• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daftar isi: Print to PDF without this message by purchasing novapdf (

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daftar isi: Print to PDF without this message by purchasing novapdf ("

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Daftar isi:

Kursus Tafhim Al-Qur’an Metode Manhaji – 1 Modul Pembelajaran Islam – 8

Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi – 10 Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah

di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Unmuh Makassar) – 14 Gerakan The 9 Golden Habits – 21

Gerakan Dakwah Rumah Sakit – 34 Pelatihan Kader Muballigh – 37

Pelatihan Kristologi dan Penanggulangan Pendangkalan Aqidah Ummat – 41 Rihlah Dakwah Majelis Tabligh PP Muhammadiyah – 45

Keterangan gambar sampul:

Siswa-siswi SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta berlatih shalat berjamaah dibimbing oleh guru. Sumber foto: www.sdmwibragayk.sch.id

(3)

KURSUS TAFHIM AL-QUR’AN

METODE MANHAJI

A. PENDAHULUAN

Visi ideal Muhammadiyah adalah “Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. Aktualisasinya bagi Anggota Muhammadiyah adalah mewujudkan dirinya menjadi “Pribadi Muslim Yang Sebenar-benarnya”. Proses perwujudan visi ditempuh dengan melaksanakan misi Muhammadiyah sbb: (1) Menegakkan tauhid yang murni, (2) menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah; (3) mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

Proses mewujudkan visi dan melaksanakan misi, memerlukan pemahaman yang memadai terhadap ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah.

Sebagaimana dimaklumi bahwa Al-Qur'an adalah berbahasa Arab, seperti yang dise-butkan dalam dua bentuk pernyataan, yaitu : (1) Dengan menyebut kata-kata "ﺎً ّﯿِ ﺑ َﺮَﻋﺎً ﻧَ آ ْﺮُ ﻗ",

seperti yang tercantum di Surah-surah : Yusuf : 2, Thaha : 113, al-Zumar : 28, Fushilat : 3, al-Syura : 7, dan al-Zukhruf : 3; (2) Dengan menggunakan istilah " ْنﺎَﺴِﻟ ", yang tersebut di Surah-surah : al-Nahl : 103, al-Syuara' : 195, al-Ahqaf : 12, Ibrahim : 4, Maryam : 97, dan al-Dukhan : 58.

Untuk bisa memahami Al-Qur’an harus mengerti Bahasa Arab. Metode manhaji merupakan metode belajar bahasa Arab langsung dari al-Qur’an. Metode ini mengajak kembali kepada Al-Qur’an dengan memahami arti dan maksud kata perkata dalam ayat serta memahami bahasa Arabnya

Bahasa Al-Qur'an adalah bahasa ilmiah, alamiah dan amaliah; sekaligus mudah, sebagaimana yang dinyatakan di dalam Surah : Maryam : 97, al-Dukhan : 58, al-Qomar : 17, 22, 32, 40 dan ditegaskan lagi di dalam Surat Thaha 1-2, baik Maktub, Mantuq maupun Mafhum-nya.

Untuk bisa memahami Al-Qur’an cukup dari Juz I s/d Juz IV saja, karena Juz V dan seterusnya sampai akhir Qur’an kata-kata dan susunan kalimatnya banyak terulang; dengan pengertian bahwa sistem muatan kajiannya diatur semakin ke tengah semakin dalam, model pergi ke tengah laut.

B. VISI:

Terselenggaranya Kursus Tafhimul Qur’an di setiap Daerah dan Cabang Muhammadiyah sehingga setiap Anggota dan Simpatisan Muhammadiyah berkesempatan belajar bahasa al-Qur’an

C. MISI:

Membimbing Anggota/Simpatisan Muhammadiyah Memahami al-Qur’an langsung dari bahasa aslinya

(4)

D. METODE BELAJAR

Metode Manhaji adalah metode yang mencakup sistem belajar, jenjang dan buku ajarnya. Uraiannya sebagai berikut:

a. Menyiapkan kelas: Idealnya satu kelas 40 santri untuk ukuran pendidikan formal. Atau maksimal 15 orang, untuk pendidikan non formal, dikelompokkan berdasarkan usianya, dan sebaiknya sudah berusia 15 tahun atau sudah baligh, karena Al-Qur'an menggunakan bahasa orang yang sudah dewasa. Atau mereka dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikannya. Alokasi waktunya 90 menit setiap satu kali tatap muka, seminggu dua kali, kalau seminggu hanya sekali maka alokasi waktunya diperpanjang. Santri membawa Al-Qur'an dan alat tulis, dan kelasnya dilengkapi dengan alat tulis sebagaimana lazimnya.

b. Landasan teori:

Pembelajaran dilakukan berorientasi kepada santri, dengan pendekatan Cara Belajar Santri Aktif (CBSA), yaitu mula-mula santri diajak membaca satu ayat, kemudian Ustadz pemandunya mengajak mengartikan kata demi kata dalam ayat tersebut, sesudah itu santri diajak mencoba menyimpulkan maksud ayat. Praktek ini dilakukan secara klasikal dan individual. Selanjutnya Ustadz mengajak membaca ayat berikutnya, dengan cara yang sama, kemudian mengajak memahami dan membicarakan rangkaian ayat tersebut dengan ayat sebelumnya, metodenya bisa dengan monologis atau dialogis.

c. Landasan praktek:

Prakteknya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Analitik, terdiri dari:

i. Tahap membaca:

Ustadz memulai dengan membacakan satu ayat, bagian demi bagian, santri secara klasikal menirukannya. Sesudah itu santri membaca ulang ayat tersebut secara bergantian, sampai semua santri selesai membacanya. Apabila santri sudah pandai membaca, maka tidak perlu dibimbing lagi. Apabila dalam satu kelas ada santri yang kurang lancar membaca, maka selalu diberi kesempatan yang akhir, dengan maksud agar dia sudah berkali-kali mende-ngarkan cara membacanya.

ii. Tahap mengartikan kata demi kata:

Ustadz mengartikan satu ayat tersebut, kata demi kata dan santri menirukannya secara klasikal, sampai satu ayat selesai; kemudian santri diberi kesempatan mengulanginya secara bergantian. Kalau kualitas santri sudah diketahui, maka yang paling pintar diberi kesempatan terlebih dahulu, dan yang paling rendah daya serapnya diberi kesempatan akhir.

(5)

Sesudah itu santri diajak belajar memahami maksud ayat tersebut. Sebab boleh jadi mereka bisa mengartikan kata demi kata, akan tetapi setelah merangkaikan dalam satu ayat mereka tidak mengerti atau salah paham. Maka bila perlu Ustadz menjelaskan Asbab al-Nuzul nya. Cara ini berlangsung sampai satu materi kajian dalam tatap muka itu selesai.

2. Tahap Sintetik:

Sesudah memahami satu ayat, dilanjutkan dengan cara yang sama ditambah dengan merangkaikan antara ayat yang dibaca sekarang dengan ayat sebelumnya. Apabila ada hubungannya, maka santri akan memperoleh pengertian pertalian ayat-ayat tersebut, sebaliknya, apabila tidak, maka santri akan mengerti eksistensi masing-masing ayat.

3. Tahap Evaluasi:

i. Ustadz mengevaluasi secara klasikal dan individual, secara sporadis dan spontanitas, dari awal hingga akhir materi dalam tatap muka tersebut, dengan menanyakan kata Arabnya atau arti Indonesianya.

ii. Demikian seterusnya, metode ini diterapkan sesuai dengan

jenjangnya, yang setiap tingkat perlu menyelesaikan satu Juz. Akan tetapi cara pemanduan membaca ini logikanya hanya berlaku di Juz I saja, karena mulai Juz II santri sudah lancar membaca.

E. JENJANG PENDIDIKAN:

Karena materi kajiannya langsung ayat-ayat Al-Qur'an, maka pembelajaran dimulai dari Surah Al-Fatihah, dan secara edukatif pendidikan diatur berjenjang, mengikuti urut-urutan Surah dan Ayat Al-Qur'an itu sendiri, dengan asumsi bahwa santri akan mudah memahami maksud Al-Qur'an secara utuh.

a. Tingkat Dasar

Memahami arti kata-kata dan jenisnya, dengan rincian:

1. Paruh pertama Juz I (semester 1), yaitu mulai dari Surah Al-Fatihah, dilanjutkan kepada Surah Al-Baqarah ayat 1 s/d ayat 66,

Mengartikan kata demi kata. Targetnya santri dapat menguasai arti kata perkata dalam ayat, metodenya Monologis dan Dialogis.

Dalam tahap mengartikan ini Ustadz pemandunya menjelaskan ciri masing-masing kata, tata tulis dan artinya, mana arti yang sesungguhnya, kiasan, atau perumpamaan dan lain sebagainya, kalau ada. Dalam tahap ini santri sudah dapat menguasai sedikitnya 1700 an kata dengan ciri dan artinya.

2. Paruh kedua Juz I (semester 2), yaitu mulai ayat 67 s/d ayat 141, mengartikan kata demi kata, ditambah dengan mengenalkan jenis dan ciri kata-katanya, yang berupa kata benda ( ُﻢْﺳﻹا), kata kerja ( ُﻞْﻌِﻔﻟا) meliputi

(6)

bentuk yang telah lalu, sedang dan bentuk perintah serta Huruf ( ُف ْﺮ َﺤﻟا), metodenya Monologis dan Dialogis. Setelah mencapai paroh perjalanan, ditambah lagi dengan mengenalkan perubahan kata kerja dari bentuk yang telah lalu (ﻲِﺿﺎ َﻤﻟا ), sedang ( ُعِرﺎ َﻀُﻤﻟا ) dan bentuk perintah ( ُﺮ ْﻣَ ﻷا); demikian sebaliknya, metodenya Monologis dan Dialogis.

Dalam tingkatan ini santri sudah menguasai satu Juz, yang terdiri dari sebanyak kurang lebih 3680 kata, dan sudah dapat membedakan jenis dan ciri kata yang ada, cara mengartikan, berikut menentukan bentuk-bentuk kata kerja ( ُﻞْﻌِﻔﻟا) nya. Untuk ini dalam buku panduannya dijabarkan dengan menggunakan kolom-kolom untuk masing-masing jenis kata yang dimaksud.

b. Tingkat Menengah

Mengajarkan teknik memahami arti kata perkata, sesuai dengan perubahan kata-katanya, ditambah dengan memahamkan cara mengubahnya, dengan rincian :

1. Paruh pertama Juz II (semester 1), yaitu mulai ayat 143 s.d. 202.

Cara mengartikan dengan memilah-milah kata demi kata seperti Juz I yang lalu sudah tidak perlu lagi, hanya teks ayatnya masih tetap dipotong kata demi kata, untuk menjelaskan eksistensi masing-masing kata, kemudian dikembangkan dengan mengenalkan bentuk-bentuk Fi'il ( ُﻞْﻌِﻔﻟا) yang tidak berubah ( ُﺪِﻣﺎ َﺠﻟا) dan yang berubah ( ُفﱢﺮ َﺼَﺘُﻤﻟا ) berikut cara mengubahnya, dan nengenalkan Isim yang tetap ( ُﺪِﻣﺎ َﺠﻟا) dan yang jadian ( ﱡﻖَﺘْﺸُﻤﻟا), metodenya Monologis dan Dialogis.

2. Paruh Juz II yang kedua (semester 2), yaitu mulai ayat 203 s.d. 252.

Cara mengartikan dengan memilah-milah kata demi kata seperti yang lalu sudah tidak perlu lagi, dan sekarang ayat ditulis utuh sebagaimana mestinya, ditambah dengan mengenalkan mana yang kata jadian ( ﱡﻖَﺘْﺸُﻤﻟا) dan mana yang tidak ( ُﺪِﻣﺎ َﺠﻟا), ditambah dengan Fi'il-fi'il yang berubah ( ُفﱢﺮ َﺼَﺘُﻤﻟا ), berikut cara mengurainya perayat, metodenya Monologis dan Dialogis.

Pada tingkat ini santri diajari mengurai kata-kata yang Mutasharrif ( ُفﱢﺮ َﺼَﺘُﻤﻟا ) dan Musytaq ( ﱡﻖَﺘْﺸُﻤﻟا), meliputi bentuk ( ُﺔَ ﻐْﯿ ﱢﺼﻟا)nya, wazan (نزﻮﻟا)nya, asal kata (ﻞﺻﻷا)nya, mujarrad (دﺮﺠﻤﻟا)nya, bina’ (ءﺎﻨﺒﻟا)nya dan kata ganti ( ُﺮْﯿِﻤﱠﻀﻟا )nya, dan untuk ini disediakan Buku Tashrif ( ُبﺎَﺘِﻛ

ِﻒْﯾِﺮ ْﺼﱠﺘﻟا) sebagai pedoman, yang kata-katanya diambil langsung dari Juz II. Dengan demikian, Fi'il-fi'il dan Isim-isim yang di Juz I, secara otomatis dapat mereka kenal dan kuasai. Cara pembelajarannya dengan menggunakan kolom-kolom sesuai dengan perubahan yang ada dan kebutuhan pembelajarannya.

(7)

Selanjutnya di akhir buku Juz II, pada halaman 253 s/d 267 dijelaskan rincian uraian kata-katanya mulai dari awal Juz II s/d pertengahan Juz (ayat 142 s/d ayat 202), karena mulai ayat 203 sampai akhir Juz sudah ada uraiannya pada setiap ayat. Demikian juga Wazan-wazan yang ada di Juz II, dirincikan mulai halaman 268 s/d 300

c. Tingkat Atas

Mengenal susunan kalimat, rinciannya:

1. Paruh pertama Juz III (semester 1), yaitu mulai ayat 253 s/d ayat 286 atau akhir Surah Al-Baqarah,

Masih tetap membelajarkan cara mengartikan kata demi kata, dan ayatnya ditulis utuh sebagaimana mestinya, dengan mengenalkan mana kata (kalimah) yang tetap tidak berubah harakat terakhirnya yang disebut

Mabni ( ْﻲِﻨْﺒ َﻤﻟا) dan mana yang berubah yang disebut Mu’rab ( ُب َﺮْﻌُﻤﻟا ), baik Isim maupun Fi'ilnya, berikut menjelaskan intinya, yaitu mana yang

menjadi pokok kalimat ( ُةَﺪ ْﻤُﻌﻟا), yang terdiri dari Fi’il dan Fa’il ( َو ُﻞْﻌِﻔﻟا

ُﻞ ِﻋﺎَ ﻔْﻟا), atau Mubtada’ dan Khabar ( ُﺮَﺒ َﺨْﻟا َو ُ أَﺪَﺘْﺒ ُﻤﻟا), dan jabatan kalimat tambahannya dijelaskan seperlunya saja sesuai dengan kata-kata yang ada di dalam ayat; metodenya Monologis dan Dialogis.

2. Paruh kedua Juz III (semester 2), yaitu mulai dari awal Surah Ali Imran s/d ayat 91,

Melanjutkan menjelaskan mana yang menjadi pokok kalimat Al-Umdah ( ُةَﺪ ْﻤُﻌﻟا), ditambah dengan pelengkap atau penyempurnanya yang disebut

Al-Takmilah ( ُﺔَ ﻠ ِﻤ ْﻜﱠﺘﻟا), yang berupa semua jabatan kalimat yang biasanya

diberikan dalam pelajaran Bahasa Arab.

Pada langkah ini santri sudah pandai mengartikan kata demi kata, termasuk mengenali macam-macam susunan kalimat yang Bahasa Arabnya disebut Jumlah ( ُﺔَ ﻠ ْﻤ ُﺠﻟا), yang terdiri dari Al-'Umdah ( ُةَﺪ ْﻤُﻌﻟا) dan

Al-Takmilah ( ُﺔَ ﻠ ِﻤ ْﻜﱠﺘﻟا). Dalam mengembangkan ketrampilan, mereka diajak

berlatih untuk mengkaji ayat-ayat di Juz I dan Juz II yang lalu, sebagai ganti tamrinat yang biasanya diajarkan.

Jabatan kalimat dalam bahasa Al-Qur'an ini sangat sederhana dan mudah diingat, karena jabatannya itu sendiri sejalan dengan maknanya, tambahan lagi Jabatan Kalimatnya selalu berpasang-pasangan, dan tata-tulis serta tata bacanya pun mudah diamati, tidak perlu setiap Jabatannya dirinci mendetil, karena tujuan pokoknya adalah ingin memahami Ayat, bukan mendalami Pelajaran Bahasa Arab.

(8)

Mengkaji gaya bahasa atau jiwa bahasanya yang disebut Ilmu Balaghah ( ُﻢْﻠ ِﻋ

ِﺔَﻏَﻼَﺒْﻟا), dengan rincian:

1. Pemahaman Ilmu Al-Ma'ani ( ْﻲِﻧﺎَﻌَﻤْﻟا ُﻢْﻠ ِﻋ ), 2. Pemahaman Ilmu Al-Bayan ( ِنﺎَﯿَﺒْﻟا ُﻢْﻠ ِﻋ ), dan 3. Pemahaman Ilmu Al-Badi' ( ِ ﻊْﯾِﺪَﺒْﻟا ُﻢْﻠ ِﻋ ).

4. Metodenya dialogis & aktiverly.

Pada tingkat IV ini, tidak perlu lagi dibagi menjadi 2 semester, demi untuk efektifnya cakupan bahasannya. Pada tingkat ini kajian Balaghah ( ِﺔَﻏَﻼَﺒْﻟا ُﻢْﻠ ِﻋ ) nya sudah selesai, santri sudah dapat memahami gaya bahasa Bahasa Arab, yang sudah dituangkan sebagai pengantar buku ajar Juz IV, dengan teknik penyajian sesuai dengan selera keindonesaan, bukan kearab-araban. Pene-rapannya sangat bergantung pada daya serap santri dan kelincahan ustadz-nya. Dengan demikian, untuk memahami al-Qur'an tidak harus dibimbing ustadz sampai 30 Juz, akan tetapi cukup sampai Juz IV saja. Bahkan, secara otodidak pun bisa, belajar memahami Al-Qur'an yang penting minat dan niat, karena cinta dapat mengalahkan segala-galanya, bukan kepandaian. Bahkan, andai-kata belajar dengan Metode Manhaji hanya sampai Juz II saja pun sudah dapat memahami bahasa Al-Qur’an, ala kadarnya, dan sudah bisa membaca Kitab Kuning (Kitab Gundul).

Dengan rincian ini, diharapkan santri dapat mempelajari ayat-ayat al-Qur'an secara Manhaji atau langkah demi langkah sekaligus memahami bahasanya. Setelah mereka melampaui empat Juz mereka sudah tidak perlu dibimbing lagi, mereka dapat melanjutkan sendiri. Jadi, belajar memahami Al-Qur’an tidak harus belajar Bhs. Arab dulu, dan belajar cukup 4 Juz saja.

Dalam mengikuti metode ini, santri akan menjumpai beberapa kemudahan, antara lain, di Juz I saja kira-kira 70 % nya merupakan pengulangan, yang akar katanya sama, perubahan kata-katanya 99,9 % beraturan, itu pun masih diper-mudah lagi dengan ciri setiap kata yang Musytaq yang sama. Juga, kalau di dalam Juz I terdiri dari 3680 kata, sedang waktu belajarnya satu tahun, berarti setiap hari mereka perlu menghafalkan hanya 10 kata saja, itu pun bisa dihafalkan setiap selesai shalat hanya 2 kata. Dan lagi pada umumnya kata-katanya memiliki ciri yang sama, dan hanya membutuhkan pengertian, dan kata-katanya itu pun mengikuti alur cerita dalam ayat yang tidak akan pernah berubah (Al-Hijr: 9). Disamping itu, santri bisa melatih diri sendiri dengan bantuan Buku Ajar yang disediakan, yang dirancang sedemikian mudahnya.

F. PENDIRIAN

a. Pendirian Kursus dapat dilakukan oleh:

1. Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM)

2. Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) 3. Majlis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)

(9)

4. Majlis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) 5. Majlis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) b. Setiap Pendirian Kursus dibuatkan Surat Keputusan Pendiri

G. PENGORGANISASIAN

a. Penanggung Jawab:

1. Pimpinan Ranting untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat ranting 2. Majlis Tabligh PCM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat cabang 3. Majlis Tabligh PDM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat daerah 4. Majlis Tabligh PWM untuk Kursus yang diselenggarakan di tingkat

wilayah b. Pelaksana Kursus

Dalam setiap Kursus Tafhimul Qur’an dibentuk tim pelaksana yang terdiri dari: 1. Direktur 2. Manajer Administrasi 3. Manajer Keuangan 4. Tim Pengajar H. PESERTA KURSUS a. Anggota Muhammadiyah b. Simpatisan Muhammadiyah I. TEMPAT KURSUS a. Masjid/Mushalla

b. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) c. Tempat lain yang memungkinkan d. Mendirikan Gedung Kursus

J. PEMBIAYAAN

Pembiayaan Kursus diperoleh dari: a. Peserta Kursus

b. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat

Majlis Tabligh

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(10)

MODUL PEMBELAJARAN ISLAM

A. DASAR PEMIKIRAN

a. Visi Ideal Muhammadiyah: “Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” b. Misi Muhammadiyah:

1. Menegakkan tauhid yang murni;

2. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah;

3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

c. Visi dan misi Muhammadiyah tersebut hanya mungkin diwujudkan oleh para pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang memiliki visi dan misi pribadi yang selaras dengan Muhammadiyah sehingga mindset, keyakinan, karakter, dan perilaku mereka meru-pakan aktualisasi dari ajaran Islam. Oleh karena itu seharusnyalah dilakukan upaya terus menerus untuk menyelaraskan visi dan misi pribadi para anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi dan misi Muhammadiyah

d. Penyelarasan visi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi ideal Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan “Menjadi Pribadi Muslim yang

sebenar-benarnya” sebagai visi pribadi. Masing-masing berjuang dengan sepenuh

hati mewujudkan visi tersebut dalam dirinya

e. Penyelarasan misi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan misi pribadi masing-masing sbb:

1. Saya menegakkan tauhid yang murni dalam kehidupan pribadi saya

2. Saya senantiasa belajar ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, memajukan dan mendakwahkannya

3. Saya mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi saya, keluarga saya, dan masyarakat di sekitar saya

f. Agar proses belajar ajaran Islam dapat terarah dan terlaksana secara sistemik, maka persyarikatan perlu memberikan bahan-bahan atau modul-modul pembelajaran yang dapat diperoleh dengan mudah oleh anggota dan simpatisan Muhammadiyah di manapun berada.

B. TUJUAN

Terbimbingnya anggota dan simpatisan Muhammadiyah dalam mempelajari ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah

(11)

C. JENIS-JENIS MODUL

a. Modul-modul bidang akidah b. Modul-modul bidang akhlak c. Modul-modul bidang ibadah d. Modul-modul bidang muamalat

D. PENYEBAR LUASAN MODUL

Modul-modul pembelajaran diterbitkan secara berkala dan disebarluaskan melalui media-media sebagai berikut:

a. Berkala Tuntunan Islam b. Buku

c. Website d. CD

Setiap pimpinan persyarikatan, majlis, lembaga, biro, ortom, Amal Usaha berkewajiban menfasilitasi agar orang-orang yang berada dalam area tanggungjawabnya memperoleh modul-modul tersebut.

Majelis Tabligh

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(12)

PELATIHAN SHALAT

SESUAI TUNTUNAN NABI

A. DASAR PEMIKIRAN

Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allah SWT yang perintahnya langsung diterima Rasulullah saw pada malam Isra`-Mi`raj (QS. Al-Isra’/17: 1; HR. Al-Tirmidzi 1/417: 213). Ia merupakan tiang agama (HHSR. Al-Tirmidzi, al-Nasâ’i, Ibn Mâjah, dll., dari Mu‘âdz). Sebagai tiang agama, maka shalat harus selalu ditegakkan dan tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, baik itu dalam keadaan sakit, musafir, atau bahkan saat perang (QS. Al-Baqarah/2: 238-239). Tegak atau tidaknya agama dan baik-buruknya akhlak seorang Muslim dapat dilihat bagaimana ia memaknai dan melaksanakan shalat. Nabi saw menegaskan:

ِﻪِﻠ َﻤَﻋ ُﺮِﺋﺎ َﺳ َﺪ َﺴَﻓ ْتَﺪ َﺴَﻓ ْنِإ َو ِﻪِﻠ َﻤَﻋ ُﺮِﺋﺎ َﺳ َﺢُﻠ َﺻ ْﺖَﺤُﻠ َﺻ ْنِﺈَﻓ

“maka jika shalat seseorang baik maka baiklah semua amalnya, namun jika shalatnya rusak maka rusaklah semua amalnya.” (HR. al-Thabrani)

Itulah sebabnya KHA. Dahlan menjadikan basis awal gerakan Muhammadiyah yang didirikannya dari kajian shalat, baik kajian pada aspek spiritualnya dengan mengkaji antara lain QS. Al-Mâûn/107, al-‘Ankabût/29: 45, Thâha/20: 14, Al-Baqarah/2: 45, maupun pada aspek fiqhiyahnya yang harus sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw.

Sayangnya, sebagian besar umat Islam belum memahami dan melaksanakan shalat sesuai tuntunan Nabi saw sehingga tidak ada pengaruh sujud dalam kehidupannya sehari-hari. Yang lebih “aneh” lagi, masih ada warga bahkan Pimpinan Muhammadiyah dan Pimpinan/Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang shalat namun belum sesuai dengan tuntunan Nabi saw. Jika masih didasarkan pada dalil Qur’an dan Sunnah

al-maqbûlah, maka tentu tidak ada masalah. Beda pemahaman terhadap dalil yang

sama-sama maqbûl adalah wajar dan masih bisa ditolerir. Tetapi jika tidak ada dasar hadisnya atau didasarkan pada hadis yang lemah bahkan palsu, maka harus dihindari karena bisa ditolak ibadahnya bahkan terjebak dalam berbuatan bid’ah.

(13)

Inilah sebabnya Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi saw yang menjadi spirit awal gerakan Muhammadiyah perlu diadakan untuk kemudian disebarluaskan dalam bentuk pelatihan, kajian, ceramah, pengajian kepada Pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan, Pimpinan/Pegawai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), warga persyarikatan beserta umat Islam pada umumnya.

B. NAMA KEGIATAN

Kegiatan ini bernama: “Pelatihan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi”

C. TUJUAN

a. Mengajarkan dan membimbing pelaksanaan shalat bagi anggota Muhammadiyah dan ummat Islam pada umumnya sehingga dalam melaksanakan shalat sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw dan memahami arti setiap bacaannya.

b. Menggerakan shalat jamaah sehingga menjadi kebiasaan anggota Muhammadiyah dan ummat Islam pada umumnya.

D. MATERI

1. Kedudukan Shalat Bagi Seorang Muslim 2. Tata cara dan praktek thaharah

3. Tatacara dan praktek Shalat Fardiyah 4. Tatacara dan praktek shalat jama’ah 5. Memahami Makna Bacaan Shalat 6. Spirit Bacaan Shalat

7. Mukjizat Gerakan Shalat 8. Agar Shalat menjadi Khusyu’

E. WAKTU DAN TEMPAT

Pelatihan shalat dilaksanakan selama 1 x 24 jam (dimulai dengan shalat ‘ashar berjama’ah dan diakhiri dengan shalat ‘ashar berjama’ah pada hari berikutnya.

F. PENGORGANISASIAN:

1. Penanggung Jawab adalah Ketua/Direktur Lembaga Penyelenggara

(14)

b. Direktur/Ketua AUM apabila penyelenggaranya AUM

c. Kepala Institusi lainnya bila penyelanggaranya adalah institusi lainnya 2. Pelaksana Pelatihan; adalah Tim Instruktur yang ditugasi Majlis Tabligh Pimpinan

Muhammadiyah setempat untuk melaksanakan pelatihan, terdiri atas:

a. Master Of Training; bertugas memimpin pelaksanaan pelatihan shalat dan mengkoordinasikan tugas instruktur

b. Anggota instruktur/Pelatih; bertugas menjadi Nara Sumber dan membimbing peserta hingga dapat melaksanakan taharah dan shalat dengan benar.

3. Panitia Pelaksana: adalah panitia yang ditugasi mempersiapkan dan melayani peserta dan Tim Instruktur sehingga pelatihan berjalan dengan baik,

G. PEMBIAYAAN:

Biaya penyelenggaraan shalat dapat diperoleh dari peserta atau sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat

H. MANUAL ACARA:

WAKTU SESI NARASUMBER KETERANGAN HARI KE 1

15.00 – 16.00 Shalat Ashar jama’ah dilanjutkan Pembukaan dengan acara:  05 menit Tilawah

 05 menit Sambutan Pimpinan Lembaga Penyelenggara dan Penyerahan Peserta kepada Master of Training

 07 menit Sambutan Ketua Majlis Tabligh setempat  07 menit Sambutan Pimpinan

Persyarikatan

Waktu menyesuaikan Jadwal Shalat

16.00 – 17.30  Orientasi dan Kontrak Belajar (20’)

 Kedudukan Shalat Bagi Seorang Muslim (50’)  Persiapan Shalat: Tatacara

berwudhu (50’)

Master of Training

Semua Tim Pelatih mengikuti acara ini dan mengenali peserta yang dibimbingnya

17.30 – 19.30  Praktek berwudhu (20’)  Shalat Maghrib, do’a dan

rawatib (20’)

 Tatacara Shalat Fardiyah (60’)

 Shalat ‘Isya

Pelatih Pelatih mengamati tatacara wudhu dan shalat setiap peserta pelatihan dan membetulkan kekeliruannya

(15)

19.30 – 20.30 Makan malam + istirahat Pelatih mengamati adab makan masing-masing

peserta dan

membetulkan kekeliruannya

20.30 – 23.00 Praktek Shalat Fardiyah Pelatih Tim pelatih mengamati tatacara setiap peserta dalam melaksanaan shalat dan membetulkan kekeliruannya

23.00 – 03.00 Istirahat

HARI KE 2

03.00 – 05.00  Shalat Tahajud

 Shalat Subuh berjama’ah

Dipimpin oleh Master Of Training atau Pelatih yang ditunjuk

05.00 – 07.00 Memahami arti bacaan shalat Pelatih 07.00 – 08.00 Mandi dan makan pagi

08.00 – 08.15 Shalat dhuha Dilaksanakan

sendiri-sendiri; pelatih mengamati dan membetulkan kekeliruannya 08.15 – 10.00  Tatacara Shalat Jama’ah (30’)

 Praktek Shalat Jama’ah (45’)

Pelatih Pelatih mengamati setiap peserta dan membetulkan

kekeliruannya dalam melaksanakan shalat jama’ah

10.00 – 10.15 Istirahat/Tea Break

10.15 – 11.15 Spirit Bacaan Shalat Pelatih 11.15 – 12.30  Evaluasi Tatacara Wudhu

 Shalat Dhuhur Berjama’ah

Pelatih Dilaksanakan di Mushalla atau Masjid tempat shalat berjama’ah

12.30 – 13.00 Makan Siang

13.00 – 14.00 Mukjizat Gerakan Shalat Pelatih 14.00 – 14.30 Agar Shalat Khusyu’ Pelatih 14.00 – 15.00 Evaluasi Tatacara Shalat

15.00 – 15.30  Wudhu

 Shalat Ashar Berjama’ah 15.30 – 16.00 Penutupan:

 Laporan Master Of Training dan penyerahan kembali peserta

 Sambutan Pimpinan Penyelenggara dan

penerimaan kembali peserta

Dilaksanakan langsung di masjid atau mushalla tempat shalat berjama’ah

(16)

DRAFT

SURAT KEPUTUSAN REKTOR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASAR

NO: _______________________2013 TENTANG

PERATURAN GERAKAN JAMA’AH DAN DAKWAH JAMA’AH (GJDJ)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian

Yang dimaksud dalam peraturan ini:

1) Jama’ah; adalah sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makasar yang berjumlah

20 – 30 orang yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Rektor

2) GJDJ; adalah singkatan dari Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah; merupakan gerakan dakwah

menggunakan sistem pembinaan berkelanjutan dalam jama’ah dengan menggiatkan anggota Muhammadiyah dalam tugasnya sebagai kader dan muballigh

3) Inti Jama’ah; adalah anggota jama’ah yang bertugas mengkoordinasikan sejumlah anggota

jama’ah dalam jama’ahnya

4) Pemimpin Jama’ah; Adalah Anggota Jama’ah yang dipilih oleh Anggota Jama’ah lainnya menjadi

Pemimpin dalam jama’ahnya

5) Mentor; adalah pembimbing Jama’ah dari kalangan Mahasiswa yang lebih senior dengan

kualifikasi sebagai kader IMM

6) Pembina Utama; adalah Pembina Utama Jama’ah dari kalangan dosen yang berkualifikasi

sebagai Kader Persyarikatan

7) Direktur; adalah direktur Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah Unmuh Makasar 8) Kampus; adalah Kampus Universitas Muhammadiyah Makasar

9) Dosen; adalah Dosen Universitas Muhammadiyah Makasar

10) Dekan; adalah dekan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Makasar 11) Rektor; adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Makasar

12) Universitas; Adalah Universitas Muhammadiyah Makasar BAB II

TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 2 Tujuan Umum

Tujuan Umum dari Gerakan ini adalah “Terbentuknya Anggota Jama’ah menjadi Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya”

Pasal 3 Tujuan Khusus

(17)

1) Anggota Jama’ah memiliki keyakinan tauhid yang murni

2) Anggota Jama’ah memiliki kebiasaan mempelajari ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat berdasarkan al-Qur’an dan As-Sunnah al-Maqbulah

3) Anggota Jama’ah mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat dan menjadi akademisi muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, dan berguna bagi masyarakat, agama & bangsa.

4) Terbentuknya Karaktek/Kultur Mahasiswa Universitas yang memiliki Keteladanan, Kedisiplinan, Kejujuran, Kesederhanaan, Kebersihan, Suka Beramal Saleh, Percaya Diri, Cakap, Sabar dan Berpikiran Maju

Pasal 4 Fungsi

Fungsi dari GJDJ ini adalah:

1) Sebagai media pembinaan civitas akademika menuju pribadi muslim yang sebenar-benarnya, 2) Sebagai media bagi Anggota Muhammadiyah di lingkungan universitas dalam mengamalkan dan

mendakwahkan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah. 3) Sebagai media latihan berjama’ah dan berorganisasi

4) Memperkuat fungsi pendidikan, perkaderan, dakwah, dan pelayanan akademik universitas.

BAB III STRUKTUR GJDJ

Pasal 5 Jama’ah

Jama’ah terdiri atas:

1) Anggota Jama’ah; adalah mahasiswa Universitas yang menjalani kehidupan berjama’ah bersama

20-30 mahasiswa dalam usaha membina diri menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya. 2) Inti Jama’ah; adalah anggota jama’ah yang telah menjadi Anggota Muhammadiyah atau

bersedia menjadi anggota Muhammadiyah, berfungsi sebagai motor penggerak, pembimbing, dan pembina bagi setiap anggota jama’ah. Seorang inti jama’ah mengkoordinasikan 5–7 anggota jama’ah dan bertugas:

a) Memimpin tadarrus al-Qur’an para anggota jama’ah yang dikoordinasikan

b) Membimbing anggota jama’ah yang belum lancar membaca al-Qur’an hingga lancar membaca sesuai kaidah tajwid

c) Mengkoordinasikan anggotanya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan jama’ah

3) Pemimpin Jama’ah; adalah Anggota Jama’ah yang terpilih menjadi Pemimpin Jama’ah dengan tugas sebagai berikut:

a) Memimpin dan mengkoordinasikan anggota jama’ahnya dalam mengikuti kegiatan-kegiatan jama’ah

b) Mengumpulkan laporan self assesment Anggota Jama’ah setiap bulan

c) Membangun sillaturrahim sesama anggota jama’ah sehingga terjalin keakraban d) Menfasilitasi anggota jama’ah untuk memperoleh modul-modul pembelajaran

Pasal 6 Mentor Jam’ah

1) Mentor Jama’ah; adalah mahasiswa angkatan di atas anggota jama’ah yang berkualifikasi sebagai kader IMM, telah mengikuti pelatihan mentor, mendampingi 2-3 jama’ah.

2) Tugas Mentor Jama’ah:

a) Mengatur jadwal dan mendampingi kegiatan jama’ah dengan berkoordinasi bersama inti, pemimpin dan pembina utama jama’ah;

b) Membuat catatan atas kehadiran anggota jama’ah dalam setiap kegiatan c) Menjadi instruktur dalam:

(18)

i) Pesantren Mahasiswa Baru (Pesanmaba) ii) Pelatihan Shalat dan The 9 Golden Habits d) Menjadi asisten narasumber dalam:

i) Kajian Jama’ah

ii) Kursus Tafhimul Qur’an

e) Melakukan monitoring dan evaluasi atas capaian setiap anggota jama’ah dalam bidang i) Kemampuan Baca Al-Qur’an

ii) Kemampuan melaksanakan thaharah dan shalat iii) Kemampuan Tafhimul Qur’an

iv) Pelaksanaan The 9 Golden Habits

f) Mempromosikan Anggota Jama’ah yang berprestasi untuk mengikuti perkaderan IMM/ persyarikatan, atau pelatihan lain

Pasal 7

Pembimbing Utama Jama’ah

1) Pembimbing Utama Jama’ah adalah dosen yang berkualifikasi sebagai Kader Persyarikatan. 2) Tugas Pembina Utama Jama’ah:

a) Menkoordinasikan pelaksanaan tugas 5 – 10 mentor b) Menjadi narasumber dalam:

i) Kajian Jama’ah ii) Pelatihan Shalat, iii) Kursus Tafhimul Qur’an iv) Pelatihan The 9 Golden Habits

c) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap aktifitas jama’ah dan perkembangan anggota jama’ah binaannya

Pasal 8 Pimpinan GJDJ

1) Pimpinan GJDJ terdiri atas Direktur dan Wakil Direktur

2) Direktur GJDJ secara ex officio dijabat oleh Pembantu Rektor IV universitas

3) Wakil Direktur GJDJ secara ex officio dijabat oleh para dekan di lingkunan universitas 4) Tugas Pimpinan GJDJ secara kolektif adalah sbb:

a) Mempersiapkan dan mengadakan perangkat-perangkat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam GJDJ

b) Mengusulkan formasi jama’ah, Mentor Jama’ah, dan Pembimbing Jama’ah kepada Rektor c) Melaksanakan kegiatan pembekalan bagi para Mentor dan Pembimbing Utama Jama’ah d) Melaksanakan kebiatan pembekalan bagi para inti dan pemimpin jama’ah

e) Memimpin dan mengkoordinasikan para Pembina Utama Jama’ah dan Mentor Jaama’ah dalam melaksanakan GJDJ

f) Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan GJDJ dan capaian atas tujuan GJDJ dan melaporkan kepada Rektor

5) Tugas khusus Wakil Direktur GJDJ adalah memimpinkan pelaksanaan GJDJ di fakultasnya masing-masing

BAB IV

PEMBENTUKAN JAMA’AH Pasal 9

Waktu Pembentukan

(19)

Pasal 10

Penggolongan Mahasiswa Baru

1) Mahasiswa baru digolongkan berdasarkan kemampuannya membaca al-Qur’an dan ke-Muhammadiyahannya

2) Kemampuan membaca al-Qur’an digolongkan menjadi a) Lancar (telah sesuai kaidah tajwid)

b) Belum Lancar c) Belum Bisa

3) Ke-Muhammadiyah-an digolongkan menjadi:

a) Telah menjadi Anggota Muhammadiyah atau telah mengikuti perkaderan Muhammadiyah (termasuk di ortom)

b) Mempunyai latar belakang Muhammadiyah tetapi belum memenuhi golongan a c) Tidak memiliki latar belakang Muhammadiyah

Pasal 11 Pembentukan Jama’ah

1) Setiap Jama’ah dibentuk dengan anggota 20 – 30 orang 2) Anggota Jama’ah berasal dari Program Studi yang sama

3) Dalam setiap jama’ah terdapat semua kategori kemampuan baca al-Qur’an dan ke-Muhammadiyah-an

Pasal 12

Penetapan Inti Jama’ah

1) Inti Jama’ah dipilih dari Anggota Jama’ah yang termasuk kategori a dalam kemampuan baca al-Qur’an dan Ke-Muhammadiyah-an

2) Dalam satu jama’ah dipilih beberapa Inti Jama’ah, masing-masing mengkoordinasikan antara 5 – 7 Anggota Jama’ah

3) Pemilihan Inti Jama’ah dilakukan oleh Mentor dengan persetujuan Pembing Utama Jama’ah 4) Inti Jama’ah terpilih diikut sertakan dalam Pembekalan Inti Jama’ah

Pasal 13

Penetapan Pemimpin Jama’ah

1) Pemimpin Jama’ah dipilih dari kalangan inti jama’ah oleh Anggota Jama’ah

2) Pemilihan Pemimpin Jama’ah dilakukan secara langsung oleh Anggota Jama’ah setelah sesama Anggota Jama’ah telah saling mengenal

3) Pemimpin Jama’ah terpilih diikut sertakan dalam Pembekalan Pemimpin Jama’ah

BAB V

PENETAPAN PEMBIMBING JAMA’AH Pasal 14

Penetapan Mentor Jama’ah

1) Mentor Jama’ah dipilih di antara mahasiswa universitas angkatan di atas jama’ah yang memenuhi kualifikasi sebagai kader IMM oleh Pimpinan GJDJ

2) Mahasiswa yang terpilih menjadi Mentor Jama’ah wajib mengikuti Pelatihan Mentor Jama’ah 3) Mentor Jama’ah ditetapkan dengan Surat Ketetapan Rektor atas usul Pimpinan GJDJ

Pasal 15

Penetapan Pembina Utama Jama’ah

1) Pembina Utama Jama’ah dipilih diantara para dosen universitas yang memenuhi kualifikasi sebagai Kader Persyarikatan oleh Pimpinan GJDJ

(20)

3) Pembina Utama Jama’ah ditetapkan dengan Surat Ketetapan Rektor atas usul Pimpinan Jama’ah

BAB VI KEGIATAN JAMA’AH

Pasal 16

Jenis-jenis Kegiatan Jama’ah

Kegiataan Jama’ah terdiri atas: 1) Pelatihan; terdiri atas:

a) Pesantren Mahasiswa Baru b) Pelatihan Shalat

c) Pelatihan The 9 Golden Habits 2) Tadarrus Bersama

3) Kajian Jama’ah

4) Kursus Tafhimul Qur’an 5) Gerakan The 9 Golden Habits

Pasal 17

Pesantren Mahasiswa Baru

1) Pesantren Mahasiswa Baru (Pesanmaba) Universitas adalah serangkaian kegiatan yang diselenggarakan sebelum masa perkuliahan dimulai.

2) Target Pesanmaba adalah:

a) Mahasiswa Baru mengenal dengan baik program studi, universitas, persyarikatan, dan lingkungannya

b) Mahasiswa Baru memahami dengan baik Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah dan berkomitmen selalu berada dalam jama’ahnya selama masa studi

c) Mahasiswa Baru mampu melaksanakan thaharah dan shalat sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW

d) Mahasiswa memahami Gerakan The 9 Golden Habits dan berkomitmen mengamalkan 3) Pesanmaba diselenggarakan dengan metode pelatihan

Pasal 18 Tadarrus Bersama

1) Tadarrus Bersama; adalah kegiatan kelompok inti jama’ah untuk tahsin (perbaikan) bacaan, pembiasaan membaca, dan memahami al-Qur’an bagi setiap anggota jama’ah

2) Target kegiatan Tadarrus Bersama:

a) Dalam 6 bulan pertama tadarrus dilakukan untuk tahsin (perbaikan) bacaan al-Qur’an sehingga setiap anggota jama’ah telah lancar membaca al-Qur’an sesuai kaidah tajwid pada bulan ke 6

b) Bulan-bulan selanjutnya tadarrus dilakukan untuk tafhimul Qur’an (memahami al-Qur’an) dengan metode manhaji sehingga setiap anggota jama’ah telah mampu menerjemahkan al-Qur’an pada akhir tahun ke 3.

3) Kegiatan Tadarrus Bersama dilaksanakan sbb:

a) Tadarrus dilaksanakan setiap hari belajar selama 15 – 30 menit, dipilih waktu-waktu di luar kegiatan perkuliahan/praktek seperti sebelum waktu kuliah, waktu istirahat, menjelang waktu shalat, waktu kosong, dll

(21)

a) Setelah 6 bulan terhitung sejak ditetapkan jama’ah, dilakukan evaluasi kemampuan membaca al-Qur’an setiap anggota jama’ah oleh mentor jama’ah

b) Anggota jama’ah yang belum lancar membaca al-Qur’an sesuai kaidah tajwid diwajibkan mengikuti bimbingan baca al-Qur’an yang diselenggarakan universitas di bawah koordinasi Pembina Utama Jama’ah.

Pasal 19 Kajian Jama’ah

1) Kajian Jama’ah; adalah kegiatan jama’ah dalam bentuk diskusi untuk memahami ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat;

2) Target Kajian Jama’ah adalah setiap anggota jama’ah memahami dasar-dasar ajaran Islam yang meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, dan muamalat

3) Kajian Jama’ah dilaksanakan sebagai berikut:

a) Sekurang-kurangnya dilaksanakan seminggu sekali selama 30–60 menit setiap pertemuan b) Topik pembahasan meliputi bidang akidah, akhlak, ibadah, muamalat dengan bahan yang

diambil dari Berkala Tuntunan Islam, Himpunan Putusan Tarjih, dan sumber-sumber lain-lain yang sesuai al-Qur’an dan as-Sunnah al Maqbulah

c) Diskusi dipimpin oleh Pemimpin Jama’ah atau Inti Jama’ah

c) Pembina Utama Jama’ah bertindak sebagai pensyarah utama modul pembelajaran, dan bila dipandang perlu dapat menghadirkan orang lain yang berkompeten.

d) Setiap kajian didampingi oleh Mentor Jama’ah yang bertugas menjadi asisten pensyarah dan melakukan presensi kehadiran anggota jama’ah

Pasal 20

Kursus Tafhimul Qur’an

1) Kursus Tafhimul Qur’an; adalah kursus yang untuk memahami bahasa al-Qur’an

2) Target Kursus Tafhimul Qur’an adalah setiap anggota jama’ah mengerti bahasa al-Qur’an sehingga mampu memahaminya dengan tahapan sbb:

a) tahun pertama mempelajari juz 1, b) tahun kedua mempelajari juz 2, c) tahun ketiga mempelajari juz 3 2) Kursus Tafhimul Qur’an dilaksanakan sbb:

a) Menggunakan metode “Manhaji” yang telah ditetapkan oleh Majlis Tabligh PP Muhammadiyah

b) Pembina Utama dan Mentor Jama’ah bertindak sebagai pengajar, dan bila dipandang perlu dapat menghadirkan orang lain yang berkompeten

c) Penyelenggaraan kursus difasilitasi oleh universitas dengan Metode Manhaji,

d) Mentor Jama’ah mencatat presensi kehadiran Anggota Jama’ah pada setiap pertemuan kursus, merekap setiap bulan dan melaporkan kepada Direktur melalui Pembina Utama Jama’ah.

Pasal 21

Gerakan The 9 Golden Habit

1) Gerakan “The 9 Golden Habits”; adalah gerakan untuk membiasakan 9 kebiasaan utama menjadi bagian kebiasaan pribadi.

(22)

2) Target Gerakan The 9 Golden Habits adalah setiap anggota jama’ah membiasakan 9 kebiasaan emas, yang terdiri atas:

a) Tertib shalat (shalat fardhu di awal waktu dan berjama’ah, shalat rawatib, shalat dhuha, dan tahajud)

b) Tertib berpuasa Sunnah (3 hari sebulan atau Senin – Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud) c) Tertib Zakat Infak Sedekah minimal 2,5% dari total uang saku dan penghasilan lainnya d) Tertib mengamalkan adab Islam dalam setiap kegiatannya

e) Tertib membaca al-Qur’an setiap hari dan khatam setiap bulan f) Tertib Membaca minimal 1 jam setiap hari

g) Tertib mengikuti kajian/pengajian minimal seminggu sekali h) Tertib dalam berjama’ah dan berorganisasi

i) Berpikir Positif

3) Gerakan The 9 Golden Habits dilaksanakan sebagai berikut:

a) Setiap Anggota Jama’ah berusaha sungguh-sungguh dalam membiasakan amalan-amalan “The 9 Golden Habits”, membuat evaluasi diri (self assesment) setiap hari dan melaporkan hasilnya kepada Pimpinan Jama’ah melalui Mentor setiap bulan

b) Mentor Jama’ah merekap hasil self assesment bulanan setiap Anggota Jama’ah dan melaporkan kepada Pimpinan Jama’ah melalui Pembina Utama Jama’ah

c) Pembina Utama Jama’ah mengkonsolidasikan laporan para Mentor Jama’ah yang berada dalam koordinasinya dan melaporkan hasilnya kepada Pimpinan Jama’ah

BAB VII ANGGARAN GJDJ

Pasal 22 Rencana Anggaran

Rencana Anggaran GJDJ disusun oleh Pimpinan GJDJ, diajukan kepada Rektor dan menjadi bagian tak terpisahkan dari Anggaran Universitas.

BAB VIII LAIN-LAIN

Pasal 23

Hal-hal lain yang belum diatur dalam Surat Keputusan ini akan diatur kemudian oleh rektor

Ditetapkan di Makassar pada Hari_____tanggal_____bulan_____tahun______

Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

DR.H.Irwan Akib, M.Pd NBM: 613 949

LAMPIRAN:

a) Buku Monev untuk Anggota Jama’ah b) Lembar Monev untuk Mentor Jama’ah

(23)

GERAKAN THE 9 GOLDEN HABITS

A. DASAR PEMIKIRAN

a. Visi Ideal Muhammadiyah: “Terwujudnya Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” b. Misi Muhammadiyah:

1. Menegakkan tauhid yang murni;

2. Menyebarluaskan dan memajukan ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah;

3. Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masarakat”

c. Visi dan misi Muhammadiyah tersebut hanya mungkin diwujudkan oleh para pimpinan dan anggota Muhammadiyah yang memiliki visi dan misi pribadi yang selaras dengan Muhammadiyah sehingga mindset, keyakinan, karakter, dan perilaku mereka merupakan aktualisasi dari ajaran Islam. Oleh karena itu seharusnyalah dilakukan upaya terus menerus untuk menyelaraskan visi dan misi pribadi para anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi dan misi Muhammadiyah. d. Penyelarasan visi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dengan visi ideal

Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan “Menjadi Pribadi Muslim yang

sebenar-benarnya” sebagai visi pribadi. Masing-masing berjuang dengan sepenuh

hati mewujudkan visi tersebut

e. Penyelarasan misi pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah dilakukan dengan menetapkan misi pribadi masing-masing sbb:

1. Saya menegakkan tauhid yang murni dalam kehidupan pribadi saya

2. Saya senantiasa belajar ajaran Islam yang bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunnah al-Maqbulah, memajukan dan mendakwahkannya

3. Saya mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi saya, keluarga saya, dan masyarakat di sekitar saya

f. Bahwa karakter dan kepribadian seseorang dibentuk oleh amalan-amalan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Seseorang yang melakukan amalan buruk berulang-ulang, amalan tersebut akan menjadi kebiasaan yang membentuk karakter dan kepribadiannya menjadi buruk. Seseorang yang melakukan amalan baik berulang-ulang, amalan baik tersebut akan menjadi kebiasaan yang membentuk karakter dan kepribadiannya menjadi baik. Kalau kita mampu membimbing anggota dan pimpinan Muhammadiyah senantiasa melakukan amalan baik berulang-ulang, amalan baik tersebut akan menjadi kebiasaan anggota dan pimpinan Muhammadiyah yang membentuk karakter dan kepribadian Muhammadiyah.

g. Dalam upaya mewujudkan visi dan menjalankan misi Muhammadiyah, persya-rikatan perlu memimpinkan pelaksanaan amalan-amalan baik sehingga menjadi bagian kultur atau budaya organisasi dan menjadi fondasi bagi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Amalan yang dipilih untuk dipimpinkan adalah amalan-amalan yang menjadi pilar-pilar utama pembentukan Pribadi Muslim

(24)

yang sebenar-benarnya. Majelis Tabligh PP Muhammadiyah memilih 9 amalan utama yang dinamakan :”The 9 Golden Habits”

B. TUJUAN

Tujuan Gerakan “The 9 Golden Habits” adalah terbentuk Karakter Pribadi Muslim yang sebenar-benarnya pada diri pribadi anggota dan pimpinan Muhammadiyah serta Ummat Islam

C. SASARAN

a. Pimpinan Persyarikatan, Majlis, Lembaga, Biro b. Pimpinan Ortom

c. Pimpinan AUM

d. Anggota Muhammadiyah e. Simpatisan Muhammadiyah f. Ummat Islam pada umumnya

D. AMALAN “THE 9 GOLDEN HABITS” i. Habit 1

Tertib shalat (Shalat fardu di awal waktu berjemaah, didahului shalat Tahiyatul Masjid dan diiringi shalat Rawatib, ditambah shalat Tahajud setiap dini hari dan shalat Dhuha setiap pagi).

ii. Habit 2

Tertib puasa sunah (puasa tiga hari sebulan, atau pua­ sa Senin-Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud a.s.).

iii. Habit 3

Tertib Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) ≥ 2,5% dari total penghasilan dan dibayar di muka.

iv. Habit 4

Tertib adab (beraktivitas sesuai adab Islam).

v. Habit 5

Tertib tadarus Al-Quran (membaca Al-Quran setiap hari dan khatam setiap bulan).

vi. Habit 6

Tertib membaca (membaca ≥ 1 jam per hari).

vii. Habit 7

Tertib menghadiri taklim atau pengajian (hadir ≥ satu kali seminggu).

viii. Habit 8

Tertib berjemaah dan berorganisasi.

ix. Habit 9

(25)

E. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV)

Dibuat perangkat untuk melakukan evaluasi diri (self assesment) terhadap monitoring dan evaluasi atas capaian masing-masing pribadi dalam mengamalkan the 9 Golden Habits. Evaluasi dilakukan secara kuantitatif dengan membuat skoring pada setiap amalan.

LEMBAR MONEV PELAKSANAAN THE 9 GOLDEN HABITS

NO KEBIASAAN SKOR PADA TANGGAL TOTAL RERATA

1 2 3 4 5 6 7 dst

I Pelaksanaan Habit ke 1 (Tertib Shalat)

1. Pelaksanaan Shalat Subuh

2. Pelaksanaan Shalat Dhuhur

3. Pelaksanaan Shalat Ashar

4. Pelaksanaan Shalat Maghrib

5. Pelaksanaan Shalat Isya

6. Pelaksanaan Shalat Tahajjud

7. Pelaksanaan Shalat Dhuha

II Pelaksanaan Habit ke 2 (Tertib Puasa Sunnah)

1. Pelaksanaan Puasa Sunnah 3 hari

2. PelaksanaanPuasa Sunnah Senin - Kamis*

3. Pelaksanaan puasa Nabi Daud*

III Pelaksanaan Habit ke 3 (Tertib ZIS)

Pelaksanaan Zakat Infak Sedekah

IV Pelaksanaan Habit ke 4 (Tertib Adab)

1. Pelaksanaan Adab Bicara :

2. Pelaksanaan Adab Makan

3. Pelaksanaan Adab Tidur

4. Pelaksanaan Adab Berpakaian

5. Pelaksanaan Adab Bersin/Menguap

6. Pelaksanaan Adab Buang Hajat

7. Pelaksanaan Adab Terhadap Orang Tua

8. Pelaksanaan Adab Terhadap Rumah

9. Pelaksanaan Adab Bertetangga

10. Pelaksanaan Adab Terhadap Masjid

11. Pelaksanaan Adab Bepergian

12. Pelaksanaan Adab Bergaul

13. Pelaksanaan Adab Berjumpa

14. Pelaksanaan Adab Bertamu

15. Pelaksanaan Adab Menerima Tamu

16. Pelaksanaan Adab Dalam Majlis

17. Pelaksanaan Adab Menjenguk Orang Sakit

V Pelaksanaan Habit ke 5

Tertib Tadarrus al-Qur'an

VI Pelaksanaan Habit ke 6

Tertib Membaca

VII Pelaksanaan Habit ke 7

Tertib Menghadiri Pengajian**

VIII PelaksanaanHabit ke 8

a. Tertib Berjama'ah**

b. Tertib Berorganisasi**

IX Pelaksanaan Habit ke 9

Berpikiran Positif

tanpa notasi: dilaksanakan setiap malam menjelang tidur * dilaksanakan pada malam hari h

(26)

F. SKORING SETIAP AMALAN

HABIT KE 1 (Tertib Shalat)

Skoring dilakukan setiap malam sebelum tidur

1. Pelaksanaan shalat subuh

SKOR KETERANGAN

2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu

4 Saya melaksanakannya berjama’ah tetapi tidak di awal waktu

6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama’ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama’ah , dan melaksanakan

shalat sunnah rawatib qabliyah

10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, dan melaksanakannya di awal waktu berjama’ah di masjid

2. Pelaksanaan Shalat Dhuhur

SKOR KETERANGAN

2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu

4 Saya melaksanakannya berjama’ah tetapi tidak di awal waktu

6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama’ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama’ah , dan melaksanakan

shalat sunnah rawatib

10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, melaksanakannya di awal waktu berjama’ah di masjid, dan shalat rawatib bakdiyah

3. Pelaksanaan Shalat ‘Ashar

SKOR KETERANGAN

2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu

4 Saya melaksanakannya berjama’ah tetapi tidak di awal waktu

6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama’ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama’ah , dan melaksanakan

shalat sunnah rawatib qabliyah

10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, dan melaksanakannya di awal waktu berjama’ah di masjid

4. Pelaksanaan Shalat Maghrib

SKOR KETERANGAN

2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu

4 Saya melaksanakannya berjama’ah tetapi tidak di awal waktu

6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama’ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama’ah , dan melaksanakan

shalat sunnah rawatib

10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid, shalat rawatib qabliyah, melaksanakannya di awal waktu berjama’ah di masjid, melaksanakan shalat rawatib bakdiyah

(27)

5. Pelaksanaan Shalat ‘Isya

SKOR KETERANGAN

2 Saya melaksanakannya sendirian di awal waktu

4 Saya melaksanakannya berjama’ah tetapi tidak di awal waktu

6 Saya melaksanakannya di awal waktu dan berjama’ah tanpa shalat sunnah 8 Saya melaksanakannya di awal waktu, berjama’ah , dan melaksanakan

shalat sunnah rawatib

10 Saya mendahului dengan shalat tahiyatul masjid atau menunggu sejak maghrib, melaksanakannya di awal waktu berjama’ah di masjid, dan melaksanakan shalat rawatib bakdiyah

6. Pelaksanaan Shalat Tahajjud

SKOR KETERANGAN

2 Saya melakukannya tidak pada waktu yang saya tetapkan

4 Saya melakukannya 5 raka’at atau kurang pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan

6 Saya melakukannya 7 raka’at pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan

8 Saya melakukannya 9 raka’at pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan

10 Saya melakukannya 11 raka’at pada 1/3 malam terakhir sesuai waktu yang saya tetapkan

7. Pelaksanaan Shalat Dhuha

SKOR KETERANGAN

2 Saya melakukannya tetapi tidak pada waktu yang telah saya tetapkan 4 Saya melakukannya 2 raka’at pada waktu yang telah saya tetapkan 6 Saya melakukannya 4 raka’at pada waktu yang telah saya tetapkan 8 Saya melakukannya 6 raka’at pada waktu yang telah saya tetapkan 10 Saya melakukannya 8 raka’at pada waktu yang telah saya tetapkan

HABIT KE 2 (BERPUASA SUNNAH)

Lakukan skoring sesuai yang Anda lakukan pada hari di mana Anda berpuasa

SKOR KETERANGAN

2 4 6 8

(28)

HABIT KE 3 (MEMBAYAR ZIS ≥ 2,5%)

Lakukan skoring pada hari Anda mendapat penghasilan

SKOR KETERANGAN

2 Saya menyisihkan 2,5 % atau lebih tetapi kurang dari 5% (2,5% < 5%) untuk ZIS pada saat menerima penghasilan

4 Saya menyisihkan 5% atau lebih tetapi kurang dari 10% (≥5%<10%) untuk ZIS saat menerima penghasilan

6 Saya menyisihkan 10% atau lebih tetapi kurang dari 15% (≥10%<15%) untuk ZIS saat menerima penghasilan

8 Saya menyisihkan 15% atau lebih tetapi kurang dari 20% (≥15%<20%) untuk ZIS pada saat menerima penghasilan

10 Saya menyisihkan 20% atau lebih untuk ZIS pada saat menerima penghasilan

HABIT KE 4 BERADAB ISLAMI

Lakukan skoring setiap hari menjelang tidur

1. Pelaksanaan Adab Bicara:

a. Sebagian besar materi pembicaraan saya hari ini adalah hal-hal positif b. Hari ini saya berhasil menghindari: bicara bohong, ghibah dan namimah,

mencaci, mengutuk, mengumpat, membuka aib saudara, membuka rahasia yang saya diminta merahasiakan, mengkafirkan sesama muslim.

c. Pembicaraan saya hari ini sebagian besarnya saya lakukan dengan muka manis, menyertainya dengan kalimah thayyibah

d. Hari ini saya terhindar dari pembicaraan yang tidak berguna

e. Hari ini ketika berbicara saya mendahulukan orang tua, bicara perlahan-lahan dan merendahkan suara

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

2. Pelaksanaan Adab Makan:

a. Hari ini saya senantiasa mencuci tangan sebelum makan

b. Hari ini saya makan dan minum senantiasa dengan membaca basmalah dan berdoa

c. Hari ini saya makan dan minum senantiasa mengambil dan menyuapkan makanan ke mulut secukupnya dengan tangan kanan

d. Hari ini saya makan dan minum senantiasa mengambil seperlunya dan menghabiskan makanan yang saya ambil

e. Hari ini saya makan dan minum senantiasa dengan perasaan senang, tidak sekalipun mencacat makanan yang terhidang buat saya

(29)

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

3. Pelaksanaan Adab Tidur

a. Sebelum tidur tadi malam saya berwudhu terlebih dahulu

b. Sebelum tidur tadi malam saya mengunci pintu kamar, tidak membiarkan api menyala, dan mengecilkan lampu

c. Sebelum tidur tadi malam saya merebahkan badan miring ke kanan, membaca beberapa ayat al-Qur’an dan berdzikir

d. Sebelum tidur tadi malam saya berdoa sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW e. Ketika bangun tidur tadi pagi saya berdoa dengan doa yang diajarkan

Rasulullah SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

4. Pelaksanaan Adab Berpakaian:

a. Hari ini saya selalu menutup aurat ketika keluar rumah atau bertemu dengan bukan muhrim

b. Hari ini saya mengenakan pakaian yang layak (tidak menyerupai pakaian lawan jenis, bersih, tidak berlebihan)

c. Hari ini saya selalu mengenakan pakaian mulai bagian kanan dan melepas dari bagian kiri

d. Hari ini saya selalu tampil rapi ketika ke luar rumah atau bertemu orang lain e. Hari ini pakaian yang saya kenakan tanpa aroma tak sedap

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

5. Pelaksanaan Adab Bersin/Menguap:

a. Hari ini setiap saya bersin mengucap Alhamdulillah

b. Hari ini setiap saya mendengar orang bersin dan mengucap alhamdulillah di dekat saya, saya selalu mengucap “yarhamukallah”

c. Hari ini setiap ada yang mendoakan saya ketika bersih, saya doakan ia juga dengan mengucap “yahdikumullah”

(30)

d. Setiap ada dorongan menguap saya selalu berusaha menahannya e. Saat terpaksa menguap saya menutupi mulut saya dengan tangan

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

6. Pelaksanaan Adab Buang Hajat (buang air besar atau kecil)

a. Hari ini saya bab (buang air besar) dan bak (buang air kecil/kencing) selalu di tempat yang seharusnya, tidak menghadap kiblat

b. Hari ini ketika masuk kamar kecil saya senantiasa melangkah dengan langkah kaki kiri dan keluar dengan langkah kaki kanan

c. Hari ini saya senantiasa berdoa saat masuk dan keluar kamar kecil dengan doa yang diajarkan Rasulullah SAW

d. Hari ini setiap buang hajat saya senantiasa beristinjak sampai bersih dengan tangan kiri

e. Hari ini ketika harus memegang kemaluan saya, saya melakukannya dengan tangan kiri SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

7. Adab terhadap orang tua

a. Hari ini saya selalu bicara baik dan lembut kepada kedua orang tua saya, tak sekalipun membentak keduanya

b. Hari ini saya tak sekalipun bicara kotor, mengumpat atau mencaci keduanya c. Hari ini saya selalu memenuhi permintaan atau perintah keduanya (tak pernah

menolak panggilan dan permintaan keduanya, kecuali ajakan syirik) d. Hari ini saya mengunjungi atau berkomunikasi dengah keduanya

e. Hari ini saya setiap selesai shalat saya berdo’a untuk kebaikan keduanya

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

(31)

8. Adab terhadap rumah tempat tinggal

a. Hari ini setiap saya masuk rumah senantiasa mengucap salam

b. Hari ini setiap masuk rumah saya melangkah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri

c. Hari ini setiap saya mau masuk kamar lain dalam rumah selalu mengetuk pintu dahulu atau meminta ijin.

d. Hari ini saya menjaga rumah saya tetap bersih dan rapi

e. Hari ini jika saya mau pergi selalu berpamitan dengan penghuni rumah lainnya

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan 9. Adab Bertetangga

a. Hari ini setiap bertemu tetangga saya memberikan senyum, salam dan sapa b. Hari ini saya senantiasa berkata-kata baik kepada tetangga dan tidak sekalipun

menyakitinya

c. Hari ini saya berbuat baik kepada tetangga (menolong dan membantu bila diperlukan, menjenguk bila sakit, mengucapkan selamat bila mendapat kesenangan, menghibur bila mendapat musibah, menunjukkan kemaslahatan, memaafkan kekhilafan, dll)

d. Hari ini saya terhindar dari perbuatan tidak baik kepada tetangga (memper-sempit akses jalan, buang sampah di halamannya, membuka aib, menyakiti, dll)

e. Hari ini saya memberikan hadiah, oleh-oleh, makanan, atau sedekah kepada tetangga

10. Adab Terhadap Masjid

a. Hari ini saya selalu bersegera ke masjid ketika waktu shalat tiba, berdoa dalam perjalanan menuju masjid.

b. Hari ini saya selalu melangkahkan kaki kanan dahulu dan berdoa ketika masuk masjid, dan setelah urusan selesai keluar dengan melangkahkan kaki kiri dahulu dan berdoa

c. Hari ini setiap saya memasuki masjid, saya laksanakan shalat tahiyatul masjid d. Hari ini saya ke masjid selalu berbaju bersih, rapi dan tanpa bau tak sedap e. Hari ini saya selalu menempati shaf sesuai aturan

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

(32)

11. Pelaksanaan Adab Bepergian:

a. Hari ini setiap saya pergi selalu pamitan dengan anggota keluarga di rumah b. Hari ini saya selalu berdo’a ketika naik kendaraan dan duduk di tempat yang

sesuai dalam kendaraan

c. Hari ini selama dalam perjalanan ketika tidak berbicara atau melakukan sesuatu saya selalu berdzikir

d. Hari ini selama di jalan saya melalui jalur yang seharusnya, mentaati rambu-rambu lalu lintas, tidak mengambil atau mengganggu hak orang lain selama perjalanan

e. Semua kepergian saya hari ini adalah untuk kebaikan

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan 12. Adab Bergaul

a. Hari ini saya saya bergaul hanya dengan orang-orang yang baik b. Saya mencintai sahabat-sahabat saya karena Allah

c. Hari ini saya senantiasa bermuka manis, lemah lembut, menampakkan kasih sayang, berbaik sangka, saling menasehati, tolong menolong, memanggil dengan panggilan yang disenangi kepada sahabat-sahabat saya

d. Hari ini saya terhindar dari membuka aib, sombong, dan berprasangka buruk kepada sahabat-sahabat saya

e. Saya berpikiran positif terhadap sahabat-sahabat saya

13. Pelaksanaan Adab Berjumpa

a. Hari ini saya selalu memberikan senyum, salam, dan sapa pada setiap perjumpaan dengan orang lain

b. Hari ini saya selalu menjawab atas salam yang diberikan kepada saya c. Hari ini saya selalu berjabat tangan dengan orang sejenis atau muhrim yang

saya jumpai

d. Hari ini saya selalu menyapa dengan sapaan hangat kepada orang-orang yang saya jumpai

e. Hari ini saya selalu memberikan penghormatan selayaknya kepada orang-orang yang saya jumpai

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

(33)

14. Pelaksanaan Adab Bertamu

a. Saya senantiasa mengetuk pintu (atau memencet bel) dan mengucapkan salam b. Saya hanya masuk ke rumah setelah dipersilahkan

c. Saya mengutarakan maksud kedatangan saya dengan bahasa yang sopan dan ramah

d. Ketika akan berpamitan saya berdoa untuk kebaikan tuan rumah

e. Setelah urusan selesai saya berpamitan dan mengucapkan salam perpisahan

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

15. Pelaksanaan Adab Menerima Tamu

a. Saya selalu menjawab salamnya

b. Saya selalu menghormatinya dan menyambut dengan ramah c. Saya selalu menanyakan keadaannya

d. Saya selalu menjamunya meskipun hanya dengan air minum

e. Saya selalu mengiringinya ketika pulang hingga ke teras atau halaman rumah

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

16. Pelaksanaan Adab Menghadiri Majlis (rapat, pertemuan, pengajian, dll.)

a. Hari ini saya selalu mengucapkan salam ketika datang ke majlis b. Saya menempati tempat duduk yang sesuai atau disediakan untuk saya c. Saya menyimak pembicaraan dalam majlis dengan seksama

d. Saya berbicara dalam majlis dengan seijin pimpinan majlis dan tidak melakukan sesuatu yang mengganggu kekhidmatan majlis

e. Saya mengakhiri majlis dengan doa kaffaratul majelis

SKOR KETERANGAN 2 Terpenuhi 1 pernyataan 4 Terpenuhi 2 pernyataan 6 Terpenuhi 3 pernyataan 8 Terpenuhi 4 pernyataan 10 Terpenuhi 5 pernyataan

17. Pelaksanaan Adab Menjenguk Orang Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Seperti yang telah di paparkan pada saat peneliti melakukan wawancara, bahwa pengelolaan sistem informasi manajemen di SMPN 3 Surabaya terdiri dari manajer yaitu

: Kajian Pelapukan Pedokimia(A-+B) Berdasarkan Mineral Liat pada Tanah Berbahan Induk Alluvial dan Tuff Liparit di Kecamatan Tanjung Morawa Rafael Felix Nababan.. 010303029 IImu

Bab III memaparkan tentang perkembangan CV.Sasana Grafika dari tahun 1988 – 1999 dimulai dari latar belakang berdirinya, perkembangan, manajemen perusahaan

Hampir seluruh tujuan khusus tersebut dapat tercapai dengan baik, dan hanya satu indikator saja yang belum tercapai secara maksimal, yaitu kemampuan

Adapun sifat utama garis singgung adalah sebagai berikut: garis singgung di suatu titik pada parabola membagi dua sama besar sudut antara garis yang menghubungkan titik

dari permukaan laut, mempunyai riap rata-rata sekitar 30 m 3 /Ha yang ditanam pada lahan dengan curah hujan &lt;1000 mm/tahun pada 3 jenis tanah (oxisol. berpasir, ultisol berpasir

Penyelenggaraan urusan kehutanan tidak hanya meliputi tindakan hukum membagi tahapan urusan dari perencanaan hingga ke pengelolaan dan pengawasan – tapi tidak bisa saling

400.000.000,- (Empat ratus juta rupiah) Tahun Anggaran 2017, maka bersama ini kami Kelompok Kerja I Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kabupaten Lamandau mengundang