PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KREATIVITAS TERHADAP HASIL BELAJAR
AKIDAH-AKHLAK SISWA KELAS IX MTsN KABUPATEN ACEH TIMUR
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh: MUTIA NIM : 8146121028
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
MUTIA. Reg. No. 8146121028. The Effect of Cooperative Learning and Creativity Method on Learning Outcomes of Akidah-Akhlak to The Third Year Student of MTsN Kabupaten Aceh Timur. Thesis. Technology Education Programme, Postgrade Universitas Negeri Medan. 2016.
This study is aimind af finding out: (1) students learning results of Akidah-Akhlak lesson taught by using cooperative learning method with role playing type and student learning outcomes of Akidah-Akhlak taught by using cooperative learning method with example non example type, (2) students learning outcomes of Akidah- Akhlak that have high creativity and students learning outcomes of Akidah-Akhlak that have low creativity, (3) Interaction between learning method and creativity to learning outcomes of Akidah-Akhlak.
This research observed to the third year student of MTsN Kuta Binjai and the third year students of MTsN Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur. The population of the study was 131 students and the total number of the samples were 72 students, those are class IX-1 and class IX-2 MTsN Kuta Binjai taught by using role playing learning method, class IX-7 and IX-8 taught by using example non example learning method. The researcher used Cluster Random Sampling as sampling technique. The research hyphothesis tested by using anava two lanes factorial design (Two Way Anava 2x2) with significance level α= 0.005, before that, the researcher had to test data analysis requirements, namely homogeneity test by using Liliefors test and homogeneity test by using Barlett and Fisher test. The next test tested by using Tukey test.
The results of this research were : (1) the average of students learning outcomes taught by using cooperative learning with role playing type X = 21,66 was higher than the average of students learning outcomes taught by using cooperative learning with example non example type X = 19,00 with Fcount = 4,13 > Ftable = 3,98 (2) the average of students outcomes with high creativity X = 21,50 was higher than students learning outcomes with low creativity X = 18,33 with Fcount = 7,67 > Ftable = 3,98 (3) there were interaction between learning cooperative method and students creativity in influencing learning outcomes of akidah akhlak with Fcount = 5,87 > Ftable = 3,98.
ii ABSTRAK
MUTIA. NIM 8146121028. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Kelas IX MTsN Kabupaten Aceh Timur. Tesis. Program Teknologi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing dan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe example non example, (2) hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas rendah, (3) interaksi antara model pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil belajar Akidah-Akhlak.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IX MTsN Kuta Binjai dan siswa kelas IX MTsN Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur. Populasi penelitian adalah (131 orang siswa) dan sampelnya(72 orang siswa) yaitu kelas IX-1 dan kelas IX-2 MTsN Kuta Binjai yang dibelajarkan dengan model pembelajaran role playing, kelas IX-7 dan kelas IX-8 yang dibelajarkan dengan model pembelajaran example non example. Tekinik pengambilan sampel digunakan Cluster Random Sampling. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunaakan Anava dua jalur desain factorial 2x2 (Two Way Anava 2x2) dengan taraf siginifikansi α= 0.005, yang sebelumnya dilakukan dulu uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji liliefors dan uji homogenitas dengan uji Barlett dan uji Fisher. uji lanjut dengan uji Tukey.
Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing X = 21,66 lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran koopeartif tipe example non example X = 19,00 dengan Fhitung = 4,13 > Ftabel = 3,98 (2) rata-rata hasil belajar siswa dengan kreativitas tinggi X = 21,50 lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa dengan kreativitas rendah X = 18,33 dengan Fhitung = 7,67 > Ftabel = 3,98 (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar Akidah-Akhlak dengan Fhitung = 5,87 > Ftabel = 3,98.
iii
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah, kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan ampun kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejelekan-kejelekan diri kita dan kejelekan-kejelekan amal perbuatan kita. Dan kita memohon kepada-Nya untuk keberkahan ilmu yang kita cari serta memohon perlindungan kepada-Nya dari bencana ilmu yaitu lupa. Alhamdulillah dengan hidayah dan anugerah-Nyalah penulis dapat menyusun tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Aceh Timur.
iv
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Ketua Prodi Teknologi Pendidikan Dr. R. Mursid, ST., M.Pd, sekretaris Prodi Teknologi Pendidikan Ibu Dr. Samsidar Tanjung, M.Pd.
