• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Semiotik Parjambaran Pada Upacara Adat Saurmatua Di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Semiotik Parjambaran Pada Upacara Adat Saurmatua Di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Lamro T. B Purba, 2016. Judul Skripsi: Analisis SEMIOTIK PARJAMBARAN

PADA UPACARA ADAT SAURMATUA DI KECAMATAN

DOLOKSANGGUL, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN. Terdiri dari 5 bab.

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk fungsi dan makna pada lambang/simbol dalam parjambaran pada upacara adat kematian saurmatua di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humabang Hasundutan, serta nilai-nilai budaya yang akan dikaji secara ilmu semiotik yang terkandung dalam parjambaran pada upacara adat saurmatua serta untuk memaparkan pandangan masyarakat Kecamatan Doloksanggul terhadap parjambaran pada upacara adat saurmatua. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah untuk melestarikan tradisi parjambaran pada upacara adat saurmatua di Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan. Tahapan pelaksanaan upacara adat saur matua disusun terstruktur, penulis juga menggali nilai budaya didalamnya.

Penulis menggunakan teori semiotika yang di pelopori oleh Ferdinand de Saussure dan Charles Sanders Pierce sebagai ilmu yang mengkaji ilmu tanda dengan paduan teori fungsi dan teori makna dari objek penelitian tersebut. metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam menganalisis masalah ini dalam penelitian parjamabaran adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian lapangan yaitu terjun langsung kelapangan dan melakukan wawancara serta menggunakan resensi buku yang berhubungan dengan judul penulis. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah 1. Tahapan-tahapan pelaksanaan Upacara adat saurmatua yaitu manghatahai, mandungoi, marriaraja, mompo, panambolion dan parjambaran. 2.Bentuk fungsi dan makna simbol/tanda pada parjambaran antara lain ulu himpal, ihur-ihur,panamboli,bunian tondi,gonting, lapaan, tanggalan/rukkung, tulan bona, tulan panjungkot, tulan tombuk, dan sombasomba.

Kata kunci: Semiotik, parjambaran dan saurmatua.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut kepercayaan lama masyarakat Karo (yang belum beragama) di Kabupaten Langkat, orang yang meninggal cawir metua apabila tidak dilakukan upacara adat yang layak pada

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat berbagai makna simbolik (tanda) pada “Parjambaron” Upacara Adat Kematian “Saur Matua” Batak Toba diantaranya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemanfaatan rotan yang dilakukan masyarakat Kecamatan Doloksanggul meliputi pola pengambilan rotan, penggunaan rotan,

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala PAUD di kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan yang terdiri dari 30 lembaga PAUD, sekaligus menjadi sampel

Begitu juga dalam upacara budaya, khususnya dalam penelitian ini simbol yang digunakan dalam upacara kematian masyarakat Tionghoa memiliki fungsi dan makna yang

Simbol menurut pengertian Peirce akan digunakan sebagai objek penelitian untuk mendeskripsikan makna tanda pada Upacara Adat kematian Ncayur Ntua masyarakat Pakpak dan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa setiap simbol yang digunakan dalam upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun memiliki sumbangsih makna yang

untuk mendeskripsikan makna tanda pada upacara adat sulang-sulang pahompu Simalungun dan teori Konotasi Bartes akan digunakan sebagai alat untuk mendeskripsika simbol yang