• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE MASASE TERHADAP NYERI

PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU

INPARTU DI KLINIK BERSALIN SALLY MEDAN

PLORA N.F SINAGA

NIM : 105102066

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah , Mei 2011 Plora N.F Sinaga

Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011

viii + 40 hal + 6 tabel + 2 skema + 1 grafik + 10 lampiran Abstrak

Persalinan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan. Manajemen nyeri persalinan dapat diterapkan secara nonfarmakologis, salah satunya adalah masase yang bertujuan melepaskan senyawa endorphin sehingga mengurangi nyeri, mengurangi kecemasan dan waktu persalinan lebih pendek secara bermakna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy-eksperimen yang bersifat two group pretest-postest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang dimana 19 kelompok intervensi dan 19 kelompok kontrol, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen dan t-independen. Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden kelompok intervensi sebagian besar responden berusia 24-29 tahun sebanyak 8 orang (42,1%), paritas >2 anak) sebanyak 8 orang (42,1%), dan tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 14 orang (73,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berusia 24-29 tahun sebanyak 7 orang (36,8%), paritas >2 anak sebanyak 9 orang (47,4%), dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang (94,7%). Intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan masase rata-rata 7,26 dan sesudah rata-rata 4,74 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan masase rata-rata 7,00 dan sesudah rata-rata 6,16. Hasil uji t-dependen intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi diperoleh nilai P=0,000 dan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan masase diperoleh nilai P=0,007. Hasil uji t-independen dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi yaitu nilai P=0,001. Dari hasi penelitian ini diketahui bahwa adanya pengaruh metode masase terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu. Sehingga disarankan supaya bidan menerapkan metode masase sebagai intervensi mengurangi nyeri dalam asuhan ibu bersalin normal.

Daftar Pustaka : 21 (1997 – 2010)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Inpartu di

Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sitohang, S,Kep, Ns, M.Kep. selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan.

3. dr. Juliandi Harahap, MA selaku dosen pembimbing Akademik peneliti.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Bidan R.Sianturi, AMKeb., selaku pimpinan klinik bersalin Sally yang telah memberikan izin penelitian.

(6)

7. Teman- teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka selama menyelesaikan karya tulis ilmiah.

8. Teman- teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan

semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Mei 2011 Penulis

(7)
(8)

3. Prosedur Penatalaksanaan Masase ... 21

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 23

B. Hipotesis... 23

C. Defenisi Operasiosional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

G. Validitas dan Realibilitas ... 30

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 30

I. Analisis Data ... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 34

B. Pembahasan ... 42

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 45

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan karakteristik data demografi ibu inpartu pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011……… 35 Tabel 5.2 : Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri ibu inpartu sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011………. 36 Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan intensitas nyeri ibu inpartu sebelum dan

sesudah dilakukan intervensi pada kelompok kontrol di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011………. 37 Tabel 5.4 : Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada

kelompok intervensi di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011………. 40 Tabel 5.5 : Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada

kelompok kontrol di Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011……….. 41 Tabel 5.6 : Perbandingan intensitas nyeri sesudah dilakukan masase pada kelompok

(10)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Kerangka Konsep………. 20

(11)

DAFTAR GRAFIK

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Kuisioner

Lampiran 3 : Prosedur Pelaksanaan Masase

Lampiran 4 : Protap Penelitian

Lampiran 5 : Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 6 : Surat Izin Data Penelitian

Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 8 : Balasan Surat Selesai Melaksanakan Penelitian

Lampiran 8 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 10 : Hasil Output Data Penelitian

(13)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah , Mei 2011 Plora N.F Sinaga

Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Inpartu di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 2011

viii + 40 hal + 6 tabel + 2 skema + 1 grafik + 10 lampiran Abstrak

Persalinan suatu proses membuka dan menipisnya serviks serta terjadi kontraksi uterus sehingga menyebabkan nyeri pada proses persalinan. Manajemen nyeri persalinan dapat diterapkan secara nonfarmakologis, salah satunya adalah masase yang bertujuan melepaskan senyawa endorphin sehingga mengurangi nyeri, mengurangi kecemasan dan waktu persalinan lebih pendek secara bermakna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy-eksperimen yang bersifat two group pretest-postest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang dimana 19 kelompok intervensi dan 19 kelompok kontrol, dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t-dependen dan t-independen. Hasil penelitian diperoleh karakteristik responden kelompok intervensi sebagian besar responden berusia 24-29 tahun sebanyak 8 orang (42,1%), paritas >2 anak) sebanyak 8 orang (42,1%), dan tingkat pendidikan adalah SMA sebanyak 14 orang (73,7%). Sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden berusia 24-29 tahun sebanyak 7 orang (36,8%), paritas >2 anak sebanyak 9 orang (47,4%), dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang (94,7%). Intensitas nyeri pada kelompok intervensi sebelum dilakukan masase rata-rata 7,26 dan sesudah rata-rata 4,74 sedangkan pada kelompok kontrol sebelum dilakukan masase rata-rata 7,00 dan sesudah rata-rata 6,16. Hasil uji t-dependen intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi diperoleh nilai P=0,000 dan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan masase diperoleh nilai P=0,007. Hasil uji t-independen dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi yaitu nilai P=0,001. Dari hasi penelitian ini diketahui bahwa adanya pengaruh metode masase terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu. Sehingga disarankan supaya bidan menerapkan metode masase sebagai intervensi mengurangi nyeri dalam asuhan ibu bersalin normal.

