• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Algoritma Encoder Cbr Pada Ekstraktor Video Digital Ke Dalam Bentuk Audio Dan Citra Digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pemodelan Algoritma Encoder Cbr Pada Ekstraktor Video Digital Ke Dalam Bentuk Audio Dan Citra Digital"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN ALGORITMA ENCODER CBR PADA

EKSTRAKTOR VIDEO DIGITAL KE DALAM

BENTUK AUDIO DAN CITRA DIGITAL

TESIS

Oleh

MUHAMMAD IQBAL

107038032

PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PEMODELAN ALGORITMA ENCODER CBR PADA

EKSTRAKTOR VIDEO DIGITAL KE DALAM

BENTUK AUDIO DAN CITRA DIGITAL

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Komputer dalam Program Studi Magister (S-2) Teknik Informatika pada Program

Pascasarjana Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUHAMMAD IQBAL

107038032

PROGRAM STUDI MAGISTER (S-2) TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

PENGESAHAN

Judul Thesis

: PEMODELAN ALGORITMA ENCODER

CBR PADA EKSTRAKTOR VIDEO

DIGITAL KE DALAM BENTUK AUDIO

DAN CITRA DIGITAL

Nama Mahasiswa

: MUHAMMAD IQBAL

Nomor Induk Mahasiswa

: 107038032

Program Studi

: Magister (S-2) Teknik Informatika

Fakultas

: Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Anggota

Dr. Zakarias Situmorang, MT

Ketua

Prof. Dr. Muhammad Zarlis

Ketua Program Studi Dekan

Prof. Dr. Muhammad Zarlis Dr. Sutarman, M.Sc

NIP.195707011986011003 NIP. 196310261991031001

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

PEMODELAN ALGORITMA ENCODER CBR PADA

EKSTRAKTOR VIDEO DIGITAL KE DALAM

BENTUK AUDIO DAN CITRA DIGITAL

TESIS

Dengan ini saya nyatakan bahwa saya mengakui semua karya tesis ini

adalah hasil kerja saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap

bagiannya telah dijelaskan sumbernya dengan benar.

Medan, 09 April 2012

(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Iqbal

NIM : 107038032

Program Studi : Magister (S-2) Teknik Informatika

Jenis Karya Ilmiah : TESIS

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royaliti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royality Free Right) atas Tesis saya yang berjudul:

PEMODELAN ALGORITMA ENCODER CBR PADA EKSTRAKTOR VIDEO DIGITAL KE DALAM BENTUK AUDIO

DAN CITRA DIGITAL

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royaliti Non-Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan Tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai pemegang dan atau sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Medan, 09 April 2012

(6)

Telah diuji pada Tanggal: 05 Juni 2012

PANITIA PENGUJI TESIS:

Ketua : Prof. Dr. Muhammad Zarlis Anggota : 1. Dr. Zakarias Situmorang .

(7)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama lengkap berikut gelar : Muhammad Iqbal, S.Kom Tempat dan Tanggal Lahir : Binjai, 19 Juni 1980

Alamat Rumah : Jl. K.H. Dewantara No. 30 Komp.

Handayani Binjai

Telepon / HP : 0852 62 29 29 29

E-mail :

Instansi tempat bekerja : Universitas Panca Budi Medan

Alamat Kantor : Jl.Gatot Subroto KM. 4,5 Medan

Telepon Kantor : (061) 30106072

DATA PENDIDIKAN

SD : SDN Binjai Tamat : 1992

MTS : Ponpes Darul Arafah Tamat : 1995

MAS : Ponpes Darul Arafah Tamat : 1998

Strata-1 : Teknik Sistem Komputer UNPAB Tamat : 2006

(8)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

Dengan selesainya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp. A(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister (S2) Teknik Informatika pada fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Dekan Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, Dr. Sutarman, M.Sc

3. Ketua Program Studi Magister Teknik Informatika, Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc, yang juga selaku Promotor / Pembimbing Utama penulis dalam penyelesaian tesis ini, juga Sekretaris Program Studi penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Andri Budiman, ST, M.Comp.Sc beserta seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Magister Teknik Informatika FMIPA Universitas Sumatera Utara.

4. Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Zakarias Situmorang, MT selaku Co. Promotor / Pembimbing Lapangan yang dengan penuh kesabaran menuntun dan membimbing penulis hingga selesainya penelitian ini.

Dalam penyusunan tesis ini penulis telah berusaha sebaik-baiknya, akan tetapi mungkin masih memiliki banyak kekurangan. Karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan.

Pada akhirnya penulis berharap semoga laporan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

(9)

PEMODELAN ALGORITMA ENCODER CBR PADA

EKSTRAKTOR VIDEO DIGITAL KE DALAM

BENTUK AUDIO DAN CITRA DIGITAL

ABSTRAK

Masalah yang dihadapi pada multimedia adalah dalam proses ekstraksi image dan audio dari video digital ini dimana ketika seorang user membutuhkan image atau audio digital yang ada dalam suatu video, sehingga diperlukan suatu cara untuk ekstraksinya tanpa merusak video digital aslinya. Untuk itu, dibutuhkan sebuah

metode ekstraksi yang dapat mengatasi masalah ini, salah satunya adalah encoder CBR (Constant Bit Rate). Encoder CBR (Constant Bit Rate) encoder yang bekerja dengan cara menyamakan bit rate dari berbagai format video digital menjadi satu bentuk khusus yang dapat dikenali. Dengan menyamakan bit rate pada video digital, dapat dikenali setiap nilai frame yang membentuk video digital tersebut, sehingga dapat diekstraksi ke dalam multimedia player. Aplikasi ini menghasilkan output berupa image hasil ekstraksi yaitu semua gambar yang menjadi frame yang membentuk video digital tersebut dan selanjutnya di simpan ke dalam satu folder yang telah ditentukan sebelumnya, serta sebuah file audio digital yang digunakan sebagai latar belakang video digital. .

(10)

MODELING ALGORITHM ON CBR ENCODER

DIGITAL VIDEO INTO EXTRACTOR AUDIO

AND DIGITAL IMAGE

SHAPE

ABSTRACT

Problems encountered in multimedia is in the process

of image extraction from video and digital audio, when a user takes a

digital image or audio in a video, so we need a way to extract without damaging the original digital video. For that, it takes an extraction method that can solve this problem, one of which is

the encoder CBR (Constant Bit Rate). Encoder CBR (Constant Bit Rate) encoder whic h works by equating bit rate of the various digital video formats into a special

form that can be recognized. By equating bit rate in digital video, the frame can be recognized that any form of digital video, so it can be extracted into

a multimedia player. This application generates output from the image extracted all the picture frames that make up

the digital video and then stored into a predetermined folder, as well as a digital audio file that is used as the background of digital video.

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN i

PERNYATAAN ORISINALITAS iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH iv

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS v

PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS vi

RIWAYAT HIDUP vii

PENGHARGAAN viii

ABSTRAK x

ABSTRACT xi

DAFTAR ISI xii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR TABEL xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1.Latar Belakang 1

1.2. Perumusan Masalah 3

1.3. Batasan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Multimedia dan Perkembangannya 5

2.1.1. Multimedia dalam komputasi 5

2.1.2. Komponen Multimedia 6

2.1.3. Video Digital 8

(12)

2.2. Encoder dan Decoder dalam Video Digital 13

2.2.1. Encoder Video Digital 14

2.2.2. Decoder Video Digital 14

2.3. Riset-riset terkait 15

2.3.1. Algoritma Fractal 15

2.3.2. Algoritma Encoder ABR 17

2.3.3. Algoritma Encoder VBR 17

2.4. Kontribusi Riset 18

2.5 Use Case Diagram 19

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 22

3.1. Pendahuluan 21

3.2. Rerancangan Penelitian 22

3.3. Pemodelan Algoritma 22

3.3.1. Rancangan Proses 23

3.3.2. Activity Diagram 24

3.4. Algoritma Program 26

3.4.1. Rancangan Input 29

3.4.2. Rancangan Output 30

3.4.3. Flowchart Sistem 32

3.4.4. Algoritma Proses Ekstrak Image 34

3.4.5. Algoritma Proses Ekstrak Audio 34

3.5. Variabel yang diamati 36

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 36

4.1. Pendahuluan 36

4.2. Hasil Rancangan 36

4.3.1. Tampilan Form Utama 36

4.3.2. Tampilan Form Ekstrak 37

(13)

