PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DIARE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BAYI DI
POSYANDU ANGGREK IX WILAYAH KERJA PUSTU BALAM KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2013
MERDIANA SIBAGARIANG 125102105
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX
Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal
Tahun 2013
ABSTRAK Merdiana Sibagariang
Latar belakang : Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan pada bayi. Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi. Tahun 2006 dilaporkan 11 kabupaten di Sumatera Utara mengalami KLB diare dengan jumlah penderita 2.110 kasus dan jumlah kematian 62 orang. Oleh karena itu keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare adalah salah satu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal, khususnya dalam mencegah timbulnya penyakit diare.
Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi.
Metodelogi : desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen yang bersifat one group pre test – post test. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t - dependen.
Hasil penelitian : menunjukan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 12,20, SD = 2,216, beda mean = 12,195. Pengetahuan setelah diberikan yaitu mean = 14,05, SD = 2,109, beda mean = 14,049. Sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 8,63, SD = 0,994, beda mean = 11,220. Sikap setelah diberikan yaitu mean = 11,22, SD = 2,393, beda mean = 11,220. Untuk pengetahuan diperoleh nilai P = 0,000 dan untuk sikap diperoleh nilai P = 0,000.
Kesimpulan : penelitian membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap ibu. Oleh karena itu disarankan kepada bidan untuk menerapkan pendidikan kesehatan sebagai salah satu intervensi mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja
Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima
bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Nur Asnah Sitohang, S, Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D -
IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan dosen pembimbing
dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan
bimbingan.
3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan
kepada peneliti.
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D - IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
5. Kepala Pustu Balam Medan Sunggal yang telah memberikan izin
penelitian.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
7. Teman - teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka
selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
8. Teman - teman D - IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan,
dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan karuniaNya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Penulis menyadari
bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Medan, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
5. Penatalaksanaan Diare Berdasarkan Tanda Gejala ... 12
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
2.1 : Tabel Klasifikasi Diare Berdasarkan Tanda dan
Gejala ... 11
2.2 : Penatalaksanaan Diare Sesuai Tanda Gejala ... 12
3.1 : Defenisi Operasional ... 29
5.1 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan
karakteristik data demografi di Posyandu Anggrek
IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2013 ... 41
5.2 : Distribusi pengetahuan reponden sebelum dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu
Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 ... 42
5.3 : Distribusi sikap responden sebelum dan setelah
dibeikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu
Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 ... 43
5.4 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare terhadap pengetahuan responden sebelum dan
setelah diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah
Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal
Tahun 2013 ... 44
5.5 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare terhadap sikap responden sebelum dan setelah
diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja
DAFTAR SKEMA
Nomor Skema Halaman
Skema 3.1 : Kerangka Konsep………. 28
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Prosedur Penatalaksanaan Pendidikan Kesehatan
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Conten Validity
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Pelaksanaan Penelitian
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX
Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal
Tahun 2013
ABSTRAK Merdiana Sibagariang
Latar belakang : Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan pada bayi. Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi. Tahun 2006 dilaporkan 11 kabupaten di Sumatera Utara mengalami KLB diare dengan jumlah penderita 2.110 kasus dan jumlah kematian 62 orang. Oleh karena itu keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare adalah salah satu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal, khususnya dalam mencegah timbulnya penyakit diare.
Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi.
Metodelogi : desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen yang bersifat one group pre test – post test. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t - dependen.
Hasil penelitian : menunjukan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 12,20, SD = 2,216, beda mean = 12,195. Pengetahuan setelah diberikan yaitu mean = 14,05, SD = 2,109, beda mean = 14,049. Sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 8,63, SD = 0,994, beda mean = 11,220. Sikap setelah diberikan yaitu mean = 11,22, SD = 2,393, beda mean = 11,220. Untuk pengetahuan diperoleh nilai P = 0,000 dan untuk sikap diperoleh nilai P = 0,000.
Kesimpulan : penelitian membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap ibu. Oleh karena itu disarankan kepada bidan untuk menerapkan pendidikan kesehatan sebagai salah satu intervensi mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan
peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan
peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu
masa dalam kandungan, bayi dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu
sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal - awal
kehidupannya, yaitu sampai mencapai usia satu tahun atau usia di bawah lima
tahun (Anik M., 2011, hlm. 1).
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah
satu penyebab kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan. Menurut Sri
Rezeki H. (2009), penyebab kematian anak terbanyak saat ini masih
diakibatkan oleh diare dan pneumonia (Anik M., 2011, hlm. 20).
Angka kematian akibat diare di Indonesia masih sekitar 7,4%
sedangkan menurut Solaiman, EJ. (2001) angka kematian akibat diare persisten
lebih tinggi yaitu 45%. Sementara itu, pada survei morbiditas yang dilakukan
oleh Depkes (2001), menemukan angka kejadian diare di Indonesia adalah
berkisar 200 - 374 per 1000 penduduk. Sedangkan menurut SKRT (2004),
angka kematian akibat diare 23 per 100.000 penduduk dan angka kematian
Menurut data Kemenkes RI (2008) di Indonesia, Angka Kejadian Luar
Biasa (KLB) diare pada bayi yang menderita diare adalah 8.133 bayi dan
Angka Kejadian Luar Biasa (KLB) diare pada bayi yang menderita diare
adalah 636 bayi. Sedangkan di Indonesia yang meninggal diakibatkan diare
adalah 239 bayi dan di Sumatera Utara yang meninggal diakibatkan diare
adalah 12 bayi (Kemenkes RI, 2012).
Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi,
tahun 2006 dilaporkan 11 kab/kota di Sumatera Utara (Deli Serdang, Asahan,
Labuhan Batu, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Nias, Dairi, Padang
Sidempuan, Serdang Bedagai, Samosir dan Nias Selatan) mengalami KLB
Diare dengan jumlah penderita 2.110 kasus dan jumlah kematian 62 orang
(CFR = 2,94%). Jumlah penderita terbanyak di Kab. Nias yaitu 613 kasus dan
terendah di Kab. Asahan yaitu 24 penderita, sedangkan CFR tertinggi terjadi di
Kab. Nias Selatan yaitu 10% dan terendah di Kab. Langkat yaitu 0%.
Berdasarkan laporan diperoleh bahwa jumlah penderita diare di
Sumatera Utara tahun 2006 adalah 182.922 penderita, dengan angka kesakitan
(IR) 6,9/1.000 penduduk dan angka kematian (CFR) 0,016% lebih rendah dari
angka nasional yaitu 1,2%. Walaupun angka IR dan CDR rendah namun data
tersebut belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya di masyarakat,
karena pencapaian target penemuan kasus diare masih sangat rendah yaitu
23,11% dari target 358.814 orang pada tahun 2006. Ini mengandung arti
bahwa masih banyak kasus - kasus yang tidak terlaporkan (under - reporting)
yang terjadi di tengah masyarakat.
Diketahui juga bahwa 52,50% dari penderita adalah kelompok umur
khusus yang mendukung, tetapi sebagai bahan rujukan berdasarkan Survei
Kesehatan Nasional tahun 2001, penyebab utama kematian bayi adalah
gangguan perinatal (34,7%), sistem pernafasan (27,6%), diare (9,4%), sistem
pencernaan (4,3%), tetanus (3,4%) serta sistem syaraf (3,2%). Tahun 2006,
balita dengan diare yang sudah di tangani di Sumatera Utara sudah mencapai
99,86%, bila dibandingkan dengan target IS 2010, yaitu 100%, Sumatera Utara
hampir mencapai target tersebut, namun 4 tahun ke depan tetap diharapkan
ada peningkatan (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2007).
Penyakit diare ini adalah penyakit yang multifaktoral, di mana dapat
muncul karena akibat tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang kurang serta
akibat kebiasaan atau budaya masyarakat yang salah. Oleh karena itu
keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap setiap
anggota masyarakat, terutama membudayakan pemakaian larutan oralit dan
cairan rumah tangga pada anak yang menderita diare (Anik M., 2011, hlm. 21).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam pada tanggal 11 November
2012 dengan metode wawancara pada 10 orang ibu yang memiliki bayi usia 0
- 12 bulan, dari 10 orang ibu menyatakan bahwa mereka belum pernah
mendengar pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Dari pengalaman 7
orang ibu tersebut, menyatakan bahwa selama ini bidan tidak pernah
memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Hasil wawancara
pada 7 orang bidan, 2 orang pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare, sedangkan 5 orang belum pernah. Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil survei pendahuluan, peneliti
tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di
Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal
tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil
survei pendahuluan penelitian, maka peneliti merumuskan masalah penelitian
ini adalah Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di Posyandu Anggrek IX
Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di Posyandu
Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun
2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik ibu yang memiliki bayi berdasarkan
umur, pendidikan, dan paritas.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di
Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan
Sunggal tahun 2013.
c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi
Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan
Sunggal tahun 2013.
d. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan
Medan Sunggal tahun 2013.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktek Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi asuhan
kebidanan komunitas dalam penerapan asuhan kebidanan.
2. Bagi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu
pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya Askeb V (kebidanan
komunitas).
3. Bagi Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat memberikan data bagi penelitian selanjutnya
yang sejenis.
4. Bagi Peneliti Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana belajar dalam
mengaplikasikan ilmu asuhan kebidanan komunitas.
5. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diare
1. Pengertian Diare
Menurut WHO (2005), diare merupakan buang air besar dalam bentuk
cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan biasanya berlangsung selama dua
hari atau lebih.
Pada bayi, konsistensi tinja dan frekuensi buang air besarnya harus
lebih diperhatikan, hal ini dikarenakan frekuensi buang air besar pada bayi
lebih sering dibandingkan orang dewasa, bisa sampai lima kali dalam sehari.
Diare pada bayi merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari
empat kali dalam sehari.
2. Penyebab Diare a. Faktor Infeksi
1. Infeksi Internal
Infeksi internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Rotavirus merupakan penyebab utama infeksi
(70 - 80%), sedangkan bakteri dan parasit ditemukan 10 - 20% pada anak.
Infeksi bakteri : Aeromonas hidrophilia, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni,
Clostridium diffcile, Clostridium perfringens, Escherichia coli, Salmonella sp,
Shigella sp, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, Vibrio parahaemoliticus,
Yersinia enterocolitica. Infeksi virus : Adenovirus, Rotavirus, Virus Norwalk,
parasit : Balantidium coli, Capillaria philippinensis, Cryptosporidium,
Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Strongyloides stercotalis, Faciolopsis
buski, Sarcocystis suthominis, Trichuris trichiura, Candida sp, Isospora belli.
2. Infeksi Parenteral
Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar saluran pencernaan
makanan, seperti Otitis Media Akut (OMA), bronkopneumonia, tonsillitis,
ensefalitis. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak yang berusia di bawah 2
tahun.
b. Faktor Malabsorbsi (gangguan absorbsi)
Seperti gangguan absorbsi karbohidrat (pada bayi dan anak yang
tersering adalah intoleransi laktosa), malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
c. Faktor Makanan
Seperti alergi makanan, makanan basi, beracun.
d. Faktor Psikologis
Seperti rasa takut dan cemas.
e. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi adalah pendapatan keluarga dihitung dari pendapatan
keluarga perkapita dalam waktu satu bulan. Sulitnya menghitung pendapatan
riil seseorang, maka pengeluaran keluarga dapat dipakai sebagai salah satu
indikator yang dapat menggambarkan keadaan kesejahteraan masyarakat. Faktor
- faktor ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor - faktor
penyebab diare. Kebanyakan pada anak yang mudah menderita diare berasal
dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, daya beli yang rendah,
kondisi rumah yang buruk dan tidak adanya penyediaan air bersih yang
f. Pemberian Susu Formula
Pada awal bayi menerima susu formula, bayi akan mengalami mencret. Hal ini merupakan keluhan yang banyak pada orang tua. Jika susu
formula tersebut ternyata cocok, maka mencret hanya akan terjadi antara 3
sampai dengan 4 hari. Setelah itu, kondisi si kecil akan kembali normal. Hal
ini terjadi karena usus bayi sedang beradaptasi dengan susu formula tersebut.
Jika susu formula yang diberikan tidak cocok maka mencret akan terjadi terus
menerus (Indiarti M.T, 2007).
Susu formula kadang memberi gejala diare pada bayi. Jika ada anak
yang sehabis makan dan minum zat yang mengandung karbohidrat seperti susu
formula, bubur, nasi, roti dan lain - lain, kemudian mengalami diare berulang
harus diwaspadai adanya kemungkinan mengalami intolerance laktosa. Jika
terjadi demikian, dapat ditangani dengan pemberian makanan yang bebas
laktosa atau rendah laktosa (Widjaja, 2002).
Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya diare pada pemberian
susu formula seperti peralatan makanan yang digunakan, cara - cara
pembersihan alat, serta cara pemberian susu formula kepada bayi. Sebaiknya
tidak terlalu sering mengganti atau merubah jenis susu formula bayi karena
dapat menyebabkan lambung bayi harus berulang - ulang beradaptasi dengan
jenis susu baru, bahkan dapat saja bayi alergi terhadap satu jenis susu formula
g. Antibiotik
Jika bayi mengalami diare selama pemakaian antibiotik, hal ini dapat
berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Antibiotik membunuh
bakteri baik dalam usus selama pengobatan. Konsultasikan pada dokter
mengenai hal ini. Namun, jangan hentikan pengobatan pada bayi sampai
dokter memberikan persetujuan.
3. Patogenesis dan Patofisiologi Diare a. Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu :
1. Gangguan Sekretorik/Sekresi
Akibat rangsangan toksin/rangsangan tertentu pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus
untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik
usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
b. Patofisiologi
Sebagai akibat diare akan terjadi dehidrasi yaitu kehilangan cairan dan
elektrolit karena kehilangan air/output lebih banyak daripada asupan/input.
Gangguan keseimbangan asam - basa/metabolik asidosis terjadi karena
kehilangan natriumbikarbonat bersama feses, adanya ketosis kelaparan,
metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam
tubuh, terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan,
produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oligoria/anuria), pemindahan ion natrium dari
cairan ekstra - seluler ke dalam cairan intra - seluler, hipoglikemia sering
terjadi pada anak yang menderita diare dengan kekurangan kalori protein, hal
ini terjadi karena penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu dan
adanya gangguan absorbsi glukosa, gangguan gizi (penurunan berat badan
dalam waktu yang singkat), gangguan sirkulasi (dapat terjadi gangguan
4. Klasifikasi Diare Berdasarkan Tanda dan Gejala
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Diare tanpa dehidrasi - Tidak cukup tanda - tanda untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan/sedang
Diare dehidrasi
ringan/sedang
- Gelisah, rewel, mudah marah
- Haus, minum dengan lahap
- Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Diare dehidrasi berat - Letargis atau tidak sadar
- Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan perut kembalinya sangat lambat
Jika Diare 14 Hari atau Lebih
Klasifikasi Tanda dan gejala
Diare persisten Tanpa dehidrasi
Diare persisten berat Ada dehidrasi
Jika Ada Darah Dalam Tinja
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Disentri Darah dalam tinja/bercampur darah
5. Penatalaksanaan Diare Sesuai Tanda Gejala
klasifikasi berat lainnya, rujuk
segera ke rumah sakit dan
mintakan ibu agar tetap
memberikan oralit serta anjurkan
untuk tetap memberi ASI
lainnya, maka berikan cairan
- Jika anak juga mempunyai
klasifikasi berat lainnya, segera
rujuk dan selama dalam perjalanan,
mintakan ibu agar terus
memberikan oralit sedikit demi
sedikit
- Anjurkan ibu tetap memberi ASI
- Jika ada kolera di daerah tersebut,
beri obat antibiotik untuk kolera
Jika Diare 14 Hari atau Lebih
Gejala Klasifikasi Tindakan
Tanpa dehidrasi Diare persisten - Nasehati ibu tentang cara
pemberian makanan pada
anak dengan diare persisten
- Kunjungan ulang setelah 5
hari
Ada dehidrasi Diare persisten
berat
- Atasi sebelum dirujuk,
kecuali bila anak juga
mempunyai klasifikasi berat
- Rujuk
Jika ada darah di dalam tinja
Gejala Klasifikasi Tindakan
Ada darah dalam tinja
(BAB bercampur darah)
Disentri - Beri antibiotik yang
sesuai untuk
shigella selama 5
hari
- Kunjungan ulang
setelah 2 hari
6. Rencana Terapi A dan Terapi B Menurut MTBS (2011) Adalah : a. Rencana Terapi A : Penanganan Diare di Rumah
1. Beri Cairan Tambahan
- Berikan ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
- Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau larutan gula
garam
- Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan
berikut ini : Oralit atau larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur,
air tajin) atau air matang
2. Beri tablet zinc selama 10 hari
3. Bila tidak membaik segera ke puskesmas atau rumah sakit
b. Rencana Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit
1. Memberikan larutan oralit
- Minumkan sedikit - sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat
- Lanjutkan ASI selama anak mau
- Berikan tablet Zinc selama 10 hari
- Setelah 3 jam :
- Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
- Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
- Mulailah memberi makan anak
c. Pemberian Tablet Zinc Untuk Semua Penderita Diare
- Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet zinc sesuai
dosis dan waktu yang telah ditentukan kecuali bayi muda
- Dosis Tablet Zinc (1 tablet = 20 mg)
Berikan dosis tunggal selama 10 hari :
- Umur 2 - 6 bulan : ½ tablet
- Umur > 6 bulan : 1 tablet
- Cara Pemberian tablet Zinc :
- Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet
akan larut kurang lebih 30 detik), segera berikan kepada anak
- Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet
zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil
dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh
- Ibu tetap memberikan tablet zinc setiap hari selama 10 hari penuh,
meskipun diare sudah berhenti
- Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap
berikan tablet zinc segera setelah anak bisa minum atau makan
B. Cara Melakukan Pencegahan Diare yang Benar dan Efektif Menurut Departemen Kesehatan RI (2011) Adalah :
1. Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2
tahun
2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur
3. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar
5. Buang air besar di jamban
6. Membuang tinja bayi dengan benar
7. Memberikan imunisasi campak
Diare dapat diobati dengan oralit yang tujuannya untuk mencegah
terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare. Minumkanlah cairan
oralit sebanyak mungkin penderita mau. 1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke
dalam 1 gelas air masak (200 cc). Kalau oralit tidak ada buatlah larutan
garam gula. Ambilah air putih (masak) 1 gelas masukan dua sendok teh peres
gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Diaduk rata dan diberikan
kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti
dalam sehari atau penderita lemas sekali bawalah segera ke puskesmas (Anik
M., 2011).
C. Pengetahuan dan Sikap
1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca inderanya. Pengetahuan maerupakan hasil mengingat suatu
sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak
atau pengamatan terhadap suatu objek.
Pengetahuan yang termasuk ke dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know), diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali materi
yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau
rangsangan yang telah diterima
2. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikannya secara luas
3. Aplikasi (Application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi nyata
4. Analisis (Analysis), merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen - komponen yang masih
dalam satu struktur dan masih ada kaitan satu sama lain. Misalnya :
menggambarkan, membedakan, mengelompokan dan sebagainya
5. Sintesis (Synthesis), diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi - formulasi yang lama
6. Evaluasi (Evaluation), yaitu berkaitan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu
yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang - tidak
senang, setuju - tidak setuju, baik - tidak baik, dan sebagainya). Sikap secara
nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan
tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
A. Komponen Pokok Sikap Menurut Azwar (2005)
Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek
Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap objek.
2) Kehidupan emosiomal atau evaluasi terhadap objek
Artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor
emosi) orang tersebut terhadap objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau
B. Berbagai Tingkatan Sikap
Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu :
1. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (Responding)
Merespon atau menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban
terhadap pertanyaan, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
3. Menghargai (Valuing)
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain dan bahkan mengajak, mempengaruhi atau menganjurkan
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko yang akan ditanggung.
D. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu
individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan
kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal.
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti
terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih
nilai – nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah
kesehatan menjadi mampu.
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan
dalam kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, kesadaran dan kemampuan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif
masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Metode Pendidikan Kesehatan
Metode dalam penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Pendidik tidak akan dapat melaksanakan tugasnya jika tidak
dapat menguasai satupun metode yang telah dirumuskan dan dikembangkan
oleh para ahli psikologi dan pendidikan. Terlaksananya proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh metode yang dipergunakan.
Metode yang digunakan pada aplikasi pendidikan kesehatan adalah
metode belajar mengajar. Pada garis besarnya metode tersebut dibagi 2 macam
yaitu :
a. Metode Didaktik : Metode ini didasarkan pada cara satu arah atau one
way method. Pendidik aktif dan peserta didik pasif. Kelemahannya sulit
dievaluasi keberhasilannya. Yang termasuk metode ini adalah ceramah,
siaran radio, TV/Film, media cetak.
b. Metode Sokratik : Merupakan metode dua arah atau two - way traffic
method. Dengan demikian peserta didik dapat aktif dan kreatif. Yang
termasuk metode ini adalah diskusi kelompok, diskusi panel, diskusi buzz,
kasus, kunjungan lapangan, latihan lapangan, demonstrasi, brain storming,
dan lain - lain.
Dalam pembinaan ibu untuk berperan serta secara aktif dalam
pencegahan timbulmya penyakit diare pada bayi, maka kegiatan pembinaan
perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk melaksanakan pencegahan diare.
Adapun pendidikan kesehatan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah :
1. Judul Pendidikan Kesehatan
Adalah pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap ibu
yang memiliki bayi 0 – 12 bulan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi dalam
mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi
b. Tujuan Khusus
1. Mampu menjelaskan pengertian penyakit diare, penyebab diare,
klasifikasi diare berdasarkan tanda dan gejala, penatalaksanaan
diare sesuai tanda gejala, cara melakukan pencegahan diare, 7
langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar dan cara
pemberian oralit dan larutan gula garam.
2. Mencegah, mengurangi ataupun menurunkan angka kejadian diare
dan kematian bayi yang disebabkan oleh diare.
3. Mampu melakukan tindakan pencegahan diare yang selama ini
belum bisa dilaksanakan dengan baik dan benar.
4. Metode
Metode pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yaitu dengan
metode ceramah, demonstrasi 7 langkah mencuci tangan yang baik dan
benar dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam.
5. Waktu memberikan pendidikan kesehatan adalah selama 1 hari, dengan
waktu 1,5 jam efektif.
6. Materi Pendidikan Kesehatan
Materinya adalah : pengertian tentang penyakit diare, penyebab
dire, klasifikasi diare berdasarkan tanda dan gejala, penatalaksanaan
diare sesuai tanda gejala, cara pencegahan diare, 7 langkah cara
mencuci tangan yang baik dan benar, dan cara pemberian oralit dan
larutan gula garam.
7. Pelaksanaan
Menyiapkan materi, menyiapkan tempat yaitu di Posyandu
Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam, pengaturan waktu
penyampaian materi yaitu penjelasan secara singkat 30 menit, tanya
jawab 10 menit, materi yang memerlukan peragaan pengaturan
waktunya adalah 20 menit penjelasan singkat, 20 menit peragaan dan
10 menit tanya jawab.
8. Evaluasi
Menyiapkan instrument evaluasi dalam bentuk kuesioner sebanyak
35 buah yang terdiri dari 20 pertanyaan pengetahuan, 15 pernyataan
sikap dan menjelaskan tujuan dan proses evaluasi yaitu untuk mengukur
sikap ibu tentang pencegahan diare pada bayi sebelum dan setelah satu
bulan berikutnya diberikan pendidikan kesehatan.
4. Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar
Mencuci tangan adalah hal penting yang harus selalu diterapkan dalam
kehidupan sehari - hari. Kita harus mencuci tangan teratur sebelum makan dan
sesudah buang air, supaya kuman penyakit yang menempel di tangan tidak
masuk ke dalam tubuh kita. Mencuci tangan pun tidak boleh sembarangan,
melainkan harus benar dan seksama.
Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah
merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi.
Mencuci tangan pun harus menggunakan air bersih dan mengalir. Air
yang bersih yang layak digunakan untuk cuci tangan tentunya adalah air yang
jernih, tidak berbau dan tidak berwarna. Ada banyak sekali standar kesehatan
mengenai air bersih terutama yang berhubungan dengan air minum dan untuk
kesehatan, termasuk di dalamnya air yang bebas mikroorganisme, bahan kimia,
dan bahan radioaktif. Namun untuk keperluan mencuci tangan bagi masyarakat
awam, maka cukup digunakan kriteria yang disebutkan yakni jernih, tidak
berwarna dan tidak berbau.
Dengan mencuci tangan di air mengalir, maka kotoran dan kuman
akan hanyut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan
atau di warung makan yang ada wastafelnya, sebaiknya cuci tangan di
wastafel walaupun disediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja.
tetap tergenang di air dan dapat menempel kembali ke tangan saat cuci
tangan.
Cuci tangan sebaiknya dilakukan menggunakan sabun, baik berupa
sabun padat maupun cair. Karena sabun dapat membantu proses pelepasan
kotoran dan kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku.
Dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun maka kotoran dan
kuman akan terangkat dan dapat membantu mengurangi resiko terinfeksi
penyakit.
Setelah dijelaskan mengenai hal - hal yang harus diperhatikan saat
mencuci tangan, kita lanjutkan dengan pembahasan mengenai cara mencuci
tangan yang baik dan benar. Badan kesehatan dunia, WHO pada tahun 2005
mengeluarkan pesan kesehatan untuk mencuci tangan dengan 7 langkah.
Inilah 7 langkah mencuci tangan dengan baik dan benar :
Berikut ini 7 langkah cuci tangan yang efektif :
1. Basahi kedua telapak tangan anda dengan air mengalir, lalu pakaikan sabun
ke telapak tangan, usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak
tangan.
2. Gosok masing - masing pungung tangan secara bergantian.
3. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela - sela jari.
4. Gosokan ujung jari (buku - buku) dengan mengatupkan jari tangan kanan
terus gosokan ke telapak tangan kiri bergantian,
5. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian
6. Gosokan ujung kuku pada telapak tangan secara bergantian
7. Terakhir, menggosok kedua pergelangan tangan dengan cara diputar dengan
telapak tangan bergantian setelah itu bilas dengan menggunakan air bersih
dan mengalir, lalu keringkan.
5. Cara Pemberian Oralit dan Larutan Gula Garam A. Cara Pemberian Oralit
• Sediakan satu gelas (200 ml) air yang telah dimasak • Masukan satu bungkus oralit ke dalam gelas
• Aduk sampai larut
B. Cara Pemberian Larutan Gula Garam
• Gula satu sendok teh penuh
• Garam ¼ sendok teh
C. Takaran Pemberian Oralit Untuk Penderita Diare
• Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0,5 gelas
setiap kali mencret
• Di bawah 5 tahun : 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap
kali mencret
• Anak di atas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas
setiap kali mencret
• Anak di atas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama 12 gelas,
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antar
variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam,
B. Hipotesis
Hipotesa dalam penelitian ini adalah :
1. Hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan ibu.
2. Hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pencegahan diare terhadap sikap ibu.
C. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimen
dengan rancangan one group pre test – post test. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare
terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi sebelum dan setelah diberikan.
Bentuk desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pre test Perlakuan Post test
Skema 4.1 Desain Penelitian
Keterangan :
T1 : Pre test adalah pengukuran pertama yang dilakukan pada ibu bayi
sebelum diberikan pendidikan kesehatan
T2 : Post test adalah pengukuran ke dua yang dilakukan pada ibu bayi
setelah diberikan pendidikan kesehatan
X : Pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi
yang berumur 0 - 12 bulan yang sedang mengikuti Posyandu Anggrek IX di
Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal dari bulan April
sampai dengan Mei 2013 yaitu sebanyak 41 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling
yaitu seluruh ibu yang memiliki bayi yang berumur 0 – 12 bulan berjumlah 41
orang.
C. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian dilakukan di Posyandu Anggrek IX di Wilayah
Kerja Pustu Balam di Jl. Balam No. 68 Kecamatan Medan Sunggal. Peneliti
melakukan penelitian di lokasi tersebut dikarenakan jumlah populasi mencukupi
dan banyak. Serta dikarenakan di sana belum pernah dilakukan sebuah
penelitian maupun pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi D - IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
USU dan Izin Kepala Pustu Balam Medan Sunggal.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian
tentang tujuan dan prosedur penelitian.
Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan
mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses
pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau
resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak
bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.
Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak
menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data
- data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Sebelum mengumpulkan data, harus dilakukan uji coba dengan cara
menguji validitas pada kuesioner penelitian yaitu kuesioner pengetahuan dan
sikap responden dengan dilakukan uji content validity index dan
dikonsultasikan kepada ibu Hj. Juliani, SST, MARS. Nilai koefisien dari
kuesioner pengetahuan yang dicontent validity index adalah 0,867 dan nilai
2. Uji Reliabilitas
Peneliti melakukan uji reliabilitas di Posyandu Anggrek VIII Wilayah
Kerja Pustu Balam Medan Sunggal pada 10 Maret 2013 dari pukul 09.30
sampai dengan 12.00 wib setelah kader bersama peneliti selesai menimbang
bayi dan bidan memberikan imunisasi kemudian peneliti memberikan kuesioner
kepada 30 responden untuk dijawab dan memberitahukan responden agar
dikembalikan kepada peneliti setelah selesai dijawab.
Uji reliabilitas pada kuesioner penelitian yaitu kuesioner pengetahuan
dan sikap responden dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha.
Uji reliabilitas pada kuesioner penelitian ini dilakukan kepada 30 responden
yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai
koefisien alpha pada kuesioner pengetahuan adalah 0,846 dan nilai koefisien
alpha pada kuesioner sikap adalah 0,842.
G. Alat Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan alat
pengumpulan data berupa kuesioner yang mengacu kepada kerangka
konsep/tinjauan pustaka. Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti
menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh
peneliti yang terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, kuesioner
pengetahuan, dan sikap responden terhadap pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare sebelum dan setelah diberikan.
a. Data Demografi
Instrumen penelitian berisi data demografi responden yang meliputi
digunakan untuk mengidentifikasi data - data tentang responden yang diteliti
pada penelitian ini.
b. Kuesioner Pengetahuan
Untuk mengukur pengetahuan responden terhadap pendidikan kesehatan
tentang pencegahan diare pada bayi sebelum dan setelah diberikan digunakan
Skala Guttman dalam bentuk pertanyaan tertutup. Untuk mengukur pengetahuan
responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare yaitu dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak.
Pertanyaan pengetahuan responden terdiri dari 20 buah pertanyaan
tentang pengetahuan responden terhadap pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare. Dari masing – masing pertanyaan untuk setiap jawaban yang
benar diberi nilai = 1 dan jika salah diberi nilai = 0. Penilaian dilakukan
dengan cara menggunakan rumus : P = F/N X 100% (di mana P = Presentase, F
= Jumlah jawaban yang benar, N = Jumlah soal) dan hasilnya berupa
presentase. Selanjutnya presentase jawaban dipresentasikan ke dalam kalimat
kualitatif dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Kategori Baik : Jika memperoleh skor 76 – 100% dengan cara dapat
menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 16 – 20
2. Kategori Cukup : Jika memperoleh skor 56 – 75% dengan cara dapat
menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 12 – 15
3. Kategori Kurang : Jika memperoleh skor < 55% dengan cara dapat
c. Kuesioner Sikap
Untuk mengukur sikap responden terhadap pendidikan kesehatan
tentang pencegahan diare pada bayi sebelum dan setelah diberikan digunakan
Skala Likert dalam bentuk pernyataan. Untuk mengukur sikap responden
dilakukan dengan pilihan jawaban Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS).
Pernyataan sikap responden terdiri dari 15 buah pernyataan sikap
terhadap pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Dari masing – masing
pernyataan untuk setiap jawaban yang benar diberi nilai = 1 dan jika salah
diberi nilai = 0. Penilaian sikap responden dilakukan dengan cara
menggunakan rumus : P = F/N X 100% (di mana P = Presentase, F = Jumlah
jawaban yang benar, N = Jumlah soal) dan hasilnya berupa presentase.
Selanjutnya presentase jawaban dipresentasikan ke dalam kalimat kualitatif
dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Kategori Positif : Jika memperoleh skor 60 – 100% dengan cara dapat
menjawab soal dengan benar sebanyak 9 – 15
2. Kategori Negatif : Jika memperoleh skor < 60% dengan cara dapat
menjawab soal dengan benar sebanyak < 9
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pada saat jadwal Posyandu
Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal dan
dibantu oleh bidan yang ada di Pustu Balam setelah mendapat surat izin
penelitian dari institusi pendidikan Program Studi D - IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan surat
permohonan izin melaksanakan penelitian di Pustu Balam Kecamatan Medan
Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Pustu Balam Kecamatan
Medan Sunggal, pada saat jadwal Posyandu Anggrek IX yaitu pada 6 April
2013 dari pukul 09.30 sampai dengan pukul 12.00 wib setelah kader dibantu
oleh peneliti selesai melakukan penimbangan bayi dan bidan selesai
memberikan imunisasi, peneliti melakukan pengumpulan data responden yang
lengkap sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti menjelaskan
kepada responden tentang tujuan penelitian, dan proses penelitian serta
menanyakan kesediaan responden. Apabila responden bersedia, maka diminta
untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden.
Pada pukul 12.30 wib setelah semua responden telah selesai, kader
meminta seluruh responden untuk tidak segera pulang karena akan ada
diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare oleh peneliti, di sini
barulah peneliti melakukan pre test yakni peneliti memberikan kuesioner
pengetahuan dan sikap responden yang pertama kali untuk dijawab. Setelah
kuesioner yang pertama kali selesai dijawab oleh responden maka peneliti
menyuruh responden untuk mengumpulkan kepada peneliti dan setelah itu
barulah peneliti memberikan pendidikan kesehatan.
Pada pukul 13.00 wib sampai dengan pukul 14.30 wib peneliti dan
dibantu oleh 2 orang bidan yang bekerja di Pustu Balam bersama 4 orang
kader mulai melakukan pendidikan kesehatan. Penyampaian materi yaitu
peneliti menjelaskan tentang pengertian, penyebab, klasifikasi diare berdasarkan
tanda gejala dan cara pencegahan diare selama 30 menit, tanya jawab selama
10 menit, penjelasan materi yang memerlukan peragaan yaitu 7 langkah cara
mencuci tangan yang baik dan benar dan cara pemberian oralit dan larutan
baik dan benar dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam yaitu
peneliti dan dibantu oleh 2 orang bidan bersama 4 orang kader memperagakan
dengan menyuruh responden untuk ikut memperagakannya selama 20 menit
dan 10 menit tanya jawab.
Setelah selesai memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan
diare peneliti membagikan leaflet kepada masing - masing responden kemudian
peneliti memberitahukan kepada responden bahwa peneliti akan melakukan post
test yakni peneliti datang kembali memberikan kuesioner untuk dijawab oleh
responden pada tanggal 8 Mei 2013 mendatang yaitu satu bulan berikutnya di
Posyandu Anggrek IX.
Pada tanggal 8 Mei 2013 dari pukul 09.30 sampai 12.00 wib
setelah kader dan dibantu oleh peneliti selesai menimbang bayi dan bidan
selesai memberikan imunisasi kader meminta responden untuk tidak segera
pulang, di sini barulah peneliti melakukan post test yakni peneliti memberikan
kuesioner yang ke dua kali kepada responden untuk dijawab oleh responden.
Setelah itu barulah peneliti memberikan kuesioner untuk dijawab oleh
responden. Setelah selesai dijawab, peneliti memberitahukan kepada responden
untuk mengumpulkan kepada peneliti.
Pada pukul 12.30 wib setelah responden selesai menjawab dan
mengumpulkan kuesioner, peneliti mencatat dan memeriksa kembali data
kelengkapan responden yang hadir dari buku posyandu dengan lembar
kuesioner masing – masing responden. Peneliti memeriksa tidak semua
responden yang datang sama pada waktu diberikan pre test sebulan sebelumnya
Peneliti memeriksa data dari buku posyandu bahwa nama responden
yang datang berbeda dengan nama responden yang ada di kuesioner. Peneliti
mencatat data - data responden yang tidak sama datang sebanyak 9 orang.
Maka dari itu peneliti pada keesokan harinya pada tanggal 9 Mei 2013 pukul
09.30 sampai dengan 12.00 wib mendatangi 9 responden tersebut kerumahnya
masing – masing untuk memberikan kuesioner penelitian yang ke dua kalinya
untuk dijawab oleh responden tersebut.
I. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan
memeriksa semua kuesioner apakah data jawaban sudah lengkap dengan benar
(editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti
dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan
kesimpulan data yang dimasukan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan
dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning
dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukan ke dalam
program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program
komputerisasi dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
Data dalam penelitian ini bersifat kategorik dan numerik sehingga data
yang bersifat kategori yakni data demografi ibu yang meliputi usia,
pendidikan dan paritas dicari frekuensi dan proporsinya. Sedangkan data yang
bersifat numerik yakni pengetahuan dan sikap ibu dicari mean, dan standar
2. Analisa Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pencegahan diare pada bayi terhadap pengetahuan dan sikap ibu.
Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji
statistik uji t - dependen untuk mengukur pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pencegahan diare pada bayi terhadap pengetahuan dan sikap ibu
sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan, dan diperoleh mean
perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dengan setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare dengan taraf signifikan α = 0,05. Pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (P) < 0,05
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh
pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap
ibu bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan
Medan Sunggal Tahun 2013. Jumlah responden adalah 41 orang.
1. Analisis Univariat
Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing -
masing variabel yang diteliti yakni data demografi responden meliputi umur,
pendidikan, paritas dan mencari mean, dan standar deviasi pengetahuan dan
sikap ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare.
1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi
di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan
Sunggal Tahun 2013
Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 41 orang responden
sebagian besar responden berada pada rentang usia 20 - 35 tahun sebanyak 38
orang (92,7%), tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA
sebanyak 29 orang (70,7%), dan sebagian besar paritas responden adalah
multipara ( >2 anak) sebanyak 22 orang (53,7%). Hasil tersebut dapat dilihat
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik data demografi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam
Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)
1.2 Distribusi Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan
Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare di Posyandu Anggrek
IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013
Hasil penelitian pada pengetahuan responden sebelum diberikan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 12,20, standar
deviasi 2,216, min - max 10 - 16 dan 95 % CI nya adalah 11,50 - 12,89.
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh
Tabel 5.2
Distribusi pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu
Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)
Variabel Mean SD Min-Max 95% CI
Pengetahuan Sebelum diberikan pendidikan
kesehatan
12,20 2,216 10 – 16 11,50 –
12,89
Pengetahuan Setelah diberikan pendidikan
kesehatan
14,05 2,109 11 – 17 13,38 –
14,71
1.3 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan
Kesehatan Tentang Pencegahan Diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah
Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013
Hasil penelitian pada sikap responden sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 8,63, standar deviasi 0,994,
min - max 8 - 11 dan 95% CI nya adalah 8,32 - 8,95. Setelah diberikan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah
11,22 dengan standar deviasi 2,393 min - max 8 - 15 dan 95% CI nya adalah
Tabel 5.3
Distribusi sikap responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu Anggrek IX
Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)
Variabel Mean SD Min-Max 95% CI
Sikap Sebelum diberikan pendidikan kesehatan
8,63 0,994 8 – 11 8,32 – 8,95
Sikap Setelah diberikan pendidikan kesehatan
11,22 2,393 8 – 15 10,46 – 11,97
2. Analisis Bivariat
Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan
dengan uji statistik uji t - dependen yaitu mengukur pengaruh pendidikan
kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap responden
sebelum dan setelah diberikan.
2.1 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap
Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan di Posyandu
Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal
Tahun 2013
Hasil penelitian pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan
kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 2,20, standar deviasi 2,216
dan beda mean 12,195. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan diare diperoleh meannya adalah 14,05, standar deviasi 2,109 dan
beda mean 14,049. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka