(STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)
SKRIPSI
Oleh :
Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM: 20130730356
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
(STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)
SKRIPSI
Oleh :
Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM: 20130730356
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
ii SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Serjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh :
Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C NPM: 20130730356
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
iii
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa
skripsi saudara:
Nama : Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C
NPM : 20130730356
Judul : ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN MODALTERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH MELALUI PENYALURAN
PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. (STUDI KASUS BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dengan
segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb
Dosen Pembimbing
iv
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH
MELALUI PENYALURAN PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. (STUDI KASUS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2015) Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C
NPM : 20130730356
Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi
dan Perbankan Islam pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diterima:
Sidang Dewan Munaqasyah
Ketua Sidang : Dyah Pikanti, SE., MM. (...)
Pembimbing : Satria Utama, S.E.I., M.E.I. (...)
Penguji : M. Sobar, SE.I., M.Sc. (...)
Yogyakarta,...
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dekan,
v Nama Mahasiswa : Ammelia Rizza Fitri Ayu L.C
Nomor Mahasiswa : 20130730356
Program Studi : Ekonomi Dan Perbankan Islam
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGADAN MODAL
TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH MELALUI
PENYALURAN PEMBIAYAAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING. (STUDI KASUS PADA BANK UMUM SYARIAH
DI INDONESIA PERIODE 2010-2015)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta,
Yang Membuat Pernyataan
vi
penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang. ”
-R.A. Kartini-
“it doesn’t matter how you slowly go, as long as you don’t stop.”
-confucius-
“ believe you can and you’re halfway there.”
vii
Ibuku tercinta yang selalu menyelipkan namaku di setiap sujud malamnya dan di setiap rintik permohonan doanya.
Ayahku tersayang yang telah mendidikku, yang sudah rela bekerja keras dengan ikhlas agar aku dapat memiliki masa depan yang lebih baik.
Adik-adiku tercantik dan terganteng yang selalu menjadi semangat untuk menyelesaikan karya tulis ini.
M. Fawwaz Athifi terimakasih telah menjadi teman bicara, teman diskusi, dan teman matcha top.
Sahabat WAAW terimakasih selalu support dan mendoakan satu sama lain.
Keluarga EPI G dan EPI H terimakasih telah menjadi keluarga dan teman seperjuangan selama menyelesaikan kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sahabat Larva mba Nisa, mba Vina, Tyas dan KVVM terimakasih atas dukungan dan kebahagiannya.
Teruntuk sahabat chipmunk Sentia, Uthi, dan Dinda terimakasih telah memberi warna di persahabatan kita
Teruntuk Keluarga KKN Generasi Indonesia Mengabdi terimakasih atas pelajaran hidup dan kenangan yang telah di berikan see you on top!
Teruntuk teman-teman organisasi KSEI FIES UMY, Power Ranger TEMILNAS, Rumah Belajar Indonesia Bangkit Yogyakarta, LO UMY terimakasih atas kesempatan
viii
Segala puji dan syukur kepada Allah S.W.T atas nikmat dan rahmat yang telah Allah
limpahkan sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skrpsi ini sebagai tugas akhir dan
syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1 pada prodi Ekonomi dan Perbankan Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan judul “Analisis Pengaruh DPK dan Modal terhadap Profitabilitas Bank Syariah Melalui Penyaluran Pembiayaan sebagai Variabel
Intervening. (Studi Kasus Bank Umum Syariah Periode 2010-2015).”
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbinga, dukungan, doa dan saran dari bebgai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si Selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Syarif As’ad, S.EI., MSI Selaku Ketua Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak Satria Utama, SEI., MEI Selaku Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi
Ekonomi dan Perbankan Islam yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
petunjuk, saran , dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini berlangsung.
5. Bapak M. Sobar SEI., MSc. Selaku Dosen Penguji Skripsi Progra Studi Ekonomi dan
Perbankan Islam yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk,
ix mendoakan.
8. Sahabat-sahabatku, Aulia, Wildan, Thoya, Sentia, Ica, Dinda, Ikhwan, Shinta, Aldo,
Maman, Abi, Reza, Rheza, Mumut, Tiatu, Ega, Yumna dan teman-teman lainnya
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat, dan
bantuan lainnya selama ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna
perbaikan di masa yang akan datang dan penilis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 21 Desember 2016
Penulis
x
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... v
HALAMAN MOTTO... vi
C. Tujuan Penelitian... 15
D. Manfaat Penelitian... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI... 17
A. Tinjauan Pustaka... 17
B. Kerangka Teori... 20
1. Prinsip-prinsip Operasional Bank Syariah... 20
2. Sumber Dana Bank Syariah... 22
3. Dana Pihak Ketiga (DPK)... 26
4. Pembiayaan Bank Syariah... 29
5. Profitabilitas Bank Syariah... 35
6. Modal Bank Syariah... 39
7. Laporan Keuangan ... 45
8. Analisis Laporan Keuangan... 46
C. Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN... 52
A. Jenis Metode Penelitian... 52
B. Jenis dan Sumber Data... 52
C. Metode Pengumpulan Data... 52
D. Populasi... 53
E. Sampel... 53
F. Metode Analisis Data... 53
G. Metode Estimasi Model Regresi Panel... 57
1. Model Common Effect... 57
2. Model Fixed Effect... 58
xi
2. Uji Heterokedastisitas... 62
3. Uji Autokorelasi... 63
J. Uji Statistik Analisis Regresi... 63
1. Uji Koefisien Determinasi (R²)... 63
2. Uji Signifikansi Simultan (F)... 64
3. Uji Parsial (T)... 65
K. Pengukuran Variabel... 66
1. Variabel Eksogen (X)... 66
2. Variabel Endogen (Y)... 66
3. Variabel Intervening (YΌ)... 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 68
A. Analisis Data Statistik... 68
1. Analisis Deskriptif... 69
a. Finance Deposit Ratio (FDR)... 70
a. Uji Multikolinieritas... 82
b. Uji Heterokedastisitas... 83
c. Uji Autokorelasi... 84
4. Estimasi Hasil Regresi Data Panel... 86
a. Uji Regresi Substruktur I... 86
1) Koefisien Determinasi (R²)... 87
2) Uji Simultan (F)... 87
3) Uji Parsial (t)... 88
b. Uji Regresi Substruktur II... 89
1) Koefisien Determinasi (R²)... 91
2) Uji Simultan (F)... 91
3) Uji Parsial (t)... 92
5. Menghitung Pengaruh Variabel Intervening... 94
a. Pengaruh Langsung... 94
b. Pengaruh Tidak Langsung... 95
c. Total Pengaruh... 95
d. Sobel Test... 95
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 97
1. Pengaruh DPK Terhadap ROA melalui FDR... . 97
2. Pengaruh CAR Terhadap ROA melalui FDR... 99
xiii
Tabel 2.1 Klasifikasi peringkat Komposit ROA... 38
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif... 70
Tabel 4.2 Hasil Uji Chow Test... 80
Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman Test... 81
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas... 83
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 84
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi... 85
Tabel 4.7 Hasil Uji Substruktur I... 86
