• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam program Berkas Kompas di Kompas TV, maka ada beberapa saran yang hendak peneliti sampaikan diantaranya:

1. Dalam penayangan Berkas Kompas yang tayang pada pukul 22.00 WIB menurut saya tayangan itu terlalu malam dan merupakan waktunya masyarakat beristirahat, seharusnya program ini dapat bersiar pada jam-jam yang dapat ditonton masyarakat luas. Karena program tersebut sangat mendidik serta memberikan informasi yang bagus, setidaknya banyak penonton yang tidak akan ketinggalan menyaksikan program tersebut

2. Durasi yang hanya 30 menit menurut saya terlalu singkat untuk program berita mendalam dan investigasi. Dilihat dari produser dan editor dengan pandai-pandainya harus memotong durasi agar tepat pada waktunya. Menurut saya banyak sekali informasi yang akan terpotong sia-sia dari banyak materi, serta bahan yang telah didapatkan justru tidak ditayangkan.

90

Bittner R. John, Mass Communication An Introduction 4th, New Jersey: Prentice Hall, 1986.

Butcher, Juditch, Penyuntingan Naskah, Jakarta: Balai Pustaka,1988.

Djamal, Hidajanto dan Andi, Fachruddin. Dasar-dasar penyiaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Harahap S. Arifin, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita, Jakarta: Indeks, 2006.

Mencher, Melvin, News Reporting and Writing, WI: Brown & Brench Publisher, 1997.

Moleong, J. Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosada, 2007.

Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta: Kencana, 2010.

Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi,

Jakarta: Kencana, 2008.

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Pasqua M. Thomas, Robert E. Rayled, James R. Buckalew, James W. Tankard, Mass Media In The Information Age, New Jersey: Prentice Hall, 1990.

Santana, Septiawan, Jurnalisme Investigasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.

Santana, Septiawan, Jurnalisme Investigasi edisi revisi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009.

Shoemaker J. Pamela and Tim p. Vos, Gatekeeping Theoy, NY: Routledge taylor and francis, 2009.

Shoemaker J. Pamela and Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of Influences on Mass Media Content 2nd, USA: longman, 1996.

Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Jakarta: PT indeks 2005.

Wibowo, Fred, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta: Grasindo, 1997.

Wimmer D. Roger and Joseph R. Dominick, Mass media research an introduction 7th, Amerika: 2003.

Referensi Tambahan:

Sumber data: HRD Kompas TV

Production Book Berkas Kompas, Kompas TV

Terdapat di dalam: http://www.kompas.tv/index.php/front/profil

Terdapat di dalam: http://www.terinspirasikomunikasi.blogspot.com.

Terdapat pada: http://komunikasi-indonesia.org/2009/09/analisis-isi-kualitatif/

Terdapat pada: http://aflahchintya23.wordpress.com/2008/02/23/metode-penelitian-studi-kasus/

NIM : 109051100047

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Jurnalistik

Ket : Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi.

{Program Studi Sarjana (S1)}

Materi : Analisis Gatekeeping dalam Produksi Berita: Kasus Program

Berkas Kompas di Kompas TV Narasumber : Nima Sirait

Jabatan : Produser

Tanggal : 22 Mei 2013, Pukul 17.30 – Selesai.

1. Apa latar belakang adanya program Berkas kompas?

Berkas Kompas lahir dari adanya pemikiran persoalan banyak sekali penyimpangan, penyelewengan maupun penyalah gunaan wewenang yang terjadi. Sehingga, pentingnya membuat sebuah program yang bisa menjawab semua itu. Pejabat yang berwenang harus bisa mempertanggung jawabkan hal-hal yang terjadi di wilayahnya.

terjadi. Tugas media salah satunya, memberikan ruang bicara atau porsi untuk kasus-kasus yang terjadi di lapangan. Memperjuangkan hak masyarakat atas kebijakan pemerintah.

3. Tujuan dari program Berkas kompas?

Mengupas persoalan-persoalan yang terjadi di negara indonesia tentang politik, ekonomi, sosial, hukum, Kriminal, yang masyarakat perlu tau, yang masyarakat ingin tau. Dengan liputan mendalam, bikin investigasinya. Kadang-kadang menyesuaikan juga yang sedang hangat berita di negara ini apa. Dan ada agenda setting juga. Kita buat investigasi dan kita buat laporan mendalam.

4. Format acara dari program Berkas kompas?

Liputan mendalam dan investigasi, dengan durasi 24 menit dibagi 3 segmen dengan penayangan seminggu sekali di hari kamis malam pukul 22.00 WIB.

5. Tema apa saja yang paling sering diangkat dalam program Berkas Kompas?

Isu yang lagi besar, menyangkut kebijakan publik, persoalan nasional.

Ya...Berkom (berkas kompas) itu mengangkat isu-isu yang sedang terjadi, isu nasional dan kemudian didalami dan diinvestigasikan, tapi tidak semua isu-isu itu bisa masuk ke berkom, karena kita sesuaikan dengan berkom yang memang berlatarbelakang mengangkat penyimpangan politik, ekonomi, sosial, kriminal, hukum.

6. Dari mana saja ide dalam tema yang ingin di angkat program Berkas Kompas?

atau dari agenda setting redaksi saja, tapi bisa riset dari internet, koran, majalah, terkadang kalau lagi ngobrol juga bisa itu jadi bahan diskusi, karena kita di news magazine ya cari tau juga di news daily yang setiap hari fresh terus sama berita-berita terkini. Gatekeepingnya itu, kita memantau media lain juga, misalnya pemberitaan tentang Ahmad fathonah dari media lain mereka bawa kemana, otomatis orosinalitas itu nomor satu. Kemudian kita bicarakan kepada pemred, apakah mau kita kemas seperti media lain atau kita buat yang beda. Kita punya nilai jual sendri. Setelah itu kita diskusikan dan disesuaikkan dengan gaya nya berkas kompas.

7. Apa ciri khas yang dimiliki Berkas Kompas?

Berkas Kompas itu indeepth investigasi, uniknya berkas kompas ini untuk pembahasan sosialnya itu ada, jadi tidak melulu hukum, atau politik aja yang diungkap, tapi dari persoalan global kemanusiaan di indonesia, kita tarik kesitu juga.

8. Bagaimana konsep rapat redaksi program Berkas Kompas?

Rapat kita biasa mingguan ya, pembahasannya proyeksi dan evaluasi, proyeksi itu kita membahas tema yang diangkat yang udah disepakati produser dan kemudian kita bahas apa-apa saja, udah gitu kita buat perencanaan, dan segmen 1, 2, 3 nya dan gambar apa saja, nanti reporter dan kamerawan akan dikasi tor nya sebagai panduan. Evaluasi ya ngebahas kekurangannya.

80% link, itu kesepakatan dalam jurnalistik itu narasumber yang harus kita hargai, yang pasti kita harus hormati haknya dia. Mungkin dia penjahat tapi di kepolisian ga tau dia melakukan tindakan kriminal, otomatis kita kaburkan identitas dia, kecuali teroris ya. Tapi kalo yg pasti dia melanggar hukum dan dia blm dicari polisi ya kita rahasiakan.

10.Setiap program pasti memiliki latar belakang atas penentuan tema, entah itu pesan, dll. Biasanya pesan yang selalu ingin disampaikan oleh berkas kompas seperti apa?

Menganjurkan masyarakat untuk berhati-hati deh, misalnya kita ngebahas masalah ahmad fathonah. Kompas pun ga akan ngebahas hal murahan perempuan-perempuan ahmad fathonah. Kita buat dan kasih pesan, Hati-hati menerima uang, hati hati menerima hadiah, itu buat apa, asal dananya darimana, motivasinya apa, tujuannya apa. Dan juga berhati-hati jangan memberi id card ke pihak manapun. Kaya fathonah itu kan royal, kasih mobil, ini itu, tapi yang menerima tau ga? Asal uangnya dari mana, itu untuk apa, ga pernah tau kan? Makanya kita ambil pesannya seperti itu.

NIM : 109051100047

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Jurnalistik

Ket : Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi.

{Program Studi Sarjana (S1)}

Materi : Analisis Gatekeeping dalam Produksi Berita: Kasus Program

Berkas Kompas di Kompas TV Narasumber : Harfin Naqsabandy

Jabatan : Reporter

Tanggal : 7 Juni 2013, Pukul 15.30 – Selesai.

1. Sudah berapa lama menjadi reporter Berkas Kompas?

Sejak awal Kompas Tv berdiri.

2. Untuk seorang reporter pernah mengajukan ide tema? Apakah ide tema nya pernah lolos dan akhirnya terproduksi?

dari keseharian kita, yang kita lihat, kita temui, dan memang agak mengganggu pikiran kita, itu menarik dan akhirnya kita angkat dan dibuat investigasinya. Pandangan mata bisa menjadi tema liputan.

4. Apakah kendala yang biasa didapatkan reporter di lapangan?

Lebih kepada narasumber, Investigasi itu harus mendapatkan moment yang ekslusif yang di dapatkan dari gambar-gambar atau video yang tersembunyi. Narasumber-narasumber yang kita dapatkan adalah Narasumber-narasumber yang benar-benar bisa menggambarkan fakta sesungguhnya. Kita melakukan pendekatan, penyamaran diri, jaminan, dan akhirnya mereka mau. Kadang-kadang narasumber juga ada yang gak mau, takut sama bosnya, polisi, ya kaya gitu.

5. Narasumber seperti apa yang biasa diminta untuk diwawancarai?

Narasumber yang berkompeten yang sesuai dengan apa yang kita angkat. Narsum yang sesuai dan berkaitan dengan permasalahannya.

6. Panduan apa yang biasa dibekali reporter sebelum peliputan?

Biasanya produser ada tor. Tor itu pedoman untuk melakukan awal peliputan. Terkadang ketika liputan tor itu tidak dilihat karena dilapanganpun berbeda apa yang telah kita konsepkan. Ternyata dilapangan itu momentnya lebih bagus dibanding tor dan akhirnya kita mainkan di lapangan. Terkadang berbeda perencanaan dan eksekusi berbeda. Ketika ada perbedaan itu bisa memperkaya isi dari peliputan.

jaringan, pergaulan dari kita itu penting. Ketika melakukan liputan investigasi, ketika pergaulan kita mumpuni untuk mendapatkan target tujuan kita bisa mendapatkan investigasi itu. Kemudian ada peralatan, gak ada peralatan ya ga jalan, untuk peralatan, tidak hanya kamera standar news gathering, intinya banyak kamera-kamera tersembunyi, tape recorder juga.

Jakarta, 7 Juni 2013

Penulis Narasumber

NIM : 109051100047

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Jurnalistik

Ket : Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi.

{Program Studi Sarjana (S1)}

Materi : Analisis Gatekeeping dalam Produksi Berita: Kasus Program

Berkas Kompas di Kompas TV Narasumber : Anton Magaski

Jabatan : Kamerawan

Tanggal : 21 Juni 2013, Pukul 15.30 – Selesai.

1. Apakah di Berkas Kompas Ada standarisasi atau ciri khas dalam pengambilan gambar?

Ada ciri khas ya, kalo diberkom itu kan lebih ke investigasi, ada tekniknya misalnya camera candid, bikin ilustrasi. Pada dasarnya semua teknik gambar semua ada disitu. Intinya memiliki gambar dari moment yang di dapet aja, memiliki nilai dan

2. Pernah tidak, sudah mengambil gambar dan menurut mas itu gambar yang baik, tapi tidak masuk seleksi editing karena tidak sesuai dengan kemauan produser?

Pada dasarnya saya menyajikan apa yang diterjemahkan produser itu seperti apa. Termasuk dalam areal kamera dilarang masuk, gimana caranya momentnya ada, gambarnya masuk, sesuai sama kontennya. Pada dasarnya namanya moment, mau gambarnya itu goyang-goyang atau gimana tapi karena itu moment ya menjadi gambar yang bagus. Diberkom itu lebih ke 5W 1H deh, mendingan gambar itu banyak jadi pas editing itu enak dipilihnya daripada gambar yang kurang. Seorang kamerwan juga harus mempertanggung jawabkan kenapa gambarnya dibikin seperti ini, dan gambar di berkom juga bisa didapat dari contributor lain sebagai tambahan.

3. Untuk program Berkas Kompas apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan gambar?

kalo ngambil gambar juga kita ga lupa ada sequen, establish, detailnya itu harus. Sequen itu kan ngambil gambar dari beberapa angle, jadi satu rangkaian deh, misalnya korban kecelakaan dari infrastruktur jakarta, itu si korbannya kita ambil kesehariaannya, mulai dari di rumahnya sampe ketempat lokasi dia kecelakaan, kita ambil dari berbagai angle itu kan jadi berangkai kan tuh. Terus ada establish, itu diambil secara keseluruhan, dari jarak jauh, biasanya menunjukan suatu

melakukan wawancara?

Karena kita yang perlu dan tergantung kondisinya juga, kalo bisanya di rumah ya kita samperin janjian jam berapa kita ketemuan. karena kita yang butuh ya kita sesuaikan aja. Untuk janjian sama narsum, kita harus tau liputannya didalam atau diluar, kondisinya kan beda-beda. Misalnya, saya kan di dalam kota, narsum kita juga di kota yg sama tapi jadwal nya dia padet banget. Gimana caranya kita bisa wawancara dia sedangkan kita butuh banget, gimana caranya karena kita mendekati deadline, kita bikin plan A plan B plan C. pokoknya kita harus bikin planning, semua itu kan harus dipersiapkan dari pra, produksi, sampe pasca, itu semua bersangkutan dari budgeting lah ini lah itulah, produksi kita butuh budgeting berapa.

5. Bagaimana untuk pengambilan gambar saat wawancara narasumber yang disamarkan?

Kalau untuk narasumber yang disamarkan itu kan harus diperhatikan bagaimana orang itu mengutarakan fakta tanpa harus keliatan wajahnya, itu ya kita gunakan tekhnik apa wajahnya kita black, atau blur.

6. Gambar yang bagus menurut mas seperti apa?

Untuk gambar yang bagus, diliat dari semua unsurnya yang lengkap banget, itu menjadi sebuah estetika yang baik. Dan buat editor pun sudah kita manjakan dengan banyaknya gambar-gambar, dan meminimalisir pekerja si editor sendri.

seluruh televisi belum ada ngambil gambar hambalang seperti saya ambil. Untuk ngambil gambar yang bagus itu perlu usaha. Mungkin produser minta ambil gambar hambalang, akhirnya saya usaha dengan selalu menyajikan pilihan-pilihan gambar yang banyak. Dari pada satu episode tiga segmen itu mnjadi gambar pengulangan atau gambar yang sama ya itu sayang aja.

7. Ketika adanya suatu perbedaan pendapat dengan reporter di lapangan bagaimana mengatasinya?

Kamerman itu penterjemah kedalam sebuah bahasa visual, kita pasti butuh yang namanya masukan, usulan. Untuk perbedaan pendapat ngasih masukan itu sih variatif ya, gak yang mutlak. Kalo mau gambar yang seperti ini, dan saya seperti itu ya kita diskusikan, atau usulan dari reporter kita ambil, ya kita bekerja sebagai team work lah, pasti ingin memberikan yang terbaik, kita kerja kan sebagi team bukan individu.

Jakarta, 21 Juni 2013

Penulis Narasumber

NIM : 109051100047

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Jurnalistik

Ket : Daftar wawancara ini guna untuk mendapatkan data-data yang akurat dalam penulisan isi sebagai sumber bahan skripsi.

{Program Studi Sarjana (S1)}

Materi : Analisis Gatekeeping dalam Produksi Berita: Kasus Program

Berkas Kompas di Kompas TV Narasumber : Arya Paksi

Jabatan : Editor

Tanggal : 7 Juni 2013, Pukul 14.00 – Selesai.

1. Program apa saja yang mas kerjakan selain Berkas Kompas? Apakah tetap sebagai

editorBerkas Kompas saja?

Tetap sih, Kalo berkom kan dari senin sampai kamis, jumatnya bantu-bantu di program sport.

2. Apakah di Berkas Kompas punya standar pengeditan? Dan apakah ciri khas dari Berkas Kompas dalam pengeditannya ?

berbeda, akhirnya berkom seperti sekarang tanpa presenter. Dulu juga awal-awal masuk berkom awalnya nyari bentuknya itu lumayan lama dari gaya editingnya, gambarnya, baru ketemunya tuh pas episode yang ke 20, sebelumnya berubah-ubah. Aku juga cari referensi, rajin-rajin liat video dari luar, akhirnya ada inovasi sendiri kan. Untuk khas editing paling warnanya, kecoklatan biar dramatis gitu, beda dari program-program investigasi lain yang jreng-jreng.

3. Gambar seperti apa yang layak dalam penyeleksian atau editing gambar?

Yang pasti gambarnya jelas, fokus, sesuai dengan tor dan tidak extreme. Terkadang kan kalo kameraman ngambil dari kacamatanya dia tuh pasti ada yang bagus pas diedit belum tentu, itu menjadi bahan pertimbangan dan didiskusikan sama produser enaknya diapain gimana bagusnya, inovasi sendirilah di tambah-tambahin lagi.

4. Kendala apa saja yang sering mengganggu saat melakukan pengeditan?

kalo udah mepet-mepet, baru dateng materinya siang, kita kan kamis malam ya tayangnya, kadang ada materi belum lengkap jadi nunggu materinya dulu baru diedit belum lagi nge-rendernya lama.

5. Saat dilakukan Quality Control, pernah tidak editan tersebut di edit kembali karena ada yang tidak sesuai?

Dokumen terkait