ANALISIS BIAYA PROMOSI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA PT BANK BNI
SYARIAH
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
OLEH:
FIERMAN
201046100845
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ANALISI BIAYA PROMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA PT BANK BNI SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi Islam
OLEH :
FIERMAN NIM. 201046100845
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.H.Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. Ali Mauludi, AC,MA NIP. 150 204 484 NIP.
JURUSAN MU’AMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul ANALISIS BIAYA PROMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA PT BANK BNI SYARIAH telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 November 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 17 November 2008 Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM NIP. 150 210 422
PANITIA UJIAN
1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA ( ... )
130 789 745
2. Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA ( ... )
150 269 678
3. Pembimbing I : Drs.H.Zainul Arifin Yusuf, M.Pd.. ( ... )
150 290 159
4. Pembimbing II : Ali Mauludi, AC,MA. ( ... )
5. Penguji I : Drs. H. Ahmad Yani, MA ( ... )
150 269 678
6. Penguji II : Ir. H. M Nadratuzzaman Hosen, M. PhD ( ... )
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa ;
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar strata 1 di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Desember
2008
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya. Dengan kasih dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “ANALISIS BIAYA PROMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA PT BANK BNI SYARIAH”. Dialah motivator sejati yang selalu mendorong penulis untuk terus berusaha menuntaskan kewajiban dan tanggung jawab mulia ini dan untuk selalu berbuat yang terbaik di dunia ini. Shalawat dan salam semoga Allah SWT selalu curahkan kepada yang telah menuntun umat-nya ke jalan yang benaryaitu Nabi Besar Muhhammad SAW.
Walaupunusaha dalam peyelesaian skripsi ini, penulis merasa sudah maksimal dan optimal namun sudah pasti masih ada kekurangan dalam penulisan maupun pembahasannya. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan. Sebagai suatu karya ilmiah, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi semua pihak yang membacanya dan bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah ini.
Penulis sangat menyadari, bahwa selesainya penulisan skripsi ini bukan semata-mata dari buah tangan sendiri, akan tetapi dari hamba Allah yang senantiasa mendermakan kemapuannyya untuk kemaslahatan publik, baik secara langsung atau tidak. Mereka yang dengan tulus hati meluangkan waktu meski hanya sekedar menuangkan aspirasi bagi penulis, tentu tanggung jawab ini akan terasa kian berat jika tanpa kehadiran mereka. Oleh karena itu, tidak berlebihhan kiranya jika pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad amin suma,SH., MA., Dekan Fakultas
Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta segenap jajaran
dan stafnya, yang dengan kesungguhan hati telah membimbing
mahasiswanya-termasuk penulis-untuk menjadi yang terbaik.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag selaku Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta yang telah membantu dalam perkuliahan dan
3. Bapak Azharuddin Latief, M. Ag Sekretaris Jurusan Muamalat UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta atas dukungan dan semangatnya.
4. Bapak Drs.H.Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. dan Bapak Ali Mauludi, AC,MA
selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan besar hati dan sabar serta
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, konsultasi dan
bimbingan bagi penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini, dari segi metodologis isi dan aspek kebahasaan.sehingga
dapat ke meja Munaqosah.
5. Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH. MA. dan Bapak Ir. H. M Nadratuzzaman
Hosen, M. PhD. selaku dosen penguji skripsi dan bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan perbaikan. penulisan skripsi ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
6. Bapak dan Ibu Pimpinan dan Staf karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syari’ah dan Hukum yang
telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
7. Bapak dan Ibu Pimpinan dan Staf karyawan Bank BNI atas kesempatan yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian dan pengambilan data.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, A. Basri dan Dewi Rita atas pengorbanan dan
cinta kasihnya baik berupa moril maupun materil semata-mata untuk
keberhasilan penulis, yang selalu memberikan kasih sayang yang tak
terhingga sepanjang masa, motifasi, do’a dan pengorbanan baik berupa moril
dan materil untuk keberhasilan studiku. Segala hormat ku persembahkan
9. Adik-adik ku tercinta, Feriandy, Filiana, Fenny Nuriazah, yang telah
memberikan motifasi dan spirit untuk keberhasilan studiku.
10.Keluarga besar Ibu Ratna Zainuddin(Makwo), yang selalu ikhlas memberikan
pengarahan bimbingan mulai dari awal kuliah sampai sekarang ini.
11.Ibu Prof. DR. Ismah Salman, M. Hum., yang telah banyak membantu
men-support penulis dalam pembuatan skripsi ini.
12.Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, hingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
13.Teman-teman seperjuangan yang setia mendoakan penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak
terimakasih atas segala bantuan, motivasi serta masukan-masukan meskipun
tidak terkait langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14.Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis, hingga
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Atas bantuan dan dorongan semangat dari semua pihak penulis hanya dapat memanjatkan do`a kehadirat Allah swt semoga kebaikan yang telah diberikan mendapat balasannya. Semoga dapat diterima Allah swt dengan pahala yang berlimpah. Amin.
Dengan segala kelemahan dan kelebihan yang ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah swt selalu meridloi setiap langkah kita. Amin.
Penulis hanya dapat memohon kepada Allah SWT, semoga berkenan menerima segala kebaikan dan ketulusan mereka serta memberika sebaik-baik balasan atas amal sebaik-baik mereka. Terakhir, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menambah khazanan keilmuan kita. Amiin.
Jakarta, 1429 H/2008M
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……….. iv
DAFTAR ISI ………viii
BAB I. PENDAHULUAN ………..……….……... 1
Latar Belakang Masalah...1
Pembatasan Masalah...4
Perumusan Masalah...4
Tujuan dan Kegunaan Penelitian...5
1. Tujuan Penelitian...5
2. Kegunaan Penelitian...5
Review Penelitian Terdahulu………6
Metode Penelitian...6
Teknik Analisis ...8
Hipotesis...11
Sistematika Penulisan...13
BAB II. KERANGKA TEORI...14
A. Bank Syari’ah...14
B. Bauran Promosi...20
D. Dana Pihak
Ketiga...42
E. Teori Permintaan...48
BAB III. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ...51
A. Sejarah Pendirian Bank BNI Syariah...51
B. Tujuan Pendirian Perusahaan...52
C. Produk-produk Perusahaan ...52
D. Analisis Promosi Yang Diterapkan Bank BNI Syariah...67
E. Struktur Organisasi...68
BAB IV. ANALISIS BIAYA PROMOSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP DANA PIHAK KETIGA ...74
A. Pembahasan ...74
B. Analisis Biaya Promosi Dan Pengaruhnya Dana Pihak Ketiga …...76
C. Hipotesis ...92
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...94
A. Kesimpulan...94
B. Saran ...94
DAFTAR PUSTAKA...96
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak berdirinya Bank Muamalat di Indonesia pada tahun 1992 yang
merupakan bank syariah pertama di Indonesia, setidaknya telah menjadi
sebuah contoh dan semangat baru bagi dunia perbankan dan dunia usaha yang
berbasis syariah, baik pada saat itu maupun hingga saat ini. Berdirinya bank
tersebut ternyata belum begitu disambut secara antusias, baik oleh Pemerintah
maupun para bankir dan pengusaha. Terbukti dengan masih terhitungnya bank
maupun lembaga syariah yang berdiri di negeri ini pada saat itu.
Setelah datangnya badai krisis menerpa negeri ini pada akhir tahun 1997
hingga sampai saat ini bank-bank maupun lembaga-lembaga syariah banyak
yang berdiri, seperti tumbuhnya jamur dimusim hujan. Sebagai contoh yaitu
berdirinya asuransi syariah, reksadana syariah, pasar modal syariah, pegadaian
syariah dan bank-bank syariah lainnya. Dan bahkan hampir setiap bank
konvensional membuka cabang syariah, seperti Bank BNI Syariah, Bank IFI
syariah, Bank Syariah Mandiri, dan lain sebagainya. Ini dikarenakan pada saat
krisis banyak sekali bank-bank konvensional yang mengalami collaps, sehingga para nasabah banyak yang menutup tabungannya yang merupakan salah satu
Sementara itu Bank Muamalat sebagai bank yang berbasis syariah tetap
berdiri tegak tanpa ada goncangan sedikit pun melewati krisis tersebut dan
tetap eksis hingga saat ini. Selain itu masyarakat Indonesia yang mayoritas
Islam mulai mengalihkan tabungan mereka ke bank syariah dengan alasan
bunga bank haram, dan bahkan ada yang beranggapan bahwa bagi hasil yang
diberikan bank syariah lebih besar dari bunga yang diberikan oleh bank
konvensional. Apapun alasannya setidaknya ini merupakan sebuah hal yang
positif bagi kemajuan Islam secara umum dan khususnya bagi kemajuan
ekonomi Islam.
Fenomena dan fakta yang muncul ini kemudian direspon oleh berbagai
pihak seperti pemerintah, para bankir dan pengusaha. Pemerintah misalnya
merespon dengan cara membuat Undang-Undang khusus perbankan syariah
yaitu UU No. 10/1998 tentang perubahan UU No.7/1992 yang secara tegas
menempatkan perbankan syariah sebagai bagian dari perbankan nasional,
membuka divisi syariah di Bank Indonesia, sedangkan pengusaha misalnya
merespon dengan cara menginvestasikan uangnya di lembaga-lembaga syariah,
mendirikan lembaga atau usaha yang berbasis syariah dan lain sebagainya.
Kemunculan lembaga-lembaga bisnis syariah ini tentunya juga berimbas
kepada dunia pendidikan. Dimana pada saat ini bermunculan para ahli-ahli
ekonomi Islam dan dibukanya jurusan-jurusan perbankan syariah atau
ekonomi Islam pada perguruan-perguruan tinggi dalam rangka menyediakan
sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengelola lembaga-lembaga
Perkembangan lembaga-lembaga syariah, khususnya perbankan syariah
ternyata tidak diimbangi dengan sosialisasi dan penjelasan secara terperinci,
baik oleh pihak-pihak perbankan maupun pihak pemerintah, termasuk Majelis
Ulama Indonesia hingga saat ini. Selain itu juga ditambah dengan pemahaman
masyarakat yang masih minim tentang perbankan syariah. Hal tersebut,
tentunya dapat menyebabkan kesalahan persepsi dan pemahaman masyarakat
terhadap perbankan syariah itu sendiri. Hal seperti ini tentu tidak boleh
dibiarkan begitu saja, harus ada upaya-upaya untuk segera menjelaskan dan
mensosialisasikan secara terperinci kepada masyarakat tentang konsep
perbankan syariah yang sebenarnya.
Semakin meningkatnya kemajuan teknologi membuat para bankir
mengembangkan unit perbankannya dan sekarang semakin mudahnya berdiri
perbankan-perbankan syariah, hal ini dapat mernyebabkan persaingan pasar,
dengan terjadinya persaingan pasar maka perbankan-perbankan
mengembangkan promosinya dengan baik, sehingga dapat unggul dalam
bersaing.
Dalam menghadapi persaingan pasar, maka sebuah bank perlu
meluruskan promosi yang tepat dan sesuai dengan langkah-langkah kebijakan
insternal dan external perusahaan. Dengan adanya strategi pasar yang tepat
dan kebijakan pemasaran yang sesuai, maka perusahaan dapat lebih ungggul,
lebih muda dalam peningkatkan dana pihak ketiga dan menguasai pasar lebih
Oleh karena itu sebagai seorang akademisi muslim, maka penulis merasa
terpanggil untuk melakukan penelitian dilapangan dalam rangka melihat dan
mencari informasi-informasi secara langsung mengenai praktek yang
sebenarnya terjadi dilapangan.
Selain itu perlu juga dijelaskan pula seperti apakah konsep perbankan
syariah dalam hal mempromosikan produknya terutama dalam aktivitasnya
sehari-hari, karena promosi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan dana pihak ketiga yang akan diperoleh perusahaan. Dan kalau
jika ia tidak segera disosialisasikan kepada masyarakat, maka akan sangat
memperlambat kemajuan perbankan syariah khususnya dan ekonomi Islam
umumnya untuk masa-masa yang akan datang.
Berangkat dari persoalan keterangan diatas, maka penulis kemudian
mencoba dan memberanikan diri untuk mengadakan penelitian terhadap
persoalan tersebut. Adapun judul dalam penulisan skripsi ini yaitu Analisis
Biaya Promosi dan Pengaruhnya Terhadap Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank
BNI Syariah
B. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, tenaga, pikiran, biaya dan kemampuan
yang dimiliki penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian
ini. Maka dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai teori
dikontrol1 dan pengaruhnya terhadap dana pihak ketiga pada PT Bank BNI
syariah.
C. Perumusan Masalah
Setiap perusahaan selalu berusaha terus berkembang, dan mampu
bersaing. Dalam rangka inilah, maka setiap perusahaan selalu menetapkan,
menerapkan dan melaksanaan kegiatan promosinya. Kegiatan promosi yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai sasaran perusahaan yang dapat berupa
peningkatan Dana Pihak Ketiga.2
Berdasarkan asumsi diatas, maka penulis merumuskan pertanyaan atas
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah promosi yang diterapkan PT. Bank BNI Syariah?
2. Berapa besar pengaruh biaya promosi terhadap Dana Pihak Ketiga
pada tahun 2003 - 2007?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui dan memahami secara lebih baik mengenai
promosi yang diterapkan oleh PT. Bank BNI Syariah.
b. Untuk mengetahui pengaruh dari biaya promosi yang diterapkannya
serta pengaruhnya terhadap perkembangan Dana Pihak Ketiga pada
PT. Bank BNI Syariah.
1
Freddy Rangkuti, Riset Pemasaran, (Jakarta, Garamedia Pustaka Utama, 2003), h. 2
2
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Praktis
Untuk memberikan penjelasan secara rinci kepada seluruh pihak yang membutuhkan tentang pelaksanaan sistem perbankan syariah
(dalam hal bank melakukan promosi) yang terjadi di lapangan khususnya pada PT. Bank BNI Syariah.
b. Kegunaan Bagi Perusahaan
Kegunaan penelitian ini bagi perusahaan agar PT. Bank BNI Syariah dapat mengetahui dampak sistem promosi yang telah diterapkan mempengaruhi Dana Pihak Ketiga yang akan dihasilkan. Sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah dan strategi yang lebih baik untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga tersebut. c. Kegunaan Akademis
Adapun kegunaan akademis dari penelitian yaitu sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Review Penelitian Terdahulu
Kusyanti Rahayu dengan judul “ Analisis Promosi Dan Pengaruhnya
Terhadap Kenaikan Jumlah Nasabah “, yang berkonsentrasi pada korelasi
biaya promosi dan jumlah nasabah dengan R = 0,749 dan r square = 0,561 dari
hasil perhitungan di dapatkan persamaan regresi y = 121308,560 + 1,820x.
Dengan x (biaya promosi) dan y (jumlah nasabah).
Rita Sugiarti “ Analisis Promosi Dan Volume Penjualan Pada MLM Syariah
” korelasi biaya promosi dan volume penjualan yang berdampak positif dengan
R = 0,71 dari hasil perhitungan didapatkan persaman regresi y = 2751,774 +
29,611x .
Dengan x (biaya promosi) dan y (penjualan).
F. Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis mengambil PT. Bank BNI Syariah yang
merupakan unit divisi usaha dari PT. Bank BNI. sebagai objek
penelitian.
Terdapat beberapa alasan mengapa penulis mengambil PT. Bank BNI Syariah sebagai objek penelitian, diantaranya adalah : (1) PT. Bank BNI Syariah merupakan bank yang berbasis syariah. (2) PT. Bank BNI Syariah merupakan unit divisi usaha dari PT. Bank BNI, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian terhadap implementasi sistem promosi yang diterapkan oleh bank tersebut.
2. Pendekatan
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kuantitatif
dengan menggunakan laporan keuangan Bank BNI Syariah sebagai studi
kasus. Oleh karena itu, data-data atau laporan keuangan merupakan
analisis inti dari penulisan ini. Data-data atau laporan keuangan yang
akan diambil penulis sebagai bahan analisis dari Bank BNI Syariah
adalah periode , 2003,2004, 2005, 2006, dan 2007.
[image:16.612.113.505.103.714.2]3. Variabel Penelitian dan Verifikasinya
Gambar 1.1
Korelasi biaya promosi dan dana pihak ketiga
X : Promosi (biaya promosi)
Y : Dana Pihak Ketiga
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam konteks penelitian yang dilakukan, maka metode pengumpulan
data pada skripsi ini adalah dengan mengunakan metode survei (studi
lapangan) yang dimaksudkan untuk mendapatkan laporan keuangan
Bank BNI Syariah dan studi pustaka yanag berfungsi sebagai landasan
berpijak bagi analisis masalah yang hendak dibuktikan. Laporan
keuangan yang diambil penulis adalah periode, 2003,2004, 2005, 2006,
dan 2007.
5. Sumber Data
Sumber data skripsi ini adalah data primer (primary source) dan data sekunder (secondary source). Data primer adalah data-data yang diperoleh dari objek langsung maupun data yang dikeluarkan secara
resmi. Sedangkan data sekunder adalah data penunjang yang diperoleh
dari lembaga, studi dan hasil penelitian orang lain.
G. Tekhnik Analisis
Tujuan analisis dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menyempitkan
masalah dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi data yang
teratur serta tersusun serta menjadi lebih berarti lagi.
Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan prihal rumusan-rumusan dan pelajaran-pelajaran yang diperoleh
Analisis yang digunakan dalam penulisan ini dilakukan secara statistik
dengan menggunakan teknik analisis :
Koefisien korelasi product moment :
Metode korelasi product moment adalah mengetahui seberapa besar tingkat
hubungan antara beberapa variabel independent (x) dan variabel dependent(y).
Adapun rumus koefisien korelasi yang digunakan adalah :
(
)(
)
(
)
[
−]
[
−(
)
]
− =
2 2
2 2
y y
n x x
n
y x xy
n r
Keterangan :
r = koefisien korelasi (-1 r 1)
Jika r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1,
yaitu hubungan yang sangat kuat dan positif)
Jika r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negative (mendekati -1,
yaitu hubungan yang sangat kuat dan negative)
Jika r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.
n = Jumlah sampel
x = Variabel independent
untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel X dan variabel Y,
berikut ini yang dijadikan acuan penulis sebagai interpretasi korelasi product
[image:19.612.113.503.146.480.2]moment (r-positif).3
Tabel 1.1
Interpretasi r - product moment (r – positif)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
sangat rendah rendah sedang kuat Sangat kuat
Regresi linear sederhana
Analisis regresi linier sederhana bertujuan untuk memprediksi besarnya
variabel terikat dengan menggunakan nilai pada variabel bebas yang sudah
diketahui besarnya. Adapun bentuk dari persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + bx, dengan
(
)
(
) (
)(
)
(
)
2 2 2 − − = x x n xy x x y a 3Dan
(
)(
)
(
)
2 2 − − =x x
n
y x xy
n b
Dimana :
Y = nilai yang diukur/dihitung pada variabel terikat
a = konstanta
b = koefisien regresi yang mengukur besarnya peningkatan atau
penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel
independent.
x = nilai tertentu dari variabel bebas.
Uji hipotesis
Adapun uji hipotesis yang akan digunakan penulis adalah :
1) Uji koefisien determisnasi
Uji koefisien determisnasi untuk mengetahui besarnya kontribusi
atau pengaruh variabel independent (biaya promosi) terhadap variabel
dependent (dana pihak ketiga), maka di gunakan rumus berikut :
KP = r
Dimana :
KP = koefisien penentu (coeffiicien of determinatiaon) r = koefisien korelasi
2) Uji t
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa
Ho : p = 0 , biaya promosi Bank BNI Syariah tidak mempunyai pengaruh yang siginifikan dengan peningkatan dana pihak ketiga. Ha : p 0 , biaya promosi Bank BNI Syariah mempunyai pengaruh
yang signifikan peningkatan dana pihak ketiga.
H. Hipotesis
Hipotesis sementara dari penelitian ini yaitu, bahwa biaya promosi yang telah diterapkan oleh PT. Bank BNI Syariah tidak berpengaruh dalam peningkatan dana pihak ketiga, dan dalam pembahasan skripsi ini digunakan
pembahasan product moment.
Untuk mengetahui kebenaran dari hubungan dari biaya promosi dan dana pihak ketiga, maka diperlukan sebuah pengujian hipotesis analisa korelasi.
Perumusan hipotesis yang akan di uji diberikan simbol Ho, sedangkan hipotesis alternatif diberi simbol Ha.
Untuk pengujian hipotesis kriterianya adalah:
Ho : p = 0 , biaya promosi Bank BNI Syariah tidak mempunyai pengaruh yang siginifikan dengan peningkatan dana pihak ketiga.
Ha : p 0 , biaya promosi Bank BNI Syariah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan dana pihak ketiga.
I. Sistematika Penulisan
Agar karya ilmiah ini tersusun dengan rapi dan sistematis,
maka penulis membagi pembahasan dalam lima bab yang secara
garis besar adalah sebagai berikut:
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
metode penelitian, teknik analisis, hipotesis serta sistematika
penulisan.
BAB II Kerangka Teori
Bab ini terdiri dari bank syariah, bauran promosi bank, tinjauan
ekonomi islam, pengertian dana pihak ketiga, serta teori
permintaan.
BAB III Tinjauan Umum Perusahaan
Bab ini terdiri dari sejarah pendirian perusahaan, Tujuan Pendirian Bank BNI syariah, produk-produk perusahaan, Analisis promosi yang diterapkan Bank BNI Syariah, serta struktur organisasi perusahaan.
BAB IV Analisa Strategi Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat
Laba
Bab ini berisikan analisis biaya promosi dan pengaruhnya terhadap dana pihak ketiga, hipotesis.
BAB V Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan, saran-saran.
BAB II
KERANGKA TEORI
Jika yang dimaksud dengan “bank” adalah istilah bagi suatu lembaga
keuangan, maka istilah “bank” tidak disebutkan secara eksplisit dalam
Al-Qur’an. Tetapi jika yang dimaksudkan adalah sesuatu yang memiliki
unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban, maka semua itu
semua itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, shadaqah, ghanimah (rampasan perang), ba’i (jual-beli), dayn (utang dagang), maal (harta) dan sebagainya, yang memiliki konotasi fungsi yang dilaksanakan oleh peran
tertentu dalam kegiatan ekonomi. Lembaga-lembaga itu pada akhirnya
bertindak sebagai individu yang dalam konteks fiqh disebut syaksiyyah al i’tibariyah atau syaksiyyah al ma’nawiyyah.4 Artinya istilah “bank” itu sendiri tidak dikenal dalam kosakata Islam, tetapi secara pelaksanaan kegiatan bank
itu sendiri ternyata Islam telah mengenalnya semenjak zaman Rasulullah SAW.
Hal ini dapat dilihat dari aktivitas Nabi yang ketika itu digelar sebagai Al Amien, artinya orang yang terpercaya. Dimana pada saat itu Nabi dipercaya untuk menyimpan segala macam barang titipan (deposit) orang ramai. Begitu amanahnya beliau dalam menjaga deposit tersebut, sehingga pada saat terakhir
sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau melantik Ali bin Abi Thalib r.a.
untuk mengembalikan deposit itu kepada pemiliknya. Selain itu fungsi-fungsi bank juga dipraktekkan oleh para sahabat pada masa Nabi SAW yaitu :
4
menerima simpanan uang, memberikan pelayanan dan jasa transfer uang dan
biasanya satu orang hanya melakukan satu fungsi saja.5
Kata “bank” itu sendiri dapat kita telusuri dari kata banque dalam bahasa Perancis, dan banco dalam bahasa Italia, yang dapat berarti peti/lemari atau bangku. Konotasi kedua kata ini menjelaskan dua fungsi dasar yang
ditunjukkan oleh bank komersil, yang berarti sebagai tempat menyimpan
benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan
sebagainya.6
Sedangkan makna “syariah” itu sendiri secara bahasa mempunyai
konotasi jalan yang harus di ikuti, kata syariah secara harfiah berarti jalan
menuju sumber air. Sedangkan makna “syariah” yang lebih konplik berarti
jalan menuju keridhoan Allah SWT yang juga merupakan jalan yang
diikuti/dipercayai umat islam sebagai jalan penunjuk Allah yang Maha Pencipta
melalui utusannya Rosullullah Muhammad SAW.7 Hukum-hukum dan
ketentuan tersebut disebut syariat karena memiliki konsistensi atau kesamaan
dengan sumber air minum yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk
hidup.
5
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan ,(Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004), h. 19
6
Zainul Arifin, Op.Cit. h. 1
7
Berdasarkan ensiklopedia islam syariah (dari akar kata syara’a,
“memperkenalkan”, “mengedepankan”) sistem hukum islam yang didasarkan
wahyu, atau juga syara atau syir’ah.8
Menurut UU No.10/1999 tentang perbankan pasal 1 ayat 2, menyatakan
bahwa bank secara umum adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Penghimpunan dan penyaluran
dalam bentuk-bentuk lainnya inilah yang kemudian dimaksudkan dengan
prisnsip-prinsip syari’ah dalam kegiatan perbankan.Dalam ayat yang lain (ayat
13) dinyatakan bahwa prinsip syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau
pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan
syari’ah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (ijarah wa iqtina).9
Sementara menurut Ensiklopedi Islam, Bank Islam (Bank Syari’ah)
adalah Lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
8
Cyril Glasse, Ensiklopedia Islam (Ringkas) (terj.), (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1999), h. 382
9
jasa dalam lalu lintas pembayaran sistem peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’at Islam.
Dengan demikian bank syari’ah dapat diartikan sebagai sebagai bank
yang melakukan aktifitas/fungsiya (pengumpulan dan penyaluran dana dari dan
kepada pihak ke-3) sesuai dengan hukum-hukum dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT. Berdasarkan pengertian diatas, akhirnya menjadi
jelaslah untuk kita semua, bahwasanya perbedaan antara perbankan
konvensional dengan perbankan syari’ah secara mendasar terletak pada
landasan hukumnya. Kalau perbankan konvensional dilandasi sistem
sekulerisme, yang artinya transaksi seperti apapun boleh selama tidak
bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku, sementara perbankan
syari’ah berangkat dari asas halal dan haram, artinya landasan hukumnya
adalah aturan-aturan Islam itu sendiri, yaitu Al-qur’an dan Al-hadits,
walaupun undang-undang membolehkan, tetapi kalau menurut syara’ itu
[image:26.612.111.532.219.753.2]haram, maka status hukumnya pun menjadi haram.
Gambar 2.1
Hubungan Bank Islam dan Nasabahnya
Yang Sangat Kompleks
PENABUNG BANK NASABAH
PEMINJAM
Shahibul Maal Shahibul Maal
Mudharabah
Musyarakah
Akad Murabahah
Mudharabah Bai as-Salam
Bai al-Istishna’
Ijarah
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sumber pendapatan bank syariah
itu terdiri dari:
1. Bagi hasil atas kontrak mudharabah dan kontrak musyarakah. 2. Keuntungan atas kontrak jual-beli (al-bai’)
3. Hasil sewa atas kontrak ijarah dan ijarah wa iqtina’, dan 4. Fee dan biaya administrasi atas jasa-jasa lainnya.
Pembagian Keuntungan Dalam Perbankan Syariah
Pendapatan-pendapatan tersebut di atas, setelah dikurangi dengan
biaya-biaya operasional, harus dibagi antara bank dengan para penyandang
dana, yaitu nasabah investasi, para penabung, dan para pemegang saham sesuai
dengan nisbah bagi hasil yang diperjanjikan.
Bank dapat menegosiasikan, nisbah bagi hasil atas investasi mudharabah sesuai dengan tipe yang ada, baik sifatnya maupun jangka waktunya. Bank juga
Berdasarkan kesepakatan mengenai nisbah bagi-hasil antara bank dengan para nasabah tersebut, bank akan mengalokasikan penghasilannya
dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap pertama, bank akan menetapkan jumlah relatif masing-masing dana
simpanan yang berhak atas bagi-hasil usaha bank menurut tipenya, dengan
cara membagi setiap tipe dana-dana dengan seluruh jumlah dana-dana yang
ada pada bank dikalikan 100% (seratus persen).
2. Tahap kedua, bank menetapkan jumlah pendapatan bagi-hasil untuk
masing-masing tipe dengan cara mengalikan persentase (jumlah relatif) dari
masing-masing dana simpanan pada huruf a dengan jumlah pendapatan bank.
3. Tahap ketiga, bank menetapkan porsi bagi-hasil untuk masing-masing tipe
dana simpanan sesuai dengan nisbah yang diperjanjikan.
4. Tahap keempat, bank harus menghitung jumlah relatif biaya operasional
terhadap volume dana, kemudian mendistribusikan beban tersebut sesuai
dengan porsi dana dari masing-masing tipe simpanan.
5. Tahap kelima, bank mendistribusikan bagi hasil untuk setiap pemegang
rekening menurut tipe simpanannya sebanding dengan jumlah
simpanannya.
Secara umum, pembagian keuntungan dalam perbankan syariah dapat
dibedakan kedalam dua cara, yaitu:
Cara ini digunakan dengan asumsi bahwa para nasabah belum terbiasa
menerima kondisi berbagi hasil dan berbagi risiko, maka sebagian bank syariah
di Indonesia menempuh pola ini, di samping untuk menerapkan profit sharing bank harus secara terperinci memaparkan biaya-biaya operasional yang
dibebankan kepada para pemilik dana.
Proses distribusi pendapatan (revenue sharing) seperti ini dilakukan
sebelum memperhitungkan biaya operasional yang ditanggung oleh bank.
Biasanya pendapatan yang didistribusikan hanyalah pendapatan atas investasi
dana, dan tidak termasuk pendapatan fee atau komisi atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank, karena pendapatan tersebut pertama-tama harus
dialokasikan untuk mendukung biaya operasional.
Revenue sharing mengandung kelemahan, karena apabila tingkat pendapatan bank sedemikian rendah maka bagian bank, setelah pendapatan
didistribusikan oleh bank, tidak mampu membiayai kebutuhan operasionalnya
(yang lebih besar dari pada pendapatan fee) sehingga merupakan kerugian bank dan membebani para pemegang saham sebagai penanggung kerugian.
Sementara para penyandang dana atau investor lain tidak akan pernah
menanggung kerugian akibat biaya operasional tersebut.
2. Profit Sharing
B. Bauran Promosi Bank
Setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang
di miliki baik langsung maupun tidak langsung, karena tanpa promosi jangan
diharapkan nasabah dapat mengenal produk dan jasa bank tersebut. Promosi
merupakan arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran,10 karena promosi merupakan sarana paling ampuh dalam
menarik dan mempertahankan nasabah.
Pemasaran modern tidak hanya memerlukan pengembangan produk/jasa
yang baik, penetapan harga atau setiap tarif jasa yang menarik serta lancarnya
arus barang atau jasa menuju pelanggan sasaran, tetapi perusahaan atau bank
haru mengadakan komunikasi dengan pelanggannya. Dalam hal itu perlu
dilakukan promosi. Promosi, merupakan salah satu factor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran. Betapapun kualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum pernah mendengarnya dan tidak yakin kalau produk itu akan berguna
bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya11.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran,
komunikasi pemasaran merupakan ujung tombak penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Meskipun jasa bank telah dikemas secara menarik dan
disertai layanan yang profesional namun apabila bank tidak
10
Basu swasta dan irawan, Manajemen pemasaran modern, (Yogyakarta: Liberty, 1999), Cet.ke-4, h.123
11
mengkomunikasikan dengan calon nasabah maka mereka akan ragu-ragu
untuk membelinya12.
Promosi adalah suatu cara langsung, atau tidak langsung untuk
mempengaruhi konsumen agar lebih suka membeli suatu merek barang
tertentu.13
Promosi juga merupakan salah satu variable marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi
juga sering dikatakan sebagai ‘proses berlanjut’ serta dapat menimbulkan
rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan14.
Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang
meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Menurut Wiliam Schoell,
promosi sebagai: usaha yang dilakukan marketer, berkomunikasi dengan calon audiens. Komunikasi adalah sebuah proses membagi ide, informasi, atau
perasaan audiens,15 secara terminology, menurut Charles W. Lamb, promosi
adalah komunikasi dari para pemasar yang meng informasikan, membujuk,
dan mengingatkan calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi
pendapat mereka atau mendapat respons.16
12
Murti Sumartini, Manajemen Pemasaran Bank, (Jakarta, Liberti, 2002), Cet. Ke-1, h.323
13
O.P. Simorangkir, pengantar pemasaran bank , h. 111
14
Basu swasta dan ibnu sokotjo, pengantar bisnis modern, (Yogyakarta: Liberty, 1995), Cet.ke-4, h.193
15
Buchori Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Bandung, Alfabeta, 1992), h.131
16
Kotler mendifinisiksan promosi : “semua kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya
kepada pasar sasaran “, 17
Dari keempat definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi
adalah segala usaha dan tindakan untuk mengkomunikasikan produk berupa
barang/jasa kepada konsumen dan mempengaruhinya agar tedorong untuk
membeli. Hasil yang hendak dicapai dari promosi adalah terjadinya pembelian.
Komunikasi pemasaran atau promosi yang diselenggarakan oleh bank,
bertujuan untuk:
a. Menyampaikan informasi (Informing)
1) Menginformasikan kepada calon nasabah atau nasabah mengenai
peluncuran produk/jasa bank yang baru.
2) Menjelaskan adanya perubahan penggunaan jasa bank
3) Menyampaikan adanya perubahan tarif jasa bank atau tingkat suku
bunga.
4) Menginformasikan kepada khalayak prihal semua produk/jasa yang
disediakan besrta fasilitasnya
5) Meluruskan citra yang keliru atas suatu produk/jasa bank.
6) Mengurangi kegelisahan nasabah tentang suatu produk/jasa bank.
7) Membangun citra bank secara keseluruhan.
b. Membujuk nasabah sasaran (persuading)
17
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, implementasi dan kontrol,
1) Membentuk pilihan bank
2) Mengalihkan pilihan ke bank tertentu
3) Mengubah persepsi nasabah terhadap atribut produk/jasa bank.
4) Mendorong calon nasabah untuk mengadakan transaksi saat itu pula.
c. Mengingatkan (reminding)
1) Mengingatkan nasabah bahwa produk/jasa bank yang bersangkutan
di butuhkan dalam waktu dekat.
2) Mengingatkan kepada nasabah mengenai kantor layanan terdekat
(kantor cabang pembantu).
3) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk/jasa bank.
18
Bank modern mengelola suatu sistem komunikasi pemasaran yang komplek,
bank berkomunikasi dengan nasabah dan public. Pedagang perantara
berkomunikasi dengan nasabah dan public lainnya . sementara itu tiap
kelompok memberikan umpan balik,berkomunikasi kepada setiap kelompok
lainya,
Untuk membantu penjualan produk/jasa secara umum dapat digunakan
media komunikasi yang tercakup dalam bauran komunikasi pemasaran, yaitu
berupa variable-variabel : periklanan, promosi penjualan, publisitas dan
penjualan pribadi.19 Menurut kotler bauran promosi terdiri dari : periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan secara
18
Murti Sumartini, Op.Cit., h.328-329
pribadi, dan pemasaran langsung.20 Sedangkan menurut kasmir ada empat
macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh bank. Yaitu : periklanan,
promosi penjualan, publisitas dan penjualan pribadi. 21
Dalam prakteknya paling ada empat macam sarana promosi yang
digunakan oleh bank dalam mempromosikan produk maupun jasanya, yaitu:
a. promosi melalui periklanan (Advertaising)
merupakan promosi yang dilakukan oleh pihak bank dalam bentuk
tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk,
brosur, bilboard, koran, majalah, televisi, dan radio.
b. promosi penjualan (sales promotion)
promosi yang digunakan untuk meningkatkan jumlah nasabah melalui
pemberian hadiah pada waktu tertentu terhadap produk jasa tertentu
pula.
c. publisitas (public relation)
promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan para
calon nasabah atau nasabahnya melalui ikut serta dalam pameran dan
kegiatan sponsorship terhadap kegiatan baik itu kegiatan amal atau
olahraga.
d. penjualan pribadi (personal selling)
merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan
bank dalam melayani serta ikut mempengaruhi nasabah 22
20
Philip Kotler, Op.Cit., h.203
21
Adapun definisi atau penjelasan satu persatu dari masing-masing unsur
bauran promosi adalah sebagai berikut :
a. Periklanan (advertising)
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling bamnyak di
gunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya.
Menurut Murti Sumarni, periklanan adalah : “ semua kegiatan dalam
penawaran produk/jasa kepada suatu kelompok masyarakat secara lisan
maupun merupakan suatu berita tentang suatu produk, jasa, atau ide”.23
Media periklanan yang dapat digunakan adalah:
1) Media cetak, seperti : surat kabar, majalah, direct mail (kartu pos, brosur edaran), catalog, bulletin, leaflet, dan lain-lain.
2) Media elektronik, seperti : radio, televise, film, computer, telpon,
faksmile, telex, video, internet dan lain-lain.
3) Pajangan diluar (out door), seperti : poster, pamplet, papan nama, papan
reklame, sepanduk, bendera dan lain-lain.
Pemilihan media advertising yang digunakan, akan tergantung pada :
1) Daerah yang akan dituju.
2) Konsumen yang diharapkan.
3) Appeal (daya tarik) yang digunakan media-media tersebut. 4) Fasilitas yang diberikan media-media tersebut dalam hal biaya.24
22
Lupi yoadi, rambat, manajemen pemasaran jasa: teori dan paraktik, (Jakarta: Salemba Empat, 2001) h. 63
23
Murti Sumartini, Op.Cit., h.330
24
Ada empat macam tujuan penggunaan iklan, yaitu :
1) Untuk pemberitahuan segala sesuatu yang berkaitan dengan jasa bank
yang dimiliki oleh suatu bank, seperti peluncuran produk baru,
keuntungan dan kelebihan produk atau informasi lainnya.
2) Untuk mengingat kembali kepada nasabah tentang keberadaan atau
keunggulan jasa bank yang ditawarkan.
3) Untuk menarik perhatian dan minat para nasabah baru dengan harapan
akan memperoleh daya tarik dari para calon nasabah.
4) Untuk mempengaruhi nasabah saingan agar berpindah ke bank yang
mengiklankan.25
Suatu iklan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1) Penyajian public (public presentation)
Sifat iklan sangat umum memberikan kesan standar. Karena banyak
orang menerima pesan yang sama, para pembeli maklum banyak motif
mereka untuk membeli produk/jasa akan diketahui secara umum.
2) Mudah menyebar (pervasivenes)
Periklan merupakan media yang mudah meyebar sehingga
memungkinkan masyarakat mengetahui suatu pesan dari orang lain.
3) Ekspresi yang diperkuat (amplified expressiveness)
25
Periklanan memberikan kesempatan untuk mendramatisasi perusahaan
bersama produknya melalui penggunaan iklan yang cerdik dalam bentuk
cetak, suara dan warna.
4) Tidak mengenai orang tertentu (impersonality)
Periklanan tidak memiliki sifat memaksa. Pemirsa atau pendengar tidak
merasa berkewajiban untuk memberikan perhatian atau tanggapan. Iklan
hanya berkemampuan berupa suatu monolog, bukan suatu dialog dengan
pemirsa atau pendengar.26
b. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan
pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Promosi penjualan
memberikan alasan untuk membeli sekarang juga. Kegiatan promosi penjualan
tidak membangun preferensi dan kesetiaan konsumen dalam jangka panjang,
seperti halnya yang hanya dapat dilakukan oleh periklanan. Promosi penjualan
hanya menghasilkan penjualan dalam jangka pendek dan tidak dapat
dipertahankan. Lazimnya, promosi penjualan digunakan bersama-sama dengan
periklanan atau penjualan personal.27
Promosi penjualan juga tidak mampu meruntuhkan loyalitas pelanggan
terhadap produk lain, bahkan promosi penjualan yang terlalu sering malah
dapat menurunkan citra kualitas produk/jasa tersebut, karena pelanggan bisa
menginterpretasikan bahwa produk/jasa tersebut berkualitas rendah atau
26
Murti Sumartini, Op.Cit., h.331
27
termasuk katagori murahan. Meskipun demikian diakui bahwa promosi
penjualan menghasilkan tanggapan yang lebih cepat dari pada iklan. 28
Untuk menggunakan promosi penjualan, bank harus menetapkan tujuan,
memilih alat yang tepat, mengembangkan program terbaik, menguji coba dan
meng implementasikannya serta mengevaluasi hasilnya. Dilingkungan
perbankan, promosi penjualan dimaksudkan untuk mempengaruhi calon
nasabah agar tertarik untuk membeli produk baru. Promosi penjualan yang
sering dilakukan bank, antara lain : memberi hadiah berupa kalender yang
dikeluarkan oleh bank, gantungan kunci, buku agenda, alat-alat tulis, dan
lain-lain yang semuanya dengan symbol bank yang bersangkutan, dengan harapan
nasabah/calon nasabah akan selalu mengingat bank tersebut (costumer
promotion). Sedangkan dilain pihak terdapat sales force promotion, yaitu kegiatan untuk merangsang para pejabat/staf pemasaran untuk meningkatkan
penjualannya dan memperluas jasa bank. Misalkan, pemberian bonus bagi yang
dapat menjual melebihi target yang ditentukan. 29
Menurut Kasmir, bank dapat melakukan promosi penjualan melalui :
1) Pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar.
2) Pemberian insentif kepada setiap nasabah yang memiliki simpanan dengan
saldo tertentu.
28
Fandy Tjiptono, Op.Cit., h.229
29
3) Pemberian cendramata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada
nasabah yang loyal.30
Tujuan dari promosi penjualan adalah sebagai berikut :
1) Menarik para pembeli baru.
2) Memberi hadiah atau penghargaan kepada konsumen-konsumen atau
langganan lama.
3) Meningkatkan daya pembelian ulang dari konsumen lama.
4) Menghindarkan konsumen lari ke merk lain.
5) Mempopulerkan merek dan meningkatkan loyalitas.
6) Meningkatkan volume penjualan jangka pendek dalam rangka
memperluas market share jangka panjang.31 Promosi penjualan memiliki tiga khas yaitu :
1) Komunikasi
Sarana promosi penjualan memperoleh perhatian dan biasanya pemberian
informasi yang dapat mengarahkan nasabah kepada produk/jasa bank.
2) Insentif
Sarana tersebut memasukkan unsur kelonggaran, konsensi, dorongan,
atau kontribusi yang memberikan nilai kepada nasabah.
3) Undangan
30
Kasmir, Loc.Cit
31
Sarana promosi penjualan merupakan suatu undangan khusus yang
mengajak nasabah mengadakan transaksi saat itu pula.32
c. Penjualan pribadi (personal selling)
Penjualan pribadi adalah interaksi individu, antara lain pertemuan tatap
muka dengan maksud untuk menciptakan, memperbaiki, mengawasi atau
mempertahankan hubungan yang menguntungkan satu sama lain. Penjualan
pribadi sifatnya fleksibel dimana pertemuan dapat dilakukan secara khusus
untuk nasabah tertentu.33
Sifat-sifat personal selling antara lain :
1) Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih.
2) Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan
suatu hubungan yang lebih akrab.
3) Response, yaitu situasi yang seolah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi.34
Hal yang paling penting dalam program pemasaran mengatakan komunikasi
secara pribadi dengan nasabah sasaran, penjualan pribadi secara tipikal
memainkan peran yang lebih besar dalam meyakinkan nasabah untuk
32
Murti Sumartini, Op.Cit., h.340
33
O.P. Simorangkir, pengantar pemasaran bank ,(Jakarta: Yogya, 1983) h. 98
34
melakukan transaksi dengan bank dibandingkan dengan bentuk promosi
hubungan masyarakat dan promosi penjualan serta periklanan. Tenaga
pemasar sedikitnya harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang
produk/jasa bank yang dijualnya baik desain, cara penggunaan, harga/tarif dan
syarat penjualan. Jenis promosi ini memang sifatnya sangat pribadi yaitu
merupakan komunikasi individual, pemasar dapat melihat secara langsung
motif, keinginan dan prilaku nasabah, sekaligus dapat mengetahui reaksi
pembeli perihal produk/jasa yang ditawarkan bank sehingga informasi dari
nasabah tersebut dapat segera diberikan kepada manajemen dengan cepat dan
akurat.
Bank yang berorientasi kepada kepuasan nasabah pasti akan menugaskan
staf bank yang dapat mewakili bank untuk mengungkapkan bahwa, bank
adalah ingin bersahabat dengan nasabah; bank akan bekerja secara teliti,
professional dan berkemampuan tinggi. Inilah nampaknya yang membuat
penjualan pribadi merupakan media paling mahal biayanya dan sering kali sulit
mendapatkan tenaga pemasar yang professional di bidangnya. 35
Aktivitas personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
1) Prospecting, yaitu mencari pembeli potensial yang tidak pernah membeli produk/jasa penjual seperti melalui daftar nama, alamat, dan
sebagainya.
2) Targeting, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.
35
3) Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk/jasa
perusahaan kepada pelanggan.
4) Selling, yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemontrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
5) Serving, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6) Informating gathering, yakni melakukan riset dan intelijen pasar.
7) Allocating, yakni mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.36
Adapun proses penjualan pribadi sebagai berikut :
1) Persiapan sebelum penjualan
Di sini persiapan tenaga penjual, termasuk melatih cara atau teknik
pangsa pasarnya secara motivasinya.
2) Menetukan lokasi pembeli potensial
Meliputi penentuan letak pangsa pasarnya, dari lokasi ini dapat dibuat
daftar orang/perusahaan yang merupakan pembeli potensial dari
produk/jasa bank.
3) Pendekatan pendahuluan
Segala yang menyangkut keinginan pembeli potensial harus dipelajari.
Misalnya kebiasaan membeli, kesukaan dan produk/jasa apa yang sekarang
yang sedang digukannya.
36
4) Penjualan
Dimulai dengan usaha untuk memikat perhatian calon nasabah dan
kemudian dilakukan penjualan produk/jasa bank.
5) Kegiatan sesudah penjualan
Tahap terakhir dalam proses penjualan adalah memberikan layanan
sesudah pejualan dilakukan. Petugas penjualan harus memberikan jaminan
kepada nasabah bahwa keputusan pembelian yang dilakukan adalah tepat,
produknya bermanfaat, alternative yang dipilih adalah paling tepat. 37
Setiap karyawan bank yang mengadakan hubungan secara perorangan
dengan nasabah seperti resepsionis, telephonis, karyawan loket bahkan penjaga
keamanan yang berorientasi kepada pemasaran merupakan personal selling (wira niaga). Kegiatan penjualan pribadi ini pada umumnya dilakukan secara
lisan, bertatap muka dengan maksud untuk menyajikan dan memperluas
penjualan produk/jasa bank kepada calon nasabah. Cara yang digunakan untuk
program kunjungan ke nasabah yang dilakukan oleh pejabat bank (account officer) atau pejabat pemasaran bank. Juga melalui undangan makan siang, pertandingan olahraga, yang dilakukan oleh bank dengan calon nasabah
institusional (corporate segment) seperti industri, lembaga pemerintah, perusahaan swasta, dan lain-lain.38
d. Publisitas (publicity)
37
Murti Sumartini, Op.Cit., h.348-349
38Ibid.,
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, produk/jasa secara
non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak
membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfatan nilai-nilai berita yang
terkandung dalam suatu produkuntuk membentuk citra produk yang
bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredebilitas
yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung)
dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Disamping itu, karena pesan
publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio
dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi.
Publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci dari
pada iklan. Namun demikian karena tidak ada hubungan perjanjian antara
pihak yang di untungkan dan pihak penyaji, maka pihak yang di untungkan
tidak dapat mengatur kapan publisitas itu akan disajikan atau bagaimana
publisitas tersebut disajikan. Selain itu publisitas tidak mungkin di ulang-ulang
seperti iklan. Oleh karena itu, kini publisitas biasanya merupakan bagian dari
depertemen humas perusahaan.39
Humas perusahaan sering juga disebut Public relation (PR). Dalam hal ini, public relation membangun hubungan yang baik dengan berbagai public perusahaan dengan memperoleh atau menghasilkan publisitas yang
menyenangkan, menumbuh-kembangkan suatu citra perusahaan yang baik dan
39
melenyapkan desas-desus, cerita-cerita, dan peristiwa-peristiwa yang tidak
menyenangkan.40
Adapun tugas humas antara lain :
1) Mendengarkan dan menampung segala kritik, keluhan, atau saran
masyarakat.
2) Mengembangkan kebijaksanaan perusahaan/organisasi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
3) Mengambil tindakan untuk memperoleh pengertian masyarakat. 41
Kegiatan humas dapat di kelompokkan dalam tiga katagori yaitu :
1) Hubungan dengan nasabah
Program humas yang baik yaitu memperhatikan segala dampak
hubungan, misalnya sekertaris di biasakan berkomunikasi dengan sopan
dan senantisa menampilkan suara yang lembut pada setiap panggilan telpon
atau dengan raut muka yang ramah ketika menerima setiap tamu di kantor.
Menjawab permintaan akan informasi dan secara langsung mengucapkan
terimakasih terhadap sesuatu yang telah dilakukan adalah suatu contoh
pembawaan yang baik.
2) Hubungan dengan perusahaan industri
Hubungan bank dengan perusahaan industri juga melibatkan program
untuk ikut mendidik para nasabah. Humas sebagai juru bicara dalam
40
Philip Kotler dan Gery Amstrong, Op.Cit., h.177
41
pertemuan-pertemuan, berpartisipasi dan bekerjasama dalam program
perkembangan industri.
3) Hubungan dengan masyarakat umum
Humas membawakan bank di dalam masyarakat bagaikan warga kota
yang baik dan tidak mengadakan jarak, misalnya : partisipasi dalam suatu
organisasi amal dan melakukan dorongan amal.42
Secara umum publisitas mempunyai beberapa karakteristik diantaranya :
1) Kredebilitas tinggi
Suatu berita di media, baik media cetak ataupun elektronik yang dapat
dipercaya, sangat berengaruh besar bagi pembaca terhadap kesan
perusahaan dan produknya. Kredebilitas tinggi ini karena publikasi di
anggap bukan merupakan propaganda, karena tidak di biayai oleh
perusahaan tersebut.
2) Dapat menembus batas perusahaan
Publisitas dapat menjangkau konsumen yang tidak menyukai iklan,
karena kesan yang timbul dari publisitas ini adalah berita yang bersifat
bebas dan tidak memihak.
3) Dapat mendramatisasi
Pendramatisasian publisitas lebih dipercaya dari pada iklan karena hal
itu dilakukan bukan oleh perusahaan yang bersangkutan.
C. Tinjauan Ekonomi Islam
42Ibid
Islam menyatakan bahwa manusia harus bekerja mencari karunia Allah
di muka bumi ini. Sebelum pekerjaan dilakukan, dibutuhkan suatu keputusan
yang sehat, bijaksana, dan hati hati agar sebuah kegiatan ekonomi sukses dan
menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu yang lama. Namun yang perlu
di ingat bahwa keputusan tersebut tidak boleh menyimpang dan terlepas dari
rule-rule yang telah di tetapkan oleh islam. Adapun berbicara mengenai
promosi ditinjau dari perspektif syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda
dengan promosi pada umumnya, sebagaimana yang telah dipaparkan oleh ahli
ekonomi konvensional. Namun yang menjadi titik tolak bahwa promosi dalam
perspektif ekonomi islam dilandasi dengan moral dan etika islam serta tidak
lepas dari rule-rule yang di terapkan dalam Al-Qur’an dan sunnah, karena
islam adalah agama yang komprehensif mengatur segala aspek kehidupan
termasuk mengenai manajemen pemasaran walaupun mungkin secara global,
mengingat keterbatasan bahan pustaka mengenai promosi secara islami. Oleh
kerena itulah penulis mencoba memaparkan bahwa etika dan moral dalam
mempromosikan produk/jasa perspektif ekonomi islam sebagai berikut:
1. Jujur (shidiq)
Seorang pemasar harus jujur dalam melaksakan jual beli produknya
kepada konsumen yang dilandasi dengan keinginan agar orang lain
Dengan menjelaskan apa adanya mengenai produk tersebut tanpa
menambahkan atau mengurangi.43 Sebagaimana firman Allah:
!
!
!
!"
"
"
"
#
#
#
#$
$
$
$
%
%
%
%&
&
&
&
'()
'()
'()
'()
Artinya:
“Dan tegakkan lah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (Ar Rahman/55:9)
Begitu pula jika berkaitan dengan praktek dalam bank syariah, Kejujuran
merupakan hal yang fundamental dan menyangkut kepercayaan, Jika pihak
bank bersikap jujur dan dapat dipercaya memasarkan produknya , maka
nasabah atau calon nasabah bank syriah akan memberikan kesempatan dan
membuka hubungan seluas-luasnya dengan menjadi mitra usaha maupun
penabung pada bank syariah tersebut.
2. Amanah (Tanggung Jawab)
Tanggung jawab disini artinya mau dan mampu menjaga amanah
(kepercayaan) masyarakat yang di berikan kepadanya, karena setiap orang
harus bertanggung jawab terhadap jabatan dan pekerjaan atau usahanya.44
Demikian pula dalam memasarkan produk/jasa bank syariah kepada
masyarakat atau calon nasabah. Dalam prakteknya nasabah memberikan
43
M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam di Indonesia (Jakarta: Penerbit, Bangkit,1992), jilid I, h. 26
44
amanah berupa titipan atau simpanan kepada pihak bank syariah, maka
bank syariah tersebut wajib memelihara amanah itu agar kepercayaan
nasabah tetap tinggi dan terpelihara. Hal ini merupakan realisasi etika
ekonomi yang di anut oleh islam seperti yang tercantum dalam surat Al
Baqarah: 283, yang berbunyi:
*
*
*
*
$
$
$
$
+
+
+
+
,
,
,
,-
-.
<