xiv
Grafik 1.3 Komposisi DPK BUS periode 2010-2015... 7
Gambar 1.4 Komposisi penyaluran pembiayaan BUS dan UUS... 9
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur... 57
Grafik 4.1 Finance Deposit Ratio (FDR)... 71
Grafik 4.2 Return On Asset (ROA)... 73
Grafik 4.3 Dana Pihak Ketiga... 75
Grafik 4.4 Capital Adequacy Ratio (CAR)... 78
Gambar 4.5 Hasil Model Diagram Jalur... 97
Gambar 4.6 NPF Perbankan Syariah... 99
Gambar 4.7 Komposisi Dana Pihak Ketiga (2010-2015) ... 100
Gambar 4.8 Jangka Waktu DPK BUS dan UUS... 101
Gambar 4.9 Pertumbuhan Rasio FDR Bank Syariah Nasional (2010-2015) 104 Gambar 4.10 Pertumbuhan DPK Bank Syariah Nasional (2010-2015)... 104
Gambar 4.11 Rata-rata Pertumbuhan Rasio FDR BUS (2010-2015)... 106
Gambar 4.12 Pengaruh DPK Terhadap ROA Melalui FDR... 107
Gambar 4.13 Rata-rata Pertumbuhan Rasio CAR Periode (2010-2015)... 109
Gambar 4.14 komposisi penyaluran pembiayaan BUS (2010-2015)... 110
Gambar 4.15 Rata-rata Pertumbuhan CAR dan FDR BUS (2010-2015)... 112
Gambar 4.16 Rata-rata Pertumbuhan CAR, FDR, dan ROA BUS... 114
xv
affecting the profitability (ROA) of Islamic banking, including third-party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), as well as Financing To Deposit ratio (FDR) as an intervening variable. The population of this study is all of the Islamic banking in Indonesia in the period 2010-2015. This research is quantitative research and using secondary data which are using a Total deposits, CAR, ROA, and FDR. The analysis that used in this research is a path analysis that can explain the patterns of relations between exogenous and endogenous variables in order to determine the directly or indirectly effect between the DPK and the CAR to ROA and it will also allow testing of FDR variables. A classic assumption test result shows that the regression results are used to qualify for the classical assumption test. This results indicate that the variable DPK, CAR, and FDR simultaneously giving a positive and significant impact on ROA. However, in partial DPK and CAR have a negative and significant impact on ROA. While FDR has a positive and significant impact on ROA. Based on the Sobel Test result, FDR is not able to act as an intervening variable but it only able to act as an exogenous variable. To support the increasing profitability, the Islamic banking must have a strategy in its function as an investment manager and distributing the funds which is too expansive on credit-based financing in a carefuly way. Islamic banks are advised too add its capital in order to raise the quality of Islamic bank’s service which is adressed to the general public.
xvi
pangsa pasar perbankan konvensional. Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perbankan syariah, meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), serta Financing To Deposit Rasio (FDR) sebagai variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu data Total DPK CAR, ROA, dan FDR tahun 2010-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah path analysis yang dapat menjelaskan pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variable Total DPK, CAR terhadap variable ROA sekaligus memungkinkan pengujian terhadap variabel FDR. Hasil uji asumsi klasik menunjukan bahwa hasil regresi yang digunakan lolos uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel DPK, CAR, dan FDR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. namun, secara parsial variabel DPK dan CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan FDR berpegaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil Sobel Test FDR tidak mampu bertindak sebagai variabel intervening melainkan hanya mampu bertindak sebagai variabel independen. Untuk mendukung meningkatkan profitabilitas maka perbankan syariah harus memiliki strategi dalam menjalankan fungsinya sebagai investment manager dan berhati-hati dalam menyalurkan dananya yang terlalu ekspansif pada pembiayaan berbasis kredit. Bank Syariah harus menambah modalnya agar mampu meningkatkan kualitas layanan bank syariah kepada masyarakat luas.
xv
This study aims to analyze the factors affecting the profitability (ROA) of Islamic banking, including third-party Funds (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), as well as Financing To Deposit ratio (FDR) as an intervening variable. The population of this study is all of the Islamic banking in Indonesia in the period 2010-2015. This research is quantitative research and using secondary data which are using a Total deposits, CAR, ROA, and FDR. The analysis that used in this research is a path analysis that can explain the patterns of relations between exogenous and endogenous variables in order to determine the directly or indirectly effect between the DPK and the CAR to ROA and it will also allow testing of FDR variables. A classic assumption test result shows that the regression results are used to qualify for the classical assumption test. This results indicate that the variable DPK, CAR, and FDR simultaneously giving a positive and significant impact on ROA. However, in partial DPK and CAR have a negative and significant impact on ROA. While FDR has a positive and significant impact on ROA. Based on the Sobel Test result, FDR is not able to act as an intervening variable but it only able to act as an exogenous variable. To support the increasing profitability, the Islamic banking must have a strategy in its function as an investment manager and distributing the funds which is too expansive on credit-based financing in a carefuly way. Islamic banks are advised too add its capital in order to raise the quality of Islamic bank’s service which is adressed to the general public.
xvi
mampu menyaingi posisi pangsa pasar perbankan konvensional. Maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) perbankan syariah, meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), serta Financing To Deposit Rasio (FDR) sebagai variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah di Indonesia pada periode 2010-2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yaitu data Total DPK CAR, ROA, dan FDR tahun 2010-2015. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
path analysis yang dapat menjelaskan pola hubungan antar variable dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variable Total DPK, CAR terhadap variable ROA sekaligus memungkinkan pengujian terhadap variabel FDR. Hasil uji asumsi klasik menunjukan bahwa hasil regresi yang digunakan lolos uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel DPK, CAR, dan FDR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. namun, secara parsial variabel DPK dan CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan FDR berpegaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil Sobel Test FDR tidak mampu bertindak sebagai variabel intervening melainkan hanya mampu bertindak sebagai variabel independen. Untuk mendukung meningkatkan profitabilitas maka perbankan syariah harus memiliki strategi dalam menjalankan fungsinya sebagai investment
manager dan berhati-hati dalam menyalurkan dananya yang terlalu ekspansif pada
pembiayaan berbasis kredit. Bank Syariah harus menambah modalnya agar mampu meningkatkan kualitas layanan bank syariah kepada masyarakat luas.
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792
Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua lembaga yang kegiatannya bidang
keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat
terutama untuk membiayai investasi perusahaan.1Di Indonesia terdapat dua jenis
lembaga keuangan, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan
nonbank.Berdasarkan fungsinya, lembaga keuangan berperan sebagai lembaga
perantara, dan pelaksana transaksi pembayaran.
