• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANIFESTASI DAN LATENSI LEMBAGA FILANTROPI ISLAM DALAM PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANIFESTASI DAN LATENSI LEMBAGA FILANTROPI ISLAM DALAM PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Fenomena tumbuhnya lembaga filantropi Islam di Indonesia cukup

menarik untuk di kaji lebih mendalam dalam aspek sosial, ekonomi, budaya, dan

lain-lain. Hal ini dikarenakan, masih tersimpannya potensi sosial-ekonomi di

Indonesia yang terus akan menjadi primadona dalam mengekplorasi

program-program filantropis. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia sebagai salah satu

negara yang berpenduduk kurang lebih berjumlah 237 juta penduduk masih

terlampau banyak penduduk Indonesia yang hidup dalam kondisi tidak beruntung

(miskin). Menurut data BPS tahun 2011 disebutkan bahwa penduduk miskin di

Indonesia sebanyak lebih dari 30 juta jiwa, turun 1 juta dibandingkan tahun 2010.

Walaupun, secara statistik ada penurunan jumlah penduduk miskin, bukan berarti

negara ini sukses untuk menyejahterakan rakyatnya dari tahun ke tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa ‘tugas rumah’ negara dalam mewujudkan rakyat yang hidup

sejahtera belum selesai.

Pemerintah yang telah mendapat mandat dari rakyat, berkewajiban

mewujudkan amanah yang telah disepakati di dalam konsitusi negara ini.

Amanah konstitusi tersebut ditetapkan sejak negara ini berdiri, dengan

mengkhidmatkan upaya mewujudkan masyarakat sejahtera yang tersurat dalam

Pancasila dan tersirat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, meskipun

(2)

Terbukti dengan banyaknya program pembangunan nasional yang dirancang

secara berkesinambungan dan berkelanjutan untuk menghidupkan dan

mengaktifkan sektor industri, pertanian, pendidikan, bahkan meminimalisir

masalah sosial masih berjalan secara parsial. Bahkan program pembangunan

nasional yang diharapkan sebagai media untuk merealisasikan welfare state,

sampai detik ini masih harus tertatih-tatih dalam pelaksanaannya.

Jauh dari itu, isu-isu pembangunan sosial dalam bentuk gerakan filantropis

menjadi banyak diminati kelompok-kelompok masyarakat satu dekade ini karena

identik dengan upaya penguatan modal sosial dan pemberdayaan masyarakat.

Gerakan tersebut merupakan respon dari realisasi pembangunan pro rakyat yang

selama ini belum optimal dilakukan oleh pemerintah. Namun demikian, tidak

dapat dipungkiri bahwa pemerintah saat ini dalam mengimplementasikan

kegiatan filantropi, baik melalui Kementerian Sosial maupun kementerian yang

lain banyak diwujudkan dalam program-program pembangunan sosial yang

bersifat temporer. Bahkan, penyelesaian masalah-masalah sosial yang ada masih

terselesaikan dipermukaan saja, bukan pada akar permasalahannya. Sebagai

contoh beberapa program-program pembangunan sosial di Indonesia yang pernah

di jalankan antara lain Gardu Taskin, IDT, Jaring Pengaman Sosial (JPS),

(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) P2KP, dan yang baru

dilaksanakan oleh pemerintah adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) serta

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), PNPM dan P2KP. Walhasil, kemampuan

program tersebut tidak berjalan berkelanjutan dan menimbulkan perspektif yang

(3)

itu menimbulkan efek negatif anggapan rakyat terhadap pemerintah, sehingga

banyak dana program social menguap tanpa bekas siginifikan.

Pada sisi lain, tidak dapat memungkiri bahwa Indonesia merupakan

satu-satunya negara yang memiliki kurang lebih 80 % penduduknya adalah muslim

terbesar di dunia, berarti secara ideal memiliki modal sosial agama yang

potensial. Akan tetapi, modal sosial agama tersebut tidak menjadikan ummat

Islam di Indonesia mampu mengatasi salah satu problem sosial yaitu kemiskinan

dan peningkatan sumber daya manusia.

Merespon hal di atas, banyak upaya yang dilakukan masyarakat untuk

merumuskan strategi pengentasan masalah-masalah sosial dengan basis-basis

potensi lokal. Seperti halnya kegiatan filantropi di perkotaan, pedesaan,

perusahaan, LSM, NGO,dan lain-lain. Meskipun studi filantropi ini tidak banyak

didalami dari bidang-bidang pembangunan karena scopenya yang relatif meso

dan mikro. Ketika tidak disadari bahwa keberadaan pertumbuhan dan

perkembangan lembaga-lembaga filantropi yang selama ini hadir di

tengah-tengah masyarakat tidak dipungkiri mampu memikat perhatian dari masyarakat

luas, mereka berharap lembaga semacam ini mampu menjadi alternatif solusi

masalah sosial.

Kenyataannya kehadiran organisasi atau lembaga filantropi seolah-olah

menjawab kejumudan aktifitas duniawi manusia. Banyak diantara penggiat

filantropi adalah mereka yang menempati jabatan strategis, berlimang harta

namun ‘haus’ akan kenikmatan hubungan sosial kemasyaraktan. Kebutuhan

(4)

Indonesia memang tidak kalah banyaknya seperti filantropi yang berlebel

sektarian agama, pluralis, multi national corporates (MNC), dan lain-lain.

Salah satu potensi pasar derma atau filantropi di Indonesia adalah dana

umat atau dana yang berkaitan dengan ajaran keagamaan, seperti zakat, infaq,

sedekah (Islam), kolekte (Katolik), persepuluhan (Protestan), Punia (Hindu), dan

Jataka (Budha) yang diartikan sebagai pengabdian kepada masyarakat sebagai

ekspresi kebaikan sang Budha dan lain-lain. Ajaran itu semua mengusung

semangat-semangat filantropis untuk mengupayakan masyarakat lebih berdaya

dan bermartabat.

Mencermati tumbuh kembangnya gerakan filantropi yang sektarian agama

salah satunya dengan hadirnya lembaga filantropi Islam berbentuk lembaga amil

zakat (LAZ) yang jumlahnya sangat sporadis di Indonesia. Lembaga Zakat,Infaq

dan Shodaqoh di Indonesia menurut FOZ (Forum Zakat) yang terdaftar secara

resmi dalam SK. Menteri Agama sebanyak 500 lembaga, adapun beberapa nama

lembaga zakat, infaq dan shodaqoh yang sampai saat ini dan memiliki potensi

besar di Indonesia antara lain seperti Baitul Maal Hidayatullah, BANK IFI,

BAZIS DKI, BAZNAS, Dompet Dhuafa Republika (DD), DPU Darut Tauhid,

LAZIS Muhammadiyah, Dompet Sosial Ummul Quro’, PKPU, YDSF,

Walisongo, STIE TAZKIA, Yayasan Imdad Mustadh’afin (YASMIN), Baitul

Maal Muamalat, Yayasan Portal Infaq (Kurniawati,2004:78,90-101).

Menjamurnya jumlah lembaga amil zakat dan diaktifkannya lagi badan

amil zakat daerah, tentu tidak dapat dibiarkan berjalan apa adanya seperti saat ini

(5)

bersaing untuk menunjukkan popularitas lembaga. Akan tetapi, perlu adanya

sosialisasi kepada khalayak dan profesionalisme lembaga dalam memobilisasi

serta mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh. Amanah muzakki (orang yang

mengeluarkan zakat), munfiq (orang yang mengeluarkan infaq) dan mushoddiq

(orang yang bershodaqoh) kepada lembaga amil zakat merupakan bagian

terpenting untuk meningkatkan kepercayaan muzakki kepada lembaga amil zakat

tersebut dengan kata lain muzakki, munfiq dan mushoddiq harus diposisikan

sebagai tulang pungung tumbuh kembangnya lembaga amil zakat, karena tidak

mungkin sebuah lembaga amil zakat bisa hidup tanpa kehadiran muzakki, munfiq

dan mushoddiq.

Di samping lembaga amil zakat tersebut, masyarakat juga dihadapkan

dengan maraknya lembaga keuangan dan perbankan syari’ah seperti BMT, Bank

Syar’iah, BPR Syari’ah dan Koperasi Syari’ah di Indonesia yang terus tumbuh

dan berkembang. Lebel syari’ah pada lembaga keuangan dan perbankan,

menjadikan lembaga ini wajib mengelola dana zakat dari bagi hasil laba serta

zakat profesi pegawainya. Pengelolaan dana zakat di lembaga ini yang kemudian

di kelola oleh bagian maal atau sejenisnya yang notabene beraktifitas dalam

kegiatan filantropi Islam. Salah satu percepatan dalam merespon perkembangan

zakat, infaq dan shodaqoh seluruh BMT se Indonesia mewujudkannya dengan

terlaksananya Kongres Nasional LKMS-BMT Nasional pada tanggal 1 sampai

dengan 4 Desember 2005 di Jakarta, merupakan respon positif dari keunggulan

konsep zakat, infaq dan shodaqoh, dimana menghasilkan keputusan antara lain

(6)

1. ABSINDO dan PINBUK berencana mendirikan 10 ribu BMT sampai tahun

2010.

2. ICMI berencana mendirikan 20 ribu BMT sampai tahun 2015.

3. Muhammadiyah berencana mendirikan 5 ribu BTM (Batul Tamwil

Muhammadiyah) sampai tahun 2010.

4. Nadhlatul Ulama berencana mendirikan 250 ribu BMT sampai tahun 2025.

Setidaknya apabila dipetakan potensi lembaga filantropi Islam di

Indonesia dapat dipaparkan dalam tabel berikut :

Tabel I :

Potensi Lembaga Filantropi Islam di Indonesia No Jenis Lembaga Keterangan

1. Badan Amil Zakat

(BAZ )

Lembaga zakat yang dibentuk oleh pemerintah

berpusat di Jakarta dengan nama Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS). Kemudian memiliki

jaringan di tingkat kota dan kabupaten hampir di

seluruh Indonesia dengan nama Badan Amil

Zakat Daerah (BAZDA). Serta di setiap

kementerian dengan nama Unit Pengelola Zakat

(UPZ).

2. Lembaga Amil Zakat

(LAZ)

Lembaga zakat yang dibentuk oleh kelompok

masyarakat atau organisasi keagamaan.

Lembaga ini tumbuh pesat dan sporadis di setiap

kota di Indonesia, dengan fasilitas dan

pelayanan yang baik dan sistemik.

3. Panitia Zakat, Infaq

dan Shodaqoh

(PANZIS)

Lembaga temporer ini berdiri di setiap masjid

dan mushollah pada saat bulan Ramadhan

ataupun even-even peringatan hari besar Islam.

(7)

Bahkan lembaga temporer ini juga dibentuk di

sekolah-sekolah pada saat bulan Ramadhan.

4. Baitul Maal Wat

Tamwil (BMT)

Lembaga keuangan mikro syariah yang

memiliki peran ganda, yakni menjalankan fungsi

perbankan dan baitul maal. Sehingga zakat bagi

hasil dari keuntungan usaha perbankan lembaga

ini akan di kelola oleh baitul maal yang

menjalankan nilai-nilai filantropis. Jumlahnya

terus bertambah dari tahun ke tahun karena

lembaga semacam ini relatif mudah berdiri

semacam koperasi.

legalitas badan hukumnya saja. Trend perbankan syari’ah menjadi primadona dalam dunia perbankan karena mereka tidak banyak

terpengaruh oleh kondisi eksternal. Jumlahnya

juga terus tumbuh seiring dengan minat

masyarakat dan margin keuntungan yang relatif

aman.

Tabel di atas memberikan gambaran, tentang bagaimana potensi filantropi

Islam yang selama ini banyak terabaikan pengelolaan dan pemanfaatannya bahkan

hanya sebagai cara menggugurkan kewajiban syariat saja tanpa berdampak positif

yang massif. Oleh karena itu, pentingnya institusi yang mampu mengelola dana

ummat secara amanah, professional serta memahami konteks perubahan dan

(8)

dinamis menjadi sebuah keniscayaan perangkat lembaga untuk menjawab kondisi

yang ada saat ini.

Antusiasme pemerintah dalam menyikapi perkembangan lembaga zakat,

infaq dan shodaqoh di Indonesia menjadi bagian yang sangat perlu guna

memperkuat kedudukan hukum lembaga zakat di Indonesia. Hal itu telah

diwujudkan dengan dibuatnya Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat no. 38

tahun 1999, walaupun dalam pelaksanaannya masih setengah hati, dan jalan di

tempat serta tidak memiliki power agar masyarakat mampu

mengimplementasikannya. Artinya, payung hukum yang sudah dimunculkan

masih tidak begitu banyak dibutuhkan masyarakat, hal ini tentu saja karena mind

set umat Islam Indonesia selalu dibenturkan pada masalah batas wajib zakat

(nishob) dan batas waktu zakat (haul) serta pendapat-pendapat yang dapat

menggugurkan adanya kewajiban zakat, infaq dan shodaqoh itu sendiri. Hal ini,

secara tidak langsung menghambat pelaksanaan undang-undang tersebut.

Pada sisi yang lain, kemunculan undang-undang zakat yang baru ini

mendapat respon yang beragam dari lembaga amil zakat. Terlepas dari perdebatan

payung hukum pengelolaan zakat, pentingnya model pemberdayaan masyarakat

yang berbasis pada optimalisasi dana zakat, infaq dan shodaqoh, untuk

menyelesaikan berbagai persoalaan sosial dan meningkatkan potensi sumber daya

manusia tidak dapat ditunda lagi. Didukung dengan munculnya pemikir Islam

Indonesia dalam mencermati perkembangan perekonomian Islam terutama zakat,

infaq dan shodaqoh seperti Didin Hafidudin, Sahri Muhammad, Syaifi Antonio,

(9)

sebuah kajian yang lebih mendalam tentang seluk beluk pendayagunaan dana

zakat, infaq dan shodaqoh. Bahwa sangat mungkin sekali apabila dana zakat,

infaq dan shodaqoh yang potensial di Indonesia ini dikelola dengan baik dan

sinergis, maka kemiskinan, kesempatan pendidikan, pembangunan sarana umum

dan sebagainya dapat terwujud.

Selanjutnya, secara sadar bahwa praktik pemberdayaan dan pengelolaan

zakat, infaq dan shodaqoh oleh lembaga filantropi Islam (baca: lembaga zakat )

yang ada selama ini tentu bukan hal yang mudah. Hal ini tentunya harus mendapat

perhatian serius oleh pemerintah, tokoh Islam, akademisi, praktisi dan masyarakat

muslim di Indonesia, sehingga gerakan untuk mengoptimalkan zakat, infaq dan

shodaqoh dapat berjalan sinergi dan menyeluruh disemua komponen bangsa.

Mengingat kondisi kultural dan sosial masyarakat di Indonesia yang beragam

serta potensi progresif zakat, infaq dan shodaqoh yang kecil berdampak terhadap

model bahkan seni tersendiri dalam pengelolaan dan penyaluran dana zakat, infaq

dan shodaqoh itu.

Berdasarkan data Forum Zakat Indonesia (FOZ) ternyata dana zakat, infaq

dan shodaqoh terkumpul tahun 2005 sebesar 300 milyar rupiah dan pada bulan

Oktober 2006 terkumpul dana ZIS 240 milyar rupiah selain itu terkumpulnya dana

dari ZISWAF sebesar 250 milyar rupiah 80 % nya adalah dana zakat yang 50 %

dananya diterima saat bulan Ramadhan, artinya stagnasi ZIS di Indonesia

menjadikan ‘PR’ tersendiri untuk segera dikembangkan dan dikelola secara baik

(10)

boomerang bagi ummat Islam yang sungguh-sungguh menyosialisasikan

pentingnya zakat, infaq dan shodaqoh.

Potensi zakat, infaq dan shodaqoh yang ada di Indonesia menurut survey

PIRAC (Public Interest Research and Advocacy Center) tahun 2004 mencapai 20

triliun rupiah per tahun dan yang terkelola dengan baik hanya sebesar 300 miliar

rupiah sedangkan waqof sebesar 600 triliun rupiah dan belum mencapai angka

optimaliasi produktif. Nominal tersebut akan terus berkembang yang didasarkan

pada asumsi bahwa kekuatan ekonomi perbankan nasional melalui bank-bank

syariah dan lembaga keuangan syari’ah yang pasti memberikan minimal zakatnya

sebesar 2,5% perbulan serta meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap

lembaga-lembaga zakat yang ada didaerahnya (Zaidi,PIRAC-YDSF:2006).

Selanjutnya, ketertarikan fenomena lembaga zakat di Indonesia

mengantarkan penelitian ini untuk mengkaji kegiatan filantropi yang dilakukan di

Rumah Zakat Cabang Kota Malang. Selain itu, didasarkan atas perkembangan

yang sangat siginifikan dan progresif Rumah Zakat baik secara manajerial

maupun program-program pemberdayaan masyarakatnya, bahkan lembaga zakat

ini berani memadukan wajah korporasi dalam manajemen lembaga zakat.

Kemudian, peneliti berasumsi adanya paradoks antara nilai-nilai filantropis

dengan implementasi praktik filantropis khususnya pada praktik pemberdayaan

masyarakat selama ini. Manifestasi program pemberdayaan masyarakat belum

mampu menyentuh akar kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat, sehingga

indikator keberhasilan praktik pemberdayaan masyarakat belum banyak terekspos

(11)

atau bahkan menyajikan bahasa dan ulasan tentang empowerment sehingga

kemiskinan dan ketidakberdayaan masyarakat semakin bertambah. Artinya efek

laten dari praktik pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh lembaga amil

zakat antara lain ketergantungan mustahik terhadap program dan mungkin

kemandirian yang sifatnya personal maupun kelompok. Sehingga lembaga amil

zakat dimungkinkan sekali memiliki efek laten program-program pemberdayaan

masyarakat berkorelasi positif empowering dan dimungkinkan membawa

berdampak pada powerless masyarakat. Beberapa kasus di lapangan, seringkali

lembaga zakat membawa misi latensi untuk mendukung dan berkolaborasi dengan

program partai politik yang berazaskan Islam, memunculkan kemiskinan baru dan

ketidakmandirian mustahik.

Urgensi untuk merespon banyaknya praktik pemberdayaan masyarakat yang

mengesampingkan fungsi manifes dan laten, mendorong penelitian ini mengkaji

sejauh mana praktik pemberdayaan masyarakat oleh lembaga amil zakat

mempertimbangkan hal-hal tersebut. Secara khusus, penelitian ini mengkaji aspek

habitus, modal dan ranah yang berpengaruh terhadap praktik pemberdayaan

masyarakat yang didalamnya terdapat fungsi manifes dan laten oleh Rumah Zakat

Cabang Kota Malang. Selanjutnya, penerapan aspek teoritis penelitian ini terkait

dengan pemahaman, kesadaran, sikap dan praktik lembaga filantropi Islam

tentang pengelolaan dana zakat, infaq dan shodaqoh yang efektif, produktif,

humanis, care, cooperative dan social responsible dalam kepentingan yang lebih

(12)

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari uraian singkat pada latar belakang masalah di atas, maka

fokus penelitian ini akan mengurai lebih jauh lagi seputar fungsi manifes dan laten

lembaga filantropi Islam dalam praktik pemberdayaan masyarakat. Oleh karena

itu, apabila dirumuskan permasalahan pokok yang menjadi perhatian dalam

penelitian ini adalah bagaimana fungsi manifes dan laten Rumah Zakat sebagai

lembaga filantropi Islam dalam praktik pemberdayaan masyarakat di kota

Malang?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari permasalahan di atas yang hendak dikaji secara mendalam

maka tujuan penelitian ini adalah mengkaji secara detail tentang fungsi manifes

dan laten Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi Islam dalam praktik

pemberdayaan masyarakat di kota Malang.

D. Manfaat Penelitian

Secara umum ada dua manfaat penelitian yang dapat dihasilkan dalam

penelitian ini, antara lain :

D.1. Teoritis

Penelitian ini mencari dasar pemikiran munculnya praktik pemberdayaan

masyarakat oleh lembaga filantropi Islam sebagai organisasi nirlaba yang memliki

fungsi manifes dan laten. Melalui pendekatan teori-teori sosiologi diharapkan

mampu mengungkap skenario program-program pemberdayaan masyarakat yang

(13)

D.2. Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak-pihak terkait seperti penggiat social empowerment,

pemerintah dan lembaga nirlaba. Sehingga penerapan program pemberdayaan

masyarakat yang berkelanjutan dapat terrealisasi lebih tepat, proporsional, efisien

dan efektif dalam mencapai tujuan. Lebih khusus bagi lembaga-lembaga amil

(14)

MANIFESTASI DAN LATENSI LEMBAGA FILANTROPI ISLAM  DALAM PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 

(Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang) 

TESIS 

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan 

Mencapai Derajat S­2 

Pada Program Magister Sosiologi 

Diajukan oleh : 

Zaenal Abidin 

NIM : 201010270211001 

DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA 

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 

(15)

T E S I S 

Dipersiapkan dan disusun oleh : 

ZAENAL ABIDIN 

NIM : 201010270211001 

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji  Pada tanggal, 

02 Agustus 2012 

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

 

Ketua  : Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si.  ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ 

Sekretaris  : Dr. Vina Salviana D.S., M.Si.  ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ 

Penguji I  : Prof. Dr. Ishomudin, M.Si.  ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­ 

(16)

MANIFESTASI DAN LATENSI LEMBAGA FILANTROPI ISLAM  DALAM PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 

(Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang) 

Yang diajukan oleh :  ZAENAL ABIDIN  NIM : 201010270211001 

Telah disetujui,  Tanggal,  08 Agustus 2012 

Pembimbing Utama  Pembimbing Pendamping 

Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si.  Dr. Vina Salviana D.S., M.Si. 

Direktur  Ketua Program Studi 

Program Pascasarjana  Magister Sosiologi 

(17)

SURAT PERNYATAAN 

1.  Tesis  dengan  judul  MANIFESTASI  DAN  LATENSI  LEMBAGA  FILANTROPI  ISLAM  DALAM  PRAKTIK  PEMBERDAYAAN  MASYARAKAT (Suatu studi di Rumah Zakat Kota Malang) 

Adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya  ilmiah  yang  pernah  diajukan  oleh  orang  lain  untuk  memperoleh  gelar  akademik  di  suatu  Perguruan  Tinggi  dan  tidak  terdapat  karya  atau  pendapat yang pernah ditulis dan atau diterbitkan oleh orang lain, baik  sebagian  ataupun  keseluruhan,  kecuali  yang  secara  tertulis  dikutip  dalam  naskah  ini  dan  disebutkan  dalam  sumber  kutipan  dan  daftar  pustaka. 

2.  Apabila  ternyata  di  dalam  naskah  Tesis  ini  dapat  dibuktikan  terdapat  unsur­unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini DIGUGURKAN dan  GELAR  AKADEMIK  YANG  TELAH  SAYA  PEROLEH  DIBATALKAN,  serta  diproses  sesuai  dengan  ketentuan  hukum  yang  berlaku. 

3.  Tesis  ini  dapat  dijadikan  sumber  pustaka  yang  merupakan  HAK  BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF. 

Demikian  surat  pernyataan  ini  saya  buat  dengan  sebenar­benarnya  untuk  dipergunakan sebagaimana mestinya. 

Malang, 08 Agustus 2012  Yang menyatakan, 

(18)

KATA PENGANTAR 

Bismillaahirrohmaanirrohim 

Syukur Alhamdulillah patut peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, Dzat yang  telah menuntun hati setiap hambaNya dan  telah melimpahkan rahmatNya kepada  peneliti.  Sholawat  serta  salam  tetap  tercurahkan  kepada  junjungan  Rasulullah  Muhammad SAW yang memberikan pencerahan atas ijin Illahi Robbi.  Sehingga  peneliti  dapat  menyusun  dan  menyelesaikan  Tesis  yang  berjudul  “MANIFESTASI DAN LATENSI LEMBAGA FILANTROPI ISLAM  DALAM PRAKTIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Suatu studi  di Rumah Zakat Kota Malang)”. 

Proses  penyusunan  tesis  ini,  dilatarbelakangi  karena  ketertarikan  peneliti 

terhadap  fenomena  lembaga  filantropi  Islam  di  Indonesia  yang  keberadaannya 

masih  paradoksal  dengan  upaya  pemberdayaan  masyarakat.  Tak  jarang,  dibalik 

berdirinya lembaga filantropi Islam terdapat unsur­unsur manifes dan laten yang 

justru  tidak  banyak  diketahui  masyarakat  umum.  Euforia  filantropi  Islam  akan 

menjadi  suatu  modal  sosial  besar  dalam  pemberdayaan  masyarakat  Islam 

khususnya, apabila disinergikan dan dikuatkan antar  lembaga­lembaga potensial 

filantropi Islam. 

Bagaimanapun,  tesis  ini  telah  tersusun  dengan  dukungan  dari  berbagai  pihak, maka dengan ketulusan dan keikhlasan peneliti haturkan syukur yang tak  terhingga kepada Allah SWT, dan terima kasih kepada: 

1.  Bapak  Dr.  Latipun,  M.Kes.  selaku  Direktur  Pascasarjana  Universitas  Muhammadiyah Malang, 

(19)

peneliti  untuk  segera  menyelesaikan  studi  S2  ini  dengan  tepat  waktu  dan  sesuai harapan, 

3.  Bapak Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si., selaku Wakil Direktur I Pascasarjana  Universitas  Muhammadiyah  Malang,  sekaligus  Pembimbing  Utama  dalam  tesis  ini  yang  berkenan  membimbing  peneliti  untuk  menyempurnakan  penelitian ini. 

4.  Ibu  Dr.  Vina  Salviana  D.S.,  M.Si.  selaku  Ketua  Program  Studi  Magister  Sosiologi  dan  juga  sebagai  dosen  pembimbing  yang  terus  memotivasi  serta  memberikan  masukan­masukan  teori  peneliti  untuk  menyelesaikan  dan  menyempurnakan  tesis  ini  dengan  baik.  Bahkan,  memberikan  kesempatan  kepada peneliti untuk mendapatkan program Beasiswa BPPs sejak tahun 2010.  5.  Bapak Prof. Dr. Jabal Tarik Ibrahim,  yang telah  mendukung dan  membantu  peneliti untuk mendapatkan beasiswa BPPs hun 2010 sehingga peneliti dapat  menyelesaikan tesis ini dengan tepat waktu. 

6.  Bapak Prof. Dr. Ishomudin, M.Si. dan Dr. Sugeng Pujileksono, M.Si., selaku  penguji  tesis  ini,  atas  kritik  dan  saran  selama  ujian  sehingga  tesis  ini  dapat  tersusun dengan sempurna, 

7.  Bapak/Ibu TU Pascasarjana UMM, yang telah membantu memberikan layanan  administrasi kepada peneliti selama proses penulisan tesis ini, 

8.  Ibu Dra. Juli Astutik, M.Si., selaku ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial  dan  Ibu  Dra.  Su’adah,  M.Si,  Mas  Fauzik,  yang  mendukung  peneliti  melanjutkan  studi  S2  dan  penyelesaian  tesis  ini,  disela­sela  persiapan  akreditasi  Jurusan.  Serta  rekan­rekan  dosen  di  Jurusan  Ilmu  Kesejahteraan  Sosial  dan  FISIP  UMM  yang  secara  tidak  langsung  telah  mendukung  terselesaikannya tesis ini, 

(20)

10. Ibuku  dan  Bapakku  yang  selama  ini  telah  banyak  memberikan  nasihat  dan  dukungan  moril­materiil­spirituil  sehingga  peneliti  sadar  akan  arti  sebuah  keluarga dan saudara­saudaraku yang senantiasa memberikan dukungan moril  dan  materil  kepada  saya  sehingga  studi  dan  penyusunan  karya  ilmiah  ini  selesai juga, tanpa kalian saya tidak bisa menempuh pendidikan setinggi ini,  Kakakku dan Adik­adikku terima kasih atas dukungan selama ini, 

11. Nenekku tercinta Djasemi yang selalu ikhlas mendoakan cucu­cucunya untuk  sukses di masyarakat dan keluarga besar di Ngantang yang tetap mencurahkan  perhatian kepada peneliti untuk semangat dalam menuntut ilmu, 

12. Bapak­Bapak  Muhammadiyah  dan  Ibu­Ibu  Aisyiyah  di  ranting  Sawojajar  ­  Kota Malang yang telah mendorong peneliti melanjutkan studi S2, dan teman­  teman Pemuda Muhammadiyah di kota Malang terima kasih atas bantuannya  selama ini yang menjadi teman diskusi saya selama penyusunan tesis ini,  13. Rekan­rekan  bisnis  yang  memberikan  kesempatan  kepada  peneliti  untuk 

segera menyelesaikan studi ini, 

14. Teman­teman  Magister  Sosiologi  PPs  UMM  angkatan  tahun  2010  semester  ganjil,  yang  berkenan  menjadi  teman  diskusi  dan  sharing  sejak  awal  perkualihan hingga terselesaikannya tesis ini, 

15. Kepada  Early  Tyagita  Hakim,  sebagai  pendamping  yang  selalu  mendukung  dan menemani peneliti untuk segera menyelesaikan S2. 

Terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu kelancaran penulisan tesis ini  yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. 

Peneliti  menyadari  bahwa  tesis  ini  masih  terlalu  jauh  dari  sempurna,  mengingat keterbatasan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti.  Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan tesis  ini  diharapkan  oleh  penulis.  Akhirnya,  semoga  tesis  ini  dapat  bermanfaat  bagi  peneliti juga bagi pembaca, sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih sebesar­  besarnya  kepada  semua  pihak  yang  telah  membantu  dan  mohon  maaf  apabila  selama penyelesaian tesis ini ada hal­hal yang tidak berkenan. 

(21)
(22)
(23)

DAFTAR TABEL 

Hal 

Tabel I  Potensi Lembaga Filantropi Islam di Indonesia ...  6 

Tabel II  Pimpinan Rumah Zakat Kota Malang ...  81 

Tabel III  Program Retail Senyum Juara ...  90 

Tabel IV  Contoh RAB Intervensi Ibu Ponijem ...  110  Tabel V  Fungsi  Manifes  dan  Laten  Praktik  Pemberdayaan  Masyarakat 

Oleh Rumah Zakat  125 

Tabel  VI  Kategori  Praktik  Pemberdayaan  Masyarakat  dalam  Program 

(24)

DAFTAR GAMBAR 

Hal  Gambar I  Kaleidoskop Kelembagaan Rumah Zakat ...  63  Gambar II  Model Pemberdayaan Masyarakat Oleh Rumah Zakat ...  84  Gambar III  Lokasi Balai Bina Mandiri Kota Malang atau ICD Sukun ...  93  Gambar IV  Aktifitas ICD Sukun dalam Program Pembinaan Rutin Bulanan  94  Gambar V  Intervensi Program Senyum Mandiri Kota Malang ...  109  Gambar VI  Profil  Penerima  Manfaat  Rumah  Zakat  ICD  Sukun­Bapak 

Suyitno  111 

Gambar VII  Profil  Penerima  Manfaat  Rumah  Zakat  ICD  Sukun­Bapak 

(25)

DAFTAR BAGAN 

Hal 

Bagan I  Kolaborasi Teori Pierre Bourdieu dan Robert K. Merton ...  39 

Bagan II  Alur Penelitian ...  51 

Bagan III  Ruang Lingkup Penelitian dalam DiagramFishbone ...  52 

Bagan IV  Manajemen Kelembagaan Rumah Zakat ...  68 

Bagan V  Struktur Organisasi Rumah Zakat ...  69 

Bagan VI  Pengelolaan Dana ZISWAF Rumah Zakat ...  73 

(26)

DAFTAR PUSTAKA 

Adi,Isbandi  Rukminto.2003.Pemberdayaan,  Pengembangan  Masyarakat  dan  Intervensi  Komunitas.Lembaga  Penerbit  Fakultas  Ekonomi  Universitas  Indonesia:Jakarta. 

Bewley,AbdullHaqq  dan  Amal  Abdalhakim­Douglas.  2005.Restorasi  Zakat:Pustaka Adina.Jakarta. 

Bourdieu,  Pierre.2010.Arena  Produksi  Kultural:  Sebuah  Kajian  Sosiologi  Budaya(terjemahan):Kreasi Wacana.Yogyakarta. 

Creswell,John W.1998.Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among  Five Tradition,London:Sage. 

(27)

Revitaliasasi Filantropi Islam. PBB UIN Syarif Hidayatullah dan The  Ford 

Foundation:Jakarta. 

Priyono,  B.Herry.2002.Anthony  Giddens  Suatu  Pengantar.Kepustakaan  Populer  Gramedia:Jakarta. 

Puraka,  Y.  Wasi  Gede.2006.Pola  Interaksi  Kedermawanan  Sosial  Kelompok  Parokial  dan  Kategorial  Keuskupan  Agung  Jakarta  &  Keuskupan Agung Semarang.Semarang:Kehati­Inrise. 

Ritzer, George dan Douglas J.Goodman, 2003 .Teori Sosiologi Modern. Prenada  Media: Jakarta. 

Saidi,  Zaim.Materi  Seminar  Optimalisasi  Pengelolaan  dan  Pendayagunaan  Wakaf  di  Indonesia,Jum’at  24  Nopember  2006,  Hotel  Santika  Malang.  PIRAC Jakarta dan YDSF Malang. 

Salim,  Agus  dkk.2001.Teori  dan  Paradigma  Penelitian  Sosial,Jogya:Tiara  Wacana Yogya. 

Shirazi, N. S. 1994.An Analysis of Pakistan’s Poverty Problem and Its Alleviation  through Infaq. Ph.D. Dissertation. International Islamic University, 

Islamabad. 

Sudarsih,  2010,  Pembangunan  dan  Rekayasa  Sosial,  dalam  Teori­Teori  Perubahan Sosial, Modul 4, Modul untuk Universitas Terbuka:Jakarta.  Setiana,  Lucie.2005.Teknik  Penyuluhan  dan  Pemberdayaan  Masyarakat.Ghalia 

(28)
(29)

________http://www.malangkota.go.id/mlg_halaman.php?id=1606073 diakses tanggal 7  Juli 

2012 jam 11.00 wib. 

_______http://www.beritajatim.com/detailnews.php/6/politik_&_Pemerintahan/2012­  0430/134075/Jelang_May_Day,_Buruh_Tuntut_UMK_ Malang_Direvisi__ diakses  tanggal 10 Juli 2012 jam 13.00 wib. 

(30)

PERSEMBAHAN

Tesis dan karya ilmiah yang sederhana ini tak lebih untuk sebuah peabdian

seumur hidupku kepada Allah SWT dan keinginan menjadi pengikut

Rasululloh SAW yang haus akan samudera ilmu.

Sebuah bhakti yang tak kan terukur oleh besarnya kasih sayang kedua orang

tuaku, tesis ini saya persembahkan untuk keluarga besarku, terkhusus kepada

Ibuku Ismuriyati dan Ayahku Grandy Sutikno

Untuk kakakku Nurul Hikmah, adikku Uswatun Chasanah, Hananda

Firmansyah dan (alm.) Wildan Syaifullah Ar Rasyid. Kepada keluarga besar di

(31)

M O T T O

”Aku sesuai dengan prasangka hamba‐Ku terhadap‐Ku. 

Aku bersamanya manakala ia mengingatku.  Jika ia mengingat‐Ku dalam dirinya,  Aku pun mengingatnya dalam diri‐Ku.  Jika ia mengingat‐Ku dalam suatu kumpulan,  Aku pun mengingatnya dalam kumpulan yang lebih mulia. 

Jika ia mendekat kepada‐Ku sejengkal,  Aku mendekat kepadanya sehasta.  Jika ia mendekat kepada‐Ku sehasta, 

Aku mendekat kepadanya sedepa.  Jika ia mendatangi‐Ku dengan berjalan, 

Aku mendatanginya dengan berjalan cepat ”

Gambar

Tabel di atas memberikan gambaran, tentang bagaimana potensi filantropi

Referensi

Dokumen terkait

Dalam implementasi kebijakan pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang lebih dikenal dengan Program Prospek, Lembaga Amil Zakat dan Pengembangan Ummat Pos Keadilan Peduli Ummat

Usaha yang sudah dilaksanakan oleh Lembaga Amil Zakat Daerah Amal Insani (LAZDAI) Provinsi Lampung, dalam pengelolaan dana zakat untuk pemberdayaan umat

Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan Lembaga Amil Zakat karena LAGZIS sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian,

Lembaga Amil Zakat Musa’adatul Ummah Al Ma’soem menyalurkan dana zakat produktif pada suatu program yang kemudian dikembangkan yaitu Program Bisnis MU (Pemberdayaan Ekonomi),

Hasil penelitian empiris di atas menunjukkan bahwa meskipun dengan dana zakat yang terkumpul oleh lembaga amil zakat relatif terbatas, namun pemberdayaan mustahik melalui program

Berikut analisis keberhasilan program Rombong Berkah oleh Lembaga Amil Zakat Nurul Hayat diketahui bahwa Rombong Berkah berfungsi sebagai perantara keuangan dan pemberdayaan yang

Strategi penghimpunan dan pendistribusian dana zakat pada lembaga amil zakat Lazisnu Kota Parepare adalah melakukan sosialisasi Lazisnu ke masyarakat dengan memperkenalkan

PEMBAHASAN Pola Pemberdayaan Zakat oleh Badan Amil Zakat terhadap masyarakat pesisir Pantai Ampenan Kota Mataram Beberapa pola pemberdayaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kota