4.3.2. Pengujian Proses Ekstrak Image 40

4.3.3. Pengujian Proses Ekstrak Audio 41

4.4. Tabulasi Hasil 43

4.5. Pembahasan 44

4.5.1. Kelebihan Sistem 44

4.5.2. Kekurangan Sistem 45

BAB 5 PENUTUP 46

5.1. Kesimpulan 46

5.2. Saran 46

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

1 Gambar 2.1. Komponen Multimedia ... 6

2 Gambar 2.2. Proses Kompresi Fractal ... 16

3. Gambar 2.3. Use Case Diagram Proses Interaksi Sistem ... 20

8 Gambar 3.1. Activity Diagram Cara Penggunaan Program ... 25

9 Gambar 3.2. Rancangan Input ... 30

10 Gambar 3.3. Rancangan Ekstraksi Image ... 31

11 Gambar 3.4. Rancangan Preview Video ... 32

12 Gambar 3.5. Flowchart Alur Kerja Sistem ... 36

13 Gambar 4.1. Tampilan Form Utama ... 37

14 Gambar 4.2. Tampilan Form Ekstrak ... 38

15 Gambar 4.3. Hasil Proses Load File ... 39

16 Gambar 4.4. Hasil Proses Ekstrak Image ... 40

17 Gambar 4.5. Tampilan Pesan Ekstraksi Sukses ... 40

(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

(16)

PEMODELAN ALGORITMA ENCODER CBR PADA

EKSTRAKTOR VIDEO DIGITAL KE DALAM

BENTUK AUDIO DAN CITRA DIGITAL

ABSTRAK

Masalah yang dihadapi pada multimedia adalah dalam proses ekstraksi image dan audio dari video digital ini dimana ketika seorang user membutuhkan image atau audio digital yang ada dalam suatu video, sehingga diperlukan suatu cara untuk ekstraksinya tanpa merusak video digital aslinya. Untuk itu, dibutuhkan sebuah

metode ekstraksi yang dapat mengatasi masalah ini, salah satunya adalah encoder CBR (Constant Bit Rate). Encoder CBR (Constant Bit Rate) encoder yang bekerja dengan cara menyamakan bit rate dari berbagai format video digital menjadi satu bentuk khusus yang dapat dikenali. Dengan menyamakan bit rate pada video digital, dapat dikenali setiap nilai frame yang membentuk video digital tersebut, sehingga dapat diekstraksi ke dalam multimedia player. Aplikasi ini menghasilkan output berupa image hasil ekstraksi yaitu semua gambar yang menjadi frame yang membentuk video digital tersebut dan selanjutnya di simpan ke dalam satu folder yang telah ditentukan sebelumnya, serta sebuah file audio digital yang digunakan sebagai latar belakang video digital. .

(17)

MODELING ALGORITHM ON CBR ENCODER

DIGITAL VIDEO INTO EXTRACTOR AUDIO

AND DIGITAL IMAGE

SHAPE

ABSTRACT

Problems encountered in multimedia is in the process

of image extraction from video and digital audio, when a user takes a

digital image or audio in a video, so we need a way to extract without damaging the original digital video. For that, it takes an extraction method that can solve this problem, one of which is

the encoder CBR (Constant Bit Rate). Encoder CBR (Constant Bit Rate) encoder whic h works by equating bit rate of the various digital video formats into a special

form that can be recognized. By equating bit rate in digital video, the frame can be recognized that any form of digital video, so it can be extracted into

a multimedia player. This application generates output from the image extracted all the picture frames that make up

the digital video and then stored into a predetermined folder, as well as a digital audio file that is used as the background of digital video.

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Multimedia mengikuti perkemhangan Internet, maka multimedia merupakan pasar yang pertumbuhannya tercepat di dunia saat ini. Pada saat ini, Internet menghubungkan ratusan ribu jaringan berbeda dari lebih dari dua ratus negara di seluruh dunia. Jutaan orang bekerja dalam bidang pengetahuan, pendidikan, pemerintahan, dan bisnis menggunakan internet untuk bertukar informasi atau membuat transaksi bisnis dengan organisasi seluruh dunia. Peran multimedia sangat berpengaruh pada bisnis koneksi ini beragam jenis format video digital ditawarkan kepada pengguna komputer, mulai dari format AVI, MP4, 3GP, MKV hingga WMV. Kesemua format ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, sehingga dibutuhkan encoder yang berbeda untuk dapat memutar video digital tersebut. Salah satu encoder yang dapat memutar banyak format video digital adalah encoder CBR (Constant Bit Rate). Encoder ini bekerja dengan cara menyamakan bit rate dari berbagai format video digital menjadi satu bentuk khusus yang dapat dikenali, dengan menyamakan bit rate pada video digital, dapat dikenali setiap nilai frame yang membentuk video digital tersebut, sehingga dapat diekstraksi ke dalam multimedia player.

(19)

Kemudian dilakukan penelitian dan percobaan bagaimana mendapatkan sebuah frame dari sebuah video dengan menggunakan algoritma encoder constant bit rate (CBR) yang cepat namun dengan kapasitas yang kecil dimana pada prosesnya dilakukan ekstraksi dan kompresi, dari kompresi itu sendiri bertujuan untuk mengurang kuantitas data namun tetap mempertahankan kualitas hasil rekontruksinya sehingga mengurangi kuantitas data tersebut adalah dengan membuang informasi yang tidak berguna (redundan) sehingga yang dikirimkan atau disimpan merupakan informasi yang penting saja.

Informasi yang tidak berguna adalah informasi yang tidak bisa diekstrak oleh sistem aural atau visual manusia karena keterbatasan persepsi sistem audio visual manusia, istilah yang erat hubungannya dengan kompresi adalah encoding (pengkodean), pengkodean digunakan untuk merepresentasikan data dalam representasi yang lain sehingga kuantitas data dengan representasi yang baru ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan kuantitas data aslinya. Proses decoding ini mengembalikan data hasil encoding ke representasi yang semula.

CBR dalam perkembangannya sangat sederhana dalam disain system, CBR menunjukkan kompleksitas yang rendah karena tidak menggunakan statistical multiplexing, CBR juga menunjukkan periode yang rendah untuk setiap frame video, desain CBR mengijinkan sinkronisasi ulang frame video saat terjadi kesalahan pada waktu pengiriman paket, dengan CBR, encoder memutuskan apakah paket data harus didrop atau tidak untuk menjaga bit rate agar tetap konstan.

Dari kemampuan CBR mengekstraksi frame dari sebuah video digital ini, dapat diekstrak image dan audio yang membentuk sebuah video digital. Hasil ekstraksi ini dapat digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya seperti menyisipkan sub title melalui image hasil ekstraksi atau mengubah audio digital tersebut menjadi bentuk lain.

(20)

bagi yang membaca penelitian ini walaupun masih membutuhkan perancangan yang lebih baik demi kesempurnaan penelitian ini.

Penulis memadukan penelitian ini dengan sebuah rancangan program ekstraktor audio dan image dari sebuah video digital dengan memanfaatkan encoder CBR dan menuangkannya dalam bentuk sebuah penelitian yang berjudul : “Pemodelan Algoritma Encoder CBR pada Ekstraktor Video Digital ke dalam bentuk Audio dan Citra digital ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mengambil frame-frame tertentu yang dibutuhkan pada sebuah video digital sehingga frame dapat diedit sesuai yang diinginkan namun tetap mempertahankan kualitas hasil rekontruksinya ?

b. Bagaimana menyederhanakan dalam desain sistem sehingga sebuah video dapat diekstraksi menjadi sebuah audio dengan waktu yang cepat, kuantitas penyimpanan yang lebih rendah, namun tidak mengurangi kualitas audio ?

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi pembahasan yang terlalu luas maka penulis membatasi ruang lingkup masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut :

a. File video digital yang dapat diekstraksi dibatasi pada video digital dengan format AVI.

b. File video digital yang dilindungi hak cipta di dalamnya tidak dapat diproses menjadi audio dan image.

(21)

d. Ekstraksi akan dilakukan pada seluruh frame dari sebuah file video digital dan belum dapat melakukan ekstraksi bagian tertentu dari video digital.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah :

a. Menghasilkan sebuah Pemodelan Ekstraksi image dan audio dari sebuah video digital

b. Untuk mengetahui Pemodelan Algoritma Encoder CBR berfungsi dalam ekstraksi sebuah video

c. Untuk merancang sebuah perangkat lunak ekstraktor audio dan image dari sebuah video digital dengan encoder CBR.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah :

a. Memahami Algoritma Encoder CBR bekerja pada sebuah ekstraksi file

b. Mempermudah pengguna dalam melakukan ekstraksi audio dan image dari sebuah video digital sesuai dengan kebutuhannya.

(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Multimedia dan Perkembangannya

Multimedia adalah sesuatu kumpulan yang terdiri dari teks, suara, gambar dan hal lainnya. Akan tetapi bagaimanapun juga multimedia bermakna lebih dari itu (Parekh, 2006)

Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia game (Basalamah, 2001). Multimedia dimanfaatkan juga dalam dunia pendidikan dan bisnis. Di dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media profil perusahaan, profil produk, bahkan sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.

Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi indra penglihatan dan dalam perkembangannya multimedia mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsumsi indra penciuman (Ahmad,2005)

2.1.1. Multimedia dalam Komputasi

Multimedia komputer sistem ialah salah satu sistem yang mempunyai sistem input dan lebih dari satu medium, seperti display computer, video dan audio (Schreibman, et al., 2004)

(23)

Sistem multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987 dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan Video Adapter Card PS/2 (Basalamah, 2001).

Pada tahun 1994 diperkerkirakan ada lebih dari 700 produk dan sistem multimedia dipasaran. Multimedia memungkinkan pemakai komputer untuk mendapatkan output dalam bentuk yang jauh lebih kaya dari pada media table dan grafik konvensional. Pengguna dapat melihat gambar tiga dimensi, foto, video bergerak atau animasi dan mendengar suara stereo, perekaman suara atau alat musik.

Beberapa sistem multimedia bersifat interaktif, memungkinkan pemakai memilih output dengan mouse atau kemampuan layar sentuh untuk mendapatkan dan menjalankan aplikasi itu.

2.1.2. Komponen Multimedia

Multimedia terbagi dalam beberapa elemen multimedia, seperti terlihat pada Gambar 2.1 :

Gambar 2.1. Komponen Multimedia Sumber : Basalamah (2001)

Multimedia Text

Image Audio

(24)

Keterangan Gambar 2.1 : 1. Audio

Penyajian audio merupakan cara lain untuk memperjelas pengertian suatu informasi. Contohnya, narasi merupakan kelengkapan dari penjelasan yang dilihat melalui video. Suara dapat lebih menjelaskan karakteristik suatu gambar, misalnya musik dan suara efek (sound effect), maupun suara asli (real sound). Authoring software yang digunakan harus mempunyai kemampuan untuk mengontrol recording dan playback.

Perekaman musik yang baik memerlukan sampling size dan sampling rate yang tinggi. Beberapa macam authoring software dapat menkonversi suara seperti format .WAV, .MID (MIDI), .VOC ATAU .INS dan dapat dihubungkan dengan sekuens dari animasi.

2. Video

Terdiri dari full-motion dan life-video. Full-motion video berhubungan dengan penyimpanan sebagai video clip, sedangkan live-video merupakan hasil pemrosesan yang diperoleh dari kamera.

Beberapa authoring tool dapat menggunakan full-motion video, seperti hasil rekaman menggunakan VCR, yang dapat menyajikan gambar bergerak dengan kualitas tinggi. File animasi memerlukan penyimpanan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan file gambar.

3. Text

Text merupakan dasar dari pengolahan kata dan informasi berbasis multimedia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah penggunaan hypertext, auto -hypertext, textstyle, importtext dan exporttext.

4. Image

(25)

dalam bentuk grafik adalah bentuk setelah encoding dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan waktu.

5. Animation

Animation (animasi) berarti gerakan image atau video seperti gerakan orang yang sedang melakukan suatu kegiatan. Konsep dari animasi adalah menggambarkan sulitnya menyajikan informasi dengan satu gambar atau sekumpulan gambar. Demikian juga tidak dapat menggunakan teks untuk menerangkan informasi. Animasi seperti halnya film, dapat berupa frame-based atau cast-based. Frame -based animation (animasi berbasis frame) dibuat dengan merancang setiap frame tersendiri sehingga mendapatkan tampilan akhir. Cast-based animation (animasi berbasis cast) mencakup pembuatan kontrol dari masing-masing objek (kadang disebut cast member atau actor) yang bergerak melintasi background. Hal ini merupakan bentuk umum animasi yang digunakan dalam game dan object -orientedsoftware untuk lingkungan Windows.

Dalam authoring software, biasanya animasi mencakup kemampuan recording dan playback. Fasilitas yang dimiliki oleh software animasi mencakup integrated animation tool, animation clip, import animation, recording, playback dan transitioneffect.

2.1.3. Video Digital

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Video Digital adalah berkas komputer yang digunakan untuk menyimpan kumpulan berkas digital seperti video, audio, metadata, informasi, pembagian chapter, dan judul sekaligus, yang dapat dimainkan atau digunakan melalui perangkat lunak tertentu pada komputer (Chandra, 2003).

(26)

dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene, menurut Chandra (2003) dapat dilakukan dengan cara :

1. VerticalDetail dan ViewingDistance

Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan tinggi, yaitu 3:4. Tinggi gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang dengan menghitung rasio viewing distance (D) dengan tinggi gambar (H) = D/H. Setiap detail image pada video ditampilkan dalam pixel-pixel.

2. HorizontalDetail dan PictureWidth

Lebar gambar pada TV konvensional = 4/3 x tinggi gambar. 3. TotalDetailContent

Resolusi vertikal = jumlah elemen pada tinggi gambar, Resolusi horizontal = jumlah elemen pada lebar gambar x aspek rasio. Total pixel = pixel horizontal X pixel vertikal.

4. PerceptionofDepth

Dalam pandangan / penglihatan natural, kedalaman gambar tergantung pada sudut pemisah antara gambar yang diterima oleh kedua mata. Pada layar flat, persepsi kedalam suatu benda berdasarkan subject benda yang tampak.

5. Warna

Gambar berwarna dihasilkan dengan mencampur 3 warna printer RGB (Merah, Biru, Hijau).

Properti warna pada sistem broadcast : a. Luminance

Brightness = jumlah energi yang menstimulasi mata grayscale (hitam/putih), Pada televisi warna luminance tidak diperlukan.

b. Chrominance adalah informasi warna.

(27)

6. ContinuityofMotion

Mata manuisa melihat gambar sebagai suatu gerakan kontinyu jika gambar-gambar tersebut kecepatannya lebih besar dari 15 frame/detik. Untuk video motion biasanya 30 frame/detik, sedangkan movies biasanya 24 frame/detik. 7. Flicker

Untuk menghindari terjadinya flicker diperlukan kecepatan minmal melakukan refresh 50 cycles/s.

2.1.4. Format Video Digital

Sebuah video digital terdiri dari frame-frame yang mana frame-frame tersebut dikompres menjadi sebuah file komputer yang hanya dapat dijalankan menggunakan sebuah perangkat lunak multimedia player (Chandra, 2003).

Berdasarkan bentuk-bentuk kompresan dari file video digital tersebut, banyak bermunculan format-format video digital yang ditawarkan kepada pengguna dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapaun beberapa contoh dari format video digital yang sering dijumpai menurut Parekh (2006) antara lain :

1. AVI (Audio Video Interleave)

AVI merupakan format video dan animasi yang digunakan windows dan berekstensi AVI. Sebagian besar authoring pada windows mendukung format AVI juga didukung oleh Netscape.

Kekurangan penggunaan AVI pada playback adalah pemakaian Macintosh, SGI dan Sun harus mengubah file ke format lain untuk playback. Format AVI memang masih kurang canggih, berbasis track dan kemampuan dalam melakukan sinkronisasi dengan Quick Time kurang bagus, codec untuk Quick Time pada windows lebih berkembang daripada codec untuk AVI.

2. MPEG (Motion Picture Expert Group)

MPEG merupakan file terkompresi lossy yang biasanya digunakan untuk format VCD dengan audio berformat MP3. MPEG terdiri dari beberapa bagian :

(28)

b. Compression codec for non-interlaced video signals. c. Compression codec for perceptual coding of audio signals.

MP1 or MPEG-1 Part 3 Layer 1 (MPEG-1 Audio Layer 1) MP2 or MPEG-1 Part 3 Layer 2 (MPEG-1 Audio Layer 2) MP3 or MPEG-1 Part 3 Layer 3 (MPEG-1 Audio Layer 3) d. Procedures for testing conformance.

e. Reference for testing conformace. f. Reference software.

MPEG-1 beresolusi 352 x 240 dan hanya mensupport progressive scan video. MPEG-2 digunakan untuk broadcast, siaran untuk direct-satelit dan cable tv. MPEG-2 support interlaced format. MPEG-2 digunakan dalam/pada HDTV dan DVD vidoe disc. MPEG-4 digunakan untuk streaming, CD distribution, videophone dan broadcast television. MPEG-4 mendukung digital rights management.

3. RMVB (Real Media Variable Bitrate)

RMVB adalah sebuah format video digital yang dibuat oleh RealNetworks, Inc, yang memiliki kecepatan bit variabel perpanjangan dari multimedia container RealMedia format. RMVB biasanya digunakan untuk konten multimedia yang tersimpan secara lokal. File menggunakan format ini memiliki ekstensi file . RMVB.

Kelebihan dari format RMVB adalah RMVB meninggalkan Bit Rate dan menggunakan Variable Bit Rate untuk kompres data video. File RMVB telah menjadi format populer untuk video digital karena mereka memiliki ukuran file yang lebih kecil dan kecepatan bit yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan AVI.

4. MKV (Matroska Video)

(29)

seperti AVI, MPEG, 3GP, RMVB dimana masing-masing memiliki sifat dan kualitas yang berlainan.

Format MKV biasanya digunakan untuk video dengan kualitas tinggi yang tidak semua PC mampu memutarnya dengan baik. Sebuah file video digital dalam format MKV memiliki beberapa bagian, yaitu :

a. Video b. Audio c. Subtitel

Semua bagian ini terpisah, namun menjadi satu bagian didalam format MKV. Bagian-bagian ini nantinya akan digabungkan menggunakan sebuah codec MKV sehingga video digital dalam format MKV ini dapat dibaca dan dijalankan menggunakan perangkat lunak multimedia player.

5. WMV (Windows Media Video)

WMV adalah adalah format file video terkompresi yang dikembangkan oleh Microsoft. WMV, awalnya dirancang untuk aplikasi Internet Streaming, sebagai pesaing untuk RealVideo.

File video digital dengan format WMV (*.wmv) menggunakan format pembawa ASF milik Microsoft. Berkas ini dapat dijalankan oleh perangkat lunak multimedia player seperti Windows Media Player, MPlayer, VLC media player atau Media Player Classic. Beberapa player pihak ketiga juga ada untuk berbagai platform seperti Linux yang menggunakan implementasi FFMPEG untuk codec WMV.

6. FLV (Flash Video)

(30)

dan resolusi video digital dengan format FLV lebih rendah darpada jenis video digital lainnya.

Untuk memutar file dengan format FLV maka dibutuhkan sebuah codec khusus. Hal ini terjadi karena format FLV tidak bisa dimainkan dengan pemutar musik seperti Winamp, Windows Media Player, dll. Berbeda dengan format MPEG, AVI, Mp3, dan lain-lain, bisa dengan mudah dimainkan dengan pemutar musik tersebut.

7. 3GP (Third Generation Project)

Format video 3GP merupakan format video untuk mobile phone dengan kompresi yang tinggi sehingga memiliki ukuran yang kecil namun dengan kualitas gambar yang cukup lumayan.

File 3GP adalah adalah bentuk simple atau ringkas dari format MPEG-4 Part 14 (MP4), yang dibuat untuk memperkecil besar dari ukuran file dan bandwidth sebuah telpon genggam. 3GP mempunyai 2 bentuk format standarnya yaitu : a. 3GPP (Third Generation Partnership Project)

Merupakan format 3GP yang digunakan untuk GSM-based Phones, dengan filename extension .3gp.

b. 3GPP2 (Third Generation Partnership Project 2)

Merupakan format 3 GP yang digunalan untuk CDMA-basedPhones, dengan filename extension .3g2.

Format video 3gp sekarang banyak sekali digunakan, karena file video dengan format ini (3GP) memiliki ukuran yang kecil dan cocok sekali bila ingin menyimpan koleksi video pada perangkat handphone. Dan kebanyakan sekarang hampir disemua HP yang mempunyai fitur multimedia, menggunakan format

vide

2.2. Encoder dan Decoder Dalam Video Digital

(31)

video digital dipengaruhi oleh jenis encoder yang digunakan dalam pembentukannya dan decoder yang digunakan dalam pemutaran video digital tersebut. Tanpa encoder dan decoder yang tepat, sebuah video digital tidak dapat dibentuk dan diputar dengan baik (Vaughan, 2006).

2.2.1. Encoder Video Digital

Encoder adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal seperti data atau bitstream ke dalam bentuk yang dapat diterima untuk transmisi data atau penyimpanan data. Umumnya ini dilakukan melalui suatu algoritma tertentu, terutama jika ada bagian yang berupa digital (Vaughan, 2006).

Dalam video digital, encoder menghasilkan bentuk bit output yang berbeda untuk setiap element input yang aktif. Syarat yang harus dipenuhi adalah bahwa input harus berupa wordbiner yang ekivalen dengan bilangan desimal 2n

Priority encoder merupakan rangkaian kombinasional logika yang berfungsi mengolah berapapun jumlah elemen input untuk diaktifkan secara bersamaan dengan konsep prioritas, yaitu memilih elemen input aktif tertentu. Untuk sebuah priority encoder dengan m output, jumlah yang diprioritaskan adalah sebanyak jumlah input, tidak lebih dari 2

(1, 2, 4, 8, 16), sehingga encoder hanya berguna dalam bentuk priority enconder yang hanya memperoleh prioritas data tertinggi untuk dikodekan.

m

Umumnya, semua input dan output dari priority encoder dalam keadaan active low. Input IE, serta output EO dan GS, masing-masing merepresentasikan enablein, enableout, dan groupsignal.

(Vaughan, 2006).

2.2.2. Decoder Video Digital

Decoder adalah suatu alat yang berfungsi mengembalikan proses encoding sehingga informasi aslinya bisa diterima (Vaughan, 2006).

(32)

setiap bentuk input (word) yang unik sebanyak n-bit. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu input n-bit. Tiap output diidentifikasi oleh mintermcode, mi, dari bentuk word input a yang ditampilkan. Karena itulah decoder bisa juga disebut sebagai mintermcode generator atau mintermrecognizer. Sebuah decoder biasanya dilengkapi dengan sebuah input enable low sehingga device ini bisa di-on/off-kan untuk tujuan tertentu.

2.3. Riset-riset Terkait

Salah satu dari permasalahan yang dihadapi pada multimedia adalah dalam proses ekstraksi image dan audio dari video digital juga kompresi data dimana ketika seorang user membutuhkan image atau audio digital yang ada dalam suatu video, sehingga diperlukan suatu cara untuk ekstraksinya tanpa merusak video digital aslinya. Untuk itu, dibutuhkan sebuah metode ekstraksi yang dapat mengatasi masalah ini, salah satunya adalah encoder CBR (Constant Bit Rate).

Ada beberapa riset terkait yang pernah ada dari berbagai macam teknik enkripsi / pengacakan / encoder juga kompresi gambar/ citra digital antara lain :

2.3.1 Algoritma fractal

Secara umum, fraktal dikenal sebagai suatu bentuk geometri yang dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, di mana bagian-bagian tersebut merupakan bentuk yang sebelumnya dengan ukuran yang lebih kecil. Bentuk geometri ini pertama kali dikemukakan oleh Benoît Mandelbrot pada tahun 1975. Barnsley dan Hurd menggunakan konsep fraktal ini untuk mengemukakan suatu pendekatan kompresi baru . Kompresi fraktal mengusung fakta bahwa dalam sebuah citra ada suatu bagian yang mirip dengan bagian lain dari citra tersebut.

(33)

tersebut dalam resolusi yang berbeda tanpa adanya artifak, gambar dibawah menunjukkan cara kerja dari proses kompresi fraktal.

Gambar 2.2 Proses Kompresi Fractal

[image:33.612.139.512.178.657.2]

Sumber : Satrya N. Ardhytia dan Lely Hiryanto (2006) Memasukkan

Gambar

Warna gambar dipisah

Merah

6-langkah kompresi

Hijau Biru

6-langkah kompresi

6-langkah kompresi

Gambar dikompresi

Menyatukan sampling

dengan sampling

untuk mendapatkan domain image dari

gambar tetap blok partisi untuk membentuk blok jelajah dan blok domain penuh

pengelompokan di blok range dan blok domain penuh

membuat codebook maya

menghitung standar deviasi dan nilai cv gambar jangkauan dan gambar domain

(34)

Proses kompresi citra dimulai dari pembuatan domain image dari citra input (range image). Domain image didapat dari proses down sampling pada range image. Kemudian pada domain image dan range image dilakukan proses partisi dengan metode blok partisi untuk mendapatkan domain block dan range block. Pada domain block dan range block yang terbentuk dilakukan clustering dan dilakukan perbandingan kemiripan dari tiap cluster range block terhadap cluster domain block yang telah dilakukan transformasi affine dengan menghitung faktor contrast, brightness, dan kesalahan (error).

2.3.2 Algoritma encoder ABR

Algoritma encoder Average bitrate (ABR) mengacu pada jumlah rata-rata data yang ditransfer per satuan waktu, biasanya diukur per detik, ini sering disebut untuk musik digital atau video. Sebuah file MP3, misalnya, yang memiliki bit rate rata-rata 128 kb /s transfer, rata-rata-rata-rata 128.000 bit setiap detik. Hal ini dapat memiliki bitrate yang lebih tinggi dan bagian bitrate rendah, dan bitrate rata-rata untuk jangka waktu tertentu diperoleh dengan membagi jumlah bit yang digunakan selama rentang waktu yang dengan jumlah detik dalam rentang waktu.

ABR tidak dapat diandalkan sebagai ukuran stand alone dari audio / video berkualitas, karena metode kompresi lebih efisien menggunakan bitrate rendah untuk mengkodekan sumber dengan kualitas yang sama, algoritma ini dapat merujuk kepada sebuah bentuk variabel (VBR) encoding bitrate di mana encoder akan mencoba untuk mencapai kecepatan bit sasaran rata-rata atau ukuran file sementara memungkinkan bitrate bervariasi antara bagian yang berbeda dari audio atau video.

2.3.3 Algoritma encoder VBR

(35)

yang besar dibandingkan dengan CBR. Sebuah contoh umum dari hal ini adalah pengkodean yang digunakan untuk DVD.

2.4. Kontribusi Riset

Kontribusi riset dalam hal ini ialah dengan membuat sebuah Pemodelan algoritma encoder cbr yang bekerja dengan cara menyamakan bit rate dari berbagai format video digital menjadi satu bentuk khusus yang dapat dikenali, dengan menyamakan bit rate pada video digital, dapat dikenali setiap nilai frame yang membentuk video digital tersebut, sehingga dapat diekstraksi ke dalam multimedia player.

Hasil encoding ini kemudian disimpan dalam memori komputer untuk kemudian ditampilkan pada multimedia player sehingga dapat ditampilkan setiap frame dari hasil ekstraksi tersebut. Setelah proses encoding selesai dilakukan, data hasil ekstraksi kemudian dikembalikan menjadi bentuk awal menggunakan decoder sesuai dengan format baku yang ditetapkan sebelumnya.

Beberapa kelebihan dari hasil riset dari sistem ini antara lain adalah :

a. Sistem ini dapat mengekstrak gambar (image) dan suara (audio) dari sebuah file video digital secara otomatis.

b. Proses ekstraksi gambar dan suara tidak membutuhkan waktu yang lama. Ini terlihat dari hasil ekstraksi gambar dari sebuah file video digital dengan durasi 2 menit yang membutuhkan waktu kurang dari 1 menit.

c. Hasil ekstraksi suara yang berbentuk format WAV dapat diputar tanpa membutuhkan codec khusus. Demikian pula dengan hasil ekstraksi gambar yang berbentuk format BMP.

(36)

2.5. Use Case Diagram

Use Case Diagram adalah diagram yang menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan dunia luar dan menjelaskan sistem secara fungsional yang terlihat user. Biasanya dibuat pada awal pengembangan. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem (Kendall & Kendall, 2003).

Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang testcase untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviournya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa usecase yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

(37)

dan yang mengelilinginya (actor), serta hubungan antara actor dengan use case (use case diagram) itu sendiri.

[image:37.612.107.529.256.543.2]

Pada proses interaksi sistem ini, dirancang bagaimana bentuk interaksi antara pengguna dengan sistem. Untuk membantu proses perancangan proses interaksi sistem ini, digunakan sebuah use case diagram sebagaimana terlihat pada garmbar 3.1.

Gambar 2.3. Use Case Diagram Proses Interaksi Sistem

Pengguna Menginputkan file Video Menginputkan ekstraktor image <<Include>> <<Include>> Melakukan load video Menginputkan ekstraktor audio

Ekstraktor Audio dan Image dari File Video Menggunakan Encoder CBR

(38)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendahuluan

Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui cara baru ekstraksi frame dari sebuah video digital yang kemudian dapat diekstrak image dan audio yang membentuk sebuah video digital dengan menggunakan Algoritma encoder CBR, dimana bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Pada bagian ini penulis mulai dengan menggambarkan studi kasus pada software yang biasa digunakan lalu menjalankan algoritma encoder CBR. Penelitian ini dimulai dari sulitnya operator multimedia dan maintenance pada Lembaga Pelatihan abdi training Panca Budi Jalan Gatot subroto km, 4,5 Medan, dalam mengekstraksi video untuk mendapatkan frame-frame tertentu untuk didokumentasikan.

3.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini pertama kali dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi) untuk mempelajari kesulitan yang muncul. Hasil observasi kemudian dibuat skenario-skenario yang mendukung dan membuat alur masalah, dan kemudian mengumpulkan data, memilih file atau video yang akan dilakukan ekstraksi dengan dengan berbagai macam software encoder namun belum mendapatkan hasil yang dapat mengambil cuplikan video setiap detiknya dan mengekstrak sebuah video menjadi audio dengan waktu yang cepat dan kuantitas data yang lebih kecil, sehingga penulis berusaha membuat perancangan sebuah aplikasi dengan menggunakan algoritma encoder CBR dan software visual basic 6.0.

(39)

1. Perangkat Keras (Hardware)

a. Micro Processor Pentium IV 1 Giga Hertz ke atas

b. Harddisk untuk tempat sistem beroperasi dan sebagi media penyimpanan data. c. Memory minimal 256 Mega Byte

d. Monitor Super VGA

e. Mouse dan Keyboard 2. Perangkat Lunak (Software)

a. Sistem operasi yang digunakan Microsoft Windows XP. b. Bahasa pemograman Visual basic 6.0

c. Library SQLite36_Engine.dll. d. Databasesample.db

Sebelum melakukan perancangan perangkat lunak ekstraktor audio dan image dari video digital dengan encoder CBR ini, terlebih dahulu dilakukan penelitian mengenai bagaimana cara kerja encoder CBR dalam mengekstrak video dan audio dari sebuah file video digital. Dalam analisis ini, akan digunakan sebuah contoh kasus file video digital dengan durasi 1 menit dalam format AVI.

3.3. Pemodelan Algoritma

Dalam matematika dan komputasi, algoritma merupakan kumpulan perintah untuk menyelesaikan suatu masalah. Perintah-perintah ini dapat diterjemahkan secara bertahap dari awal hingga akhir. Masalah tersebut dapat berupa apa saja, dengan catatan untuk setiap masalah, ada kriteria kondisi awal yang harus dipenuhi sebelum menjalankan algoritma. Pemodelan algoritma akan dapat selalu berakhir untuk semua kondisi awal yang memenuhi kriteria, dalam hal ini berbeda dengan heuristik. Algoritma sering mempunyai langkah pengulangan (iterasi) atau memerlukan keputusan (logika Boolean dan perbandingan) sampai tugasnya selesai.

(40)

seberapa banyak komputasi yang dibutuhkan algoritma tersebut untuk menyelesaikan masalah. Secara informal, algoritma yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan dalam waktu yang singkat memiliki kompleksitas yang rendah, sementara algoritma yang membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan masalahnya mempunyai kompleksitas yang tinggi.

Pemodelan algoritma memodelkan sebuah sistem dengan sebuah perancangan program sehingga model yang dilakukan mendapatkan hasil yang diinginkan dan menjawab dari rumusan masalah yang ada. (Ahmad,2005).

3.3.1 Rancangan Proses

Berdasarkan hasil hipotesis masalah yang dilakukan sebelumnya, penulis merancang proses kerja perangkat lunak ekstraktor audio dan image dari file video menggunakan encoder CBR ini. Adapun bentuk rancangan proses kerja perangkat lunak ini terbagi menjadi dua bagian, sebagai berikut :

1. Proses Interaksi Sistem

Pada proses interaksi sistem ini, dirancang bagaimana bentuk interaksi antara pengguna dengan sistem Pada proses perancangan interaksi sistem ini, digunakan sebuah use case diagram dimana digambarkan user dapat melakukan tiga pilihan sebagaimana terlihat pada garmbar 3.1. antara lain :

a. Mengekstrak Image dari video b. Mengekstrak audio

c. Mengekstrak Image dan audio dari video 2. Struktur Menu Sistem

(41)

3.3.2. Activity Diagram

Activity Diagram (diagram aktivitas) merupakan diagram flowchart yang disempurnakan. Diagram aktivitas menggambarkan operasi pada suatu Obyek atau proses pada sebuah organisasi. Kelebihan diagram aktivitas dibandingkan dengan diagram flowchart adalah adanya dukungan konkurensi (pelaksanaan aktivitas secara bersamaan), pengiriman pesan dan swimlane (pelaku/penanggung jawab aktivitas). Diagram aktivitas sangat berguna ketika ingin menggambarkan perilaku paralel atau menjelaskan bagaimana perilaku dalam berbagai use case berinteraksi (Kendall & Kendall, 2003).

Diagram aktivitas diawali dengan lingkaran hitam, dan diakhiri dengan lingkaran hitam bertepi putih. Aktivitas digambarkan dengan kotak persegi panjang bersudut lengkung. Setiap aktivitas dihubungkan dengan panah dari awal hingga akhir. Diagram aktivitas Sama halnya dengan diagram flowchart, diagram aktivitas pun memiliki simbol yang sama untuk menggambarkan keputusan. Keputusan digambarkan dengan intan, namun kondisi yang menyertai keputusan diletakkan diluar simbol intan. Diagram aktivitas dapat menggambarkan konkurensi, yaitu satu atau lebih aktivitas yang berjalan secara bersamaan. Konkurensi diawali dengan sebuah garis tebal horizontal yang menjadi tempat keluarnya garis aktivitas. Konkurensi juga diakhiri dengan garis tebal horizontal.

(42)

Gambar 3.1. Activity Diagram Struktur Menu Sistem Menampilkan Form Utama Memilih Tombol Tampilkan Jendela Load File Menerima inputan file video Tombol Load File Diklik Putar file video Tombol Ekstrak Image Diklik Tampilkan Jendela Ekstrak Image Melakukan Ekstrak Image Simpan File Audio Proses Diakhiri Proses Dilanjutkan Menampilkan hasil pada layar Tombol Ekstrak Audio

Diklik

Tampilkan Jendela Ekstrak Audio

Tombol Ekstrak ImageAudio Diklik Melakukan Ekstrak Audio Simpan File Image Tampilkan Jendela Ekstrak ImageAudio Melakukan Ekstrak

ImageAudio Image dan Audio Simpan File

Start

[image:42.612.76.568.110.629.2]
(43)

3.4. Algoritma Program

Untuk memudahkan proses penulisan coding dalam bahasa pemrograman yang digunakan, penulis merancang algoritma program yang akan digunakan sebagai bahan acuan. Bentuk rancangan algoritma program dari perancangan ekstraktor audio dan image dari video digital dengan encoder CBR ini adalah sebagai berikut :

a. Algoritma Program Utama

Algoritma Program Utama merupakan algoritma yang digunakan untuk menjelaskan alur program yang terjadi pada form Utama, yaitu :

Start

Tampilkan Form Utama Menunggu penekanan tombol If tombol = Load File then

Tampilkan jendela Open Load File Input file Video

Putar File Video

Else If tombol = Ekstrak Image then Tampilkan jendela Ekstrak Image Input Ekstrak Image

Ekstrak Image dari File Video Simpan Image

Else If tombol = Ekstrak Audio then Tampilkan jendela Ekstrak Image Input Ekstrak Audio

Ekstrak Audio dari File Video Simpan Audio

Else If tombol = Ekstrak Image Audio then Tampilkan jendela Ekstrak Image Audio Input Ekstrak Image Audio

Ekstrak Image dan Audio dari File Video Simpan File Image dan File Audio Else If tombol = Exit then

Tutup perangkat lunak End If

End

(44)

bit rate dari video digital tersebut. Adapun syntax dari fungsi tersebut adalah sebagai berikut :

Public Type AVI_STREAM_INFO fccType As Long fccHandler As Long dwFlags As Long dwCaps As Long wPriority As Integer wLanguage As Integer dwScale As Long dwRate As Long dwStart As Long dwLength As Long dwInitialFrames As Long dwSuggestedBufferSize As Long dwQuality As Long dwSampleSize As Long rcFrame As AVI_RECT dwEditCount As Long dwFormatChangeCount As Long szName As String * 64 End Type

Public Declare Function AVIStreamInfo Lib "avifil32.dll" (ByVal pAVIStream As Long, ByRef psi As AVI_STREAM_INFO, ByVal lSize As Long) As Long

Di mana :

PAVIStream = Nilai biner dari file video digital

AVI_STREAM_INFO = Informasi file video digital pada saat di-load

lSize = Ukuran dari file video digital

Jika fungsi tersebut digunakan dalam sebuah bahasa pemrograman, informasi bit rate dari video digital tersebut dapat diketahui dengan menggunakan syntax sebagai berikut :

AVIStreamInfo(pAVIStream, StreamInfo, streamtypeVIDEO)

(45)

(CBR). Sedangkan jika bernilai false, maka video digital tersebut memiliki bit rate yang bertipe dinamis (VBR), selanjutnya, dilakukan pembacaan informasi codec audio dari video digital tersebut. Untuk proses pembacaan ini, dapat digunakan fungsi Windows API berikut :

AVIStreamInfo.AudioCodec AVIStreamInfo.AudioChannels AVIStreamInfo.AudioBitrate AVIStreamInfo.AudioSamples Di mana :

AudioCodec = Jenis codec audio yang digunakan

AudioChannels = Jumlah kanal audio yang digunakan (1 untuk mono, 2 untuk stereo dan 6 untuk audio dengan tipe 5.1)

AudioBitrate = Jumlah bitrate audio AudioSamples = Jumlah sampel dalam audio

Untuk proses ekstraksi gambar dari sebuah file video digital dengan encoder CBR ini, untuk setiap frame dari video digital yang akan diproses, akan dikalkulasikan nilai tinggi (height), lebar (width), batas atas (top), batas bawah (bottom), batas kanan (right) dan batas kiri (left). Untuk nilai tinggi dan lebar, akan digunakan sebagai ukuran dimensi pixel dari citra digital yang dihasilkan. Sedangkan nilai batas atas, batas bawah, batas kanan dan batas kiri, merupakan nilai batas-batas antara frame yang satu dengan frame yang lainnya.

Untuk memperoleh nilai batas ini, dapat digunakan fungsi Windows API dengan syntax sebagai berikut :

AVIStreamInfo.rcFrame.Bottom AVIStreamInfo.rcFrame.Top AVIStreamInfo.rcFrame.Right AVIStreamInfo.rcFrame.Left

Untuk setiap frame pada video digital yang diproses, akan dibaca nilainya dengan menggunakan fungsi Windows API berikut :

(46)

Di mana :

I = Posisi frame yang diproses

pGetFrameObj = Nilai tinggi, lebar dan batas-batas dari frame yang diproses. Hasil dari pembacaan nilai frame ini adalah sebuah nilai Long, yang kemudian digunakan sebagai nilai pixel yang akan dipetakan ke dalam sebuah picture box. Hasil pemetaan inilah yang menjadi output dari proses ekstraksi video dengan menggunakan encoder CBR ini.

Untuk proses ekstraksi audio dari sebuah file video digial dengan menggunakan encoder CBR, langkah petama yang diperlukan adalah posisi awal dari frame video digital yang akan diproses. Untuk mengetahui nilai ini, dapat digunakan fungsi Windows API berikut :

Public Declare Function AVIStreamStart Lib "avifil32.dll" (ByVal pavi As Long) As Long

lStart = AVIStreamStart

lSample = AVIStreamInfo.AudioSamples lChannel = AVIStreamInfo.AudioChannels

Public Declare Function AVIStreamWrite Lib "avifil32.dll" (ByVal pavi As Long,

ByVal lStart As Long, ByVal lSample As Long, ByVal lChannel As Long, ByRef plSampWritten As Long) As Long

Untuk setiap frame dari video digital yang diproses akan dibaca nilai stream audio dan hasil yang berupa nilai Long akan disimpan pada sebuah file audio dengan format WAV. File audio dengan format WAV inilah yang menjadi output dari ekstraksi audio pada video digital dengan menggunakan encoder CBR ini.

3.4.1. Rancangan Input

(47)
[image:47.612.145.467.218.503.2]

Form Utama merupakan tampilan induk yang dirancang sebagai interface awal perangkat lunak. Form ini berfungsi untuk melakukan ekstraktor image dan audio serta menampilkan seluruh hasil proses tersebut. Adapun bentuk rancangan form utama ini seperti terlihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3.2. Rancangan Form Utama

Gambar 3.2. Rancangan Input

3.4.2. Rancangan Output

Perancangan output yang digunakan dalam sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Rancangan Ekstraksi Image

Rancangan Eksrtaksi Image ini merupakan rancangan yang digunakan untuk memberikan informasi hasil ekstraksi image dari video digital. Adapun bentuk rancangan Ekstraksi Image ini seperti terlihat pada gambar 3.4.

File

Load File Ekstrak Image Ekstrak Audio Ekstrak Image Audio

Ekstraktor Image dan Audio Menggunakan Encoder CBR X

(48)
[image:48.612.139.464.115.471.2]

vid

Gambar 3.3. Rancangan Ekstraksi Image 2. Rancangan tampilan Video

Rancangan Preview Video ini merupakan rancangan yang digunakan untuk menampilkan video digital yang akan dilakukan ekstraksi. Pada tampilah ini terlihat tampilan video yang sedang diekstraksi, adapun bentuk rancangan Preview Video ini seperti terlihat pada gambar 3.5.

Preview Ekstraksi

Ekstrak Image X

Informasi Ekstraksi Jumlah Frame Posisi Frame

(49)
[image:49.612.139.470.116.410.2]

Gambar 3.4. Rancangan Preview Video

3.4.3. Flowchart Sistem

Flowchart sistem bagan yang memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari beberapa file di dalam media tertentu, melalui flowchart ini terlihat jenis media penyimpanan yang dipakai pada sistem, selain itu juga menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output, bagan flowchart juga menggambarkan proses dari awal hingga akhir ekstraksi.

File

Ekstraktor Image dan Audio dari File Video dengan Encoder CBR X

Preview Audio

Play

(50)

Y

Gambar 3.5. Flowchart Alur Kerja Sistem

Start Menampilkan Form Utama Menerima Inputan Perintah Perintah = Ekstrak AVI? Perintah = Ekstrak Image End N Y N Y Perintah = Ekstrak Audio N

Perintah = Ekstrak Image Audio Y N N Ekstrak

Image Image

[image:50.612.82.522.99.640.2]
(51)

3.4.4. Algoritma Proses Ekstrak Image

Algoritma proses ekstrak image merupakan algoritma yang digunakan untuk menjelaskan alur proses ekstrak image melalui perangkat lunak ini. Adapun bentuk rancangan algoritma proses ekstrak image pada perancangan perangkat lunak ini adalah sebagai berikut :

Start Play video

Baca jumlah frame Tentukan posisi frame Preview ekstraksi

Simpan image per frame End

3.4.5. Algoritma Proses Ekstrak Audio

Algoritma proses ekstrak audio merupakan algoritma yang digunakan untuk menjelaskan alur proses ekstrak audio melalui perangkat lunak ini. Adapun bentuk rancangan algoritma proses ekstrak audio pada perancangan perangkat lunak ini adalah sebagai berikut :

Start Play video Baca file audio Ekstrak file audio Preview file audio Simpan file audio End

3.5. Variabel yang diamati

Berdasarkan hasil implementasi sistem yang diperoleh, ada beberapa variabel yang diamati antara lain kelebihan dari perangkat lunak ekstrak audio dan image dari file video dengan encoder CBRini adalah sebagai berikut :

(52)

b. Proses ekstraksi gambar dan suara tidak membutuhkan waktu yang lama. Ini terlihat dari hasil ekstraksi gambar dari sebuah file video digital dengan durasi 2 menit yang membutuhkan waktu kurang dari 1 menit.

c. Hasil ekstraksi suara yang berbentuk format WAV dapat diputar tanpa membutuhkan codec khusus. Demikian pula dengan hasil ekstraksi gambar yang berbentuk format BMP.

d. Sistem dilengkapi dengan fasilitas untuk memutar ulang file video digital yang akan diekstrak. Fasilitas ini memudahkan pengguna untuk melihat preview dari video digital tersebut sebelum proses ekstraksi dilakukan.

Sedangkan kekurangan dari sistem yang dihasilkan ini adalah sebagai berikut: a. Sistem hanya dapat mengekstrak video digital dalam format AVI. Hal ini

disebabkan oleh keterbatasan encoder CBR yang digunakan.

b. Sistem tidak dilengkapi dengan fasilitas untuk membuka file hasil proses ekstraksi.

(53)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Bab ini menyajikan hasil yang diperoleh dari pengujian dan penelitian, untuk memudahkan pemahaman terhadap hasil dan pembahasan, maka bab ini akan diuraikan dengan rancangan program untuk menghasilkan sebuah model algoritma encoder CBR pada ekstraktor video digital ke dalam bentuk audio dan citra digital sehingga memudahkan pengguna dalam menginginkan frame-frame tertentu.

4.2 Hasil Rancangan

4.2.1 Tampilan Form Utama

(54)
[image:54.612.158.485.114.407.2]

Gambar 4.1. Tampilan Form Utama

Tampilan form utama menunjukkan pilihan-pilihan menu yang tersedia antara lain : a. Load File : Menuju File yang akan di ekstraksi

b. Ekstrak Image : Ekstraksi menjadi gambar / frame c. Ekstrak Audio : Ekstraksi menjadi audio

d. Ekstrak Image Audio : Ekstraksi menjadi gambar dan Audio

4.2.2 Tampilan Form Ekstrak

(55)

Gambar 4.2. Tampilan Form Ekstrak

4.3. Pengujian Sistem

Setelah mendapatkan hasil tampilan perangkat lunak, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap sistem tersebut. Adapun metode pengujian sistem yang penulis lakukan adalah metode black box di mana pengujian dibagi dalam beberapa tahapan.

4.3.1. Pengujian ProsesLoad File

Pengujian proses Load File dilakukan untuk melihat apakah masih terdapat galat (error) pada saat proses load file dilakukan pada form Utama.

(56)

memutar file video tersebut, dan tombol stop untuk menghentikan pemutaran file video tersebut. Hasil yang diperoleh adalah munculnya file video pada text box, sebagaimana terlihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Hasil Proses Load File

4.3.2. Pengujian ProsesEkstrak Image

Pengujian proses ekstrak image dilakukan untuk melihat apakah masih terdapat galat (error) pada saat proses ekstrak image yang dilakukan pada form Utama.

(57)
[image:57.612.193.448.169.502.2]

maka secara otomatis akan dilakukan ekstrak image dari file video tersebut per frame, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.4.

Gambar 4.4. Hasil Proses Ekstrak Image

Kemudian akan muncul pesan ekstrak image sukses, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.5.

(58)

Selanjutnya file image hasil ekstraksi akan di simpan di lokasi penyimpanan yang telah ditentukan sebelumnya, berikut gambar lokasi penyimpanan file image.

Gambar 4.6. Tampilan Lokasi Penyimpanan File Image Hasil Ekstrak

4.3.3. Pengujian ProsesEkstrak Audio

Pengujian proses ekstrak audio dilakukan untuk melihat apakah masih terdapat galat (error) pada saat proses ekstrak audio yang dilakukan pada form Utama.

(59)
[image:59.612.161.482.212.523.2]

dilakukan adalah menekan tombol Play untuk memutar file video tersebut. Selanjutnya dilakukan pengklikan menu file dan memilih sub menu Ekstrak Audio, maka secara otomatis akan dilakukan ekstrak audio dari file video tersebut, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 4.7.

(60)

4.4. Tabulasi Hasil

[image:60.612.106.535.188.407.2]

Dari ekstraksi yang dilakukan dapat dilihat dari tabel 4.1

Tabel 4.1. Tabel Image

Ukuran

Keterangan File asli sebelum

diekstrak Sesudah diekstrak

3,74 MB ( Keseluruhan )

904 KB ( Per satu cuplik )

1. Pada file asli nampak file masih berukuran 3,74 MB

[image:60.612.106.536.337.668.2]

2. Terlihat file yang telah Diekstrak per cupilk berukuran 904 KB

Tabel 4.2. Tabel Audio

Ukuran

Keterangan File asli sebelum

diekstrak Sesudah diekstrak

4,69 MB ( format avi )

3,59 MB ( format wav )

(61)

Keterangan Tabel 4. 1 dan Tabel 4.2 :

Pada tabel 4.1. dapat dilihat perbandingan file asli dari sebuah file video 124.avi yang berukuran 3,74 MB yang kemudian di ekstrak menghasilkan 947 cuplikan gambar dan setiap gambar berukuran 904 KB, proses ini membuktikan ekstraksi berhasil dan setiap detik frame dari sebuah file video digital 124.avi dapat dikenali sehingga memudahkan bagi user untuk menyunting, editing, menambahkan teks.

Adapun pada Tabel 4.2 file asli sebuah video digital berukuran 4,69 MB dengan format avi, yang kemudian diekstraksi menjadi sebuah audio dengan format wav dan berukuran lebih kecil yaitu 3,59 MB dan diekstrak sangat cepat, dan tidak merusak konstruksi file video digital asli.

4.5. Pembahasan

Setelah memperoleh tampilan hasil dan melakukan pengujian terhadap sistem yang dihasilkan, selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap hasil-hasil tersebut. Adapun pembahasan yang dilakukan adalah berupa kelebihan dan kekurangan perangkat lunak ekstrak audio dan image dari file video dengan encoder CBR ini.

4.5.1. Kelebihan Sistem

Berdasarkan hasil implementasi sistem yang diperoleh, kelebihan dari perangkat lunak ekstrak audio dan image dari file video dengan encoder CBR ini alah sebagai berikut :

a. Sistem ini dapat mengekstrak gambar (image) dan suara (audio) dari sebuah file video digital secara otomatis.

b. Proses ekstraksi gambar dan suara tidak membutuhkan waktu yang lama. Ini terlihat dari hasil ekstraksi gambar dari sebuah file video digital dengan durasi 2 menit yang membutuhkan waktu kurang dari 1 menit.

(62)

d. Sistem dilengkapi dengan fasilitas untuk memutar ulang file video digital yang akan diekstrak. Fasilitas ini memudahkan pengguna untuk melihat preview dari video digital tersebut sebelum proses ekstraksi dilakukan.

4.5.2. Kekurangan Sistem

Sedangkan kekurangan dari sistem yang dihasilkan ini adalah sebagai berikut:

a. Sistem hanya dapat mengekstrak video digital dalam format AVI. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan encoder CBR yang digunakan.

b. Sistem tidak dapat mengekstrak bagian tertentu dari video digital yang diproses. Ekstraksi akan dilakukan pada seluruh frame video digital.

(63)

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perancangan dan implementasi terhadap perangkat lunak ekstrak audio dan image dari file video dengan encoder CBR ini, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Encoder CBR dapat digunakan untuk mengekstrak gambar dan suara dari sebuah file video digital secara otomatis.

2. Encoder CBR dapat melakukan ekstraksi dengan waktu yang cepat. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengekstrak gambar dan suara dari sebuah file video digital dengan metode ini lebih singkat dibandingkan durasi video digital yang diproses.

3. Encoder CBR hanya dapat memproses file video digital dengan format AVI. Hal ini disebabkan oleh karena metode ini menggunakan codec standar yang digunakan dalam video digital, yaitu MPEG-4.

4. Perangkat lunak ini belum bisa digunakan untuk memilih frame tertentu yang ingin diekstrak oleh pengguna.

5.2. Saran

Adapun saran yang ingin penulis berikan berdasarkan hasil implementasi perancangan perangkat lunak ekstrak audio dan image dari file video dengan encoder CBR ini adalah sebagai berikut :

1. Perangkat lunak ini dapat dikembangkan dengan menambahkan fasilitas pemilihan frame tertentu yang ingin diekstrak oleh pengguna.

2. Dapat ditambahkan encoder lain dalam proses ekstraksi gambar dan suara, sehingga format file yang dapat diproses tidak terbatas pada format AVI saja. 3. Dapat ditambahkan fasilitas untuk melihat hasil proses ektraksi s ehingga dapat

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Basalamah, 2001, Teknologi Multimedia, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Behrouz A Fourozan, 2004 Data computer and Networking , The Mcgraw Hill

companies, New york

Chandra Ian, 2003 Utili Audio/Video, Penerbit Elex media Komputindo

Chayo Yosafat, 2009, Aplikasi Grafis terkini dalam dunia percetakan, Penerbit Andi Jakarta

Dony Ariyus, 2006 Computer Security, Penerbit Andi, Yogyakarta Hariyanto, B., MT, 1999, Sistem Operasi, Edisi2, Informatika, Bandung,.

Jayan, 2008, Desain situs keren untuk professional, Penerbit Maxikom Palembang. Jogiyanto, H.M, 1993, Analisis dan Disain, Andi Offset, Yogyakarta..

Kendall, K.E, dan J.E. Kendall, 2003, Analisa Dan Perancangan Sistem, Edisi-5, Jilid I Dan Jilid II, Alih Bahasa Thamrin Abdul Hafedh, Penerbit P.T. Indeks, Jakarta

Kurniadi Adi, 2000, Pemrograman Microsoft Visual Basic 6, Elex Media Computindo, Jakarta.

Menezes, A. and Van Oorschot, P. and Vanstone, S. 1997.Handbook of Applied Cryptography. Florida: CRC

Press Inc.

Nelson, Mark, 1996, Video Compression Book, M&T Books, New York

Nugroho Edhi, 2005, Teori dan Praktek Grafika Komputer, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta

(65)

Silberschatz, A, Peterson, L.J, 1978. Operating System Concepts, Alternate Edition, Addition-Wesley Publishing Company, Inc.

Schreibman Susan, Ray Siemens and John unsworth, 2004, A Companion to digital humanities, Blackwell Publishing USA

Usman Ahmad, 2005, Keamanan Multimedia, CV Ghina Ilmu, Jakarta

Gambar

Gambar 2.1. Komponen Multimedia .............................................
Gambar 2.1. Komponen Multimedia
 Gambar
Gambar 2.3.  Use Case Diagram Proses Interaksi Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya merasa bahwa masalah-masalah yang timbul diantara para karyawan biasanya akan dapat diselesaikan di antara mereka sendiri, tanpa campur tangan dari saya.

Tujuan penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi pola kemitraan usahatani ubi kayu antara petani dengan PT Panca Agung Sejati di Desa Gajah Mati Kecamatan Sungai

Oleh karena itu, mediator telah melakukan tugasnya pada proses mediasi sesuai dengan fungsinya di Mahkamah Syar’iyah kota Lhoskeumawe ditambah berbagai strategi

Dari hasil uji hipotesis diperoleh t hitung = 0,275 apabila dihubungkan dengan t= tabel maka hipotesis yang diajukan dapat diterima, yang memberikan petunjuk bahwa ada pengaruh

(3) Dalam hal Staf Medik tidak dapat menerima sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka yang bersangkutan dapat mengajukan sanggahan secara tertulis dalam waktu 15 (lima

Setelah itu user akan dilihatkan data barang apa aja yang telah dipesan dan jumlah pesanan yang telah dipilih dimana disitu keluar kode barang warna barang jumlah barang dan

3 Membuat laporan daftar inventaris sarana dan prasarana pengelolaan B3 setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha