• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP SAYURAN ORGANIK DI SUPER INDO SULTAN AGUNG YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP SAYURAN ORGANIK DI SUPER INDO SULTAN AGUNG YOGYAKARTA"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Disusun oleh : Nisa Murty Andari

20120220074

Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

(2)

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP SAYURAN

ORGANIK DI SUPER INDO SULTAN AGUNG

YOGYAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian

Disusun oleh : Nisa Murty Andari

20120220074

Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP SAYURAN ORGANIK DI SUPER INDO SULTAN AGUNG YOGYAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nisa Murty Andari 20120220074

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 24 Mei 2016

Skripsi tersebut telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Widodo, M.P

NIK: 19670322199202133011

Yogyakarta, 8 Juni 2016

Penguji

Retno Wulandari, S.P., M.Sc. NIK: 19770307200104133055

Pembimbing Pendamping

Dr. Ir. Sriyadi, M.P.

NIK: 19691028199603133023

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

(4)

i

HALAMAN

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orangtua,

Bapak Widodo Slamet, S.Pd. & Ibu Lilis Wijayanti, S.Sos., M.M.

Terimakasih atas doa, arahan, nasihat dan support yang selalu diberikan. Persembahan ini tidak akan mampu menggantikan semua yang Bapak dan Ibu berikan, namun biarkan ini menjadi salah satu tanda bakti dan terimakasih dari saya untuk Bapak dan Ibu. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan dan kebahagiaan untuk kita sekeluarga. Aamiin

Untuk kedua saudaraku,

Kurnia Nita Estu Widyana dan Adendia Renata Mahanani. Kalian harus bisa lebih baik dari kakak.

Untuk sahabat-sahabat dan keluargaku, thank you for all the love, joy, and happiness. Rika Dayu Prastiwi yang menjadi sahabat dari sekolah dasar

hingga kini, you more like family for me. Thanks!

Teman-teman Agribisnis B 2012

Mustofa, Carlita, Murni, Teguh, Hasan, Sigit, Friska, Nay, Rival, Adi, Elkana, Dyan, Intan, Rizki, Gita, Aep, Eva, dll yang menjadi teman belajar dari semester 1 hingga sekarang kita akan menentukan jalan kita masing-masing.

Semoga sukses selalu!

Teman-teman Agribisnis 2012

Terimakasih untuk teman-teman yang membantu secara teknis maupun non-teknis dalam penyelesaian skripsi ini.

Teman-teman di Himasepta

Terimakasih untuk pengalaman, kerjasama, dan kekeluargaan selama periode kepengurusan 2013-2014 dan 2014-2015. Kalian adalah orang-orang hebat. Semoga Himasepta semakin baik kedepannya.

Teman-teman American Corner, KKN Internasional & Learning Express 2015, Team Liaison Officer, serta teman-teman yang saya kenal dalam berbagai

program dan event selama saya menjadi mahasiswa UMY. Mengenal dan bekerjasama dengan kalian merupakan sebuah pengalaman yang sangat

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke-Hadirat Allah SWT karena

atas izin, rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Preferensi Konsumen Terhadap Sayuran Organik di Super Indo

Sultan Agung Yogyakarta” sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW beserta pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar karena bantuan

dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Widodo, M.P. selaku dosen pembimbing utama skripsi yang selalu

memberi bimbingan, saran, arahan, dan masukan dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Dr. Ir. Sriyadi, M.P. selaku dosen pembimbing pendamping skripsi yang telah

memberi bimbingan, saran, arahan, dan masukan dalam perbaikan

penyusunan skripsi ini.

3. Retno Wulandari, S.P., M.Sc. selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberi saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

4. Ibu Ir. Lestari Rahayu, M.P. selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan semangat dan dukungan selama perkuliahan.

5. Kedua orangtua, Bapak Widodo Slamet dan Ibu Lilis Wijayanti yang selalu

(6)

iii

6. PT. Lion Super Indo yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian

di cabang Sultan Agung Yogyakarta.

7. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Juni 2016

(7)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 5

C. Kegunaan Penelitian ... 5

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Perilaku Konsumen ... 7

2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ... 9

3. Atribut Produk ... 12

4. Sikap Konsumen ... 13

5. Model Sikap ... 14

6. Preferensi Konsumen ... 17

7. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 22

III. METODE PENELITIAN ... 25

(8)

v

B. Teknik Pengumpulan Data ... 27

C. Asumsi dan Pembatasan Masalah ... 29

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

E. Teknik Analisis ... 31

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 35

A. Gambaran Umum Super Indo ... 35

B. Visi, Misi, dan Tujuan ... 36

C. Struktur Organisasi ... 37

D. Gambaran Umum Sayuran Organik di Super Indo ... 40

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Karakteristik Responden Sayuran Organik ... 43

B. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Responden ... 51

C. Analisis Preferensi Responden Terhadap Sayuran Organik ... 69

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(9)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah pembeli dan responden sayuran organik selama observasi

(4 sampai 10 Maret 2016) ... 27

Tabel 2. Perbedaan harga dan ketersediaan sayuran organik dan non organik di Super Indo Sultan Agung pada tanggal 4 sampai 10 Maret 2016 ... 42

Tabel 3. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin... 43

Tabel 4. Sebaran responden sayuran organik berdasarkan usia ... 44

Tabel 5. Sebaran responden berdasarkan status pernikahan ... 45

Tabel 6. Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan ... 46

Tabel 7. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan ... 46

Tabel 8. Sebaran responden berdasarkan pendapatan keluarga per bulan ... 48

Tabel 9. Sebaran responden berdasarkan jarak tempat tinggal dari Super Indo Sultan Agung ... 49

Tabel 10. Sebaran responden berdasarkan alat transportasi yang sedang digunakan ... 49

Tabel 11. Sebaran responden berdasarkan kepemilikan alat simpan sayuran / kulkas ... 50

Tabel 12. Jenis dan jumlah pembelian sayuran organik selama satu minggu ... 52

Tabel 13. Sebaran responden berdasarkan perasaan jika tidak mengkonsumsi sayuran organik ... 53

Tabel 14. Sebaran responden berdasarkan motivasi dalam mengkonsumsi sayuran organik ... 54

Tabel 15. Sebaran responden berdasarkan tujuan mengkonsumsi sayuran organik ... 55

Tabel 16. Sebaran responden berdasarkan sumber pencarian informasi tentang sayuran organik ... 57

(10)

vii

Tabel 18. Pengaruh kelompok acuan dalam pembelian sayuran organik oleh responden ... 59

Tabel 19. Sebaran responden berdasarkan pertimbangan utama dalam membeli sayuran organik ... 61

Tabel 20. Solusi yang dipilih responden ketika sayuran organik yang

dikehendaki di supermarket sedang habis ... 62

Tabel 21. Sebaran responden berdasarkan keputusan pembelian sayuran organik pada pembelian pertama ... 63

Tabel 22. Sebaran responden berdasarkan keputusan pembelian sayuran organik pada pembelian selanjutnya ... 64

Tabel 23. Sebaran responden berdasarkan frekuensi pembelian sayuran organik 65

Tabel 24. Tingkat kepuasan responden dalam mengkonsumsi sayuran organik .. 66

Tabel 25. Alasan responden dalam melakukan pembelian ulang sayuran organik67

Tabel 26. Sikap responden dalam menyarankan orang lain untuk membeli

sayuran organik ... 68

Tabel 27. Saran responden untuk produsen sayuran organik dan supermarket .... 68

Tabel 28. Tingkat kepentingan responden terhadap berbagai atribut sayuran organik ... 70

