PREPARASI DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) SEBAGAI ADSORBEN PADA
PROSES PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS
Oleh : Liya Lestari NIM 4121210007 Program Studi Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PREPARASI DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI AMPAS TEBU (Saccharum officinarum) SEBAGAI ADSORBEN PADA
PROSES PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS
Liya Lestari (NIM 4121210007)
ABSTRAK
Minyak goreng merupakan bahan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari yang diproduksi dari minyak kelapa sawit. Penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada minyak goreng yang disebabkan oleh oksidasi dan panas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas minyak goreng bekas sehingga minyak dapat dijadikan produk yang lebih bermanfaat serta mengetahui kondisi operasi optimum (kondisi relative baik). pada proses adsorpsi minyak goreng bekas ini. Pemurnian minyak goreng dilakukan dengan cara adsorpsi menggunakan karbon aktif ampas tebu sebagai adsorben yang di aktivasi dengan H3PO4, lalu dilakukan uji kualitas karbon aktif berdasarkan standar SNI 06-3730-1995. Hasil penelitian menunjukkan nilai terendah uji karbon aktif pada analisa kadar air yaitu 3.14%, kadar abu 13.61%, kadar mudah menguap 6.76% yang dihasilkan pada suhu karbon aktif 450oC. Proses pemurnian minyak dilakukan dengan variasi suhu dari karbon aktif dan massa karbon aktif yaitu 6 g , 8 g, 10 g, lalu di uji kualitas minyak berdasarkan standar SNI 01-2901-2006 yang meliputi kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida. Hasil menunjukkan nilai terendah dari kadar asam lemak bebas terendah yaitu 0.3660% dan bilangan peroksida 6.9939 mek/kg, dihasilkan pada karbon aktif suhu 400oC yang memiliki derajat kristalinitas terbesar yaitu 35.77% dengan berat adsorben 10 g.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-Nya telah memberikan kesehatan dan hidayah kepada penulis sehingga
penulis dapat menyusun skripsi ini dan dapat diselesaikan dengan baik sesuai
waktu yang direncanakan. Sholawat beriring salam tercurahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, atas izin-Nya mampu mengubah Zaman Jahilliyah ke
zaman yang penuh ilmu dan pengetahuan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini
yang dilaksanakan sejak Bulan April 2016 ialah “ Preparasi dan Karakterisasi
Karbon Aktif dari Ampas Tebu (Saccharum officinarum) sebagai Adsorben pada Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, mulai dari
pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi, antara
lain bapak Agus Kembaren, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan saran dan masukan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS, Ibu Junifa Layla Sihombing, S.Si.,
M.Sc, dan Ibu Nora Susanti, S.Si., Apt, selaku dosen penguji yang banyak
memberikan masukan dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.
Secara khusus kepada kedua orang tua yang sangat penulis banggakan serta
penulis sayangi, Ayah (Slamet) dan Ibu (Yeni Suryani) semoga Rahmat Allah
senantiasa tercurah untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta serta seluruh keluarga
family semoga urusannya dimudahkan oleh Allah SWT. Salam sukses untuk
sahabat-sahabatku Sri Hartini Br Bangun, Reka Mustika Sari, Desra Yulia, Fauzy
Anugraha, Bina Setiawan, Lia Febrina, Dewi Tryana Nasution dan Ramadana
serta seluruh teman-teman Kimia NK’12 dan seluruh kakak dan adik-adik
stambuk di Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang tidak dapat disebutkan namanya
satu persatu yang mana telah banyak membantu dalam mengerjakan penelitian ini,
dan memberikan motivasi serta semangat sehingga penulis tidak mudah
v
