• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Nur Choirum Mauzuroh 1110011000050

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

▸ Baca selengkapnya: nilai yang terkandung dalam buku pengayaan bukti kalimat dan penjelasan

(2)

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Jakarta. Telah rnelalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

lakarta" i4 Januari 2015

Yang mengesahkan,

I

Pembimbing

(3)

Waqiah

Ayat 57-74 disusun

oleh

Nur Choirum

Mauzuroh Nomor Induk Mahasiswa

Ill00l1000050, cliajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif

I-lidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 05 Maret 2015 di hadapan dervan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama lslam.

Jakarta,0T April 2015

Panitia U.i ian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

I}, H

Abdqtl4atrd Khon. M.Ag

NIP: 19580707 198703 I 003

Sekretaris ( Sekretaris .lurusan/Prodi Ifi.X4arnaman Saten

lm

NIP: I 97203 132008012010 Penguji I

Drs-H. Ahmad

Ba$UrM.Ag-NIP:1 9491126197901

|

001

t'engu.ii II

QlDim,vati. M.,,\g

N IP: I 97 403 I 82003 121002

Tanggal

t/

n^';-of

Aq.i\ ,ors

rs

A\t\

&rF

Prof, Dr.

(4)

Saya yang bertanda tangan di

Nama

Tempat/Tg1. Lahir

NIM

Jurusan/Prodi Judul Skripsi

Dosen Pembimbing

bawah ini,

Nur Choirum Mauzuroh

Mojokerto, 23 April 1992

1 1 1001 10000s0

Pendidikan Agama Islam

Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam

Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74

Prof. Dr. H. Salman Harun

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya beftanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Jakarta,03 Maret 2015

(5)

i

Al-Quran diturunkan dengan tujuan agar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berserah diri, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan. Selain sebagai petunjuk, Al-Quran juga sebagai sumber-sumber pendidikan, karena di dalamnya terdapat banyak nilai pendidikan yang dapat kita ambil untuk kepentingan dunia dan akhirat. Salah satunya adalah nilai pendidikan keimanan, pendidikan keimanan adalah modal utama bagi setiap muslim.

Pendidikan keimanan adalah pendidikan yang mengajarkan kepercayaan yang mengandung nilai-nilai keimanan kita kepada Allah serta mengimani adanya malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat serta

beriman kepada Qada‟ dan Qadar.

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk “Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74” dan “mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.”

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis masalah yang akan dibahas dengan cara mengumpulkan data-data kepustakaan, pendapat para mufassir. Kemudian mendeskripsikan pendapat para mufassir, selanjutnya membuat kesimpulan.

(6)

Al-Quran descended for guidance to all of people surrender. People need light in the dark. Besides for guidance AL-Quran have to as resource of education because in the Al-Quran have more value of education can we take for interest in the world and in the beyond. One of them is value education of faith, education of faith is financial of every moslems.

Education of faith taught to belief have our value of faith to Allah and then have

faith in angels, holybooks, prophet, doomsday and have faith in qada‟ dan qadar.

This research have purpose for explain value education of faith in the Q.S. Al-Waqiah ayat 57-74 and then apply values education of faith in the daily activity.

The method aplicated in this minithesis is descriptive analysis method. The analyze problem with way library research, opinion of mufassir. And then description opinion of mufassir and make conclusion.

(7)

ii Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat

kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,

kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.

Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah

memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi

ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.

2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

dan Marhamah Saleh Lc. M.Ag, selaku sekertaris jurusan Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui

penyusunan skripsi ini.

3. Dr. H. Anshori LAL., MA., Alm. selaku dosen pembimbing skripsi pertama,

(8)

iii

5. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis

mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

6. Kedua orang tua penulis ayahanda Muhammad Kamali dan ibunda Mistianah

terimakasi atas do‟a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan

dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta kakakku

Khaula Mawaziroh yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan

tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do‟a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

7. Sahabat-sahabatku tersayang, para anggota P20AI, khususnya sahabat-sahabat ku

Isnin Nadra S.pd.I, Intan Rahma Yuri S.Pd.I, Siti Nurbaiti, S.Pd.I terimakasih

atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu

menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam

hidup penulis.

8. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2010 terima kasih atas masukan,

dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis

dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terimakasih

atas semangat, senum dan hiburan yang telah kalian berikan kepada penulis

(9)

iv

Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak

sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Ciputat, 01 Maret 2015

Penulis

(10)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan ... 6

1. Pengertian Nilai ... 6

2. Pengertian Pendidikan Keimanan ... 7

3. Rukun Iman ... 10

B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 ... 21

1. Teks Ayat dan Terjemah ... 21

2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah ... 22

3. Fadilah Membaca Surat Al-Waqiah ... 23

4. Arti Kosa Kata ... 24

5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama’ Tentang Q.S. Al-Waqiah Ayat 57-74 ... 26

6. Tafsir Perayat ... 35

C.Hasil Penelitian Yang Relevan ... 39

BAB III Metodologi Penelitian A.Objek dan Waktu Penelitian ... 41

B. Fokus penelitian ... 41

C.Pendekatan Penelitian ... 41

D.Sumber Data ... 41

(11)

vi

F. Teknis Penulisan ... 43

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... 44

1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam ... 44

a. Asal-usul Kejadian Manusia ... 44

b. Asal-usul Tanaman ... 49

c. Asal-usul Air ... 53

d. Asal-usul Api ... 57

2. Pendidikan Iman kepada Hari Akhir ... 59

B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... . 61

1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam Yang Menumbuhkan Keimanan (Tafakur) ... 62

2. Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakur) ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67

(12)

1

Al-Qur‟an adalah firman yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman

bagi seluruh umat manusia, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang sesat,

orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan dan dengan segala

petunjuknya yang lengkap menyangkut seluruh aspek kehidupan yang

bersifat universal. Rasul SAW bersabda bahwa Al-Quran adalah tali Allah

yang terulur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat

masa lalu, dan kabar tentang situasi masa datang. Barang siapa yang

berpegang dengan petunjuk-Nya dia tidak akan tersesat.1

Al-Quran memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang

dihadapi oleh setiap umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16:

89































) /لحنلا

٦١ : ٩٨ (

Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala

sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

yang berserah diri. (An-Nahl/16:89)

Isi Al-Quran bermacam-macam, ia memberikan petunjuk dalam

persolan-persolan akidah, syariah, dan akhlak selain sebagai petunjuk

al-Quran juga memecahkan persoalan kemanusiaan di berbagai segi kehidupan,

baik yang berkaitan dengan masalah alam semesta, kejiwaan, jasmani, sosial,

ekonomi, politik, dan pendidikan. Begitu banyak nilai serta kandungannya

yang sangat luas dan sangat berguna dalam setiap segi kehidupan. Begitu

banyak segi kehidupan ini yang tercakup dalam ayat-ayat Al-Quran baik yang

(13)

tersirat maupun yang tersurat, baik itu mulai dari pri-hidup kemanusiaan

sampai ke berbagai bidang dan ruang lingkup dan ilmu pengetahuan.

Isi yang terkandung dalam Al-Quran mengandung kebenaran, tidak ada

keraguan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-Baqarah/2:2

















) / رق لا ٢ : ٢ (

Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.(Al-Baqarah/2:2)

Terbukti kebenaran ayat Allah melalui tanda-tanda kehidupan dan

fenomena alam. Sebelum para ilmuwan membahas tentang teori alam

semesta, Al-Quran telah menjelaskan terlebih dahulu, terbukti dengan adanya

firman Allah berikut ini:





























Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al-Anbiya/21:33)

Seperti dikemukakan ayat diatas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam

dan fenomenanya. Al-Quran mengajak manusia untuk memperhatikan alam

raya, langit, bumi, bintang dan lain sebagainya dalam rangka memperoleh

manfat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk

mengantarkannya kepada kesadaran akan keesaan dan kemaha Kuasaan Allah

SWT. Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya,

diciptakan, dimiliki dan dibawah kekuasaan Allah serta diatur dengan sangat

teliti. Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan

tersebut, kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Maka dari itu alam raya dan

elemen-elemennya tidak boleh disembah atau dipertuhankan, dengan

memperhatikan alam semesta diharpkan agar dapat menambah keimanan dan

rasa syukur kepada Allah SWT.2

Tidak hanya membahas alam semesta, Al-Quran juga membahas tentang

pendidikan. Hampir semua unsur yang berkaitan dengan kependidikan

(14)

disinggung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Quran yang mana nilai

pendidikan tersebut harus kita terapkan dalam kehidupan untuk kepentingan

dunia dan akhirat.3 Adapun tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah

membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu

menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya guna

membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Pada

intinya tujuan pendidikan dalam Al-Quran adalah menjadikan manusia

sebagai hamba yang bertaqwa.4 Dengan begitu pendidikan keimanan

merupakan modal penting bagi setiap muslim. Seorang muslim yang beriman

kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan yang Maha Agung

Tuhan Maha Pencipta Langit dan Bumi.5

Dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang membicarakan tentang masalah pendidikan keimanan, salah satunya adalah surat al-Waqiah ayat 57-74, yang

menerangkan tentang kebesaran alam dan kekokohan hukum-hukumnya yang

menjadi petunjuk adanya kebesaran Allah dan nikmat Nya. Allah telah

memberikan berbagai nikmat kepada manusia, dari luar bumi dan pada bumi

itu sendiri, dari luar bumi meliputi matahari, rembulan dan seluruh tata surya

yang ada, dari bumi itu sendiri meliputi air, tanaman, benih, api dan segala

makhluk hidup yang ada di bumi. Namun terkadang manusia melupakan

segala nikmat Allah tersebut maka dari itu penulis tertarik untuk

membahasnya dalam skripsi ini, dengan tujuan setelah menemukan nilai

pendidikan keimanan yang terkandung dalam ayat ini diharapkan kita sebagai

manusia memperbanyak rasa syukur dan dapat menambah keimanan kita

kepada Allah SWT.

Tentunya masih banyak nilai pendidikan dan nikmat Allah yang

terkandung dalam Q.S Al-Waqiah ayat 57-74 untuk kita syukuri, maka dari

itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skiripsi yang berjudul

3 Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, ( Bandung: Mizan, 2000), hal. 67 4 Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 172

(15)

“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74”.

B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran

Surat Al-Waqiah ayat 57-74

b. Kurangnya rasa syukur kita sebagai manusia terhadap nikmat yang

telah Allah SWT berikan kepada kita.

c. Kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan keimanan pada diri

manusia.

d. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat

al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari

2. Pembatasan Masalah

Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi hanya pada masalah :

a. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Surat

Al-Waqiah 57-74”

b. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat

al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam

Al-Quran Surat Al-Waqiah 57-74 ?

b. Apa sajakah aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung

(16)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam

Q.S Al- Waqiah 57-74.

b. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung

dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam skripsi ini adalah:

a. Penelitian merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti oleh

peneliti selanjutnya.

b. Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang pendidikan.

c. Untuk menambah pengetahuan dan kajian tafsir tentang ayat yang

membahas tentang pendidikan keimanan dari surat al-Waqiah 57-74.

d. Supaya menambah keimanan, kecintaan dan ketaqwaan pada Allah.

e. Agar manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.

f. Agar manusia lebih banyak bersyukur terhadap nikmat yang Allah

berikan.

g. Agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan

(17)

6

1. Pengertian Nilai

Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari nilai. Nilai dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan

hakikatnya”.1

Sebagaimana Ahmad Tafsir dalam bukunya mengatakan bahwa

“nilai adalah harga. Sesuatu barang bernilai tinggi karena barang itu harganya

tinggi. Bernilai artinya berharga. Jelas, segala sesuatu tentu bernilai, karena

segala sesuatu berharga, hanya saja ada yang harganya rendah ada yang

tinggi.”2

Lebih lanjut ditegaskan bahwa , nilai-nilai tidak hanya menurut pikiran dan

keinginan manusia secara subjektif. Nilai-nilai itu bersifat objektif, universal,

independen dalam arti bebas dari pengaruh rasio dan keinginan manusia secara

individual. Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan

keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk membimbingdan membina

manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat

Human Dignity, sedangkan Human Dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan

dan cita-cita manusia.

Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, dimana setiap

manusia membutuhkan nilai dan penilaian dalam menjalani kehidupannya.

Dalam Islam setiap sesuatu yang diciptakan Allh mempunyai nilai. Nilai

sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan

harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.II, hal. 783

(18)

bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika

(benar dan salah), estetika (indah dan jelek).

2. Pengertian Pendidikan Keimanan

Dalam kehidupan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan,

pendidikan tidak hanya di dapat di bangku sekolah, dalam kehidupan

sehari-hari pun dapat kita dapatkan pendidikan. Menurut Heri Jauhari

Muchtar dalam bukunya yang berjudul Fikih Pendidikan mengatakan

bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik

manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi

atau kemampuan sebagai mana mestinya. Ada unsur utama yang harus

terdapat dalam proses pendidikan, yaitu: Pendidik (Orang Tua,

Guru/dosen/ulama‟), Peserta didik (anak, santri/murid), Ilmu atau pesan yang disampaikan”.3

Mortimer J. Adler mengartikan “pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan

yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan

dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik

dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya

sendiri”.4

Keimanan, berasal dari iman, makna iman dalam segi istilah ialah

pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu

akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yang dketahui

dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah”.5

Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa

yang didengar oleh telinga. Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau

oleh indra. Iman berkaitan dengan nilai atau prinsip-prinsip yang harus

menjadi tolak ukur sekaligus pendorong bagi langkah-langkah konkret,

menuju tujuan yang konkret pula, dan ini tidak boleh bertentangan dengan

akal atau ilmu. Walaupun bisa jadi ia tidak dimengerti oleh hakikat nalar.

(19)

Karena iman menjadi tolak ukur sekaligus pendorong, maka iman yag

benar akan melahirkan aktivitas yang benar sekaligus

kekuatanmenghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang melahirkan

angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang

tidak sejalan dengan ketentuan hokum-hukum Allah yang berlaku dialam

raya, atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat Islam.6

Menurut penulis sendiri Keimanan kata dasarnya adalah iman diberi

imbuhan ke- dan –an yang menjadikannya kata sifat yaitu keimanan, yaitu

rasa iman yang ada pada diri seseorang. Iman adalah keyakinan dalam

hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Iman itu

Yazid wa yanqus, naik turun dikatakan naik apabila kita senantiasa

beribadah kepada Allah dan dikatakan turun ketika kita bermaksiat

kepadaNya. Agar iman senantiasa stabil kita harus selalu mengingat Allah

melalui ciptaan-ciptaanNya, senantiasa berdzikir dan berdoa untuk

mengingatNya. Semaksimal berusaha untuk menjauhkan diri dari

larangan-larangan Allah dan menjalan kan perintah Allah. Sesungguhnya

iman tidak akan sempurna kecuali dengan cinta yang sejati, yaitu

mencintai Allah,mencintai Rasulullah dan mencintai syariat yang

diwahyukan oleh Allah kepada Rasul. Melakukan hal baik kita niatkan

untuk beribadah kepada Allah.

Pendidikan keimanan perlu ditanamkan sejak dini sebagaimana

menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin yakni:

Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan itu mengenai penjelasan akidah (keyakinan) maka sebaiknya di dahulukan kepada anak-anak pada awal pertumbuhannya. Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian senantiasalah terbuka pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu dia telah besar. Jadi permulaanna dengan menghafal, lalu memahami, kemudian beritika, mempercayai dan membenarkan dan yang berhasil pada anak-anak tanpa memerluka bukti.”7

Penanaman keimanan merupakan aspek yang sangat fundamental di

dalam berbagai segi kehidupan. Al-Ghazali mengatur cara

6Quraish Shihab, MenaburPesanIllahi, (Jakarta: LenteraHati, 2006), hal.5-6

(20)

angsur mulai membaca, menghafal, memahami, mempercayai dan

membenarkan kemudian tertanam sangat kuat pada jiwa anak yang akan

mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak lahir dan pandangan

hidup.Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari

pengertian iman itu sendiri yaitu:

1) Dibaca dan diucapkan dengan lisan atau bahkan dihafalkan ayat-ayat

maupun hadis yang berhubungan erat dengan keimanan.

2) Memahami pengertiannya dan mencamkan dalam pikirannya kemudian

diakui kebenarannya dalam hati, agar dapat meresap

sedalam-dalamnya.

3) Mengamalkan ajaran-ajarannya yang terkandung di dalamnya.

Allah SWT berfirman:















Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Hijr/15: 19)



















) /فسوي : )

Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(Q.S. Yusuf/12:105)

Keteraturan fenomena alam, keajaiban ciptaan merupakan pertanda

adanya Sang Pencipta. Al-quran berulang kali mengungkapkan tentang alam

dan fenomenanya yang menggambarkan kekuasaan dan keagungan Allah

dan menyerukan agar manusia beriman, beribadah, dan bersyukur

kepada-Nya.

Posisi orang yang beriman yaitu di pertengahan, diantara takut dan

(21)

dariNya sehingga tidak mudah putus asa. “janganlah kamu berputus asa dari mengharap rahmat Allah” )QS. Az-Zumar: 53).8

3. Rukun Iman

Terdapat enam macam rukun Iman yang harus kita Imani yaitu sebagai

berikut:

a. Iman kepada Allah

Iman kepada Allah harus diterjemahkan “mempercayai Allah disertai

keyakinana kuat bahwa dirinya akan senantiasa merasa aman sentosa”. Hal ini sesuai dengan tuntutan kata “iman” yang berasal dari kata

“aman”. Oleh para mufassir, keduanya dianggap memiliki keterikatan. Penerapan “iman” tidak cukup hanya percaya adanya Allah. Iman harus disertai dengan “mempercayai” Allah dalam kualitas-Nya sebagai satu-satunya dzat yang bersifat illahiyat (disembah, sekaligus ditaati) dan

rububiyah (dipercaya sebagi pengatur dan pengurus).9

Iman kepada Allah mencerminkan hubungan paling mulia antara

manusia sebagai makhluk dengan penciptanya. Hal ini karena makhluk

yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di

dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu

yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Allah

berfirman dalam Quran surat Al-Hujurat : 15

































Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang

yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka

tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa

8 Imam Al-Ghazali, Membangkitkan Energi Qalbu,(Indonesia: Mitrapress, 2008), hal.156 9

(22)

mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.(Q.S

Al-Hujurat: 15)

b. Iman kepada malaikat

Kata malaikat adalah jama’ dari kata ك (malak) yang berasal dari

kata ك (alukah) yang berarti risalah.10 Malaikat adalah makhluk Allah

yang ghaib diciptakan dari cahaya, malaikat disucikan oleh Allah dari

hawa nafsu dan dari dosa-dosa maupun kesalahan. Mereka selalu

berbuat baik, tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan Nya, tidak

pernah berbuat kemungkaran dan tidak henti-hentinya bertasbih kepada

Allah. Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mewajibkan seorang

mukmin untuk beriman kepada adanya malaikat, salah satunya terdapat

dalam potongan surat Al-Baqarah 285































Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.". (Al-Baqarah/2: 285)

Jumlah malaikat amat banyak, tidak ada satupun yang mmpu

menghitungnya hanya Allah lah yang tahu jumlah para malaikat, namun

terdapat 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya yang wajib kita ketahui,

yaitu:

1) Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu

2) Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki

3) Malaikat Izrail bertgas mencabut nyawa

10

(23)

4) Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, pada hari kiamat dan

hari kebangkitan

5) Malaikat Munkar bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada

manusia di alam kubur

6) Malaikat Nakir bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada

manusia di alam kubur

7) Malaikat Rakib bertugas mencatat amal baik manusia

8) Malaikat atid bertugas mencatat amal buruk manusia

9) Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka

10) Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga

c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Iman kepada Allah dsini adalah meyakini secara mantap terhadap apa

yang telah diwahyukan Allah kepada orang-orang pilihan, yaitu para

rasul. Wahyu-wahyu tersebut dijadikan sebagai suhuf yang bernilai dan

kitab yang suci.11 Terdapat dua Shuhuf dan empat kitab yang berisi ajaran

dan pesan-pesan dari Allah yang harus kita imani, diantaranya yaitu:

1) Shuhuf Ibrahim

2) Shuhuf Musa

Tentang dua shuhuf ini Allah berfirman dalam surat al-A’la :18-19

















) / ىلعاا ٧٨ : ١ -٧ (

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,

(yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S Al-A’la/87 : 18-19)

Dan keempat kitab itu adalah:

1) Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa Alaihissalam

2) Kitab Zabur yang dirturunkan kepada Daud Alaihissalam

3) Kitab Injil yang diturunkan kepada Isa Alaihissalam

4) Kitab Alquran yang diturunkan kepada Muhammad SAW,

11

(24)

Dan firman Allah tentang kitab-kitabnya tertulis dalam potongan ayat

Quran Surat An-Nisa:113



























) /ءاسنلا : )

Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu,

dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan

adalah karunia Allah sangat besar atasmu.(Q.S. An-Nisa/4 :113)

d. Iman Kepada Rasul Allah

Dalam suatu hadist yang driwayatkan oleh Mardawaih dalam tafsirnya

dari Abu Zar al-Ghifari disebutkan bahwa jumlah para rasul adalah 313

atau 315 oranf sedangkan jumlah para nabi adalah 124.000 orang.

Wallahua’lam bissoab.12

Allah berfirman dalam Quran surat an-Nisa/4: 164













Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Q.S an-Nisa/4:164)

Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Ta’la yang dipilih oleh-Nya

untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh

makhluk guna menuju kepada yang hak. Degnan beriman kepasa rasul,

dimaksudkan agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya,

memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga

(25)

bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang beliau-beliau itu.

Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rasul itu

mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik

sekali, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih

yang dikehendaki oleh Allah Taala agar dimiliki oleh seluruh umat

manusia.

e. Iman Kepada Hari akhir

Hari akhir mempunyai dua pengertian, pertama: hancur dan

berakhirnya alam dan seluruh kehidupan. Kedua: datangnya kehidupan

akhirat dan permulaan kehidupan yang baru.13 Dengan beriman dengan

rukun iman yang kelima ini, maka keimanan seorang mukmin bisa

dikatakan sempurna.

Hari akhir ini dimulai dengan kehancuran alam semesta ini,

kemudian semua makhluk hidup menjadi mati, dan bumi ini berganti

dengan yang lain. Begitu pula segenap langit mengalami perubahan

total.Beriman kepada hari akhir adalah suatu kebajikan seperti yang

tertulis dalam potongan ayat al-Quran surat al-Baqarah : 177



Akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,

hari Kemudian, (Q.S Al-Baqarah/2 : 177

1) Nama-nama hari akhir

a) Yaumul Qiyamah (hari kiamat)

b) Yaumul Akhir (hari akhir). Istilah ini digunaka untuk menunjukkan

bahwa hari itu merupakan saat terakhir bagi semua makhluk

terutama manusia, sbelum mereka menuju akhirat yang merupakan

alam keabadian.

(26)

c) As-Sa’ah (waktu/saat berakhirnya alam semesta). Kata ini

bermakna waktu, saat yang akan datang, saat datangnya

kehancuran alam semesta.

d) Al-Qariah (suara ketukan yang keras). Bermakna suara keras yang

mengetuk dan memekakan telinga. Hal ini terjadi pada awal

kiamat. Saat itu terdengar suara keras yang menggelegar akibat

kehancuran yang maha dahsyat.suara tersebut merupakan tanda

awal kehancuran alam.

e) Al-Haqqah (yang pasti terjadi). Hari kiamat disebut al-haqqah

karena kiamat pasti terjadi dan pasti akan datang. Namun tidak satu

makhluk pun yang tau kapan terjadinya kiamat.

f) Al-waqiah (peristiwa hebat). Disebut sebagai peristiwa hebat

karena kiamat adalah peristiwa paling hebat, peristiwa hancur

leburnya alam ini.

g) Al-Ghasiyah (malapetaka yang menyelimuti perasaan manusia).

Disebut seperti itu karena kekacauan yang terjadi pada saat itu

mambuat manusia tidak dapat memikirkan hal lain selain kejadian

itu.

h) As- Sakhah (bunyi gelegar yang keras sekali). Disebut seperti itu

karena teriakan dan gelegar suara yang timbul saat itu sangat

memekakan telingahingga hampir-hampir membuat tuli.

i) Yaumul Ba’s (hari kebangkitan manusia dari kubur)

j) Yaumul Khuruj. Hari dikeluarkanya manusia dari kubur menuju

tempat berkumpul (al-Mahsyar) yaitu ketika sangkakala kedua

ditiup oleh malaikat Israfil.

k) Yaumul Fasl. Hari saat Allah memutuskan seluruh persolan yang

telah dilakukan dan dipertentangkan oleh manusia.

l) At-Tammah al-Kubra. Hari yang merupakan malapetaka sangat

besar bagi orang kafir dan pendosa.

m)Yaumul Hasrah (hari penyesalan). Pada hari itu manusia yang

(27)

n) Yaumul Hisab (hari perhitungan). Hari itu semua amal manusia

akan diperhitungkan dengan teliti dan diadili seadil-adilnya.

o) Yaumul Wa’id (hari ancaman). Pada hari itu Allah mengancam

orang-orang kafir dengan siksa.

p) Yaumul Azifah (hari yang dekat). Karena hari kiamat telah dekat.

Sesuatu yang bakal terjadi di masa yang akan datang bisa dibilang

dekat karena kepastiannya akan terjadi.

q) Yaumul- Jam (hari berkumpul). Pada hari itu, semua manusia akan

dikumpulkan di padang mahsyar untuk ditimbang amalnya dan

ditentukan nasibnya, masuk surga atau neraka.

r) Yaumul Talaq (hari pertemuan). Pada hari itu, semua manusia kafir

dan mukmin, yang zalim dan dizalimi akan bertemu untuk dadili

dihadapan Yang Maha Adil.

s) Yaumud Tanad (hari saling memanggil). Pada hari itu, sebagian

manusia memanggil yang lain untuk emminta pertolongan, karena

dahsyatnya kejadian saat itu.

t) Yaumut Tagabun (hari kerugian). Pada hari itu ditampakkan kepada

orang kafir akan kesalahan mereka.14

2) Adapun tanda-tanda hari akhir yaitu:

a) Diutusnya Nabi besar Muhammad SAW., yang mana beliau adalah

Rasul yang terakhir.

b) Terpecahnya bulan. Dan ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW

c) Munculnya kabut, amukan yang dahsyat, tersebarnya berbagai

macam fitnah, zina, pembunuhan, minuman keras, kebodohan,

amanah sudah tidak dipedulikan manusia.15

d) Allah akan mengangkat atau mencabut ilmu; banyaknya

kemaksiatan, kejahilan yang meluas dan merata, wanita lebih

banyak daripada laki-laki sehingga bandingnya adalah 5:1.

14 Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal. 10-18

(28)

e) Matahari muncul dari barat; pada hari ini tidak ada gunanya iman

bagi orang yang tidak beriman sebelumnya seperti yang tertulis

dalam al-Quran potongan surat al-An’am/6:158



























pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi

iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman

sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam

masa imannya. (Q.S. Al-An’am/6:158)

f) Keluarnya hewan yang dapat berbicara dengan manusia























Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan

sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada

mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada

ayat-ayat Kami.(QS. An-Naml/27: 82)

g) Keluar Dajjal; dia membawa fitnah dengan mengatakan baahwa

dirinya adalah tuhan yang mampu menghidupkan orang mati. Mata

sebelah kanan buta dan akan tinggal selam empat puluh hari dalam

kalangan manusia.

h) Kedatangan Imam Mahdi; dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu

Daud, Turmuzi dan al-Hakim disebutkan bahwa nama beliau

adalah Ahmad atau Muhammad bin Abdullah dari keturunan Siti

Fatimah, serupa dengan Nabi dalam hal akhlak, tidak pada bentuk

ciptaan. Beliau akan mengeakkan keadilan diatas bumi ini yang

(29)

Muhammad dan sunnahnya. Dan beliau akan tinggal dibumi ini

selama tujuh tahun. Sesudah itu datanglah Dajjal dan lalu turunlah

Nabi Isa yang kemudian dengan batuan Imam Mahdi membunuh

Dajjal itu. Kemudian Imam Mahdi meninngal dunia dan

orang-orang Islam sembahyang atas jenazahnya.

i) Turunnya Nabi Isa dan membunuh Dajjal. Nabi Isa a.s akan turun,

tanpa dibarengi oleh Nabi atau Rasul-rasul yang lain. Dia akan

menguatkan menguatkan Islam. Turunnya Isa a.s itu dibarengi

dengan munculnya Dajjal, kemudian dia membunhnya.16

















)

Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan

tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang

kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.(Q.S

Az-Zukhruf/43:61)

j) Keluarnya Ya’juj dan Majuj; terdapat dalam surat al-Anbiya’/21: 96

















/ء ي أ )

:

١

)

hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka

turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.

(Al-anbiya’/21: 96)

Mereka ini akan keluar nanti pada waktu Nabi Isa turun dan

hidup diatas bumi. Semua peristiwa yang tersebut merupakan

tanda-tanda kiamat besar. WallahuA’lam.17

(30)

f. Iman Kepada Qadha dan Qadar

Iman kepada Qadha dan qadar adalah mempercayai bahwa Allah

telah menentukan takdir seluruh makhluk hidup, yaitu sebelum

diciptakan langit dan bumi. Kata qadha berasal dari bahasa arab, qadha

berarti memutuskan atau keputusan. Qadar artinya keputusan Allah dan

ukuran yang ditetapkan Allah. Dari itu setiap muslim wajib mempunyai

keyakinan bahwa segala perbuatan makhluk telah ditetapkan Allah. 18

Dari abdullah bin Umar bin Ash, Rasululullah bersabda, “Allah telah

mencatat takdir seluruh makhluk hidup. Hal tersebut terjadi lima puluh

ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Dan Arasy-Nya

berada diatas air.” (HR. Muslim)

Iman kepada qada’ dan qadar artinya percaya dan yakin bahwasannya

Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semua

makhluk-Nya termasuk segala sesuatu melipui semua kejadian yang

menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda

yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berarti baik atau buruk,

hidup atau mati.19

Allah telah menetapkan ketentuan untuk hamba-hamba-Nya sejak

masih menjadi janin, ketika masih berada didalam rahim sang ibu, baik

ketentuan yang berhubungan dengan kebahagaiaan, kesedihan, rezeki,

karir, maupun kematiannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh

sebab itu, Alalh mempunyai kekuasaan untuk menghidupkan dan

mematikan seluruh makhluk-Nya, memberi dan melarang,

menjadikannya mulia atau hina, mengangkat derajatnya atau

menurunkannya, serta mengampuni dan menyiksanya. Semua ketentuan

Allah sebenarnya sama. Allah telah menentukan ketentuan seseorang

secara terperinci. Setiap ketentuan tersebut telah ditentukan oleh

Allahdengan empat unsur. Barang siapa yang idak beriman dengan empat

unsur tersebut, berarti ia tidak beriman atau mengingkari ketentuan yang

18 Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka, 1996), hal. 132

(31)

telah ditetapkan oleh AllahSWT. Keempat unsur tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang ada di dunia ini

sebelum makhluk-Nya karena Dialah Zat yang Maha Mengetahui lagi

Maha Bijaksana.

2) Allah telah mencatat seluruh ketentuan yang ada di dunia sebelum

dunia ini dihidupkan. Sebagaimana Firman Allah:



















/ديدح ) ٨ : )

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada

dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)

sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah

mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid/57: 22)

3) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Allah

berfirman dalam Al-Quran.









/سي) : ٧ )

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu

hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Q.S.

Yasiin: 82)

4) Allah adalah Dzat Maha Pencipta. Artinya, Allah yang telah

menciptakan seluruh makhluk hidup dan menentukan hal-hal yang akan

mereka lakukan. Semua itu akan terus mengikuti perintah-Nya karena

Dia yang telah mewujudkan dan menciptakan mereka.20

Ketentuan yang telah Allah berikan kepada manusia, baik sebagai

individu maupun golongan merupakan peringatan bagi dirinya dan mereka

bahwa kekuasaan Allah berlaku bagi manusia secara keseluruhan.

(32)

Kekuasaan itu akan selalu berada disekeliling mereka, baik dalam

pebuatan yang ia kehedaki maupun di luar kehendaknya. Allah telah

memperlihatkan berbagai tanda kebesaran kebesaran-Nya kepada manusia,

dianataranya berada dalam jiwa manusia sendiri agar meyadari kebenaran

janji Allah dan Kekuasaan-Nya selalu mengelilingi mereka. Seandainya

mereka tidak menginginkan tanda-tanda Kebesaran Allah yang bersifat

negatif datang kepada mreka, hendaknya mereka beriman kepada

Rasul-Nya dan mengikuti seluruh perintah-Rasul-Nya.21

B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74

1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S Al-Waqiah 57-74

                                                                                                                                                                                   ) / عق : ٨ -٨ )

57. Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan?

58. Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.

59. kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?

60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak

akan dapat dikalahkan,

(33)

61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam

dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak kamu

ketahui.

62. dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka

Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?

63. Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.

64. kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?

65. kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering,

Maka jadilah kamu heran dan tercengang.

66. (sambil berkata): "Sesungguhnya Kami benar-benar menderita kerugian",

67. bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.

68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.

69. kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?

70. kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah

kamu tidak bersyukur?

71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan

menggosok-gosokkan kayu).

72. kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?

73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir

di padang pasir.

74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.

2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah

Surah al-Waqiah merupakan surah ke 56 terdiri dari 96 ayat yang berarti

Hari Kiamat, surah ini merupakan surat yang diturunkan sebelum Nabi SAW

berhijrah ke Madinah. Itu pendapat dari mayoritas pakar ilmu al-Quran.

Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah

Nabi SW berhijrah. Al-Qurthubi mengemukakan riwayat riwayat yang

bersumber dari sahabat Nabi SAW, Ibn Abbas, bahwa ayat 82 turun di

Madinah.

Tema utama surah ini adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan

(34)

orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka.

Demikian lebih kurang kesimpulan banyak ulama’. Al-Biqai berpendapat

bahwa surah ini merupakan penjelasan dari apa yang diuraikan pada surah

ar-Rahman.22

Ibnu Hatim telah mengetengahkan melalui Abu Hazrah yang telah

mengatakan bahwa:

Ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar dalam perang Tabuk. Mereka turun beristirahat di Al-Hajar, lalu Nabi SAW. Memerintahkan kepada mereka agar tidak membawa airnya sedikitpun. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya dan turun beristirahat lagi ditempat lain, sedang mereka tidak memiliki air, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW., lalu beliau berdiri solat dua rakaat dan kemudian berdoa. Lalu Allah mengirimkan awan dan turunlah hujan menyirami mereka, sehingga mereka mendapat air minum darinya. Seorang laki-laki dari kalangan Ansar berkata kepada temannya dari kalangan kaumnya

yang dicurigai munafik, dan lelaki munafik itu menjawab, “celakalah

kamu, kapan kamu melihat Nabi berdoa lalu Allah menurunkan hujan kepada kita.” Lelaki munafik itu menjawab bahwa sesungguhnya kita

diberi hujan oleh bintang “anu” dan bintang “anu”.23

3. Fadhilah membaca Q.S Al-Waqiah

Adapun fadhilah/keutamaan surat Al-Waqiah menurut Imam Ja’far ra.

dalam kitab Khazinatul Asrar Kubra berkata:

Barang siapa yang membaca surat al-Waqiah pada waktu pagi ketika keluar dari rumahnya untuk bekerja atau untk mencari kebutuhan. Maka

Allah Ta’ala mempermudah rezekinya dan mendatangkan hajatnya.

Dan barang siapa membaca surat Al-Waqiah diwaktu pagi dan sore, maka ia tidak akan kelaparan dan kehausan, dan tidak akan takut terhadap orang yang akan memfitnah sedangkan fitnahannya akan kembai pada orang itu.24

22 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.541

23 Al-Imam Muhammad Usman Abdullah almaraghi, Mahkota Tafsir, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal.3171

(35)

Dalam sebuah hadis di sebutkan

Diriwayatkan dari Abu „Abidah dalam (Fadhail Qur’an) dan Harist bin Abi Usamah dan Abu ya’la dan Ibnu Mardawiyah dalam (tafsirnya) dan Bayhaqi dalam (Syu’bul Iman) dari Ibnu Mas’ud ra berkata : Saya telah mendengar

Rasulullah SAW berkata ( Barang siapa membaca Surat Al-Waqi’ah setiap malam maka tidak akan menimpa kepadanya kepapaan).

Dan diriwayatkan Ibnu Mardawiyah dari Anas ra Rasulullah SAW berkata surat Al-Waqiah adalah surat kaya maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anakmu).

4. Arti Kosa Kata

ق خ

: Asal kata

ق خ

artinya menciptakan, jamak dari

ق خ

artinya

pencipta

قِدصت

: Asal kata

قدص

artinya benar. Kalian membenarkan hari kiamat

ت

: Kalian mencurahkan nutfah ke dalam rahim

دق

:

Kami telah menentukan

يق س

: Asal kata

ق س

yang berarti mendahului yang lain. siapa yang mendahului dinamai

قب س

dan yang didahului dinamai

ق س

.

د

:

untuk menukar muka kamu, yaitu setelah datang wa

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa : nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Al- Qur’an (surat Al - Baqarah ayat

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa : nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Al- Qur’an (surat Al - Baqarah ayat

Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung pada surat luqman ayat 18-19, meliputi : larangan bersikap sombong dan angkuh dan

Dan yang paling utama adalah bahwa penulis lebih memfokuskan pembahasan pada pesan yang terkandung dalam surat al-Baqarah ayat 233, tentang pendidikan anak.. Dalam penelitian

Penelitian nilai-nilai pendidikan karakter yang dikaji pada Al-Qur’an surat Al-Baqarah dari ayat 261 hingga 267, menunjukkan beberapa nilai- nilai pendidikan yang diantaranya

Oleh karena itu, pada pembahasan berikut ini adalah analisa penulis tentang implikasi nilai-nilai pendidikan salat malam yang terkandung dalam al Quran surat al

Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Ali Imron ayat 159-160.. Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa : nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Al-Qur’an (surat Al- Baqarah ayat