CURRICULUM VITAE
Nama : Alvin Rinaldi Rambe
NIM : 110100024
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 6 Mei 1994
Agama : Islam
Alamat : Tasbi 2, Blok 6, No.5 Medan Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat Email : alvin.r.rambe@gmail.com Riwayat Pendidikan :
1. TK Shafiyyatul Ammaliyyah Medan 1999 – 2000
2. SD Percobaan Negeri Medan 2000 – 2005
3. SMP Negeri 1 Medan 2005 – 2008
4. SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2001 – 2011 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2011 – sekarang
Lampiran 1: Informed Consent
INFORMED CONSENT
Kepada Yth. Calon Responden Penelitian
Dengan hormat, saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Alvin Rinaldi Rambe
Nim : 110100024
Adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Anak”.
Penelitian tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara/i sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara/i tidak bersedia menjadi responden maka tidak ada ancaman bagi saudara/i serta memungkinkan untuk mengundurkan diri dari mengikuti penelitian ini.
Apabila saudara/i setuju, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya telah saya buat. Atas perhatian dan kesedian saudara/i menjadi responden, saya mengucapkan terima kasih.
Medan, 21 Mei 2014 Peneliti,
PERSETUJUAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unversitas Sumatera Utara yang bernama Alvin Rinaldi Rambe, NIM 110100024 dengan judul penelitian “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Anak”.
Saya mengerti bahwa penelitian tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya akan didigunakan untuk penelitian penelitian.
Medan, 21 Mei 2014 Responden,
Nama Kelas Jenis Kelamin Berat Tinggi IMT Tek. Darah Interpretasi IMT Interpretasi Tek.darah Umur
Lampiran SPSS
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Normal 156 55.5 55.5 55.5
overweight 125 44.5 44.5 100.0
TDKel
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Normal 238 84.7 84.7 84.7
Prehipertensi 43 15.3 15.3 100.0
Total 281 100.0 100.0
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
IMTkel * TDKel 281 100.0% 0 .0% 281 100.0%
IMTkel * TDKel Crosstabulation TDKel
Total Normal Prehipertensi
IMTkel Normal Count 138 18 156
% of Total 49.1% 6.4% 55.5%
overweight Count 100 25 125
% of Total 35.6% 8.9% 44.5%
Total Count 238 43 281
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 3.833a 1 .050
Continuity Correctionb 3.208 1 .073
Likelihood Ratio 3.811 1 .051
Fisher's Exact Test .066 .037
Linear-by-Linear
Association
3.820 1 .051
N of Valid Cases 281
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.13.
DAFTAR PUSTAKA
Arisman., 2003. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC: 180-194
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional. Departemen Kesehatan RI.
Cakrawati, D. dan Mustika, N.H., 2012 Bahan Pangan, Gizi, dan Kesehatan Bandung, ALFABETA, cv: 22-27
Center for Disease Control and Prevention: BMI- body mass index: BMI calculator for children and teen, 2004. Available from: www.cdc.gov/growthcharts
Dahlan, M.S., 2012. Langkah – Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta, Sagung Seto: 64-69
. [Accessed 11 April 2014]
Dev, D.A., McBride, B.A., Fiese, B.H., Jones, B.L., dan Cho, H., 2013, Risk Factors for Overweight/Obesity in Preschool Children: An Ecological Approach. Division of Nutritional Sciences University of Illinois Urbana-Champaign. Available from: bs/10.1089/chi.2012.0150?url_ver=Z39.88-2003&rfr_id=ori:rid:cro ssref.or g&rfr_dat=cr pub%3dpubmed
Factors that Affect Blood Pressure. Available from : [Accessed 14 April 2014]
http://winona.edu
Ganong, W.F., 2012. Ganong’s Review of Medical Physiology. McGraw-hill Companies, Inc: 269-304
/ [Accessed 25 May 2014]
Gundogdu, Z., 2011. Association of BMI on Systolic and Diastolic Blood Pressure In Normal and Obese Children. Nepal Journal of Epidemiology. Available from
Karnik, S., 2012. Childhood Obesity: A Global Public Health Crisis. Available from: 29 May 2014]
Lily, L.S., 2011. Pathophysiology of Heart Disease. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins: 301-323
National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents, 2004. Fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents. Pediatrics.
Obesity Task Force, 2012. Obesity in children and young people: a crisis in public health. Available from
Purwadhono, A., 2013. Hipertensi. Available from:
Accessed 1 June 2014]
http://www.umc.u n e j.ac.di / index.php/
Puryatni, A. Dkk., 2011. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Jakarta: Badan Penerbit IDAI:
[Accessed 23 June 2014]
Rivami, Savitri,D. , Budiono,D. , dan Darmadi,D.L. Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Peningkatan Tekanan Darah di Kabupaten Tanggerang. Available from: http://www.uph.edu/component/wmresearches/research/ 35 2/25-medicine/58-hubungan-antara-indeks-masa-tubuh-dan-peningkatan-tekanan-darah-di-kabupaten-tangerang.doc?Itemid=35 2
Sahajari, H., Sahajari, A., Sepahi, M.A., Mehrparvar, A.H., Roghani, R dan Nakhaei, M.H.A., 2011 Relationship between Arterial Blood Pressure and Body Mass Index of School Age Children of Southern Region of Iran. Department of Pediatrics, Tehran University of Medical Science. Available from:
[Accessed 19 May 2014]
Masyarakat, Universitas Indonesia. Available from [Accessed 10 May 2014]
Sherwood, L. 2009. Fisiologi Manusia dari Sistem ke Sel. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC: 403-406
U.S. Department of Health and Human Services, 2014. The Eight Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Institutes of Health, National High Blood Pressure Education Program.
Unite for Sight, 2012. Hunger. Unite for Sight. Available from: 2014]
United Children Education and Foundation, 2013. Improving Child Nutrition, United Children Education and Foundation. Available from: 13 May 2014]
US Department of Health and Human Service, 2007. A Pocket Guide To Blood Measurement in Children. National Institute of Health. Available from:
US Department of Health and Human Service, 2006. The Fourth Report On The Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescent. National Institute of Health. Available from
[Accessed 17 May 2014]
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Bedasarkan latar belakang penelitian maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah:
Siswa
Berat Badan Tinggi Badan
IMT
Tekanan Darah
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Variabel Penelitian
Variabel independen : indeks massa tubuh
Variabel dependen : tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (mmHg) Variabel luar : Variabel luar dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan dalam penelitian ini adalah pola makan dari sampel.
3.2. Definisi Operasional Penelitian
1. Siswa
• Definisi: Seluruh siswa siswi SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan yang berusia 13 – 15 tahun pada tahun ajaran 2014/2015.
2.Indeks Massa Tubuh
• Definisi: Indeks massa tubuh (IMT) merupakan penghitungan sederhana dari berat badan per tinggi badan yang biasa digunakan untuk
mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas • Alat ukur: timbangan badan merek SECA
• Pengukuran: terlebih dahulu sampel diukur berat badannya dalam
kilogram (kg) kemudian diukur tinggi badannya dalam meter (m). Setelah itu, kedua nilai itu dimasukkan ke rumus di bawah ini :
Berat Badan (kg) IMT = ---
Tinggi Badan (m2)
• Skala pengukuran untuk IMT adalah skala rasio
3.Tekanan Darah
• Definisi: Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh. Pengaturan tekanan darah
bergantung pada kontrol dua penentu utamanya, curah jantung dan resistensi perifer total.
• Pengukuran: Sampel diukur tekanan darahnya dengan tensimeter air raksa kemudian hasilnya dicatat. Nilai tekanan darah dikelompokkan menjadi tekanan darah normal dan tekanan darah hipertensi.
3.3. Hipotesis
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat analitik. Desain yang digunakan adalah desain potong lintang.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP swasta Shafiyyatul Ammaliyyah Medan. Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Juli sampai Oktober 2014. Perhitungan pemilihan lokasi dalam penelitian ini adalah faktor siswa yang banyak dan terakumulasi dalam satu tempat sehingga membuat proses penelitian lebih mudah dengan biaya yang rendah, serta proses yang cepat dalam pelaksanaanya.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah siswa siswi di SMP Shafiyyatul Amaliyyah yang berumur 13 sampai 15 tahun.
4.3.1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah:
1. Siswa/siswi SMP swasta Shafiyyatul Ammaliyyah 2. Bersedia menjadi sampel penelitian
4.3.2. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah:
1. Siswa yang memiliki penyakit metabolik seperti diabetes melitus (DM), penyakit jantung, kelainan hormon ataupun kelainan ginjal.
4.3.3. Perkiraan Besar Sampel
Pengambilan sampel menggunakan metode Total Sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
4.4.1. Indeks Massa Tubuh
Untuk mendapatkan nilai IMT maka sampel diukur terlebih dahulu berat badannya dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya. Berikut langkah-langkah untuk mendapatkan nilai IMT:
1. Mengukur berat badan
• Memposisikan sampel dalam keadaan diam, tegak lurus, pandangan lurus ke depan, membelakangi alat.
• Melihat berapa berat badan sampel yang ditunjukan jarum timbangan (dalam hitungan kilogram).
