• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Bangunan Budidaya Anggrek Guna Mengatur Pembungaan Anggrek Jenis Dendrobium sp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancangan Bangunan Budidaya Anggrek Guna Mengatur Pembungaan Anggrek Jenis Dendrobium sp"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN BANGUNAN BUDIDAYA ANGGREK

GUNA MENGATUR PEMBUNGAAN

ANGGREK JENIS

Dendi-obiutrl

sp.

Oleh :

ARIF RACHMAN F01495081

2000

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(2)

RANCANGAN BANGUNAN BUDIDAYA ANGGREK

GUNA MENGATUR PEMBUNGAAN

ANGGREK JENIS

Denrlrobi~lnz

sp.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Menlperoleh Gelar SARJANA TEI<NOLOGI PERTANIAN

Pada Jurusail Teknik Pertanian Institut Pertanian

Oleh :

ARlF RACHMAN F01495081

2000

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(3)

FAICULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

RANCANGAN BANGUNAN BUDIDAYA ANGGREK

GUNA MENGATUR PEMBUNGAAN

ANGGREK JENIS Denhobi~itiz

sp.

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Jurusan Teknik Pertanian Institut Pertanian

OIeh :

ARIP RACHMAN PO1495081

(4)

4 Dan katakanlah :

"

Bekerjalah kalian, maka Allah SWT. Dan Rosul-

Nya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaan kalian ifu.

Dan kalian akan dikembalikan kepada Allah yang mengefahui

akan yang ghaib dan yang nyata. Lalu diberitakan-Nya kepada

kalian apa yang felah kalian kerjakan". (QS. At-Taubah : 105)

4 " Seorang yang beriman fidak akan merasa puas dengan kebaikan

dan ilmu yang diferimanya sehingga surga menjadi fempaf

kepuasannya".(HR. Turmudzi)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkah dan

karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada jurusan Teknik

Pertanian Institut Peltanian Bogor.

Selanla penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada :

1. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc., sebagai ketua jurusan Teknik Pertanian.

2. Ir. Gardjito, MSc., sebagai pembimbing akademik yang telah membantu dan

rne~nberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

3 . Ir. Meiske W., M.Eng. dan Ir. Yanuar J.P., MS., sebagai dosen penguji yang

telah memberikan bimbingan dan masukan-masukannya dalam penyusunan

skripsi ini

4. DR. Toto Sutater, Kepala Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta yang telah

memberikan ijin dalam pencarian data skripsi pada peneliti di lingkungan balai.

5. Dra. Dya Widiastoety, MS., Safiil, BSc, dan Dra. Syafni, sebagai staf peneliti

di Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta yang membantu d m membimbing

dalam pencarian data skripsi di lingkungan balai.

6. Lia dan Idar, dua sahabat seperjuangan yang selalu membantu d m memberikan

semangat.

7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknik Pertanian, khususnya angkatan

(6)

Perleliti meliyadasi tiiasih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi

i l i i . Oleh kar-ena itu sar-an dan kritik yang memba~igun akan sangat dibutuhkan

demi per-baikan sluipsi ini selarijutnya.

Akhil. kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi peneliti dan kepada para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 29 Agustus 2000

(7)

Arif Rachman. F01495081. Rancangall Bangunan Budidaya A n y & Guna Mengatur

Pembungaan Anggrek Jellis lle,z;l,obi~o~, .sp Dibawah bimbingan ir. Gardjito,MSc.

I<INGKAS.AN

Dari sekian macaln bunga potong anggek, Dendrobium adalah jenis anggrek yany

sangat dikenal konsumen terutalna untuk merangkai bunga. Pemilihan anggrek Dendrobiurn

sebagai bunga potong karena memiliki beberapa keunggulan , seperti : mudah dalaln

perawatannya, bibit yang mudah didapatkan, variasi bunga yang banvak, cepat dan rajin

berbunga, serta harga yang diterima petani cukup baik.

Untuk inemenuhi pennintaan bunga potong anggrek yang semakin lama selllakin

meningkat, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan tehnik produksi dan berbudidaya anggrek .

Untuk itu diperlukan usaha untuk memecahkan berbagai pennasalahan, terutalna lnasalah

pengadaan bangunan budidaya anggrek yang sesuai dengan kondisi habitat alami tanaman

anggrek Dendrobium.

Dendrobiurn membutuhkan suhu malam 21-24

'

C dan suhu siang 24-29' C.

Anggrek epifit ini memerlukan naungan dari pancaran sinar matahari langsung dan

keiembaban udara sebesar 50-60 %. Anggrek ditanam di dalam pot-pot tanah liat dan diberi

media tanam dari pecahan batu bata dan arang kayu. Faktor-faktor yang lnempercepat

proses pembungaan tanaman anggrek adalah pengaturan cahaya (1000-2500 fc), Pengairan

(setiap pagi hari satu kali selaina 10 menit), pemupukan (dengan pupuk daun dua kali

seminggu), pemberian pestisida (seininggu sekali) dan suhu serta kelembaban udara yang

(8)

Perancangan ini bertujuan untuk lnerancang bangunan budidaya anggrek guna

mengatur pelnbungaan anggrek Dendrobium sebagai bunga poton$ dengan skala usaha

industri menengalah dennga nilai ekonorni t i n g i . Bangilnan budidaya ini dibuat dari

konstruksi baja dan dibangun di daerah kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Bangunan yang dirancang berkapasitas

+

5 376 buah pot tananian anggrek (diameter

pot I3 cm dan tinggi 15 cm) dengan ukuran 10x16 \: 7 mi. Pot tanaman anggrek diletakkan

di rak-rak tanaman yang berukuran 1.6s 1 4 . 6 ~ 0.8 ni' berjumlah 4 buah. darak antar rak

0.8111 dan jarak antar kaki dalanl sat11 rak 3.65 m. Rak tanaman terbuat dari besi siku yang

mudah dibongkar pasang.

Tiang dan rangka atap atas bangunan terbuat dari baja DIN 25 dan rangka atap

bawah terbuat dari baja DIN 16. Gordeng diambil dari bahan baja kana1

[

120 x55 x7.

Penutup atap terbuat darijbregluss yang berbentuk datar dan transparan. Dinding bangunan

dibuat dari pasangan bata merah (lm) dan kawat a!-am (3111) Untuk keluar masuk bangunan

dilengkapi 2 buah pintu dengan ukuran 2 x 3 m2 dengan kerangka besi siku, dinding plat besi

dan kawat ayam.

Untuk kebutuhan sirkulasi udara selain melalui dinding, juga melalui atap bertingkat.

Lantai terbuat dari plesteran semen dengan komposisi 1 pc: 3 pasir : 5 kerikil dengan

ketebalan 10 cm. Seluruh beban diteruskan ke dalam tanah melalui pondasi. Ukuran dasar

pondasi 80

x

80 cm2 dengan ketinggian 85 cm. Pondasi yang dipilih adalah pondasi batu

kali belah. Antar pondasi dihubungkan dengan balok beton bertulang (sloff).

Pembuatan bangunan budidaya anggrek ini diperkirakan membutuhkan biaya Rp 237

(9)

Halaman

DAFTAR IS1 I

...

DAFTAR TABEL . . . 111

DAFTAR GAMBAR i \I

DAFTAR IAMPIRAN \I

1 . PENDAtIULUAN 1

A . Latar Belakang 1

...

B . Tujuan 3

11 . TINJAUAN PUSTAKA ...

.

.

... 4

A . Anggrek Dendrobium ... 4

...

B

.

Keadaan Biofisik Kecamatan Pasar Minggu 5

...

C . Bahan Bangunan 6

...

Ill . METODE PERANCANGAN 10

...

A . Te~npat dan Waktu I0

...

B

.

Penga~ubilan Data 10

...

C . Tahapan Perancangan I I

...

D . Rancangan Fungsional 12

...

E . Rancangan Struktural 12

...

F . Skala Usaha 13

...

IV . RANCANGAN FUNGSIONAL 14

...

A

.

Penentuan Kapasitas 14

...

B

.

Pengaturan pembungaan 17

1 . Cahaya ... 18

...

2

.

Suhu dan Kelembaban 20

...

3 . Sistem pernberian Air 21

...

(10)

V. RANCANGAN STRUICTURAL ... .. . . ... ... ... ... ... ... ... . .. ... .. . ... . . . . . ,. , ,. ., 24

A . Atap . . . ... ... . .. ... . . . ... . . . ... ... ... ... ... ... ... ... . . . ... ... ... ... ... .. . ... , , . , , . .. , . , . , ,. ., , ... 24

13. Gordeng ... ... ... ... ... ... ... ... . . . ... . . ... ... ... ... .. . .. . ... ... ... ... ... , .. ... ... ... ... ... . 25

C. Rangka Atap ... ... ... ... ... . . .. . . . .. . . .. ... ... ... ... ... ... ... ... . . , , . , , , . . . . . , . 30

D. Pondasi ... ... . .. ... ... ... ... ... ... . .. .. . .. . . .. . .. ... .. . ... ... ... .:. ... ... . .. . . . ... ... ... ... ... . 3 6 E. Lantai ... . . . ... ... ... ... ... ... ... . . . ... ... ... ... ... ... ... ... . . . ... ... ... ... ... ... ... . , , ,.. . , . . , . . 38

F. Anggaran Biaya ... ... ... . . . .. ... ... ... .. . ... ... ... ... .. . . .. ... ... ... . . ... ... . . ... ... 3 9

VII. .KESIMPULAN DAN SARAN 4 1

4 1

42

DAFTAR PUSTAKA 43

(11)

iii

DAFTAR TAREL

Halaman Tabel 1 . Profil dan macam baja yang ada di pasaran . . . .: ... 6

. . .

