• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan Pasien Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan Pasien Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

RSUP HAM MEDAN JANUARI – DESEMBER 2011

SKRIPSI

Oleh

TOMMY B E SIAHAAN 111121005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

Nama : Tommy B E Siahaan

NIM : 111121005

Judul : Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan Pasien

Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD RSUP HAM

Medan Januari- Desember 2011

ABSTRAK

Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan gambaran masalah keperawatan pada pasien kecelakaan lalulintas yang ada di IGD. Desain penelitian deskriptif retrospektif, jumlah sampel 1080 responden, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah keperawatan pasien dengan kasus kecelakaan lalulintas di IGD mayoritas adalah nyeri, pola nafas tidak efektif, gangguan jalan nafas, gangguan bersihan jalan nafas, volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan, gangguan pertukaran gas, gangguan peerfusi jaringan serebral, gangguan perfusi jaringan, gangguan suhu hypothermia, gangguan suhu hyperthermia. Perawat diharapkan lebih meningkatkan pelaksanaan intervensi keperawatan pasien kecelakaan lalulintas dengan baik.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan penelitian ini. Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 dengan Judul

“Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan pada pasien dengan Kasus

Kecelakaan Lalulintas di IGD di RSUP HAM Tahun 2011”.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU.

3. Ibu Rosina Tarigan S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, CWCC, CST selaku pembimbing

yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan

maupun saran serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah

memberikan bekal ilmu dan bimbingan selama penulis dalam pendidikan.

5. Lenny H. Siagian Amd, istri saya tersayang, yang tanpa lelah memberi

dukungan kepada segala kegiatan yang walau banyak menyita waktu

(5)

6. Teristimewa kepada kedua orangtua saya tercinta dan adik-adik yang paling

kusayangi.

7. Iren Ginting yang telah memberikan banyak waktu dan tenaga untuk

penyusunan penelitian ini.

8. Susparidaini dan Faisal yang menjadi teman bimbingan Penulis.

9. Teman-teman S1 Keperawatan Ekstensi Sore yang telah memberikan

semangat dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Menyadari penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa, maka dengan

kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua

pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih dan harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.2 Kecelakaan lalulintas... 12

2.3 Faktor resiko kecelakaan lalulintas ... 12

2.4 Bentuk Kecelakaan lalulintas ... 14

2.5 Akibat Kecelakaan lalulintas... 14

2.6 Masalah Keperawatan pada pasien kecelakaan lalulintas ... 15

(7)

4.7 Analisa Data ... 20

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

5.1 Hasil Penelitian ... 21

5.2 Pembahasan ... 24

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 33

6.1 Kesimpulan ... 33

6.2 Rekomendasi ... 33

DAFTAR PUSTAKA Lampiran – Lampiran

1. Lampiran 1 : Instrumen Penelitian

2. Lampiran 2 : Lembar Bukti Bimbingan

3. Lampiran 3 : Izin Penelitian

4. Lampiran 4 : Selesai Penelitian

5. Lampiran 5 : Taksasi Dana

6. Lampiran 6 : Rencana Kegiatan

(8)

DAFTAR SKEMA

1. Skema 1 Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan pada Pasien

Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD di RSUP HAM Tahun

(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel Defenisi Operasional...17

2. Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden...22

(10)

Nama : Tommy B E Siahaan

NIM : 111121005

Judul : Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan Pasien

Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD RSUP HAM

Medan Januari- Desember 2011

ABSTRAK

Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan gambaran masalah keperawatan pada pasien kecelakaan lalulintas yang ada di IGD. Desain penelitian deskriptif retrospektif, jumlah sampel 1080 responden, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah keperawatan pasien dengan kasus kecelakaan lalulintas di IGD mayoritas adalah nyeri, pola nafas tidak efektif, gangguan jalan nafas, gangguan bersihan jalan nafas, volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan, gangguan pertukaran gas, gangguan peerfusi jaringan serebral, gangguan perfusi jaringan, gangguan suhu hypothermia, gangguan suhu hyperthermia. Perawat diharapkan lebih meningkatkan pelaksanaan intervensi keperawatan pasien kecelakaan lalulintas dengan baik.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam

pembangunan nasional di bidang kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

biopsikososial, dan spiritual yang komprehensif, di tunjukkan kepada individu,

keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses

kehidupan manusia (Hidayat, 2004).

Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup

sehat bagi setiap penduduk untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal. Pelayanan keperawatan sangat bermanfaat bagi setiap individu untuk

memenuhi kebutuhan bio, psiko, sosial, dan spiritual. Namun, hal tersebut belum

terwujud sepenuhnya karena masih tingginya jumlah pasien kecelakaan dengan

gangguan sistem muskuloskletal: fraktur dan dengan gangguan sistem

persyarafan, salah satunya penderita cedera kepala (head injury).

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau rudapaksa. Fraktur dibagi atas

fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit sehingga

berhubungan dengan udara luar, dan fraktur tertutup, yaitu jika fragmen tulang

(12)

2

diketahui dengan melihat adanya tulang yang menusuk kulit dari dalam,

biasanya disertai perdarahan.

Adapun fraktur tertutup, bisa diketahui dengan melihat bagian yang

dicurigai mengalami pembengkakan, terdapat kelainan bentuk berupa sudut yang

bisa mengarah ke samping, depan, atau belakang. Selain itu, ditemukan nyeri

gerak, nyeri tekan, dan perpendekan tulang. Dalam kenyataan sehari- hari, fraktur

yang sering terjadi adalah fraktur ekstremitas dan fraktur vertebra. Fraktur

ekstremitas mencakup fraktur pada tulang lengan atas, lengan bawah, tangan,

tungkai atas, tungkai bawah, dan kaki. Dari semua jenis fraktur, fraktur tungkai

atas atau lazimnya disebut fraktur femur (tulang paha) memiliki insiden yang

cukup tinggi. Umumnya fraktur femur terjadi pada batang femur 1/3 tengah.

Cedera kepala merupakan trauma pada kepala yang diakibatkan kekuatan

fisik eksternal yang menyebabkan gangguan kesadaran tanpa terputusnya

kontinuitas jaringan. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang

serius diantara penyakit neurologik, dan merupakan proporsi epidemik sebagai

hasil kecelakaan jalan raya. Risiko utama pasien yang mengalami cedera kepala

adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pemebengkakan otak sebagai

respons terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, serta

sangat mempengaruhi perubahan fisik maupun psikologis.

Untuk mencapai tujuan bersama yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasien,

perlu adanya kolaborasi anatara perawat dan dokter. Diperlukan penanganan yang

serius dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat memegang peranan

(13)

dengan dokter mempunyai peran dependen, independen, dan interdependen, serta

kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (analis, gizi, dll)

Salah satu permasalahan dalam transportasi adalah kecelakaan lalu lintas.

