• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menegakkan Pilar Kedua

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Menegakkan Pilar Kedua"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

42 25 RABIULAWAL - 9 RABIULAKHIR 1432 H

P

ilar kedua dari pembinaan jamaah masjid, musholla dan langgar Muhammadiyah adalah ulama. Kehadiran ulama atau dalam bahasa sekarang disebut ustadz cukup menen-tukan pembinaan jamaah Muhammadiyah di tempat ibadah yang tersebar di pelosok kampung, desa dan kota. Seorang atau bebe-rapa orang ulama atau ustadz ini memiliki banyak peran strategis bagi jamaahnya.

Peran strategis ulama atau ustadz itu antara lain, (1) memimpin shalat jamaah di awal waktu, (2) mendidik jamaah dalam berdoa sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw, (3) memotivasi ja-maah agar makin rajin beribadah, (4) memotivasi jaja-maah agar mem-perbanyak amal sosial untuk kesejahteraan masyarakat, (5) menjadi contoh dalam hal memelihara dan mengaktualkan niai-nilai dan ajar-an Islam dalam kehidupajar-an sehari-hari, (6) melindungi masyarakat dan jamaahnya dari ancaman pemurtadan dan ancaman masuknya nilai budaya yang munkar dari luar, (7) mengajak jamaahnya agar makin rajin dalam mencari ilmu, (8) mengajak jamaahnya agar makin rajin dan ulet dalam bekerja mencari nafkah sehari-hari, (9) meng-ajak jamaahnya agar mau mengirim anak-anaknya ke lembaga pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam, dan meng-anjurkan anak-anak dan generasi muda mau aktif di masjid, musholla atau langgar, (10) mengajak jamaahnya agar mau dan tertib dalam organisasi ketika menjalankan dakwahnya di tengah masyarakat, (11) mengajak jamaahnya agar mau berubah menuju kepada ke-majuan dalam kehidupan sebagaimana dituntunkan oleh ajarah aga-ma, dan (12) mengajak jamaahnya agar makin dewasa dalam ber-agama, santun dalam berkomunikasi dengan pihak lain, ramah dan mau melayani siapa pun yang datang bertamu ke masjid, musholla, atau langgar, atau kepada yang bertamu ke kampung, desa atau pemukiman tempat jamaahnya tinggal.

Jika duabelas peran strategis ulama atau ustadz di lingkungan masjid, musholla atau langgar Muhammadiyah itu dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya, maka ada harapan jamaahnya akan terbina mental dan kehidupannya dengan sebaik-baiknya. Hidup mereka ada harapan akan makin tertata, makin makmur, makin bermutu dan makin maju serta makin tercerahkan sebagaimana dicita-citakan oleh Muhammadiyah yang didirikan oleh KHA Dahlan.

Lantas bagaimana hubungannya antara ulama atau ustadz ini dengan takmir masjid yang merupakan organisasi pengelola masjid yang dibentuk oleh masyarakat? Hubungannya jelas, sangat fung-sional. Sangat ideal sekali kalau ulama atau bapak ustadz ini ikut duduk dalam kepengurusan takmir. Atau di bagian lain yang sesuai. Posisinya dapat di penasihat, ketua, atau aktif di bagian dakwah/ pengajian/pendidikan di takmir itu. Tentang posisi ulama atau bapak ustadz ini dapat diatur berdasar potensi, kesediaan dan kesepakatan pengurus takmir.

Di Kotagede, Yogyakarta, dulu pernah hidup seorang ulama besar yang dapat menggerakkan jamaahnya agar mau dan mampu hidup sejahtera secara ekonomi dan berkualitas secara spiritual.

Beliau adalah KH Amir. Sebagaimana ditulis oleh Muhammad Nizar dalam Brosur Lebaran AMM Kotagede tahun 1969, beliau, Kiai Amir ini lahir tahun 1892 di Mlangsen, Kulonprogo sebagai anak kedua Kiai Jalal Suyuthi seorang ulama masyhur. Sepuluh tahun Kiai Jalal mukim di Makkah sebagai ‘ulama dan menjadi guru, KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) termasuk muridnya di sana. Nama kecil KH Amir adalah Samanhudi. Ketika Samanhudi muda, keluarganya pindah ke kota Purworejo, Kedu, Jawa Tengah. Di sana ia tumbuh dewasa lalu menikahi putri Kiai Amin, lurah Bo-kongan, Purworejo. Dari pernikahan ini Samanhudi beroleh seorang anak namun anak dan ibunya ini kemudian meninggal. Ia menduda. Beberapa tahun kemudian sekembali berhaji dari Tanah Suci Sa-manhudi yang mengganti namanya Amir lalu menikahi cucu Haji Mukmin Kotagede. KH Amir lalu tinggal di kampung Selokraman, Kotagede dan memelopori sistem pendidikan Muhammadiyah di Kotagede. Di tempat inilah Buya Ahmad Syafii Maarif pernah tinggal dan mendapatkan NBMnya dari PRM di kampungnya.

Sebelum menunaikan haji ia sering diminta ayah mertuanya (Kiai Amin) pergi berdagang ke Cilacap, Yogyakarta dan pusat-pusat perdagangan di Jawa Tengah. Pernikahannya (setelah menduda) dengan cucu Haji Mukmin Kotagede membawanya masuk ke pusat masyarakat perdagangan Yogyakarta. Ia bekerja dengan ibu mertuanya, Nyai Chatijah, yang jaringan dagangnya sampai Mojokerto Jawa Timur. Ia pun bekerja di toko milik kakeknya, Haji Mukmin di Danurejan Yogyakarta. Tapi tak lama kemudian KH Amir usaha sendiri berdagang eceran benang jahit dan tenun di Kotagede. KH Amir juga ikut serta dalam perdagangan ibu mertuanya (emas dan permata). Dasa warsa akhir tahun 20-an KH Amir bertambah sibuk dengan aktivitas keagamaan. Lambat laun urusan perdagangan pun pindah ke tangan istri, Nyai Amir. KH Amir mencurahkan waktunya untuk mengurusi agama. Aktivitas KH Amir tidak sebatas wilayah Kotagede melainkan kota Yogyakarta dan Jawa Tengah. KH Amir menjadi tuan rumah konperensi ulama-ulama terke-muka membahas masalah fiqh dan pemberian fatwa ke umat.

Yang menarik untuk diperhatikan. Kiai Amir bersama para sa-habatnya memelopori pembangunan sebuah masjid milik Muham-madiyah, yang kemudian dikenal sebagai Masjid Perak Kotagede. Masjid Perak Kotagede sendiri dibangun pada tahun 1938 di atas tanah yang dibeli oleh Kiai Amir, Kiai Muhsin, dan Kiai Mudzakir. Penamaan Masjid Perak muncul karena masjid ini dibangun dengan dukungan dana para pengusaha perak yang pada masa itu berada dalam masa-masa kejayaan. Orang-orang Kalang yang kaya raya di Kotagede pun ikut ambil bagian dalam pendanaan pembangunan masjid di masa kepengurusan yang dipimpin oleh Kiai Mashudi itu, sehingga mewujudkan Masjid Perak sebagai monumen kebersamaan di Kotagede.

Dua belas peran strategis di atas termasuk yang dijalankan oleh Kiai Amir ini ketika menghidupkan suasana keagamaan di Masjid Perak.l

MUSTOFA W HASYIM

B I N A J A M A A H

Menegakkan P

Menegakkan P

Menegakkan P

Menegakkan P

Menegakkan Pil

il

il

ilar Kedu

il

ar Kedu

ar Kedu

ar Kedua

ar Kedu

a

a

a

a

De

m

o (Vi

si

t ht

tp:

//www.pdfspl

itm

erge

r.c

om

Referensi

Dokumen terkait

Apakah keberadaan pelaku-pelaku bisnis industri pengolahan makanan di Sulawesi Utara saat ini yang telah menggunakan media online , mempunyai register PIRT dimulai

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Noneksklusif Non-exclusive Royalty- Free Right atas karya ilmiah saya

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan, Kompensasi, Corporate Governance terhadap Manajemen Laba (Studi

0DV\DUDNDW 0DOXNX PHUXSDNDQ VDODK VDWX NRPXQLWDV PDV\DUDNDW GL 1XVDQWDUD \DQJ VDQJDW NHQWDO PHQMDODQNDQ WUDGLVL VHSHUWL SHQJKRUPDWDQ WHUKDGDS DUZDK OHOXKXU DWDX WHWH PR\DQJ GDQ

Dengan mengucapkan syukur kepada – Nya , akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul “PERBANDINGAN SISTEM TEGANGAN DAN FREKUENSI 220V/50HZ

Sebagaimana hasil penyingka- pan struktur yang berada di dalam benteng diketahui beberapa ruang atau bangunan yang menempel di sisi dinding yaitu dind- ing timur dan

Pertimbangan hukum hakim MK lainnya yang dijadikan dasar pembenaran kewenangan untuk melakukan pengujian konstitusional Perppu yang sangat relevan untuk dianalisis dari

Poznavanje pogajalskih taktik je torej pomembno že pred začetkom pogajanj, saj si v pripravah nanje poskušamo odgovoriti na vprašanje, na kakšen način bomo dosegli zastavljene