Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh:
Dewi Febriyanti
NIM: 109051100047
KONSENTRASI JURNALISTIK
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syari Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah penulis
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli penulis
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orag lain, maka penulis bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Juli 2013
i
Penyimpangan Publik di Program Berita Kompas TV)
Dengan banyaknya arus berita informasi di era ini, membuat media memiliki banyak cara untuk membuat berita dalam tayangannya dapat menarik perhatian masyarakat, salah satunya yaitu bagaimana mereka memproduksi berita tersebut dengan keaslian, kebenaran serta sesuai dengan etika penyiaran Indonesia. Informasi yang sampai kepada kita merupakan hasil seleksi dari penyaringan berita yang dilakukan berdasarkan kebijakan yang telah disepakati serta beberapa hal yang mempengaruhi isi media. Penyaringan berita itulah yang kemudian disebut
gatekeeping. Berkas Kompas merupakan salah satu program berita dengan liputan mendalam dan investigasi, tak ayal banyak beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilahan atau penyeleksian dalam produksinya serta hal-hal yang mempengaruhi isi berita tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti melakukan penelitian di Kompas TV serta mengkhususkan pada program Berkas Kompas, dengan rumusan pertanyaan Bagaimana proses gatekeeping dalam produksi berita isu penyimpangan publik di program Berkas Kompas? Serta Berita investigasi apa saja yang diangkat oleh Berkas Kompas sebagai news current affairs?
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian konstruktivis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Serta menggunakan metode penelitian analisis isi kualitatif yang menggunakan varian pendekatan pada metodologi kualitatif studi kasus yang merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
Teori yang digunakan adalah teori gatekeeping. Ini menjelaskan tentang penyeleksian atau pemilahan dari arus berita atau saluran informasi yang mengalir. Cakupan teori ini tidak hanya sebagai memilih tetapi pengendalian serta memutuskan segala informasi. Dan kemudian dengan menambahkan konsep dari pamela J. Shoemaker yaituh hierarchy of Influence atau hirarki pengaruh.
Berdasarkan penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan, bahwa studi
gatekeeping yang dilakukan dalam program Berkas Kompas memiliki banyak tahapan mulai dari gatekeeping pra produksi, produksi dan pasca produksi. Dalam tahapan seluruh mekanisme gatekeeping produksi berita investigasi tersebut, juga dipengaruhi oleh lima level hierarchy of influence yang terdiri dari level individual, rutinitas media, organisasi, ekstamedia serta ideologi.
ii
Maha Agung yang dengan kekuasaan dan limpahan anugerah serta nikmat yang tak
terukur kepada saya selaku penulis, sehingga dapat memulai dan menyelesaikan
skripsi dengan judul “Studi Gatekeeping dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isi Isu Penyimpangan Publik di Program Berita Kompas TV)”. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah kepada junjungan baginda Nabi Besar Muhammad SAW.
Amien.
Penulis menyadari kekurangan serta kelemahan yang terdapat pada diri
penulis, khususnya pada penyelesaian skripsi ini. Namun Alhamdulillah dengan
kekuasaan serta keridhoan ALLAH SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
Penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud melainkan karena dukungan dan bantuan
dari banyak pihak, Oleh karena itu Penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan
setulus hati kepada:
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pembantu Dekan I bidang
Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, selaku Pembantu Dekan II bidang
Administrasi umum, Drs. Studi Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan III
bidang Kemahasiswaan yang telah memberikan kesempatan kepada
iii
selalu memberi saran dan tak henti-hentinya memberi semangat dan
kemudahan terhadap mahasiswa/I nya di Jurnalistik.
4. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan serta wawasan ilmu dalam membuat skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi
khususnya terima kasih kepada Dosen Jurnalistik yang telah mendidik
penulis dengan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
6. Ucapan terimakasih yang sangat dalam dan tulus kepada seluruh keluarga
kepada Ayahanda, ibunda serta seorang kakak, yang selalu mendoakan,
membimbing, serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan cinta
yang tulus.
7. Seluruh kawan-kawan mahasiswa/I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya angkatan 2009 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
banyak moment berharga bersama kalian saat-saat masa perkuliahan.
Semoga tetap menjadi keluarga jurnalistik yang utuh. Semangat untuk
kawan-kawan dan semoga sukses!
8. Keluarga Besar KMM (Komunitas Musik Mahasiswa) RIAK, yang telah
iv
tidak bisa disebutkan satu persatu. Tetap semangat berorganisasi.
10.Kawan-kawan NG regional Jakarta dan Bandung, terimakasih atas sharing
dan berbagi ilmunya.
11.Redaksi Kompas TV, khususnya bagian News Magazine program Berkas Kompas, ka nima, bang odit, bang pepep, bang anton, bang arya, ka
mercy, bang adit, yang telah membantu penulis dalam penelitiannya.
12.Untuk dea, bang marlin, Tania, jauhari, dul, linda, Yusuf gandang,
Khaeru, terima kasih sudah memberi semangat dan membantu penulis
dalam skripsi ini. Jalan masih panjang, tetap semangat untuk masa depan.
Sukses guys!
13.Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
Jakarta, 11 Juli 2013
v
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D. Metodologi Penelitian ... 7
1. Pendekatan dan Paradigma ... 7
2. Metode Penelitian ... 7
3. Subjek dan Objek Penelitian ... 8
4. Tempat dan Waktu Penelitian ... 8
5. Teknik Pengumpulan Data ... 9
6. Teknik Analisa Data ... 9
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN A. Gatekeeping... 13
1. Definisi Gatekeeping Kurt Lewin ... 13
2. Model Gatekeeping David White Manning ... 14
vi
3. Pasca Produksi ... 19
C. Hierarchy Of Influence Pamela J. Shoemaker ... 20
1. Level Individual ... 20
2. Level Rutinitas Media ... 21
3. Level Organisasi ... 22
4. Level Ekstramedia ... 23
5. Level Ideologi ... 23
D. Berita ... 24
1. Pengertian Berita ... 24
2. Jenis – Jenis Berita ... 24
3. Format Berita ... 25
E. Jurnalisme Investigasi ... 27
1 BAB III GAMBARAN UMUM PROGRAM BERKAS KOMPAS A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Kompas TV ... 30
B. Visi dan Misi Kompas TV ... 31
C. Struktur Organisasi Kompas TV ... 32
D. Program – Program Kompas TV... 33
E. Program Berita Berkas Kompas ... 34
F. Visi dan Misi Program Berkas Kompas ... 37
G. Tim Program Berkas Kompas ... 37
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS A. Proses Gatekeeping dalam Program Produksi berita isu Penyimpangan Publik di Program Berkas Kompas ... 39
vii
2. Gatekeeping Pada Proses Produksi ... 50
3. Gatekeeping Proses Pasca Produksi ... 66
B. Analisis Isi Berita Investigasi ... 72
1. Episode Raja Jalanan... 72
2. Episode Bali Not for Sale ... 80
3. Episode Hukum dan Narkoba ... 82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
viii
Tabel 2 Susunan Tim Program Berkas Kompas ... 37
Tabel 3 Tema dalam Beberapa Episode Program Berkas Kompas... 44
Tabel 4 Potongan Naskah Program Berkas Kompas ... 63
ix
Gambar 2.2 Model Gatekeeping Westley dan MacLean ... 16
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kompas TV ... 32
Gambar 4.1 Bagan Alur Sumber Pemberi Tema Sampai Tema Terseleksi 43 Gambar 4.2 Bagan Rapat Redaksi ... 47
Gambar 4.3 Bagan Kegiatan Riset Program Berkas Kompas ... 50
Gambar 4.4 TOR (Term of Reference) Berkas Kompas... 57
Gambar 4.5 Bagan Proses Produksi Program Berkas Kompas ... 65
x Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3 Wawancara Pribadi dengan Produser Program Berkas Kompas
Lampiran 4 Wawancara Pribadi dengan Reporter Program Berkas Kompas
Lampiran 5 Wawancara Pribadi dengan kamerawan Program Berkas Kompas
Lampiran 6 Wawancara Pribadi dengan Editor Program Berkas Kompas
1
A. Latar Belakang Masalah
Kompas TV merupakan televisi pendatang baru, yang keberadaannya dapat bersaing dengan televisi yang telah lama mengudara di Indonesia.
Sebagai sebuah perusahaan media yang menyajikan konten tayangan televisi
inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia ini mengemas program
tayangan news, adventure & knowledge, entertainment yang mengedepankan kualitas. Dengan memperhatikan kualitas program tayangan yang ditampilkan,
Kompas TV sebagai bagian dari Kompas Gramedia Group tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang sangat ketat berusaha untuk
tetap berada pada koridor visi misi sehingga dapat selalu menyajikan program
tayangan inspiratif dan informatif dengan kemasan menarik.1
Keseriusan televisi yang mengudara pada 9 September 2011 ini dapat
dilihat dari penayangan program-programnya yang berkualitas, seperti
program karya jurnalistik yang dimiliki diantaranya: Kompas 100, Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam, Kabar Kompas, Local News, Kata Kita, Kompas Update dan Kompas Sport. Terbukti dengan penerapan program-program informatif tersebut Kompas TV berusaha
menjadi televisi yang mengedepankan kualitas.
1
Televisi yang beralamat di Jalan Palmerah Selatan Jakarta Pusat ini
memiliki program dengan format yang tidak kalah menarik dalam penyajian
karya berita jurnalistik, salah satunya ialah program Berkas Kompas. Program yang tergolong dalam current events (Peristiwa yang sedang terjadi) tersebut merupakan program informatif dan solutif yang dicirikan pada penekanan
analisis satu peristiwa yang baru terjadi atau sedang berlangsung ketika topik
berita ini disiarkan, yang meliputi persoalan politik atau kontroversi kebijakan
publik. Program Berkas Kompas membahas isu-isu yang ada di masyarakat. Seperti skandal publik, kemiskinan dan dampaknya, sampai kejahatan kerah
putih dijabarkan secara mendalam dengan tuntas.
Berkas Kompas yang hadir pada Kamis malam pukul 21.30 ini tergolong dalam program depth news (berita mendalam) yang titik pembahasannya menyoroti permasalahan yang melatarbelakangi dari sebuah
peristiwa. Program dengan investigative report (liputan investigatif) ini membongkar sebuah kejahatan atau kasus yang kontroversial menyangkut
publik atau penyimpangan yang terjadi di masyarakat. Salah satu kasus yang
pernah diangkat dalam program tersebut mengupas tentang kebakaran yang
marak terjadi di Jakarta beberapa tahun silam. Tim investigasi menemui
narasumber yang memberikan pengakuan bahwa dirinya pernah terkait dalam
sekelompok anggota yang sengaja melakukan pembakaran di Jakarta. Ia
menjelaskan bagaimana modus operasi yang dilakukannya bersama
sekelompoknya tersebut. Meskipun polisi tidak dapat membuktikan namun
pemerintah agar semakin berhati-hati serta waspada dalam melindungi
masyarakatnya. Berkat kualitas serta kemasan yang baik dalam programnya
tersebut, Berkas Kompas mendapat penghargaan anugerah Adinegoro pada Februari 2012 dalam kasus “Menggarami Lautan Garam”, serta Piala
Adiwarta pada Desember 2012 dengan kasus “Riuh Karena Minyak”.2
Program yang membingkai peristiwa dengan menguak fakta secara
mendalam tersebut tak ayal membuat banyak hal seperti baik atau tidaknya
tayangan menjadi bahan pertimbangan untuk mengemas program tersebut
tetap dalam koridor penyiaran. Dibutuhkan proses pemilahan atau
penyeleksian dalam proses produksi agar program tersebut dapat tersiarkan
secara baik untuk dikonsumsi khalayak. Bagi redaksi, tanggung jawab yang
paling dasar dalam masyarakat media adalah melaporkan berita secara akurat
dan adil untuk melakukan jurnalisme yang etis.
Proses pemilihan berita layak atau tidak untuk ditayangkan inilah yang
disebut dengan kegiatan gatekeeping. Seperti dikutip Nurudin, John R. Bittner mengistilahkan gatekeeper (orang yang melakukan gatekeeping) sebagai “individu-individu atau sekelompok orang yang memantau arus informasi
dalam sebuah saluran komunikasi (massa)”.3
Dapat dikatakan bahwa mereka
yang melakukan kegiatan gatekeeping tersebut merupakan orang-orang yang berperan penting dalam menjalankan arus informasi.
2
Terdapat di dalam: http://www.kompas.tv/index.php/front/profil, pada tgl 7 Januari 2013,pukul.21.30 WIB.
3
Dalam melakukan kegiatan gatekeeping seorang gatekeeper memiliki fungsi untuk: 1) menyiarkan informasi; 2) membatasi informasi dengan
mengeditnya sebelum disebarkan; 3) memperluas kuantitas informasi dengan
menambahkan fakta dan pandangan lain; dan 4) untuk menginterpretasikan
informasi.4 Tugas seorang gatekeeper tidak hanya melakukan pembetulan atau menyelaraskan naskah suatu berita tetapi ia juga memiliki kekuatan, tugas dan
wewenang yang lebih luas dibandingkan itu.5
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse membingkai nilai-nilai
yang memengaruhi isi media ke dalam sebuah konsep yang dinamakan konsep
Hierarchy of Influence. Konsep ini terbagi menjadi lima level yaitu, level individual, level rutinitas media, level organisasi, level extramedia, dan level
ideologi. Dari level-level tersebutlah dapat terlihat bagaimana gatekeeping
dari program Berkas Kompas dengan nilai-nilai yang mempengaruhi isi dari program tersebut.6
Dalam program siaran pertelevisian memiliki karakteristik yang
tentunya dapat memengaruhi, memprovokasi dalam hal positif maupun
negatif, dan mampu mengubah sikap seseorang. Hal ini disebabkan oleh daya
rangsang televisi sangat tinggi. Oleh sebabnya, bagi penyelenggara penyiaran
harus mempunyai rasa bijak dan pertimbangan matang dalam menyajikan
4
Ibid, h. 125. 5
Roger D. Wimmer & Joseph R. Dominick, Mass media research an introduction 7th.
(Amerika: 2003), hlm. 131.
6
programnya.7 Berkas Kompas sebagai program yang menelisik lebih dalam sebuah peristiwa dengan investigasi dalam pencarian kebenaran memiliki
tanggung jawab yang sangat besar dalam produksi pembuatan program berita
tersebut. Banyak data atau bahan yang masuk ke meja redaksi yang harus
dipilah atau diseleksi sebelum diproduksi.
Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui
gatekeeping dalam program televisi di Indonesia yang dalam hal ini menggunakan program Berkas Kompas sebagai obyek penelitian. Berdasarkan dasar pemikiran tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan mengangkat
judul Studi Gatekeeping dalam Produksi Berita Investigasi (Analisis Isi Isu Penyimpangan Publik di Program Berita KompasTV).
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Cakupan batasan pembahasan penelitian yang menjadi permasalahan
adalah hanya meneliti proses gatekeeping produksi berita isu penyimpangan publik dalam program Berkas Kompas dan meneliti isi dari tiga episode isu penyimpangan publik dalam episode hukum dan narkoba, raja jalanan, dan
Bali not for sale.
Dari pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses gatekeeping dalam produksi berita isu penyimpangan publik di program Berkas Kompas?
7
2. Berita investigasi apa saja yang diangkat oleh Berkas Kompas sebagai news current affairs?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini yaitu, mengetahui bagaimana gatekeeping yang dilakukan oleh bagian redaksi dan Tim di program Berkas Kompas dalam produksi berita investigasi isu penyimpangan publik serta berita apa saja yang
diangkat sebagai program news current affairs.
2. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Akademis
Skripsi ini diharapkan mampu menambah kajian ilmu pengetahuan
khususnya Konsentrasi Jurnalitik dan Komunikasi serta memberikan
konstribusi tentang studi gatekeeping pada sebuah program televisi, yang dalam penelitian ini di khususkan pada Kompas TV.
b) Manfaat praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran
dalam pembelajaran jurnalistik dalam hal ini media massa. Selain
itu, dapat menambah pengetahuan kepada pembaca tentang
gatekeeping dalam sebuah program televisi.
2) Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelusuran koleksi
Komunikasi, sehubungan belum adanya penelitian khusus tentang
gatekeeping.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Paradigma
Paradigma dalam buku Filsafat Ilmu Komunikasi oleh Dani
vardiansyah dilihat sebagai cara pandang seseorang terhadap diri dan
lingkungannya yang akan mempengaruhin dalam berpikir, bersikap dan
bertingkah laku. 8 Paradigma yang digunakan adalah konstruktivis yang
memandang realitas sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk
dari hasil konstruksi.9
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa instrument, wawancara,
observasi, serta dokumentasi. Menurut Kirk dan Miller yang dikutip Lexy
J. Moleong, bahwa penelitian kualaitatif adalah tradisi tententu dalam ilmu
pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan
pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.10
2. Metdoe Penelitian
Kemudian penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis
isi kualitatif. Analisis isi kualitatif bersifat sistematis, analitis tapi tidak
8
Dani vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Indeks, 2005), hlm. 27.
9
Terdapat di dalam:www.terinspirasikomunikasi.blogspot.com.
10
kaku seperti dalam analisis isi kuantitatif. Kategorisasai dipakai hanya
sebagai guide, diperbolehkan konsep-konsep atau kategorisasi yang lain
muncul selama proses riset.11
penelitian ini menggunakan varian pendekatan pada metodologi
kualitatif studi kasus. Studi kasus Menurut Bogdan dan Bikien (1982)
merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang
subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa
tertentu. Surachrnad (1982) membatasi pendekatan studi kasus sebagai
suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci. SementaraYin (1987) memberikan batasan yang lebih
bersifat teknis dengan penekanan pada ciri-cirinya. Ary, Jacobs, dan
Razavieh (1985) menjelasan bahwa dalam studi kasus hendaknya peneliti
berusaha menguji unit atau individu secara mendalarn. Para peneliti
berusaha menernukan sernua variabel yang penting.12
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini ialah Kompas TV, sedangkan yang
menjadi objek penelitian ini ialah gatekeeping program Berkas Kompas, khususnya tim redaksi yang ada dalam program tersebut.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu April-Juni di kantor
Kompas TV. Tak jarang peneliti melakukan observasi langsung ke
11
Terdapat pada:http://komunikasi-indonesia.org/2009/09/analisis-isi-kualitatif/
12
lapangan bersama tim liputan Berkas Kompas. Kemudian ke berbagai tempat yang dapat dijadikan sumber data, seperti perpustakaan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun sumber data yang dijadikan penelitian yaitu instrumen
wawancara, observasi, serta dokumentasi. Sedangkan model deskriptif,
penelitian ini akan mendeskripsikan atau memberikan gambaran
bagaimana proses gatekeeping dalam program Berkas Kompas.
Kategori pengumpulan data yang digunakan sebagai penunjang
terbagi menjadi dua kategori yaitu data primer dan sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak redaksi
Berkas Kompas, yaitu Produser Berkas Kompas Nima Sirait, Reporter Harfin Naqsabandy, Kamerawan Anton Magaski dan Editor Arya Paksi.
Kemudian, dengan menggunakan data sekunder yaitu penelitian yang
diperoleh dari studi kepustakaan dan pengumpulan data-data yang
mendukung penelitian ini untuk kemudian di analisis.
5. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dari hasil pengumpulan data di atas kemudian
dianalisis secara mendalam dengan menggunakan model analisis isi
dengan pendekatan studi kasus yang penelitiannya dilakukan secara
mendalam tentang satu program kegiatan (Berkas Kompas) dalam waktu
tertentu untuk memperoleh deskripsi yang utuh. Kemudian menggunakan
lima level yaitu, level individual yang melihat faktor latar belakang,
pengalaman, sikap, nilai-nilai, keyakinan, peran, etika, dan kekuasaan,
level rutinitas media yang membahas kebiasaan dari suatu media dalam
mengemas media berita, kemudian level organisasi yang bertujuan untuk
menghasilkan produk yang berkualitas, melayani masyarakat, dan
mendapat pengakuan professional, level ekstramedia yang menyinggung
faktor yang mempengaruhi isi media yang berasal di luar lingkungan
media itu sendiri, serta level ideologi yang membahas seperangkat
terintegrasi kerangka acuan dimana masing-masing dari kita melihat dunia
atau realitas dan bagaimana kita menghadapinya.13
E. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian, penulis melakukan penelususran literatur
penelitian sebelumnya di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan kampus-kampus lainnya. Dalam penelitiannya,
penulis menemukan skripsi senada dalam melakukan metode analisanya di
Perpustakaan Universitas Indonesia, namun tetap memiliki perbedaan pada
objek atau media dan fokus objek yang diteliti. Beberapa tinjauan pustaka
tersebut ialah:
1. Skripsi milik Dwi Syilfiriani mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik program studi Ilmu Komunikasi dengan judul “Proses
gatekeeping dalam Program Oasis Sebagai Tayangan feature
13
di Metro TV.” Dalam penelitiannya dwi memfokuskan pada
penelitian suatu program oasis di metro TV dengan menggunakan
teroi gatekeeping dan hierarchy of influence dari pamela J. shoemaker. Dalam penelitiannya dwi lebih memfokuskan kepada
bagaimana proses dari awal produkis/ pra produksi, produksi, dan
pasca produksi dengan observasi dan wawancara yang
dilakukannya terhadap tim dari program oasis.
2. Tesis milik Mansyur Semma mahasiswa program pasca Sarjana
bidang Ilmu Sosial program studi Ilmu Komunikasi. Dengan judul
“Studi Gatekeeping dalam Pemberitaan Surat Kabar Indonesia
(Analisis Isi Informasi Peristiwa Timor timur dan Situbondo di
Harian Kompas, Suara Pembaruan dan Republika).” Dalam
penelitiannya Studi tersebut diilhami suatu kegelisahan, mengapa
ketika terjadi peristiwa Timor Timur, pemberitaan harian
Republika dan surat kabar nasional lainnya sangat intensif,
sementara harian Kompas cenderung tidak tertarik
memberitakannya. Sebaliknya ketika terjadi peristiwa Situbondo,
Kompas sangat intensif memberitakannya. Secara umum studi ini
membandingkan secara kuantitatif penonjolan tampilan informasi
dan isu-isu tentang kedua peristiwa tersebut dan sekaligus ingin
mengetahui kecenderungan sikap obyektivitas dan keberpihakan
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab. Uraian pembagian bab
tersebut antara lain pada bab I “Pendahuluan” bab ini menjelaskan Latar
Belakang Masalah, Pembatasan, dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika
Penulisan.
Kemudian pada bab II “Kerangka Pemikiran” mengkaji mengenai
Gatekeeping, Tahapan Pelaksanaan Produksi, Hierarchy OfInfluence, Berita, serta jurnalisme investigasi.
Berlanjut pada bab III yaitu “Gambaran Umum” penulis akan
menjelaskan sejarah singkat Kompas TV, Visi dan Misi, Struktur Organisasi,
program - program Kompas TV, Program Berkas Kompas, Visi Misi, dan Tim
program Berkas Kompas.
Tahap selanjutnya pada bab IV “Temuan data dan analisa data” berisi
temuan data serta analisis mengenai gatekeeping proses pra-produksi, produksi, dan pasca produksi serta analisis isi dengan menggunakan konsep
hirarki pengaruh dari tiga episode program Berkas Kompas.
Dan berakhir pada bab V “Penutup” yang berisi kesimpulan dari
13 A. Gatekeeping
1. Definisi Gatekeeping Kurt Lewin
Proses pembuatan berita media massa, tidaklah lepas dari sebuah
media yang memiliki kebijakan untuk mengemas berita tersebut menjadi lebih
layak ditayangkan kepada masyarakat. Dari tahapan produksi itulah berita
terseleksi dan terpilah melalui proses gatekeeping.
Istilah gatekeeping pertama kali dipublikasikan oleh psikolog Austria Kurt Lewin(1947) untuk merujuk pada individu atau kelompok orang yang
mempengaruhi "perjalanan suatu berita dalam saluran komunikasi." Dapat
disederhanakan definisi Lewin menjelaskan seorang gatekeeper (pelaku
gatekeeping) dapat menjadi produser film yang memotong sebuah adegan dari naskah asli, jaringan sensor yang dihapus dari acara prime-time karena
dianggap terlalu seksual eksplisit, seorang direktur yang menentukan segmen
film apa untuk digunakan dalam sebuah film dokumenter, seorang eksekutif
surat kabar yang menentukan topik untuk editorial, atau individu lain dalam
pengolahan atau kontrol pesan yang disebarluaskan melalui media massa
kepada publik.14
Kurt lewin dianggap salah satu bapak studi komunikasi dan ayah dari
penelitian gatekeeping. Lewin menguraikan secara umum dalam teorinya
14
setelah ia meninjau gatekeeping melalui contoh bagaimana makanan dari toko kelontong menuju ke meja makan. "Situasi ini tidak hanya berlaku untuk
saluran makanan tetapi juga untuk sebuah berita melalui saluran komunikasi
tertentu dalam kelompok, dan gerak sosial individu dalam banyak
organisasi".15
Dari definisi lewin tersebut dapat dilihat bahwa seorang gatekeeper
yang menjadi seorang “penjaga pintu gerbang” melakukan pengambilan
keputusan dari saluran-saluran informasi yang mengalir, dimana pengambilan
keputusan tersebut dapat disesuaikan berdasarkan peraturan (kebijakan
perusahaan) maupun ditentukan secara individual atau pribadi oleh gatekeeper
itu sendiri.Konsep yang diambil Lewin tersebut kemudian dikembangkan oleh
para pemikir tentang gatekeeping keberbagai model komunikasi massa. 2. Model gatekeeping oleh David White Manning
White merupakan peneliti komunikasi pertama yang menerjemahkan
konsep gatekeeping yang dikemukakan oleh lewin. Dari pola lewin tersebut White berusaha untuk mengaplikasikannya kedalam sebuah model
komunikasi.
Gambar 2.1 Model gatekeeping white
15
Pamela J. shoemaker and Tim p. Vos, Gatekeeping Theoy, ( NY: Routledge taylor and francis 2009), hlm. 110.
N : Sumber berita
N 1,2,3,4 : Berbagai berita
N2‟, N3‟ : Berita yang lolos
M : audience
N1‟, N4‟ : Berita yang tidak layak
Dari gambar di atas dapat diketahui N sebagai sumber berita
mengirimkan berbagai macam berita (N1, N2, N3, N4) kepada gatekeeper
untuk disaring atau diseleksi. Dari proses gatekeeping tersebut terpilih berita yang lolos atau berita layak tayang (N2‟ dan N3‟) sedangkan berita yang
dinilai tidak layak akan dibuang (N1‟ dan N4‟). Berita yang lolos atau yang
sudah terseleksi tersebut lah yang kemudian akan disampaikan kepada
audience.
Model yang diperkenalkan white Model terbatas, karena tidak
mengakui bahwa beberapa gatekeeper mungkin masing-masing memiliki
konsepsi peran mereka sendiri atau posisi dalam pengumpulan, membentuk,
dan mengirimkan berita.16
3. Model gatekeeping oleh Bruce Westley dan Malcom McLean
Westley dan MacLean merupakan peneliti yang model komunikasinya
berpengaruh dan banyak digunakan untuk mengungkapkan riset-riset
komunikasi massa dengan gambaran yang spesifik. Gambaran model
komunikasi dijelaskan dengan situasi gatekeeping. Model ini sangat menekankan peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa. Model ini
16
dapat membantu untuk menganalisis dan memahami situasi komunikasi yang
kompleks.17
Gambar 2.2 Model Gatekeeping Westley dan MacLean
X : Peristiwa atau sumber informasi
A : Komunikator dalam Kommas >> Reporter
C : Gatekeeper >> Editor
B : Audience yang mendengar, membaca, atau melihat kejadian
yang sudah dilaporkan gatekeeper
fBC : Pembaca bisa merespon editor atau reporter (fBA)
fCA : Editor menyediakan umpan balik kepada reporter
X menunjukan pada peristiwa atau sumber informasi (misalnya,
kejadian atau pembicaraan yang dikirim pada audience tertentu), sedangkan A adalah komunikator dalam komunikasi massa yang diperankan oleh reporter.
17
Ia mendeskripsikan kejadian atau pembicaraan tersebut dalam sebuah berita.
Sementara itu, C adalah gatekeeper yang diperankan oleh seorang editor yang menghapus, menekankan kembali, atau menambah laporan yang ditulis
reporter berdasarkan peristiwa yang diliputnya dengan data lain. Kemudian B
adalah audience yang membaca, mendengarkan, atau melihat kejadian yang sudah dilaporkan gatekeeper setelah sebelumnya ditulis oleh reporter. Pembaca bisa merespon editor (fBC) atau reporter (fBA) berkenaan dengan
ketepatan atau kepentingan beritanya. Editor bisa juga menyediakan umpan
balik kepada reporter (fCA).18
Model yang dicetuskan oleh westley dan MacLean ini merupakan
proses produksi berita media massa yang biasa dilakukan dalam ruang redaksi.
Dari model tersebut dapat dilihat proses penyampaian berita kepada audience
merupakan hasil kerja dari reporter sampai meja redaksi.
Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper. Mereka memiliki banyak peranan dari beberapa fungsi. Mereka dapat menghapus
pesan atau bahkan dapat memodifikasi serta menambah pesan yang akan
disebarkan. Mereka juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak
membuka “pintu gerbang” bagi keluarnya informasi yang lain.19
Bagi Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungurait, dan Thomas W. Bohn
(1985), gatekeeper tidak bersifat pasif-negatif, tetapi mereka merupakan suatu kekuatan kreatif. Misalnya, seorang editor dapat menambahkan pesan dengan
mengombinasikan informasi dari berbagai sumber, seorang layouter bisa
18
Nurudin,Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers 2013), hlm. 157.
19
menambahkan sesuatu pada gambar atau setting pada media cetak agar
keliahatan lebih menarik. Seorang produser film bisa mengirimkan kembali
naskah, bahan pembuatan film kepada editor atau redaktur untuk ditambahkan
atau dikurangi “sesuatu” pada filmnya.20
B. Tahapan Pelaksanaan Produksi
Suatu produksi memiliki beberapa tahapan pelaksanaan yang terstrukur
serta jelas pembagian pengerjaannya. Proses gatekeeping juga termasuk dalam proses tahapan pengerjaan suatu produksi. Tahapan pelaksanaan produksi
televisiterdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1. Pra-Produksi (Perencanaan dan Persiapan)
Tahapan ini merupakan tahapan awal dimana segala pengerjaan
produksi berasal dari pengerjaan yang direncanakan.Pada tahap pengerjaan
Pra-Produksi akan terjadi beberapa mekanisme gatekeeping. Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian21:
1.1Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ideatau
gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta
penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah
riset.
20
Ibid, hlm. 119-120.
21
1.2Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan
naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya,
penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari
perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
1.3Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan
surat-menyurat. Pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan
yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan
menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.
2. Produksi
Seluruh kegiatan pengambilan gambar (shooting) baik di studio
maupun di luar studio. Proses ini disebut juga dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan pengambilan gambar selesai
dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka pengambilan gambar dapat
diulang kembali. Pengambilan gambar ada yang siaran langsung atau
berupa rekaman.22
3. Pasca Produksi
Seluruh kegiatan setelah semua pengambilan gambar sampai
materi-materi dinyatakan selesai dan siap untuk disiarkan. Kegiatan
tersebut adalah pengeditan, memberikan ilustrasi, efek, musik, dan
mencampurkan gambar dengan suara. Narasi yang sudah direkam dan
22
Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi,
ilustrasi musik yang juga sudah direkam, dimasukkan kedalam pita hasil
editing online sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam
naskah editing.23
C. Hierarchy Of Influence
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Resse membingkai nilai-nilai
yang mempengaruhi isi media ke dalam sebuah konsep yang dinamakan
konsep Hierarchy Of Influence. Konsep ini terbagi menjadi lima level yaitu,
level individual, level rutinitas media, level organisasi, level extramedia, dan
level ideologi.
1. Level Individual
Pada level ini dapat dilihatfaktor latarbelakang, pengalaman, sikap,
nilai-nilai, keyakinan, peran, etika, dan kekuasaan mempengaruhi
potensial pada konten media massa dari faktor-faktor yang intrinsik
oleh pekerja komunikasi. Pembentukan konten dari suatu pemberitaan
media merupakan sebuah elemen yang dibentuk oleh pekerja media
atau seorang jurnalis. Faktor individual dari seorang jurnalis atau
pekerja media dapat dilihat dari segi personalnya, dimana seorang
jurnalis membuat berita dan dapat memiliki sebuah orientasi nilai
dalam menciptakan atau bahkan berhadapan dengan realitas yang ada
(dalam hal ini konstruksi berita). Kemudian faktor latar belakang dan
karakteristik dari seorang jurnalis memiliki peranan yang sangat
berpengaruh pada individu pekerja media. Latar belakang serta
23
karakteristik seorang jurnalis dapat dilihat dari pendidikannya. Ini
karena karena tingkat pengetahuan, serta intelektualitas dapat
mempengaruhi pemberitaan media.
Peran-peran profesional dan etika memiliki efek langsung pada konten
media massa, sedangkan pengaruh sikap pribadi, nilai-nilai, dan
keyakinan pada konten media massa tidak langsung, yang beroperasi
hanya sebatas bahwa individu memegang kekuasaan dalam organisasi
media yang dapat memungkinkannya untuk mengesampingkan
nilai-nilai profesional dan/atauorganisasi.24
2. Level Rutinitas Media
Dalam level ini membahas bagaimana rutinitas atau kebiasaan dari
suatu media dalam mengemas media berita. Rutinitas ini merupakan
sebuah pola yang menjadi kebiasaaan, pelaksanaan mekanisme
kerangka pekerja sehari-hari. Rutinitas media tidak berkembang secara
acak,mengingat organisasi terbatassumber daya dan pasokan terbatas
dari bahan bakupotensial, rutinitas merupakan respon praktis
untukkebutuhan organisasi media dan pekerja.Pada level ini memiliki
tiga unsur sumber rutin: suppliers (sumber berita), proseccor
(organisasi media), dan consumers (audiens: penonton, pendengar atau pembaca).25Supplier (sumber berita) didapatkan untuk kemudian diolah menjadi sebuah pemberitaan yang kemudian proseccor
(organisasi media) yang merupakan redaksi bertugas untuk mengemas
24
Pamela J. Shoemaker & Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content 2nd. (USA: longman 1996). hlm. 88.
25
berita tersebut menjadi berita layak yang kemudian akan dikirimkan
kepada consumers (audiens), konsumen disini berupa penonton, pendengar, pembaca.
Dalam mengemas pemberitaan dapat dilihat rutinitas pekerja media,
bagaimana segala mekanisme yang terbentuk menjadi prosedur standar
sebuah pengelola media atau kebijakan perusahaan. Bagaimana berita
dipilah berdasar ciri dan kriteria, proses peliputan (reporter), kemudian
editing , dari pra produksi, proses, dan pasca produksi, deadlineatau batas waktu dan seterusnya yang kemudian berulang-ulang menjadi
sebuah kebiasaan yang dilakukan pekerja media.
3. Level Organisasi
Ketika melihat sebuah organisasi media, kita mempertanyakan peran
yang dilakukan, strukturisasi mereka, kebijakan yang mengalir dari
struktur tersebut dan metode yang digunakan untuk menegakkan
kebijakan tersebut.
Bagi kebanyakan organisasi media, tujuan utama mereka adalah
ekonomi keuntungan. Tujuan lainnya adalah menghasilkan produk
yang berkualitas, melayani masyarakat, dan mendapat pengakuan
professional dibangun mengikuti tujuan mencari keuntungan.
Organisasi berita khususnya, telah menghadapi tekanan ekonomi yang
berkembang dalam memainkan perananan lebih besar dalam mendikte
keputusan jurnalistik. Cara organisasi yang terstrukturmempengaruhi
tingkat kemandirian organisasi media menjadi perusahaan perusahaan
besar. Dibanding dengan level sebelumnya level individual dan level
rutinitas media, level organisasi memiliki pengaruh yang sangat besar.
Mengingat level ini dipegang oleh perusahaan (pemilik media). Segala
kebijakan media dalam penentuan berita dipegang penuh oleh pemilik
media.26
4. Level Ekstramedia
Dalam level ekstramedia ini menyinggung faktor yang mempengaruhi
isi media yang berasal di luar lingkungan media itu sendiri. pengaruh
dari luar media itu biasanya berasal dari sumber berita, pengiklan,
penonton, kontrol dari pemerintah, pasar dan teknologi.27 5. Level Ideologi
Menurut Becker Ideologi adalah seperangkat terintegrasi kerangka
acuan dimana masing-masing dari kita melihat dunia atau realitas dan
bagaimana kita menghadapinya. Pada level ini membahas kekuatan di
masyarakat serta kekuatan yang berpengaruh di luar media. Ide
memiliki hubungan atas kepentingan dan kekuasaan, kekuasaan yang
menciptakan simbol merupakan kekuasaan yang tidak netral. 28
26
Ibid, hlm. 165.
27
Ibid,hlm. 181. 28
D. Berita
1. Pengertian Berita
Berita adalah informasi yang penting dan/ atau menarik bagi
khalayak audien. Dalam hal ini seseorang membutuhkan tolak ukur atau
standar yang kurang lebih sama untuk menentukan suatu informasi itu
penting dan menarik. Secara sederhana dapat dikatakan informasi yang
dapat dipilih sebagai berita harus memenuhi aspek penting dan aspek
menarik.29 Dalam berita televisi, ada perencanaan sebelum membuat berita, perencanaan tersebut tersusun berdasarkan kategori asal, yakni
berita berdasarkan peristiwa momentum (moment news), berita berdasarkan peristiwa teragenda (event news), berita lanjutan (follow up news) dan berita berdasarkan peristiwa fenomena.30
2. Jenis Berita
Program informasi merupakan segala jenis siaran yang tujuannya
untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak
audien. Daya tarik program adalah informasi, dan informasi itulah yang
„dijual‟ kepada audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).31 a. Berita keras (hard news)
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan/ atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran
29
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, (Jakarta: Kencana 2010), hlm. 8.
30
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta: Indeks),hlm.16.
31
karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui
khalayak audien secepatnya. Peran televisi sebagai sumber utama
hard news bagi masyarakat cenderung untuk terus meningkat. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam
menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita
mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling
dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang
menjadi bukti yang tak terbantahkan.32 b. Berita lunak (soft news)
Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Berita yang termasuk
kategori ini ditayangkan pada satu program tersendiri di luar
program berita. Program yang masuk ke dalam kategori berita
lunak ini adalah: magazine, current affair, documenter, dan talk show.
3. Format Berita
Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu
cara bagaimana suatu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa
yang akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat
sejunlah criteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita
32
dalam suatu program berita televisi. Suatu berita dapat disajikan dalam
beberapa bentuk yaitu33:
a. Reader. format berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar (video). Format ini biasanya digunakan untuk
melaporkan peristiwa penting dan mendadak yang belum ada
videonya.
b. Voice Over. Format berita dengan video yang keseluruhan narasinya mulai dari intro hingga kalimat terakhir dibacakan oleh
presenter. Presenter tampil didepan kamera setelah itu muncul
gambar berita namun suara presenter tetap terdengar mengiringi
gambar.
c. Reader SOT. Format ini terdiri dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul sound on tape (SOT) dari narasumber berita. SOT adalah cuplikan suara dari narasumber
atau cuplikan dari wawancara panjang dengan narasumber.
d. Voice Over-SOT. Format berita ini merupakan gabungan antara formay VO dan SOT yang mana VO mengenai peristiwa atau isu
yang relevan atau ada kaitannya denga apa yang diungkapkan
dalam SOT. Sedangkan SOT adalah bagian pernyataan sumber
yang penting atau spesifik berkaitan dengan peristiwa (event) atau isu bersangkutan
33
e. Reader-Grafis. Dalam format berita grafis, pertama-tama presenter muncul membacakan intro (lead berita) dan kemudian muncul grafis sementara suara presenter terdengar membacakan kelanjutan
berita tersebut.
f. Package (PKG). format berita yang bersifat komperenshif dengan intro dibacakan presenter sedangkan naskah paket dibacakan atau
dinarasikan sendiri oleh reporter atau pengisi suara (dubber). g. Laporan langsung. jika suatu peristiwa yang mengandung nilai
berita masih berlangsung sementara program berita masih “on air”,
maka stasiun televisi dapat menyampaikan berita dengan format
laporan langsung.
h. Breaking news. Berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan, bila memungkinkan bersamaan dengan terjadinya
peristiwa tersebut.
i. Laporan khusus. Berita dengan format paket lengkap dengan narasi
dan soundbite dan sejumlah narasumber yang memberikan pendapat analisis mereka.
E. Jurnalisme Investigasi
Jurnalisme Investigasi sebenarnya memang telah lama menjadi karya
jurnalistik diseluruh dunia. Dengan laporan kejurnalistikan yang memiliki
daya khusus dalam pengolahan pembuatan karya jurnalistik, jurnalisme
investigasi menjadi garapan pers Indonesia yang tengah di uji. Dalam buku
investigasi merupakan kegiatan melaporkan adanya “jejak kaki” peristiwa
tertentu dari tempat kejadian perkara. Dalam kegiatan pers, hal itu bisa
mengkonotasikan pelbagai bukti yang dapat menjadi fakta, yang sengaja dicari
dan diselidiki. Untuk melaporkan adanya kesalahan atau pelanggaran, atau
kejahatan yang telah dilakukan seseorang atau pihak-pihak tertentu. Reportase
investigasi memang merupakan kejadian sebuah kegiatan peliputan yang
mencari, menemukan, dan menyampaikan fakta-fakta pelanggaran, kesalahan,
atau kejahatan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat.34
Dalam pekerjaan peliputan investigasi, laporannya pun terkait
pencarian informasi yang tersembunyi. Peliputannyapun diuji dengan berbagai
dokumen dan rekaman, informan, keseriusan dan riset.35
Berbeda dengan wartawan jurnalisme regular, yang lebih
mengorientasikan pencarian dan pelaporannya pada informasi sehari-hari
seperti kantor berita (news agency), wartawan investigasi adalah wartawan
yang “mengejar” pertanyaan di balik alegasi dan pendapat umu. Maka itulah,
kinerja peliputan jurnalisme investigasi member kontribusi di dalam
kehidupan demokrasi di sebuah negara. Pelaporannya memberikan
pemberitahuan tentang berbagai pelanggaran politik dan berbagai skandal
yang penting diketahui masyarakat.
Para wartawan investigtif dan redakturnya mesti siap untuk
mengantisipasi perkembangan kisah, dan sigap mencatat hal-hal penting yang
Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi edisi revisi, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia 2009), hlm. 7-8.
35
mesti ditelusuri. Penggalian investigatifnya bukan saja tertuju pada perolehan
fakta-fakta, atau sampai kepada kebenaran yang hendak diungkap, namun
tertuju pula untuk mengurangi terjadinya kesalahan agar rangkaian
reporter-sumber berita-khalayak tidak terjebak dengan menelusuri persoalan dengan
kerangka berpikir yang salah. Pelbagai asumsi wartawan investigative harus
tetap dijaga melalui pelbagai pengecekan, terkait dengan upaya mengamati
komentar atau kutipan kunci persoalan dan sumber berita yang benar.36
Terminologi investigative journalism memberikan atribut penyelidikan, keingintahuan dan misi tertentu dari para wartarwannya.
Jurnalisme ini tidak mau terjebak dengan adonan pemberitaan entertainment. Liputan beritanya bukan lagi berdasar agenda pemberitaan harian yang sudah
terjadwal di ruang redaksi. Para wartawan investigasi tidak bekerja
berdasarkan pengagendaan berita seperti yang dalam peliputan regular.
Mereka memasuki subjek pemberitaan tatkala mereka tertarik untuk
mengetahui sesuatu. Kerja peliputannya tidak lagi dibatasi oleh
tekanan-tekanan waktu. Ada kekhususan kerja peliputan dibanding biasanya.37
36
Septiawan Santana K, Jurnalisme Investigasi edisi revisi, (Jakarta: Yayasan obor Indonesia 2009), hlm. 233.
37
30
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan Kompas TV
Proyek KOMPAS Gramedia TV (KGTV) dilaksanakan dengan
mendirikan PT Gramedia Media Nusantara pada tahun 2009 dengan brand name
KOMPAS Inspirasi Indonesia. Sebagai content provider, KOMPAS Inspirasi Indonesia tayang perdana pada tanggal 9 September 2011 di kota-kota di
Indonesia; Palembang, JABODETABEK, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, dan Malang. Jumlah
kota tersebut akan segera bertambah dari tahun-tahun berikutnya.
Dengan kerjasama operasi dan manajemen, KOMPAS Inspirasi Indonesia
memasok program tayangan hiburan dan berita pada stasiun televisi lokal di
berbagai kota di Indonesia yang telah terlibat dalam proses kerjasama. Stasiun
televisi lokal akan menayangkan 70% program tayangan produksi KOMPAS
Inspirasi Indonesia dan 30% program tayangan lokal. Dengan demikian,
diharapkan stasiun televisi lokal dapat memiliki kualitas yang tidak kalah dengan
stasiun televisi nasional, tentunya dengan keunggulan dan kearifan lokal daerah
masing-masing. Dengan demikian, stasiun televisi lokal tetap memiliki porsi
Tidak hanya berhenti pada program tayangan televisi, KOMPAS juga
memproduksi film layar lebar, diantaranya adalah Lima Elang dan Garuda Di
Dadaku (dua karya Rudi Soedjarwo).38
B. Visi dan Misi Kompas TV
“To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's
live with programmes and services that inform, education and entertaint and to engange our audiences with an independent, distinctive and appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform service.“39
38
Sumber data: HRD Kompas TV.
39
C. Struktur Organisasi Kompas TV
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kompas TV
Science and Knowledge |
2011. Berkas kompas lahir dengan konsep berita mendalam dengan liputan
investigasi.
”... Berkas Kompas lahir dari adanya pemikiran persoalan banyak sekali penyimpangan, penyelewengan maupun penyalah gunaan wewenang yang terjadi. Sehingga, pentingnya membuat sebuah program yang bisa menjawab semua itu. Pejabat yang berwenang harus bisa mempertanggung jawabkan hal-hal yang terjadi di wilayahnya.…”40
Program Berkas Kompas merupakan program berita yang tergolong news current affairs dengan penyajian peristiwa terkini dan atau agenda setting yang mengupas berita lebih mendalam dan liputan investigasi. Program ini berdurasi
40
24 menit dibagi 3 segmen dan jeda iklan 6 menit dengan jadwal penayangan
seminggu sekali pada kamis malam pukul 22.00 WIB.
Berkas Kompas hadir sebagai media yang memberikan ruang bicara kepada masyarakat, untuk memperjuangkan hak-haknya atas kebijakan
pemerintah sesuai dengan visi misi yang dimiliki Berkas Kompas.
…”Mencermati kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan. Jika ada yang tidak sesuai alur kebijakan, berarti sesuatu yang tidak beres telah terjadi. Tugas media salah satunya, memberikan ruang bicara atau porsi untuk kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Memperjuangkan hak masyarakat atas kebijakan
pemerintah…”41
Tujuan dari program Berkas Kompas ini adalah memberikan sudut pandang kacamata jurnalistik dengan seluas-seluasnya kepada masyarakat, yang
masyarakat selama ini tidak peka bahkan tidak mengetahui persoalan-persoalan
yang terjadi di Indonesia. Serta kemasan program yang memberikan sentilan
kepada pemerintahannya dengan mengupas permasalahan dengan lebih
mendalam.
…”Mengupas persoalan-persoalan yang terjadi di negara indonesia tentang politik, ekonomi, sosial, hukum, Kriminal, yang masyarakat perlu tau, yang masyarakat ingin tau. Dengan liputan mendalam, bikin investigasinya. Kadang-kadang menyesuaikan juga yang sedang hangat berita di negara ini apa. Dan ada agenda setting juga. Kita buat investigasi dan kita buat laporan mendalam…”42
41
Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.
42
Dalam pemilihan narasumber Berkas Kompas, dibutuhkan narasumber yang berkompeten, dan berkaitan dengan persoalan-persoalan yang sedang
diangkat. Adapun narasumber yang memberikan keterangan adalah para
pengamat, pelaku, korban, serta opini dari masyarakat, sebagai bentuk pemenuhan
dari berbagai sudut pandang topik yang berbeda. Sebagai program mendalam dan
melakukan liputan investigasi, narasumber yang dihadirkan Berkas Kompas tak jarang adalah para pelaku kejahatan atau kriminal hukum.
Program ini merupakan program yang dapat ditonton oleh semua
kalangan, yang berbentuk edukasi dan pengetahuan yang informatif kepada
masyarakat. Ditinjau dari waktunya, program ini hadir dikala masyarakat
melakukan istirahat dari rutinitas pekerjaan dan membutuhkan asupan informasi
berita yang berkualitas berdasar fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Tak ayal
program Berkas Kompas kerap beberapa kali mendapatkan berbagai macam penghargaan jurnalistik untuk programnya yang berkualitas.
Berkas Kompas berani memaparkan akar masalah hingga solusi yang
ditawarkan dengan akurasi berita tajam dan terpercaya. Sarat data, rinci dan detil
dengan keadalaman berita dipertegas dengan keterangan pakar yang kompeten.
Program ini disajikan dengan gambar kuat bercerita, dengan penyajian berita
berdasar perspektif berbeda, mendalam namun tetap humanis. Penelusuran berita
mendalam serta kebenaran, yang juga diperkuat dengan riset dan data dari litbang
kompas.43
F. Visi Misi Program Berkas Kompas
Mencermati kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemegang kekuasaan.
Jika ada yang tidak sesuai alur kebijakan, berarti sesuatu yang tidak beres telah
terjadi. Tugas media salah satunya, memberikan ruang bicara atau porsi untuk
kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Memperjuangkan hak masyarakat atas
kebijakan pemerintah.44
G. Tim Program Berkas Kompas
Berikut merupakan susunan tim program Berkas Kompas.
Tabel 2
No Nama Jabatan
1 Timothius Marbun Produser Eksekutif
2 Odit Praseno Hadi Produser
3 Nima Sirait Produser
4 Harfin Naqsabandy Reporter
5 Sandi Windhu Reporter
6 Mercy Tirayoh Reporter
43
Production Book Berkas Kompas, Kompas TV.
44
7 Tim Campers Magazine Camera Person
8 Arya Paksi
Djajusman
Editor dan Graphic
39
PROSES GATEKEEPING DALAM PROGRAM PRODUKSI BERITA ISU
PENYIMPANGAN PUBLIK DI PROGRAM BERKAS KOMPAS
A. Gatekeeping pada Proses Pelaksanaan Produksi Berita Program Berkas Kompas
1. Gatekeeping pada Proses Pra-Produksi
Program Berkas Kompas mengupas persoalan-persoalan yang sedang hangat terjadi di Indonesia tentang politik, ekonomi, sosial, hukum, kriminal.
Liputan mendalam merupakan salah satu bagian dari berkas kompas dengan
menyertakan investigative report. Banyak hal yang perlu diperhatikan bagi pelaku jurnalistik dalam mengemas program mendalam agar sesuai dan layak
untuk ditayangkan.
...“Berkom (berkas kompas) itu mengangkat isu-isu yang sedang terjadi, isu nasional dan kemudian didalami dan diinvestigasikan, tapi tidak semua isu-isu itu bisa masuk ke berkom, karena kita sesuaikan dengan berkom yang memang berlatarbelakang mengangkat penyimpangan politik, ekonomi, sosial, kriminal, hukum...”45
Berkas kompas tidak sembarang mengangkat berita dan butuh penyeleksian berita apa yang baik untuk diangkat berdasar ciri dari
Berkaskompas miliki.
45
…“Gatekeepingnya itu, kita memantau media lain juga, misalnya
pemberitaan tentang Ahmad fathonah dari media lain mereka bawa kemana, otomatis orosinalitas itu nomor satu. Kemudian kita bicarakan kepada pemred, apakah mau kita kemas seperti media lain atau kita buat yang beda. Kita punya nilai jual sendri. Setelah itu kita diskusikan dan disesuaikkan dengan gaya nya berkas kompas...”46
Terlihat dari penuturan produser program Berkas Kompas tersebut, bahwa gatekeeping tidak hanya sistematis berbicaratentang bagaimana layaknya suatu tayangan tetapi juga melihat dari sudut pandang kemasan dan
keorisinalitas dari suatu media.
Selain itu, sebelum memulai produksi suatu tayangan, perencanaan
sangat penting dalam membuat suatu berita dengan liputan mendalam dan
investigasi. Langkah perencanaan ini berkaitan dengan kerja pengumpulan,
penyusunan, dan pemilihan orang yang akan melaksanakan tugas-tugas
tertentu. Berbagai hal yang berkaitan dengan penyelidikan dan penelitian yang
akan dilakasanakan, direncanakan sampai ke rincian detil pengerjaannya.
Seperti; pengumpulan dan penyusunan informasi, dan pembagian tugas.47
46
Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.
47
a. Sumber Pemberi Tema Pada Program Berkas Kompas
Sebelum program berjalan dan terproduksi, langkah awal untuk
membuat suatu tayangan program adalah penentuan tema yang datang dari
berbagai sumber pemberi ide tema.
...“Tema itu biasanya muncul ketika hot issue yang berkembang, ketika ada isu yang berkembang dan sesuai, kita investigasiin. Bisa juga kita mendapatkan tema liputan dari keseharian kita, yang kita lihat, kita temui, dan memang agak mengganggu pikiran kita, itu menarik dan akhirnya kita angkat dan dibuat investigasinya. Pandangan mata bisa menjadi tema liputan…”48
ReporterBerkas Kompas tersebut menuturkan bahwa tidak hanya tema isu nasional saja yang diangkat, tetapi juga pandangan mata
sehari-hari yang menjadi persoalan sosial dan layak untuk diangkat. Menurut
Shoemaker dan Reese hal ini termasuk kedalam level ideologi. Dimana
level ini dapat mempengaruhi isi tayangan tersebut, dalam hal ini ide dari
berbagai sumber pemberi tema merupakan kesesakan dalam diri yang
kemudian dapat dituangkan kedalam pilihan ide tema suatu program.
Gagasan untuk menyalurkan ide dari suatu temadatang dari Tim Berkas Kompasdengan melakukan pencarian atau pengalaman sehari-hari.
…”Di Berkas Kompas kita bebas menyalurkan tema yang akan kita angkat. Reporter, editor, kamerawan, itu bebas untuk menumpahkan gagasannya, dan kitapun biasanya mencari tema itu tidak hanya dari isu yang sedang hangat atau dari agenda setting redaksi saja, tapi bisa riset dari internet, koran, majalah, terkadang kalau lagi ngobrol juga
48
bisa itu jadi bahan diskusi, karena kita di news magazine ya cari tau juga di news daily yang setiap hari fresh terus sama berita-berita terkini…”49
Dari penuturan Harfin dan Nima dapat terlihat sumber tema yang
biasa didapatkan untuk program Berkas Kompas bisa didapat dari riset di internet, koran, majalah, diskusi, tim dari news daily (berita harian), pandangan mata sehari-hari di masyarakat dan tidak lupa selalu mengikuti
perkembangan berita yang terhangat sesuai dengan apa yang terjadi di
Indonesia.
Berkas kompas memiliki ciri khas, tidak hanya persoalan negara tetapi juga tentang kemanusiaan, persoalan sosial serta memperjuangkan
hak masyarakat atas kebijakan pemerintah. Persoalan sosial dan
kemanusiaan merupakan persoalan paling utama yang sering di angkat tim
Berkas Kompas.
…“Berkas Kompas itu indeepth investigasi, uniknya berkas kompas ini untuk pembahasan sosialnya itu ada, jadi tidak melulu hukum, atau politik aja yang diungkap, tapi dari persoalan global kemanusiaan di indonesia, kita tarik kesitu
juga…”50
Bisa disimpulkan bahwa pemberian tema bisa datang dari
berbagai sumber. Dan kemudian produser Nima sirait dan Odit Praseno
Hadi yang akan melakukan penyeleksian tema atau gatekeeping tema pada
49
Wawancara Pribadi dengan Produser program Berkas Kompas Nima Sirait, Jakarta 22 Mei 2013, 17.30WIB.
50
program Berkas Kompas. Proses gatekeeping ini dilakukan dengan cara berdiskusi dan kemudian mencari tau persoalan yang mana yang harus
dibahas dan apa saja yang tidak perlu diangkat. Berikut merupakan alur
bagan sumber pemberi tema sampai tema terseleksi.
Sumber pemberi tema
Gambar 4.1 Bagan alur sumber pemberi tema sampai tema terseleksi
Seperti yang dikemukakan Shoemaker dan Reese, level individual
seperti latar belakang, nilai-nilai, dan sikap turut mempengaruhi isi dari
tayangan tersebut. Dalam mendiskusikan tema yang dipilih, seorang
produser harus memiliki latar belakang pendidikan yang dapat melihat
aspek nilai dari tema yang diangkat program tersebut, seperti persoalan
- Reporter - Editor - Kamerawan
masyarakat dengan pendekatan aspek sosial dari akibat, dampak, serta
solusinya. Kemudian menimbulkan suatu aspek kenilaian dari isi berita
tersebut, nilai-nilai yang diusung program Berkas Kompas merupakan kesesuaiannya dengan peran perusahaannya yang mengusung Inspirasi Indonesia.
Berikut tema dalam beberapa episode program Berkas Kompas. Tabel 3
No Episode Selesai
1 Surat Miskin Bagi Yang Tidak Miskin 2 Hidup di republik Pungli
3 Melesat Menantang Maut 4 Racun Polusi (Pemenang AJI) 5 Kilau Emas di Tambang Liar 6 Air Mengalir Sampai Jauh
7 Roda Roda Dua
8 Cerita Dari Langit Maros
9 Krisis Beras Di Negeri Lumbung Padi 10 Terbatas di Perbatasan
11 Sekolahku Mencelakakanku 12 Jakarta Jangan Hujan 13 Orang Utan vs Orang Jahat
14 Menggarami Lautan Garam (Pemenang Adinegoro)
15 Jembatan Kutai Kartanegara, salah siapa? 16 Tanah Ulayat Tersingkir (the series) -Register
45-
17 Tanah Ulayat Tersingkir (Sri tanjung, Mesuji) 18 Tanah Ulayat Tersingkir (Sodong, OKI) 19 Gelap Bumi Dipasena
20 Tanah Ulayat Tersingkir (suku anak dalam) 21 Tanah ulayat Tersingkir (Senyerang Jambi) 22 Tanah ulayat tersingkir (Pulau padang) 23 Gaya Hidup Malam
24 Premanisme
26 Beri Kami Jalan 27 Riuh Karena Minyak
28 Jangan Gadaikan Hidupmu di dunia maya 29 You are what you eat
30 Asa dari Nangroe
31 Bersahabat dengan Gempa
32 Bijih hitam menghitamkan Bangka 33 Keruh karena bijih hitam (bangka)
34 ATC
35 Lumpur sidoarjo
36 Tambang emas tumpang pitu
37 Busway
38 Kereta api
39 Kisah klasik jakarta (PR cagub) 40 Jakarta memilih
Episode tersebut merupakan episode selesai dari program Berkas Kompas. Tema tersebut bisa dilihat, kebanyakan mengangkat tentang persoalan sosial yang luput dari masyarakat dan bahkan pemerintah
daerahnya.
b.Rapat Redaksi
Rapat Redaksi biasa dilakukan mingguan pada hari Jumat. Rapat
dihadiri oleh Pemred, Manager, Eksekutif Produser, Produser, dan tim