• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN GITAR POP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN GITAR POP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 MEDAN."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

BLENDED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN GITAR POP SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 12 MEDAN

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DESMA ARMIDA

NIM. 2123140012

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii ABSTRAK

DESMA ARMIDA. NIM 2123140012. PENGARUH MODEL

PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN GITAR POP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Blended Learning terhadap kemamppuan gitar pop siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Medan.

Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan model pembelajaran Blended Learning, kemampuan, dan gitar pop beserta hipotesis. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini adalah Pre-perimental Design dengan desain One group Pretest and posttest. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Medan yang terdiri dari 9 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling dengan mengambil 1 kelas yaitu kelas VIII7 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 34 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes kemampuan awal yang berbentuk SPSS berjumlah 30 butir soal dan 20 soal dinyatakan valid. Untuk kelas eksperimen diberikan soal pretest sebelum diberikan perlakuan yaitu belajar gitar pop menggunakan model pembelajaran blended learning. Dengan nilai rata-rata 73,9 dengan deskripsi hasil dalam kategori baik sebanyak 8 orang atau 23.52% , kategori cukup sebanyak 21 orang atau 61.76 %, kategori kurang 5 orang atau 14.7%, dan sangat kurang tidak ada atau 0% Identifikasi data di atas cenderung dalam kategori cukup. Kemudian setelah diberikannya posttest pada kelas eksperimen, setelah diberikan perlakuan yaitu belajar gitar pop menggunakan model pembelajaran blended learning. Dengan nilai rata-rata 69,1 dengan deskripsi hasil dalam kategori baik sebanyak 13 orang atau 38.23 % , kategori cukup sebanyak 17 orang atau 50 %, kategori kurang 4 orang atau 11.76% dan sangat kurang tidak ada atau 0% Identifikasi data di atas cenderung dalam kategori Baik.

Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh nilai rata-rata pretest dan posttest dengan menggunakan blended learning dari hasil hitungan menggunakan Ttabel pada taraf signifikasi 5 % dengan df = n-1 = 34-1 = 33. Dari df = 33, maka diperoleh taraf signifikasi sebesar 0,28. Maka diperoleh taraf signifikasi sebesar 0,28. Dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung > ttabel yaitu 1,78 >0,28 . Hal ini berarti hipotesis alternatif diterima. Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap kemampuan gitar pop siswa kelas viii di SMP Negeri 12 Medan.

(7)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena

berkat dan perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini hingga

dalam bentuk Skripsi. Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh model pembelajaran

Blended Learning terhadap Kemampuan Gitar Pop Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12

Medan”.

Dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal dan

seoptimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik. Namun dalam pelaksanaan

penelitian dan proses bimbingan, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka

untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati,M.Hum. Dekan FBS UNIMED.

3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik UNIMED

4. Dr. Pulumun Ginting, M.Sn. Ketua Program Studi Musik UNIMED.

5. Danny Ivanno Ritonga, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi I dan Bapak

Adina Sastra Sembiring, M.Pd. Dosen Pembimbing Skripsi II.

6. Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd Dosen Penguji I dan Ibu Herna Hirza,

M.Sn. Penguji II.

7. Nursani Pohan, S.Pd Kepala Sekolah SMP Negeri 12 Medan.

8. Pesta Sianturi, S.Pd Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan di SMP

Negeri 12 Medan

9. Sanggaria Tampuolon, S.Pd. Guru mata pelajaran Seni Budaya di SMP

Negeri 12 Medan dan siswa/I SMP Negeri 12 Medan.

10.Seluruh Dosen Sendratasik FBS UNIMED.

11.Orang tua Bapak tercinta Lehon Simaremare dan Ibu tercinta Lastiur

Br Sianturi atas dukungan serta motivasi baik secara moril maupun

(8)

v

12.Abang yang terkasih Mayor Jimmi Simaremare, Adikku Nata

Ranayana br Simaremare dan adikku paling bungsu Gokma Basana

simaremare yang selalu memberikan semangat dan doa.

13.Yang terkasih Roventus Sipangkar S.Pd, yang selalu memberikan

dukungan semangat dan doa.

14.Orang-orang yang istimewa Nantulang Ien br sitorus Meliana

Panjaitan dan Romaduma S.Si , kepada Dani Ade Putra Ginting, Prima

Sihombing, Noralisa, Lidia Niatirama, Siyeanne Minen dan juga

kepada teman-teman satu kost K’Jenni, Ruly, Beta dan Tika. Kepada

rekan-rekan mahasiswa dan sahabat B’Wili, Masniari, Chatherine

siregar dan stambuk 2012 dan yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Semoga kebaikan mereka mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik dan koreksi yang

membangun guna perbaikan Skripsi ini.

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah terlibat membantu penyusunan Skripsi ini. Dengan harapan Skripsi ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(9)

v

B. Identifikasi Masalah... 7

C. Pembatasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah... 9

E. Tujuan Penelitian... 10

F. Manfaat Penelitian... 11

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritis... 14

1. Pengertian Pengaruh... 15

2. Model Pembelajaran ... 16

3. Blended Learning ... 17

4. Pembelajaran Gitar Pop... 27

5. Hasil Belajar ... 32

B. Kerangka Berpikir... 36

C. Hipotesis... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian... 46

B.Lokasi dan Waktu Penelitian... 47

C.Variabel Penelitian... 47

D.Populasi dan Sampel... 47

E.Instrumen Penelitian... 49

F. Uji Coba Instrumen... 50

1. Uji Validitas... 51

2. Uji Realibilitas... 53

G.Metode dan Desain Penelitian... 55

H.Teknik Analisis Data... 55

I. Teknik Pengumpulan Data... 59

1. Observasi Lapangan... 60

(10)

vi

3. Tes... 61

J. Menguji Hipotesis... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian 1. Kemampuan bermain gitar pop sebelum menggunakan model pembelajaran Blended Learning... 65

2. Kemampuan bermain gitar pop setelah menggunakan model pembelajaran Blended Learning...67

3. Deskripsi Data Pre-Test ... 69

4. Deskripsi Data Post-Test... 72

5. Uji Normalitas... 74

a. Uji Normalitas Data Pre-Test...... 74

b. Uji Normalitas Data Post-Test... 76

6. Uji Homogenitas... 78

7. Uji Hipotesis... 79

B.Pembahasan... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan... 85

b. Saran... 85

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembelajaran Tatap Muka... 37

Tabel 2.2 Pembelajaran Mandiri... 39

Tabel 2.3 Pembelajaran Tidak Sinkron/Mandiri... 40

Tabel 2.4 Pembelajaran Sinkron/Mandiri... 42

Tabel 3.1 Tes Kemampuan awal... 49

Tabel 3.2 Desain Eksperimen... 55

Tabel 3.3 Tes Kemampuan Akhir... 62

Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa dalam Memainkan Gitar Pop sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Blended Learning... 65

Tabel 4.2 Identifikasi Kecenderungan Tingkat Kemampuan Bermain Gitar Pop sebelum Menggunakan Model pembelajaran Blended Learning (BL)... 67

Tabel 4.3 Daftar Nilai Siswa dalam Memainkan Gitar Pop sesudah Menggunakan Model Pembelajaran Blended Learning... 68

Tabel 4.4 Identifikasi Kecenderungan Tingkat Kemampuan Bermain Gitar Pop sebelum Menggunakan Model pembelajaran Blended Learning (BL)... 69

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Data Pre-Test... 70

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Data Post-Test... 72

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pre-Test... 74

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus... 90

Lampiran 2 Rpp... 93

Lampiran 3 Tes Kemampuan Awal... 105

Lampiran 4 Uji Validitas... 109

Lampiran 5 Realibilitas... 112

Lampiran 6 Soal Pretest Dan Jawaban... 113

Lampiran 7 Soal Posttest Dan Jawaban... 115

Lampiran 8 Tes... 119

Lampiran 9 Tabel Liliefors... 121

Lampiran 10 Tabel Kurva 0 Ke Z... 122

Lampiran 11 Tabel Distribusi F... 123

Lampiran 12 Tabel Distribusi T... 125

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan peningkatan sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil. Pendidikan juga merupakan suatu cara membenahi dan meningkatkan kemampuan berpikir seseorang. Namun pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi semata melainkan juga sebagai akar pengembangan bangsa.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah, beberapa diantaranya yaitu melakukan perubahan kurikulum yakni dari tahun 1984 yang menggunakan konsep CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), 2004 KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), 2006 KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan kurikulum 2013, serta peningkatan mutu pengajar atau guru. Namun, kurikulum yang diatur pemerintah harus diiringi oleh kualitas guru dalam proses belajar mengajar dikelas. Di mana guru merupakan suatu unsur dalam proses belajar-mengajar yang mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran secara optimal, dengan harapan mampu melahirkan generasi yang mandiri, kritis, kreatif dan mampu bersaing dalam menghadapi tantangan eraglobalisasi.

(15)

2

Proses belajar mengajar sangat memerlukan pemahaman, ketelitian dan latihan-latihan demikian halnya dengan mata pelajaran seni musik yang merupakan salah satu mata pelajaran yang memerlukan pemahaman, perasaan dan latihan dalam mempelajarinya, sehingga diperlukan beberapa model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Guru, harus memiliki strategi agar siswa belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang diterapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau yang disebut sebagai metode mengajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar didalam kelas sangat dibutuhkan pembelajaran praktik maupun teori. Salah satu kegiatan belajar teori sekaligus praktik didalam kelas yang akan dilakukan adalah belajar mengenai gitar pop, dimana dalam salah satu upaya ini siswa dapat mempelajari dan meningkatkan pengetahuan dalam mengetahui tentang anatomi gitar, akord mator dan minor beserta letak akord-akord tersebut pada papan gitar. Seorang siswa harus memiliki ketangkasan dan keterampilan dalam mengetahui anatomi gitar beserta fungsinya dan letak akord mayor dan minor pada papan fret pada gitar.

(16)

3

Banyak siswa yang senang dalam belajar yang sekaligus praktik, terutama praktik dalam pengenalan akord-akord alat musik gitar pada papan fret. Oleh sebab itu, pendidik harus menekankan pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan anak dalam belajar bermain gitar dengan menerapkan model pembelajaran Blended Learning didalam kelas. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan secara teori dan menunjukkan beberapa pembelajaran melalui media (audio visual) kemudian memberikannya praktik yang secukupnya. Kemampuan yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar adalah dengan memberikan beberapa teori kemudian siswa dan guru menerapkan pembelajaran tersebut dengan instrumen yang telah dilengkapi.

Blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/ campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline). pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet dan mobile learning).

(17)

4

atau offline, tetapi juga merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan media-media elektronik dan sebagainya.

Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran blended learning dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dengan demikian, pembelajaran blended learning berupaya menata lingkungan sebagai sumber belajar agar terjadi proses belajar pada diri si pebelajar. Upaya menata lingkungan dilakukan dengan menyediakan sumber-sumber belajar, misalnya: guru, buku teks, bahan pembelajaran, orang sumber, televisi, VCD, radio-kaset, majalah, koran, internet, CD ROM, lingkungan dan bahkan juga temannya sendiri. Untuk meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran, model pembelajaran blended

learning cenderung sama bila dibandingkan dengan pembelajar

(18)

5

dengan e-learning ini, lebih mudah diakses kapan saja, dimana saja, disamping itu, materi juga diperkaya dengan berbagai sumber belajar.

Secara pedagogis, ada dorongan untuk melibatkan siswa secara lebih aktif (student centered) dalam proses pembelajaran. Praktik berpusat pada guru (teacher centered) dirasakan tidak relevan lagi dengan pesatnya perkembangan informasi sehingga perlu dimodifikasi. Guru perlu memberikan kesempatan pada para siswa untuk melakukan ekplorasi diantaranya dengan memanfaatkan teknologi on-line. Selain dapat meningkatkan dinamika proses pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi dapat melatih siswa untuk belajar bagaimana belajar (learn how to learn). Implementasi teknologi informasi akhirnya diharapkan dapat menginspirasi siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat (life long learning), sosok pribadi yang mampu berkembang di tengah perkembangan informasi yang pesat.

(19)

6

Ukuran keberhasilan pembelajaran adalah proses terjadinya interaksi antara pebelajar yang belajar dengan pembelajar. Bukan terletak pada pengajar yang menyampaikan informasi (mengajar). Dengan demikian, rekayasa pembelajaran yang utama adalah penyediaan sumber-sumber belajar. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, ia hanya salah satu bagian dari sumber belajar. Semua sumber-sumber belajar dirancang agar dapat mendorong prakarsa dan proses belajar menjadi lebih efektif, efisien, dan menarik, agar pebelajar tetap “betah” untuk terus belajar. Oleh karena itu, fungsi guru akan berubah ke arah guru sebagai pengelola pembelajaran. Fungsi guru yaitu merancang penyediaan sumber-sumber belajar agar belajar menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih menarik, dan lebih menyenangkan.

(20)

7

blended learning, mulai dari minggu ketiga bulan april sampai minggu kedua bulan mei 2016.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Blended Learning

(21)

8

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang ditarik dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas. Menurut Sugiyono (2013:281) “Untuk dapat mengidentifikasikan masalah dengan baik, maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat di identifikasikan”.

Dari uraian di atas maka diperoleh beberapa identifikasi masalah, antara lain adalah :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran blended learning dalam proses pembelajaran gitar pop di SMP Negeri 12 Medan?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam pembelajaran gitar pop siswa dengan menggunakan model pembelajaran blended learning didalam kelas oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Medan?

3. Apa pengaruh model pembelajaran blended learning terhadap kemampuan gitar pop siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Medan ?

4. Apa saja kendala yang dihadapi pada saat belajar gitar pop dengan model pembelajaran blended learning?

(22)

9

6. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran yang digunakan ketika model pembelajaran Blended Learning ini diterapkan di SMP Negeri 12 Medan?

C. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat luasnya cakupan masalah dan untuk mempersingkat cakupan, keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan kemampuan penulis, maka penulis mengadakan batasan masalah yang di hadapi dalam penelitian ini, yakni dengan pendapat Machfoedz (2008;34) yang mengatakan bahwa “ Masalah yang dipecahkan amat banyak, tinggal peneliti memilah-milah dan memilah mana yang akan di pecahkan, serta memutuskannya. Itulah sebabnya perlu adanya pembatasan masalah”.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Model pembelajaran blended learning ini diterapkan dengan cara menggunakan media elektronik seperti infokus, laptop, dan speaker yaitu pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

2. Kemampuan gitar pop siswa dibatasi dengan materi pembelajaran seperti, mengenal gitar dan anatominya, mengetahui akord mayor dan minor, dan mengetahui letak akord mayor dan minor pada papan gitar (fret).

(23)

10

D. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, apa saja masalah yang ingin dikaji atau dicari oleh peneliti. Masalah yang dipilih harus “researchable” dalam arti masalah tersebut dapat di selidiki. Sesuai dengan pendapat sugiyono (2013;35) yang menyatakan bahwa “rumusan masalah merupakan sebuah pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Antara masalah dan rumusan masalah mempunyai kaitan yang sangat erat, karena setiap rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti haruslah sesuai dengan masalah yang ada.

Menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990;23) bahwa “salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang jelas, akan mudah mengidentifikasikan variabel-variabel apa yang ada dalam penelitian tersebut”.

(24)

11

E. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang dilakukan tidak terarah karena tidak tahu apa yang akan dicapai dalam kegiatan tersebut. Hal ini diperkuat oleh pendapat Margono (2001;37) yang mengatakan bahwa “Penelitian bertujuan untuk meningkatkan daya imajinasi mengenai masalah-masalah, kemudian meningkatkan daya nalar untuk mencapai jawaban permasalahan itu melalui penelitian”. Maka dapat disimpulkan bahwa suatu kegiatan yang memiliki tujuan yang jelas akan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penelitian. Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran blended learning terhadap kemampuan gitar pop siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Medan.

2. Untuk mengetahui kemampuan gitar pop siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Medan setelah menerapkan model pembelajaran blended learning. 3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran blended learning

(25)

12

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat hasil penelitian merupakan kegunaan penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Menurut Sugiyono (2013:283) mengatakan bahwa “Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya hasil penelitian, dan rumusan masalah dapat terjawab secara akurat”. Manfaat hasil penelitian ada dua hal seperti :

a. Manfaat untuk mengembangkan ilmu/ manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan dalam pelaksanaan pembelajaran seni budaya, khususnya belajar seni musik.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai cara belajar praktis dan mandiri terhadap seorang pebelajar (siswa, mahasiswa dan masyarakat umum) gitar pop. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan

mengembangkan penelitian dibidang Pendidikan Seni Musik mengenai model pembelajaran blended learning khususnya dalam pembelajaran SBD di sekolah.

4. Penelitian ini dapat meningkatkan pembelajaran dan kemampuan siswa dalam mengenal dan mengetahui letak akord mayor dan minor pada papan fret gitar.

(26)

13

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dalam mengenal anatomi beserta akord mayor dan minor pada papan fret gitar . 6. Sebagai bahan acuan, referensi atau perbandingan bagi peneliti

berikutnya yang berniat melakukan penelitian yang berhubungan dengan metode pembelajaran gitar pop.

b. Manfaat praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diiteliti.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para guru-guru disekolah untuk menggunakan media pembelajaran di kelas maupun pada kegiatan ekstrakulikuler yang dapat membangkitkan minat siswa dalam mempelajari gitar pop. 2. Bagi guru sebagai masukan atau pertimbangan bagi pihak

sekolah, khususnya guru seni musik dalam bidangnya untuk memilih menerapkan model blended learning ini sebagai dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(27)

85

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Medan tentang gitar pop sebelum menggunakan model pembelajaran Blended Learning memiliki nilai rata-rata 63.9 (halaman 65) dan berkategori cukup.

Kemampuan siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Medan tentang gitar pop sesudah menggunakan model pembelajaran Blended Learning memiliki nilai rata-rata 69,1 (halaman 67) dan berkategori cukup.

Penggunaan Model Pembelajaran Blended Learning berpengaruh terhadap kemampuan gitar pop siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian hipotesis yaitu t0 > t tabel, yakni 69,1 > 0,28 yang membuktikan hipotesis alternatif (ha) diterima.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut penelitian ini, perlu diungkapkan saran-saran sebagai berikut.

(28)

86

dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi guru dalam proses belajar mengajar. Karena model pembelajaran blended learning merupakan suatu model yang bukan hanya mengajarkan tetapi juga membelajarkan guru atau subyek, karena model ini selalu membuat subyek atau obyek berpikir how to learn. Kemudian, ketika menggunakan model pembelajaran ini guru harus aktif mengendalikan kelas, kemudian mampu dalam menggunakan alat-alat teknologi. Karena model pembelajaran ini adalah model yang menggunakan teknologi pada kegiatan proses belajar mengajar.

2. Peneliti selanjutnya yang menggunakan model pembelajaran Blended Learning perlu memperhatikan durasi waktu karena model pembelajaran Blended Learning memerlukan waktu yang cukup lama didalam proses pembelajaran. Jadi, ketika guru menggunakan model pembelajaran Blended Learning harus benar-benar direncanakan. Karena kemampuan siswa dalam mempelajari materi haruslah dengan waktu yang tepat dan cukup. Dalam hal ini, peneliti (subyek) mengajarkan gitar pop kepada siswa kelas VIII yaitu dengan materi pengenalan akord mayor dan minor pada papan gitar (fret).

(29)

87

(30)

88

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Reneka Cipta

Hamalik. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta . PT. Bumi

Hartono. 2008. Pembelajaran Blended Learning Pada Mata Kuliah Praktikum

IPA:Studi Uji Coba Lapangan Pembelajaran Online Pada S1 PGSD.FKIP

Universitas Sriwijaya.

Joliffe, Alan, et. Al. 2001. The Online Learning Handbook. London. Sage Publication

Joyce, Bruce & Weil. 1986. Models Of Teaching. New York : Pearson Education. Mudjiono, Dimyanti. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja

Pressindo.

Prihadi, Singgih. 2013. Model Blended Learning, Teori dan Praktek Pada Pembelajaran. Kadipiro Surakarta. Yuma Pustaka

Putra, I Putu Lukita Wiweka Nugraha. 2014. Perbedaan Kemampuan Bermain Gitar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Konvensional dan

Paikem Di Sanggar Griya Musika Sukawati, Kabupaten Gianyar Provinsi

Bali. Institut Seni Indonesia, Yogyakarta

Rahmat Putra, Irwan. 2014. Kegiatan Ekstrakulikuler Gitar Menggunakan Media Video Lesson Di SMP Negeri 8 Padang. FBS Universitas Negeri Padang Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Sudjana, 2005. Metoda Statiska. Bandung : PT Tarsito Bandung.

Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : Alfabeta

(31)

89

Tukiran Taniredja, Efi, dkk. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta.

Wena, Made. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta. Bumi Aksara

Yogo Wicaksono, Herwin. Kelas Repertoar Pada Pembelajaran Gitar. FBS universitas Negeri Yogyakarta

Zainal Fahri, M. 2015. Pembelajaran Gitar. Tangerang. Lembar Pustaka Indonesia

Forum komunikasi guru seni budaya SMP Kabupaten Cilacap

Gambar

Gambar 4.1. Poligon Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen............

Referensi

Dokumen terkait

Pada menu data infrastruktur terdapat form manajemen data infrastruktur yang diatas kiri form terdapat form kecil dengan kolom pilih tahun untuk memilih tahun yang akan kita

The objective of this research is to improve the students’ ability to identify specific information in listening at first year students of SMP Negeri 1 Tompobulu by

Tulisan ini menempatkan rumusan masalah tentang bagaimana menjelaskan strategi kewirausahaan yakni inovasi dalam mempertahankan sekaligus meningkatkan pertumbuhan

EXISTENTIALISM AS REVEALED IN SOPHIE’S JOURNEY TO REALITY IN JOSTEIN GAARDER’S SOPHIE’S WORLD.. beserta perangkat yang diperlukan

Pemanfaatan tepung pisang cukup luas dalam industri pangan, sebagai bahan baku makanan (bubur) balita juga sebagai bahan baku produk kue, sebagai bahan baku

Selanjutnya label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang- undangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum pada label harus sesuai dengan kandungan bahan pangan

dipergunakan sebagai Rekening Khusus Dana Kampanye Partai Politik Peserta Pemilu yang bersangkutan. a) Periksa kesesuaian klasifikasi sumber penerimaan dan bentuk penerimaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah sistem peradilan Indonesia memandang dissenting opinion sebagai suatu hal yang memberikan ruang bebas bagi hakim