2. Mengukur tinggi badan
• Menarik alat pengukur tinggi dan meletakkannya ujungnya tepat di puncak kepala sampel (vertex).
• Melihat tinggi badan sampel yang ditunjukkan alat pengukur. 3. Mengukur indeks massa tubuh
Berat Badan (kg) IMT = ---
Tinggi Badan2 (m)
4.4.2. Tekanan Darah
Langkah langkah untuk menentukan tekanan darah adalah seperti yang dibawah ini:
• Melilitkan cuff bladder di atas arteri brakialis, di daerah medial lengan atas. Bagian bawah dari cuff berada 2,5 cm proximal fossaantekubiti sejajar jantung.
• Memposisikan lengan subjek sedikit fleksi di bagian siku.
• Membuka kunci spyghmomanometer dan memompa cuff sampai pulsasi arteri radialis menghilang dan baca tekanan yang tertera.
• Memompa cuff sampai lebih tinggi 30 mmHg setelah itu mengempiskan cuff dengan cepat dan sempurna, tunggu 15- 30 detik.
• Memakai stetoskop dan meletakkan bellnya di atas arteri brakialis.
• Memompa cuff sampai level yang telah ditetapkan, kemudian Mengempiskan secara perlahan dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik dan menderdengar suara pertama kali terdengar systole. Menurunkan tekanan secara perlahan sampai suara menghilang sempurna dan ini merupakan tekanan diastole serta menurunkan tekanan sampai angka 0. • Mencatat tekanan Sistole dan Diastole.
• Skala yang digunakan adalah skala rasio.
4.5. Pengolahan Data
yaitu pemberian kode atau angka tertentu dari hasil yang didapat untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap ketiga adalah entry data yaitu memasukkan data ke dalam program komputer dengan
menggunakan SPSS. Tahap keempat adalah melakukan cleaning yaitu memeriksa kembali data yang telah di entry untuk mengetahui adanya kesalahan atau tidak, tahap kelima merupakan saving data yaitu menyimpan data yang telah diolah dan dianalisa.
4.6. Analisa Data
4.6.1. Analisa Univariat
Teknik ini digunakan untuk menganalisa variabel penelitian secara sendiri sendiri. Semua data indeks massa tubuh dan tekanan darah yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
4.6.2. Analisa Bivariat
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Shafiyyatul Amaliyyah yang terletak di jalan Setia Budi nomor 191, Kecamatan Medan Sunggal, Kotamadya Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
5.2. Hasil Penelitian
5.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 5.1. Karakteristik Subjek
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
Pada tabel 1 diatas total keseluruhan subjek didapatkan berjumlah 281 orang yang terdiri dari subjek laki–laki berjumlah 149 orang atau 53%, sedangkan 132 orang atau 47% subjek perempuan. Bedasarkan pembagian umur, subjek yang berumur 13 tahun berjumlah 94 orang atau (33.5%), berumur 14 tahun 93 orang (33.1%) dan yang berumur 15 tahun 94 orang (33.5%). Sedangkan pada pembagian bedasarkan kelas dapat dilihat bahwa 92 orang berada di kelas 7 (33.8%), 95 orang di kelas 8 (32.7%) dan 94 orang di kelas 9 (33.5%).
Tabel 5.2. Pembagian Indeks Massa Tubuh Berdasarkan Hasil Perhitungan.
IMT Frekuensi Persentase (%)
Normal Overweight
156
125
55.5 44.5
Total 281 100.0
Berdasarkan tabel yang disajikan diatas memperlihatkan 156 orang subjek (55.5%) memiliki nilai IMT normal dan 125 orang (44.5%) memiliki IMT overweight.
5.2.3. Pengukuran Tekanan Darah
Tabel 5.3. Nilai Tekanan Darah
Nilai Tekanan Darah Frekuensi Pesentase (%)
Normal Hipertensi
238 43
84.7 15.3
Total 281 100
5.2.4. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah
Tabel 5.4. Uji Chi Square hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan
darah
IMT
Tekanan Darah
Normal Hipertensi Nilai P
n (orang) Persen (%) n (orang)Persen (%)
Normal 138 49.1 18 6.4 0,05
Overweight 100 35.6 25 8.9
Total 238 Orang 43 orang
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dari tabel diatas, keseluruhan subjek yang memiliki IMT normal sebanyak 156 orang, 138 orang (49,1%) dengan tekanan darah normal dan 18 orang (6,4%) dengan tekanan darah hipertensi. Subjek yang memiliki status gizi overweight berjumlah 125 orang, 100 orang (35,6%) dengan tekanan darah normal dan 25 orang (8,9%) memiliki tekanan darah hipertensi.