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,
“perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dananya dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup orang banyak.” Berdasarkan pengertian tersebut maka bank adalah sebuah
lembagausaha yang bertugas sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
dengan tujuan meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Bank Syariah merupakan lembaga keuangan bank yang berprinsip syariah
yang dalam beroperasi tidak mengandalkan pada bunga. Bank tanpa bunga adalah
perbankan yang kegiatan operasional dan produknya di kembangkan berlandaskan
pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW. Peran pokok perbankan ialah sebagai
lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana melalui penghimpunan dana dari masyarakat dan penyaluran
dana melalui berbagai pembiayaan.
Eksistensi Bank Syariah di Indonesia secara formal telah dimulai sejak
tahun 1992 dengan di berlakukannya UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan.
Undang-undang tersebut memberi kebebasan kepada bank dalam menentukan
imbalan yang akan di berikan kepada nasabah, baik berupa bunga ataupun bagi
hasil maka berdasarkan undang-undang tersebut, berdirilah Bank Muamalat
Indonesia sebagai Bank Syariah pertama di Indonesia.
Kemudian, hingga saat ini perkembangan bank syariah di Indonesia dinilai
semakin menunjukan ke arah sistem yang positif sejak dikeluarkannya
undang-undang No.10 tahun 1998 sebagai pengganti UU No.7 tahun 1992 ini yang
mengizinkan perbankan menjalani dual banking system sehingga Bank Umum
terdiri dari bank konvensional dan bank syariah yang kemudian disahkan dengan
perbankan syariahnasional, dimana Bank Syariah terdiri dari Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah. 2
Saat ini, perbankan syariah di Indonesia sebagai lembaga keuangan telah
mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, menurut data statistik perbankan
syariah yang di publikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah
perbankan syariah di Indonesia kini sejumlah 12 unit dengan pertumbuhan sekitar
63 persen sehingga total asetnya menjadi 273.494 triliun rupiah pada Juni 2015
dan pada februari 2016 total aset perbankan syariah mencapai 290,43 triliun naik
sebesar 0,47 persen dengan pangsa pasar sebesar 4,61 persen. Berikut data
statistik lembaga keuangan syariah di Indonesia periode 2010-2015 :
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan , 2016.
Grafik 1.1 Total Asset Perbankan Syariah Nasional Periode (2010-2016)
2 Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: kencana. 2009, hal. 46.
175112 178923 180000 184100
204961 213423 211358
2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6
TOTAL ASET
Dengan meningkatnya total asset bank syariah tersebut mencerminkan
bahwa kinerja perbankan syariah nasional terus mengalami peningkatan. Hal ini
berarti bank syariah nasional telah memiliki strategi operasional dalam melakukan
kegiatan usaha nya seperti strategi penghimpunan dana, penyaluran dana, dan
pembagian bagi hasil yang akhirnya memberi stimulus kepercayaan kepada
masyarakat untuk bertransaksi di perbankan syariah baik mempercayakan
dananya maupun menggunakan jasa pembiayaan bank syariah.
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Bank Syariah 11 11 11 11 12 12
Unit Usaha
Syariah
23 24 24 23 22 22
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
150 155 158 163 163 163
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2016.
Berdasarkan perkembangannya, pertumbuhan jumlah jaringan kantor
perbankan syariah di Indonesia mencerminkan adanya dukungan masyarakat dan
pemerintah dalam mengembangkan industri perbankan syariah. Namun
Indonesia belum mencapai 5 persen.3 Nilai tersebut masih jauh lebih kecil jika di
bandingkan dengan pangsa pasar bank konvensional.
Secara Pokok, bank syariah berperan sebagai lembaga intermediasi
keuangan dengan melakukan proses penyerapan dana dari pihak suplus ekonomi
untuk penyaluran dana bagi pihak defisit ekonomi. Proses penyerapan dana
disebut dengan penghimpunan dana (funding)sedangkan proses penyaluran dana
disebut dengan pembiayaan (financing). Dalam melakukan kegiatannya,
pertumbuhan suatu bank sangat di pengaruhi oleh perkembangan dan
kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat, baik dana berskala kecil
maupun berskala besar atau baik menghimpun dana murah maupun dana mahal.
Salah satu sumber dana bank yaitu berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Dana
Pihak Ketiga (DPK) merupakan dana yang bersumber dari masyarakat dalam
bentuk Giro (demand deposit), Deposito (time deposit) dan Tabungan (saving).4
3www.m.bisnis.com “Februari 2016, Aset Bank Syariah Kinclong”. 6 November 2016 23.50 WIB.
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2015.
Grafik 1.2 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah (2010-2015)
Menurut data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per juni 2015 dana
pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan syariah nasional mengalami
peningkatan pada periode 2010-2015 meningkat dari 76.036 miliar rupiah menjadi
215.339 miliar rupiah pada 2015. Pertumbuhan DPK terbesar terjadi pada tahun
2014 yaitu sekitar 50.6 persen sedangkan pada tahun 2010-2013 pertumbuhannya
relatif stabil bergerak di angka 20persen-50 persen. Namun, saat ini komposisi
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank syariah Nasional masih didominasi oleh produk
deposito. Hal ini ditunjukan berdasarkan data komposisi Dana Pihak Ketiga
periode 2010-2015 sebagai berikut : 0
100000 200000 300000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2010-2015.
Grafik 1.3 Komposisi DPK Perbankan Syariah periode (2010-2015)
Berdasarkan data tersebut 77 persen DPK yang berhasil di himpun oleh
bank syariah di dominasi oleh produk deposito mudharabah. Hal ini menunjukan
bahwasanya nasabah masih lebih memilih produk simpanan mudharabah yang
membagikan pendapatan bagi hasil dari pada produk simpanan wadiahyang
membagikan bonus yang tidak di perjanjikan.5 Maka dalam penghimpunan
dananya, bank syariah masih terkendala dalam mendapatkan Low Cost Fund
untuk kegiatan operasionalnya sedangkan dalam menjalankan perannya bank
syariah dituntut untuk mengelola dana nya dengan baik dan efisien baik dana yang
di kumpulkan dari masyarakat yaitu dana pihak ketiga maupun dana yang
bersumber dari modal sendiri yaitu dari para pemegang saham.
Selain melakukan penghimpunan dana, bank syariah sebagai lembaga
intermediasi juga melakukan penyaluran dana berupa pembiayaan kepada pihak
defisit dana sebagai bukti bahwa bank merupakan lembaga intermediasi. Menurut
data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per juni 2014 perkembangan
pembiayaan bank syariah mengalami peningkatan yang semula 68.181 Triliun
pada 2010 menjadi 187.884 tririliun pada juni 2014. Namun, meskipun meningkat
tetapi laju pertumbuhan pembiayaan bank syariah masih sangat kecil yaitu hanya
sebesar 2.14 persen pada Juni 2014. “Dan berdasarkan jenisnya, pembiayaan
konsumsi memiliki porsi yang cukup besar yaitu sekitar 41 persen dimana hal
tersebut menunjukan masih mendominasinya akad murabahah yang diterapkan di
perbankan syariah nasional. Sedangkan berdasarkan golongannya bank syariah
menyalurkan dananya terbesar ke UKM yaitu sebesar 58 persen dan sisanya
kepada selain UKM. Hal ini menunjukan bahwa bank syariah lebih banyak
menyalurkan dananya kepada nasabah retail di bandingkan kepada nasabah
corporate”.6
Berdasarkan hal tersebut, bank syariah memiliki eksposur penyaluran
pembiayaan di sektor UKM yang relatif besar di bandingkan perbankan
konvensional. Terbatasnya modal yang dimiliki Bank Syariah akan berimplikasi
pada Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang artinya bank syariah
nasional lebih memilih untuk mendanai UKM serta menghindari pendanaan
terhadap perusahaan besar. Karena UKM lebih mudah untuik menurunkan volume
usahanya tanpa harus berhenti total disaat krisi melanda. Hal ini membuktikan
bahwa bank syariah mampu bersaing dan lebih unggul di bandingkan bank
konvensional. Berdasarkan data yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan per-juni
2015 pertumbuhan pembiayaan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
sebagai berikut :
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, 2010-2015.
Grafik 1.4 Komposisi Penyaluran Pembiayaan BUS (2010-2015)
Berdasarkan grafik diatas, penyaluran pembiaayan tertinggi masih di
dominasi oleh akad jual beli yaitu murabahah sebesar 65 persen. Hal ini
membuktikan bahwa alokasi penyaluran pembiayaan di perbankan syariah masih
di salurkan pada pembiayaan konsumtif dengan resiko lebih kecil dari pada
pembiayaan modal kerja.
Selain sebagai lembaga keuangan syariah, bank syariah juga merupakan
lembaga usaha. Memperoleh suatu keuntungan merupakan tujuan setiap lembaga
usaha, baik lembaga usaha berbentuk perseroan terbatas (PT), lembaga usaha
yayasan maupun lembaga usaha lainnya.7 Dalam menjalankan operasionalnya,
7 Millatna Arimi, Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas
perbankan, Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
murabahah,
bank syariah memiliki kriteria yang harus di penuhi dalam penilaian tingkat
kesehatan bank yaitu selain mampu untuk memenuhi likuiditasnya, bank syariah
juga harus mampu dari aspek profitabilitas yaitu kemampuan bank dalam
menghasilkan laba pada periode tertentu. Maka untuk menghasilkan laba yang
optimal di perlukan manajemen dana yang efektif dan efisien.
Menurut Data Statistik Perbankan Syariah, ROA yang mencerminkan
profitabilitas bank syariah mengalami penurunan yaitu dari tahun 2012 sebesar
2,1 persen menjadi 2,0 persen pada tahun 2013 kemudian menjadi 1,09 pada
tahun 2014. Jika di bandingkan dengan bank konvensional dimana ROA bank
konvensional berada pada kisaran 2,33-2,08 persen. ROA bank Syariah hanya
berkisar 1.35-2.14 persen lebih rendah dari bank konvensional. Hal ini
menunjukan menurunnya kinerja perbankan syariah dalam menghasilkan laba
dalam kegiatan operasionalnya. 8
Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga
bank syariah dalam mengelola atau mengatur dana yang diterima dari aktifitas
funding untuk disalurkan kepada aktifitas financing, dengan harapan bank yang
bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas, dan
solvabilitasnya. Salah satu kriteria yang harus di penuhi adalah rentabilitas yang
merupakan suatu kemampuan bank dalam menghasilkan laba pada suatu periode
tertentu. Laba ini tidak hanya berpengaruh pada tingkat bagi hasil untuk
pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan
kepada nasabah yang menyimpan dananya. Maka untuk menghasilkan laba
dibutuhkan modal yang cukup.
Berdasarkan data Laporan Perkembangan Keuangan Syariah per agustus
2015 rasio CAR bank umum syariah pada 2010-2011 mengalami kenaikan namun
pada tahun 2012-2013 mengalami penurunan sebesar 0,06 persen. Pada tahun
2014 mengalami kenaikan kembali menjadi 14,79 persen kemudian turun kembali
pada tahun 2015 menjadi 13 persen pada tingkat tersebut modal bank syariah
masih cukup memadai.9
Bank syariah sebagai lembaga usaha yang berorientasi terhadap laba
dalam melagsungkan kegiatannya di perlukan dukungan aspek permodalan yang
kuat. Dalam melaksanakan kegiatannya selalu melekat risiko di antara aktivitas
yang dilakukan oleh perbankan baik aktifitas funding maupun financing.
Sedangkan capital dan risiko merupakan dua hal yang saling berkaitan.
Mengingat bank syariah sebagai lembaga keuangan memiliki posisi vital
dalam perekonomian, fungsinya sebagai penyalur pembiayaan dan likuiditas
keuangan, maka peran modal sangat penting bagi perbankan syariah nasional.
Selain berperan terhadap faktor likuiditas, aspek kecukupan modal sebuah
lembaga perbankan juga berimplikasi terhadap faktor profitabilitas. Dengan cukup
nya modal yg dimiliki oleh lembaga perbankan, maka bank tersebut dapat
menanggung risiko yang mungkin timbul di masa yang akan datang sehingga
ketika modal bank yang dimiliki besar akan meningkatkan kesempatan perbankan
untuk melakukan penyaluran pembiayaan yang kemudian akan berimplikasi
tehadap kenaikan profit pada bank tersebut.
Semakin besar modal yang di gunakan maka semakin besar risiko yang
akan di tanggung oleh perbankan syariah namun juga dapat meningkatkan
profitabilitas bank syariah. Maka faktor modal merupakan hal yang paling
menentukan besar kecil nya keuntungan bank. Baik modal yang berasal dari
internal seperti akumulasi penyusutan dan laba ditahan maupun modal eksternal
bank seperti Dana Pihak Ketiga (DPK). Berdasarkan peraturan Basel I lembaga
perbankan diperlukan untuk menahan tingkat modal minimum sebesar 8 persen
terhadap aset.
Karena pada hakikatnya, Bank Syariah memiliki hubungan kemitraan
antara shahibul maal dan mudharib. Oleh karena itu, tingkat laba bank tidak
hanya berpengaruh pada tingkat bagi hasil untuk pemegang saham, tetapi juga
berpengaruh terhadap bagi hasil yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan
dananya.Dengan demikian, kemampuan bank sebagai professional investment
manager akan menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediasi dan
kemampuannya dalam menghasilkan laba.
Selain itu dapat penulis ketahui bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)
merupakan sumber dana bank terbesar yang ada di perbankan maka peran DPK
sangatlah penting terhadap perkembangan dan pertumbuhan perbankan syariah
Mudharabah yang merupakan dana pihak ketiga yang tergolong high cost fund
karena pihak bank melakukan pembagian bagi hasil kepada investor.
Tumbuhnya pembiayaan yang di dominasi oleh produk murabahah yang
tergolong low risk mengindikasi bahwa pembiayaan investasi baik bank syariah,
bank nasional dan masyarakat masih kurang diminatisehingga menandakan bahwa
bank syariah masih bermain “aman” dalam penyaluran pembiayaan nya. Sehingga
ATMR bank syariah akan mengecil yang selanjutnya berimplikasi kepada
tingginya modal yang akan di cadangkan yang tidak seimbang dengan penyaluran
pembiayaannya menjadikan bank syariah menjadi tidak efisien.serta penyaluran
pembiayaan di bank syariah hampir 58 persen di salurkan kepada nasabah retail
dari pada corporate sehingga resiko likuiditas bank syariah akan meningkat yang
selanjutnya peran modal sangat penting sebagai penyangga resiko kerugian di
kemudian hari yang akan berimplikasi kepada besar kecilnya profitabilitas bank
syariah di Indonesia.
Berdasarkan teori profitabilitas, meningkatnya dana pihak ketiga yang
kemudian berimplikasi kepada meningkatnya volume pembiayaan serta modal
yang memadai akan meningkatkan profitabilitas bank syariah. Namun pada
praktiknya terdapat fenomena gap antar variable tersebut.
Berdasarkan dengan adanya fenomena gap yang telah di paparkan peneliti
dalam latar belakang tersebut dimana masih belum ada kecocokan antara teori dan
lapangan, maka hal ini menarik untuk diteliti karena dalam penelitian ini peneliti
intermediasi terkait kemampuan menyerap dan menyalurkan dana masyarakat
yang telah diamanahkan kepadanya. Selain itu peneliti juga mempertimbangkan
faktor kecukupan modal sebagai penopang profitabilitas lembaga perbankan.
Penelitian ini di fokuskan kepada perbankan syariah nasional mengingat bank
syariah merupakan lembaga perbankan yang berperan dalam pasar nasional
memiliki tingkat daya saing yang tinggi terhadap perbankan konvensional.
Beberapa peneliti terdahulu yang telah dipaparkan diatas menunjukan hasil
penelitian yang tidak konsisten, maka penelitian ini bermaksud mengkaji lebih
lanjut pengaruh antara rasio keuangan perbankan terhadap kemampuan
profitabilitasnya sehingga dapat mempertegas dan memperkuat teori yang ada.
Maka peneliti mengambil pokok bahasan mengenai “Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Modal Terhadap profitabilitas
Bank Syariah dengan Penyaluran Pembiayaan Sebagai Variabel
Intervening.(Studi Kasus Bank Umum Syariah Di Indonesia periode 2010-2015).
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, dapat diuraikan menjadi pokok pembahasan
1. Bagaimana Pengaruh DPK dan modal dan penyaluran pembiayaan
secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia?
2. Bagaimana Pengaruh DPK dan modal dan penyaluran pembiayaan
secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh DPK dan Modal terhadap profitabilitas Bank
Syariah melalui penyaluran pembiayaan sebagai variable
intervening?
4. Berapa besar Pengaruh langsung dan tidak langsung DPK dan
Modal terhadap profitabilitas Bank Syariah.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh DPK dan modal dan penyaluran
pembiayaan secara bersama-sama terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia.
2. Untuk menganalisis pengaruh DPK dan modal dan penyaluran
pembiayaan secara individu terhadap profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh DPK dan modal terhadap profitabilitas
Bank Syariah melalui penyaluran pembiayaan sebagai variabel
4. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh DPK dan modal terhadap
profitabilitas Bank Syariah.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan
peneliti terkait kinerja keuangan lembaga perbankan syariah dan
sebagai motivasi untuk memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi
dan perbankan Islam sesuai dengan ilmu yang telah di dapat di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bagi perbankan syariah, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan
pertimbangan bagi perbankan syariah dalam merumuskan strategi yang
lebih handal dalam penghimpunan dan penyaluran dana yang akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan syariah.
3. Bagi peneliti lain dan masyarakat umum, diharapkan penelitian ini
dapat menjadi referensi dan menambah wawasan baru serta untuk
mendukung berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia
A. Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh pertumbuhan dana
pihak ketiga (DPK) dan modal terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah telah
banyak dilakukan sebelum penelitian ini. Penelitian tersebut antara lain :
Sudiyanto, Bambang. Analisis Pengaruh DPK, BOPO, CAR, dan LDR
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang Go Public Di BEI
pada tahun 2010. Penelitian nya menggunakan teknik analisis regresi linear
berganda dengan hasil penelitiannya menyebutkan bahwa dana pihak ketiga
(DPK), biaya operasional (BOPO), dan Capital Adequacy Rasio (CAR),
berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA).
Erika Amelia. Financial Ratio And Its Influence To Profitability In
Islamic Banks pada tahun 2015. Penelitian nya menggunakan teknik analisis
regresi linear berganda dengan hasil penelitiannya menyebutkan bahwa Financing
To Deposit Ratio (FDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR tidak berpengaruh
Muliawati dan khoiruddin. Faktor-Faktor Penentu Profitabilitas Bank
Syariah Di Indonesia. 2015. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa DPK
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas bank syariah di
Indonesia,
Febrianto dan Dahliawati. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (
CAR ) Dan Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM ) Terhadap Profitabilitas
(ROA) Pada Pt Bank "X" Syariah Periode 2009-2011. Penelitiannya
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan hasil peneliannya
menunjukan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Aktiva Tetap Terhadap
Modal (ATTM) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas
(ROA).
Suryani. Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia periode 2011. Penelitiannya
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan hasil penelitiannya
menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan FDR terhadap Return On
Asset (ROA).
Africano, Fernando. Pengaruh NPF Terhadap CAR Serta Dampaknya
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Di Indonesia pada tahun 2016.
Penelitiannya menggunakan path analysis dengan hasil penelitiannya menunjukan
bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA dan terdapat pengaruh negatif
Okky Paulin and Sudarso Kaderi Wiryono. Determinants Of Islamic
Bank’s Profitability In Indonesia For 2009 – 2013. Dalam Penelitiannya
menggunakan teknik analisis regresi data panel dengan hasil penelitian
menyatakan bahwa FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Setiawati dan Wiagustini. Pengaruh DPK, DPL dan CAR terhadap LDR
dan ROA pada sektor perbankan di bursa efek Indonesia pada tahun 2014.
Penelitiannya menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dan path
analysis dengan hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
dan signifikan antara variabel DPK dan CAR terhadap LDR pada bank-bank di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.
Berdasarkan atas penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
terdapat persamaan dan perbedaan atara penelitian yang dilakukan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu menganalisis pengaruh Rasio keuangan terhadap tingkat
profitabilitas dan pembiayaan. Sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan
dengan penelitian sebelumnya yaitu :
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia
meliputi Bank Umum Syariah di Indonesia.
2. Periode Penelitian
Data yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan laporan
3. Variabel Endogen
Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Assets
(ROA) sebagai variable dependen.
4. Variabel Eksogen
VariabelEksogen dalam penelitian ini menggunakan Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan Capital Adequacy Ratio (CAR).
5. Variabel Intervening
Dalam penelitian ini penyaluran pembiayaan di gunakan sebagai variabel
intervening dengan diukur melalui Finance Deposit Ratio (FDR).
B. Kerangka Teoritik
1. Prinsip-prinsip Operasional Bank Syariah
Kegiatan operasional bank syariah selalu di kembangkan dengan
berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah dimana dalam bank syariah
menekankan pada prinsip tolong-menolong (at-ta’awun) dan tidak
menjadikan harta menganggur melainkan harus di putar dan di
Investasikan. Hal tersebut tertuang dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
a. QS. Al-Maidah: 2 tentang tolong-menolong.1
Yang artinya,“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
b. QS. Al-Hasyr : 7 tentang investasi.2
Yang artinya, “Harta rampasan fai’i yang diberikan Allah kepada
Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk
Allah, rasul, kerabat (rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya
beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang
diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnyabagimu, maka tinggalkanlah.Dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah sangat keras hukumannya.”
Tujuan didirikannya bank syariah salah satunya adalah untuk
mengembangkan prinsip-prinsip Islam, Syariah dan tradisinya ke dalam
transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip
utama yang diikuti oleh bank syariah yaitu :
a. Larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi
b. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan
perolehan keuntungan yang sah
c. Memberikan zakat
Dalam bank syariah tidak menggunakan metode pinjam-meminjam
uang dalam rangka kegiatan komersial, karena setiap pinjam-meminjam
uang yang dilakukan dengan persyaratan atau janji pemberian imbalan
adalah termasuk riba. Maka prinsip-prinsip operasional yang di jalankan
oleh bank syariah adalah sebagai berikut :3
a. Prinsip Bagi hasil (profit and loss sharing)
b. Prinsip Jual Beli (Al Bai’)
c. Prinsip Sewa dan Sewa-Beli (Al Ijarah)
d. Prinsip Qard
e. Prinsip Titipan (Al-Wadi’ah)
2. Sumber Dana Bank Syariah
Dana adalah fresh money yang dimiliki oleh lembaga perbankan
dalam bentuk tunai, atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi
uang tunai. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus di kaitkan
dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) , baik
melalui transaksi seperti perdagangan, industri manufaktur,
sewa-menyewa dan lain-lain, atau melalui penyertaan modal guna melakukan
salah satau atau seluruh kegiatan usaha tersebut. 4 Berikut adalah
Sumber-sumber dana dari suatu bank terdiri dari :5
a. Dana dari modal sendiri (Dana Pihak ke-1)
1) Modal yang disetor.
2) Cadangan-cadangan.
3) Laba yang ditahan.
b. Dana pinjaman dari pihak luar (Dana Pihak ke-2)
1) Pinjaman dari bank-bank lain.
2) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain dari luar
negeri.
3) Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank.
4) Pinjaman dari bank sentral.
c. Dana dari masyarakat (Dana pihak ke-3)
1) Giro (Demand deposit)
2) Deposito (time deposit)
3) Tabungan (saving)
Konsep uang dalam ekonomi islam sangatlah berbeda dengan
ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam uang secara tegas
4 Arifin, Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah, Jakarta: Alvabet. 2003, hal.51.
merupakan sebuah harta yang berfungsi sebagai medium of change dimana
sifatnya flow concept sehingga uang tidak dapat hanya di jadikan capital
yang sifatnya stock concept. Sehingga dalam ekonomi Islam menekankan
prinsip keadilan dimana harta kekayaan tidak boleh hanya di simpan atau
mengendap melainkan harus di putar atau di investasikan. Berdasarkan
prinsip tersebut bank Syariah dana Bank Syariah terdiri dari :6
a. Modal inti (core capital)
Modal inti adalah dana modal sendiri, yaitu dana yang
berasal dari para pemegang saham bank, yaitu pemilik bank. Pada
umumnya dana modal sendiri terdiri dari :
1) Modal yang disetor oleh para pemegang saham
2) Cadangan, yaitu sebagai laba bank yang tidak di bagi untuk
menutup timbulnya resiko kerugian di kemudian hari.
3) Laba di tahan, yaitu sebagai laba yang seharusnya
dibagikan pada para pemegang saham, namun oleh para
pemegang saham sendiri melalui RUPS diputuskan untuk
ditanam kembali dalam bank.
b. Kuasi Ekuitas (mudharabah account)
Bank menghimpun dana bagi-hasil atas dasar
prinsipmudharabah yaitu akad kerja sama antara pemilik dana
(shahibul mal) dan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu
usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri
pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang di peroleh di bagi
antara keduanya berdasarkan perbandingan (nisbah) yang telah
disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik
dana, sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha
yang dilakukan. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya
sebagai mudharib, bank menyediakan jsa bagi investor berupa :
1) Rekening investasi umum, di mana bank menerima
simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi
atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan
prinsip mudharabah mutlaqahdengan jangka waktu
1,3,6,12,24.
2) Rekening investasi khusus, dimana bank bertindak sebagai
manajer investasi bagi nasabah institusi (pemerintah atau
lembaga keuangan lainnya) atau nasabah korporasi untuk
menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha
tertentu yang mereka setujui prinsip ini dinamakan
mudharabah muqayyadah.
3) Rekening Tabungan Mudharabah, tabungan ini tidak bisa di
tarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan wadi’ah.
Sehingga untuk tabunga Imudharabah biasanya tidak
diberikan fasilitas ATM, karena penabung tidak dapat
c. Titipan (wadi’ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated
deposit)
Dana titipan adalah dana pihak ketiga (DPK) yang
dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro, tabungan dan
deposito.
3. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan tugas
pokok lembaga perbankan. Sehingga untuk dapat menyalurkan dana
kepada masyarakat secara optimal dan maksimal, bank syariah juga harus
mampu dalam hal menghimpun dana masyarakat. Salah satu sumber dana
bank syariah yang merupakan dana himpunan dari masyarakat di sebut
Dana Pihak Ketiga (DPK).
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang di peroleh dari masyarakat,
sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi,
yayasan dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang
asing.7 DPK merupakan komposisi dana terbesar yang di miliki oleh
seluruh industri perbankan. Karena pada hakikatnya DPK merupakan dana
yang di titipkan oleh masyarakat kepada pihak perbankan yang
menjalankan salah satu fungsinya sebagai penghimpun dana masyarakat.
Maka, dana pihak ketiga memiliki fungsi yang sangat penting bagi
perbankan untuk melakukan ekspansi penyaluran pembiayaan.
Macam-macam produk Dana Pihak Ketiga dan akad yang
digunakan oleh Bank Syariah :
a. Tabungan, simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu. Dalam Bank Syariah memiliki 2
akad dalam produk tabungan yaitu akad wadi’ah dan mudharabah.
Yang dimaksud dengan tabungan mudharabah menurut Karim
adalah tabungan yang dijalankan berdasarkan akad
mudharabah.8Mudharabah mempunyai dua bentuk, yaitu
mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah, perbedaan
utama di antara keduanya terletak pada ada atau tidaknya
persyaratan yang diberikan pemilik dana kepada bank dalam
mengelola hartanya.
b. Giro, simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.menurut
Karim giro syariah adalah giro yang dijalankan berdasarkan
prinsip-prinsip syariah.9 Dalam kaitannya dengan produk giro,
Bank Syariah menerapkan prinsip wadiah yad dhamanah, yaitu
nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada
Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau
barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak
8 Karim, Adiwarman, Bank Islam :Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : Raja Grafindo. 2010,hal. 347.
yang dititipi yang disertai hak untuk mengelola dana titipan tanpa
mempunyai kewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan
pengelolaan dana tersebut. Namun demikian, Bank Syariah
diperbolehkan memberikan bonus dengan catatan tidak disyaratkan
sebelumnya kepada nasabah.
c. Deposito, simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara
pihak bank dan nasabah yang bersangkutan. Dalam bank syariah
produk deposito menggunakan akada mudharabah dimana akad
tersebut mendistribusikan bagi hasil kepada shahibul maal atas
usaha yang dilakukan oleh pihak bank sesuai dengan nisbah yang
telah disepakati di awal.
Dalam kaitannya dengan kegiatan menghimpun dana masyarakat,
maka bank akan memberikan bagi hasil kepada para pemilik dana yang
bersedia menyimpan dananya di bank syariah melalui akad mudharabah,
sedangkan apabila bersedia menyimpan dananya melalui akad wadi’ah
akan di berikan bonus namun tidak di perjanjikan di awal oleh pihak bank
syariah. Maka untuk dapat memberikan bagi hasil kepada para deposan,
pihak bank harus menyalurkan dana titipan tersebut kepada penyaluran
pembiayaan. Hubungan antara DPK dengan penyaluran pembiayaan
adalah Salah satu sumber dana yang dapat digunakan untuk pembiayaan
dihimpun, akan semakin besar pula volume pembiayaan yang akan
disalurkan.10
Likuiditas bank syariah sebagian besar sangat bergantung pada
perolehan dana pihak ketiga, yang kemudian disalurkan dalam bentuk
pembiayaan syariah seperti mudharabah, musyarakah, murabahah, salam,
istishna, dan ijarah. Dari penyaluran dana pihak ketiga tersebut akan
menghasilkan keuntungan bagi bank syariah baik berupa perolehan bagi
hasil, margin, maupun fee dari akad sewa.
4. Pembiayaan Bank Syariah
Bank syariah merupakan lembaga usaha yang berfungsi sebagai
lembaga penghubung antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang
kekurangan dana. Setelah DPK telah dikumpulkan oleh bank syariah,
maka bank syariah berkewajiban untuk menyalurkan dana tersebut melalui
pembiayaan, maka penyaluran pembiayan merupakan salah satu tugas
pokok perbankan. Pembiayaan adalah penyediaan dana yang di berikan
oleh pihak perbankan kepada pihak lain berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dan pihak lain dengan tujuan untuk mendukung
investasi yang telah di rencanakan yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.11
Dalam pelaksanaan pembiayaan, bank syariah harus memenuhi dua
aspek penting yaitu aspek Syar’i dan aspek ekonomi. Aspek syar’i yaitu
dalam melakukan pendanaan harus tetap berlandaskan syari’at Islam yaitu
tidak menggandung unsur MAGHRIB ( maysir, gharar, Riba) dan dana
tersebut harus di salurkan kepada bidang usaha yang halal.12 Maka Bank
Syariah dalam menentukan harga produknya juga selalu didasarkan pada
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain
untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan
lainnya. Dalam menentukan harga atau memperoleh keuntungan bagi bank
syraiah dilakukan dengan menggunakan produk sebagai berikut :
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (Mudharabah)
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah)
b. Prinsip jual beli barang dengan margin sebagai keuntungan
(murabahah)
c. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah).
11 Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya, Jakarta: Raja Gravindo, 2000, hal. 92.
d. Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah muntahiyya bi
Tamlik )
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014
pasal 3 tentang kegiatan pembiayaan syariah meliputi :13
a. Pembiayaan jual beli (murabahah, salam, dan istishna).
b. Pembiayaan investasi (mudharabah, musyarakah, mudharabah
musytarakah, musyarakah mutanaqisah).
c. Pembiayaan jasa (ijarah, ijarah mutahiya bittamlik, hawalah,
wakalah, ju’alah, qardh).
Dalam melakukan aktivitas financing, selain harus berjalan sesuai
prinsip Syariah bank syariah juga menjalankannya sesuai aspek ekonomi
yaitu dengan mempertimbangkan pendapatan keuntungan baik bagi bank
syariah maupun bagi nasabah bank Syariah.
Secara umum, tujuan pembiayaan adalah untuk meningkatkan
ekonomi masyarakat banyak melalui tersedianya dana untuk peningkatan
usaha, meningkatkan daya produksinya, membuka lapangan pekerjaan
baru yang kemudian berimplikasi pada distribusi pendapatan.14 Secara
khusus, tujuan pembiayaan adalah untuk memaksimalkan laba perbankan
syariah sebagai lembaga usaha, untuk meminimalkan risiko seperti risiko
13 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014 pasal 3 tentang kegiatan pembiayaan syariah.
kekurangan modal usaha yang dapat di topang melalui penyaluran
pembiayaan, pendayagunaan sumber ekonomi, serta penyaluran
kelebihan dana sebagaimana fungsi lembaga perbankan.
Selain itu dalam melakukan aktivitas financing bank syariah juga
harus patuh kepada peraturan Otoritas Jasa Keuangan dalam
menyalurkan pembiayaan syariah dalam rangka memitigasi resiko yang
mungkin timbul di masa yang akan datang. Salah satunya adalah
mengetahui batas maksimum pemberian pembiayaan syariah kepada
nasabah . Penentuan batas pemberian pembiayaan didasarkan kepada :
a. Kebijakan Otoritas Moneter
Berdasarkan SK Direksi Bank Indonesia No. 31/177/DIR
tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum,
untuk pihak tidak terkait besaran pembiayaan yaitu sebesar
20persen dari modal sejak berlaku 1 januari 2003.
Sedangkan untuk pihak terkait besaran pembiayaan
maksimal 10persen dari modal baim untuk satu peminjam
atau kelompok peminjam atau untuk keseluruhan pinjaman
pihak terkait.
b. Kebijakan Internal Bank
Penyaluran pembiayaan didasarkan atas keputusan pejabat
c. Operasional
Besarnya penyaluran pembiayaan didasarkan pada besaran
dana yang tersedia di bank tersebut baik yang berasal dari
modal sendiri maupun yang berasal dari masyarakat dalam
bentuk Dana Pihak Ketiga (DPK). Maka hal tersebut
mengidikasikan bahwa semakin besar funding yang
dilakukan oleh perbankan syariah akan meningkatkan
kemampuan bank dalam penyaluran pembiayaan.
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.05/2014
pasal 33 tentang batas maksimum pemberian pembiayaan syariah
“Perusahaan Syariah wajib memenuhi ketentuan BMPPS kepada satu
konsumen yang bukan merupakan pihak terkait paling tinggi 20persen
(dua puluh persen) dari Ekuitas Perusahaan Syariah sedangkan kepada
satu kelompok konsumen yang bukan merupakan pihak terkait paling
tinggi 50persen (lima puluh persen) dari ekuitas perusahaan Syariah”.15
Maka berdasarkan PEOJK tersebut, bank syariah harus patuh terhadap
BMPPS dalam melakukan aktivitas financing.
Selain itu Bank Umum Syariah harus mampu melakukan penilaian
terhadap dirinya sendiri (self-assessment) atas tingkat kesehatan bank.
Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara
individu dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank
Rating). Dalam financing, Rasio yang di gunakan untuk mengukur
kinerja financing yaitu menggunakan rasio keuangan Financing to
Deposit Ratio(FDR). FDR merupakan rasio yang digunakan untuk
membandingkan seberapa besar dana pembiayaan yang bersumber dari
Dana Pihak Ketiga disalurkan kepada masyarakat.
FDR menyatakan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, atau menyatakan seberapa
jauh pemberian pembiayaan kepada nasabah dapat mengimbangi
kewajiban bank untuk memenuhi kewajiban kepada deposan yang
melakukan penarikan kembali dananya yang telah disalurkan oleh bank
berupa pembiayaan. Semakin tinggi rasio FDR mengindikasikan
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.16
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang dituangkan dalam
peraturan Bank Indonesia No. 5/10/PBI/2003 pasal 5 batas maksimum
penyertaan modal perbankan syariah dalam aktivitas pembiayaan. Bank
syariah dapat memiliki rasio pembiayaan mencapai financing deposit
ratio (FDR) di atas 100 persen yaitu paling tinggi 110 persen.
Berikut adalah tingkat likuiditas yang dikategorikan baik bagi
perbankan syariah sesuai dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 :
a. 75persen ≤ FDR ≤ 100 persen dikategorikan BAIK. b. FDR < 75 persen dikategorikan kelebihan likuiditas. c. FDR > 75 persen dikategorikan kekurangan likuiditas
Secara matematis, FDR dihitung sebagai berikut :
5. Profitabilitas Bank Syariah
Bank syariah sebagai lembaga usaha harus mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan dengan mengamati pertumbuhan
perusahaan bedasarkan profit yang di peroleh oleh perusahaan.
Profitabilitas bank atau rentabilitas bank merupakan salah satu tujuan yang
harus di capai oleh bank syariah. Bank syariah sebagai profesional
investment manager harus mengelola dananya secara efektif dan efisien.
Tingkat efisiensi dapat diukur melalui kemampuan bank dalam
menghasilkan laba dan seberapa besar tingkat keuntungan bersih bank di
bandingkan dengan kondisi aset dan ekuitas bank. Profitabilitas
merupakan salah satu indikator untuk menilai tingkat kesehatan bank.
Maka, bank yang sehat adalah bank yang memiliki kemampuan
profitabilitas di atas standar yang telah ditentukan.
Kata “laba” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah selisih
lebih antara harga penjualan yang lebih besar dan harga pembelian atau
biaya produksi. Laba merupakan hal yang penting bagi perusahaan, pada
hasil untuk pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil
yang diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya. Dengan
demikian, kemampuan bank sebagai professional investment manager
akan menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediasi dan
kemampuannya dalam menghasilkan laba.
Sedangkan Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan. Penggunaan
rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan seperti Neraca
dan Laba Rugi kemudian hasilnya yang akan di evaluasi sebagai bahan
pertimbangan di kemudian hari.
Dalam hal tersebut, maka bank syariah harus memiliki strategi
untuk mengalokasikan dana-dananya dengan tujuan untuk mencapai
tingkat profitabilitas yang cukup dengan tingkat risiko yang rendah,
namun tetap menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank
syariah dengan menjaga keamanan posisi likuiditas bank. Pada dasarnya,
alokasi penggunaan dana bank dapat di klasifikasikan menjadi 2 :17
a. Earning Asset, yaitu aktiva aset bank yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan. Aset ini disalurkan melalui
berbagai pembiayaan seperti mudharabah, musyarakah,
Al-Ba’i, Ijarah, IMBT, dan surat-surat berharga syariah
lainnya.
b. Non Earning Asset, yaitu aset bank yang di gunakan namun
tidak memberikan pendapatan. Aset ini terdiri dari aktiva
dalam bentuk tunai (uang tunai dalam vault, cadangan
likuiditas), pinjaman (qard), penanaman dana dalam aktiva
bank dan inventaris.
Sumber-sumber pendapatan bank syariah terdiri dari :18
a. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak
musyarakah
b. Keuntungan atas kontrak jual beli
c. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina’
d. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
Tingkat efisiensi manajerial bank sangat ditentukan oleh tingkat
keuntungan bersih yang di peroleh oleh bank. Terdapat dua rasio yang
dapat di gunakan dalam mengukur kinerja bank, yaitu Return on assets
(ROA) dan Return on Equity (ROE).19 Menurut Bank Indonesia, ROA
adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset
dalam suatu periode. Sedangkan ROE adalah perbandingan antara
pendapatan bersih dengan rata-rata modal. Semakin tinggi ROA bank,
maka menandakan bahwa kinerja bank tersebut semakin baik, yang
ditandai dengan tingkat perolehan laba yang meningkat. Return On Assets
18 Arifin,Zainul, Dasar-dasar Perbankan Syariah, Jakarta: Alvabet, 2003, hal. 60-61.