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saran dan kritik yang membangun
dari para pembaca saya terima dengan senang hati. Semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 26 Agustus 2016
vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Tebu 6
2.2. Ampas Tebu 7
2.3. Arang Aktif 8
2.4. Struktur Karbon Aktif 11
2.5. Proses Pembuatan Karbon Aktif 12
2.6. Adsorpsi 14
2.6.1. Faktor yang Mempengaruhi Daya Serap Adsorpsi 16
2.7. Adsorben 17
2.8. Minyak Goreng 18
2.8.1. Klasifikasi Minyak Goreng 18
vii
2.9. Minyak Goreng Bekas 22
2.10. Komposisi dan Kandungan Minyak Goreng Bekas 22
2.11. Mutu Minyak Goreng 23
2.12. Pemurnian Minyak 25
2.13. XRD (X-Ray Diffraction) 26
BAB III METODE PENELITIAN 29
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 29
3.2. Bahan 29
3.3. Alat 29
3.4. Rancangan Penelitian 29
3.4.1. Pembuatan Reagen 29
3.4.2. Preparasi Karbon Aktif Sebagai Adsorben 30
3.4.3. Uji Kualitas Arang Aktif 31
3.4.4. Preparasi Minyak Goreng 32
3.4.5. Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas 33
3.4.6. Bagan Alir Penelitian 34
BAB IV PEMBAHASAN 42
4.1. Pembuatan Karbon Aktif 42
4.1.1. Preparasi Karbon Aktif 42
4.1.2. Hasil Karbonisasi Ampas Tebu 42
4.1.3. Hasil Pencampuran Katalis H3PO4dengan Karbon 43
4.1.4. Proses Pencucian dan Hasil Pengeringan Karbon Aktif 44
4.2. Uji Kualitas Karbon Aktif 44
4.2.1. Uji Kadar Air 45
4.2.2. Uji Kadar Abu 46
4.2.3. Uji Kadar Mudah Menguap 47
4.2.4. Analisa XRD 48
4.3. Preparasi Minyak Goreng Bekas 52
viii
4.4.1. Analisa Kadar Asam Lemak Bebas 53
4.4.2. Analisa Bilangan Peroksida 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 59
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 59
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Tanaman Tebu 6
Gambar 2.2. Pengaruh Ukuran Pori pada Penyerapan Fasa Cair 12
Gambar 2.3. Reaksi Hidrolisa Minyak 20
Gambar 2.4. Reaksi Pembentukan Peroksida 21
Gambar 2.5. Cara Kerja XRD 26
Gambar 3.1. Bagan Alir Preparasi Adsorben 35
Gambar 3.2. Bagan Alir Uji Kualitas Karbon Aktif 36
Gambar 3.3. Bagan Alir Preparasi Minyak Goreng Bekas 37
Gambar 3.4. Bagan Alir Penentuan Kadar Air 38
Gambar 3.5. Bagan Alir Penentuan Asam Lemak Bebas 39
Gambar 3.6. Bagan Alir Penentuan Bilangan Peroksida 40
Gambar 3.7. Bagan Alir Pemurnian Minyak Goreng 41
Gambar 4.1. Grafik hubungan Kadar Air terhadap Karbon Aktif 45
Gambar 4.2. Grafik hubungan Kadar Abu terhadap Karbon Aktif 46
Gambar 4.3. Grafik hubungan Kadar Mudah Menguap Terhadap Suhu 48
Gambar 4.4. Pola Difraksi Karbon Aktif 50
Gambar 4.5. Grafik hubungan Derajat Kristalinitas 52
Gambar 4.6. Grafik Kadar Asam Lemak Bebas 55
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komponen Penyusun Serat Ampas Tebu 8
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Pembakaran Ampas Tebu 8
Tabel 2.3. Penggunaan dan Fungsi Karbon Aktif 10
Tabel 2.4. Standar Kualitas Karbon Aktif 11
Tabel 2.5. Standar Mutu Minyak Goreng 19
Tabel 2.6. Komposisi Asam Lemak Minyak Bekas 26
Tabel 4.1. Hasil Karakterisasi Karbon Aktif 45
Tabel 4.2. Derajat Kristalinitas Karbon Aktif dari Ampas Tebu 51
Tabel 4.3. Hasil Uji Minyak Goreng Bekas 53
Tabel 4.4. Hasil Analisa Asam Lemak Bebas (FFA) 54
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji Kualitas Karbon Aktif 63
Lampiran 2. Perhitungan Massa Dalam Pembuatan Reagen 66
Lampiran 3. Uji Kualitas Minyak Goreng Bekas 67
Lampiran 4. Uji Minyak Setelah Dimurnikan 69
Lampiran 5. Hasil Analisis XRD 86
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak,
berwujud cair pada suhu kamar (25°C) dan lebih banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh sehingga mudah mengalami oksidasi. Minyak yang berbentuk padat
biasa disebut dengan lemak. Minyak dapat bersumber dari tanaman, misalnya
minyak zaitun, minyak jagung, minyak kelapa, dan minyak bunga matahari.
Minyak dapat juga bersumber dari hewan, misalnya minyak ikan sardin, minyak
ikan paus dan lain-lain (Rosita., dkk, 2008).
Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat
pengolah bahan-bahan makanan, misalnya keripik kentang, kacang dan lain
sebagainya. Minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas,
menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan
(Ketaren, 2005). Di Indonesia, minyak goreng diproduksi dari minyak kelapa
sawit dalam skala besar. Hingga tahun 2020 diperkirakan produksi minyak sawit
mencapai 236 juta ton.
Penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang pada suhu tinggi
(160-180ºC) disertai adanya kontak dengan udara dan air pada proses penggorengan
akan mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi (hidrolisis, polimerasi dan
oksidasi) yang komplek dalam minyak dan menghasilkan berbagai senyawa hasil
reaksi (Kalapathy dan Proctor dalam Mardina, 2012). Minyak goreng juga
mengalami perubahan warna dari kuning menjadi warna kehitaman. Reaksi
degradasi ini menurunkan kualitas minyak dan akhirnya minyak tidak dapat
dipakai lagi dan harus dibuang. Produk reaksi degradasi yang terdapat dalam
minyak ini juga akan menurunkan kualitas bahan pangan yang digoreng dan
2
Minyak goreng bekas (waste cooking oil) banyak dihasilkan dari restoran siap
saji, usaha-usaha fastfood, dan industri perhotelan sehingga dalam satu hari dapat
menghasilkan minyak goreng bekas yang sebanyak ± 33.750 liter. Apabila hal ini
tidak ditangani atau tidak dicarikan upaya penanggulangannya, maka minyak
goreng bekas akan menjadi permasalahan yang serius, yang akan mengakibatkan
keracunan dalam tubuh dan berbagai macam penyakit, misalnya diare,
pengendapan lemak dalam pembuluh darah, dan kanker (Ketaren, 2005).
Melihat perkembangan usaha restoran siap saji di Indonesia yang sangat pesat
dan menghasilkan minyak goreng bekas yang sangat banyak, maka dipandang
perlu dilakukan peningkatan kualitas minyak goreng bekas sehingga dapat
dimanfaatkan lagi dan produktivitasnya dapat ditingkatkan (Simbolon, 2014).
Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar limbah minyak goreng bekas ini dapat
bermanfaat dan tidak menimbulkan kerugian dari aspek kesehatan manusia dan
lingkungan. Meningkatkan kualitas minyak goreng bekas dapat dilakukan dengan
proses pemurnian. Pemurnian minyak goreng bekas merupakan pemisahan produk
reaksi degradasi (air, peroksida, asam lemak bebas, aldehid dan keton) dari
minyak. Beberapa cara dapat dilakukan untuk pemurnian minyak goreng bekas,
yaitu proses pemisahan dengan membran ekstraksi menggunakan fluida
superkritis, dan pemurnian dengan menggunakan berbagai jenis adsorben. Proses
pemurnian dengan membran atau ekstraksi menggunakan fluida superkritis
membutuhkan investasi dan biaya operasional yang relatif lebih tinggi daripada
proses adsorpsi menggunakan adsorben. Pemurnian minyak goreng bekas dengan
adsorben merupakan proses yang sederhana dan efisien. Zat warna dalam minyak
akan diserap oleh permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid, serta
hasil degradasi minyak (Mangallo, 2014).
Penggunaan adsorben merupakan metode alternatif dalam pemurnian minyak
goreng bekas. Metode ini efektif dan murah karena dapat memanfaatkan produk
samping atau limbah pertanian. Beberapa produk samping pertanian yang
berpotensi sebagai adsorben, yaitu tongkol jagung, kulit padi, kulit kedelai, biji
3
Salah satu limbah pertanian yang cukup banyak adalah ampas tebu. Ampas
tebu yang dihasilkan dari pabrik gula selama proses produksi, yaitu sebesar 90%,
sedangkan gula yang dimanfaatkan hanya 5%, dan sisanya berupa tetes tebu dan
air. Ampas tebu yang digunakan sebagai adsorben mengandung serat yang terdiri
atas lignin 18% dan selulosa 45%. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas
areal 232 ribu hektar, yang tersebar diantaranya berada di Medan, Lampung,
Semarang, Solo, dan Makasar, sedangkan menurut Badan Pusat Statistik Provinsi
Jawa Barat 2006, perkebunan tebu menempati luas areal 12024,31 hektar, dengan
produksi tebu mencapai 64169,06 ton (Diapati, 2009). Penggunaan arang ampas
tebu sebagai adsorben diharapkan dapat menjadi nilai tambah serta meningkatkan
daya dukungnya terhadap lingkungan dalam pemurnian minyak goreng bekas.
Penelitian ini mencoba meningkatkan kualitas minyak goreng bekas dengan
menggunakan adsorben dari ampas tebu yang akan dijadikan sebagai karbon aktif.
Karbon aktif adalah bahan yang berupa karbon yang telah ditingkatkan daya
adsorpsinya, dengan cara mengaktifkan karbon tersebut. Aktivasi merupakan
suatu proses yang menyebabkan perubahan fisik pada permukaan karbon melalui
penghilangan hidrokarbon, gas-gas, dan air dari permukaan tersebut sehingga
permukaan karbon semakin luas dan pori-porinya akan semakin banyak sehingga
semakin mudah menyerap zat-zat lain. Luas permukaan karbon aktif umumnya
berkisar antara 300 – 3000 m2/gram (Shofa, 2012).
Keuntungan penggunaan karbon aktif sebagai bahan pemurnian minyak ialah
karena karbon aktif dapat menyerap sebagian bau yang tidak dikehendaki dan
mengurangi jumlah kadar asam lemak bebas sehingga memperbaiki kualitas
minyak. Karbon aktif dapat dibuat dari semua bahan alam yang mengandung
karbon, baik karbon organik maupun karbon anorganik dengan syarat bahan
tersebut mempunyai struktur berpori, salah satu bahannya adalah ampas tebu
(Apriliani, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian
tentang pembuatan karbon aktif yang dijadikan sebagai adsorben (penyerap) pada
minyak goreng bekas sehingga minyak dapat digunakan kembali menjadi produk
4
kimia menggunakan asam fospat sebagai bahan pengaktif. Sebagai variasi pada
penelitian ini adalah pengaruh suhu karbon aktif dan massa karbon aktif terhadap
mutu minyak goreng bekas tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Metode apa yang digunakan dalam pembuatan karbon aktif ampas tebu ?
2. Bagaimana pengaruh pengaktifan karbon aktif terhadap mutu minyak
goreng bekas ?
3. Bagaimana pengaruh massa karbon aktif terhadap kemampuan adsorben
dalam menyerap komponen-komponen dalam minyak goreng bekas ?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah pembuatan karbon aktif pada suhu
300oC, 350oC, 400oC dan 450oC, dengan karakterisasi meliputi kadar air, kadar
abu, kadar zat mudah menguap, dan derajat kristalinitas. Dan pada proses adsorbsi
minyak goreng bekas menggunakan variasi suhu dari karbon aktif dan massa
karbon aktif yang dijadikan sebagai adsorben (6 gr, 8 gr, dan 10 gr). Pengujian
kualitas minyak goreng bekas meliputi kadar air, penentuan asam lemak bebas
(ALB), dan bilangan peroksida (PV).
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh suhu karbon aktif terhadap mutu minyak goreng.
2. Mengetahui pengaruh massa karbon aktif terhadap mutu minyak goreng.
3. Meningkatkan kualitas minyak goreng bekas melalui proses pemurnian
5
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat pada penelitian ini adalah :
1. Menambah informasi tentang proses pemurnian minyak goreng bekas
dengan menggunakan karbon aktif.
2. Meningkatkan nilai ekonomis ampas tebu dan minyak goreng bekas yang
selama ini dianggap sebagai limbah menjadi produk yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi sehingga pemanfaatannya dapat lebih
optimal.
3. Sebagai sumber data dalam penyusunan skripsi di Program Studi Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah :
1. Adsorben yang digunakan pada pembuatan karbon aktif adalah metode
kimia dengan menggunakan H3PO4 [1M] dan divariasikan dengan suhu
pengaktifan dengan menggunakan tanur.
2. Suhu pengaktifan karbon aktif sangat mempengaruhi hasil pemurnian
minyak goreng bekas, semakin tinggi suhu pengaktifan semakin besar
penurunan asam lemak bebas dan bilangan peroksida yang terserap pada
minyak goreng bekas, tetapi suhu ≥ 450oC akan menurunkan daya adsorpsi
pada adsorben.
3. Banyaknya karbon aktif yang digunakan dalam proses adsorpsi sangat
mempengaruhi kualitas minyak, dimana semakin banyak massa karbon
aktif yang digunakan dalam proses adsorpsi maka semakin besar
penurunan asam lemak bebas dan bilangan peroksida pada minyak.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan terkait penelitian ini adalah :
Penggunaan ampas tebu umumnya sudah banyak dilakukan dan diteliti oleh
peneliti lain, alangkah lebih baik bagi peneliti selanjutnya menggunakan bahan
lain untuk melanjutkan penetian ini dan melakukan uji analisa minyak yang
60
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, Ade., (2010), Pemanfaatan Arang Ampas Tebu Sebagai Adsorben Ion
Logam Cd, Cr, Cu, dan Pb dalam Air Limbah, Skripsi, Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional-BSN., (2006), Minyak Kelapa Sawit, Jakarta.
Esterlita, Marina Olivia; Netti Herlina., (2015), Pengaruh Penambahan Aktivator ZnCl2, KOH, dan H3PO4 dalam Pembuatan Karbon Aktif Dari Pelepah Aren (Arenga Pinnata), Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 4, No. 1.
Fauziah, Nailul., (2009), Pembuatan Arang Aktif Secara Langsung Dari
Kulit Acacia Mangium Wild Dengan Aktivasi Fisika Dan Aplikasinya Sebagai Adsorben, Skripsi, Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor.
Jamilatun, Siti; Intan Dwi Isparulita; dan Elva Novita Putri., (2014), Karakteristik
Arang Aktif Dari Tempurung Kelapa Dengan Pengaktivasi H2SO4 Variasi Suhu Dan Waktu, ISSN 2339-028X, Teknik Kimia, Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta.
Kartika, Vathasia; Ratnawulan; Gusnedi., (2016), Pengaruh Variasi Suhu Karbonisasi Terhadap Mikrostruktur Dan Derajat Kristalinitas Karbon Aktif Kulit Singkong Sebagai Bahan Dasar GDL (Gas Diffussion Layer), Jurnal Fisika FMIPA Universitas Negeri Padang, Vol.7.
Ketaren, S., (1986), Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Ketaren, S., (2005), Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Komariah, Leily Nurul; Sacayudha Ahdiat; Novita Dian Sari (2013), Pembuatan Karbon Aktif Dari Bonggol Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) dan Aplikasinya Pada Pemurnian Air Rawa, Palembang, Jurnal Teknik
Universitas Sriwijaya.
61
Malik, Usman; Riad Syech., (2013), Pengaruh Lama Aktivasi Terhadap
Komposisi Dan Struktur Kimia Dan Mutu Arang Aktif Serbuk Gergaji Jelutung, Prosiding Semirata, Universitas Lampung, Lampung.
Mangallo, Bertha., (2014), Efektifitas Arang Aktif Kulit Salak Pada Pemurnian
Minyak Goreng Bekas, Universitas Papua, Chem. Prog. Vol 7. No. 2.
Mardina, Primata., (2012), Penurunan Angka Asam Pada Minyak Jelantah, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Jurnal Kimia 6(2).
Marsh, Harry; Francisco; Rodriguez Reinoso., (2006), Activated Carbon, Elsevier
Science & Technology Books, ISBN: 0080444636, 2006.
Missa., (2009), X - Ray Diffraction (XRD), http://missa/2011/XRD-X-Ray
diffraction.html, (di akses pada 19 Juli 2016).