Daftar Pustaka : 21 (1997 – 2010)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Depkes 2010-2014 adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2009, ¶ 2).

Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata diperlukan sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan dan menghindari resiko yang akan terjadi seperti resiko kehamilan dan persalinan. Persalinan merupakan suatu hal yang fisiologis bagi seluruh wanita di dunia, walaupun sebagian besar ibu inpartu merasa tegang, takut dan menyakitkan menghadapi proses persalinan.

(15)

nyeri lain seperti, 88% dari 73 penderita nyeri tungkai menerima intervensi farmakologis, 76% dari sampel (n=200) mengalami nyeri punggung selama kehamilan dengan insiden puncak pada usia kehamilan 24-28 minggu yang mengganggu aktivitas normal ibu, maka nyeri harus diberi intervensi metode pengendali nyeri demi kenyamanan dan keringanan si penderita (Mander R., 2003, hal. 140).

Nyeri adalah proses alamiah dalam persalinan. Apabila tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatnya kecemasan karena kurangnya pengetahuan dan belum ada pengalaman pada ibu primigravida saat menghadapi persalinan sehingga produksi hormon adrenalin meningkat dan mengakibatkan vasokonstriksi yang menyebabkan aliran darah ibu ke janin menurun. Janin akan

mengalami hipoksia sedangkan ibu akan mengalami persalinan lama dan dapat meningkatkan tekanan sistolik dan diastolik.

Departemen WHO Membuat Kehamilan Lebih Aman (MPS) yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang terampil untuk mengurangi angka kematian bayi dan kematian ibu secara signifikan pada tahun 2015 dengan diteksi dini, antenatal care, penatalaksanaan persalinan dan nifas yang baik (WHO, 2010, ¶ 1). Pada masyarakat primitif, persalinan lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, S., 2005).

(16)

seperti relaksasi, masase, akupresur, akupunktur, kompres panas atau dingin dan aromaterapi, sedangkan secara farmakologis melalui penggunaan obat-obatan. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek merugikan serta mengacu kepada asuhan sayang ibu, dibandingkan dengan metode farmakologi yang berpotensi mempunyai efek yang merugikan.

Penelitian Sylvia T Brown (2001) yang bertujuan untuk melihat pengaruh metode nonfarmakologi terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan dengan 10 metode nonfarmakologi yang dilakukan pada 46 orang sampel diperolah hasil bahwa teknik pernapasan, relaksasi, akupresur, masase merupakan teknik paling efektif menurunkan nyeri saat persalinan (Arifin, L., 2008, ¶ 2).

Tubuh memiliki pereda nyeri alamiah yaitu endorphin. Endorpin bisa diperoleh dengan masase (Nolan, 2003). Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri. Hanya 19,3% wanita mendapat masase untuk meredakan nyeri dan hanya 5% bidan dilaporkan menggunakan metode ini bagi wanita secara individu. Ketidaksesuaian ini berlawanan dengan pemberian obat seperti petidin, yang dilaporkan 37,8 % oleh bidan (Mander, R., 2003, hal. 163).

(17)

Banyak bagian tubuh ibu bersalin yang dapat di masase, seperti kepala, leher, punggung dan tungkai. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (Meiliasari, M., dan Danuatmaja, B., 2004, hal. 67).

Penelitian Rahmadani (2009) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap nyeri persalinan yang dilakukan pada 9 orangibu primipara kelompok intervensi dan 9 orang kelompok kontrol selama 30 menit dengan menggunakan desain quasy eksperimen diperoleh hasil bahwa sebelum dilakukan pijat, intensitas nyeri rata 7,33 dan setelah dilakukan pijat punggung intensitas nyeri rata-rata 4,56. Hal ini menunjukkan bahwa pijat punggung dapat menurunkan intensitas nyeri persalinan pada ibu primipara kala I.

Penelitian Gadysa (2006) yang bertujuan untuk melihat pengaruh Massage Abdominal Lifting dengan menggunakan desain kualitatif pada 3 ibu inpartu diperoleh

hasil bahwa 2 orang setuju dilakukan masase karena dapat mengurangi nyeri persalinan sedangkan 1 orang tidak nyaman dengan tindakan tersebut, sehingga disimpulkan bahwa Massage Abdominal Lifting dapat digunakan sebagai pertolongan pertama untuk

mengurangi nyeri persalinan.