Dengan menggunakan data dari tabel 4 diatas yang berupa IMT dan tekanan darah, dilakukan uji terhadap kedua data tersebut dengan menggunakan uji chi-square. Hasil dari uji yang dilakukan didapatkan nilai p sebesar 0,05 dimana nilai ini tidak melebihi nilai batas kemaknaan yang ditentukan yaitu sebesar p < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan IMT dengan peningkatan tekanan darah siswa siswi kelas SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah.
5.3. Pembahasan
(3) naiknya viskositas darah dikarenakan pelepasan profibrinogen dan inhibitor aktivator plasminogen 1 oleh sel adiposa. (Lily,L,S, 2011). Aktivitas saraf simpatis, terutama di ginjal, juga meningkat pada orang orang dengan berat badan berlebih. (Guyton dan Hall, 2008).
Pada tubuh yang kegemukkan, tubuh akan memerlukan oksigen lebih tinggi dan akan meningkatkan kerja jantung. Selain itu, kegemukkan akan diikuti dengan kadar lemak tubuh yang berlebih terutama pada orang dengan obesitas abdominal yang berisiko terhadap hipertensi serta penyakit degeneratif lainnya (Price & Wilson, 2006). Oang yang mengalami obesitas dapat terjadi peningkatan cardiac output, profil lipid, dan peningkatan resiko penyakit ginjal (Lambert et al, 2007). Leptin, asam lemak bebas dan insulin serta obstructive sleep apnea yang meningkat pada anak obes akan menyebabkan konstriksi dan aktifitas sistem saraf simpatis (Makmur,N.L, 2008). Sebuah penelitian di Afrika dan Karibia menemukan bahwa mekanisme yang menghubungkan IMT dan tekanan darah berhubungan erat dengan jenis kelamin (Innocent et all, 2013).
darah pada anak obes dan ditemukan adanya perbedaan yang bermakna antara tekanan darah pada anak obes dibandingkan dengan anak non obes.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Terdapat korelasi antara peningkatan IMT dengan peningkatan tekanan darah yang bermakna. Tidak semua anak yang memiliki nilai IMT overweight mengalami peningkatan tekanan darah pada penelitian ini.
6.2. Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara gizi yang masuk ke dalam tubuh dan penggunaannya (Cakrawati, 2012). Pada anak anak, status gizi digunakan sebagai parameter tumbuh kembang. Menurut buku Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan tahun 2012, adapaun status gizi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Produk pangan (jumlah dan jenis bahan makanan)
2. Akseptabilitas, menyangkut penerimaan atau penolakan terhadap makanan yang terkait dengan cara memilih dan cara memilih dan menyajikan makanan.
3. Perihal sosial dan ekonomi 4. Sanitasi makanan
5. Pengetahuan seseorang tentang gizi
2.1.1. Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu pemeriksaan klinis, biokimia, biofisik dan antropometri. (Arisman, 2003)
2.1.2. Pemeriksaan Klinis
2.1.3. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan biokimia adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Pemeriksaan biokimiawi yang dapat dilakukan antara lain; pemeriksaan protein visceral, albumin, transferrin serum, thyroxine-binding prealbumin (TBPA), penilaian hematologik dan keadaan hidrasi. (Arisman, 2003)
2.1.4. Pemeriksaan Biofisik
Dapat juga dilakukan suatu metode penentuan status gizi dengan melihat perubahan fungsi maupun struktur jaringan. Pemeriksaan biofisik biasanya dilakukan untuk suatu keadaan tertentu misalnya buta senja. (Arisman, 2003)
2.1.5. Pemeriksaan Antropometri
Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hail ini dimensi tulang otot dan jaringan lemak. Dalam klinik antropometri selain digunakan untuk nutrisi dapat pula digunakan untuk memantau tumbuh kembang anak. Pemeriksaan antropometri juga digunakan untuk membuat revisi grafik pertumbuhan pada umumnya dilakukan setelah ada data berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan lingkaran kepala yang baru (LK). Adapun pemeriksaan antropometri yang dapat dilakukan pada anak antara lain:
1. Lingkar kepala (LK) adalah pengukuran antropometri dengan mengukur panjangnya lingkar kepala. Pengukuran rutin LK (lingkar kepala oksipital) merupakan pengkajian nutrisi pada anak sampai umur 3 tahun dan dikerjakan terutama pada anak yang memiliki risiko tinggi gangguan status gizi.
3. Tebal lipatan kulit triceps (TLK) adalah pengukuran TLK adalah sebuah penanda cadangan lemak subkutan dan lemak tubuh total, dan memberi imformasi mengenai pola lemak tubuh (fat patterning).
4. Indeks massa tubuh (IMT) adalah pengukuran informasi pertumbuhan dan status gizi pada seorang anak secara relatif dengan membandingkan berat badan secara relatif dengan tinggi badan (BB/TB). Hal ini didefinisikan sebagai berat badan seseorang dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi dalam meter (kg/m2) (World Health Organization / WHO). Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat terkait dengan umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada anak-anak dan remaja digunakan indikator IMT menurut umur. Indeks massa tubuh dapat mempengaruhi perubahan fisik seseorang. (Puryatni, 2011) IMT tinggi dapat mengakibatkan kegemukan atau obesitas yang terjadi karena konsumsi makanan dan melebihi kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) perhari (Obesity Task Force). Klasifikasi IMT ditunjukkan di tabel dibawah ini:
Kategori IMT Nilai
Underweight Dibawah 18,5
Normal 18,5 – 24,9
Overweight 25,0 – 29,9
Obese Diatas 30,0
Tabel 2.1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Berat badan normal pada anak ditunjukkan dengan nilai IMT 18,5 -24,9. Berat badan yang normal pada anak menunjukkan berat badan yang sehat. Berat badan yang sehat berarti komposisi tubuh memberi kontribusi positif secara keseluruhan untuk kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Penting untuk diketahui bahwa berat badan hanyalah salah satu penanda hidup sehat. (Puryatni, 2011)
Overweight pada anak anak berarti kelebihan berat badan dimana IMT nya menunjukkan nilai 25,0 -29,9. Overweight dapat diartikan sebagai asupan nutrisi yang berlebihan atau makanan yang berlebihan dimana akhirnya mempengaruhi kesehatan yang dapat berkembang menjadi obesitas, yang meningkatkan risiko gangguan kesehatan yang serius, termasuk penyakit jantung dan hipertensi. (UNITE FOR SIGHT, 2012)
Faktor genetik berhubungan dengan pertambahan berat badan, IMT, lingkar pinggang dan aktivitas fisik. Jika ayah dan/atau ibu menderita overweight (kelebihan berat badan) maka kemungkinan anaknya memiliki kelebihan berat badan sebesar 40-50%. Apabila kedua orang tua menderita obesitas, kemungkinan anaknya mengalami obesitas adalah sebesar 70-80% (Dewi Sartika, 2011).
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan kandungan lemak di jaringan adiposa. Obesitas biasanya dinyatakan dengan adanya 25% lemak tubuh total atau lebih pria dan sebanyak 35 persen atau lebih pada wanita. (Guyton dan Hall 2008)
Faktor lingkungan sangat nyata pengaruhnya terhadap peningkatan prevalensi obesitas di sebagian negara maju, yang dibarengi dengan berlimpahnya makanan tinggi lemak. Faktor-faktor ini terlihat di berbagai tempat seperti di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. (Karnik, S. Childhood Obesity: A Global Public Health Crisis. 2012). Orang yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga rutin memiliki risiko sebesar 1.35 kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang rutin berolahraga. (Dewi Sartika, RA. Faktor Risiko Obesitas pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. 2011)
keparahan obesitas anak yang lebih besar, interval waktu menurun sampai umur dewasa, dan jumlah keluarga yang gemuk lebih besar. (Nelson, 2011)
Menurut RISKESDAS (2013) prevalensi gemuk pada anak umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas). Sebanyak 13 provinsi dengan prevalensi gemuk diatas nasional, yaitu Jawa Timur, Kepulauan Riau, DKI, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara dan Papua.
2.2. Tekanan Darah
2.2.1. Definisi
Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh (Guyton dan Hall, 2008). Pengaturan tekanan darah bergantung pada kontrol dua penentu utamanya, curah jantung dan resistensi perifer total (Sherwood, 2012). Orang dewasa yang sehat umumnya memiliki tekanan darah kurang dari 120/80mmHg. Angka pertama adalah angka dari tekanan sistolik, yang menunjukkan tekanan darah di saat terjadi kontraksi ventrikel. Angka kedua menunjukkan tekanan diastolik, yang menunjukkan tekanan darah saat relaksasi ventrikel dan pengisiannya. (Lily, S.L, 2011)
2.2.2. Fisiologi Tekanan Darah
Regulasi jangka pendek tekanan darah dilakukan terutama oleh refleks baroreseptor. Baroreseptor sinus karotis dan arkus aorta secara terus-menerus memantau tekanan darah. Jika mendeteksi penyimpangan dari normal maka kedua baroreseptor tersebut akan memberi sinyal ke pusat kardiovaskular di medula, yang berespon dengan menyesuaikan sinyal otonom ke jantung dan pembuluh darah untuk memulihkan tekanan darah ke normal. (Guyton, 2008)
Kontrol jangka panjang tekanan darah melibatkan pemeliharaan volume plasma yang sesuai melalui kontrol ginjal atas keseimbangan garam dan air, yang secara hormonal dikendalikan sistem renin-angiotensin-aldosteron dan vasopresin. Besarnya volume darah total, akan menimbulkan efek nyata pada curah jantung dan tekanan arteri rata-rata. (Guyton, 2008)
Tekanan Darah
Gambar 2.1. Skema Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Curah jantung Resistensi Perifer
2.2.2. Pengukuran Tekanan Darah
Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa (mm Hg) karena alat yang paling umum digunakan dan telah dipakai sejak lama sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah adalah manometer air raksa atau spyghmomanometer. Posisi yang terbaik untuk melakukan pengukuran tekanan darah adalah dengan duduk atau berbaring dan pasien dalam keadaan rileks. Setelah pengukuran diambil tekanan sistolik dan diastolik diperolehi dan perbedaan kedua tekanan tersebut dipanggil tekanan denyut. Setelah itu, penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan spigmomanometer untuk tekanan sistolik dan diastolik. (Guyton dan Hall, 2008)
2.2.3. Klasifikasi Tekanan Darah
Gambar 2.2. Tekanan darah anak laki laki (A) dan perempuan (B) umur 13 – 18 tahun bedasarkan persentil umur.
Klasifikasi tekanan darah
Definisi
Normal Kecil dari persentil 90
Prahipertensi Mulai dari persentil 90 sampai <95, atau jika tekanan darah melebihi 120/80
Hipertensi ≥ Persentil ke 95
Pada anak batasan tekanan darah ditetapkan berdasarkan pola tekanan darah anak sehat. Tekanan darah anak meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Nilai tekanan darah normal ditetapkan berdasarkan jenis kelamin, tinggi badan dan umur. Anak-anak dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang berada diantara persentil 90 dan 95 dikategorikan sebagai prahipertensi. Namun anak-anak remaja yang mempunyai tekanan darah diatas 120/80 mmHg juga dinyatakan sebagai prahipertensi meskipun masih berada dibawah persentil 90. Penetapan kategori prahipertensi penting untuk melakukan intervensi pencegahan terjadinya hipertensi yang sesungguhnya. Hipertensi pada anak didefinisikan sebagai anak anak dengan tekanan darah besar dari persentil ke 95. (National High Blood Pressure Education Program (NHBPEP) Working Group on Children and Adolescents, 2004)
Faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan dan faktor yang dapat dikendalikan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan meliputi keturunan, usia dan ras. Sedangkan faktor yang dapat dikendalikan adalah asupan garam, obesitas, inaktivitas/jarang olah raga, merokok, stress, minuman beralkohol dan obat-obatan. Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid secara terus menerus dapat meningkatkan tekanan darah seseorang. Pada anak anak, faktor risiko yang paling sering didapati adalah peningkatan IMT, adanya riwayat keturunan, riwayat diabetes tipe 2 dan kadar kolesterol yang tinggi. (Purwadhono, 2013)
2.3. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah
berlebih. (Guyton dan Hall, 2008) Anak dengan obesitas memiliki risiko tiga kali lebih besar terkena hipertensi dibandingkan dengan yang tidak (Makmur,N.L, 2008).