Noriko, Nita; Dewi Elfidasari; Analekta Tiara Perdana; dkk., (2012), Analisis Penggunaan dan Syarat Mutu Minyak Goreng pada Penjaja Makanan di
Food Court UAI, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi,
Vol. 1, No. 3.
Pari, Gustan., (2011), Pengaruh Selulosa Terhadap Struktur Karbon Arang :
Bagian I, Pengaruh Suhu Karbonisasi, Pusat Litbang Keteknikan
Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.
Pari, Gustan; Saptasi Darmawan; Wasrin Syafii; Dkk., (2015), Kajian Struktur Arang-Pirolisis, Arang-Hidro Dan Karbon Aktif Dari Kayu Acacia
mangium willd. Menggunakan Difraksi Sinar-X, Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 33 No. 2.
Puspita, Tifany., (2015), Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang
Aktif Dari Ampas Tebu Sebagai Adsorben, Fmipa Unimed, Medan.
Rahayu, L.H; Purnavita S; Sriyana H., (2014), Potensi Sabut dan Tempurung Kelapa sebagai Adsorben untuk Meregenerasi Minyak Jelantah. Jurnal
Momentum. 10(1):47-53.
Rahayu, Lucia Hermawati,; Sari Purnavita., (2014), Pengaruh Suhu Dan Waktu
Adsorpsi Terhadap Sifat Kimia-Fisika Minyak Goreng Bekas Hasil Pemurnian Menggunakan Adsorben Ampas Pati Aren Dan Bentonit, Vol 10, Akademi Kimia Industri, Semarang.
Ramdja, A. Fuadi; Lisa Febrina, Daniel Krisdianto., (2010), Pemurnian Minyak Jelantah Menggunakan Ampas Tebu Sebagai Adsorben, Jurnal Teknik
62
Rosita, Alinda Fradiani; Wenti Arum Widasari., (2008), Peningkatan Kualitas
Minyak Goreng Bekas Dari KFC dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif, Universitas Diponegoro, Semarang.
Purnama, Jenni Sari., (2009), Pembuaatan Dan Karakterisasi Adsorben Hybrid
Amino Silica Dari Sekam Padi Dan Kulit Udang Dengan Variasi 20:1 Dan 20:2 Secara Sol-Gel, Skripsi FMIPA Kimia Unimed, Medan.
Shofa., (2012), Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Baku Ampas Tebu Dengan
Aktivasi Kalium Hidroksida., Skripsi, FT, Universitas Indonesia, Depok.
Siburian, Agus Mangiring.; Agnes Sartika Doharma,; Setiaty Pandia., (2014), Pemanfaatan Adsorben Dari Biji Asam Jawa Untuk Menurunkan Bilangan Peroksida Pada CPO (Crude Palm Oil), USU, Medan, Jurnal Teknik Kimia Vol 3. No. 4.
Sidik, S.M; A.A Jalil; S. Triwahyono; dkk., (2012), Modified oil palm leaves
adsorbent with enhanced hydrophobicity for crude oil removal, Chemical Engineering Journal 203.
Simbolon, Jetro P., (2014), Uji Kerusakan Minyak Pada Penggunaan Minyak
Goreng Curah dan Kemasan Secara Berulang, Skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unimed, Medan.
Surest, Azhary H., (2013), Pembuatan Karbon Aktif Dari Cangkang Biji
Ketapang, Jurusan Teknik Kimia , Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya,
Palembang.
Tanjaya, A., (2006), Aktivasi Bentonit Alam Pacitan sebagai Bahan Penjerap pada Proses Pemurnian Minyak Sawit. Jurnal Teknik Kimia Indonesia.
5(1):429-434.
Triyanto, Agus., (2013), Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Ampas Tebu Teraktivasi dan Penetralan dengan NaHSO3, Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Wulandari, futri; erlina; ridho akbar bintoro; dkk., (2010), Itm-05: Pengaruh
Temperatur Pengeringan Pada Aktivasi Arang Tempurung Kelapa Dengan Asam Klorida Dan Asam Fosfat Untuk Penyaringan Air Keruh,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Yustinah, Hartini., (2011), Adsorbsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang