BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembunuhan terhadap suami yang dilakukan istri merupakan fenomena sosial yang pada saat ini menjadi sorotan banyak pihak. Fenomena tersebut semakin memprihatinkan karena semakin banyak kasus pembunuhan suami yang dilakukan istrinya. Seperti yang dikemukakan dalam Nyata ( 2010, IV Oktober ) pada kasus istri yang membunuh dan memutilasi suaminya sendiri pada 21 Oktober 2010. Biasanya pembunuhan terhadap suami dilakukan dalam periode yang lama dan dilakukan sendiri atau dengan menyuruh pihak ketiga. Kasus pembunuhan suami yang dilakukan istri dikenai dengan pasal pembunuhan berencana meskipun dengan latar belakang KDRT. Namun sekarang ada perubahan undang-undang pidana mengenai pembunuhan suami dengan latar belakang KDRT.
Bahwa terdapat 13 faktor potensi dan bersifat kumulatif yang menjadi penyebab timbulnya kasus kriminal, istri membunuh suaminya sendiri. Sikap, perilaku dan tindakan suami yang seringkali berbuat kejam seperti memukul, menyiksa dan menganiaya terhadap istri menjadi faktor dominan (Syafiudin & Hisyam, 1998).
Hasil penelitian yang dilakukan Agastyasti ( 2006 ) membuktikan bahwa latar belakang kejahatan wanita melakukan kejahatan pembunuhan tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan atau berhubungan. Faktor tersebut merupakan gabungan dari faktor-faktor yang meliputi lemahnya penghayatan kepada agamanya, pengaruh umur, faktor pendidikan, faktor ekonomi, faktor dendam atau jengkel, faktor takut kepada suami, faktor harga diri, faktor membela diri, dan faktor kejiwaan.
Penyebab istri membunuh suaminya yang ditemukan peneliti di LPW Malang, dikarenakan perselingkuhan yang dilakukan suami dan adanya kekerasan dalam rumah tangga. Seperti yang dikemukakan dalam Nyata (2010, IV Oktober) pada kasus istri membunuh dan memutilasi suaminya sendiri hal itu dikarenakan suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan istri.
Fenomena wanita yang membunuh suaminya mempunyai dampak buruk bagi beberapa pihak, yaitu:
- Anak menjadi terlantar kerena tidak ada keluarga inti yang dapat merawatnya. - Keluarga suami dan keluarga wanita sendiri akan kecewa dengan perbuatan yang
dilakukan wanita yang telah membunuh suaminya.
- Hubungan antara keluarga suami dengan keluarga wanita menjadi renggang.
- Wanita mempunyai dampak psikologis yang negatif terhadap pengalaman traumatisnya.
maka akan menimbulkan depresi. Seperti yang dikatakan Hall&Fincham (2005) dampak negatif tidak dapat memaafkan diri sendiri (self forgiveness) dihubungkan dengan neuritik, depresi, kecemasan dan permusuhan.
Baumiester (dalam Wohl,DeShea dan Wahkinney, 2008) mengatakan ketika seseorang melakukan kesalahan dalam hubungan dengan orang yang signifikan, akan berakibat menyesalinya. Sehingga, kepercayaan terhadap diri sendiri untuk melakukan perilaku yang salah menghasilkan pemikiran yang destruktif, perasaan, dan perilaku terhadap dirinya sendiri. Misalnya seseorang tidak menyukai dirinya sendiri atau mempercayai dirinya tidak berharga, hal tersebut merupakan orang yang gagal untuk memaafkan dirinya (self forgiveness).
Self forgiveness adalah melepaskan diri dari situasi bersalah atau menyalahkan diri sendiri. Bukan berarti menghindari pertanggungjawaban apa yang telah dilakukan. Self forgiveness bukan menghakimi diri sendiri apakah buruk tindakan yang telah dilakukan. Tetapi lebih menemukan sikap mencintai diri sendiri (Simonelli, 2007).
Wohl, DeShea, dan Wahkinney (2008) mengatakan bahwa self forgiveness berhubungan dengan psychological well being dalam konteks hubungan yang signifikan.
Sama halnya menurut Enright (dalam Wohl, DeShea, dan Wahkinney, 2008) self forgiveness bertanggung jawab menghadapi sesuatu yang salah ketika menunda pemikiran negatif, perasaan dan perilaku yang berhubungan langsung dengan diri sendiri ( self ) menggantinya dengan perasaan kasihan, kemurahan hati, dan cinta. Enright berpendapat bahwa self forgiveness bersinonim dengan self reconciliation (berdamai pada diri sendiri).
Pada model proses self forgiveness sebelumnya seperti Hall & Fincham (2005) menggunakan subyek penelitian terhadap self forgiveness pada anak tiri. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Hall & Fincham ( 2008 ), partisipan yang digunakan 148 mahasiswa dengan beragam etnis dimana mereka diindikasikan telah melakukan sesuatu yang menyakitkan dan penyesalan kepada orang lain selama 3 hari terakhir. Sehingga belum ada penelitian self forgiveness mengenai kasus kriminal tindak pidana. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan subyek wanita yang membunuh suaminya.
dengan self forgiveness. Dengan menumbuhkembangkan self forgiveness, berarti individu dapat belajar mencintai diri sendiri dan tidak terlalu lama menyalahkan diri sendiri dalam kesalahan yang sudah dilakukan, menyadari sebagai manusia dan semua kesalahan-kesalahan yang sudah dilakukan, merelakan semua kenangan dan kejadian yang menyakitkan dan mengembangkan pandangan optimis tentang masa depan, dan menyadari bahwa mereka mempunyai nilai dan self worth yang bisa membuka diri untuk mencintai orang lain dalam cara yang baru dan menghormati diri sendiri. Perilaku berdamai secara positif akan berdampak pada menerima maaf dan self forgiveness.
Dari penjelasan tersebut peneliti ingin meneliti bagaimana gambaran proses self forgiveness pada wanita yang membunuh suaminya. Sehingga mereka bisa mengatasi masalah psikologis yang dialaminya, dampak trauma dari pengalaman masa lalunya dan belajar tidak menyalahkan diri sendiri dalam waktu yang lama.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelititan ini adalah bagaimana gambaran proses self forgiveness pada wanita yang membunuh suaminya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran proses self forgiveness pada wanita yang membunuh suaminya.
D. Manfaat Penelitian
Ce document à été crée avec Win2pdf disponible à http://www.win2pdf.com/fr
SELF FORGIVENESS
PADA WANITA YANG MEMBUNUH
SUAMI
SKRIPSI
Oleh:
Fitria Nur Kurniawati
NIM: 07.810.115
FAKULTAS PSIKOLOGI
SELF FORGIVENESS
PADA WANITA YANG
MEMBUNUH SUAMI
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan memperoleh
Gelar sarjana (S-1) psikologi
Oleh:
Fitria Nur Kurniawati
NIM: 07.810.115
FAKULTAS PSIKOLOGI
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Judul Skripsi : Self forgiveness pada wanita yang
membunuh suami
2. Nama Peneliti : Fitria Nur Kurniawati
3. Nim : 07810115
4. Fakultas : Psikologi
5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
6. Waktu Penelitian : 16 Mei- 15 Juni 2011
Malang, 21 Juli 2011
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi telah diuji oleh dewan penguji
Tanggal, 21, Juli 2011
Dewan Penguji Tanda
Tangan
Ketua Penguji : Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si
_________________
Anggota Penguji : 1. DR. Diah Karmiyati, M.Si
_________________
2. Zainul Anwar, S.Psi, M.Psi _________________
sahkan
Dekan Fakultas Psikologi
Univertas Muhamadiyah Malang
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fitria Nur Kurniawati
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 20 Mei 1989
NIM : 07810115
Fakultas : Psikologi
Judul Skripsi : Self Forgiveness Pada Wanita Yang Membunuh
Suami
Menyatakan bahwa skripsi adalah hasil karya saya sendiri dan bukan karya
tulis orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan
yang digunakan dalam naskah ini dan disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai
dengan undang- undang yang berlaku.
Mengetahui,
Malang, 21 Juli 2011
Ketua Program Studi Yang BertandaTangan
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah dengan Rahmat-Nyalah karya tulis ilmiah ini terselesaikan,
meskipun banyaknya rintangan dan hambatan dalam proses penulisan pada
akhirnya penelitian ini terselesaikan dengan baik. Itu semua karena adanya
motivasi dari semua pihak untuk peneliti.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada banyak pihak.
Pertama-tama tentu saja kedua Guru Besar hidupku yang perPertama-tamakali sebagai pendidik
yakni Ayahanda Nuradi, sebagai pahlawan kehidupan yang mendidikku untuk
independent dan iringan do’a yang begitu syahdunya membuat penulis bisa
menembus rintangan yang cukup berat. Dan kepada Ibunda Nanik Indayati,
dengan do’a yang cukup menggetarkan hati membuat penulis memiliki impian
yang tinggi sehingga berdampak pada penelitian ini. Ungkapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Dra. Iswinarti, M.Si sebagai dosen wali yang selama ini membimbing
peneliti dan memberikan ilmunya kepada peneliti.
3. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si (Dosen Pembimbing I) dan Bapak
Salis Yuniardi (Dosen Pembimbing II) Atas segenap waktu luang untuk
bimbingannya baik dari segi teori maupun mental, yang karena itu penulis
bisa menyelesaikan penelitian dengan baik.
4. Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Psikologi UMM, yang telah
memberikan banyak hal mengenai ilmu Psikologi pada penulis.
5. Teruntuk Kanwil Hukum & HAM Surabaya terimakasih banyak atas
bantuan dan kerja samanya, telah mengijinkan penulis melakukan penelitan
6. Teruntuk pihak LPW Malang ( ibu Yuni, Ibu Martiningsih, ibu Lidna dan
ibu Lilik ), terimakasih atas bantuan dan kerja samanya ketika penulis
melakukan penelitian di LPW Malang.
7. Teruntuk ibu SH, ibu AN, dan keluarga ibu AN, terimakasih untuk
kesediaannya menjadi subyek penelitian penulis.
8. Teruntuk Uyud my lovely and my hero, atas kebersamaan kita thanks a lot
for everything.
9. Keluarga besar kos Sunan Giri.
10.Teman-temanku bahkan lebih dari sebuah teman F-Psikologi ( Titin, Santi,
Iim, Likita, Zaki, Rahma, Anie, Awan, Alie, Lia, Tyo, dan Upli ), I’LL
MISS YOU
11.Teman-temen antrian bimbingan bu Naning, terimakasih atas diskus inya.
12.Spesial untuk semua anggota komisariat khususnya Psikologi.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan utnuk terwujudnya penyusunan skripsi yang lebih sempurna.
Akhirnya besar harapan penulis semoga penyusunan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua bagi Fakultas Psikologi UMM.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Malang,21 Juli 2011
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
2. Perspektif self forgiveness ... 7
3. Faktor self forgiveness... 7
4. Model self forgiveness... 9
5. Proses fase self forgiveness ... 12
6. Tingkatan forgiveness ... 12
B. Agresi... 13
1. Agresi ... 13
2. Definisi agresi ... 15
3. Teori-teori agresi ... 17
4. Faktor pengarah dan Pencetus agresi ... 18
5. Perkembangan dan Bentuk-bentuk agresi ... 18
6. 4 faktor determinan yang Menghambat agresi ... 19
C. Pembunuhan ... 19
1. Definisi pembunuha n ... 19
2. Bentuk pembunuhan criminal ... 20
3. Faktor pembunuhan ... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28
1. Gambaran Subjek Penelitian ... 28
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 28
B. Analisa Data ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan... 41
B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model self forgiveness oleh Hall&Fincham
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Self forgiveness pada subyek SH
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 : Guide interview
Lampiran 2 : Instrumen penentuan subyek penelitian
Lampiran 3 : Verbatim
Lampiran 4 : Informed Consent
Lampiran 5 : Surat ijin Fakultas Psikologi
DAFTAR PUSTAKA
Anggap ingkari janji, seorang wanita bantai dan mutilasi suami. (2010, IV Oktober edisi 2051). Nyata, hal. 36
Agastyasti, S. (2006). Latar belakang kejahatan pembunuhan yang dilakukan
wanita serta cara pembinaannya di lembaga pemasyarakatan wanita klas I A Semarang (Studi Kasus di Kota Semarang) ( Skripsi, Fakultas ilmu sosial jurusan hukum dan kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah )
Baron, R., & Byrne, D., (2005). Psikologi sosial edisi kesepuluh jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.
Fakultas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penyusunan skripsi. Malang: UMM
Press.
Flanigan, B. ( 2000, 10 Januari). Degrees of forgiveness. Christianity today.
Friedman, P., & Toussaint, L., (2006). The relationship between forgiveness, gratitude, distress, and well-being: an integrative review of the literature. The international journal of healing and caring on- line volume 6, no.2 may.
Hall, J., & Fincham, F., (2005). Self–forgiveness: The stepchild of forgiveness research. Journal of Social and Clinical Psychology, Vol. 24, No. 5, 2005, pp. 621-637
. (2008). The temporal course of Self– forgiveness.Journal of Social and Clinical Psychology, Vol. 27, No. 2, 2008, pp. 174–202.
Hanurawan, F., (2004). Pengantar psikologi sosial. Malang: Triumviat
independent edision.
Hisyam, M., (1998). Faktor-faktor penyebab istri membunuh suaminya dan
model pembinaan di lembaga pemasyarakatan: studi tentang kriminalitas wanita dan proses sosialisasinya di LP khusus wanita di Malang. Abstrak dari: ITB Central Library.
Krahè, B., ( 2005 ). Perilaku agresif. Yogyakarta : Pustaka belajar.
Mcconnell, J., (2009). Confirming a model of self-forgiveness ( Tesis, Ball State University Muncie, Indiana ).
Morral, P., (2006). Murder and society. UK: Willey
Murphy, P., ( t.t ). Forgiving oneself. Diperoleh dari www.osun.org
Setyoashih, D., Karyono&Indrawati E., (t.t). Pengambilan keputusan membunuh
suami pada narapidana di lapas wanita II-A Malang. Abstrak dari:
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
Simonelli, R., (t.t). A forgiveness trilogy. Diperoleh dari www.osun.org
Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Sumiati, N., (t.t). Dinamika faktor-faktor dan timbulnya tindak kriminal yang dilakukan wanita: Studi kasus mengenai wanita yang membunuh suami di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tangerang. Abstrak dari:
www.lontar.ui.ac.id.