(18)

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti tanggal 22 September 2010 dengan metode wawancara pada 7 orang ibu bersalin, menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar tentang metode masase untuk mengurangi intensitas nyeri persalinan. Dari pengalaman 7 orang ibu bersalin tersebut, 5 orang mengatakan bahwa selama kontraksi ibu memperoleh tindakan pijat di punggung dan di pinggang yang dilakukan bidan dan pendamping persalinan, dan bidan menyuruh ibu untuk mencari posisi yang nyaman dan menarik nafas selama kontraksi, sedangkan 2 orang ibu hanya dianjurkan mengatur posisi yang nyaman dan menarik napas saat kontraksi. Hasil wawancara 13 orang bidan, 10 orang melakukan pijat pada punggung, pinggang ataupun sentuhan pada perut sedangkan 3 orang hanya menganjurkan pendamping persalinan untuk melakukan tindakan tersebut. Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian sebelumnya tentang pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif dengan teknik deep back massage.

B. Rumusan Masalah

(19)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden

b. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi

c. Mengidentifikasi skala nyeri sesudah dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi

d. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok kontrol

e. Mengidentifikasi skala nyeri sesudah dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok kontrol

f. Membandingkan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi

g. Membandingkan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok kontrol

h. Membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase pada ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi dengan kelompok kontrol.

(20)

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi praktek kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi asuhan saying ibu pada persalinan kala I dalam penerapan asuhan kebidanan.

2. Bagi pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya ASKEB II (persalinan).

3. Bagi penelitian kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberi data bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.

4. Bagi responden

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah pelepasan dan pengeluaran produk konsepsi (janin, air ketuban, plasenta dan selaput ketuban) dari uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo, S., 2005, hal. 180)

2. Proses Terjadinya Persalinan

(22)

mengeluarkan janin, (d) hipofise dan kadar suprarenal janin memegang peranan penting sehingga pada ancephalus kelahiran sering lebih lama, (e) kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan menyebabkan kontraksi miometrium (Prawirohardjo, S., 2005, hal. 181).

3. Persalinan Kala I

(23)

mencapai pembukaan 5 cm, disebut ketuban pecah dini. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam dan pada multipara kira-kira 7 jam ( Prawirohardjo, S., 2005, hal. 182).

4. Asuhan Persalinan Kala I

Merupakan asuhan yang dibutuhkan ibu saat proses persalinan. Asuhan ini bertujuan untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Asuhan sayang ibu antara lain memberi dukungan emosional, mengatur posisi yang nyaman bagi ibu, cukup asuhan cairan dan nutrisi, keleluasaan untuk mobilisasi, termasuk ke kamar kecil, penerapan prinsip pencegahan infeksi yang sesuai.

B. Nyeri Persalinan

1. Pengertian Nyeri

(24)

Smeltzer, 2001, hal. 212). Menurut Telfer (1997), nyeri merupakan fenomena multifaktorial, yang subjektif, personal, dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal. 461).

2. Teori Nyeri

Terdapat beberapa teori tentang terjadinya ransangan nyeri, diantaranya :

a. Transmisi nyeri, impuls nyeri berjalan sepanjang saraf sensorik ke ganglion akar dorsal dari saraf spinal terkait dan masuk ke dalam kornu posterior medula spinalis. Hal ini disebut neuron pertama. Neuron kedua muncul di kornu posterior, melintang di dalam medula spinalis (persimpangan sensorik) dan mengantarkan impuls melalui medula oblongata, pons varolli dan otak tengah ke talamus. Dari sini impuls berjalan sepanjang neuron ketiga menuju korteks sensorik.

(25)

terbuka, impuls dan pesan dapat melewatinya dan ditransmisikan secara bebas (Fraser, D. M., dan Cooper, M. A., 2009, hal. 464).

3. Penyebab Nyeri Persalinan

(26)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Persalinan

(27)

5. Fisiologi Nyeri Persalinan kala I

Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit) akibat kontraksi arteri miometrium. Impuls nyeri ditransmisikan oleh segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal bawah serta saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf ini berasal dari korpus uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks dan iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang pada saat relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi sobek dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi serviks, vagina dan jaringan perineum.

Nyeri persalinan menghasilkan respon psikis dan refleks fisik. Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat diidentifikasi seperti pada sistem saraf simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi, respirasi, dan warna kulit. Ekspresi sikap juga berubah meliputi peningkatan kecemasan, mengerang, menangis, gerakan tangan (yang menandakan rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh (Bobak I. M., at all. 2004, hal. 253).

(28)

mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.Mekanisme pertahanan dapat ditemukan pada medulla spinalis, talamus, dan sistem limbik yang mengandung enkefalin yang menghambat transmisi nyeri (Potter, P. A., dan Perry, A. G., 2005, hal. 1507).

6. Klasifikasi Nyeri

Nyeri secara umum terdiri dari nyeri akut dan nyeri kronis. (a) Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot dan cemas, (b) Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan – lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan meliputi nyeri terminal, sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.

(29)

pasien atau psikologis, (d) Nyeri phantom dari ektremitas yaitu nyeri pada salah satu ekstremitas yang telah diamputasi, (e) Nyeri neurologis yang timbul dalam berbagai bentuk, dimana neuralgia adalah nyeri yang tajam (Bare, B. G., dan Smeltzer, S. C., 2001, hal. 213).

7. Pengukuran Intensitas Nyeri

Mendeskripsikan nyeri berbeda antara bidan dan pasien. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri sampai nyeri yang tidak tertahankan.

(30)

a. Numerik ( 0-10 )

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak Nyeri sedang Nyeri

Nyeri sangat hebat

b. Deskriptif

Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri nyeri ringan sedang hebat sangat hebat

c. Skala Analog visual (VAS)

Tidak Nyeri Nyeri sangat hebat

(Bare, B. G., dan Smeltzer, S.C., 2001, hal. 218).

8. Penatalaksanaan Nyeri

(31)

alternatif yang kuat, mengurangi reaksi mental negatif, emosional dan fisik ibu terhadap rasa sakit. Pendekatan pengurangan rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis.

Manajemen secara farmakologis adalah dengan pemberian obat-obatan sedangkan nonfarmakogis tanpa obat-obatan. Cara farmakologis adalah dengan pemberian obat-obatan analgesia yang bisa disuntikan melalui infus intravena yaitu saraf yang mengantar nyeri selama persalinan. Tindakan farmakologis masih menimbulkan pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak langsung.

(32)

C. Masase

1. Pengertian Masase

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi. Malkin (1994) merincikan enam gerakan dasar yang dilakukan yaitu : effleurage (gerakan tangan mengurut), petrissage (gerakan tangan mencubit), tapotement (gerakan tangan melakukan perkusi), hacking (gerakan tangan mencincang), kneading (gerakan tangan meremas), dan cupping (tangan membentuk seperti mangkuk) (Mander, R., 2003, hal. 164).

(33)

2. Metode Masase

Masase merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori masase adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall, dalam Depkes RI (1997) yang menjelaskan bahwa ada dua macam serabut saraf yaitu serabut saraf berdiameter kecil dan serabut saraf berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda.

Impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil menyebabkan gate control di spinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan ransangan pada saraf berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan ransangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral. Pada prinsipnya ransangan berupa usapan pada saraf berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil mencapai korteks serebral.

Beberapa macam masase yang dapat dilakukan untuk meransang saraf berdiameter besar yaitu :

a. Effluerage, yaitu pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan kedua

(34)

pusat ke simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien.

b. Deep Back Massage, yaitu pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga

pasien menekan daerah sakrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.

c. Firm Counter Pressure, yaitu pasien dalam posisi duduk kemudian bidan atau

keluarga pasien menekan sakrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan.

d. Abdominal Lifting, yaitu dengan cara membaringkan pasien pada posisi terlentang

dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulang lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, G., 2009, hal. 6).

3. Prosedur Penatalaksanaan Masase

Masase merupakan tindakan melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi.

(35)

kram dan inflamasi, memperlambat frekuensi nadi dan menurunkan tekanan darah, menimbulkan relaksasi pikiran (Price, 1997, hal. 120).

Persiapan yang dibutuhkan meliputi persiapan alat yaitu tempat tidur pasien, kursi dan bantal, persiapan pasien yaitu membuka sedikit pakaian yang menutupi daerah sakrum dan yang tidak sedang mendapat terapi obat-obatan seperti induksi dan persiapan bidannya yaitu mencuci tangan supaya bersih dan posisi bidan di sebelah kanan ibu. Masase dilakukan setiap kontraksi selama 20 menit. Indikasi pelaksanaan masase adalah ibu inpartu kala I fase aktif dengan nyeri persalinan sedangkan kontraindikasinya adalah memar, luka bakar, bisul, sayatan, penyakit jantung berat dan terdapat infeksi. Tahap pelaksanaan masase meliputi : (a) memberitahu ibu langkah yang akan dilakukan dan fungsinya, (b) menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman seperti posisi berbaring miring ke kiri ataupun duduk, (c) jika ibu sedang berbaring miring di tempat tidur maka lakukan deep back massage saat terjadi kontraksi, menekan daerah sakrum secara mantap dengan

(36)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian yang telah dilakukan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri persalinan kala I fase aktif. Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok 1 disebut sebagai kelompok intervensi yaitu kelompok yang mendapat perlakuan metode masase, dan kelompok 2 disebut kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak mendapat perlakuan apapun.

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh metode masase terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.

Metode masase

Nyeri persalinan

(37)

C. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi Operasional Alat

Ukur pada ibu inpartu kala I fase aktif dengan teknik deep back massage setiap

kontraksi selama 20 menit

untuk mengurangi

intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif

- - 1= Dilakukan rasa sakit yang dialami ibu inpartu kala I fase aktif dengan adanya kontraksi uterus dan dilatasi serviks mulai dari pembukaan 4-9 cm

Usia Umur yang dihitung sejak

(38)

4

Paritas Jumlah persalinan yang

pernah dialami ibu

Kuisioner Wawancara 1=1

2=2

3=>2

Ratio

5

Pendidikan Tingkat pendidikan formal terakhir ibu sampai dengan penelitian dilakukan

Kuisioner Wawancara 1=SD

2=SMP

3=SMA

4=PT

(39)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi- eksperimen yang bersifat two group pretest-postest yaitu kelompok kontrol dan intervensi untuk mengidentifikasi pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu sebelum dan sesudah dilakukan masase. Desain ini digambarkan :

Pretest Perlakuan Postest

01 X 02

01 - 02

Skema 2.Desain Penelitian

Keterangan :

01 : Pretest dilakukan pada kelompok intervensi dan kontrol pada ibu inpartu yang mengalami nyeri persalinan sebelum dilakukan masase

02 : Postest dilakukan pada kelompok intervensi dan kontrol pada ibu inpartu yang mengalami nyeri persalinan sesudah dilakukan masase

X : Intervensi (perlakuan masase)

(40)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu inpartu kala I fase aktif yang fisiologis yang mempunyai keluhan nyeri persalinan dengan partus pervaginam di klinik bersalin Sally Medan. Dari survei pendahuluan, data ibu yang melahirkan di klinik bersalin Sally Medan dari Januari sampai Maret tahun 2010 sebanyak 64 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Menentukan sampel dengan menggunakan ketetapan absolut dan menggunakan rumus :

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

(41)

n = 55

Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi: ibu inpartu yang mengalami nyeri pada proses persalinan kala I fase aktif tanpa pengaruh analgesik atau obat anti nyeri ataupun obat-obatan untuk induksi persalinan, ibu inpartu dengan presentasi kepala, tanpa penyulit dan komplikasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana. Sampel yang ditetapkan sebanyak 55 responden yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan intervensi. Akan tetapi, setelah dilaksanakan penelitian Februari-April 2011 diperoleh responden 38 orang yang sesuai dengan kriteria yaitu 19 orang kelompok kontrol dan 19 orang kelompok intervensi. Hal tersebut dikarenakan ada responden yang mendapat obat-obatan selama fase aktif, bukan presentasi kepala dan ada responden yang menolak menjadi sampel dalam penelitian.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Klinik Bersalin Sally Jln. Tempuling no. 83 Medan, dengan pertimbangan banyaknya ibu bersalin yang dapat dijumpai untuk dijadikan sampel dalam penelitian.

D. Waktu Penelitian

(42)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin pimpinan klinik bersalin Sally Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu :memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

(43)

G. Validitas dan Realibilitas

Alat ukur harus diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang sudah baku berdasarkan literatur sehingga tidak perlu lagi di ujivaliditas dan realibilitasnya. Alat akur skala nyeri yang digunakan adalah Numerical Rating Scales (NRS) yaitu alat pendeskripsi dengan skala 0-10 (Bare, B. G.,

dan Smeltzer, S. C., 2002)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah :mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di klinik bersalin Sally Medan. Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu inpartu kala I fase aktif sesuai kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat penelitian, dengan cara peneliti meninggalkan nomor handphone dan menyimpan nomor handphone asisten klinik untuk memperlancar proses pengumpulan data. Saat peneliti bertemu dengan responden, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan dan manfaat penelitian.

(44)

pendidikan responden melalui wawancara. Lalu, peneliti menjelaskan prosedur metode masase yang dilakukan oleh peneliti atau tenaga medis yang ada di dalam ruangan, dimana masase dilakukan selama durasi kontraksi dengan hitungan kontraksi selama 20 menit. Pada kelompok intervensi, kontraksi I peneliti mengkaji skala nyeri responden dengan meletakkan tangan ke atas perut ibu sambil menghitung durasi kontraksi dan mengobservasi respon responden terhadap nyeri yang dirasakan. Kontraksi II peneliti melakukan masase pada daerah pinggang selama durasi kontraksi. Selanjutnya Kontraksi III mengkaji skala nyeri responden, kontraksi IV dilakukan masase dan seterusnya sampai hitungan kontraksi 20 menit dilakukan intervensi. Kemudian peneliti menilai derajat nyeri ibu dengan bertanya kepada ibu bagaimana tingkat nyeri yang ibu rasakan sebelum dan sesudah dilakukan masase, sambil menunjukkan skala nyeri kepada ibu supaya ibu memberi tanda skala nyeri berupa angka 0-10 sebelum dan sesudah dilakukan masase.

Peneliti juga mengobservasi skala nyeri yang ibu rasakan sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh asisten yaitu seorang bidan yang bekerja diklinik bersalin sally. Pendidikan terakhir bidan tersebut adalah D-III kebidanan dan telah mengetahui dan melakukan metode masase untuk mengurangi intensitas nyeri dalam persalinan.

(45)

diperoleh mean perbedaan sebelum dengan sesudah pada kelompok intervensi dan kontrol. Sedangkan t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah data dan jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan menggunakan bantuan program SPSS yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

(46)

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh metode masase dalam mengurangi intensitas nyeri ibu inpartu kala I fase aktif. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-dependen yaitu uji statistik Paired sample t-test untuk mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol, dan diperoleh mean perbedaan sebelum dengan sesudah pada kelompok intervensi dan kontrol. Sedangkan t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase

pada kelompok intervensi dan kontrol. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman

(47)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh metode masase dalam menurunkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu di klinik bersalin Sally pada bulan Februari-April 2011. Jumlah responden adalah 55 orang. Namun, ada keterbatasan sampel pada saat dilakukan penelitian responden, sehingga yang memenuhi kriteria adalah 38 orang. Responden dibagi 2 kelompok yaitu 19 orang kelompok kontrol dan 19 orang kelompok intervensi.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti yakni data demografi ibu inpartu meliputi umur, paritas, pendidikan dan mencari mean, dan standar deviasi skala nyeri persalinan.

1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Ibu Inpartu

Pada Kelompok Intervensi dan Kontrol

(48)

berada pada rentang usia 24-29 tahun juga sebanyak 7 orang (36,8%), paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 9 orang (47,4%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 18 orang (94,7%). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Data Demografi Ibu Inpartu pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Karakteristik Ibu Inpartu

Jumlah Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol

(49)

1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan

Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi

Hasil penelitian pada kelompok intervensi diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan masase rata-rata 7,26 dengan standar deviasi 1,195, min-max 5-9 dan 95% CI nya adalah 6,69-7,84. Sesudah dilakukan masase rata-rata 4,74 dengan standar deviasi 1,147, min-max 3-7 dan 95% CI nya adalah 4,18-5,29. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di

Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri

Sebelum dilakukan

Intervensi

7,26 1,195 5 - 9 6,69 – 7,84

Intensitas Nyeri

Sesudah dilakukan

Intervensi

(50)

1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan

Sesudah dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol

Hasil penelitian pada kelompok kontrol diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan masase rata-rata 7,00 dengan standar deviasi 0,816, min-max 6-8 dan 95% CI nya adalah 6,61-7,39. Sesudah dilakukan masase rata-rata 6,16 dengan standar deviasi 1,259 min-max 4-8 dan 95% CI nya adalah 5,55 – 6,76. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di

Klinik Bersalin Sally Medan Februari-April 2011

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Intensitas Nyeri

Sebelum dilakukan

Intervensi

7,00 0,816 6 - 8 6,61 – 7,39

Intensitas Nyeri

Sesudah dilakukan

Intervensi

(51)

1.4 Intensitas Nyeri Pretest dan Postest Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol Setiap Kontraksi Pada Ibu Inpartu

Hasil penelitian pada setiap kontraksi diperoleh pada kelompok intervensi rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan ibu inpartu pada kontraksi pertama 7,26 (SD=1,195), kontraksi ketiga 6,95 (SD=1,129), kontraksi kelima 6,42 (SD=1,017), kontraksi keenam 4,74 (SD=1,147). Pada kelompok kontrol rata-rata intensitas nyeri yang dirasakan ibu inpartu pada kontraksi pertama 7,00 (SD=0,816), kontraksi ketiga 7,26 (SD=1,046), kontraksi kelima 7,89 (SD=1,049), kontraksi keenam 6,16 (SD=1,259. Hasil tersebut dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.

Grafik 1.

Intensitas Nyeri Pretest dan Postest Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Setiap Kontraksi Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif

di Klinik Bersalin Sally Medan

0

kontraksi 1 kontraksi 3 kontraksi 5 kontraksi 6

(52)

2. Analisis Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t-dependen Paired T-Test yaitu mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol sedangkan t-independen membandingkan skala nyeri setelah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol.

2.1 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi

Pada Kelompok Intervensi

(53)

Tabel 5.4

Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Intervensi di Klinik Bersalin Sally

2.2 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi

Pada Kelompok Kontrol

Hasil penelitian diperoleh rata-rata skala nyeri sebelum dilakukan metode masase pada kelompok kontrol 7,00 dengan standar deviasi 0,816. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode masase pada kelompok kontrol 6,16 dengan standar deviasi 1,259. Beda mean 0,842 diperoleh Pvalue 0,007. Maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini.

Variabel Mean SD Beda Mean Pvalue N

Intensitas Nyeri

Sebelum dilakukan

Intervensi

7,26 1,195

2,526 0,000

19

Intensitas Nyeri

Sesudah dilakukan

Intervensi

(54)

Tabel 5.5

Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah di Lakukan Intervensi Pada Kelompok Kontrol di Klinik Bersalin Sally

Medan Februari-April 2011

2.3 Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Masase Pada

Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Hasil penelitian intensitas nyeri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sesudah dilakukan masase diperoleh rata-rata skala nyeri 4,74 dengan standar deviasi 1,147 dan standar error 0,263. Rata-rata skala nyeri sesudah dilakukan metode masase pada kelompok kontrol 6,16 dengan standar deviasi 1,259 dan standar error 0,289. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada

Variabel Mean SD Beda Mean Pvalue n

Intensitas Nyeri

Sebelum dilakukan

Intervensi

7,00 0,816

0,842 0,007

19

Intensitas Nyeri

Sesudah dilakukan

Intervensi

(55)

perbedaan signifikan dari skala nyeri sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.

Tabel 5.6

Perbandingan Intensitas Nyeri Sesudah di Lakukan Masase Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Klinik Bersalin Sally

Medan Februari-April 2011

Variabel Mean SD SE P value n

Kelompok Intervensi

4,74 1,147 0,263

0,001

38

Kelompok Kontrol

6,16 1,259 0,289

B. Pembahasan

1. Interpretasi dan diskusi hasil

(56)

Sebuah penelitian menyebutkan, ibu yang di masase 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit. Hal ini dikarenakan masase meransang tubuh melepaskan senyawa endorphin yang dapat menghilangkan sakit secara alamiah sehingga lebih nyaman (Meiliasari, M., & Danuatmaja, B., 2004). Menurut Simkin (1989), dianjurkan selama persalinan agar masase dilakukan terus-menerus, karena rasa nyeri cenderung akan meningkat jika masase dihentikan. Hal tersebut terjadi karena sistem saraf menjadi terbiasa terhadap stimulus dan organ-organ indra berhenti merespons nyeri tersebut (Jones, K., & Henderson, C., 2005).

Dari uraian di atas, maka hipotesa penelitian dapat dijawab bahwa metode masase berpengaruh terhadap pengurangan intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif dan ada perbedaan pengurangan intensitas nyeri yang dirasakan sebelum dan sesudah dilakukan masase pada kelompok intervensi dan kontrol serta perbedaan signifikan sesudah dilakukan masase pada kedua kelompok tersebut.

2. Keterbatasan penelitian

(57)

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan/pendidikan kebidanan

(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif di Klinik Bersalin Sally Medan tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik demografi responden di Klinik Bersalin Sally Medan bulan Februari-April 2011) diperoleh bahwa dari 19 orang kelompok intervensi sebagian besar responden berada pada rentang usia 24-29 tahun sebanyak 8 orang (42,1%). Berdasarkan paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 8 orang (42,1%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 14 orang (73,7%). Sedangkan pada 19 orang kelompok kontrol sebagian besar responden berada pada rentang usia 24-29 tahun juga sebanyak 7 orang (36,8%). Berdasarkan paritas responden sebagian besar adalah multipara (>2 anak) sebanyak 9 orang (47,4%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 18 orang (94,7%).

(59)

kelompok kontrol 6,16 diperoleh nilai p=0,007. Sehingga perbandingan sesudah dilakukan metode masase pada kelompok intervensi dan kontrol diperoleh nilai p=0,001.

3. Hasil uji statistik t-dependen kelompok intervensi nilai p=0,000 dan kelompok kontrol nilai p=0,007, sedangkan t-independen didapatkan nilai p adalah 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode masase terhadap pengurangan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I fase aktif.

B. Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Untuk bidan di klinik maupun rumah sakit supaya menggunakan metode masase sebagai salah satu intervensi dalam mengurangi nyeri persalinan kala I fase aktif. 2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini perlu di integrasikan dalam mata kuliah asuhan kebidanan ibu bersalin (ASKEB II) sebagai pengembangan ilmu.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan batasan paritas dan pembukaan serviks yaitu sama-sama primigravida dengan pembukaan yang sama.

4. Bagi Responden

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, L. (2008). Teknik Akupresur pada Persalinan. Diambil 22 September 2010, dari

Bare, B. G., dan Smeltzer, S. C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Jakarta : EGC

Bobak, I. M., at all. (2004). Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Brockopp, D. Y., dan Hastings, M. T. (2000). Dasar-Dasar Riset Keperawatan. Jakarta : EGC

Depkes RI. (2010). Visi Misi Indonesia Sehat. Diambil 22 September 2010, dari

http://www.depkes.go.id

Fraser, D. M., dan Cooper, M. A. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Ed-14. Jakarta : EGC Gadysa, G. (2009). Persepsi Ibu Tentang Metode Masase. Diambil 27 September 2010,

dari http://luluvikar.wordpress.com

Jones, K., dan Henderson, C. (2005). Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Leveno, K., J. (2009). Obstetri Williams. Ed-21. Jakarta : EGC

Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Meiliasari, M., dan Danuatmaja, B. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Puspa Swara

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : SalembaMedika

(61)

Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu Kebidanan. Yogyakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo

Price, S., dan Price, L. (1997). Aromaterapi. Jakarta : EGC

Rahmadani, F. (2009). Pengaruh Pijat Punggung Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Primipara. Medan : tidak dipublikasikan

