• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH-AKHLAK SISWA KELAS IX MTSN KABUPATEN ACEH TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR AKIDAH-AKHLAK SISWA KELAS IX MTSN KABUPATEN ACEH TIMUR."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR

AKIDAH-AKHLAK SISWA KELAS IX MTsN KABUPATEN ACEH TIMUR

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh: MUTIA NIM : 8146121028

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

MUTIA. Reg. No. 8146121028. The Effect of Cooperative Learning and Creativity Method on Learning Outcomes of Akidah-Akhlak to The Third Year Student of MTsN Kabupaten Aceh Timur. Thesis. Technology Education Programme, Postgrade Universitas Negeri Medan. 2016.

This study is aimind af finding out: (1) students learning results of Akidah-Akhlak lesson taught by using cooperative learning method with role playing type and student learning outcomes of Akidah-Akhlak taught by using cooperative learning method with example non example type, (2) students learning outcomes of Akidah- Akhlak that have high creativity and students learning outcomes of Akidah-Akhlak that have low creativity, (3) Interaction between learning method and creativity to learning outcomes of Akidah-Akhlak.

This research observed to the third year student of MTsN Kuta Binjai and the third year students of MTsN Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur. The population of the study was 131 students and the total number of the samples were 72 students, those are class IX-1 and class IX-2 MTsN Kuta Binjai taught by using role playing learning method, class IX-7 and IX-8 taught by using example non example learning method. The researcher used Cluster Random Sampling as sampling technique. The research hyphothesis tested by using anava two lanes factorial design (Two Way Anava 2x2) with significance level α= 0.005, before that, the researcher had to test data analysis requirements, namely homogeneity test by using Liliefors test and homogeneity test by using Barlett and Fisher test. The next test tested by using Tukey test.

The results of this research were : (1) the average of students learning outcomes taught by using cooperative learning with role playing type X = 21,66 was higher than the average of students learning outcomes taught by using cooperative learning with example non example type X = 19,00 with Fcount = 4,13 > Ftable = 3,98 (2) the average of students outcomes with high creativity X = 21,50 was higher than students learning outcomes with low creativity X = 18,33 with Fcount = 7,67 > Ftable = 3,98 (3) there were interaction between learning cooperative method and students creativity in influencing learning outcomes of akidah akhlak with Fcount = 5,87 > Ftable = 3,98.

(6)

ii ABSTRAK

MUTIA. NIM 8146121028. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Kelas IX MTsN Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Program Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing dan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe example non example, (2) hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas rendah, (3) interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil belajar Akidah-Akhlak.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX MTsN Kuta Binjai dan siswa kelas IX MTsN Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur. Populasi penelitian adalah (131 orang siswa) dan sampelnya(72 orang siswa) yaitu kelas IX-1 dan kelas IX-2 MTsN Kuta Binjai yang dibelajarkan dengan model pembelajaran role playing, kelas IX-7 dan kelas IX-8 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran example non example. Tekinik pengambilan sampel digunakan Cluster Random Sampling. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunaakan Anava dua jalur desain factorial 2x2 (Two Way Anava 2x2) dengan taraf siginifikansi α= 0.005, yang sebelumnya dilakukan dulu uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji liliefors dan uji homogenitas dengan uji Barlett dan uji Fisher. uji lanjut dengan uji Tukey.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing X = 21,66 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koopeartif tipe example non example X = 19,00 dengan Fhitung = 4,13 > Ftabel = 3,98 (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan kreativitas tinggi X = 21,50 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan kreativitas rendah X = 18,33 dengan Fhitung = 7,67 > Ftabel = 3,98 (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar Akidah-Akhlak dengan Fhitung = 5,87 > Ftabel = 3,98.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan ampun kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan-kejelekan amal perbuatan kita. Dan kita memohon kepada-Nya untuk keberkahan ilmu yang kita cari serta memohon perlindungan kepada-Nya dari bencana ilmu yaitu lupa. Alhamdulillah dengan hidayah dan anugerah-Nyalah penulis dapat menyusun tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Aceh Timur.

(8)

iv

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Ketua Prodi Teknologi Pendidikan Dr. R. Mursid, ST., M.Pd, sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd.

2. Pegawai tata usaha Prodi Teknologi Pendidikan Abang Muhammad Isnaini, M.Pd dan seluruh civitas Akademik Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan hingga selesai. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan berbagai displin ilmu, pengalaman dan kematangan berpikir. 3. Bapak Drs. Adnan selaku Kepala Sekolah MTsN Kuta Binjai Kabupaten Aceh

Timur, Bapak Munzilin, S.Pd selaku Kepala Sekolah MTsN Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur, Bapak Irsyadi, S.Pd.I selaku guru bidang studi Akidah-Akhlak di MTsN Kuta Binjai, Ibu Syarifah Chairani, S.Pd.I selaku guru bidang studi Akidah-Akhlak di MTsN Simpang Ulim. Dan guru-guru penulis di MTsN Kuta Binjai, serta siswa/i MTsN Kuta Binjai kelas IX-1 dan IX-2 dan siswa/i MTsN Simpang Ulim kelas IX-7 dan IX-8.

