang dan merupakan bukti yang kompeten dapat diterima di semua pengadilan negara bagian, federal, danpengadilan Amerika

[r]

tinggi bagi anak kemenakannya. Ulayat Kaum , ditentukan bagi pengelolaan hutan oleh kaum dalam satu paruik. Maka setiap kaum yang ada di Nagari Guguak Malalo

mekanisme terjadinya komplikasi infeksi HIV pada kehamilan pada ibu dan janin 3.Mampu menjelaska n berbagai faktor resiko infeksi HIV pada kehamilan 4.. mampu

Dari 50 kasus skabies di Rumah Sakit Indera Denpasar periode Januari-Juni 2014 diketahui bahwa kasus terbanyak yaitu laki-laki (70%), kelompok usia 0-10 tahun (50%), lokasi sela

Untuk pem anfaatan tenaga kerja untuk usahatani padi sawah di lokasi penelitian belum efisien (nilai NPMXi/ PX &gt; 1). Ketersediaan air, lahan dan tenaga kerja di lokasi