Ratih, R. H. (2010). Pengaruh Metode Masase Terhadap Pengurangan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I. Medan : tidak dipublikasikan

Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler, A. (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta : Arcan

Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : tidak dipublikasikan

(62)

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Plora N.F Sinaga/105102066 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang pengaruh metode masase terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukrela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanyadi gunakan untuk keperluan ini saja. Terima kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, Februari 2011

Responden

(63)

Lampiran 2

LEMBARAN KUISIONER

Pengaruh Metode Masase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I FaseAktif

I. Data Demografi

1. Usia :

2. Paritas :

3. Pendidikan :

II. Pengkajian Skala Nyeri

Petunjuk : angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 nyeri ringan, angka 4-6 nyeri sedang, angka 7-8 nyeri berat, angka 9-10 nyeri sangat berat. Silakan ibu menunjukkan salah satu angka yang sesuai tingkat nyeri yang ibu rasakan.

Visual Numerical Rating Scale (VNRS)

(64)

Lampiran 3

PROSEDUR PENATALAKSANAAN MASASE

1. Defenisi

Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan relaksasi, dan/atau memperbaiki sirkulasi. 2. Tujuan

Mengurangi ketegangan bahu, leher dan nyeri punggung, memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri, kram dan inflamasi, memperlambat frekuensi nadi dan menurunkan tekanan darah, menimbulkan relaksasi pikiran. 3. Indikasi : Ibu inpartu kala I fase aktif dengan nyeri persalinan 4. Kontraindikasi : Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

5. Persiapan :

a. Alat : Tempat tidur pasien, bantal

b. Pasien :

1) Membuka sedikit pakaian yang menutupi daerah sakrum 2) Tidak sedang mendapat terapi obat-obatan seperti induksi

c. Bidan : Mencuci tangan supaya bersih dan posisi bidan di

sebelah kanan ibu

(65)

7. Tahap Pelaksanaan :

a. memberitahu ibu manfaat dan prosedur pelaksanaannya

b. menganjurkan ibu mencari posisi yang nyaman yaitu berbaring miring ke kiri c. melakukan deep back massage saat terjadi kontraksi pada kontraksi genap (2,

4, 6, dst) dengan menekan daerah sakrum secara mantap dengan telapak tangan setiap kontraksi selama 20 menit

(66)

Lampiran 4

PROTAP PENELITIAN

1. Memberikan informed concent kepada responden

2. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi

3. Melakukan masase setiap kontraksi selama 20 menit

4. Peneliti mengkaji derajat nyeri yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi

(67)
(68)
(69)
(70)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Plora Novita Febrina Sinaga

TTL : Ujung Batu, Rokan / 17 Februari 1989

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Bertianus Sinaga

Nama Ibu : Mindo Simanjuntak

Anak Ke : 1 dari 6 bersaudara

Alamat : Jln. Cahaya Gg. Sepakat No. 9C Kel. Durian Medan Timur

Pendidikan Formal :

Tahun 1994 - 2000 : SD N 036 Sei Keranji Inhu Riau Tahun 2000 - 2003 : SMP N I Pahae Jae Taput Sumut

Tahun 2003 - 2006 : SMA N 7 Medan

Tahun 2006 - 2009 : Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik Data Demografi Ibu
Tabel 5.2   Distribusi  Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum
Tabel 5.3   Distribusi  Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Ibu Inpartu Sebelum
Grafik 1.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diperoleh 7 famili dan 46 jenis jamur Badisiomycetes di hutan alam desa Bawan, jamur yang dominan adalah Ganoderma sp dari famili Ganodermataceae

2 Includes labo rato ry-co nfirmed and epidemio lo gically-linked rubella cases 5 So me Lab data variables no t available.. 3 Cases fro m suspected measles o utbreak investigatio n

The objective of this reserach is to know whether there is a significant influence of using questioning strategy towards students’ reading comprehension in narrative text at the

Dengan otonomi daerah berarti telah memindahkan sebagian besar ke-wenangan yang tadinya berada di pemerintah pusat diserahkan kepada daerah otonom, sehingga pemerintah daerah

Schematic diagram of operant conditioning match-to-sample task of the experiment in baseline (a) and test trials (b). First, we showed sample stimulus to subject; after that, we

Dalam pengujian data tunggal pada sistem dengan arsitektur jaringan syaraf tiruan kombinasi ciri input 45 mengunakan 2 hidden layer neuron 75 dan 65 tedapat aksara Jawa yang tidak

Fasilitas PLN di Desa Sirete sudah sebagian besar telah dimiliki oleh masyarakat. Jadi masyarakat sudah bisa mendapatkan informasi dari televisi dan

✖ Ucapkan kata “maaf” untuk menunjukkan etika sopan santun dan kerendahan hati Anda karena telah menyita sebagian waktu dosen tersebut. Dan perhatikan secara seksama saat dosen