(9)

v

jenjang magister, kepada abang kedua Muhammad Irsyadi, A.Md dan abang ketiga Mahdi, kepada adik satu-satunya Mutahar, semua kakak ipar, Kakak Nurjannah, Kakak Zuriani, dan Kakak Fadliah, S.Pd.

5. Kepada Ibu Dra. Nurhayati, MA dan Bapak Dr. Zulfikar Ali Buto Siregar, MA dan yang senatiasa selalu mendukung dan memberi motivasi kepada penulis. 6. Kepada sahabat seperjuangan Mutia Sari, S.Pd.I, Syajaratuddur, S.Pd.I, Fitri

Yani, S.Pd, Indah Putri Santri, S.Pd, Nova Yusfita, M.Pd, Handriani Milladya Ginting, S.Pd dan Ima Pinensi Tarigan, S.Pd, yang selalu memberi dukungan dan bertukar pikiran, masukan-masukan untuk menyelesaikan tesis. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan terutama angkatan XXIV Kelas A1 Pascasarjana Universtias Negeri Medan yang telah memberikan bantuan moral dalam perkuliahan dan penyelesaian penulisan tesis ini. Rekan-rekan alumni STAIN Malikussaleh Unit 2 angkatan 2009 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Kepada semua pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan masa yang akan datang. Selain itu, penulis juga berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca yang membuthkannya.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(10)

vi DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Pembatasan Masalah ... 16

D. Perumusan Masalah ... 17

E. Tujuan Penlitian ... 18

F. Manfaat Penlitian ... 18

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 20

A. Kerangka Teoritis ... 20

1. Hakikat Hasil Belajar Akidah-Akhlak ... 20

2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 33

3. Hakikat Kreativitas ... 54

B. Penelitian Yang Relevan ... 62

C. Kerangka Berfikir ... 63

(11)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 72

A. Tempat Dan Waktu Penelitia ... 72

B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 72

C. Metode Dan Desain Penelitian ... 75

D. Variable Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 77

E. Validitas Rancangan Penelitian ... 81

F. Prosedur dan Perlakuan Penelitian ... 82

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 84

H. Uji Coba Instrument ... 86

I . Taknik Analisis Data ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95

A. Deskripsi Data penelitian ... 95

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 107

1. Uji Normalitas ... 107

2. Uji Homogenitas ... 110

C. Pengujian Hipotesis ... 113

D. Pembahasan Penelitian ... 119

E. Keterbatasan Penelitian ... 126

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 127

A. Simpulan ... 127

B. Implikasi ... 128

C. Saran ... 130

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(12)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan

Dengan Model Pembelajaran Role Playing……… 95

2. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan

Dengan Model Pembelajaran Example Non Example……….. 96

3. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki

Kreativitas Tinggi……… 98

4. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki

Kreativitas Rendah……….. 99

5. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki

Kreativitas Tinggi……… 101

6. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki

Kreativitas Rendah………. 103

7. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Example Non Eaxmple

Dan Memiliki Kreativitas Tinggi……….. 105

8. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Example Non Eaxmple Dan

Memiliki Kreativitas Rendah………. 107

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak Kelas IX

MTsN Kuta Binjei ... 8

1.2 Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak Kelas IX MTsN Simpang Ulim ... .. 8

2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 38

3.1 Jumlah Siswa Kelas IX T.P. 2014/2015 MTs Negeri Kuta Binjai ... 73

3.2 Jumlah Siswa Kelas IX T.P 2014/2015 MTs Negeri Simpang Ulim ... 73

3.3 Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2x2 ... 75

3.4 Format Pelatihan Guru Yang Melaksanakan Pembelajaran Pada Penelitian... 76

3.5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Akidah-Akhlak Pokok Pembahasan Akhlak Terpuji Pada Pergaulan Remaja ... 85

4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Yang Diajarkan Dengan Model Role Playing ... 94

4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Yang Diajarkan Dengan Model Example Non Example ... 96

4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 97

4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 99

4.5 Deskripsi Data Hasil belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki Kreativitas Tinggi ... 100

4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki Kreativitas Rendah ... 101

(14)

ix

4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Example Non Example

Dan Memiliki Kreativitas Rendah ... 106

4.9 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data ... 107

4.10 Rangkuman Analisis Uji Hmogenitas Hasil belajar Akidah-Akhlak Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran Role Playing Dan Model Pembelajaran Example Non Example ... 111

4.11 Rangkuman Analisis Uji Hmogenitas Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Berdasarkan Kreativitas Tinggia Dan Kreativitas Rendah ... 111

4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Bedasarkan Kelompok Sampel Model Pembelajaran dan Kreativitas ... 112