2. Pegawai tata usaha Prodi Teknologi Pendidikan Abang Muhammad Isnaini, M.Pd dan seluruh civitas Akademik Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan hingga selesai. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan berbagai displin ilmu, pengalaman dan kematangan berpikir. 3. Bapak Drs. Adnan selaku Kepala Sekolah MTsN Kuta Binjai Kabupaten Aceh
Timur, Bapak Munzilin, S.Pd selaku Kepala Sekolah MTsN Simpang Ulim Kabupaten Aceh Timur, Bapak Irsyadi, S.Pd.I selaku guru bidang studi Akidah-Akhlak di MTsN Kuta Binjai, Ibu Syarifah Chairani, S.Pd.I selaku guru bidang studi Akidah-Akhlak di MTsN Simpang Ulim. Dan guru-guru penulis di MTsN Kuta Binjai, serta siswa/i MTsN Kuta Binjai kelas IX-1 dan IX-2 dan siswa/i MTsN Simpang Ulim kelas IX-7 dan IX-8.
v
jenjang magister, kepada abang kedua Muhammad Irsyadi, A.Md dan abang ketiga Mahdi, kepada adik satu-satunya Mutahar, semua kakak ipar, Kakak Nurjannah, Kakak Zuriani, dan Kakak Fadliah, S.Pd.
5. Kepada Ibu Dra. Nurhayati, MA dan Bapak Dr. Zulfikar Ali Buto Siregar, MA dan yang senatiasa selalu mendukung dan memberi motivasi kepada penulis. 6. Kepada sahabat seperjuangan Mutia Sari, S.Pd.I, Syajaratuddur, S.Pd.I, Fitri
Yani, S.Pd, Indah Putri Santri, S.Pd, Nova Yusfita, M.Pd, Handriani Milladya Ginting, S.Pd dan Ima Pinensi Tarigan, S.Pd, yang selalu memberi dukungan dan bertukar pikiran, masukan-masukan untuk menyelesaikan tesis. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan terutama angkatan XXIV Kelas A1 Pascasarjana Universtias Negeri Medan yang telah memberikan bantuan moral dalam perkuliahan dan penyelesaian penulisan tesis ini. Rekan-rekan alumni STAIN Malikussaleh Unit 2 angkatan 2009 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Kepada semua pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah diberikan menjadi amal ibadah dan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini dan masa yang akan datang. Selain itu, penulis juga berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca yang membuthkannya.
Medan, Juni 2016 Penulis,
vi DAFTAR ISI
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 15
C. Pembatasan Masalah ... 16
D. Perumusan Masalah ... 17
E. Tujuan Penlitian ... 18
F. Manfaat Penlitian ... 18
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 20
A. Kerangka Teoritis ... 20
1. Hakikat Hasil Belajar Akidah-Akhlak ... 20
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif ... 33
3. Hakikat Kreativitas ... 54
B. Penelitian Yang Relevan ... 62
C. Kerangka Berfikir ... 63
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 72
A. Tempat Dan Waktu Penelitia ... 72
B. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 72
C. Metode Dan Desain Penelitian ... 75
D. Variable Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 77
E. Validitas Rancangan Penelitian ... 81
F. Prosedur dan Perlakuan Penelitian ... 82
G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 84
H. Uji Coba Instrument ... 86
I . Taknik Analisis Data ... 91
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95
A. Deskripsi Data penelitian ... 95
B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 107
1. Uji Normalitas ... 107
2. Uji Homogenitas ... 110
C. Pengujian Hipotesis ... 113
D. Pembahasan Penelitian ... 119
E. Keterbatasan Penelitian ... 126
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 127
A. Simpulan ... 127
B. Implikasi ... 128
C. Saran ... 130
DAFTAR PUSTAKA ... 132
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan
Dengan Model Pembelajaran Role Playing……… 95
2. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan
Dengan Model Pembelajaran Example Non Example……….. 96
3. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki
Kreativitas Tinggi……… 98
4. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki
Kreativitas Rendah……….. 99
5. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki
Kreativitas Tinggi……… 101
6. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki
Kreativitas Rendah………. 103
7. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Example Non Eaxmple
Dan Memiliki Kreativitas Tinggi……….. 105
8. Histrogram Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Example Non Eaxmple Dan
Memiliki Kreativitas Rendah………. 107
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak Kelas IX
MTsN Kuta Binjei ... 8
1.2 Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak Kelas IX MTsN Simpang Ulim ... .. 8
2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 38
3.1 Jumlah Siswa Kelas IX T.P. 2014/2015 MTs Negeri Kuta Binjai ... 73
3.2 Jumlah Siswa Kelas IX T.P 2014/2015 MTs Negeri Simpang Ulim ... 73
3.3 Rancangan Eksperimen Desain Faktorial 2x2 ... 75
3.4 Format Pelatihan Guru Yang Melaksanakan Pembelajaran Pada Penelitian... 76
3.5 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Akidah-Akhlak Pokok Pembahasan Akhlak Terpuji Pada Pergaulan Remaja ... 85
4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Yang Diajarkan Dengan Model Role Playing ... 94
4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Yang Diajarkan Dengan Model Example Non Example ... 96
4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki Kreativitas Tinggi ... 97
4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Memiliki Kreativitas Rendah ... 99
4.5 Deskripsi Data Hasil belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki Kreativitas Tinggi ... 100
4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Role Playing Dan Memiliki Kreativitas Rendah ... 101
ix
4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Yang Diajarkan Dengan Model Pembelajaran Example Non Example
Dan Memiliki Kreativitas Rendah ... 106
4.9 Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data ... 107
4.10 Rangkuman Analisis Uji Hmogenitas Hasil belajar Akidah-Akhlak Siswa Berdasarkan Model Pembelajaran Role Playing Dan Model Pembelajaran Example Non Example ... 111
4.11 Rangkuman Analisis Uji Hmogenitas Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Berdasarkan Kreativitas Tinggia Dan Kreativitas Rendah ... 111
4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Bedasarkan Kelompok Sampel Model Pembelajaran dan Kreativitas ... 112
4.13 Rangkuman Data HasilPerhitungan Analisis Deskriptif ... 113
4.14 Rangkuman Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2x2 ... 113
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Silabus Akidah-Akhlak Madrasah Tsanawiyah ... 136
2. Rancangan Perencaan Pembelajaran Role Playing ... 140
3. Rancangan Perencanaan Pembelajaran Example NonExample ... 159
4. Instrument Tes Hasil Belajar Akidah-Akhlak ... 174
5. Tes Kreativitas ... 187
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Akidah-Akhlak ... 188
7. Validasi Tes Hasil Belajar ... 195
8. Reliabilitas Tes Hasil Belajar ... 196
9. Perhitungan Statistik Dasar dan Distribusi Frekwensi ... 197
10. Uji Normalitas ... 211
11. Uji Homogenitas ... 219
12. Uji Hipotesis ... 223
13. Uji Lanjut Tukey ... 227
14. Uji SPSS ... 230
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek yang paling besar peranannya dalam
kelangsungan hidup manusia dan perkembangan suatu bangsa. Karena pendidikan
menentukan maju mundurnya pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang.
Selain itu pendidikan juga merupakan faktor yang paling penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari seseorang, baik
pendidikan formal maupun nonformal. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat
membentuk kepribadian manusia sehingga memungkinkan manusia itu tumbuh
berkembang dan menjadi manusia yang berkualitas baik dari spritual, intelegensi,
dan skill.
Proses pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik agar mampu
membangun kehidupan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan
dihadapi masa datang. Pendidikan merupakan ikhtiar untuk mengeksplorasikan
talenta atau bakat dan potensi yang dimiliki peserta didik. Dunia pendidikan
adalah dunia yang amat kompleks, menantang dan mulia. Kompleks, karena
spektrumnya sangat luas. Menantang, karena menentukan masa depan bangsa, dan
mulia karena memanusiakan manusia. Pengertian memfokuskan pada perubahan
tingkah laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika, selain itu
pengertian tersebut menekankan aspek-aspek produktivitas serta kreativitas
manusia dalam peran dan profesinya untuk menjalani kehidupan masyarakat dan
2
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan yaitu pendewasaan diri melalui
pengajaran dan latihan (Hikmat, 2009: 15). Pengajaran dan pelatihan tentu melalui
cara dan proses yang berhubungan dengan tenaga pendidik, yakni orang yang
memberikan pengajaran dan pelatihan, upaya ini sering disebut dengan proses
pembalajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dapat
membantu siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Pembelajaran
menurut Winkel seperti dikutip Siregar dan Nara (2010: 12) adalah seperangkap
tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian
kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa.
Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang
berpengaruh dalam proses pembelajaran tersebut saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan. Komponen tersebut antara lain siswa, guru, kurikulum, metode,
sarana dan prasarana serta lingkungan kerja. Dari komponen-komponen tersebut
yang paling berpengaruh adalah guru. Karena gurulah yang dapat mengelola
komponen-komponen yang lainnya. Peranan guru dalam proses pembelajaran
sangat menentukan keberhasilan siswa, sebab gurulah yang langsung berinteraksi
dengan siswa disekolah.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi terhadap peserta didik
mengenai materi-materi yang disajikan, namun guru dituntut memiliki
3
pencapaian tujuan pembelajaran, dan pembentukan karakter siswa serta membantu
siswa untuk menemukan jati dirinya, minat dan bakat yang ada pada dirinya,
sehingga dapat menghasilkan generasi yang berkualitas dan kreatif. Karena
sumber daya manusia yang berkualitas dan kreatif menjadi sorotan utama untuk
memajukan kesejahteraan bangsa. Sebagaimana tujuan pendidikan nasional
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani
dan rohani yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Dengan demikian guru mempunyai peranan yang sangat penting
untuk mewujudkan tujuan pendidikan dan hasil belajar yang baik.
Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap
diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi untuk
belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya,
semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan
semakin bagus pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Salah satu yang
dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan adalah kreativitas siswa.
Belajar kreatif telah menjadi bagian yang penting dalam wacana
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran. Hingga kini
kreativitas telah diterima baik sebagai kompotensi yang melekat pada proses dan
hasil belajar. Inti dari kreativitas adalah menghasilkan sesuatu yang lebih baik
4
Kreativitas dapat diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul
secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik, penemuan ilmiah,
dan penciptaan secara mekanik. Kreativitas meliputi hasil sesuatu yang baru, baik
sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau budaya maupun secara relative baru bagi
individunya sendiri walaupun orang lain telah menemukan atau memprosuksi
sebelumnya. Seseorang dapat menjadi ahli matematika, ahli filsafat atau ilmuwan
kreatif, seperti halnya dengan seorang penulis atau seniman kreatif (Talajan, 2012:
11).
Selain itu kreativitas adalah mengembangkan imajinasi dalam berpikir
konstrukif. Seseorang dikatakan mempunyai daya kreasi yang tinggi bilamana ia
mampu menemukan serta menggabungkan gagasan atau ide-ide atau pemikiran
baru yang orisinil dan kombinasi baru. Ia tidak berpengaruh oleh pemikiran
maupun cara orang lain. Namun dengan daya kreasinya ia mampu
mengembangkan alternatif lain yang lebih berani.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa diingatkan
untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat lazim
terjadi siswa hanya pintar secara teoretis, akan tetapi tidak bisa mengaplikasikan,
dan kurangnya sifat percaya diri dari siswa untuk mengutarakan pendapat, dan
juga minimnya pengembangan kreasi siswa untuk menggunakan alternatif lain
5
disampaikan oleh guru. Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa di
antaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran
sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting,
selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan
membantu siswa.
Akidah-Akhlak merupakan disiplin ilmu bagian dari ruang lingkup
pendidikan agama Islam. Akidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau
keyakinan hati seseorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib
dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang meningkat. Akhlak
merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Pembelajaran Akidah-Akhlak
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, mengahayati, dan mengimani Allah SWT, dan
merealisasikan prilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalamaan, keteladanan dan
pembiasaan. Tujuan dari pembelajaran aqidah akhlak adalah :
1. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan
yang benar terhadap hal-hal yang harus diimani, sehingga dalam bersikap
dan bertingkah-laku sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
2. Agar siswa memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keinginan yang kuat
untuk mengamalkan ahlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk
6
SWT, diri sendiri, antara manusia maupun hubungannya dengan alam
lingkungan (Wahid, 2008: 3).
Fungsi pembelajaran Aqidah Akhlak, yaitu:
1. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau
menghayati dan meyakini dengan keyakinan yang benar terhadap Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan
qadha qadar-Nya.
2. Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar mau
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang akhlak, baik yang
berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan
dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya.(Achmad, Haris. 2013.
(http://harietzachmad.blogspot.com) diakses, November 2015)
Dari rumusan tujuan dan fungsi tentang aqidah akhlak sebagai suatu
pengajaran di lembaga pendidikan madrasah, pada hakikatnya memiliki tujuan
agar siswa mampu menghayati nilai-nilai Akidah-Akhlak dan diharapkan siswa
dapat merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian maka
jelaslah bahwa tujuan pendidikan atau pengajaran aqidah akhlak merupakan
penjabaran tujuan Pendidikan Agama Islam.
Pembelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian
dari integral dari pembelajaran agama, meskipun bukan satu-satunya faktor yang
menentukan pembentukan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansi mata
7
kepada peserta didik untuk mempraktikkan nilai-nilai keagamaan (tauhid) dan
akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
Era globalisassi telah membawa dampak yang signifikan terhadap
perubahan-perubahan pola kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk perubahan
pola kehidupan masyarakat adalah lemahnya keyakinan keagamaan dan
meningkatnya sikap individualistis, materialistis, dan hedonistis manusia.
Keadaan ini berlawanan dari tujuan dan fungsi pembelajaran Akidah-Akhlak.
Proses pembelajaran Akidah-Akhlak khususnya di Madrasah Tsanawiyah belum
dilaksanakan secara optimal, sehingga perannya sebagai mata pelajaran yang
berorientasi pada pembentukan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT serta akhlak mulia belum dicapai secara efektif.
Masalah kualitas pendidikan pada tingkat Madrasah Tsanawiyah setara
dengan SMP sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya pada mata pelajaran Akidah-Akhlak. Seperti halnya yang terjadi di
MTs Negeri Kabupaten Aceh Timur. Aceh Timur merupakan salah satu
kabupaten yang terdapat di propinsi Aceh, ibukota kabupaten Aceh Timur adalah
kota Idi. Di kabupaten Aceh Timur terdapat beberapa MTs Negeri, di antaranya
MTs Negeri Peureulak, MTs Negeri Idi, MTs Negeri Kuta Binjai, dan MTs
Negeri Simpang Ulim. Hal ini terbukti dengan rendahnya nilai rata-rata hasil
belajar siswa kelas IX MTs Negeri Kuta Binjai 3 tahun terakhir seperti yang
8
Tabel 1.1 : Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak kelas IX MTs Negeri Kuta Binjai
No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar
1 2012/2013 6,60
2 2013/2014 6,87
3 2014/2015 7,23
Sumber: MTsN Kuta Binjai, Kabupaten Aceh Timur
Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil belajar mata
pelajaran Akidah-Akhlak masih cenderung kurang memuaskan. Begitu pula
dengan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa kelas IX MTsN Simpang Ulim seperti
yang tercantum pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 : Rata-rata Hasil Belajar Akidah-Akhlak IX MTs Negeri Simpang Ulim
No. Tahun Ajar Rata-rata Hasil Belajar
1 2012/2013 6,78
2 2013/2014 6,70
3 2014/2015 6,85
Sumber: MTsN Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur
Berpedoman pada data yang diperoleh terlihat bahwa adanya kesenjangan
antara harapan yang harus dicapai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.
Untuk mengatasi kesenjangan perlu adanya identifikasi faktor penyebab mengapa
kesenjangan tersebut terjadi. Penyebab kesenjangan tersebut terjadi yang dapat
diidentifikasi oleh penulis adalah kurang variatif model pembelajaran yang
diaplikasikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kurang media pembelajaran
dan kurang pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan siswa maupun guru
pada saat pembelajaran. Suasana belajar di dalam kelas tidak menyenangkan dan
9
dan tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk secara aktif ikut serta dalam
proses pembelajaran.
Selain itu faktor yang mempengaruhi rendahnynya penguasaan nilai dan
pembelajaran Akidah-Akhlak yaitu disebabkan karena situasi atau kondisi belajar
yang sering menimbulkan kebosanan sehingga mempengaruhi pemerolehan
nilai-nilai kehidupan yang dipelajari. Pembelajaran Akidah-Akhlak perlu
memperhatikan pendekatan apa yang paling sesuai dalam kegiatan pembelajaran,
karena mengajarkan pembelajaran Akidah-Akhlak tidaklah mudah dan tidak
hanya memfokus pada kemampuan siswa secara kognitif. Pembelajaran
Akidah-Akhlak perlu didekatkan dengan kondisi budaya dan fenomena yang terjadi di
sekitar lingkungan kehidupan seseorang yang beragama, fenomena prilaku
seseorang yang memprihatinkan, lemahnya iman terhadap Allah SWT,
menurunnya rasa simpati dan empati antar sesama, dan rendahnya akhlakul
karimah, agar saat seseorang mempelajari Akidah-Akhlak, ia dapat memahami
secara mendalam betapa pentingnya pembelajaran tersebut, sehingga dapat
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran Akidah-Akhlak yang sering diaplikasikan disekolah
dengan cara membaca buku paket pegangan, membahasnya, mengerjakan soal
latihan, penugasan dan hafalan merupakan cara yang sudah sering digunakan guru
untuk menyampaikan mataeri pembelajaran Akidah-Akhlak. Masalah lain yang
sering muncul dari para guru Akidah-Akhlak yang mengeluhkan kurangnya jam
pelajaran Akidah-Akhlak dalam menyelesaikan materi sesuai dengan kurikulum
Akidah-10
Akhlak merupukan pelajaran yang tidak penting, karena mata pelajaran
Akidah-Akhlak tidak di UN–kan. Ini juga berdampak pada keengganan dan
ketidaksamaan guru untuk memanfaatkan media dan sarana pembelajaran yang
ada di kelas selama pelajaran berlangsung. Padahal jika ditelaah lebih lanjut, mata
pelajaran ini merupakan sarana yang paling efektif untuk menjadikan siswa
sebagai pribadi yang berkarakter. Selain itu, pada hakikatnya dapat
mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, dan
integritas prestasi belajar siswa yang berorientasi pada tuntunan masa depan.
Sebagaimana hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi
Akidah-Akhlak MTs Negeri Kuta Binjai, bahwasanya selama ini pembelajaran
Akidah-Akhlak yang sering digunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab,
dan minim pemanfaatan media yang bervariasi, sehingga kurang perhatian dari
siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran Akidah-Akhlak serta
kurang aplikasi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan insan
yang berakhlak mulia, dan latar belakang siswa yang berasal dari daerah pesisir
dan pedesaan.
Pada kenyataannya yang paling penting dalam mengajar Akidah-Akhlak
adalah kemahiran seorang guru dalam menyampaikan materi Akidah-Akhlak dan
luasnya pengetahuan guru tentang Akidah-Akhlak, dan juga kemahiran seorang
guru dalam menggunakan suatu model pembelajaran yang diaplikasikannya
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih meningkatkan
keberhasilan belajar siswa di antaranya dapat dilakukan melalui upaya
11
peranan guru sangat penting, selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga
diharapkan membimbing dan membantu siswa. Namun kondisi di lapangan yang
terjadi pada saat ini jauh dari tujuan yang diharapkan. Seperti hal nya yang terjadi
di Madrasah Tsanawiyah dan rendahnya hasil belajar Akidah-Akhlak dan tingkat
keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran Akidah-Akhlak. Dalam hal ini
hasil belajar yang diperoleh siswa diperkirakan merupakan hasil pengajaran yang
tidak terlepas dari rendahnya/kurangnya kreativitas siswa sehingga kurang aktif
dalam belajar. Kreativitas sebagai suatu potensi yang dimiliki oleh setiap siswa
belum menjadi perhatian pendidik dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Dengan kreativitas yang dimilikinya, siswa dapat meningkatkan pencapaian hasil
belajar yang sama bahkan lebih dari siswa yang memiliki kecerdasan intelektual.
Untuk menyelesaikan kesenjangan yang terjadi dalam pembelajaran
Akidah-Akhlak peneliti menawarkan model pembelajaran kooperatif tipe role
playing. Model pembelajaran role playing adalah suatu cara penguasaan
bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada
umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang
diperankan.
Model ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk: (a)
menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan
berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada
12
anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah
sosial-psikologis; dan (c) melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi
kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.
Example non example adalah model pembelajaran yang menggunakan
gambar sebagai media pembelajaran. Model example non example adalah model
pembelajaran yang membelajarkan murid terhadap permasalahan yang ada di
sekitarnya melalui analisis contoh-contoh berupa gambar, foto, dan kasus yang
bermuatan masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara
memecahkan masalah yang paling efektif, serta melakukan tindak lanjut
(Shoimin, 2014: 73). Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar
anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat
mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran
example non example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.
Model Pembelajaran example non example menggunakan gambar dapat
melalui OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar
yang kita gunakan haruslah jelas dan kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak
yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas. Pembelajaran kooperatif
model example non example memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada
setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling membrikan informasi dan
saling membelajarkan interkasi tatap muka akan memberikan pengalaman yang
berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi
13
Model example non example salah satu solusi alternatif yang dapat
digunakan, yang dapat diperkirakan dapat meningkatkan kreativitas siswa dan
hasil belajar siswa. Pengalaman belajar ini diharapkan dapat menumbuhkan
kreativitas siswa untuk memberikan gagasan dan ide yang baru mengenai materi
yang disampaikan siswa dan siswa senang siswa untuk belajar, sehingga beberapa
fenomena masalah diatasi dan pembelajaran berlangsung lebih aktif.
Hendra Wijaya (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh model
Example Non Example terhadap hasil belajar IPS Kelas V SD. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh model example non
example terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas V Sekolah
Dasar. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk
quasi exsperimental design. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik
observasi langsung dan teknik pengukuran. Alat pengumpul data yang adalah
lembar observasi dan tes soal isian yang berjumlah 20 soal. Hasil rata-rata pre-test
adalah 60,27 dengan standar deviasi 15,28. Hasil rata-rata post-test adalah 80,22
dengan standar deviasi 11,59. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh
model example non example terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri 12 Pontianak Selatan.
Selanjutnya, Tien Kartini (2007) melakukan penelitian dengan judul
Penggunaan Model Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam
Pembelajaran Pengetahuan Sosial di Kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi
Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
14
Tindakan kelas yang diterapkan melalui empat siklus tindakan. Teknik
pengumpulan datanya diperoleh melalui observasi, wawancara, studi
dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
metode role playing sangat efektif dalam meningkatkan minat belajar anak.
Keefektivitas penggunaan metode tersebut dapat dilihat dari dijumpainya
beberapa perubahan yang positif, baik yang terjadi pada guru IPS itu sendiri
maupun yang terjadi pada diri siswa, terutama perubahan adanya peningkatan
minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendra Wijaya dan Tien
Kartini, peneliti beranggapan bahwa upaya penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing dan tipe example non example diharapkan akan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan peluang dan sekaligus
tantangan bagi guru-guru Akidah-Akhlak untuk lebih menginovasikan
pembelajaran sesuai dengan tuntutan, perkembangan pendidikan, karakteristik
siswa dan materi yang diajarkan, agar meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak
siswa, agar siswa tidak hanya cerdas secara teoretisnya saja namun dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan insan yang selalu
beriman kepeda Allah SWT, dan melaksanakan segala anjuran dan meninggalkan
segala larangan Allah SWT, dengan menunjukkan akhlakul karimah dalam
pergaulan sehari-hari yang akan melekat sepanjang hayatnya. Mengembangkan
segala potensi yang ada pada dirinya untuk menjadi insan yang kreatif dan
15
Pemikiran untuk mengembangkan dan menyegarkan model pembelajaran
yang tepat sesuai dengan karakter mata pelajarannya merupakan hal yang
mendesak untuk dipertimbangkan, diujicobakan dan dikembangkan terutama pada
lembaga-lembaga pendidikan formal, khususnya pada mata pelajaran
Akidah-Akhlak.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian untuk menemukan jawaban tentang pengaruh model
pembelajaran dan kreativitas terhadap hasil belajar Akidah-Akhlak diperkirakan
akan dapat memberikan solusi dan pemecahan masalah dalam proses
pembelajaran Akidah-Akhlak selama ini, dan dapat membantu para siswa untuk
memaknai secara implementatif setiap materi pelajaran dan pembelajaran
Akidah-Akhlak dengan menumbuhkan kesadaran dan pendekatan teori dengan
pengalaman sehari-hari individu siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan di
atas dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Apakah guru bidang studi Akidah-Akhlak telah mampu membuat
pelajaran Akidah-Akhlak menjadi pelajaran yang bermakna?
2. Apakah tingkat kreativitas siswa akan mempengaruhi hasil belajaran
Akidah-Akhlak siswa MTs Negeri?
3. Apakah model pembelajaran yang digunakan di MTs Negeri telah efektif
16
4. Apakah model pembelajaran yang digunakan di MTs Negeri telah dapat
menarik minat belajar siswa?
5. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe role playing?
6. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe example non example?
7. Apakah hasil belajar Akidah-Akhlak yang menggunakan model
pembelajaran role plyaing lebih tinggi dengan hasil belajar Akidah-Akhlak
yang menggunakan model pembelajaran example non example?
8. Model pembelajaran manakah yang lebih cocok terhadap masing-masing
tingkat kreativitas siswa?
9. Apakah ada interaksi anatara model pembelajaran kooperatif dan
kreativitas terhadap hasil belajar Akidah-Akhlak siswa?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
diperlukan batasan-batsan masalah sehingga terhindar dari pengumpulan data
yang sia-sia. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah
hasil belajar Akidah-Akhlak dengan pokok bahasan akhlak terpuji dalam pergulan
remaja semester genap tahun ajaran 2015/2016 siswa kelas IX MTs Negeri Kuta
Binjei dan MTs Negeri Simpang Ulim dan faktor yang mempengaruhi hasil
17
Model pembalajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran
kooperatif tipe role playing dan example non example. Sedangkan kreativitas
yang dibahas dalam dua tingkat yaitu kreativitas tinggi dan rendah yang sangat
mempengaruhi dalam hasil belajar Akidah-Akhlak. Hasil belajar diukur pada
pembelajaran Akidah-Akhlak materi Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja
semester genap tahun ajaran 2015/2016 masih mencakup ranah kognitif yang
mulai dari tingkat pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan
analisis (C4).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar menggunakan
model pembelajaran role playing lebih tinggi daripada yang diajar
menggunakan dengan menggunakan model pembelajaran example non
example?
2. Apakah hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas
tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah ?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan
18
E. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran role playing lebih tinggi daripada yang diajar menggunakan
dengan menggunakan model pembelajaran example non example.
2. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih
tinggi daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah.
3. Interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan kreativitas dalam
mempengaruhi hasil belajar Akidah-Akhlak.
F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang bersifat
teoretis maupun praktis. Adapun yang menjadi manfaat teoretis adalah sebagai
berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
dalam memperkaya konsep dan teori dalam proses pembelajaran.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi para guru, pengelola,
pengembang dan lembaga-lemabaga pendidikan dalam menghadapi
dinamika kebutuhan siswa.
3. Sebagai kontribusi dalam menjawab tantangan pembelajaran
Akidah-Akhlak yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan tentang pendidikan
Akidah-Akhlak, akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian siswa
19
4. Bahan masukan bagi sekolah sebagi aplikasi teoritis dari teknologi
pendidikan.
5. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain yang membahas dan
meneliti permasalahan yang sama.
Adapun secara praktis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan pertimbangan bagi para guru mata pelajaran Akidah-Akhlak dalam
menentukan model pembelajaran yang efektif, efesien, dan bermakna
dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa.
2. Bahan pengetahuan bagi para guru lainnya dalam menentukan model
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajarannya.
3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan dalam upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang berhubungan dengan
aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran untuk mencapai hasil belajar
127 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Akidah-Akhlak Siswa Kelas IX MTsN Kabupaten Aceh Timur, diantaranya:
1. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe example non example.
2. Hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas rendah.
3. Terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar Akidah-Akhlak siswa. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memperoleh hasil belajar Akidah-Akhlak lebih tinggi jika dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe role playing daripada model pembelajaran kooperatif tipe example non
example, sedangkan siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih tinggi
128
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian yang pertama bahwa hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran role playing lebih tinggi dari hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran example non example. Oleh sebab itu, perlu dipertimbangkan bagi guru-guru
khusunya guru mata pelajaran Akidah-Akhlak agar menggunakan model pembelajaran role playing untuk pengembangan pembelajaran di kelas dalam meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa, serta perlu disosialisasikan kepada guru-guru MTsN kabupaten Aceh Timur. Dengan model pembelajaran role playing, siswa akan dapat langsung merasakan dan mempraktekkan perilaku
terpuji dalam pergaulan remaja, sehingga lebih dapat melekat pada diri siswa dan dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil penelitian ini juga bisa menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa. Peran guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan karakteristik siswa sangat dibutuhkan dan menjadi slah satu factor keberhasilan dalam tujuan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
129
mempraktekkan pengatahuan Akidah-Akhlak yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Peningkatan kreativitas siswa dilakukan dengan menggunakan stimulasi/kesempatan, kreativitas siswa dalam belajar harus ditingkatkan mengingat kesimpulan penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar Akidah-Akhlak siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Dengan demikian siswa yang memiliki kreativitas rendah lebih baik dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran example non example.
130
C. Saran
Berdasarkan simpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak siswa, guru mata pelajaran Akidah-Akhlak disarankan untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam menyajikan materi sesuai dengan materi dan karakteristik siswa.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar Akidah-Akhlak perlu dilakukan upaya dengan menggunakan model pembelajaran role playing sebagai model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran Akidah-Akhlak. 3. Disarankan guru mata pembelajaran Akidah-Akhlak hedaknya lebih
membekali diri untuk memberikan pengetahuan kepada siswa dan tidak hanya menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa bosan dalam pembelajaran. Guru harus lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran Akidah-Akhlak.
4. Disarankan guru mata pembelajaran Akidah-Akhlak hendaknya tidak hanya memberikan materi saja, tetapi guru juga harus membimbing siswa untuk menerapkan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
131
untuk memberikan pelatihan atau pembekalan kepada guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
132
DAFTAR PUSTAKA
A’la, Miftahun. (2011) Quantum Teaching. Yogjakarta: Diva Press
Abdullah, M. Yatimin. (2007). Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah
Ahmadi, Abu. (2000) Psikolog Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Al-‘Aql, Muhammad. (2006). Manhaj ‘Aqidah Imam Syafe’i. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafe’i
Ali, Muhammad Daud, (2015) Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press
Anwar, Ipan Parhan. (2016). Makalah Agama Islam. ( www.mediapustaka.com) diakses 02 Juli 2016).
Apriani, Atik dan David Indrianto. (2010) Implementasi model pembelajaran
examples non examples. FKIP PGMI. IKIP PGRI SUMEDANG.
Arikunto. S. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
_______. (2012) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Ary, D., Lucy C. J. Dan Asrghar, R. (1982). Pengaruh Penelitian Pendidikan
dalam Pendidikan, Terjemahan Arif Furqan, Judul Asli: Inntroduction To
Research In Education. Surabaya: Usaha Nasional
Budisantoso, Ras Eko (2013) (http://ras-eko.blogspot.com) diakses 20 November 2015.
Depdiknas. (2007) Peraturan-peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta
Dimyanti,(2004) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjino, (2002) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, (2006) Aswan, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hardini, Istarani dan Dewi Puspiasari. (2012) Strategi Pembelajaran Terpadu.
Yogyakarta: Familia
Haris, Achmad, (2013) Makalah Pembelajaran Akidah-Akhlak.
133
Hikmat. (2009) Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia
Istarani. (2012) Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media persada
Kartowagiran, Badrun (2003)Pengembangan Instrument dan Penilaian Ranah
Psikomotorik, (Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Melvin L. Silberman, 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi Revisi Diterjemahkan oleh Raisul Muttaqin. Bandung: Nusamedia
Mulyasa, Enco. (2005) Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Munandar, Utami (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta:
______. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
______. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta
Nata, Abuddin 2009 Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Ngalimun, Straetegi dan Model Pembelajaran, Yogyakarta: AswajaPressindo, 2014
Nur, Muhammad. (2008). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA
Oemar, Hamalik. (2001) Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Bandung: Bumi Aksara
Prasetyo, Anang. (2009). Metode Role Playing untuk Meningkatkan hasil Belajar
Siswa kelas II SLTP N 3 Driyano Gresik. Buletin Pelangi Pendidikan Edisi
IV tahun II
Rachmawati, Yeni (2010). & Euis Kurniati Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Prenada Media Group
Riyanto, Agus. (2009). Aplkasi Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nulu Medina
Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
134
_______. (2012) Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grasindo Persada
Sagala, Syaiful, (2011) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
______. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta
Sanjaya, Wina 2006. Strategi Pembalajaran. Jakarta ; Media Grup
_______. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet VI, Jakarta: Kencana
Shoimin, Aris. 2013. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulm 2013.
Yogyakarta; Ar-Ruzz Media
Siregar, Eveline dan Nara, (2010), Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia
Sudjana, Nana (2001) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet. VII Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus (2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Susetyo, Budi, (2015) Prosedur Penyusunan&Analisis Tes, Bandung :Refika Aditama
Suyatno, (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Buana: Pustaka
Syah, Muhibbin, (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sy, Wahid. (2008). Akidah-Akhlak Madrasah Tsanawiyah Untuk Kelas VII,
Semester 1&2, Bandung: Armico Bandung
Talajan, Guntur. (2012). Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru,
Yogyakarta: LaskBang PRESSindo
Trianto (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Preastasi Pustaka
135
Uno, Hamzah B, (2003). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
________ (2005) Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Asara