Permasalahan ini pada umumnya terjadi ketika sarana transportasi, baik dari segi

jalan, kendaraan, dan sarana pendukung lainnya belum mampu mengimbangi

perkembangan yang ada di masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dan jumlah

penduduk yang besar menyebabkan meningkatnya aktivitas pemenuhan

kebutuhan yang tentunya meningkatkan pula kebutuhan akan alat trasnportasi,

baik itu yang pribadi maupun yang umum. Dengan kondisi angkutan umum yang

kurang memadai, masyarakat mengatasinya dengan menggunakan kendaraan

pribadi. Pemakaian kendaraan pribadi ini di satu pihak akan menguntungkan, akan

tetapi di pihak lain akan menimbulkan masalah lalu lintas. Permasalahan lalu

lintas yang dihadapi salah satunya adalah kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan lalu lintas sering sekali terjadi di negara kita. Ratusan orang

meninggal dan luka- luka tiap tahun karena peristiwa ini. Memang di negara ini,

kasus kecelakaan lalu lintas sangat tinggi. Kecelakaan lalu- lintas merupakan

pembunuh nomor tiga di Indonesia, setelah penyakit jantung dan stroke. Menurut

data kepolisian Repub lik Indonesia Tahun 2003, jumlah kecelakaan di jalan

mencapai 13.399 kejadian, dengan kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang

mengalami luka berat, dan 8.694 mengalami luka ringan. Dengan data itu,

rata-rata setiap hari, terjadi 40 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 30 orang

(14)

4

Permasalahan terhadap meningkatnya tingkat kecelakaan semakin

bertambah rumit melihat kenyataan bahwa meskipun sistem prasarana transportasi

sudah sangat terbatas, akan tetapi banyak dari sistem prasarana tersebut yang

berfungsi secara tidak efisien. Sebagai contoh adalah keberadaan kegiatan

informal seperti pedagang kaki lima yang menempati jalur pejalan kaki yang

menyebabkan pejalan kaki terpaksa harus menggunakan badan jalan yang

tentunya mengurangi kapasitas jalan tersebut. Contoh lain adalah kegiatan parkir

pada badan jalan yang berakibat pada berkurangnya kapasitas jalan dan

menyebabkan penurunan kecepatan bagi kendaraan yang melalui jalan tersebut.

Kondisi ini berakibat pada sering terjadinya kemacetan dan meningkatnya angka

kecelakaan.

Dari tahun ke tahun, permasalahan transportasi diringi dengan tingkat

kepadatan lalu lintas yang selalu meningkat. Hal ini dikarenakan bertambahnya

intensitas kendaraan yang ada pada setiap tahunnya. Selain itu, pembangunan

pusat-pusat keramaian seperti tempat wisata dan pusat perbelanjaan menyebabkan

tingkat tarikan frekuensi kendaraan semakin meningkat. Hal ini menyebabkan

intensitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada setiap tahunnya juga ikut

mengalami peningkatan, karena bisa dikatakan bahwa intensitas kecelakaan

berbanding lurus dengan intensitas kendaraan yang lewat, dengan mengasumsikan

faktor kecelakaan yang lainnya dalam tingkat pengaruh yang sama seperti,

mengantuk saat berkendara dan kurang baiknya kendaraan yang dikemudikan..

(15)

langsung dengan keselamatan nyawa seseorang yang merupakan korban dari

kecelakaan.

Jumlah sepeda motor di Sumatera Utara setiap hari bertambah di mana

pada data yang ada di Polda Sumut jumlah sepeda motor pada tahun 2002,

1.084.051 unit dan tahun 2006, 2.113.772 unit jadi rata-rata mengalami kenaikan

sekitar 20% setahun. Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) setiap tahun

meningkat akibat bertambahnya jumlah kendaraan yang berada di jalan raya, jenis

kendaraan yang terlibat KLL pada ranking pertama adalah sepeda motor di tempat

kedua mobil penumpang.

Berdasarkan informasi dari Satlantas Poldasu data laka lantas mudik

lebaran 2011, sebanyak 169 kejadian, luka berat 118 orang, luka ringan 199

orang, tewas 71 kasus. Persentase peningkatan laka lantas 2010 dibanding 2011,

naik hingga 26,78%, korban luka berat naik 78,78 %, korban luka ringan 158,4%.

Korban kecelakaan lalulintas yang dirawat di RSUP H. Adam Malik pada

Ramadhan tahun 2010 didominasi laki- laki sebanyak 22 orang. Sedangkan wanita

13 orang.

Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) setiap tahun meningkat akibat

bertambahnya jumlah kendaraan yang berada di jalan raya, jenis kendaraan yang

terlibat KLL pada ranking pertama adalah sepeda motor di tempat kedua mobil

penumpang.

Diperkirakan 100.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat cedera

kepala, dan lebih dari 700.000 mengalami cedera cukup berat yang memerlukan

(16)

6

setiap tahun mengalami penurunan intelektual atau tingkah laku yang

menghambat kembalinya mereka menuju kehidupan normal. Dua pertiga dari

kasus ini berusia dibawah 30 tahun, dengan jumlah laki- laki lebih banyak dari

wanita. Adanya kadar alkohol dalam darah terdeteksi lebih dari 50% pasien

cedera kepala yang diterapi di ruang darurat (Brunner & Suddarth, 2002 : 2210).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan di IGD RSUP HAM Medan

terdapat 1080 pasien kecelakaan lalu lintas pada tahun 2011 pasien dengan kasus

kecelakaan lalulintas. Pasien kecelakaan lalulintas tersebut meliputi, pasien cedera

kepala dan pasien fraktur. Dimana persentase pasien kecelakaan lalulintas lebih

dari 50% dari pasien dengan masalah keperawatan lainnya.

Berdasarkan fenomena- fenomena di atas, Peneliti tertarik meneliti masalah

kecelakaan lalulintas pada pasien dengan judul “Gambaran Masalah Keperawatan

Pada Pasien Dengan Kasus Kecelakaan LaluLintas Di IGD Di RSUP HAM

Medan Tahun 2012”, dan diharapkan penyediaan sarana dan prasarana untuk

penanggulangan masalah keperawatan tersebut yang siap pakai dan cukup dari

(17)

1.2Perumusan Masalah

Apakah masalah-masalah keperawatan pasien dengan kecelakaan

lalulintas di IGD RSUP HAM Januari-Desember 2011

1.3Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui karakteristik dan gambaran masalah keperawatan pada

pasien kecelakaan lalulintas yang ada di IGD di RSUP HAM Medan Januari -

Desember 2011

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa

pihak yaitu:

1.4.1 Praktik Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan perawat tentang

masalah keperawatan pada pasien kecelakaan lalulintas di IGD

1.4.2Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti dasar yang dipergunakan

dalam wahana pembelajaran keperawatan, khususnya materi tentang

masalah keperawatan pada pasien kecelakaan lalulintas IGD

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini digunakan sebagai data tambahan untuk penelitian

selanjutnya yang terkait dengan masalah keperawatan pada pasien

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Masalah Keperawatan

Masalah keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses

keperawatan. Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah- langkah analisa,

dimana perawat mengidentifikasi respon-respon individu terhadap

masalah-masalah kesehatan yang aktual dan potensial. Di beberapa negara mendiagnosa

diidentifikasikan dalam tindakan praktik keperawatan sebagai suatu tanggung

jawab legal dari seorang perawat profesional.

