• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. PINDAD (Persero) Division Mijas Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Modal Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT. PINDAD (Persero) Division Mijas Bandung)"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF WORKING CAPITAL AND RECEIVABLE

TURNOVER TO PROFITABILITY IN PT.PINDAD (Persero)

DIVISION MIJAS BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Indri Sukmawati

21107046

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

Jasa Bandung sebagai salah satu perusahaan manufaktur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT.PINDAD (Persero) Divisi Mesin Industri dan Jasa baik secara parsial maupun secara simultan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi PT.PINDAD (Persero) Divisi Mesin Industri dan Jasa yang diperoleh dari tahun 1983 sampai dengan sekarang tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling

dengan jumlah data sebanyak 7 tahun. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu dengan menggunakan program SPSS 15.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, artinya bahwa modal kerja meningkat setiap tahunnya, sehingga posisi profitabilitasnya pun akan ikut meningkat. Sedangkan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Selain itu modal kerja dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, artinya profitabilitas yang diperoleh PT.PINDAD (Persero) Bandung sangat tergantung pada modal kerja dan perputaran piutangnya.

(3)

and Services Division of Bandung as one manufacturing company. The purpose of this study was to determine how much influence and Working Capital Accounts Receivable Turnover of Profitability on PT.PINDAD (Persero) Industrial Machinery and Services Division either partially or simultaneously. The method used in this research is descriptive analysis method with quantitative approach.

The population used in this research that the financial statements of the balance sheet and income statement PT.PINDAD (Persero) Industrial Machinery and Services Division earned from 1983 until now 2011. Sample selection is done by using purposive sampling method with the amount of data as much as 7 years. Statistical method used is multiple linear regression to test the classic assumption in advance using the program SPSS 15.0.

The results of this study indicate partially working capital have a significant effect on profitability, which means that working capital is increasing every year, so that the position will also be increasing its profitability. While turnover has no significant effect on profitability. Besides working capital and receivables turnover simultaneously significant effect on profitability, which means profitability obtained PT.PINDAD (Persero) Bandung highly dependent on

working capital and accounts receivable turnover.

(4)

i Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi. Shalawat

dan salam semoga tercurah kepada junjunan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta

seluruh keluarganya, sahabatnya dan akhirnya kepada kita semua selaku

keturunannya hingga akhir zaman nanti. Atas Rahmat dan Ridhanya, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi

Akuntansi FE di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana

judul yang diambil yaitu : “DAMPAK MODAL KERJA DAN PERPUTARAN

PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PADA PT PINDAD (PERSERO) DIVISI MIJAS BANDUNG)”.

Penulis tidak bisa memungkiri bahwa dalam menyusun usulan penelitian ini, penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat ibu Surtikanti, SE., M.Si.,. Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan Skripsi, akhirnya dengan doa, semangat ikhtiar penulis mampu melewatinya.

(5)

ii

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si. Selaku Ketua Porgram Studi Akuntansi, Wali Kelas Akuntansi-2.

4. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan.

5. Staff Kesekretariat Program Studi Akuntansi (Mbak Senny dan Mbak Dona serta A Gugun) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya. 6. Bpk Soleh, Bpk Ngatman SE, Bpk Asep , dan Bpk Aep yang telah

membimbing dan memberikan masukan pada penulis selama menyusun skripsi ini.

7. Seluruh staf karyawan PT PINDAD yang selalu berbagi canda dan tawa, semangat dan dukungan kepada penulis.

8. Yanto Susanto yang tiada hentinya memberikan dukungan, semangat dan

bantuan dalam pembuatan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabatku Legi, Nopy, Anggita, Vidya, Yuni, dan Nely

(6)

iii

11. Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan usulan penelitian ini.

Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, 14 Juli 2011

(7)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Dengan perkembangan teknologi yang semakin meningkat serta makin banyaknya jumlah perusahaan-perusahaan sejenis yang muncul, maka persoalan persoalan manajemen pun akan semakin komplek dan persaingan antar perusahaan pun semakin ketat. Apalagi, keadaan perekonomian Indonesia yang belum stabil saat ini menyebabkan banyak perusahaan kesulitan untuk mempertahankan kelangsunagn hidupnya. Demikian pula halnya terhadap kebijakan-kebijakan yang dianut perusahaan, tentu akan mengalami perubahan-perubahan ataupun hanya sekedar mempertajam kebijakan-kebijakan yang sudah ada sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. ( Rohanini, 2010)

Dalam era globalisasi pemerintah mengurangi campur tangan secara langsung dalam mengatur dan mengendalikan perekonomian, sifat, dan dinamika usaha yang bersumber pada inisiatif dan kreatifitas dunia usaha itu sendriri. Oleh karena itu, peranan mekanisme pasar dalam kegiatan ekonomi menjadi semakin besar sehingga kalangan dunia usaha akan selalu berpacu dalam memenangkan pasar melalui upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas. ( Rohanini, 2010)

(8)

membangun manajemennya secara konsepsional dan sistematis dengan berorientasi kepada pertumbuhan, dan perkembangan perusahaan yang dinamis melalui pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan

sehingga perusahaan memiliki motivasi untuk menciptakan kemampuan bersaing. (Reni Dirgantari,2006)

Adapun sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan di atas salah satunya dalah sumber daya keuangan yaitu modal. Pengertian modal disini mencakup arti yang luas meliputi aspek lain yang ada dalam perusahaan untuk mengukur nilai tambahan perusahaan. ( Rohanini, 2010)

Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan yang sangat kompleks menuntut pimpinan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana memperoleh dan memilih sumber dana yang yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba tetapi juga dituntut untuk mengawasi, mengatur, dan mengendalikan masalah penggunaan modal. Dalam hal ini pimpinan perusahaan harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Salah satunya

adalah pengambilan keputusan mengenai modal kerja perusahaan. ( Sri Budhyastuti,2006)

(9)

kebutuhan operasional sehari-hari seperti : pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar rekening listrik, membayar biaya transportasi, membayar hutang yang telah jatuh tempom dan pembayaran lainnya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan produk yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama (kurang dari 1 tahun). Uang yang dihasilkan tersebut dipergunakan lagai untuk kegiatan operasi perusahaan selanjutnya, dan seterusnya dana tersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi. ( Wahyuningsih, 2006)

Permodalan merupakan masalah utama yang akan menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Modal yang dipergunakan untuk kegiatan usaha ini disebut modal kerja. Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan operasional sehari-hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Perputaran modal kerja yang rendah bisa disebabkan karena 3 hal, salah satunya adalah rendahnya perputaran piutang. ( Taufik, 2010)

(10)

setiap usaha. Selain dengan melakukan efisiensi terhadap biaya biaya produksi, hal lain yang dapat dilakukan perusahaan perusahaan adalah dengan memberikan kemudahan dalam persyaratan pembayaran. Karena pada umumnya pemberian kredit sudah lazim dilakukan oleh perusahaan perusahaan saat ini, karena jika melakukan pembayaran tunai seperti yang ditawarkan perusahaan, kontinuitas perusahaan akan menjadi sesuatu yang sulit direalisasikan, karena mungkin saja perusahaan lain menawarkan kemudahan lewat pemberian kredit. Oleh karena itu penjualan secara kredit menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam meningkatkan volume penjualannya dan dalam mempertahankan eksistensinya. Penjualan secara kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang dan akan berubah menjadi kas pada saat terjadi pelunasan piutang oleh pelanggan atau konsumen. Perusahaan pasti memiliki beberapa pelanggan yang tidak sanggup membayar atau melunasi hutang mereka. Rekening pelangggan seperti itu umumnya disebut piutang tidak tertagih atau piutang ragu-ragu, dan merupakan suatu kerugian atau beban penjualan secara kredit. Ada dua

metode untuk mengukur piutang ragu-ragu yaitu metode cadangan dan metode penghapusan langsung. ( Taufik, 2010)

(11)

langsung, kerugian piutang ragu-ragu tidak diestimasi dan tidak mengunakan rekening cadangan, karena langsung dicatat debet beban penghapusan piutang dan kredit piutang usaha. Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata–rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua. ( Rahman, 2010)

Tujuan yang paling mendasar dari operasi perusahaan adalah perusahaan harus memperoleh profit / laba yang besar. Alat yang digunakan oleh manajemen perusahaan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yaitu melalui rasio profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Salah satu rasio yang digunakan manajemen perusahaan untuk mengukur profitabilitas adalah rasio return on assets. Rasio return on assets digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat pengembalian atas aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba. ( Rahman,2010)

(12)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat dihitung dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva atau disebut dengan Return On Asset (ROA). Profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung mengalami pertumbuhan yang tidak stabil. Tabel 1.1 menyajikan profitabilitas PT PINDAD (Persero) Bandung Periode 2003-2007 menggunakan ROA (Return On Asset).

Tabel 1.1

Data Profitabilitas dan Modal Kerja

Tahun Profitabilitas (ROA) Modal Kerja

2004 1,89 % Rp 5.680.182.059,87

2005 1,10 % Rp 8.727.851.336,97

2006 2,64 % Rp 5.253.032.522,15

2007 4,34 % Rp 7.952.532.101,29

2008 1,24 % Rp 6.520.700.617,01

2009 6,88 % Rp 5.839.886.725,16

2010 3,71 % Rp 7.693.040.410,66

Sumber Laporan Keuangan PT PINDAD (Persero) Bandung

(13)

adalah dari penggunaan piutangnya. Pada tahun 2008 perusahaan tidak menghasilkan laba yang maksimal sehingga ROA nya menurun. Sehingga dapat diperiksa aktiva lancar selama yang digunakan perusahaan kecil yang mengakibatkan modal kerja naik. Tetapi pada kenyataannya ROA dan modal kerja ikut menurun. Jadi bisa memungkinkan bahwa pengelolaan piutang perusahaan tidak efektif.

Penelitian mengenai pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas dilakukan oleh Anne Putri (2006) , yang mengemukkakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan dan penelitian mengenai pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas yang dilakukan oleh Yuniep Mujati Suaidah (2008), yang berhasil membuktikan bahwa perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan uraian fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai modal kerja dan perputaran piutang yang dituangkan dalam

(14)

1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan laba besar dan ROA nya pun besar, sehingga aktiva lancar yang

digunakan besar yang mengakibatkan modal kerja menurun. Tetapi modal kerja yang dihasilkan ikut besar dan bisa dimungkinkan profitabilitas yang dihasilkan dari penggunaan piutangnya.

2. Tidak menghasilkan laba yang optimal dan ROA nya menurun, sehingga aktiva

lancar yang digunakan kecil yang mengakibatkan modal kerja besar. Tetapi modal kerja yang dihasilkan ikut menurun dan memungkinkan pengelolaan piutang di perusahaan kurang efektif.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana modal kerja dan perputaran piutang PT PINDAD (Persero) Divisi Mijas Bandung.

(15)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT.PINDAD (PERSERO) DIVISI MIJAS BANDUNG

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis modal kerja dan perputaran piutang pada PT PINDAD (Persero) Divisi Mijas Bandung.

2. Untuk menganalisis besarnya profitabilitas pada PT PINDAD (Persero) Divisi Mijas Bandung.

3. Untuk menganalisis besarnya pengaruh modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT. PINDAD (Persero) Divisi Mijas Bandung. 1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Bagi Peneliti

(16)

2. Bagi Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan nasukan atau sebagai bahan perbandingan khususnya manajer keuangan di dalam merencanakan dan mengendalikan modal kerja seefektif mungkin agar perusahaan dapat berjalan lebih baik lagi.

3. Bagi Pembaca

Untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi bagi pihak lain untuk melakukan penelitian ataupun menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan informasi tentang pengaruh modal kerja dan perputaran

piutang terhadap profitabilitas.

2. Bagi masyarakat umum, dapat memberikan informasi dan gambaran tentang perputaran piutang sebagai earning power.

1.5Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini penulis lakukan pada perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produk militer yaitu PT. PINDAD (Persero) Bandung yang bertempat di Bandung Jl. Gatot Subroto No. 517

1.5.2 Waktu Penelitian

(17)
(18)

Skripsi b. Sidang Skripsi

c. Revisi Skripsi

d. Pengumpulan draf skripsi

(19)

1

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Modal

Banyak perusahaan mengalami kesulitan karena pimpinan perusahaan kurang mengetahui pergertian modal kerjadan fungsinya dalam suatu perusahaan, dimana modal kerja sering sekali digunakan untuk membeli aktiva tetap sehingga akan menimbulkan kesulitan bagi perusahaan. Untuk menghindari hal yang demikian, maka perlu diketahui pengertian dari modal kerja.

Sugiyarso dan F. Winari memberikan pengertian modal kerja sebagai berikut :

“Dana yang ditanamkan ke dalam aktiva lancer untuk membiayai operasi

perusahaan sehari-hari disebut modal kerja.”

(2006:17) Dari pengertian diatas, modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.

Bambang Riyanto mengemukakan modal kerja dapat dibagi menurut konsep sebagai berikut :

1 . K o n s e p K w a n t i t a t i f

(20)

keseluruhan dari pada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang jangka pendek.

Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi. Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan pada periode berikutnya.

2 . K o n s e p K w a l i t a t i f

Menurut konsep kwalitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar. Digunakan kerja ini merupakan sebahagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja netto (net working capital).

(21)

dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

3 . K o n s e p F u n g s i o n a l

Modal kerja menurut konsep ini menitikberatkan pada fungsi dari pada dana dalam menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Sementara itu, ada pula dana yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-mesin, alat- alat kantor dan aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada saat ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan.

Pengendalian jumlah modal kerja yang tepat akan menjamin kontinuitas operasi dari perusahaan secara efisien dan ekonomis. Bilamana modal kerja terlalu besar, maka dana yang tertanam dalam modal kerja melebihi kebutuhan, sehingga terjadilah idle fund. Padahal dana itu sendiri sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain dalam rangka peningkatan laba. Tetapi bilamana modal kerja terlalu kecil atau kurang, maka perusahaan akan kurang mampu memenuhi permintaan langganan seperti membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai dan upah buruh ataupun kewajiban-kewajiban lainnya yang segera harus dilunasi. Dengan demikian kebaikan dan keburukan modal kerja dalam perusahaan

(22)

Kelebihan atas modal kerja mengakibatkan kemampuan laba menurun sebagai akibat lambatnya perputaran dana perusahan.

Menimbulkan kesan bahwa manajemen tidak mampu mengunakan modal kerja secara efisien.

Jika Modal kerja tersebut dipinjam dari bank maka perusahaan mengalami kerugian dalam membayar bunga.

Tetapi bilamana modal kerja cukup, akan dapat memberikan keuntungan- keuntungan bagi perusahaan, seperti :

a. Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan.

b. Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana keuangan di dalam jangka pendek.

c. Menilai kecepatan perputaran modal kerja dalam arti yang menyeluruh. d. Membayar atau memenuhi kewajiban jangka pendek sesuai dengan jatuh tempo.

e. Memperoleh kredit sebagai sumber dana guna memperbesar pemenuhan kebutuhan kekayaan aktiva lancar.

f. Memberikan pedoman yang baik sehingga tidak terdapat keraguan manajemen guna memperoleh efisiensi yang baik.

2.1.1.1Modal Kerja ( Working Capital )

(23)

satu unsur yang penting dalam penentuan tinggi rendahnya tingkat profitabilitas perusahaan karena baik laba bersih operasional atau laba usaha, penjualan, maupun aktiva operasional sebenarnya ditentukan oleh besarnya modal kerja.

Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002;155), bahwa:

“Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas/bank, surat berharga, yang mudah dituangkan misalnya cek, giro (deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur modal kerja perusahaan terdiri dari kas, sekuritas, piutang, dan persediaan. Apabila proses produksi atau operasi perusahaan meningkat maka jelas sekali perusahaan memerlukan modal kerja yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Dengan peningkatan pendapatan diharapkan profitabilitas perusahaan akan meningkat pula.

2.1.1.2Pengertian Modal Kerja

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana, kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar lainnya disebut modal kerja. Berikut ini pengertian modal kerja menurut Gitman (2003:598) :

“Modal kerja adalah aktiva lancar, yang menghadirkan bagian investasi

(24)

Menurut Brigham dan Houston (2001:565) :

“Modal kerja adalah suatu investasi perusahaan jangka pendek dalam

assets kas, surat-surat berharga, persediaan, dan piutang dagang.”

Dari beberapa pengertian diatas dapat diasimpulkan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam harta jangka pendek atau aktiva lancar. Secara sederhana dalam praktiknya sehari-hari modal kerja didefinisikan sebagai harta lancar dikurangi kewajiban lancar, atau aktiva dikurangi pasiva lancar dan definisi ini dikenal sebagai modal kerja bersih.

2.1.1.3Manfaat Modal Kerja

Modal kerja harus cukup besar, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Menurut S. Munawir (2002:116), keberadaan modal kerja yang cukup akan memberikan beberapa manfaat :

1. “Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena kurangnya aktiva lancar.

2. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban tepat pada waktunya.

3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan begi perusahaan utnuk dapat menghadapi bahaya- bahaya atau kesulitan-kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

4. Memungkinkan untuk memiliki perseidaan barang dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.

5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat-syarat kredit yang lebih menarik bagi pelanggan.

(25)

2.1.1.4Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja

Modal kerja sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu dalam menentukan besarnya modal kerja yang dibutuhkan, menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:157), dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

1. Besar Kecilnya Skala Usaha Perusahaan

Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena beberapa alasan. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebih luasnya sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung pada beberapa sumber saja. Pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya beberapa piutang para pelanggan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal kerja lainnya seperti kas dan persediaan.

2. Aktivitas Perusahaan

Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual.

3. Volume Penjualan

Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Bila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya. 4. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi, khsusnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatisasi yang mengakibatkan proses produksi yang lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat dicapai, selain itu akan mebuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula bila tidak diimbangi dengan pertambahan penjualan yang besar.

5. Sikap Perusahaam Terhadap Likuiditas Dan Profitabilitas

(26)

2.1.1.5Jenis-Jenis Modal Kerja

Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perushaan berbeda-beda salah satunya tergantung pada jenis perusahaan. Menurut W.B. Taylor yang dikutip oleh Bambang Riyanto (2008:61), menggolongkan modal kerja menjadi jenis yaitu :

1. Modal kerja permanen (permanent working capital), yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

Modal kerja premier (primary working capital), yaitu modal kerja minimum yang harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan usaha.

Modal kerja normal (normal working capital), yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan luas produksi yang normal.

2. Modal kerja Variabel (variable working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja variable dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

Modal kerja musiman (seasonal working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim.

Modal kerja siklis (cylical working capital), yaitu modal kerja yang jumlahmya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur.

Modal kerja darurat (emergency working capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

Jadi berdasarkan beberapa penggolongan modal kerja, dapat dikatakan bahwa modal kerja yang ada pada suatu perusahaan digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari sehingga dapat menunjang kegiatan perusahaan.

2.1.1.6Unsur-Unsur Modal Kerja

(27)

1. Kas atau uang tunai

Dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, cek yang diterima dari para pelanggan dengan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap kali dibutuhkan perusahaan.

2. Investasi jangka pendek

Yaitu investasi yang bersifat sementara untuk memanfaatkan uang kas yang sementara masih belum dalam operasi perusahaan dengan syarat harus bersifat marketable yaitu dapat segera dijual dengan harga pasti setiap saat perusahaan memerlukan uang.

3. Piutang dagang

Yaitu tagihan perusahaan kepada pihak lain (kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang secara kredit.

4. Persediaan barang (bagi perusahaan dagang)

Yaitu persediaan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. 2.1.1.7Sumber-Sumber Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja perusahaan diperoleh dari beberapa sumber. Menurut Dwi prastowo dan Rifka Julianty, S (2002:109), modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenuhi dari 4(empat) aktivitas pembelanjaan yang memberikan modal kerja, yaitu :

1. Operasi Periode Berjalan

Sumber modal kerja yang penting adalah berasal dari aktivitas operasi perusahaan selama periode berjalan. Laporan laba rugi memuat data tentang aktivitas operasi perusahaan, dan karenanya kita dapat menggunakan dana tersebut untuk menentukan jumlah modal kerja yang berasal dari operasi. Pengahsailan yang dicatat berdasarkan basis akural, mengakibatkan kenaikan aktiva lancar seperti kas atau piutang. Oleh karenanya menaikan modal kerja. Biaya yang dicatat atas basis akural, mengakibatkan penurunan aktiva lancar atau kenaikan hutang lancar seperti hutang dagang.

2. Penjualan Aktiva Tak Lancar

(28)

3. Penerbitan Hutang Jangka Panjang

Penerbitan surat hutang jangka panjang, seperti wesel atau obligasi secara tunai akan mengakibatkan kenaikan modal kerja sebesar jumlah yang diterima pada saat hutang tesebut diterbitkan. Sedangkan hutang jangka pendek bukanlah merupakan sumber modal kerja, karena hutan jangka pendek tidak menaikan modal kerja. Transaksi hutang jangka pendek hanya mempengaruhi rekening-rekening lancar saja.

4. Penerbitan Modal Saham

Penerbitan modal saham preferen (saham istimewa) atau saham biasa secara tunai atau aktiva lancar lainnya, akan meningkatkan modal kerja, karena transaksi ini mengakibatkan kenaikan aktiva lancar dan modal dengan jumlah yang sama. Hal sama juga berlaku untuk penerbitan kembali treasury stock secara tunai atau aktiva lancar lainnya, yan menyebabkan kenaikan modal kerja. Tambahan investasi bunga aktiva lancar yang dilakukan oleh pemilikin individual atau partner merupaka sumber modal. Akan tetapi,penerbitan saham sebagai deviden (stockdividend) atau split tidak mempengaruhi modal kerja, karena transaksi ini hanya mempengaruhi rekening modal kerja saja.

2.1.1.8Penggunaan Modal Kerja

Setelah perusahaan memperoleh modal kerja, selanjutnya perusahaan akan menggunakannya untuk kebutuhan aktivitas perusahaan. Dwi Prastowo D dan Rifka Juliaty (2002:113) mengklasifikasikan penggunaan modal kerja menjadi 4 yaitu :

1. Pembelian Aktiva Tak Lancar

Apabila aktiva lancar seperti tanah, gedung, mesin, dan peralatan atau invesatsi jangka panjang dibeli dengan cara tukar dengan aktiva lancar atau hutang lancar, maka modal kerja akan mengalami penurunan dengan jumlah sebesar harga beli aktiva tersebut.

2. Pembayaran Hutang Jangka Panjang

Apabila perusahaan menggunakan aktiva lancar untuk membayar hutang jangka panjang seperti hutang obligasi, maka modal kerja perusahaan akan mengalami penurunan sebesar aktiva lancar yang digunakan tersebut.

3. Pembelian Atau Penarikan Kemabli Modal Saham

(29)

kemabli sebagai treasury. Maka modal kerja akan berkurang (penggunaan modal kerja) sebesar jumlah aktiva lancar yang digunakan.

4. Pengumuman Dividen Kas

Pengumuman dividen oleh perusahaan yang akan dibayar secara tunai (kas) akan menyebabkan modal kerja perusahaan berkurang, bukan pembayarannya yang mempengaruhi modal kerja. Pengumuman dividen membentuk hutang dividen (hutang lancar) yang menyebabkan modal kerja berkurang. Pada saat kas harus dibayarkan atas dividen tersebut, aktiva lancar (kas) dan hutang lancar (hutang dividen) akan berkurang dengan jumlah yang sama, shingga tidak memoengaruhi modal kerja. Sebelum menggunakan modal kerja, perusahaan perlu mempertimbangkan sumber modal kerja yang dimilki untuk dapat mencegah pemborosan.

2.1.2 Piutang

Piutang terjadi kerena adanya penjualan secara kredit. Banyak perusahaan yang menjual barang dagang atau jasa mereka secara kredit karena penjualan secara kredit tersebut merupakan suatu upaya untuk meningkatkan (atau untuk mencegah penurunan) penjualan. Dengan penjualan secara kredit meningkat maka piutang pun meningkat dan diharapkan laba juga meningkat.

2.1.2.1Pengertian Piutang

Menurut Enny Pudjiastuti (2004;117) yang dimaksud Piutang yaitu :

“Piutang (receivables) merupakan proses penjualan barang hasil produksi

secara kredit”.

Sedangkan menurut Soemarso (2004:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu :

(30)

bentuk mempernolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pituang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa (aktiva tertentu pada masa yang akan datang sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.

2.1.2.2Klasifikasi Piutang

Banyak perusahan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa. Dengan adanya penjualan kredit maka akan timbul piutang. Menurut Michell Suharli (2006:202) piutang dapat diklasifikasikan menjadi:

1. “Piutang Dagang (trade receivable)

2. Piutang Lain (other receivable)

3. Piutang Wesel (notes receivable)”

Adapun penjelasan dari uraian diatas adalah sebagai berikut :

Piutang dagang yaitu jumlah piutang dari pelanggan yang terjadi karena transaksi penjualan barang dan jasa.

Piutang wesel yaitu surat pernyataan berhutang atau janji pelunasan secara tertulis.

Piutang lainnya yaitu meliputi piutang yang berasal bukan dari perdagangan.

(31)

piutang tak terafiliasi artinya piutang dari perorangan atau entitas bisnis yang bukan pihak yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan, yang kita sebut pihak ketiga. Menurut IAI melalui PSAK No. 7 yang disebut pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah:

1. “Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries),

mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada dibawah pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor .

2. Perusahaan asosiasi (assiciatied company)

3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengarui atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor)

4. Karyawan kunci yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.

5. Perusahaan, bilamana suatu kepentingan substansial dalam suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap yang diuraikan dalam penjelasan butir (3) atau butir (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.”

2.1.2.3MetodePenghapusan Piutang

(32)

ditagih. Misalnya karena pelanggan yang bersangkutan telah dinyatakan pailit, bangkrut atau lari ke luar negeri. Terhadap piutang yang demikian, harus dihapuskan. Penghapusan piutang berbeda dengan penyisihan piutang tak tertagih Dalam penghapusan piutang, saldo piutang kepada pelanggan tertentu dikeluarkan dari catatan perusahaan. Dengan penghapusan piutang tersebut, nama dan saldo piutang pelanggan yang bersangkutan tidak akan muncul lagi dalam rincian piutang. Piutang dagang harus dilaporkan sebesar nilai realisasi bersihnya, yaitu : piutang usaha dikurangi piutang yang tak tertagih. Menurut Michell Suharli (2006:205) pencatatan transaksi terhadap piutang tak tertagih memiliki dua pilihan metode yaitu :

1. “Metode Langsung (direct method)

2. Metode Penyisihan (allowance methode)”

Adapun penjelasan dari uraian diatas adalah sebagai berikut :

1. Metode Langsung

Metode langsung mengakui beban piutang tak tertagih pada saat terjadinya, sehingga mungkin saja jumlah besar piutang tak tertagih menyebabkan penurunan laba bersih yang sinifikan pada saat periode tertentu. Menurut metode penghapusan langsung, ketika keterangan laporan dianggap tidak tertagih, kerugian dijurnal ke akun “bad debt

expense” atau “uncollectible expense”. Perusahaan memilih metode ini karena menggambarkan benar kapan piutang benar-benar tidak dapat tertagih. Namun kerugiannya, laporan laba/rugi bersih menjadi terganggu apabila jumlah beban tak tertagih dilaporkan dalam mjumlah besar. Gangguan atas laporan laba/rugi bersih tersebut dapat mempengaruhi keputusan para pengguna. Guna menyiasati agar laporan laba/rugi tidak terganggu, beberapa perusahaan mencadangkan piutang tak tertagih meskipun belum benar-benar tidak tertagih sebagaimana dinyatakan dalam metode penyisihan.

2. Metode Penyisihan

(33)

Metode penyisihan menuntut perusahaan menghitung jumlah kemungkinan piutang tak tertagih pada setiap akhir periode. Hal ini menyediakan laporan piutang yang seolah menjamin berapa kas yang dapat diterima dari piutang yang dilaporkan. Metode penyisihan memiliki 3 hal yang harus diperhatikan:

1. Piutang tak tertagih adalah perkiraan. Perkiraan ini dianggap sebagai beban dikaitkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama ketika penjualan tersebut terjadi sesuai prinsip perbandingan.

2. Perkiraan piutang tak tertagih mendebet “account expense” dan mengkredit “allowance for doubtful account” . jurnal ini menjadi ayat

jurnal penyesuaian dalam akhir setiap periode dan akun “allowance

for doubtful account” dilaporkan di laporan neraca menjadi kontra akun dari akun “account receivable”. Dengan demikian saldo normal perkiraan“allowance for doubtful account” adalah kredit.

3. Ketika piutang yang spesifik dihapuskan karena tak tertagih, akuntan

mendebet “allowance for doubtful account” dan mengkredit

“accountsreceivable” sejumlah piutang yang tidak tertagih.

2.1.3 Perputaran Piutang

2.1.3.1Pengertian Perputaran Piutang

(34)

seksama. Bambang Riyanto (2008;85) mengemukakan bahwa penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan. Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku PSAK No. 9 : “Bahwa sumber terjadinya piutang

digolongkan dalm dua kategori, yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan-penjualan pokok atas penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar usaha kegiatan perusahaan digolongkan piutang lain-lain”. Piutang usaha dan piutang lain-lain diharapkan dapat tertagih dalam satu

tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar kadang-kadang seluruh piutang usaha digolongkan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu tertagihnya. Dalam kasus demikian jumlah piutang usaha yang jangka waktu penagihannya lebih satu tahun atau siklus usaha normal harus diungkapkan dalam catatan atau laporan keuangan. Dari pengertian di atas, maka piutang adalah hak perusahaan untuk menuntut pihak lain sehubungan dengan adanya penjulan barang atau jasa secara kredit, dan pihak lain harus memenuhi kewajiban untuk membayar. Sedangkan menurut Mas’ud Machfoedz

(2003:106), piutang adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun.

(35)

piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata–rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. Perputaran piutang dihitung dengan

rumus :

(Sumber : Bambang Riyanto 2008;90)

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit. Disisi lain, syarat pembayaran kredit juga akan mempengaruhi tingkat perputaran piutang di mana tingkat perputaran piutang menggambarkan berapa kali modal yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu tahun. Semakin cepat perputaran piutang menandakan bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Perputaran piutang juga dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(36)

Berdasarkan definisi diatas, maka yang dimaksud perputaran piutang adalah rasio antara penjualan kredit yang menghasilkan piutang usaha bagi perusahaan dan rata rata piutang.

2.1.4 Profitabilitas

2.1.4.1Pengertian Profitabilitas

Kemampuan perusahaan untuk tetap bersaing dalam kompetisi dengan perusahaan-perusahan lainnya, menuntuk perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas.

Pengertian profitabilitas seperti yang dikemukakan oleh Dewi Astuti sebagai berikut:

͞Profitabilitas yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.”

(2004:36) Adapun menurut Sofyan Syafri Harahap mengemukaan bahwa:

“Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan, jumlah cadangan dan sebagainya. Rasio ini menggabarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating ratio.”

(37)

2.1.4.2Cara Mengukur Rasio Profitabilitas

Untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan digunakan rasio-rasio profitabilitas, Bambang Riyanto mengemukakan bahwa rasio-rasio profitabilitas adalah:

“Rasio profitabilitas merupakan rasio-rasio yang menunjukan hasil akhir

dari jumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (Profit Margin on sales, Return on Total Asset, Return on Net Worth dan sebagainya).”

(2001:331)

Rasio ini mengukur perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal tertentu. Ada tiga rasio yang dibicarakan yaitu: Profit Margin, Retun on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).

Menurut Bambang Riyanto, jenis rasio profitabilitas untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah sebagai berikut:

“1. Gross Profit Margin

2. Operating Income Ratio (Operating profit Margin) 3. Operating Ratio

4. Net Profit Margin

5. Earning Power of Total Investment (Rate of return on total asset) 6. Net Earning Power ratio (rate of return on investment/ROI) 7. Rate or Return for The Owners (Rate of Return on Net worth)”

(2001:335)

Dari jenis rasio profitabilitas untuk mengukur tingkat profitabilitas diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

(38)

a. Gross Profit Margin

Artinya : Laba per rupiah penjualan. Setiap rupiah penjualan menghasilkan raba bruto.

b. Operating Income Ratio (Operating profit Margin)

Artinya: laba operasi sebelum bunga dan pajak (Note Operating In come) yang dihasilkan setiap rupiah perusahaan.

c. Operating Ratio

Artinya: biaya operasi per rupiah penjualan, maka makin bersar rasio ini berarti makin buruk.

d. Net Profit Margin

Artinya: keuntungan netto per rupiah penjualan, setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan netto.

(39)

Artinya : kemampuan dari modal diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang saham-saham).

f. Net Earning Power ratio (rate of return on investment/ROI)

Artinya : kemampuan dari modal diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva dalam menghasilkan keuntungan neto.

g. Rate or Return for The Owners (Rate of Return on Net worth)

Artinya ; kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

2.1.5 Hubungan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar. Modal kerja ini sangat penting untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Berapa kali modal kerja berputar dalam satu periode (umumnya satu tahun) disebut dengan perputaran modal kerja.

(40)

semakin besar seiring dengan kenaikan kebutuhan modal kerja. Kenaikan biaya tersebut dapat mengurangi laba dan kinerja perusahaan juga dapat menurun karena dalam hal ini kinerja perusahaan di ukur dengan besar kecilnya laba yang diperoleh.

Makin tinggi perputaran modal kerja berarti makin cepat perputarannya, makin pendek waktu terikatnya dana pada modal kerja, makin kecil kebutuhan modal kerja. Dengan demikian dana yang tersedia dapat digunakan perusahaan untuk investasi lain yang lebih menguntungkan misalnya untuk meningkatkan laba perusahaan.

Menurut Indiriyo dan Basri (2002;38-39), ada dua pendapat yang menyatakan pengaruh modal kerja terhadap laba perusahaan:

1. Pendapat yang pertama

Mengatakan bahwa modal kerja yang berlebihan dapat mengurangi risiko, tetapi juga mengurangi laba/hasil. Pendapat ini didasarkan pada pengertian bahwa dengan kelebihan modal kerja akan memerlukan biaya untuk menyimpan/perawatan. Dengan demikian akan menurunkan laba/hasil

2. Pendapat yang kedua

Mengatakan bahwa modal kerja yang berlebihan dari cukup akan mengurangi resiko dan menaikkan laba/hasil. Pendapat ini didasarkan atas pandangan bahwa dengan cukup tersedianya modal kerja maka kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil yang lebih tinggi dengan ekspansi/perluasan usaha.

(41)

2.1.6 Hubungan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Piutang merupakan salah satu komponen dari aktiva lancar perusahaan. Pos piutang dalamneraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar dan oleh karena itu perusahaan perlu memberikan perhatian yang cukup serius agar perkiraan piutang ini dapat dimanage dengan cara yang seefisien mungkin, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Adapun teori penghubung yang dikemukakan Bambang Riyanto (2008:85), menyebutkan bahwa:

“Makin besarnya jumlah piutang berarti semakin besar resiko,tetapi

bersamaan dengan itu juga akan memperbesar profitability.”

Oleh karena itu jika sebuah perusahaan dapat mengelola aktiva lancarnya dengan lebih efisien sehingga beroperasi dengan investasi yang lebih kecil pada modal kerja, maka hal ini akan meningkatkan profitabilitas. Dimana dengan adanya piutang maka perusahaan akan menerima kas pada masa datang.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa piutang dapat memperbesar tingkat profitabilitas namun rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas itu disebut perputaran piutang. Jadi perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.

2.2 Kerangka Pemikiran

(42)

“Modal menunjukan dana jangka panjang pada suatu perusahaan yang

meliput semua bagian disisi kanan neraca perusahaan kecuali hutang lancar”.

Dengan adanya perkembangan teknologi dan semkin banyaknya perusahaan yang menjadi besar, maka faktor modal menjadi sangat penting bagi perusahaan. Modal ini ditujukan dalam bentuk struktur aktiva yang berada di sebelah debet neraca.

Manajemen modal kerja sangat diperlukan yaitu investasi dalam modal kerja. Manajemen modal kerja sanagat diperlukan perusahaan terutama untuk menentukan kebutuhan modal kerja yang sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan, sehingga pelaksanaan kegiatan perusahaan sehari-hari dapat berjalan dengan lancar.

Dalam setiap perusahaan, baik perusahan kecil maupun perusahaan besar akan selalu mempunyai modal kerja yang dipergunakan untuk kegiatan usahanya. Besar kecilnya modal kerja yang dimiliki perusahaan tersebut akan berlainan untuk setiap perusahaan tergantung dari kebutuhan masing-masing.

(43)

Menurut Bambang Riyanto (2001:19) adalah

“Aktiva lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali perputaran dalam

produksi dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari satu tahun)”.

Menurut Bambang Riyanto (2001:19) adalah

“Setiap perusahan membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasi sehari-hari, misalkan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, dan sebagainya. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya”.

Pengertian modal kerja menurut Sutrisno (2003:43), adalah :

“Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya. Apabila antara pendapatan dan biaya tersebut diselisihkan, maka akan diperoleh profitabiltas. Profitabiltas merupakan salah satu elemen dalam penilaian kinerja dan efisiensi perusahaan”.

(44)

Modal kerja yang kurang akan mengakibatkan perusahaan akan kesulitan dalam membiayai sebagian operasinya dan juga akan kesulitan dalam membayar hutang jangka pendek yang jatuh tempo, modal kerja yang cukup akan membuat perusahaan dapat beroperasi dengan baik dan tidak akan mendapati kesulitan dalam melakukan pembayaran, modal kerja yang berlebihan akan mengakibatkan ada dana yang tidak terpakai atau dana yang tidak produktif sehingga perusahaan rugi.

Menurut Michell Suharli (2006:201), piutang diartikan sebagai berikut:

“ Piutang mencakup semua tagihan dalam bentuk uang kepada perseorangan, badan usaha atau pihak tertagih lainnya. Artinya pihak lain yang berhutang kepada perusahaan. Sebagian besar jumlah piutang timbul umumnya dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit.”

Keberhasilan atau kegagalan sebuah bisnis terutama akan tergantung pada permintaan atas produk-produknya atau aturannya, semakin tinggi nilai penjualannya semakin besar keuntungannya dan semakin tinggi harga sahamnya.

Penjualan kemudian akan tergantung pada beberapa faktor, beberapa diantaranya merupakan faktor-faktor eksternal tetapi yang lainnya berada di bawah kendali perusahaan. Determinan-determinan utama yang dapat dikendalikan dari penjualan adalah harga jual, kualitas produk, periklanan dan kebijakan kredit perusahaan. Menurut Eugene F. Brigham (2006:175), kredit terdiri atas empat variabel berikut ini :

1. “Masa kredit

(45)

3. Standar kredit

4. Kebijakan penagihan”

Efektivitas dan efisiensi peningkatan laba yang diperoleh perusahaan dapat diukur melalui rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas digunakan manajemen perusahaan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari investasi yang telah dilakukan perusahaan terutama investasi melalui aktiva. Laba yang diperoleh perusahaan bukan merupakan satu-satunya tujuan perusahaan. Tujuan lain dari suatu perusahaan adalah adanya efisiensi dari efektivitas penggunaan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Cara yang paling umum yang digunakan perusahaan untuk menilai dan mengukur efektivitas penggunaan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba adalah melalui analisis rasio return on assets. Return on assets menunjukan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh laba, seperti yang diungkapkan oleh Prastowo (2005;91), menyatakan bahwa :

Return on assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba”.

Rasio return on assets membantu perusahaan dalam mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimiliki dalam usaha untuk memperoleh laba.

(46)

dan perputaran piutang. Berdasarkan orientasi bahwa suatu perusahaan akan melakukan investasi jika investasi tersebut menguntungkan bagi perusahaan dalam hal ini dapat memberikan peningkatan laba perusahaan dimana hal ini dilihat dari rasio ROA, maka penulis membuat hipotesis:

Modal Kerja dan Perputaran Piutang Berpengaruh Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan”

Berdasarkan uraian di atas dapat disusun bagan kerangka berpikir sebagai

(47)

Gambar 2.1

Skema Bagan Kerangka Pemikiran Laporan keuangan

Neraca

Modal Kerja Perputaran Piutang

(48)

2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahul yang terkait dengan modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas antara lain :

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

(49)

2.4 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008;63), dalam bukunya “Metode Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif” menerangkan bahwa:

“Hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang masih kurang atau

kesimpulan yang masih belum sempurna”.

Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis sesungguhnya baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka yang dapat disajikan oleh penulis berhipotesis bahwa :

“ Dampak Modal Kerja dan Perputaran Piutang Terhadap Tingkat

(50)

1

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.

Sugiyono (2010: 41) menyatakan bahwa:

“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi

pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu

permasalahan yang ada di objek penelitian”

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Modal Kerja, Perputaran Piutang, dan Profitabilitas Pada PT PINDAD (Persero) Divisi Mijas Bandung.

3.2Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) adalah sebagai berikut :

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”

(51)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Pengertian metode deskriptif analisis menurut Sugiyono (2009:14) adalah sebagai berikut :

”Statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya”.

Pengertian metode verifikatif menurut Manshuri (2008:45), adalah sebagai berikut :

“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau

tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah

yang serupa dengan kehidupan”.

Pengertian analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2010:31) adalah sebagai berikut :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang

digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data

yang telah disajikan.”

(52)

Dalam penelitian ini, metode deskriptif dan verifikatif tersebut digunakan untuk menguji Modal Kerja dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antra variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

3.2.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.

Pengertian desain penelitian menurut Imam Fachruddin (2009) adalah sebagai berikut:

“Desain penelitian merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan

dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika peneletian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut

diberlakukan”.

Jonathan Sarwono (2006:27) mengungkapkan :

“Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses

penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan

analisisnya”.

(53)

”Desain penelitian, seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta

menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari pernyataan tersbut, dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan sebuah rancangan yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian, mulai dari prencanaan penelitian, proses penelitian, hingga pada pelaksanaan penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut :

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian diatas, maka desain penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber masalah

Peneliti melakukan survey awal untuk menentukan fenomena yang terjadi untuk dijadikan sebagai dasar penelitian.

2. Rumusan masalah

Rumusan masalah merupakan sutu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Rumusan masalah dalam penelitian ini telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi masalah dan rumusan masalah. 3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

(54)

penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teortis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoretis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Modal kerja dan Perputaran Piutang. secara simultan dan parsial akan berpengaruh terhadap Profitabilitas Perusahaan.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan teknik analisis data menggunakan metode analisis kualitatif dan metode kuantitatif.

6. Menyusun instrumen penelitian

(55)

hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Pada penelitian ini untuk menguji adanya hubungan pengaruh Modal Kerja (variabel independent) dan Perputaran Piutang (variabel independent) terhadap Profitabilitas (variabel dependent) digunakan korelasi berganda.

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengena solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Dengan demikian desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian ke dalam konsep variabel, indikator dan skala pengukuran. Adapun syarat penguraian operasionalisasi

Modal Kerja Variabel independen (X1)

Perputaran Piutang Variabel independen (X2)

(56)

dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas maka perlu dilakukan analisis faktor.

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Modal Kerja

Berdasarkan usulan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu "Dampak Modal Kerja dan Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada PT PINDAD (Persero) Bandung.", maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

(57)

Pengertian variabel bebas menurut Sugiyono (2009:39) adalah sebagai berikut:

“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).”

Dalam penelitian ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah Modal Kerja = X1 dan Perputaran Piutang = X2

2. Variabel terikat / Dependent variable (Variabel Y)

Pengertian variabel terikat menurut Sugiyono (2009:40) adalah sebagai berikut:

“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.”

Dalam penelitian ini variabel terikat yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah Profitabilitas, yang secara spesifik diukur dengan ROA = Y.

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Data merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian, dan untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka diperlukan metode penentuan data.

3.2.3.1Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:80) adalah sebagai berikut :

“Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.”

(58)

laporan keuangan yang terdiri atas laporan neraca, dan laporan laba rugi PT.PINDAD (Persero) Divisi Mijas sejak awal berdirinya pada tahun 1983 sampai dengan sekarang tahun 2011 yaitu 28 tahun .

3.2.3.2Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Sugiyono mengemukakan bahwa:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

(2010:81)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Menurut Sugiyono Metode Penelitian Bisnis adalah:

“Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

(2010:120)

Penentuan jumlah sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan teknik pengambilan sampling yang tepat.

Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono yaitu:

“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”

(2010:81)

Untuk menentukan sampel yang akan diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Teknik yang akan digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalah

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Jadwal Penelitian
Gambar 2.1
Gambar 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Modal kerja pada PT Karetindo Industri Karet menunjukkan tren yang naik dengan rata-rata modal kerja sebesar 25,7%, serta perputaran piutang berpengaruh positif

Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Ekonomi Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perputaran kas dan perputaran piutang secara simultan

dengan sampel yang ada dapat memberikan ketegasan bahwa secara bersama-sama menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan perputaran modal kerja, perputran piutang, dan

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Sedangkan untuk mengetahui signifikan pengaruh tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran

Sebesar 0.000<0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur modal, perputaran persediaan dan perputaran kas secara simultan berpengaruh signifikan

simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomi. Sedangkan untuk mengetahui signifikan pengaruh tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa 1 perputaran modal kerja dan perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan farmasi yang terdaftar

Apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor makanan yang terdaftar di BEI periode 2013- 2017?.?. 4