• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Pengolahan Sistem Informasi Widyaloka Berbasis Web Pt. Telkom Learning Center ISDC Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Pengolahan Sistem Informasi Widyaloka Berbasis Web Pt. Telkom Learning Center ISDC Bandung"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ISDC Bandung

Laporan Praktek Kerja Lapangan

Diajukan untuk memenuhi syarat matakuliah Praktek Kerja Lapangan Program strata satu Jurusan Manajemen Informatika

Oleh :

Andri Kurnaedi NIM. 10507454 Arif Noor Iman NIM. 10507457 Feri Faisal Martian NIM. 10507430

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(3)
(4)

i

Dengan mengucapkan alhamdulillah, penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul “Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Pengolahan Sistem Informasi Widyaloka Berbasis

Web PT. Telkom Learning Center ISDC Bandung” tepat pada waktu yang telah ditetapkan.

Dalam perancangan dan penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Bapak Dadang Munandar, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Informatika.

2. Ibu Wartika, S.Kom, MT selaku wali dosen sekaligus pembimbing jurusan. 3. Bapak Dadang Setiawan selaku pembimbing lapangan di PT. Telkom

Learning Center ISDC Bandung.

4. Dan kepada seluruh keluarga penulis serta teman-teman MI-10 angkatan 2007 yang telah membantu dan memberikan semangat dalam mengemban kerja praktek.

Penulis berharap semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis tetapi bagi pembaca pada umumnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penyusunan laporan selanjutnya dapat lebih baik.

Bandung, 25 Oktober 2010

(5)

ii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGAN TAR ... i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR SIMBOL ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus... 5

1.4. Metode Pengembangan Sistem ... 5

1.5. Batasan masalah ... 6

1.6. Lokasi dan waktu kerja praktek lapangan ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem ... 8

(6)

iii

2.1.2. Karakterisitik Sistem ... 11

2.1.3. Klasifikasi Sistem... 13

2.2. Pengertian Informasi ... 16

2.2.1. Kualitas Informasi ... 17

2.2.2. Siklus Informasi ... 18

2.3. Pengertian Sistem Informasi ... 18

2.3.1. Komponen Sistem ... 19

2.3.2. Jenis‐jenis Sistem Informasi... 21

2.4. Rekayasa Perangkat Lunak ... 24

2.5. Pengenalan Perancangan Berorientasi Objek ... 25

2.6. Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programing) ... 25

2.7. Karakteristik Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)... 26

2.8. Unified Modeling Language (UML)... 27

2.9. Tujuan Unified Modeling Language (UML) ... 28

2.10. Diagram dan Teknik Pemodelan ... 29

2.10.1. Pengelompokan Diagram ... 29

2.10.2. Pemodelan Menggunakan UML ... 30

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ... 32

3.1.1. Sejarah PT. Telkom Learning Center... 32

3.1.2. Visi dan Misi PT. Telkom Learning Center ... 33

3.2. Struktur Organisasi Perusahaan ... 34

(7)

iv

BAB IV DESKRIPSI GLOBAL PERANGKAT LUNAK

4.1. Perspektif Produk ... 37

4.2. Fungsi Produk ... 37

4.3. Persoalan yang Dihadapi ... 38

4.4. Karakteristik Pengguna Perangkat Lunak ... 43

4.5. Batasan-Batasan ... 44

4.6. Asumsi dan Ketergantungan ... 45

4.7. Arsitektur Sistem... 45

BAB V PEMODELAN PERSOALAN 5.1. Business Use Case... 47

5.2. Business Object Modeling ... 48

5.2.1. BOM Home ... 48

5.2.8. BOM Manage Room Occupants ... 51

5.2.9. BOM Manage Room ... 51

5.2.10. BOM Article... 51

5.2.11. BOM Report ... 52

(8)

v

5.3. Activity Diagram ... 52

5.3.1. Activity Diagram Home ... 53

5.3.2. Activity Diagram Login ... 53

5.3.3. Activity Diagram Message ... 54

5.3.4. Activity Diagram User Page ... 54

5.3.5. Activity Diagram Search ... 55

5.3.6. Activity Diagram Checkin ... 56

5.3.7. Activity Diagram Checkout ... 56

5.3.8. Activity DiagramManage Room Occupants ... 57

5.3.9. Activity Diagram Manage Room ... 58

5.3.10. Activity Diagram Manage Article ... 58

5.3.11. Activity Diagram Report ... 59

5.3.12. Activity Diagram Logout ... 59

5.4. Functional Requirement ... 59

5.4.1. Kebutuhan fungsional untuk Unathorized Account ... 59

5.4.2. Kebutuhan Fungsional Employee ... 60

5.4.3. Kebutuhan Fungsional Teller ... 61

5.4.4. Kebutuhan Fungsional Supervisor ... 62

5.5. Use Case Diagram ... 65

5.5.1. Use Case Diagram Unathorized Account... 65

5.5.2. Use Case Diagram Employee... 66

5.5.3. Use Case Diagram Teller ... 67

(9)

vi

5.6. Use Case Scenario ... 69

5.6.1. Skenario Use Case Unathorized Account ... 69

5.6.2. Skenario Use Case Athorized Account ... 72

BAB VI ANALISIS OBJEK 6.1. Identifikasi Kelas... 113

6.1.1. Identifikasi Kelas Untuk Bagian Unauthorized Account ... 113

6.1.2. Identifikasi Kelas Untuk Bagian Authorized Account... 114

6.2. Colaboration Diagram ... 125

6.2.1. Colaboration Diagram Pada Unauthorized Account ... 125

6.2.2. Colaboration Diagram Pada Authorized Account ... 126

6.3. Class Diagram ... 139

6.3.1. Class Diagram Unauthorized Account ... 139

6.3.2. Class Diagram Authorized Account... 139

6.3.3. Class Diagram Employee ... 140

6.3.4. Class Diagram Teller... 140

6.3.5. Class Diagram Supervisor ... 141

BAB VII PERANCANGAN SISTEM 7.1. Sequence Diagram... 142

7.1.1. Sequence diagram unauthorized account ... 142

7.1.2. Sequence diagram authorized account ... 144

7.2. Database Design ... 164

7.2.1. Conceptual data model ... 164

(10)

vii

7.3. Class Spesification Diagram ... 166 7.4. Class Spesification Table ... 170

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan... 180 8.2. Saran ... 181

DAFTAR PUSTAKA

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan

Pencapaian tujuan perusahaan tergantung pada kinerja organisasi dan kinerja SDM secara individu maupun kelompok. Kinerja SDM dalam suatu perusahaan ditentukan oleh faktor kualitas SDM dalam perusahaan tersebut. PT. Telkom Indonesia sebagai perusahaan penyedia jasa layanan informasi dan telekomunikasi terbesar dan beragam produk terlengkap di Indonesia, maka dari itu untuk meningkatkan kinerja SDM salah satunya melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan berangkat dari visi misi dan strategi hingga kemudian berkembang dalam organisasi, sistem dan manajemen perusahaan. Pendidikan dan pelatihan diarahkan untuk menyiapkan SDM yang professional, berbudaya dan termotivasi serta mampu berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain.

(12)

Pengelolaan untuk penginapan di asrama Telkom Learning Center yang ditujukan untuk pelatihan dan keperluan khusus bagi para karyawan, dikelola oleh Supervisor bagian asrama dan dibantu beberapa orang teller. Proses input data karyawan yang akan melakukan penginapan di asrama untuk keperluan khusus atau pelatihan menuntut teller untuk bekerja cepat. Dikarenakan sistem penginapan asrama ini prosesnya cepat sehingga menyulitkan teller untuk menginputkan data karyawan yang menginap, contohnya teller dituntut untuk menginputkan data karyawan yang akan melakukan pelatihan sehari sebelum acara dilaksanakan, cara ini sebenarnya kurang efektif untuk bagian teller.

(13)

harus dengan teliti mendata kembali siapa saja yang menginap pada saat itu. Pembuatan laporan dengan cara tersebut seringkali menimbulkan redudansi data. Laporan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan karena dokumen yang tidak lengkap atau hilang. Padahal untuk perusahaan terbesar di Indonesia, konsistensi dan pendokumentasian data yang baik sangat diperlukan untuk dapat memberikan masukan dalam membuat suatu keputusan.

Berdasarkan atas kebutuhan yang telah disebutkan di atas, diperlukan sebuah media pusat informasi yang lebih cepat dan fleksibel serta dapat dinikmati oleh semua komponen PT. Telkom Indonesia dalam kaitannya dengan proses pengajuan pelatihan ataupun keperluan khusus, yakni aplikasi berbasis web yang sedang populer saat ini. Melihat hubungan antara kebutuhan dengan terknologi yang ada, maka dirancang “spesifikasi kebutuhan perangkat lunak aplikasi pengolahan sistem informasi widyaloka berbasis web PT. Telkom Learning

Center ISDC Bandung”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai dalam perancangan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak ini, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang di atas, yaitu :

(14)

2. Proses pencarian data seringkali membutuhkan waktu yang lama dan sumber informasi hanya bisa didapatkan di supervisor bagian asrama, sedangkan yang membutuhkan informasi sangat banyak.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan dan mengacu pada permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang berhubungan dengan perancangan sistem informasi ini, yaitu :

1. Bagaimana mengatasi pengelolaan data karyawan dalam pengajuan pelatihan dan keperluan khusus.

2. Bagaimana mengatasi proses pencarian data yang seringkali membutuhkan waktu yang lama.

3. Bagaimana merancang spesifikasi kebutuhan perangkat lunak aplikasi pengolahan sistem informasi widyaloka berbasis web.

1.3. Maksud dan Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Adapun tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkom Learning Center adalah sebagai berikut:

1.3.1. Tujuan Umum

Berikut ini adalah tujuan umum dari pelaksanaan praktek kerja lapangan : 1. Mendapatkan pengalaman praktek kerja di dunia sesungguhnya.

(15)

4. Mampu mengkomunikasikan pengalaman yang diperoleh dari PKL, secara lisan (persentasi) ataupun tertulis (dokumentasi) dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Mendapat umpan balik dan penilaian dari lingkungan Perusahaan dan dari pembimbing.

1.3.2. Tujuan Khusus

Berikut ini adalah tujuan khusus dari pelaksanaan praktek kerja lapangan :

1. Menganalisis kebutuhan untuk membangun spesifikasi kebutuhan perangkat lunak aplikasi pengolahan sistem informasi widyaloka berbasis web.

2. Menghasilkan rancangan sistem informasi widyaloka untuk pengajuan pelatihan ataupun keperluan khusus sehingga dapat diimplementasikan yang bertujuan untuk :

a. Membantu pengelolaan pengajuan pelatihan ataupun keperluan khusus. b. Menyediakan layanan secara online sehingga meningkatkan waktu dan

biaya.

c. Mencatat dan menyimpan file secara permanen dalam basisdata sehingga menyediakan informasi yang bermutu/ akurat, tepat waktu, lengkap dan relevan.

1.4. Metode Pengembangan Sistem

(16)

Berikut ini adalah tahapan dalam metode pengembangan sistem V-Model

Gambar 1.1 V-Model 1.5. Batasan masalah

Dalam praktek kerja lapangan yang telah kami lakukan di PT. Telkom Learning Center, kami membatasi masalah yang berada di Pengolahan Sistem Informasi Widyaloka yaitu sebagai berikut :

1. Perancangan sistem dibangun hanya dalam ruang lingkup Sistem Informasi Widyaloka yaitu tentang pengolalaan data karyawan yang menginap di Widyaloka I-III.

2. Sistem yang kami rancang merupakan sistem pada sebuah aplikasi penginapan berbasis web dimana aplikasi tersebut hanya karyawan telkom saja yang dapat mengakses dan hak akses sepenuhnya dipegang oleh super admin, sedangkan selain karyawan telkom hanya dapat melihat informasi kamar kosong saja tanpa mengetahui siapa yang menginap di kamar tersebut.

(17)

1.6. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

(18)

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1. Pengertian Sistem

Pengertian dan definisi sistem pada berbagai bidang berbeda-beda, tetapi meskipun istilah sistem yang digunakan bervariasi, semua sistem pada bidang-bidang tersebut mempunyai beberapa persyaratan umum, yaitu sistem harus mempunyai elemen, lingkungan, interaksi antar elemen, interaksi antara elemen dengan lingkungannya, dan yang terpenting adalah sistem harus mempunyai tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan persyaratan ini, sistem dapat didefinisikan sebagai seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainnya untuk suatu tujuan bersama. Kumpulan elemen terdiri dari manusia, mesin, prosedur, dokumen, data atau elemen lain yang terorganisir dari elemen-elemen tersebut. Elemen sistem disamping berhubungan satu sama lain, juga berhubungan dengan lingkungannya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengertian Sistem Menurut Raymond Mcleod (2001) “ Sistem adalah

himpunan dari unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu ”.

Pengertian Sistem Menurut Gordon B. Davis ( 1984 ) “ Sebuah sistem

(19)

Pengertian Sistem Menurut Edgar F Huse dan James L. Bowdict (2004)

“sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk

melaksanakan seperangkat tujuan ”.

Pengertian Sistem Menurut J.C. Hinggins (2004) “sistem adalah

seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan”. 2.1.1. Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik, serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

a. Tujuan.

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

b. Masukan.

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

(20)

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

d. Keluaran.

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya. e. Batas.

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

f. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik.

(21)

balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan. g. Lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2. Karakterisitik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan, luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan.

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenn yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fingsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Contoh :

(22)

Dan setiap subsistem/komponen seperti kartu hasil studi akan mempunyai karakteristik tersendiri, dan bisa saja berbeda dengan karakteristik dari subsistem atau komponen Kartu Rencana Studi, dan Indeks Kinerja Akademik Dosen.

2. Batasan Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan. Lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem

(23)

melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukkan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem. 6. Keluaran Sistem

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

(24)

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.

Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang. Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak, sistem alamiah, sistem yang bersifat deterministic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup. Adapun penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan dibawah ini.

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologi, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem operasi, sistem penjualan dan lain sebagainya.

(25)

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tertentu relatif stabil/konstan dalam jangka waktu yang lama. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program yang dijalankan. Sehingga dapat dikatakan sistem yang deterministik adalah sistem yang tidak pernah mengenal dan menganut prinsip demokrasi (suara terbanyak adalah suara Tuhan), karena dalam sistem komputer misalnya seberapa banyaknya data yang salah yang dimasukan (menjadi input), maka hasilnya akan tetap salah, sebaliknya satu saja data yang benar dimasukan (menjadi input) diantara sekian juta data yang salah, maka hasilnya satu data tersebut akan menjadi benar. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. Sistem sosial, sistem politik, dan sistem demokrasi merupakan sistem yang probalistik/tak tentu, dalam sistem politik kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi bahkan dalam waktu beberapa jam saja sudah berubah, kawan menjadi lawan dan lawan yang selalu dihujat berubah menjadi kawan dan didukung habis-habisan.

(26)

tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja.

1.2. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.

Menurut Gordon B. Davis (1974 – 32) “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”.

Menurut Burch dan Strater (1974 – 23) “Informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan”.

(27)

2.2.1. Kualitas Informasi

Kualitas informasi tergantung pada empat hal berikut ini :

1. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan‐kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Dalam prakteknya, mungkin dalam penyampaian suatu informasi banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak isi dari informasi tersebut. Komponen akurat meliputi :

a. Completeness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kelengkapan yang baik, karena bila informasi yang dihasilkan sebagian‐sebagian akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

b. Correctness, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki kebenaran.

c. Security, berati informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan harus memiliki keamanan.

(28)

3. Relevan, informasi harus mempunyai manfaat bagi si penerima. Relevansi informasi untuk tiap‐tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab‐musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan adalah kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

4. Ekonomis, informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

2.2.2. Siklus Informasi

Data yang masih merupakan bahan mentah yang harus diolah untuk menghasilkan informasi melalui suatu model. Model yang digunakan untuk mengolah data tersebut disebut model pengolahan data atau dikenal dengan siklus pengolahan data (siklus informasi).

1.3. Pengertian Sistem Informasi

(29)

Menurut Wikinson (1992) “Sistem informasi adalah kerangka kerja yang

mengkoordinasikan sumbe daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”.

Menurut Alter (1992) “Sistem Informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”.

Menurut Hall (2001) “Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur

formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai“.

1.3.1. Komponen Sistem

Sistem informasi mempunyai enam buah komponen atau disebut juga dengan blok bangunan (building block), yaitu :

1. Komponen input atau komponen masukan

Input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, termasuk metode dan media untuk memperoleh data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dasar. 2. Komponen model

(30)

3. Komponen output atau komponen keluaran

Keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem, produk dari sistem informasi adalah keluaran berupa informasi yang berkualitas.

4. Komponen teknologi

(31)

5. Komponen basis data

Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Merupakan kumpulan dari file data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.

6. Komponen kontrol atau komponen pengendalian.

Beberapa pengendalian yang dirancang secara khusus untuk menanggulangi gangguan-gangguan terhadap sistem, Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan bahwa hal‐hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung diatasi. 1.3.2. Jenis‐jenis Sistem Informasi

Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda‐beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. Sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian

1. Transaction Processing Systems (TPS)

(32)

OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara‐cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang‐kadang diluar organisasi. Aspek‐aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas‐tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).

4. Decision Support Systems (DSS)

DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap‐tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.

(33)

AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin‐mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan‐ pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge‐based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge‐base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna. 6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer‐Support

Collaborative Work Systems (CSCW)

Bila kelompok, perlu bekerja bersama‐sama untuk membuat keputusan semi‐ terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama‐sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang‐kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang

(34)

7. Executive Support Systems (ESS)

ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik‐grafik dan pendukung komunikasi di tempat‐ tempat yang bisa diakses seperti kantor.

1.4. Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak adalah disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Pada definisi ini ada dua istilah kunci:

1. „Disiplin Rekayasa’ perekayasa membuat suatu alat bekerja. Mereka

menerapkan teori, metode, dan alat bantu yang sesuai, selain itu mereka menggunaknnya dengan selektif dan selalu mencoba mencari solusi terhadap permasalahan, walaupun tidak ada teori atau metode yang mendukung. Perekayasa juga menyadari bahwa mereka harus bekerja dalam batasan organisasi dan keuangan, sehingga mereka berusaha mencari solusi dalam batasan-batasan ini.

2. „Semua Aspek Produksi Perangkat Lunak’ Rekayasa Perangkat Lunak tidak

(35)

Secara umum, perekayasa perangkat lunak memakai pendekatan yang sistematis dan terorganisir terhadap pekerjaan mereka karena cara ini sering kali paling efektif untuk menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi. Namun demikian, rekayasa ini sebenarnya mencakup masalah pemilihan metode yang paling sesuai untuk satu set keadaan dan pendekatan yang lebih kreatif, informal terhadap pengembangan yang mungkin efektif pada beberapa keadaan. Pengembangan informal sangant cocok untuk pengembangan sistem e-commerce-berbasis web yang membutuhkan gabungan keahlian perangkat

lunak dan perancangan grafis.

1.5. Pengenalan Perancangan Berorientasi Objek

Definisi singkat mengenai konsep dasar yang sering ditemui pada perancangan berbasis objek diantaranya :

1. Objek (object) 2. Kelas

3. Pemodulan (Encapsulation) 4. Penurunan (Inheritance) 5. Polimorfis (Polymorphism)

6. Asosiasi (Association) dan Agregasi (Aggregation)

1.6. Pemrograman Berorientasi Objek (Object Oriented Programing)

(36)

komponen yang didesain dalam proses desain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek. Syarat sebuah bahasa pemrograman bisa digolongkan sebagai berorientasi objek adalah bila bahasa pemrograman tersebut memiliki fitur untuk mengimplementasikan keempat konsep berorientasi objek, yaitu abstraksi, encapsulation, polymorphism, dan inheritance. Dikenal beberapa bahasa pemrograman berorientasi objek, seperti C++, Java, dan Visual Basic.NET.

1.7. Karakteristik Pemrograman Berorientasi Objek (OOP)

Karakteristik utama dari pemrograman berorientasi objek adalah encapsulation, Inheritance, dan Polymorphism. 3 karakteristik tersebut mendukung reusability, yang merupakan salah satu faktor dari kualitas perangkat lunak. Reusability adalah suatu sifat yang memperkenankan kelas yang telah dibuat dan diuji dapat didistribusikan ke programmer lain untuk dipakai pada program-program mereka. Hal ini mempunyai kesamaan dengan penulisan fungsi-fungsi dari bahasa prosedural yang kemudian diletakkan dalam pustaka (library).

Perbedaannya adalah tingkat kepemakaian kembali pada program berorientasi objek lebih tinggi daripada program bahasa prosedural. Sebab, programmer dengan mudah dapat menurunkan sifat-sifat dari suatu kelas dan menambahkan sifat baru, berkat adanya kemampuan Inheritance.

Pembahasan singkat dari masing-masing karakteristik Pemrograman Berorientasi Objek diatas.

(37)

Pengemasan data dan fungsi dalam wadah bernama objek dikenal dengan sebutan Encapsulation (pengkapsulan). Data tidak lagi diperlakukan esbagai komponen kedua setelah fungsi, melainkan mempunyai kedudukan yang sama dengan fungsi.

2. Inheritance (Pewarisan).

Inheritance (pewarisan) merupakan sifat dalam bahasa pemrograman berorientasi objek yang memungkinkan sifat-sifat dari suatu kelas diturunkan ke kelas lain.

3. Polymorphism (Polimorfisme).

Polymorphism merupakan suatu konsep yang menyatakan sesuatu yang sama dapat memiliki bentuk dan berbagai perilaku yang berbeda.

1.8. Unified Modeling Language (UML)

(38)

(visual modeling) yang bekerja dalam object-oriented untuk menentukan, memvisualisasikan, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan elemen-elemen informasi yang terdapat dalam sistem software.

UML sendiri terdiri atas pengelompokan diagram-diagram sistem menurut aspek atau sudut pandang tertentu. Diagram adalah yang menggambarkan permasalahan maupun solusi dari permasalahan suatu model. UML terdiri dari beberapa diagram, diantaranya yaitu :

1. Diagram Use Case. 2. Diagram Class. 3. Diagram Activity. 4. Diagram Sequence. 5. Diagram Collaboration. 6. Diagram Component.

1.9. Tujuan Unified Modeling Language (UML) Tujuan Penggunaan UML diantaranya adalah :

1. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.

2. Menyatukan praktek-praktek terbaik dan terdapat dalam pemodelan.

(39)

4. UML berfungsi sebagai blue print (cetak biru) karena sangat lengkap dan detail, dengan cetak biru ini maka akan dapat diketahui informasi secara detail tentang coding program atau bahkan membaca program dan menginterpretasikan kembali kedalam bentuk diagram (reserve enginering).

1.10. Diagram dan Teknik Pemodelan

Diagram mengemukakan banyak hal, penggunaan notasi yang terdefinisi baik dan ekspresif adalah penting pada proses pengembangan perangkat lunak, yaitu :

1. Notasi standar memungkinkan pengembang mendeskripsikan skenario atau rumusan arsitektur dan kemudian mengkomunikasikan secara tidak ambigu. 2. Notasi yang bagus membebaskan pikiran untuk berkomunikasi pada

masalah-masalah yang lebih lanjut.

3. Notasi yang baik memungkinkan mengeliminasi keperluan pemeriksaan konsistensi dan kebenaran keputusan-keputusan dengan menggunakan tool terotomatisasi.

1.10.1. Pengelompokan Diagram

(40)

Gambar 2.1 UML Diagram 1.10.2. Pemodelan menggunakan UML

Ketika membangun sistem menggunakan UML, kita tidak hanya menciptakan satu model tunggal. Terdapat model-model di fase-fase pengembangan yang berbeda dengan maksud yang berbeda:

1. Fase analisis sistem untuk memodelkan kelas-kelas dan kolaborasi-kolaborasi “dunia nyata” dasar.

(41)

3. Fase perancangan untuk memperluas model analisis menjadi solusi teknis yang mempertimbangkan lingkungan implementasi.

(42)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

3.1.1.Sejarah PT. Telkom Learning Center

Learning Center merupakan unit bisnis pendukung Telkom yang menjadi motor transformasi dan pengembangan kompetensi Human Capital Telkom. Seiring dengan perubahan jaman yang mengalami berbagai pergesaran dalam berbagai aspek Telkom terus melangkah menembus berbagai tantangan bisnis. Mengantisipasi berbagai perubahan, Telkom melakukan trasnformasi bisnis secara fundamental yang dikuti dengan diperkenalkannya corparate identity baru untuk menyambut era menyambut Telkom sebagai satu-satunya perusahaan T.I.M.E (Telecommunication-Information-Media-Edutainment).

Learning Center merupakan divisi pendukung PT.Telkom yang dibentuk berdasarkan keputusan Direksi perusahaan perseroan (Persero) PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk.Nomor:KD.09/PS150/COP-B0030000/2008 Ditetapkan pada tanggal 25 Januari 2008 tentang organisasi pusat pembelajaran Learning Center (LC)

(43)

memadai seperti kelas reguler, kelas executive, laboratorium, perpusatakaan dengan koleksi sekitar 25.000 buku. Juga ditunjang dengan sarana dan prasarana seperti asrama yang setara dengan hotel bintang satu (Widyaloka-2, poliklinik, tempat ibadah, sarana olah raga outdoor dan indoor, cafetaria siswa, fasilitas parkir kendaraan roda empat yang dapat menampung sekitar 200 unit diserta dukungan karyawan Learning Center sebanyak 276 orang menjadikan Learning Center tempat yang ideal untuk pengembangan sumber daya manusia TELKOMGroup.

Untuk mengakomodir pelatihan-pelatiham yang diselanggarakan di daerah, Learning Center mempunyai 7 area pelatihan yang tersebar di kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makasar dan Balikpapan, sehingga lebih memungkinkan menambah sinergi untuk pengembangan kompetensi sumber daya manusia bagi TELKOMGroup. Selain itu Learning Center senantiasa menggali setiap potensi dengan pemberdayaan semua sumber daya yang dimiliki, sebagai wujud komitmen jajaran Learning Center dalam mendukung keberhasilan perusahaan sesuai dengan visi perusahaan To Become a Leading InfoComm Player in The Region strategi perusahaan dalam mencapai dan menjaga sustainable growth, upaya pemenangan persaingan yang dikondisikan melalui pendekatan Customer Centric.

3.1.2. Visi dan Misi PT Telkom Learning Center

(44)

Telkom bercita-cita untuk menempatkan diri menjadi perusahaan infocomm terkemuka dalam bidang kinerja finansial, pasar dan operasional di kawasan regional.

Misi

Telkom berkomitmen memberi layanan terbaik dan berkualitas, untuk memudahkan bagi pelanggan dengan harga yang kompetitif. Dalam mengelola bisnis Telkom melakukan dengan cara-cara terbaik sesuai dengan standar internasional, yang fokus pada optimalisasi keunggulan kompetitif perusahaan, serta membangun sinergi kemitraan yang saling mendukung dan menguntungkan.

3.2 Struktur Organisasi Perusahaan

(45)
(46)

3.3 Deskripsi Kerja

Learning Center dipimpin oleh seorang Senior General Manager (SGM) dan bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Human Capital and General Affair (DIR.HCGA). Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh beberapa Operation Senior Manager LC Area (OSM LC Area) dan Operation Manager LC Area (OM LC Area) di seluruh area penyelenggaraan pelatihan.

SGM Learning Center dalam menyelenggarakan pelatihan reguler dibantu oleh tenaga instruktur yang berpengalaman serta mempunyai kapabilitas dibidangnya dan dikoordinir oleh seorang coordinator Group of Instructor(CGOI) sedangkan dalam penyelenggaraan program Leadership atau Eksekutif dibantu para Widyaiswara dan Instruktur senior yang berpengalaman dalam memimpin staff Telkom di lapangan dan Group ini dipimpin oleh seorang koordinator Group of Leadership Program (GOLP).

Agar sasaran pelatihan sesuai dengan objectivenya dan dapat terasa dampaknya bagi pembentukan SDM TELKOMGroup yang handal dan dapat mencapai Visi dan Misi nya, maka materi pelatihan dikembangkan sedemikian rupa oleh orang-orang yang handal dibidangnya. Pengembangan materi ini dibagi menjadi dua bidang besar yaitu Non Teknik dan Teknik yang masing-masing dipimpin oleh seorang senior Manager Course Development.

(47)

BAB IV

DESKRIPSI GLOBAL PERANGKAT LUNAK

4.1 Perspektif Produk

Produk yang dirancang merupakan sebuah perangkat lunak berbasis web dimana akan dapat digunakan secara online oleh pihak-pihak berkepentingan. Penggunaan perangkat lunak ini ditujukan khusus dalam hal pengolahan data dan pembuatan laporan seputar aktivitas yang terjadi dalam proses bisnis Widyaloka PT. Telkom Learning Center Bandung, serta dijutukan secara umum dalam hal penginformasian gedung dan penghuni kepada pihak yang membutuhkan.

Gambar 4.1 Deskripsi persoalan secara umum.

4.2Fungsi Produk

(48)

online, seperti pengolahan data ruangan asrama, pengolahan data penghuni, hingga pembuatan laporan proses bisnis. Selain itu, SI ini dapat memudahkan dalam penyebaran informasi mengenai pelayanan asrama kepada seluruh karyawan PT. Telkom Indonesia dengan cara mengakses SI melalui media internet.

4.3 Persoalan yang Dihadapi

Berikut beberapa persoalan umum yang akan diselesaikan oleh adanya SI sebagai aplikasi pengolahan sistem informasi.

1. Widyaloka general business information

Proses menampilkan beberapa informasi umum seputar penginformasian kamar-kamar di wilayah widyaloka I-III dan artikel-artikel yang dianggap perlu untuk dipublisitaskan. Fungsi ini dijalankan secara otomatis oleh sistem setelah fungsi Confidentiality dijalankan dan informasi akan berubah menjadi khusus jika user dalam keadaan authorized account.

2. Recommended room

Fungsi ini menampilkan kamar-kamar kosong secara otomatis yang dijalankan oleh sistem. Informasi kamar yang ditampilkan hanya sebatas lokasi dan tarif sewa.

3. Web login

Proses dimana mengharuskan user untuk menginputkan NIK dan Password sebagai syarat utama untuk mendapatkan dan menggunakan hak akses informasi dan fungsi aplikasi.

(49)

Proses dimana sistem menampilkan beberapa informasi berkaitan terhadap user yang sedang aktif/login, seperti informasi data diri, aktivitas transaksi terakhir di widyaloka, informasi kamar yang sedang dihuni, dan informasi tagihan kamar (user penyewa).

5. Search room and occupant

Fungsi aplikasi yang dapat mencari informasi kamar dan penghuni kamar berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan. Digunakan dengan cara menginputkan spesifikasi kamar atau penghuni kamar yang diperlukan.

6. Contact user

Fungsi aplikasi yang dapat digunakan oleh user untuk mengirimkan pesan kepada user lainnya, dengan NIK atau nama sebagai atribut validitas.

7. Booking room

Fungsi aplikasi dimana mengizinkan user untuk melakukan pemesanan kamar baik yang berstatus isi ataupun kosong. Proses booking dilakukan secara online dengan memilih kamar yang diinginkan lalu menunggu konfirmasi admin untuk keabsahan booking. Proses konfirmasi akan dilayani paling lambat 1 hari sebelum tanggal rencana inap dengan memberikan booking code kepada user bersangkutan dan akan terotomatisasi oleh sistem dengan mengkadaluarsakan booking code jika belum teraktivasi setelah 5 jam dari waktu rencana inap.

8. Checkin room

(50)

digunakan untuk mendaftarkan karyawan PT. Telkom Indonesia sebagai penghuni kamar resmi di salah satu widyaloka PT. Telkom Learning Center Bandung. Validitas yang digunakan untuk fungsi ini adalah nomor booking yang telah diberikan sebelumnya kepada user atau calon penghuni. Dengan adanya proses checkin, booking code akan teraktivasi dan terkadaluarsakan hingga tidak dapat digunakan kembali.

9. Checkout room

Proses update nilai kamar pada atribut status dan update nilai pada tabel penghuni berdasarkan kriteria tertentu. Fungsi checkout ini digunakan untuk menyatakan bahwa penghuni tidak lagi sebagai penghuni kamar resmi di salah satu widyaloka PT. Telkom Learning Center Bandung. Validitas yang digunakan untuk fungsi ini adalah NIK dan status sewa (penghuni penyewa). Selain itu, proses checkout akan terotomatisasi oleh sistem jika validitas sewa telah terpenuhi dan masa huni telah melawati waktu rencana huni dengan memberikan pemberitahuan kepada user melalui profile.

10.Manage room occupants

Proses dimana superadmin diberi hak akses khusus untuk mengelola rincian informasi penghuni kamar, baik itu proses penambahan, perubahan, dan penghapusan rincian informasi penghuni kamar. Penyajian informasi akan ditampilkan secara khusus dalam sebuah page manage room occupants dan pengaktifan tombol manage pada setiap detail user yang muncul pada setiap halaman website terkait.

(51)

Proses dimana superadmin diberi hak akses khusus untuk mengelola rincian informasi kamar, baik itu proses penambahan, perubahan, dan penghapusan rincian informasi kamar. Penyajian informasi akan ditampilkan secara khusus dalam sebuah page manage room dan pengaktifan tombol manage pada setiap detail room yang muncul pada setiap halaman website terkait.

12.Report

Sebuah fungsi yang mengizinkan superadmin untuk melihat dan mencetak laporan widyaloka I-III sesuai dengan spesifikasi yang dipilih, seperti pencetakan laporan harian, mingguan, bulanan, tahunan, ataupun berdasarkan seleksi tanggal.

13.Web Logout

Fungsi dimana menghancurkan session user di website, penghancuran session berfungsi untuk mematikan hak akses terhadap mesin pengakses aplikasi agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

14.Contact Admin

Fungsi ini diberikan kepada semua user yang sedang mengakses aplikasi. Dengan fungsi ini user dapat mengirimkan pesan kepada admin dengan sebelumnya akan diajukan proses verifying image code yang akan menvalidasi apakah pengirim pesan adalah manusia dan sebagai tindak pencegahan terhadap email bomber.

Berikut persoalan khusus yang dihadapi:

(52)

Kerahasiaan yang dimaksud meliputi kerahasiaan data/atau informasi dan juga perlindungan terhadap data dan informasi dari akses yang tidak sah dan berwenang. Sehingga dibutuhkan suatu fungsi authorization user dan IP address agar fungsi confidentiality berjalan dengan baik.

2. Authorization user and IP address

Fungsi untuk membatasi pihak-pihak yang tidak berwenang melakukan sesuatu dalam lingkungan jaringan informasi aplikasi widyaloka. Pembatasan ini bergantung pada tingkat keamanan pihak yang bersangkutan. Pembatasan ini menyangkut sampai sejauh mana pihak yang diberi kewenangan untuk melakukan akses terhadap informasi. Dalam kasus ini, NIK dan password digunakan sebagai authorization user sedangkan IP address sebagai authorization information yang dapat diakses oleh teller.

3. Data integrity

Fungsi yang memastikan bahwa informasi di dalam database widyaloka tidak mengalami proses manipulasi oleh admin yang berhak. Fungsi ini memvalidasi setiap inputan data dan membatasi fungsi pengubahan ataupun penghapusan nilai didalam database.

4. Activity log

(53)

4.4 Karakteristik Pengguna Perangkat Lunak

Berikut deskripsi user account di dalam penggunaan SI:

1. Unauthorized account, semua user atau tipe account yang belum melakukan Login website. User dengan tipe ini hanya mendapati informasi dasar seputar widyaloka, seperti mengetahui kamar kosong disetiap widyaloka dan membaca beberapa artikel umum.

2. Authorized account semua user atau tipe account yang telah melakukan Login website.

a. Employee

Merupakan karyawan PT. Telkom Indonesia yang memiliki NIK dan Password serta terdaftar sebagai karyawan resmi di LDAP Server. Tipe user ini hanya bisa mengakses aplikasi dalam upaya memperoleh informasi khusus seputar widyaloka, seperti mencari kamar kosong, mencari user lain yang sedang menginap, hingga melakukan proses booking room.

b. Teller / admin

Merupakan petugas PT. Telkom Learning Center Bandung yang melayani transaksi bisnis di kawasan widyaloka. Teller dibatasi dengan pemberian hak akses aplikasi.

c. Supervisor / super admin

(54)

Pengguna Tanggung Jawab Hak Akses

Teller Melayani transaksi Checkin dan Checkout di salah satu

Supervisor Mengelola semua proses bisnis di widyaloka, seperti mengelola informasi kamar, mengelola informasi user, hingga membuat laporan.

Tabel 4.1 Karakteristik pengguna

4.5 Batasan-batasan

(55)

keamanan data informasi. Kondisi ini wajib diberlakukan untuk beberapa fungsi aplikasi seperti web login, search room and occupant, sorting information, web logout, confidentiality widyaloka business information, authorization user and IP address, data integrity, dan activity log.

4.6 Asumsi dan Ketergantungan

SI ini dapat diakses melalui media yang mendukung pengaksesan website. Walaupun demikian untuk menggunakan beberapa fungsi aplikasi, user disarankan menggunakan unit komputer untuk melakukan pengaksesan fungsi. SI dapat diakses oleh siapa saja, tidak ada batasan dalam pengaksesan aplikasi. Walaupun demikian pembagian hak akses tetap dilakukan dan semua transaksi bisnis dan pengolahan data hanya dapat dilakukan oleh admin yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan asumsi bahwa keamanan untuk aplikasi telah terpenuhi oleh sistem aplikasi dengan admin sebagai pengelola.

4.7 Arsitektur Sistem

(56)
(57)

BAB V

PEMODELAN PERSOALAN

5.1 Business Use Case

Berikut adalah interaksi yang terjadi antara actor, business worker, use case.

Gambar 5.1 Business use case pada unauthorized account

(58)

Gambar 5.3 Business use case pada supervisor

5.2Business Object Modeling

Berikut rincian proses bisnis yang ada di dalam setiap business use case, selain itu mempresentasikan interaksi antara business worker dan business entity yang berupa data dan dokumen.

5.2.1 BOM Home

(59)

5.2.2 BOM Login

Gambar 5.5 BOM login 5.2.3 BOM Message

Gambar 5.6 BOM message 5.2.4 BOM Profile

(60)

5.2.5 BOM Search

Gambar 5.8 BOM search 5.2.6 BOM Checkin

Gambar 5.9 BOM checkin 5.2.7 BOM Checkout

(61)

5.2.8 BOM Manage Room Occupants

Gambar 5.11 BOM manage room occupants 5.2.9 BOM Manage Room

Gambar 5.12 BOM manage room 5.2.10 BOM Article

(62)

5.2.11 BOM Report

Gambar 5.14 BOM report 5.2.12 BOM Logout

Gambar 5.15 BOM logout 5.3 Activity Diagram

(63)

5.3.1 Activity Diagram Home

Gambar 5.16 Activity diagram home 5.3.2 Activity Diagram Login

(64)

5.3.3 Activity Diagram Message

Gambar 5.18 Activity diagram message 5.3.4 Activity Diagram User Page

(65)

5.3.5 Activity Diagram Search

(66)

5.3.6 Activity Diagram Checkin

Gambar 5.21 Activity diagram checkin 5.3.7 Activity Diagram Checkout

(67)

5.3.8 Activity Diagram Manage Room Occupants

(68)

5.3.9 Activity Diagram Manage Room

Gambar 5.24 Activity diagram manage room 5.3.10 Activity Diagram Manage Article

(69)

5.3.11 Activity Diagram Report

Gambar 5.26 Activity diagram report 5.3.12 Activity Diagram Logout

Gambar 5.27 Activity diagram logout

5.4Functional Requirement

Diskripsi kebutuhan fungsional yang ada di dalam SI adalah sebagai berikut: 5.4.1 Kebutuhan fungsional untuk Unathorized Account

No Kode Deskripsi

(70)

Req-UA-1.1 Login

Req-UA-1.2 Article

2 Req-UA-2 Send message

Tabel 5.1 Deskripsi kebutuhan fungsional unathorized account 5.4.2 Kebutuhan Fungsional Employee

No Kode Deskripsi

1 Req-EP-1 Home

Req-EP-1.1 Notification

Req-EP-1.1.1 Inbox notification

Req-EP-1.1.1.1 Read message

Req-EP-1.1.1.2 Delete message

Req-EP-1.1.2 Suggested room

Req-EP-1.1.2.1 Booking Suggested room

Req-EP-1.2 Article

2 Req-EP-2 Search

Req-EP-2.1 Occupants search result

Req-EP-2.1.1 Send Message to Occupant search result Req-EP-2.2 Room search result

Req-EP-2.2.1 Booking room search result

3 Req-EP-3 Profile

4 Req-EP-4 Message

(71)

Req-EP-4.2 Delete message

Req-EP-4.3 Replay message

Req-EP-4.3.1 Send message

Req-EP-4.4 New message

Req-EP-4.4.1 Send message

5 Req-EP-5 Logout aplikasi

Tabel 5.2 Deskripsi kebutuhan fungsional employee 5.4.3 Kebutuhan Fungsional Teller

No Kode Deskripsi

1 Req-TL-1 Home

Req-TL-1.1 Notification

Req-TL-1.1.1 Inbox notification

Req-TL-1.1.1.1 Read message

Req-TL-1.1.1.2 Delete message

Req-TL-1.1.2 Suggested room

Req-TL-1.1.2.1 Booking Suggested room

Req-TL-1.1.3 Booking room request notification Req-TL-1.1.3.1 Confirm booking room request Req-TL-1.1.3.2 Reject booking room request

Req-TL-1.2 Article

2 Req-TL-2 Search

(72)

Req-TL-2.1.1 Send Message to Occupant search result Req-TL-2.2 Room search result

Req-TL-2.2.1 Booking room search result

3 Req-TL-3 Message

Req-TL-3.1 Read message

Req-TL-3.2 Delete message

Req-TL-3.3 Replay message

Req-TL-3.3.1 Send message

Req-TL-3.4 New message

Req-TL-3.4.1 Send message

4 Req-TL-4 Checkin

Req-TL-4.1 Check booking code

Req-TL-4.1.2 Accept accoupant

5 Req-TL-5 Checkout

Req-TL-5.1 Check occupant

Req-TL-5.1.2 Accept checkout

6 Req-TL-6 Logout aplikasi

Tabel 5.3 Deskripsi kebutuhan fungsional teller 5.4.4 Kebutuhan Fungsional Supervisor

No Kode Deskripsi

1 Req-SV-1 Home

(73)

Req-SV-1.1.1 Inbox notification

Req-SV-1.1.1.1 Read message

Req-SV-1.1.1.2 Delete message

Req-SV-1.1.2 Suggested room

Req-SV-1.1.2.1 Booking Suggested room Req-SV-1.1.2.2 Edit Suggested room Req-SV-1.1.2.2.1 Save edit Suggested room Req-SV-1.1.2.3 Delete Suggested room

Req-SV-1.1.3 Booking room request notification Req-SV-1.1.3.1 Confirm booking room request Req-SV-1.1.3.2 Reject booking room request

Req-SV-1.2 Article

Req-SV-1.2.1 Edit article Req-SV-1.2.1.1 Save edit article

2 Req-SV-2 Search

Req-SV-2.1 Occupants search result

Req-SV-2.1.1 Send Message to Occupant search result Req-SV-2.2 Room search result

(74)

3 Req-SV-3 Profile

4 Req-SV-4 Message

Req-SV-4.1 Read message

Req-SV-4.2 Delete message

Req-SV-4.3 Replay message

Req-SV-4.3.1 Send message

Req-SV-4.4 New message

Req-SV-4.4.1 Send message

Req-SV-4.4.2 Send message to all occupant Req-SV-4.4.3 Send message to teller Req-SV-4.4.4 Send message to all teller

5 Req-SV-5 Checkin

Req-SV-5.1 Check booking code

Req-SV-5.1.2 Accept accoupant

6 Req-SV-6 Checkout

Req-SV-6.1 Check occupant

Req-SV-6.1.2 Accept checkout

7 Req-SV-7 Manage room occupants

Req-SV-7.1 Edit occupants

Req-SV-7.1.1 Save edit occupants

Req-SV-7.2 Delete occupants

(75)

Req-SV-8.1 Add room

Req-SV-8.1.1 Save add room

Req-SV-8.2 Edit room

Req-SV-8.2.1 Save edit room

Req-SV-8.3 Delete room

9 Req-SV-9 Report

Req-SV-9.1 Occupants report preview Req-SV-9.1.1 Print occupant report Req-SV-9.2 Transaction report preview Req-SV-9.2.1 Print transaction report

10 Req-SV-10 Activity log

Req-SV-10.1 Sorting activity log

Req-SV-11 Logout aplikasi

Tabel 5.4 Deskripsi kebutuhan fungsional supervisor

5.5Use Case Diagram

5.5.1 Use Case Diagram Unathorized Account

(76)

5.5.2 Use Case Diagram Employee

(77)

5.5.3 Use Case Diagram Teller

(78)

5.5.4 Use Case Diagram Supervisor

(79)

5.6 Use Case Scenario

5.6.1 Skenario Use Case Unathorized Account Identifikasi Kode Use Case Req-UA-1

Nama Use Case Home

Tujuan Masuk ke portal widyaloka Deskripsi Proses akses portal widyaloka Aktor Unathorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal SI terakses

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Mengakses home 1. Mengecek session

2. Membagi hak akses sesuai dengan tipe user dan IP address

Kondisi Akhir Mencatat aktifitas ke dalam Activity Log Tabel 5.5 Skenario home (Req-UA-1)

Identifikasi Kode Use Case Req-UA-1.1

Nama Use Case Login

(80)

Deskripsi Proses athorizing account Aktor Unathorized Account

Skenario Umum Password, lalu klik tombol LOGIN

5. Membagi hak akses sesuai dengan tipe user dan IP address

6. Mencatat aktifitas ke dalam Activity Log

Kondisi Akhir

Session user telah dibuat dan user diarahkan kembali menuju halaman home

Tabel 5.6 Skenario login (Req-UA-1.1)

(81)

Nama Use Case Article

Tujuan Menampilkan artikel widyaloka Deskripsi Proses menampilkan artikel widyaloka Aktor Unathorized Account

Skenario Umum

Kondisi Akhir Menampilkan artikel

Tabel 5.7 Skenario login (Req-UA-1.2)

Identifikasi Kode Use Case Req-UA-2

Nama Use Case Contact

Tujuan Untuk mengirimkan pesan kepada super admin aplikasi

Deskripsi

Proses pengiriman sebuah pesan kepada super admin melalui SI

Aktor Unathorized Account Skenario Umum

Kondisi Awal

(82)

Aksi Aktor Respon Sistem kepada user bahwa pesan telah terkirim

Kondisi Akhir Mengarahkan kembali user ke halaman contact Tabel 5.8 Skenario contact (Req-UA-1.2)

5.6.2 Skenario Use Case Athorized Account Employee, Teller, Supervisor

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-1, Req-TL-1, Req-SV-1 Nama Use Case Home

Tujuan Masuk ke web widyaloka

Deskripsi Suatu proses akses ke web widyaloka Aktor athorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal Aplikasi web widyaloka terakses

Aksi Aktor Respon Sistem

(83)

3. Melakukan pembagian hak akses

Kondisi Akhir Mencatat aktifitas dalam activity log

Tabel 5.9 Skenario home (Req-EP-1, Req-TL-1, Req-SV-1)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-1.1, Req-TL-1.1, Req-SV-1.1 Nama Use Case Notification

Tujuan Mengetahui pemberitahuan

Deskripsi Menampilkan pemberitahuan yang tertera Aktor athorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal Notifacation belum terakses

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Memilih notification 2. Sistem melakukan proses dalam pemilihan

notification 3. Sistem melakukan

pemberitahuan selanjutnya Kondisi Akhir Mencatat aktifitas dalam activity log

Tabel 5.10 Skenario notification (Req-EP-1.1, Req-TL-1.1, Req-SV-1.1)

(84)

Kode Use Case Req-EP-1.1.1, Req-TL-1.1.1, Req-SV-1.1.1 Nama Use Case Inbox notification

Tujuan Melihat pemberitahuan yang berada di inbox Deskripsi Menampilkan pemberitahuan yang berada diinbox Aktor athorized Account

Skenario Umum

Kondisi Awal Inbox Notifacation belum terakses

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Membuka inbox notification 2. Sistem merespon aksi aktor 3. Sistem melakukan proses

untuk membuka inbox notificationi

Kondisi Akhir Sistem memberitahukan inbox notification

Tabel 5.11 Skenario inbox notification (EP-1.1.1, TL-1.1.1, Req-SV-1.1.1)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-1.1.1, Req-TL-1.1.1, Req-SV-1.1.1 Nama Use Case Read message

(85)

Skenario Umum Kondisi Awal Read message belum terbuka

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Memilih read message yang diinginkan

2. Aktor membaca read message

3. Sistem merespon aksi aktor 4. Sistem membuka halaman

read message

Kondisi Akhir Aktor membaca read message yang telah ditampilkan Tabel 5.12 Skenario read message (Req-EP-1.1.1, Req-TL-1.1.1,

Req-SV-1.1.1)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-1.1.1.2, Req-TL-1.1.1.2, Req-SV-1.1.1.2 Nama Use Case Delete message

Tujuan Menghapus message yang berada di web widyaloka Deskripsi Proses penghapusan message

Aktor athorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal Message belum terhapus

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Memilih message yang akan dihapus

3. Aktor menghapus message yang diinginkan

2. Sistem menampilkan message

(86)

Kondisi Akhir Message telah terhapus

Tabel 5.13 Skenario delete message (EP-1.1.1.2, TL-1.1.1.2, Req-SV-1.1.1.2)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-1.1.2, Req-TL-1.1.2, Req-SV-1.1.2 Nama Use Case Suggested room

Tujuan Menyarankan kamar yang akan diinap Deskripsi Proses menyarankan kamar yang diinginkan Aktor athorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal Halaman suggested room terakses

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Melihat beberapa kamar yang ditampilkan

2. Sistem menyarankan beberapa kamar Kondisi Akhir Sistem memberitahukan beberapa saran kamar

Tabel 5.14 Skenario suggested room (Req-EP-1.1.2, Req-TL-1.1.2, Req-SV-1.1.2)

Identifikasi

(87)

Tujuan Untuk membooking kamar yang telah disarankan Deskripsi Membooking kamar yang disarankan

Aktor athorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal Tampilan halaman booking

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Aktor mengklik tombol booking untuk melakukan pemesanan kamar

2. Sistem melakukan proses penyimpanan data dan mengolah informasi yang sudah didapatkan

Kondisi Akhir Sistem memberitahukan proses booking telah berhasil Tabel 5.15 Skenario booking suggested room (Req-EP-1.1.2.1,

Req-TL-1.1.2.1, Req-SV-1.1.2.1)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-1.2, Req-TL-1.2, Req-SV-1.2 Nama Use Case Article

Tujuan Memberitahukan artikel yang ada Deskripsi Pemberitahuan artikel yang ditampilkan Aktor athorized Account

(88)

Aksi Aktor Respon Sistem 1. Aktor melihat artikel-artikel

yang ditampilkan 3. Aktor membaca artikel

2. Sistem memberikan petunjuk tentang artikel yang ditampilkan Kondisi Akhir Aktor telah membaca artikel yang ditampilkan

Tabel 5.16 Skenario Article (Req-EP-1.2, Req-TL-1.2, Req-SV-1.2)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-2, Req-TL-2, Req-SV-2 Nama Use Case Search

Tujuan Memudahkan pencarian informasi Deskripsi Proses pencarian informasi

Aktor athorized Account

Skenario Umum Kondisi Awal Tampilan halaman search

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Aktor mengklik fungsi search

3. Aktor menemukan informasi yang dibutuhkan

2. Sistem melakukan pencarian

(89)

Identifikasi

Kode Use Case Req-EP-2.1, Req-TL-2.1, Req-SV-2.1 Nama Use Case Occupants search result

Tujuan Untuk melihat informasi mengenai penghuni Deskripsi Informasi penghuni hasil pencarian

Aktor athorized Account

Skenario Umum

Kondisi Awal Menampilkan halaman pencarian informasi penghuni

Aksi Aktor Respon Sistem

1. Aktor melakukan pencarian terhadap penghuni

2. Sistem menampilkan informasi mengenai penghuni

Kondisi Akhir

Aktor telah menemukan informasi mengenai penghuni yang diinginkan

Tabel 5.18 Skenario Occupants search result (Req-EP-2, Req-TL-2, Req-SV-2)

Identifikasi

Gambar

Gambar 2.1 UML Diagram
Gambar 3.1 Struktur organisasi PT. Telkom Learning Center
Gambar 5.28 Use case diagram unathorized account
Gambar 5.29 Use case diagram employee
+7

Referensi

Dokumen terkait

I., 1986, Pengaruh Panas Lingkungan Tempat Kerja Terhadap Kemampuan Kerja Fisik Tenaga Kerja Sebuah Pengkajian Di Ruang Binatu Hotel Ambarukmo Palace, Tesis , Univeritas Gadjah

Responden yang tinggal di wilayah perkotaan mauapun perdesaan yang memiliki rentang umur 15-19 tahun dan 30-34 tahun memiliki peluang yang besar dalam

Secara umum, grafik tersebut menggambarkan bahwa penambahan tapioka pada sampel dapat meningkatkan nilai elongasi dari film biopolimer... Modulus elastisitas merupakan

didefinisikan mengalami keracunan akut sianida bila kadar sianida serumnya  0.5 mg/L. Tapi kadar sianida serum tidak bisa dijadikan parameter untuk menentukan

Tiga resistor dihubungkan secara parallel dan dihubungkan dengan sumber tegangan seperti ditunjukkan pada gambar 10.. b) Arus yang mengalir pada

Dengan penggunaan metode Attribute Extraction dalam perilaku perancangan produk tempat tidur pasien, maka hasil keluaran yang dapat diperoleh menjadi lebih lengkap

Anggota Krama Saing di Desa Pakraman Asak berjumlah 24 orang yang dibantu oleh satu orang Penyarikan desa bertugas mengendalikan pemerintahan Desa Pakraman Asak dengan

Uraian tersebut diatas memberi makna bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap dapat menjembatani kepentingan pihak pemegang saham (principal) dengan pihak manajer