Diagnosa keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan juga

direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini memberikan satu

dasar luas mengevaluasi praktik dan merefleksikan pengakuan hak-hak manusia

yang menerima asuhan keperawatan. Diagnosa keperawatan untuk situasi

perawatan kesehatan pasien/ keluarga meliputi nama diagnosa dan faktor- faktor

berhubungan yang mempengaruhi awal gejala/ pemeliharaan dari suatu diagnosa

aktual atau nama diagnosa dan faktor-faktor resiko tinggi. Diagnosa keperawatan,

kemudian menjadi titik fokal untuk pengembangan tujuan, hasil yang diharapkan,

intervensi dan evaluasi.

Masalah keperawatan memberikan dasar petunjuk untuk memberikan

terapi yang pasti dimana perawat bertanggung jawab di dalamnya. Jadi pengertian

masalah keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,

(19)

berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas

dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,

menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien

(Carpenito, 2000).

Masalah keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data

yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Masalah keperawatan

memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata

(aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan

dalam batas wewenang perawat.

Masalah keperawatan, sebagai suatu bagian dari proses keperawatan juga

direfleksikan dalam standar praktik ANA. Standar-standar ini memberikan satu

dasar luas mengevaluasi praktik dan merefleksikan pengakuan hak-hak manusia

yang menerima masalah keperawatan (ANA, 1980).

Proses keperawatan telah diidentikan sebagai metoda ilmiah keperawatan

untuk para penerima tindakan keperawatan disajikan sesuai dengan lima langkah

dari proses keperawatan : Pengkajian yaitu menetapkan data dasar seorang klien,

Analisa yaitu ident ifikasi kebutuhan perawatan klien dan seleksi tujuan

perawatan, Perencanaan yaitu merencanakan suatu strategi untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan untuk perawatan klien, Implementasi yaitu memulai dan melengkapi tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditentukan dan Evaluasi yaitu menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan

(20)

10

akan memiliki suatu kerangka kerja yang sistematis untuk membuat keputusan

dan memecahkan masalah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Komponen Diagnosa Keperawatan memiliki tiga komponen yang esensial

dalam suatu diagnosa keperawatan yang telah dirujuk sebagai bentuk PES

(Gordon, 1987). “P“ diidentifikasi sebagai masalah/problem kesehatan, “E

menunjukan etiologi/penyebab dari problem, dan “S” menggambarkan

sekelompok tanda dan gejala, atau apa yang dikenal sebagai “batasan

karakteristik” ketiga bagian ini dipadukan dalam suatu pernyataan dengan

menggunakan “yang berhubungan dengan”.

Kemudian masalah - masalah tersebut dituliskan dengan cara berikut:

Problem “yang berhubungan dengan dan“ etiologi ”dibuktikan oleh“ tanda-tanda

dan gejala-gejala (batasan karakteristik ). Problem dapat diidentifikasikan sebagai

respons manusia terhadap masalah- masalah kesehatan yang aktual atau potensial

sesuai dengan data-data yang didapat dari pengkajian yang dilakukan oleh

perawat. Etiologi ditunjukan melalui pengalaman-pengalaman individu yang telah

lalu, pengaruh genetika, faktor-faktor lingkungan yang ada saat ini, atau

perubahan-perubahan patofisiologis. Tanda dan gejala menggambarkan apa yang

klien katakan dan apa yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikan

adanya masalah tertentu.

Informasi yang ditampilkan pada setiap diagnosa keperawatan mencakup

hal- hal berikut: Defenisi yaitu merujuk kepada defenisi NANDA yang digunakan

pada diagnosa-diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan tersebut, kemungkinan

(21)

penyebab-penyebab yang mungkin untuk masalah yang telah diidentifikasi. Yang tidak

dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung [ ]. Faktor yang berhubungan/risiko

diberikan untuk diagnosa yang beresiko tinggi, Batasan karakteristik

(“dibuktikan oleh”) dimana bagian ini mencakup tanda dan gejala yang cukup

jelas untuk mengindikasi keberadaan suatu masalah. Sekali lagi seperti pada

definisi dan etiologi. Yang tidak dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung [ ].

Sasaran/Tujuan yaitu pernyataan-pernyataan ini ditulis sesuai dengan

objektif perilaku klien. Sasaran/ tujuan ini harus dapat diukur, merupakan tujuan

jangka panjang dan pendek, untuk digunakan dalam mengevaluasi keefektifan

intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.

Mungkin akan ada lebih dari satu tujuan jangka pendek, dan mungkin merupakan

“batu loncatan” untuk memenuhi tujuan jangka panjang,

Intervensi dengan Rasional Tertentu dimana hanya intervensi- intervensi

yang sesuai untuk bagian diagnosa yang ditampilkan. Rasional-rasional yang

digunakan untuk intervensi mencakup memberikan klarifikasi pengetahuan

keperawatan dasar dan untuk membantu dalam menyeleksi intervensi- intervensi

yang sesuai untuk diri klien.

Kriteria Hasil yang Diharapkan / Kriteria Pulang, yaitu perubahan

perilaku sesuai dengan kesiapan klien untuk pulang yang mungkin untuk

dievaluasi dan Informasi Obat – obatan dimana informasi ini mencakup

(22)

12

2.2Kecelakaan Lalu lintas

Kecelakaan lalu- lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan

bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang

kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau

binatang. Kecelakaan lalu- lintas menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia

setiap tahun (WHO, 2009).

Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang pengertian, Kecelakaan Lalu

Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja

melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang

mengakibatkan korban manusia dan / atau kerugian harta benda.

2.3 Faktor Resiko Kecelakaan Lalu Lintas

Berbagai faktor terlibat dalam Kecelakaan Lalu Lintas, mulai dari manusia

sampai sarana jalan yang tersedia. Secara garis besar ada 5 faktor yang berkaitan

dengan peristiwa Kecelakan LaluLintas, yaitu faktor- faktor pengemudi,

penumpang, pemakai jalan, kendaraan, dan fasilitas jalanan. Ditemukan

konstribusi masing- masing faktor : 75% faktor manusia/pengemudi, 5% faktor

kendaraan, 5% kondisi jalan, 1 % kondisi lingkungan, dan faktor lainnya.

Faktor manusia:pengemudi, penumpang sampai pejalan kaki. Faktor

manus ia ini menyangkut masalah disiplin berlalulintas. Dianggap sebagai salah

satu faktor utama yang mene ntukan Kecelakaan LaluLintas. Faktor manusia yang

berada di belakang kemudi ini memegang peranan penting. Karakteristik

(23)

(mabuk, ngantuk, letih), SIM: tidak semua pengemudi memiliki SIM, maka tidak

jarang alasan tilang berhubungan dengan ketidak- lengkapanadministrasi,

termasuk izin mengemudi.

Secara khusus faktor-faktor pengemudi yang pernah diteliti (antara lain

oleh Boediharto dan kawan-kawan) adalah : Perilaku pengemudi : ngebut, tidak

displin/melanggar rambu dan Kecakapan mengemudi : pengemudi baru / belum

berpengalaman melalui jalan / rute, mengantuk pada waktu mengemudi, mabuk

pada waktu mengemudi, umur pengemudi 20 tahun atau kurang, umur pengemudi

55 tahun atau lebih. Faktor penumpang. Misalnya jumlah muatan (baik

penumpang maupun barangnya) yang berlebih. Secara psikologis ada juga

kemungkinan penumpang mengganggu pengemudi.

Faktor pemakai jalan, pemakai jalan di indonesia bukan saja terjadi dari

kendaraan. Di sana ada pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu, jalan raya

dapat menjadi tempat menumpang pedagang kaki lima, peminta- minta dan

semacamnya. Hal ini mebuat semakin semerawutnya keadaan di jalanan. Jalan

umum juga dipakai sebagai sarana perpakiran. Tidak jarang terjadi, mobil

terparkir mendapat tabrakan. Faktor Kendaraan. Jenis- jenis kendaraan : Kendaran

tidak bermotor : sepeda, becak, gerobak, bendi / delman. Kendaraan bermotor:

sepeda motor, roda tiga / bemo, oplet, sedan, bus, truk gandeng. Di antara jenis

kendaraan, Kecelakaan Lalu Lintas paling sering pada kendaraan sepeda motor.

Faktor fisik jalan. Keadaan fisik jalan, rambu-rambu jalan, kebaikan jalan:

antara lain dilihat dari ketersediaan rambu-rambu lalu lintas, sarana jalan, panjang

(24)

14

kota besar tampak kemacetan terjadi di mana- mana, memancing terjadinya

kecelakaan. Dan sebaliknya, jalan raya yang mulus memancing pengemudi untuk

‘balap’, juga memancing kecelakaan. Keadaan fisik jalanan : pengerjaaan jalanan

atau jalan yang fisiknya kurang memadai, misalnya lubang- lubang dapat menjadi

pemicu terjadinya kecelakaan.

Keadaan jalan yang berkaitan dengan kemungkinan Kecelakaan Lalu

Lintas berupa: Struktur : datar / mendaki / menurun; lurus / berkelok-kelok,

Kondisi : baik/berlubang- lubang, Luas : lorong, jalan tol, Status : jalan desa, jalan

provinsi/negara. Faktor lingkungan. Cuaca dan iklim geografik, dapat diduga

dengan adanya kabut, hujan, jalan licin akanmembawa resiko Kecelakaan Lalu

Lintas (Bustan, 2000).

2.4Bentuk Kecelakaan Lalu Lintas

Dilihat dari pihak yang terlibat, bisa berupa kecelakaan/tabrakan single,

double, triple atau multiple. Dilihat dari pihak yang terlibat dapat mengenai

manusia: pengemudi, penumpang, pemakai jalan lainnya. Kendaraan : sepeda

sampai mobil truk. binatang,tumbuhan,bangunan, dan lain- lain (Bustan, 2000).

2.5Akibat Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Lalu Lintas dapat mengakibatkan berbagai cedera sampai

kematian seperti : cedera kepala (trauma capitis), fraktur (patah tulang). Cedera

(25)

utama kematian. Keadaan ini umumnya terjadi pada pengemudi motor

(Bustan,2000)

2.6Masalah Keperawatan pada pasien Kecelakaan Lalulintas

Masalah keperawatan pada pasien kecelakaan berdasarkan pengkajian

awal keperawatan di Instalasi Gawat Darurat RSUP HAM Medan ada 10 yaitu:

Gangguan Bersihan Nafas Tidak efektif, Gangguan Jalan Nafas, Pola Nafas Tidak

efektif, Gangguan pertukaran gas, Gangguan perfusi jaringan, Volume cairan

tubuh kurang dari kebutuhan, Gangguan perfusi jaringan serebral, Nyeri,

Gangguan suhu hypothermia, Gangguan suhu hyperthermia.

Menurut Doenges, 2000 terdapat beberapa masalah keperawatan pada

pasien kecelakaan lalu lintas yaitu: Perubahan persepsi sensori, Defisit perawatan

diri, Kerusakan mobilitas fisik, Resiko tinggi infeksi, Kerusakan komunikasi

verbal dan non verbal, Resiko tinggi terhadap trauma, Ansietas, Perubahan pola

eliminasi urinarius, Resiko tinggi kerusakan integritas kulit, Nutrisi kurang dari

kebutuhan, Gangguan harga diri/citra diri, penampilan peran, Perubahan proses

pikir, Resiko tinggi terhadap cedera, Resiko tinggi konstipasi/diare, Kurang

(26)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Penelitian

Adapun yang menjadi kerangka konsep pada penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran dan karakteristik Masalah Keperawatan pada pasien dengan

kasus kecelakaan lalulintasdi IGD RSUP HAM Medan Tahun 2011. Berdasarkan

tinjauan teoritis, kerangka konsep penelitian sehubungan dengan judul penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Skema 1.1 : Gambaran dan Karakteristik Masalah Keperawatan Pada Pasien

Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas Di IGD Di RSUP HAM

Medan Tahun 2011

Kecelakaan Lalu Lintas

Asuhan Keperawatan :

Pengkajian

Masalah

(27)

3.2Defenisi Operasional

(28)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif retrospektif

yang menggambarkan Karakteristik dan Masalah Keperawatan pada pasien

dengan kasus kecelakaan lalulintas pada pasien IGD di RSUP HAM Medan

Tahun 2011

4.2Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua data rekam medik pasien kecelakaan

lalu lintas yang masuk dan dicatat di Instalasi Rekam Medik di RSUP HAM

Medan Tahun 2011 yang berjumlah 1080 orang (Instalasi Rekam Medik RSUP

HAM Medan).

Disini peneliti mengambil sampel secara keseluruhan dari seluruh populasi

yaitu 1080 sampel. Pengambilan keseluruhan populasi ini karena penelitian ini

bersifat Retrospektif karena pengumpulan data untuk penelitian ini berasal dari

tahun sebelum penelitian ini.

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Instalasi Rekam Medik RSUP HAM Medan

(29)

terbesar yang ada di Sumatera Utara dan waktu penelitian ini dilakukan

Agustus-Oktober 2011

4.4Pertimbangan Etik Penelitian

Prosedur penelitian akan dilakukan setelah mendapat izin penelitian dari

pihak RSUP HAM Medan, kemudian dilakukan pengumpulan data dengan teknik

observasi, menganalisa data dan menyajikan data penelitian yang hanya dilakukan

untuk kepentingan penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan data pada lembar

pengumpulan data, maka pada lembar tersebut hanya diberi inisial umur, jenis

kelamin, pekerjaan, alamat dan lamanya tiba di RSUP HAM dari waktu awal

kejadian. Kerahasiaan informasi yang diberikan di jamin kerahasiaan oleh peneliti

(Nursalam, 2001).

4.5Instrumen Penelitian

Format pengumpulan data terdiri dari dua bagian. Data demografi meliputi

umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat dan lamanya tiba di RSUP HAM Medan

dari waktu awal kejadian. Kuesioner masalah keperawatan terdiri dari 10 masalah

keperawatan ditambah 1 kolom kosong untuk diagnosa yang mungkin timbul

diluar standar pengkajian. Kuesioner akan diisi dengan menggunakan teknik

checklis pada format observasi oleh peneliti.

4.6Proses Pengumpulan Data

Prosedur awal yang dilakukan peneliti adalah mengajukan permohonan

(30)

20

izin penelitian yang diperoleh dikirim ke RSUP HAM Medan. Setelah

mendapatkan izin penelitian, peneliti melanjutkan dengan proses pengambilan

data. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan study dokumentasi

pada status pasien, dengan melakukan checklis pada kuesioner yang berisi 10

masalah keperawatan ditambah 1 kolom untuk diagnosa yang mungkin timbul

diluar standar pengkajian, dimana data tersebut kemudian akan di analisa.

4.7Analisa Data

Analisa data di lakukan dengan menganalisa asuhan keperawatan pada

status pasien yang telah tersimpan di rekam medis mulai dari, pengkajian yang

terdiri dari identitas pasien, kemudian melakukan penatalaksaan keperawatan

seperti pemasangan IV line, pemberian oksigen. Setelah semua data terkumpul

dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan kuesioner

serta memastikan bahwa semua jawaban telah di isi,kemudian data yang sesuai

diberi kode. Koding untuk memudahkan penelitian dalam melakukan tabulasi dan

analisa data yang telah dikumpulkan. Selanjutnya memasukan Entry data ke

dalam computer. Data demografi akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentasi. Analisa data menggunakan analisa data deskriptif, baik

untuk demografi dan masalah keperawatan. Hasil analisa data juga disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentasi, yang bertujuan untuk

mengetahui masalah keperawatan terbanyak pada pasien kecelakaan lalulintas

(31)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai

karakteristik responden dan Gambaran Masalah Keperawatan Pasien dengan

kasus kecelakaan lalulintas di IGD RSUP HAM Medan januari-desember 2011

dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 1080 responden.

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden Tentang Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan Pasien dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD di RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

Berdasarkan tabel 5.1.1 mayoritas responden berjenis kelamin laki- laki

sebanyak 703 (65,1%), berdasarkan umur mayoritas responden berumur 11-18

tahun (remaja) sebanyak 423 responden (39,2%), berdasarkan status/cara bayar

mayoritas menggunakan askeskin sebanyak 387 responden (35,8%), berdasarkan

lama selama perjalanan ke rumah sakit mayoritas 2-5 jam sebanyak 428

responden (39,6%), berdasarkan GCS mayoritas sedang 9-12 sebanyak 562

responden (52%), berdasarkan jenis kunjungan mayoritas baru sebanyak 727

responden (67,3%), berdasarkan Death On Arrival (telah meninggal saat tiba di

(32)

22

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Masalah Keperawatan Pasien dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD di RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

Karakteristik Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin Perempuan Laki-Laki

Umur

0-5 tahun (bayi dan anak kecil) 6-10 tahun (anak sekolah) 11-17 tahun (remaja)

18-39 tahun (dewasa muda) 40-59 tahun (dewasa tengah) >60 tahun ke atas (dewasa akhir)

377

Lama Selama Perjalanan ke Rumah Sakit

(33)

5.1.2 Deskripsi masalah keperawatan pasien dengan kasus kecelakaan di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Pasien Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

Berdasarkan tabel 5.1.2 dapat dilihat masalah keperawatan pasien dengan

kasus kecelakaan lalulintas di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

mayoritas adalah Nyeri.

Masalah Keperawatan Frekwensi % Nyeri

Pola nafas tidak efektif Gangguan jalan nafas

Gangguan bersihan jalan nafas Volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan

Gangguan perfusi jaringan serebral Gangguan perfusi jaringan

411 8,5 346 7,2 325 6,6 Gangguan suhu hypotermia

Gangguan suhu hypertermia Total

(34)

24

5.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel 5.1.1 mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak

703 (65,1%), hal ini menunjukkan faktor manusia:pengemudi. Faktor manusia ini

menyangkut masalah disiplin berlalulintas. Dianggap sebagai salah satu faktor utama

yang menentukan Kecelakaan LaluLintas. Faktor manusia yang berada di belakang

kemudi ini memegang peranan penting. Karakteristik pengemudi berkaitan dengan:

keterampilan mengemudi gangguan kesehatan (mabuk, ngantuk, letih), SIM: tidak semua

pengemudi memiliki SIM, maka tidak jarang alasan tilang berhubungan dengan

ketidak-lengkapanadministrasi, termasuk izin mengemudi. Secara khusus faktor-faktor

pengemudi yang pernah diteliti (antara lain oleh Boediharto dan kawan-kawan) adalah :

Perilaku pengemudi : ngebut, tidak displin/melanggar rambu dan Kecakapan mengemudi

: pengemudi baru / belum berpengalaman melalui jalan / rute, mengantuk pada waktu

mengemudi, mabuk pada waktu mengemudi, umur pengemudi 20 tahun atau kurang,

umur pengemudi 55 tahun atau lebih. Selain peran Polisi Lalulintas untuk penertiban

pengemudi tanpa SIM, faktor kesadaran individu akan pentingnya keselamatan dalam

berkendara sangatlah penting: pemakaian helm, sabuk pengaman, cara mengemudi yang

baik dan benar (safety riding), mematuhi peraturan dan rambu lalulintas sangatlah penting

untuk menghindari peningkatan angka kecelakaan lalulintas.

Berdasarkan umur mayoritas responden berumur 11-18 tahun (remaja) sebanyak

423 responden (39,2%), hal ini menunjukkan bahwa usia produktif yang belum matang

dalam pemikiran, sering melanggar aturan ( masa pencarian identitas diri), sikap dari

gaya hidup (life style) seseorang dalam kehidupan seharihari terbawa saat mengendara,

menggunakan hand phone saat mengemudi dan perilaku yang agresif seperti: tidak

berusaha menjaga jarak yang sesuai terhadap kendaraan lain yang ada di depannya,

(35)

mengemudi, ugal-ugalan, geng motor dan usia yang belum memiliki Surat Ijin

Mengemudi. Perlunya bimbingan orangtua dalam membina pribadi anak, mendukung

untuk melakukan kegiatan positif : olahraga dan musik, tidak memberikan sepedamotor

atau mobil untuk usia yang belum dewasa diharapkan dapat mengurangi angka

kecelakaan lalulintas.

Berdasarkan status/cara bayar mayoritas menggunakan askeskin sebanyak 387

responden (35,8%), hal ini menunjukkan bahwa

Berdasarkan lama selama perjalanan ke rumah sakit mayoritas 2-5 jam sebanyak

428 responden (39,6%), hal ini menunjukkan bahwa kurangnya sarana transportasi untuk

transportasi pasien dari tempat kejadian ke rumah sakit terdekat hingga ke RSUP HAM

Medan, keterlambatan penentuan keputusan untuk merujuk pasie n, menjadi hal yang

perlu dibentuk sistim penanggulangan gawat darurat terpadu atau emergency call center.

Berdasarkan GCS mayoritas sedang 9-12 sebanyak 562 responden (52%), hal ini

menunjukkan beberapa hal : kesadaran untuk berkendara dengan aman masih kurang,

tidak memakai helm dan sabuk pengaman dan lama perjalanan dari tempat kejadian

hingga tiba di RSUP HAM, kekurangan oksigen, cairan, dan obat-obatan selama

diperjalanan, perdarahan, suhu kendaraan hingga guncangan bisa menjadikan penurunan

tingkat kesadaran. Untuk itu diperlukan Ambulance yang lengkap dengan monitor,

oksigen dan memiliki tingkat peredaman guncangan yang baik.

Berdasarkan jenis kunjungan mayoritas baru sebanyak 727 responden (67,3%),

hal ini menunjukkan masih tingginya resiko kecelakaan pada tiap orang, dimana setiap

orang memiliki resiko yang besar untuk mengalami kecelakaan lalulintas karena setiap

(36)

26

Berdasarkan Death On Arrival (telah meninggal saat tiba di Rumah Sakit)

sebanyak 108 responden (10%), hal ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan kejadian

kecelakaan lalulintas sangat berpengaruh kepada tingkat kematian korban. Hal ini dapat

juga dipengaruhi oleh lama diperjalanan, ketidakpedulian masyarakat sekitar untuk

menolong ataupun minimnya pos penanganan korban kecelakaan lalulintas.

Berdasarkan hasil pene litian karakteristik dan masalah keperawatan pasien

dengan kasus kecelakaan lalulintas di IGD di RSUP HAM Medan

Januari-Desember 2011 mayoritas nyeri. Hal ini menunjukkan bahwa pasien dengan

kecelakaan lalulintas sebagian besar mengalami nyeri. Pasien kecelakaan

lalulintas mengalami luka robek oleh kaca, gesekan dengan jalan, tertusuk benda

tajam, benturan dengan batu, jatuh dari ketinggian, patah tulang dan cedera

kepala. Nyeri yang dirasakan oleh pasien kecelakaan lalulintas mulai dari ringan,

sedang, berat tergantung luas permukaan luka, dalamnya luka atau jaringan yang

terkena oleh benda-benda, jalan, kaca, puing-puing saat kecelakaan lalulintas.

Nyeri yang tidak dapat ditahankan oleh pasien dapat membuat pasien berteriak

kesakitan dan akhirnya syok. Tindakan keperawatan yang dilakukan

mengobservasi tanda-tanda vital, memasang infus dan memberi ketenangan pada

klien, kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik, penenang,

nitrogliserin.

Masalah keperawatan yang kedua yang paling sering muncul adalah pola

nafas tidak efektif. Hal ini menunjukkan bahwa pasien kecelakaan lalulintas

mengalami pola nafas tidak efektif karena benturan pada daerah dada, syok,

(37)

pasien yang mengalami kecelakaan, takipnoe/bradipnoe, penurunan tekanan

inspirasi/ ekspirasi, penurunan ventilasi semenit, penurunan kapasitas vital,

peningkatan diameter anterior-posterior, napas cuping hidung, ortopnea, fase

ekspirasi yang lama, pernapasan pursed-lip, kecepatan respirasi, penggunaan

otot-otot bantu untuk bernapas.

Masalah keperawatan yang ketiga muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah gangguan jalan nafa s. Hal ini menunjukkan bahwa pasien

mengalami napas pendek, kesulitan bernapas, nyeri dada, kesulitan makan dan

menghisap pada bayi, kongesti nasal, pilek, dan bersin, batuk. Pantau suhu tubuh

terhadap hipertermia dan hipotermia, yang dapat mengindikasikan adanya infeksi.

Kemudian pasien ditangani dengan pantau frekuensi, kedalaman, dan kualitas

pernafasan. Inspirasi yang memanjang dapat menunjukkan obstruksi jalan nafas

bagian atas; ekspirasi yang memanjang dapat menunjukkan gangguan obstrukstif,

seperti asma. Mengamati kesadaran, perubahan status mental, tingkat aktivitas,

dan tanda-tanda kelelahan. Kecemasan dan gelisah merupakan tanda awal gawat

napas. Mencatat tanda-tanda dehidrasi. Mencatat adanya dan karakteristik batuk :

batuk produktif dan nonproduktif serta sejenisnya [kasar/keras, disertai sesak

napas, serangan batuk hebat, kuat, atau basah. Menga mati perubahan warna kulit

terutama sianosis. Mengamati usaha tambahan dalam bernafas, catat adanya

dispnea, stridor, mendengkur, pernapasan cuping hidung, dan adanya serta

keparahan retraksi intrakostal, suprasternal, sternal, dan substernal. Mengamati

diameter dada anteroposterior yang memanjang, dapat mengindikasikan udara

(38)

28

suara tumpul dapat menunjukkan bahwa cairan atau jaringan padat telah

menggantikan udara. Mencatat kualitas suara napas. Mencatat adanya suara paru

tambahan (mis : ronkhi, ronkhi basah, dan mengi).

Masalah keperawatan yang keempat muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah gangguan bersihan jalan nafas tidak efektif. Hal ini menunjukkan

bahwa adanya sumbatan ataupun benda asing misalnya darah, sputum, pasir pada

jalan nafas. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah memonitor vital sign,

memberikan posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, melakukan

fisioterapi dada jika perlu, mengeluarkan sekret dengan batuk atau suction,

menga uskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan,

mempertahankan jalan nafas yang paten, mengobservasi adanya tanda-tanda

hipoventilasi.

Masalah keperawatan yang kelima muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah volume cairan kurang dari kebutuhan. Hal ini menunjukkan

bahwa pasien pucat, anemis, capilary refill, akral dingin, penurunan kesadaran.

Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit adalah : mengatur intake cairan dan elektrolit

memberikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter

dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari

tindakan, kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate.

Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment

Masalah keperawatan yang keenam muncul pada pasien kecelakaan

(39)

ini menunjukkan bahwa pasien mengalami kelebihan dan kekurangan oksigen

dan/ atau eliminasi karbondioksida di membrane kapiler-alveolar. Tindakan

Keperawatan yang dilakukan mengkaji status pernapasan secaraperiodik, catat

adanya perubahan pada usaha tingkatan hipoksia, Auskultasi bunyi paru secara

periodic, catat kualitas bunyi napas, wheezing, ekspirasi memanjang dan

observasi kesimetrisan gerakan dada. Kaji adanya sianosis. Auskultasi irama dan

bunyi jantung. Bantu klien untuk beristirahat dengan menjaga ketenangan

lingkungan. Posisikan klien dalam posisi nyaman (fowler atau semi fowler).

Ajarkan dan motivasi klien untuk melakukan pernapasanmulut/ bibir (pursed lip).

Monitor keseimbangan intake dan output cairan. Monitor saturasi oksigen (bila

Pulse Oximetri ada). Monitor kepatena n selang WSD. Monitor keluaran WSD dan

lakukan penggantian botol WSD dengan benar, awasi/ batasi pemberian cairan

peroral maupun parenteral. Monitor ventilator. Observasi Fi O2. Pastikan

kelembapan O2 adekuat. Monitor kadar PO dan PCO. Lakukan pemeriksaan

AGD. Monitor Rontgen paru secara berkala. Berikan terapi medikamentosa sesuai

program.

Masalah keperawatan yang ketujuh muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah gangguan perfusi jaringa n. Hal ini menunjukkan bahwa pasien

mengalami trauma otak primer yaitu terjadi disebabkan oleh benturan langsung

ataupun tidak langsung (aselerasi/deselerasi otak) dan trauma otak sekunder

akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang meluas, hipertensi intracranial,

hipoksia, hiperkapnea, atau hipotensi sistematik. Gegar kepala ringan, memar

(40)

30

pernapasan, infeksi / komplikasi pada organ tubuh yang lain. Tindakan

keperawatan yang dilakukan pertahankan posisi kepala yang sejajar dan tidak

menekan, monitor tanda-tanda vital tiap 30 menit, hindari batuk yang berlebihan,

muntah, mengedan, pertahankan pengukuran urin dan hindari konstipasi yang

berkepanjangan, observasi kejang dan lindungi pasien dari cedera akibat kejang.

berikan oksigen sesuai dengan kondisi pasien, monitor dan catat status neurologis

dengan menggunakan metode GCS.

Masalah keperawatan yang kedelapan muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah gangguan perfusi jaringan serebral sebanyak 346 responden

(32%). Hal ini menunjukkan bahwa merasa lemah, lelah, kaku dan hilang

keseimbangan, perubahan kesadaran, letargo, hemiparese, quadreplegia, ataksia,

cara berjalan tak tegap, masalah daram, keseimbangan tonus otot, otot spastic,

Perubahan tekanan darah atau normal (hipertensi) perubahan frekuensi jantung

(bradikardi, takikardi yang diselingi dengan bradikardi disritmia). cemas, mudah

tersinggung, delirium, agitasi, binggung, depresi dan impulsive, perubahan pola

nafas (apnea yang diselingi hiperventilasi) nafas berbunyi, stidor, tersedak, ronki,

mengi positif (kemungkinan karena aspirasi). Tindakan keperawatan yang

dilakukan adalah Kaji tingkat kesadaran dengan GCS, mengkaji pupil, ukuran,

respon terhadap cahaya, gerakan mata, menge valuasi keadaan motorik dan sensori

pasien, memonitor tanda vital setiap 1 jam, mempertahankan kepala tempat tidur

30-45 derajat dengan posisi leher menekuk, menga njurkan pasien untuk tidak

menekuk lututnya/fleksi, batuk, bersin, feses yang keras, melakukan aktivitas

(41)

kedalaman, irama setiap 1-2 jam, mempertahankan kebersihan jalan napas,

suction jika perlu, berikan oksigen sebelum suction, memonitor tanda-tanda

dehidrasi : banyak minum, kulit kering, turgor kulit kurang, kelemahan, berat

badan yang menurun.

Masalah keperawatan kesembilan yang muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah gangguan suhu tubuh hipotermia. Hal ini menunjukkan bahwa

pasien mengalami penderita berbicara melantur, kulit menjadi sedikit berwarna

abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi

otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas, detak jantung dan respirasi

melemah hingga mencapai hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit, pasien tidak

sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi, terjadi hipotensi

akut, dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan). Pasien

dengan hipotermi ringan dapat diterapi langsung di lapangan, yaitu dengan

melepas atau menjauhkan benda atau zat yang mendinginkan, kemudian diberi

penghangat seperti handuk atau selimut. Sementara pasien dengan hipotermia

sedang atau berat memerlukan perawatan khusus di rumah sakit berupa

rewarming atau peningkatan kembali suhu tubuh. Perawatan ini berupa

rewarming aktif yang diikuti rewarming pasif, rewarming aktif yaitu mendekatkan

benda hangat atau panas dari luar tubuh yang ditempelkan pada tubuh pasien.

Contohnya yaitu air panas yang sudah dimasukan ke tempat khusus kemudian

ditempelkan ke tubuh. Bila pasien teraba dingin, tetapi sirkulasi masih terjaga

dengan baik, maka tugas penolong adalah untuk menjaga agar korban tidak

(42)

32

(rewarm), bila pasien mengalami cardiac arrest atau henti jantung, maka

dilakukan resusitasi jantung-paru dengan modifikasi sesuai dengan prosedur.

Masalah keperawatan yang kesepuluh muncul pada pasien kecelakaan

lalulintas adalah gangguan suhu hypertermia. Hal ini menunjukkan bahwa suhu

badannya tinggi, kehausan, mulut kering-kering, kedinginan, lemas, anoreksia

(tidak selera makan), nadi cepat dan pernafasan tidak teratur, denyut jantung

meningkat, menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot, kulit pucat dan dingin

karena vasokontriksi, kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi, pengeluaran

keringat berlebihan, peningkatan suhu tubuh. Tindakan keperawatan yang

dilakukan adalah antipir etik tidak diberikan secara otomatis pada setiap penderita

panas karena panas merupakan usaha pertahanan tubuh, pemberian antipiretik

juga dapat menutupi kemungkinan komplikasi. Pengobatan terutama ditujukan

terhadap penyakit penyebab panas, parasetamol: 10 -15 mg/kg BB/ kali (dapat

diberikan secara oral atau rektal), metamizole (novalgin): 10 mg/kg BB/kali per

oral atau intravenous, ibuprofen: 5-10 mg/kg BB/ kali, per oral atau rectal,

pendinginan Secara fisik: merupakan terapi pilihan utama, kecepatan penurunan

(43)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Karakteristik dan

Gambaran Masalah Keperawatan Pasien dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas

di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011 dapat diambil kesimpulan

bahwa karakteristik responden mayoritas berjenis kelamin laki- laki, berumur

11-18 tahun (remaja), menggunakan askeskin, lama perjalanan ke rumah sakit

2-5 jam, GCS sedang 9-12, jenis kunjungan baru.

