• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU INPARTU FASE AKTIF KALA I PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN DINA JALAN BROMO KECAMATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA IBU INPARTU FASE AKTIF KALA I PERSALINAN DI RUMAH BERSALIN DINA JALAN BROMO KECAMATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

178

EFFECT OF CLASSICAL MUSIC THERAPY OF PAIN INTENSITY WOMEN ON STAGE INPARTU PHASE I OF LABOUR AT HOME

DELIVERY DINA BROMO ROAD DISTRICT MEDAN AREA Wardati Humaira,* Hanna Sriyanti Saragih*

*Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Medan Email: humaira7180@gmail.com

Abstrak: Terapi musik merupakan salah satu terapi non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin karena terapi musik dapat menaikkan kadar endorphin yang dapat menghambat transmisi nyeri. Jenis penelitian ini bersifat Pre Experiment yang dilakukan tanpa randomisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh terapi musik klasik terhadap intensitas nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I persalinan di Rumah Bersalin Dina Jalan Bromo Kecamatan Medan Area. Sampel adalah semua ibu inpartu yang masuk pada kala I fase aktif dan bersalin normal di Rumah Bersalin Dina, dengan teknik pengambilan sampel Non Probability Sampling berupa accidental sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi penelitian dan dianalisis dengan analisis bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh rata-rata intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin pada kelompok intervensi skala 5,09 (SD=1,019), sementara rata-rata intensitas nyeri persalinan pada kelompok kontrol berada pada skala 7,05 (SD=1,090). Berdasarkan uji statistik dengan uji t test independen ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan dengan nilai p = 0,001. Diharapkan bidan dan tenaga kesehatan yang lain agar menerapkan metode terapi musik dalam membantu mengurangi nyeri persalinan pada ibu bersalin.

Kata Kunci: Terapi Musik, Intensitas Nyeri, Inpartu, Kala I Persalinan

Abstract: Music therapy is a non pharmacological therapy to reduce pain in women giving birth because it can to increase endorphin levels which can inhibit pain transmission. This research is Pre Experiment without randomization. This study aims to investigate the influence of classical music therapy on pain intensity in the mother inpartu active phase of the first stage of labor in the maternity hospital Dina Bromo Jalan Medan District Area. Samples are all mothers inpartu who entered in the first stage of the active phase and normal birth at the maternity hospital Dina, the sampling technique accidental sampling in accordance with the criteria of inclusion and exclusion criteria, and analyzed using bivariate and multivariate analyzes.The results obtained by the average intensity of labor pain on maternity in the intervention group scale of 5.09 (SD = 1.019), while the average - average intensity of labor pain in the control group were on a scale of 7.05 (SD = 1.090). Based on the statistical test by an independent t test there is the effect of music therapy on decrease in the intensity of labor pain with p = 0.001. Expected midwives and other health workers, in order to apply the method of music therapy in helping to reduce labor pain at birth mothers.

(2)

PENDAHULUAN

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan turunnya janin ke jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), spontan, presentasi belakang kepala dan berlangsung selama 18-24 jam serta tidak terjadi komplikasi terhadap ibu ataupun janin.

Rasa nyeri selama persalinan akan berbeda satu dengan lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi persepsi rasa nyeri yaitu rasa takut, cemas,

jumlah kelahiran sebelumnya,

presentasi janin, budaya melahirkan,

posisi saat melahirkan, dukungan

keluarga, tingkat beta-endorphin,

kontraksi rahim yang intens selama

persalinan dan ambang nyeri alami.1

Penelitian di Amerika Serikat mendapatkan 70% sampai 80% wanita

yang melahirkan mengharapkan

persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri. Berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan akan merasakan nyaman. Saat ini di negara berkembang 20% 7hingga 50% persalinan di rumah sakit dilakukan dengan sectio caesaria, tingginya operasi sectio caesaria disebabkan para ibu yang hendak bersalin lebih memilih

operasi yang relatif tidak nyeri. Di Brazil angka ini lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu rumah sakit yang merupakan persentase tertinggi di seluruh dunia. Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan

menimbulkan stres. Stres dapat

menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan

yang lama.2

Metode penatalaksanaan nyeri di bagi menjadi dua yaitu dengan secara

farmakologi dan nonfarmakologi.

