• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Masyarakat Sekolah dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Masyarakat Sekolah dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2010 2011"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN SEKOLAH

SERTA KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

PADA PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA

KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GEYER

KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Neni Dirawati

3201406522

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii skripsi pada:

Hari : Senin

Tanggal : 28 Februari 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Heri Tjahjono, M.Si Drs. Satyanta Parman, M.T

NIP. 196802021999031001 NIP. 196112021990021001

Mengetahui Ketua Jurusan Geografi

(3)

iii Hari : Selasa

Tanggal : 8 Maret 2011

Penguji Utama

Drs. Tukidi, M.Pd NIP. 195403101983031002

Penguji I Penguji II

Drs. Heri Tjahjono, M.Si Drs. Satyanta Parman, M.T

NIP. 196802021999031001 NIP. 196112021990021001

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(4)

iv

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Maret 2011

(5)

v

1. Kemenangan yang sesungguhnya adalah saat kita bisa membahagiakan orang-orang yang kita sayangi. (Penulis)

2. Gagal hanya boleh dikatakan jika kita yakin ada sukses yang akan menjemput kita. (Penulis)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

1. Bapak, Ibu dan adikku Tito yang tidak pernah putus memberikan kasih sayang, dukungan, dan doa demi keberhasilanku.

2. Kinanthi Arundina Vanda buah hati ku yang menjadi semangat utama untuk tetap menjalani hidup.

3. Sahabat-sahabatku Lely, Ngamik, Adit, Afif, Dian, Munawaroh, yang selalu memberi motivasi.

(6)

vi

dapat menyelesaikan skripsi yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi dengan segala kebijaksanaanya.

2. Drs. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang dengan kebijakannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si, Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

(7)

vii

memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kepala SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan yang telah memberikan ijin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan yang telah memberikan bantuannya dalam penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga segala amal baik dari semua pihak, mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin.

Semarang, Maret 2011

(8)

viii

Ekonomi Orang Tua Pada Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2010/2011”. Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Heri Tjahjono, M.Si. II. Drs. Satyanta Parman, M.T.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Lingkungan masyarakat, Sekolah, dan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan keluarga. Untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan diperlukan dukungan dari lingkungan tersebut. Lingkungan masyarakat yang nyaman untuk belajar, lingkungan sekolah yang layak untuk proses belajar mengajar, dan dukungan orang tua dalam segi ekonomi merupakan pendukung belajar siswa. Berdasarkan observasi awal pada SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan, dapat diketahui bahwa setiap siswa memiliki prestasi belajar yang rendah karena mereka memiliki later belakang lingkungan masyarakat dan kondisi sosial ekonomi orang tua yang pasti berbeda, serta suasana sekolah yang menurut mereka nyaman untuk proses belajar mengajar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) sejauhmanakah lingkungan masyarakat pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer? (2) sejauhmanakah pengaruh sekolah pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer? (3) sejauhmanakah pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer? (4) adakah pengaruh antara lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer?. Dengan tujuan untuk mengetahui (1) pengaruh lingkungan masyarakat pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer (2) pengaruh sekolah pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer (3) pengaruh kondisi sosial ekonomi orang tua pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer (4) ada atu tidak pengaruh antara lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA N 1 Geyer yang berjumlah 84 orang. Sampel penelitian diambil secara total sampling dan diperoleh 84 orang siswa sebagai responden. Variabel dalam penelitian ini adalah: (1) lingkungan masyarakat, (2) sekolah, (3) kondisi sosial ekonomi orang tua, (4) prestasi belajar. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner/ angket, dokumentasi dan observasi. Metode analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif persentase dan regresi linier berganda.

(9)

ix

sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, (2) Sekolah sebaiknya dapat memberikan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan bagi siswa agar siswa bisa tenang dan memperhatikan saat mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung sehingga prestasi yang diinginkan dapat tercapai. serta memberikan bimbingan dan pengarahan bagi siswa yang kurang mampu agar dapat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi terutama bagi siswa-siswa berprestasi yang kurang mampu agar lebih bersemangat dalam belajar.

(10)

x

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Bagi Peneliti ... 8

1.4.2 Bagi Guru ... 8

1.4.3 Bagi Siswa ... 8

1.5 Penegasan Istilah BAB II LANDASAN TEORI ... 12

(11)

xi

2.1.4 Prinsip-prinsip Belajar ... 15

2.1.5 Strategi Belajar yang Efektif ... 16

2.2 Prestasi Belajar ... 17

2.2.1 Pengertian prestasi belajar ... 17

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ... 18

2.3 Lingkungan Masyarakat ... 20

2.3.1 Kegiatan siswa dalam masyarakat ... 20

2.3.2 Mass Media/ Media massa ... 21

2.3.3 Teman sepergaulan ... 21

2.3.4 Bentuk kehidupan masyarakat ... 21

2.4 Sekolah ... 22

2.4.1 Relasi Guru dengan Siswa ... 23

2.4.2 Relasi antar siswa ... 23

2.4.3 Disiplin Sekolah ... 24

2.4.4 Standar Pelajaran diatas Ukuran ... 25

2.4.5 Keadaan Gedung ... 25

2.4.6 Tugas Rumah ... 25

2.5 Kondisi Sosial Ekonomi ... 26

(12)

xii

3.1 Populasi dan Sampel ... 39

3.1.1 Populasi Penelitian ... 39

3.1.2 Sampel Penelitian ... 39

3.2 Variabel Penelitian ... 40

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1 Metode kuesioner ... 41

3.3.2 Dokumentasi ... 42

3.3.3 Angket atau Kuesioner ... 42

3.4 Validitas dan Reliabilitas ... 42

3.4.1 Validitas Instrumen ... 42

3.4.2 Reliabilitas Instrumen ... 44

3.5 Metode Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

4.1.1 Letak dan Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Geyer ... 51

4.1.2 Sarana dan Prasarana yang dimiliki ... 52

4.1.3 Pelaksanaan Proses Belajar dan Mengajar ... 53

4.1.4 Kegiatan Ekstrakulikuler ... 53

4.1.5 Prestasi yang dimiliki SMA Negeri 1 Geyer ... 53

(13)

xiii

4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 65

4.2.5 Koefisien Determinasi ... 67

4.3 Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP ... 77

5.1 Simpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

(14)

xiv

2.1. Kerangka Berfikir ... 36

3.1. Diagram Alir Penelitian ... 50

4.2. Diagram variabel lingkungan masyarakat ... 56

4.3. Diagram variabel sekolah ... 57

4.4. Diagram variabel kondisi sosial ekonomi orang tua ... 59

4.5. Diagram Variabel prestasi belajar ... 60

4.6. Grafik Uji Normalitas ... 62

4.7. Grafik Scatterplot uji Heteroskedastisitas ... 63

(15)

xv

4.1. sarana prasarana SMA Negeri 1 Geyer ... 52

4.2. Rangkuman Analisis Deskriptif Prosentase Variabel Lingkungan masyarakat ... 55

4.3. Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Variabel Sekolah ... 57

4.4. Rangkuman Analisis Deskriptif Prosentase Variabel Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua ... 58

4.5 Rangkuman Analisis Deskriptif Prosentase Variabel Prestasi belajar siswa ... 60

4.6. Hasil Uji Normalitas Data ... 61

4.7. Uji Multikolieritas Data Penelitian ... 62

4.8. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 63

4.9. Hasil analisis Uji F (Secara Silmultan) ... 67

4.10. Uji Koef. Determinasi ... 67

(16)

xvi

1. Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 81

2. Ijin angket ... 83

3. Angket Penelitian ... 84

4. Analisis Validitas, Reliabilitas ... 90

5. Tabulasi variabel lingkungan masyarakat, sekolah , kondisi sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar ... 100

6. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 110

7. Data responden ... 117

8. Surat Keterangan Penelitian SMA N1 Geyer ... 124

(17)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu bidang yang harus diutamakan oleh setiap negara sebab masalah pendidikan adalah masalah yang menyangkut kehidupan masa depan suatu bangsa Indonesia. Karena itulah, menurut UU No.20 tahun 2003 pasal 3 yang menjelaskan tentang fungsi dan tujuan

pendidikan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Salah satu

tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu pemerintah sejak orde baru telah mengadakan perluasan kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal 31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa : “tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

pengajaran”.

(18)

satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan (Darsono, 2000:1). Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tersebut, pemerintah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya adalah perbaikan kurikulum, SDM, sarana dan prasarana. Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang tua murid dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan. Apabila membahas tentang mutu pendidikan maka tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang paling fundamental. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara lain bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik.

Keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Masyarakat hendaknya ikut mendukung pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk tempat belajar yang layak bagi anak-anak sekolah tersebut dengan mengadakan pembinaan serta pengawasan baik masyarakat yang berada dilokasi tempat tinggal maupun masyarakat yang berada di dekat lingkungan sekolah.

(19)

guru dengan lebih baik, guru yang berkompeten sesuai dengan mata pelajaran yang diampu karena hal itu sangat berpengaruh kepada bagaimana guru itu menggunakan metode yang terbaik untuk mengajar siswa-siswinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku, gedung sekolah yang digunakan dalam proses belajar mengajar hendaknya dipastikan nyaman untuk siswa-siswi dalam belajar, dan kedisiplinan sekolah yang akan membentuk kepribadian siswa-siswinya menjadi pribadi yang disiplin dan taat aturan.

(20)

Menurut Suryabrata (1986 : 253) Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu:

1. Faktor sosial, yaitu faktor yang dapat mempengaruhi belajar karena pengaruh dari sesama manusia baik pengaruh langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut akan mengganggu konsentrasi, sehingga perhatian tidak dapat ditujukan kepada aktivitas belajar.

2. Faktor non sosial, yaitu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar karena pengaruh keadaan alam, tempat tinggal dan alat-alat yang dipergunakan dalam belajar.

Menurut pendapat tersebut masyarakat, sekolah dan keluarga mempunyai peranan penting dalam pendidikan, sehingga ketiganya harus diperhatikan agar keberhasilan pendidikan dapat dicapai secara maksimal. Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya, sekolah membantu keluarga untuk mewujudkan anak didiknya menjadi manusia yang berpendidikan serta masyarakat mendukung dengan melakukan pembinaan dan pengawasan.

(21)

sosial. Tinggi rendahnya prestasi anak terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh tingkat kelas sosial ekonomi keluarga anak yang bersangkutan.

Keadaan alam, tempat tinggal dan alat-alat yang dipergunakan dalam belajar merupakan tiga faktor yang tidak bisa diabaikan oleh sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. Faktor sosial-ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor pula yang mempengaruhi kualitas proses belajar dan mutu belajar. Dalam kontek sosial-ekonomi keluarga, tidak terlepas pula aspek pendapatan keluarga yang merupakan andalan di dalam memenuhi kebutuhan pendidikan.

Biaya-biaya pendidikan anak yang meliputi iuran BP3 tiap bulan, pakaian seragam, transportasi, uang saku dan lain-lain akan dapat terpenuhi apabila didukung oleh keadaan sosial ekonomi keluarga yang baik. Dengan demikian, pendapatan atau penghasilan orang tua turut menentukan pula kemampuan pembiayaan yang harus dipikul orang tua guna pendidikan anak-anaknya.

Ditinjau secara administratif, SMA Negeri 1 Geyer termasuk di wilayah Desa Gundi Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Ditinjau dari segi geografis, SMA Negeri 1 Geyer berada pada perbatasan antara Kecamatan Geyer dengan Kecamatan Toroh letak yang strategis karena dilalui oleh jalan raya yang menghubungkan Kabupaten Surakarta atau Solo dengan Kabupaten Grobogan (jalan antar kota), dan masih dikelilingi area persawahan serta hutan yang masih asri.

(22)

tempat tinggal siswa, hal ini ditunjukkan sebagian dari mereka bertempat tinggal di wilayah Desa Gundi, Ledok Dawan, Monggot, Karangsono dimana hanya sekolah ini yang paling dekat dengan desa-desa tersebut. Hal ini berpengaruh terhadap semangat belajar siswa. Pengaruh lainnya adalah menyangkut aspek mata pencaharian orang tua siswa. Dari mereka ada yang bekerja di sektor pertanian dan bekerja di luar sektor pertanian, sebagian berpendidikan rendah dan berpendidikan menengah sampai tinggi.

Uraian di atas menunjukkan bahwa kondisi lingkungan masyarakat, kondisi sosial ekonomi orang tua penilaian terhadap sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua dimungkinkan akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa ditandai dengan nilai ujian semester 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa

no Kelas tuntas % Belum tuntas % jumlah

1 XI IPS 1 22 53% 20 47% 42

2 XI IPS 2 18 43% 24 57% 42

Sumber : Data SMA Negeri 1 Geyer

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini mengambil judul skripsi "Pengaruh Lingkungan Masyarakat dan Sekolah serta Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Pada Prestasi Belajar Geografi

Siswa SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten grobogan Tahun Ajaran 2010/2011”

1.2 Permasalahan

(23)

akan diteliti adalah:

1. Seberapa besar pengaruh lingkungan masyarakat pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011?

2. Seberapa besar pengaruh sekolah pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011?

3. Seberapa besar pengaruh kondisi sosial ekonomi pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011?

4. Adakah pengaruh antara lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011 secara bersama-sama?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan masyarakat pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

(24)

2010/2011.

3. Untuk mengetahui pengaruh kondisi sosial ekonomi pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

4. Ada atau tidak pengaruh lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai penelitian ini adalah : 1.4.1 Bagi peneliti

Memberikan pemahaman bagi peneliti yang merupakan seorang calon guru yang nantinya akan menghadapi siswa dengan berbagai macam kondisi dan masalah sehingga harus mengerti cara mengatasi kondisi dan masalah tersebut.

1.4.2 Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga dapat dijadikan guru sebagai acuan dalam usaha peningkatan hasil belajar siswa.

1.4.3 Bagi siswa

(25)

ekonomi orang tua dalam menunjang keberhasilan dalam belajar, sehingga siswa akan lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam penafsiran judul skripsi ini, penulis merasa perlu untuk membuat batasan yang memperjelas dan mempertegas istilah yang dimaksud dalam penelitian sebagai berikut :

1.5.1. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap haasil belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 8 tentang hak dan kewajiban masyarakat, “masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan pengawasan dan evaluasi

program pendidikan”. Serta pasal 9, “masyarakat berkewajiban

memberikan dukungan sumber daya dalam pemberdayaan pendidikan”.

Oleh karena itu masyarakat hendaknya dapat memberikan kondisi lingkungan yang baik untuk keberhasilan peningkatan mutu pendidikan. Lingkungan masyarakat dalam penelitian ini adalah :

a. kegiatan siswa dalam masyarakat b. mass media

c. teman sepergaulan

(26)

1.5.2. Sekolah

Sekolah merupakan faktor pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem, dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik,

moral, mental, spiritual, disiplin dan ilmu pengetahuan (Tu’u, 2004:78).

Pencapaian prestasi belajar yang baik tidak hanya diperoleh dari tingkat kecerdasan siswa saja, tetapi juga didukung oleh lingkungan keluarga dan sekolah dimana guru dan alat belajar dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran proses belajar mengajar.

Sekolah dalam penelitian ini adalah : a. relasi guru dengan siswa

b. relasi antar siswa c. disiplin sekolah

d. standar pelajaran diatas ukuran e. keadaan gedung

f. tugas rumah

1.5.3. Kondisi sosial ekonomi orang tua

(27)

dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.

Kondisi sosial ekonomi orang tua dalam penelitian ini adalah : a. tingkat pendidikan

b. tingkat pendapatan

c. kepemilikan kekayaan/fasilitas d. jenis tempat tinggal.

4. Prestasi belajar

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004:75).

(28)

12 2.1 Belajar

2.1.1 Pengertian belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Tri Anni. 2004:2). Belajar menurut James O. Whittaker dalam Darsono (2000:

4) ” Learning may be defined as the process by which behavior originates

or is altered through training or experience” belajar dapat didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Menurut Wingkel dalam Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.

Djamarah (2002:13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(29)

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahauan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.

2.1.2 Unsur-unsur dalam belajar

Menurut Gagne dalam Catharina Tri Ani (2004:3) unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan perilaku yakni: a. Pembelajar

Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ pengindraan yang digunakan untuk menangkap rangsangan otak yang digunakan untuk menstransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari.

b. Rangsangan / Stimulus

Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut situas stimulus. Contoh dari stimulus tersebut adalah suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang. Agar pembelajar mampu belajar optimal maka harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.

(30)

Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.

d. Respon

Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada didalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus tersebut.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Soemanto (2003:113) dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhi belajar namun dari sekian banyaknya faktor yang mempengaruhi belajar, hanya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

a. Faktor-faktor stimuli belajar

Stimuli belajar adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar, misalnya panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas, suasana lingkungan eksternal. b. Faktor-faktor metode belajar

(31)

pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar. c. Faktor-faktor individual

Faktor-faktor individual juga sangat besar penggaruhnya terhadap belajar seseorang, misalnya tentang kematangan individu, usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, motivasi, kondisi kesehatan.

2.1.4 Prinsip- prinsip belajar

Thomas Rohwer dan Slavin dalam Tri Ani Catharina (2004:54) menyajikan beberapa prinsip belajar yang efektif sebagai berikut:

a. Spesifikasi (specification)

Dalam strategi belajar hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik siswa yang menggunakannya. Misalnya belajar sambil menulis ringkasan akan lebih efektif bagi seseorang, namun tidak efektif bagi orang lain.

b. Pembuatan (Generativity)

Dalam strategi belajar yang efektif, memungkinkan seseorang mengerjakan kembali materi yang telah dipelajari dan membuat sesuatu menjadi baru, misalnya membuat diagram yang menghubungkan antar gagasan, menyusun tulisan kedalam bentuk garis besar.

c. Pemantauan yang efektif (effective monitoring)

(32)

d. Kemujarapan personal (Personal Efficacy)

Siswa harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dalam hal ini guru dapat membantu siswa dengan cara menyalenggarakan ujian berdasarkan pada materi yang telah dipelajari.

2.1.5 Strategi belajar yang efektif

Slavin dalam Catharina Tri Ani (2004:55) menyarankan tiga strategi belajar yang dapat digunakan untuk belajar yang efektif, yaitu: a. Membuat Catatan

Strategi yang paling banyak digunakan pada waktu belajar dari bacaan maupun belajar dari mendengarkan ceramah adalah mencatat. Strategi ini akan menjadi efektif untuk materi belajar tertentu karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh gagasan utama tentang materi yang telah dipelajari dan pembuatan keputusan tentang gagasan-gagasan apa yang harus ditulis.

b. Belajar kelompok

Belajar kelompok ini memungkinkan siswa membahas materi yang telah dibaca atau didengar dikelas. Belajar kelompok lebih baik dibandingkan belajar sendiri-sendiri karena dalam belajar kelompok posisi penyaji dan pendengar ini dapat dilakukan secara bergantian sehingga seluruh individu dalam kelompok memiliki pemahaman yang sama terhadap materi yang dipelajari.

(33)

dan Review)

Strategi belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Prosedur yang digunakan dalam metode ini adalah mensurvei atau membaca dengan cepat materi yang dibaca, membuat pertanyaan untuk diri sendiri, membaca materi, memahami dan membuat kebermaknaan informasi yang disajikan, praktek mengingat informasi, bertanya secara aktif atas materi yang telah dipelajari.

2.2 Prestasi Belajar

2.2.1 Pengertian prestasi belajar

Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru (Tu`u, 2004:75).

Achievement is a success of realizing a vision or dream.

Achievement level is how far a student succeeds in one particular exam or

standardized test (Reber 1987) (Yahaya, azizi dan Nordin, Kamaliah, 2006:5) Terjemahan: Prestasi adalah keberhasilan mewujudkan visi atau mimpi. Tingkat pencapaian adalah seberapa jauh siswa berhasil dalam satu ujian tertentu atau standar tes.

(34)

oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tu`u, 2004: 81).

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Merson U Sangalang yang dikutip oleh Tu’u (2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik, antara lain:

1. Faktor kecerdasan.

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi-prestasi lain yang ada pada dirinya.

2. Faktor bakat.

Bakat-bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan untuk dikembangkan dalam pembelajaran akan dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

3. Faktor minat dan perhatian.

(35)

biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

4. Faktor motif.

Motif selalu selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Apabila dalam belajar, siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal ini akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi. 5. Faktor cara belajar.

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efektif. 6. Faktor lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa. Terutama dalam hal mendorong, memberi semangat, dan memberi teladan yang baik kepada anaknya. 7. Faktor sekolah.

(36)

dijadikan sebagai sumber belajar bagi kelancaran proses belajar mengajar.

Prestasi belajar adalah hasil kemampuan sesorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf maka, indikator prestasi belajar dalam penelitian ini adalah nilai asli ujian semester 1 mata pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer tahun ajaran 2010/2011.

2.3 Lingkungan Masyarakat

Masyarakat dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak baik positif maupun negatif itu semua karena keberadaan siswa/ anak dalam masyarakat, menurut Slameto (2003 : 69 ) lingkungan ini terdiri dari beberapa faktor yaitu :

2.3.1 Kegiatan siswa dalam masyarakat

(37)

pelajar.

2.3.2 Mass Media/ Media massa

Mass media/ media massa merupakan salah satu media untuk belajar siswa. Media massa yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap proses belajar siswa. Disini perlu adanya kontrol dari semua pihak karena akhir-akhir ini banyak media massa yang kurang tepat untuk dikonsumsi siswa, baik orang tua, guru, dan masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan sekolah.

2.3.3 Teman sepergaulan

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik. Pembinaan dan pengawasan dari orang tua, guru dan masyarakat harus dilakukan dengan bijaksana.

2.3.4 Bentuk kehidupan masyarakat

(38)

dan menyekolahkan anak-anaknya antusias dengan dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti halnya orang-orang yang berada dilingkungannya. Pengaruh itu dapat mendorong anak/ siswa belajar lebih giat lagi.

Merujuk pada pendapat Slameto maka dalam penelitian ini mengambil indikator sebagai berikut:

a. Kegiatan siswa dalam masyarakat b. Mass media / media massa

c. Teman sepergaulan

d. Bentuk kehidupan masyarakat

2.4 Lingkungan Sekolah

(39)

dengan apa yang diharapkan.

Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perkembangan seorang anak dalam proses belajar di sekolah dan berpengaruh pada prestasi belajar yang diraih oleh siswa itu sendiri. Menurut Slameto (2003 : 64 ) faktor lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :

2.4.1 Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses belajar itu sendiri. Jadi, cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh hubungan/ relasi antar siswa dengan guru.

2.4.2 Relasi antar siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, agar proses belajar mengajar siswa dapat berjalan lancar dan memuaskan.

2.4.3 Disiplin sekolah

(40)

Kedisiplinan sekolah akan sangat mempengaruhi kedisiplinan siswa-siswanya.

2.4.4 Standar pelajaran diatas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswanya, yaqng terpenting adalah tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai dan prestasi siswa dapat maksimal.

2.4.5 Keadaan gedung

Keadaan gedung sekolah yang memadai akan mendukung proses belajar mengajar disekolah.

2.4.6 Tugas rumah

Guru diharapkan memberikan tugas rumah yang tepat, akan tetapi tidak terlalu banyak, sehingga siswa masih punya waktu untuk kegiatan lain yang akan mendorong perkembangannya.

Merujuk pada pendapat Slameto maka dalam penelitian ini lingkungan sekolah mengambil indikator sebagai berikut:

a. relasi guru dengan siswa b. relasi antar siswa

c. disiplin sekolah

d. standar pelajaran diatas ukuran e. keadaan gedung

(41)

2.5 Kondisi Sosial Ekonomi

2.5.1 Pengertian kondisi sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994:86) adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut Soekanto (2002:239) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan pengertian kondisi sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, pendapatan, kekayaan atau fasilitas serta jenis tempat tinggal.

2.5.2 Faktor-faktor yang menentukan keadaan sosial ekonomi

Since Coleman’s (1966) landmark study on Equality of

Educational Opportunity, socioeconomic status has been seen as a strong

predictor of student achievement. Coleman asserted that the influence of

student background was greater than anything that goes on within schools.

(42)

mahasiswa lebih besar daripada apa pun yang terjadi di dalam sekolah-sekolah. (Thomas, June. Stockton Cathy. 2003:01)

Berdasarkan kodratNya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajatnya, akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tingal, pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari komunitasnya.

Namun dalam penelitian ini hanya dibatasi hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan jenis tempat tinggal.

a. Tingkat Pendidikan

(43)

negara. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, cipta, rasa, dan hati nurani) serta jasmani (panca indera dan keterampilan-keterampilan).

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Pendidikan bertujuan

untuk “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Untuk

mencapai tujuan tersebut, pendidikan diselenggarakan melalui jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Jalur pendidikan sekolah (pendidikan formal) terdapat jenjang pendidikan sekolah, jenjang pendidikan sekolah pada dasarnya terdiri dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

1) Pendidikan prasekolah.

Menurut PP No. 27 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.

(44)

Menurut PP No. 28 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000) pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun. Diselengarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi anggota masyarakat, warga Negara dan anggota umat manusias serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

3) Pendidikan Menengah

Menurut PP No. 29 tahun 1990 dalam Kunaryo (2000), pendidikan menengah adalah pendidikan yang diselenggarakan bagi pendidikan dasar. Bentuk satuan pendidikan yang terdiri atas: Sekolah Menengah Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Keagamaan, Sekolah Menengah Kedinasan, dan Sekolah Menengah Luar Biasa.

4) Pendidikan Tinggi

(45)

sekolah tinggi, institut atau universitas.

Untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat dari tahun sukses atau lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang tua bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya. Contohnya, orang tua yang hanya sekolah 6 tahun berarti hanya sekolah sampai SD berbeda dengan orang yang sekolahnya sampai 12 tahun berarti lulusan SMA. Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh orang tua berpengaruh pada kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi mempunyai dorongan atau motivasi yang besar untuk menyekolahkan anak mereka.

b. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah semua pendapatan kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya yang diwujudkan dalam bentuk uang dan barang. Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapatan menjadi dua yaitu:

1) Pendapatan berupa barang

(46)

merupakan pendapatan berupa barang. 2) Pendapatan berupa uang

Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal. Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa barang atau uang yang bersifat regular dan diterimakan biasanya balas jasa atau kontrasepsi di sektor formal yang terdiri dari pendapatan berupa uang, meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan berupa barang-barang meliputi: beras, pengobatan, transportasi, perumahan, maupun yang berupa rekreasi.

Pendapatan sektor informal adalah segala penghasilan baik berupa barang maupun uang yang diterima sebagai balas jasa atau kontraprestasi di sektor informal yang terdiri dari pendapatan dari hasil infestasi, pendapatan yang diperoleh dari keuntungan sosial, dan pendapatan dari usaha sendiri, yaitu hasil bersih usaha yang dilakukan sendiri, komisi dan penjualan dari hasil kerajinan rumah.

Yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah penghasilan berupa uang yang diterima sebagai balas jasa dari kegiatan baik dari sektor formal dan informal selama satu bulan dalam satuan rupiah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, hal ini karena dipengaruhi oleh keadaan penduduk sendiri dalam melakukan berbagai macam kegiatan sehari-hari.

(47)

yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan dapat memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar. Sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

Menurut BPS (2006) pendapatan yang diterima penduduk dalam penelitian ini dapat digolongkan berdasarkan 4 golongan yaitu:

1) Golongan penduduk berpendapatan rendah, yaitu penduduk yang berpendapatan <Rp.1.000.000 perbulan.

2) Golongan penduduk berpendapat cukup tinggi, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp. 1.000.000 - Rp.2.000.000 perbulan. 3) Golongan penduduk berpendapat tinggi, yaitu penduduk yang berpendapatan rata-rata antara Rp.2.000.000 - Rp.3.000.000 perbulan. 4) Golongan penduduk berpendapatan sangat tinggi yaitu penduduk

dengan pendapatan rata-rata >Rp.3.000.000. c. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas.

Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang dimana masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara lain:

1) Barang-barang berharga

(48)

masyarakat. Dalam penelitian ini barang-barang dapat menunjukkan keadaan sosial ekonomi seseorang. Barang-barang yang berharga tersebut antara lain tanah, sawah, rumah dan lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai ekonomi dimiliki orang tua maka akan semakin luas kesempatan orang tua untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya, dan orang tua dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat memotivasi anak untuk berprestasi.

2) Jenis-jenis kendaraan pribadi.

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil akan merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang mempunyai sepeda motor.

d. Jenis tempat tinggal.

Menurut Kaare Svalastoga dalam Aryana untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari:

1) Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

(49)

3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umunya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya. Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah. Merujuk pada pendapat Abdulsyani (1994:86) maka indikator kondisi sosial ekonomi orang tua adalah :

a. Tingkat pendidikan b. Tingkat pendapatan

c. Pemilikan kekayaan atau fasilitas d. Jenis tempat tinggal

2.6 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dari penelitian ini disamping berfungsi sebagai pedoman yang memperjelas jalan, arah dan tujuan penelitian juga akan membantu pemilihan konsep-konsep yang diperlukan guna pembentukan hipotesis.

(50)

Lingkungan masyarakat adalah tempat dimana orang tersebut tinggal bersosialisasi, dan mempengaruhi belajar siswa. Jika lingkungan masyarakat didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan maka diharapkan akan berpengaruh baik terhadap cara belajar siswa dan berdampak pada prestasi belajar yang baik pula. Sebaliknya jika pengaruh dari lingkungan masyarakat buruk maka siswa akan cenderung mengikuti perbuatan-perbuatan buruk itu pula sehingga berpengaruh pada prestasi belajarnya di sekolah.

Sekolah juga memiliki peranan penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Sekolah hendaknya memiliki fasilitas atau sarana prasarana yang mendukung aktifitas belajar siswa, demi tercapainya prestasi belajar yang diharapkan. Seperti, media pembelajaran yang lengkap agar siswa diharapkan dapat menerima materi yang diberikan oleh guru dengan lebih baik, guru yang berkompeten sesuai dengan mata pelajaran yang diampu karena hal itu sangat berpengaruh kepada bagaimana guru itu menggunakan metode yang terbaik untuk mengajar siswa-siswinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku, gedung sekolah yang digunakan dalam proses belajar mengajar hendaknya dipastikan nyaman untuk siswa-siswi dalam belajar, dan yang tidak kalah penting yaitu kedisiplinan sekolah yang akan membentuk kepribadian siswa-siswinya menjadi pribadi yang baik sesuai dengan tujuan pemerintah mengenai tujuan pendidikan sebagaimana ditunjukkan dalam UU No.20 tahun 2003 pasal 3.

(51)

jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Pemerintah dan masyarakat menyediakan tempat untuk belajar yaitu sekolah. Sekolah menampung siswa-siswinya dari berbagai macam latar belakang atau kondisi sosial ekonomi yang berbeda. Pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Since Coleman’s (1966) landmark study on Equality of Educational

Opportunity, socioeconomic status has been seen as a strong predictor of

student achievement. Terjemahan: Sejak Coleman (1966) studi penting tentang Pendidikan Kesetaraan, status sosial ekonomi telah dilihat sebagai prediktor kuat prestasi siswa. (Thomas, June. Stockton Cathy. 2003:01)

The issue of socioeconomic status and its relationship to student

achievementis more complex, the relationship can be explored on various unit

levels and individual students. Darling-Hammond (1999) concluded that

(52)

Stockton Cathy. 2003: 02). Dari uraian didepan dapat ditarik suatu kerangka berpikir, dengan bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian tentang tingkah laku, fenomena sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ha1 : Lingkungan masyarakat berpengaruh secara signifikan pada prestasi belajar mata pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer

(53)

Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

2. Ha2 : Lingkungan sekolah berpengaruh secara signifikan pada prestasi belajar mata pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

3. Ha3 : Kondisi sosial ekonomi orang tua berpengaruh secara signifikan pada prestasi belajar mata pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

(54)

38 3.1 Metode Populasi dan Sampel Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. (Arikunto, 2002:108). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Geyer yang berjumlah 84 orang siswa.

3.1.2 Sampel

(55)

3.2 Variabel penelitian

1) Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas atau independent variable adalah faktor yang menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur yaitu :

1. Lingkungan masyarakat (X1)

a. kegiatan siswa dalam masyarakat b. mass media/media massa

c. teman sepergaulan

d. bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2003 : 69) 2. Lingkungan sekolah (X2)

a. relasi guru dengan siswa b. relasi antar siswa

c. disiplin sekolah

d. standar pelajaran diatas ukuran e. keadaan gedung

f. tugas rumah (Slameto, 2003 : 64) 3. Kondisi sosial ekonomi orang tua (X3)

a. tingkat pendidikan b. tingkat pendapatan

c. kepemilikan kekayaan/fasilitas d. jenis tempat tinggal.

2) Variabel terikat (Dependent variable)

(56)

dalam hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel Y dalam penelitian ini adalah nilai asli ujian semester 1 mata pelajaran Geografi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010/2011.

3.3 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan penelitian :

1. Teknik kuesioner (Angket)

Kuesioner (angket) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui (Arikunto,2002:140). Dalam penelitian ini digunakan jenis angket tertutup yaitu kuesioner yang disusun dengan menggunakan pilihan jawaban yang lengkap. Dalam angket ini diharapkan responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban sudah disediakan berupa multi choise seperti butir a, b, c, dan d sehingga membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya. Angket ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua siswa.

2. Teknik dokumentasi

(57)

dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data jumlah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer dan hasil belajar yang berupa nilai ujian semester 1 siswa kelas XI tahun ajaran 2010/2011. Data tersebut diambil dari wali kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan variabel prestasi belajar kelas XI IPS SMA Negeri 1 Geyer dan gunakan sebagai pelengkap data.

3. Teknik Observasi

Observasi merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen.

3.4 Uji Instrumen validitas dan reliabilitas 3.4.1 Uji validitas

(58)

hati-hati melalui cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu validitas yang dikehendaki. (Arikunto, 2002: 145 ).

Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment (r)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi X = Skor tiap butir soal

Y = Skor total yang benar dari tiap subjek N = Jumlah subjek

(Arikunto, 2002:146)

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung (pada kolom corrected item-total) dengan nilai rtabel (pada tabel r product moment sebesar 0,444). Pernyataan dikatakan valid apabila rhitung rtabel dengan menggunakan level signifikan 5%. Untuk mengetahui kevalidan butir-butir angket dapat diketahui dengan membandingkan rhitung pada hasil perhitungan dengan SPSS For windows release 15 dengan rtabel.

Berdasarkan hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa , nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka dapat dinyatakan tidak valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel lingkungan masyarakat.

2 2

2 2

xy

(59)

Berdasarkan hasil uji validitas variabel sekolah memperlihatkan dari semua 27 pernyataan diperoleh r hitung lebih besar daripada r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel sekolah.

Berdasarkan hasil uji validitas kondisi sosial ekonomi orang tua memperlihatkan dari semua 21 pernyataan diperoleh r hitung lebih besar daripada r tabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid untuk digunakan sebagai alat ukur variabel kondisi sosial ekonomi orang tua.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup konsisten untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:174). Untuk menghitung reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

Sebelum masuk ke rumus alpha, maka perlu dicari varian tiap butir angket dengan rumus:

Varian total dapat dicari dengan rumus

(60)

Setelah diperoleh nilai varian butir dan varian total kemudian dimasukkan kedalam rumus alpha, harga r11 yang diperoleh di konsultasikan dengan rtabel dengan 5%

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 15 dengan memilih menu analyze, kemudian pilih submenu scale, lalu pilih

reliability analysis. Hasil analis tersebut akan diperoleh melalui Cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach alpha > 0,60 (Nunnally dalam ghazali 2009:46).

Hasil Cronbach alpha variabel lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua >0,60 sehingga semua indikator yang digunakan oleh ketiga variabel tersebut reliabel atau handal untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

3.5 Teknik analisis data

3.5.1 Teknik analisis deskriptif persentase

Analisis ini digunakan untuk mengetahui gambaran responden tentang lingkungan masyarakat, sekolah dan tingkat sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis data sebagai berikut :

a. Membuat tabel distribusi angket

(61)

a) Jika jawaban responden a maka diberi skor 4 b) Jika jawaban responden b maka diberi skor 3 c) Jika jawaban responden c maka diberi skor 2 d) Jika jawaban responden d maka diberi skor 1

c. Menjumlahkan skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden d. Memasukkan skor tersebut ke dalam rumus sebagai berikut :

DP = x 100% Keterangan :

Dp = presentase sub variabel n = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah nilai ideal

(Ali, 1993:186)

e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori. Presentase tinggi = (4:4) x 100% = 100% Presentase rendah = (1:4) x 100% = 25 % Rentang = 100% - 25% = 75 % Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,7 % (Ali, 1993:186)

Dengan panjang kelas interval 18,7% dan persentase terendah 25% dapat dibuat kriteria sebagai berikut :

Interval Skor (%) Kriteria

81,26 - 100 Sangat tinggi

62,51 – 81,25 tinggi

43,76 – 62,50 rendah

(62)

3.5.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki disrtibusi normal. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan kolmogrov smirnov (Ghozali, 2005:114). Data analisis dengan bantuan computer program SPSS for windows release 15. Data pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas lebih besar dari 0,05 maka data dalam penelitian berdistribusi normal.

b. Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). (Ghozali,2005:91). Model regresi yang baik adalah model regresi yang variabel-variabel bebasnya tidak memiliki korelasi yang tinggi atau bebas dari multikolinieritas. Deteksi gejala adanya multikolinieritas dengan menggunakan nilai varince inflaction factor (VIF) dan tolence melalui SPSS. Model regresi yang bebas multikolinieritas memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerence diatas 0,1. Deteksi lain dengan melihat korelasi antara variabel bebas, apabila masih dibawah 0,8 maka dapat disimpulkan tidak mengandung multikolineritas.

(63)

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena varian gangguan yang berbeda antar satu observasi ke observasi lain (Ghozali, 2005:105). Untuk mengetahui gejala heteroskedasitas dilakukan dengan mengamati grafik scatter plot melalui SPSS. Model yang bebas dari heteroskedastisitas memiliki grafik scatter plot dengan pola titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah sumbu Y

3.5.3 Analisis regresi linier berganda

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian maka model analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu antara pengaruh lingkungan masyarakat (X1), sekolah (X2), dan kondisi sosial ekonomi orang tua (X3) terhadap prestasi belajar (Y). Selain itu juga untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat baik secara bersama (simultan) maupun secara parsial. Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan : Y = prestasi belajar

b1 = koefisien regresi lingkungan masyarakat b2 = koefisien regresi sekolah

(64)

a = konstanta (Sudjana, 2002:348) Pembuktian hipotesis dilakukan dengan : a. Uji f atau uji simultan

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara keseluruhan (simultan) digunakan uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini uji F dan uji simultan dihitung dengan bantuan program SPSS for windows release 15 .

Dari perhitungan nilai F akan terjadi kemungkinan

1. Jika nilai signifikan F (0,05) atau koefisien F hitung signifikan pada taraf kurang dari 5% maka Ho ditolak, yang berarti X1, X2, X3 secara simultan mempengaruhi prestasi belajar.

2. Jika nilai signifikan F (0,05) atau koefisien F hitung signifikan pada taraf lebih dari sama dengan dari 5% maka Ho ditolak, yang berarti X1, X2, X3 secara simultan tidak mempengaruhi prestasi belajar.

b. Uji t atau parsial

(65)

1. Jika nilai signifikan t (0,05) atau koefisien t hitung signifikan pada taraf kurang dari 5% maka Ho ditolak, yang berarti X1, X2, X3 secara simultan mempengaruhi prestasi belajar.

2. Jika nilai signifikan t (0,05) atau koefisien t hitung signifikan pada taraf lebih dari sama dengan dari 5% maka Ho ditolak, yang berarti X1, X2, X3 secara simultan tidak mempengaruhi prestasi belajar.

3.6. Alur Penelitian

Untuk lebih jelasnya penelitian ini dapat dilihat melalui diagram berikut:

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Observasi Awal Populasi 84 orang

Sampel 84

Deskriptif persentase Nilai Asli Ujian Semester 1

Analisis Regresi Linier Berganda: Uji t dan Uji F

(66)

50 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 1 Geyer merupakan sekolah menengah atas yang terletak di Desa Geyer Kecamatan Geyer kabupaten Grobogan. Gambaran umum lokasi penelitian dapat dijelaskan dengan letak dan sejarah berdirinya, Sarana dan Prasarana yang dimiliki, Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar, Kegiatan Ekstrakulikuler dan Prestasi yang dimiliki SMA Negeri 1 Geyer Kabupaten Grobogan.

4.1.1 Letak dan Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Geyer

SMA Negeri 1 Geyer terletak pada 110° 54’ 10” BT dan 7° 13’ 03” LS. Dengan batas-batas sebagai berikut:

Utara : Tanah kosong

Selatan : Pemukiman penduduk Timur : Tanah kosong

Barat : Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

Lembaga pendidikan SMA Negeri 1 Geyer berdiri mulai tahun 2002 dengan SK Mendikbud Nomor : 421/03476/II tanggal 14 Agustus 2003. Penerbit SK ditandatangani oleh : Badan Akreditasi Sekolah Nasional, dengan data identitas sekolah sebagai berikut:

(67)

2. No. Statistik / NPSN : 301031505042 / 050420 3. Status Sekolah : Negeri

4. Kelompok Sekolah : Inti 5. Akreditasi : B

SMA Negeri 1 Geyer ini terletak di jln. Purwodadi-solo km 15 kecamatan geyer. Sebagai sekolah menengah keatas di Geyer, SMA Negeri

1 Geyer memiliki Visi : “Cerdas, terampil, dan Unggul Dalam Budi Pekerti“ dengan misi (1) Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar secara intensif untuk seluruh siswa (2) Melaksanakan dan Meningkatkan kegiatan Ekstrakurikuler (3) Melaksanakan tambahan jam Pelajaran bagi Siswa kelas XII (duabelas),untuk menyongsong UAN, dan untuk kelas X (sepuluh) dan XI (sebelas) menyongsong KTSP (4) Meningkatkan pendayagunaan laboratorium IPA dan laboratorium Komputer, dengan tujuan : ” Sekolah mampu mencetak siswa yang memiliki prestasi dalam bidang akademik dan non akademik, memiliki ketrampilan / kecakapan hidup (life skill), serta

mempunyai budi pekerti yang luhur”.

4.1.2 Sarana dan Prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1 Geyer

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 1 Geyer adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sarana prasarana SMA Negeri 1 Geyer

No Ruang/Fasilitas Jumlah

1 Ruang kepala sekolah 1

(68)

3 Ruang TU 1

4 Ruang UKS 1

5 Ruang belajar teori 14

6 Perpustakaan 1

7 Ruang osis 1

8 Laboratorium komputer 1

9 Laboratorium IPA 3

11 Laboratorium IPS 0

12 Kantin 4

13 Toilet guru 2

14 Toilet Siswa 2

15 Halaman sekolah 1

16 Area parkir 1

Sumber : data SMA Negeri 1 Geyer

4.1.3 Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar di SMA Negeri 1 Geyer dimulai jam 07.15 berakhir jam 13.45, waktu istirahat jam 10.15 sampai dengan 10.30 dan istirahat kedua jam 12.00 sampai dengan 12.15 untuk hari senin, selasa, rabu, kamis dan sabtu. Sedangkan hari jumat dimulai jam 07.15 sampai dengan 11.00 dan waktu istirahat jam 10.10 sampai dengan 10.20.

4.1.4 Kegiatan Ekstrakulikuler 1. Pramuka/HW

2. Olah raga volley

4.1.5 Prestasi yang dimiliki SMA Negeri 1 Geyer

(69)

2. Juara 2 Lomba berkirim Surat Kepada Bupati Grobogan 3. Juara 1 Seleksi Paskibraka Tk. Kabupaten

4. Juara Harapan 1 Festival Daur Ulang Tk. Kabupaten 5. Juara Harapan 1 Festival Mading Tk. Kabupaten 6. Juara Harapan 2 Festival Karikatur Tk. Kabupaten 7. Juara Harapan 1 Turnamen Volly Pelajar Tk. Kabupaten 8. Juara 1 Lomba Mapel Biologi Tk. Kabupaten

9. Juara 1 Olimpiade Olah raga Atletik Tk. Kabupaten

10. Juara 1 Olimpiade Olah raga Tenis Lapangan Tk. Kabupaten

Penelitian ini merupakan hasil kajian ilmiah untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua pada prestasi belajar geografi siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Geyer. Data diambil dengan angket untuk mengetahui lingkungan masyarakat, sekolah dan kondisi sosial ekonomi orang tua serta dokumentasi untuk mengetahui prestasi belajar geografi. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif presentase dan analisa regresi linier berganda.

4.2 Hasil penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Persentase

(70)

a. Variabel lingkungan masyarakat

Hasil pengukuran variabel lingkungan masyarakat menggunakan 8 item pertanyaan menunjukkan kisaran aktual antara 25% - 100%, dengan rata-rata sebesar 69%, dihasilkan 4 kategori yaitu 25,00% – 43,75% termasuk kategori lingkungan masyarakat sangat rendah, 43,76% – 62,50 termasuk kategori lingkungan masyarakat rendah, 62,51% – 81,25% termasuk kategori lingkungan masyarakat tinggi, dan 81,26% - 100% termasuk kategori lingkungan masyarakat sangat tinggi. Hasil persentase variabel sekolah menunjukkan nilai rata-rata (mean) adalah 69% sehingga dapat diketahui bahwa lingkungan masyarakat termasuk dalam kategori tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel lingkungan masyarakat dapat dilihat dalam table berikut ini.

Tabel 4.2.

Rangkuman Analisis Deskriptif Persentase Variabel Lingkungan masyarakat

No Interval Kriteria Jumlah

Skor (%) Frekuensi Persen

1 81,26 - 100 Sangat Tinggi 22 26.19%

2 62,51 – 81,25 Tinggi 32 38.10%

3 43,76 – 62,50 Rendah 27 32.14%

4 25,00 – 43,75 Sangat Rendah 3 3.57%

Jumlah 84 100

Sumber : Hasil penelitian, 2011

Gambar

Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meyakinkan masyarakat terkait keraguan-keraguan tersebut, PPL setempat membuat plot contoh (demplot) pada salah satu lahan masyarakat setempat. Dalam plot contoh

[r]

Except as hereinabove expressly amended, the Loan Agreement is ratified , confirmed and continued in full force and effect in accordance with all of its

Suatu lingkungan yang buangan asap kendaraan bermotornya banyak maka kandungan logam Pb dalam udara juga tinggi misalnya di SPBU, maka pekerja SPBU akan menghirup udara kotor

Based on the research background above the problem of this study is “how is class struggle reflected in Jane Austen’s Persuasion “.. Limitation of

Tugas Akhir dengan judul “Sistem Informasi Monografi Kependudukan Tingkat Kelurahan se-Kotamadya Surakarta Berbasis JSP ( Java Server Pages ) dan MySQL” ini telah dipertahankan dan

tenaga kesehatan umumnya bahwa terapi latihan dan terapi manipulasi secara dini dan intensif sangat efektif untuk meningkatkan lingkup gerak sendi bahu pada pasien frozen

pengelolaan tenaga kerja, PT Bogor Raya Development cukup baik dalam.. mengelola lanskap