Masalah keperawatan pasien dengan kasus kecelakaan lalulintas di

IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011 yang muncul paling sering

secara berurutan yang pertama adalah nyeri, kedua pola nafas tidak efektif,

gangguan jalan nafas, gangguan bersihan jalan nafas, volume cairan kurang

dari kebutuhan, gangguan pertukaran gas, gangguan perfusi jaringan serebral,

gangguan perfusi jaringan, gangguan suhu tubuh hypothermia, gangguan suhu

tubuh hyper thermia.

6.2 Rekomendasi

Setelah penelitian dilakukan ada beberapa saran peneliti terhadap

masalah keperawatan pasien dengan kasus kecelakaan lalulintas di IGD di

(44)

34

1. Rumah Sakit Umum Pusat HAM

Bagi Rumah Sakit Umum Pusat HAM lebih meningkatkan pelaksanaan

intervensi keperawatan pasien kecelakaan lalulintas dengan baik,

pendokumentasian format pengkajian keperawatan yang lebih baik,

memberikan pelatihan penanganan nyeri secara intens, pengadaaan alat

yang lengkap untuk penanganan resiko kecacatan bahkan kematian

2. Pendidikan Keperawatan

Bagi pendidikan keperawatan lebih memperdalam materi dan praktik

labskill penanganan masalah keperawatan pasien dengan kasus kecelakaan

lalulintas

3. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian dengan meneliti

faktor yang berhubungan dengan masalah keperawatan pada pasien

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2003). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Carpenito, (2009). Buku Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Doenges, (2000)., Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hidayat, A.A, (2004). Konsep Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan I, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, H., (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Medika.

Syafei, C., Lakalantas Arus Mudik. Diambil Tanggal 28 Mei 2012 dari http://portibionline.com/berita-2147- lakalantas-arus- mudik-71-warga-tewas.html

Dewanti, (1996). Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas, Jurnal Media Teknik No.3 Tahun XVIII Edisi November, Jakarta.

Hermariza,U., (2008), Studi Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan Di Ruas Tol Jakarta - Cikampek, Skripsi Sarjana, Jurusan Teknik Sipil, Bidang Rekayasa Transportasi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Jurniar,K., (2009), Evaluasi Lokasi Rawan Kecelakaan Di Bandung, Jurnal Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Khisty,J.C. dan Lall,B.K., (2003), Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

(46)

Lampiran 1

KUESIONER

KARAKTERISTIK DAN GAMBARANMASALAH KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KASUS KECELAKAAN LALULINTAS DI IGD

RSUP HAM MEDAN JANUARI – DESEMBER 2011 4. Lama selama perjalanan ke rumah sakit

< 1jam 6 – 10 jam 7. Death On Arrival ( Telah Meninggal Saat Tiba di RS )

No Pernyataan Ya Tidak

1 Gangguan Bersihan Nafas Tidak efektif 2 Gangguan Jalan Nafas

3 Pola Nafas Tidak efektif 4 Gangguan pertukaran gas 5 Gangguan perfusi jaringan

6 Volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan 7 Gangguan perfusi jaringan serebral

8 Nyeri

(47)

Lampiran 2

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN Nama Mahasiswa : Tommy B E Siahaan

NIM : 111121005

Judul penelitian : Karakteristik dan Gambaran Masalah Keperawatan

Pasien Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas Di IGD RSUP

HAM Medan Januari – Desember 2011

Pembimbing : Rosina Tarigan S.Kep, M.Kep, Sp.KMB, CWCC, CST

No Tanggal Materi Bimbingan Komentar/Saran Paraf

Pembimbing

1. 10/04/2012 Judul Ganti Judul

2. 18/04/2012 Judul ACC

3. 28/04/2012 BAB I dan BAB II Perbaiki cara penulisan

(48)
(49)
(50)

Lampiran 5

TAKSASI DANA

Keterangan dana yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kegiatan

penelitian mulai dari proposal sampai skripsi

1. Proposal

a. Biaya pengetikan dan print Skripsi Rp. 500.000

b. Pencarian literatur internet Rp. 300.000

c. Fotocopy sumber literatur Rp. 300.000

d. Fotocopy skripsi Rp. 300.000

2. Pengumpulan data

a. Survey Penelitian Rp. 250.000

b. Transportasi Rp. 300.000

c. Fotocopy kuesione r Rp. 300.000

3. Analisa data dan penyusunan laporan

a. Jilid Skripsi Rp. 800.000

b. Biaya tak terduga Rp. 300.000

(51)

Lampiran 6

RENCANA KEGIATAN

No Kegiatan

2012 2013

Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des Jan Feb

1. Pengajuan Judul

2. Survey Awal

3. Penyelesaian dan Bimbingan

Proposal dari BAB I – IV

4. Sidang Proposal

5. Penelitian

6. Bimbingan Skripsi dari BAB

V-VI

(52)

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tommy B E Siahaan

Tempat/Tanggal Lahir : Porsea/27 Mei 1984

Jenis Kelamin : Laki- laki

Agama : Protestan

Alamat : Jln. Bunga Ncole XXVIII No. 28 Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1990-1996 : SD RK Serdang Murni II Lubuk Pakam

2. Tahun 1996-1999 : SLTP Neg III Porsea

3. Tahun 1999-2002 : SMU Neg II Matauli Sibolga

4. Tahun 2004-2007 : AKPER YTP Arjuna Laguboti

5. Tahun 2011-2012 : PSIK Fakultas Keperawatan USU

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 2007-2008 : CHEC HEPP I Clinic Inalum

Gambar

Tabel 5.1.1  Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Masalah Keperawatan Pasien dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD di RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Pasien Dengan Kasus Kecelakaan Lalulintas di IGD RSUP HAM Medan Januari-Desember 2011

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian bahan seperti tersebut di atas bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan sebagai bahan peneliti. an. Hasil

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan' Lingkaingan Hidup

Secara teori dengan meningkatnya harga daging sapi, maka akan lebih memacu usaha peternakan rakyat, sehingga dihasilkan peningkatan produksi daging yang berdampak

Ketidaklinieran instrumen dinyatakan sbg harga non- linieritas , yang menyatakan selisih maksimum dari harga linier dibandingkan dengan harga

Roti manis dengan substitusi tepung daun sirsak memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi daripada roti manis yang lainnya, namun substitusi tepung jambu biji

Untuk dapat melihat detail / mimik pemain dengan cukup jelas, jarak kursi penonton terjauh tidak dapat lebih dari ±23m. Tata letak kursi penonton yang baik adalah

Hal itu telah dilakukan guru pada pembelajaran ini(terlihat pada no. 7 – 17), guru tidak langsung menyalahkan siswa dan memberikan cara penyelesaiannya tetapi guru mencoba

Bahasa asing yang dapat digunakan dalam pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (4) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum