• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS PENYEMBUNYIAN IDENTITAS PELAKU TINDAK PIDANA OLEH PERS DALAM ACARA BERTEMA INVESTIGASI KRIMINAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS PENYEMBUNYIAN IDENTITAS PELAKU TINDAK PIDANA OLEH PERS DALAM ACARA BERTEMA INVESTIGASI KRIMINAL"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar belakang

Media massa memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Internet masih menduduki tingkat teratas sebagai alat akses informasi termudah saat ini, namun dalam skala usia pengguna, televisi yang menduduki tingkat teratas.1 Televisi yang sudah lama dikenal oleh masyarakat merupakan media massa yang mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Peranan televisi dalam kehidupan masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas bangsa Indonesia.

Jurnalistik selalu berhubungan dengan berita (news) yang tertulis, atau proses penyampaian pesan tertulis kepada khalayak (banyak komunikan atau penerima pesan). Kemunculan media massa internet baik yang bersifat audio (pandang) maupun yang bersifat audio-visual

(pandang-dengar) menyebabkan berita dapat pula berbentuk lisan.2 Hal ini masyarakat kita arti pers atau Jurnalistik biasa disamakan dengan wartawan (press member)3. Karya jurnalistik atau tulisan dalam pers secara umum dapat disebut sebagai berita. Berita adalah kabar atau warta atau rencana yang disampaikan melalui media komunikasi. Wartawan

1

Eka, Efek Sosial Media Massa Pada Masyarakat Multi Etnik, http//:ekawenats.kacaajaib.blogspot.com, Diakses Tanggal 30 Agustus 2014, Pukul 10.00 WIB.

2

A. Muis, 1999, Jurnalistik Hukum Komunikasi Massa, Jakarta, Dharu Anuttama, Hlm. 24.

3

(2)

berfungsi sebagai pengolah dan penyaji berita tersebut. Wartawan adalah seorang yang melakukan tugas jurnalistik, yaitu orang yang menciptakan laporan sebagai profesi untuk disebarluaskan atau dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat.

Pers membutuhkan kebebasan dalam memberikan informasi kepada masyarakat luas dan masyarakat membutuhkan berbagai informasi, termsuk informasi mengenai berita kriminal. Salah satu fungsi berita kiriminal adalah untuk mengetahui kejahatan apa yang sedang banyak terjadi sehingga masyarakat dapat mengantisipasi kejahatan itu. Berita kriminal tersebut antara lain adalah Reportase Investigasi, Sergap, Sidik, Delik, dan masih banyak lagi. Tayangan-tayangan semacam itu saat ini semakin marak di televisi, misalnya laporan investigasi penggelonggongan daging, pembuatan kosmetik palsu, penyuntikan buah durian agar cepat matang, pemalsuan balsem dan minyak kayu putih, pembuatan makanan anak yang dicampur dengan bahan berbahaya, pembuatan minuman dingin yang dicampur dengan es batu yang terbuat dari air sungai dan air mentah, pembuatan bakso tikus, serta pembuatan telur palsu dan lain-lain.

(3)

dari si pelaku kejahatan tersebut dengan berpedoman pada hak tolak yang dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (4) UU Pers dan Pasal 7 Kode Etik Jurnalistik. Pasal 4 ayat (4) UU Pers sebagai pengaturan lex specialis

(4)

Dengan menyamarkan identitas pelaku kejahatan, dapat dikatakan secara tidak langsung bahwa Insan Pers telah menyembunyikan identitas pelaku kejahatan, khususnya kejahatan dalam Bab VII Buku II KUHP dan hal ini bertentangan dengan Pasal 165 KUHP apabila Insan Pers tersebut tidak menindaklanjuti dengan melaporkan pelaku kejahatan tersebut kepada pejabat kehakiman atau kepolisian. sehingga dapat menjadi suatu Persoalan karena di satu sisi dengan adanya Undang-Undang Pers pada diri Insan Pers (wartawan) tersebut tidak terdapat kesalahan, sedangkan di sisi lain dengan berpedoman pada Pasal 165 KUHP Insan Pers tersebut dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana.

Kejahatan yang dilakukan oleh Pers atau disebut juga delik Pers adalah tindak pidana yang bersangkut paut dengan pekerjaan pers.4 Istilah delik Pers sendiri sebenarnya hanya istilah atau pengertian umum dan bukan terminologi hukum. Pada pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), tidak akan ditemui ketentuan umum yang dapat digunakan mengaktualisasikan suatu perbuatan pidana sebagai delik pers, termasuk delik khusus bagi insan pers.5 Istilah delik Pers sendiri sebenarnya bukan merupakan hukum, melainkan hanya sebutan umum di kalangan masyarakat, khususnya praktisi dan pengamat hukum, untuk melakukan panamaan pasal-pasal KUHP yang berkaitan dengan Pers.

4

Junaedi. Fajar. 2013. Jurnalisme Penyiaran Dan Reportase Televisi. Jakarta : Kharisma Putra Utama hlm 79

5

(5)

Delik Pers sendiri bukanlah suatu delik yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari delik-delik khusus yang yang berlaku umum. Tindak pidana itu disebut sebagai delik Pers karena yang sering melakukan pelanggaran atas delik itu adalah Pers.6 Sebagai contoh adalah pemberitaan mengenai pembuatan kosmetik palsu yang mengandung banyak zat mercuri. Dalam pemberitaan tersebut ditayangkan hasil wawancara dengan pelaku kejahatan, cara pembuatan kosmetik palsu yang dipraktekkan oleh pelaku kejahatan, serta efek samping menggunakan kosmetik palsu. Hasil wawancara dengan pelaku kejahatan ditayangkan dengan cara menyamarkan nama, wajah, dan suara dari si pelaku kejahatan. Penyamaran identitas pelaku kejahatan ini didasarkan pada hak tolak sebagaimana terdapat dalam Pasal 4 ayat (4) UU Pers. Efek samping menggunakan kosmetik palsu ini adalah kulit memerah, timbul bercak-bercak atau flek-flek hitam khususnya di wajah. Mengedarkan atau menjual kosmetik palsu adalah kejahatan yang melanggar Pasal 204 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa menjual, menawarkan, menyerahkan atau membagi-bagikan barang, yang diketahui bahwa membahayakan nyawa atau kesehatan orang, padahal sifat berbahaya itu tidak diberitahukan, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Oleh karena kejahatan yang diberitakan tersebut termasuk dalam Bab VII KUHP, yakni kejahatan yang membahayakan nyawa orang, maka berdasarkan Pasal 165 KUHP Insan Pers sebagai warga negara yang

6

(6)

baik seharusnya menindaklanjuti pemberitaan tersebut dengan melaporkan si pelaku kejahatan yang membuat dan mengedarkan kosmetik palsu tersebut kepada pejabat kehakiman atau kepolisian.

Tindakan Insan Pers yang demikian bertentangan dengan Pasal 165 KUHP yang berisi tentang kewajiban bagi setiap warga negara yang mengetahui tentang adanya suatu kejahatan untuk melaporkan kejahatan tersebut kepada pejabat kehakiman atau kepolisian, sehingga dapat menjadi suatu Persoalan karena di satu sisi dengan adanya Undang-Undang Pers pada diri Insan Pers (wartawan) tersebut tidak terdapat kesalahan, sedangkan di sisi lain dengan berpedoman pada Pasal 165 KUHP Insan Pers tersebut dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana. Namun disamping itu kemerdekaan, kebebasan, yang disesuaikan dengan tugas pers tersebut diatas tidak saja negatif dalam karakternya dan yang merupakan kritik konstruktif, melainkan pula bersifat positif, dengan menyampaikan inisiatif yang sah dan tujuan-tujuan yang baik dari pemerintah kepada khalayak ramai.7

Aspek-aspek yuridis dari beberapa persoalan mengenai pers termasuk tugas dan perhatian para sarjana hukum. Perlu ditinjau mengenai persoalan kebebasan pers beserta pembatasan-pembatasan yang dipandang sah dan konstitusionil di samping pembatasan yang terlarang. Selain itu juga perlu ditinjau mengenai persoalan pertanggungjawaban pidana atas isi dari tulisan-tulisan dalam pers. Hak jawab dan hak ingkar wartawan

(7)

merupakan persoalan hukum pula yang perlu mendapatkan pemecahan yang memuaskan.8

Memang disadari bahwa dalam penyelenggaraan pers yang dilaksanakan oleh manusia yang tak luput dari segala kesalahan, maka kadang-kadang di dalam pemberitaannya terjadi pula hal-hal yang menimbulkan dampak negatif seperti pemberitaan tentang kejahatan yang terlalu berlebih-lebihan, pemberitaan yang bersifat sensasional, pornografi dan lain-lainnya sehingga menimbulkan keresahan masyarakat. Masyarakat banyak beranggapan bahwa lembaga pers lebih menyukai berita-berita yang bersifat negatif daripada yang positif. Pers lebih gairah menulis tentang kegagalan, konflik, pelanggaran atau ketidakberesan yang terjadi dalam masyarakat yang dilakukan atau menimpa siapapun, daripada memberitakan hal-hal yang positif, keberhasilan, kerukunan, prestasi dan semacamnya.

Bahkan, ada pendapat yang sangat ekstrim mengenai hal ini, yakni peristiwa-peristiwa baik di masyarakat bukanlah berita bagus untuk pers, sebaliknya berita-berita buruk di masyarakat adalah berita bagus bagi pers. Persepsi salah tentang pers di kalangan publik, ditambah gaya wawancara wartawan yang kadang seperti seorang interogator memeriksa pesakitan, kian memperparah ketidakyakinan kalangan eksekutif senior, pejabat pemerintah atau tokoh organisasi untuk percaya bahwa pers bisa

8

(8)

dimanfaatkan sebagai sarana pembentukan opini publik yang positif tentang lembaga maupun citra produknya.

Para insan pers dalam hal ini wartawan pencari berita mendapatkan perlindungan hukum dari pemerintah. Sesuai Pasal 8 Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang dimaksud dengan “perlindungan hukum” adalah :

“Jaminan perlindungan pemerintah dan atau masyarakat kepada wartawan dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Oleh karena itu, berdasar hal-hal sebagaimana yang dijelaskan diatas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “TINJAUAN YURIDIS PENYEMBUNYIAN IDENTITAS PELAKU TINDAK PIDANA OLEH PERS DALAM ACARA BERTEMA INVESTIGASI KRIMINAL”.

B. Rumusan masalah

1. Apakah perbuatan insan pers (wartawan) yang menyembunyikan identitas ini merupakan tindakan melanggar ketentuan hukum pidana? 2. Apakah insan pers (wartawan) yang melakukan peliputan investigasi

tersebut apabila tidak melaporkan kepada yang berwajib dapat dikenakan pidana?

C. Tujuan penelitian

(9)

1. Untuk mengetahui perbuatan insan pers (wartawan) yang menyembunyikan identitas ini merupakan tindakan melanggar ketentuan hukum pidana.

2. Untuk mengetahui apakah insan pers (wartawan) yang melakukan liputan investigasi tersebut apabila tidak melaporkan kepada pihak yang berwajib dapat dikenakan pidana.

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Akademis

a. Bagi penulis untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum; b. Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis serta

memberikan manfaat bagi pembaca, dalam bidang hukum jurnalistik terutama penerapan hukum pidana terhadap Insan Pers yang ditinjau dari Undang-Undang No 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan KUHP.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan masukan kepada aparat hukum dan masyarakat terkait dalam melaksanakan ketentuan hukum yang berhubungan dengan Insan Pers.

(10)

E. Kegunaan Penelitian

Penulisan skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan kepada masyarakat maupun kepada mahasiswa untuk mengetahui bagaimana pengaturan kebebasan pers dalam acara bertema investigasi kriminal menurut undang-undang no. 40 tahun 1999 tentang Pers dan KUHP.

F. Metode penulisan 1. Metode pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yuridis normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan konsep legis positivis yang menyatakan bahwa hukum adalah identik dengan norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga-lembaga atau pejabat yang berwenang. Selain itu konsep ini juga memandang hukum sebagai sistem normatif yang bersifat otonom, tertutup dan terlepas dari kehidupan masyarakat.

2. Sumber data

Data yang digunakan adalah data primer dan di dukung data sekunder.

a. Data Primer

Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan permasalahan ini, yaitu :

(11)

2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) 3. Kode Etik Jurnalistik

b. Data sekunder

Bahan hukum sekunder diperoleh dengan cara melakukan inventarisasi terhadap buku literatur, dokumen, artikel, dan berbagai bahan yang telah diperoleh, dicatat kemudian dipelajari berdasarkan relevansi-relevansinya dengan pokok permasalahan yang diteliti yang selanjutnya dilakukan pengkajian sebagai satu kesatuan yang utuh.

3. Metode Analisis Bahan Hukum

Bahan hukum yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan merangkai data yang telah diperoleh dan disusun sistematis, kemudian ditarik kesimpulan. Dan kesimpulan yang diambil dengan menggunakan cara berpikir deduktif, yaitu dengan cara berpikir yang mendasar pada hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.

F. Rencana sistematika penulisan

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, tujuan dan kegunaan penulisan, definisi operasional, kerangka teoritis, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERS DI INDONESIA

Dalam bab ini akan diuraikan teori-teori yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini, antara lain sejarah dan pengertian-pengertian, perkembangan pers di Indonesia, fungsi dan peranan pers, ruang lingkup peliputan dan liputan investigasi.

BAB III ANALISIS HUKUM MENGENAI TINDAKAN MENYAMARKAN IDENTITAS PELAKU KEJAHATAN OLEH PERS MELALUI MEDIA ELEKTRONIK (TELEVISI)

Dalam bab ini akan dibahas mengenai keefektifan pelaksanaan pemberian sanksi terhadap pers yang menyamarkan identitas pelaku kejahatan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

(13)

i

BERTEMA INVESTIGASI KRIMINAL

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh:

FADEL MUHAMMAD HABIBIE

201010110311220

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

(14)

i

BERTEMA INVESTIGASI KRIMINAL

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum

Oleh:

FADEL MUHAMMAD HABIBIE 201010110311220

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

(15)
(16)
(17)
(18)

v

Lakukan bagianmu semampu yang kamu bisa, Selanjutnya,

Biarkan tuhan melakukan hal yang tak kamu bisa !!!

Tersenyumlah agar segalanya nampak indah meski hidup ini tak

begitu mudah !!!

Jangan pernah menyerah untuk sesuatu yang penting bagimu dan

yang kamu cintai. Setiap kali kamu ingin menyerah, ingat kembali

kenapa kamu memulai. Ingat kembali untuk apa dan untuk siapa,

(19)

vi

memberikan rahmat dan karunianya yang tidak terhingga kepada hambanya sehingga penulisan tugas akhir ini terselesaikan. Dan tidak lupa shalawat dan salam kepada Nabi menyempurna agama dan akhlaq manusia Rasullulah Muhammad SAW sebagai yang telah memberikan pencerahan kepada ummat manusia dengan risalah yang tidak tertandingi nilainya.

Dengan terselesaikannya skripsi ini merupakan sebuah proses yang cukup berharga bagi penulis karena banyak pelajaran yang didapatkan dari seluruh aktivitas penyelesaiannya. Dan tentunya skripsi ini memungkinkan terdapat kelemahan dan perdebatan, maka penulis menyampaikan harapan untuk kritik dan saran untuk membangun khazanah serta pengembangan akademik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Pada civitas akademis Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (FH-UMM) yang telah memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal dan informal bagi penulis dalam pengembangan diri. Khususnya :

1. Ayahanda NOOR TAUFIK HIDAYAT S.H. dan Ibunda BINTI MUARIFAH, kakanda CLAUDIA KARTIKA NOVIA ANDINI S.E. serta keluarga besar saya yang saya sayangi dan saya banggakan yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang tidak pernah terputus curahan kasih sayang dan doanya dalam setiap detiknya, serta dengan tulus memberikan

(20)

vii

untuk membalas itu semua, kecuali secirca doa “jazaakumullah biahsan

il-jaza’ “amin….!!!

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Dr. Muhadjir Efendy.MAP selaku motivator dan inspirator dalam penyelsaian tugas akhir ini.

3. Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendorong penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir dan banyak memberikan bantuan dalam kelancaran penulisan tugas akhir.

4. Bapak Sidik Sunaryo S.H., M.Si., M.Hum. Selaku dosen pembimbing I dan Bapak Mokh. Najih S.H., M.Hum.selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran-saran konstruktif serta membuka wawasan pemikiran bagi penulis.

5. Seluruh dosen, pejabat laboratorium dan para staff Tata usaha Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang yang tidak pernah lelah membakar api semangat dan sedikit banyak telah membantu kelancaran serta selalu mendoakan agar penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.

6. Kepada teman-teman angkatan 2010, Kasyful Qulub, Risky Wiyardi, Eka Mozaldi, Harmawan Hatta, Wahyu Bhakti, Muharto, Mujadihidin Agung, Fany, Danang dan lainna yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu.

(21)

viii

segala kekhilafan dan kesalahan yang penulisan saya mohon maaf.

Billahitaufiq wal hidayah.

Wa Billahi Fosabilil Haq Fastabihul Khairaat.

Penulis

(22)

ix

Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat ... iv

Ungkapan Pribadi / Motto ... v

C. Tinjauan Reportase Investigasi ... 22

D. Tinjauan Tentang Etika Jurnalistik Dalam Investigasi Kriminal ... 26

E. Tata Cara Pembuatan Berita Investigasi Kriminal ... 33

F. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Dalam Program Acara Investigasi Kriminal Di Televisi ... 43

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perbuatan Insan Pers (Wartawan) Yang Menyembunyikan Identitas Ditinjau Dari Perspektif Aturan Perundang-Undangan Dan Pendapat Ahli Hukum (Doktrin) ... 46

1. Dari Perspektif Aturan Perundang-Undangan ... 46

2. Dari Perspektif Pendapat Ahli Hukum (Doktrin) ... 60

B. Analisis Terhadap Tindakan Insan Pers (Wartawan) Yang Melakukan Peliputan Investigasi Ditinjau Dari Perspektif Aturan Perundang-Undangan Dan Pendapat Ahli Hukum (Doktrin) ... 70

1. Dari Perspektif Aturan Perundang-Undangan ... 72

2. Dari Perspektif Pendapat Ahli Hukum (Doktrin) ... 77

3. Analisis Program Reportase Investigasi ... 81

(23)
(24)

xi

C.S.T. Kansil dan Christie S.T. Kansil, Pokok-pokok Hukum Pidana,Pradnya Paramita, Jakarta

Fajar Junaedi, 2013, Jurnalisme Penyiaran Dan Reportase Televisi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

H. M. Hamdan, 2012, Alasan Penghapusan Pidana (Teori dan Studi Kasus),

Bandung, PT Refika Aditama

Junaedi. Fajar. 2013. Jurnalisme Penyiaran Dan Reportase Televisi. Jakarta : Kharisma Putra Utama

Morrisan, 2010, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Muis, 1999, Jurnalistik Hukum Komunikasi Massa, Jakarta, Dharu Anuttama Nasrullah. 2010. JEJAK PERS : Sebuah Mimpi Menuju Pers Profesional. Malang

: Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

Oemar Seno Adjie. 1990 (I). Perkembangan delik pers di Indonesia. Jakarta : Erlangga

Oemar Seno Adji. 1977. Mass Media dan Hukum. Jakarta : Erlangga

Oemar Seno Adji. 1987 (III). Perkembangan Delik Pers Di Indonesia. Jakarta : Erlangga.

R. Achmad Soemana Di Pradja, 1982, Asas-Asas Hukum Pidana, Bandung, Penerbit Alumni

Sedia Willing Barus, 2010, Jurnalistik; Petunjuk Teknis Menulis Berita, Jakarta, Erlangga

Sobur, Alex. (2001). Etika Pers Profesionalisme dengan Nurani. Bandung : Humaniora Utama Press

Tim Aji Jakarta, 2014, Pedoman Perilaku Jurnalis, Jakarta, Aliansi Jurnalis Independen

(25)

xii

Wiryono Projodikoro, 2002, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Jakarta, PT.ERESCO

Internet :

Eka, Efek Sosial Media Massa Pada Masyarakat Multi Etnik, http//:ekawenats.kacaajaib.blogspot.com, Diakses Tanggal 30 Agustus 2014, Pukul 10.00 WIB.

http://google.com/Unsur-unsur_tindak_pidana_dalam_hukum_pidana/2013, diakses pada 18 November 2014, pukul 15.45 Wib

http://google.com_CelotehKu_Analisis_Buku_Peliputan_Investigasi_Dandhy_Dw i_Laksono.html , diakses pada tanggal 6 November 2014, pada pukul 16.45 WIB.

Perundang-undangan :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Peraturan lainnya :

(26)

xiii

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Permendagri

dengan mendefinisikan modal sosial sebagai seperangkat sumber daya yang melekat pada hubungan keluarga dan dalam organisasi sosial kornunitas dan yang berguna bagi

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, LAPAN mendukung kegiatan pengelolaan sumberdaya alam, dengan memanfaatkan data satelit penginderaan jauh untuk pemetaan

Kegiatan menutup pelajaran merupakan kegiatan yang berperan penting dalam memper- kuat atau merevisi apa yang baru saja dipelajari, memberikan gambaran menyeluruh tentang hubungan

Maxwell dalam buku "The Winning Attitude" menggambarkan, "orang berubah ketika mereka cukup sakit sehingga harus berubah; cukup belajar sehingga

Berbagai cara pengendalian penyakit ini telah dilakukan termasuk penggunaan bahan kimia (pestisida), namun pengendalian secara kimiawi yang tidak sesuai anjuran

Penebalan batubara berdasarkan peta Isopach seam II relatif menebal kearah Tenggara dari lapisan batubara paling tipis, dimana lapisan batubara yang paling

Pada lintasan 2 di indikasikan terdapat aquifer tertekan yang berada pada kedalaman lebih dari 40 m dengan lapisan penutup (impermeabel) yang mirip dengan