4.13 Rangkuman Data HasilPerhitungan Analisis Deskriptif ... 113

4.14 Rangkuman Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2x2 ... 113

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Silabus Akidah-Akhlak Madrasah Tsanawiyah ... 136

2. Rancangan Perencaan Pembelajaran Role Playing ... 140

3. Rancangan Perencanaan Pembelajaran Example NonExample ... 159

4. Instrument Tes Hasil Belajar Akidah-Akhlak ... 174

5. Tes Kreativitas ... 187

6. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Akidah-Akhlak ... 188

7. Validasi Tes Hasil Belajar ... 195

8. Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 196

9. Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekwensi ... 197

10. Uji Normalitas ... 211

11. Uji Homogenitas ... 219

12. Uji Hipotesis ... 223

13. Uji Lanjut Tukey ... 227

14. Uji SPSS ... 230

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek yang paling besar peranannya dalam

kelangsungan hidup manusia dan perkembangan suatu bangsa. Karena pendidikan

menentukan maju mundurnya pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang.

Selain itu pendidikan juga merupakan faktor yang paling penting dalam

kehidupan manusia. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari seseorang, baik

pendidikan formal maupun nonformal. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat

membentuk kepribadian manusia sehingga memungkinkan manusia itu tumbuh

berkembang dan menjadi manusia yang berkualitas baik dari spritual, intelegensi,

dan skill.

Proses pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik agar mampu

membangun kehidupan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan

dihadapi masa datang. Pendidikan merupakan ikhtiar untuk mengeksplorasikan

talenta atau bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik. Dunia pendidikan

adalah dunia yang amat kompleks, menantang dan mulia. Kompleks, karena

spektrumnya sangat luas. Menantang, karena menentukan masa depan bangsa, dan

mulia karena memanusiakan manusia. Pengertian memfokuskan pada perubahan

tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika, selain itu

pengertian tersebut menekankan aspek-aspek produktivitas serta kreativitas

manusia dalam peran dan profesinya untuk menjalani kehidupan masyarakat dan

(17)

2

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan yaitu pendewasaan diri melalui

pengajaran dan latihan (Hikmat, 2009: 15). Pengajaran dan pelatihan tentu melalui

cara dan proses yang berhubungan dengan tenaga pendidik, yakni orang yang

memberikan pengajaran dan pelatihan, upaya ini sering disebut dengan proses

pembalajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dapat

membantu siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pembelajaran

menurut Winkel seperti dikutip Siregar dan Nara (2010: 12) adalah seperangkap

tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian

kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.

Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang

berpengaruh dalam proses pembelajaran tersebut saling mendukung dalam rangka

mencapai tujuan. Komponen tersebut antara lain siswa, guru, kurikulum, metode,

sarana dan prasarana serta lingkungan kerja. Dari komponen-komponen tersebut

yang paling berpengaruh adalah guru. Karena gurulah yang dapat mengelola

komponen-komponen yang lainnya. Peranan guru dalam proses pembelajaran

sangat menentukan keberhasilan siswa, sebab gurulah yang langsung berinteraksi

dengan siswa disekolah.

Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi terhadap peserta didik

mengenai materi-materi yang disajikan, namun guru dituntut memiliki

(18)

3

pencapaian tujuan pembelajaran, dan pembentukan karakter siswa serta membantu

siswa untuk menemukan jati dirinya, minat dan bakat yang ada pada dirinya,

sehingga dapat menghasilkan generasi yang berkualitas dan kreatif. Karena

sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif menjadi sorotan utama untuk

memajukan kesejahteraan bangsa. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional

adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,

yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani

dan rohani yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan

dan kebangsaan. Dengan demikian guru mempunyai peranan yang sangat penting

untuk mewujudkan tujuan pendidikan dan hasil belajar yang baik.

Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap

diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi untuk

belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya,

semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan

semakin bagus pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Salah satu yang

dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah kreativitas siswa.

Belajar kreatif telah menjadi bagian yang penting dalam wacana

pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran. Hingga kini

kreativitas telah diterima baik sebagai kompotensi yang melekat pada proses dan

hasil belajar. Inti dari kreativitas adalah menghasilkan sesuatu yang lebih baik

(19)

4

Kreativitas dapat diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul

secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik, penemuan ilmiah,

dan penciptaan secara mekanik. Kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru, baik

sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau budaya maupun secara relative baru bagi

individunya sendiri walaupun orang lain telah menemukan atau memprosuksi

sebelumnya. Seseorang dapat menjadi ahli matematika, ahli filsafat atau ilmuwan

kreatif, seperti halnya dengan seorang penulis atau seniman kreatif (Talajan, 2012:

11).