Metode non farmakologis lebih aman dilakukan pada ibu bersalin karena

metode non farmakologis tidak

mempunyai efek pada ibu maupun pada janin, metode ini mempunyai efek

fisiologis dan mampu mengatur

hormon-hormon yang dapat menaikkan kadar endorphin untuk mengurangi rasa

nyeri.3

Terapi musik dapat mengurangi kecemasan dan sensasi nyeri. Relaksasi adalah salah satu efek psikologis dari terapi musik yang dapat menurunkan denyut jantung, laju pernapasan dan

metabolisme.4 Faktor-faktor yang

memengaruhi respon terhadap persepsi

nyeri adalah budaya, kecemasan,

pengalaman persalinan, dukungan

keluarga (support System) dan

(3)

Hal yang paling penting untuk menghilangkan rasa sakit yaitu mudah untuk di lakukan, nyaman dan mampu memelihara kesejahteraan janin, metode non farmakologi dapat memenuhi

kriteria tersebut. 6

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 228 kematian per 100 000 kelahiran hidup pada SDKI 2007. Namun, angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359 kematian per 100 000 kelahiran

hidup.7

Berdasarkan data di Rumah

Bersalin Dina Jalan Bromo Kecamatan Medan Area, jumlah Kunjungan K4 dari Bulan Agustus 2015 s/d September 2016 sebanyak 123 ibu hamil dan jumlah ibu bersalin normal sebanyak 196 orang. Setelah dilakukan observasi di Rumah Bersalin Dina Jalan Bromo didapatkan data bahwa jumlah ibu bersalin normal sebanyak 149 orang dan yang dirujuk ke Rumah Sakit sejumlah 47 orang, karena bersalin dengan tindakan seksio sesaria, dari 47 yang dirujuk 38 orang dengan indikasi sosial (ibu melakukan seksio sesarea bukan karena indikasi medis melainkan permintaan sendiri karena tidak tahan

merasakan nyeri yang dialami pada kala I fase aktif persalinan).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini bersifat Pre

Experiment yaitu suatu rancangan

penelitian yang memiliki perlakuan dan pengukuran dampak, suatu penelitian yang dilakukan tanpa randomisasi.

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu bersalin normal yang datang ke Rumah Bersalin Dina Jalan

Bromo Kecamatan Medan Area.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang masuk pada kala I fase aktif dengan pembukaan servik 4 – 8 cm yang bersalin normal, dengan teknik pengambilan sampel Non

Probability Sampling berupa accidental sampling yang sesuai dengan kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi penelitian. Pengumpulan data melalui data primer dan data sekunder. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas adalah variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen, independen dan variabel

confounding. Variabel dependen adalah

intensitas nyeri, variabel independen adalah terapi musik dan variabel

confounding adalah persiapan persalinan dan usia ibu.

(4)

Data yang telah dikumpulkan akan dilakukan analisis dengan mengguna-kan analisa univariat, dan analisis

bivariat menggunakan uji t-test

dependen bila data numerik

berdistribusi normal, jika data tidak

berdistribusi normal maka

menggunakan uji Mann Whitney.

Analisis multivariat dalam penelitian ini

menggunakan uji regresi liniar

berganda model faktor risiko pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Univariat

Berdasarkan rata-rata intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin pada kelompok intervensi (kelompok yang diberi terapi musik klasik) diketahui berada pada skala 5,09 (SD = 1,019), sementara rata-rata intensitas nyeri persalinan pada kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan) berada pada skala 7,05 (SD=1,090) terdapat perbedaan rata – rata intensitas

nyeri persalinan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol.

Tabel 1. Distribusi Responden

Berda-sarkan Intensitas Nyeri Persalinan pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Persalinan di Rumah Bersalin Dina

Variabel Mea n SD Min-Maks Intervensi 5,09 1,019 3-7 Kontrol 7,05 1,090 5-9

Berdasarkan persiapan persalinan ibu yang dilakukan intervensi mayoritas berada pada kategori banyak yaitu 77,3 %, begitu pula persiapan persalinan pada ibu yang menjadi kontrol, juga pada mayoritas kategori banyak yaitu 68,2%.

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Persiapan Persalinan pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Persalinan di Rumah Bersalin Dina

Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol f % f % Persiapan Persalinan Banyak Kurang 17 5 77,3 22,7 15 7 68,2 31,8 Jumlah 22 100 22 100

Berdasarkan usia ibu yang

dilakukan intervensi mayoritas berada pada kategori 20-35 tahun yaitu 77,3 %, begitu pula usia ibu pada ibu yang menjadi kontrol, juga pada mayoritas kategori banyak yaitu 72,7%.

Tabel 3. Distribusi Responden Berda-

sarkan Usia Ibu pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Persalinan di Rumah Bersalin Dina Variabel Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol f % f % Usia Ibu <20 tahun 20-35 5 17 22,7 77,3 6 16 27,3 72,7 Jumlah 22 100 22 100

(5)

2. Bivariat

a. Pengaruh Variabel Independen

(Terapi Musik) terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji independen T-test pada tingkat kemaknaan α < 0,05. Namun sebelumnya dilakukan terlebih

dahulu uji normalitas data. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa data berdistribusi normal (p>0,05).

Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan rata-rata intensitas nyeri persalinan antara ibu bersalin yang diberikan terapi musik dengan ibu bersalin yang tidak diberi terapi musik ( p = 0,001<0,05).

Tabel 4. Intensitas Nyeri Persalinan Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Persalinan pada

Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di Rumah Bersalin Dina

Variabel Mean SD SE P

Intervensi 5,09 1,019 0,217 0,001

Kontrol 7,05 1,090 0,232

b. Pengaruh Variabel Confounding

terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Persalinan.

Tabel 5 menjelaskan ada pengaruh

intensitas nyeri persalinan pada

kelompok intervensi antara ibu yang memiliki persiapan persalinan banyak dan persiapan persalinan kurang, hal ini diketahui dari uji t independen yang

telah dilakukan dengan nilai p = 0,019 (p<0,05).

Berdasarkan variabel usia ibu dapat dilihat bahwa pada kelompok intervensi tidak ada pengaruh intensitas nyeri persalinan antara ibu yang berumur <20 tahun dan ibu yang berumur 20-35 tahun, hal ini diketahui dari uji t

independen yang telah dilakukan

dengan nilai p = 0,076 (p>0,05).

Tabel 5. Pengaruh Persiapan Persalin-an dan Usia Ibu terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Persalinan pada Kelompok Intervensi.

Variabel Intensitas Nyeri

Kelompok Intervensi Mean SD SE p N Persiapan Persalinan Banyak 4,82 0,809 0,196 0,019 17 Kurang 6,00 1,225 0,548 5 Usia Ibu <20 tahun 20-35 tahun 5,80 4,88 1,304 0,857 0,583 0,208 0,076 5 17

(6)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan pada kelompok kontrol ada pengaruh intensitas nyeri persalinan antara ibu yang memiliki persiapan

persalinan banyak dan persiapan

persalinan kurang nilai p = 0,013 (p<0,05).

Berdasarkan usia ibu diketahui bahwa tidak ada pengaruh intensitas nyeri persalinan antara ibu yang berumur <20 tahun dan ibu yang berumur 20-35 tahun, hal ini diketahui dari uji t independen yang telah dilakukan dengan nilai p = 0,240 (p>0,05).

Tabel 6. Pengaruh Persiapan Persalinan dan Usia Ibu terhadap Penurunan Intensitas

Nyeri Persalinan pada Kelompok Intervensi.

Variabel Intensitas Nyeri

Kelompok Intervensi Mean SD SE p N Persiapan Persalinan Banyak 4,82 0,809 0,196 0,019 17 Kurang 6,00 1,225 0,548 5 Usia Ibu <20 tahun 20-35 tahun 5,80 4,88 1,304 0,857 0,583 0,208 0,076 5 17 3. Multivariat

Berdasarkan hasil analisis bivariat sebelumnya semua variabel independen dan counfounding dapat dilanjutkan ke

dalam analisis multivariat karena

memiliki nilai p<0,25. Namun

sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji kolinieritas untuk melihat adanya hubungan antar variabel independen dan confounding.

Kolinieritas dilihat dengan

menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa antara persiapan persalinan dengan usia

ibu tidak ada kolinieritas karena memiliki nilai r = 0,354 (r < 0,8), antara persiapan persalinan dengan terapi musik juga tidak ada kolinieritas karena memiliki nilai r = 0,102 (r<0,8) dan begitu juga antara usia ibu dengan terapi musik nilai r = 0,052 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada

kolinearitas karena nilai r < 0,8 oleh karena itu semua variabel baik itu variabel independen dan confounding dapat dimasukkan ke dalam model regresi linier.

(7)

Namun, sebelumnya dilakukan pemeriksaan interaksi pada semua variabel. Seteleah pemeriksaan interaksi dilakukan diketahui bahwa tidak ada interaksi antar terapi musik, persiapan persalinan dan usia ibu, nilai p variabel interaksi semua > 0,05.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan

confounding yaitu mengevaluasi variabel persiapan persalinan yang

diduga sebagai variabel confounder

dengan membandingkan koefisien

regresi variabel musik pada model regresi linear dengan atau tanpa variabel persiapan persalinan. Jika perbedaan koefisien regresi tersebut besar (>10%) berarti variabel tersebut merupakan confounder untuk variabel terapi musik.

Tabel 7. Pemeriksaan Confounding

Persamaan B 95% CI Δ B Lower Upper Intensitas Nyeri = 5,091 + 1,955 (Terapi musik) 1,955 4,637 5,545 Intensitas Nyeri = 4,822 +-1,847 (Terapi musik) + -1,184 (Persiapan persalinan) 1,847 1,284 2,410 5,5%

Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa variabel persiapan persalinan bukan merupakan confounder bagi variabel terapi musik karena perbedaan koefisien < 10%, namun karena secara teori persiapan persalinan merupakan

faktor yang memengaruhi intensitas

nyeri, variabel tersebut tetap

dimasukkan menjadi model akhir

regresi linear ganda. Model akhir regresi liniar dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8 Model Regresi Liniar

Variabel B Beta P value R R

S aquare Adjusted S square Konstanta 4,822 0,001 0,781a 0,610 0,591 Terapi Musik 1,847 0,650 0,001 Persiapan Persalinan 1,184 0,371 0,001

(8)

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut:

= + + + … . +

y = 4,822 + (1,847) (Terapi Musik) + (1,184) (Persiapan Persalinan) Dengan model persamaan regresi yang diperoleh, maka gambaran untuk intensitas nyeri dapat diprediksi dengan menggunakan rumus tersebut diatas.

B. Pembahasan

1. Intensitas Nyeri Persalinan

Pengukuran intensitas nyeri

dilakukan pada kelompok yang

diberikan terapi musik dengan rata – rata intensitas nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I pada kelompok intervensi (kelompok yang diberi perlakuan) berada pada skala 5,09 (SD = (1,019), sementara rata-rata intensitas nyeri persalinan pada kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan) berada pada skala 7,05 (SD=1,090) terdapat perbedaan rata-rata intensitas

nyeri persalinan pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Machmudah dan Sobirun setelah diberikan terapi musik pada bersalin menunjukkan hasil bahwa

rata-rata tingkat nyeri 2,25, dengan

standar deviasi 0,82.8

Nyeri persalinan sebagai kontraksi

miometrium, merupakan proses

fisiologis dengan intensitas yang

berbeda pada masing-masing individu5.

Kontraksi uterus yang meningkat dalam

persalinan menimbulkan nyeri

persalinan berat, hal ini juga di dukung

oleh penelitian Marpaung yang

menyatakan bahwa intensitas nyeri

persalinan 54% mengalami nyeri berat.9

Kondisi nyeri yang hebat pada proses persalinan memungkinkan para ibu cenderung memilih cara yang paling

gampang dan cepat untuk

menghilangkan rasa nyeri, maka

berbagai upaya dilakukan untuk

menurunkan nyeri pada persalinan baik

secara farmakologi maupun non

farmakologi.10

2. Pengaruh Variabel Independen (Terapi Musik) terhadap Intensitas Nyeri Persalinan

Musik bisa meningkatkan suatu respons seperti endorphin yang dapat memengaruhi suasana hati, sehingga mampu menurunkan kecemasan, dalam hal ini menurut para ahli musik mengalihkan pasien dari rasa nyeri,

memecah siklus kecemasan dan

(9)

nyeri, serta memindahkan perhatian

pada sensasi yang menyenangkan.11

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa intensitas nyeri pada kelompok intervensi setelah diberikan terapi musik klasik diperoleh rata – rata skala nyeri 5,09 dengan standart deviasi 1,019, pada kelompok kontrol diperoleh rata – rata skala nyeri 7,05 dengan standart deviasi 1,090, hasil uji statistik diperoleh p = 0,0001 sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa ada

pengaruh yang signifikan terhadap nyeri persalinan antara yang diberi musik klasik Mozart dengan yang tidak diberikan musik klasik Mozart.

Berdasarkan penelitian Martini

tentang pengaruh musik klasik terhadap respon nyeri ibu bersalin kala I di RS Muhammadiyah, diketahui terapi musik

berpengaruh terhadap penurunan

tingkat nyeri ibu bersalin kala I fase aktif, namun pada kelompok kontrol tidak ada perubahan signifikan pada ibu

bersalin kala I fase aktif.12

Musik adalah seni yang

mempengaruhi pusat fisik dan pusat

jaringan syaraf. Musik juga

mempengaruhi system syaraf

parasimpatis atau system syaraf

automatis, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Ibu inpartu

kala I mengalami nyeri kronik dan akut, suasana kejiwaan dan emosional, efek musik pada ibu bersalin kala I fase aktif memberi pengaruh kuat terhadap persepsi nyeri yang dihasilkan dan

kemampuan untuk mengatasinya.13,14

Konsentrasi nyeri terganggu karena

adanya alunan musik yang

menenangkan dan membuat ibu

bersalin menjadi nyaman sehingga tidak terlalu terfokus pada nyeri yang sedang

dirasakannya saat itu. Hal ini

ditegaskan oleh hasil penelitian

Bernatzky bahwa teknik distraksi/

terapi musik sebagai pengobatan

nonfarmakologis modern terbukti

efektif untuk penanganan nyeri.3,15

Penelitian yang dilakukan oleh Fetrisia menyatakan bahwa intensitas nyeri responden sebelum dilakukan intervensi rata-ratanya adalah 2,59

dengan standar deviasi 0,499.

Sedangkan rata-rata intensitas nyeri responden setelah dilakukan intervensi adalah 1,97 dengan standar deviasi

0,595. Dari uji statistik dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara intensitas nyeri

sebelum dilakukan intervensi dan

setelah dilakukan intervensi (nilai P <

0,05).16 Terapi musik yang dapat

(10)

persalinan diharapkan dapat mengurangi kecemasan dan nyeri akibat persalinan.

3. Pengaruh Variabel Counfounding (Persiapan Persalinan dan Usia Ibu) Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan

Persiapan persalinan tidak

menjamin persalinan akan berlangsung

tanpa nyeri. Namun, persiapan

persalinan diperlukan untuk

mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai tehnik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi

ketakutannya.5

Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa, ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi sudah memiliki persiapan persalinan banyak yaitu 17 orang (77,3%) dan sisanya memiliki persiapan persalinan kurang. Sedangkan pada kelompok kontrol yaitu pada ibu yang tidak diberikan terapi musik klasik, memiliki persiapan persalinan banyak yaitu 15 orang (68,2%) dan sisanya memiliki persiapan persalinan kurang.

Berdasarkan analisa bivariat

diketahui bahwa ada pengaruh

persiapan persalinan terhadap

penurunan intensitas nyeri persalinan,

hal ini diketahui dari uji independen

T-test yang telah dilakukan bahwa ada

pengaruh intensitas nyeri persalinan pada kelompok intervensi antara ibu yang memiliki persiapan persalinan

banyak dan persiapan persalinan

kurang, hal ini diketahui dari uji t

independen yang telah dilakukan

dengan nilai p = 0,019 (p<0,05), pada

kelompok kontrol ada pengaruh

intensitas nyeri persalinan antara ibu yang memiliki persiapan persalinan

banyak dan persiapan persalinan

kurang, hal ini diketahui dari uji t

independen yang telah dilakukan

dengan nilai p = 0,013 (p<0,05).

Usia memengaruhi derajat nyeri persalinan, semakin muda usia ibu maka nyeri yang dirasakan akan lebih berat dibandingkan ibu dengan usia

yang lebih tua.17 Intensitas kontraksi

uterus lebih meningkat pada ibu yang lebih muda khususnya pada awal

persalinan sehingga nyeri yang

dirasakan lebih lama.

Berdasarkan usia ibu inpartu kala I fase aktif pada kelompok intervensi, diketahui paling banyak ibu berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 17 orang (77,3%) dan sisanya berusia <20 tahun. Sedangkan pada kelompok kontrol diketahui paling banyak ibu berusia

(11)

20-35 tahun yaitu sebanyak 16 orang (72,7%) dan sisanya berusia <20 tahun. Selanjutnya pada variabel usia ibu

juga dapat dilihat bahwa pada

kelompok intervensi tidak ada pengaruh intensitas nyeri persalinan antara ibu yang berumur <20 tahun dan ibu yang berumur 20-35 tahun, hal ini diketahui dari uji t independen yang telah dilakukan dengan nilai p = 0,076 (p>0,05), dan pada kelompok kontrol

diketahui bahwa ada pengaruh

intensitas nyeri persalinan antara ibu yang berumur <20 tahun dan ibu yang berumur 20-35 tahun, hal ini diketahui dari uji t independen yang telah dilakukan dengan nilai p = 0,240 (p<0,05). Hasil ini berbeda dengan yang penelitian Maghfuroh, bahwa rata-rata nyeri persalinan lebih tinggi pada ibu yang berusia <20 tahun, dan hasil t-independen didapatkan nilai p = 0,001,

yang artinya terdapat hubungan

signifikan antara usia ibu dengan nyeri

persalinan kala I fase aktif.18

Usia yang dianggap aman

menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun, dalam rentang usia ini kondisi fisik ibu masih dalam keadaan prima. Usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun tergolong dalam wanita hamil yang bersiko tinggi

untuk terjadinya komplikasi persalinan dan ketidak nyamanan nyeri akibat komplikasi yang timbul. Usia juga

menentukan kesiapan ibu dalam

memutuskan dan bertindak sehingga ibu bersalin lebih memiliki kesiapan

dalam menghadapi proses

persalinannya.19,17

KESIMPULAN

Ada pengaruh pemberian terapi musik terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan dan Ada pengaruh

persiapan persalinan terhadap

penurunan intensitas nyeri persalinan

pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol.

Tidak ada pengaruh intensitas nyeri persalinan antara ibu yang berumur <20 tahun dan ibu yang berumur 20-35 tahun pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Terapi musik dapat mengurangi intensitas nyeri setelah dikontrol dengan variabel persiapan

persalinan sebagai variabel

confounding. SARAN

Kepada Dinas Kesehatan untuk dan

pejabat lain yang terkait agar

memberikan pelatihan kepada bidan dalam melakukan terapi musik sebagai

metode penanggulangan nyeri

(12)

Kepada Bidan dan tenaga kesehatan yang lain, agar menerapkan metode terapi nyeri dalam membantu mengurangi nyeri persalinan pada ibu bersalin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Leksana, E, 2011, Mengatasi Nyeri Persalinan, Bagian Anestesi dan

Terapi Intensif RSUP

dr.Kariadi/Universitas

Diponegoro. Fakultas

Kedokteran. Semarang CDK 185. 38 (4) hal 294-298

2. Karlinah, N., Srudji, J., Syarif., I,

2015,Pengaruh Tehnik

Akupresur dan TENS Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif , Jurnal. Universitas Andalas. Fakultas Kedokteran, 4 (3), Hal 943-950

3. Bernatzky, G. Presch, M. Dkk. 2011. Emotional Foundation of

Music as a

Non-Pharmacological Pain

Management Tool in Modern Medicine. Neuroscience and

Biobehavioral Reviews,

30(60):11

4. Taghinejad, H., Delpisheh, A.,

2010. Comparison between

Massage and Music Therapies to Relieve the Severity of Labor

Pain, Iran: Ilam University Medical Science Journal, 6 (3) : 81-377

5. Judha, dkk. 2012. Teori

pengukuran nyeri & nyeri

persalinan. Yogyakarta : Nuha Medika

6. Dolatian, M., Hasanpour, A.,

Montazeri, Sh., Heshmat, R., Alavi MH., 2011. The Effect of Reflexology on Pain Intensity and Duration of Labor on Primiparas, Iran: Department of

Midwifery University of

Medical Sciences, Iranian Red Crecent Medical Journal, 13 (7) : 475-479.

7. Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, DEPKES RI, Macro

Internasional, 2013, Youth

Reproduction Health Survey 2012, Calverton, Maryland,

USA : BPS dan Macro

Internasional

8. Safitri, S., M., Machmudah,

Sobirun, 2012, Pengaruh Terapi Musik Trhadap Penurunan Rasa Nyeri Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin di RSUD Tugurejo

Semarang. STIKES. Ilmu

(13)

9. Marpaung, L.M., 2011. Gambaran

Kecemasan dan Nyeri

Persalinan pada Ibu

Primigravida di Klinik Bersalin Sally, KTI, Medan: Universitas

Sumatera Utara, Fakultas

Keperawatan.

10. Adam, J., Umboh, J., M., L., 2015, Hubungan antara Umur, Parietas

dan Pendampingan Suami

dengan Intensitas Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif Deselarasi di Ruang Bersalin RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Jusri Adam . JIKMU 5(2a) Hal 1-9.

11. Aizid, R., 2011. Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Edisi 1, Yogyakarta: PT Laksana

12. Martini, D., E., 2011, Pengaruh Terapi Musik terhadap Respon Nyeri Tanda-tanda Vital Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di RS

Lamongan. STIKES

Muhammadiyah. Ilmu

Keperawatan, Lamongan. 13. Basano, M., 2009, Terapi Musik

dan Warna. Yogyakarta.

Rumpun

14. Nike, 2010, Perbedaaan antara Musik Klasik Mozart dan Musik Tradisional Gamela Jawa dalam Mengurangi Nyeri Kala I Fase

Aktif pada Nullipara. Tesis. Universitas Padjajaran, Bandung 15. Somoyani, N., K., Armini., N., W,

Ekawati, S., 2014, Terapi Musik

Klasik dan Musik Bali

Menurunkan Intensitas Nyeri Perdalinan Kala I Fase Aktif.

Kementerian Kesehatan.

Politeknik Kesehatan. Denpasar 16. Fetrisia, W., (2011), Efek Terapi

Musik Klasik Terhadap Nyeri Persalinan di Klinik Ananda Medan. Universitas Sumatera Utara. Fakultas Keperawatan. Medan

17. Rumbin, 2008, Studi Tentang Nyeri Persalinan Berdasarkan Umur dan Paritas di RSUD Dr. Soewandie Surabaya. Depkes RI 18. Magfiroh, A., 2012, Faktor-faktor yang berhubungan dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

Skripsi. Univesitas Syarif

Hidayatullah. Ilmu

Keperawatan. Jakarta.

19. Astuti, T., 2008, Efektifitas Paket Materna Terhadap Rasa Nyeri dan Lamanya Kala I Persalinan

Ibu Primipara di Bandar

Lampung. Tesis. Universitas

Indonesia. Progrm Magister

Gambar

Tabel  5  menjelaskan  ada  pengaruh  intensitas  nyeri  persalinan  pada  kelompok  intervensi  antara  ibu  yang  memiliki  persiapan  persalinan  banyak  dan persiapan persalinan kurang, hal ini  diketahui  dari  uji  t  independen  yang
Tabel 6.  Pengaruh Persiapan Persalinan dan Usia Ibu terhadap Penurunan Intensitas  Nyeri Persalinan pada Kelompok Intervensi
Tabel 7. Pemeriksaan Confounding

Referensi

Dokumen terkait

Dekonstruksi femininitas dalam novel-novel karya Eka Kurniawan terdapat pada tujuh wujud femininitas, yaitu: pekerjaan feminin, citra femi- nin, kebiasaan feminin, simbol feminin,

Dalam acara ngurisang, naskah yang dibacakan bisa takepan lndariaya, sedangkan dalam acara pernikahan dapat dibacakan naskah Dewi Rengganis.. Takepan lndariaya berisi

Harapannya dengan pembuatan sistem percetakan digital berbasis web ini dapat memberikan kemudahan bagi para customer dalam melakukan pemesanan barang tanpa perlu pergi

MELAKUKAN PERSETUBUHAN DENGAN KEKERASAN” (Studi terhadap Penerapan Pasal 81 UU Nomor 35 Tahun 2014 dalam Putusan Nomor 09/Pid.Sus-Anak/2016/PN Bms) dilakukan dengan

The objective of this reserach is to know whether there is a significant influence of using questioning strategy towards students’ reading comprehension in narrative text at the

Hasil penelitian diperoleh 7 famili dan 46 jenis jamur Badisiomycetes di hutan alam desa Bawan, jamur yang dominan adalah Ganoderma sp dari famili Ganodermataceae

240 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan perbuatan, mana oleh aturan in casudiancam dengan pidana.Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Hasil penelitian diperoleh nilai koefisien regresi untuk ROE sebesar 0,392 yang artinya ROE berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham dengan nilai