Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Nur Choirum Mauzuroh 1110011000050
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
▸ Baca selengkapnya: nilai yang terkandung dalam buku pengayaan bukti kalimat dan penjelasan
(2)Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Jakarta. Telah rnelalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk
diajukan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
lakarta" i4 Januari 2015
Yang mengesahkan,
I
Pembimbing
Waqiah
Ayat 57-74 disusun
olehNur Choirum
Mauzuroh Nomor Induk MahasiswaIll00l1000050, cliajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah
dan
KeguruanUIN
SyarifI-lidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 05 Maret 2015 di hadapan dervan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.pd.l) dalam bidang Pendidikan Agama lslam.
Jakarta,0T April 2015
Panitia U.i ian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
I}, H
Abdqtl4atrd Khon. M.AgNIP: 19580707 198703 I 003
Sekretaris ( Sekretaris .lurusan/Prodi Ifi.X4arnaman Saten
lm
NIP: I 97203 132008012010 Penguji I
Drs-H. Ahmad
Ba$UrM.Ag-NIP:1 9491126197901
|
001t'engu.ii II
QlDim,vati. M.,,\g
N IP: I 97 403 I 82003 121002
Tanggal
t/
n^';-of
Aq.i\ ,orsrs
A\t\
&rFProf, Dr.
Saya yang bertanda tangan di
Nama
Tempat/Tg1. Lahir
NIM
Jurusan/Prodi Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
bawah ini,
Nur Choirum Mauzuroh
Mojokerto, 23 April 1992
1 1 1001 10000s0
Pendidikan Agama Islam
Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung dalam
Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74
Prof. Dr. H. Salman Harun
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya beftanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta,03 Maret 2015
i
Al-Quran diturunkan dengan tujuan agar menjadi petunjuk bagi orang-orang yang berserah diri, orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan. Selain sebagai petunjuk, Al-Quran juga sebagai sumber-sumber pendidikan, karena di dalamnya terdapat banyak nilai pendidikan yang dapat kita ambil untuk kepentingan dunia dan akhirat. Salah satunya adalah nilai pendidikan keimanan, pendidikan keimanan adalah modal utama bagi setiap muslim.
Pendidikan keimanan adalah pendidikan yang mengajarkan kepercayaan yang mengandung nilai-nilai keimanan kita kepada Allah serta mengimani adanya malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, rasul-rasul Allah, hari kiamat serta
beriman kepada Qada‟ dan Qadar.
Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk “Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al- Waqiah 57-74” dan “mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.”
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu menganalisis masalah yang akan dibahas dengan cara mengumpulkan data-data kepustakaan, pendapat para mufassir. Kemudian mendeskripsikan pendapat para mufassir, selanjutnya membuat kesimpulan.
Al-Quran descended for guidance to all of people surrender. People need light in the dark. Besides for guidance AL-Quran have to as resource of education because in the Al-Quran have more value of education can we take for interest in the world and in the beyond. One of them is value education of faith, education of faith is financial of every moslems.
Education of faith taught to belief have our value of faith to Allah and then have
faith in angels, holybooks, prophet, doomsday and have faith in qada‟ dan qadar.
This research have purpose for explain value education of faith in the Q.S. Al-Waqiah ayat 57-74 and then apply values education of faith in the daily activity.
The method aplicated in this minithesis is descriptive analysis method. The analyze problem with way library research, opinion of mufassir. And then description opinion of mufassir and make conclusion.
ii Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
nikmat yang tiada hentinya engkau menganugerahkan kepada penulis. Dan berkat
kasih serta sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya,
kelak syafaat beliaulah yang diharapkan umatnya di akhir zaman.
Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Al-Quran Surat Al-Waqiah Ayat 57-74”, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Atas terselesainya Skripsi ini tidak terlepas dari upaya berbagai pihak yang telah
memberikan kontribusi atau bantuan dalam rangka penyusunan dan penulisan skripsi
ini, untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, beserta seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan atas segala fasilitas yang diberikan kepada penulis.
2. Dr. Abdul Madjid Khon, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
dan Marhamah Saleh Lc. M.Ag, selaku sekertaris jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi ini.
3. Dr. H. Anshori LAL., MA., Alm. selaku dosen pembimbing skripsi pertama,
iii
5. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
memberikan pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis, sehingga penulis
mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.
6. Kedua orang tua penulis ayahanda Muhammad Kamali dan ibunda Mistianah
terimakasi atas do‟a, cinta, serta kasih sayang, didikan, semangat, kepercayaan
dan pengorbanan kalian yang tulus tiada hentinya untuk penulis, serta kakakku
Khaula Mawaziroh yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan
tawanya disaat penulis mengalami kejenuhan, terimakasih atas do‟a dan semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
7. Sahabat-sahabatku tersayang, para anggota P20AI, khususnya sahabat-sahabat ku
Isnin Nadra S.pd.I, Intan Rahma Yuri S.Pd.I, Siti Nurbaiti, S.Pd.I terimakasih
atas dorongan, semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu
menemani penulis disaat penulis mengalami kebimbangan dan masalah dalam
hidup penulis.
8. Teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2010 terima kasih atas masukan,
dorongan, dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terimakasih
atas semangat, senum dan hiburan yang telah kalian berikan kepada penulis
iv
Akhir kata tiada gading yang tak retak, penulis menyatakan sebagai manusia tidak
sempurna, dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Ciputat, 01 Maret 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORI A. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan ... 6
1. Pengertian Nilai ... 6
2. Pengertian Pendidikan Keimanan ... 7
3. Rukun Iman ... 10
B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74 ... 21
1. Teks Ayat dan Terjemah ... 21
2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah ... 22
3. Fadilah Membaca Surat Al-Waqiah ... 23
4. Arti Kosa Kata ... 24
5. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Para Ulama’ Tentang Q.S. Al-Waqiah Ayat 57-74 ... 26
6. Tafsir Perayat ... 35
C.Hasil Penelitian Yang Relevan ... 39
BAB III Metodologi Penelitian A.Objek dan Waktu Penelitian ... 41
B. Fokus penelitian ... 41
C.Pendekatan Penelitian ... 41
D.Sumber Data ... 41
vi
F. Teknis Penulisan ... 43
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... 44
1. Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam ... 44
a. Asal-usul Kejadian Manusia ... 44
b. Asal-usul Tanaman ... 49
c. Asal-usul Air ... 53
d. Asal-usul Api ... 57
2. Pendidikan Iman kepada Hari Akhir ... 59
B. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan dalam Q.S Al-Waqiah 57-74 ... . 61
1. Aplikasi Pendidikan Penelitian Alam Yang Menumbuhkan Keimanan (Tafakur) ... 62
2. Aplikasi Pendidikan Keimanan Melalui Penelitian Alam (Tadzakur) ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
1
Al-Qur‟an adalah firman yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril untuk dijadikan pedoman
bagi seluruh umat manusia, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang sesat,
orang-orang yang membutuhkan cahaya dalam kegelapan dan dengan segala
petunjuknya yang lengkap menyangkut seluruh aspek kehidupan yang
bersifat universal. Rasul SAW bersabda bahwa Al-Quran adalah tali Allah
yang terulur dari langit ke bumi, di dalamnya terdapat berita tentang umat
masa lalu, dan kabar tentang situasi masa datang. Barang siapa yang
berpegang dengan petunjuk-Nya dia tidak akan tersesat.1
Al-Quran memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan yang
dihadapi oleh setiap umat manusia. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl/16:
89
) /لحنلا٦١ : ٩٨ (
Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri. (An-Nahl/16:89)
Isi Al-Quran bermacam-macam, ia memberikan petunjuk dalam
persolan-persolan akidah, syariah, dan akhlak selain sebagai petunjuk
al-Quran juga memecahkan persoalan kemanusiaan di berbagai segi kehidupan,
baik yang berkaitan dengan masalah alam semesta, kejiwaan, jasmani, sosial,
ekonomi, politik, dan pendidikan. Begitu banyak nilai serta kandungannya
yang sangat luas dan sangat berguna dalam setiap segi kehidupan. Begitu
banyak segi kehidupan ini yang tercakup dalam ayat-ayat Al-Quran baik yang
tersirat maupun yang tersurat, baik itu mulai dari pri-hidup kemanusiaan
sampai ke berbagai bidang dan ruang lingkup dan ilmu pengetahuan.
Isi yang terkandung dalam Al-Quran mengandung kebenaran, tidak ada
keraguan di dalamnya. Sesuai dengan firman Allah Q.S Al-Baqarah/2:2
) / رق لا ٢ : ٢ (Kitab(Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.(Al-Baqarah/2:2)
Terbukti kebenaran ayat Allah melalui tanda-tanda kehidupan dan
fenomena alam. Sebelum para ilmuwan membahas tentang teori alam
semesta, Al-Quran telah menjelaskan terlebih dahulu, terbukti dengan adanya
firman Allah berikut ini:
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Al-Anbiya/21:33)
Seperti dikemukakan ayat diatas bahwa Al-Quran berbicara tentang alam
dan fenomenanya. Al-Quran mengajak manusia untuk memperhatikan alam
raya, langit, bumi, bintang dan lain sebagainya dalam rangka memperoleh
manfat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk
mengantarkannya kepada kesadaran akan keesaan dan kemaha Kuasaan Allah
SWT. Alam dan segala isinya beserta hukum-hukum yang mengaturnya,
diciptakan, dimiliki dan dibawah kekuasaan Allah serta diatur dengan sangat
teliti. Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan-ketetapan
tersebut, kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan. Maka dari itu alam raya dan
elemen-elemennya tidak boleh disembah atau dipertuhankan, dengan
memperhatikan alam semesta diharpkan agar dapat menambah keimanan dan
rasa syukur kepada Allah SWT.2
Tidak hanya membahas alam semesta, Al-Quran juga membahas tentang
pendidikan. Hampir semua unsur yang berkaitan dengan kependidikan
disinggung secara tersurat atau tersirat oleh Al-Quran yang mana nilai
pendidikan tersebut harus kita terapkan dalam kehidupan untuk kepentingan
dunia dan akhirat.3 Adapun tujuan pendidikan menurut al-Quran adalah
membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah-Nya guna
membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Pada
intinya tujuan pendidikan dalam Al-Quran adalah menjadikan manusia
sebagai hamba yang bertaqwa.4 Dengan begitu pendidikan keimanan
merupakan modal penting bagi setiap muslim. Seorang muslim yang beriman
kepada Allah adalah yang membenarkan adanya Tuhan yang Maha Agung
Tuhan Maha Pencipta Langit dan Bumi.5
Dalam Al-Qur‟an banyak ayat yang membicarakan tentang masalah pendidikan keimanan, salah satunya adalah surat al-Waqiah ayat 57-74, yang
menerangkan tentang kebesaran alam dan kekokohan hukum-hukumnya yang
menjadi petunjuk adanya kebesaran Allah dan nikmat Nya. Allah telah
memberikan berbagai nikmat kepada manusia, dari luar bumi dan pada bumi
itu sendiri, dari luar bumi meliputi matahari, rembulan dan seluruh tata surya
yang ada, dari bumi itu sendiri meliputi air, tanaman, benih, api dan segala
makhluk hidup yang ada di bumi. Namun terkadang manusia melupakan
segala nikmat Allah tersebut maka dari itu penulis tertarik untuk
membahasnya dalam skripsi ini, dengan tujuan setelah menemukan nilai
pendidikan keimanan yang terkandung dalam ayat ini diharapkan kita sebagai
manusia memperbanyak rasa syukur dan dapat menambah keimanan kita
kepada Allah SWT.
Tentunya masih banyak nilai pendidikan dan nikmat Allah yang
terkandung dalam Q.S Al-Waqiah ayat 57-74 untuk kita syukuri, maka dari
itu penulis tertarik untuk membahasnya dalam skiripsi yang berjudul
3 Quraish Shihab, Secercah Cahaya Ilahi, ( Bandung: Mizan, 2000), hal. 67 4 Qurash Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 172
“NILAI-NILAI PENDIDIKAN KEIMANAN YANG TERKANDUNG DALAM AL-QURAN SURAT AL-WAQIAH AYAT 57-74”.
B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam Al-Quran
Surat Al-Waqiah ayat 57-74
b. Kurangnya rasa syukur kita sebagai manusia terhadap nikmat yang
telah Allah SWT berikan kepada kita.
c. Kurangnya penanaman nilai-nilai pendidikan keimanan pada diri
manusia.
d. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat
al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari
2. Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarahnya pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis membatasi hanya pada masalah :
a. Nilai-Nilai Pendidikan Keimanan Yang Terkandung Dalam Surat
Al-Waqiah 57-74”
b. Aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam surat
al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
3. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam
Al-Quran Surat Al-Waqiah 57-74 ?
b. Apa sajakah aplikasi nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Menjelaskan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung dalam
Q.S Al- Waqiah 57-74.
b. Mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan keimanan yang terkandung
dalam surat al-Waqiah 57-74 dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam skripsi ini adalah:
a. Penelitian merupakan langkah awal dan dapat ditindak lanjuti oleh
peneliti selanjutnya.
b. Dapat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang pendidikan.
c. Untuk menambah pengetahuan dan kajian tafsir tentang ayat yang
membahas tentang pendidikan keimanan dari surat al-Waqiah 57-74.
d. Supaya menambah keimanan, kecintaan dan ketaqwaan pada Allah.
e. Agar manusia sadar akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
f. Agar manusia lebih banyak bersyukur terhadap nikmat yang Allah
berikan.
g. Agar pesan-pesan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan
6
1. Pengertian Nilai
Kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari nilai. Nilai dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya”.1
Sebagaimana Ahmad Tafsir dalam bukunya mengatakan bahwa
“nilai adalah harga. Sesuatu barang bernilai tinggi karena barang itu harganya
tinggi. Bernilai artinya berharga. Jelas, segala sesuatu tentu bernilai, karena
segala sesuatu berharga, hanya saja ada yang harganya rendah ada yang
tinggi.”2
Lebih lanjut ditegaskan bahwa , nilai-nilai tidak hanya menurut pikiran dan
keinginan manusia secara subjektif. Nilai-nilai itu bersifat objektif, universal,
independen dalam arti bebas dari pengaruh rasio dan keinginan manusia secara
individual. Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan
keinginan manusia. Nilai justru berfungsi untuk membimbingdan membina
manusia supaya menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat
Human Dignity, sedangkan Human Dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan
dan cita-cita manusia.
Menurut penulis nilai adalah sesuatu yang dianggap penting, dimana setiap
manusia membutuhkan nilai dan penilaian dalam menjalani kehidupannya.
Dalam Islam setiap sesuatu yang diciptakan Allh mempunyai nilai. Nilai
sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan
harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet.II, hal. 783
bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika
(benar dan salah), estetika (indah dan jelek).
2. Pengertian Pendidikan Keimanan
Dalam kehidupan setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan,
pendidikan tidak hanya di dapat di bangku sekolah, dalam kehidupan
sehari-hari pun dapat kita dapatkan pendidikan. Menurut Heri Jauhari
Muchtar dalam bukunya yang berjudul Fikih Pendidikan mengatakan
bahwa “pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik
manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi
atau kemampuan sebagai mana mestinya. Ada unsur utama yang harus
terdapat dalam proses pendidikan, yaitu: Pendidik (Orang Tua,
Guru/dosen/ulama‟), Peserta didik (anak, santri/murid), Ilmu atau pesan yang disampaikan”.3
Mortimer J. Adler mengartikan “pendidikan adalah proses dengan mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan
yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan, disempurnakan
dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara artistik
dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya
sendiri”.4
Keimanan, berasal dari iman, makna iman dalam segi istilah ialah
pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu
akan segala apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Yang dketahui
dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah”.5
Sebagian pakar mengartikannya sebagai pembenaran hati terhadap apa
yang didengar oleh telinga. Iman adalah sesuatu yang tidak terjangkau
oleh indra. Iman berkaitan dengan nilai atau prinsip-prinsip yang harus
menjadi tolak ukur sekaligus pendorong bagi langkah-langkah konkret,
menuju tujuan yang konkret pula, dan ini tidak boleh bertentangan dengan
akal atau ilmu. Walaupun bisa jadi ia tidak dimengerti oleh hakikat nalar.
Karena iman menjadi tolak ukur sekaligus pendorong, maka iman yag
benar akan melahirkan aktivitas yang benar sekaligus
kekuatanmenghadapi tantangan, bukannya kelemahan yang melahirkan
angan-angan dan mengantar kepada keinginan terjadinya sesuatu yang
tidak sejalan dengan ketentuan hokum-hukum Allah yang berlaku dialam
raya, atau yang bertentangan dengan akal sehat dan hakikat Islam.6
Menurut penulis sendiri Keimanan kata dasarnya adalah iman diberi
imbuhan ke- dan –an yang menjadikannya kata sifat yaitu keimanan, yaitu
rasa iman yang ada pada diri seseorang. Iman adalah keyakinan dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Iman itu
Yazid wa yanqus, naik turun dikatakan naik apabila kita senantiasa
beribadah kepada Allah dan dikatakan turun ketika kita bermaksiat
kepadaNya. Agar iman senantiasa stabil kita harus selalu mengingat Allah
melalui ciptaan-ciptaanNya, senantiasa berdzikir dan berdoa untuk
mengingatNya. Semaksimal berusaha untuk menjauhkan diri dari
larangan-larangan Allah dan menjalan kan perintah Allah. Sesungguhnya
iman tidak akan sempurna kecuali dengan cinta yang sejati, yaitu
mencintai Allah,mencintai Rasulullah dan mencintai syariat yang
diwahyukan oleh Allah kepada Rasul. Melakukan hal baik kita niatkan
untuk beribadah kepada Allah.
Pendidikan keimanan perlu ditanamkan sejak dini sebagaimana
menurut pendapat Al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin yakni:
Ketahuilah, bahwa apa yang telah kami sebutkan itu mengenai penjelasan akidah (keyakinan) maka sebaiknya di dahulukan kepada anak-anak pada awal pertumbuhannya. Supaya dihafalkan dengan baik, kemudian senantiasalah terbuka pengertiannya nanti sedikit demi sedikit sewaktu dia telah besar. Jadi permulaanna dengan menghafal, lalu memahami, kemudian beritika, mempercayai dan membenarkan dan yang berhasil pada anak-anak tanpa memerluka bukti.”7
Penanaman keimanan merupakan aspek yang sangat fundamental di
dalam berbagai segi kehidupan. Al-Ghazali mengatur cara
6Quraish Shihab, MenaburPesanIllahi, (Jakarta: LenteraHati, 2006), hal.5-6
angsur mulai membaca, menghafal, memahami, mempercayai dan
membenarkan kemudian tertanam sangat kuat pada jiwa anak yang akan
mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak lahir dan pandangan
hidup.Jadi cara memperteguh iman adalah melalui tiga unsur dari
pengertian iman itu sendiri yaitu:
1) Dibaca dan diucapkan dengan lisan atau bahkan dihafalkan ayat-ayat
maupun hadis yang berhubungan erat dengan keimanan.
2) Memahami pengertiannya dan mencamkan dalam pikirannya kemudian
diakui kebenarannya dalam hati, agar dapat meresap
sedalam-dalamnya.
3) Mengamalkan ajaran-ajarannya yang terkandung di dalamnya.
Allah SWT berfirman:
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Hijr/15: 19)
) /فسوي : )Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.(Q.S. Yusuf/12:105)
Keteraturan fenomena alam, keajaiban ciptaan merupakan pertanda
adanya Sang Pencipta. Al-quran berulang kali mengungkapkan tentang alam
dan fenomenanya yang menggambarkan kekuasaan dan keagungan Allah
dan menyerukan agar manusia beriman, beribadah, dan bersyukur
kepada-Nya.
Posisi orang yang beriman yaitu di pertengahan, diantara takut dan
dariNya sehingga tidak mudah putus asa. “janganlah kamu berputus asa dari mengharap rahmat Allah” )QS. Az-Zumar: 53).8
3. Rukun Iman
Terdapat enam macam rukun Iman yang harus kita Imani yaitu sebagai
berikut:
a. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah harus diterjemahkan “mempercayai Allah disertai
keyakinana kuat bahwa dirinya akan senantiasa merasa aman sentosa”. Hal ini sesuai dengan tuntutan kata “iman” yang berasal dari kata
“aman”. Oleh para mufassir, keduanya dianggap memiliki keterikatan. Penerapan “iman” tidak cukup hanya percaya adanya Allah. Iman harus disertai dengan “mempercayai” Allah dalam kualitas-Nya sebagai satu-satunya dzat yang bersifat illahiyat (disembah, sekaligus ditaati) dan
rububiyah (dipercaya sebagi pengatur dan pengurus).9
Iman kepada Allah mencerminkan hubungan paling mulia antara
manusia sebagai makhluk dengan penciptanya. Hal ini karena makhluk
yang paling mulia di muka bumi adalah manusia, dan sesuatu yang ada di
dalam diri manusia yang paling mulia adalah hatinya, sedangkan sesuatu
yang ada di dalam hati yang paling mulia adalah keimanan. Allah
berfirman dalam Quran surat Al-Hujurat : 15
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka
tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa
8 Imam Al-Ghazali, Membangkitkan Energi Qalbu,(Indonesia: Mitrapress, 2008), hal.156 9
mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.(Q.S
Al-Hujurat: 15)
b. Iman kepada malaikat
Kata malaikat adalah jama’ dari kata ك (malak) yang berasal dari
kata ك (alukah) yang berarti risalah.10 Malaikat adalah makhluk Allah
yang ghaib diciptakan dari cahaya, malaikat disucikan oleh Allah dari
hawa nafsu dan dari dosa-dosa maupun kesalahan. Mereka selalu
berbuat baik, tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan Nya, tidak
pernah berbuat kemungkaran dan tidak henti-hentinya bertasbih kepada
Allah. Dalam al-Quran terdapat banyak ayat yang mewajibkan seorang
mukmin untuk beriman kepada adanya malaikat, salah satunya terdapat
dalam potongan surat Al-Baqarah 285
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.". (Al-Baqarah/2: 285)
Jumlah malaikat amat banyak, tidak ada satupun yang mmpu
menghitungnya hanya Allah lah yang tahu jumlah para malaikat, namun
terdapat 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya yang wajib kita ketahui,
yaitu:
1) Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu
2) Malaikat Mikail bertugas membagi rezeki
3) Malaikat Izrail bertgas mencabut nyawa
10
4) Malaikat Israfil bertugas meniup sangkakala, pada hari kiamat dan
hari kebangkitan
5) Malaikat Munkar bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada
manusia di alam kubur
6) Malaikat Nakir bertugas untuk memberikan pertanyaan kepada
manusia di alam kubur
7) Malaikat Rakib bertugas mencatat amal baik manusia
8) Malaikat atid bertugas mencatat amal buruk manusia
9) Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka
10) Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga
c. Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada Allah dsini adalah meyakini secara mantap terhadap apa
yang telah diwahyukan Allah kepada orang-orang pilihan, yaitu para
rasul. Wahyu-wahyu tersebut dijadikan sebagai suhuf yang bernilai dan
kitab yang suci.11 Terdapat dua Shuhuf dan empat kitab yang berisi ajaran
dan pesan-pesan dari Allah yang harus kita imani, diantaranya yaitu:
1) Shuhuf Ibrahim
2) Shuhuf Musa
Tentang dua shuhuf ini Allah berfirman dalam surat al-A’la :18-19
) / ىلعاا ٧٨ : ١ -٧ (
Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam Kitab-Kitab yang dahulu,
(yaitu) Kitab-Kitab Ibrahim dan Musa. (Q.S Al-A’la/87 : 18-19)
Dan keempat kitab itu adalah:
1) Kitab Taurat yang diturunkan kepada Musa Alaihissalam
2) Kitab Zabur yang dirturunkan kepada Daud Alaihissalam
3) Kitab Injil yang diturunkan kepada Isa Alaihissalam
4) Kitab Alquran yang diturunkan kepada Muhammad SAW,
11
Dan firman Allah tentang kitab-kitabnya tertulis dalam potongan ayat
Quran Surat An-Nisa:113
) /ءاسنلا : )Dan (juga karena) Allah telah menurunkan kitab dan Hikmah kepadamu,
dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan
adalah karunia Allah sangat besar atasmu.(Q.S. An-Nisa/4 :113)
d. Iman Kepada Rasul Allah
Dalam suatu hadist yang driwayatkan oleh Mardawaih dalam tafsirnya
dari Abu Zar al-Ghifari disebutkan bahwa jumlah para rasul adalah 313
atau 315 oranf sedangkan jumlah para nabi adalah 124.000 orang.
Wallahua’lam bissoab.12
Allah berfirman dalam Quran surat an-Nisa/4: 164
Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (Q.S an-Nisa/4:164)
Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Ta’la yang dipilih oleh-Nya
untuk menjadi pembimbing kearah petunjuk serta pemimpin seluruh
makhluk guna menuju kepada yang hak. Degnan beriman kepasa rasul,
dimaksudkan agar setiap manusia itu mengikuti jejak langkahnya,
memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul itu. Selain itu juga
bersabar dan tabah hati dalam mencontoh sepak terjang beliau-beliau itu.
Sebab sudah jelaslah bahwa tindak langkahnya para rasul itu
mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik
sekali, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih
yang dikehendaki oleh Allah Taala agar dimiliki oleh seluruh umat
manusia.
e. Iman Kepada Hari akhir
Hari akhir mempunyai dua pengertian, pertama: hancur dan
berakhirnya alam dan seluruh kehidupan. Kedua: datangnya kehidupan
akhirat dan permulaan kehidupan yang baru.13 Dengan beriman dengan
rukun iman yang kelima ini, maka keimanan seorang mukmin bisa
dikatakan sempurna.
Hari akhir ini dimulai dengan kehancuran alam semesta ini,
kemudian semua makhluk hidup menjadi mati, dan bumi ini berganti
dengan yang lain. Begitu pula segenap langit mengalami perubahan
total.Beriman kepada hari akhir adalah suatu kebajikan seperti yang
tertulis dalam potongan ayat al-Quran surat al-Baqarah : 177
Akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, (Q.S Al-Baqarah/2 : 177
1) Nama-nama hari akhir
a) Yaumul Qiyamah (hari kiamat)
b) Yaumul Akhir (hari akhir). Istilah ini digunaka untuk menunjukkan
bahwa hari itu merupakan saat terakhir bagi semua makhluk
terutama manusia, sbelum mereka menuju akhirat yang merupakan
alam keabadian.
c) As-Sa’ah (waktu/saat berakhirnya alam semesta). Kata ini
bermakna waktu, saat yang akan datang, saat datangnya
kehancuran alam semesta.
d) Al-Qariah (suara ketukan yang keras). Bermakna suara keras yang
mengetuk dan memekakan telinga. Hal ini terjadi pada awal
kiamat. Saat itu terdengar suara keras yang menggelegar akibat
kehancuran yang maha dahsyat.suara tersebut merupakan tanda
awal kehancuran alam.
e) Al-Haqqah (yang pasti terjadi). Hari kiamat disebut al-haqqah
karena kiamat pasti terjadi dan pasti akan datang. Namun tidak satu
makhluk pun yang tau kapan terjadinya kiamat.
f) Al-waqiah (peristiwa hebat). Disebut sebagai peristiwa hebat
karena kiamat adalah peristiwa paling hebat, peristiwa hancur
leburnya alam ini.
g) Al-Ghasiyah (malapetaka yang menyelimuti perasaan manusia).
Disebut seperti itu karena kekacauan yang terjadi pada saat itu
mambuat manusia tidak dapat memikirkan hal lain selain kejadian
itu.
h) As- Sakhah (bunyi gelegar yang keras sekali). Disebut seperti itu
karena teriakan dan gelegar suara yang timbul saat itu sangat
memekakan telingahingga hampir-hampir membuat tuli.
i) Yaumul Ba’s (hari kebangkitan manusia dari kubur)
j) Yaumul Khuruj. Hari dikeluarkanya manusia dari kubur menuju
tempat berkumpul (al-Mahsyar) yaitu ketika sangkakala kedua
ditiup oleh malaikat Israfil.
k) Yaumul Fasl. Hari saat Allah memutuskan seluruh persolan yang
telah dilakukan dan dipertentangkan oleh manusia.
l) At-Tammah al-Kubra. Hari yang merupakan malapetaka sangat
besar bagi orang kafir dan pendosa.
m)Yaumul Hasrah (hari penyesalan). Pada hari itu manusia yang
n) Yaumul Hisab (hari perhitungan). Hari itu semua amal manusia
akan diperhitungkan dengan teliti dan diadili seadil-adilnya.
o) Yaumul Wa’id (hari ancaman). Pada hari itu Allah mengancam
orang-orang kafir dengan siksa.
p) Yaumul Azifah (hari yang dekat). Karena hari kiamat telah dekat.
Sesuatu yang bakal terjadi di masa yang akan datang bisa dibilang
dekat karena kepastiannya akan terjadi.
q) Yaumul- Jam (hari berkumpul). Pada hari itu, semua manusia akan
dikumpulkan di padang mahsyar untuk ditimbang amalnya dan
ditentukan nasibnya, masuk surga atau neraka.
r) Yaumul Talaq (hari pertemuan). Pada hari itu, semua manusia kafir
dan mukmin, yang zalim dan dizalimi akan bertemu untuk dadili
dihadapan Yang Maha Adil.
s) Yaumud Tanad (hari saling memanggil). Pada hari itu, sebagian
manusia memanggil yang lain untuk emminta pertolongan, karena
dahsyatnya kejadian saat itu.
t) Yaumut Tagabun (hari kerugian). Pada hari itu ditampakkan kepada
orang kafir akan kesalahan mereka.14
2) Adapun tanda-tanda hari akhir yaitu:
a) Diutusnya Nabi besar Muhammad SAW., yang mana beliau adalah
Rasul yang terakhir.
b) Terpecahnya bulan. Dan ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW
c) Munculnya kabut, amukan yang dahsyat, tersebarnya berbagai
macam fitnah, zina, pembunuhan, minuman keras, kebodohan,
amanah sudah tidak dipedulikan manusia.15
d) Allah akan mengangkat atau mencabut ilmu; banyaknya
kemaksiatan, kejahilan yang meluas dan merata, wanita lebih
banyak daripada laki-laki sehingga bandingnya adalah 5:1.
14 Kementerian Agama RI, Kiamat dalam Perspektif Al-Quran dan Sains(Tafsir Ilmi), (Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2011), hal. 10-18
e) Matahari muncul dari barat; pada hari ini tidak ada gunanya iman
bagi orang yang tidak beriman sebelumnya seperti yang tertulis
dalam al-Quran potongan surat al-An’am/6:158
pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi
iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman
sebelum itu, atau Dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam
masa imannya. (Q.S. Al-An’am/6:158)
f) Keluarnya hewan yang dapat berbicara dengan manusia
Dan apabila Perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan
sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada
mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada
ayat-ayat Kami.(QS. An-Naml/27: 82)
g) Keluar Dajjal; dia membawa fitnah dengan mengatakan baahwa
dirinya adalah tuhan yang mampu menghidupkan orang mati. Mata
sebelah kanan buta dan akan tinggal selam empat puluh hari dalam
kalangan manusia.
h) Kedatangan Imam Mahdi; dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Daud, Turmuzi dan al-Hakim disebutkan bahwa nama beliau
adalah Ahmad atau Muhammad bin Abdullah dari keturunan Siti
Fatimah, serupa dengan Nabi dalam hal akhlak, tidak pada bentuk
ciptaan. Beliau akan mengeakkan keadilan diatas bumi ini yang
Muhammad dan sunnahnya. Dan beliau akan tinggal dibumi ini
selama tujuh tahun. Sesudah itu datanglah Dajjal dan lalu turunlah
Nabi Isa yang kemudian dengan batuan Imam Mahdi membunuh
Dajjal itu. Kemudian Imam Mahdi meninngal dunia dan
orang-orang Islam sembahyang atas jenazahnya.
i) Turunnya Nabi Isa dan membunuh Dajjal. Nabi Isa a.s akan turun,
tanpa dibarengi oleh Nabi atau Rasul-rasul yang lain. Dia akan
menguatkan menguatkan Islam. Turunnya Isa a.s itu dibarengi
dengan munculnya Dajjal, kemudian dia membunhnya.16
)Dan Sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan
tentang hari kiamat. karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang
kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.(Q.S
Az-Zukhruf/43:61)
j) Keluarnya Ya’juj dan Majuj; terdapat dalam surat al-Anbiya’/21: 96
/ء ي أ )
:
١
)
hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka
turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.
(Al-anbiya’/21: 96)
Mereka ini akan keluar nanti pada waktu Nabi Isa turun dan
hidup diatas bumi. Semua peristiwa yang tersebut merupakan
tanda-tanda kiamat besar. WallahuA’lam.17
f. Iman Kepada Qadha dan Qadar
Iman kepada Qadha dan qadar adalah mempercayai bahwa Allah
telah menentukan takdir seluruh makhluk hidup, yaitu sebelum
diciptakan langit dan bumi. Kata qadha berasal dari bahasa arab, qadha
berarti memutuskan atau keputusan. Qadar artinya keputusan Allah dan
ukuran yang ditetapkan Allah. Dari itu setiap muslim wajib mempunyai
keyakinan bahwa segala perbuatan makhluk telah ditetapkan Allah. 18
Dari abdullah bin Umar bin Ash, Rasululullah bersabda, “Allah telah
mencatat takdir seluruh makhluk hidup. Hal tersebut terjadi lima puluh
ribu tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi. Dan Arasy-Nya
berada diatas air.” (HR. Muslim)
Iman kepada qada’ dan qadar artinya percaya dan yakin bahwasannya
Allah SWT memiliki kehendak, keputusan dan ketetapan atas semua
makhluk-Nya termasuk segala sesuatu melipui semua kejadian yang
menimpa seluruh makhluk hidup, termasuk manusia dan benda-benda
yang ada di alam semesta. Kejadian itu bisa berarti baik atau buruk,
hidup atau mati.19
Allah telah menetapkan ketentuan untuk hamba-hamba-Nya sejak
masih menjadi janin, ketika masih berada didalam rahim sang ibu, baik
ketentuan yang berhubungan dengan kebahagaiaan, kesedihan, rezeki,
karir, maupun kematiannya. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Oleh
sebab itu, Alalh mempunyai kekuasaan untuk menghidupkan dan
mematikan seluruh makhluk-Nya, memberi dan melarang,
menjadikannya mulia atau hina, mengangkat derajatnya atau
menurunkannya, serta mengampuni dan menyiksanya. Semua ketentuan
Allah sebenarnya sama. Allah telah menentukan ketentuan seseorang
secara terperinci. Setiap ketentuan tersebut telah ditentukan oleh
Allahdengan empat unsur. Barang siapa yang idak beriman dengan empat
unsur tersebut, berarti ia tidak beriman atau mengingkari ketentuan yang
18 Zaimudin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka, 1996), hal. 132
telah ditetapkan oleh AllahSWT. Keempat unsur tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang ada di dunia ini
sebelum makhluk-Nya karena Dialah Zat yang Maha Mengetahui lagi
Maha Bijaksana.
2) Allah telah mencatat seluruh ketentuan yang ada di dunia sebelum
dunia ini dihidupkan. Sebagaimana Firman Allah:
/ديدح ) ٨ : )Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid/57: 22)
3) Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini. Allah
berfirman dalam Al-Quran.
/سي) : ٧ )Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" Maka terjadilah ia. (Q.S.
Yasiin: 82)
4) Allah adalah Dzat Maha Pencipta. Artinya, Allah yang telah
menciptakan seluruh makhluk hidup dan menentukan hal-hal yang akan
mereka lakukan. Semua itu akan terus mengikuti perintah-Nya karena
Dia yang telah mewujudkan dan menciptakan mereka.20
Ketentuan yang telah Allah berikan kepada manusia, baik sebagai
individu maupun golongan merupakan peringatan bagi dirinya dan mereka
bahwa kekuasaan Allah berlaku bagi manusia secara keseluruhan.
Kekuasaan itu akan selalu berada disekeliling mereka, baik dalam
pebuatan yang ia kehedaki maupun di luar kehendaknya. Allah telah
memperlihatkan berbagai tanda kebesaran kebesaran-Nya kepada manusia,
dianataranya berada dalam jiwa manusia sendiri agar meyadari kebenaran
janji Allah dan Kekuasaan-Nya selalu mengelilingi mereka. Seandainya
mereka tidak menginginkan tanda-tanda Kebesaran Allah yang bersifat
negatif datang kepada mreka, hendaknya mereka beriman kepada
Rasul-Nya dan mengikuti seluruh perintah-Rasul-Nya.21
B. Tafsir Surat Al-Waqiah Ayat 57-74
1. Teks Ayat dan Terjemah Q.S Al-Waqiah 57-74
) / عق : ٨ -٨ )
57. Kami telah menciptakan kamu, Maka mengapa kamu tidak membenarkan?
58. Maka Terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan.
59. kamukah yang menciptakannya, atau kamikah yang menciptakannya?
60. Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak
akan dapat dikalahkan,
61. untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam
dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam Keadaan yang tidak kamu
ketahui.
62. dan Sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, Maka
Mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua)?
63. Maka Terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam.
64. kamukah yang menumbuhkannya atau kamikah yang menumbuhkannya?
65. kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan Dia hancur dan kering,
Maka jadilah kamu heran dan tercengang.
66. (sambil berkata): "Sesungguhnya Kami benar-benar menderita kerugian",
67. bahkan Kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa.
68. Maka Terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum.
69. kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?
70. kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan Dia asin, Maka Mengapakah
kamu tidak bersyukur?
71. Maka Terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dengan
menggosok-gosokkan kayu).
72. kamukah yang menjadikan kayu itu atau kamikah yang menjadikannya?
73. Kami jadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir
di padang pasir.
74. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang Maha besar.
2. Asbabun Nuzul Surat Al-Waqiah
Surah al-Waqiah merupakan surah ke 56 terdiri dari 96 ayat yang berarti
Hari Kiamat, surah ini merupakan surat yang diturunkan sebelum Nabi SAW
berhijrah ke Madinah. Itu pendapat dari mayoritas pakar ilmu al-Quran.
Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah
Nabi SW berhijrah. Al-Qurthubi mengemukakan riwayat riwayat yang
bersumber dari sahabat Nabi SAW, Ibn Abbas, bahwa ayat 82 turun di
Madinah.
Tema utama surah ini adalah uraian tentang hari kiamat serta penjelasan
orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami oleh para pendurhaka.
Demikian lebih kurang kesimpulan banyak ulama’. Al-Biqai berpendapat
bahwa surah ini merupakan penjelasan dari apa yang diuraikan pada surah
ar-Rahman.22
Ibnu Hatim telah mengetengahkan melalui Abu Hazrah yang telah
mengatakan bahwa:
Ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang laki-laki dari kalangan Anshar dalam perang Tabuk. Mereka turun beristirahat di Al-Hajar, lalu Nabi SAW. Memerintahkan kepada mereka agar tidak membawa airnya sedikitpun. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya dan turun beristirahat lagi ditempat lain, sedang mereka tidak memiliki air, lalu mereka mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW., lalu beliau berdiri solat dua rakaat dan kemudian berdoa. Lalu Allah mengirimkan awan dan turunlah hujan menyirami mereka, sehingga mereka mendapat air minum darinya. Seorang laki-laki dari kalangan Ansar berkata kepada temannya dari kalangan kaumnya
yang dicurigai munafik, dan lelaki munafik itu menjawab, “celakalah
kamu, kapan kamu melihat Nabi berdoa lalu Allah menurunkan hujan kepada kita.” Lelaki munafik itu menjawab bahwa sesungguhnya kita
diberi hujan oleh bintang “anu” dan bintang “anu”.23
3. Fadhilah membaca Q.S Al-Waqiah
Adapun fadhilah/keutamaan surat Al-Waqiah menurut Imam Ja’far ra.
dalam kitab Khazinatul Asrar Kubra berkata:
Barang siapa yang membaca surat al-Waqiah pada waktu pagi ketika keluar dari rumahnya untuk bekerja atau untk mencari kebutuhan. Maka
Allah Ta’ala mempermudah rezekinya dan mendatangkan hajatnya.
Dan barang siapa membaca surat Al-Waqiah diwaktu pagi dan sore, maka ia tidak akan kelaparan dan kehausan, dan tidak akan takut terhadap orang yang akan memfitnah sedangkan fitnahannya akan kembai pada orang itu.24
22 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal.541
23 Al-Imam Muhammad Usman Abdullah almaraghi, Mahkota Tafsir, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2009), hal.3171
Dalam sebuah hadis di sebutkan
Diriwayatkan dari Abu „Abidah dalam (Fadhail Qur’an) dan Harist bin Abi Usamah dan Abu ya’la dan Ibnu Mardawiyah dalam (tafsirnya) dan Bayhaqi dalam (Syu’bul Iman) dari Ibnu Mas’ud ra berkata : Saya telah mendengar
Rasulullah SAW berkata ( Barang siapa membaca Surat Al-Waqi’ah setiap malam maka tidak akan menimpa kepadanya kepapaan).
Dan diriwayatkan Ibnu Mardawiyah dari Anas ra Rasulullah SAW berkata surat Al-Waqiah adalah surat kaya maka bacalah dan ajarkanlah kepada anak-anakmu).
4. Arti Kosa Kata
ق خ
: Asal kataق خ
artinya menciptakan, jamak dariق خ
artinyapencipta
قِدصت
: Asal kataقدص
artinya benar. Kalian membenarkan hari kiamatت
: Kalian mencurahkan nutfah ke dalam rahimدق
:
Kami telah menentukanيق س
: Asal kataق س
yang berarti mendahului yang lain. siapa yang mendahului dinamaiقب س
dan yang didahului dinamaiق س
.
د
:
untuk menukar muka kamu, yaitu setelah datang wa