!
"#
! "
!
" # $%" "
#
& '
( '
) *+!
,!
( - !
./ .0 1 +0
(
"
)
i
! "#
! "
# $
" % & ' ' () )) '
" * %
+
"
#,-$
#.$ # / $ 01 02
3 -2 4
"
" 5
4 6
! "
!
! # $
% & ' ! ( ) * &
+ , ) '
- ' ) * . &
/ ' .
.#+ - ' ) * .
0 '
1 "
2 '
3 . !
4 -
-(
!
5 !
! !
%6 ) 7
%+ # +663 .#+
%/
!
" 8 +6%%
!""#$
%
& &
& &
& &
&
'
(
&
)
*
&
+
&
&
& '
&
-. / 0 !""#$
& &
&
&
)
&
(
% 1
!""2 3#$
%
4
!""#$
(
&
%
6 7
4
& !""! 89$
4
&
$
.
&
' !""!$
.
&
&
.+:$ .+*$
' !""!$
.
&
&
' !"""$
.
!""!$ ' !"";$
& $
< :- * 0 ( %
-0(%-$
$
< :- * 0(%- : 0(%-: $
0 ( : 0 : $
< :- *
)
&
.+*$ < :- * 0
< 9 9 < :- * 0
! " #$$%&#$ $
< .+*
= $
> . =$
!""8 " 98 = 2 3! =
!""; " "8 = 3 3# =
!""2 " 95 = # 92 =
!""5 " "8 = 9 ,! =
!"", " 93 = 2 !; =
!""# " 9; = 3 3! =
!"9" " !9 = 8 ## =
4 ) & % < :- * 0
< 9 9 . + * .+*$ < :- *
!""8 !"9" < !""8 .+* < :- * " 98=
!""; " "8= !""2 .+* < :- *
" 95= !""5 .+* <
:- * " "8= !"", .+* <
:- * " 93 = < !""# .+*
" 9; = !"9"
0 < 9 9 < :- * !""8 !"9"
&
& & < :- *
!""8 !"9" < :- *
&
.+* $ .+*
&
< :- *
.+* .+*
&
& !"9"
.+* " !9= .+*
&
.+*
& & .+*
&
& '
&
? !""#
.+*$ " ! = " 9;=
" 93= !"",
.+*$
!""#
-- % !"",
< .
- !"9" .+*
" !9=
&
. 1
'
.+*
0
4 6 '
'
( ) *+ ' ,*, + - , . , , /
+*
# + 0 , + * *, , 1
# + 0 , , 1
*
9 % .+*
&
<
! < .+*
# # * *, , 1
9 *
.+*$ & % < :- * 0
!
.+*$ & % < :- *
0
3
.+*$
& % < :- * 0
2 ,*+ + *.*
2 ,*+
4 <
*
1. ( & % < :- *
0
2. ( & % < :- *
0
3. (
& % < :- * 0
% ' *
% ' * ,
0
%
0
%
% # ' * + ,
'
'
3 / , + 4 *
3 / ,
< :- * 0
@ - ;95 0 A B "!!$53"8!#3
539!"53
3 # 4 *
!
!
" # $ # %&''(!)* &+ ! ,
!
-.
%&''/!(0*+ !
, % +
% + %
+ 1 % +
.
" %&''/!2)+ !
,
!
% +
" %
+
$ %
" %&''3!23*+ !
, % +
.
# !
4
!
.
.
" %&''(!))&+.!
.
" 5 %&''(!&0'+!
,
.
$ %&''(!&'2+ !
, % +
.
5 %&''/!/(+ ! ,6
" 7 %&''(!28+ !
,6
.
1
!
6 9 :
&
9 5
$ !
" $ !
" %&''(!02+ !
,;
.
" ; %&''/!*)+ !
,;
;
.
" % $ !
" %&''/!/)+
!
) "
& "
2 "
$
!
)
&
2
& ' ( )' ( * " +# " , "" ! , % (
$ !
" $ %&''*!)()+
!
)
-$ $
$
$ &
-$
$ $
$
2
-$ $
6 %
! "
6 ; %
" 6
# $
% +
# % # & ' ()) *
# + ,
&
& $ - $ % # & .
# ,
6 #
4
# $ % # / ,
# + ,
& (. / 0
& " (. / 0
$ %&''*!2(+ !
,
.
5 %&''*!2'*+ !
,6
6
2 9
& 9
- $
$ 9 ;
- $
& ( (. / 0
" 5 %&''8! 2'*+
!
) " ; % 2 +
$
& & %$ & +
6
5
2 $
6
< = 7 %&''(!))&+ 6>#
# , 9;
3 4 9;
1
5 3 9 ; ?
- $
$ 9 ;
6 - $
* $
6
0 5 3
6
( 3 4
6
/ # ,
- 1 / 0
- / " # ! ! " $ !
%$ ; !&''8+
" %&''(!))&+!
,
.
5
%$ !&')'+
%" @ !&''3+
" 5 7 A %&''8!&)/+!
,
.
" 6 %&'')!(8+!
,"
.
- & / " $ ! ! " (. / 0
;
$
B
%5 "
" +
5
>
" 5 %&''(!&0'+!
,
" 6 %&'')!22'+ !
,
.
$
%&''(!))&+ !
" ; %&''/!*)+!
5 %&''*!2'*+ !
,6
6
0 .
+/
" " +
/ 0
0 / 0 + %
B B 1 1
) B B "
=
" C
( B )
-&''3
@
@
" -6
"
& @ 6
7 $
; "
1 # @
# B
)*)' : )32) C /
B & 1 &''&
& #(
" %&')'!(*+ !
,
.
!
5 )! $ ;
- #B $
5 &! $
; - #B $
5 2! $ ;
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam pelaksanaan kegiatan penelitian, seorang peneliti harus dapat
menentukan objek penelitiannya.Ini dimaksudkan agar setiap penelitian yang kita
lakukan dapat terselesaikan dengan baik dan benar serta terarah dan fokus
terhadap permasalahan yang terjadi atas objek penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:41), bahwa:
“Sebelum peneliti memilih variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pada objek yang akan yang diteliti. Jangan sampai pembuatan rancangan penelitian dilakukan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di objek penelitian.”
Selain penjelasan diatas, pengertian objek penelitian menurut Husein Umar
(2003:303) adalah sebagai berikut :
“ Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Dimana dan kapan penelitian dilakukan. Juga ditambahkan hal-hal lain
jika dianggap perlu.“
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa objek
penelitian adalah sesuatu yang peneliti perlu tentukan sebagai sasaran ilmiah
untuk melakukan penelitian agar ada kejelasan tentang apa yang akan diteliti dan
untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini
yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah Perputaran Persediaan, Likuiditas
3.2 Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian menurut Sugiyono (2010:2) adalah sebagai
berikut :
“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”
Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat
data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan
menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran
atau data yang diperoleh.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif dan metode verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu
hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerik ( angka ) dengan menggunakan
metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel
yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Sugiyono (2010:147) mengemukakan metode deskriptif sebagai berikut:
Masyhuri (2008:45) mengemukakan metode verifikatif sebagai berikut :
“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupannya”.
Sedangkan pengertian metode kuantitatif dijelaskan oleh Sugiyono
(2009:8)sebagai berikut :
“Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.“
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian menggunakan
metode Deskriptif Kuantitatif yang dilakukan dengan cara meneliti suatu populasi
atau sample tertentu, kemudian menganalisis data sesuai dengan permasalahan
yang ada menggunakan instrument penelitian, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah diterapkan dalam meneliti Perputaran Persediaan dan
Likuiditas terhadap Profitabilitas pada PT. PINDAD PerseroBandung.
3.2.1 Desain penelitian
Agar dapat memberikan pegangan dan juga menentukan
batasan-batasanyang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis menentukan desain
penelitian.Desain penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
Desain Penelitian menurut Menurut Moh. Nazir ( 2003:84 ) bahwa :
“Desain Penelitian adalah rancangan semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
Sedangkan menurut Jonathan Sarwono (2006:27), bahwa:
“Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan
proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data
dan analisisnya”.
Menurut Sugiono (2009:30) proses penelitian kuantitatif digambarkan
sebagai berikut:
Gambar 3.1 Proses Penelitian Kuantitatif
1. Rumusan Masalah
Sebelum melakukan penelitian seorang peneliti harus dapat merumuskan
masalah yang akan diteliti, untuk dapat membatasi pembahasan sekaligus
membantu peneliti agar pembahasan di sampaikan secara fokus.
2. Landasan Teori
Mengulas teori yang berhubungan dengan judul usulan penelitian.Dalam
penelitian ini mencari dan menjelaskan teori yang sudah ada yang
berhubungan dengan Perputaran Persediaan danLikuiditasserta yang
berhubungan dengan Profitabilitas.
3. Perumusan Hipotesis
Merumuskan dugaan sementara tentang pengaruh Perputaran Persediaan dan
Likuiditas terhadap Profitabilitas pada PT. PINDAD Persero Bandung yang
diajukan antara lain :
Ha1: Ada pengaruh yang signifikan antara Perputaran Persediaan dan
Likuiditas terhadap Profitabilitas pada PT. PINDAD PerseroBandung.
Ha2: Ada pengaruh yang signifikan antara Perputaran Persediaan dan
Likuiditas secara parsial terhadap Profitabilitas pada PT. PINDAD
PerseroBandung.
Ha3: Ada pengaruh yang signifikan antara Perputaran Persediaan dan
Likuiditas terhadap Profitabilitas secara simultan pada PT. PINDAD
Persero Bandung.
4. Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data
yang diperoleh peneliti dari data primer yang sudah diolah data ini dinilai
lebih informatif bagi peneliti dibandingkan dengan data yang lainnya
5. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisi untuk diolah sebagai informasi yang
berguna bagi penelitian.
6. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan atas perumusan masalah
sekaligus menjawab apa yang dipertanyakan dalam rumusan masalah
tersebut. Saran diuraikan sebagai bahan pertimbangan untuk semua pihak
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Kegunaan desain penelitian adalah untuk memperoleh suatu keterangan yang
maksimum mengenai cara membuat penelitian dan bagaimana proses perencanaan
serta pelaksanaan penelitian dilakukan. Desain penelitian tersebut digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati (2010:30)
adalah :
Proses penelitian meliputi :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena. Perputaran Persediaan
X1 (Independent Variable)
Likuiditas
X2 (Independent Variable)
Profitabilitas
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.
3. Menetapkan rumusan masalah.
4. Menetapkan tujuan penelitian.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan
teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian.
Desain penelitian yang telah lebih lengkap lagi akan dijelaskan dalam
bentuk tabel dibawah ini :
Table 3.1
Penelitian Metode yang digunakan
Unit Analisis
Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive Survey Tahun
Time Series
T-2 Descriptive Descriptive Survey Tahun
Time Series
T-3 Verifikatif Explanatory Survey Tahun
Time Series Sumber :Umi Narimawati dkk 2010
Dari tabel diatas kemudian peneliti menguraikan sebagai berikut :
1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis perputaran persediaan
menggambarkan data yang telah terkumpul, melalaui unit analisis yaitu
perusahaan.
2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis perputaran persediaan dan
likuiditas terhadap profitabilitas secara parsial dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu
perusahaan.
3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis dampak perputaran
persediaan dan likuiditas terhadap profitabilitas secara simultan dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui
unit analisis yaitu perusahaan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penilaian
masalah yang diteliti, perlu adanya operasionalisasi variabel. Operasionalisasi
variabel ini memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut
diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecil.
Menurut Jonathan Sarwono (2006:67), operasionalisasi variabel
bermanfaat untuk:
“1) Mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang didefinisikan; 2) menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin mempunyai lebih dari satu definisi operasional; 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.”
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan, variabel merupakan
atribut dari suatu benda atau obyek yang diteliti yang mempunyai variasi nilai
“PengaruhPerputaran Persediaan dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada PT.
PINDAD Persero Bandung”, maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Variabel Independen
a. Variabel Independen 1 (X1)
Sugiyono (2009:39) mendefinisikan variabel bebas adalah sebagai berikut:
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel (terikat)”.
Dalam hal ini variabel independen (X1) yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti adalah data yang menjadi variabel independen adalah Perputaran
Persediaan PT. PINDAD Persero Bandung yang diperoleh dari pembagian antara
harga pokok penjualan dan rata-rata persediaan.
b. Variabel Independen 2 (X2)
Sama dengan penjelasan diatas, variabel independen 2 (X2) yang
digunakan dalam penelitian adalah Likuiditas PT. PINDAD Persero Bandung
yang diperoleh dari pembagian antara aktiva lancar dan hutang lancar
2. Variabel Dependen(Y)
Menurut Sugiyono (2009:40) yang dimaksud dengan variable atau
variabel terikat yaitu:
“Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.”
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (variabel Y) adalah
antara laba bersih dan total aset. Dibawah ini tabel yang menunjukkan
operasionalisasi masing-masing variabel.
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
Perputaran persediaan (Variabel
Independen)= X1
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Pengertian sumber sekunder menurut Sugiyono (2009:139) adalah sebagai
berikut:
“Sumber sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari
literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan.”
Pengertian sumber data sekunder menurut Jogiyanto(2010:137) adalah
sebagai berikut :
”Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen”.
Pengertian data sekunder menurut Andi Supangat (2007:2) adalah
sebagai berikut :
”Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh daritangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari para pengguna”.
Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data keuangan
neraca dan laporan keuangan laba rugi yang terdapat dalam laporan keuangan
tahunan ( ) tahun 2004-2010 yang telah dipublikasikan.
1.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun Teknik Penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu
populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah
sebagai berikut:
1. Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2009:61) :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk
diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan yang terdiri atas laporan
neraca, dan laporan laba rugi Divisi Mijas PT.PINDAD Persero sejak awal
berdirinya pada tahun 1983 sampai dengan sekarang tahun 2011 yaitu 28 tahun.
2. Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek
dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari
Menurut Sugiyono (2007:62) mengemukakan bahwa:
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yangdimiliki oleh
populasi tersebut”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Penentuan jumlah sample yang akan diolah dari jumlah populasi, maka
harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk
menentukan sampling teknik yang digunakan sesuai dengan judul penulis yaitu
.
Menurut Sugiyono (2009:66) pengertian yaitu :
“ adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.”
Jenis yang akan digunakan oleh penulis adalah
.
Pengertian menurut Sugiyono (2009:68) yaitu:
“ adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu.”
Dengan demikian sample yang diambil oleh penulis adalah berupa laporan
keuangan tahunan berupa neraca dari data tahun 2004-2010 sebanyak tujuh tahun
dengan pertimbangan bahwa :
1. Data yang diambil merupakan laporan keuangan Divisi Mijas PT PINDAD
2. Data yang diambil adalah data yang sudah diaudit.
3. Data yang diambil adalah tujuh tahun dari tahun 2004-2010 yang dijadikan
sample karena pada rentang periode ini terdapat fenomena yang
menyebabkan harus adanya penelitian yang dilakukan.
4. Sample yang diambil sebanyak tujuh tahun dari periode 2004-2010 karena
sudah dianggap ! (mewakili) untuk dilakukan uji penelitian.
1.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (" #$)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh
dengan cara:
a. (Pengamatan Langsung)
Dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke Divisi Mijas
PT.PINDAD Persero Bandung untuk memperoleh data yang diperlukan.
b. Dokumen-dokumen
Pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
perusahaan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan memperoleh data
mengenai besarnya perputaran persediaan, likuiditasdan besarnya
profitabilitas yang dimiliki perusahaan,serta informasi-informasi lain yang
2. Penelitian Kepustakaan #$
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di perpustakaan
dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti oleh
penulis.
1.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana
yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa
terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kuantitatif.
1. Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka
# %Dalam hal ini penulis melakukan analisis pada data-data keuangan yang
terdapat pada PT. PINDAD Persero Bandung. Dari hasil analisis tersebut akan
didapat analisis pengaruh Perputaran Persediaan dan Likuiditas terhadap
Profitabilitas.
dilakukan secara random.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan.Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, #$ (diagram lingkaran), dan pictogram.Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”
Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah
sebagai berikut :
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Umi Narimawati (2008:5) pengertian analisis regresi linier berganda
yaitu:
“Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti
pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan
skala interval”.
Menurut Sugiyono (2010:277) analisis regresi berganda yaitu:
“Analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya)”.
Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk menerangkan besarnya
pengaruh perputaran persediaan dan likuiditasterhadap profitabilitas. Persamaan
analisis regresi linier secara umum untuk menguji hipotesis-hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Y : Profitabilitas
Α : konstanta
X1 : Perputaran Persediaan
X2 : Likuiditas
βo : Konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y
pada saat variabel bebasnya adalah 0(X1 dan X2 = 0)
βi :Koefisien regresi multiple variabel bebas Xi terhadap variabel terikat Y,
bila variabel bebas lainnya dianggap konstan
€ : faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y
Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode
kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sumber: Sugiyono, 2010:279)
Arti koefisien β adalah jika nilai β positif (+), hal tersebut menunjukkan
hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata
lain peningkatan atau penurunan besarnya variabel bebas akan diikuti oleh
peningkatan atau penurunan besarnya variabel terikat. Sedangkan jika nilai β
negatif (-), menunjukkan hubungan yang berlawanan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai
∑y = + b1∑X1 + b2∑X2
∑X1y = a∑X1 + b1∑X12 +b2∑X1X2
variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai veriabel terikat, dan
sebaliknya.
untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) atau besarnya
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen digunakan
rumus sebagai berikut:
Untuk memudahkan pelaksanaan analisis data, maka penelitian ini akan
menggunakan program & ! ' ( )% .
Selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis
regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yaitu:
a. Uji Asumsi Klasik
Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
menggunakan * sebagai alat untuk menganalisis
pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Beberapa asumsi itu diantaranya:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai
distribusi normal ataukah tidak.Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien
regresi.Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi
normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara
Menurut Singgih Santoso(2002:393)dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan
berdasarkan probabilitas ( # ! # # ), yaitu:
a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal
Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal
& & dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas. (Singgih Santoso, 2002:322).
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang
diambil berasal dari populasi berdistribusi normal.Uji yang digunakan untuk
menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini
akan diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi
normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.
2. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua
variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama
variabel independen maka konsekuensinya adalah:
1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.
Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel
independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang
mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah denganmenggunakan + #
, ! " # +," ,
(Gujarati, 2003: 351)
Dimana Ri2 adalah koefisien determinasi yang diperoleh dengan
meregresikan salah satu variabel bebas X1 terhadap variabel bebas lainnya. Jika
nilai VIF nya kurang dari 10 maka dalam data tidak terdapat Multikolinieritas
(Gujarati, 2003: 362).
3. Uji Heteroskedastisitas
Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien
regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang atau
melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien regresi
tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus dihilangkan
dari model regresi.
Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji-rank Spearman
yaitu dengan mengkorelasikan masing-masing variabel bebas terhadap nilai
absolut dari residual.Jika nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel
kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (varian dari residual tidak homogen)
(Gujarati, 2003: 406).
Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa
dilihat dengan melihat grafik # antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi
heteroskedastisitas.Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain dari
observasi yang satu dipengaruhi oleh error dari observasi yang sebelumnya.
Akibat dari adanya autokorelasi dalam model regresi, koefisien regresi yang
diperoleh menjadi tidak effisien, artinya tingkat kesalahannya menjadi sangat
besar dan koefisien regresi menjadi tidak stabil.
Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu
dihitung nilai statistik Durbin-Watson (D-W):
(Gujarati, 2003: 467)
Kriteria uji: Bandingkan nilai D-W dengan nilai d dari tabel Durbin-Watson:
• Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat
autokorelasi
• Tidak ada kesimpulan jika : dL≤ D-W ≤ dU atau 4 – dU≤ D-W ≤4 – dL
(Gujarati, 2003: 470)
Apabila hasil uji Durbin-Watsontidak dapat disimpulkan apakah terdapat
autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan .
b. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel.Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang
digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Yang dimaksud analisi korelasi menurut Andi Supangat (2007:339) adalah:
“Tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih”. Sedangkan untuk mencari
koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, variabel X2 dan Y, variabel X1 dan
(Sumber: Nazir, 2003: 464)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis
korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien Korelasi Parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
b. Koefisien Korelasi Secara Simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤1 :
1. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
2. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
1. Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan
mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau
sebaliknya).
2. Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X
dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r
sebagai berikut :
Tabel 3.3
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
• Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) memiliki dampak terhadap variabel dependen (Y)
yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
1.
Keterangan:
Kd :Koefisien Determinasi
r2 :Koefisien Korelasi
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol
dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol
(Ho)tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Perputaran Persediaan (X₁) dan
Likuiditas(X₂) terhadap Profitabilitas sebagai variabel dependen (Y), hipotesis
yang diuji dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
Gambar 3.3
Diagram Pengujian Secara Parsial
Perputaran Persediaan (X1)
Likuiditas(X2)
Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel – variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji statistik t dengan langkah – langkah sebagi berikut:
a. Menentukan hipotesis parsialantara variabel bebas Perputaran
Persediaanterhadap variabel terikat Profitabilitas% Hipotesis statistik dari
penelitian ini adalah :
Ho:β₁ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Perputaran Persediaan
terhadap Profitabilitas.
Ha: β1≠0 Terdapat pengaruh yang signifikan Perputaran Persediaan terhadap
Profitabilitas.
b. Menentukan hipotesis parsialantara variabel bebas Likuiditas terhadap
variabel terikat Profitabilitas%Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah:
Ho:β₂= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Likuiditasterhadap
Profitabilitas.
Ha:β₂≠0 Terdapat pengaruh yangsignifikan Likuiditasterhadap Profitabilitas%
c. Menentukan tingkat signifikan.
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = n – k – l, untuk menentukan
ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat
signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk
mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat
d. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi
signifikan atau tidak dengan rumus :
Dimana :
r = Korelasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel
t = thitung
Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipótesis setelah
dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :
1. Tolak Ho jika thitung > ttabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
2. Tolak Ho jika thitung < ttabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
3. Tolak Ho jika nilai t –sign <T 0,05.
2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Gambar 3.4 Diagram Pengujian Secara Simultan
Perputaran
Persediaan(X1)
Likuiditas (X2)
Profitabilitas (Y)
Untuk menguji adanya hubungan antara variabel bebas (X) secara simultan
terhadap variabel terikat (Y) maka pengujian dilakukan dengan menggunakan uji
statistik F dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas Perputaran
Persediaan dan Likuiditasterhadap variabel terikat Profitabilitas%
Ho : β₁,₂ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Perputaran
Persediaandan likuiditasterhadap variabel terikat Profitabilitas%
Ha : β₁,₂ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Perputaran
Persediaandan Likuiditasterhadap variabel terikat profitabilitas%
% Menentukan nilai signifikansi T yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (db = n
– k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan
penolakkan.
c. Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :
Sumber: Nazir
d. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
• Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
• Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
• Tolak Ho jika nilai F-sign <T ),05.
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Untuk menggam
c) t hitung; dicari d
d) t tabel; dicari d
ggambar daerah penerimaan atau penolakan ma
erikut :
dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
≥ t tabel maka H0 ada di daerah penolakan, bera
tara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya.
≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, bera
tara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhn
icari dengan rumus perhitungan t hitung, dan
icari didalam tabel distribusi t dengan kete
= 0,05 dan dk = (n-k-1) atau 24-2-1=21
tung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien p
jika Fhitung< Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien n
jika nilai F-sign <T ),05.
erah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.5
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku
sebaliknya.Jika thitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak
(diterima) dan Ha diterima (ditolak).Artinya koefisian regresi signifikan (tidak
signifikan).Kesimpulannya, Perputaran Persediaan dan Likuiditas berpengaruh
(tidak berpengaruh) terhadap Profitabilitas.
Tingkat signifikannya yaitu 5% (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol
ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil
dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini menunjukan
adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel
PT.PINDAD PerseroBandung pada mulanya adalah suatu usaha komando
TNI – AD yang bergerak dalam bidang instalasi industri. Oleh karena itu maka
industri ini disebut Komando Perindustrian Angkatan Darat yang disingkat
dengan nama KOPINDAD. Fungsi utama KOPINDAD adalah memproduksi
senjata, amunisi, untuk kebutuhan Angkatan Darat khususnya dan ABRI pada
umumnya.
Dengan adanya penyerahan kedaulatan dari pemerintah Belanda kepada
Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950, maka instalasi ini
diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950
Sesuai dengan surat keputusan Menhankam nomor : 12/M/IV/1984 tentang
alih usaha PINDAD menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka sejak
tanggal 19 April 1983 PINDAD beralih status menjadi Perseroan Terbatas.
Berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor : 114/M/1983 tanggal
23 Mei 1983, maka diangkatlah Menteri Negara Riset dan Teknologi Menristek
selaku Direktur Utama PT.PINDAD Persero.
Dalam aktivitas perusahaan PINDAD sejak menjadi BUMN, PT.PINDAD
Persero mempunyai fungsi ganda sebagai penunjang HANKAMNAS dalam hal
pengembangan industri Kemiliteran dan juga sebagai penyelenggara komersil
generator, mesin perkakas, air brake, produk cor, produk tempa, pengait rel, mesin
derek kapal, peralatan mesin, motor elektrik, dan pemutus arus.
Dalam rangka mengemban tugas dan misi perusahaan, filsafah yang
mendasari untuk perkembangan perusahaan adalah “Dalam keadaan damai akan
diwujudkan komposisi produk komersial lebih besar dari produk
militer”, dengan maksud bahwa laba dari penjualan produk komersial dapat untuk
mendukung biaya investasi, litbang, .Sehingga pengembangan produk
militer tetap dapat dilaksanakan, sedangkan dalam keadaan perang komposisi
tersebut dengan kebutuhan.
! " #" $ % %
Struktur organisasi yang dibuat perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi itu sendiri, dengan demikian lalu lintas kegiatan dalam organisasi
tersebut sesuai dengan kegiatannya.
Struktur organisasi PT.PINDAD Persero diatur berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT.PINDAD Persero Nomor : SKEP/1/P/BD/VII/2009 tanggal
1 Juli 2009 mengenai organisasi dan tugas perusahaan PT.PINDAD
Perserodimana PT.PINDAD Persero mempunyai struktur organisasi yang
berbentuk staf dan garis. Hal ini terlihat dengan adanya pembagian tugas antara
satu bidang dengan bidang lainnya.
Adapun unsur=unsur yang terdapat dalam struktur organisai PT.PINDAD
1. Direktur Utama (Dirut)
Staf Pembantu Umum Dirut terdiri dari :
a. Kepala Sekretariat Perusahaan (SP)
b. Kepala Satuan Pengawasan Intern (SPI)
c. ( PUS Kepala Pusat Pengamanan Satuan=PAM)
2. Staf Direksi terdiri dari :
a. Direktur Produk Komersial (DK)
b. Direktur Produk Militer (DM)
c. Direktur Administrasi dan Keuangan (KU)
d. Direksi Perencanaan dan Pengembangan (DR)
3. Staf pembantu Direksi terdiri dari :
a. Deputi Direktur Perusahaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan
Usaha
b. Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan
Sumber Daya
c. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Penelitian dan Pengembangan
d. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Pemasaran dan Penjualan
e. Deputi Direktur Produk Pemasaran Bidang Pemasaran
f. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Administrasi
g. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Keuangan
Sedangkan unit=unit pelaksana di PT.PINDAD Persero terdiri dari lima divisi
dan satu unit khusus dengan kegiatan produksi yang berbeda=beda. Kelima divisi
a. Divisi Munisi dibawah Direktur Produk Militer
b. Divisi Senjata dibawah Direktur Produk Militer
c. Divisi Mesin Industri dan Jasa dibawah Direktur Produk Komersial
d. Divisi Tempa dan Cor dibawah Direktur Produk Komersial
e. Divisi Rekayasa dan Industri dibawah Direktur Produk Komersial
f. Unit Pengembangan Kendaraan (Unit Khusus) dibawah Direktur Poduk
Komersial
& # %' % ( "
Berikut ini akan diuraikan mengenai tugas masing=masing unsur yang
terlibat. Secara garis besar tugas pokok direksi adalah :
a. Memimpin dan mengelola perusahaan sesuai dengan tugas pokok untuk
mencapai maksud dan tujuan perusahaan.
b. Menguasai, memelihara, dan mengelola kekayaan perusahaan.
c. Mewakili perusahaan di dalam dan diluar pengadilan serta melakukan segala
perbuatan dan tindakan baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan
serta mengikat perusahaan dengan pihak lain dalam hal :
Mengadakan pinjaman jangka pendek dengan Bank atau lembaga
keuangan lainnya atau meminjakan uang atas nama perusahaan, dengan
terlebih dahulu ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Atas sepengatuhan Dewan Komisaris dan persetujuan dari RUPS untuk
melepas atau menjaminkan barang=barang modal, perjanjian kerjasama,
lisensi, manajemen, bantuan teknik dan hal lain yang sejenis.
Adapun uraian tugas dan tanggungjawab dari masing=masing unsur yang
berada di pusat adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama (Dirut)
Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan sesuai tugas pokok untuk
mencapai maksud dan tujuan perusahaan.
Mengambil kebijakan untuk kepentingan perusahaan yang tidak
bertentangan dengan undang=undang dan peraturan yang berlaku.
2. Kepala Satuan Pengawasan (SPI)
Menyusun program kerja pemeriksaan tahunan, membuat laporan hasil
pemeriksaan dan melaksanakan pemeriksan laporan keuangan operasional
maupun pemeriksaan khusus berdasarkan undang=undang.
3. Kepala Pusat Pengamanan (PUSPAM)
Bertanggungjawab atas semua aspek menyangkut keamanan perusahaan
4. Kepala Sekretariat Perusahaan
Melaksanakan pengurusan yang berkaitan dengan perizinan asuransi
mengelola kesekertariatan kantor pusat dan melaksanakan kegiatan hubungan
5. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Melakukan kajian, menyususn dan melaksanakan langkah pokok
pengembangan usaha, menyusun dan memonitor program penelitian dan
pengembangan.
6. Direktur Produk Militer
Menyusun potensi pasar untuk produk militer, melakukan kontrak dengan
pelanggan, memonitor pelaksanaan komitmen perusahaan dengan
pelanggan.
Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberikan usulan kepada
Direktur Utama.
7. Direktur Produk Komersial
Menyusun potensi pasar untuk produk komersial, melakukan kontrak dengan
pelanggan dan melaporkan semua kegiatan dan hasilnya kepada Dirut serta
memonitor program penelitian dan pengembangan.
8. Direktur Administrasi dan Keuangan
Mengelola keuangan perusahaan, melakukan kontrak dengan debitur dan
mengadministrasikan kegiatan perusahaan.
Membina hubungan dengan lembaga atau instasi yang berkaitan dengan
masalah pendanaan dan perpajakan.
9. Deputi Direktur Perecanaan dan pengembangan Bidang Pengembangan
Usaha
Melakukan kajian atas dinamika pasae dan menyusun langkah pokok
pengembangan usaha, serta menyelenggarakan hubungan kerjasama usaha
dan membina keberadaan akan perusahaan.
10. Deputi Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bidang Pengembangan
Sumber Daya
Melakukan kajian atas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan serta
melakukan upaya=upaya untuk meningkatkan kualitasnya, antara lain melalui
pelatihan.
11. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Penelitian dan Pengembangan
Melakukan penelitian dan pegembangan atas produk=produk militer, meneliti
kualitas produk agar bisa bersaing di pasar, serta merancang produk baru.
12. Deputi Direktur Produk Militer Bidang Pemasaran dan Penjualan
Melakukan riset pasar produk militer, membuat strategi pemasaran produk
militer dan melakukan kegiatan pelayanan purna jual, membina hubungan
dengan pelanggan dan calon pelanggan, serta membuat kontrak penjualan.
13. Deputi Direktur Produk Komersial Bidang Pemasaran
Melakukan riset pasar, membuat rencana strategis pemasaran, melakukan
ekstensi pasar dan membina hubungan dengan pelanggan dan calon
14. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Administrasi
Merencanakan hal=hal yang berhubungan dengan administrasi perusahaan
serta menyediakan sarana dan prasarana untuk keperluan administrasi
perusahaan.
15. Deputi Direktur Administrasi dan Keuangan Bidang Keuangan
Merencanakan dan mengendalikan anggaran perusahaan, mengupayakan
tersedianya dana, melakukan analisa biaya dan keuangan dan melakukan
kegiatan akuntansi dan perpajakan.
Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan dalam misi produksi,
pembinaan dan pengembangan setiap divisi yang dipimpinnya.
Adapun Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dipimpin oleh seorang Kepala
Divisi Mesin Industri dan Jasa.Divisi Mesin Industri dan Jasa semula bernama
Divisi Mekanik yang berdiri tanggal 1 Januari 1996.
Struktur organisasi Divisi Mesin Industri dan Jasa yang dapat terlihat dalam
lampiran diatur berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.PINDAD PerseroNomor
: SKEP/11/P/BD/XI/2009 tanggal 12 Nopember 2009.
Unsur=unsur yang terdapat dalam struktur organisasi Divisi Mesin dan Jasa
secara garis besar terdiri dari :
1. Kepala Divisi Mesin Industri dan Jasa
2. Unit Pengembangan Produk
3. Biro Pengadaan
4. Kasir
a. Subdepartemen Akuntansi Keuangan
b. Subdepartemen Akuntansi Biaya
c. Subdepartemen Administrasi dan Umum
d. Sistem Informasi
Dalam divisi ini terdapat beberapa departemen produksi, dimana setiap
departemen menghasilkan jenis produk yang berbeda=beda terdiri dari :
1. Departemen Produk Alat dan Peralatan Kapal Laut
2. Departemen Pemesinan
3. Departemen Sarana Kereta Api
4. Departemen Pemeliharaan Mesin Listrik
5. Departemen Laboratorium
Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggungjawab dari beberapa unit yang
terdapat dalam Divisi Mesin Industri dan Jasa.
A. Biro Pengadaan
Membuat Daftar Penawaran Harga
Melakukan negoisasi dengan pihak rekanan
Membuat dokumen pembelian
Menghasilkan material dalam jumlah yang dipesan, kualitas yang bisa
dipertanggungjawabkan, dan harga yang wajar dengan jadwal pengiriman
yang tepat waktu.
Membuat laporan pertanggungjawaban pengadaan
Membuat laporan realisasi pengadaan
Melakukan evaluasi terhadap kinerja rekanan
Menjalin relasi yang baik dengan rekanan
Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta member usul kepada
Kepala Divisi Mesin dan Jasa
B. Sub Departemen Perencanaan dan Pengendalian Produksi/
(SubDepRendalProd/PPC). Sub DepRendalProd/PPC
terdapat di setiap Departemen Produksi, yang mana tugasnya yaitu :
Membuat jadwal produksi
Membuat rencana produksi yang mencakup kebutuhan jam orang, jam
mesin, serta kebutuhan material dan perkakas
Membuat harga pokok produksi
Menyiapkan perintah pengerjaan produksi
Memonitor dan mengendalikan pelaksanaan produksi
Membuat laporan dan evaluasi produksi
Menyelenggarakan kegiatan administrasi produksi
Memeriksa pengiriman material dan jasa serta kelengkapan dokumen
pengirimnya
Membuat bukti material kas
Membuat berita acara penerimaan material
Meminta sebagai contoh pengerjaan dari vendor
( adalah material atau produk yang dikirim vendor sebagai contoh
C. Sub Departemen Mutu
Terdapat dalam setiap Departemen Produksi yang memiliki tugas :
Membuat petunjuk pemeriksaan proses dan pemeriksaan akhir
Melaksanakan pemeriksaan mutu material masuk, produk dalam proses,
dan produk akhir
Menyelenggarakan (pemeriksaan terhadap
)
Merencanakan, menyusun, dan mengawasi spesifikasi mutu yang dipakai
sebagai dasar penerimaan produk oleh pelanggan
Membuat laporan dan evaluasi mutu
Membuat jadwal dan memonitor pelaksanaan kalibrasi alat=alat ukur
Mengkoordinasikan kegiatan implementasi ISO.
D. Departemen Administrasi dan Keuangan
Adapun tugas dari departemen ini yaitu :
Menyusun rencana anggaran divisi serta mengendalikan pelaksanaannya
Menyelenggarakan kegiatan akuntansi keuangan dan analisa data
keuangan
Mengatur liquiditas keuangan
Menyelenggarakan administrasi pergudangan
Menyelenggarakan administrasi kepegawaian
Membuat rencana kebutuhan SDM
Membina disiplin dan tata tertib pegawai
Melaporkan semua kegiatan serta memberikan saran atau usul kepada
Kepala Divisi.
E. Kasir
Bertanggungjawab atas semua masalah kebutuhan uang dan
untuk keperluan.
#"%)%"
Kegiatan PT.PINDAD Persero Bandung adalah untuk memproduksi
peralatan militer dan barang=barang militer.Pada awal berdirinya kegiatan
perusahaan adalah untuk memasok kebutuhan Departemen Hankam.
Setelah menjadi BUMN, PT.PINDAD Persero Bandung mempunyai fungsi
ganda sebagai penunjang pertahanan dan keamanan nasional dalam hal
pengembangan industri kemiliteran dan juga sebagai penyelenggara produksi
komersial, dimana kegiatan produksi dibagi menjadi dua bidang pokok, yaitu :
1. Bidang Produk Militer
Kegiatannya produksinya yaitu untuk memenuhi kebutuhan Departemen
Hankam dan dikelompokan menjadi dua yaitu :
a. Amunisi
Terdiri dari amunisi kaliber ringan (berbagai kaliber), amunisi kaliber
berat (montir dan granat), dan bahan peledak serta pryoteknik
b. Senjata
2. Bidang Produk Komersil (Nonmiliter)
Bidang ini memproduksi berbagai produk komersil dengan memakai
teknologi yang sama dalam pembuatan produk militer, produk yang dihasilkan
diantaranya :
Produk=produk tempa, pengecoran dan stamping
Motor traksi
Mesin perkakas
(KA )
Produk Tempa dan Cor
Mesin Derek
Dek Kapal ( /DM)
Peralatan Mesin
Motor elektronik,dsb.
Produk=produk tersebut dijual secara umum kecuali produk=produk militer
yang dijual hanya kepada TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara. Sedangkan untuk produk=produk non militer dijual hingga keluar negeri,
seperti DM dengan jenis SG Pemda Jepang yang dijual ke Jepang. Berikut ini
beberapa rekanan yang menjadi langganan PT.PINDAD Perseroyaitu :
PT.PAL
PT.Roda Mas Bandung
Adapun yang menjadi kegiatan di Divisi Mesin dan Jasa adalah untuk :
1. Memproduksi sistem pengereman Kereta Api melalui kerjasama dengan
produsen Air Brake System terkenal dari Jerman. PT.PINDAD Persero
adalah satu=satunya perusahaan di Indonesia yang mendapat lisensi dari
Knorr.
2. Memproduksi alat pelayaran kapal laut untuk menunjang program
pemerintahan dalm meningkatkan industri maritime. Contonhnya :
! "# dan kursi kapal cepat.
3. Memproduksi perkakas industri dengan kualitas tinggi. Disamping itu
fasilitas yang ada di divisi ini juga dipakai untuk menunjang kebutuhan
perkakas unit produksi yang ada di lingkungan PT.PINDAD Persero.
Generator KAP 1MW s/d 10MW
Pada masa penjajahan Belanda tahun 1908 didirikan
$ (ACW) di Surabaya. Pada tahun 1923 ACW dipindahkan ke
Bandung dan ACW berganti nama menjadi % (AI). Sedangkan
pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942 menjelang kemerdekaan, ACW
diganti namanya menjadi & & ' (DIK) dan setelah kemerdekaan DIK
diganti namanya menjadi ( (LPB) dibawah NICA pada
tahun 1947.
Pada tahun 1958 Pabrik Senjata dan Mesin diubah namanya menjadi Pabrik
Alat Peralatan Angkatan Darat (PABAL – AD).Dalam produksinya tidak hanya
memproduksi senjata tetapi juga memproduksi kebutuhan lainnya untuk Angkatan
disesuaikan dengan prinsip – prinsip pengolahan industri mutakhir, maka tahun
1962 PABAL – AD diubah menjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat
(PINDAD).Secara keseluruhan PINDAD baru beroperasi penuh pada tahun 1968.
Pada tanggal 29 April 1983 PINDAD beralih menjadi Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dengan nama PT.PINDAD Perserodimana PINDAD adalah nama,
bukan singkatan. Tepatnya pada tanggal 29 April 1950, diganti namanya menjadi
Pabrik Senjata dan Mesin (PSM). Peristiwa ini kemudian dijadikan sebagai hari
lahirnya Pabrik Senjata dan Mesin (PSM).
Tahun 1989 Pemerintah membentuk Badan Pengelola Industri Strategis
(BPIS) dan PT.PINDAD dibawah pembinaannya atau menjadi BUMN Industri
strategis. Tahun 1998 BPIS dibubarkan oleh Pemerintah dan pada tahun yang
sama pemerintah mendirikan BUMN dengan nama PT.Prakarya Industri Strategis,
dimana PT.PINDAD menjadi anak perusahaan PT.Prakarya Industri Strategis.
Pada tahun 1999 PT.Prakarya Industri Strategis berganti nama menjadi PT.
Bahana Prakarnya Industri Strategis Persero. Pada tahun 2002, PT.BPIS Persero
dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak saat itu PT.PINDAD beralih status
menjadi PT.PINDAD Persero yang langsung dibawah pembinaan Kementrian
BUMN hingga sekarang.
4. Memproduksi mesin=mesin perkakas dan sekitar tahun 1999 mulai
dikembangkan mesin perkayuan dan saat ini sudah membuat mesin pengupas
Tahun 2004 Divisi Mekanik resmi berganti nama menjadi Divisi Mesin dan Jasa.
Seluruh kegiatan dari divisi ini berada dibawah tanggung jawab Direktur Produk
Komersil.
!
! %* *% % # %'"%+
! *% % ' " % %)% % %
Informasi perputaran persediaan suatu perusahaan menunjukan besarnya
penjualan yang dihasilkan.Besarnya perputaran persediaan suatu perusahaan bisa
diketahui dari perhitungan laporan keuangan perusahaan.Meskipun perusahaan
belum mencantumkan besarnya perputaran persediaan perusahaan bersangkutan
dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya perputaran persediaan suatu
perusahaan bisa dihitung berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi
laba perusahaan. Perputaran persediaan dapat dihitung menggunakan rumus:
Perputaran Persediaan : HPP Rata=rata Persediaan
Berikut disajikan tabel dan grafik Perputaran Persediaan PT. PINDAD
Persero Bandung periode Tahun 2004=2010 beserta perkembangannya.
*
# ' " % %)% % % !,, -!, ,
. " - " % ' "
% #
2004 Rp. 10.335.212.827,21 Rp. 26.538.592,54 Rp.3.894.408.798
2005 Rp. 52.243.189.342,51 Rp. 14.333.395,21 Rp. 364.485.794 =90,64%
2006 Rp. 15.191.544.471,54 Rp. 5.273.919.798 Rp.2.880.503.507 690,29%
2008 Rp. 22.310.862.866,44 Rp. 9.032.964.173 Rp.2.469.938.155 1,69%
2009 Rp. 59.423.285.158,36 Rp.14.452.185.311,41 Rp.4.111.716.247 66,47%
2010 Rp. 82.027.570.215,20 Rp. 12.965.612,84 Rp.6.326.547.864 53,87%
# ' " % %)% % % !,, -!, ,
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, diketahui bahwa Perputaran
Persediaan pada Divisi Mijas PT. PINDAD Persero Bandung pada tahun 2004
sebesar Rp.3.894.408.798. Pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 90,64%
dari tahun sebelumnya menjadi Rp.364.485.794. Pada tahun 2006 terjadi
peningkatan sebesar 690,29% dari tahun sebelumnya menjadi Rp.2.880.503.507.
Tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 15,68% dari tahun sebelumnya
menjadi Rp.2.428.885.851, kemudian meningkat kembali pada tahun 2008
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010