Pencegahan dan penanganan obesitas penting dalam menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit vaskular. Penurunan berat dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah dan peningkatan sentsitivitas insulin. Berkurangnya rata rata berat badan sebanyak 9.2 Kg dapat diikuti dengan penurunan tekanan darah sebanyak 6.3/3.1 mmHg. Aktivitas fisik reguler memfasilitasi penurunan berat, penurunan tekanan darah dan mengurangi kemungkinan risiko penyakit kardiovaskular. (Harrison, 2010)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada negara berkembang, masalah yang ditimbulkan penyakit tidak menular semakin bertambah. Tingkat kesakitan dan kematian akibat penyakit ini menjadi masalah besar pada negara-negara tersebut, seperti halnya di Indonesia. Sebagian besar penyakit tidak menular memiliki beberapa faktor risiko yang sama, yaitu peningkatan indeks massa tubuh (IMT). (World Health Organization / WHO, 2011)
Indeks massa tubuh adalah jumlah yang dihitung dari berat dan tinggi badan anak. Bagi anak anak dan remaja, IMT dapat digunakan untuk mengukur kegemukan tubuh. Pengukuran IMT sepatutnya dilakukan kepada anak anak, karena IMT berasosiasi secara langsung dengan lemak tubuh pada anak anak dan remaja (Gundogdu, 2011). Selain itu, IMT merupakan metode mudah dan murah untuk skrining kategori berat badan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Ada empat kategori IMT untuk anak bedasarkan CDC yaitu berat badan kurang (underweight), berat badan normal (normoweight), berat badan berlebih (overweight) dan obesitas. (Center for Disease Control / CDC, 2011)
Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan kandungan lemak di jaringan adiposa. Apabila diukur dengan menggunakan IMT, orang yang menderita obesitas memiliki nilai IMT lebih besar dari 30. Prevalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara yang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Hal tersebut patut mendapat perhatian karena kelebihan berat badan dapat memicu peningkatan tekanan darah, kelainan kardiovaskuler terutama stroke dan penyakit jantung, diabetes, kelainan muskuloskeletal, dan beberapa penyakit kanker (WHO, 2011). Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 prevalensi gemuk pada anak umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8 persen, terdiri dari 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas). (RISKESDAS, 2013)
tekanan darah diklasifikasikan bedasarkan persentil umur. Tekanan darah normal pada anak memiliki nilai dibawah persentil 90. Faktor faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah antara lain adalah resistensi perifer, elastisitas pembuluh darah, volume darah dan cardiac output (Winona.edu). Faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah yaitu: asupan protein yang tinggi, kebiasaan minum kopi dan riwayat penyakit keluarga. (Rivami, 2011)
Pada anak dan remaja obesitas dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah. Indeks massa tubuh mempunyai hubungan yang bermakna dengan tekanan darah sistolik. Meningkatnya IMT berarti meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang mengakibatkan kandungan lemak dalam darah juga meningkat. Lemak dalam darah ini mengakibatkan dinding pembuluh darah menjadi lebih sempit. Dinding pembuluh darah yang menyempit dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah akibat peningkatan IMT sangat mengkhawatirkan karena dapat memicu terjadinya berbagai komplikasi (Lily, L.S, 2011). Dari prevalensi dan uraian diatas, dapat diperkirakan bahwa efek lebih lanjut dari peningkatan IMT adalah masalah kesehatan dan ekonomi yang tidak dapat dipandang rendah. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan IMT dengan tekanan darah pada anak.
Bedasarkan uraian diatas, penulis melalui makalah ini ingin meneliti apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan tekanan darah pada anak.
1.2. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah apakah terdapat hubungan antara peningkatan indeks massa tubuh dengan peningkatan tekanan darah ?
1.3. Tujian Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara peningkatan indeks massa tubuh dengan peningkatan tekanan darah.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui rata rata IMT pada populasi yang diteliti.
2. Untuk mengetahui rata rata tekanan darah pada populasi yang diteliti. 1.4. Manfaat
1.4.1. Di Bidang Akademik
1. Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang peningkatan indeks massa tubuh dan peningkatan tekanan darah pada anak.
1.4.2. Di Bidang Masyarakat
1. Pentingnya mengukur berat badan dan tinggi badan anak secara berkala.
2. Menginformasikan kepada masyarakat pentingnya pengukuran tekanan darah pada anak.
1.4.3. Di Bidang Penelitian
ABSTRAK
Salah satu penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah pada seseorang adalah tingginya indeks massa tubuh (IMT). Peningkatan IMT telah dihubungkan dengan penyakit tekanan darah tinggi pada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kenaikan indeks massa tubuh dengan kenaikan tekanan darah.
Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan sampel total sebanyak 281 anak SMP yang memenuhi kriteria menjadi sampel. Selanjutnya sampel akan diukur IMT dan tekanan darahnya. Setelah itu, dilakukan analisis hubungan IMT dengan tekanan darah.
Hasil penelitian diolah dengan menggunakan program komputer didapatkan adanya hubungan secara statistik antara indeks massa tubuh dengan peningkatan tekanan darah dengan nilai p = 0,05.
Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara peningkatan IMT akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah pada seorang anak.
ABSTRACT
One of the risk factor for elevated blood pressure is elevated body mass index (BMI). Elevation in BMI has been associated with high blood pressure in children. The purpose of this study is to examine the associations between elevated BMI and elevated blood pressure in children.
This study uses a cross sectional design with total population sampling. As much of 281 junior high school students that fulfilled the critearia are used in this study. Samples will be evaluated for their BMI and blood pressure, and then analyzed for correlation.
The results, that has been calculated with a computer program, shows a correlation between elevated BMI and elevated blood pressure. With the value of p = 0,05.
The of this study shows that is a correlation between elevated BMI and elevated blood pressure in children.
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN
TEKANAN DARAH PADA ANAK DI SMP
SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN
Oleh:
ALVIN RINALDI RAMBE 110100024
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN
TEKANAN DARAH PADA ANAK DI SMP
SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
ALVIN RINALDI RAMBE 110100024
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Salah satu penyebab terjadinya peningkatan tekanan darah pada seseorang adalah tingginya indeks massa tubuh (IMT). Peningkatan IMT telah dihubungkan dengan penyakit tekanan darah tinggi pada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kenaikan indeks massa tubuh dengan kenaikan tekanan darah.
Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan sampel total sebanyak 281 anak SMP yang memenuhi kriteria menjadi sampel. Selanjutnya sampel akan diukur IMT dan tekanan darahnya. Setelah itu, dilakukan analisis hubungan IMT dengan tekanan darah.
Hasil penelitian diolah dengan menggunakan program komputer didapatkan adanya hubungan secara statistik antara indeks massa tubuh dengan peningkatan tekanan darah dengan nilai p = 0,05.
Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan antara peningkatan IMT akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah pada seorang anak.
ABSTRACT
One of the risk factor for elevated blood pressure is elevated body mass index (BMI). Elevation in BMI has been associated with high blood pressure in children. The purpose of this study is to examine the associations between elevated BMI and elevated blood pressure in children.
This study uses a cross sectional design with total population sampling. As much of 281 junior high school students that fulfilled the critearia are used in this study. Samples will be evaluated for their BMI and blood pressure, and then analyzed for correlation.
The results, that has been calculated with a computer program, shows a correlation between elevated BMI and elevated blood pressure. With the value of p = 0,05.
The of this study shows that is a correlation between elevated BMI and elevated blood pressure in children.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan kemudahan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Anak Di SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan“. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat strata 1 kedokteran umum di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar, meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian.
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan keahlian.
3. dr. Rita Evalina, Sp.A(K) selaku dosen pembimbing yang senantiasa memberikan bimbingan dan dengan sabar membantu pelaksanaan penelitian ini.
4. dr. M. Syahputra, M.Kes dan dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes, Sp.PA selaku dosen penguji yang selalu memberi saran, kritik, dan masukan yang baik guna menyempurnakan proposal ini.
6. Teman satu kelompok yaitu Romana Andelia Siregar yang selalu memberikan semangat dan masukan kepada penulis dalam menyempurnakan karya tulis ini.
7. Teman-teman seperjuangan dalam pembuatan karya tulis ilmiah yaitu Mukhammad Faried, Muhammad Dana Arwanda, Muhammad Ihsan Nasution, Muhammad Ikhsan Chaniago, Muhammad Iqbal, Muhammad Catur Fariadhy, Muhammad Gusti Hariandi, Fakhri Amin Nasution, Ikrar Rananta, Tesar Akbar Nugraha, Muhammad Ihsan Siregar, Gary Gunawan, Patria Fajar Wibowo, Rio Prambudi Wardhana dan segenap angkatan 2011. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini banyak kekurangan, mengharapkan saran serta kritik demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak Amin.
Medan, Agustus 2014
DAFTAR ISI
2.1.5. Pemeriksaan Antropometri ... 5
2.2. Tekanan Darah ... 8
2.2.1. Definisi ... 8
2.2.2. Fisiologi Tekanan Darah ... 8
2.2.3. Pengukuran Tekanan Darah ... 9
2.2.4. Klasifikasi Tekanan Darah ... 11
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 14
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 14
3.2. Definisi Operasional ... 15
3.3. Hipotesis ... 16
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17
4.1. Desain Penelitian ... 17
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17
4.3. Populasi dan Sampel ... 17
4.3.1. Kriteria Inklusi ... 17
4.3.2. Kriteria Ekslusi ... 17
4.3.3. Perkiraan Besar Sampel ... 18
4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 18
4.5. Pengolahan Data... 19
4.6. Analisa Data ... 20
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21
5.2. Hasil Penelitian ... 21
5.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian ... 21
5.2.2 Pengukuran Indeks Massa Tubuh ... 22
5.2.3. Pengukuran Tekanan Darah ... 22
5.2.4. Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Tekanan Darah ... 23
5.3. Pembahasan ... 24
BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan ... 26
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Tabel
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh 6
Tabel 2.2. Klasifikasi Tekanan Darah 11
Tabel 5.1. Karakteristik Subjek Penelitian 21
Tabel 5.2. Hasil Penghitungan IMT 22
Daftar Gambar
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1. Skema faktor yang mempengaruhi 10 tekanan darah
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 Ethical Clearance
Lampiran 5 Data Induk Penelitian