Tabel 29. Nilai ideal / harapan responden terhadap performance atribut sayuran organik ... 72

Tabel 30. Evaluasi responden terhadap performance sayuran organik pada merek TOM dan TOS ... 73

Tabel 31. Hasil penilaian sikap responden terhadap sayuran organik merek TOM dan TOS ... 74

(11)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen ... 7

Gambar 2. Kerangka pemikiran ... 24

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner penelitian ... 85

(13)
(14)

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP SAYURAN ORGANIK DI SUPER INDO SULTAN AGUNG YOGYAKARTA

Consumer Preference Towards Organic Vegetables at Super Indo Sultan Agung Yogyakarta

Nisa Murty Andari

Dr. Ir. Widodo, M.P. / Dr. Ir. Sriyadi, M.P. Agribusiness Department Faculty of Agriculture

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

CONSUMER PREFERENCE TOWARDS ORGANIC VEGETABLES AT SUPER INDO SULTAN AGUNG YOGYAKARTA. The aims of this research is to find out how the organic vegetables’ consumer characteristics, consumers decision process on purchasing organic vegetable and their preference towards organic vegetables are. This is an quantitative research which use descriptive method. There are two brands and six atributes that being evaluated in this research. The brands are TOM and TOS, while the attributes are price, packaging, brand, freshness, variant of vegetables, and organic label. The data analysis techniques used in this research are descriptive and ideal point attitude model. The result of the research, which is taken from 44 respondents, shows that freshness is the most important attribute in organic vegetables. Mostly of the consumers are married women with monthly family income more than Rp4.000.000,-. Consumers’ are motivated to consume organic vegetable because of its better nutrient compared to non-organic. Magazine and newspaper are the source of information about organic vegetables that being accesed by mostly consumers. People feel good benefits to their health after consuming organic vegetables so they decided to continue consuming organic vegetables. Overall, TOM brand gained higher score than TOS brand, and consumer prefer to buy TOM’s organic vegetables.

(15)
(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat mulai meningkat

terutama pada masyarakat urban. Pola makan tinggi kalori dan rendah serat mulai

ditinggalkan untuk alasan kesehatan. Hal ini terlihat dari nilai konsumsi kalori dan

protein penduduk Indonesia yang memperlihatkan adanya penurunan dari tahun

2007 ke 2013. Menurut data dalam Buletin Konsumsi Pangan Pusdatin tahun

2014, rata-rata konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2007 adalah

sebesar 2.014,91 kkal, kemudian pada tahun 2013 menjadi 1.842,75 kkal atau

turun sebesar 172,16 kkal. Penurunan konsumsi kalori tertinggi terjadi pada

kelompok padi-padian yaitu sebesar 76,58 kkal. Adapun konsumsi protein

masyarakat Indonesia pada tahun 2013 adalah 53,108 gram/hari, jumlah ini

menurun sebanyak 4,58 gram/hari jika dibandingkan konsumsi tahun 2007 yaitu

57,66 gram/hari. Penurunan konsumsi protein tertinggi per hari juga terjadi pada

kelompok padi-padian sebesar 1,86 gram dan diikuti kacang-kacangan sebesar

1,58 gram. Dari data hasil survei SUSENAS – BPS diketahui konsumsi beras per

kapita masyarakat Indonesia cenderung menurun yakni dari 107,71

kg/kapita/tahun pada tahun 2002 menjadi 97,65 kg/kapita/tahun pada tahun 2012.

Pergeseran pola konsumsi dari tinggi kalori ke tinggi serat terlihat dari

tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang menunjukkan peningkatan

setiap tahunnya. Menurut data yang dirilis Kementerian Pertanian dalam Andilla

(17)

adalah 36,50 kg per kapita per tahun, 40,10 kg per kapita per tahun, dan 41,90 kg

per kapita per tahun. Jumlah tersebut menunjukkan adanya peningkatan konsumsi

sayur meskipun masih berada dibawah nilai yang ditetapkan oleh FAO yaitu 73

kg per kapita per tahun.

Sayuran merupakan bahan makanan yang dikonsumsi karena kesadaran

manusia akan pentingnya kandungan yang terdapat di dalamnya. Dengan kata

lain, manusia memiliki harapan-harapan tertentu ketika mengkonsumsi sayuran.

Seperti misalnya pada sayuran hijau yang dipercaya memiliki kandungan

antioksidan dan serat alami yang tinggi sehingga baik untuk menjaga kesehatan

tubuh dan melancarkan pencernaan. Selain itu diketahui pula bahwa dalam

sayuran terdapat kandungan seperti mineral dan vitamin kompleks yang tidak bisa

didapat dari bahan pangan lainnya.

Pada masa ini sebagian masyarakat menjadi semakin selektif dalam

memilih sayuran yang akan dikonsumsi dengan harapan agar mendapat manfaat

terbaik bagi tubuh. Peningkatan pengetahuan terhadap pentingnya keamanan

pangan, mengakibatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang

tidak berbahaya bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Pola hidup sehat yang

ramah lingkungan kemudian menjadi tren baru di masyarakat. Sebagian kalangan

bahkan menerapkan syarat tertentu ketika memilih bahan pangan yang akan

dikonsumsi, salah satunya adalah bebas dari residu kimia dan pestisida, atau

disebut organik.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan)

(18)

3

mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia

sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk

pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan

konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Menurut berbagai riset, diketahui

bahwa sayuran organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik dibandingkan

sayuran non-organik. Sayuran organik memiliki 50 % lebih banyak antioksidan

daripada sayuran non-organik, yang dapat menurunkan risiko penyakit kanker dan

jantung. Sayuran organik juga mengandung lebih banyak vitamin dan mineral

seperti besi dan zink. Kelebihan lain dari sayuran organik adalah kandungan

mineral tinggi, rasa lebih renyah, lebih manis, tahan disimpan dan terhindar dari

residu kimia (pestisida dan pupuk kimia) yang dapat menyebabkan penyakit

berbahaya seperti kanker (BPTP Jateng, 2013). Kandungan yang lebih baik ini

diharapkan akan memberi manfaat yang lebih baik bagi tubuh jika dikonsumsi.

Konsumen produk organik, termasuk sayuran organik cenderung lebih

selektif dalam menentukan produk yang akan dibeli. Konsumen produk organik

mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian yang akan dibeli harus beratribut

aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional

attributes), dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes). Konsumen jenis ini

cenderung tidak mempermasalahkan meskipun harga sayuran organik lebih mahal

daripada sayuran non organik.

Kini tempat yang menyediakan sayuran organik di Yogyakarta semakin

banyak, adapun sayuran organik yang banyak tersedia di supermarket adalah

(19)

satu supermarket penyedia sayuran organik di Yogyakarta adalah Super Indo.

Super Indo telah dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan bagi masyarakat

yang ingin berbelanja produk kebutuhan sehari-hari. Kelebihan dari supermarket

Super Indo adalah lokasinya yang tersebar di banyak lokasi di Yogyakarta dan

kelengkapan dari produk yang disediakan. Saat ini terdapat 7 cabang supermarket

Super Indo di Yogyakarta yang semuanya menyediakan sayuran organik sehingga

Super Indo banyak dituju oleh konsumen yang menginginkan produk sayuran

organik di Yogyakarta. Salah satu cabang Super Indo yang paling banyak

didatangi konsumen sayuran organik adalah Super Indo di Jalan Sultan Agung

No. 10 Yogyakarta atau biasa disebut dengan Super Indo Sultan Agung. Hal ini

terlihat dari stok sayuran organik yang lebih banyak dibandingkan dengan Super

Indo cabang lainnya di Yogyakarta.