Selain itu kreativitas adalah mengembangkan imajinasi dalam berpikir

konstrukif. Seseorang dikatakan mempunyai daya kreasi yang tinggi bilamana ia

mampu menemukan serta menggabungkan gagasan atau ide-ide atau pemikiran

baru yang orisinil dan kombinasi baru. Ia tidak berpengaruh oleh pemikiran

maupun cara orang lain. Namun dengan daya kreasinya ia mampu

mengembangkan alternatif lain yang lebih berani.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong

untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas

diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa diingatkan

untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat lazim

terjadi siswa hanya pintar secara teoretis, akan tetapi tidak bisa mengaplikasikan,

dan kurangnya sifat percaya diri dari siswa untuk mengutarakan pendapat, dan

juga minimnya pengembangan kreasi siswa untuk menggunakan alternatif lain

(20)

5

disampaikan oleh guru. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa di

antaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran

sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting,

selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan

membantu siswa.

Akidah-Akhlak merupakan disiplin ilmu bagian dari ruang lingkup

pendidikan agama Islam. Akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau

keyakinan hati seseorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib

dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang meningkat. Akhlak

merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan

diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Pembelajaran Akidah-Akhlak

adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, mengahayati, dan mengimani Allah SWT, dan

merealisasikan prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalamaan, keteladanan dan

pembiasaan. Tujuan dari pembelajaran aqidah akhlak adalah :

1. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan

yang benar terhadap hal-hal yang harus diimani, sehingga dalam bersikap

dan bertingkah-laku sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.

2. Agar siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keinginan yang kuat

untuk mengamalkan ahlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk

(21)

6

SWT, diri sendiri, antara manusia maupun hubungannya dengan alam

lingkungan (Wahid, 2008: 3).

Fungsi pembelajaran Aqidah Akhlak, yaitu:

1. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau

menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar terhadap Allah,

malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan

qadha qadar-Nya.

2. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang akhlak, baik yang

berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan

dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya.(Achmad, Haris. 2013.

(http://harietzachmad.blogspot.com) diakses, November 2015)

Dari rumusan tujuan dan fungsi tentang aqidah akhlak sebagai suatu

pengajaran di lembaga pendidikan madrasah, pada hakikatnya memiliki tujuan

agar siswa mampu menghayati nilai-nilai Akidah-Akhlak dan diharapkan siswa

dapat merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian maka

jelaslah bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran aqidah akhlak merupakan

penjabaran tujuan Pendidikan Agama Islam.

Pembelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian

dari integral dari pembelajaran agama, meskipun bukan satu-satunya faktor yang

menentukan pembentukan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansi mata

(22)

7

kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keagamaan (tauhid) dan

akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Era globalisassi telah membawa dampak yang signifikan terhadap

perubahan-perubahan pola kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk perubahan

pola kehidupan masyarakat adalah lemahnya keyakinan keagamaan dan

meningkatnya sikap individualistis, materialistis, dan hedonistis manusia.

Keadaan ini berlawanan dari tujuan dan fungsi pembelajaran Akidah-Akhlak.

Proses pembelajaran Akidah-Akhlak khususnya di Madrasah Tsanawiyah belum

dilaksanakan secara optimal, sehingga perannya sebagai mata pelajaran yang

berorientasi pada pembentukan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT serta akhlak mulia belum dicapai secara efektif.

Masalah kualitas pendidikan pada tingkat Madrasah Tsanawiyah setara

dengan SMP sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang lebih tinggi,

khususnya pada mata pelajaran Akidah-Akhlak. Seperti halnya yang terjadi di

MTs Negeri Kabupaten Aceh Timur. Aceh Timur merupakan salah satu

kabupaten yang terdapat di propinsi Aceh, ibukota kabupaten Aceh Timur adalah

kota Idi. Di kabupaten Aceh Timur terdapat beberapa MTs Negeri, di antaranya

MTs Negeri Peureulak, MTs Negeri Idi, MTs Negeri Kuta Binjai, dan MTs

Negeri Simpang Ulim. Hal ini terbukti dengan rendahnya nilai rata-rata hasil

belajar siswa kelas IX MTs Negeri Kuta Binjai 3 tahun terakhir seperti yang

(23)

8

Tabel 1.1 : Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak kelas IX MTs Negeri Kuta Binjai

No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar

1 2012/2013 6,60

2 2013/2014 6,87

3 2014/2015 7,23

Sumber: MTsN Kuta Binjai, Kabupaten Aceh Timur

Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar mata

pelajaran Akidah-Akhlak masih cenderung kurang memuaskan. Begitu pula

dengan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa kelas IX MTsN Simpang Ulim seperti

yang tercantum pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 : Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak IX MTs Negeri Simpang Ulim

No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar

1 2012/2013 6,78

2 2013/2014 6,70

3 2014/2015 6,85

Sumber: MTsN Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur

Berpedoman pada data yang diperoleh terlihat bahwa adanya kesenjangan

antara harapan yang harus dicapai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Untuk mengatasi kesenjangan perlu adanya identifikasi faktor penyebab mengapa

kesenjangan tersebut terjadi. Penyebab kesenjangan tersebut terjadi yang dapat

diidentifikasi oleh penulis adalah kurang variatif model pembelajaran yang

diaplikasikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kurang media pembelajaran

dan kurang pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan siswa maupun guru

pada saat pembelajaran. Suasana belajar di dalam kelas tidak menyenangkan dan

(24)

9

dan tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk secara aktif ikut serta dalam

proses pembelajaran.

Selain itu faktor yang mempengaruhi rendahnynya penguasaan nilai dan

pembelajaran Akidah-Akhlak yaitu disebabkan karena situasi atau kondisi belajar

yang sering menimbulkan kebosanan sehingga mempengaruhi pemerolehan

nilai-nilai kehidupan yang dipelajari. Pembelajaran Akidah-Akhlak perlu

memperhatikan pendekatan apa yang paling sesuai dalam kegiatan pembelajaran,

karena mengajarkan pembelajaran Akidah-Akhlak tidaklah mudah dan tidak

hanya memfokus pada kemampuan siswa secara kognitif. Pembelajaran

Akidah-Akhlak perlu didekatkan dengan kondisi budaya dan fenomena yang terjadi di

sekitar lingkungan kehidupan seseorang yang beragama, fenomena prilaku

seseorang yang memprihatinkan, lemahnya iman terhadap Allah SWT,

menurunnya rasa simpati dan empati antar sesama, dan rendahnya akhlakul

karimah, agar saat seseorang mempelajari Akidah-Akhlak, ia dapat memahami

secara mendalam betapa pentingnya pembelajaran tersebut, sehingga dapat

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran Akidah-Akhlak yang sering diaplikasikan disekolah

dengan cara membaca buku paket pegangan, membahasnya, mengerjakan soal

latihan, penugasan dan hafalan merupakan cara yang sudah sering digunakan guru

untuk menyampaikan mataeri pembelajaran Akidah-Akhlak. Masalah lain yang

sering muncul dari para guru Akidah-Akhlak yang mengeluhkan kurangnya jam

pelajaran Akidah-Akhlak dalam menyelesaikan materi sesuai dengan kurikulum

(25)

Akidah-10

Akhlak merupukan pelajaran yang tidak penting, karena mata pelajaran

Akidah-Akhlak tidak di UN–kan. Ini juga berdampak pada keengganan dan

ketidaksamaan guru untuk memanfaatkan media dan sarana pembelajaran yang

ada di kelas selama pelajaran berlangsung. Padahal jika ditelaah lebih lanjut, mata

pelajaran ini merupakan sarana yang paling efektif untuk menjadikan siswa

sebagai pribadi yang berkarakter. Selain itu, pada hakikatnya dapat

mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, dan

integritas prestasi belajar siswa yang berorientasi pada tuntunan masa depan.

Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi

Akidah-Akhlak MTs Negeri Kuta Binjai, bahwasanya selama ini pembelajaran

Akidah-Akhlak yang sering digunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab,

dan minim pemanfaatan media yang bervariasi, sehingga kurang perhatian dari

siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran Akidah-Akhlak serta

kurang aplikasi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan insan

yang berakhlak mulia, dan latar belakang siswa yang berasal dari daerah pesisir

dan pedesaan.

Pada kenyataannya yang paling penting dalam mengajar Akidah-Akhlak

adalah kemahiran seorang guru dalam menyampaikan materi Akidah-Akhlak dan

luasnya pengetahuan guru tentang Akidah-Akhlak, dan juga kemahiran seorang

guru dalam menggunakan suatu model pembelajaran yang diaplikasikannya

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih meningkatkan

keberhasilan belajar siswa di antaranya dapat dilakukan melalui upaya

(26)

11

peranan guru sangat penting, selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga

diharapkan membimbing dan membantu siswa. Namun kondisi di lapangan yang

terjadi pada saat ini jauh dari tujuan yang diharapkan. Seperti hal nya yang terjadi

di Madrasah Tsanawiyah dan rendahnya hasil belajar Akidah-Akhlak dan tingkat

keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran Akidah-Akhlak. Dalam hal ini

hasil belajar yang diperoleh siswa diperkirakan merupakan hasil pengajaran yang

tidak terlepas dari rendahnya/kurangnya kreativitas siswa sehingga kurang aktif

dalam belajar. Kreativitas sebagai suatu potensi yang dimiliki oleh setiap siswa

belum menjadi perhatian pendidik dalam upaya meningkatkan hasil belajar.

Dengan kreativitas yang dimilikinya, siswa dapat meningkatkan pencapaian hasil

belajar yang sama bahkan lebih dari siswa yang memiliki kecerdasan intelektual.

Untuk menyelesaikan kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran

Akidah-Akhlak peneliti menawarkan model pembelajaran kooperatif tipe role

playing. Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan

bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.

Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan

memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada

umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang

diperankan.

Model ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk: (a)

menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan

berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada

(27)

12

anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah

sosial-psikologis; dan (c) melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi

kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

Example non example adalah model pembelajaran yang menggunakan

gambar sebagai media pembelajaran. Model example non example adalah model

pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di

sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar, foto, dan kasus yang

bermuatan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara

memecahkan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut

(Shoimin, 2014: 73). Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar

anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat

mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran

example non example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.

Model Pembelajaran example non example menggunakan gambar dapat

melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar

yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak

yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas. Pembelajaran kooperatif

model example non example memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada

setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling membrikan informasi dan

saling membelajarkan interkasi tatap muka akan memberikan pengalaman yang

berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap

perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi

(28)

13

Model example non example salah satu solusi alternatif yang dapat

digunakan, yang dapat diperkirakan dapat meningkatkan kreativitas siswa dan

hasil belajar siswa. Pengalaman belajar ini diharapkan dapat menumbuhkan

kreativitas siswa untuk memberikan gagasan dan ide yang baru mengenai materi

yang disampaikan siswa dan siswa senang siswa untuk belajar, sehingga beberapa

fenomena masalah diatasi dan pembelajaran berlangsung lebih aktif.

Hendra Wijaya (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh model

Example Non Example terhadap hasil belajar IPS Kelas V SD. Penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh model example non

example terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V Sekolah

Dasar. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk

quasi exsperimental design. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik

observasi langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpul data yang adalah

lembar observasi dan tes soal isian yang berjumlah 20 soal. Hasil rata-rata pre-test

adalah 60,27 dengan standar deviasi 15,28. Hasil rata-rata post-test adalah 80,22

dengan standar deviasi 11,59. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh

model example non example terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Selatan.

Selanjutnya, Tien Kartini (2007) melakukan penelitian dengan judul

Penggunaan Model Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam

Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi

Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

(29)

14

Tindakan kelas yang diterapkan melalui empat siklus tindakan. Teknik

pengumpulan datanya diperoleh melalui observasi, wawancara, studi

dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan

metode role playing sangat efektif dalam meningkatkan minat belajar anak.

Keefektivitas penggunaan metode tersebut dapat dilihat dari dijumpainya

beberapa perubahan yang positif, baik yang terjadi pada guru IPS itu sendiri

maupun yang terjadi pada diri siswa, terutama perubahan adanya peningkatan

minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendra Wijaya dan Tien

Kartini, peneliti beranggapan bahwa upaya penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe role playing dan tipe example non example diharapkan akan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan peluang dan sekaligus

tantangan bagi guru-guru Akidah-Akhlak untuk lebih menginovasikan

pembelajaran sesuai dengan tuntutan, perkembangan pendidikan, karakteristik

siswa dan materi yang diajarkan, agar meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak

siswa, agar siswa tidak hanya cerdas secara teoretisnya saja namun dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan insan yang selalu

beriman kepeda Allah SWT, dan melaksanakan segala anjuran dan meninggalkan

segala larangan Allah SWT, dengan menunjukkan akhlakul karimah dalam

pergaulan sehari-hari yang akan melekat sepanjang hayatnya. Mengembangkan

segala potensi yang ada pada dirinya untuk menjadi insan yang kreatif dan

(30)

15

Pemikiran untuk mengembangkan dan menyegarkan model pembelajaran

yang tepat sesuai dengan karakter mata pelajarannya merupakan hal yang

mendesak untuk dipertimbangkan, diujicobakan dan dikembangkan terutama pada

lembaga-lembaga pendidikan formal, khususnya pada mata pelajaran

Akidah-Akhlak.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian untuk menemukan jawaban tentang pengaruh model

pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil belajar Akidah-Akhlak diperkirakan

akan dapat memberikan solusi dan pemecahan masalah dalam proses

pembelajaran Akidah-Akhlak selama ini, dan dapat membantu para siswa untuk

memaknai secara implementatif setiap materi pelajaran dan pembelajaran

Akidah-Akhlak dengan menumbuhkan kesadaran dan pendekatan teori dengan

pengalaman sehari-hari individu siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan di

atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah guru bidang studi Akidah-Akhlak telah mampu membuat

pelajaran Akidah-Akhlak menjadi pelajaran yang bermakna?

2. Apakah tingkat kreativitas siswa akan mempengaruhi hasil belajaran

Akidah-Akhlak siswa MTs Negeri?

3. Apakah model pembelajaran yang digunakan di MTs Negeri telah efektif

(31)

16

4. Apakah model pembelajaran yang digunakan di MTs Negeri telah dapat

menarik minat belajar siswa?

5. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe role playing?

6. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe example non example?

7. Apakah hasil belajar Akidah-Akhlak yang menggunakan model

pembelajaran role plyaing lebih tinggi dengan hasil belajar Akidah-Akhlak

yang menggunakan model pembelajaran example non example?

8. Model pembelajaran manakah yang lebih cocok terhadap masing-masing

tingkat kreativitas siswa?

9. Apakah ada interaksi anatara model pembelajaran kooperatif dan

kreativitas terhadap hasil belajar Akidah-Akhlak siswa?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

diperlukan batasan-batsan masalah sehingga terhindar dari pengumpulan data

yang sia-sia. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah

hasil belajar Akidah-Akhlak dengan pokok bahasan akhlak terpuji dalam pergulan

remaja semester genap tahun ajaran 2015/2016 siswa kelas IX MTs Negeri Kuta

Binjei dan MTs Negeri Simpang Ulim dan faktor yang mempengaruhi hasil

(32)

17

Model pembalajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran

kooperatif tipe role playing dan example non example. Sedangkan kreativitas

yang dibahas dalam dua tingkat yaitu kreativitas tinggi dan rendah yang sangat

mempengaruhi dalam hasil belajar Akidah-Akhlak. Hasil belajar diukur pada

pembelajaran Akidah-Akhlak materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja

semester genap tahun ajaran 2015/2016 masih mencakup ranah kognitif yang

mulai dari tingkat pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan

analisis (C4).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar menggunakan

model pembelajaran role playing lebih tinggi daripada yang diajar

menggunakan dengan menggunakan model pembelajaran example non

example?

2. Apakah hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas

tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah ?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan

(33)

18

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar menggunakan model

pembelajaran role playing lebih tinggi daripada yang diajar menggunakan

dengan menggunakan model pembelajaran example non example.

2. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih

tinggi daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah.

3. Interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kreativitas dalam

mempengaruhi hasil belajar Akidah-Akhlak.

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang bersifat

teoretis maupun praktis. Adapun yang menjadi manfaat teoretis adalah sebagai

berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

dalam memperkaya konsep dan teori dalam proses pembelajaran.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para guru, pengelola,

pengembang dan lembaga-lemabaga pendidikan dalam menghadapi

dinamika kebutuhan siswa.

3. Sebagai kontribusi dalam menjawab tantangan pembelajaran

Akidah-Akhlak yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang pendidikan

Akidah-Akhlak, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa

(34)

19

4. Bahan masukan bagi sekolah sebagi aplikasi teoritis dari teknologi

pendidikan.

5. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain yang membahas dan

meneliti permasalahan yang sama.

Adapun secara praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bahan pertimbangan bagi para guru mata pelajaran Akidah-Akhlak dalam

menentukan model pembelajaran yang efektif, efesien, dan bermakna

dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa.

2. Bahan pengetahuan bagi para guru lainnya dalam menentukan model

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya.

3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan dalam upaya peningkatan

pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang berhubungan dengan

aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar

(35)

127 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Kelas IX MTsN Kabupaten Aceh Timur, diantaranya:

1. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non example.

2. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas rendah.

3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar Akidah-Akhlak siswa. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar Akidah-Akhlak lebih tinggi jika dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing daripada model pembelajaran kooperatif tipe example non

example, sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih tinggi

(36)

128

B. Implikasi

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian yang pertama bahwa hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran role playing lebih tinggi dari hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran example non example. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan bagi guru-guru

khusunya guru mata pelajaran Akidah-Akhlak agar menggunakan model pembelajaran role playing untuk pengembangan pembelajaran di kelas dalam meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa, serta perlu disosialisasikan kepada guru-guru MTsN kabupaten Aceh Timur. Dengan model pembelajaran role playing, siswa akan dapat langsung merasakan dan mempraktekkan perilaku

terpuji dalam pergaulan remaja, sehingga lebih dapat melekat pada diri siswa dan dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa. Peran guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa sangat dibutuhkan dan menjadi slah satu factor keberhasilan dalam tujuan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(37)

129

mempraktekkan pengatahuan Akidah-Akhlak yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Peningkatan kreativitas siswa dilakukan dengan menggunakan stimulasi/kesempatan, kreativitas siswa dalam belajar harus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Dengan demikian siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih baik dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran example non example.

(38)

130

C. Saran

Berdasarkan simpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa, guru mata pelajaran Akidah-Akhlak disarankan untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi sesuai dengan materi dan karakteristik siswa.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran role playing sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran Akidah-Akhlak. 3. Disarankan guru mata pembelajaran Akidah-Akhlak hedaknya lebih

membekali diri untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dan tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa bosan dalam pembelajaran. Guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran Akidah-Akhlak.

4. Disarankan guru mata pembelajaran Akidah-Akhlak hendaknya tidak hanya memberikan materi saja, tetapi guru juga harus membimbing siswa untuk menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

(39)

131

untuk memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

(40)

132

DAFTAR PUSTAKA

A’la, Miftahun. (2011) Quantum Teaching. Yogjakarta: Diva Press

Abdullah, M. Yatimin. (2007). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah

Ahmadi, Abu. (2000) Psikolog Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Al-‘Aql, Muhammad. (2006). Manhaj ‘Aqidah Imam Syafe’i. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafe’i

Ali, Muhammad Daud, (2015) Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press

Anwar, Ipan Parhan. (2016). Makalah Agama Islam. ( www.mediapustaka.com) diakses 02 Juli 2016).

Apriani, Atik dan David Indrianto. (2010) Implementasi model pembelajaran

examples non examples. FKIP PGMI. IKIP PGRI SUMEDANG.

Arikunto. S. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta

_______. (2012) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Ary, D., Lucy C. J. Dan Asrghar, R. (1982). Pengaruh Penelitian Pendidikan

dalam Pendidikan, Terjemahan Arif Furqan, Judul Asli: Inntroduction To

Research In Education. Surabaya: Usaha Nasional

Budisantoso, Ras Eko (2013) (http://ras-eko.blogspot.com) diakses 20 November 2015.

Depdiknas. (2007) Peraturan-peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta

Dimyanti,(2004) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjino, (2002) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, (2006) Aswan, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hardini, Istarani dan Dewi Puspiasari. (2012) Strategi Pembelajaran Terpadu.

Yogyakarta: Familia

Haris, Achmad, (2013) Makalah Pembelajaran Akidah-Akhlak.

(41)

133

Hikmat. (2009) Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia

Istarani. (2012) Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media persada

Kartowagiran, Badrun (2003)Pengembangan Instrument dan Penilaian Ranah

Psikomotorik, (Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Melvin L. Silberman, 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi Revisi Diterjemahkan oleh Raisul Muttaqin. Bandung: Nusamedia

Mulyasa, Enco. (2005) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Munandar, Utami (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta:

______. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

______. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nata, Abuddin 2009 Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Ngalimun, Straetegi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: AswajaPressindo, 2014

Nur, Muhammad. (2008). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA

Oemar, Hamalik. (2001) Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Bandung: Bumi Aksara

Prasetyo, Anang. (2009). Metode Role Playing untuk Meningkatkan hasil Belajar

Siswa kelas II SLTP N 3 Driyano Gresik. Buletin Pelangi Pendidikan Edisi

IV tahun II

Rachmawati, Yeni (2010). & Euis Kurniati Strategi Pengembangan Kreativitas

pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Prenada Media Group

Riyanto, Agus. (2009). Aplkasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nulu Medina

Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

(42)

134

_______. (2012) Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grasindo Persada

Sagala, Syaiful, (2011) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

______. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina 2006. Strategi Pembalajaran. Jakarta ; Media Grup

_______. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet VI, Jakarta: Kencana

Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulm 2013.

Yogyakarta; Ar-Ruzz Media

Siregar, Eveline dan Nara, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia

Sudjana, Nana (2001) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. VII Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus (2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Susetyo, Budi, (2015) Prosedur Penyusunan&Analisis Tes, Bandung :Refika Aditama

Suyatno, (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Buana: Pustaka

Syah, Muhibbin, (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya

Sy, Wahid. (2008). Akidah-Akhlak Madrasah Tsanawiyah Untuk Kelas VII,

Semester 1&2, Bandung: Armico Bandung

Talajan, Guntur. (2012). Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru,

Yogyakarta: LaskBang PRESSindo

Trianto (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Preastasi Pustaka

(43)

135

Uno, Hamzah B, (2003). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

________ (2005) Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Asara

Gambar

Gambar
Tabel
Tabel 1.2 : Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak IX MTs Negeri
gambar sebagai media pembelajaran.  Model example non example adalah model

Referensi

Dokumen terkait

Setiap kegiatan yang berlangsung ditemukan permasalahan-permasalahan oleh peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu peserta PKL kesulitas dalam menyesuaikan alur yang diterapkan

Sehubungan dengan hal tersebut diatas disampaikan kepada calon penyedia tersebut diatas untuk dapat hadir dengan membawa dokumen asli pada :3. Hari / Tanggal : Senin / 19

b) Izin - izin Usaha yang dipersyaratkan (TDP, SITU/SIGU/Domisili) c) SIUJK (Jasa Konstruksi Bidang Instalasi Mekanikal dan Elektrikal). d) SBU Sub Klasifikasi MK001 Jasa

[r]

Sedangkan dari keluarga pemerintah daerah yaitu Jokowi yang nota bene bekas wali kota Solo meskipun kini telah menjadi gubernur DKI Jakarta, tetapi ikatan

Tulisan ini mencoba mengetengahkan bahasan tentang hukum Islam pada masa kontemporer, yang berkenaan dengan pembaharuan dalam konteks pemikiran fiqh dengan pokok-pokok bahasan yang

The minimum expected count is 3.60.. Computed only for a

Terdapat perbedaan tingkat produksi padi dari yang diharapkan dibandingkan dengan kondisi dilapangan, menjadi sebuah tanda Tanya sehingga ditarik satu variable