Tabel 2. Berat sebidang atap bertingkat 33

(12)

DAFTAR GAMRAR

[image:12.602.61.483.172.619.2]

Halaman

Gambar 1 : Baja profil DIN 7

Gambar 2: Baja profil 7

Gambar 3: Contoh rumah kaca konstrilksi kayu ... 13

Gambar 4: Skema bangilnan budidaya . . . 15

Gambar 5: Penyusunan pot-pot anggrek di atas rak tanman . . . 16

Gambar 6: Proses sirkulasi ildara . . . 16

Gambar 7: Pengendali mikrosprinkler . . . 20

Gambar 8: Sistem irigasi bertekanan . . . 21

0 0 ... Gambar 9: Bentuk nosel 90 dan 180 22 GambarlO: Tampak samping . . . 22

. . . Gambarl 1: Pemasangan penutup atap pada gordeng 24 ... Gambarl2: Cara pemasangan gordeng dengan baut dan mur 25 Gambarl3: Peninjauan beban yang diterima gordeng ... 26

...

Gambarl4: Pemeriksaan terhadap defleksi yang terjadi 28

...

Gambarl5: Dimensi rangka atap atas 30

...

Gambarl6: Penyamaan ke-1A 31

...

Gambarl7: Penyamaan ke-2A 32

...

Garnbarl8: Dimensi rangka atap bawah 34

Gambarl9: Penyamaan ke-1B ...

Gambar20: Penyamaan ke-2B ...

...

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Peta kecamatan Pasar Minggu ... 45

Lampiran 2: Data suhu. RH. hari hujan dan curah hujan di kecarnatan Pasar Minggu . . . . 46

Lampiran 3: Daftar baja profil DIN . . . 47 Lampiran 4: Daftar baja kana1 . . . 49

. . .

Lampiran 5: Daftar bahan banguan dan upah 50

. . .

Lampiran 6: Klasifikasi daya dukung tanah 5 1

. . .

(14)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura dengan nilai ekonomi

yang tinggi. Permintaan akan bunga terutama bunga potong umumnya berkaitan

dengan situasi tertentu, seperti hari raya idul fitri, tahun baru, natal, atau perayaan

pernikahan. Pada saat-saat tersebut permintaan bunga potong meningkat.

Bermacam-macam jenis bunga yang telah populer sebagai bunga potong di

Indonesia di antaranya adalah mawar, krisan, gerbera, anyelir, gladioi dan anggrek.

Kondisi krisis ekonomi saat ini mengakibatkan pola konsumsi bunga potong

termasuk anggrek mengalami penurunan. Menyadari tejadinya penurunan

konsumsi dalam negeri, maka harapan satu-satunya untuk meningkatkan

pemasaran bunga potong yaitu dengan cara mengekspor ke luar negeri.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik terhadap neraca perdagangan

Indonesia untuk impor bunga potong pada bulan Januari-September 1997

mencapai $ 749 707. Sedangkan ekspor pada periode yang sama hanya $264 578

yang berarti neraca perdagangan masih negatif Untuk tahun 1998 sampai bulan

April 1998 ekspor bunga potong masih belum terealisasikan. Sedangkan impor

mencapai $ 8 327. M e l i a t kondisi ini kiranya perlu dipikirkan cara untuk memacu

ekspor bunga potong Indonesia secara inte&ikhususnya bunga potong anggrek.

Dari berbagai macam bunga potong anggrek, Dendrobium adalah jenis

anggrek yang sangat dikenal konsumen terutama untuk merangkai bunga. Bunga

anggrek mempunyai kelebihan daya tahan dibandingkan dengan jenis bunga potong

(15)

sehingga distrkai konsulnen. llenurut A ~ ~ s t i n i (1997), bunga potong anggek

merupakan Jenis bunga p o t o n yang masih banyak dirnini~ri da11 diglrnakarl

konsumen dalam berbagai kesjatan. Klasifikasi botani al~ggek Dendl.obiu111 (Ualitlli

Jakarta, 1997) iebagai berikut :

Kingdom = Planthae

Divisi = Spennathophya

Sub Divisi = Angiospe~lnae

Kelas = Monocotyledonae

Ordo = Orchidales

Falnili = Orchiddaceae

Sub Fanili = Epidendroideae

Suku = Dendrobsae

Sub Suku = Dendrobiinae

Genus = Dendrobi~nn

Spesies = D.Bifalce, D.Macropllyllum, dl1

Tanaman anggrek dalam pertutnbuhamya inemerlukan kondisi lingkungan

-

yang spesifik untuk masing-masing jenis. Lingkungan yang sesuai dengan

kebutullannya akan ~nembuat tanaman tersebut berkelnbang dan turnbuh dengan baik

dan optimal. Faktor-faktor lingkungan yang melnpengarul~i pertumbuhan tananan

anggrek melipnti telnperatur udara di sekitar tanaman, intensitas cahaya, kelembaban

relatif dan kelembaban mutlak, temperatur media tanam, dan ketersediaan unsur

(16)

Dalam perancal1gall bangunan budidaya anggek yang liarus diperliitu~~glta~i

adalah lokasi !\:ila):ah budidaya, tofoyafi, iklirn. akses dalam distsibusi, dan kontroi

finansial. Faktos-faklor tersel)u~t akan ~nenipe~igart~lli Ixncangall f i ~ ~ l ~ s i o n a l da11

sturktural b a ~ l g u n a ~ ~ yang akau Jibangun.

B. l'ujuan

Tujuan u11nu11l1 perancangan ini adalah meralicang b a n ~ ~ ~ n a n budidaya

anggek guna mengatur pembungaan anggrek jellis Dendrobium sebagai bunga

potong dalani skala industri menengall dengan nilai ekonomi t i n g ~ .

Sedangkan tujuan khususnya, yaiti~ :

1. Mernbuat rancanbBn bangunan fuulgsional bndidaya anggek da11

perlengkapannya guna mempercepat proses pe~nbungaan.

2. Merancang bangman struktural budidaya anggek dengall konstruksi baja.

3. Melakukan perhitungan desain bangunan budidaya.

4. Melakukan analisa biaya y a ~ g diperlukan untuk ~ n e t n b a ~ ~ g u n banytlan budidaya

(17)

11. TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggrek Dendrobirrm

Anggrek Dendrobium termasv!: anggrek epifit (Anggrek yang hidup

menumpang pada pada tanaman lain tanpa merugikan tanaman inangnya) dengan

tipe simpodial (tidak mempunyai batang utama dan bunga keluar pada ujung

batang). Di alam, anggrek jenis ini biasanya tumbuh di batang-batang pohon di

hutan-hutan dengan kelembaban yang tinggi. Anggrek Dendrobium dibudidayakan

oleh para petani anggrek dalam rumah sere dan rumah kaca dengan menyesuaikan

habitatnya di alam . Dendrobium membutuhkan suhu malam 21-24 "C dan suhu

siang 24-29 "C. Anggrek epifit ini juga memerlukan naungan dari pancaran sinar

matahari langsung dengan kelembaban yang dibutuhkan sebesar 50-60 %

(Gunadi,T.,1985).

Pembibitan anggrek Dendrobium diiakukan dengan dua cara, yaitu

konvensional dan kultur invitro. Cara konvensional dilakukan dengan cara

perbanyakan vegetatif melalui pemisahan rumpun dan pemotongan anakan (keiki)

pada batang tanaman induk. Sedangkan secara kultur invitro dilakukan dengan cara

kultur jaringan. Bibit yang dihasilkan melalui kultur jaringan dapat dalam jumlah

besar dan dengan waktu relatif singkat, pertumbuhan s e r a g k mempunyai sifat

genetik yang sama dengan induknya, dan bebas patogen ( Balithi Jakarta, 1997).

Bibit anggrek yang dibeli petani biasan~a dalam bentuk komoditi pot

(Kompot) dan siap dipindahkan ke dalam pot-pot individu atau menanam beberapa

bibit dalam satu pot besar (Ridwan,M., 1996). Bibit-bibit anggrek ditanam dalam

(18)

.(8661 unqeL $o1oleur!r>l elea) unqe] lad u13

8.E89

z

uernr1 rpinr, uep g q Z.ZZ uelnrl uerl 'ygap/ur E'E u$ue wlada3a)1'% z8

m

'3 ,,EE- E.PZ uwelnq elepn nyns ')ne~ ueeynuuad seje !p ur 0 s !se~a\a eped y e l a ~ ~ a )

n 3 4 q q n s e d ueleare3ax m u r g yepuep3 uep ueslBeqay 'Zueped 'ueuMex

'mur!J ualefad 'lelea ualerad '~@Zum Rsed w!eL 'ueyelnlay r p f q p p u!p") 8ueL

uelelas eueyef eLpeure)ox !p ueleure3ay n)es yeles ueyednraur n%u!pj leSed

nZZu!w msed ue)arue3ax y!sgo!8 ust?pea;y -8

.(.11plod 'ueureuel yel) eLep!pnq uedeqZuallad euas aseu!elp ueniles uep

elepn !sel!luaA '~sesu! ' eLer1e3 'tiqns 'elepn ueqequlalay lolluoy eLuepe : ue~eleLsiad

uey!]er[~adn~aur n~S1tap yaB9ue ueqnqu1n)lad uesuap lensas 3ueL eLe(ep!pnq

ueudueq ueyu[~ad!p 'wu!qolpttaa ya.S8ue eLep!pnq usyeuesyelaru ynlun

(966 [ " ~ ' o e h \ p i ~ ) .1nqasla] ya.129ue se!q neureuel !3aq eulelnlal

y!eq dnynr, ~uelad eur!lal!p 3ueA e41er[ w a s 'y!eq 4ueL eSunq !sauen 'ne$?iineQa~

Sue.< l!qrq uep l e d a ~ 'ei(noale~\e~ad urelep rppnul : luadas ue[1~53unay ede~aqaq

!y!l!mau~ sua.iey .Zuo~od e3onq !e8eqas mn!qo.lpuaa yalj5ue uel[![!a~ad

' ( ~ 8 6 I"L'!P"W)

utiep qeh\eq ue!Zeq eurelnla) aeuleuel ne@q q~ii~ilas ay oeloldruaLuad eJe3 ue4nap

ueynyq!p ~eyndn1u2d -eleulols uep e[ny!lliq !n[elaul e.~etl )ez rlap I I V de.~aLuam

titlu~~ur u~iep IIUP i~t'u~euel L I ~ ~ I I I I I I I ~ !p SueL !S!.III~LI t~e~eej!~lleulad ~ e d a ~ . ~ a d u ~ a u ~

~udep uriep iruy~~cinc~ra~ -.id72 !ti[elaut oeySu!puaq!p y!eq q!qal ~uiup P I I ? ~ I ~ ~ I ~ U I ~ C I

unuieN .uliep ni?lu .laqe ! I ~ ~ ~ I ~ L L I ~ ~ e y ~ i ~ u ~ i p 1edep y>.~ii^iiuu L I R ~ I I C [ I I L L I ~ ~

'eleq II?Z tr!yi!iu uep i!a iu:pSua~u .teyiis itleial '!.lalyecl ui:p inrt?.\\epua3 !ynqlunl!p

(19)

Sentra produksi bunga anggrek yang berada di sekitar Kecamatan Pasar

Minggu, yaitu Rawa Belong, Ragunan, Pasar Minggu, Lebak Bulus dan Kebun

Jeruk. Skala produksi tiap-tiap kebun anggrek yang ada masih pada taraf industri

menengah ke bawah dengan produksi bunga yang terbatas

C. Bahan Bangrrnan

1. Baja

Baja adalah bahan yang terdiri atas besi (Fe), Karbon (C), Silisium (Si),

Mangaan (Mn), Phosfor (P) dan Sulphur S). Sifat-sifat baja tergantung dari kadar

karbon (C). Semakin banyak karbon maka semakin baik mutunya.

Baja yang dihasilkan umumnya dalam bentuk batangan atau balok. Macam,

[image:19.605.93.494.447.649.2]

panjang dan berat baja yang ada di pasaran diuraikan pada Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Profil dan macam baja yang ada di Pasaran

No. 1. 2. 3 .

4.

Untuk keperluan konstruksi tiang dan rangka atap bangunan yang Panjang (m)

3-15 3-15 Macarn

DIN (DifferDange Normal)

DiEPifferDange Economique)

6. 7. 8.

dirancang menggunakan baja profil DIN. Gordeng dibuat dari baja kanal.

- Berat (kglm)

22.1-314

16.3-279.7

DiR (DifferDange Renforce) DiL (DiierDange Leger)

Sumbet : Anonim, 1984

Baja

C

(Kanal) Baja siku sama kaki Baja siku tidak sama kaki
(20)

'

Garnbar 1 . Baja Profil DM

x - -

F)

- f --- s

Y

Garnbar 2. . Baja Profil Kanal

2. Semen Portland, Pasir, Agregat Kasar dan Air

Semen portland adalah hasil produksi pabrik PC, dibungkus dalam kertas

berlapis dan beratnya sampai 50 kg. Untuk menjaga mutu, maka PC perlu

dibungkus dengan rapat di tempat yang kering. Semen portland merupakan bubuk

yang sangat halus, material yang benvarna abu-abu yang terdiri dari kalsium dan

alumunium silikat. Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis, merupakan

bahan yang dapat mengeras jika diberi air,

Pasir adalah agregat halus yang 1010s ayakan 0.14-0.5 mm, didapat dari

hasil disintegrasi batuan alam atau dengan memecahnya tergantung dari tempatnya.

Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang tajam dan keras. Butiran-butiran pasir

ini hams bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengamh cuaca,

(21)

rnengandung Iumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering) dan bahan-

bahan organik terlalu banyak. Pasir sebagai bahan bangunan dikenal sebagai pasir

urug, pasir pasang dan pasil- beton. Pasir urug digunakan untuk bahan umgan dan

stabilisator. Pasir pasang diylnakan untuk campuran penembokan, penurapan dan

plesteran. Pasir beton dipakai untuk campuran beton bersama PC dan kerikil.

Agregat kasar (koral) adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm,

terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar tidak boleh

mengandung lumpur lebih 1% dan zat-zat yang dapat memsak beton, seperti zat-

zat yang reaktif alkali.

Air yang digunakan untuk membuat beton hams bersih, tidak boleh

mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, zat-zat organik, atau bahan-bahan

lain yang bersifat memsak beton dan baja tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar

yang dapat diminum (Wangsadinata,W. 1971). Jumlah air yang dipakai untuk

membuat adukan beton dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan

harus dilakukan setepat-tepatnya.

3. Batu Bata, Kawat dan Fibreglass

Batu bata yang digunakan adalah batu bata merah yang terbuat dari tanah

liat yang mempunyai sifat yang sama dengan tras. batu bata ini nantinya disusun

untuk membentuk dinding bangunan yang direkatkan dengan adukan semen

portland, pasir, dan air. Kawat dipakai untuk diiding bagian atas setelah dinding

batu bata. Batu bata biasanya berukuran 22 x 11 x 5 cm', dipergunakan untuk

(22)

Kawat yang dipakai terdiri atas tiga macam, yaitu kawat beton, kawat ayam

dan kawat hannonika Kawat beton digunakan untuk mensikat kerangka besi

untuk beton bertulang. Kawat ayam digunakan untuk dindins bangunan. Kawat

harmonika digunakan ~ ~ n t u k rak tanaman.

Untuk bahan penutup atap digunakan fibreglnss, ~ a i t u bahan plastik

transparan yang dapat meneruskan cahaya matahari. Ukuran.fibreg1as.s yang ada

di pasaran adalah ukuran terpanjang sampai 25 m dan lebar 1 - 1.5 m dengan

ketebalan lmm - lcm. Bentukfibreglms ada yang bergelombang dan ada yang

datar dengan bermacam-macam warna (biru, hijau dan natural1 transparan).

Cahaya matahari yang dapat diteruskan sampai 80 % (sumber : PT Garuda Jaya

dan PT Aneka Unggul Polindo, tahun 2000). Dengan adanya fiberglass sebagai

bahan penutup atap, diharapkan tanaman yang dibudidayakan dapat melakukan

(23)

I f l . METODE PERANCANGAN

Proses peramangan ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertanla

adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Ini dilakukan pada bulan Agustus-

Oktober 1999. Data primer diperoleh melalui praktek lapang di Balai Penelitian

Tanaman Hias (Balithi) Jakana dan pengamatan langsung ke perkebunan anggrek

di sekitar Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada tahap ini dilakukan

pengamatan langsung terhadap bangunan budidaya anggrek yang sudah ada dan

kondisi proses usaha perkebunan anggrek. Data sekunder didapat dari

perpustakaan dan sumber-sumber lain.

.

Pada tahap kedua dilakukan perencanaan rancangan dan pembuatan gambar

teknik. Data-data primer dan sekunder diolah untuk selanjutnya dibuat rancangan

dan gambar teknik bangunan. Kegiatan ini dilakukan di Jakarta pada bulan

November 1999- Juni 2000.

B. Pengambilan Data

Data rancangan akan diperoleh dari pengamatan langsung, literatur, dan

wawancara dengan pemilik serta para pekerja di kebun-kebun anggrek di sekitar

kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Data i k l i berupa suhu, kelembaban

relatif, dan curah hujan akan didapat dari stasiun I Mimatologi D m a g a Bogor.

Data harga bahan bangunan mengikuti harga di pasaran dan data upah tenaga kerja

(tukang) diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) atau menurut standar di

daerah setempat.

(24)

C. Tahapan Peraocangan

Bangunan budidaya anggrek dirancang dengan tahapan sebagai berikut:

1 . Penentuan kapasitas bangunan budidaya anggrek. kapasitas bangunan yang akan

dirancang ditentukan berdasarkan asumsi jumlah permintaan pasar terhadap

bunga potong anggrek di daerah penelitian.

2. Penentuan sistem budidaya anggrek. Anggrek Dendrobium dibudidayakan dalam

pot tanah dengan media tanam dari pecahan arang kayu. Penyiraman dengan

menggunakan sistem irigasi mikrosprinkler dan pot-pot tanaman ditempatkan di

atas rak-rak tanaman yang terbuat dari kawat dengan kerangka besi siku yang

mudah dibongkar pasang. Semua tanaman dan perlengkapannya ditempatkan di

dalam bangunan budidaya anggrek.

3 . Penentuan lokasi perancangan. Lokasi yang dipilih mempunyai daya dukung lingkungan seperti suhu dan kelembaban udara yang cocok untuk berbudidaya

anggrek Dendrobium.

4. Pemilihan bentuW tipe bangunan yang sesuai untuk berbudidaya anggrek.

Bentuk bangunan yang dipilih berfungsi sebagai bangunan pengkondisi

lingkungan agar sesuai dengan habitat bidup tanaman anggrek.

5. Analisa beban, uji kekakuan dan tegangan lentur pada gordeng, rangka atap,

kolom dan pondasi bangunan.

6 . Pernbuatan gambar perencanaan yang sesuai dengan ketentuan gambar

teknik untuk bangunan

7. Pembuatan rencana anggaran biaya. Biaya yang diperhitungkan ialah untuk

pembelian bahan-bahan bangunan dan ongkos tenaga k e j a untuk merealisasikan

(25)

D. R;!ltcangan F!tt~psia~tak

I'e!-a!?cr?np!! i a di!akukan berdasa1-kan pada kebl~a~han hidup

tanaman a!iggi.ei\ ilendrobi~nc. baik cara budidayanya inaupLll1 lingkungan di

dalam bangunan budidaya. Bangi~nan yang diramang dises~~aikan dengan kondisi

lingkungan yang dibutuhkan tanaman. Kondisi lingkungan yang optimum untuk

merangsang fase vegetatif dan fase generatif tanaman dapat dilakukan dengan

me~l~iptakan kondisi iklim mikro di sekitar tempat tumbuh anggrek.

Faktor lingkungan yang dikontrol adalah cahaya, suhu dan kelembaban

udara. Untuk mendapatkan cahaya yang cukup bagai anggrek, bahan penutup

menggunakan fibrrgIn.~.~ yang transparan. Pengontrolan suhu dan kelembaban

udara di dalam bangunan dilakukan dengan membuat saluran ventilasi udara dan

sistem irigasi yang tepat.

Bangunan ini tidak dirancang menggunakan alat pengatur baik alat

pengatur suhu, cahaya maupun kelembaban udara. Oleh karena itu perancangan

hanya memanfaatkan jeNs bahan bangunan, bentuk dan tata letak bangunan, serta

pengaturan ventilasi untuk mencapai kondisi optimal dan sesuai bagi tanaman

anggrek. Sistem sirkulasi udara mengandalkan sistem ventilasi alami, yaitu dinding

terbuka dan atap bertingkat.

E. Rancangan Strukturat

Dalam perancangan stmkturai yang perlu diperhatikan adalah kekuatan dan

kemampuan menahan beban yang ditanggung pada kuda-kuda, kolom dan pondasi

bangunan. Oleh karena itu bentuk, ukuran dan jenis bahan konstruksi yang akan

(26)

tletiyn iiiil~si tlaii Iicl~ali yang ditangg~tng olel~ setiap koi~iponen. Selain itu

dil?wliiiibatl~I,i~ii i:iiii: i,i.ii~iidal~n~i mernpesoieh barlati di pasai-ari. Iiai-xa, ukusaii ballan

vaiig ;ids tlaii Lciiii~tiaiiitr~ tialnm pengerjaan baha~,.

Ganlbar -3. Coritoh rumah kaca konstruksi kayu

li. SItala Usaha

Target pernasal-an bunga potong a~iggrek tidak terbatas pada pasar lokal

(dalam kota) dan dalarii riegeri saja (kota besar lainnya). Tetapi jangkauan pasar bunga

anggrek Dendrobium sudah mencapai pasar luar negeri (ekspor).

Jumlali tatlaman anggrek Dendrobium yang dibudidayakan ditentukan

berdasarkan pel-mintaan pasar. Penentuan kapasitas produksi bangunan budidaya

(27)

IV. DES.-\I1 FLYGSIONAL

Me~ltii-ut A@~stiili (1997). bunga potong anggrek il>ssupaka~i jellis buliga

kegiatan tesutama ul~tuk nlesaiigkai buiiga. Walaupu11 setiap taliun sclera

konsumeii selalu bel.uba11 terl~ada]) bunga potong, namun pennintaa~l aka11 b ~ 1 1 i ~ a

potollg anggrek tetap tinggi. I-la1 illi disebabkan buiiga angp-ek ~neiiipul~yai

kelebilia~l daya tahali dibandingkali dsngan jenis bunga potong non-anggek.

Selairi itu bunga anggek mempunyai bentuk dan wama yang ~nenarik sehingga

disukai konsumeil

Peinenulian pennintaan terliadap bunga anggrek dapat dilakukan dengan

.-

memproduksi bunga anggek sesuai j u m l d ~ kebutulian pasar. Jika diasumsikan

pennintaan pasar per bulan adalali 10 000 tangkai, maka dibutt~hkall sekitar 5 000

pot tanamall ailggrek (tiap tanrunan dalam satu pot dapat berbunga k 2 tangkai).

Kapasitas bangman budidaya yang dirancang harus mampu menatnpung

sekitar 5000 pot tanalnan anggrek. Pot tatlalnan yang digunakan terbuat dari

ta11ah liat. Diameter pot 13 cm d m tinggi 15 CIII dengar] dirlding berlubang. Pot-

pot tanarnan diletakkan saling bersentuhan antar bibir pot dalam satu rak tanaman.

Rak tana~nan yang digunakan untuk lneletakkan pot-pot tanalnan

direncan&ai berukuran lebar 1.6 m (12 pot) dan panjang 14.6 m (112 pot),

sehingga kapasitas rak adalah 1 344 pot. Rak dengan ukuuan tersebut berjumlali

elnpat bual~, sehingga kapasitas total bangunan budidaya adalah 5 376 pot

(28)

Tinggi rak (analiian 0.8 in. disesuaikau deiiyaii tillggi pitlggang

liebanyakan orang Indonesia. Sesuai faktor erpnonlis, ha1 it11 altan mengnrangi

kelelalian para 1pekei:ja kebuil dalalri ~iiei-a\var raiialnall. Saraf; anlara satu rak

dellgaii mk yang laiii~lya 0.8 111 dan jarah: riap kaki dalain saur rak 3.65 seperti

tainpak pada Gambar 4. Rak taliamall dibuar dari kawar Ilar~uotiika dellgall

kerangka besi siku yalig mudal~ dibongkar pasang.

Ganibar 4. Penyusunan Por .zlnsgek di Rak Tanali~an

Dengall delilikian luasan keselun~han adalah 10 In s 16 m atau 160

Ukuran ini dipilili dengan pe~tilnballgan bellrang 10 m tidak terlalu besar sehingga

perencanaan rangka atap lebih mudah. Target la~nanya sekali panell adalah 6

bulan. Maka untuk ko~itin~titas panen diperlukan sekitar 6 unit b a n y n a n

budidaya yang serupa dengan lnasa penanaman selang satu bulan tiap

bangunannya. Dengall pengaturan seperti itu diharapkaii setiap bula~i dapat

(29)

Rak tanaman

Rak tanalnan

I F

!

I

Rak tanaman [image:29.595.79.493.57.459.2] [image:29.595.42.532.63.745.2]

--

Gambar 5 . Luasan lantai bangunan

(30)

Jumlah 6 unit bangunan (@ 10 m x 16 m) dapat dikurangi menjadi 3 unit

(@ 10 m x 32 m) atau 2 unit (@ 10 m x 48 m) bangunan yang akan berpengaruh

pada penghematan biaya pembuatan pondasi, atap dan dinding bangunan. Tetapi

ha1 ini tergantung pada luas, bentuk dan kondisi lahan yang ada.

Lantai bangunan dibuat sebagai tempat jalan lalu lalang pekerja kebun

dalam merawat tanaman. Untuk pembuatan lantai perlu dipenuhi persyaratan,

yang antara lain : Lantai hams rata, tidak mudah amblas, cukup keras dan kering.

Lantai direncanakan terbuat dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan

komposisi 1 : 3 : 5 dan tebal 10 cm (Timbul, P dan Bedjo,1980). Tujuannya agar lebih mudah dibersihkan dan lebih terjamin kesehatan tanaman di dalam

bangunan budidaya. Lantai juga dibuat kasar agar pekerja kebun tidak tergelincir

< .

karena lantainya licin.

Di bagian pinggir kaki-kaki rak tanaman pada lantai dibuat saluran

drainase untuk pembuangan air irigasi yang berlebih. Sehingga tidak ada air yang

tergenang di lantai dan ini dapat menyebabkan lantai mudah berlurnut. Saluran

drainase dihubungkan ke sumur resapan sebagai cadangan air tanah.

B. Pengaturan Pembungaan

Dendrobium adalah jenis anggrek epifit, yaitu tanaman anggrek yang

hidup menumpang pada pada tanaman lain tanpa merugikan tanaman inangnya

dan membutuhkan naungan dari sinar matahari langsung. Anggrek ditanam

dalam pot dan memerlukan media tumbuh. Dalam penelitian ini anggrek

(31)

Untuk membudidayakan anggrek Dendrobium sebagai bunga potong,

dapat dipercepat pembungaannya dengan mengatur intensitas cahaya, suhu dan

kelembaban udara, pengairan dan pemupukan yang tepat. Teknik pengaturan

pembungaan menjadi penting karena anggrek dapat dirangsang berbunga pada

waktu yang diinginkan. Misalnya pada hari besar atau ada pesanan ekspor.

Tanaman yang cocok diberi perlakuan ini adalah tanaman yang sudah dewasa dan

sehat. Dendrobium yang dewasa ditandai dengan memiliki daun akhir. Anggrek

dari kompot (komoditi pot) atau botolan dapat berbunga S bulan - 1.5 tahun. Tetapi dengan proses pengaturan tersebut di atas dapat dipercepat hingga 6 bulan

sudah dapat berbunga.

1. Cahaya

Cahaya matahari merupakan suatu sumber energi untuk mengubah zat-zat

yang kita berikan berupa pupuk dan air siraman rnenjadi bahan yang dibutuhkan

anggrek untuk tumbuh dan berkembang. Jurnlah cahaya yang masuk ke dalam

bangunan budidaya sangat berpengaruh terhadap anggrek. Faktor cahaya yang

berpengaruh tersebut adalah intensitas, lama atau panjang penyinaran dan kualitas

cahaya (Gunawan,L.W.,1986). Bangunan dibangun searah timur ke barat

sehingga cahaya matahari yang masuk ke dalarn bangunan mencukupi.

Intensitas cahaya adalah banyaknya sinar yang diterima per satuan daun.

Untuk mencapai kondisi tersebut maka bahan penutup atap menggunakan bahan

fireglass warna natural (transparan). Fibreglass yang digunakan berbentuk datar

dengan ketebalan 2 mm. Dengan bentuk, warna dan tebal atapfibreglass seperti

(32)

Cahaya matahari tidak langsung dapat pula masuk melalui dinding

bangunan. Widiastoety, D dan FA. Bahar (1995) menyirnpulkan bahwa pada

tingkat intensitas cahaya optimum menyebabkan kecepatan fotosintesis tinggi,

kecepatan dan respirasi normal sehingga sejumlah besar karbohidrat dibentuk

untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Intensitas cahaya yang dibutuhkan anggrek Dendrobiurn adalah 1000-2500

fc (Widiastoety, D dan FA. Bahar, 1995), yaitu sekitar 55-80 % cahaya matahari

yang masuk ke dalam ruangan. Pengaturan cahaya pada bangunan budidaya

bersifat fleksibel, artinya apabila cahaya yang masuk kurang maka dapat diatasi

dengan memilih penutup atap yang lebih tipis atau warnanya yang lebih

transparan atau diberi cahaya tambahan dengan lampu TL. Kekurangan cahaya

bagi anggrek dapat mengakibatkan proses pembungaan terhambat dan tanaman

tetap pada fase vegetatif

Apabila cahaya yang diterima tanaman berlebihan, maka dapat dikurangi

dengan memberi paranet di atas ruangan sesuai prosentase yang diinginkan.

Kelebihan penyinaran dapat menyebabkan daun anggrek menjadi berwama

kekuning-kuningan dan tampak layu. Apabila hal itu dibiarkan terus-menerus

dapat menyebabkan tanaman anggrek menjadi mati.

Hanan,J.J (1983) melaporkan bahwa panjang penyinaran (Photoperiode)

berpengaruh pada proses pembungaan pada tanaman-tanaman di dalam Amah

kaca. Panjang penyinaran yaitu lamanya tanaman menerirna cahaya. Dengan

panjang penyinaran

+

8 jamlhari dapat mempercepat proses pembungaan anggrek
(33)

Dalam perancangan bangunan budidaya ini tidak diberi cahaya tambahan

karena sumber cahaya dari sinar matahari sudah mencukupi. Untuk menjaga

kualitas dan intensitas cahaya yang cukup bagi anggrek, atap bangunan sewakru-

waktu hams dibersihkan dari lumut-lumut yang tumbuh, debu atau daun-daun

kering yang mengotori atap

2. Suhu dan Kelembaban

Kecamatan Pasar Minggu mempunyai dukungan iklim yang baik untuk

usaha budidaya anggrek Dendrobium, yaitu suhu bulanan 24.3 - 33' C dan RH 82

% (sumber : data klimatologi tahun 1998). Kecepatan angin di lokasi 3.3 midetik

turut membantu mengurangi kelembaban dalam bangunan.

Suhu dan kelembaban di dalam bangunan budidaya dipengaruhi oleh

faktor-factor : penyiraman, naungan, sirkulasi udara dan ikhm di luar bangunan.

Untuk menjaga suhu dan kelembaban yang diinginkan bangunan diberi ventilasi

alami dan sistem irigasi yang tepat. Dengan membuat dinding bangunan yang

terbuka, yaitu 1 m dinding batu bata dan 3 m dinding kawat ayam.

u

Aliran udara

[image:33.595.168.408.502.690.2]

p

I

q

I
(34)

Atap bangunan dibuat bertingkat dengan lubang penghawaan di antara dua

atap agar udara dapat melintas di atas bangunan. Udara panas yang diakibatkan

radiasi matahari pada siang hari akan mengalir ke atas dan keluar melalui celah

atap bertingkat. Sistem pengontrolan seperti ini memang umum digunakan pada

rumah kaca di negara-negara tropis. Pengukuran suhu dan kelembaban di dalam

bangunan budidaya digunakan alat pengukur Termo-hypmrrer yang d~gantung

di tengah ruangan Suhu yang dibutuhkan tanaman anggrek Dendrob~um untuk

suhu malam sebesar 21-24 "C dan suhu slang 24-29 "C Anggrek ep~fit in1

memerlukan naungan dari pancaran sinar matahari langsung dengan kelembaban

udara 50-60 % (Gunadi,T 1985)

3. Sistem Pemberian Air

Salah satu tujuan penggunaan bangunan budidaya untuk tanaman anggrek

adalah untuk melindungi tanaman anggrek dari terpaan air hujan secara langsung

dan terkikisnya pupuk pada media tanam. Konstruksi atap bangunan yang

direncanakan bertingkat dua. Atap bagian atas harus diberi atap tirisan yang

bemingsi untuk mencegah masuknya air hujan ke dalam bangunan melalui celah-

[image:34.595.180.389.546.716.2]

cefah atap.

(35)

Kemiringan atap sebesar 20' disesuaikan dengan bentuk penutup atap

Vbreglrrss) yang ben~pa lembaran (Frick,H,1980). Dinding bangunan yang

terbuat dari l m dinding batu bata dan 3 m dinding kawat, memungkinkan tampias

air hujan masuk ke dalam. Maka atap bawah juga diberi atap tirisan.

Irigasi yang digunakan adalah dengan sistem irigasi bertekanan

(Mikrosprinkler Water System) yang diprogram waktu penyiramannya. Irigasi ini

dibantu dengan jaringan pipa yang diberi nosel-nose1 dengan derajat pancaran air

90' dan 180" (Anonim,1995). Pancaran air yang dihasilkan bempa kabut

sehingga tidak merusak tanaman anggrek dalam pot. Penyiraman dilakukan

setiap pagi hari selama 10 menit (Widiastoety,D. dan F.A.Bahar,l995) atau di

[image:35.599.159.411.372.577.2]

sore hari (Satsiaii.1991) satu kali penyiraman setiap hari.

Gambar 9. Sistem Irigasi Bertekanan

(36)

4. Pemnpukan dan Pemberantasan Hama

Proses mempercepat pembungaan harus diiringi dengan pengairan yang

cukup dan pemberian pupuk. Intensitas cahaya yang tingsi akan meningkatkan

fotosintesis sehingga semakin banyak karbohidrat yang diproduksi di daun. Di

malam hari karbohidrat dikirim ke akar dan diubah menjadi energi untuk

menyerap unsur hara yang ada di media tanam. Bila energi sudah tersedia tetapi

unsur hara tidak ada di media tanarn, rnaka tanaman anggrek tidak akan mau

berbunga.

Pemupukan dilakukan dengan cara penyemprotan melalui daun. Hal ini

lebih epektif karena daun mudah menyerap hara dari pada rnelalui akar

(Gunadi,T,1985). Pupuk daun yang diberikan adalah Gandasil D dan B, Gaviota

dan Greenzit dengan konsenterasi masing-masing 0.2-% yang diberikan dua kali

seminggu secara bergantian. Pemberian hngisida yaitu Benlate atau Dithane M-

45 dengan konsenterasi masing-masing 0.1 % serta pemberian insektisida

Bayrusil 250 EC konsenterasi 0.1 % dilakukan seminggu sekali secara bergantian

(37)

V. R,\YCANGAI\: STRUKTURAL

A. Atap

Konstn~ksi atap yang digunakan pada perancangall banfunai~ budidaya ini

adalah konstl-uksi raslik beban setangkup (rangka kaku). Konstroksi rasuk beban

setangkiip ini pada puncakilya tidak me~npunyai engsel dan pada kedua kakiiiya

zoo0 l o o 0 0 2000

__t__t

Ganbar 11. Tarnpak sa~nping

Dari galnbar di atas diketahui :

Belltang : 10 ln

Tinggi kololn : 4 1n

Jarak rasuk : 4 m

Keiniringan atap : 20 O

Penutup atap : Fibreglass (berbentuk datar dan transparan, tebal 2 mm,

ukuran, 1.5 m x 18 m dan berat 1 kgim2)

(38)

Penutup atap di pasang di atas gordeng. Penumpukan penutup atap jatuh

pada setiap selang satu gordeng. Pemasangan penutup atap pada gordeng dengan

cara pemakuan dengan paku keling yang diberi tambahan cincin dari karet. Cara

pemasangan penutup atap dapat dilihat pada Gambar 12.

Penutup atap(fiberg1ass)

I

i

(

Rangka atap

I i

Gambar 12. Pemasangan penutup atap pada gordeng

Bangunan budidaya yang direncanakan menggunakan atap bertingkat agar

sirkulasi udara dapat bejalan dengan baik. Udara panas akibat adanya efek

rumah kaca di dalam bangunan pada siang hari dapat keluar melalui celah atap

bertingkat. Atap bangunan dilengkapi dengan atap tirisan untuk mencegah

masuknya air hujan dan sinar matahari secara langsung. Panjang atap tirisan

ditentukan 2.1 m untuk mengantisipasi keadaan tersebut

B. Gordeng

Menumt pengertiannya, gordeng adalah bagian dari konstmksi bangunan

yang merupakan penyangga penutup atap. Gordeng yang digunakan pada

bangunan ini adalah dari bahan baja. Dalam memilih profil baja untuk bahan

gordeng perlu memperhitungkan pengujian beban yang akan diterima dan

pengujian kekakuan. Pada penutup atap yang akan digunakan dipiiih dari bahan

fibreglass dengan tebal 2 mm dan beratnya 1 kg/m2. Gordeng menggunakan

(39)

Beban hidup ditambahkan pada beban gordeng sebesar 100 kg

(Anonim,l991) sebagai beban terpusat yang bekeja pada pertengahan batang

gordeng. Beban angin di lokasi penelitian adalah 30 kglm. Jarak gordeng 1.3 m

disesuaikan dengan ukuran lebar penutup atap (1.5 m). Jumlah gordeng yang

menyanggah penutup atap bejumlah 3 buah untuk atap atas dan 6 buah untuk

atap bawah. Pemasangan gordeng menggunakan baut dengan bagian kepala dan

bawahnya diberi mur dan sebuah plat pisau.

'

-Gambar 13. Cara pemasangan gordeng dengan baut dan mur

1. Uji Beban

Gordeng akan menerima beban yang dideritanya berdasarkan dua sumbu,

yaitu sumbu x-x ( sejajar dengan rangka atap di bawahnya) dan sumbu y-y (tegak

lurus rangka atap). Untuk lebih jelasnya pembebanan pada gordeng dapat dilihat

pada Gambar 9 di bawah ini

[image:39.602.194.372.278.380.2] [image:39.602.145.423.584.699.2]

Gordeng

(40)

Peninjauan pada sumbu x-x dengan mmus untuk menghitung momen yang

diakibatkan oleh beban mati : M1 = I / ~ . Q X . L ~ , dan yang diakibatkan oleh beban

hidup : M 2 = 1/4.Px.L, di mana :

Qx = Berat gordeng

+

Berat penutup atap menurut sumbu x-x

= (13.4

+

1) sin 20' = 4.9 kg/m

Px = Beban hidup menurut sumbu x-x

= 100 sin 20" = 34.2 kg

L = Jarak bentang gordeng = 4 m

Dengan memasukkan angka-angka itu, maka didapat

M1 = 9.8 kgm dan M2 = 34.2 kgm

Mtotal = M l

+

M2 = 44 kgm

Jadi tegangan lentur maksimum menumt sumbu x-x :

'C y = Mtotal /Wy = 440011 1.1 = 396 kg/cm2

Dimana nilai Wy adalah momen tahanan yang diperoleh dari tabel untuk

konstruksi baja.

Kemudian perhitungan pada sumbu y-y, momen yang diakibatkan oleh

beban mati : MI = ~ / S . Q ~ . L ~

,

sedangkan momen akibat beban hidup :

M2

=

1/4.Py.L, di mana :

Qy = Berat gordeng

+

Berat penutup atap menurut sumbu y-y

= (13.4

+

1) cos20° = 13.5 kg/m

Py = Beban hidup menurut sumbu y-y

= 100 cos 20' = 94 kg

(41)

Angka-angka itu dimasukkan dalam rumus, maka didapat :

M1 = 27 kgm dan M2 = 94 kgm

MtotaI = MI

+

M2 = 121 kgm

Jadi tegangan lentur maksimum menurut sumbu y-y :

'C x = Mtotal /Wx = 12100/60.7 = 199 kg/cmz

Nilai Wx didapat dari tabel konstruksi baja.

Dengan menjumlah kedua tegangan lentur tersebut, maka didapat

'1: maksimum = Ty

+

'Cx = 595 kg/cm2

Menurut ketentuan yang ditetapkan, tegangan lentur yang diijinkan untuk

baja nilainya ditetapkan maksimum sebesar 1400 kg/cmz (Potma,

AP

dan JE Be Vries,1991). Jadi dengan tegangan maksimum 595 kg/cmz, maka penggunaan

baja profil

[

120 x 55 x 7 untuk gordeng dalarn perancangan bangunan ini dapat

diterima.

2. Uji Kekrkr~an

Dalam melakukan uji kekakuan, gordeng dianggap sebagai balok menerus

di atas dua tumpuan. Defleksi pada batang gordeng harus lebih kecil dari defleksi

maksimum yang diijinkan (11360 kali jarak bentang gordeng). Defleksi yang

diijinkan akibat berat gordeng itu sendii, berat atap dan berat hidup dinyatakan

[image:41.602.171.403.675.720.2]

dengan huruf K

(42)

Rumus yang dipakai untuk menentukan defleksi, adalah

Kx = 5 . O x . L~

+

Px . L3

3 8 4 . E . I ~ 48.E.Iy

Ky = 5 .

Qv

. L~

+

Pv . L3

3 8 4 . E . I ~ 48.E.Jx

di mana :

Qx = Berat sendiri

+

berat penutup atap pada sumhu x-x = 0.049 kglcm

Px = Beban hidup menurut sumbu x-x = 34.2 kg

Ix = Momen kelembaman menurut sumbu x-x (tabel) = 364 cm4

Qy = Berat sendiri

+

berat penutup atap pada sumbu y-y = 0.135 kg/crn

Py

= Beban hidup menurut sumbu y-y = 94 kg

- .

Iy = Momen kelembaman menurut sumbu y-y (tabel) = 43.2 cm"

E = Modulus elastisitas = 2.1 x lo6 kg/cm4

L = Jarak bentang godeng = 400 cm

Dengan memasukkan angka-angka tersebut, maka didapatkan :

Kx = 0.683 cm dan Ky = 0.165 cm

K2 = Kx2

+

K = 0.703 cm

Dengan hasil K sebesar 0.703 cm, maka gordeng yang digunakan

memenuhi 'persyaratan karena leb'i kecil dari 11360 kali bentang gordeng (1,111

(43)

C. Rangka Atap

Atap bangunan budidaya yang dirancang dibuat bertingkat dengan tujuat~

memperlancar sirkulasi udara. Dengan bentuk atap seperti itu maka ada dua

rangka atap, yaitu rangka atap atas dan rangka atap bawah.

Rangka atap atas direncanakan memakai profil baja DIN 16 atau I 160 x

160 x 9 dan rangka atap bawah menggunakan Baja DIN 25 atau I 2 5 0 x 250 x 11.

Perhitungan gaya tekan, gaya melintang dan tegangan lentur pada kedua profil

baja tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Rangka Atap Atas

Untuk memudahkan perhitungan, maka Gambar 16 memperlihatkan

[image:43.602.150.416.417.578.2]

dimensi dari rangka atap atas. Satuan yang diberikan dalam meter.

Gambar 16. Dimensi rangka atap atas

Profil yang dipakai adalah DIN 16 yang beratnya 45.8 kglm. Jarak antara

dua rangka atap adalah 4 meter. Tiga buah gordeng

C

120 x 55 x 7 yang beratnya
(44)

Maka pada pinggiran atap terjadi beban tegak yang disebabkan berat atap

dan berat gordeng sebesar :

Beban angin di lokasi bangunan budidaya diambil30 kglm, maka:

Q2 = 30 x 4 = 120 kg/m , sehingga , Qtotal = Q l + Q 2 = 303.8kgim

Pada bidang atap terjadi beban tegak lurus sebesar :

Qs = 303.8 cos 20' = 285.6 kg/m

Pada batang BC dan CD tejadi momen pengapitan

,

dinyatakan dengan

MBc = MCD Maka ; MBc = McD = 1/12 x QS x bZ = 34.3 kgm

Pada batang tejadi perbandingan kekakuan seperti berikut :

Ka/Kb = 0.75/0.5 : 11 1.2 = 150 : 83

Ka = 1 5 0 : 233 = 0.643

Kb = 83 : 233 = 0.356

1

VE [image:44.595.93.477.390.707.2]
(45)

Sedangkan untuk penyamaan kedua akan berlaku perbandingan berikut

Ma/Mb = (b2 sin 20" )/ 2a2 = 49/50

Kita ambil; Ma = 40 x 49 = 1960 kgm

Mb = 40 x 50 = 2000 kgm

+

1960

Urutan : B-D-C t 2 6

t 1986

VA Gambar 18. Penyamaan ke-2A V E

Kemudian menentukan harga akhir dari momen dan gaya , yaitu:

Beban tegak total = 2 x 1.2 x 303.8 = 729 kg

Gaya tekan, VA = VE = 112 x 729 = 365 kg

Kalau A ialah koefisien, di mana momen penyamaan dari Gambar 18

hams dikaiikan, maka didapatkan persamaan-persamaan berikut :

Untuk: MBA : -HA. 0.5 = -22.1 - 1986A

MBC : (365 x 4) -(HA x 0.9)-( 365 x 2) = -40.4

+

1993 A

Dengan cara elirninasi, didapat;

A = 0.13 dan HA = 565.41 kg (HA = gaya rnelintang)

sehingga, MBA = -282.71 kgm dan MBC =

+

218.69 kgm

Maka tegangan lentur yang terburuk adalah : (tanpa dilihat tandanya)

[image:45.602.94.472.119.342.2]
(46)

Tegangan sebesar 152 kg/cmz itu masih lebih kecil dari 1852 kg/cm2 yang

diijinkan untuk baja (Potma,AP dan JE De Vries,l991). Sehingga profil baja DIN

16 dapat digunakan.

2. Rangka Atap Bawah

Pada perhitungan kekuatan dari rangka atap bawah ini, maka cara

perhitungan pada rangka atap atas dapat digunakan. Hanya saja beban mati pada

rangka atap bawah ini bertambah karena adanya beban atap bertingkat yang

terletak di atasnya.

Tabel 2. Berat sebidang atap bertingkat

Berat total 8 106.6 kg dibagi secara merata terhadap lima buah rangka atap

bawah yang menyangga di bawahnya. ' Masing-masing rangka atap itu mendapat

beban sebesar 1621 kg (dibulatkan).

Proftl yang digunakan adalah DIN 25 dengan berat 91.1 kglm. Atap fibreglass yang beratnya 1 kg/& disangga oleh 6 buah gordeng [: 120 x 55 x 7

yang beratnya 13.4 kgtm. Gambar 19 memperlihatkan dimensi dari rangka atap

bawah.

Komponen

Fibreglass luas keseluruhan 288 m-1 kg/m2

Gordeng [ 120 x 55 x 7 panjang keseluruhan 324m

013.4 kg/m

Rangka atap atas profil DIN 16 panjang keseluruhan

75111

0

45.8 kglm

Besi plat, baut, mur dan paku keling

Total

Berat

288 kg

4341.6 kg

3435 kg

42 kg

[image:46.602.93.443.323.527.2]
(47)
[image:47.602.145.411.73.253.2]

Gambar 19. Dimensi rangka atap bawah

Beban tegak tiap meter pinggiran atap karena berat atap atas ditambah

berat sendiri dan berat penutup atap, menjadi :

Q1 = 1621

+

91.1 +((6 x 13.4)/5.4

+

1)

x

4 = 1776 kglm

Beban angin di lokasi bangunan budidaya diarnbil30 kglm, maka:

Q2 = 30 x 4 = 120 kglm

,

sehingga

,

Q total = Q l

+

4 2 = 1896 kglm

Pada bidang atap terjadi beban tegak lurus sebesar :

Qs = 1896 cos 20' = 1782 kglm

Pada batang BC dan CD terjadi momen ;

MBC =

~ M C D

= 1/12 x QS x b2 = 4330 kgm

Pada batang terjadi perbandingan kekakuan seperti berikut :

KaKb = 0.7514 : 11 5.4 = 18.75 : 18.57

Ka = 18.75 : 37.27 = 0.50

(48)

Un~tan : B-D-C

[image:48.595.112.462.69.292.2]

$A

Gambar 20. Penyamaan ke-1B "E

Sedangkan untuk penyamaan kedua akan berlaku perbandingan berikut :

MaIMb = (bZ sin 20" )I 2aZ = 9.97132 = 10132 . . . ..

Kita ambil nilai 40; Ma = 40 x 10 = 400 kgm

[image:48.595.105.514.214.799.2]

Mb = 40 x 32 = 1280 kgm

Gambar 21. Penyamaan ke-2B

-

qoo

-

440

- 8 4 0

H4-

TP

E +--HE

T

Urutan : B-D-C C 400 t 4 4 0

-

(49)

Kemudian menentukan harga akhir dari momen dan gaya

,

yaitu:

Beban tegak total = 2 x 5.4 x 1896 = 20477 kg

Gaya tekan: VA = VE = 112 x 20477 = 10238 kg

Jika

A

ialah koefisien, maka;

Untuk: MBA : -&.4 = -2165

-

840A

MBC : (10238 x 4) -(HAx 6)-( 10238 x 2 ) ~ - 5 3 9 1

+

1064 A

dengan cara eliminasi, didapat;

A = 9.73 dan HA = 2585.18 kg (HA= gaya melintang)

sehingga, MBA = -10340.72 kgm dan MBC =+4961.72 kgm

Maka tegangan lentur yang terbumk adalah : (tanpa dilihat tandanya)

Nilai Wx didapat dari tabel konstruksi baja.

Besarnya tegangan 1444 kg/cm2 lebih kecil dari pada 1852 kg/cm2 yang

diijinkan untuk baja, sehingga profil baja DIN 25 arnan untuk digunakan.

D. Pondrsi

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang behngsi

menerima beban yang terdapat di atasnya dan beban dari pondasi itu sendiri untuk

diteruskan ke dalam tanah secara merata sehingga bangunan tersebut tetap berdiri.

Beban yang diterima oleh pondasi adalah selumh beban konstruksi

bang~~nan, yaitu berat konstruksi atap bertingkat, beban hidup, $breglnss,

gordeng, besi plat, paku keling, baut dan mur, rangka atap, tiangl kolom, pasangan

bata merah, sloff dan pondasi beton. Beban yang diterima oleh pondasi diuraikan

(50)

Tiap-tiap pondasi dihubungkan dengan balok beton bertulang dengan

ukuran 25 x 25 cm2 dengan 4 besi tulangan

4

12 cm. Sengkang menggunakan

tulangan

4

6-12 cm. Beton yang dipakai menggunakan komposisi campuran 1 [image:50.602.104.451.223.480.2]

PC : 2 pasir : 3 kerikil.

Tabel 3. Beban yang diterima pondasi

Komponen

Beban hidup 4 orang @ 100 kg

I

400 kg

I

Berat I

Rangka atap dan tiang profil DIN 25 panjang

keseluruhan 126m @ 91.1 kg/m Atap beningkat

Pasangan bata merah 48 nl' (Berat pasang bata

merah 450 kg/m2)*

8106.6 kg

Sloff 2.52 m3 (2400kg/m3)* 6048 kg

Pondasi beton 5.12n1~(2200kg/m~0* 11264 kg

58897.2 kg

I I 1

Keterangan (*) : Peraturan Muatan Indonesia (1970)

Karena tiap titik di bawah tiang baja berjumlah 10 buah , maka beban

seberat itu dibagi dengan 10 buah pondasi tersebut. Maka didapatkan bahwa tiap

pondasi menanggung beban seberat 5889,72 m 5890 kg

Dasar pondasi dibuat berukuran 80 x 80 cm2 dan tinggi 85 cm. Besar

tegangan dukung tanah di daerah lokasi bangunan budidaya, yang mempunyai

jenis tanah sedang, sebesar 2.5 kg/cm2. Dengan demikian pondasi yang luasnya 6

400 cmZ dapat mendukung tanah maksimum 16 000 kg. Pondasi ini dapat

digunakan karena beban yang ada, yaitu 5890 kg lebih kecil dari pada 16 000 kg.

(51)

E. Lantai

Lantai yang digunakan pada bangunan budidaya ini ialah dari plesteran

semen. Tebal lantai direncanakan 10 cm. Sebelum tanah diplester dengan semen,

terlebih dahulu tanah dipadatkan dengan mesin pemadat tanah sehingga menjadi

padat dan permukaannya rata. Setelah itu tanah diurug dengan pasir umg dan

diplester semen dengan komposisi IPC : 3 pasir: 5 kerikil. Pada lantai juga dibuat saluran drainase di setiap pinggiran rak tanaman anggrek. Lalu dialirkan ke

saluran pembuangan dan ditampung ke dalam sumur resapan sebagai cadangan air

tanah.

Baja DIN 25

Pondasi bat11 kali 1 :4

[image:51.595.142.429.362.612.2]

Pasangan bat11 kosong-

(52)

F. Anggaran Biaya

Perkiraan anggaran biaya unh~k pengadaan bangunan budidaya anggrek ini

dihihtng menunit analisa BOW yang terbatas hanya pada biaya untuk pembelian

bahan bangunan dan upah tenaga (bukan harga sebuah ppryek). Analisa BOW ini

lnenitikberatkan pada volume tiap jenis pekerjaan yang dikorelasikan dengan

perhitungan harga satuan bahan dan upah yang diperlukan (lanpiran 5). Adapun

rincian anggaran biaya terlampir.

Biaya pembuatan bangunan ini dibagi dalarn beberapa bagian. Hal ini

diuraikan sebagai berikut :

1. Pekerjaan tanah

2. Pekerjaan pondasi

3. Pasangan sloff beton

4. Pasangan dinding bata

5. Plesteran dinding

6. Pembuatan lantai

7. Konstruksi rangka atap

8. Pekerjaan atap

9. Pekerjaan pint11

I0.Konstruksi rak tanaman

I1,Pekerjaan instalasi irigasi

12,Pengapuran dan pengecatan

Rp 811 300

Rp7 614 720

Rpl 248 900

Rpl 711 512

Rp5 684 736

Rpl 275 029

Rp1981SO 500

Rp9717400

Rp 56 000

Rp 519000

Rp6 133 005

(53)
(54)

W.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Untuk memenuhi permintaan anggrek Dendrobium yang semakin lama

semakin meningkat, perlu dilakukan perbaikan-perbaikan teknik produksi dan teknik

budidayanya. Selama ini jumlah bunga potong anggrek yang dihasilkan oleh petani

dan pengusaha anggrek masih jauh di bawah potensi yang ada. Untuk itu perlu

dilakukan usaha penelitian untuk memecahkan berbagai penasalahan di bidang

budidaya anggrek.

Di antara usaha perbaikan itu adalah penyediaan bangunan budidaya anggrek

yang sesuai dengan kondisi habitat alami dari tanaman anggrek. Perancangan ini

menghasilkan rancangan fungsional dan rancangan struktural bangunan budidaya

anggrek serta analisa biaya pembangunan. Hasil perancangan ini adalah sebagai

berikut :

1. Bangunan budidaya anggrek Dendrobiurn ini dibuat berkapasitas rt 5 376 buah

pot tanaman anggrek (0 pot 13 cm) dengan ukuran bangunan 10 x 16 x 7 m'.

Rak tanaman yang digunakan berjumlah 4 buah berukuran 1.6 x 14.6 x 0.8 m3.

Jarak antar rak 0.8 m dan jarak antar kaki dalam satu rak 3.65 m. Konstruksi rak

terbuat dari besi siku dan kawat hannonika. Pot tanaman t e r b ~ ~ a t dari tanah liat

yang diberi media tanam dari pecahan arang kayu dan batu bata. Untuk masuk

dan kel~tar dari bangunan diberi pintu di bagian depan dan belakang dengan

ukuran 2 x 3 m' yang terbuat dari kerangka besi s i k ~ ~ , dinding besi plat dan kawat

(55)

dinding bangunan dari 1 m pasangan bata dan 3 m dinding kawat ayam. Sistem

irigasi yang digunakan adalah sistem irigasi bertekanan dan pemeliharaan

anggrek dilakukan mengikuti rekomendasi umum budidaya anggrek

2. Faktor-faktor yang' mempercepat proses pembungaan tanaman anggrek

Dendrobium adalah pengaturan cahaya, pengairan, pemupukan, dan suhu yang

tepat bagi tanaman anggrek.

3. Konstruksi utama bangunan budidaya dibuat dari baja. Tiang dan rangka atap

bawah digunakan baja DIN 25 dan rangka atap atas dengan baja DIN 16.

Gordeng dibuat dari baja kana1 [ 120 x 55 x 7. Dari hasil pengujian kekuatan

baja, diperoleh bahwa baja DIN 25, baja DIN 16 dan baja Kanal [ 120 x 55 x 7

dapat digunakan.

4. Penutup atap yang digunakan adalah atap jbergluss. Pondasi yang dipakai

adalah pondasi batu kali belah dengan ukuran dasar pondasi 80 x 80 cm2 dengan

tinggi 85 cm. Antar pondasi dihubungkan dengan beton bertulang (sloff).

5. Biaya pengadaan bangunan budidaya anggrek ini sebesar Rp 237 245 300.

B. Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai bentuk bangunan budidaya

anggrek yang efisien sesuai kapasitas produksi yang diinginkan.'

2. Dalam petnilihan bahan material yang digunakan perlu diperhatikan tentang :

mutu bahan yang baik, barganya yang tidak terlalu tinggi dan sesuai dengan

(56)

i',g~tslini,S.h. i 93? ;'i~~n!i:::~ i'i.ofzr:.nsi Bur~ga I'otong dal: I~nplikasillya patlz Pcner-rq~a~~ j\l;ul$~lt?tnm Mufti. ShldiPusiaka. Sksil~si. .lw-iir-:a~~ linr~.~Iltu~~ Sosi;~i-E1:oiiorrn

l'c;t:minr1.:!1'13.13ogor.

anon in^. 1984. I):til:~~ Ilril-uk Konstnlkai Eaja. Yr.a&lya I':u.an~ita. Jd:uiI:t

;hloniin. 199.5. Pe~;g.erraI:ui Irigasi 'Teles dan Milu-osl~~ril~I.eir. Direkloral

- -

Eiro 1'1-odultsi I-lorliknltutx. Jal~u?;~.

l%~o~~im. 199?. ISJI,~~:CI<. 13al~i Fst~rlitial~ 7'm::rum Hii!s (l3t:lilhi). Jitliil~<:~.

121ionitu. 1997. Neraca 1)el-dag;wl.yan l~tdonesia iallun I 997. Biro Pusat Stalisfil;. f;+L.:irL.~

Beswi, M.S. el- al. 1993. Perencanaal Stnlklla. I-3eton He~lulzulg. Tin1 Pene~:jentah dm

Editor

17'B.

Barrdtm_~.

l)ewi? 'Vita Anna. 1998. Ilancan~an Ciudaig I'er~yiyimp;rn;lri Uiji 'Kopi Kerirt~. Skripsi.

J i n u ~ a n hfckalisasi P;.rtaniarl. PAuItm 'Teluiolo,gi Pe~lartian F B . Bogor.

t"inr~artsy'ah. 2999. K.a-jian Urnur I'eregaan Herbagai Jellis dan Vlorr.an t511nga :Pofo~lg A11~qek Der,drobiutt. Skripsi. Jurusal Teknik Ltduuir.i. F h l t s s Tc.luto!ogi Pertanian Il'B. 13ogor.

Frick,H. 1980. Ilil~u Konsk~lksi Bangunan 2. Penerbit K.artisius. Yogydmla Gunadi,

'T.

1985. Kenal hnmek. Penesbit Aykasa Bandung.

Gu~atval, L.W. 1986. Budidaya Angyek. Penerbit Penebar Swadaya .l&arla

Hman, J.J. 1983. Water Loss and Stress In Cornations Grown Glass Cold Flower Gyowel-. Ass.2lS:l-3. Utiiv. of Maryland. New York.

Mukornoko, J.A. 1.985. Dasar Penyusunan Angg.aran BiayaBanqnan. CV. Gaya Media. Pratatna Jakarta

Nina,S dau Toto S. 1997. A ~ g g e k B&I KornodilasNo. 3 Balitlli. Puslilbanghor. Balitbat~gPeltauian. Jakmta

(57)

iiitlw:ai, 1%. 1996. ~ l ~ ~ n l i $ : i P e a d ~ i ) a l a r ~ rlzfii !3ii::i;.i1i.i ~ ~ c ~ i ~ ~ q ~ l u a m ~ iiiltio~.-f;ctld(j: 111.odi1ltsi

:.l;;:~Jia X I J I ~ 'T:u~.aniariFJ'ias J ~ I ~ ~ ~ I - P ~ : I~D"~I-:?~)~III.:I (Sllldi :I.a::us di h::.c. I.:ebt~ir Jemlc.

Kata hlailya :l:d<;u-ta t>;~rat,lllrLT Jak:~rl::j. S i ~ i p s . !iir-~ls;i:i So::i:~.EI:o~;o~iii

)'cri.:ii~ian. I';l!cliltas l"cri:s~ian :PH. Uoj~or.

:i;:tsi:ii. i 991. I)~?II,~II-II~I hfcdiz. 'I'IIIII~I~~I TcrIi:~d:~p l'~rl~~~~ik;~iiiztii 13ib1! ..%i~gycl: !)cr~cJroL>ii~~~i Yoi1~~1>11:1<1ee\~;a11, ~ I I I I - I I : ~ ~ ~ l - I . o ~ i i k ~ t l t ~ ~ ~ ~ i ~ 'i (,.<):I 5-2.2. iiaiiil~i. Sal:a~lz.

'lljiii:,~ll~

:'.

t l a ~ ~ 13e4jcr. 1980. Buku flciui!jlik Pfiklek 13n;u tlar~ 1:Si.tuil 1 . l);.pDiiL13~~il.

.1akizt;c

~ , i ' i i ~ ~ , ~ s ; i r l i l l a l : . ~ . l V . I !)Ti. I'erahlra~x Refoll I3ar~tul1111g%IrJoi1;.sia. Dii.el:lo~.:d Pe.iry~~litiik;;ui

M;isni;J~ 13:uiginan. D1'11. f3ar1dm1g.

iVidi:isii)ct)'. D . diu~ F.A. Bahw. 1995. Pell,~.rll"~~l~ !idcitsitas Cs1i:iya 'Teriiaiiap t~e~.iwnt)~li~iu~

(58)
(59)
(60)

46

Lanpifiu~ 2 Data Suhu, W, Hrui Hujrm dru~ Ciu.al~ H~qiul di Kc.cmnatal ?:sx Mitlg~u

1998

. -. - -- -

(61)
(62)
(63)

3 5tr..rd.*- I.- ? l n . - p ~ l r n l ) T r s b d a p S v n b s X-X T-rh.4.~ S u r h .(-Y L L 1 8.. ';

.

h,

*n. b

.

,

,

i x

'.

"' I,

:.

w

'3

-

u 23 i r 1.5 ~ 3 . 1 1 I.I 4-1 a. 4 . n 6.29 :.os 0.7" r.=6 5.33 r u 9 2.6s

10 35 I 7 1.1 13.1 1 1 2.3 1.1 b t C.7 14.1 1;10 > . t i ,.US 6.6U I . O I 1.08

U 11 4 14.1 r l 2 :6 9 . 7.- 7 . t.rr i.)i t7.r 4 . 1 . x i.u;

(64)

!

$- Komponen S.dtu.an

Batu ltali

7

Pasir u n q tt?

1

Pas

j,

pasang m3

Pasir bcton

I

111 3

;

J Senten

.'

'

,or

1k11

1

Besic) 12

/

Bosi I$ 6

i Batn rncrah

P : I ~ I k e l i ~ ~ g

Ka~~val beton i

i Fibrcglass

j

C7lt t~enlbok

!

fill. ~ i d ~ u ~ n a s te111bok

/

Knit-knit

j P:&ti srrrnbat h e r i k ~ ~ t ring

!

R;:i:i DIX 25

:

.

f?ai~.DlI\l . 16

a 1 120 x 5 5 x 7

!

Baja plal

I .

Bwi. - s k u .

i

! 1'.a\v:it a>2:ull

;

li:twat h;ln11[11~ik:i

j Baut

r P i p :lir

; k:erk~s ; I I ~ I J > ~ ; I . ~

sak Ill 3 batang

bnf311.9

buah

LC$

li4

l i i '

kg kg buah Llllall !:2

ks

iii' 111 111' n P 1% i l l

l~.~11tl>2~

,

-.

:

I i i l : ; ~ ~ ~ cat

i . 1 . i1,~rl.g

k,

' owl

;

' l ' t ~ k u ~ , ~ b;&s

:

l~;~;l~l!:l !.\lLikl~
(65)
(66)

Ry %:I 3!bn

B. 2'EICIU-LT:LL"I BA'r!Li DAN BETOY

1, pi.rr,. ~ t s ~ ~ ~ t g i r t

-..

~>:JLII kidi 1111itik : I O ~ I C ~ : ~ S I ;i(!~rk:iri I :.i !,.33,6 ii!.'j

.Z.6 111'' lm111 lcali

(ii)

Itp 45 000 :ti) 1 5 ! 2 000

-.

i i);).: s:d; ::,,~rjt~i~ %.t; 21) !>!it; !ti) 2 19l.t OijO

i 7..i i i ~ ' pisir {i;t>:;xj% i(i: 1j.p 60 CiIKi I<{? l ( 1 5 i ! IWlj

.:ii..?: : t ; l ~ t ~ l p , {J:~!L! ;;j;; (?.;I 20 ij(ii1 lli) 396 LO11

,$,II.?.? ! . q ~ ; i I : ~ itik;t~t,$; ((I; 2;: 50ii lt~j !)o 7,211

i>!j.y:i .,:[;.)si~l ,/j> 'jL=, 15 <,(it!

1. . , 3 : 1 ,. I+) 1 3 i 4

tiiiQ

ii.0.;:; jjl;sj~:i~:i :ji,

Gambar

Gambar 1 : Baja profil DIN
Tabel 1. Profil dan macam baja yang ada di Pasaran
Gambar 6. Skema bangunan budidaya
Gambar 7. Proses sirkulasi udara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum golongan ikan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: mempunyai rangka bertulang sejati (tulang benar), dan ada pula yang bertulang rawan, mempunyai sirip

Dari rangkaian langkah metodologis penyimpulan deduktif atas setiap unit matan hadis dapat diperoleh kategori doktrin: berkaitan dengan dasar fundamental ajaran Islam atau sekedar

Hasil penelitian menunjukan 11 responden (100%) menyatakan bahwa di kelompok tani Esawaya menerapkan peraturan dalam kelompok taninya misalkan melakukan

Tubulus proksimal merupakan bagian ginjal yang aktif pada aktifitas absopsi maupun sekresi dengan panjang sekitar 14 cm dan diameter lumen 60 µm, maka dari itu tubulus

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui respon pertumbuhan stump karet (Hevea brassiliensis Muell Arg .) terhadap pemberian Growtone pada berbagai komposisi

DOKUMEN SOKONGAN YANG PERLU DISERTAKAN BERSAMA BORANG PERMOHONAN1. 2 salinan Kad

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan