• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DAN MODEL DIRECT INSTRUCTION

TERINTEGRASI METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM

Oleh:

Neni Selviani NIM 4123131064

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan Model Direct Instruction Terintegrasi Metode Eksperimen Pada Pokok

Bahasan Hidrolisis Garam

Neni Selviani (NIM 4123131064)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia, menggunakan model inkuiri terbimbing dan model direct instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 10 Medan yang berjumlah 150 orang dan sampel yang digunakan pada penelitian ini dipilih secara lansung, XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen I menggunakan model inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen II menggunakan model direct instruction dengan metode eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berbentuk soal pilihan berganda dengan ranah kognitif sebanyak 20 soal yang telah diuji validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitasnya. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas dari data, diperoleh bahwa kedua kelompok sampel berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t-test uji dua pihak dengan hasil thitung = 8,32 sedangkan ttabel = 1,990 untuk α = 0.05 dan dk = 78 sehingga thitung > 1,990. Peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen I sebesar 83,9% dan kelas eksperimen II pada kelas esperimen sebesar 70,4% diperoleh perbedaan peningkatan hasil belajar siswa sebesar 13,5% maka Ha dierima dan Ho ditolak. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model inkuiri terbimbing dan model direct instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allag SWT, atas segala berkat dan kasih-Nya yang senantiasa memberikan nikmat, kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Inkuiri Terbimbing dan Model Direct Instruction Terintegrasi Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan Hidrolisis

Garam”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Jasmidi,M.Si. Sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai

dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si., Ibu Dra Hafni Indriati, M.Si., dan Ibu Dewi Syafriani, S.Pd,M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Dr. Mahmud, M.Sc., selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen, Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah (Bapak Drs. H. Sufrizal Tanjung,M.Si), Pegawai Staf Tata Usaha, Guru Kimia (Ibu Dewi S.Pd), siswa/i kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 10 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

(5)

v

dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Teristimewa juga penulis ucapkan kepada abang dan kakak saya di bimbel Medica, Kakak Riatur Josepaget, S.Pd, dan abang Junior Hamonangan Pasaribu, S.Pd, seluruh keluarga Medica yang tidak dapat dituliskan satu per satu atas bantuan, doa dan semangat bagi peneliti.

Teristimewa juga penulis ucapkan kepada Nenek Saya Alm.Sakarni , Kakek Saya Zulkifli Jambak, Mak Uning Juan, Uncu Armi, Ante Lina, Ante Nila,

Ante Dedek, dan seluruh keluarga yang tidak dapat dituliskan satu per satu atas bantuan, doa dan semangat bagi peneliti.

Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Rian Rahmansyah, Aulia, Sri Handayani, Noviarta, Siti Kholilah, Siska Ranti, Marliana Fitri, Sariani Serta keluarga besar Kimia DIK C 2012, teman-teman PPLT SMA Negeri 4 Kisaran 2015.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Desember 2016 Penulis,

(6)

vi DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan Riwayat Hidup Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Identifikasi Masalah 1.3. Rumusan Masalah

1.4. Batasan Masalah 1.5. Tujuan Penelitian 1.6. Manfaat Penelitian 1.7. Definisi Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar dan Mengajar 2.2. Hasil Belajar

2.3. Model Inkuiri

2.3.1. Ciri Utama Model inkuiri 2.3.2. Syarat Terlaksananya Inkuiri 2.3.3. Jenis- Jenis inkuiri

2.3.4. Prinsip penggunaan Model inkuiri 2.3.5. Tahap-Tahap Pembelajaran Inkuiri 2.3.6. Manfaat model pembelajaran inkuiri

(7)

vii

2.4. Model inkuiri terbimbing (Guided Inkuiri) 2.4.1. Langkah- Langkah Pelaksanaan Inkuiri

2.4.2. Pembelajaran kontruktivis dan Inkuiri terbimbing 2.4.3. Keunggulan dan Kelemahan Model Inkuiri terbimbing

2.4.4. Hubungan Pembelajaran Inkuiri terbimbing Dengan Hasil Belajar 2.5. Model Pembelajaran Langsung (Direct instruction)

2.5.1. Langkah- Pembelajaran Direct instruction

2.5.2. Keunggulan dan Kelemahan Model Direct instruction 2.6. Metode Pembelajaran

2.7. Metode Eksperimen

2.7.1. Keungulan Metode eksperimen

2.7.2. Kelemahan Metode eksperimen

2.7.3. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Eksperimen 2.8. Hidrolisis Garam

2.8.2. Konsep hidrolisis

2.8.3. Sifat Larutan garam

2.8.4. Penentuan tetapan hidrolisis dan pH garam

2.9. Kerangka Konseptual

2.10. Hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi 3.2.2. Sampel 3.3. Variabel Penelitian 3.3.1. Variabel Bebas 3.2.2. Variabel Terikat 3.2.3. Variabel Kontrol 3.4. Instrumen Penelitian

3.5. Rancangan Penelitian

(8)

viii

3.6. Teknik Pengumpulan Data 3.7. Prosedur Penelitian

3.8. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

4.2. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

44 46 48 52 57

67 67

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian

Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Siswa

Gambar 4.2. Diagram Persentase Peningkatan Hasil Belajar Gambar 4.3. Diagram Hasil Dan Peningkatan Hasil Belajar

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Langsung Tabel 3.1. Klasifikasi Analisis Validitas Isi Tabel 3.2. Kategori Tingkat Kesukaran Butir tes Tabel 3.3. Rancangan Pelitian

Tabel 3.4. Tabel Penolong Untuk Normalitas

Tabel 4.1. Rata – Rata , Standar Deviasi, dan Varian pre-test dan post-test Tabel 4.2. Rata – Rata, Standar Deviasi, dan Varian Gain

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data pre-test, post-test, dan gain Tabel 4.4. Uji Homogen Sampel

Tabel 4.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar Tabel 4.6. Uji Hipotesis Data Gain

Tabel 4.7. Uji Hipotesis Kelas Eksperimen Terhadap KKM

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Silabus

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal

Lampiran 4. Instrumen Penelitian Lampiran 5. Penuntun Praktikum Kimia Lampiran 6. Perhitungan Validitas Tes

Lampiran 7. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment Lampiran 8. Perhitungan Reliabilitas Tes

Lampiran 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Lampiran 10. Perhitungan Daya Beda Tes

Lampiran 11. Tabel Data Nilai Hasil Belajar Siswa

Lampiran 12. Perhitungan Rata- Rata, Simpangan Baku, Varians, dan Data Gain

Lampiran 13. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 14. Uji Normalitas Data

Lampiran 15. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat Lampiran 16. Uji Homogen Data

Lampiran 17. Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f Lampiran 18. Uji Hipotesis Rumusan Masalah

Lampiran 19. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bangun atau struktur materi, perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Kimia merupakan ilmu yang

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawaban dari pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam. Selain itu, ilmu kimia juga dapat memberikan konstribusi yang penting dan berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kesehatan, dan perikanan serta teknologi. Oleh karena itu, mata pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran yang penting dipelajari oleh siswa (Sarry, 2014).

Salah satu permasalahan pendidikan khususnya dalam pembelajaran di sekolah adalah lemahnya proses pembelajaran. Berdasarkan observasi peneliti di SMA Negeri 10 Medan, guru khususnya bidang studi kimia dalam materi

hidrolisis garam masih mengajar dengan metode ceramah sehingga proses

pembelajaran cenderung teacher centered. Pembelajaran di kelas diarahkan

kepada kemampuan anak menghafal informasi. Mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya dan

menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemanfaatan

media dalam pembelajaran juga mengakibatkan pembelajaran yang monoton

sehingga siswa kurang tertarik dalam mempelajari materi yang berakibat pada

hasil belajar siswa yang belum memuaskan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan

nilai ulangan kimia materi hidrolisis garam yang masih belum memuaskan dengan

rentang 45 – 67 belum mencapai batas minimal atau KKM yang ditetapkan sekolah yakni 75.

(13)

2

adalah salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan menurut peneliti, khususnya dalam materi hidrolisis garam agar siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.

Penelitian Purwanto (2012) inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Strategi inkuiri berarti suatu kegiatan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara

maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Model inkuiri dapat dibedakan menjadi inkuiri terbimbing dan inkuiri tak terbimbing. Perbedaan keduanya adalah jika siswa membuat generalisasi dengan bantuan guru, disebut inkuiri induktif terbimbing tetapi jika siswa menemukan sendiri spesifikasi sebelum membuat generalisasi, maka dinamakan inkuiri induktif tak terbimbing.

Penelitian Dewi (2013) menyimpulkan bahwa praktikum berbasis inkuiri terbimbing dalam materi hidrolisis garam dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berfikir kritis siswa. Secara umum, siswa merespon positif pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing yang telah dilakukan. Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran praktikum berbasis inkuiri yang telah dilakukan.

Penelitian Ika (2012), menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran alternatif untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran IPA. Model ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar tidak lagi sebagai objek belajar yang hanya menerima pengetahuan dari guru tetapi model ini memberikan kesempatan siswa untuk membangun

pengetahuannya sendiri misalnya lewat praktikum sederhana. Pada saat itu siswa berperan seperti seorang ahli dalam penemuannya

Penelitian Bagus Ida (2006), juga menyatakan bahwa model pembelajaran direct instruction merupakan salah satu model pembelajaran alternatif untuk mengatasi kesulitan pembelajaran kimia namun sifatnya teacher centered. Dalam model ini guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau

(14)

3

sangat dominan sehingga guru dituntut agar menjadi seorang model yang menarik bagi siswa. guru menyampaikan tujuan pembelajaran, mendemonstrasikan pengetahuan, membimbing latihan, memberikan umpan balik, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan konsep, prinsip, dan teori. Karena pada pokok bahasan hidrolisis garam adalah topik hitungan sehingga harus ada pengarahan dari guru.

Penelitian tentang model pembelajaran di atas telah banyak dilakukan seperti: penelitian Wahyudin (2010), menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X SMA N 14 Semarang pada mata pelajaran Fisika dengan hasil peningkatan sebesar 76,81 %; penelitian Praptiwi (2012), juga menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri berbantuan media My Own Dictionary efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMP RSBI;

penelitian Ayulistriani (2013), juga menyatakan bahwa model pembelajaran Direct Insruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa MTs Negeri 1

Munjungan Trenggalek;

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model direct instruction yang dapat memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Inkuiri

Terbimbing Dan Model Direct Instruction Terintegrasi Metode Eksperimen Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran yang diarahkan kepada kemampuan anak menghafal

informasi saja tanpa dituntut untuk membangun sendiri konsep materi

tersebut dan mengetahui apa hubungan materi tersebut dalam kehidupan

(15)

4

2. Pemilihan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik

materi pembelajaran.

3. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran mengakibatkan

pembelajaran yang monoton dan berkurangnya daya tarik siswa dalam

belajar.

4. Hasil belajar siswa belum memuaskan yang ditunjukkan dengan hasil

belajar yang belum mencapai batas minimal atau KKM.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan ruang lingkup yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut :

1. Berapakah persen peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam?

2. Berapakah persen peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model direct instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model direct instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam?

(16)

5

1.4. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 semester genap SMA Negeri 10 Medan T.P 2015/2016.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model inkuiri terbimbing dengan menggunakan metode eksperimen untuk kelas eksperimen I dan model direct instruction dengan menggunakan metode eksperimen untuk kelas eksperimen II.

3. Materi pada pokok bahasan hidrolisis garam yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi sifat-sifat larutan garam, konsep hidrolisis garam, dan perhitungan pH pada hidrolisis garam.

4. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen test dalam bentuk pilihan berganda yang diukur berdasarkan taksonomi Bloom bagian kognitif yaitu: C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), dan C3 (penerapan) yang berisi materi hidrolisis garam.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam.

2. Untuk mengetahui berapa persen peningkatan hasil belajar siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran direct instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam.

3. Untuk mengetahui apakah Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model direct instruction terintegrasi metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis

(17)

6

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan dengan batas minimal atau KKM?

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian akan menambah wawasan, kemampuan dan

pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru. 2. Bagi guru kimia, hasil penelitian akan memberikan masukan tentang

penggunaan model pembelajaran mana yang paling baik untuk dipakai dalam mengajarkan materi hidrolisis garam.

3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar dan menambah daya tarik belajar siswa.

4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 10 Medan. 5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah : 1. Hasil belajar adalah perubahan nilai yang diperoleh dari perlakuan dengan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dan direct instruction di kelas

eksperimen pada materi hidrolisis garam dengan mengukur ranah kognitif yang terdiri dari C1 sampai C3 dalam bentuk soal pilihan berganda sebanyak 20 soal.

(18)

7

suatu masalah yang dinyatakan atau dipertanyakan guru khususnya dalam materi hidrolisis garam.

3. Model pembelajaran direct insruction menurut Arends merupakan model pembelajaran langsung didesain bagi siswa dalam mempelajari pengetahuan yang terstruktur dan dapat di pelajari melalaui tahap demo tahap. Pengajaran ini yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan

pengetahuan yang dapat diajarkan langkah-demi-langkah yang memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya khususnya dalam materi hidrolisis garam.

(19)

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model

inkuiri terbimbing dengan metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam adalah sebesar 83,9 %

2. Peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model direct instruction dengan metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis

garam adalah sebesar 70,3 %

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model inkuiri terbimbing dan model direct instruction dengan metode eksperimen pada pokok bahasan hidrolisis garam garam dengan hasil uji hipotesis diperoleh thitung = 8,32 dan ttabel = 1,99, sehingga thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yaitu sebesar 13,42 %

4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dan direct intruction dibandingkan dengan batas minimal atau KKM. Melalui perhitungan interpretasi linier berdasarkan tabel distribusi t pada lampiran diperoleh ttabel = 1,99 dengan 1/2α = 0,025. Sedangkan berdasarkan perhitungan uji t-test diperoleh Eksperimen I thitung = 16,77 dan Eksperimen II thitung = 3,378 Sehingga t hitung berada di daerah ktiritis yaitu tolak Ho dengan -thitung<-1,99 dan thitung > 1,99

5.2. Saran

(20)

68

1. Bagi guru, semoga model pembelajaran inkuiri terbimbing ini dapat diterapkan khususnya di bagian pendidikan IPA yang sarat dengan perhitungan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa karena telah terbukti seperti hasil penelitian peneliti bahwa hasil belajar siswa lebih meningkat pada model inkuiri daripada model direct insruction.

2. Diharapkan bagi calon guru sebelum proses mengajar dilakukan, harus mengetahui penguasaan siswa terhadap materi-materi prasyarat dari suatu topik yang akan diajarkan, karena pengetahuan siswa sebelumnya sangat menentukan keberhasilan siswa memahami materi baru yang akan diajarkan.

(21)

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,R., (2014), Pembelajaran Saintifik. PT Bumi Aksara, Jakarta

Arikunto,S.,(2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,PT Bumi Aksara, Jakarta

Ayulistriani,(2013), Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Berbantuan LKS Bergambar Disertai Teks terhadap Hasil Belajar Siswa MTs, Jurnal Pendidikan Geografi Online Universitas Negeri Malang (diakses tanggal 12 Februari 2016)

Bagus,I.,(2006), Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah Dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 4 : 695-697

Dewi,A.,(2013), Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Laju Reaksi, Jurnal Rise dan Praktik Pendidikan Kimia, 1 : 18-26

Eliyani,I., (2011), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Getaran Dan Gelombang.,Tesis, FMIPA, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah, Jakarta.

Faizah,M.,(2013), Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 MAN Kota Kediri 3 Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Model Pengajaran Langsung, Unesa Journal of Chemical Education 2 : 46-50

Hamalik,O., (2004), Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, Jakarta

Hamid,A.,(2007), Belajar dan Pembelajaran,Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan

Ika, (2012), Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen Dan Demonstrasi Ditinjau Dari Kemampuan Analisis Dan Sikap Ilmiah Siswa, Jurnal Inkuiri Universitas Sebelas Maret 1 : 142-153

Jamil,(2013), Strategi Pembelajaran , Ar-ruzz Media, Jakarta

Muchtaridi, ( 2007). Kimia 2,Yudhistira, Bogor

(22)

70

Praptiwi, (2012), Efektifitas Model Pembelajaran Eksperimen Inkuiri Terbimbing Berbantuan My Own Dictionary Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Unjuk Kerja Siswa SMP RSBI, Unnes Science Education Journal 1 : 88-91

Purba,( 2009), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Erlangga,Jakarta

Purwanto,A.,(2012). Kemampuan Berfikir Logis siswa SMA Negeri 8 Kota Bengkulu Dengan Menerapkan Model inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika, Jurnal Exata, Vol. X . No.2

Rizema,S.,(2013), Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, DIVA Press, Jogjakarta

Sagala,S.,(2014), Konsep dan Makna Pembelajaran, CV Alfabeta , Bandung

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Ed-I, Kencana, Prenada Media Group, Jakarta

Sarry, (2014), Pembelajaran Kooperatif Nodel Numbered Heads Together (NHT) Berbantuan Media Laboratorium Rill dan Virtual dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Materi Termokimia Kelas XI SMAN 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia Universitas Sebesar Maret 3 : 86-94

Silitonga, P.,M.,(2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan

Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung

Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan

Sogiono, (2010), Statistik Untuk Penelitian, CVAlfabeta, Bandung

Sutresna, N.,(2008), Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas XI, Grafindo,Bandung

(23)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 4.1. Diagram Hasil Belajar Siswa
tabel distribusi t pada lampiran  diperoleh ttabel = 1,99 dengan 1/2α = 0,025.

Referensi

Dokumen terkait

India: Nation on the Move: An Overview of India's People, Culture, History, Economy, IT Industry, &amp; More.. The Constitution

Untuk mengetahui pengaruh kualitas jasa pelayanan kredit dan diversifikasi produk terhadap kepuasan nasabah pada BMT Tumang Kecamatan Ampel Kabupaten Boyo lali.. Untuk

Apakah saudara-saudara mengaku bahwa berdasarkan kasih Allah yang tidak berhingga, sudahlah Ia mengaruniakan kita anak-Nya yang tunggal Tuhan Yesus Kristus yang dengan

Tepung biji munggur dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan kue bolu.Kue bolu merupakan makanan yang banyak dikonsumsi oleh banyak kalangan.Kue ini dapat dibuat dengan mudah

Dalam pembangunan sistem berteknologi computer vision yang menggunakan teknik motion tracking disarankan menggunakan web - camera yang khusus untuk teknik motion tracking

Setiap pengemudi kendaraan bermotor pada saat menjalankan / mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tidak diijinkan melebihi kecepatan maksimum sebagaimana yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor ekologi yang berkaitan dengan epidemi penyakit VSD adalah penutupan tajuk, jarak tanaman kakao dari sungai, kandungan unsur K, Mg dan

Metode Perkiraan Laju Aliran Puncak (Debit Air) sebagai Dasar Analisis Sistem Drainase di Daerah Aliran Sungai Wilayah Semarang Berbantuan SIG.. Yogyakarta: UII