Sayuran organik merupakan produk yang semakin diminati oleh

masyarakat meskipun ketersediaannya masih sangat terbatas jika dibandingkan

sayuran non-organik. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu dilakukan sebuah

analisis mengenai konsumen dan atribut-atribut pada sayuran organik. Dengan

mengetahui preferensi konsumen terhadap sayuran organik, maka akan diketahui

atribut apa yang menjadi dasar pemilihan produk sayuran organik oleh konsumen

dan produk sayuran organik seperti apa yang diharapkan oleh konsumen. Hasil

penelitian ini dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pelaku usahatani maupun

calon pelaku usahatani sayuran organik dalam melakukan strategi manajerial

(20)

5

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik konsumen sayuran organik?

2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen dalam memilih sayuran

organik?

3. Bagaimana preferensi konsumen terhadap sayuran organik?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik konsumen sayuran organik.

2. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian sayuran organik oleh

konsumen.

3. Untuk mengidentifikasi preferensi konsumen terhadap sayuran organik di

Superindo Sultan Agung Yogyakarta.

C. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan penulis tentang preferensi konsumen pada proses pembelian produk

khususnya sayuran organik.

2. Bagi produsen sayuran organik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi untuk pengembangan produk dan promosi.

3. Bagi pengelola supermarket, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

(21)

4. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pengembangan pertanian sayuran organik.

5. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi

mengenai karakteristik konsumen, proses keputusan pembelian dan preferensi

konsumen terhadap atribut sayuran organik serta sebagai referensi bagi

(22)

7

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk

proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Dalam perilaku

konsumen ada banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor kebudayaan,

faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi dari pembeli (Setiadi 2003).

Sumber: Kotler dalam Simamora (2002) KEBUDAYAAN

(23)

a. Faktor kebudayaan

Budaya merupakan penentu yang paling mendasar dari keinginan dan

perilaku seseorang. Budaya terdiri atas beberapa kelompok kecil lainnya, yang

dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut.

Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan pada perbedaan karakteristik sosial,

ekonomi, dan demografi konsumen. Seseorang mendapat kumpulan nilai,

persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga lain di

sekitarnya. Setiap latar belakang budaya, sub-budaya, dan kelas sosial akan

mengarahkan konsumen pada preferensi produk dan merek yang berbeda pula.

b. Faktor sosial

Sikap dan perilaku konsumsi seseorang akan dipengaruhi oleh kelompok

di sekitarnya seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, dan lainnya.

Seseorang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi mereka pada

tiga cara, pertama, kelompok referensi memperlihatkan pada seseorang perilaku

dan gaya hidup baru. Kedua, mereka juga memengaruhi sikap dan konsep jati diri

seseorang karena orang tersebut umumnya ingin “menyesuaikan diri”. Ketiga,

mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat memengaruhi

pilihan produk dan merek seseorang.

c. Faktor pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Perbedaan

dalam kepribadian konsumen akan mempengaruhi perilakunya dalam memilih

(24)

9

kepribadiannya. Karakteristik pribadi berupa umur dan tahapan siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologi

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi

utama, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran serta kepercayaan dan sikap.

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen.

Kebutuhan yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan

tindakan memenuhi kebutuhan. Tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman

disebut sebagai persepsi. Selanjutnya bagaimana konsumen mengolah informasi

dan membentuk persepsi akan mempengaruhi konsumen dalam proses

pengambilan keputusan dalam membeli dan menggunakan barang dan jasa.

Pembelajaran merupakan suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dan

pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman ini akan mengakibatkan perubahan

sikap dan perilaku yang relatif permanen. (Sumarwan 2011)

2. Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Proses keputusan pembelian dimulai apabila konsumen menyadari suatu

masalah atau kebutuhan terhadap suatu produk yang diinginkan. Proses pembelian

menggambarkan alasan mengapa seseorang lebih menyukai, memilih dan

membeli suatu produk dengan merek tertentu. Proses keputusan pembelian terdiri

dari lima tahapan yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

(25)

a. Pengenalan masalah

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah

kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya

dan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan

internal maupun eksternal. Menurut Engel, et.al dalam Sumarwan (2011), ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengaktifan kebutuhan, diantaranya waktu,

perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, dan

pengaruh pemasaran.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk

mencari informasi lebih banyak. Konsumen akan mencari informasi yang

tersimpan dalam ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar

(pencarian eksternal). Karakteristik konsumen dan faktor situasi juga

mempengaruhi pencarian informasi. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi untuk

mencari informasi. Konsumen yang memiliki kepribadian sebagai senang mencari

informasi (information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi

yang lebih banyak. Faktor situasi seperti keadaan psikologis, keterbatasan waktu,

dan jumlah toko akan mempengaruhi pencarian informasi konsumen terhadap

(26)

11

c. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek

dan memilihnya sesuai dengan yang diinginkan konsumen. Menurut Setiadi

(2003) pada saat proses evaluasi alternatif, konsumen membandingkan berbagai

pilihan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Setelah konsumen

menentukan kriteria atau atribut dari produk atau merek yang dievaluasi, maka

langkah berikutnya konsumen menentukan alternatif pilihan. Setelah menentukan

alternatif yang akan dipilih, selanjutnya konsumen akan menentukan produk atau

merek yang akan dipilihnya.

d. Keputusan membeli

Pada tahap keputusan membeli, konsumen akan melakukan evaluasi

membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat

pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang

paling disukai. Meskipun demikian, terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi

tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang pertama adalah sikap orang

lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan konsumen

tergantung pada intensitas sikap orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan

konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut.

Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor keadaan yang tidak

terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor

seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan

(27)

faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan merubah tujuan membeli

(Setiadi 2003).

e. Evaluasi pasca pembelian

Setiadi (2003) menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan konsumen

pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen

merasa puas, maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk

membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi

ketidakpuasannya dengan meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut,

atau mereka mungkin berusaha mengurangi ketidakcocokannya dengan mencari

informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut sebagai bernilai

tinggi (atau menghindari informasi yang mengkonfirmasikan produk tersebut

bernilai rendah).

3. Atribut Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk

memenuhi keinginan atau kebutuhan, produk yang dipasarkan meliputi barang

dan fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan (Kotler 2005). Atribut produk

adalah sifat-sifat atau aspek-aspek yang dimiliki oleh suatu produk yang mana

sifat-sifat tersebut akan menjadi pertimbangan konsumen untuk menyenangi atau

sebaliknya membenci produk itu. Secara keseluruhan atribut produk

dikelompokkan menjadi 2 macam yakni atribut teknis dan atribut emosional

(non-teknikal). Atribut teknis merupakan aspek yang harus kita bubuhkan dalam

(28)

13

Atribut emosional merupakan atribut untuk mendukung kebutuhan konsumen

akan manfaat emosional, non-teknikal, psikologis ataupun manfaat sosial mereka.

Atribut produk dapat menentukan kepuasan konsumen atas suatu produk karena

dalam evaluasi konsumsinya, konsumen cenderung lebih banyak menggunakan

atribut produk daripada keseluruhan produk (Gitosudarmo 2012).

Pengetahuan konsumen tentang atribut yang dimiliki suatu produk berbeda

untuk setiap individunya, hal ini disebabkan karena saluran informasi, tingkat

ketertarikan dan tingkat pendidikan konsumen berbeda. Kepercayaan, sikap, dan

perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah

karakteristik dari suatu produk. Kepercayaan atau pengetahuan konsumen

menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut dan

manfaat dari berbagai atribut tersebut. Penilaian terhadap atribut produk dapat

menggambarkan sikap konsumen terhadap produk tersebut dan sekaligus dapat

mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi

suatu produk (Sumarwan 2011).

4. Sikap Konsumen

Definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003) yaitu: “Sikap adalah

suatu mental dan saraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi,

diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan

dan/atau dinamis terhadap perilaku.”

Maka kemudian, jika dianalogikan dengan sikap konsumen terhadap suatu

merek berarti sikap terhadap merek, yaitu mempelajari kecenderungan konsumen

(29)

konsisten. Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu kepercayaan merek, evaluasi

merek, dan maksud untuk membeli. Hubungan antara ketiga komponen sikap

tersebut adalah bahwa kepercayan merek memengaruhi evaluasi merek dan

evaluasi merek memengaruhi maksud untuk membeli. Sikap memengaruhi

preferensi dengan korelasi positif. Semakin baik sikap terhadap suatu merek,

maka semakin baik pula preferensi konsumen terhadap merek tersebut.

5. Model Sikap

Menurut Simamora (2002:199) mengukur sikap seseorang menghadapkan

peneliti pada suatu kesulitan tertentu karena sifat psikologisnya. Oleh karena itu

seorang peneliti hanya dapat mengukur sikap secara pasti melalui

pernyataan-pernyataan responden. Masalahnya adalah ketika seseorang dihadapkan dengan

pertanyaan terbuka maka jawaban yang diberikan dapat beragam dan terdapat

kemungkinan bahwa jawaban yang diberikan bias dan tidak relevan dengan tujuan

pertanyaan. Jika demikian, akan sulit untuk mengetahui bagian mana dari objek

yang berpengaruh terhadap sikap. Sehubungan dengan kenyataan tersebut,

terdapat beberapa metode kuantitatif untuk mengukur sikap sehingga diperoleh

pernyataan yang tepat sebagai dasar pengukuran untuk memperoleh kesimpulan

mengenai sikap.

a. Model Tiga Komponen (Tricomponent Model)

Menurut Tricomponent Attitude Model yang dikemukakan oleh Schiffman

dan Kanuk dalam Sumarwan (2011) menyebutkan bahwa sikap terdiri atas tiga

(30)

15

persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman terhadap suatu

objek-sikap dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya

berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk

memiliki sejumlah atribut. Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang

terhadap suatu produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan

evaluasi menyeluruh terhadap sautu produk atau merek yang menunjukkan bahwa

produk atau merek tersebut “disukai” atau “tidak disukai”. Perasaan dan emosi

tersebut ditujukan kepada produk atau merek secara keseluruhan, bukan kepada

atribut-atribut yang dimiliki produk. Konatif menunjukkan kecenderungan

seseorang untuk melakukan tindakan berkaitan dengan objek sikap (produk atau

merek tertentu). Komponen konatif dalam riset konsumen biasanya

mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen (intention to buy).

b. Model Multiatribut Fishbein

Model sikap multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap

suatu objek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang

dievaluasi. Model multiatribut menekankan adanya salience of attributes, yaitu

tingkat kepentingan yang diberikan konsumen terhadap sebuah atribut. Model

fishbein didasarkan pada pemikiran bahwa sikap dibentuk oleh komponen

kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi) dan

evaluasi pentingnya atribut dari produk (komponen ei). Dengan model ini

konsumen dapat menilai apakah obyek yang bersangkutan telah sesuai dengan

(31)

Keterangan:

Ao = Sikap terhadap suatu objek

bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut I

ei = Evaluasi terhadap atribut I

n = jumlah atribut yang dimiliki objek

Komponen ei mengukur evaluasi kepentingan yang atribut-atribut yang

dimiliki oleh objek. Konsumen belum memperhatikan merek dari suatu produk

ketika mengevaluasi tingkat kepenitingan atribut. Sedangkan bi mengukur

kepercayaankonsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek.

c. Model Poin Ideal / Model Angka Ideal

Pemahaman model ini diawali oleh pemikiran bahwa setiap orang

memiliki produk atau merek ideal bagi dirinya. Model angka ideal ini

memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk

dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan

konsumen. Ditinjau dari sikap, semakin dekat ke poin ideal, sebuah produk atau

merek semakin baik posisinya. Oleh karena itu, sikap konsumen juga bisa diukur

melalui jarak antara posisi produk atau merek dengan posisi ideal di benak

konsumen. Posisi tersebut dapat dihitung dengan cara mengkualifikasikan

kepercayaan konsumen mengenai prestasi produk pada atribut tertentu dan tingkat

kepentingan atribut tersebut bagi konsumen. Model sikap angka ideal memberikan

informasi mengenai “merek ideal” atau bisa juga “atribut ideal” dan juga

(32)

17

konsumen. Rumus yang digunakan dalam model sikap angka ideal adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

Ab = Sikap terhadap suatu merek

Wi = Tingkat kepentingan terhadap atribut I Ii = Performans ideal pada atribut I

Xi = Keyakinan (beliefs) terhadap atribut I dari suatu merek. n = Jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen.

6. Preferensi Konsumen

Preferensi adalah kata serapan dari kata preference yang dapat diartikan

dengan pilihan yang diambil oleh seseorang dari berbagai pilihan yang ada.

Preferensi konsumen didefinisikan sebagai selera subjektif (individu) yang diukur

dengan utilitas dari bundel berbagai barang. Konsumen dipersilahkan untuk

melakukan rangking terhadap bundel barang yang diberikan pada konsumen

(Indarto 2011).

Preferensi konsumen diartikan sebagai pilihan suka atau tidak suka oleh

seseorang terhadap suatu barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut Kotler

(2000) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai

pilihan produk yang ada. Konsumen memproses informasi tentang produk

didasarkan pada pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir, timbulnya

pembelian suatu produk terlihat dimana konsumen mempunyai kebutuhan yang

ingin dipuaskan. Konsumen akan mencari informasi tentang manfaat produk dan

(33)

bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya,

dari sini akan menimbulkan preferensi konsumen terhadap merek yang ada.

Nicholson (2002) menjelaskan bahwa hubungan timbal balik antara

preferensi (pilihan) dan berbagai kendala adalah hal yang menyebabkan seseorang

menentukan pilihan-pilihannya. Teori pilihan (theory of choice) dalam ilmu

ekonomi dimulai dengan menjelaskan preferensi (pilihan) seseorang. Preferensi

ini meliputi pilihan dari hal yang sederhana sampai yang kompleks, untuk

menunjukkan bagaimana seseorang dapat merasakan atau menikmati segala

sesuatu yang ia lakukan.

Hubungan preferensi ini biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar yaitu :

1. Kelengkapan ( Completeness)

Jika dihadapkan pada dua kondisi, maka tiap orang harus bisa

menspesifikasikan satu pilihan antara dua pilihan yang ditawarkan kepada

mereka, apakah:

a. A lebih disukai daripada B

b. B lebih disukai daripada A

c. A dan B sama-sama disukai.

Dengan persepsi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan

diantara dua alternatif.

2. Transitivitas (Trasitifity)

Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A daripada B, dan lebih

(34)

19

3. Kontinuitas (Continuity)

Jika seseorang mengatakan “A lebih disukai daripada B” maka situasi

yang mirip dengan A harus lebih disukai daripada B.

Ketiga proporsi diatas diasumsikan tiap orang dapat membuat atau menyususun

ranking semua kondisi atau situasi mulai dari yang paling disukai hingga yang

paling tidak disukai.

7. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai preferensi konsumen baik terhadap merek, produk,

dan antar-komoditas telah banyak dilakukan sebelumnya. Tujuan dari penelitian

preferensi konsumen selalu diawali dengan mencari tahu tentang karakteristik

konsumen dan proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Beberapa tujuan selanjutnya antara lain adalah untuk mengetahui preferensi

konsumen terhadap kombinasi atribut pada suatu produk, mengetahui kriteria

produk yang disukai konsumen, dan menganalisis sikap konsumen terhadap

merek maupun atribut produk pada berbagai merek. Ada beberapa metode analisis

data yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian tentang preferensi

konsumen seperti teknik analisis konjoin, fishbein, dan model sikap angka ideal.

Metode analisis data yang digunakan dapat disesuaikan dengan objek penelitian

serta tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Yuli Anto (2009) meneliti preferensi konsumen terhadap jamu serbuk

kemasan di Kota Bogor dengan menganalisis tiga merek dan khasiatnya yaitu

Sido Muncul, Nyonya Meneer, serta Air Mancur dan khasiatnya meliputi tolak

(35)

untuk mengetahui nilai sikap keseluruhan jamu serbuk kemasan dari tiga merek

yang diteliti. Metode analisis data menggunakan analisis faktor dan model multi

atribut angka ideal, pembahasan dapat dilakukan sampai pada perumusan strategi

pemasaran secara lebih mendalam karena dengan metode ini dapat diketahui

tingkat kepentingan dan nilai ideal dari masing-masing atribut bagi konsumen.

Dari ketiga merek yang diteliti menunjukkan bahwa jamu merek Sido Muncul

menunjukkan urutan tertinggi dinilai sikapnya dari keseluruhan analisis sikap

konsumen baik pada jenis Tolak Angin (15,74), Pegal linu (17,98) maupun Obat

Kuat atau Kebugaran (16,36). Atribut yang melatar belakangi pilihan konsumen

terhadap jamu serbuk kemasan yaitu pada atribut iklan, merek, harga dan

keampuhan khasiat dari jamu serbuk kemasan.

Penelitian juga dilakukan Damayanti (2009), berjudul Analisis Preferensi

Konsumen Wortel Organik Amani Mastra di Foodmart Ekalokasari. Tujuannya

untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dalam pembelian wortel

organik Amani Mastra dan menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut

wortel organik Amani Mastra. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif

untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dalam pembelian serta

karakteristik konsumen. Kemudian menggunakan metode analisis konjoin untuk

menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut wortel organik Amani Mastra.

Dari hasil analisis konjoin, harga merupakan atribut yang dipandang paling

penting oleh responden, oleh karena itu PT. Amani Mastra harus

mempertimbangkan untuk menyesuaikan harga dengan keinginan konsumen

(36)

21

biaya-biaya produksi dan operasional. Ukuran dari wortel organik juga perlu

disesuaikan dengan keinginan konsumen yaitu ukuran wortel yang besar-besar.

Ketersediaan dari wortel organik juga perlu diperbanyak agar konsumen mudah

untuk mendapatkannya.

Imaddudin Juarwan (2013) dalam penelitiannya Analisis Preferensi

Konsumen terhadap Atribut Sayuran Organik di Kota Bogor menggunakan alat

analisis deskriptif untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dalam

pembelian serta karakteristik konsumen. Kemudian menggunakan metode analisis

konjoin untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap atribut sayuran

organik. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa karakteristik konsumen

sayuran organik di Bogor, didapatkan bahwa sebagian besar konsumen berjenis

kelamin perempuan yang berada pada rentang usia 25-34 tahun dengan status

menikah dan memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 orang. Alasan

utama konsumen membeli sayuran organik adalah karena kandungan gizi yang

lebih baik dari sayuran konvensional dengan fokus perhatian dan pertimbangan

utama konsumen yaitu kualitas produk dan manfaat kesehatan serta majalah/koran

menjadi sumber informasi utama. Berdasarkan analisis konjoin menunjukkan

bahwa atribut label merupakan atribut yang dianggap paling penting oleh

konsumen dalam membeli produk sayuran organik. Atibut kedua yang dianggap

penting oleh responden adalah atribut harga dan yang dianggap kurang penting

adalah atribut kemasan. Kombinasi yang paling disukai oleh responden adalah

(37)

plastik, memiliki label organik, dan mempunyai banyak keberagaman/variasi

sayuran organik.

Dari hasil berbagai penelitian yang ada, dapat disimpulkan bahwa

konsumen melalui beberapa proses pertimbangan sebelum menentukan

pembelian. Dalam menentukan produk yang akan dibeli, konsumen terlebih

dahulu memberikan bobot untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingan

dan kesukaannya sehingga menimbulkan preferensi pada suatu merek atau

kombinasi atribut yang ada. Teknik analisis yang digunakan dapat disesuaikan

dengan tujuan penelitian dan objek penelitian yang ingin diteliti. Teknik analisis

konjoin digunakan untuk fokus mendapatkan informasi tentang kombinasi atribut

yang disukai konsumen pada suatu produk, tanpa memperhatikan pilihan merek.

Sedangkan teknik analisis multiatribut fishbein dan model sikap angka ideal

digunakan untuk menganalisis preferensi konsumen terhadap suatu merek dari

berbagai pilihan merek berdasarkan evaluasi dari kombinasi atribut yang ada pada

merek tersebut. Kelebihan dari model sikap angka ideal dibandingkan dengan

model sikap fishbein adalah kegunaan untuk mengukur nilai ideal menurut

konsumen, sehingga membantu produsen untuk merancang produk yang

disesuaikan dengan harapan atau nilai ideal yang dikehendaki konsumen.

B. Kerangka Pemikiran

Perubahan pola konsumsi yang aman bagi kesehatan telah menjadi tren

bagi sebagian kalangan. Fenomena itu membawa sebagian masyarakat untuk

mengganti konsumsi sayuran dari sayuran non-organik menjadi sayuran organik.

(38)

23

berpengaruh terhadap penentuan strategi pemasaran yang harus dilaksanakan oleh

produsen maupun suplier sayuran organik. Hal ini juga perlu diperhatikan oleh

pihak supermarket penyedia sayuran organik guna meningkatkan jumlah

penjualan sayuran organik di tempat tersebut. Penyediaan produk sayuran organik

berkualitas merupakan tuntutan dari konsumen yang perlu dipenuhi dalam

memenangkan tingkat persaingan antar produsen dan penjualan oleh supermarket

retailer. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang bagaimana preferensi

konsumen terhadap sayuran organik.

Keputusan pembelian seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari orang tersebut. Faktor-faktor

tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, tetapi merupakan hal yang harus

benar-benar diperhatikan karena sangat berpengaruh pada perilaku dan proses

pengambilan keputusan seseorang. Karakteristik pembeli memiliki pengaruh

utama bagaimana seorang konsumen mengambil keputusan pembelian terhadap

atribut yang terikat pada sayuran organik yang ditawarkan. Keputusan pembelian

diawali dengan adanya kesadaran tentang kebutuhan konsumsi sayuran organik

oleh konsumen. Setelah itu konsumen akan mencari informasi tentang atribut

sayuran organik maupun merek sayuran organik yang tersedia. Konsumen

memberikan ranking berdasarkan kepentingan atribut bagi dirinya. Konsumen

juga memiliki kriteria ideal untuk suatu produk yang akan dibelinya. Preferensi

konsumen terbentuk setelah konsumen melalui proses evaluasi alternatif dari

(39)

produk sayuran organik yang dianggap paling mendekati nilai ideal itulah yang

akan dibeli oleh konsumen.

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Evaluasi pasca pembelian

Preferensi terhadap sayuran organik

Gambar 2. Kerangka pemikiran Karakteristik konsumen

sayuran organik

1. Jenis kelamin 2. Umur

3. Status pernikahan 4. Tingkat pendidikan 5. Jenis pekerjaan 6. Pendapatan

Keterangan: = proses

(40)

25

III. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode deskriptif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan

dengan observasi untuk mengamati pola pembelian sayuran organik serta melalui

kuesioner untuk menggali informasi tentang preferensi terhadap sayuran organik

dari responden. Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk

menjawab rumusan masalah dengan analisis deskriptif dan model sikap angka

ideal. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan

pertimbangan bahwa lokasi yang dipilih menyediakan lebih dari satu macam

merek sayuran organik sehingga memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk

memilih produk yang paling sesuai dengan keinginannya, kriteria kedua adalah

supermarket yang dipilih banyak didatangi konsumen sayuran organik sehingga

tempat tersebut dinilai representatif untuk dijadikan lokasi penelitian.

A. Teknik Pengambilan Sampel

Responden yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini

adalah konsumen sayuran organik yang sebelumnya sudah pernah membeli

sayuran organik minimal satu kali dan mengetahui merek sayuran organik di

Super Indo Sultan Agung yaitu TOM dan TOS. Untuk menentukan responden

yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini, maka konsumen

terlebih dahulu diberi pertanyaan apakah sudah pernah membeli sayuran organik

sebelumnya. Jika sudah pernah dan konsumen tersebut bersedia untuk mengisi

(41)

responden yang dipilih didasarkan atas pertimbangan pribadi atau disengaja yaitu

teknik Judgement sampling (Non Probability Sampling) karena tidak dapat

ditentukannya kerangka sampling (frame sampling) yang disebabkan kurangnya

kelengkapan data populasi objek penelitian yang tersedia. Penggunaan metode ini

menyebabkan setiap unsur dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau

peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel karena pemilihan unit sampling

didasarkan pada pertimbangan atau penilaian subjektif dan tidak menggunakan

teori probabilitas.

Penelitian dilakukan di Super Indo Sultan Agung Yogyakarta untuk

membandingkan preferensi konsumen terhadap atribut produk sayuran organik

pada dua merek yang tersedia yaitu TOM dan TOS. Super Indo Sultan Agung

Yogyakarta merupakan tempat yang representatif untuk mengambil informasi

mengenai preferensi konsumen terhadap sayuran organik karena merupakan

supermarket yang banyak didatangi konsumen sayuran organik dan menyediakan

sayuran organik dalam jumlah banyak serta lebih dari satu merek sehingga

konsumen memiliki pilihan untuk menentukan merek maupun jenis sayuran

organik yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

Observasi dan pengambilan data dengan kuesioner dilakukan selama satu

minggu dengan melibatkan 44 orang responden. Pengambian data baik observasi

maupun penyebaran kuesioner dilakukan mulai Jumat, 4 Maret 2016 hingga

Kamis, 10 Maret 2016. Melalui cara ini diharapkan akan diketahui pola pembelian

sayuran organik masyarakat Yogyakarta, preferensi konsumen terhadap

(42)

27

banyak diminati oleh konsumen. Berikut merupakan tabel mengenai jumlah

pembeli sayuran organik selama satu minggu dan jumlah responden penelitian.

Tabel 1. Jumlah pembeli dan responden sayuran organik selama observasi (4 sampai 10 Maret 2016)

Hari Jumlah pembeli (orang) Jumlah responden (orang)

Jumat 24 8

Sumber: Data primer terolah, 2016

B. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer

didapatkan dari observasi lapangan dan informasi dalam kuesioner yang diberikan

kepada responden. Data sekunder didapatkan dari instansi-instansi yang berada

dibawah Kementerian Pertanian dan studi literatur. Data yang diperoleh dari

Kementerian Pertanian adalah berupa pengertian pertanian organik, kandungan

nutrisi sayuran organik, jumlah konsumsi sayuran dan nilai konsumsi kalori serta

protein penduduk Indonesia. Studi literatur yang digunakan berupa penelitian

terdahulu dan sumber pustaka.

Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati jenis sayuran organik

yang dibeli oleh konsumen, merek sayuran organik yang dibeli, waktu pembelian,

dan jumlah pembelian sayuran organik. Kegiatan observasi dilakukan dalam

waktu satu minggu. Objek dari observasi adalah semua konsumen yang membeli

(43)

adalah untuk mengetahui pola belanja konsumen sayuran organik sekaligus

mengetahui merek mana yang paling banyak diminati oleh konsumen. Selama

observasi penulis berada di bagian Fresh yang berdekatan dengan rak sayuran

organik sehingga kegiatan seluruh konsumen sayuran organik dapat terpantau.

Informasi dari responden dalam kuesioner digunakan untuk mendapatkan

data mengenai profil konsumen, proses keputusan pembelian sayuran organik, dan

preferensinya terhadap sayuran organik. Berbeda dengan objek observasi yaitu

seluruh konsumen sayuran organik, responden yang dijadikan sumber informasi

dalam kuesioner adalah konsumen yang bersedia mengisi kuesioner saja. Dengan

kata lain, tidak ada pemaksaan untuk seluruh konsumen sayuran organik supaya

menjadi responden dalam penelitian ini. Konsumen yang membeli sayuran

organik diberi pertanyaan apakah sudah pernah mengkonsumsi sayuran organik

sebelumnya, jika konsumen menjawab sudah, kemudian diberikan pertanyaan

apakah bersedia menjadi responden pada penelitian ini, jika konsumen

menyatakan bersedia maka konsumen tersebut kemudian menjadi responden pada

penelitian ini dengan cara mengisi kuesioner. Data yang diperoleh dari kuesioner

kemudian digabungkan dengan data yang diperoleh selama observasi untuk

mengetahui penilaian konsumen terhadap atribut sayuran organik dan faktor apa

yang melatarbelakangi pemilihan sayuran organik oleh konsumen. Selama proses

pengambilan data baik observasi maupun pembagian kuesioner, peneliti berada di

lokasi display sayuran organik atau bagian Fresh dalam supermarket.

Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah supaya semua kegiatan konsumen

(44)

29

dan kenyamanan dalam pengisian kuesioner. Responden yang merasa kesulitan

dalam pengisian kuesioner didampingi oleh penulis.

C. Asumsi dan Pembatasan Masalah 1. Asumsi

a. Proses keputusan pembelian oleh konsumen dilakukan setelah melakukan

beberapa pertimbangan.

b. Konsumen memperhatikan atribut-atribut yang ada pada produk sayuran

organik sebelum membelinya.

c. Konsumen mempunyai informasi mengenai atribut berbagai merek.

d. Konsumen memiliki nilai ideal terhadap atribut-atribut yang ada pada sayuran

organik.

2. Pembatasan Masalah

a. Responden adalah konsumen sayuran organik yang sudah pernah

mengkonsumsi sayuran organik sebelumnya.

b. Responden membeli sayuran organik di Super Indo Sultan Agung antara

tanggal 4 Maret 2016 hingga 10 Maret 2016.

c. Waktu penelitian adalah pukul 09.00 WIB hingga 19.00 WIB.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Sayuran organik adalah sayuran yang dijual di supermarket pada bagian

Fresh, sudah dikemas, dan diberi label organik pada kemasannya.

2. Konsumen adalah seluruh pembeli sayuran organik di Super Indo Sultan

(45)

3. Karakteristik konsumen adalah hal yang sangat mempengaruhi keputusan

pembelian, seperti umur, pekerjaan, situasi ekonomi, dan kepribadian.

4. Perilaku konsumen adalah aktivitas atau tindakan saat konsumen melakukan

pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian terhadap

sayuran organik.

5. Atribut produk adalah apapun yang ada dan melekat pada sayuran organik,

meliputi harga, kemasan, merek, kesegaran, keberagaman sayuran, dan label

organik.

6. Harga adalah nilai barang yang ditentukan dengan sejumlah uang yang harus

dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh sayuran organik dalam satu

kemasan.

7. Kemasan adalah sesuatu yang digunakan untuk membungkus atau melindungi

sayuran, berupa plastik ataupun alas styrofoam.

8. Merek adalah tanda yang dikenakan oleh pengusaha pada sayuran organik

sebagai tanda pengenal.

9. Freshness / kesegaran adalah penampilan yang mengindikasikan sayuran

tersebut masih baru atau sudah lama.

10. Keragaman sayur adalah variasi dari jenis sayuran organik dalam suatu merek

tertentu yang didisplay di supermarket.

11. Label organik adalah tanda yang dibubuhkan dalam kemasan sebagai

pengenal atau pembeda dengan sayuran non-organik. Label organik diberikan

sebagai jaminan bahwa sayuran yang dijual diproduksi dengan kaidah

(46)

31

12. Tingkat kepentingan atribut adalah ranking yang dibuat oleh konsumen

mengenai variabel/atribut yang melandasi pembelian suatu produk.

Responden diminta untuk menyatakan pilihan dalam skala yang

menggambarkan sama sekali tidak penting (1) sampai kategori sangat penting

(5).

13. Performans ideal adalah standar yang diharapkan atau dianggap paling sesuai

dengan keinginan konsumen terhadap atribut tertentu pada sayuran organik.

Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan memberikan pilihan dalam

5 kategori sifat atribut, kemudian masing-masing kategori diberikan skor

mulai dari yang paling tidak diinginkan (1) sampai pada sifat atribut yang

paling diinginkan atau ideal/baik (5).

14. Keyakinan (beliefs) adalah nilai atau hasil evaluasi aktual yang diberikan oleh

konsumen atas performans atribut sayuran organik. Skala pengukuran yang

digunakan adalah dengan memberikan pilihan dalam 5 kategori sifat atribut,

kemudian masing-masing kategori diberikan skor mulai dari yang paling

tidak baik (1) sampai pada sifat atribut yang paling baik (5).

15. Keputusan pembelian adalah proses final setelah konsumen melakukan

perbandingan dan pertimbangan dalam pembelian produk.

E. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif dan model sikap angka ideal. Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

(47)

generalisasi. Pada penelititan ini analisis deskriptif digunakan untuk

mengidentifikasi karakteristik konsumen sayuran organik, proses pengambilan

keputusan kosumen mulai dari tahap pengenalan kebutuhan hingga pasca

pembelian, dan pola pembelian sayuran organik. Data-data yang diperoleh melalui

observasi dan penyebaran kuesioner dikelompokkan pada tabel dan dihitung

persentasenya.

Teknik analisis kedua yang digunakan adalah analisis model sikap angka

ideal. Model sikap angka ideal memberikan informasi mengenai evaluasi

konsumen terhadap apa yang dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan

apa yang diinginkan (yang ideal) oleh konsumen. Secara simbolis model tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan:

Ab = Sikap terhadap suatu merek

Wi = Tingkat kepentingan terhadap atribut I Ii = Performans ideal pada atribut I

Xi = Keyakinan (beliefs) terhadap atribut I dari suatu merek n = Jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen

Jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen berjumlah enam atribut

yaitu harga, kemasan, merek, freshness/kesegaran, keragaman sayur, dan label

organik. Konsumen diminta menempatkan skala terhadap derajat atau tingkat

atribut yang menonjol yang dimiliki suatu merek. Semakin kecil skor Ab

(mendekati nol), artinya perbedaan antara apa yang diharapkan (nilai ideal)

dengan yang sesungguhnya dirasakan konsumen semakin dekat. Hal ini

(48)

33

jika skor Ab semakin besar berarti menunjukkan adanya gap yang lebar antara apa

yang diinginkan dengan apa yang dirasakan oleh konsumen.

Wi menggambarkan evaluasi terhadap kepentingan suatu atribut.

Konsumen diminta untuk menyatakan pilihan dalam skala yang menggambarkan

sama sekali tidak penting (1) sampai kategori sangat penting (5). Misalnya,

konsumen diminta untuk memberikan penilaian atribut kesegaran pada sayuran

organik berikut.

Kesegaran

Tidak penting 1 2 3 4 5 Sangat penting

Ii menyatakan keinginan performansi ideal dari atribut yang dievaluasi

konsumen. Konsumen diberikan pilihan dalam 5 kategori sifat atribut, kemudian

masing-masing kategori diberikan skor mulai dari yang paling tidak diinginkan

(1) sampai pada sifat atribut yang paling diinginkan atau ideal (5). Misalnya,

konsumen menilai kesegaran yang paling ideal dengan pertanyaan berikut.

Kesegaran

a. Sangat segar

b. Segar

c. Cukup segar

d. Tidak Segar

e. Sangat tidak segar

Langkah selanjutnya adalah mengukur komponen Xi, yaitu memberikan

(49)

Misalnya konsumen diminta memberikan penilaian kesegaran dari sayuran

organik merek TOM dalam 5 kategori berikut.

Kesegaran

a. Sangat segar

b. Segar

c. Cukup segar

d. Tidak segar

e. Sangat tidak segar

Masing-masing kategori yang dipilih oleh konsumen akan diberikan skor mulai

dari 5 untuk kategori sangat segar dan skor 1 untuk kategori sangat tidak segar.

Untuk menganalisis tentang perbedaan sikap konsumen terhadap atribut

dari sayuran organik merek TOM dan TOS, maka digunakan uji-t dua sampel

(sampel paired test). Nilai rata-rata sikap dari setiap atribut pada merek TOM dan

TOS dibandingkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sikap yang

signifikan dari konsumen terhadap atribut dari kedua merek. Analisis data

(50)

35

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Super Indo

Super Indo merupakan jaringan ritel internasional Delhaize Group yang

berpusat di Belanda dan telah tersebar di 3 benua dan 7 negara yaitu Belgia,

Amerika, Serbia, Rumania, Yunani, Luxemburg, dan Indonesia. Super Indo mulai

berdiri dan berkembang di Indonesia sejak tahun 1997. Saat ini Super Indo telah

memiliki 129 gerai yang tersebar di 17 kota besar di Indonesia dengan karyawan

sejumlah lebih dari 6.000 orang. Super Indo menyediakan beragam produk

kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang dapat diandalkan, lengkap, harga

hemat, dan lokasi toko yang mudah dijangkau. Super Indo selalu berusaha

menjaga kesegaran dan kualitas produk melalui pilihan sumber yang baik dan

penanganan dengan standar prosedur operasional yang selalu dipantau. Super Indo

memiliki slogan yang akrab dengan masyarakat Indonesia yaitu "Lebih Segar",

"Lebih Hemat" dan "Lebih Dekat".

Super Indo Sultan Agung beralamat di Jalan Sultan Agung nomor 10

Yogyakarta berdiri pada tahun 2007. Saat ini Super Indo Sultan Agung

dioperasikan oleh 47 karyawan dengan jam buka pukul 07.00 WIB sampai pukul

22.00 WIB. Super Indo menyediakan berbagai barang kebutuhan sehari-hari

mulai dari bahan pokok, makanan dan minuman, buah, sayur, ikan, daging,

alat-alat rumah tangga, alat-alat elektronik dan pertukangan, kosmetik, obat-obatan, alat-alat

(51)

tersedia di Super Indo Sultan Agung Yogyakarta adalah sayuran segar, sayuran

hidroponik dan sayuran organik.

B. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi dari Super Indo adalah hemat, bernutrisi, sehat, aman, terjangkau, berkelanjutan.

Misi dari Super Indo adalah memberikan produk paling segar, hemat, dan berkualitas setiap hari kepada konsumen. Dasar yang menjadi acuan dalam

pengoperasian Super Indo adalah nilai, kebulatan tekad, integritas, keberanian,

kerendahan hati, dan rasa humor.

Tujuan dari Super Indo antara lain adalah:

1. Membuat kehidupan yang lebih baik bagi pelanggan, karyawan, dan

masyarakat dengan cara yang berkelanjutan.

2. Menyediakan beragam produk dan layanannya yang bernutrisi, sehat dan

aman, setiap hari, dengan harga terjangkau bagi semua pelanggan.

3. Terhubung dengan seluruh rekan kerja di dalam grup. Selalu belajar,

mengembangkan talenta dan berinovasi. Selalu mendukung, menghargai, dan

menginspirasi satu sama lain.

(52)

37

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi membentuk jaringan kerja dalam perusahaan yang

menggambarkan fungsi tiap bagian yang berisi tanggung jawab dan wewenang.

Struktur organisasi dan penjelasan mengenai tanggung jawab serta wewenang

masing-masing bagian dapat dilihat pada Gambar 3.

Store Manager

(53)

1. Store Manager

a. Bertanggungjawab atas operasional supermarket

b. Memimpin setiap rapat (meeting/briefing)

c. Mengawasi setiap aktivitas yang berlangsung di supermarket

d. Mengadakan koordinasi kerja untuk masing-masing divisi

e. Membuat laporan kepada area manager

2. Assistant Store Manager

a. Memeriksa laporan dari tiap-tiap bagian

b. Mengkoordinir semua bagian yang ada dalam outlet

c. Mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan yang telah ditentukan

d. Bertanggungjawab atas kegiatan pendistribusian dan logistik outlet

e. Mem back-up store manager

3. Perishable Officer

a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan dan display barang dagang fresh

seperti sayuran dan buah, daging, dan seafood

b. Melakukan pengorderan barang

c. Menjaga kelengkapan dan quantity produk

d. Menjaga kualitas produk

e. Menjaga sanitasi dan pemeliharaan aset

f. Selalu menambah pengetahuan tentang produk

g. Memastikan stok produk di showcase dan meja panjang selalu terisi penuh

h. Menginformasikan pada officer apabila ada stok produk yang sudah berkurang

(54)

39

4. Merchandising Officer

a. Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang dry dan display produk

b. Bertanggungjawab terhadap kualitas produk, kontrok terhadap expired date

semua produk yang ada meliputi pendataan dan kontrol data expired date,

kebersihan, kerapihan, dan tampilan tempat display

c. Mengontrol dan mengarahkan merchandiser dalam melaksanakan tugas

sehari-hari

d. Bekerjasama dengan scan analys dalam hal keakuratan pemasangan label rak,

label harga, serta lokasi display

5. Cashier Officer

a. Bertanggung jawab untuk memberikan informasi keuangan dan hasil produksi

b. Menghitung pemasukan tahunan

c. Mengirim laporan harian ke kantor pusat

d. Menyiapkan modal awal untuk cashier

e. Bertanggungjawab atas stok rokok dan voucher isi ulang telpon seluler

f. Pengaturan stok uang kecil, pinjaman, dan pengambilan ke kantor pusat

g. Menyiapkan dan melakukan penyetoran atas dana sales dan penerimaan

lain-lain

6. Support Officer

a. Bertanggung jawab tentang penerimaan barang yang masuk ke toko, pelabelan

harga barang, penerimaan barang.

b. Mengecek dan mentransfer absen karyawan dari mesin absen untuk diserahkan

(55)

c. Mencetak laporan penjualan harian untuk diserahkan ke manager.

d. Mencetak laporan daily report dan diserahkan ke kepala kasir.

e. membuat rekap permintaan dan mengurus faktur

7. Security

a. Mengurus masalah keamanan aset perusahaan (fixed asset and current asset),

termasuk produk dagang.

b. Mengontrol, mengawasi, dan menjamin keamaan seluruh customer.

c. Melakukan pengawasan dan kontrol terhadap seluruh areal toko.

d. Mengamankan toko dari gangguan internal dan eksternal.

e. Mengurus akses keluar atau masuk toko dan membuka/menutup pintu dengan

kunci yang dipinjam dari manager.

f. Mendampingi head cashier saat melakukan setoran uang dengan pihak luar.

D. Gambaran Umum Sayuran Organik di Super Indo

Super Indo Sultan Agung Yogyakarta menyediakan setidaknya 25 jenis

varian sayuran organik, sedangkan varian sayuran non organik berjumlah 64 jenis.

Saat ini Super Indo Sultan Agung bekerjasama dengan 2 suplier sayuran organik

yaitu Tani Organik Merapi (TOM) dan Tani Organik Seraphine (TOS). Suplier

TOM mensuplai sayuran organik ke Super Indo setiap hari, sedangkan TOS

mensuplay sebanyak 2 hingga 3 kali dalam satu minggu. Sayuran organik

didatangkan pada pagi hari sebelum supermarket buka yaitu pukul 07.00 WIB.

Pada kemasan sayuran organik baik merek TOM dan TOS ditempelkan

tanggal kadaluwarsa, sehingga sayuran tidak akan didisplay melebihi tanggal

Gambar

Gambar 2. Kerangka pemikiran
Tabel 1. Jumlah pembeli dan responden sayuran organik selama observasi (4 sampai 10 Maret 2016)
Gambar 3. Struktur organisasi di Super Indo Sultan Agung
Tabel 2. Perbedaan harga dan ketersediaan sayuran organik dan non organik di Super Indo Sultan Agung pada tanggal 4 sampai 10 Maret 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Priaswanto (2006), berjudul “Preferensi Calon Konsumen Peminat Jasa Ekstensi Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan

Dari perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui perilaku konsumen terhadap preferensi pembelian

Setelah Anda menilai faktor nilai dalam produk store brand diatas, Bagaimana pengaruh preferensi produk terhadap perilaku konsumen setelah melakukan pembelian

Faktor kualitas fisik produk, faktor keamanan dan kenyamanan toko, faktor penetapan harga, faktor promosi, faktor kesesuaian harga, faktor letak toko, faktor

Faktor preferensi konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu kualitas produk sayuran organik, keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen,

Faktor kualitas fisik produk, faktor keamanan dan kenyamanan toko, faktor penetapan harga, faktor promosi, faktor kesesuaian harga, faktor letak toko, faktor

Faktor preferensi konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu kualitas produk sayuran organik, keramahan dan kesopanan karyawan dalam melayani konsumen,

Atribut-atribut pada tahu kuning merek LTT secara berurutan mulai dari yang paling mendekati sifat ideal (sesuai dengan yang diinginkan) menurut konsumen adalah